1.

Introduction

1/1 the hill over and at all times there have been prinhal men absorber in irrucible and stubborn focis.
all the wall over and ot oli limes there have been mren of philosophic temperameni, who have been
absorbeel in the wearing of general principles.

Alfred North Whitelind, Science and the Modern World

The subjcc muller of industrial economics is the benavior or firms in inJustries. Tridustrial economisis
study the policies of firm: lowaru rivals and toward customers (which includes at least prices,
advertising, and research and devclopmeni). Industrial cconomists study firms in industries that are
compelitive, and they study firms in industries that are less than competitive. But this is nothing more or
less than the subject matter of microeconomics-specifically, thic theory of the firmi. At a fundanenial
icvel, there is no difference berveen industrial economics and what is sometimes called price theory.'

Beyond this basic level, however, there are differences between microeconomics and industrial
economics. Especially at the introductory level, the focus of micro courses is usually on simple market
structures competition and monopoly. Here the arguments arc straighiſorvard and results come easily. n
contrast, the most interesting and imponont applications of industrial cconoinic: concern oligopoly: the
type of marker in which firms are neitner monopolis:s nor perfect competitors, but something in
between. By and large, these are the kinds of fims and markets that we find in the real world.

There is another factor that distinguishes industrial economics froin microcconomics. Industriai
cconomics, ia consirast lo microeconomic thcory, is proroundly and fundamentally conccmed with polic,
questions. "hese questions concern goverment policy toward busincss. Governient policy toward
business includes ancienuse policy, regulation, and public ownersnip of business. bui industrial
economics has special relevance for antiiruse policy. In what sorts of markets, if any, will forms be able
io erercise monosoly power-control over pricc? whol sons o! markets will conic's work, and in whai sons
of

pengantar 1/1 bukit di atas dan setiap saat ada penyerap prinhal laki-laki dalam fokus yang keras dan
keras kepala. Di seluruh dinding dan di atas limau, ada banyak temperamen filosofis, yang telah terserap
dalam penerapan prinsip-prinsip umum. Alfred North Whitelind, Sains dan Dunia Modern Pengambil
subjcc ekonomi industri adalah benavior atau perusahaan dalam keadilan. Ekonomis tridustrial
mempelajari kebijakan perusahaan: saingan rendah dan terhadap pelanggan (yang mencakup
setidaknya harga, iklan, dan penelitian dan pengembangan). Ekonom industri mempelajari perusahaan
di industri yang kompetitif, dan mereka mempelajari perusahaan di industri yang kurang kompetitif. Tapi
ini tidak lebih atau kurang dari pokok bahasan ekonomi mikro-khususnya, teori perusahaan. Pada
tingkat fundamental, tidak ada perbedaan antara ekonomi industri dan apa yang kadang-kadang disebut
teori harga.' Di luar tingkat dasar ini, bagaimanapun, ada perbedaan antara ekonomi mikro dan ekonomi
industri. Khusus pada tingkat pengenalan, fokus mata kuliah mikro biasanya pada struktur pasar
sederhana persaingan dan monopoli. Di sini argumennya lurus dan hasilnya datang dengan mudah.
Sebaliknya, aplikasi yang paling menarik dan penting dari industri cconoinic: menyangkut oligopoli: jenis
penanda di mana perusahaan merupakan monopoli pertama atau pesaing sempurna, tetapi sesuatu di
antaranya. Pada umumnya, ini adalah jenis perusahaan dan pasar yang kita temukan di dunia nyata. Ada
faktor lain yang membedakan ekonomi industri dengan ekonomi mikro. Ekonomi industri, khususnya
ekonomi mikro, secara luas dan mendasar disibukkan dengan pertanyaan-pertanyaan politik.
Pertanyaan-pertanyaan ini menyangkut kebijakan pemerintah terhadap bisnis. Kebijakan pemerintah
terhadap bisnis mencakup kebijakan kuno, regulasi, dan kepemilikan publik atas bisnis. Namun, ekonomi
industri memiliki relevansi khusus untuk kebijakan anti-penggunaan. Di pasar macam apa, jika ada,
bentuk-bentuk akan dapat dijalankan kontrol kekuasaan tunggal atas pricc? Whol Sons o! Markets akan
bekerja, dan di Whai Sons of

2.

markets will carcis break down? Cantiums act in such a way as to make their
environment less coinperitive? Iſ the answer is yes, cun the govemment do
anything about it? Should the government do anything about it? Is there a way
for government to set the rules for competition that will improve the way Du
keis work?

Anyone who doubis the importance of public policy toward business should
contemplate the impact of the Organization of Petroleum Exporting Countries
(OPEC) on economies around the world after October 1973. Price theory lays
che foundation for the analysis of public policy, business bchavior, and market
px:rformance, but it is in industrial economics that these questions occupy
center stage.
Two schools of thought have long contested the analysis of industrial
economics. One group of econoinists feels that the private exercise of monopoly
power is a persistent ſcature of many markets. In this view, the most serious
impediment 10 the effective functioning of markers is strategic behavior by
some firms, which prevents oiher finns from competing on the basis of merit. By
using such strategic behavior, it is argued, firms can acquire and maintain the
power to control the price of their products.

Another group cakes a quite different position. They argue that anything one
firm can do can be done by any other cqually efficicnt firm, unless some higher
power intervenes. In this view, the main source of monopoly power is
govemment interference in the marketplace. Goverment, by intent Or
ineptitude, can prevent some firms from competing, to the advantage of other
finns.

The debate over these two approaches to industrial analysis has shaped current
industrial economics and has had a fundamental inſluence on the development
of public policy toward business.? An understanding of the differences between
these two approaches to the analysis of market power is essential if one is to
follow the current debale over public policy toward business.

Structure-Conduct-Performance

Economists' concem with the private cxercise of market power goes back al Icasi
to Adam Smith, who wrote:)
People of the same trade sclvom meci logather, even for merrinient and diver.
sion, but the conversation ends in a conspiracy against the public, or in some
contrivance to raise prices.

This is perhaps man: so for the United States than for other countries, but the
difference is only one of degree.

pasar akan kartel rusak? Dapatkah perusahaan bertindak sedemikian rupa untuk membuat lingkungan
mereka kurang menguntungkan? Jika jawabannya ya, apakah pemerintah bisa berbuat apa-apa?
Haruskah pemerintah melakukan sesuatu tentang hal itu? Apakah ada cara bagi pemerintah untuk
menetapkan aturan persaingan yang akan memperbaiki cara kerja Du keis?

Siapapun yang meragukan pentingnya kebijakan publik terhadap bisnis harus merenungkan dampak
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada ekonomi di seluruh dunia setelah Oktober 1973.
Teori harga meletakkan dasar untuk analisis kebijakan publik, gaya bisnis, dan pasar kinerja, tetapi
dalam ekonomi industri pertanyaan-pertanyaan ini menempati panggung utama.

Dua aliran pemikiran telah lama memperdebatkan analisis ekonomi industri. Satu kelompok ekonom
merasa bahwa penggunaan kekuatan monopoli swasta adalah fitur yang terus-menerus dari banyak
pasar. Dalam pandangan ini, hambatan paling serius untuk berfungsinya penanda secara efektif adalah
perilaku strategis oleh beberapa perusahaan, yang mencegah perusahaan lain bersaing berdasarkan
prestasi. Dengan menggunakan perilaku strategis seperti itu, dikatakan, perusahaan dapat memperoleh
dan mempertahankan kekuatan untuk mengendalikan harga produk mereka.

Kelompok lain mengambil posisi yang sangat berbeda. Mereka berpendapat bahwa apa pun yang dapat
dilakukan oleh satu perusahaan dapat dilakukan oleh perusahaan lain yang sama-sama efisien, kecuali
ada campur tangan kekuasaan yang lebih tinggi. Dalam pandangan ini, sumber utama kekuatan
monopoli adalah campur tangan pemerintah di pasar. Pemerintah, dengan niat atau ketidakmampuan,
dapat mencegah beberapa perusahaan bersaing, demi keuntungan perusahaan lain.

Perdebatan tentang dua pendekatan analisis industri ini telah membentuk ekonomi industri saat ini dan
memiliki pengaruh mendasar pada pengembangan kebijakan publik terhadap bisnis. Pemahaman
tentang perbedaan antara dua pendekatan ini terhadap analisis kekuatan pasar sangat penting jika
seseorang ingin mengikuti perdebatan saat ini mengenai kebijakan publik terhadap bisnis.

Struktur-Perilaku-Kinerja

Kekhawatiran para ekonom dengan pelaksanaan kekuatan pasar secara pribadi kembali kepada Adam
Smith, yang menulis :)

Orang-orang dari perdagangan yang sama sclvom meci logather, bahkan untuk riang dan penyelam.
sion, tetapi percakapan berakhir dengan konspirasi melawan publik, atau dalam beberapa penemuan
untuk menaikkan harga.

Ini mungkin laki-laki: jadi untuk Amerika Serikat daripada negara lain, tetapi perbedaannya hanya satu
derajat.

The linear siructure-conducl.performance framework.

Economists who shared this concern developed what has come to be known as
ihe structure-conduci-performance framework of in-dustrial analysis. The
simplest version of this framework is illustrated in Figure 1-1. In this basic view,
market structure determines the behavior of the firms in the market, and the
behavior of firms determines the various aspects of inarket performance. There
is a sense in which the study of industrial economics amounts to fleshing out the
relationships outlined in Figure 1-1.*

Structure
You will perhaps recals that the economist's model of perfect comperition
assunies many small buyers and sellers, dealing in a standardized product,
under conditions of free and easy entry and complete and perfect knowledge.
The major elements of market structure describe ways in which markets depart
from the conditions that describe perfect competition.

Number and Size Distribution of Sellers

A classroom competitive market consists of many small buyers and sellers, no

one of whom is able to influence the price. From a social point of view, 2
competitive industry is efficient under conditions and in a sense that will be
made precise in Chapter 2. Among other things, a competitive industry will in
the long run supply a product at a price equal to its opportunity cost--the valuc
of the resources nceded to produce it.

In contrast, a monopolized market is suppl.ed by but a single seller, who is able

to restrict output and hold the price above the opportunity cost of production.
Some consumers who would be "villing to pay the cost of producing the product
are unable to obtain it. It is this output restriction ihat is central lo economists'
belief that monopoly is an inefficient way to organize production.

Concern with the number of sellers relecis she intuitive notion that the fewer
the number of sellers in a market, the more likely is the market io perform as a
monopoly. Concem with the size distribution of sellers reflects the belief that a
market with one very large firm and several small ones is more likely 10 perform
as a monopoly than a mörket with a few fimis of roughly equal size. Like many
intuitive notions, these (as we shall see) are sometimes correct and sometimes
noi.
A referee has suggested that this sentence would read becer in the word
Aleshing were replied by the word Rushing. You should reserve judgment on
this until the end of the course.

INTRCTON

Kerangka kerja siructure-conductl.performance linier.

Ekonom yang berbagi perhatian ini mengembangkan apa yang kemudian

dikenal sebagai kerangka kerja struktur-kondusif-kinerja analisis industri. Versi
paling sederhana dari kerangka kerja ini diilustrasikan pada Gambar 1-1. Dalam
pandangan dasar ini, struktur pasar menentukan perilaku perusahaan di pasar,
dan perilaku perusahaan menentukan berbagai aspek kinerja pasar. Ada
pengertian di mana studi ekonomi industri berarti menyempurnakan hubungan
yang diuraikan dalam Gambar 1-1.*

Struktur

Anda mungkin akan ingat bahwa model persaingan sempurna ekonom

menyatukan banyak pembeli dan penjual kecil, berurusan dengan produk
standar, di bawah kondisi masuk yang bebas dan mudah serta pengetahuan
yang lengkap dan sempurna. Elemen utama dari struktur pasar menggambarkan
cara di mana pasar berangkat dari kondisi yang menggambarkan persaingan
sempurna.

Distribusi Jumlah dan Ukuran Penjual

Pasar kompetitif kelas terdiri dari banyak pembeli dan penjual kecil, tidak ada
satu pun yang mampu mempengaruhi harga. Dari sudut pandang sosial, 2
industri kompetitif adalah efisien di bawah kondisi dan dalam arti yang akan
dijelaskan di Bab 2. Antara lain, industri kompetitif dalam jangka panjang akan
memasok produk dengan harga yang sama dengan biaya peluangnya. --nilai
sumber daya yang diperlukan untuk memproduksinya.

Sebaliknya, pasar yang dimonopoli hanya dipasok oleh satu penjual, yang
mampu membatasi output dan mempertahankan harga di atas biaya peluang
produksi. Beberapa konsumen yang akan "bersedia membayar biaya produksi
produk tidak dapat memperolehnya. Pembatasan output inilah yang menjadi
keyakinan utama para ekonom bahwa monopoli adalah cara yang tidak efisien
untuk mengatur produksi.

Kekhawatiran dengan jumlah penjual melepaskan gagasan intuitif bahwa

semakin sedikit jumlah penjual di pasar, semakin besar kemungkinan pasar
untuk melakukan monopoli. Masalah dengan distribusi ukuran penjual
mencerminkan keyakinan bahwa pasar dengan satu perusahaan yang sangat
besar dan beberapa perusahaan kecil lebih mungkin tampil sebagai monopoli
daripada pasar dengan beberapa fimis dengan ukuran yang kira-kira sama.
Seperti banyak gagasan intuitif, ini (seperti yang akan kita lihat) terkadang
benar dan terkadang tidak.

Seorang wasit telah menyarankan bahwa kalimat ini akan dibaca karena kata
Aleshing dibalas dengan kata Rushing. Anda harus memesan penilaian ini
sampai akhir kursus
4. Number and Size Distribution of Buyers

Interest in the number and size distribution of arms on the buying side of the
market has a long tradition in economics, although it gcncrates less publicity
Than conditions related to market power on the supply side. An important
influence licre is the theory of countervailing power. The gist of this thcory is
that concentrations of power in one part of a market will cvoke balancing
concentrations of power in other parts of the market. When a few large buyers
bargain with a few large sellers (as when automobile manufacturers purchase
siecl or rubber tires), it will be more difficult for sellers to hold the price above
the cost, all else equal. Thus the number and size distribution of buyers is an
element of market structure that affects firm conduct and market performance.

Product Differentiation

In simple models of competition, rival firms sell a standardized product. This is

never the case in the real world. Products are always differentiated in some
way, iſ only by the location of the supplying firm. As differentiation increases,
the products of different producers become poorer substitutes for one another.
As differentiation increases, each producer becomes more and more like a
monopolist. This makes competitive industry performance less likely.

But the overall implications of product differentiation care complex. One

expects, for example, that an increase in differentiation in the cheese market
would increase the power of individual producers to control the price of their
brands of cheese. This is not a particularly convincing argument for compelling
all cheese manufacturers to produce cheese spread. There is, in other words, a
tradeoff between marker power—the power to control price—and variety.
Society will usually be willing to put up with some market power in order 10 get
some product variety.

Entry Conditions

The economic analysis of entry conditions focuses on the various factors that
influence the dicision of a ſinn to cntcr a markct. How large must a firm te to
produce efficicntly? How large an invesinent nust a firm make to begin
operations? If a firm enters a market and fails, how much of its investment can
be recovered by selling off assets and how much will be sunk in the market?
What sons or salcs erfors, if any, will be needed for a successful operation? How
will established fimis react to the prospect of new competition?

On a basic level, entry conditions help explain the number and size distribution
of firms that operate in a market. Because (ntry conditions determine

Distribusi Jumlah dan Ukuran Pembeli

Ketertarikan pada jumlah dan ukuran distribusi senjata di sisi pembelian pasar
memiliki tradisi panjang di bidang ekonomi, meskipun hal itu kurang mendapat
publisitas Dibandingkan kondisi yang terkait dengan kekuatan pasar di sisi
penawaran. Sebuah pengaruh penting licre adalah teori kekuatan penyeimbang.
Inti dari thcory ini adalah bahwa konsentrasi kekuasaan di satu bagian pasar
akan menimbulkan keseimbangan konsentrasi kekuasaan di bagian lain pasar.
Ketika beberapa pembeli besar menawar dengan beberapa penjual besar
(seperti ketika produsen mobil membeli ban siecl atau karet), akan lebih sulit
bagi penjual untuk mempertahankan harga di atas biaya, semuanya sama. Jadi
jumlah dan distribusi ukuran pembeli merupakan elemen struktur pasar yang
mempengaruhi perilaku perusahaan dan kinerja pasar.
Diferensiasi Produk

Dalam model persaingan sederhana, perusahaan pesaing menjual produk

standar. Ini tidak pernah terjadi di dunia nyata. Produk selalu dibedakan dalam
beberapa cara, hanya berdasarkan lokasi perusahaan pemasok. Ketika
diferensiasi meningkat, produk dari produsen yang berbeda menjadi pengganti
yang lebih buruk satu sama lain. Ketika diferensiasi meningkat, setiap produsen
menjadi semakin seperti monopoli. Hal ini membuat kinerja industri yang
kompetitif lebih kecil kemungkinannya.

Tetapi implikasi keseluruhan dari kompleks perawatan diferensiasi produk.

Seseorang mengharapkan, misalnya, bahwa peningkatan diferensiasi di pasar
keju akan meningkatkan kekuatan produsen individu untuk mengendalikan
harga merek keju mereka. Ini bukan argumen yang sangat meyakinkan untuk
memaksa semua produsen keju untuk memproduksi olesan keju. Dengan kata
lain, ada tradeoff antara kekuatan penanda—kekuatan untuk mengendalikan
harga—dan variasi. Masyarakat biasanya akan rela untuk bertahan dengan
beberapa kekuatan pasar untuk mendapatkan beberapa variasi produk.

Ketentuan Masuk

Analisis ekonomi dari kondisi masuk berfokus pada berbagai faktor yang
mempengaruhi keputusan dari sebuah inn to cntcr a markct. Seberapa besar
perusahaan harus berproduksi secara efisien? Seberapa besar investasi yang
dibuat perusahaan untuk memulai operasinya? Jika sebuah perusahaan
memasuki pasar dan gagal, berapa banyak investasi yang dapat diperoleh
kembali dengan menjual aset dan berapa banyak yang akan tenggelam di pasar?
Apa putra atau salcs erfors, jika ada, yang akan dibutuhkan untuk operasi yang
sukses? Bagaimana fimis yang sudah mapan akan bereaksi terhadap prospek
persaingan baru?

Pada tingkat dasar, kondisi masuk membantu menjelaskan jumlah dan distribusi
ukuran perusahaan yang beroperasi di pasar. Karena (kondisi percobaan
menentukan

5. the nature of potential competition benveen established firms and firms that
can enter a market, entry conditions ofrece marker performance in their own
right, as well as through their effect on market stricture.

Conduct

Fim conduct is a subject that becomes interesting only when competition is

imperfect. Under competition, a firm can sell all is wishes at the market price,
but only at the market price. In such circumstances, a fim has no incentive in
advertise, lo react to what rivals do, or 10 attempt to discourage entry. Fimas in
a competitive market with free and easy entry have an incentive to collude, but
any such atempt is doomed to failure. Even if all of the many small firms in a
competitive industry could coordinate a cariel, new firms would come in! the
market. This situation is different when competition is inperfect.

Collusion

In the era oi OPEC, there is no need to jsiify the interest of industrial economists
in collusion. If nominally independent fins can coordinate meis actions, they
may be able to restrict group output and raise the price of their product above
the marginal cost of production. By so doing, cach im vill increase iis own profit.

But by raising the price above the marginal cost, a coriel creates a situntion in
which each member has an incentive to increase its own output, and new firms
have an incentive to enter the market. If cartol members chest and increase
their output, the price will fall and the attempt to restrict output will fail. If new
firms enter the market, the cartel will have to cut back its own outpur, or foral
output will increase and the attempt to control the price will fail. In either case,
whether collusion can be maintained will depend, in ways that will be specified
in Chapter 6, on the elements of market structure: number and size distribution
of firms, product differentiation, entry conditions.

Strategic Behavior

In some kinds of markets, established producers may be able to discourage the

entry of new firms. They can do so by holding down the price, so that enery is
less attractive. This works to the disadvantage only of less efficient finns and
gives society the benefit of lower prices. This sort of rivalry is socially beneficial,

On the other hand, there are a variety of ways, in which established forms can
raise the costs of actual or potential rivals. This sort of strategic behavior is not
socinlly beneficial, especially when (as is usually the case) it involves a costly
investment,

sifat persaingan potensial antara firma mapan dan firma yang dapat memasuki
pasar, kondisi masuk dari kinerja penanda surut dalam hak mereka sendiri,
serta melalui pengaruhnya terhadap striktur pasar.
Mengadakan

Perilaku tegas adalah subjek yang menjadi menarik hanya ketika persaingan
tidak sempurna. Dalam persaingan, perusahaan dapat menjual semua
keinginannya pada harga pasar, tetapi hanya pada harga pasar. Dalam keadaan
seperti itu, sebuah perusahaan tidak memiliki insentif dalam beriklan, bereaksi
terhadap apa yang dilakukan pesaing, atau berusaha untuk mencegah masuk.
Perusahaan di pasar yang kompetitif dengan masuknya yang bebas dan mudah
memiliki insentif untuk berkolusi, tetapi upaya seperti itu pasti akan gagal.
Bahkan jika semua dari banyak perusahaan kecil dalam industri yang kompetitif
dapat mengoordinasikan pencarian, perusahaan baru akan masuk! pasar.
Situasi ini berbeda ketika persaingan tidak sempurna.

kolusi

Di era OPEC, kepentingan para ekonom industri tidak perlu berkolusi. Jika sirip
independen nominal dapat mengkoordinasikan tindakan meis, mereka mungkin
dapat membatasi output kelompok dan menaikkan harga produk mereka di
atas biaya produksi marjinal. Dengan demikian, setiap perusahaan akan
meningkatkan keuntungannya sendiri.

Tetapi dengan menaikkan harga di atas biaya marjinal, kartel menciptakan

situasi di mana setiap anggota memiliki insentif untuk meningkatkan outputnya
sendiri, dan perusahaan baru memiliki insentif untuk memasuki pasar. Jika
anggota kartel menipu dan meningkatkan output mereka, harga akan turun dan
upaya untuk membatasi output akan gagal. Jika perusahaan baru memasuki
pasar, kartel harus mengurangi pengeluarannya sendiri, atau output foral akan
meningkat dan upaya untuk mengendalikan harga akan gagal. Dalam kedua
kasus tersebut, apakah kolusi dapat dipertahankan akan tergantung, dengan
cara yang akan dijelaskan dalam Bab 6, pada elemen struktur pasar: jumlah dan
distribusi ukuran perusahaan, diferensiasi produk, kondisi masuk.

Perilaku Strategis

Di beberapa jenis pasar, produsen mapan mungkin dapat mencegah masuknya

perusahaan baru. Mereka dapat melakukannya dengan menekan harga,
sehingga energi menjadi kurang menarik. Ini hanya merugikan perusahaan
Finlandia yang kurang efisien dan memberi masyarakat manfaat dari harga yang
lebih rendah. Persaingan semacam ini menguntungkan secara sosial,

Di sisi lain, ada berbagai cara, di mana bentuk mapan dapat meningkatkan biaya
saingan aktual atau potensial. Perilaku strategis semacam ini tidak
menguntungkan secara sosial, terutama ketika (seperti yang biasa terjadi)
melibatkan investasi yang mahal,

6. INDUSTRIAL ECONOMICS

Perrornance, in cui, ſecds back on technology and structure. Progressiveress

molds the available icchnology. Profitability, which determines how altractive il
is to cnter the market, has a dynamic (intertemporal) erfcct on market Sincture.

Methodology
Rescarch in the structure-conduct-performance tradition has always had a
strongly empinical Navor. In the carly post-World War II period, research was
dominated by studies of single industries.'' Later work employed statistical
Techniques to determine the average relationship between various structural
and conduci elements and performance (especially profitability) over many
industries.

This empirical approach, was not accidental. li reſccted a belicſ that a more
abstract approach, although useful in defining important questions, would not
be of much help in generating answers to those questions:

It would no doubt be extremely convenient il economists knew the shape of

individual demand and cost curves and could proceed forhwith, by compariSons
of price and marginal cost, 10 conclusions regarding the existing degree of
monopoly power. The exient to which monopoly theorisis, however, refrain
from an empirical application of their formulae is rather striking. The
aliernative, if more px:destrian, roule follows the direction of ascenainable facis
and makes use only of empirically applicable concepts.

Historically, the methodology of the structure-conduci-performance approach

has consisted of drawing general propositions from empirical observations. This
practice contrasts sharply with the methodological approach of the second
major school of industrial econoniics, which hus emphasized theory as the
foundation of industrial analysis.

The Chicago School

The structure-conduci-performance school has emphasized the private excrcise
of markei power as a source of poor market performance. Other economists
have concluded that the main source of monopoly or anticompetitive

Sce, for example, Wallace, Donald H. Market Control in the Alu!ninum Indusin.
Cambridge, Mlass,: Harvard University Press, 1937: Kaysen, Carl. United States
v. United States Shine Machinen Corporation: An Economic Analysis of on
Antirust Case. Cambridge, Mass.: Harvard University Press, 1956; Adelman,
Moris A. A&P: A Study in Price Cost Behavior and Public Policy. Cambridge,
Mass.: Harvard University Press, 1966.

Periklanan/Penelitian Ulang dan Pengembangan

Periklanan dan penelitian dan pengembangan (R&D) adalah fenomena

multifaset. Mereka berkontribusi pada diferensiasi produk dan (seperti
disebutkan sebelumnya) memungkinkan perusahaan yang ada untuk
memanipulasi keputusan masuk pesaing potensial. Tetapi iklan juga
menyampaikan informasi, dan dengan demikian dapat membuat pasar lebih
kompetitif. Memang, sebuah perusahaan baru dapat beriklan untuk memberi
tahu pelanggan potensial bahwa mereka telah tiba di tempat kejadian.
Periklanan dengan demikian dapat menjadi alat yang digunakan perusahaan
baru untuk bersaing.

Demikian pula, masyarakat sering mendapat manfaat dari R&D. R&D dapat
menghasilkan produk yang benar-benar baru (inovasi produk) atau dengan cara
yang lebih efisien untuk menghasilkan produk yang sudah ada (inovasi proses).
Produk baru dan teknik produksi baru sangat penting untuk kemajuan
teknologi, elemen yang diinginkan dari kinerja penanda.
Pertunjukan

Dalam pasar kompetitif dan dalam ekuilibrium jangka panjang), jumlah yang
diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan pada harga yang sama dengan
biaya produksi marjinal. Produksi efisien semua perusahaan memiliki akses ke
teknologi yang sama, dan perusahaan yang tidak dapat menggunakan teknologi
yang tersedia secara efektif kehilangan uang dalam jangka pendek dan
menghilang dalam jangka panjang. Isu kemajuan teknologi tidak cocok dengan
model persaingan sempurna, yang mengasumsikan pengetahuan yang lengkap
dan sempurna tentang teknologi yang tersedia. Situasi ini, 100, berbeda ketika
persaingan tidak sempurna.

Profitabilitas

Di bawah persaingan, perusahaan hanya dapat memperoleh tingkat

pengembalian normal atas investasi mereka. Laba-laba monopoli di atas tingkat
pengembalian normal—adalah alasan mengapa perusahaan berusaha untuk
memperoleh dan mempertahankan kekuatan pasar. Semakin dekat laba dengan
tingkat pengembalian nomal, semakin sedikit output yang dibatasi di bawah
tingkat kompetitif, semakin dekat harga lo biaya marjinal, dan semakin baik
kinerja pasar.

Efisiensi

Sebuah pengamatan yang dikutip secara luas menyatakan bahwa "Yang terbaik
dari semua keuntungan monopoli adalah kehidupan yang tenang."'? Sebuah
perusahaan yang terisolasi dari pergolakan persaingan mungkin sedikit lebih
lambat untuk mengatur ulang produksi, ketika itu perlu dilakukan, karena ada
tidak ada pesaing yang mengganggunya.Kecurigaan bahwa kekuatan pasar
terkadang muncul sebagai pemborosan sumber daya—biaya yang lebih tinggi
serta harga yang lebih tinggi—menyebabkan kita memilih efisiensi sebagai
elemen kinerja pasar

7’INTROOUCTION

progressiveness prolitability Structure Technology 1 L 1 1 Demand strategy

Performance L Conduct sales ellorts

Figure 1-2

The interactive structure-conduct.performance framework.

Progressiveness

What is meant by efficiency in the preceding discussion is in a strice sense staric

efficiency the extent to which production occurs at minimum cost (whether or
not output is being restricted to keep the price up). Progressiveness, or dynamic
efficiency, refers to the rate of technological progress. A debale of respectable
vintage among economists: concerns the tradeoff, if ony, berwoen market
power and technological progress. Mus! we grant fimis monopolies to
encourage innovation? If we musi, should we? Slide rule manufacturers and
Swiss watchmakers take note.
Interactions

The linear structure-conduct-performance model depicted in Figure 1-1

presumes very simple causal relationships. Structure determines conduct,
conduct determines performance, and it's time to go home. But it is evident
from our brief discussion of the structure-conduci-performance model that
industrial relationships are not so simple. The linear structure conduct-
performance model has been augmented to reflect ihe interactions among
structure, conduct, and performance that occur in real-world markets (Figure 1-
2).

The relationships among structure, conduct, and performance are complex and
interactive.' Structure and conduct are both determined, in part, by underlying
demand conditions and technology. Structure affects conduct, as shown in
Figure 1-1, but conduct-strategic benavior-also affects structure. Structure and
conduct interact to determine performance. Sales effortsman element of
conduct also feed back and affect demand.

"Some of whom are also of respectable vintage. But I digress.

progresif prolitabilitas Struktur Teknologi 1 L 1 1 Strategi permintaan Kinerja L

Melakukan ellorts penjualan

Gambar 1-2
Kerangka kerja struktur-perilaku.kinerja interaktif.

Keprogresifan

Yang dimaksud dengan efisiensi dalam pembahasan sebelumnya adalah

efisiensi staric, yaitu sejauh mana produksi terjadi dengan biaya minimum
(apakah output dibatasi atau tidak untuk menjaga harga tetap naik).
Progressiveness, atau efisiensi dinamis, mengacu pada tingkat kemajuan
teknologi. Perdebatan vintage terhormat di antara para ekonom: menyangkut
tradeoff, jika ada, kekuatan pasar dan kemajuan teknologi. Mus! kita
memberikan monopoli fimis untuk mendorong inovasi? Jika kita harus,
haruskah? Produsen aturan slide dan pembuat jam Swiss memperhatikan.

Interaksi

Model struktur-perilaku-kinerja yang digambarkan pada Gambar 1-1

mengasumsikan hubungan sebab akibat yang sangat sederhana. Struktur
menentukan perilaku, perilaku menentukan kinerja, dan inilah saatnya untuk
pulang. Tetapi terbukti dari diskusi singkat kami tentang model struktur-
konduci-kinerja bahwa hubungan industrial tidak sesederhana itu. Model
perilaku-kinerja struktur linier telah ditambah untuk mencerminkan interaksi
antara struktur, perilaku, dan kinerja yang terjadi di pasar dunia nyata (Gambar
1-2).

Hubungan antara struktur, perilaku, dan kinerja adalah kompleks dan

interaktif.' Struktur dan perilaku keduanya ditentukan, sebagian, oleh kondisi
permintaan dan teknologi yang mendasarinya. Struktur mempengaruhi
perilaku, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1-1, tetapi perilaku-strategis-
benavior-juga mempengaruhi struktur. Struktur dan perilaku berinteraksi untuk
menentukan kinerja. Unsur perilaku pelaku usaha penjualan juga memberikan
umpan balik dan mempengaruhi permintaa

8 INDUSTRIAL ECONOMICS

Perrornance, in cui, ſecds back on technology and structure. Progressiveress

molds the available icchnology. Profitability, which determines how altractive il
is to cnter the market, has a dynamic (intertemporal) erfcct on market Sincture.

Methodology

Rescarch in the structure-conduct-performance tradition has always had a

strongly empinical Navor. In the carly post-World War II period, research was
dominated by studies of single industries.'' Later work employed statistical
Techniques to determine the average relationship between various structural
and conduci elements and performance (especially profitability) over many
industries.

This empirical approach, was not accidental. li reſccted a belicſ that a more
abstract approach, although useful in defining important questions, would not
be of much help in generating answers to those questions:

It would no doubt be extremely convenient il economists knew the shape of

individual demand and cost curves and could proceed forhwith, by compariSons
of price and marginal cost, 10 conclusions regarding the existing degree of
monopoly power. The exient to which monopoly theorisis, however, refrain
from an empirical application of their formulae is rather striking. The
aliernative, if more px:destrian, roule follows the direction of ascenainable facis
and makes use only of empirically applicable concepts.

Historically, the methodology of the structure-conduci-performance approach

has consisted of drawing general propositions from empirical observations. This
practice contrasts sharply with the methodological approach of the second
major school of industrial econoniics, which hus emphasized theory as the
foundation of industrial analysis.

The Chicago School

The structure-conduci-performance school has emphasized the private excrcise

of markei power as a source of poor market performance. Other economists
have concluded that the main source of monopoly or anticompetitive

Sce, for example, Wallace, Donald H. Market Control in the Alu!ninum Indusin.
Cambridge, Mlass,: Harvard University Press, 1937: Kaysen, Carl. United States
v. United States Shine Machinen Corporation: An Economic Analysis of on
Antirust Case. Cambridge, Mass.: Harvard University Press, 1956; Adelman,
Moris A. A&P: A Study in Price Cost Behavior and Public Policy. Cambridge,
Mass.: Harvard University Press, 1966.

"Mason, Edward S. "Price and powuction Policies of Large-Scale Enterprise,"

American Economic Review Volunxe 29, Number I. March 1939, p. 62.
Kinerja, pada gilirannya, memberi umpan balik pada teknologi dan struktur.
Progressiveress membentuk ichnology yang tersedia. Profitabilitas, yang
menentukan seberapa menariknya untuk memasuki pasar, memiliki kinerja
dinamis (antarwaktu) pada Sincture pasar.

Metodologi

Penelusuran dalam tradisi struktur-perilaku-pertunjukan selalu memiliki cita

rasa empiris yang kuat. Pada periode pasca-Perang Dunia II, penelitian
didominasi oleh studi industri tunggal.'' Pekerjaan selanjutnya menggunakan
Teknik statistik untuk menentukan hubungan rata-rata antara berbagai elemen
struktural dan perilaku dan kinerja (terutama profitabilitas) di banyak industri.

Pendekatan empiris ini, tidak disengaja. itu mencerminkan keyakinan bahwa

pendekatan yang lebih abstrak, meskipun berguna dalam mendefinisikan
pertanyaan-pertanyaan penting, tidak akan banyak membantu dalam
menghasilkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu:

Tidak diragukan lagi akan sangat nyaman jika para ekonom mengetahui bentuk
permintaan individu dan kurva biaya dan dapat segera melanjutkan, dengan
membandingkan harga dan biaya marjinal, ke kesimpulan mengenai tingkat
kekuatan monopoli yang ada. Keberadaan teori monopoli, bagaimanapun,
menahan diri dari aplikasi empiris formula mereka agak mencolok. Alienatif, jika
lebih px:destrian, roule mengikuti arah facis yang dapat diukur dan hanya
menggunakan konsep yang dapat diterapkan secara empiris.

Secara historis, metodologi pendekatan struktur-perilaku-kinerja terdiri dari

menggambar proposisi umum dari pengamatan empiris. Praktik ini sangat
kontras dengan pendekatan metodologis aliran utama kedua ekonomi industri,
yang dengan demikian menekankan teori sebagai dasar analisis industri.

Sekolah Chicago

Sekolah struktur-konduci-kinerja telah menekankan pengeluaran pribadi

kekuatan pasar sebagai sumber kinerja pasar yang buruk. Ekonom lain telah
menyimpulkan bahwa sumber utama monopoli atau anti persaingan

9. INTRODUKTION

behavio: is likely to be govemment interference in the marketplace. Adam Smith shared this concern as
well:"2

A monopoly granted either to an individual or a trading company has the same cffect as a secret in trade
or manufactures. The monopolists, by keeping the marker constantly understocked ...sell their
commodities much above the natural price....

Indeed, in large measure, The Wealth of Nations was written to discredit the mercantilist system of
government-sponsored monopoly current in eighteenthcentury Great Britain.

The position that the best thing a government can do to bring about desirable market perfomance is 10
stand back and let niarket forces work has been pursued by what has come to be known as the Chicago
scliool of industrial cconomics. Chicago, in this conleri, denotes a school of thought rather than a
geographic location. Important recent work in the Chicago tradition of industrial economics has
occurred in Los Angelės and Cambridge, Massachusetts," as well as in Chicago.
The approach of the Chicago school to industrial economics has always been fundamentally theoretical,
with emphasis on a particular kind of theory. Whilo the structure-conduct-performance school has
viewed imperfect competition as the most appropriate lens through which to view industrial behavior,
the Chicago school has taken the position that the model of perfect competition has substantial
explanatory power:!* 14

in applied work, adherents of the Chicago view) have a strong tendency to assume that, in the absence
of sufficient evidence to the contrary, one may trcat observed prices and quantities as good
approximations to their long-run competitive equilibrium values.

What this approach involves is not quite the assumption that monopoly power not exist. Rather, it
refccts the view that private rnonopoly power-- supported by the government-is temporary:':

does not

Chicago conccdes that monopoly is possible but contends that its presence is much more often alleged
than confirmed, and receives reports of its appearance

perilaku mungkin merupakan campur tangan pemerintah di pasar. Adam Smith

juga berbagi keprihatinan ini:"2

Monopoli yang diberikan baik kepada individu atau perusahaan dagang

memiliki efek yang sama dengan rahasia dalam perdagangan atau manufaktur.
Para monopolis, dengan menjaga harga tetap kekurangan stok ...menjual
komoditas mereka jauh di atas harga alami....

Memang, dalam ukuran besar, The Wealth of Nations ditulis untuk

mendiskreditkan sistem merkantilis dari arus monopoli yang disponsori
pemerintah di Inggris Raya abad kedelapan belas.
Posisi bahwa hal terbaik yang dapat dilakukan pemerintah untuk mewujudkan
kinerja pasar yang diinginkan adalah mundur dan membiarkan kekuatan pasar
bekerja telah dikejar oleh apa yang kemudian dikenal sebagai sarjana ekonomi
industri Chicago. Chicago, dalam conleri ini, menunjukkan aliran pemikiran
daripada lokasi geografis. Pekerjaan penting baru-baru ini dalam tradisi Chicago
ekonomi industri telah terjadi di Los Angels dan Cambridge, Massachusetts,"
serta di Chicago.

Pendekatan mazhab Chicago terhadap ekonomi industri selalu secara

fundamental teoretis, dengan penekanan pada jenis teori tertentu. Sementara
sekolah struktur-perilaku-kinerja telah memandang persaingan tidak sempurna
sebagai lensa yang paling tepat untuk melihat perilaku industri, sekolah Chicago
telah mengambil posisi bahwa model persaingan sempurna memiliki kekuatan
penjelas yang substansial:!* 14

dalam pekerjaan terapan, penganut pandangan Chicago) memiliki

kecenderungan kuat untuk berasumsi bahwa, dengan tidak adanya bukti yang
cukup untuk kebalikannya, seseorang dapat menilai harga dan kuantitas yang
diamati sebagai perkiraan yang baik untuk nilai keseimbangan kompetitif jangka
panjang mereka.

Apa yang tercakup dalam pendekatan ini bukanlah asumsi bahwa kekuatan
monopoli tidak ada. Sebaliknya, ini mencerminkan pandangan bahwa kekuatan
monopoli swasta--yang didukung oleh pemerintah- bersifat sementara:':
Chicago mengakui bahwa monopoli itu mungkin tetapi berpendapat bahwa
kehadirannya lebih sering diduga daripada dikonfirmasi, dan menerima laporan
tentang kemunculannya

10. with consideraole skepricism. When alleged monopolies are genuine, they
are usually transitory, with freedom of entry working to eliminate their
influence on prices and quantities within a fairly shon time period.

The Chicago approach generally denies the possibility of successful strategic

behavior by established firms, either iaward other established firms or toward
potential entrants. A schematic version of the Chicago framework, as shown in
Figure 1-3, would have technology and freedom of entry determining market
structure, with freedom of entry guarantecing optimal conduct and
performance.

There is no assumption of complete and perfect knowledge, 16 but otherwise

the assumptions and results are those of the basic comp.itive model. It is
admitted that relationships might be more complicated in the short run, but
such departures from the competitive model are not expected to persist unless
the government somehow blockades entry.

With this strongly held belief that departures from competition are at most
temporary, it is not surprising that the Chicago school has been critical oí
research in the structure-conduci-performance ſramcwork:17

Casual observation of business behavior, colorſul characterizations (...), eclectic

forays into sociology and psychology, descriptive statistics, and verification by
plausibility took the place or the carclul definitions and parsinionious logical
structure of cconomic incory. The result was that industrial organization
regularly advanced propositions that coniradicicd economic thcory.

The Chicago approach is to view business behavior through a very different set
of lenses, explaining 8 18

Pendekatan Chicago umumnya menyangkal kemungkinan perilaku strategis

yang berhasil oleh perusahaan mapan, baik terhadap perusahaan mapan lain
atau terhadap pendatang potensial. Versi skema kerangka Chicago, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 1-3, akan memiliki teknologi dan kebebasan masuk
yang menentukan struktur pasar, dengan kebebasan masuk yang menjamin
perilaku dan kinerja yang optimal.

Tidak ada asumsi pengetahuan yang lengkap dan sempurna, 16 tetapi

sebaliknya asumsi dan hasil adalah model kompetitif dasar. Diakui bahwa
hubungan mungkin lebih rumit dalam jangka pendek, tetapi penyimpangan
seperti itu dari model kompetitif tidak diharapkan bertahan kecuali pemerintah
entah bagaimana memblokir masuk.

Dengan keyakinan yang dipegang teguh bahwa keberangkatan dari kompetisi

paling banyak bersifat sementara, tidak mengherankan bahwa sekolah Chicago
telah melakukan penelitian kritis dalam kerangka kerja struktur-konduci-
kinerja:17

Pengamatan kasual terhadap perilaku bisnis, penokohan warna-warni (...),

perampokan eklektik ke dalam sosiologi dan psikologi, statistik deskriptif, dan
verifikasi dengan masuk akal mengambil tempat atau definisi utama dan
struktur logis yang pelit dari catatan ekonomi. Hasilnya adalah bahwa organisasi
industri secara teratur mengajukan proposisi yang bertentangan dengan nilai
ekonomi.

Pendekatan Chicago adalah untuk melihat perilaku bisnis melalui serangkaian

lensa yang sangat berbeda, menjelaskan

11lic-ins, resale price maintenance, and other buisiness behavior described by

antiinust cases not by studying the practices but by looking for an explanation
for them that squared with basic economic theory,

If there is an explanation for observed behavior that is consistent with basic

competitive theory, that explanation is taken to be correci (even if there are
other explanations that involve the private exercise of market power). Empirical
work is judged by the consistency of its results with basic economic theory:"

Chicago economists tend strongly to appraise i heir own research and that of
others by a standard which requires (inter alin) that the findings of empirical
research be consistent with the implications of standard price thoury. ...

There has becn little primary empirical Chicago research into the kinds of
market structure and firm conduct that create or sustain market power (which
undoubtedly reflects the belief that market power is temporary at worst).
Empirical research from the Chicago school has been devoted mainly to
criticizing rescarch in the structure-conduct-performance tradition.

Synthesis: The “New” Industrial Economics20

Industrial economics through much of its development was a dialogue tetween
groups of researchers with very different world views. The structureconduct-
performance school believed that elementary price theory was often
inadequate to explain real-world events and that obscrvation should guide the
development of models sophisticated enough to explain the real world. The
Chicago school believed that contradictions between the predictions of ele.
mentary price theory and observations of the real world should be explained by
assuming that the observations were in error.21

Those of you who reach the end of this book will leam that research in industrial
economics has been rather contentious.22 This history is largely a

Jika ada penjelasan untuk perilaku yang diamati yang konsisten dengan teori
persaingan dasar, penjelasan itu dianggap benar (bahkan jika ada penjelasan
lain yang melibatkan penggunaan kekuatan pasar secara pribadi). Pekerjaan
empiris dinilai dari konsistensi hasilnya dengan teori ekonomi dasar:

Para ekonom Chicago cenderung secara kuat menilai penelitian mereka sendiri
dan penelitian orang lain dengan standar yang mensyaratkan (antara lain)
bahwa temuan penelitian empiris harus konsisten dengan implikasi dari standar
harga tiga kali lipat. ...

Ada sedikit penelitian empiris utama Chicago tentang jenis struktur pasar dan
perilaku perusahaan yang menciptakan atau mempertahankan kekuatan pasar
(yang tidak diragukan lagi mencerminkan keyakinan bahwa kekuatan pasar
paling buruk bersifat sementara). Penelitian empiris dari sekolah Chicago telah
dikhususkan terutama untuk mengkritik rescarch dalam tradisi struktur-
perilaku-kinerja.
Sintesis: Ekonomi Industri “Baru”20

Ekonomi industri melalui sebagian besar perkembangannya merupakan dialog

antara kelompok peneliti dengan pandangan dunia yang sangat berbeda.
Sekolah struktur-performa percaya bahwa teori harga dasar sering kali tidak
memadai untuk menjelaskan peristiwa dunia nyata dan bahwa pengamatan
harus memandu pengembangan model yang cukup canggih untuk menjelaskan
dunia nyata. Aliran Chicago percaya bahwa kontradiksi antara prediksi teori
harga dasar dan pengamatan dunia nyata harus dijelaskan dengan
mengasumsikan bahwa pengamatan itu salah.21

Anda yang mencapai akhir buku ini akan belajar bahwa penelitian di bidang
ekonomi industri agak kontroversial.22 Sejarah ini sebagian besar merupakan

12. result of the fact that rescarch in industrial economics has been a long
conver sation in which pariripants talked past cach other rather than to cach
other, This failure to communicate is less today than was once the case. By and
large, the two schools of industrial cconomics maintain policy positions that are
as distinct as ever. But there has been a convergence of methodology,

creating to some extent a synthesis between the two schools.

Much current research, which clcurly has its roots in the

structurc.conductperformance franiework, has assumed a distinctly theorctical
tone. There are two main reasons for this development.
First (as noted previously), cmpirical rescarch in industrial cconomic: has come
10 employ statistical techniques that allow the analysis of large collections

of data. These techniques require the rescarcher to write down gencral versions
of equations describing stnicture-conduct-performance relationships. Specific
versions of the general equations are then estimated from real-world data 10
obtain average relationships for the sample. Once researchers started to
formalize the structure--conduct-performance relationship in terms of
equations, it was only a matter of time until attention turned from estimation to
the theoretical underpinnings of the models that produced the equations in the
first 1 place. »

Second, strictly theoretical research in the structure-cenduct-performance

tradition has responded to the theoretical criticisms of the Chicago school. Since
the arguments of the Chicago school are often made on a strictly theoretical
basis, attention has been given to the ways the conclusions of arguments
change as the underlying assumptions are changed. 24

One can argue that if policy recommendations are based on theoretical models,
they should receive little weight if the models omit important aspects of the
problem with which they are supposed to deal and iſ the results of analysis
depend on these omissions. This is especially the case if the models are
advanced to discredit empirical observations without themselves being tested.

hasil dari fakta bahwa pencarian ulang dalam ekonomi industri telah menjadi
percakapan yang panjang di mana para peserta berbicara tentang cache masa
lalu daripada ke cache lainnya. Kegagalan untuk berkomunikasi ini lebih sedikit
hari ini daripada yang pernah terjadi. Pada umumnya, kedua aliran ekonomi
industri mempertahankan posisi kebijakan yang berbeda seperti sebelumnya.
Tetapi telah terjadi konvergensi metodologi,
menciptakan sampai batas tertentu sintesis antara dua sekolah.

Banyak penelitian saat ini, yang biasanya berakar pada kerja

structurc.conductperformance, telah mengambil nada teoretis yang jelas. Ada
dua alasan utama untuk perkembangan ini.

Pertama (seperti yang disebutkan sebelumnya), pencarian ilmiah dalam

ekonomi industri: telah menggunakan teknik statistik yang memungkinkan
analisis koleksi besar

dari data. Teknik-teknik ini mengharuskan peneliti untuk menuliskan versi

umum persamaan yang menjelaskan hubungan struktur-perilaku-kinerja. Versi
khusus dari persamaan umum kemudian diperkirakan dari data dunia nyata
untuk mendapatkan hubungan rata-rata untuk sampel. Begitu para peneliti
mulai memformalkan hubungan struktur--perilaku-kinerja dalam hal
persamaan, hanya masalah waktu sampai perhatian beralih dari estimasi ke
dasar-dasar teoretis dari model yang menghasilkan persamaan di tempat
pertama. »

Kedua, penelitian teoretis yang ketat dalam tradisi struktur-cenduct-kinerja

telah menanggapi kritik teoretis dari sekolah Chicago. Karena argumen-argumen
aliran Chicago sering kali dibuat atas dasar teoretis yang ketat, perhatian telah
diberikan pada cara-cara kesimpulan argumen berubah ketika asumsi-asumsi
yang mendasarinya diubah. 24
Seseorang dapat berargumen bahwa jika rekomendasi kebijakan didasarkan
pada model teoretis, rekomendasi tersebut akan mendapat bobot yang kecil
jika model tersebut menghilangkan aspek penting dari masalah yang
seharusnya mereka tangani dan jika hasil analisis bergantung pada
penghilangan ini. Hal ini terutama terjadi jika model yang dikembangkan untuk
mendiskreditkan pengamatan empiris tanpa diuji sendiri.

13. The Chicago school does not directly test the assumption that the
competitive model can be used to make prcdictions for the real world, but
maintains it as an a priori belief.26

A result of the increasingly theoretical na ure of structure conduci-performance

research has been a convergence at least in the meihodologies of the tivo
schools of thought that debaic industrial economics. There is a partial synthesis
of results as well. Economists in the structure-conduci-performance school are
less likely than they once ivere 10 assume that the search for or exercise of
market power explains observed market conduct. But they remain unwilling to
assume, as does the Chicago school, that efficiency is the dominant explanation
for fimi conduct and that governnient is the primary source of market power.

Outline of the Book

Study of thc thcorctical foundations of industrial economics is essential 10 the

understanding of modem industrial economics. We will review the basic models
used in industrial economics and the empirical work that tests those models.
We will trace the implications of this research for public policy towaru business.
Chapters 2 and 3 lay the foundation for the work that follows. Most of the
matcrial in Chapter 2 is usually covered in introductory and intermediate
courses in price theory. We empnasize the portions of price theory that will be
used later in the book. Chapter 2 also revie:vs estimates of welfare losses
caused by market power in the United States. Chapter 3 introduces American
antitrust laws.

Chapters 4 through 7 are fundamental. They outline theory and evidence on

markets that are neither competitive nor monopolized, but somewhere in
betwveen. By and large, these are the kinds of markers found in the real world.

Chapter 4 examines the consequences of modifying the classroom model of

monopoly to allow for a fringe of actual or potential small competitors that
confront a dominant firm. Public policy toward dominant firms is also reviewed.

Chapters 5 and 6 analyze markets in which there are only a few competitors, no
one of which enjoys a dominant position (oligopoly). Here we ask what it mcans
for a firm with rivals to have power over price, how one might recognize such
market power, and what sons of structure and conciuct sustain marker

Sekolah Chicago tidak secara langsung menguji asumsi bahwa model kompetitif
dapat digunakan untuk membuat prediksi untuk dunia nyata, tetapi
mempertahankannya sebagai keyakinan apriori.26

Hasil dari sifat teoritis yang semakin meningkat dari penelitian kinerja struktur
telah menjadi konvergensi setidaknya dalam meihodologi aliran pemikiran yang
merusak ekonomi industri. Ada sintesis parsial hasil juga. Para ekonom di
sekolah struktur-konduci-kinerja cenderung tidak berasumsi bahwa pencarian
atau pelaksanaan kekuatan pasar menjelaskan perilaku pasar yang diamati.
Tetapi mereka tetap tidak mau berasumsi, seperti halnya sekolah Chicago,
bahwa efisiensi adalah penjelasan dominan untuk perilaku fimi dan bahwa
pemerintah adalah sumber utama kekuatan pasar.

Garis Besar Buku

Studi tentang dasar-dasar ekonomi industri sangat penting untuk memahami

ekonomi industri modern. Kami akan meninjau model dasar yang digunakan
dalam ekonomi industri dan pekerjaan empiris yang menguji model tersebut.
Kami akan menelusuri implikasi penelitian ini terhadap kebijakan publik
terhadap bisnis towaru.

Bab 2 dan 3 meletakkan dasar untuk pekerjaan berikutnya. Sebagian besar

materi dalam Bab 2 biasanya tercakup dalam kursus pengantar dan menengah
dalam teori harga. Kami menekankan bagian-bagian dari teori harga yang akan
digunakan nanti dalam buku ini. Bab 2 juga mengulas perkiraan kerugian
kesejahteraan yang disebabkan oleh kekuatan pasar di Amerika Serikat. Bab 3
memperkenalkan undang-undang antitrust Amerika.

Bab 4 sampai 7 adalah dasar. Mereka menguraikan teori dan bukti tentang
pasar yang tidak kompetitif atau dimonopoli, tetapi di antara keduanya. Pada
umumnya, ini adalah jenis penanda yang ditemukan di dunia nyata.

Bab 4 mengkaji konsekuensi dari memodifikasi model kelas monopoli untuk

memungkinkan pinggiran pesaing kecil aktual atau potensial yang menghadapi
perusahaan dominan. Kebijakan publik terhadap perusahaan dominan juga
ditinjau.
Bab 5 dan 6 menganalisis pasar di mana hanya ada sedikit pesaing, tidak ada
yang menikmati posisi dominan (oligopoli). Di sini kita bertanya apa yang bisa
dilakukan oleh sebuah perusahaan dengan pesaing untuk memiliki kekuasaan
atas harga, bagaimana seseorang dapat mengenali kekuatan pasar seperti itu,
dan apa anak-anak dari struktur dan struktur yang berkelanjutan.

14. power. We also cover the treatment of oligopoly under the antitrust laws.
Chapter 7 reports on empirical tests of the models developed in Chapters 4, 5,
and 6 and discusses the Chicago school's criticisms of those tests.

Chapters 8 and 9 examine the deterniinants of market and firm structure. When
is it efficient to organize production in large firms? When is it cfficient le
organize production in diversified firms? What are the motives behind mergcrs?
Chapter 10 deals with public policy toward mergers.

Chaplers 11 and 12 deal with. advertising and R&D, respectively. The advertising
of products and the development of new products occur particularly when
products are differentiated. They are important aspects of nonprice
competition. R&D is also essential to technological progress.

Chapter 13 traces the implications of industrial economics for international

trade. How Jocs market structure affect iinports and exports? When do firms
trade, and when do they engage in foreign direct investment?
Chapler 14 is a digression from the basically microeconomic orientation of the
rest of the book. It deals with the implications of market power for the
macroeconornic problems of inflation and unemployment.

Chapters 15 through 18 focus on public policy toward private enterprise. They

emphasize the controversial areas of antitrust policy, including exclusionary
practices, predation, and verical restraints. Chapte 18 is a summary chapter that
ties together the main strands of the policy analysis touched on earlier.

Suggested Reading

kekuatan. Kami juga mencakup perlakuan oligopoli di bawah undang-undang

antimonopoli. Bab 7 melaporkan tes empiris dari model yang dikembangkan di
Bab 4, 5, dan 6 dan membahas kritik sekolah Chicago terhadap tes tersebut.

Bab 8 dan 9 membahas faktor-faktor penentu pasar dan struktur perusahaan.

Kapan efisien untuk mengatur produksi di perusahaan besar? Kapan efisien
mengatur produksi di perusahaan yang terdiversifikasi? Apa motif di balik
mergcrs? Bab 10 membahas kebijakan publik terhadap merger.

Bab 11 dan 12 berurusan dengan. periklanan dan R&D, masing-masing. Iklan

produk dan pengembangan produk baru terjadi terutama ketika produk
dibedakan. Mereka adalah aspek penting dari persaingan nonharga. R&D juga
penting untuk kemajuan teknologi.

Bab 13 menelusuri implikasi ekonomi industri untuk perdagangan internasional.

Bagaimana struktur pasar Jocs mempengaruhi iinports dan ekspor? Kapan
perusahaan melakukan perdagangan, dan kapan mereka terlibat dalam
investasi asing langsung?

Bab 14 adalah penyimpangan dari orientasi ekonomi mikro pada dasarnya dari
sisa buku ini. Ini berkaitan dengan implikasi kekuatan pasar untuk masalah
makroekonomi inflasi dan pengangguran.

Bab 15 sampai 18 fokus pada kebijakan publik terhadap perusahaan swasta.

Mereka menekankan area kontroversial dari kebijakan antimonopoli, termasuk
praktik eksklusivitas, predasi, dan pengekangan nyata. Bab 18 adalah bab
ringkasan yang menyatukan untaian utama analisis kebijakan yang telah
dibahas sebelumnya.

Bacaan yang Disarankan