Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 310

Sang Pionir Kesyirikan

] Indonesia – Indonesian –‫[ إندونييس‬

Dinukil dari Buku:


“Syirik pada Zaman Dahulu dan Sekarang” (1/415-436)

Syaikh Abu Bakar Muhammad Zakaria

Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah


Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

2014 - 1435
‫من أول من روج الرشك يف العرب‬

‫« باللغة اإلندونيسية »‬

‫مقتبس من كتاب ‪ :‬الرشك يف القديم واحلديث‬

‫للشيخ أبو بكر حممد زكريا (‪)415- 436 /1‬‬

‫ترمجة‪ :‬اعرف هداية اهلل أبو أمامة‬

‫مراجعة‪ :‬أبو زياد إيكو هاريانتو‬

‫‪2014 - 1435‬‬
Sang Pionir Kesyirikan
JILID 1/ HAL: 415-436

Segala puji hanya untuk Allah Ta'ala, shalawat serta salam


semoga tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu’alaihi wa
sallam beserta keluarga dan seluruh sahabatnya. Al-Hamdulillah,
segala puji milik Allah Shubhanahu wa ta’alla, Rabb semesta alam.
Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu 'alaihi
wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak
diibadahi dengan benar kecuali Allah Shubhanahu wa ta’alla semata,
yang tidak ada sekutu bagi -Nya. Dan aku juga bersaksi bahwasannya
Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam adalah hamba dan
Rasul -Nya. Amma Ba'du:

Penjelasan Mengenai Kesyirikan yang Terjadi Pada Masyarakat


Arab Dalam Kurun Jahiliyah
Di bawahnya ada beberapa pembahasan:
Pertama: Orang yang pertama kali mempromosikan kesyirikan di
kalangan arab, dan gambaran mengenai keadaan merek.
Ada beberapa pendapat dikalangan para ulama mengenai
proses terjadinya kesyirikan pada masyarakat Arab. Dan penjelasan
mengenai orang yang pertama kali mempromosikan kesyirikan pada
3
masyarakat Arab. Berikut akan saya jelaskan seluruh pendapat
tersebut pada pembahasan di bawah ini disertai dengan dalil-
dalilnya serta memilih mana pendapat yang kuat.
Pendapat pertama : Terjadinya kesyirikan merupakan hasil dari
pengagungan batu-batu dari tanah haram dan pemuliaan
terhadapnya. Hal itu terjadi ketika keluarga Isma’il pergi
meninggalkan Mekah setelah masyarakat banyak menetap disana.
Bukan rahasia bahwa saat itu Makah berada dalam pemerintahan
Jurhum atau pada akhir pemerintahan ‘Amaliq, sebagaimana sudah
jelas bagi seorang yang mendalami sejarah.
Pendapat di atas ditunjukkan oleh beberapa dalil berikut :
1. Ibnu al-Kalbi mengatakan dalam kitabnya al-Ashnam,
"Sesungguhnya Isma’il bin Ibrahim ‘alaihis salam ketika
menempati tanah Mekah, melahirkan keturunan yang banyak
sampai memenuhi Mekah dan mengikis orang ‘Amaliq yang
tinggal disana. Mekah menjadi sempit bagi mereka. Terjadilah
peperangan dan permusuhan di antara mereka. Sebagian
saling mengeluarkan yang lain dari mekah. Maka mereka
berpencar di beberapa negeri untuk mencari penghidupan.
Kemudian yang membuat mereka menyembah patung dan
batu adalah ketika mereka meninggalkan Mekah, masing-
masing membawa batu dari batu-batu yang ada di tanah

4
haram, dikarenakan rasa pengagungan terhadap tanah haram
dan untuk meluapkan kerinduan terhadap Mekah. Dimanapun
mereka singgah, maka mereka meletakkan batu tersebut lalu
bertawaf di sekitarnya sebagaimana dahulu mereka tawaf di
sekitar Ka’bah. Mereka memandang hal itu sebagai suatu
kebaikan dan untuk meluapkan kerinduan terhadap tanah
haram serta bentuk kecintaannya. Dimana dahulu mereka
mengagungkan Ka’bah dan Mekah, berhaji dan umrah di atas
peninggalan Ibrahim dan Isma’il ‘alaihimus salam. Lantas
lambat laun hal itu membuat mereka menyembah sesuatu
yang mereka senangi, dan lupa terhadap ajaran yang orang
tuanya. Mereka mengubah agama Ibrahim dan Isma’il dan
menjadi menyembah berhala. Jadilah mereka seperti umat-
1
umat yang telah lalu".
Riwayat ini memberikan faidah bahwa sebab peribadahan
yang dilakukan oleh masyarakat Arab terhadap berhala, adalah
pengagungan mereka terhadap tanah haram, dan baitul haram
(ka’bah, pent.). ketika mereka merasakan susahnya mencari
penghidupan dan jauh dari tanah air, mereka menjadikan batu
sebagai pengingat terhadap negerinya. Dan tawaf di sekitar
batu tersebut, sebagaimana dahulu mereka tawaf di sekitar

1
. Ibnu al-Kalbi, al-Ashnam : 7.
5
Ka’bah. Kemudian mereka melupakan ajaran agama orang
tuanya setelah berlalunya waktu, dan menjadikan batu-batu
tersebut sesembahan yang disembah selain Allah.
2. Ibnu Ishaq juga telah meriwayatkan riwayat yang serupa. Di
dalamnya ada penjelasan tentang awal mula peribadahan
kepada batu-batu yang dilakukan oleh anak cucu Isma’il. Ketika
mereka merasakan kesempitan untuk mencari penghidupan di
Mekah, selanjutnya mereka mencari tempat lain, maka tak
lupa mereka membawa batu-batu yang berasal dari tanah
haram, sebagai pengagungan terhadap tanah haram.
Dimanapun mereka singgah, batu tersebut mereka letakkan,
lantas mereka tawaf di sekelilingnya sebagaimana mereka
tawaf mengelilingi Ka’bah. Sampai hal tersebut membuat
mereka menyembah apa yang mereka kira baik dan membuat
takjub, yaitu menyembah batu-batu yang dibawa dari tanah
haram. Hingga ketika lewat beberapa generasi akhirnya
2
mereka lupa ajaran yang mereka anut dahulunya .
Pendapat kedua: Ada seorang lelaki dari kalangan Arab yang
bernama ‘Amr bin Luhai. Ia adalah seorang dukun. Ia menguasai
Mekah dan mengusir Jurhum dari Mekah , lantas ia menjadi pelayan

2
. Lihat yang dinukilkan oleh Ibnu Katsir dari Ibnu Ishaq dalam al-Bidayah
wan Nihayah : 2/188.
6
Ka’bah. Ia lah orang yang pertama kali menyeru masyarakat Arab
untuk menyembah berhala.
Pendapat ini disebutkkan oleh hampir seluruh kitab-kitab
3
tarikh, riwayat, dan siroh . Pendapat ini memiliki dalil yang banyak,
di antaranya : Disebutkan dalam hadits nabi secara jelas dan shahih
tentang penisbatan terjadinya kesyirikan kepada orang ini (‘Amr bin
Luhai, pent.), di antara hadits-hadits yang begitu jelas adalah :
1. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anhu, dari Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

َ َ َ َّ َ َّ َ ْ َ َ َّ َ َّ
‫ب َوع َب َد‬ِ ‫ « إِن أول من سيب السوائ‬:‫قال رسول اهلل صىل اهلل عليه وسلم‬
َ َ ِ َ ُ ْ ُْ َ َ َ َ ُ َُ َ َ ْ َْ
َ ‫ِإَوّن َرأ ْي ُت ُه ََيُ ُّر أ ْم َع‬
‫اءهُ ِيف انلَّارِ » [أخرجه‬ ِ ‫اْلصنام أبو خزاعة عمرو بن اعم ٍِر‬

]‫أمحد‬

"Sesungguhnya yang pertama kali membuat aturan tentang


Saaibah dan menyembah berhala adalah Abu Khuza’ah ‘Amr bin
‘Amir, dan sungguh aku melihatnya di neraka sedang menyeret
4
ususnya".

3
. Cermati –sebagai contoh- yang disebutkan oleh semua dari Ibnu
Hisyam dalam : as-Siroh an-Nabawiyah : 77-78. Ibnu Katsir dalam al-
Bidayah wan Nihayah : 2/189.
4
. HR Ahmad dalam al-Musnad : 1/446 dengan nomor 4258.
7
Hadits ini shahih lighoirihi, walaupun sanad hadits ini lemah
karena lemahnya ‘Amr bin Majma’ as-Sukuni, dan karena
kurang kuatnya Ibrahim al-Hijri.
5
Dan al-Haitsami mengeluarkannya dalam kitabnya
6
Majma’ az-Zawaid . Beliau mengatakan, "Diriwayatkan oleh
Ahmad dan dalam sanadnya ada Ibrahim al-Hijri, ia seorang
yang lemah". Tidak disebutkan lemahnya ‘Amr bin Majma’ as-
Sukuni. Hadits di atas tanpa ada tambahan (dan menyembah
berhala) memiliki penguat dari hadits Abu Hurairah radiyallahu
7 8 9
‘anhu di sisi Ahmad , al-Bukhari , dan Muslim dengan lafal,
Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

5
. Beliau adalah al-Hafidz Nuruddin Abul Hasan Ali bin Abu Bakar bin
Sulaiman bin Umar bin Sholeh. Kawan Abul Fadhl al-‘Iraqi. Lahir pada
tahun 735 H, dan wafat tahun 807 H. lihat yang disebutkan oleh as-
Suyuthi dalam Thabaqatul Hufadz : 545.
6
. Al-Haitsamiy dalam Majma’ az-Zawaid : 1/121.
7
. Lihat dalam al-Musnad miliknya : 2/275, dengan nomor : 7710, dan
2/366, dengan nomor : 8787.
8
. Lihat Shahih al-Bukhariy : 6/547 bersama dengan al-Fath dengan
nomor : 3521. Lihat juga : 8/283 dengan nomor : 4623. Telah tercampur
pada Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wan Nihayah : 2/188, karena
meletakkan dalam sanadnya al-Bukhari dan salah pada sanad tersebut.
Beliau menambah pada matannya (Dan menyembah berhala) dan tidak
redaksi ini dalam al-Bukhari.
9
. Lihat Shahih Muslim, dengan nomor : 2856. Bab al-Jannah.
8
ِ َ ُ‫ت َع ْم َرو بْ َن َاعمِر بْن ل‬
‫ح‬ ُ ْ ‫ « َر َأي‬:‫قال رسول اهلل صىل اهلل عليه وسلم‬
ٍ ِ ِ

]‫ب » [أخرجه مسلم‬ َّ ‫ب‬


َ ‫الس َوائ‬ َ ‫اِع ََيُ ُّر قُ ْص َب ُه يف انلَّار َو ََك َن أ َ َّو َل َم ْن َس َّي‬ ُْ
َّ ِ ‫اْل َز‬
ِ ِ ِ

"Aku melihat ‘Amr bin ‘Amir al-Khuza’i menyeret ususnya di


neraka. Ia adalah orang yang pertama kali membuat aturan
tentang Saaibah".
10
Masih ada penguat lain di sisi al-Bukhari yang berasal dari
hadits ‘Aisyah radiyallahu ‘anha. Adapun sabda beliau,
"Menyembah berhala", memiliki penguat-penguat lain yang
akan diterangkan kemudian.
2. Diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dalam as-Siroh al-Kubro senada
yang disebutkan oleh al-Hafidz dalam Fathul Bari.
Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan, "Diriwayatkan oleh
Ibnu Ishaq dari jalan Muhammad bin Ibrahim at-Taimi dari Abu
Sholeh (yaitu dari Abu Hurairah) lebih sempurna dari yang ini.
Lafalnya, "Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wasallam mengatakan kepada Aktsam bin al-Jun;

َّ ِ ‫اْل َز‬
‫اِع‬ ُ ْ ‫ « َر َأي‬:‫قال رسول اهلل صىل اهلل عليه وسلم‬
ُ ْ ‫ت َع ْم َرو بْ َن َاعمِر‬
ٍ
َ ُ
َ ‫ َف َن‬, ‫أول َمن غري دِين إسماعيل‬ َ ُ َ
‫صب اْلوثان‬ ‫ ْلنه‬,ِ‫َيُ ُّر ق ْص َب ُه ِيف انلَّار‬

10
. Cermati dalam Shahih al-Bukhariy nomor 4624, 8/283 bersama Fathul
Bari.
9
َ , ‫الوصِ يلة‬
َ ‫وحىم‬
» ‫احلايم‬ َ ‫السوائب‬
َ ,‫وبحر ابلَحرية‬
َ ‫ووصلة‬ َ ‫وسيب‬
َ

]‫[أخرجه ابلخاري‬

"Saya melihat ‘Amr bin Luhai menyeret ususnya di neraka.


Karena ia merupakan orang yang pertama kali mengubah
agama Isma’il. Kemudian membawa berhala (untuk disembah),
dan menetapkan aturan onta saaibah, bahiirah, wasiilah, dan
11
ham".

Seperti inilah yang diriwayatkan oleh Ibnu Hajar dari as-Siroh


al-Kubro milik Ibnu Ishaq. Namun berbeda sedikit dengan yang
ada dalam as-Siroh milik Ibnu Hisyam, dan Ibnu Katsir.
Perbedaan lafalnya sebagai berikut :
Muhammad bin Ishaq mengatakan, "Telah mengabarkan
kepadaku Muhammad bin Ibrahim bin al-Harits at-Taimi,
bahwa Abu Sholeh as-Saman mengabarkan kepadanya bahwa
ia mendengar Abu Hurairah mengatakan, "Saya mendengar
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Aktsam
bin al-Jun al-Khuza’i;

11
. Ibnu Hajar dalam al-Fath : 6/549,
10
‫ « يا أكثم ! رأيت عمرو بن لح‬:‫قال رسول اهلل صىل اهلل عليه وسلم‬

‫ فما رأيت رجال أشبه برجل‬,‫بن قمعة بن خندق َير قصبه يف انلار‬

.‫ عيس أال يرضين شبهه يا رسول اهلل‬:‫ فقال أكثم‬.‫منك به وال بك منه‬

,‫ إنه اكن أول من غري دين إسماعيل‬,‫ أنك مؤمن وهو اكفر‬,‫ ال‬:‫قال‬

‫ ووصلة الوصيلة وحىم‬,‫فنصب اْلوثان وبحر ابلحرية وسيب السائبة‬

]‫احلايم » [أخرجه إبن هشام يف السرية‬

"Wahai Aktsam ! Aku melihat ‘Amr bin Luhai bin Qam’ah bin
Khondaf menyeret ususnya di neraka. Tidaklah aku melihat
seorang lelaki yang lebih mirip dengannya daripadamu dan
lelaki yang mirip denganmu kecuali dia". Kemudian Aktsam
mengatakan, "Akankah kemiripan itu memudharatkanku wahai
Rasulullah? Rasul menjawab, "Tidak, karena engkau mukmin
dan ia kafir. Sesungguhnya ia orang yang pertama kali
merubah agama Isma’il. Kemudian membawa berhala (untuk
disembah), dan menetapkan aturan onta saaibah, bahiirah,
12
wasiilah, dan ham" .

12
. Ibnu Hisyam dalam as-Siroh : 78, 79. Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wan
Nihayah : 2/189. Dan dalam tafsir : 2/107. Abu ‘Ashim dalam al-Awail :
192. Diriwayatkan juga oleh Ibnu Jarir dari jalan Ibnu Ishaq : 5/7/56. Lihat
Ighatsatul Lahafan karangan Ibnul Qoyyim : 2/623. Ibnu Hajar telah salah
dalam Fathul Bariy : 8/285 ketika menisbahkan riwayat ini kepada
Muslim dalam shahihnya dari Abu Hurairah dengan riwayat Ibnu Sholeh
darinya. Dan tidak ada dalam Shahih Muslim.
11
Abu Ishaq as-Sabi’i mengikuti Ibnu Ishaq pada Ibnu Jarir ath-
13
Thabari dalam riwayat ini . Kemudian al-Hafidz mengatakan,
"Terjadi pada kami ‘uluw (tinggi) dalam pengetahuan". Dan di
sisi Ibnu Mardawaih dari jalan Suhail bin Abu Sholeh
14
diriwayatkan senada dengan riwayat tadi.
3. Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dengan sanadnya dari Abu
Hurairah radiyallahu ‘anhu ia berkata, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda;

َّ ‫ « ُعرضت‬:‫قال رسول اهلل صىل اهلل عليه وسلم‬


‫ فرأيت‬,‫يلع انلار‬ ِ
ْ ‫َير‬
ِ ‫فيها عمرو بن فالن بن فالن بن خندف‬
‫ وهو‬,‫قصبه يف انلار‬

َّ ‫ِأول من‬
‫ وأشبه من رأيت به‬,‫ وسيب السائبة‬,‫غري دين إبراهيم‬

] ‫أكثم بن اجلون! » [أخرجه الطربي يف تفسريه‬

"Ditampakkan neraka kepadaku, kemudian di sana aku melihat


‘Amr bin fulan bin fulan bin fulan bin Khondaf menyeret
ususnya di neraka. Ia adalah orang yang pertama kali
mengubah agama Ibrahim, dan membuat aturan tentang onta

13
. Lihat Tafsir ath-Thabari : 5/7/57.
14
. Ibnu Hajar dalam al-Fath : 6/549.
12
saaibah. Orang yang kulihat paling mirip dengannya adalah
15
Aktsam bin al-Jun". al-hadits .

Diriwayatkan juga oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak


dengan sanad ini (saya maksudkan dari jalan Muhammad bin
‘Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu)
dan di dalam riwayat tersebut Nabi mengatakan;

‫ « وهو ِأول من سيب السائبة‬:‫قال رسول اهلل صىل اهلل عليه وسلم‬

َّ ‫و‬
‫غري دين إبراهيم وأشبه من رأيت به أكثم بن أيب اجلون» [أخرجه‬

] ‫احلاكم‬

"Ia adalah orang yang pertama kali menetapkan aturan


tentang onta saaibah, dan mengubah perjanjian Ibrahim
‘alaihis salam. Orang yang kulihat paling mirip dengannya
16
adalah Aktsam bin al-Jun". al-hadits .

Kemudian Beliau mengatakan, "Ini adalah hadits shahih di atas


syarat Muslim dan tidak diriwayatkan olehnya". Imam adz-

15
. Ath-Thabariy : 5/7/56. Lihat tafsir Ibnu Katsir : 2/107.
16
. Al-Hakim, al-Mustadrak : 4/605 nomor 8789. Ada juga dalam al-Awail
milik Ibnu Abi ‘Ashim nomor 192.
13
Dzahabi menuturkan, "Shahih di atas syarat Muslim, dan hadis
tersebut hasan dengan sanad yang ini".
4. Al-Hakim mengeluarkan dari hadits Abdullah bin Muhammad
bin ‘Uqail dari ath-Thufail bin Ubai bin Ka’ab dari bapaknya
(Ubai bin Ka’ab, pent) secara marfu’ darinya, dalam hadits
terdapat redaksi Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda;

‫ « رأيت فيها عمرو بن لح َير‬:‫قال رسول اهلل صىل اهلل عليه وسلم‬

‫ فقال‬.‫ وأشبه من رأيت به معبد بن أكثم بن اْلزاِع‬،‫قصبه يف انلار‬

‫ أنت‬،‫ ال‬:‫ فقال‬. ‫ فإنه وادلي‬،‫ أختىش يلع من شبهه‬،‫ يا رسول اهلل‬:‫معبد‬

‫مؤمن وهو اكفر وهو أول من محل العرب يلع عبادة اْلصنام » [أخرجه‬

] ‫احلاكم‬

"Dan aku melihat ‘Amr bin Luhai di neraka sedang menyeret


ususnya. Orang yang kulihat paling mirip dengannya adalah
Ma’bad bin Aktsam al-Khuza’i. Ma’bad mengatakan, "Wahai
Rasulullah apakah engkau mengkhawatirkan kemiripanku
dengannya, sesungguhnya ia adalah nenek moyangku?.
Rasulullah menjawab, "Tidak, engkau mukmin sedangkan ia
kafir. Ia adalah orang yang pertama kali membawa
masyarakat Arab untuk menyembah berhala".
14
Al-Hakim mengomentari, "Hadits ini isnadnya shahih dan tidak
dikeluarkan oleh Bukhari dan Muslim". Ucapan beliau disetujui
17
oleh Imam adz-Dzahabi . Akan tetapi yang tepat derajat hadits
ini adalah hasan. Karena Abdullah bin Muhammad bin ‘Uqail
diperselisihkan. Ia seorang yang hasan haditsnya insya Allah.
5. Ath-Thabarani meriwayatkan dalam al-Kabir dan al-Ausath dari
Ibnu Abi Dzi’b dari Sholeh maula at-Tauamah dari Ibnu Ibnu
Abbas ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda;

َّ ‫ « ِأول من‬:‫قال رسول اهلل صىل اهلل عليه وسلم‬


، ‫غري دين إبراهيم‬

] ‫عمرو بن لح بن قمعة بن خندق أبو خزاعة » [أخرجه الطرباّن‬

"Orang yang pertama kali mengubah agama Ibrahim adalah


18
‘Amr bin Luhaiy bin Qam’ah bin Khondaf Abu Khuza’ah".

19
Al-Haitsamiy mengomentari dalam Majma’ az-Zawaid ;
"Diriwayatkan oleh ath-Thabarani dalam al-Kabir dan al-

17
. Al-Hakim, Abu Abdullah : al-Mustadrak : 4/604, 605. Nomor 8788.
18
. Ath-Thabaraniy dalam al-Mu’jam al-Kabir nomor 10808. Dalam al-
Mu’jam al-Ausath nor 202.
19
Al-Haitsamiy : Majma’uz Zawaid : 1/121.
15
Ausath, dalam sanadnya ada Sholeh Maula at-Tauamah, ia
dinilai lemah karena bercampur hafalannya, dan Ibnu Abi Dzi’b
mendengar darinya sebelum tercampur hafalannya. Hadits ini
termasuk riwayah Ibnu Abi Dzi’b darinya. Sanad hadits ini
20
minimalnya hasan sebagaimana dhahirnya .
6. Al-Hafidz Ibnu Jarir ath-Thabari meriwayatkan dalam tafsirnya
dari Zaid bin Aslam, ia berkata, Rasulullah Sallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda;

‫ « إّن ْلعرف ِأول من سيب‬:‫قال رسول اهلل صىل اهلل عليه وسلم‬

َّ ‫وأول من‬
.‫ يا رسول اهلل‬،‫ من هو‬:‫غري عهد إبراهيم! قالوا‬ ِ ،‫السوائب‬

ُ ِ
، ‫َير ق ْصبه يف انلار‬ ِ َ ُ‫ عمرو بن ل‬:‫قال‬
‫ لقد رأيته‬،‫ح أخو بين كعب‬

]‫يؤذي ريحه أهل انلار » [أخرجه الطربي‬

"Sesungguhnya aku mengetahui orang yang pertama kali


membuat aturan tentang onta saaibah, dan orang yang
pertama kali mengubah perjanjian (agama, pent.) Ibrahim".
Para sahabat bertanya, "Siapakah ia wahai Rasulullah?.
Rasulullah menjawab, "Amr bin Luhaiy, saudara Bani Ka’ab.

20
. Cermati yang disebutkan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilatul Ahadits
ash-Shahihah : 244 nomor 1677.
16
Sungguh aku melihatnya sedang menyeret ususnya di neraka,
21
baunya mengganggu penduduk neraka". Al-Hadits .

Hadits ini berasal dari jalan ‘Abdurrazak dari Ma’mar dari Zaid
bin Aslam, dan ia mursal.
7. Al-Fakihi meriwayatkan dari jalan ‘Ikrimah secara mursal.
Semisal dengan hadits Ibnu Abbas yang telah lewat. Dalam
redaksinya, "Miqdad bertanya, "Wahai Rasulullah! siapakah
Amr bin Luhaiy? Rasulullah menjawab, "Bapak mereka orang-
22
orang dari perkampungan Khuza’ah".
8. Ibnul Mundzir mengeluarkan hadits dari Abu Sa’id al-Khudriy,
ia berkata; "Rasulullah shalat mengimami kami sampai beliau
mengatakan,

21
. Ath-Thabari dalam tafsirnya : 5/7/56. Ibnu Katsir dalam tafsirnya :
2/107.
22
. Lihat yang disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bariy : 6/549.
Dimana beliau menisbatkan kepada al-Fakihiy. Akan tetapi aku tidak
menemukan dalam bagian yang tercetak dalam kitab Akhbaru Makkah
karangan al-Fakihiy. Mungkin saja disebutkan dalam bagian yang sudah
hilang.
17
َ ُ ْ ََ
‫ت ع ْم َرو بْ َن َاعم ٍِر بن لح‬ ‫ « ورأي‬:‫قال رسول اهلل صىل اهلل عليه وسلم‬

َ ‫ وهو اذلي َسيب‬، ‫ََيُ ُّر قُ ْص َب ُه يف انلَّار‬


َ ‫السوائب‬
‫وبحر ابلَحرية ونصب‬ ِ ِ

]‫اْلوثان و غري دِين إسماعيل » [أخرجه ابن منذر‬

"Aku melihat Amr bin Luhai sedang menyeret ususnya di


neraka. Ia adalah orang yang membuat aturan tentang onta
saaibah, bahiirah, dan membawa berhala, serta mengubah
23
agama Isma’il". Al-Hadits.

Maksudnya adalah seluruh riwayat-riwayat ini menunjukkan


bahwa Amr bin Luhai -semoga Allah Shubhanahu wa ta’alla
melaknatnya- telah memprakarsai bid’ah bagi mereka dalam
perkara ibadah yang berakibat berubahnya agama al-Kholil
(Ibrahim, pent.), kemudian diikuti oleh masyarakat Arab kala
itu. Maka mereka telah sesat dengan kesesatan yang jauh,
nyata, buruk serta mengerikan. Ini dari sisi riwayat-riwayat
hadits.
Kemudian pendapat ini ditopang oleh hadits shahih
adalah pendapat yang disebutkan oleh kebanyakan ahli tafsir,
ahli hadits dan pakar sejarah. Ini merupakan pendapat Ibnu

23
. Cermati yang disebutkan oleh as-Suyuthi dalam ad-Durrul Mantsur :
2/338. Ketika menisbatkan kepadanya.
18
24 25 26 27
Ishaq , Ibnu al-Kalbi , Ibnu Hisyam , Imam ath-Thabari , al-
28 29 30 31
Mas’udi , as-Suhaili , al-‘Askari , asy-Syihristani , Syaikhul
32 33 34
Islam Ibnu Taimiyah , Ibnul Qoyyim , al-Hafidz Ibnu Katsir ,
35 36
as-Suyuthi , ash-Shalihi , Syaikh Imam Muhammad bin
37 38
Abdulwahhab , al-Alusi , dan selain mereka.
Sebagaimana ditunjukkan oleh beberapa syair-syair Arab.
Di antaranya :
Syair yang didendangkan oleh anggota suku Jurhum
(Jurhumi) yang dahulu berpegang teguh pada agama hanifiyah
(Ibrahim, pent.);

24
. Ibnu Hisyam dalam as-Siroh an-Nabawiyah : 1/102 bersama dengan
ar-Raudhul Unuf. Dan as-Suyuthi dalam al-Hawi : 2/376.
25
. Ibnul Kalbi dalam al-Ashnam hal. 8.
26
. Ibnu Hisyam dalam as-Siroh an-Nabawiyah, hal. 77-78.
27
. Ath-Thabari dalam tafsirnya : 5/7/60.
28
. Al-Mas’udi dalam Marujidz Dzahab : 2/56.
29
. As-Suhaili dalam ar-Raudhul Unuf : 1/102.
30
.Al-‘Askari dalam al-Awa’il : 1/98
31
. Asy-Syihrisytani dalam al-Milal wan Nihal : 3/648
32
. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Majmu’ al-Fatawa : 17/461,
28/90-91.
33
.Ibnul Qayyim dalam Ighatsatul Lahafan : 2/625.
34
. Ibnu Katsir dalam tafsirnya : 2/107, 2/183, dan al-Bidayah wan
Nihayah : 2/187.
35
. As-Suyuthi dalam al-Hawi : 2/375.
36
. Lihat yang disebutkan oleh ash-Shalihi dalam Subulul Huda war
Rasyad : 2/177.
37
. Cermati Mukhtasar Siroh, hal. 50.
38
. Bulughul Arab fi Ma’rifatil ‘Arab ; 2/200.
19
Wahai Amr janganlah kau buat kedzaliman di Mekah
negeri yang suci
Tanyakan kepada kaum ‘Ad dimanakah mereka,
39
dan kepada makhluk-makhluk yang telah binasa .

Syair yang didendangkan oleh sebagian suku Jurhum


ketika Amr bin Luhai melampaui batas dengan meletakkan
berhala di sekitar Ka’bah, dan memaksa masyarakat Arab
untuk menyembahnya, yang mengancam agama hanifiyah;

Wahai Amr telah engkau buat tuhan yang berbilang


dengan menghadirkan berhala di Mekah sekitar
Ka’bah.
Dahulu Ka’bah hanya memiliki satu tuhan yang
abadi, akan tetapi engkau menjadikannya
berbilang di kalangan manusia.

39
. Al-Mas’udi : Marujidz Dzahab 2/56.
20
Sungguh engkau tahu bahwa Allah dalam waktu yang
tepat, akan memilih orang yang menjaga Ka’bah
40
setelah engkau.

Begitu juga didukung dengan adanya atsar yang menguatkan


riwayat ini, bahwa masyarakat Arab mencatat sejarah
pembangunan Ka’bah oleh Ibrahim, senantiasa seperti itu
hingga mereka berpencar-pencar dan keluar dari Tihamah.
Sampai berlalunya waktu mereka mencatat kepemimpinan
‘Amr bin Rabi’ah yang tersohor dengan Amr bin Luhai (Ialah
yang dikatakan telah mengubah agama Ibrahim, dan
membawa berhala Hubal dari kota Balqa’, dan perbuatan Isaf
41
dan Nailah zaman Sabur Dzil Aktaf
Berdasarkan hal ini maka tetap bagi kita bahwa orang yang pertama
kali mengubah agama Isma’il dan Ibrahim adalah Amr bin Luhai bin
Rabi’ah. Abu Khuza’ah. Dan memungkinkan menggabungkan antara
pendapat ini dengan pendapat yang lain sebagai berikut :
1. Sesungguhnya keluarnya anak cucu Isma’il dari tanah haram
42
pada saat pemerintahan Jurhum , dan pemerintahan Khuza’ah

40
. Ibid 2/56.
41
. Al-Biruniy : al-Atsar al-Baqiyah ‘anil Qurunil Kholiyah, hal. 34
42
. Lihat yang disebutkan oleh Ibnu Hisyam dalam as-Siroh an-Nabawiyah
: 1/135 bersama ar-Raudhul Unuf.
21
setelahnya langsung. Maka keluarnya anak cucu Isma’il
sebelum pemerintahan Khuza’ah. Sedangkan membawa batu
dari tanah haram sebagai bentuk mencari berkah, bertawaf di
sekitarnya, menyembelih dan bernadzar untuknya, dan
menyembahnya, maka mungkin saja tidak terjadi kecuali pada
43
zaman terakhir sekali , setelah kepemimpinan Amr bin Luhaiy
al-Khuza’i. Wallahu a’lam.
2. Atau peribadahan terhadap batu saat itu belum meluas
dikalangan anak cucu Isma’il, sebelum penyembahan berhala
di Mekah, akan tetapi baru bersifat individual. Sedangkan
peribadahan terhadap berhala yang dimulai pada saat
kepemimpinan Amr bin Luhai bersifat umum. Maka
dinisbatkan permulaan peribadahan terhadap berhala
kepadanya.
3. Ketika Amr memegang kekuasaan untuk melaksanakan segala
sesuatu karena ia adalah penguasa Mekah pada waktu itu,
kerusakan yang ditimbulkannya dan perubahan yang
diakibatkannya terhadap agama Allah Shubhanahu wa ta’alla
lebih banyak daripada kerusakan yang ditimbulkan para
pembawa batu tanah haram. Karena kerinduan yang teramat
sangat dan keterikatan dengan tanah haram. Wallahu a’lam.

43
. Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wan Nihayah 2/188.
22
Adapaun mengenai riwayat yang mengatakan bahwa Adnan
adalah nenek moyang masyarakat Arab, ia orang yang pertama
44
kali menyeru masyarakat Arab untuk menyembah berhala ,
maka aku merasa itu tidak shahih.

Perkataan-perkataan para ahli sejarah mengenai Amr bin Luhai al-


Khuza’i
As-Suhaili mengatakan, "Ketika suku Khuza’ah memengangi
peperangan terhadap Ka’bah, dan mengusir Jurhum dari Mekah,
masyarakat Arab menjadikan Amr bin Luhai penguasa. Tidaklah ia
membuat suatu kebid’ahan kecuali oleh masyarakat Arab dijadikan
45
sebagai syariat". Kami melihat dalam Tarikh Makah juga,
kebanyakan berita-berita mengenai orang ini hampir-hampir mirip
seperti cerita dongeng, yang bisa merubah pemahaman-
pemahaman dan keyakinan-keyakinan suatu kaum. Maka pada
akhirnya ia bisa merubah pemahaman-pemahaman tersebut secara
sempurna. Menjadikan masyarakat Arab sebagai penyembah
berhala padahal dahulunya mereka adalah orang-orang yang
bertauhid di atas agama Ibrahim ‘alaihissalam. Mereka
menyebutkan bahwa ia (Amr bin Luhai) adalah lelaki yang paling

44
.Al-Ya’qubi dalam tarikhnya : 1/223.
45
.As-Suhaili dalam ar-Raudhul Unuf : 1/102.
23
cemerlang dari kalangan lelaki Arab pada masa Jahiliyah, dan
termasuk orang yang paling terkenal. Kebanyakan masyarakat
menyanjungnya dengan ketinggian, kedudukan dan kebanggaan.
Termasuk orang-orang yang menyebutkan perihal dirinya adalah
sebagai berikut;
1. Ia dahulu adalah seorang memiliki kekayaan berlimpah. Ia
mencukil mata ontanya sebanya 20 buah. Hal itu merupakan
gambaran bahwa ia memiliki 20.000 onta. Karena dalam adat
masyarakat Arab, bahwa orang yang memiliki 1000 onta harus
mencukil 1 mata ontanya. Hal itu sebagai tolak bala dari
penyakit ‘ain -menurut persangkaannya yang dusta- yang
46
menyerang onta-onta tersebut .
47
2. Ia membagikan kepada masyarakat Arab 10.000 onta .
3. Sebagaimana diriwayatkan darinya, ialah orang yang pertama
kali memberi makan jama’ah haji di Mekah yang berupa lemak
punuk onta dan dagingnya yang dicampur dengan kuah
48
remukan roti .
4. As-Suhaili mengatakan, "Seringkali ia menyembelih 10.000
onta yang gemuk pada saat haji, dan memberikan 10.000
pakaian sampai-sampai ia dijuluki sebagai Latta yang

46
. Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wan Nihayah : 2/187.
47
. Al-Azraqi dalam Akhbaru Makkah : 1/100.
48
. Ibid 1/100.
24
mencampur tepung dengan air bagi jama’ah haji, di atas batu
49
yang sudah dikenal sebagai batunya Latta" .
5. Kemudian masyarakat berlebih-lebihan dan mengatakan,
"Sesungguhnya ia pada suatu tahun memberikan pakaian bagi
seluruh jama’ah haji. Setiap orang mendapatkan 3 buah
50
pakaian Yaman" .
6. Ia memberi makan masyarakat Arab setiap tahunnya dan
membuatkan makanan untuk mereka dari mentega dan madu,
51
serta menumbuk gandum .
52
7. Ialah orang yang menetapkan aturan tentang onta Bahirah ,
53 54 55
Washilah , Ham , dan Saaibah .

49
. As-Suhaili : ar-Raudhul Unuf, 1/102.
50
. Al-Azraqi : Akhbaru Makkah, 1/100.
51
. Ibnu Katsir : al-Bidayah wan Nihayah : 2/187.
52
. Sa’id bin al-Musayyib mengatakan : Baahirah adalah onta yang
dipersembahkan air susunya untuk berhala, tidak boleh seorangpun
untuk memerah susunya. Sebagaimana disebutkan oleh al-Bukhari dalam
shahihnya : 8/283. Dari Qatadah : Bahwa Baahirah dari unta. Unta
apabila telah lima kali melahirkan, apabila kelahiran kelima adalah jantan
maka untuk laki-laki tanpa perempuan, apabila melahirkan betina,
dibelah telinganya dan dilepaskan begitu saja. Tidak boleh dipotong
bulunya, tidak boleh diminum susunya, tidak boleh ditungganggi, apabila
mati maka menjadi bagian untuk laki-laki dan perempuan. Lihat yang
disebutkan oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bariy : 8/283
53
. Sa’id bin al-Musayyib menyatakan, "al-Washilah : Unta yang
melahirkan anak pertama kali unta betina, kemudian melahirkan lagi
unta betina. Mereka mempersembahkan kepada berhala apabila tidak
25
8. Talbiyah Ibrahim dalam haji diganti olehnya. As-Suhaili
mengatakan, "Ketika Amr bin Luhaiy bertalbiyah ada orang tua
yang merupakan penampakkan dari setan bertalbiyah
bersamanya. Amr mengucapkan, "Labbaika Laa Syarika Laka".
Orang tua itu menyeru, "illa Syarikan Huwa Laka". Amr
mengingkari ucapan orang tua itu dan berkata, "Apa-apaan
ini?. Orang tua itu berkata, katakanlah!, "Tamlikuhu Wa Maa
Malak". Tidak mengapa dengan ucapan ini. Maka Amr
56
menirukannya dan akhirnya diikuti oleh masyarakat Arab .
9. Ialah orang yang pertama kali mengubah agama Isma’il
‘alaihissalam yang lurus, dengan peribadahan kepada berhala.
Ia yang memasukkan berhala ke tanah haram, dan itu
sebagaimana diriwayatkan; Bahwasanya ketika Amr bin Luhai
merasa bahwa dirinya mampu mengalahkan Jurhum, dan
selanjutnya adalah Mekah. Kemudian kaum-kaum disekitarnya

diselingi di antara keduanya kelahiran unta jantan". Lihat yang


disebutkan oleh al-Bukhari dalam shahihnya : 8/283
54
. Sa’id bin al-Musayyib menyatakan; "al-Haam adalah unta jantan, yang
diperintah untuk membenihi onta betina beberapa kali, maka jika sudah
tuntas menunaikan hajatnya maka mereka biarkan untuk para thagut,
dan mereka membiarkan ketika sedang mengandung untuk dipakai untuk
membawa barang dan mereka menamakan dengan al-Haam".
55
. Sa’id bin al-Musayyib menyatakan, "as-Saaibah, adalah unta yang
dipersembahkan kepada tuhan-tuhannya. Tidak boleh dihamili". Lihat
yang disebutkan oleh al-Bukhari dalam shahihnya : 8/283
56
. As-Suhailiy : ar-Raudhul Unuf : 1/102
26
ingin mengokohkan kekuasaannya dan merealisasikannya
dengan membuat aqidah yang baru, menggantikan agama
yang lurus. Ia melihat kaumnya bermudah-mudahan dalam hal
itu. Setelah berlalunya zaman dan berjalan beberapa tahun.
Amr sering bepergian ke negeri tetangga seperti Syam dan Irak.
Ia meneliti keadaan penduduknya, dan ia melihat akidah
penduduknya sebagai penyembah berhala.
Ia melihat bahwa pada hal itu ada sarana untuk
mengadakan suatu sandaran yang berupa materi keduniaan,
57
sebagai cara untuk mengokohkan tujuan politiknya .
58
Sebabnya sebagaimana dikatakan oleh al-‘Askari ;
"Sesungguhnya seorang raja membutuhkan agama seperti
butuhnya kepada harta dan pengawal. Karena raja tidaklah
terwujud dengan bai’at, dan bai’at tidak ada tanya adanya
sumpah, sedangkan sumpah tidaklah ada kecuali bagi para
pemeluk agama. Dimana seorang tidak sah sumpahnya kecuali

57
. Lihat yang disebutkan oleh al-Kharbuthuli dalam al-Hanafiyah wal
Hunafa’ : 12
58
. Beliau adalah al-Hasan bin Abdullah bin Sahl bin Sa’id al-Askariy (Abu
Hilal), Ahli bahasa, Sastrawan, Penyair, Ahli tafsir. Di antara karya tulisnya
adalah al-Katsiratul awaa’il, Tashifatul Muhaditsin, dan Jamharatul
Amtsal, dan lain-lain.
27
dengan agamanya dan sesembahannya. Orang yang tidak
59
beragama tidak dipercaya sumpahnya". .
Oleh karena itu ia meninggalkan agama hanifiyah, agama
Isma’il dan Ibrahim. Karena ia melihat bahwa dirinya tidak
mampu menguasai mereka secara sempurna. Akan tetapi
kekuasaan dalam agama hanifiyah adalah milik Allah ta’ala
saja. Maka ia meletakkan berhala-berhala di sekeliling Ka’bah.
Jumlah berhala yang ia letakkan di sekitar Ka’bah sebagai
berikut :

a. Berhala yang pertama kali diletakkan adalah Hubal.


Ibnu Hisyam mengatakan, "Telah mengabarkan
kepadaku sebagian ulama, bahwa Amr bin Luhai keluar dari
Mekah menuju ke Syam untuk menyelesaikan sebagian
urusannya. Ketika ia sampai di daerah Maab bagian dari
60
Balqa’ . Daerah tersebut dikuasai oleh kaum ‘Amaliq. Ia
melihat mereka menyembah berhala. Maka ia berkata
kepada mereka, "Benda apakah yang aku lihat sedang

59
. Al-Askariy, Abu Hilal : al-Awaa’il : 1/99
60
. Sebuah daerah di Syam. Di Kerajaan Yordania al-Hasyimiyah, Itu
adalah daerah Aman, ibukota Yordania. Perhatikan yang disebutkan oleh
al-Biladi, ‘Atiq Ghaits dalam Mu’jam Ma’alim al-Jhughrafiyah dalam as-
Siroh an-Nabawiyah, hal. 49.
28
kalian sembah ini?, mereka menjawab, "Ini adalah berhala-
berhala yang kami sembah. Kami memohon hujan
kepadanya kemudian ia menurunkan hujan kepada kami.
Kami meminta pertolongan padanya kemudian ia
menolong kami". Amr berkata, "Mengapa tidak kalian
memberikan satu kepadaku, akan aku bawa ke tanah Arab,
nantinya mereka akan menyembahnya?. Maka mereka
memberikan sebuah berhala kepada Amr yang disebut
sebagai Hubal. Lantas Amr membawanya ke Mekah,
meletakkannya di sana dan menyuruh manusia untuk
61
beribadah kepada berhala itu dan mengagungkannya .
As-Suhaili mengatakan, "Adapun Hubal, dibawa oleh
62
Amr bin Luhai dari daerah Hayyit . Sebuah daerah di
63
Jazirah kemudiana meletakkannya dalam Ka’bah" .
Terlepas rujukan manakah yang benar, yang jelas bahwa
yang membawa berhala ke tanah Arab adalah Amr bin
Luhai.

61
. Ibnu Hisyam : as-Siroh an-Nabawiyah : 1/101, bersama ar-Raudhul
Unuf.
62
. Sekarang berada di Irak. Lihat yang disebutkan oleh Jawwad ‘Ali dalam
Tarikhul ‘Arab Qoblal Islam : 4/206.
63
. As-Suhaili, ar-Raudhul Unuf : 1/105.
29
Pada saat Amr bin Luhai membawa berhala, ia
kemudian meletakkannya di tengah Ka’bah. Lantas orang-
orang Quraisy menganggapnya sebagai sesembahan yang
mereka ibadahi. Ibnu al-Kalbi dan al-Alusi menuturkan,
"Orang-orang Quraisy memiliki berhala-berhala di sekitar
Ka’bah dan yang paling agung bagi mereka adalah Hubal.
Yang sampai kepadaku bahwa berhala itu terbuat dari batu
akik merah dalam rupa manusia, dengan tangan kanannya
yang patah. Orang-orang Quraisy menemukannya seperti
itu lalu mereka membuatkan tangan dari emas. Orang yang
pertama kali meletakkannya adalah Khuzaimah bin
64
mudrikah. Maka disebutlah Hubal Khuzaimah . Orang-
orang Quraisy bersumpah disisinya dalam urusan-urusan
65
mereka sebagaimana disebutkan oleh pakar sejarah" .
b. Amr bin Luhai adalah orang yang mempelopori
peribadahan kepada berhala Isaf dan Nailah.

64
. Ibnu al-Kalbi dalam al-Ashnam, 27,28. Al-Alusi dalam Bulughul Arab,
2/205. Begitulah disebutkan. Perlu diperhatikan bahwa pendapat ini
secara nyata menyelisihi bahwa Amr bin Luhai adalah orang yang
meletakkannya. Dimungkinkan bahwa Amr bin Luhai adalah orang yang
membawa dan meletakkannya di sekitar Ka’bah, sedangkan Khuzaimah
yang meletakkan di dalam Ka’bah. Wallahu a’lam.
65
. Ibid.
30
Ibnu Ishaq menuturkan, "Orang-orang musyrik
menjadikan Isaf dan Nailah sebagai sesembahan di dekat
sumur Zam-zam. Mereka menyembelih qurban di sisi
keduanya. Dahulunya Isaf dan Nailah adalah seorang lelaki
dan perempuan dari suku Jurhum. Kemudian Isaf
menzinahi Nailah di dalam Ka’bah. Lantas Allah
Shubhanahu wa ta’alla mengubah mereka berdua menjadi
66
batu" .
Kemudian Ibnu Ishaq meriwayatkan dengan sanad yang
shahih secara bersambung dari ‘Aisyah radiyallahu ‘anha.
Bahwasanya ia mengatakan, "Kami dahulu mendengar
bahwa Isaf dan Nailah adalah lelaki dan perempuan dari
suku Jurhum. Mereka berzina di dalam Ka’bah. Maka Allah
Shubhanahu wa ta’alla mengutuk mereka menjadi 2 buah
67
batu". Wallahu a’lam , As-Suhaili mengatakan, "Dari
68
sebagian salaf,…..".
Adapun saat menghancurkannya, as-Suhaili
mengatakan, "al-Waqidi menyebutkan bahwa Nailah di
hancurkan oleh Nabi Muhammad Shalallahu 'alaihi wa

66
. Dinukil oleh Ibnu Hisyam dalam as-Siroh an-Nabawiyah : 1/105
bersama ar-Raudhul Unuf.
67
. Lihat yang dinukil oleh asy-Syihristani dalam al-Milal wan Nihal : 3/82.
68
. As-Suhail dalam ar-Raudhul Unuf : 1/105.
31
sallam pada tahun pembukaan (Fathu Makkah, pent).
Keluar dari berhala itu seorang wanita hitam berambut
69
putih mencakar-cakar wajahnya. Ia menyeru-nyeru
70
dengan umpatan kecelakaan dan kebinasaan".
c. Dialah (Amr bin Luhai) orang yang mengajari mereka
untuk menyembah Latta.
Sungguh ada banyak riwayat mengenai hal tersebut,
salah satunya seperti yang diriwayatkan dari as-Suhaili
mengatakan, "Amr bin Luhai adalah Latta yang membuat
adonan roti untuk jama’ah haji, di atas sebuah batu yang
71
dikenal dengan batu Latta".
Dikatakan juga dalam riwayat lain, "Orang yang
membuat adonan roti dahulu berasal dari Tsaqif. Ketika
orang itu meninggal, Amr mengatakan kepada orang-orang
Quraisy, "Sesungguhnya orang tersebut belum mati, akan
tetapi ia masuk ke dalam batu. Kemudian ia
memerintahkan mereka untuk menyembahnya, dan
membangun rumah di atas batu itu. Dinamakan
Laatta…Ketika orang itu mati dinamakan batu tersebut

69
. (‫ )شمطاء‬yang putih rambutnya. Cermati yang disebutkan oleh Ibnu
Mandhur dalam Lisanul Arab ; 7/197. ‫شمط‬.
70
. As-Suhaili dalam ar-Raudhul Unuf : 1/105.
71
. Ibid 1/102.
32
dengan Laat dengan ta’ yang ringan. Dan dijadikan sebagai
72
berhala yang disembah".
Ibnu al-Kalbi mengatakan dan dinukil oleh Imam Ibnul
Qoyyim, "Kemudian orang-orang musyrik meletakkan Laata
di Thaif. Dan ia lebih baru dibandingkan Manat. Bentuknya
adalah batu persegi. Juru kuncinya berasal dari Tsaqif.
Orang-orang musyrik membangun rumah di atasnya.
Orang-orang Quraisy dan seluruh masyarakat Arab
mengagungkan berhala tersebut. Dengannya orang-orang
Arab menamakan Zaid al-Laata, dan Taim al-Laata. Berada
di menara Masjid Thaif sebelah kiri pada saat sekarang.
Senantiasa seperti itu sampai suku Tsaqif memeluk Islam.
Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salllam mengutus al-
73
Mughirah bin Syu’bah , kemudian di hancurkan lalu di
74
bakar".

72
. Ibid, Dan oleh al-Azraqi dalam Akhbaru Makkah : 1/125-126.
73
. Beliau adalah Mughirah bin Syu’bah bin Abu ‘Amir ats-Tsaqafi.
Kunyahnya Abu Muhammad. Mengikuti perang Hudaibiyah dan masuk
Islam saat perang Khandaq. Ia seorang yang berakal, ahli sastra, cerdas,
pandai. Disebutkan bahwa ia menikahi seribu wanita. Al-Haitsam
mengatakan bahwa ia wafat pada tahun 50 H. Perhatikan yang
disebutkan oleh al-Khazraji dalam al-Khulashah hal. 385.
74
. Ibnu al-Kalbi : al-Ashnam : 16,17. Ibnul Qayyim : Ighatsatul Lahafan :
2/626-627.
33
Maksudnya menjelaskan bahwa Amr bin Luhai adalah
orang yang menyuruh masyarakat Arab untuk menyembah
Laata, sebagaimana sudah dijelaskan. Dan sudah
dihilangkan –segala puji bagi Allah- dengan tangan seorang
sahabat yang mulia yaitu al-Mughiroh bin Syu’bah
radiyallahu ‘anhu.
d. Bahwa Amr bin Luhai adalah orang yang meletakkan
berhala Manat pertama kali.
Ada sebuah riwayat yang disebutkan dalam kitab
75
Akhbaru Makkah karangan Abul Walid al-Azraqi dengan
sanad yang hasan sampai kepada Ibnu Ishaq, beliau
mengatakan, "Manat berada di tepi pantai sebelah
76
Qudaid . Berhala itulah yang dipergunakan untuk berhaji

75
. Beliau adalah Muhammad bin Abdullah bin Ahmad bin Muhammad
bin al-Walid bin Uqbah bin al-Azraq al-Makki al-Azraqi. Kunyahnya Abul
Walid. Seorang pakar sejarah, ahli geografi. Ia merupakan penduduk
Mekah. Di antara karya tulisnya berjudul Akhbaru Makkah. Wafat padah
tahun 244 H dalam pendapat yang kuat. Lihat yang disebutkan oleh az-
Zirakliy dalam al-A’lam:7/93.
76
. Berhala itu terletak di sebuah lembah tepi laut Merah antara Yanbu’
dan Rabigh. Lembah itu merupakan salah satu pemberhentian jama’ah
haji dari Mesir pada zaman dahulu. Lihat catatan kaki Akhbaru Makkah
milik al-Azraqi yang ditulis oleh Ustadz Rusydi Shalih Malhas. Al-Biladi
mengatakan, "Qudaid dengan tanda dhammah di atas huruf Qaf dan
fathah di atas huruf Dal. Lembah Fuhl termasuk lembah Hijaz at-
Tihamiyah. Berada di tempat tak berpasir dan dinamakan bagian atasnya
Sitaroh dan bawahnya Qudaid. Dipisahkan oleh jalan dari Mekah ke
34
dan diagungkan oleh suku Azd dan Ghassan. Apabila
mereka thawaf di Ka’bah, meninggalkan Arafah dan selesai
dari Mina, mereka tidak mencukur rambut kecuali di sisi
Manat. Mereka mempersembahkan baginya, dan
barangsiapa yang memberi persembahan kepadanya maka
tidak thawaf di antara Shafa dan Marwah karena
kedudukan dua berhala yang berada di sana, Nahika
Mujawidur Riih, dan Muth’imuth Thoir. Dahulu daerah ini
menyembah Manat. Manat diperuntukan untuk suku Aus
dan Khazraj dan Ghassan dari al-Azd dan orang-orang yang
beragama dengan agama mereka dari kalangan orang-
orang Yatsrib dan Syam. Manat menghadap kearah tepi
77 78
pantai dari sisi al-Musyallal di daerah Qudaid".

Madinah sepanjang 120km". perhatikan yang disebutkan oleh al-Biladi


dalam Mu’jam Ma’alim al-Jughrafiyah dalam as-Siroh an-Nabawiyah hal.
249.
77
. ‫ المشلل‬dengan tanda dhammah di atas huruf Mim, fathah di atas Syin
dan tasydid pada huruf Lam yang pertama. Al-Biladi menuturkan, "al-
Musyallal adalah bukit yang berada di bawah Qudaid bagian selatan. Jika
anda berada di daerah Sha’bar antara Rabigh dan al-Qadhimah. Al-
Musyallal adalah tempat terbitnya matahari agak condong ke utara. Di
sanalah terdapat berhala Manat". Lihat yang disebutkan oleh al-Biladiy
dalam Mu’jam Ma’alim al-Jughrafiyah dalam as-Siroh an-Nabawiyah hal.
298
78
. Al-Azraqi, Akhbaru Makkah: 1/124,125. Cermati yang dikatakan oleh
Ibnu Hisyam dalam as-Siroh an-Nabawiyah:1/107 bersama ar-Raudh.
35
Lalu Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam mengutus
79
Sa’id bin ‘Ubaid al-Asyhali untuk menghancurkan berhala
80
Manat yang ada di al-Musyallal.

e. Sesungguhnya Amr bin Luhai adalah orang yang pertama


kali menyeru peribadahan kepada Uzza.
Al-Azraqi mengatakan, "Uzza adalah tiga buah pohon
81
kurma yang berwarna coklat tua . Orang yang pertama kali
menyeru untuk menyembahnya adalah Amr bin Rabi’ah
dan al-Harits bin Ka’ab. Kemudian Amr mengatakan kepada
orang-orang Quraisy, "Sesungguhnya Rabb kalian menjelma

79
. Begitulah yang disebutkan oleh al-Azraqi, dan saya tidak mengambil
pendapat tentang yang siapa yang menghancurkannya dari kalangan
sahabat. Rujuk kepada asy-Syirku al-Jahili hal. 178, di sana disebutkan
bahwa yang menghancurkan Manat adalah Sa’ad bin Zaid al-Asyhali dan
dinukil dari ath-Thabari. Disebutkan oleh ath-Thabariy dalam
tarikhnya:3/123. Disebutkan juga bahwa yang menghancurkan adalah Ali
bin Abi Thalib sebagaimana ada pada ath-Thabari dalam tarikhnya :
3/148.
80
. Lihat yang disebutkan oleh al-Azraqi dalam Akhbaru Makkah : 1/131.
81
. Al-Uzza dahulu berada di Lembah daerah Syam. Disebut Kharaash. Di
Iza’ul Ghamir dari kanan al-Mash’ad sampai Irak dari Mekah. Dan itu di
atas Dzatu ‘Irq sampai al-Bustan (Bustan Ibnu Ma’mar). sejauh 9 mil.
Cermati catatan kaki Akhbaru Makkah karya al-Azraqi : 1/126. Dan yang
disebutkan oleh ‘Atiq Ghaits al-Biladiy dalam Mu’jam Ma’alim al-
Jughrafiyah dalam as-Siroh an-Nabawiyah : 318.
36
menjadi Latta pada musim panas karena dinginnya Thaif,
dan menjelma menjadi Uzza di musim dingin karena
panasnya Tihamah".
Masing-masing ada syaithan yang disembah. Ketika
Allah Shubhanahu wa ta’alla mengutus Muhammad, beliau
82
mengutus Khalid bin Walid untuk memotong Uzza, maka
83
ia memotongnya . Disebutkan dalam sebuah kisah yang
panjang mengenai hal ini, dan riwayat ini diriwayatkan oleh
al-Azraqi dari jalan al-Kalbi dari Abu Shaleh dari Ibnu Abbas.
Sudah diketahui bahwa al-Azraqi merupakan orang yang
paling lemah bila meriwayatkan dari Ibnu Abbas. Akan
tetapi al-Azraqi sendiri meriwayatkan riwayat lain dari Ibnu
Ishaq dengan riwayat yang hasan yang isinya, "Bahwa Amr
bin Luhai menjadikan Uzza dari pohon kurma.
Orang-orang arab ketika sudah selesai haji dan thawaf
mereka tidak langsung bertahalul, sampai mendatangi
Uzza. Mereka berthawaf mengelilinginya dan bertahalul di

82
. Beliau adalah Khalid bin al-Walid bin al-Mughirah bin Abdullah bin
Amr bin Makhzum Abu Sulaiman. Masuk Islam pada bulan Shafar tahun 8
H. Mengikuti perang Mu’tah, ditangan beliaulah Fathu Makkah
dilaksanakan, memimpin peperangan terhadap orang-orang yang
murtad, dan menaklukan kelompok dari Irak. Wafat di Madinah tahun
21H. Lihat yang disebutkan al-Khazraji dalam al-Khulashah hal. 103.
83
. Al-Azraqi : Akhbaru Makkah : 1/126.
37
sisinya, serta berdiam diri selama sehari di sampingnya.
Orang-orang Khuza’ah, Quraisy dan Bani Kinanah
seluruhnya mengagungkan Uzza bersama Khuza’ah dan
84
seluruh Mudhor".
f. Amr bin Luhai adalah orang yang meletakkan berhala di
Shafa dan Marwah
Abul Walid al-Azraqi dan Muhammad bin Ishaq al-
Fakihi85 menerangkan, dan lafadznya milik Muhammad
bin Ishaq, "Dari Ibnu Ishaq dengan sanad yang hasan,
bahwasanya ia berkata, "Sesungguhnya Amr bin Luhai
meletakkan sebuah berhala di Shafa yang disebut Nahikun
Mujawidur Riih, dan meletakkan di Marwah sebuah berhala
86
yang bernama Muth’imuth Thair".
g. Bahwa Amr bin Luhai adalah orang yang meletakkan
berhala al-Khalashah di bawah Mekah.

84
. Ibid : 1/126-127.
85
. Beliau adalah Muhammad bin Ishaq bin al-Abbas al-Fakihi al-Makki.
Kunyahnya Abu Abdillah. Seorang pakar sejarah. Wafat pada akhir tahun
272 H. Di antara karya tulisnya : Tarikh makkah. Lihat yang disebutkan
oleh Ibnu an-Nadim dalam al-Fahrisat : 1/109, dan Umar Ridha Kahalah
dalam Mu’jamul Mu’aliffin : 9/40.
86
. Al-Fakihi : Akhbaru Makkah fi Qadimid Dahr wa Haditsihi : 2/241.
Cermati yang disebutkan oleh al-Azraqi dalam Akhbaru Makkah : 1/124,
dan at-Tuqa al-Fasi dalam al-‘Aqdu ats-Tsamin : 1/212.
38
Mereka memakaikan kalung kepadanya,
menghadiahkan syair, gandum, dan menyiramkan susu
kepadanya, menyembelih di sisinya, dan mengalungkan
87
telur burung unta . Ibnul Kalbi, al-Alusi, dan Yaqut al-
Hamawi menyebutkan tempat berhala ini yaitu di
88
Tabalah , -ditambahkan oleh as-Suhaili- dan Yaqut,
"Bahwa berhala tersebut di daerah al-‘Abalat atau al-
89
‘Abala".
h. Termasuk hal yang diada-adakan oleh Amr bin Luhaiy
tentang berhala di Mekah dan Mina.
Seperti apa yang diriwayatkan oleh al-Fakihi dan al-
Azraqi dalam Akhbaru Makkah, lafadz milik kedua, dengan
sanad hasan dari Ibnu Ishaq, ia berkata, "Sesungguhnya
Amr bin Luhai meletakkan tujuh berhala di Mina, dan

87
. Al-Azraqi, Akhbaru Makkah wa ma Ja’a fiha minal Aatsaar : 1/124.
88
. ‫ تبالة‬Di fathah pada huruf Ta’, Alif, Lam, kemudian Ha’. Yaitu lembah
Fuhl yang terdapat desa-desa, air, dan pohon-pohon kurma. Terletak di
timur laut Thaif, kurang lebih 200km. Mengalir dari puncak Ghamid dan
Balqarni, dari sisi al-Bahah dan Baljarsyi, dan membatasi keduanya dari
arah utara. Sekarang berada di Bisyah. Lihat yang disebutkan oleh al-
Biladiy dalam Mu’jam Ma’alim al-Jughrafiyah dalam as-Siroh an-
Nabawiyah hal. 59. Cermati yang disebutkan oleh al-Hazimi dalam al-
Amakin : 1/153, yang dita’liq oleh Ustadz Hamd al-Jasir.
89
. Adalah sebuah desa dari Thaif yang dikenal pada hari ini dengan nama
tersebut, yang berhadapan dengan lembah Rukbah. Lihat Hasyiah
Akhbaru Makkah karya al-Azraqi : 1/124.
39
sebuah berhala di Qarin yang berada antara masjid Mina
dan Jumrah Ula pada sebagian jalan. Ia meletakkan sebuah
berhala di Jumrotul Ula, di al-Mada’iy sebuah berhala, di
Jumrotul Wustho sebuah berhala, di Jumrotul ‘Udzma
sebuah berhala. Pada berhala-berhala tersebut dibagi
kerikil jumroh yang berjumlah 21 kerikil, setiap berhala
dilempari 3 kerikil. Setiap melempar kerikil dikatakan
kepada berhala itu, "Engkau lebih besar daripada fulan,
90
yaitu berhala yang dilempari sebelumnya".
i. Bahwa Amr bin Luhai adalah orang yang membagikan
berhala kaum Nabi Nuh kepada kabilah-kabilah Arab.
Dalil akan hal tersebut disebutkan oleh para ahli
sejarah. Di antaranya :
1. Amr bin Luhai mendatangi tepi Jedah. Dari sana ia
membawa berhala-berhala sampai Tihamah, dan ia
menghadiri haji. Kemudian ia menyeru masyarakat Arab
91
untuk menyembah berhala-berhala seketika itu .
Ibnu al-Kalbi mengatakan -setelah menyebutkan
kisah membawa berhala-berhala dari tepi Jedah- beliau

90
. Al-Azraqi dalam Akhbaru Makkah : 2/176. Al-Fakihiy dalam Akhbaru
Makkah : 4/306.
91
. Lihat yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Ighatsatul Lahafan :
2/623.
40
menuturkan, "Disambutlah seruan itu oleh ‘Auf bin
‘Udrah bin Zaid al-Laat bin Rafidah bin Tsaur…..Ibnu
Qudha’ah. Diberikan kepadanya Wadd dan dibawa ke
92
Wadil Qura lantas ditetapkan di Daumatul Jandal .
Kemudian ia menamakan anaknya ‘Abdu Wadd. Ia
adalah orang yang pertama kali diberi nama itu".
Auf menjadikan anaknya sebagai seorang pemimpin
yang dijuluki ‘Amirul Ajdar dan juru kunci bagi berhala
itu. Senantiasa keturunannya sebagai juru kunci sampai
Allah Shubhanahu wa ta’alla mendatangkan agama
Islam. Lantas berhala itu dihancurkan oleh Khalid bin
Walid dan dipotong-potong. Rasulullah Shalallahu
'alaihi wa sallam mengutus Khalid selepas perang
Tabuk untuk menghancurkannya.

92
.‫ دومة‬Al-Biladi mengatakan,”Orang-orang terdahulu memberi tanda
dhammah di atas Mim. Mereka beralasan, "Hal itu dinisbatkan kepada
Daum bin Isma’il bin Ibrahim. Yang saya pilih menggunakan fathah di atas
huruf Mim karena berasal dari sebuah pohon yang dikenal. Itu adalah
sebuah desa di Jauf. Terkenal dengan Benteng Marid, Benteng Akidar al-
Kindi. Jauf merupakan lahan pertanian sebelah selatan Tima dengan jarak
450 km. Dicapai oleh jalan Ma’badah dari Tima kemudian Madinah, dan
jalan Fa’aman. Kota terdekat bagi penduduk Jauf, Sakakah, dan hari ini
Jauf dan Sakakah telah diikuti oleh pemerintahan Hail. Lihat yang
disebutkan oleh al-Biladi dalam Mu’jam Ma’alim al-Jughrafiyah dalam as-
Siroh an-Nabawiyah : 127,128.
41
Khalid dihalang-halangi oleh Bani ‘Abdu Wadd, dan
Bani Amir al-Ajdar. Maka Khalid memeranginya sampai
membunuh mereka. Setelah itu Khalid
menghancurkanya berkeping-keping. Adalah berhala
laki-laki seperti seorang lelaki yang paling mulia.
93
Terkadang mereka memakaikan dua perhiasan bagi
berhala itu, bersarung dengan perhiasan itu dan
dijadikan selendang yang lain. Didapati ada pedang
yang dikalungkan di lehernya, menyandang busur
panah, tombak yang ada benderanya, dan wadah yang
94
berisi anak panah .
Kemudian beliau menlanjutkan, "Amr bin Luhai
menyetujui Mudhar bin Nizar. Ia menyerahkan berhala
Suwa’ kepada seorang lelaki dari Hudzail yang bernama
al-Harits bin Tamim Sa’ad bin Hudzail bin Mudrikah, bin
95
Ilyas, bin Mudhar. Berhala itu berada di Ruhath dari

93
. Saya belum menemukan artinya dalam kamus, yang bersesuaian.
Mungkin yang dimaksudkan adalah memakaikan.
94
. Ibnu al-Kalbi, al-Ashnam : 54-56 dengan perubadahan sedikit. Lihat
yang disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam Ighatsatul Lahafan : 2/623.
95
.Ruhath sama dengan wafan Fu’al. Berasal dari kata ar-Rahth. ialah
pertengahan lembah Ghuran. Lembah Ghuran melewati selatan ‘Asafan
dengan jarak 75 km dari Mekah ke selatan. Termasuk dari rumah-
rumah Hudzail. Adapun hari ini masuk antara ar-Ruqah dari ‘Utaibah,
dan Ma’bad dari Harb. Para peneliti berselisih paham sampai hari ini
42
bumi Kurma. Disembah oleh penduduk Mudhar. Maka
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam mengutus Amr
96
bin al-Ash untuk menghancurkannya. Dan
97
dihancurkanlah berhala itu".
Madzhaj menerima seruan itu, diberikanlah Yaghuts
kepada An’am bin Amr al-Muradiy. Berada di sebuah
98
bukit di Yaman yang disebut sebagai Madzhij ,
disembah oleh kabilah Madzhaj. Mereka adalah Thai
dan Bani Malik serta orang-orang lain yang
menyembahnya.

dalam nash. Salah seorang berkata Ruhath termasuk daerah Yanbu’.


Akan tetapi yang benar bahwa Ruhath jauh dari Mekah dengan jarak
150km. Dan tidak ada yang mengetahui Suwa’ pada hari ini. Al-Biladi ragu
bahwa Suwa’ berada di tempat ini. Wallahu a’lam. Lihat yang disebutkan
oleh ‘Atik Ghaits al-Biladi dalam Mu’jam Ma’alim al-Jughrafiyah dalam as-
Siroh an-Nabawiyah : 143,144.
96
. Beliau adalah Amr bin al-Ash bin Wail bin Hasyim bin Sa’id bin Sahm
as-Sahmiy. Abu Muhammad al-Amir. Masuk Islam di sisi Najasyi dan
berangkat hijrah tahun 8 H. Sekumpulan ahli sejarah mengatakan ia
wafat tahun 43 H. Lihat yang disebutkan oleh al-Khazraji dalam al-
Khulashah, hal. 280
97
. Abul Walid al-Azraqi mengisahkan penghancuran dari sisi Amir bin al-
Ash secara terpisah. Lihat Akhbaru Makkah : 1/131 miliknya. Cermati juga
:Tarikh ath-Thabari : 3/66 dalam kejadian tahun ke delapan. Dan yang
disebutkan oleh al-Maqrizi dalam Imta’ul Asmaa’ : 1/398.
98
. Difathah awalnya dan disukun huruf kedua, dikasrah huruf Ha’nya,
dan Jim. Terletak di Yaman. Perhatikan yang disebutkan oleh Yaqut al-
Hamawi dalam Mu’jamul Buldan : 5/89.
43
Seruan itu diterima oleh Hamdan, diberikan Ya’uq
kepada Malik bin Mirtsad bin Jasym. Berada di sebuah
99
desa bernama Khoiwan . Disembah oleh Hamdan dan
penduduk di sekitar Yaman. Hamir menjawab seruan
tersebut, diberikanlah berhala Nasr kepada seorang
lelaki dari Dzi Ru’ain yang bernama Ma’dikariba. Berada
100
di sebuah tempat di Saba’ yang disebut Balkha’ .
Disembah oleh Hamir dan orang-orang disekitarnya,
dan senantiasa diibadahi sampai dihancurkan oleh Dzu
Nawas. Berhala-berhala tersebut masih saja disembah
sampai Allah Shubhanahu wa ta’alla mengutus nabi -
101
Nya dan memerintahkan untuk menghancurkannya .

99
. Khaiwan, dengan fathah huruf Kha’ dan sukun pada huruf Ya’. Setelah
Wawu adalah Alif dan Nun. Nama Qabilah yang dimutlakkan kepada
nama negeri yang senantiasa ada di selatan Shan’a dan Sha’dah.
Sedangkan Ya’uq tidak diketahui pada saat ini. Hamdan adalah qabilah
yang rumah-rumahnya memanjang antara Shan’a dan Tenggara,
mencakup puncak yang luas dan lembah Najran dan Hubunah dan
pinggiran Rub’ al-Khali, sebelah barat sampai pada Yabrin. Dan ke
tenggara Riyadh dimana rumah-rumah ‘Ajman sampai dari Yam dari
Hamdan. Lihat yang disebutkan oleh ‘Atiq Ghaits al-Biladi dalam Mu’jam
Ma’alim al-Jughrafiyah dalam as-Siroh an-Nabawiyah : 120-121.
100
. Yaqut tidak dibatasi dengan sesuatupun akan tetapi menyebutkan
perkataan Ibnu al-Kalbiy yang telah lalu dan cukup.
101
. Ibnu al-Kalbi dalam al-Ashnam : 57-58, dan lihat yang dinukil dari
Ibnul Qayyim : Ighatsatul Lahafan : 2/623-624. Cermati yang disebutkan
oleh Ibnu Hisyam dalam as-Siroh :102-105
44
2. Ibnul Qoyyim menuturkan setelah menceritakan
pembagian berhala-berhala oleh Amr bin Luhai kepada
kabilah-kabilah Arab, "Aku mengatakan, ini adalah
penjelasan yang disebutkan oleh al-Bukhari dalam
shahihnya dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Berhala-berhala
milik Kaum Nuh yang berada di tanah Arab menjadi
disembah. Wadd disembah oleh Kalbu Badumatil
Jandal, Suwa’ oleh Hudzail, Yaghuts oleh Murad, Bani
102
‘Uthaif dari Jurf di negeri Saba’ , Ya’uq oleh Hamdan,
103
dan Nasr oleh Hamir Ali Dzi Kala’ .
3. Al-Hafidz Ibnu Hajar menuturkan dalam penjelasan
atsar ini, "Sesungguhnya nama-nama itu diperuntukkan
untuk Hindi dan mereka menamakannya untuk berhala-
berhala mereka. Kemudian dimasukkan ke tanah Arab
104
oleh Amr bin Luhai".
Telah tetap dengan seluruh riwayat-riwayat ini
bahwa Amr bin Luhai -laknat Allah Shubhanahu wa
ta’alla atasnya- adalah orang yang membawa berhala

102
. Jurf, dengan dhammah dan sukun. Adalah apa yang dihanyutkan oleh
aliran dan membuat erosi tanah. Jarf banyak di Saudi, akan tetapi yang
dimaksud di sini yang berada di Yaman. Lihat yang disebutkan oleh Yaqut
al-Hamawi dalam Mu’jamul Buldan : 2/128.
103
. Ibnul Qayyim : Ighatsatul Lahafan : 2/624.
104
. Ibnu Hajar dalam Fathul Bari : 8/668.
45
ke tanah Arab dan membagi-bagikannya di antara
kabilah-kabilah. Maka ia adalah pembawa bendera
orang-orang kafir dan musyrik ke neraka Jahannam.
Karena ia orang yang pertama kali memprakarsai
penyembahan terhadap berhala ke tanah Arab.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits dan sudah
lewat penyebutannya.
Adapun yang mendasari orang yang terlaknat itu jatuh ke
dalam kesyirikan, sebagaimana disebutkan para pakar ahli sejarah,
memiliki dua sebab :
1. Bahwasanya Amr bin Luhai menderita sakit yang sangat parah.
Ada orang yang berkata kepadanya, "Sesungguhnya di Balqa’
105
daerah Syam ada sebuah Hamah , apabila engkau
mendatanginya niscaya penyakitmu akan sembuh". Maka
iapun mendatanginya dan mandi di tempat itu. lantas ia
sembuh dan mendapati penduduknya menyembah berhala.
Lalu ia bertanya, "Apakah ini? Mereka menjawab, "Ini berhala
tempat kami meminta hujan dan meminta tolong dari musuh".
Amr meminta agar mereka memberikan salah satu berhala

105
. Al-Hammah dengan di fathah, mata air yang airnya panas. Akan
sembuh dengan mandi di sana dengan izin Allah. Perhatikan yang
disebutkan oleh Ibnu Mandhur dalam Lisanul Arab : 3/341 ‫حمم‬.
46
tersebut. Akhirnya diberikan dan dibawa ke Mekah untuk
106
diletakkan di sekitar Ka’bah .
2. Riwayat lain mengatakan bahwa Amr mendapatkan mimpi dari
jin bahwa Ia berjumpa Abu Tsamamah. Maka ia
mendatanginya dan berkata, "Jawablah wahai Abu Tsamamah,
masuklah tanpa celaan, datanglah ke kota Jedah, engkau akan
dapatkan berhala-berhala, kemudian bawalah ke Tihamah, dan
janganlah engkau berikan, kemudian serulah Arab untuk
menyembahnya".
Lantas Amr datang ke tepi Jedah dan mendapati berhala
Wadd, Suwa’, Yaghuts, Ya’uq, dan Nasr. Ia menggalinya dari
dasar tanah dan membawanya menuju Tihamah. Ia menghadiri
musim haji dan menyerukan peribadahan kepada berhala, dan
107
dijawablah seruan tersebut .
Dari dua riwayat ini, manapun yang benar yang pasti
sebagai dasar bahwa orang yang terkutuk inilah (Amr bin Luhai) yang
melegalkan dalam mensosialisasikan kesyirikan di masyarakat Arab,
sehingga telah tersebar peribadahan kepada berhala di sana.

106
. Cermati yang disebutkan oleh Ibnu Hisyam dalam as-Siroh an-
Nabawiyah : 1/101 bersama dengan ar-Raudhul Unuf, dan Ibnu al-Kalbi
dalam al-Ashnam hal. 8, dan Ibnul Qayyim dalam al-Ighatsah : 2/625.
Ibnu Katsir dalam al-Bidayah wan Nihayah : 2/187-188.
107
. Lihat rujukan yang disebutkan.
47
Sampai-sampai tidak ada sebuah daerah atau kabilah di Arabpun,
kecuali mereka memiliki berhala yang disembah.
Kemudain datanglah agama Islam dan berhala-berhala
sudah memenuhi Ka’bah dan sekitarnya. Setiap tahun kabilah arab
berhaji kepada berhalanya masing-masing, menyembelih untuknya,
berthawaf dengannya, dan meminta pendapat mengenai
108
permasalahan kabilah.

108
. Jika anda ingin mengetahui permasalahan ini secara mendetail.
Hendaklah anda merujuk kepada kitab al-Ashnam karya Ibnu al-Kalbi, dan
Ighatsatul Lahafan karya Ibnul Qayyim : 2/621-635. As-Siroh An-
Nabawiyah karya Ibnu Hisyam : 1/101-111 bersama ar-Raudhul Unuf, dan
kitab-kitab lainnya.
48
Kebiasaan Syirik Pada Kaum
Jahiliah
] Indonesia – Indonesian –‫[ إندونييس‬

Dinukil dari Buku:


“Syirik pada Zaman Dahulu dan Sekarang” (1/ 437-499)

Syaikh Abu Bakar Muhammad Zakaria

Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah


Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

2014 - 1435
‫بيان طبيعة الرشك دلى العرب يف‬
‫اجلاهلية‬
‫« باللغة اإلندونيسية »‬

‫مقتبس من كتاب ‪ :‬الرشك يف القديم واحلديث‬

‫للشيخ أبو بكر حممد زكريا (‪) 744-734 /1‬‬

‫ترمجة‪ :‬اعرف هداية اهلل أبو أمامة‬

‫مراجعة‪ :‬أبو زياد إيكو هاريانتو‬

‫‪2014 - 1435‬‬
Tabi'at Syirik Kaum Jahiliah
Segala puji hanya bagi Allah, kami memujiNya, memohon
pertolongan dan ampunan kepadaNya, kami berlindung kepada
Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan
kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang
dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka
tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi
dengan benar kecuali Allah semata, yang tidak ada sekutu bagiNya.
Dan aku juga bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad adalah hamba
dan RasulNya. Amma Ba'du:
Pembawaan Syirik Di Tengah-tengah Kaum Arab Pada Masa
Jahiliah:
Nampak jelas bagi siapapun yang telah menelaah buku-buku
sejarah berkaitan dengan suku Arab pada masa Jahiliah bahwa
kesyirikan yang mereka kerjakan memiliki corak yang sangat
beragam. Kalau kita pilah terlebih dahulu orang-orang yang masih
lurus akidahnya diantara mereka lalu dibandingkan dengan kaum
musyrikin, maka kita akan jumpai jika mereka memilik ragam dan
corak yang sangat banyak dalam kesyirikan yang mereka kerjakan,
sebab diantara mereka ada yang menyekutukan Allah dalam perkara
rububiyah, ada pula diantara mereka yang menyekutukan Allah
dalam perkara uluhiyah.
Ahli teologi Syihristani mengatakan, "Ketahuilah, sesungguhnya
orang Arab sangat beragam corak keyakinannya. Diantara mereka
ada yang tulen mu'athilah, ada pula yang menyakini pada
kesimpulan-kesimpulan batil.
Akidah mu'athilah yang dimiliki orang Arab juga mempunyai
beberapa golongan, diantara mereka ada golongan yang
mengingkari adanya sang pencipta, hari kebangkitan dan hari
dikembalikan kepada Allah. Mereka menyatakan, jika kehidupan
yang menghidupkan dan masa yang mematikan.
3
Adapula kelompok yang masih menyakini adanya sang pencipta,
permulaan penciptaan serta hari kebangkitan, namun, mereka
mengingkari adanya rasul, lalu mereka menyembah berhala, dengan
sangkaan jika berhala yang mereka sembah tersebut bisa sebagai
pemberi syafaat kelak diakhirat di sisi Allah. Sehingga mereka
melakukan ritual ibadah haji, menyembelih sembelihan untuknya,
serta mendekatkan diri kepadanya, dan melakukan ritual dan ibadah
sebagai sarana untuk menambah kedekatan denganya, mereka
menghalalkan serta mengharamkan, dan golongan inilah yang
terbanyak di suku Arab.
Dikalangan orang Arab ada juga yang mempunyai keyakinan
reinkarnasi, mereka mengatakan, 'Apabila ada seseorang yang
meninggal dunia atau terbunuh maka darahnya berkumpul menjadi
satu diorgan kepala, lalu menjelma menjadi seekor burung merpati.
Yang kelak akan kembali kedalam kubur setiap seratus tahun sekali.
Adapula diantara mereka yang lebih condong untuk mengikuti
agama Yahudi. Ada juga yang lebih condong kepada agama
Nashrani.
Dan ada lagi yang lebih condong kepada agama Shabi'ah, dengan
menyakini ilmu perbintangan. Adapula yang lebih suka menyembah
para malaikat, bahkan ada yang lebih suka untuk menyembah jin,
dengan keyakinan yang mereka miliki kalau setan merupakan anak
1
perempuannya Allah".
Dan sebagian orang Arab ada yang memadukan dalam satu waktu
peribadatan kepada Allah azza wa jalla dengan peribadatan kepada
berhalanya. Mereka mengimani kalau Allah subhanahu wa ta'ala
lebih agung kedudukannya dari pada berhala. Seperti tersirat dalam
syair yang mereka kemukakan:

Demi Latta dan Uzza yang lebih rendah agamanya

1
. al-Milal wal Nihal 3/648-660.
4
Dan demi Allah, sungguh mereka semua
kalah dibanding keagunganNya

Maksud dari penjelasan ini semua ialah bahwa orang Arab


mereka telah berkubang dengan berbagai kesyirikan yang sangat
beragam, dan barangkali bisa kita kelompokan mereka menjadi dua
kelompok:
Pertama: Kaum musyrikin yang menyekutukan Allah dalam perkara
rububiyah.
Kedua: Kaum musyrikin yang menyekutukan Allah dalam perkara
uluhiyah atau peribadatan. Dan paragraf berikut ini akan
menjelaskan secara rinci kedua golongan tersebut:

Pertama: Kesyirikan Orang Arab Dalam Masalah Rububiyah.


Telah lewat penjelasan bersama kita pada pasal pertama buku
ini yang menjelaskan tentang maksud kesyirikan dalam perkara
rububiyah yaitu menetapkan adanya dua pencipta yang mempunyai
kesamaan dalam segala sisi. Dan keyakinan seperti ini belum pernah
2
dijumpai ada dikalangan anak Adam yang melontarkannya.
Sebab fitrah manusia diciptakan untuk mengakui dan
menetapkan adanya Tuhan yang maha esa. Namun, yang dimaksud
dengan kesyirikan dalam perkara rububiyah ialah menyekutukan
Allah dalam beberapa kekhususan rububiyah yang dimiliki oleh Allah
azza wa jalla.
Kemudian pernyataan kami tentang keadaan kaum musyrikin
yang mengakui adanya tauhid rububiyah bukan berarti yang kami
maksud mereka mengakui dengan pembagian tauhid secara lengkap
dan sempurna, karena hal ini tidak pernah diucapkan oleh seorang
ulama pun. Akan tetapi, yang dimaksud oleh para ulama kita yaitu
menetapkan apa yang telah disebutkan didalam al-Qur'an yang

2
. Lihat dalam kitab Dar'u Ta'rudh Aql wan Naql 9/347 oleh Syaikhul Ibnu
Taimiyah.
5
menjelaskan tentang keberadaan kaum musyrikin yang terang-
terangan mengakui adanya pencipta, yang memberi rizki dan
mengatur semua urusan makhluk. Dan ketiga perkara tadi
merupakan sifat-sifat ketuhanan dan menjadi kekhususanNya. Yang
semuanya diakui serta diyakini oleh kaum musyrikin, begitu pula
hukum ini tidak serta merta menyamakan mereka semua dalam satu
level, sebab masih ada diantara mereka yang menyakini kesyirikan
dalam perkara rububiyah, dan diantara mereka ada yang mengimani
sebagian kekhususan rububiyah namun mengingkari sebagian yang
3
lainnya.
Dengan ini maka nash-nash yang telah lewat dari para ahli
hadits, pengamat aliran dan pemahaman agama dibawa pada
pemahaman, kalau sebagian orang Arab telah terjerumus dalam
kesyirikan rububiyah. Dan perkara ini telah nampak sekali dalam
beberapa ayat al-Qur'an yang menerangkan beberapa bantahan atas
keyakinan yang dimiliki oleh kaum musyrikin Quraisy.
Akan tetapi, kondisi ini bukan menjadi keyakinan yang banyak di
anut oleh mereka, karena kebanyakan mereka terjatuh dalam
kesyirikan ibadah, sebagaimana akan kami jelaskan dalam poin-poin
setelah ini.
Namun, karena disana ada sebagian orang Arab yang sudah
terjerumus dalam kesyirikan rububiyah, maka akan saya
ketengahkan terlebih dahulu, dan pembahasannya sebagai berikut:
Kaum musyrikin yang menyekutukan Allah dalam perkara rububiyah
terbagi menjadi dua:

Pertama: Mu'athilah, dan kelompok ini terbagi lagi menjadi tiga


golongan:

3
. Lihat penjelasan secara lengkap seperti yang disebutkan oleh D.
Abdurazzaq bin Abdul Muhsin al-Abbad dalam bukunya Qaulus Sadid fii
Radd 'ala Man Ankara Taqsimi Tauhid hal: 67. Begitu pula lihat dalam
bukuk Tajridu Tauhidil Mufid hal: 9 oleh al-Miqrizi.
6
1. Meniadakan hasil ciptaan dari sang pencipta dan
kreatornya. Inilah yang dinamakan dengan ingkar terhadap
rububiyah secara mutlak. Baik yang berkaitan dengan
perkara yang sepele maupun yang paling besar.

Dan dalam hal ini kaum musyirikn Arab mempunyai beberapa


4
kelompok, diantaranya adalah sekte Dahriyah yang mengatakan,
sebagaimana direkam oleh Allah dengan baik dalam firmanNya:

َ ‫وت َو َن َيا َو َما ُيهل ُِك َنا إ َّل‬


﴾٢٤ ‫ٱدله ُر‬ ُ ‫ٱدلن َيا َن ُم‬ ُ ََ َ َ َ ُ ََ
ُّ ‫ات َنا‬‫﴿ وقالوا ما ِه إِّل حي‬
ِ
] ٢٤ :‫[اجلاثية‬

"Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan


di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan
membinasakan kita selain masa". (QS al-Jaatsiyah: 24).

Dijelaskan oleh Syihristani, "Mu'athilah dikalangan orang Arab


terbagi menjadi beberapa kelompok, (salah satunya) kelompok yang
mengingkari pencipta, hari kebangkitan, dan hari dikembalikan
kepada Allah, dimana slogan mereka ialah kita mati dan hidup begitu
saja tanpa ada yang akan membinasakan kita selain masa, kelompok
inilah yang dimaksud oleh Allah didalam firmanNya:

َ ‫وت َو َن َيا َو َما ُيهل ُِك َنا إ َّل‬


﴾٢٤ ‫ٱدله ُر‬ ُ ‫ٱدلن َيا َن ُم‬ ُ ََ َ َ َ ُ ََ
ُّ ‫ات َنا‬‫﴿ وقالوا ما ِه إِّل حي‬
ِ
] ٢٤ :‫[اجلاثية‬

4
. Diantara ulama yang memasukan kelompok Dahriyah dalam barisan
musyrikin yang menyekutukan Allah dalam perkara rububiyah adalah
Mahmud Sukri al-Alusi dalam bukunya Bulughul Arib 2/220.
7
"Dan mereka berkata: "Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan
di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan
membinasakan kita selain masa". (QS al-Jaatsiyah: 24).

Didalam ayat ini mengisyaratkan pada tabiat yang bisa dirasakan


dialam semesta bawah yang menunjukan sempitnya ruang
kehidupan dan kematian dengan rangkaiannya, maka seluruh
kehidupan adalah alam sebagai pokok masalah yang membinasakan
itu semua. Maka Allah membantah keyakinan batil tersebut dengan
firmanNya:
َ ُ َ ُ َ َ َ
] ٢٤ :‫ ﴾ [ اجلاثية‬٢٤ ‫﴿ َو َما ل ُهم بِذل ِك مِن عِلم إِن هم إِّل َيظ ُّنون‬

"Dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu,


mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja". (QS al-Jaatsiyah:
24).

Ini merupakan bantahan yang sangat menghujam mereka,


dimana mereka bertubrukan dengan akal sehat dan ayat-ayat al-
Qur'an serta fitrah yang selamat, betapa banyak ayat al-Qur'an yang
menjelaskan kebatilan pemahaman semacam ini, diantaranya firman
Allah ta'ala:

‫حبهم مِن ج َنة إن ُه َو إ َّل نَذِير ُّمب ن‬


:‫ ﴾ [ األعراف‬١٨٤ ‫ي‬ َ َ ُ َ َََ َََ
ِ ِ ِ ِ ِِ ِ ‫﴿ أولم يتفكروا ما بِصا‬
] ١٨٤

"Apakah (mereka lalai) dan tidak memikirkan bahwa teman mereka


(Muhammad) tidak berpenyakit gila. Dia (Muhammad itu) tidak lain
hanyalah seorang pemberi peringatan lagi pemberi penjelasan". (QS
al-A'raaf: 184).

8
Demikian pula didalam firmanNya:

َ ُ َ ‫ت َوٱألَۡر ِض َو َما َخلَ َق‬


﴾ ١٨٥ ‫ٱهلل مِن شء‬ َ َ ‫كوت‬
ِ ‫ٱلسم َو‬
ُ َ ُ َ َ
ِ ‫﴿ أ َولم يَنظ ُروا ِيف َمل‬
] ١٨٥ :‫[األعراف‬

"Dan apakah mereka tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi


dan segala sesuatu yang diciptakan Allah". (QS al-A'raaf: 185).

Begitu juga didalam firmanNya:

] 48 :‫ ﴾ [ انلحل‬        ﴿

"Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang


telah diciptakan Allah". (QS an-Nahl: 48).

Dan juga didalam firmanNya:

ُ َ َ ُ َ َ ‫كم َوٱ ََّل‬


‫ِين مِن قبل ِكم ل َعلكم‬
ُ ََ َ َ ُ ُ َ‫﴿ َي َأ ُّي َها ٱنل‬
‫اس ٱع ُب ُدوا َر َبك ُم ٱَّلِي خلق‬
َ ُ َ
] ٢١ :‫ ﴾ [ ابلقرة‬٢١ ‫ت َتقون‬

"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan


orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa". (QS al-
Baqarah: 21).

Demikian pula didalam firmanNya:

9
َ َ‫ون َ ُلۥ أ‬
٩ ‫ندادا‬
َ َُ َ َ َ َ
‫ي وتعل‬
َ َ ََ َ َ َ ُ ُ ََ ُ َ َ ُ
ِ ‫﴿ قل أئِنكم َلكفرون ب ِٱَّلِي خلق ٱألۡرض ِيف يوم‬
] ٩ :‫﴾ [ فصلت‬

"Katakanlah: "Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada yang


menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu
bagiNya? (QS Fushshilat: 9).

Secara fitrah manusia menunjukan secara pasti akan adanya


pencipta, permulaan ciptaan yang mampu menciptakan sesuatu
5
yang belum ada contoh sebelumnya".

Dan kelompok Dahriyah yang mempunyai pemikiran perputaran


alam yang meregenerasi kehidupan baru sejatinya hanya satu
kelompok, dan para ulama telah membantah pemahaman sesat ini
6
didalam karya tulisan mereka yang begitu banyak secara rinci.

2. Meniadakan kewajiban yang harus ditunaikan oleh


seorang hamba kepada sang pencipta dalam pengerjaan
untuk mengesakanNya secara sempurna. Dan pada
kenyataanya, sebatas penukilan buku-buku induk sejarah
yang sampai pada kita, menjelaskan bahwa tidak dijumpai
pada orang Arab era jahiliah yang mempunyai keyakinan
bahwa kebenaran yang suci itulah dzat makhluk yang
menyerupai. Kecuali apa yang dikemukakan oleh al-
Baghdadi, dimana beliau menjelaskan, "Bahwa diantara
mereka ada orang-orang yang menyembah setiap bentuk
yang dianggap baik selaras dengan pemahaman bahwa

5
. al-Milal wa Nihal 3/651-652.
6
. Semisal bukunya Imam Ibnu Qayim Miftah Daar Sa'adah 2/90-95.
10
tuhan dapat menitis kedalam tubuh manusia, dengan
klaim yang mereka berikan adanya kemungkinan
7
menitisnya tuhan pada bentuk-bentuk yang baik".
3. Meniadakan kesempurnaan dan kesucian sang pencipta
dengan cara meniadakan nama-nama dan sifat-sifatNya
serta perbuatanNya. Dan orang Arab pada masa jahiliah
banyak yang terjatuh dalam pemahaman ini.

Dalam masalah nama misalkan, mereka menjadikan nama-nama


berhalanya dengan mengambil dari potongan nama-nama Allah azza
wa jalla. Maka ini merupakan bentuk kekufuran terhadap nama-
nama dan sifat-sifat Allah ta'ala. Dan kufur dengan metode
8
semacam ini termasuk bentuk kesyirikan.
Diantara kondisi orang Arab yang ada pada masa jahiliah dari
bentuk kekafiran semacam ini ialah menjadikan nama-nama
berhalanya dengan mencomot dari nama-nama Allah azza wa jalla,
seperti penamaan tuhan mereka Latta yang terambil dari lafal ilah,
Uzza yang terambil dari al-Aziz, Manat yang terambil dari al-Manan
dan yang lainnya. Seperti yang Allah jelaskan didalam firmanNya:

َ ُ َ َ َ ُ ََ ُ َ َ َ َََ َ ُ ُ َ َََ
‫ ألك ُم ٱَّلك ُر َو ُل ٱألنى‬٢٠ ‫اثلَة ٱألخ َرى‬
ِ ‫ ومنوة ٱثل‬١٩ ‫ت َوٱل ُع َزى‬
َ ‫ٱلل‬ ‫﴿ أفرءيتم‬
] ٢١-١٩ :‫﴾ [ انلجم‬٢١

"Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) mengaggap


Lata dan Uzza, dan Manah yang ketiga, yang paling terkemudian
(sebagai anak perempuan Allah)? Apakah (patut) untuk kamu (anak)
laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan?". (QS an-Najm: 19-21).

7
. al-Firaq baninal Firaq hal: 353.
8
. Lihat Tafsir Ibnu Katsir 2/269.
11
Dijelaskan oleh Ibnu Abbas bahwa mereka menamakan Latta
9
yang terambil dari lafal ilah dan Uzza yang terambil dari al-Aziz.

Imam Ibnu Jarir menjelaskan, "Ayat ini memiliki dua bacaan


yang shahih menurut kami, diantaranya ada bacaan dengan cara
mengkasrah huruf ta', dengan makna sifat. Dan bacaan kedua ialah
10
yang telah menjadi kesepakatan para ulama seluruh dunia".
Beliau juga menjelaskan, "Latta adalah kata yang terambil dari
lafal Allah, maka diberikan huruf ta' yang menunjukan arti
perempuan seperti dikatakan pada nama Amr untuk laki-laki dan
Amrah bagi perempuan. Sebagaimana dikatakan bagi nama Abas
untuk lelaki kemudian untuk wanitanya dengan Abasah.
Demikian pula kaum musyrikin telah menamakan berhala-
berhala mereka dengan nama-nama Allah azza wa jalla, maha suci
Allah dari itu semua. Mereka bilang, dari nama Allah terambil nama
11
Latta dan dari nama al-Aziz terambil nama Uzza".
Imam Ibnu Qoyim juga menerangkan, "Kufur terhadap nama-
nama Allah sangat beragam bentuknya, salah satunya ialah dengan
menamakan berhala dengan nama-nama Allah, seperti penamaan
mereka Latta yang terambil dari lafal Ilah, dan Uzza yang terambil
dari nama al-Aziz, serta penamaan patung mereka dengan ilah,
inilah hakekat kekufuran, dimana mereka menyamakan nama-nama
Allah dengan nama-nama patung dan sesembahan mereka yang
12
batil".

9
. Atsar diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya. lihat
penukilan ini dalam kitab Tauhid oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
beserta penjabaranya kitab Fathul Majid 2/261.
10
. Tafsir Ibnu Jarir 11/27/35.
11
. Ibid 11/27/34.
12
. Bada'iul Fawaid 1/190-191.
12
Adapun nama Manat maka asal katanya terambil dari nama Allah
al-Manan. Sebagaimana disana juga ada kalangan Arab yang
mengingkari nama ar-Rahman -karena kesombongan dan
kefururannya, dengan pengetahuan mereka bahwa nama tersebut
adalah namanya Allah- dan Allah telah menukil pengingkaran
mereka ini didalam firmanNya:

‫اب‬ ََ َ ُ َََ َ َ َُ َ َ َ َ َ َُ ُ َ َ ُُ َ َُ
ِ ‫ِۚنۡح قل هو ر ِب ّل إِله إِّل هو عليهِ توّكت ِإَولهِ مت‬k‫﴿ وهم يكفرون ب ِٱلر‬
] ٣٠ :‫ ﴾ [ الرعد‬٣٠

"Padahal mereka kafir kepada Tuhan yang Maha Pemurah.


Katakanlah: "Dia-lah Tuhanku tidak ada Tuhan selain dia; hanya
kepada-Nya aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya aku
bertaubat". (QS ar-Ra'du: 30).

Demikian pula yang tercantum didalam firmanNya:

ُ َ َ َ ُ ‫ٱلرح َم ُن َأنَس‬
‫ج ُد ل َِما تأ ُم ُرنا َو َزادهم‬ َ ‫ِۚنۡح قَالُوا َو َما‬k‫ِلر‬
َ ‫ِيل ل َ ُه ُم ْۤاوُدُجۡسٱ ل‬
َ َ
‫﴿ ِإَوذا ق‬
ُُ
] ٦٠ :‫ ﴾ [ الفرقان‬٦٠ ۩‫نفورا‬

"Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Sujudlah kamu sekalian


kepada yang Maha Penyayang", mereka menjawab:"Siapakah yang
Maha Penyayang itu? Apakah kami akan sujud kepada Tuhan yang
kamu perintahkan kami (bersujud kepada-Nya)?", dan (perintah
sujud itu) menambah mereka jauh (dari iman)". (QS al-Furqaan: 60).

Al-Hafidh Ibnu Katsir menerangkan, "Maksudnya mereka tidak


mengenali siapa itu Maha penyayang, dan mereka mengingkari
untuk memberi nama kepada Allah dengan namaNya ar-Rahman,

13
sebagaimana mereka juga pernah mengingkarinya pada waktu
13
perjanjian Hudaibiyah".

Dan Allah ta'ala menjelaskan didalam firmanNya:

َ َ َ َ َ ََ ُ
ُ ‫ٱلرح َم َن أيا َما تَد ُعوا فَلَ ُه ٱألس َما ُء‬
‫ٱحلس َن َوّل ت َهر‬ َ ‫هلل أو ٱد ُعوا‬ ُ
‫﴿ ق ِل ٱدعوا ٱ‬
ِ
َ َ َ َ َ َ َ َُ َ َ َ
]١١٠ :‫ ﴾ [ اإلرساء‬١١٠ ‫ي ذل ِك َسبِيَل‬ ‫ب ِ َصَلت ِك َوّل ُتاف ِت بِها وٱبتغِ ب‬

"Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. dengan nama


yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al asmaaul husna
(nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan
suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan
carilah jalan tengah di antara kedua itu". (QS al-Israa': 110).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan, "Allah berfirman katakanlah


wahai Muhammad kepada kaum musyrikin yang mengingkari sifat
14
penyayang dari Allah azza wa jalla..".

Dikalangan orang Arab ada pula yang meniadakan sifat ilmu bagi
15
Allah yang mengetahui segala sesuatu , dalilnya adalah firman Allah
ta'ala yang membantah pemahaman batil tersebut, Allah berfirman:

َ ُ َ َ َ َ ََ ََ ُ َ َ َ
] ٢٢ :‫ ﴾ [ فصلت‬٢٢ ‫ٱهلل ّل َيعل ُم كث ِيا م َِما تع َملون‬ ‫﴿ َولكِن ظننتم أن‬

"Bahkan kamu mengira bahwa Allah tidak mengetahui kebanyakan


dari apa yang kamu kerjakan". (QS Fushshilat: 22).

13
. Tafsir Ibnu Katsir 3/323.
14
. Tafsir Ibnu Katsir 3/68.
15
. Lihat keterangannya dalam kitab Masail Jahiliah 1/416.
14
Artinya, bahwa perbuatan tersebut termasuk kesyirikan dan
kekufuran, oleh karena itu Imam Ibnu Qoyim menjelaskan dalam
bait syairnya:

Hakekat kekufuran ialah condong pada


16
Kesyirikan, menta'thil dan mengingkari

Dan bentuk kekufuran dan kesyirikan semacam ini sudah ada


ditengah-tengah suku Arab pada masa jahiliah.
Adapun dalam perbuatan dan kehendak Allah maka orang Arab
pada masa jahiliah juga telah terjatuh dalam sikap menta'thil
semacam tadi, diantara yang mendukung hal tersebut ialah sebagai
berikut:

a. Pengingkaran mereka terhadap diutusnya para


rasul.

Sesungguhnya mereka menyangkal adanya pemberi peringatan


dari sisi Allah yang datang kepada mereka, oleh karena sikap mereka
yang seperti ini maka menjadikan mereka terjatuh ke dalam
menta'thil perbuatan Allah azza wa jalla serta hikmah didalam
17
penciptaanNya. Seperti yang Allah jelaskan didalam firmanNya:

‫حر َك َذ ن‬ َ َ َ َ َ َ َ ُّ ُ َ َ َ َ
:‫﴾ [ص‬٤ ‫اب‬ ِ ‫ج ُبوا أن جا َءهم منذِر مِن ُهم َوقال ٱلكف ُِرون هذا س‬
ِ ‫﴿ وع‬

16
. al-Kaafiyah asy-Syafiah 2/122.
17
. Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah 2/78-80, 12/334-335.
15
"Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi
peringatan (Rasul) dari kalangan mereka dan orang-orang kafir
berkata: "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta". (QS
Shaad: 4).

Demikian pula dalam firmanNya:

َ ُ َ َ ََ ُ
‫ون َه َذا َش نء َعج ن‬
[ ﴾ ٢ ‫يب‬ ‫ِر‬
‫ف‬ ‫ك‬ ‫ٱل‬ ‫ال‬‫ق‬‫ف‬ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ِن‬
‫م‬ ‫ِر‬
‫ذ‬ ‫ن‬‫م‬ُّ ‫﴿ بَل َعج ُبوا أَن َجا َء ُهم‬
ِ ِ
] ٢ :‫ق‬

"(Mereka tidak menerimanya) bahkan mereka tercengang karena


telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari
(kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir:"Ini
adalah suatu yang amat ajaib". (QS Qaaf: 2).

Begitu juga dalam firmanNya:

َ َُ َ َََ ُ َ َ َ َ ُ ُ ُ َ َ َ َ َ َََ ََ
‫ٱهلل بَرشا‬ ‫اس أن يُؤم ُِنوا إِذ جاءهم ٱلهدى إِّل أن قالوا أبعث‬ ‫﴿ وما منع ٱنل‬
] ٩٤ :‫﴾ [ اإلرساء‬٩٤ ‫َر ُسوّل‬

"Dan tidak ada sesuatu yang menghalangi manusia untuk beriman


tatkala datang petunjuk kepadanya, kecuali perkataan mereka:
"Adakah Allah mengutus seorang manusia menjadi rasuI?". (QS al-
Israa': 94).

Dan Allah menukil ucapan mereka didalam firmanNya:

َ ‫ََ ُ َََ َ ُ ََ َ َ َ ُ ََََ َ َ َ َُ َ َُ َ ي‬


﴾ ٦ ‫ن َحِيد‬ِ ‫﴿ فقالوا أبرش يهدوننا فكفروا وتولوا وٱستغن ٱهلل وٱهلل غ‬
] ٦ :‫[اَلغابن‬
16
"Lalu mereka berkata: "Apakah manusia yang akan memberi
petunjuk kepada kami?" lalu mereka ingkar dan berpaling dan Allah
tidak memerlukan (mereka). dan Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji". (QS at-Taghaabun: 6).

Begitu pula seperti dijelaskan dalam firmanNya:

َ َ ََ َُ ََ َ َ ُ َ َ َ َ ‫﴿ َو َما قَ َد ُروا‬
﴾ ٩١ ‫ٱهلل َع بَرش مِن شء‬ ‫ٱهلل َح َق قدرِه ِۦ إِذ قالوا ما أنزل‬
] ٩١ :‫[األنعام‬

"Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang


semestinya, di kala mereka berkata: "Allah tidak menurunkan
sesuatupun kepada manusia". (QS al-An'aam: 91).

Begitu juga Allah mengkisahkan tentang mereka didalam


firmanNya:

َ ُ ُ ُ ََ َ َ ُ َََ ُ ُ ََ َ َ َ َ
ِ ‫﴿ هل هذا إِّل برش مِثلكم أفتأتون ٱلسِحر وأنتم تب‬
:‫ ﴾ [ األنبياء‬٣ ‫ِصون‬

"Orang ini tidak lain hanyalah seorang manusia (jua) seperti kamu,
maka apakah kamu menerima sihir itu, padahal kamu
menyaksikannya?". (QS al-Anbiyaa: 3).

Masih tentang kisah mereka yang Allah abadikan didalam


firmanNya:

17
َ ُ َ َُ َ َ َ َ َ َ َ ُ ُ َُ َ َ ُ َ ُ َ
‫يدون أن ت ُص ُّدونا ع َما َكن َيع ُب ُد َءابَاؤنا فأتونا‬ ‫نتم إِّل بَرش مِثلنا ت ِر‬ ‫﴿ قالوا إِن أ‬
] ١٠ :‫ ﴾ [ ابراهيم‬١٠ ‫ب ِ ُسل َطن ُّمبِي‬

"Mereka berkata: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami


juga. kamu menghendaki untuk menghalang-halangi
(membelokkan) kami dari apa yang selalu disembah nenek moyang
kami, karena itu datangkanlah kepada kami, bukti yang nyata". (QS
Ibrahim: 10).

Demikian pula didalam firmanNya:

ُ َ َ َ َ َ ُ ُ ُ ُ َ َ َ َ
]٢٤ :‫ ﴾ [ المؤمنون‬٢٤ ‫يد أن َي َتفضل َعليكم‬‫﴿ َما هذا إِّل بَرش مِثلكم ي ِر‬

"Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang


bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu".
(QS al-Mukminuun: 24).

Begitu juga yang Allah nukil dalam firmanNya:

َ َ َ َ ُ َ ََ ُ َ ُ ُ َ َ ُ ُ َ ُ ُ َ َ َ َ
‫رش ُبون‬ ‫﴿ َما هذا إِّل بَرش مِثلكم يأكل مِما تأكلون مِنه ويرشب مِما ت‬
] ٣٣ :‫﴾ [ المؤمنون‬٣٣

"(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan
dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu
minum". (QS al-Mukminuun: 33).

Demikian pula didalam firmanNya:

18
َ َ َ ُ َ َ َ َ ‫نتم إ َّل ب َ َرش مِث ُل َنا َو َما أ‬
َ ‫نز َل‬ ُ َ َ ُ َ
‫نتم إِّل تكذِبُون‬ ‫ٱلرح َم ُن مِن شء إِن أ‬ ِ ‫﴿ قالوا ما أ‬
] ١٥ :‫ ﴾ [ يس‬١٥

"Mereka menjawab: "Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti


kami dan Allah yang Maha Pemurah tidak menurunkan sesuatupun,
kamu tidak lain hanyalah pendusta belaka". (QS Yaasin: 15).

Dan juga yang Allah sebutkan dalam firmanNya:

َ ُ َ َ ُ َ ُ َ ََ ُ َ َ
ِ ‫﴿ َولئِن أ َطعتم برشا مِثلكم إِنكم إِذا لخ‬
] ٣٤ :‫ ﴾ [ المؤمنون‬٣٤ ‫ِسون‬

"Dan sesungguhnya jika kamu sekalian mentaati manusia yang


seperti kamu, niscaya bila demikian, kamu benar-benar (menjadi)
orang-orang yang merugi". (QS al-Mukminuun: 34).

Begitu pula apa yang Allah kisahkan tentang mereka didalam


firmanNya:

َ َ َ َ ََ َ َ ُ ََ
] ٢٤ :‫ ﴾ [ القمر‬٢٤ ‫﴿ فقالوا أبَرشا م َِنا َوحِدا نتب ِ ُع ُهۥ إِنا إِذا ل ِف ضلل َو ُس ُعر‬

"Maka mereka berkata: "Bagaimana kita akan mengikuti seorang


manusia (biasa) di antara kita?" Sesungguhnya kalau kita begitu
benar-benar berada dalam kadaan sesat dan gila". (QS al-Qamar:
24).

Dan lain sebagainya dari ayat-ayat yang bertemakan masalah


ini. Artinya bahwa orang-orang yang mengingkari para rasul pada
hakekatnya mereka sedang menafikan perbuatan Allah subhanahu
wa ta'ala serta hikmah yang terkandung didalam penciptaanNya.

19
Imam Syihristani menjelaskan, "Adapun kerancuan yang ketiga
ialah pengingkaran mereka terhadap kenabian Rasulallah shalallahu
'alaihi wa sallam dalam bentuk manusia biasa, maka kerancuan ini
18
sangat parah, dan bentuk pengingkaranya sangat mendalam".

b. Pengingkaran mereka terhadap takdir.

Sebagaimana diketahui, bahwa diantara mereka ada yang


19
terang-terang mengingkari takdir, dan kelompok qadariyah
musyrikin ini terbagi menjadi tiga sekte, yaitu:
Pertama: Majusi.
Mereka adalah orang-orang yang mendustakan takdir Allah azza
wa jalla walaupun mereka masih mempercayai akan perintah dan
laranganNya. Dan kelompok ekstrimnya mereka sampai pada
pengingkaran pengetahuan Allah dan catatan takdir. Sedang
kelompok pertengahannya ialah yang mengingkari umumnya
kehendak Allah, ciptaan serta kemampuanNya. Dan kelompok ini
belum ada sebelumnya dikalangan orang Arab pada masa jahiliah.
Kedua: Qadariah Iblis.
Yaitu kelompok yang menetapkan adanya qadha dan takdir,
seperti halnya menetapkan adanya perintah dan larangan. Akan
tetapi, mereka menjadikan sebagai perkara yang kontradiksi bagi
Allah azza wa jalla, dan mencela akan hikmah serta keadilanNya.
Seperti yang dikatakan oleh pendahulu mereka yaitu Iblis.
Adapun kelompok ini maka sama tidak dijumpai ditengah-tengah
orang Arab pada masa jahiliah sebatas nushus yang menjelaskan
tentang keadaan mereka kepada kita.
Ketiga: Qadariah musyrikin.

18
. al-Milal wa Nihal 3/655.
19
. Lihat Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah 3/111-116, 8/256-261.
20
Mereka adalah kelompok yang menetapkan adanya qadha dan
takdir namun mengingkari adanya perintah dan larangan.
Dimana mereka mengklaim, bahwa yang namanya qadha dan
takdir selaras dengan perintah dan larangan.
Dan kelompok inilah yang kita maksud dalam pembahasan kali
ini. Dimana keyakinan semacam ini banyak dijumpai dikalangan
orang Arab pada masa jahiliah. Seperti yang Allah nukil ucapan
mereka didalam firmanNya:

َ َ َُ َ َ َُ َ َ َُ َ َ َ ُ َُ َ
‫شك َنا َوّل َءابَاؤنا َوّل َح َرم َنا مِن شء‬
َ ‫ٱهلل َما أ‬ ‫شكوا لو شا َء‬‫﴿ سيقول ٱَّلِين أ‬
] ١٤٨ :‫ ﴾ [ األنعام‬١٤٨

"Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan mengatakan:


"Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak
mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan
barang sesuatu apapun". (QS al-An'aam: 148).

Demikian seperti yang Allah rekam dalam firmanNya:

           ﴿

] 35 :‫ ﴾ [ انلحل‬

"Dan berkatalah orang-orang musyrik: "Jika Allah menghendaki,


niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Dia".
(QS an-Nahl: 35).

Begitu juga yang Allah sebutkan didalam firmanNya:

21
َ َ َ ‫﴿ َوقَالُوا لَو َشا َء‬
] ٢٠ :‫ ﴾ [ الزخرف‬٢٠ ‫ٱلرح َم ُن َما ع َبدن ُهم‬

"Dan mereka berkata: "Jikalau Allah yang Maha Pemurah


menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat)".
(QS az-Zukhruf: 20).

Dan Allah azza wa jalla telah membantah mereka dengan


bantahan yang sangat sempurna didalam al-Qur'an, diantaranya
ialah firmanNya:

‫ِندكم مِن ِعلم‬


ُ َ َ ُ ُ َ َ َ ‫﴿ َك َذل َِك َك َذ َب َٱَّل‬
‫ِين مِن قبل ِ ِهم َح َّت ذاقوا بَأ َس َنا قل هل ع‬
ُ ُ َ َ ُ َ َ َ ُ َ َ َ َ ََ َ َ
‫ٱحل َجة‬ ِ‫ قل فل ِله‬١٤٨ ‫نتم إِّل ُت ُر ُصون‬ ‫ف ُتخ ِر ُجوهُ نلَا إِن تتب ِ ُعون إِّل ٱلظ َن ِإَون أ‬
] ١٤٩-١٤٨ :‫ ﴾ [ األنعام‬١٤٩ ‫ِي‬ َ َ ‫كم أ‬
َ ‫مجع‬ ُ َ ََ َ َ َ َ ُ َ َ
‫ٱلبل ِغة فلو شاء لهدى‬

"Demikian pulalah orang-orang sebelum mereka telah mendustakan


(para Rasul) sampai mereka merasakan siksaan kami. Katakanlah:
"Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat
kamu mengemukakannya kepada kami?" kamu tidak mengikuti
kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanyalah berdusta.
Katakanlah: "Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat; Maka jika
Dia menghendaki, pasti Dia memberi petunjuk kepada kamu
semuanya". (QS al-An'aam: 148-149).

Demikian pula Allah mengatakan pada bantahan yang kedua


didalam firmanNya:

            ﴿

] 35 :‫﴾ [ انلحل‬
22
"Demikianlah yang diperbuat orang-orang sebelum mereka; maka
tidak ada kewajiban atas para rasul, selain dari menyampaikan
(amanat Allah) dengan terang". (QS an-Nahl: 35).

Dan juga dalam firmanNya:

َ َ َ ُ َ َ َ
] ٢٠ :‫ ﴾ [ الزخرف‬٢٠ ‫﴿ َما ل ُهم بِذل ِك مِن عِلم إِن هم إِّل ي ُر ُصون‬

"Mereka tidak mempunyai pengetahuan sedikitpun tentang itu,


mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka". (QS az-Zukhruf:
20).

Maksudnya ialah menjelaskan jika mereka telah terjatuh dalam


syirik ta'thil dalam perkara rububiyah yakni dengan cara meniadakan
perbuatan Allah ta'ala. Dan mereka tetap ngotot untuk berpegang
dengan kesyirikannya dengan alasan adanya kehendak secara
umum, maka ini merupakan kebatilan yang berujung pada
menta'thil perbuatan dari Allah azza wa jalla.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, "Mereka berusaha
mentakwil perkaranya pada peniadaan syariat, perintah dan
larangan, dengan pengetahuan mereka secara pasti dengan
rububiyahnya Allah secara umum bagi setiap makhluk…walaupun
hal tersebut tidak stabil bagi mereka namun mereka melakukannya
manakala sesuai dengan hawa nafsunya seperti yang telah
dikerjakan oleh kaum musyrikin Arab. Selanjutnya jika ada yang
tidak selaras dengan hawa nafsu salah seorang diantara mereka
maka mereka segera menolaknya dan melampaui batas tanpa
memperhatikan lagi batasan yang ada…dimana metode ini sangat
kontradiktif jika dibenturkan dengan keinginan-keinginan seorang
manusia. Sebab yang satu menginginkan adanya perintah adapun
yang lain menginginkan lawannya, dan kedua keinginan tadi
semuanya telah ditakdirkan, yang mengharuskan adanya pilihan

23
diantara keduanya atau memilih selain keduanya atau memilih
keduanya dari satu sisi, sehingga pelaziman yang mereka lakukan
20
sangat rusak".
Dalam kesempatan lain beliau mengatakan, "Kalau seandainya
takdir bagian dari hujah yang dimiliki oleh seseorang niscaya Allah
tidak akan penah menyiksa para pendusta yang mendustakan para
rasul seperti kaumnya nabi Nuh, kaum Aad, Tsamud, al-Mu'tafikat
dan kaumnya Fir'aun.
Demikian pula tidak adanya perintah untuk memberi hukuman
bagi orang yang melanggar aturan syariat.
Oleh sebab itu, tidak ada seorangpun yang berhujah dengan
takdir melainkan orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa
petunjuk dari Allah subhanahu wa ta'ala, dan barangsiapa menilai
kalau takdir hujah bagi para pendosa sehingga celaan dan hukuman
tidak bisa diberlakukan kepada mereka maka dirinya harus
menerapkan bagi dirinya dengan tidak mencela tidak pula menuntut
balas bagi siapapun yang telah menyakiti dirinya, namun, dirinya
harus menyamakan antara kondisi menyenangkan dengan kondisi
yang menyakitkan, dirinya tidak boleh membedakan antara orang
lain yang berlaku baik padanya dengan orang yang bersikap jelek
padanya. Dan jelas perkara ini terlarang baik secara pembawaan,
21
watak maupun syariat".
Beliau juga menjelaskan, "Adapun takdir, maka tidak ada
seorangpun yang berhujah dengannya melainkan orang yang
mengikuti hawa nafsunya.
Jika dirinya melakukan perbuatan haram dengan mengandalkan
hawa nafsu, perasaan serta keinginannya, tanpa didasari ilmu yang
membenarkan perbuatannya tidak pula akibatnya serta merta

20
. Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah 8/256-257.
21
. Ibid 11/256.
24
dirinya berhujah dengan takdir, sama seperti yang dilakukan oleh
kaum musyrikin, mereka berkata:

َُ َ َ َُ َ َ
] ١٤٨ :‫ ﴾ [ األنعام‬١٤٨ ‫شك َنا َوّل َءابَاؤنا‬
َ ‫ٱهلل َما أ‬ ‫﴿ لو شا َء‬

"Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak


mempersekutukan-Nya". (QS al-An'aam: 148).

Didalam ayat ini Allah menjelaskan kalau mereka tidak memiliki


ilmu sediktipun dari agama dengan apa yang mereka lakukan,
dimana mereka hanya mengikuti persangkaan belaka.
Disamping itu mereka juga tidak membolehkan bagi semua orang
untuk berdalil dengan takdir, dimana kalau seandainya ada yang
berani merobohkan Ka'bah, atau mencemarkan nabi Ibrahim, atau
mencela agamanya niscaya mereka akan membalas dan
menghukumnya, lantas bagaimana mereka sampai menyakiti nabi
shalallahu 'alaihi wa sallam ketika membawa agama dan syariatnya,
sedangkan yang dilakukan oleh beliau juga bagian dari perkara yang
telah ditakdirkan.
Sehingga taruhlah benar bahwa takdir bisa sebagai dalil tentu itu
merupakan dalilnya nabi shalallahu 'alaihi wa sallam dan para
sahabatnya. Sebab setiap kejadian yang ada adalah perkara yang
telah ditakdirkan, antara orang yang membawa kebenaran dan
pengusung kebatilan masing-masing punya peluang untuk berdalil
dengan takdir -kalau sekirnya dibolehkan berhujah dengan takdir-.
Akan tetapi, mereka melandasi hal tersebut ketika selaras dengan
kenyakinan yang ada didalam agama mereka, dan mereka pada
intinya hanya sekedar mengikuti persangkaan belaka tanpa didasari
22
ilmu tapi murni kedustaan".

22
. Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah 2/324-325.
25
Intinya ialah menjelaskan bahwa perkara ini termasuk kesyirikan
kepada Allah azza wa jalla, oleh karena itu, ada ancaman yang
sangat keras dari Allah bagi orang yang mempunyai keyakinan
semacam tadi, Allah mengatakan dalam firmanNya:

َ َ َ َُ َ َ ُ ُ ََ َ َ ُ َ َ
‫ إِنا ك شء خلق َن ُه‬48 ‫ح ُبون ِيف ٱنلَارِ َع ُو ُجوهِ ِهم ذوقوا َم َس َسق َر‬‫﴿ يوم يس‬
َ
] ٤٩-48 :‫ ﴾ [ القمر‬٤٩ ‫بِق َدر‬

"(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka.


(Dikatakan kepada mereka): "Rasakanlah sentuhan api neraka!
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran".
(QS al-Qamar: 48-49).
23 24
Dibawakan oleh Imam Muslim , Tirmidzi, Ibnu Majah , Ahmad
dan yang lainnya, sebuah hadits dari sahabat Abu Hurairah
radhiyallahu 'anhu, berkata, "Suatu ketika suku Quraisy mendatangi
nabi shalallahu 'alaihi wa sallam lalu mendebat masalah takdir, maka
Allah menurunkan ayat:

23
. HR Muslim 10/84-86.
24
. Beliau adalah Muhammad bin Yazid ar-Rub'i. Abu Abdillah, Ibnu
Majah. dan nama Majah ini adalah julukan bagi ayahnya Yazid, al-
Qazawaini, al-Hafidh, salah satu imam kaum muslimin. Penulis kitab
Sunan, tafsir. Seorang pengembara pencari ilmu yang sangat luas,
sehingga banyak meriwayatkan hadits dari guru-gurunya, demikian pula
banyak mempunyai murid yang meriwayatkan darinya, meninggal pada
tahun 273 H. Lihat biografinya dalam al-Khulashah hal: 365 oleh al-
Khazraji.
26
َ َ َ َُ َ َ ُ ُ ََ َ َ ُ َ َ
‫ إِنا ك شء خلق َن ُه‬48 ‫ح ُبون ِيف ٱنلَارِ َع ُو ُجوهِ ِهم ذوقوا َم َس َسق َر‬‫﴿ يوم يس‬
َ
] ٤٩-48 :‫ ﴾ [ القمر‬٤٩ ‫بِق َدر‬

"(Ingatlah) pada hari mereka diseret ke neraka atas muka mereka.


(Dikatakan kepada mereka): "Rasakanlah sentuhan api neraka!
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran".
(QS al-Qamar: 48-49).

c. Pengingkaran mereka terhadap hari


kebangkitan.

Dan masalah ini sangat nampak sekali dikalanga mereka,


bahkan merupakan pendapat mayoritas mereka, seperti yang Allah
jelaskan tatkala mengkisahkan tentang mereka, Allah berfirman:

              ﴿

] 38 :‫ ﴾ [ انلخل‬ 
"Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang
sungguh-sungguh: "Allah tidak akan akan membangkitkan orang
yang mati". (tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan
membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah". (QS an-
Nahl: 38).

Demikian pula dalam firmanNya:


َ ُ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ ُّ َ ُ َ َ َ
] ٧ :‫ ﴾ [ اجلن‬٧ ‫هلل أ َحدا‬‫﴿ وأنهم ظنوا كما ظننتم أن لن يبعث ٱ‬

27
"Dan sesungguhnya mereka (jin) menyangka sebagaimana
persangkaan kamu (orang-orang kafir Mekah), bahwa Allah sekali-
kali tidak akan membangkitkan seorang (rasul)pun". (QS al-Jinn: 7).

Begitu juga yang Allah sebutkan didalam firmanNya:

َ ُ َ َ ُ َُ َ َُ َ َ ََ ُ َُ ُ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ
‫ث ث َم َلُن َبؤن ب ِ َما َع ِمل ُتم‬ ‫﴿ زعم ٱَّلِين كفروا أن لن يبعثوا قل بل ور ِب َلبع‬
َ َ ََ َ َ
] ٧ :‫ ﴾ [ اَلغابن‬٧ ‫سي‬ ِ ‫َوذل ِك َع ٱهللِ ي‬
"Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali
tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku,
benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan
kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". Yang demikian itu
adalah mudah bagi Allah". (QS at-Taghabuun: 7).

Lalu Allah juga sebutkan dalam firmanNya:

َ َ َ َ َ َ َ َ ََُ َ ُ َ ُ َ َ ُ ََ
‫ِين كف ُروا إِن هذا‬ ِ ‫ت إِنكم مب ُعوثون مِن َبع ِد ٱل َمو‬
‫ت لقولن ٱَّل‬ ‫﴿ ولئِن قل‬
َ
] ٧ :‫ ﴾ [ هود‬٧ ‫إِّل سِحر ُّمبِي‬

"Dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya


kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang
kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata". (QS
Huud: 7).

Demikian pula yang Allah katakan dalam firmanNya:

َ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ َ ُ َ
] ٨٢ :‫ ﴾ [ المؤمنون‬٨٢ ‫﴿ قالوا أءِذا مِت َنا َوك َنا ت َرابا َوعِظ ًما أءِنا ل َمب ُعوثون‬

28
"Mereka berkata: "Apakah betul, apabila kami telah mati dan kami
telah menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya
kami benar-benar akan dibangkitkan?". (QS al-Mukminuun: 82).

Begitu juga dalam firmanNya:

َ َ ُ َ َ َ َ َ ُ َ َ ُ َ
٤٩ :‫ ﴾ [ اإلرساء‬٤٩ ‫﴿ َوقالوا أءِذا ك َنا عِظما َو ُرف ًتا أءِنا ل َمب ُعوثون خلقا َجدِيدا‬
]

"Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah menjadi tulang


belulang dan benda-benda yang hancur, apa benar-benarkah kami
akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru?". (QS al-
Israa': 49).

Dan juga firmanNya:

َ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ َ
] ١٦ :‫﴾ [ الصفات‬١٦ ‫﴿ أءِذا مِت َنا َوك َنا ت َرابا َوعِظ ًما أءِنا ل َمب ُعوثون‬

"Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah serta
menjadi tulang belulang, apakah benar-benar kami akan
dibangkitkan (kembali)?". (QS ash-Shaffaat: 16).

Begitu juga dalam firmanNya:

َ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ ُ ُ ُ َ
] ٤٧ :‫ ﴾ [ الواقعة‬٤٧ ‫﴿ َوَكنوا َيقولون أئِذا مِت َنا َوك َنا ت َرابا َوعِظ ًما أءِنا ل َمب ُعوثون‬

"Dan mereka selalu mengatakan: "Apakah bila kami mati dan


menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami
akan benar-benar dibangkitkan kembali?". (QS al-Waaqi'ah: 47).

Dan juga dalam firmanNya:


29
َ ‫ٱدلن َيا َو َما َن ُن ب َمب ُعوث‬ ُ ََ َ َ
ُّ ‫ات َنا‬ ُ َ
] ٢٩ :‫ ﴾ [ األنعام‬٢٩ ‫ِي‬ ِ ‫﴿ َوقالوا إِن ِه إِّل حي‬

"Dan tentu mereka akan mengatakan (pula): "Hidup hanyalah


kehidupan kita di dunia ini saja, dan kita sekali-sekali tidak akan
dibangkitkan". (QS al-An'aam: 29).

Demikian pula dalam firmanNya:

َ ‫وت َو َن َيا َو َما َن ُن ب َمب ُعوث‬


ُ ‫ٱدلن َيا َن ُم‬ ُ ََ َ َ
ُّ ‫ات َنا‬
:‫ ﴾ [ المؤمنون‬٣٧ ‫ِي‬ ِ ‫﴿ إِن ِه إِّل حي‬
] ٣٧

"Kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita
mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan lagi".
(QS al-Mukminuun: 37).

Begitu juga dalam firmanNya:

َ َ َ َ َ َ
] ٨ :‫ ﴾ [ الروم‬٨ ‫اس بِل ِقاي َرب ِ ِهم لكف ُِرون‬
ِ َ‫﴿ ِإَون كث ِيا م َِن ٱنل‬

"Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar


ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya". (QS ar-Ruum: 8).

Dan juga dalam firmanNya:

َ َ َ ُ
] ١٠ :‫ ﴾ [ السجدة‬١٠ ‫﴿ بَل هم بِل ِقاءِ َرب ِ ِهم كف ُِرون‬

"Bahkan mereka ingkar akan menemui Tuhannya". (QS as-Sajdah:


10).

30
Demikian pula yang Allah sebutkan dalam firmanNya:

َ َ َ َ ُ ُ َ َ ُ َ َ ََ َ َ
:‫ ﴾ [الرعد‬٥ ‫جب قول ُهم أءِذا ك َنا ت َربًا أءِنا ل ِف خلق َجدِيد‬‫﴿ ِإَون تعجب فع‬

"Dan jika (ada sesuatu) yang kamu herankan, maka yang patut
mengherankan adalah ucapan mereka: "Apabila kami telah menjadi
tanah, apakah kami sesungguhnya akan (dikembalikan) menjadi
makhluk yang baru?". (QS ar-Ra'du: 5).

Dan ayat-ayat yang semakna dengan ini, yang semuanya


menunjukan bahwa kaum musyrikin atau kebanyakan diantara
mereka telah terjatuh didalam menta'thil perbuatan Allah azza wa
jalla dan kandungan hikmah yang ada dalam perbuatanNya yaitu
hari kebangkitan dan dikumpulkan manusia, dengan sebab itu
mereka terjatuh dalam kesyirikan ta'thil.
Syaikh Syihristani menjelaskan, "Dan kerancuan orang Arab
berkisar pada dua syubhat besar ini, salah satunya mengingkari
kebangkitan badan setelah kematiannya, yang kedua mengingkari
adanya utusan Allah. Adapun yang pertama ucapannya telah dinukil
oleh Allah didalam firmanNya:

َ ُ َ َُ َ َ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ َ
﴾ ١٧ ‫ أ َو َءابَاؤنا ٱأل َولون‬١٦ ‫﴿ أءِذا مِت َنا َوك َنا ت َرابا َوعِظ ًما أءِنا ل َمب ُعوثون‬
] ١٧-١٦ :‫[الصفات‬

"Apakah apabila kami telah mati dan telah menjadi tanah serta
menjadi tulang belulang, apakah benar-benar kami akan
dibangkitkan (kembali)? Dan apakah bapak-bapak kami yang telah
terdahulu (akan dibangkitkan pula)?". (QS ash-Shaffaat: 16-17).

31
Dan juga ayat-ayat yang senada dengan ini. dan mereka juga
mengungkapkan hal tersebut didalam bait syair yang mereka miliki,
semisal:

Kehidupan lalu kematian lalu kebangkitan


Adalah khurafat yang tidak perlu di percaya wahai Ummu
Amr

Begitu juga mereka ungkapan dalam ratapan terhadap ahli


badar dari kalangan musyrikin yang meninggal, mereka katakan
dalam bait syairnya:

Apa yang dilakukan oleh mereka yang berada didalam sumur


Dikelilingi oleh punuk onta yang kasar

Dikabarkan oleh rasul kalau kami akan hidup kembali


25
Bagaimana kehidupan akan kembali dengan kesedihan

Sungguh Allah telah menegaskan didalam al-Qur'an pokok


aqidah adanya kebangkitan dari kubur setelah kematiannya, dengan
penjelasan sangat memuaskan, yang tidak ada lagi keraguan
didalamnya, dan diantara perkara terpenting yang Allah sebutkan
didalam al-Qur'an yang menjelaskan kemungkinan seseorang itu
akan dibangkitkan dari kubur ialah permulaan penciptaan manusia,
dimana Allah menegaskan didalam firmanNya:

‫يها‬ِ ِ َ ِ َ ‫َض َب َنلَا َم َثَل َون‬


َ ِ ‫يس َخل َق ُهۥ قَ َال َمن يُح ٱلع َِظ َم َو‬
َ ‫ قُل ُيي‬٧٨ ‫ه َرمِيم‬ َ َ ‫﴿ َو‬
‫كل َخلق َعل ن‬ ُ َ ُ َ َ َ َ ََ َ َ َ َ َ
] ٧٩-٧٨ :‫ ﴾ [ يس‬٧٩ ‫ِيم‬ ِ ِ ‫ٱَّلِي أنشأها أول مرة وهو ب‬

25
. al-Milal wa Nihal 3/652-654.
32
"Dan ia membuat perumpamaan bagi kami dan dia lupa kepada
kejadiannya ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang
belulang, yang telah hancur luluh? Katakanlah: "Ia akan dihidupkan
oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. dan Dia Maha
mengetahui tentang segala makhluk". (QS Yaasin: 78-79).

Demikian pula apa yang Allah sebutkan didalam firmanNya:

َ َ ُ َ َ َ ََ
َ ‫ينا بٱ‬
] ١٥ :‫﴾ [ ق‬١٥ ‫لل ِق ٱأل َو ِل بَل هم ِيف لبس مِن خلق َجدِيد‬ ِ ِ ‫﴿ أفعي‬

"Maka apakah Kami letih dengan penciptaan yang pertama?


sebenarnya mereka dalam keadaan ragu-ragu tentang penciptaan
yang baru". (QS Qaaf: 15).

Begitu juga dalam firmanNya:

ُ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ َ
[ ﴾ ٥ ‫ث فإِنا خلق َنكم مِن ت َراب‬ ُ
ِ ‫﴿ يأ ُّي َها ٱنلَاس إِن كنتم ِيف َريب م َِن ٱبلَع‬
] ٥ :‫احلج‬

"Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari


kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan
kamu dari tanah..". (QS al-Hajj: 5).

Dan juga dalam firmanNya:

‫يع بَ ِص ن‬
﴾ ٢٨ ‫ي‬ َ َ ‫كم إ َّل َك َنفس َوح َِدة إ َن‬
ُ ‫ٱهلل َس ِم‬ ُ ُ َ ََ ُ ُ َ َ
‫﴿ ما خلقكم وّل بعث‬
ِ ِ
] ٢٨ :‫[لقمان‬

"Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam


kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan
33
membangkitkan) satu jiwa saja. Sesungguhnya Allah Maha
mendengar lagi Maha melihat". (QS Luqman: 28).

Dan lain sebagainya dari konteks ayat yang membicarakan


masalah ini, yang bila diperhatikan sangat banyak.
Adapun kenapa mengingkari kebangkitan dari kubur termasuk
kesyirikan, karena terkandung konsekuensi dari keyakinan ini
meniadakan perbuatan yang dilakukan oleh Allah serta hikmah yang
terkandung didalamnya. Ditambah dirinya telah meniadakan nama-
nama dan sifat-sifat Allah serta konsekuensi dari nama dan sifat
tersebut dan sebagai bentuk pengingkaran terhadap pengetahuan,
kemampuan dan hikmah yang Allah ta'ala miliki. Oleh sebab itu Allah
mengatakan didalam firmanNya:

َ ُ َ ُ َ َ َ ُ َََ َ َ ُ َ َ َ َ ََ ُ َ ََ
ُ َ ‫ َف َت َع َل‬١١٥ ‫ون‬
‫ٱهلل‬ ‫سبتم أنما خلقنكم عبثا وأنكم إِلنا ّل ترجع‬ ِ ‫﴿ أفح‬
َ ُ َ َ َ َ ‫ٱل َمل ُِك‬
]١١٦-١١٥ :‫ ﴾ [ المؤمنون‬١١٦ ‫ٱحل ُّق ّل إِل َه إِّل ه َو َر ُّب ٱل َعر ِش ٱلك ِري ِم‬

"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami


menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak
akan dikembalikan kepada kami? Maka Maha Tinggi Allah, raja
yang sebenarnya, tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (yang
mempunyai) 'Arsy yang mulia". (QS al-Mukminuun: 115-116).

Imam Ibnu Qoyim menjelaskan maksud ayat-ayat diatas, "Allah


menjadikan kesempurnaan kekuasaanNya, yang menegaskan
kebenaran Allah subhanahu wa ta'ala, bahwa Dia lah Dzat yang tidak
ada sesembahan yang hak melainkan Dia, Rabb Arsy yang
melazimkan semua makhluk berada dibawah rububiyahNya,
membantah persangkaan yang batil tersebut, hukum yang
dusta…sebab kekuasaanNya yang benar melazimkan adanya
perintah dan larangan, ganjaran dan hukuman, begitu pula
melazimkan untuk mengutus utusan, menurunkan kitab suci,
34
kebangkitan dari kubur untuk membalas kebaikan bagi orang yang
berbuat baik dan kejelekan bagi orang yang berbuat jelek.
Oleh karena itu, bagi orang yang mengingkari hal tersebut maka
pada hakekatnya dia sedang mengingkari kekuasaanNya, tidak
menetapkan bagi Allah kekuasaan yang benar, oleh sebab itu orang
yang mengingkari hal tersebut terhitung dalam barisan orang yang
kufur kepada Rabbnya, walaupun dirinya mengklaim sedang
menetapkan adanya pencipta alam semesta, namun, sejatinya dia
belum beriman kepada Allah yang maha benar, yang mempunyai
sifat-sifat yang tinggi, dan berhak untuk menyandang sifat-sifat yang
26
sempurna".
Dalam kesempatan lain beliau juga menjelaskan, "Dan Allah
subhanahu wa ta'ala menetapkan adanya hari kebangkitan dari
dalam kubur dengan menyebut kesempurnaan ilmuNya, dan
kesempurnaan kemampuan dan hikmahNya. Kalau ada para
pengingkar yang rancu tentang masalah ini maka dikembalikan pada
tiga pokok permasalahan yaitu:
Pertama: Bercampurnya anggota badan mereka dengan elemen
tanah, yang tidak bisa dibedakan satu orang dengan yang lainnya.
Kedua: Kalau kemampuan Allah tidak berkaitan dengan masalah ini.
Ketiga: Kalau masalah tersebut tidak membawa banyak faidah. Atau
hikmah ini terkandung eksitensi makhluk yang bernama manusia ini,
sedikit demi sedikit, demikian seterusnya. Setiap kali generasi yang
pertama mati maka akan digantikan dengan generasi yang
sesudahnya. Adapun jika jenis manusia itu musnah seluruhnya
kemudian setelahnya dihidupkan kembali, maka hal tersebut tidak
mempunyai hikmah.
Adapun penjelasan al-Qur'an tentang hari kebangkitan dari
kubur dibangun diatas tiga pilar, yaitu:
Pertama: Keterangan akan kesempurnaan ilmu Allah azza wa jalla.
sebagaimana ditegaskan oleh Allah tatkala memberi jawaban

26
. Tibyan fii Aqsamil Qur'an Oleh Ibnu Qayim hal: 101.
35
kepada orang yang mengucapkan, seperti yang dinukil dalam
firmanNya:

ُ َ َ ََ َ َ َ َ ُ ُ َ َ ِ ‫﴿ قَ َال َمن يُح ٱلع َِظ َم َو‬


‫يها ٱَّلِي أنشأها أ َول َم َرة َوه َو‬ِ ‫ قل يي‬٧٨ ‫ه رمِيم‬ ِ
َ ُ
] ٧٩-٧٨ :‫ ﴾ [ يس‬٧٩ ‫بِك ِل خلق َعل ِيم‬
‫ن‬

"Ia berkata: "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang,


yang telah hancur luluh? Katakanlah: "Ia akan dihidupkan oleh
Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. dan Dia Maha
mengetahui tentang segala makhluk". (QS Yaasin: 78-79).

Demikian pula yang Allah tegaskan didalam firmanNya:

ُ َ ُ َ َ
] ٤ :‫ ﴾ [ ق‬٤ ‫﴿ قد َعل ِم َنا َما تنق ُص ٱألۡرض مِن ُهم‬

"Sesungguhnya Kami telah mengetahui apa yang dihancurkan oleh


bumi dari (tubuh-tubuh) mereka". (QS Qaaf: 4).

Kedua: Keterangan akan kesempurnaan kemampuan Allah ta'ala.


Seperti yang Allah lansir didalam firmanNya:

َ ُ َ َ ََ َ َ َ َ َ ‫﴿ أ َ َو لَي َس َٱَّلِي َخلَ َق‬


﴾ ٨١ ‫ت َوٱألۡرض بِقدِر َع أن يل َق مِثل ُهم‬
ِ ‫ٱلسم َو‬
] ٨١ :‫[يس‬

"Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa
menciptakan yang serupa dengan itu?". (QS Yaasin: 81).

Dan juga yang Allah sebutkan didalam firmanNya:

36
َ َ َ ُّ َ َ َ َ َ ََ
] 4 :‫ ﴾ [ القيامة‬٤ ‫ي َب َنان ُهۥ‬ِ‫﴿ بل قدِرِين َع أن نسو‬

"Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari


jemarinya dengan sempurna". (QS al-Qiyamah: 4).

Begitu juga didalam firmanNya:

َ َ ُ ََ َََُ َ َ ُ ُ َ َ َ ُّ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ
﴾ ٦ ‫ك شء قدِير‬ِ ‫ح ٱلموت وأنهۥ َع‬
ِ ‫﴿ ذل ِك بِأن ٱهلل هو ٱحلق وأنهۥ ي‬
] ٦ :‫[احلج‬

"Yang demikian itu, karena sesungguhnya Allah, Dialah yang haq


dan desungguhnya Dialah yang menghidupkan segala yang mati
dan desungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS al-
Hajj: 6).

Ketiga: Menjelaskan tentang kesempurnaan hikmah yang Allah


ta'ala miliki. Seperti yang Allah nyatakan didalam firmanNya:

َ ‫ت َوٱألَۡر َض َو َما بَي َن ُه َما َل ِعب‬ َ َ ‫﴿ َو َما َخلَق َنا‬


] 38 :‫ ﴾ [ ادلخان‬38 ‫ي‬ ِ ِ ‫ٱلسم َو‬

"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
antara keduanya dengan bermain-main". (QS ad-Dukhaan: 38).

Demikian pula seperti yang ada dalam firmanNya:

َ َ َ ‫﴿ َو َما َخلَق َنا‬


] ٢٧ :‫ ﴾ [ ص‬٢٧ ‫ٱلس َما َء َوٱألۡرض َو َما بَي َن ُه َما َب ِطَل‬

"Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada
antara keduanya tanpa hikmah". (QS Shaad: 37).

37
Dan juga dalam firmanNya:

َ ُ َ َ ُ ََ َ ُ َ َ ََ َ َ‫﴿ أَف‬
:‫ ﴾ [ المؤمنون‬١١٥ ‫سب ُتم أن َما خلق َنكم ع َبثا َوأنكم إِل َنا ّل تر َج ُعون‬
ِ ‫ح‬
] ١١٥

"Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami


menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak
akan dikembalikan kepada kami?". (QS al-Mukminuun: 115).

Oleh sebab itu yang benar ialah bahwa hari kebangkitan dari
dalam kubur merupakan perkara yang telah diketahui oleh akal
pikiran bersama dengan syariat yang ada, sebagaimana ditegaskan
oleh kandungan nama dan sifat-sifat Allah azza wa jalla serta
kesempurnaanNya. Dan Allah suci dari segala orang yang
mengingkari hal tersebut, sebagaimana diriNya tetap suci dari segala
27
cela dan aib".
Dengan ini kita telah selesai menjelaskan tentang kesyirikan
kaum musyrikin dalam perkara rububiyah yaitu dengan cara
menta'thil.

Kedua: Golongan Yang Mempunyai Sesembahan Yang Sangat


Banyak.
Pada masa jahiliah ada sebagian orang Arab yang terjatuh
dalam praktek kesyirikan, dengan menjadikan tandingan-tandingan
bagi Allah. Maka berikut ini akan kami paparkan secara ringkas
sebatas kemampuan kami kelompok-kelompok tersebut,
diantaranya:

27
. al-Fawaid Ibnu Qoyim hal: 6-7.
38
28
1. Zindik yang ada dikalangan Arab.

Berkata Alusi, "Kelompok ini ada disebagian kalangan kaum


29 30
Quraiys". Dan dijelaskan oleh Ibnu Qutaibah dalam bukunya al-
Ma'arif, "Zindiqah yang ada dikalangan Quraisy dijiplak ketika
31
mereka kebingungan".
Dan dijelaskan kembali oleh Alusi, "Dan yang nampak bagiku
bahwa yang dimaksud oleh Ibnu Qutaibah dari kata Zindik yang di
nisbatkan kepada sebagian orang Arab adalah sebuah keyakinan
Tsanawiyah atau yang lebih dikenal dengan keyakinan dengan
cahaya dan kegelapan (sebagai sumber kehidupan), ini terkandung
dalam ucapannya, "Mereka menjiplaknya ketika sudah
kebingungan..".
Kalau yang dimaksud dari ucapan beliau ialah orang yang tidak
beriman kepada hari akhir dan rububiyah bukan karena mengambil
dari kebingungan, ini dari satu sisi. Karena kebanyakan dari suku

28
. Berkata Ibnu Mandhur dalam Lisanul Arab, "Zindik adalah orang yang
mengatakan langgengnya masa". Bahasa Persia yang dimasukan ke
dalam bahasa Arab. Dijelaskan dalam kitab Tahdzib, 'Zindik nama yang
ma'ruf, yaitu bagi orang yang tidak percaya dengan adanya akhirat dan
keesaan pencipta'. Berkata Jauhari, 'Zindik adalah orang yang
mengucapkan dua pokok (cahaya dan kegelapan), kalimat asing yang
dimasukan dalam bahasa Arab. Bentul pluralnya Zanadiqah. Lihat
keterangannya lebih luas dalam Lisanul Arab Ibnu Mandhur 6/91-92.
29
. Bulughul Arib 2/228 oleh al-Alusi.
30
. Beliau adalah Abdullah bin Muslim bin Qutaibah ad-Dainuri, Abu
Muhammad. Seorang ulama besar yang banyak memberi sumbangan
umat dengan berbagai ilmu. Lahir pada tahun 213 H. Tinggal dikota
Baghdad dan mengajar hadits disana, dan diantara karya tulisnya ialah al-
Ma'arif, Adabul katib, Uyunul Akhbar, serta yang lainnya. Meninggal pada
tahun 276 H, Lihat biografinya dalam Mu'jamul Mu'alifin 6/150.
31
. AL-Maa'rif hal: 339.
39
Arab mempunyai keyakinan tersebut, oleh sebab itu maksud dari
32
ucapan beliau ialah apa yang kita sebutkan tadi…".
Dengan ini zindik masuk ke kalangan orang Arab dalam bentuk
kesyirikan rububiyah dan lebih spesifik lagi dalam perkara
menjadikan tandingan-tandingan bagi Allah azza wa jalla.

2. Majusi yang ada ditengah-tengah orang Arab.

Imam Ibnu Qutaibah menerangkan, "Majusi Arab berada disuku


33
Tamim, diantara pengusungnya ialah Zararah bin Adas at-Tamimi
34
dan anaknya Hajib bin Zararah , masuk diantaranya Aqra' bin
35
Habis dirinya juga termasuk tokoh majusi, lalu Abu Saud kakeknya
36
Waki' bin Hasan dia juga seorang pentolan majusi".
Dan yang dimaksud dengan majusi ialah orang yang
berkeyakinan adanya dua pondasi asas dalam kehidupan yaitu
mereka menetapkan dua pokok asasi yang mengurusi kehidupan,
terbagi menjadi baik dan jelek, memberi manfaat dan madharat,
memperbaiki dan merusak, yang mereka namakan salah satunya
sebagai cahaya dan yang kedua kegelepan, yang diungkapkan
dengan bahasa Persia Yazdan dan Ahrman.

32
. Bulughul Arib 2/228-229. Lihat penjelasannya dalam al-Mufashal fii
Tarikh al-Arab Qabla Islam 6/146-152 oleh Jawad Ali.
33
. Dia adalah Zararah bin Udus bin Zaid, kakek pengusung Jahiliah, dari
bani Tamim. Lihat biografinya dalam kitab al-A'laam 3/43 oleh az-Zarkali.
34
. Dia adalah Hajib bin Zararah bin Udus ad-Darimi at-Tamimi, ada yang
mengatakan dirinya menjumpai masa Islam lalu masuk Islam. Lihat
biografinya dalam al-A'laam oleh Zarkali.
35
. Dia Aqra bin Habis at-Tamimi, seorang sahabat. meninggal pada tahun
31 H. Dirinya bersama Khalid bin Walid dalam berbagai kesempatan.
Lihat biografinya dalam kitab al-Ishabah 1/58 no: 231 oleh Ibnu Hajar.
36
. al-Ma'arif hal: 339 Ibnu Qutaibah.
40
Seluruh permasalahan tentang majusi berkisar pada dua pondasi
asas, salah satunya ialah penjabaran tentang percampuran antara
cahaya dan kegelapan, dan yang kedua faktor kemampuan cahaya
mengungguli kegelapan. Dan para pengusungnya menjadikan
masalah percampuran atau keunggulan sebagai tempat kembali dari
37
kehidupan dunia.
Sedangkan perbedaan mencolok antara majusi dengan
tsanawiyah ialah kalau tsanawiyah para pengikutnya mengklaim
bahwa cahaya dan kegelapan merupakan dua perkara yang abadi
tidak akan pernah sirna, berbeda dengan majusi maka mereka
menyatakan kalau kegelapan ialah perkara baru, lalu mereka
menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan barunya
38
kegelapan tersebut.
Dan pengikut agama majusi adalah para penyembah api, dimana
mereka mengatakan, "Sesungguhnya api merupakan partikel yang
paling luas memberi kebaikan, paling besar bentuknya, paling luas
tempatnya, paling mulai bendanya, paling lembut jasadnya, yang
tidak dijumpai ada suatu benda dialam semesta ini melainkan
membutuhkanya, yang tidak bisa tumbuh dan berkembang
39
melainkan dengan perlakuannya". Dan kaum musyrikin semacam
ini telah menjadikan tandingan bagi Allah, dan ini termasuk bentuk
kesyirikan dalam perkara rububiyah.

3. Yahudi dan Nashrani Arab.

37
. al-Milal wa Nihal 2/260-261.
38
. Ibid 2/268.
39
. Ighatsatul Lahfan 2/648 oleh Ibnu Qayim.
41
Seperti dinyatakan oleh banyak para analisis agama dan penulis
40
berita tentang sejarah umat terdahulu mengatakan , "Bahwa ada
dikalangan orang Arab yang telah memeluk agama Yahudi maupun
Nashrani".
Dan sebagaimana diketahui bersama bahwa agama Yahudi
maupun Nashrani telah tercampuri berbagai macam kesyirikan baik
dalam perkara rububiyah maupun uluhiyah. Seperti yang telah kami
jelaskan secara rinci, maka silahkan merujuk kembali kesana.
Dan disini saya hanya menyebutkan secara ringkas tentang
beberapa kabilah Arab yang telah terpengaruh dengan agama
Yahudi dan Nashrani, diantaranya;
Agama Yahudi banyak dipeluk oleh kabilah Hamir setelah
sebelumnya mereka lebih banyak terpengaruh dengan agama
Majusi dan penyembah matahari dan yang semisalnya. Adapun
agama Nashrani maka banyak dipeluk oleh kabilah Rabi'ah dan
Ghassan serta sebagian kabilah Qadha'ah, yang mana mereka
banyak mengambil agama ini dari Romawi. Demikian pula anak
keturunan mereka termasuk pemeluk agama Nashrani dari kalangan
Arab, sebagaimana penduduk Najran, mereka juga termasuk
41
pemeluk agama Nashrani dari kalangan Arab.

4. Kesyirikan beragam yang banyak dilakukan oleh mereka,


yaitu menyekutukan Allah dengan bintang-bintang
dilangit. Menjadikan benda-benda tersebut sebagai
sesembahan yang turut serta mengatur alam semesta ini.
Dan keyakinan ini banyak dipegang oleh agama Shabi'ah
dan selain mereka.

40
. Lihat penjelasan dalam beberapa buku semisal al-Milal wa Nihal oleh
Syihristani, Bulughul Arib fii Ma'rifati Ahwalil Arab oleh al-Alusi, Murujul
Dzahab oleh Sam'udi.
41
. Bulughul Arib 2/240-242 oleh al-Alusi.
42
Dan ada sebagian suku Arab yang menerima ajaran ini, seperti
dijelaskan oleh Syihristani, beliau mengatakan, "Diantara orang Arab
ada yang condong kepada agama Shabi'ah, yang menyakini rasio
bintang-bintang dilangit, sama seperti para peramal. Hingga sampai
perkaranya pada keyakinan enggan bergerak, tidak diam, enggan
bertempat tinggal, tidak mau bepergian, kecuali jika bertepatan
dengan rasio bintang yang diyakininya, seperti ucapan mereka,
42
"Kami diberi hujan dengan sebab bintang ini dan itu..".
Dan telah lewat penjelasan aqidah kaum Sha'ibah secara rinci,
dimana mereka mengatakan, "Tidak ada sarana yang bisa
menghubungkan kami kepada keagungan Allah melainkan harus
melalui wasilah-wasilah. Oleh karena itu wajib bagi kita untuk
mendekatkan diri terlebih dahulu kepada wasilah-wasilah rohaniyah
yang dekat denganNya, mereka itu adalah rohani-rohani yang dekat
lagi suci dari benda abstrak, merekalah sesembahan kita dan tuhan
kita serta pemberi syafaat disisi Rabb sejati dan Tuhan segala tuhan,
dan tidaklah kami menyembah mereka melainkan hanya untuk
43
mendekatkan kepada Allah sedekat-dekatnya".
Oleh sebab itu mereka membuat semacam kuil lalu meletakan
arca sebagai simbol bagi tujuh bintang langit yang terbesar,
kemudian setelah berlalunya zaman akhirnya mereka mendekatkan
diri kepada tujuh bintang tadi lalu menyakini bahwa benda-benda
44
tersebut yang mengatur alam semesta ini.
Para pengikut agama Shabi'ah mempunyai kesyirikan dalam
perkara rububiyah sebagaimana mereka juga terjatuh dalam syirik
ibadah. Dimana mereka menyakini dialam semesta ini ada benda
yang turut mengaturnya selain Allah azza wa jalla, yang jelas sekali
kalau hal tersebut merupakan hak murni miliknya Allah jalla wa 'ala.

42
. al-Milal wa Nihal 3/660. Dan Bulughul Arib 2/223 oleh al-Alusi.
43
. Bulughul Arib 2/225-226 oleh al-Alusi.
44
. al-Milal wa Nihal 2/258-262 oleh Syihristani.
43
Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam telah menyinggung mereka
pada beberapa sabda beliau, diantaranya riwayat yang dibawakan
oleh Imam Muslim bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
bersabda:

َ َ ُ َ
َ ‫ « أر َب نع ِيف أ َمّت مِن أمر‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
‫اجلاهِل َِيةِ ّل‬ ِ ِ
‫وم‬ ُ َ
ُ ُّ‫اء بانل‬
ِ ‫ج‬ َ َ َ ُ َ َ َ َ ُ َ َ َُ ُ ُ َ
ِ ‫اب واّلِست ِسق‬ِ ‫اب والطعن ِيف األنس‬ ِ ‫يْتكونهن الفخر ِيف األحس‬
ُ َ َ َ
]‫احة » [أخرجه مسلم‬ ‫وانل ِي‬

"Empat perkara ditengah umatku yang termasuk perkaranya


Jahiliah dan mereka tidak meninggalkannya, yaitu bangga dengan
nasab, mencela keturunan, meminta hujan kepada bintang, dan
45
meratapi kematian".

Begitu juga sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad


bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

‫ استسقاء‬,‫ « أخاف َع أمّت ثَلثا‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬


]‫ » [أخرجه أَحد‬..‫بانلجوم‬

"Perkara yang aku paling takutkan ditengah umatku ada tiga,


46
meminta hujan kepada bintang….".

Dan juga dikelurkan oleh Imam Bukhari dan Muslim sebuah


hadits dari sahabat Zaid bin Khalid al-Juhani radhiyallahu 'anhhu,

45
. Telah lewat takhrijnya.
46
. HR Ahmad 5/89, 90. Dinilai shahih oleh al-Albani dalam silsilah
shahihah no: 1127.
44
beliau menceritakan, "Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
sholat shubuh bersama kami di Hudaibiyah setelah malamnya turun
hujan, tatkala sholat telah usai beliau menghadap kepada kami lalu
bertanya:

ُ َ :‫ قَالُوا‬,‫كم‬
‫اهلل‬
ُ ُّ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ
‫ « هل تدرون ماذا قال رب‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
َ َ َ ََ َ َ َ َ َ َ ُُ ُ َ َ
‫ أص َب َح مِن ع َِبادِي ُمؤم نِن ِِب َوَكف نِر فأ َما َمن قال ُم ِطرنا‬:‫ قال‬.‫ول أعل ُم‬ ‫ورس‬
َ َ َ َ َ
َ
‫ب َوأ َما َمن قال ُم ِطرنا ب ِ َنو ِء‬ ‫ََ ن‬ ‫َ َ َ َ ََ َ ُ ن‬ َ
ِ ‫ فذل ِك مؤمِن ِِب وَكف ِر بِالكوك‬,ِ‫بِفض ِل اهللِ ورَحتِه‬
َ َ ‫َ ُ ن‬ ‫َ َ ََ َ ََ َ َ ن‬
]‫ب » [أخرجه ابلخاري و مسلم‬ ِ ‫كذا وكذا فذل ِك َكف ِر ِِب ومؤمِن بِالكوك‬

"Tahukah kalian apa yang di katakan oleh Rabb kalian? Kami


menjawab, "Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui". Beliau
bersabda: "Allah berfirman, "Pagi ini ada diantara hamba Ku yang
beriman kepadaKu dan kafir kepada bintang. Adapun orang yang
mengatakan, 'Kami diberi hujan karena bintang ini dan itu', itulah
47
orang yang telah kufur kepadaKu dan beriman kepada bintang".

Setelah menyebutkan hadits diatas Syaikh Abdurahman bin


Hasan mengomentari, "Apabila menyakini bahwa bintang tertentu
memiliki efek terhadap turunnya hujan maka orang tersebut telah
kafir, sebab dirinya telah menyekutukan Allah dalam perkara
rububiyah, sedangkan orang yang berbuat syirik maka dirinya
dihukumi kafir.
Adapun jika dirinya belum sampai pada tahap menyakini hal
tersebut maka dirinya telah terjatuh dalam syirik kecil, sebab dirinya
telah menyandarkan sebuah nikmat yang Allah berikan kepada
selainNya, dikarenakan Allah tidak pernah menjadikan bintang
tertentu sebagai faktor turunnya hujan, namun, hujan adalah

47
. HR Bukhari no: 1038, Muslim no: 71.
45
karunia dari Allah serta rahmatNya, yang jikalau Allah menghendaki
akan menurunkannya dan jika tidak menghendaki maka Allah akan
48
menahannya".
Pada kesempatan lain beliau juga menjelaskan, "Jika ada diantara
mereka yang mengatakan, "Kami diberi hujan dengan sebab bintang
ini dan itu", maka ucapan ini dilihat, kalau seandainya dia menyakini
bahwa bintang tersebut mempunyai efek terhadap turunnya hujan,
maka orang tersebut dihukum musyrik dan kafir. Karena inilah yang
diyakini oleh orang Jahiliah, seperti keyakinan mereka kalau berdo'a
kepada mayit atau orang yang tidak hadir dihadapannya untuk
meminta manfaat atau menolak mara bahaya, atau menyakini
bahwa dirinya akan memberi syafaat dengan sebab doa yang ia
panjatkan, maka ini merupakan kesyirikan yang dengannya Allah
mengutus Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam untuk melarang hal
tersebut serta memerangi para pelakunya.
Dan kemungkinan kedua, adakalanya dia mengatakan, 'Kami
diberi hujan dengan sebab bintang ini dan itu', dengan keyakinannya
bahwa yang mengatur adalah Allah semata, akan tetapi karena
kebiasaannya jika muncul bintang pasti turun hujan, maka menurut
pendapat yang kuat tidak boleh menyandarkan hal tersebut kepada
49
bintang tadi walaupun hanya sekedar menggunakan kata kiasan".

5. Kesyirikan yang dilakukan oleh para penyembah


Matahari, bulan, penyembah api, atau penyembah
benda-benda langit atau bumi yang lainnya.

Yang mana jika mereka melazimi ibadah maka mereka


mempunyai keyakinan bahwa benda-benda tersebut adalah
sesembahan, sebagai tuhan yang hakiki, atau benda tadi adalah

48
. Fathul Majid 2/435.
49
. Fathul Majid 2/432.
46
tuhan yang termasuk bagian dari tuhan-tuhan yang banyak, yang jika
kita mengkhususkan ibadah kepadanya dan berkhidmat padanya
niscaya tuhan tadi akan memenuhi hajatnya dan memberi
pertolongan dan perhatian kepadanya.
Maka, nampak sekali kalau keyakinan semacam ini termasuk
50
menyekutukan Allah dalam perkara rububiyah , Dan keyakinan ini
banyak dipegang oleh sebagian kabilah Arab pada masa jahiliah,
51
khususnya orang Arab yang tinggal didaerah selatan.

6. Kesyirikan pada sebagian sifat-sifat Allah azza wa jalla,


adakalanya dengan menetapkan sifat-sifat makhluk
kepada Allah, atau menetapkan sifat-sifat Allah kepada
para makhluk.

Adapun yang pertama maka banyak sekali dilakukan oleh orang


Arab. Dan berikut ini akan kami paparkan beberapa contoh yang
menjelaskan hal tersebut, diantaranya:

01. Menyekutukan Allah dalam sifatNya al-Ilmu


yang meliputi segala sesuatu.

Dan yang kami inginkan disini berkaitan dengan ilmu Allah yang
meliputi segala sesuatu ialah pengetahuan Allah secara sempurna
tentang perkara ghaib.

50
. Lihat penjelasannya yang mendukung hal ini dalam kitab Jawabul
Kaafi hal: 312-314 oleh Ibnu Qayim.
51
. Lihat apa yang dituturkan oleh pakar sejarah tentang agama-agama
yang ada diselatan jazirah Arab sebelum diutusnya Nabi. Seperti
disebutkan oleh D. Abdul Aziz Salim dalam bukunya Dirasaat fii Tarikh
Arab Qabla Islam hal: 408-411, 426-428. dan juga oleh Jawad Ali dalam
bukunya al-Mufashal fii Tarikh Arab Qabla Islam 6/50-59. Dan al-Alusi
dalam bukunya Bulughul Arib 2/215-216.
47
Dan sebelum terlalu jauh masuk kedalam pembahasan yang
menerangkan keberadaan kaum musyrikin yang menyekutukan
Allah dalam sifat ini, maka alangkah baiknya terlebih dahulu kita
paparkan apa itu yang dimaksud dengan ilmu ghaib yang menjadi
kekhususan Allah dalam pengetahuannya dari seluruh makhlukNya.
Berikut penjelasanya:
Sesungguhnya lafal ghaib sering diartikan secara bebas dengan
makna setiap perkara yang tidak bisa terjangkau oleh akal sehat
52
atau penglihatan mata . Seperti dikatakan oleh orang Arab,
'Matahari tenggelam (ghobat) apabila mata tidak lagi bisa
53
melihatnya'.
Kenapa ghaib dinamakan dengan perkara ghaib jika ditinjau dari
sisi pengetahuan manusia atau yang semisal dengan mereka, bukan
dari tinjauan pengetahuan Allah azza wa jalla. sebab tidak ada yang
tersamar bagi Allah tabaraka wa ta'ala. Akan tetapi, tidak boleh
untuk mengatakan, 'Sesungguhnya Allah ta'ala tidak mengetahui
perkara ghib secara keinginan sebab tidak ada sesuatupun yang
tersamar bagiNya', karena konsekuensi ucapan ini mengandung
54
celaan dan kurang beradab kepada Allah azza wa jalla.
Dalam bahasa syariat yang dimaksud dengan perkara ghaib
terbagi dari tinjaun pada perkara yang diketahui menjadi dua sisi,
yaitu:
Pertama: Segala sesuatu yang Allah rahasiakan ilmunya, yaitu
seperti perkara yang berkaitan dengan dzatnya Allah azza wa jalla,
55
sebagian nama-namaNya serta beberapa hakekat sifat-sifatNya.

52
. Qamus Muhith.
53
. Mufradaat oleh al-Ashfahani.
54
. al-Jad fii Ruhul Ma'ani 20/10 oleh al-Alusi.
55
. Lihat seperti yang dikatakan oleh guru kami Abdullah al-Ghaniman
dalam Syarh Kitab Tauhid lil Bukhari 1/112.
48
Kedua: Yang Allah bukakan ilmunya pada sebagian makhluk dan
pada makhluk yang lainnya, semisal pengetahuan yang berkaitan
dengan para makhlukNya.
Selanjutnya jenis pengetahuan ini bila dilihat dari sisi ilmunya
maka juga terbagi menjadi dua, yaitu:
Pertama: Mengilmui perkara ghaib dengan pengetahuan yang pasti
secara hakekatnya. Maka jenis ilmu tentang perkara ghaib ini tidak
ada seorang pun yang mengetahuinya hingga seorang malaikat
56
sekalipun , karena hakekat perkara ghaib tidak ada yang
57
mengetahuinya melainkan Allah subhanahu wa ta'ala.
Dan jenis ini, yakni mengilmui perkara ghaib secara pasti, adalah
yang di inginkan oleh lafad ilmu ghaib apabila diartikan secara
bebas, karena mencakup seluruh waktu dan tempat. Sebab hanya
Allah ta'ala yang maha mengetahui segala sesuatu, baik yang telah
lampau, yang sedang terjadi, dan yang akan datang, maka ilmunya
Allah dalam perkara tadi semuanya sama. Dan ilmunya Allah dengan
perkara-perkara tadi merupakan sifat dzatiyah yang lazim dimiliki
oleh Allah subhanahu wa ta'ala sehingga tidak mungkin lepas walau
barang sebentar dari Allah ta'ala.
Kedua: Mengilmui perkara ghaib dengan pengetahuan yang terbatas
karena sebagai penyandaran semata. Semisal ilmunya para malaikat
yang berkaitan dengan dunia mereka yang mana hal tersebut tidak
diketahui sedikitpun oleh manusia. Begitu pula pengetahuan
sebagian orang pada beberapa perkara yang mana hal itu menjadi
58
ghaib bagi sebagian orang yang lain.
Dan jenis ilmu inilah yang banyak di miliki oleh manusia, dan hal
itu berbeda satu sama lainnya, baik dari segi jenis ataupun
bilangannya. Karena semuanya kembali pada kesiapan jiwa dan

56
. Tafsir al-Manar 7/422 oleh Muhammad Rasyid Ridho.
57
. Ruhul Ma'ani 7/175 oleh al-Alusi.
58
. Tafsir al-Manar 7/442 oleh Muhammad Rasyid Ridho.
49
mental untuk mengambil ilmu-ilmu tersebut yang Allah ajarkan
padanya. Dan ilmunya para nabi masuk dalam kategori ini.

Setelah kita mengetahui masalah ini, maka sekarang kita masuk


pada poin kesyirikan yang nyata sekali terlihat dalam perkara
rububiyah yaitu dengan menyekutukan Allah bersama tandingan-
tandingan dalam hal sifat ilmuNya yang meliputi segala sesuatu
ditengah-tengah orang Arab pada masa Jahiliah. Berikut
perinciannya:

A. Al-Kuhanah dan al-'Araaf (Paranormal dan Dukun).

Adapun yang dimaksud dengan al-Kahin ialah orang yang


mengambil bantuan jin yang mencuri pendengaran wahyu dilangit,
dan paranormal ini sebelum diutusnya nabi shalallahu 'alaihi wa
sallam sangat banyak sekali, adapun setelah kenabian beliau maka
jumlah mereka mulai banyak berkurang.
Ada pendapat lain yang mengatakan, yang dimaksud dengan al-
Kahin ialah orang yang mengabarkan perkara-perkara ghaib
terkhusus dalam urusan-urusan yang akan datang. Ada pula ulama
lain yang menjelaskan, al-Kahin ialah orang yang mengabarkan
59
perkara yang ada dalam batin seseorang.
Sedangkan yang dimaksud dengan al-'Araafah atau al-'Araaf
60
ialah seperti yang dikatakan oleh Imam al-Baghawi , beliau
menjelaskan, "al-'Araaf ialah orang yang mengklaim mengetahui

59
. Fathul Majid 1/389 oleh Syaikh Abdurahman bin Hasan Alu Syaikh.
60
. Beliau adalah Hasan bin Mas'ud al-Fara', asy-Syafi'i. Ulama yang
banyak meninggalkan karya tulis, ulamanya penduduk Khurasan. Tsiqah
dan ahli fikih, serta ahli zuhud. Meninggal pada bulan Syawal tahun 516
H. Lihat biografinya dalam Siyar a'lamu Nubala 19/439, dan juga dalam
Syadratu Dzahab 4/48 oleh Ibnul Ma'ad.
50
barang yang dicuri atau barang hilang dengan cara menjadikan
61
tanda atau firasat untuk dijadikan sebagai alat bantunya".
Bila dicermati ucapan beliau maka bisa ditarik kesimpulannya,
bahwa al-'Araaf ialah orang yang mengabarkan tentang suatu
kejadian secara pasti pada kasus pencurian serta pelakunya, dan
barang yang hilang serta dimana letaknya.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, "al-'Araaf ialah nama
62
lain dari al-Kahin, ahli nujum, tukang ramal dan yang semisalnya".
Dalam kesempatan lain beliau menerangkan, "Ahli nujum masuk
dalam penamaan al-'Araaf, bahkan menurut sebagian ulama kedua
63
nama itu sama definisinya".
Beliau juga menjelaskan, "Ahli nujum masuk dalam penamaan al-
Kahin, ini menurut pendapat al-Khatabi serta ulama lainnya,
sebagaimana hal tersebut dinyatakan oleh sebagian orang Arab.
Adapun mengacu pada sebagian perkataan ulama, yang dimaksud
dengan Ahli nujum maka dia tidak beda dengan paranormal, bahkan
perilakunya itu lebih buruk dari pada dukun. Dari sini bisa dilihat
kalau nama ini ada sisi kesamaan dari segi makna dan
64
pekerjaannya".
Imam Ahmad perna ditantang tentang tukang sihir dan
paranormal apakah keduanya sama? Beliau menjawab, "Tidak, kalau
paranormal itu orang yang mengklaim perkara yang ghaib, sedang
tukang sihir ialah orang yang mengikat buhul dengan ritual tertentu
65
untuk menyakiti korban".

61
. Syarh Sunah 12/182 oleh al-Baghawi.
62
. Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah 35/173.
63
. Ibid 35/193.
64
. Ibid 35/194.
65
. Riwayat dari al-Khalal dalam Ahkam Ahli Milal hal: 208. Sebagaimana
dinukil oleh Syaikh Abdul Ilah Sulaiman al-Ahmadi dalam Rasail wal
Masail al-marwiyah 'an Imam Ahmad 2/106.
51
Dalam salah satu redaksi, beliau pernah ditanya tentang
paranormal, maka beliau mengatakan, dia hampir mirip dengan
dukun, sedangkan tukang sihir maka dirinya lebih jelek perilakunya
dibanding keduanya, sebab praktek sihir termasuk cabang dari
66
kekufuran.
Beliau juga menjelaskan tentang dukun, "Al-'Araafah ialah ujung
67
dari sihir, dan tukang sihir lebih jelek daripada dukun".
Imam Ibnu Atsir juga menjelaskan, "Dukun adalah ahli nujum
dan peramal yang mengklaim dirinya tahu perkara ghaib yang Allah
68
telah sembunyikan".
Sedangkan Imam Ibnu Qoyim maka beliau menerangkan, "Orang
yang terkenal dengan kepiawaian meramal maka dinamakan oleh
69
mereka dengan nama juru ramal atau dukun".
Beliau juga menjelaskan, "Ahli nujum, juru ramal, dan tukang
mengundi nasib, semuanya merupakan saudara kembarnya al-
Azlam, dharibah al-Hasha, dukun, tukang ramal, dan yang semisal
dengan mereka, dari orang-orang yang dimintai untuk mengabarkan
70
perkara-perkara ghaib".

Kesimpulannya, setiap orang yang mengklaim mengetahui suatu


perkara dari perkara ghaib maka masuk ambil bagian dari
penamaan-penamaan tadi, dan didalam komunitas Arab sendiri
mereka mempunyai dukun semisal Syaq dan Sathih serta yang
lainnya.
Dan diantara mereka ada yang mengklaim bahwa dukun adalah
pengikut jin serta pembantu yang memberikan kabar padanya. Ada

66
. Ibid.
67
. Fathul Majid 1/391 oleh Syaikh Abdurahman Alu Syaikh.
68
. Nihayah fii Gharibil Hadits wal Atsar 3/218 oleh Ibnu Atsir.
69
. Dinukil oleh penulis Fathul Majid 1/392.
70
. Zaadul Ma'ad 5/786 oleh Ibnu Qayim.
52
juga diantara mereka yang mengira kalau dukun adalah orang yang
mampu memprediksi suatu perkara dengan cara meramal sebagai
sarana untuk menunjukan tempat barang yang hilang, dengan cara
menyimpulkan dari ucapan pasien, perilaku atau kondisinya, dan ini
semua mereka sematkan bagi pelakunya dengan nama seorang
dukun.
Maksud dari ini semua ialah bahwa setiap orang yang
mengklaim mampu mengetahui sedikit saja dari perkara-perkara
ghaib, maka bisa jadi dirinya masuk dalam penamaan sebagai
seorang paranormal, atau terkumpul padanya makna sebagai
paranormal sehingga ia dijuluki dengan hal itu. Sebab kesesuaian
sebuah berita pada beberapa kasus perkara ghaib bisa dilakukan
dengan cara menyingkap tabir ghaib, dan itu bisa dikerjakan melalui
bantuan setan, atau dengan cara mengundi nasib, horoskop,
ramalan, melempar batu atau membikin garis ditanah untuk
meramal, menujum, perdukunan dan praktek sihir, serta lainya dari
ilmu-ilmu yang diwariskan oleh ahli Jahiliah. Maka semua perkara
tadi pelakunya dinamakan sebagai paranormal atau dukun atau
71
masuk dalam makna keduanya.
Dimana sebelum ini Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam pernah
berkata –manakala para sahabat berkata pada beliau kalau mereka
(paranormal dan dukun) terkadang ucapanya benar seperti yang
diprediksi dan dikabarkan- maka beliau bersabda:

‫َض َبت‬َ َ ‫الس َما ِء‬ َ ‫اهلل األَم َر يف‬ُ َ ‫ « إ َذا قَ ََض‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
ِ ِ
َ َ ُ َ َ َ َ ََ ‫َن‬ َََ َ ً ُ َ ُ َ َ
‫ال َمَلئِكة بِأجن َِحت َِها خض َعانا ل ِقو ِلِ كأن ُه سِلسِلة َع صفوان فإِذا ف ِزع عن‬
ُ ‫كب‬
‫ي‬
َ َ : ‫كم قَالُوا ل ََِّلِي قَ َال‬
ُّ ِ ‫احل َق َو ُه َو ال َع‬ ُ ُّ َ َ َ َ َ ُ َ ُُ
ِ ‫ل ال‬ ‫قلوب ِ ِهم قالوا ماذا قال رب‬

71
. Lihat penjelasannya dalam kitab Fathul Majid 1/392 oleh
Abdurahman bin Hasan Alu Syaikh.
53
َ َ َ ُ َ َ َ َ ‫السمعِ َو ُمس َْت ُق‬ َ ‫فَيَس َم ُع َها ُمس َْت ُق‬
‫السمعِ هكذا َبعض ُه فوق َبعض َو َو َصف‬ ِ ِ
ُ‫ِيها إ ََل َمن ََت َته‬ َ ‫ي أ َ َصابعِهِ فَيَس َم ُع ال ََك َِم َة َف ُيلق‬ َ ‫ح َر َف َها َو َب َد َد َب‬ َ َ‫كفِهِ ف‬
َ ُ َ ُ
ِ ِ ِ ‫سفيان ب‬
َ َ َ َ َ
َ ‫ِيها اْل َخ ُر إَل َمن َت َت ُه َح َّت يُلق َِي َها ََع ل َِسان‬َ َ ‫ُث َم يُلق‬
‫الساحِرِ أو الهاه ِِن ف ُر َب َما‬ ِ ِ
ََ
‫ِب َم َع َها مِائة‬ ُ ‫اها َقب َل أَن يُدر َك ُه َف َيكذ‬ َ َ َ ََُ َ ََ ُ َ َ َ ُ َ
‫ق‬ ‫ل‬‫أ‬ ‫ا‬‫م‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ه‬ ‫ِي‬ ‫ق‬ ‫ل‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ل‬ ‫ب‬‫ق‬ ‫اب‬‫ه‬ ‫الش‬
ِ
َ ‫أَد َر‬
‫ك‬
ِ
َِ‫ك ال ََك ِمة‬ َ ُ َ َ َُ َ ََ َ َ َ ََ َ َ َ َ ََ َ َ َ َ ََ ُ ََُ َ َ
‫كذبة فيقال أليس قد قال نلا يوم كذا وكذا كذا وكذا فيصدق بِت ِل‬
] ‫الس َماءِ » [أخرجه ابلخاري‬ َ ‫َالّت َس ِم َع مِن‬
ِ

"Apabila Allah menentukan sebuah urusan dilangit maka para


malaikat mengepakkan sayapnya karena ketundukan mereka
terhadap firman Allah, suaranya gemerincing bagaikan rantai dari
bebatuan, sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati
mereka, mereka berkata "Apakah yang telah difirmankan oleh
Tuhanmu? Mereka menjawab pada yang bertanya: "(Perkataan)
yang benar", dan Dia lah yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
Maka para pencuri dengar (dari kalangan jin) mencoba
menguping wahyu tersebut, dengan cara naik pada temannya satu
dengan yang lainnya -sang rawi yang bernama Sufyan
mengilustrasikan dengan jari jemarinya yang saling bertumpukan
satu sama lainnya- maka setan yang teratas menguping dengar
wahyu tersebut lalu disampaikan pada yang dibawahnya, lalu
disampaikan lagi pada yang dibawahnya, hingga sampai pada
lisanya tukang sihir atau dukun, namun, adakalanya setan tersebut
terkena lemparan api sebelum menyampaikan beritanya, terkadang
dia menyampaikan berita sebelum sampai mendengar, maka dia
berdusta kepada khadamnya seratus kedustaan, lalu dikatakan oleh
manusia, 'Bukankah (si dukun) itu telah berkata kepada kita pada
hari ini dan itu akan terjadi kejadian ini dan itu', dirinya bisa benar

54
dengan sebab kalimat yang didengar dari setan yang mencuri
72
dengar dari langit".

Didalam hadits ini, dijelaskan bahwa berita itu berasal dari setan
yang menyampaikan kepada para pembantunya, para dukun dan
paranormal sebuah kalimat hak yang ditambahkan padanya seratus
kedustaan, lalu orang-orang membenarkan dirinya dengan sebab
satu kebenaran yang berhasil diprediksinya.
Maka tatkala perkara ini merupakan kesyirikan kepada Allah
dalam beberapa sifatNya, makanya, apabila perbuatan ini diyakini
kebenarannya dan percaya terhadap apa yang diucapkan oleh dukun
atau paranormal tadi maka dirinya dihukumi telah keluar dari
agama, dimana telah datang beberapa hadits yang memberikan
ancaman secara keras lagi tegas kepada mereka dan bagi orang yang
mengambil ucapannya, bahkan pada sebagian hadits dinyatakan
secara gamblang lagi jelas kalau perilakunya telah menyebabkan
keluar dari agama.
Diantara hadits tersebut ialah yang diriwayatkan oleh sahabat
73
Imran bin Hushain radhiyallahu 'anhu berkata, "Rasulallah
shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

72
. HR Bukhari no: 4800.
73
. Beliau adalah Imran bin Hushain bin Ubaid bin Khalf al-Khuza'I, Abu
Nujaid, termasuk ulamanya para sahabat, malaikat pernah mengucapkan
salam padanya, tidak turut serta dalam fitnah, beliau masuk Islam pada
perang Khaibar, mengikuti banyak ekspedisi, serta termasuk sahabat
yang doanya mustajabah. Meninggal pada tahun 52 H. Lihat biografinya
dalam al-Ishabah 4/706 oleh Ibnu Hajar, dan al-Khulashah hal: 295 oleh
al-Khajrazi.
55
َ َ ََ ُ َ ََ ََ َ َ َ َ
‫ي ُل أو‬ ‫ « ليس مِنا من تطي أو ت ِط‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
ُ ُ َ َ ُ َ َ َ َ ً َ َ َ َ َ َُ َ ُ َ َ َ َ َ َُ َ ُ َ َ َ
‫حر ل ومن أَت َكهِنا فصدقه بِما يقول‬ ِ ‫تك َه َن أو تك ِِهن ل أو سحر أو س‬
َُ ََ َ ُ ََ ََ
]‫فقد كف َر ب ِ َما أنزِل َع حم َمد » [أخرجه الزبار‬

"Bukan termasuk golongan kami orang yang meramalkan atau


meminta diramal, perdukunan atau meminta kepada dukun,
menyihir atau meminta untuk disihirkan. Barangsiapa mendatangi
dukun lalu membenarkan apa yang dia ucapkan maka sungguh
dirinya telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada
74
Muhammad shalallahu 'alaihi wa sallam".

Dalam redaksi Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, nabi shalallahu


'alaihi wa sallam bersabda:

ََ ُ ُ َ َ َ ََ
‫ « َمن أَت َكه ًِنا ف َص َدق ُه ب ِ َما َيقول فقد‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
َُ ََ َ ُ ََ
]‫كف َر ب ِ َما أن ِزل َع حم َمد» [أخرجه أبو داود والنسايئ يف الكربى‬

"Barangsiapa mendatangi seorang dukun lalu membenarkan apa


yang dia ucapkan, maka sungguh dirinya telah kafir dengan apa
75
yang diturunkan kepada Muhammad shalallahu 'alahi wa sallam".

74
. HR al-Bazzar dengan sanad yang jayyid. Lihat dalam kitab Kasyful
Astaar 3/393 no: 2067. al-Hafidh Ibnu Hajar berkomentar dalam bukunya
Fathul Bari 10/217, 'Sanadnya Jayyid'. Begitu pula pernyataan Imam
Mundziri dalam bukunya Targhib wat Tarhib 4/33.
75
. HR Abu Dawud no: 3904. Nasa'i fil Kubra sebagaimana tercantum
dalam kitab Tuhfatul Asyraf 10/124. Tirmidzi no: 135. Dan dinilai shahih
oleh al-Albani dalam kitab al-Irwa' no: 2006.
56
Dalam hadits lain, Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

َ َ َ ََ
‫ « َو َمن أَت َع َرافا أو َكه ًِنا ف َص َدق ُه ب ِ َما‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
َُ ََ َ ُ ََ ََ ُ ُ
]‫َيقول فقد كف َر ب ِ َما أن ِزل َع حم َمد » [أخرجه مسلم‬

"Barangsiapa mendatangi dukun atau paranormal lalu


membenarkan apa yang dia katakan, maka sungguh dirinya telah
kafir dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad shalallahu
76
'alaihi wa sallam".

Dan Imam Muslim membawakan sebuah hadits dari sahabat


77
Mu'awiyah bin Hakam as-Sulami radhiyallahu 'anhu yang
menceritkan, "Aku pernah bertanya, 'Wahai Rasul, beberapa perkara
yang dahulu kami biasa melakukannya ketika Jahiliah, lalu kami
mendatangi paranormal? Maka beliau menegaskan, "Jangan sekali-
78
kali kalian mendatangi paranormal (lagi)!!" .

Artinya, bahwa mendatangi seorang dukun lalu membenarkan


apa yang mereka ucapkan atau mendatangi orang-orang yang
semisal dengan mereka semacam paranormal, atau tukang ramal

76
. HR Ahmad 2/429. al-Baihaqi 8/135. al-Hakim 1/8. dinilai shahih oleh
Imam Dzahabi, lalu dikomentari oleh syaikh al-Albani dalam al-Irwa 7/69,
'Seperti yang beliau katakan'.
77
. Beliau adalah Mu'awiyah bin al-Hakam as-Sulami, pernah menjumpai
Nabi. Imam Ibnu Abdil Barr mengatakan, "Beliau singgah di Madinah, lalu
tinggal di tengah-tengah Bani Sulaim'. Beliau meriwayatkan satu hadits
dari Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam. Lihat biografinya dalam Tahdzibu
Tahdzib 5/477 no: 7860. al-Ishabah 3/432 no: 7064. Adapun al-Khazraji
menjelaskan dalam kitabnya al-Khulashah, "Beliau mempunyai tiga belas
hadits". lihat dalam bukunya al-Khulashah hal: 381.
78
. HR Muslim no: 537.
57
maka hal tersebut termasuk perbuatan syirik kepada Allah azza wa
jalla dalam perkara rububiyah. Yang mana hal tersebut masuk dalam
kategori menyekutukan sifat Allah yang maha mengetahui segala
sesuatu, yang mengetahui perkara ghaib, disamping itu kaum
musyrikin biasanya akan rela dengan setiap perkara yang diputuskan
oleh dukun atau paranormal tadi, sehingga ditambah kesyirikan
yang pertama dengan kesyirikan kepada Allah dengan cara
menyerahkan pada makhluk untuk membuat syariat dan berhukum
79
kepada selain Allah azza wa jalla.

Imam Bukhari menukil didalam kitab shahihnya, "Dahulu para


thagut yang biasa membikin hukum di suku Juhainah ada satu, di
suku Aslam ada satu, bahkan disetiap kampung ada thagutnya, dan
80
mereka itu adalah para dukun yang diberi wahyu oleh setan".
Ini merupakan sebuah nash yang sangat jelas bahwa mereka
biasa berhukum kepada para dukun, dan menyerahkan hak
kekuasan untuk membuat syariat dan hukum pada permasalahan-
permasalahan yang sedang mereka hadapi, tentunya ini merupakan
kesyirikan tanpa bisa dipungkiri, sebagaimana telah lewat
penjelasannya.
Diantara permasalahan yang bisa di ikut sertakan dalam
perdukunan ialah al-'Iyafah dan ath-Thuruq serta ath-Thiyarah.
Berdasarkan sabda Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam:

79
. Lihat penjelasannya dalam kitab Syirk Jahili wa Alihatil Arab al-
Ma'budah qabla Islam oleh D. Yahya Ahmad asy-Syami hal: 61-67.
Sesungguhnya penting! Beliau menyebutkan beberapa contoh bentuk
pembuatan syariat oleh para dukun, sedangkan manusia rela untuk
mengikutinya.
80
. Dicantumkan tanpa sanad oleh Imam Bukhari dalam kitab shahihnya
8/251. Dikomentari oleh Ibnu Hajar, 'Ibnu Abi Hatim menyambung
sanadnya melalui jalur Wahbin'.
58
ُ َ َ ‫ « الع َِيافَ ُة َو‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
‫ت » [أخرجه‬
ِ ‫اجلب‬
ِ ‫الطية مِن‬ِ
]‫أَحد‬

"Al-'Iyafah dan ath-Thuruq serta ath-Thiyarah termasuk praktek


81
sihir".

Yang dimaksud dengan al-'Iyafah ialah meramal dengan


menggunakan burung atau hewan, dan berdalil dengan
menggunakan suara, pergerakan, serta perilakunya untuk kejadian-
kejadian tertentu, lalu mereka gunakan sebagai firasat untuk para
82
perkara ghaib. Dan akan datang penjelasan apa yang dimaksud
dengan ath-Thiyarah.
Adapun yang dimaksud dengan ath-Thuruq ialah membikin garis
ditanah, lalu ada yang berkata, 'Lempar dengan batu', dan mereka
menamakan dengan ilmu ramal, dimana mereka berdalil dengan
berbagai ramalan atas pertanyaan yang diajukan oleh sang
83
pasiennya .
Sedangkan yang dimaksud dengan al-Jibtu ialah paranormal dan
tukang sihir, sebagaimana dinyatakan oleh Umar bin Khatab
radhiyallahu 'anhu, "Al-Jibtu ialah tukang sihir, dan Thagut adalah
84
setan".

81
. HR Ahmad 3/447. Abu Dawud no: 3907. Dinilai hasan oleh Imam
Nawawi dalam kitabnya Riyadhus Shalihin no: 1672.
82
. Lihat penjelasannya dalam kitab Misbahul Munir hal: 527 oleh al-
Fayumi. Syarh Sunah 12/177 oleh Imam Baghawi.
83
. Lihat penjelasannya dalam kitab Tartibul Qamus 3/71 oleh az-Zawi.
dan dalam kitab Syarh Sunah 12/177 oleh Imam Baghawi.
84
. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari tanpa sanad dalam kitabnya shahih
8/251. Dan disambung sanadnya oleh Ibnu Jarir, lalu dikomentari oleh
Ibnu Hajar dalam kitabnya Fathul Bari 8/252, 'Sanadnya kuat'.
59
Demikian pula seperti riwayat yang disandarkan kepada Ibnu
Abbas, Abu Aliyah, Mujahid, Atha', Ikrimah, Sa'id bin Jubair, asy-
85
Sya'bi, al-Hasan, Dhahak, dan Sudi.

Artinya, bahwa perkara-perkara ini telah ada ditengah-tengah


orang Arab pada masa Jahiliah. Dan jelas sekali kalau perilaku tadi
termasuk kesyirikan kepada Allah azza wa jalla. sedangkan kenapa
al-'Iyafah dan Thuruq serta Thiyarah termasuk kesyirikan kepada
Allah karena terkandung didalamnya mengklaim mengetahui
perkara ghaib, dan mencopot hak rububiyah dari Allah subhanahu
wa ta'ala, sebab ilmu ghaib termasuk sifat rububiyah yang Allah
rahasiakan ilmunya dari kalangan makhluk, ditambah lagi kalau
sebagain mereka menyakini bahwa perkara-perkara tersebut
86
mampu memberi manfaat atau menolak mara bahaya .
Maka ini termasuk kesyirikan kepada Allah dalam perkara
rububiyah, lebih khusus pada sifat kemampuan yang Allah miliki
secara sempurna. Sebagaimana nanti akan kita jelaskan. Dan
diantara kesyirikan yang nyata jelas dikomunitas Arab Jahiliah pada
ilmunya Allah yang mencakup segala sesuatu ialah:

B. Membenarkan ucapan ahli nujum (Horoskop).

Telah datang penjelasan dari nushus hadits yang menolak


secara tegas praktek horoskop, dan ahli nujum yang sebelumnya
telah ada pada zaman Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam. Diantaranya
ialah sabda Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam:

85
. Tafsir Ibnu Katsir 1/485. Ibnu Hajar dalam Fathul Bari 8/251-252.
Suyuti dalam kitab Durarul Mantsur 3/564.
86
. Nawaqidul Iman Qauliyah wal Amaliyah hal: 523 oleh D. Abdul Aziz
bin Abdul Lathif.
60
ِ ‫ج‬
‫وم فقد‬ َ ‫ « َمن اق َتبَ َس ُش‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
ُ ُّ‫عبة مِن انل‬
َ َ ً ُ
]‫ َزاد َما َزاد » [أخرجه أبو داود و أَحد‬,‫اق َتبَ َس شع َبة مِن السِحر‬

"Barangsiapa mempelajari cabang dari ilmu nujum maka sungguh


dirinya telah mempelajari cabang dari ilmu sihir, siapa yang
87
menambah maka bertambah pula".

Begitu pula sabda beliau shalallahu 'alaihi wa sallam:


َ َ َ ُ َ
ِ‫ َحي ِف األئ ِ َمة‬:‫أمّت ثَلثا‬ ‫ « أخاف َع‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
َ َ ِ ُ ُّ َ
‫وم َوتك ِذيب بِالق َدرِ » [أخرجه ابن عبد الرب يف جامع بيان‬ ‫َوتصدِيق بِانلج‬
]‫العلم وفضله‬

"Tiga perkara yang aku khawatirkan atas umatku, kelaliman para


88
pemimpin, percaya pada ilmu nujum, dan mendustakan takdir".

Dalam kesempatan lain Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

َ َ ‫خاف َع‬ُ َ
:‫أمّت بَعدي خِصلتي‬ ‫ « أ‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
ُ ُّ‫َوتَكذِيبا بال َق َدر ِإَويمانا بانل‬
ِ ‫ج‬
] ‫وم » [أخرجه أبو يعل‬ ِ ِ

87
. HR Abu Dawud no: 3905. Ahmad 1/277, 311. Dinilai shahih oleh al-
Iraqi dalam Takhrij al-Ihya 4/117.
88
. HR Ibnu Abdil Barr dalam kitabnya Jami Bayanil Ilmi wa Fadhlihi, dan
dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah shahihah no: 1127.
61
"Dua perkara yang saya takutkan setelah kematianku atas umatku
89
ialah mendustakan takdir dan percaya kepada ilmu nujum".

Hal ini juga didukung dengan beberapa atsar dari para ulama
salaf tentang larangan untuk melakukan praktek Jahiliah ini,
diantaranya seperti yang dibawakan oleh Imam Bukhari didalam
kitab shahihnya dari Qatadah yang mengatakan, "Allah telah
menciptakan bintang dilangit untuk tiga tujuan, pertama sebagai
perhiasan langit, kedua untuk melempar setan yang mencuri dengar
wahyu, ketiga sebagai alamat yang bisa digunakansebagai petunjuk
jalan ditengah malam. Maka barangsiapa menggunakan bintang
untuk selain dar ketiga hal itu maka dirinya telah keliru dan salah,
90
dan membebani diri pada suatu ilmu yang tidak diwajibkan".

Dalam redaksi lain, masih dari Qatadah beliau menegaskan,


"Sesungguhnya sekelompok orang yang bodoh tentang Allah
membikin perkara baru pada perbintangan yang diprakasai oleh
paranormal yang mengatakan, 'Siapa yang ingin menikah hendaknya
pada bulan ini dan itu niscaya akan mendapatkan ini dan itu. Siapa
yang hendak bepergian hendaknya pada bintang ini dan itu, niscaya
akan mendapatkan ini dan itu'.
Demi Allah, tidaklah ada sebuah bintang melainkan akan
melahirkan warna merah dan hitam, panjang dan pendek, bagus dan
jelek. Dan belum pernah diketahui kalau bintang-bintang ini, atau
binatang-binatang tersebut, atau burung-burung itu mempunyai
sedikit saja perkara ghaib, sebab, kalau seandainya ada seseorang
yang perlu belajar ilmu ghaib niscaya nabi Adam lebih berhak,

89
. HR Abu Ya'la dalam musnadnya no: 1023. Dinilai hasan oleh al-
Munawi dalam Faidhul Qadir 1/204.
90
. HR Bukhari 6/341 tanpa sanad. dan disambung sanadnya oleh Abdu
Ibnu Humaid dalam kitab tafsirnya sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu
Hajar dalam kitabnya Ta'liq at-Ta'liq 3/489.
62
karena beliau manusia pertama yang diciptakan langsung oleh Allah
dengan tanganNya, Allah menyuruh para malaikat sujud padanya,
91
dan mengajari nama-nama segala sesuatu".
Dan Syaikhul Islam mendefinisikan ilmu nujum ini dengan
ucapannya, "Ilmu nujum ialah ilmu yang menggunakan (media)
perputaran bintang sebagai dalil untuk kejadian-kejadian yang akan
92
terjadi dimuka bumi".
93
Adapun al-Khatabi beliau menjelaskan, "Ilmu nujum adalah
perkara yang telah dilarang (oleh agama) yaitu sebuah ilmu yang
disangka oleh ahli nujum dari ilmu metafisika dan kejadian-kejadian
yang belum terjadi atau akan terjadi dimasa yang akan datang.
Semisal waktu ada angin yang menghamburkan debu, turunnya
hujan, perubahan harga dan perkara-perkara lainnya yang diyakini
dapat diketahui dengan perputaran bintang pada garis edarnya,
tatkala bersatu dan berpisahnya, dan mereka mengklaim kalau
kejadian-kejadian tersebut akan berdampak pada fenomena dibumi.
Dengan sebab ini, akhirnya ada diantara mereka yang
menghukumi perkara ghaib dan melampaui kapasitas ilmu yang
telah dirahasiakan oleh Allah azza wa jalla, sebab, tidak ada yang
94
mengetahui perkara ghaib melainkan Allah ta'ala".
Adapun firman Allah azza wa jalla yang menjelaskan:

91
. Durarul Mantsur 3/43 oleh Imam Suyuthi. Dan dinukil oleh Syaikh
Abdurahman bin Hasan Alu Syaikh dalam kitabnya Fathul Majid 2/421.
92
. Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah 35/192.
93
. Beliau adalah Abu Sulaiman Hamad –ada yang mengatakan, Ahmad-
bin Muhammad bin Ibrahim bin al-Khathab al-Khatabi al-Busti. ahli
hadits, pakar bahasa, fakih, sastrawan. Lahir di Bust dan disana pula
beliau meninggal pada tahun 388 H. Diantara karya tulisnya, Ma'alim
Sunan, Syarh Bukhari, dan lainnya. Lihat biografinya dalam kitab
Mu'jamul Mu'alifin 2/61.
94
. Ma'alim Sunan 5/371-372 oleh al-Khatabi.
63
] ١٦ :‫ ﴾ [ انلحل‬     ﴿

"Dan (dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan), dan dengan


bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk". (QS an-Nahl:
16).

Bukan berarti bintang-bintang tersebut dijadikan sebagai


petunjuk untuk mengetahui ilmu ghaib -sebagaimana diyakini oleh
para ahli nujum- namun yang dimaksud adalah supaya kalian bisa
menggunakan bintang tersebut sebagai petunjuk jalan pada tujuan
95
yang kalian inginkan.
Jika ada yang berkata, 'Terkadang prediksinya ahli nujum juga
tepat". Maka kita jawab, "Kebenaranya semisal kebenaran yang
diprediksi oleh para dukun, benar dalam satu kasus tapi
kebohongannya berpuluh-puluh, terus, kecocokannya bukan
termasuk bagian dari ilmu tersebut, namun, bisa saja karena pas
bertepatan dengan takdir Allah, sehingga hal tersebut menjadi
fitnah bagi orang yang mempercayai ucapannya".
Oleh sebab itu, sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma
melarang salah seorang muridnya untuk melihat ilmu perbintangan
dengan ucapannya, "Wahai anakku, jauihi (mempelajari) ilmu
perbintangan karena sesungguhnya akan mengantarkanmu pada
96
perdukunan".
Telah datang sebuah riwayat dari Muhammad bin Ka'ab al-
Qurdhi, beliau mengatakan, "Sungguh demi Allah, tidak ada
keterkaitan sama sekali pada bintang tertentu dengan kematian
seseorang tidak pula kehidupannya. Akan tetapi, Allah menjadikan

95
. Lihat penjelasannya dalam kitab Durarul Mantsur 4/114.
96
. al-Adhamah hal: 251 no: 707. oleh Abu Syaikh.
64
bintang sebagai perhiasan langit dan pelempar bagi para setan yang
97
sedang mencuri dengar wahyu dilangit".
Dalam kesempatan lain beliau juga mengatakan, "Demi Allah,
tidak ada seorangpun dimuka bumi ini yang memiliki ikatan khusus
bersama bintang dilangit, akan tetapi, manusia hanya mengamini
ucapannya para dukun, yang menjadikan bintang-bintang dilangit
98
sebagai alasannya".

Artinya, bahwa ilmu nujum termasuk perbuatan kesyirikan


kepada Allah ta'ala dalam perkara rububiyah. Dimana pelakunya
telah menyekutukan Allah azza wa jalla didalam ilmuNya yang
mencakup segala sesuatu, bahkan, didalamnya terkandung
kesyirikan kepada Allah dalam urusan rububiyahNya semisal
kekuasaan Allah untuk mengurusi alam semesta. Hal itu,
dikarenakan orang yang menyakini ilmu nujum mengira kalau
kejadian-kejadian dialam semesta ini terjadi dengan sebab
fenomena bintang yang ada diatas langit.
Oleh karena itu banyak di kalangan para ulama Ahlu sunah yang
telah membantah ahli nujum yang menjadikan bintang sebagai
tanda terjadinya fenomena dimuka bumi, yang mereka tuangkan
dalam bentuk karya tulisnya, diantaranya ialah yang ditulis oleh
Imam Ibnu Qoyim dalam bukunya Miftah Daarus Sa'adah, yang
mana beliau secara panjang lebar membantah kerancuan pemikiran
mereka serta syubhat-syubhatnya satu persatu.
Dan kesyirikan jenis ini telah ada dikomunitas Arab pada masa
Jahiliah, sebagaimana dinyatakan oleh pakar sejarah serta para
peneliti agama dan aliran, yang menegaskan bahwa ada dikalangan
orang Arab yang menjadi dukun ada pula yang sebagai ahli nujum,
dan pawang hujan.

97
. Ibid.
98
. Ibid.
65
Seperti dikatakan oleh Syihristani, "Ketahuilah, bahwa orang
Arab dimasa Jahiliah menjadi tiga kelompok dalam ilmu
pengetahuan…dan yang ketiga ilmu perbintangan, yang hal itu
99
diprakasai oleh para dukun".
Adapun al-Alusi maka beliau mengatakan, "Dan mereka -orang
Arab yang tinggal disebelah utara- banyak yang menciptakan karya
dengan produksi-produksinya, sedang bagi para raja dan
penguasanya maka diantara mereka mempunyai keyakinan tentang
ilmu nujum serta yang lainnya. Dan ini semua termasuk perkara
yang tidak bisa diingkari tidak pula bisa diterima konsekuensinya.
Sebab telah datang hadits-hadits shahih secara mutawatir yang
melarang akan hal tersebut.
Sedangkan suku Adnan -yang tinggal disebelah selatan- maka
pengetahuan yang mereka kuasai adalah yang berkaitan dengan
syair dan sebagai orator ulung, juga kepiawaian mereka dalam
menghafal nasab dan hari-hari bersejarah yang pernah mereka
alami, ditambah perkara dunia yang mereka butuhkan seperti
pengetahuan untuk memprakirakan kapan turunny hujan atau
100
peperangan dan yang semisalnya".
Dan diantara jenis ilmu nujum ialah seperti yang dilakukan oleh
sebagian orang yang menulis huruf-huruf Abu Jad, lalu menjadikan
bagi setiap hurufnya jumlah tertentu yang telah diketahui yang
membawahi atasnya nama-nama orang, kejadian, tempat atau yang
lainnya. Kemudian semuanya dikumpulkan dengan cara tertentu
yang telah mereka sepakati, lalu melempar salah satunya dengan
lemparan khusus, dan membiarkan sisanya, lantas menisbatkan
pada benteng-benteng yang jumlahnya dua belas yang ma'ruf
dikalangan ahli hisab, selanjutnya mereka menghukumi dengan

99
. al-Milal wa Nihal 3/672-673 oleh Syihristani.
100
. Bulughul Arib 3/80-81 oleh al-Alusi.
66
metode semacam tadi adanya hoki dan sial serta yang lainnya dari
101
perkara-perkara yang didapatkan melalui wahyunya setan .
Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu menegur sekumpulan
orang yang menulis Abu Jad lalu menyesuaikan dengan bintang yang
ada dilangit, "Aku tidak mengetahui ada tuntunan yang Allah ajarkan
102
seperti yang kalian dilakukan (ini)".
Didalam jenis ilmu nujum semacam ini juga terkandung klaim
kalau bintang yang ada dilangit ikut ambil bagian bersama Allah azza
wa jalla dalam ilmu ghaib yang merupakan hak kekhususan Allah
subhanahu wa ta'ala.
Syaikh Ibnu Sa'di mengatakan dalam masalah ini, "Sesungguhnya
Allah ta'ala adalah maha esa dengan perkara ilmu ghaib yang ada,
maka barangsiapa yang mengaku kalau paranormal dan dukun atau
yang semisal dengannya, turut serta ambil bagian bersama Allah
dalam mengetahui ilmu ghaib walaupun hanya sedikit, atau
membenarkan apa yang mereka klaim tersebut, maka dirinya telah
menjadikan bagi Allah sekutu yang telah menjadi kekhususanNya,
103
dan sungguh dirinya telah mendustakan Allah dan RasulNya".
Sehingga kesimpulannya, ragam ilmu nujum dengan berbagai
jenisnya termasuk kesyirikan kepada Allah azza wa jalla, karena
terkandung didalamnya keyakinan bahwa bintang-bintang tersebut
mampu memberi manfaat atau mendatangkan mara bahaya, begitu
pula terkandung didalamnya klaim bisa mengetahui perkara ghaib,

101
. Lihat keterangannya lebih detail dalam kitab Majmu Fatawa Ibnu
Taimiyah 35/194. Ma'arijul Qabul 1/523 oleh al-Hakami. Abjadul Ulum
2/236 oleh Shidiq Hasan Khan.
102
. Atsar dikeluarkan oleh Abdurazzaq dalam kitabnya al-Mushanaf
11/26.
103
. al-Qaulu Sadid hal: 77-78 oleh Ibnu Sa'di.
67
serta menanggalkan kekhususan yang Allah miliki dalam masalah
104
satu-satunya Dzat tunggal yang mengetahui perkara ghaib .
Selanjutnya, diantara kesyirikan kepada Allah yang nampak jelas
dikalangan mereka dalam perkara menyekutukan Allah dari sisi
sifatNya yang maha mengetahui segala sesuatu, ialah:

C. Kesyirikan mereka yang percaya pada al-Anwa'


(penisbatan hujan kepada bintang tertentu).

Dan sebelumnya telah kami jelaskan maknanya, sehingga tidak


perlu lagi diulang disini, hanya saja yang ingin kami tegaskan kembali
disini ialah bahwa orang Arab ketika menyekutukan Allah azza wa
jalla dengan mempercayai al-Anwa' ini mengakibatkan mereka
terjatuh dalam perkara haram yang sangat banyak.
Diantaranya mereka telah menyekutukan Allah dalam
kekuasaanNya untuk mengurusi para makhluk dengan menjadikan
sebagian pengaturan kepada bintang dilangit serta ilmu
perbintangan.
Diantaranya lagi, mereka menyekutukan Allah dalam perkara
ilmu pengetahuan dimana mereka menyandarkan bahwa dengan al-
Anwa' ini mereka jadi tahu kapan hujan turun, dan kapan tidak jadi
turun hujan, sehingga dengan ini mereka terjatuh dalam kesyirikan
rububiyah yaitu menyekutukan sifat ilmunya Allah yang meliputi
segala sesuatu.
Dan orang Arab dahulu pada era Jahiliah masih sangat percaya
dengan ilmu al-Anwa' ini, sebagaimana dijelaskan dalam buku-buku
105
sejarah yang menjelaskan sejarah orang Arab pada masa Jahiliah.

104
. Lihat pembahasanya secara luas dalam tulisan D. Abdul Aziz bin
Abdul Lathif dalam bukunya Nawaqidul Iman al-Qauluyah wal Amaliyah
hal: 521.
105
. Lihat misalkan dalam buku yang ditulis oleh al-Alusi Bulughul Arib
3/235-260.
68
Diantara kesyirikan kepada Allah yang nampak jelas dikalangan
mereka dalam perkara sifatNya yang mengetahui segala sesuatu,
ialah:

D. Mengundi nasib dengan anak panah disisi


106
sesembahannya.

Manakala mereka menyakini kalau berhala dapat mengetahui


perkara ghaib, yang mana orang Arab dahulu di masa Jahiliah,
apabila mereka ingin bepergian, berniaga, menyebutkan nasab,
berbeda tentang nasab, terjadi pembunuhan, untuk menentukan
siapa yang memegang urusan atau yang lainnya dari perkara-
perkara besar, maka mereka mendatangi berhala yang bernama
Hubal –dan dia merupakan berhala terbesar yang dimiliki oleh suku
Quraisy yang berada di Makah dan sekitar Ka'bah- sambil membawa
sebanyak seratus keping uang emas, lalu mereka menyerahkannya
kepada juru kuncinya agar mengambil anak panah yang disimpan
didalam Ka'bah. Adapun anak panah yang mereka miliki itu ada
tujuh buah yang tersimpan dan dijaga oleh juru kunci Ka'bah,
semuanya memiliki ukuran yang sama, masing-masing mempunyai
tanda dan tulisan tertentu, yaitu berisi tulisan masing-masingnya,
Allah telah menyuruhku, Allah melarangku, untuk kalian, bukan
untuk kalian, anak angkat, membayar diyat, jangan hiraukan.
Maka apabila mereka ingin mengetahui suatu perkara di masa
yang akan datang yang harus mereka hadapi dan ingin mengetahui
akibatnya, apakah membawa kebaikan atau keburukan maka
mereka meminta supaya juru kunci Ka'bah mengambil anak panah
tersebut yang berisikan perintah atau larangan, serta aturan-aturan
107
lainya yang telah mereka bikin secara rinci.

106
. Ibid 3/68.
107
. Bulughul Arib 3/66-67 oleh al-Alusi.
69
Bahkan, ada sebagian orang Arab yang mengundi nasib dengan
anak panah semacam ini supaya orang lain tidak ikut campur dalam
urusannya, dan hal ini pernah terjadi, seperti dituangkan oleh
108
seorang penyair pada masa Jahiliah yang bernama Imru al-Qais
dalam syairnya tatkala dirinya ingin menuntut balas kematian
109
ayahnya.
Diantara kesyirikan kepada Allah yang nampak jelas dikalangan
mereka dalam perkara sifatNya yang mengetahui segala sesuatu,
ialah:

E. Keyakinan mereka bahwa setan dapat mengetahui


perkara ghaib.

Seperti yang Allah gambarkan dalam firmanNya:

َ ُ ُ َ
﴾ ٦ ‫جل ِن ف َزادوهم َرهقا‬ َ َ ُ َُ َ َ َ ََُ
َ ِ ‫﴿ َوأنهۥ َكن رِجال م َِن ٱ ِإل‬
ِ ‫نس يعوذون ب ِ ِرجال مِن ٱ‬
] ٦ :‫[اجلن‬

"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia


meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, Maka
jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan". (QS al-Jinn:
6).

Maka isti'adzah (meminta pertolongan) walaupun termasuk


ibadah -sebagaimana nanti akan kita jelaskan dalam masalah

108
. Dia adalah Imrul Qais bin Hajar al-Kindi, pentolan penyair
pada masa Jahiliah. Lihat biografinya secara lengkap dalam kitab
al-A'laam 2/11-12 oleh Zarkali. Demikian pula dalam kitab
Bulughul Arib 3/93-96 oleh al-Alusi.
109
.Seperti dinukil oleh al-Alusi dalam kitabnya Bulughul Arib
3/67-68.
70
kesyirikan dalam ibadah- akan tetapi, orang Arab Jahiliah dulu
110
mempunyai keyakinan jika Jin itu mengetahui perkara ghaib.
Dijelaskan oleh Qatadah, "Kalau seandainya ada makhluk yang
dapat mengetahui perkara ghaib niscaya jin yang pertama kali
mengetahuinya sebab ketika nabi Sulaiman bin Dawud 'alihima
sallam meninggal, dirinya tidak menyadarinya, buktinya dia tetap
bekerja disampingnya dengan siksaan dan kehinaan tanpa
mengetahui kematian nabi Sulaiman, dan tidaklah ada yang
menunjukan pada mereka kematian beliau keculai binatang melata
yang memakan tongkatnya, maka tatkala nabi Sulaiman jatuh
tersungkur jin baru menyadari kematiannya, sehingga kalau
seandainya jin mengetahui perkara ghaib tentunya mereka tidak
perlu susah-susah bekerja dengan siksaan dan kehinaan.
Yang mana kalangan jin juga mengaku semacam itu satu sama
lainnya, bahwa dirinya mengetahui perkara ghaib, mengetahui apa
yang akan terjadi, sehingga mereka ditimpa ujian (dijadikan pegawai
111
oleh nabi Sulaiman) oleh Allah dengan sebab itu".
Dan diantara kesyirikan kepada Allah dalam beberapa sifat yang
Allah miliki ialah menyematkan sifat-sifat yang khusus dimiliki oleh
Allah kepada para makhluk, diantaranya adalah:

02. Menyekutukan Allah dalam hal kemampuan sempurna


yang dimilikiNya.

Dan jenis kesyirikan ini sangat nampak dikalangan kaum Jahiliah


diantaranya ialah:

110
. Bulughul Arib 3/361 oleh al-Alusi. Murujudz Dzahab 2/172
oleh Mas'udi.
111
. al-Adhamah hal: 250 oleh Abu Syaikh. begitu pula dalam kitab Syarh
Mawaqif 8/219 oleh al-Jurjani.
71
i. Memakai cincin atau benang atau yang semisal
untuk menolak bala.

Maka perbuatan ini termasuk menyekutukan Allah ta'ala dalam


masalah rububiyah. Lebih khusus dalam kemampuan Allah yang
maha sempurna lagi mencakup segala sesuatu.
Imam Ibnu Atsir menjelaskan sebab kenapa perbuatan ini
masuk dalam kategori kesyirikan, "Orang Jahiliah menyakini bahwa
perbuatan tersebut termasuk cara terbaik didalam mengobati
penyakit, kenapa perbuatan tersebut termasuk perbuatan syirik,
sebab dengan perbuatan tersebut, mereka sejatinya sedang
menolak takdir yang telah ditentukan atas mereka, lalu berusaha
mencari penolak bala kepada selain Allah azza wa jalla yang
112
merupakan satu-satunya Dzat yang mampu menolaknya".
Ada sebuah hadits yang menunjukan bahwa orang Arab dahulu
mereka biasa melakukan kesyirikan semacam ini.
Diantaranya ialah sebuah riwayat yang menceritakan bahwa Nabi
shalallahu 'alaihi wa sallam suatu ketika pernah melihat ada seorang
sahabat yang mengenakan gelang yang terbuat dari kuningan
dilengannya, maka beliau menegurnya, "Apakah apa ini? Sahabat
tersebut menjawab, "Gelang penangkal penyakit", lalu Nabi
bersabda:

َ َ َ َ ُ َ َ ََ ََ
‫يد َك إِّل َوه ًنا انبِذها عنك‬‫ « أما إِنها ّل ت ِز‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
َ َ َ َ َ َ ََ َ ‫ك لَو م‬
َ َ َ
]‫ت أبَ ًدا » [أخرجه أَحد و ابن حبان‬ ‫ه عليك ما أفلح‬ َ ِ ‫ِت َو‬ ‫فإِن‬

"Lepaskan gelang itu, karena sesungguhnya ia tidak akan


menambah kecuali kelemahan pada dirimu, dan jika kamu mati

112
. Nihayah fii Gharibil Hadits wal Atsar 1/198 oleh Ibnu Atsir.
72
sedangkan gelang ini masih ada pada tubuhmu maka kami tidak
113
akan beruntung selama-lamanya".

Yang senada dengan riwayat tadi ialah sebuah atsar dari


114
Hudzaifah bin Yaman radhiyallahu 'anhu bahwa ia pernah melihat
seorang laki-laki yang ditangannya ada benang untuk mengobati
penyakit panas, maka dia putuskan benang tersebut seraya
membaca firman Allah tabaraka wa ta'ala:

َ ُ ُّ ُ َ َ َ ُ َُ َ ُ ُ ََ
] ١٠٦ :‫ ﴾ [ يوسف‬١٠٦ ‫رشكون‬
ِ ‫﴿ وما يؤمِن أكَثهم ب ِٱهللِ إِّل وهم م‬

"Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah,


melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan
115
sembahan-sembahan lain)". (QS Yusuf: 106).

113
. HR Ahmad 5/445 dan ini lafadh beliau, Ibnu Hibban no: 1410, 1411.
Imam Hakim menyatakan sanadnya shahih, lalu disetujui oleh Imam
Dzahabi. adapun Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab mengatakan
dalam kitab tauhid diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad yang
tidak mengapa. akan tetapi dikatakan oleh al-Albani hadits ini lemah
seperti dalam Silsilah adh-Dha'ifah no: 1029. silahkan merujuk alasan
beliau didalam melemahkan hadits ini dalam kitabnya tadi.
114
. Beliau adalah Abu Abdillah, Hudzaifah bin Yaman, yang nama aslinya
ialah Husail al-Abasi al-Kufi sekutu Bani Abdil Ashal. Sahabat mulia,
termasuk dari kalangan yang pertama masuk Islam. Pemegang rahasia
nama-nama orang munafik yang diberitahukan oleh Rasulallah shalallahu
'alaihi wa sallam, Rasulallah memberi tahu tentang apa yang akan terjadi
hingga hari kiamat dari perkara yang akan terjadi dan fitnah yang
menimpa umat. Beliau meninggal empat puluh hari setelah terbunuhnya
Utsman. Lihat biografinya dalam kitab al-Khulashah hal: 74 oleh al-
Khazraji.
115
. Tafsir Ibnu Katsir 2/494.
73
Dan yang lebih jelas lagi dalam hal ini ialah sebuah riwayat dari
Zainab istrinya Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anha yang
menceritakan, "Adalah Abdullah bin Mas'ud apabila pulang ke
rumah setelah keluar untuk keperluaanya maka dia berdiri didepan
pintu sambil berdehem dan meludah karena khawatir ada sesuatu
yang buruk menimpa keluarganya.
Beliau melanjutkan, "Pada suatu hari beliau datang lalu
berdehem, tatkala itu didalam rumahku ada wanita tua yang sedang
meruqyahku karena penyakit, ketika mendapati suamiku pulang
maka aku sembunyikan wanita tersebut dibawah tempat tidur, lalu
suamiku masuk dan duduk disampingku, kemudian dia melihat ada
kalung yang melingkar dileherku, dan bertanya, "Kalung apa yang
melingkar dilehermu itu? Aku menjawab, "Kalung yang berisikan
jampi-jampi untuk mengobati penyakitku".
Zainab meneruskan, "Maka suamiku langsung memutus kalung
tersebut sembari berkata, "Sungguh keluarga Abdullah tidak
membutuhkan kesyirikan semacam ini, sesungguhnya aku pernah
mendengar Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

ََ َ ‫الر ََق َو‬


ُّ ‫ « إ ِ َن‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
» ‫اَل َمائ ِ َم َواَل َِولة ِش نك‬
]‫[أخرجه أَحد و أبو داود‬

"Sesungguhnya jampi-jampi, kalung untuk menolak bala dan pelet


116
adalah syirik".

Dengan dalil-dalil diatas tadi, kita menjadi paham bahwa


mengantung benang dan kalung dan yang semacamnya (untuk

116
. HR Ahmad 1/381, Abu Dawud no: 3883, dinilai shahih oleh al-Hakim,
dinyatakan sesuai dengan syarat Bukhari dan Muslim, lalu disetujui oleh
Imam Dzahabai, demikian pula dinilai shahih oleh al-Albani dalam ash-
Shahihah no: 331.
74
menolak bala) termasuk adat kebiasaan orang Arab Jahiliah dengan
tujuan untuk menolak bala.
Dan dapat diketahui pula bahwa syirik ini termasuk dalam
kategori menyekutukan sifat maha mampu yang Allah miliki. Dalam
pembahasan yang akan datang insya Allah akan kami jelaskan lebih
jelas dalam masalah ini, yaitu manakala kami paparkan kapan
perbuatan ini termasuk syirik besar dan kapan masih dalam
tingkatan syirik kecil.

ii. Tamimah, ruqyah dan tiwalah serta yang


semacamnya dengan tujuan untuk menolak bala
atau mencari manfaat.

Adapun kata Tamaim adalah bentul plural dari kata tamimah


dan tamim yang bermakna perlindungan. Sedang yang dimaksud
dengan tamimah ialah kain yang berwarna hitam putih yang dibawa
ketika bepergian kemudian diikatkan dileher hewan tunggangan.
Ada pula yang menjelaskan, tamimah adalah kalung yang biasa
dipakai dalam perjalanan untuk sebagai penangkal musibah.
Ada pula yang mengatakan dia adalah sesuatu yang biasa
dikalungkan dileher oleh orang Arab kepada anak-anaknya, untuk
menangkal atau mengusir penyakit 'ain, (pengaruh jahat yang
disebabkan oleh rasa dengki seseorang), menurut persangkaan
117
mereka. Lalu perbuatan tersebut dihapus oleh agama Islam .
Imam Ibnu Atsir menjelaskan, "Tamimah ialah kalung yang biasa
dikalungkan pada leher anak-anak oleh orang Arab untuk melindungi
mereka dari penyakit 'ain -menurut persangkaan mereka- lalu Islam
118
menghapus praktek tersebut".

117
. Lihat keterangannya dalam Lisanul Arab oleh Ibnu Mandhur 2/54-55.
118
. Nihayah fii Gharibil Hadits wal Atsar 1/198 oleh Ibnu Atsir.
75
Al-Hafidh Ibnu Hajar juga menjelaskan, "Tamimah adalah kain
atau kalung yang diikatkan dikepala, yang dahulu orang Jahiliah
119
menyakininya bahwa hal tersebut bisa sebagai penolak bala".

Adapun Ruqaa maka bentuk tunggalnya adalah Ruqyah artinya


ialah jimat. Dikatakan dalam bahasa arab dari kata Raqi, Ruqyah dan
Ruqyan, apabila ada orang yang mengenakan jimat lantas
membacakan mantera-mantera padanya.
Dijelaskan oleh Ibnu Atsir, "Ruqyah adalah jampi-jampi yang
dibacakan kepada seseorang yang sedang sakit panas atau
120
kerasukan jin atau yang lainnya dari penyakit-penyakit yang ada".
Maka Ruqaa inilah yang di istilahkan dengan jimat, dan ruqyah
ini mendapat kekhususan dari larangan secara umum yaitu
manakala Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam memberi dispensasi
untuk meruqyah orang yang tertimpa penyakit 'ain atau demam,
dengan catatan harus bebas dari jampi-jampi atau mantera yang
mengandung kesyirikan.
Maksud dari keterangan ini semua ialah menjelaskan bahwa
yang namanya jampi-jampi dan tamimah atau yang semakna dengan
keduanya maka semuanya masuk dalam kategori kesyirikan dalam
rububiyah. Lebih khusus menyekutukan sifat kemaha mampuan
Allah yang sempurna lagi mencakup segala sesuatu.
Demikian pula menjelaskan bahwa orang Arab pada zaman
Jahiliah dahulu, mereka berada dalam kesyirikan-kesyirikan
semacam tadi, oleh karena itu banyak dijumpai larangan untuk
menjiplak perbuatan tersebut dalam banyak hadits nabawi, diantara
hadits-hadits yang melarang ialah:
Sabda Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam:

119
. Fathul Bari 10/166.
120
. Lihat keterangannya dalam Lisanul Arab Ibnu Mandhur 5/293.
76
َ َُ َََ ََ ًَ َ ََََ َ
‫اهلل ُل َو َمن‬ ‫ « من تعلق ت ِميمة فَل أتم‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
َ َُ َ ََ ََ ًَ ََ ََََ
]‫اهلل ُل » [أخرجه احلاكم‬ ‫تعلق ودعة فَل ودع‬

"Barangsiapa menggantungkan tamimah maka Allah tidak akan


mengabulkan keinginannya, dan barangsiapa yang
menggantungkan wada'ah (jimat) maka Allah tidak akan memberi
121
ketenangan kepadanya".

Dikisahkan dalam sebuah riwayat bahwa Rasulallah shalallahu


'alaihi wa sallam pernah suatu ketika menerima sekelompok orang
yang ingin berbai'at, lalu beliau membai'at Sembilan orang lantas
enggan untuk membai'at satu orang. Kejadian itu membuat mereka
penasaran sehingga mereka bertanya, "Wahai Rasul, anda mau
membai'at Sembilan orang lantas membiarkan orang ini, kenapa?
Beliau menjelaskan alasanya, "Sesungguhnya orang ini mengenakan
tamimah". Lantas beliau menjulurkan tangan dan mengeluarkan dari
lehernya lalu memutusnya, baru setelah itu Nabi membai'at orang
tersebut, seraya bersabda:
َ َ ‫ « َمن َت َع َل َق تَ ِم‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
َ ‫يم ًة فَقد أ‬
‫شك » [أخرجه‬
]‫أَحد واحلاكم‬

"Barangsiapa yang menggantungkan tamimah sungguh dirinya


122
telah berbuat syirik".

121
. HR al-Hakim 4/216, dinilahi shahih oleh beliau dan disetujui oleh
Imam Dzahabi.
122
. HR Ahmad 4/156, al-Hakim 4/219. Dinyatakan shahih oleh al-Albani
dalam ash-Shahihah no: 492.
77
Diriwayatkan bahwa Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam

َ َ ‫ « أَن َّل َيب َق‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬


pernah mengutus utusannya sembari berpesan:
َ َ َ َ
‫ي ِيف َرق َبةِ بَعِي ق َِلدةن مِن َوتر‬
ُ َ َ َ َ
]‫أو ق َِلدةن إِّل ق ِط َعت » [أخرجه ابلخاري ومسلم‬

"Jangan engkau biarkan dileher seekor unta terkantung jimat


123
melainkan engkau putuskan".

Al-Hafidh Ibnu Hajar menjabarkan hadits diatas dengan


penjelasnnya, "Sesungguhnya orang Arab jahiliah biasa
mengalungkan dileher ontanya sebuah kalung yang terbuat dari
senar panah dengan tujuan, menurut persangkaan mereka, supaya
ontanya tidak terkena penyakit mata jahat.
Maka Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam menyuruh para
sahabat supaya memutusnya dalam rangka mengabarkan pada
mereka bahwa menggantungkan jimat tidak akan mampu mencegah
124
apa pun yang telah Allah takdirkan".

Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa


sallam bersabda:

ََ َ ‫الر ََق َو‬


ُّ ‫ « إ ِ َن‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
» ‫اَل َمائ ِ َم َواَل َِولة ِش نك‬
]‫[أخرجه أَحد وأبو داود‬

"Sesungguhnya ruqyah, tamimah dan taulah termasuk perbuatan


125
syirik".

123
. HR Bukhari no: 3005. Muslim no: 2115.
124
. Fathul Bari 6/99.
125
. HR Ahmad dan Abu Dawud.
78
Dijelaskan pula bahwa beliau shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:

َ َ َ َ َ
‫ « َمن ت َعل َق شي ًئا ُو ِك إِلهِ » [أخرجه‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
]‫أَحد واحلاكم‬

"Barangsiapa menggantungkan suatu (jimat) maka Allah serahkan


126
padanya".

Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:

َ َ َ ََ َ َ َ ُ ََ َ َ َ َ
‫َّل َوت ًرا أو استن ََج‬ ‫ « من عقد ِحليته أو تق‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
‫اهلل َعلَيهِ َو َس َل َم مِن ُه بَر ن‬ َُ َ َ
ُ َ ‫حم َم ًدا َص َل‬ َ َ َ
‫يء » [أخرجه‬ ِ ‫جيعِ دابَة أو عظم فإِن‬ َ
ِ ‫بِر‬
]‫أَحد والنسايئ‬

"Barangsiapa mengikat jenggotnya, atau menggantungkan senar


panah (sebagai jimat), atau bercebok dengan menggunakan kotoran
binatang atau tulangnya, maka (ketahuilah) sesungguhnya
127
Muhammad berlepas diri darinya".

Hadits-hadits ini menyimpulkan bahwa menggantungkan


tamimah dan yang semakna dengannya termasuk praktek
kesyirikan. Dan maksud dari pemaparan diatas adalah untuk

126
. HR Ahmad 4/210. al-Hakim 4/216. Dinilai hasan oleh al-Albani dalam
shahih Tirmidzi 2/208.
127
. HR Ahmad 4/108. Nasa'i 4/108. Dinilai shahih oleh al-Albani dalam
shahih Abi Dawud 1/10.
79
menjelaskan bahwa perilaku diatas sudah ada prakteknya
dikalangan orang Arab Jahiliah.

iii. Bertabaruk kepada selain Allah azza wa jalla.

Yang dimaksud dengan tabaruk ialah mencari kebaikan yang


128
banyak dan berharap bisa tetap langgeng . Dan tidak ada
seorangpun yang berhak untuk mendapat sifat dan mampu
memenuhinya melainkan Allah tabaraka wa ta'ala. Sebagaimana
dijelaskan oleh para ulama salaf, bahwa makna tabaruk berkisar
129
pada dua makna tersebut yang sangat erat satu sama lainnya.
Imam Ibnu Qoyim menjelaskan, "Allah ta'ala telah
mencantumkan lafal ini pada beberapa tempat dengan kandungan
yang berisikan sanjungan, pemuliaan dan pengagungan padaNya,
begitu pula menerangkan rububiyah dan sifat ketuhanan serta
hikmahNya dan seluruh sifat-sifat yang menunjukan
130
kesempurnaan".
Dan perbuatan tabaruk ini termasuk bentuk menyekutukan
Allah azza wa jalla dalam rububiyahNya -terkhusus pada sifat ke
maha mampuanNya yang maha sempurna- manakala pelakunya
menyakini bisa memperoleh kebaikan yang banyak serta terus
menerus dari selain Allah subhanahu wa ta'ala.
Dikarenakan menyakini sesuatu yang tidak boleh diberikan
melainkan kepada Allah ta'ala, oleh karena itu, dalam tabaruk ini

128
. Mu'jam Maqayis Lughah 1/227-228 oleh Ibnu Faris. Lisanul Arab
1/387 oleh Ibnu Mandhur. Mufradaat hal: 44 oleh ar-Raghib. Bada'iul
Fawaid 2/186 oleh Ibnu Qayim.
129
. Bada'iul Fawaid 2/186 oleh Ibnu Qayim.
130
. Ibid.
80
terkandung kelaziman menurunkan martabat Allah dari kedudukan
131
rububiyahNya.
Bahkan bisa jadi perilaku ini masuk dalam kategori
menyekutukan Allah azza wa jalla dalam perkara uluhiyah dan
peribadatan kepadaNya, yaitu tatkala memalingkan sebagian bentuk
ibadah kepada selain Allah, dan ini terjadi karena faktor berlebihan
dalam mengagungkan makhluk/ benda yang ditabarukinya, begitu
pula ketergantungan mereka yang berlebihan pada benda
132
tersebut.
Dan kaum musyrikin Arab pada waktu itu memiliki kesyirikan
jenis ini, sebagaimana dijelaskan dalam beberapa hadits serta atsar
yang sampai pada kita tentang hal tersebut, diantaranya:

Pertama: Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Waqid al-Laitsi


radhiyallahu 'anhu yang menceritakan, "Suatu ketika kami pernah
keluar (ekspedisi) bersama Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam menuju
Hunain, dan ketika itu kami baru saja masuk Islam.
Pada saat itu kaum musyrikin mempunyai pohon bidara yang
biasa mereka berdiam diri disisinya serta tempat untuk
menggantungkan senjata, pohon tersebut dinamai dengan Dzatu
Anwath.
Maka ketika kami melewati pohon bidara, kami usulkan pada
beliau, "Wahai Rasul, (tolong) jadikan untuk kami (pohon ini) sebagai
Dzatu Anwath sebagaimana mereka mempunyai Dzatu Anwath.
Seketika Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam marah seraya
mengatakan:

131
. Tabaruk Anwa'uhu wa Ahkamuhu hal: 484 oleh D. Nashir al-Jadi'e
132
. Ibid.
81
‫ « هلل أكرب! إنها السنن قلتم واَّلي نفيس‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
‫ إنكم قوم‬: ‫بيده كما قالت بنو إرسائيل " اجعل نلا إلها كما لهم آلهة " قال‬
]‫تهلون لْتكنب سنن من َكن قبلكم » [أخرجه الْتمذي وأَحد‬

"Allah Akbar! sungguh ucapan kalian ini sama -demi Dzat yang
jiwaku berada ditanganNya- persis seperti ucapan Bani Israil kepada
Musa, "Jadikan untuk kami sesembahan sebagaimana mereka
mempunyai sesembahan", Musa menjawab, "Sesungguhnya kalian
adalah kaum yang bodoh". Benar-benar kalian pasti akan mengekor
133
perilaku orang-orang sebelum kalian".

Syaikh Abdurahman bin Hasan menjelaskan hadits diatas dengan


ucapannya, "Dan berdiam dirinya kuam musyrikin pada pohon
bidara tersebut dengan tujuan untuk mencari berkah dan bentuk
134
pengagungan padanya".
Hal ini menunjukan bahwa kaum musyrikin pada masa
Jahiliah, mereka biasa bertabaruk dan mencari berkah pada pohon
bidara tadi, dan sebagaimana diketahui bahwa bertabaruk dan
mencari berkah, serta punya tujuan agar keduanya bisa tetap
langgeng adalah ibadah, maka tercapainya kebaikan dan keberkahan
serta kelanggengannya hanya bisa dilakukan oleh Allah karena
termasuk kekhususan dalam rububiyahNya.
Oleh karenanya perbuatan mereka ini termasuk dalam jenis
kesyirikan rububiyah, ketika mereka menyekutukan Allah dalam sifat
ke maha mampuanNya yang sempurna. Sebab mereka menyakini
bisanya memperoleh kebaikan dan keberkahan serta kontinyu
keduanya dari selain Allah azza wa jalla.

133
. HR Tirmidzi no: 2180, Ahmad 5/218.
134
. Fathul Majid 1/169.
82
Barangkali pernyataan para pakar sejarah ketika menjelaskan
awal mula terjadinya perbuatan syirik, yaitu tabaruk kepada
bebatuan tanah Haram sebagai bukti yang paling jelas bahwa orang
Arab pada masa Jahiliah, telah terbiasa bertabaruk dengan berbagai
macam benda, sebagaimana telah lewat penjelasannya ketika
menerangkan penyembahan batu yang dilakukan oleh anak
keturunannya nabi Isma'il 'alaihi sallam.
Kemudian disana juga dijumpai dalam beberapa nash yang
menerangkan bahwa orang Arab pada masa Jahiliah biasa
bertabaruk dan menyandarkan urusan kepada beberapa kubur,
seperti dinyatakan oleh sebagian pakar sejarah dalam tulisannya
bahwa kuburan Hatim ath-Tha'i dijadikan sebagai tempat singgah
bagi para tamu dan sebagai tempat perlindungan bagi orang yang
ketakutan pada masa Jahiliah. Dimana suku Tha'i mengklaim bahwa
tidak ada seorangpun yang singgah dikuburan Hatim melainkan
terjamin.
135
Seperti dikisahkan bahwa Abul Bakhtari pernah melihat ada
sekelompok orang dari kaumnya yang melewati kubur Hatim ath-
Tha'i, dimana mereka singgah ditempat yang tidak begitu jauh
darinya, maka tatkala malam Abul Bakhtari menyerunya, 'Wahai Abu
136
Ja'ad, singgahnya disini".
Maksudnya ialah, bahwa mencari berkah kepada selian Allah
azza wa jalla dan kepada selain tempat-tempat yang telah
direkomendasikan kebolehannya oleh Allah dalam nash al-Qur'an
dan Sunah, apabila tujuan orang yang mencari berkah ingin
bertabaruk supaya memperoleh apa yang dinginkan langsung
darinya, maka tidak diragukan lagi bahwa itu termasuk perbuatan
syirik kepada Allah dalam rububiyahNya, karena menyekutukan

135
. Mati dalam keadaan kafir pada tahun 2 H. Lihat biografinya dalam
kitab al-A'laam 3/247 oleh Zarkali.
136
. Lihat keterangannya lebih lanjut dalam kitab Murujul Dzahab 2/162
oleh Mas'udi.
83
Allah dalam sifat maha mampu yang sempurna lagi mencakup segala
sesuatu. Dan apabila yang ditabaruki tadi diyakini mampu memberi
syafaat disisi Allah, maka ini termasuk kesyirikan kepada Allah dalam
perkara ibadah.

iv. Sihir dan menyihir, serta jampi-jampi untuk


menolak sihir. Masuk diantaranya juga ilmu pelet.

Sebelum kita masuk pada masalah ini yang menjelaskan perilaku


diatas masuk dalam kategori kesyirikan, serta pembuktian praktek
sihi telah ada dikalangan orang Arab era Jahiliah, maka alangkah
eloknya bila kita jelaskan terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan
sihir itu.
Sihir secara bahasa adalah setiap perkara yang bisa
mendekatkan seseorang agar merasa senang. Dan asal kata dari sihir
ini adalah memalingkan hakekat sesuatu pada yang lain, jika
dikatakan saharahu artinya ialah memperdayainya. Dan bila
dikatakan saharahu kalamahu artinya kelembutan bahasa dan
137
keindahan tutur katanya.
Adapun secara definisi, maka yang paling bagus ialah seperti
138
yang dikatakan oleh Imam Syafi'i , dimana beliau menyatakan,

137
. Lihat Lisanul Arab 6/189-191. Misbahul Munir hal: 317 oleh al-
Fayumi.
138
. Beliau adalah Abu Abdillah, Muhammad bin Idris bin Abbas asy-
Syafi'i al-Mathlabi al-Quraisy. Sempat singgah di Mesir, salah seorang
Imam madzhab yang empat, panutan bagi para imam, Lahir di Gazza
pada tahun 150 H. Adapan manakib beliau maka sangat banyak –semoga
Allah merahmati dan meridhai beliau- Meninggal pada akhir bulan Rajab
pada tahun 204 H, lihat biografinya sebagaimana disebutkan oleh Imam
Ibnu Katsir dalam Bidayah wa Nihayah 10/256. dan dalam kitab
Tadzkiratul Hufadh 1/364 oleh Imam Dzahabi, dan Thabaqat Hufadh hal:
158 oleh Suyuti.
84
"Sihir adalah sebuah nama yang mempunyai arti yang sangat
139
beragam". Dan para ulama telah menjelaskan sihir ini dengan
berbagai definisi, diantaranya:

01. Suatu perkara yang tersembunyi sebabnya, yang


menyebabkan orang yang terkena berkhayal seakan-akan
melakukan sesuatu, seperti halnya orang yang sedang
140
tertipu.
02. Ada yang mengatakan, "Sihir ialah ucapan yang dibikin-
bikin yang isinya mengagungkan selain Allah ta'ala lantas
menyandarkan kepadaNya dalam urusan takdir dan
141
kejadian alam semesta".
03. Dikatakan, "Sihir adalah buhul dan jampi-jampi serta
mantera yang dibacakan, atau ditulis, atau melakukan
ritual tertentu, yang dapat berpengaruh terhadap badan
142
atau hati atau akal orang yang terkena sihir".
04. Dinyatakan, "Sihir adalah jimat-jimat, jampi-jampi, buhul-
buhul yang dapat berpengaruh terhadap badan dan hati,
sihir itu dapat menyakiti, membunuh dan memisah
143
pasangan suami dan istri".
05. Dikatakan, "Sesungguhnya sihir itu ialah suatu kekuatan
yang dibikin, dan cara untuk mendapat kekuatan tersebut
ialah dengan melakukan ritual-ritual tertentu. Namun
karena samarnya hal tersebut maka tidak ada yang bisa

139
. al-Umm 1/326-327.
140
. ahkamul Qur'an 1/42 oleh al-Jashash.
141
. Ahkamul Qur'an 1/31 oleh Ibnul Arabi. Syarh Shaghir 6/146 oleh ad-
Dardir. Mukhtashar Khalil 7/63 oleh al-Kharasyi.
142
. al-Mughni 8/150 Ibnu Qudamah. al-Mubdi' fii Syarh Muqni' 9/188
oleh Ibnu Muflih. Syarh Muntaha Iradaat 3/395 oleh al-Buhuti.
143
. al-Kafi 4/164-165 oleh Ibnu Qudamah.
85
sampai pada tingkatan tersebut melainkan orang-orang
yang mempelajarinya. Adapun alat peraganya maka ada
pada benda-benda tertentu yang harus mengetahui cara
pemakaiannya dan waktu-waktu kapan melakukan
144
ritualnya".

Bila diperhatikan maka masing-masing definisi diatas saling


berbeda, dan faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut ialah
karena banyaknya kasus sihir ini, dan beragamnya kejadian orang
yang terkena sihir, sehingga ada seorang ulama yang bernama
145
Fakhrurazi menyebutkan ada delapan golongan , bahkan ulama
lain ada yang menyebutkan lebih banyak lagi, oleh karena itu ada
peringatan dari sebagian ulama akan pentingnya untuk menjelaskan
secara detail makna sihir ini dan membedakan dengan yang lainya.
146
Imam al-Qarafi menjelaskan, "Menurut madzhab Malik dan
sebagian ulama bahwa tukang sihir hukumnya adalah kafir, bahwa
praktek sihir semuanya mengandung kekafiran.
Dan tidak diragukan lagi bahwa hukum secara global ini lebih
dekat dengan kebenaran. Namun, tatkala memberi fatwa pada
cabang-cabang sihir yang ada, diantara mereka ada yang terjatuh
dalam kesalahan yang besar yang bisa mengantarkan pada
kebinasaan sang pemberi fatwa tadi, sebabnya ialah, apabila ada
yang bertanya pada seorang fakih, "Apa yang dimaksud dengan

144
. Fathul Bari 10/223 oleh Ibnu Hajar.
145
. Mafatihul Ghaib 3/222-230 oleh ar-Razi.
146
. Beliau adalah Abul Abbas, Ahmad bin Idris bin Abdurahman bin
Abdillah ash-Shanhaji, al-Abhanasi yang lebih dikenal dengan nama al-
Qarafi. Lahir pada tahun 626 H di Mesir. Ahli fakih, ahli ushul, ahli tafsir.
Meninggal pada tahun 684 H. diantara karya tulisnya adz-Dzakhirah, al-
Furuq. Lihat biografinya dalam kitab Mu'jamul Mu'alifin 1/158. Dibajul
Madzhab hal: 62-67 oleh Ibnu Farihun.
86
sihir? Apa sebetulnya hakekat sihir hingga bisa mengakibatkan orang
yang melakukannya menjadi kufur?
Maka dalam memberi jawaban tentang hal ini sangat sulit sekali.
Sebab, jika anda berkata padanya, sihir, ruqyah, khawash, simiya,
kimia dan kekuatan jiwa, semuanya adalah sama yaitu bagian dari
sihir.
Lalu apakah beberapa perkara tadi masuk adalam praktek sihir
murni lalu yang lainnya bukan termasuk dalam praktek sihir? Jika
dikatakan padanya, semuanya masuk dalam kategori sihir. Maka
anda akan terjerumus untuk menyatakan bahwa surat al-Fatihah
adalah bagian dari sihir, karena bisa dijadikan sebagai jampi-jampi
pengobatan (untuk meruqyah), berdasarkan kesepakatan ulama.
Dan jika anda katakan, kalau masing-masing perkara tadi
mempunyai kekhususan tersendiri, maka dijawab, "Kalau begitu,
tolong jelaskan kepada kami kekhususan masing-masing perkara
tadi, dan apa yang bisa membedakan satu dengan lainnya".
Karena masalah ini, sangat sedikit disadari oleh sebagian orang
yang sedang meminta fatwa, apalagi kritis dalam masalah ini.
Karena sesungguhnya buku-buku yang disusun yang berkaitan
dengan sihir hanya meletakan nama ini begitu saja (tanpa merinci
definisinya) yang bisa jadi hukumnya adalah haram dan kufur ada
juga yang tidak termasuk kedua hukum tersebut, demikian definisi
tukang sihir.
Dan lafal sihir ini, bila diartikan secara bebas maka bisa terbagi
menjadi dua kelompok (ada yang haram ada yang tidak), maka
sangat penting sekali untuk menjelaskan secara rinci antara
147
keduanya agar tidak salah persepsi".
Kemudian beliau melanjutkan, "Dalam permasalahan sihir
seperti ini banyak sekali memiliki fasal dalam buku-buku para ulama,
yang jika dilihat dari sisi syariat, maka ada yang memutuskan
bahwasannya bukan termasuk perbuatan maksiat dan kekufuran,

147
. aL-Furuq 4/135-137 oleh al-Qarafi.
87
sebagaimana ada diantara mereka yang memutuskan bahwasannya
hal tersebut adalah kekufuran, oleh karena itu wajib dijelaskan
secara detail dan rinci, seperti yang dikatakan oleh Imam Syafi'i,
adapun dengan langsung memukul rata setiap kasusnya, bahwa
setiap yang dinamakan sihir adalah kekufuran maka ini sangat sulit
148
sekali bisa diterima".

Betapa tepat ucapan beliau ini –semoga Allah merahmatinya-,


sebab menghukumi sesuatu merupakan bagian dari ilustrasinya,
oleh karena itu, seharusnya bagi ulama yang menggeluti masalah ini
untuk lebih merinci, membedakan, dan memisah antara praktek
sihir yang masuk dalam kategori kekufuran dan yang tidak masuk
dalam kekufuran.
Barangkali inilah yang mendorong Syaikh Syinqithi untuk
menyatakan masalah ini sama seperti ucapannya Imam Syafii
sebelum ini, yaitu, "Bahwa yang namanya sihir dalam istilah maka
tidak mungkin bisa dibatasi definisinya dengan batasan yang
memuaskan lagi komprehensif, karena begitu banyak jenis dan
149
ragam yang masuk didalamnya".
Maka kesimpulan penelitian dari masalah ini perlu dirinci, yaitu,
apabila bentuk sihirnya bermuara dari perkara-perkara yang
terkandung didalamnya bentuk pengagungan pada selain Allah,
semisal pada bintang, jin atau yang lainya, yang dapat
menjerumuskan pada kekufuran, maka hukum sihir seperti ini
adalah haram tanpa ada perselisihan.
Dan jenis sihir inilah yang diajarkan oleh dua malaikat Harut dan
Marut, seperti yang Allah abadikan kisahnya di dalam surat al-
Baqarah, maka melakukannya adalah kekufuran tanpa ada

148
. Ibid.
149
. Adhwa'ul Bayan 4/444 oleh asy-Syintqithi.
88
perselisihan dikalangan para ulama, sebagaimana ditegaskan oleh
Allah ta'ala didalam firmanNya:

َ ُ َُ ََُ َ َ َ َ ََ ُ َ َ ُ َََ ََ
َ َ‫ون ٱنل‬
‫اس ٱلسِح َر َو َما‬ ‫﴿ وما كفر سليمن ولكِن ٱلشي ِطي كفروا يعل ِم‬
َ َ ُ َ َ َُ ََ َ ُ ََ َ ُ َ َ َ ‫ك‬ َ َ َ ََ َ ُ
‫ان مِن أ َحد َح َّت َيقوّل إِن َما‬ ِ ‫ي بِبابِل هروت ومروت وما يعل ِم‬ ِ ‫نزل َع ٱلمل‬ ِ ‫أ‬
َ ُ َُ َ َ ُ َ َََََُ ُ َ ََ َ ُ َ
‫جهِۦ َو َما‬ َ َ َ َ َ
ِ ‫نن ف ِتنة فَل تكفر فيتعلمون مِنهما ما يف ِرقون بِهِۦ بي ٱلمرءِ وزو‬
ََ َ َ ُ ُّ ُ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ َ َ
‫ُضهم َوّل يَنف ُع ُهم َولقد‬ ‫ين بِهِۦ مِن أ َحد إِّل بِإِذ ِن ٱهللِ ويتعلمون ما ي‬ َ ‫ُهم ب َضار‬
ِ ِ
َ ُ َ ُ َ َ َ َ َ َ ‫َعل ُِموا ل َ َمن ٱش‬
َ َ ‫ْتى ُه َما ُلۥ ِيف ٱٓأۡلخ َِرة ِ مِن َخلق َوبلئ َس َما‬
‫شوا بِهِۦ أنفسهم لو‬ ِ ِ
ُ َ َ َ َ َ ََُ ََ َ َُ َ ََُ ََ َ َُ َ ُ َ
‫ ولو أنهم ءامنوا وٱتقوا لمثوبة مِن عِن ِد ٱهللِ خي لو َكنوا‬١٠٢ ‫َكنوا يعلمون‬
َ َ
] ١٠٣-١٠٢ :‫ ﴾ [ ابلقرة‬١٠٣ ‫َيعل ُمون‬

"Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya


syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka
mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada
dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang
keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum
mengatakan: "Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab
itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua
Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan
antara seorang (suami) dengan isterinya. dan mereka itu (ahli sihir)
tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun,
kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang
tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat.
Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa
yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya
keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka
menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.
Sesungguhnya kalau mereka beriman dan bertakwa, (niscaya
89
mereka akan mendapat pahala), dan sesungguhnya pahala dari sisi
Allah adalah lebih baik, kalau mereka mengetahui". (QS al-Baqarah:
102-103).

Kemudian, jika sihir yang dilakukan tidak mengandung


konsekuensi kekufuran, semisal meminta pertolongan kepada
orang-orang khusus dengan meminta air atau yang lainnya, maka
hukumnya adalah haram dengan keharaman yang sangat, namun,
150
tidak sampai pelakunya dihukumi kufur.
Imam Nawawi memiliki sebuah stagmen yang sangat bagus
tentang hukum sihir, dimana beliau menyatakan, "Terkadang hukum
sihir bisa berubah menjadi kufur, kadang hanya sampai pada
tingkatan dosa besar. Maka apabila dalam sihir tersebut ada kata-
kata atau ritual yang mengandung kekufuran ketika itulah dihukumi
kafir, dan kalau tidak terpenuhi perkara tadi maka belum sampai
dikatakan kafir.
Sedangkan hukum mempelajari serta mengajarkan maka hukum
keduanya adalah haram, dan bila terkandung didalamnya kekufuran
maka bisa menjadi kafir, kalau tidak maka belum sampai dikatakan
kafir, yaitu apabila tidak terdapat didalamnya sesuatu yang
menjadikan pelakunya kafir, sedang kewajiba kita ialah menegur
151
serta diminta untuk segera bertaubat".

Maka sihir yang masuk dalam kategori kafir pelakunya, kadang


bisa dengan ucapan lisan, keyakinan dalam hati, atau bisa dengan
perbuatan anggota badan, dan berikut contoh dari masing-masing
kasus diatas:

150
. Lihat keterangannya dalam kitab Adhawa'ul Bayan 4/456 oleh
Syinqithi. al-I'lam bii Qawathi'il Islam hal: 19-20 oleh al-Haitami, begitu
pula dalam kitabnya yang lain az-Zawajir 'an Iqtirafil Kaba'ir 12/161-165.
151
. Syarh Muslim 14/176 oleh Imam Nawawi.
90
Praktek sihir yang tidak dilakukan melainkan melalui metode
setan, semisal meminta bantuan mereka, menyeru pada mereka,
pada perkara yang tidak mengabulkan melainkan oleh Allah, lalu
terlontarlah ucapan kufur disebabkan karena kerelaan dan merasa
senang dengan mereka.
Atau menyakini kemampuan setan didalam memberi manfaat
atau mara bahaya tanpa ikut campur Allah dalam masalah itu. Maka
kedua perkara inilah yang kami maksud dalam bab ini, dimana
keduanya masuk dalam syirik rububiyah. Dan keduanya merupakan
kesyirikan tatkala menyekutukan kemampuan Allah yang maha
sempurna, dan insya Allah akan datang penjelasannya secara rinci
pada tempatnya.
Atau mengklaim kalau dirinya atau setan pembantunya
mengetahui perkara ghaib atau ikut ambil bagian bersama Allah
dalam masalah ini, maka ini merupakan bentuk menyekutukan Allah
dalam sifatNya yang maha mengetahui akan segala sesuatu, dan ini
telah kita jelaskan sebelumnya.
Atau menyerahkan sembelihan untuk setan-setan yang
dipujanya, atau ritual yang mendekatkan diri kepada mereka, maka
jelas, ini merupakan bentuk kesyirikan kepada Allah dalam uluhiyah
dan peribadatan.
Atau merendahkan perkara yang Allah telah wajibkan supaya
diagungkan semisal al-Qur'an ataupun yang lainnya, maka ini juga
merupakan bentuk kesyirikan kepada Allah azza wa jalla.
Intinya disini ialah menjelaskan apakah terdapat kesyirikan jenis
ini, yakni syirik rububiyah dengan menyekutukan sifat Allah yang
maha mampu, yang mencakup segala sesuatu telah ada pada orang
Arab pada generasi Jahiliah? Ataukah ini termasuk perbuatan syirik
kepada Allah dalam perkara rububiyah? Atau yang lainnya?

Adapun jawaban untuk pertanyaan pertama maka bagi orang


yang mencoba untuk merenungi penjelasan dalam kitab suci al-
Qur'an, maka diterangkan disana bahwa praktek sihir dengan segala
91
macam dan ritualnya telah ada pada setiap umat sebagaimana
dituangkan oleh Allah didalam firmanNya:

‫َ َ ن‬ ُ َ َ َ َ ‫﴿ َك َذل َِك َما َأ ََت َٱَّل‬


﴾ ٥٢ ‫ِين مِن قبل ِ ِهم مِن َر ُسول إِّل قالوا َساح نِر أو م ُنون‬
] ٥٢ :‫[اَّلريات‬

"Demikianlah tidak seorang Rasul pun yang datang kepada orang-


orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Dia
adalah seorang tukang sihir atau seorang gila". (QS adz-Dzariyaat:
52).

Dijelaskan oleh Syaikhul Islam bahwa nama ini yaitu sihir telah
152
diketahui oleh hampir semua umat terdahulu.
Dan ini sebagai bukti, kalau praktek sihir telah ada pada
zamannya Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana dibuktikan
dengan ucapan kaum musyrikin pada saat itu yang menjuluki Nabi
shalallahu 'alaihi wa sallam sebagai tukang sihir, seperti yang Allah
rekam didalam firmanNya:

َ َ َ َ َ ََ َ ََ َ َ َ َ َ
‫ِين كف ُروا إِن‬‫﴿ َولو ن َزنلَا َعليك كِتبا ِيف ق ِر َطاس فل َم ُسوهُ بِأيدِي ِهم لقال ٱَّل‬
َ َ َ
] ٧ :‫ ﴾ [ األنعام‬٧ ‫هذا إِّل سِحر ُّمبِي‬

"Dan kalau Kami turunkan kepadamu tulisan di atas kertas, lalu


mereka dapat menyentuhnya dengan tangan mereka sendiri,
tentulah orang-orang kafir itu berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir
yang nyata". (QS al-An'aam: 7).

152
. Lihat keterangannya dalam an-Nubuwat hal: 272 Ibnu Taimiyah.
Ta'wil Mukhtalafil Hadits hal: 210 oleh Ibnu Qutaibah.
92
Begitu pula yang Allah singgung didalam firmanNya:

‫حر ُّمب ن‬ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ
] ٢ :‫ ﴾ [ يونس‬٢ ‫ي‬ ِ ِ ‫﴿ قال ٱلكفِرون إِن هذا لس‬

"Orang-orang kafir berkata: "Sesungguhnya orang ini (Muhammad)


benar-benar adalah tukang sihir yang nyata". (QS Yunus: 2).

Demikian yang Allah jelaskan dalam firmanNya:

َ َ َ َ َ َ َ َ َ ََُ
] ٧ :‫ ﴾ [ هود‬٧ ‫ِين كف ُروا إِن هذا إِّل سِحر ُّمبِي‬‫﴿ لقولن ٱَّل‬

"Niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain
hanyalah sihir yang nyata". (QS Huud: 7).

Begitu pula yang Allah terangkan didalam firmanNya:

‫حر َك َذ ن‬
] ٤ :‫ ﴾ [ ص‬٤ ‫اب‬
َ َ َ َ َ َ َ
ِ ‫﴿ َوقال ٱلكف ُِرون هذا س‬

"Dan orang-orang kafir berkata: "Ini adalah seorang ahli sihir yang
banyak berdusta". (QS Shaad: 4).

Demikian pula dalam firmanNya:

ً ‫ح‬
] ٤٧ :‫ ﴾ [ اإلرساء‬٤٧ ‫ورا‬ ُ ‫ون إ َّل َر ُجَل َمس‬
َ ُ ََ َ ُ َ ُ َُ
ِ ‫﴿ إِذ يقول ٱلظل ِمون إِن تتبِع‬

"(Yaitu) ketika orang-orang zalim itu berkata: "Kamu tidak lain


hanyalah mengikuti seorang laki-laki yang kena sihir". (QS al-Israa':
47).

Dan juga Allah jelaskan dalam firmanNya:

93
ً ‫ح‬
] ٨ :‫ ﴾ [ الفرقان‬٨ ‫ورا‬ ُ ‫ون إ َّل َر ُجَل َمس‬
َ ُ ََ َ ُ َ َ ََ
ِ ‫﴿ وقال ٱلظل ِمون إِن تتبِع‬

"Dan orang-orang yang zalim itu berkata: "Kamu sekalian tidak lain
hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir". (QS al-Furqaan:
8).

Begitu juga yang Allah jelaskan dalam firmanNya:

َ ُ ُ َ َ ُ َ َ
] ١٥ :‫ ﴾ [ احلجر‬١٥ ‫ورون‬ ‫﴿ بل نن قوم مسح‬

"Bahkan kami adalah orang orang yang kena sihir". (QS al-Hijr: 15).

Dan juga yang Allah terangkan dalam firmanNya:

َ َ ‫﴿ قَالُوا إ َن َما أ‬
َ ‫نت م َِن ٱل ُم َس َحر‬
] ١٥٣ :‫ ﴾ [ الشعراء‬١٥٣ ‫ين‬ِ ِ

"Mereka berkata: "Sesungguhnya kamu adalah salah seorang dari


orang-orang yang kena sihir". (QS asy-Syu'araa: 153).

Demikian juga yang Allah singgung dalam firmanNya:

‫حق ل َ َما َجا َء ُهم َه َذا سِحر ُّمب ن‬


]٧ :‫ ﴾ [ األحقاف‬٧ ‫ي‬ َ ََُ َ َ َ َ
ِ ِ ‫﴿ قال ٱَّلِين كفروا ل ِل‬

"Berkatalah orang-orang yang mengingkari kebenaran ketika


kebenaran itu datang kepada mereka: "Ini adalah sihir yang nyata".
(QS al-Ahqaaf: 7).

Dan juga Allah terangkan dalam firmanNya:

94
َ ُ ُ َ ُ َ َ َ َ ‫ن‬ ََ
] ١٥ :‫ ﴾ [ الطور‬١٥ ‫ِصون‬
ِ ‫﴿ أفسِحر هذا أم أنتم ّل تب‬

"Maka apakah ini sihir? ataukah kamu tidak melihat?". (QS ath-
Thuur: 15).

Dan juga yang Allah sebutkan didalam firmanNya:

ُ ُ ُ
] ٢ :‫ ﴾ [ القمر‬٢ ‫﴿ ِإَون يَ َروا َءايَة ُيع ِرضوا َو َيقولوا سِحر ُّمس َت ِمر‬

"Dan jika mereka (orang-orang musyrikin) melihat suatu tanda


(mukjizat), mereka berpaling dan berkata: "(Ini adalah) sihir yang
terus menerus". (QS al-Qamar: 2).

Begitu pula yang Allah terangkan didalam firmanNya:

َ َ ُ َ َ ُ ََ
] ٦ :‫﴾ [ الصف‬٦ ‫ت قالوا هذا سِحر ُّمبِي‬
ِ ‫﴿ فل َما َجا َءهم ب ِٱبلَيِن‬

"Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa


bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang
nyata". (QS ash-Shaff: 6).

Dan juga Allah sebutkan dalam firmanNya:

َ َ َ َ َ ََ
] ٢٤ :‫ ﴾ [ المدثر‬٢٤ ‫﴿ فقال إِن هذا إِّل سِحر يُؤث ُر‬

"Lalu Dia berkata: "(Al Quran) ini tidak lain hanyalah sihir yang
dipelajari (dari orang-orang dahulu)". (QS al-Mudatstsir: 24).

95
Sebagaimana ditunjukan dalam kisah tersihirnya Nabi shalallahu
'alaihi wa sallam yang dilakukan oleh sebagian musuhnya dari
153
kalangan orang Yahudi.
Dalil-dalil diatas, semuanya memberi satu pencerahan secara
gamblang bahwa orang Arab dahulu paham tentang ilmu sihir,
bahkan diantara mereka ada yang mempunyai profesi sebagai
tukang sihir.

Adapun jawaban bagi pertanyaan yang kedua, yaitu apakah sihir


termasuk dalam syirik rububiyah? Dan dari sisi mana? Maka kami
jawab secara ringkas;
Bahwa sebagian jenis sihir tidak sampai melampaui batas hukum
kecuali syirik kepada Allah jalla wa jalla, hal itu ketika dikerjakan ada
kalanya dengan meminta pertolongan pada jin, atau menyeru
mereka dengan perkara yang tidak mampu dilakukan melainkan
oleh Allah ta'ala, dimana dirinya mengucapkan kata-kata kufur demi
mengharap keridhoan mereka serta menuruti kesenangannya.
Atau menyakini bahwa bintang-bintang dilangit memiliki peran
didalam turut campur mengatur alam semesta ini, apakah dengan
menyakini kalau bintang tersebut mampu memberi manfaat atau
mendatangkan mara bahaya tanpa adanya izin dari Allah azza wa
jalla.
Maka, dua perkara diatas merupakan bentuk menyekutukan
Allah didalam perkara ke maha mampuan Allah yang maha
sempurna, dan tentu saja keduanya masuk dalam kategori syirik
kepada Allah dalam perkara rububiyah.
Atau contoh yang lain, yaitu mengklaim bila dirinya atau setan
pembantunya mengetahui perkara ghaib atau ikut serta ambil
bagian bersama Allah dalam mengetahui perkara ghaib. Maka jelas

153
. Seperti tercantum dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari no: 5763 dan Muslim no: 2189.
96
ini juga termasuk syirik kepada Allah didalam ilmuNya tentang
perkara ghaib, dan ini masuk dalam kategori syirik rububiyah.
Atau mengarahkan beberapa jenis peribadatan kepada setan-
setan pujaanya, semisal menyembelih untuk mereka, mendekatkan
diri pada mereka dengan bernadzar. Maka ini juga termasuk syirik
154
kepada Allah dalam perkara rububiyah.

Kemudian Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam juga mengandeng


antara sihir dengan kesyirikan, bahkan didalam sebagian hadits
beliau secara tegas menamainya dengan perbuatan syirik.
Dan beliau juga menghukumi kufur bagi seseorang yang
mendatangi tukang sihir lalu membenarkan ucapannya, lantas
bagaimana dengan tukang sihirnya? Sebagaimana Nabi shalallahu
'alaihi wa sallam juga berlepas diri dengan tukang sihir dan yang
terkena sihir.
Seperti disebutkan dalam sebuah hadits, dari sahabat Abu
Hurairah radhiyallahu 'anhu, dari Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
beliau bersabda:

َ ُ َ َ َ ‫ « اج َتن ُِبوا‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬


‫ات قالوا يَا َر ُسول‬ِ ‫السب َع ال ُموبِق‬
َ ‫اهلل إ ِ َّل ب‬
» ..‫احل ِق‬ ُ َ ‫اهللِ َوالسِح ُر َو َقت ُل انلَف ِس َالّت َح َر َم‬
َ ُ َ َ ُ َ َ
ِ ‫اهللِ َوما ه َن قال‬
ِ ِ ِ ‫الرشك ب‬
]‫[أخرجه ابلخاري ومسلم‬

"Jauhi oleh kalian tujuh perkara yang membinasakan". Para sahabat


pun bertanya, 'Apa itu wahai Rasul? Beliau menjawab,

154
. Lihat contoh-contoh diatas dalam beberapa buku semisal Fathul Bari
10/235 oleh Ibnu Hajar, al-Furuq 4/140 oleh al-Qarafi, Taisir Azizil Hamid
hal: 384 oleh Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahab, Nawaqidhul Iman al-
Qauliyah wal Amaliyah hal: 508-514 oleh D. Abdul Aziz bin Abdul Lathif.
97
"Menyekutukan Allah, sihir, membunuh nyawa yang diharamkan
155
oleh Allah…".

Dalam hadits lain Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam juga


bersabda:

َ َ َ َ ُ ُ َ َ ‫ََ َن‬
‫ ُمدم ُِن َخر‬:‫اجل َنة‬ ‫ « ثَلثة ّل يدخلون‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
‫ن‬ َ
]‫َوقاط ُِع َرحِم َو ُم َصدِق بِالسِحرِ » [أخرجه أَحد‬

"Tiga golongan yang tidak akan masuk kedalam surga, orang yang
menimbun khamar, orang yang memutus tali keluarga, dan orang
156
yang membenarkan ucapan tukang sihir".

Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam juga pernah menjelaskan


dalam sabdanya:

‫ « من عقد عقدة ثم نفث فيها فقد سحر‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
]‫ومن سحر فقد أشك ومن تعلق شيئا ولك إله » [أخرجه النسايئ‬

"Barangsiapa yang membuat buhul lalu ditiupkan mantera-mantera


padanya maka dirinya telah berbuat sihir, dan barangsiapa
melakukan perbuatan sihir maka sungguh dirinya telah kufur,
barangsiapa mengalungkan sesuatu maka dia akan diserahkan
157
urusannya pada (jimat) tersebut oleh Allah".

155
. HR Bukhari no: 2766. Muslim no: 89.
156
. HR Ahmad 4/399.
157
. HR an-Nasa'i 7/103 dinilai hasan oleh Ibnu Muflih dalam kitabnya
Adabu Syar'iyah 3/78, namun, dilemahkan oleh al-Albani dalam Dha'iful
Jami no: 5714.
98
Dalam hadits yang lain beliau shalallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:

ََ َ ‫الر ََق َو‬


ُّ ‫ « إ ِ َن‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
» ‫اَل َمائ ِ َم َواَل َِولة ِش نك‬
]‫[أخرجه أَحد وأبو داود‬

"Sesungguhnya jampi-jampi, mengantungkan tamimah dan taulah


158
adalah kesyirikan kepada Allah".

Dan taulah (pelet.pent) ini termasuk salah satu jenis praktek


159
sihir, seperti ditegaskan oleh Imam al-Ashma'i , dan taulah ini
ialah perkara yang menjadikan wanita semakin mencintai
160
suaminya.

Dari atsar para sahabat, diriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud


radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, "Barangsiapa mendatangi
paranormal atau tukang sihir atau dukun, lalu dirinya bertanya dan
membenarkan ucapannya maka sungguh dirinya telah kufur dengan

158
. HR Ahmad dan Abu Dawud.
159
. Beliau adalah al-Imam al-Allamah al-Hafidh Hujatul Adab dan Lisanul
Arab, Abu Sa'id Abdul Malik bin Qarib al-Ashma'i, al-Bashri, ahli bahasa,
ahli Kabar, seorang ulama besar, beliau termasuk jujur dalam
meriwayatkan hadits, lahir pada 120 H. Dan meninggal pada tahun 225 H.
lihat biografinya dalam Siyar a'lamu nubala 10/175-180, dan Bughyatul
Wu'aah 2/122-113.
160
. Lihat ucapan beliau yang dinukil oleh Imam Baghawi dalam Syarh
Sunah 12/158.
99
apa yang diturunkan kepada nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa
161
sallam".

Sahabat Imran bin Hushain mengatakan, 'Rasulallah shalallahu


'alaihi wa sallam pernah bersabda:

‫ « ليس منا من تطي أو تطي ل أو‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
]‫تكهن او تكهن ل أو سحر أو سحر ل » [أخرجه الزبار‬

"Bukan termasuk golongan kami orang yang meminta dan


melakukan tathayur, meramal dan minta diramal, menyihir atau
162
minta disihirkan".

Hadits-hadits diatas seluruhnya menunjukan bahwa sihir


merupakan kesyirikan.

Dermasuk perkara yang semakna dengan sihir ialah Nusyrah.


Dan nusyrah ini telah ada dikalangan orang Arab semenjak masa
163
Jahiliah.
Dijelaskan oleh Ibnu Atsir apa itu nusyrah, beliau menjelaskan,
"Nusyrah ialah metode pengobatan dengan ruqyah, digunakan
untuk mengobati orang yang di prediksi terkena jin, dinamaka
nusyrah dikarenakan orang yang terkena penyakit diberi jampi-

161
. Atsar diriwayatkan oleh al-Baihaqi 8/136. Targhib wa Tarhib 4/53
oleh Mundziri, dan diriwayatkan oleh al-Bazzar dengan sanad yang
Jayyid.
162
. HR Bazzar dengan sanad Jayyid, al-Haitsami 5/117 dalam al-Majma'.
163
. Lihat keterangannya dalam kitab Taisir Azizil Hamid hal: 365 oleh
Sulaiman bin Abdul Wahab.
100
jampi, yaitu supaya hilang dan terungkap penyakitnya. Dikatakan
164
oleh al-Hasan, "Nusyrah termasuk dari perkara sihir".
Imam Ibnu Qoyim menuturkan, "Nusyrah adalah penyembuhan
terhadap seseorang yang terkena sihir, dan caranya ada dua macam;
pertama; dengan cara menggunakan sihir pula, dan inilah yang
dilakukan orang Arab pada masa Jahiliah dan ini termasuk perbuatan
setan, yang ditegaskan oleh Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam dalam
sabdanya, "Hal itu termasuk perbuatan setan".
Kedua; Penyembuhan dengan menggunakan ruqyah dan ayat-ayat
yang berisikan meminta perlindungan kepada Allah azza wa jalla,
juga dengan obat-obatan yang diperbolehkan dan doa-doa yang
165
dibolehkan. Maka cara ini hukumnya dibolehkan".

Dan yang kami maksud dari penjelasan pasal ini ialah pada jenis
pertama yaitu nusyrah yang masuk dalam kategori sihir, dan jenis
penyembuhan semacam ini telah ada pada zaman Jahiliah.
Barangkali inilah sebab yang mendorong para ulama yang secara
tegas menyatakan, "Tidak boleh menyembuhkan orang yang terkena
166
sihir dengan sihir lagi" . Sebab hukumnya sama persis dengan sihir
baik rincianya ataupun secara global.
Dan diantara bentuk syirik kepada Allah ta'ala yang berkaitan
dengan sifatNya yang Maha mampu lagi sempurna ialah:

v. Thiyyarah dan Tathayyur atau yang semakna


dengan keduanya.

164
. Nihayah fii Gharibil Hadits 5/54 oleh Ibnu Atsir.
165
. Dinukil dalam kitab Fathul Majid 1/399 oleh Syaikh
Abdurahman bin Hasan.
166
. Ucapannya Hasan Bashri sebaimana dinukil oleh Ibnu Hajar dalam
Fathul Bari 10/233.
101
Ath-Thiyyarah dengan diberi harakat kasrah huruf Tha' dan di
fathah huruf Ya', adapula ulama yang menjelaskan dengan di sukun,
adalah sebuah bentuk masdar dari isim Tathayara, Thiyyaratan
sama seperti kata Takhayara, Khiyaratan.
Asal kata ini bermakna merasa bernasib sial ketika melihat seekor
burung atau kijang atau binatang lainnya. Sehingga ketika melihat
binatang-binatang tersebut maka mereka mengurungkan niatnya,
kemudian datang syariat untuk menafikan hal tersebut serta
menghapusnya, dan menjelaskan bahwa perkara tersebut tidak
memiliki pengaruh apapun, baik dalam memberi manfaat tidak pula
167
dalam menolak mara bahaya.
Dan Thiyyarah ini termasuk perbuatan syirik kepada Allah azza wa
jalla dalam perkara rububiyah, dikarenakan telah menyekutukan
Allah dalam kemampuanNya yang maha sempurna, oleh karena itu
Nabi shalallah 'alaihi wa sallam bersabda:

‫يةُ ِش نك‬
َ َ ‫الط‬ ‫ن‬ ُ َ َ ‫يةُ ش نك الط‬
ِ ‫ية ِشك‬ ِ ِ َ َ ‫الط‬
ِ « :‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
َ
]‫ثَلثا » [أخرجه ابو داود والْتمذي‬

"Thiyarah itu perbuatan syirik, Thiyarah itu perbuatan syirik,


168
Thiyarah itu perbuatan syirik". Sebanyak tiga kali.

Dalam hadits lain beliau juga bersabda:

167
. Lisanul Arab Ibnu Mandhur 8/240. Nihayah fii Gharibil Hadits 3/153
oleh Ibnu Atsir.
168
. HR Abu Dawud no: 3910. Tirmidzi no: 1614. Dinilai shahih oleh al-
Albani dalam silsilah shahihah no: 429.
102
ََ َ َ ُ َ
‫اجته فقد‬‫يةُ ِعن ح‬
َ َ ‫الط‬ َ
ِ ‫ « من َردته‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
َ
]‫ش َك » [أخرجه أَحد‬
َ ‫أ‬

"Barangsiapa yang mengurungkan hajatnya karena thiyarah ini


169
maka sungguh ia telah berbuat kesyirikan".

Kenapa thiyarah ini masuk dalam kategori kesyirikan, karena


orang yang melakukan itu, mempunyai keyakinan bahwa thiyarah ini
mampu memberi manfaat pada mereka, atau dapat mencegah mara
bahaya, dengan catatan jika mereka melakukan ritual yang
ditentukan sebelumnya, sehingga dari sinilah seakan-akan mereka
170
menyekutukan bersama Allah azza wa jalla.
Maka dalil-dalil tadi menunjukan secara tegas kalau perbuatan
tadi adalah syirik, dan menunjukan kalau perilaku tersebut nampak
jelas pada komunitas Arab pada zaman Jahiliah, sebagaimana hal itu
juga telah dilakukan oleh umat-umat sebelumnya.
Adapun dalil yang menegaskan kalau perbuatan tersebut telah
ada pada zaman Jahiliah adalah sebuah riwayat yang dibawakan
oleh Imam Muslim dari Mu'awiyah bin Hakam as-Sulami bahwa
dirinya pernah berkata kepada Rasulallah shalallahu 'alaihi wa
sallam, 'Dan diantara kami ada yang bertathayur', maka Beliau
bersabda:

َ َ َ َ
َ ُ
‫َي ُدهُ أ َح ُدكم ِيف نفسِ هِ فَل‬ ‫َ َ َ ن‬
ِ ‫ « ذاك شء‬:‫قال رسول اهلل صل اهلل عليه وسلم‬
ُ َ
]‫يَ ُص َدنكم » [أخرجه مسلم‬

169
. HR Ahmad 2/220. Dinyatakan shahih oleh al-Albani dalam ash-
Shahihah no: 1065.
170
. Lihat keterangannya dalam kitab Fathul Majid 2/415.
103
"Hal itu adalah sesuatu yang telah ada pada diri seseorang maka
jangan menyebabkan untuk menghalangi kalian untuk (melakukan
171
aktivitasnya)".

Imam Ikrimah menceritakan, "Kami pernah duduk-duduk


bersama Ibnu Abbas, lalu ada suara seekor burung, sehingga ada
seseorang yang berujar, 'Pertanda baik, pertanda baik'. Maka Ibnu
Abbas menyergah sambil berujar, "Tidak baik, tidak pula jelek".
Imam Ibnu Qoyim mengomentari atsar diatas dengan ucapannya,
"Maka Ibnu Abbas segera mengingkari ucapan orang tadi, supaya
tidak tumbuh keyakinan dalam benaknya kalau perkara tersebut
mempunyai efek baik ataupun jelek".
172
Suatu ketika Thawus pernah bepergian bersama temannya,
lalu terdengar suara burung gagak, maka orang tersebut berkata,
"Pertanda baik", segara Imam Thawus menjelaskan, "Apanya yang
173
baik pada seekor burung ?! Sudah kamu jangan temani saya".
Sebagaimana hal itu juga disebutkan oleh para pakar sejarah,
dimana mereka menjelaskan bagaimana sikap pesimis dan optimis
orang-orang Arab ketika melihat sesekor burung, dan kenyataan
seperti ini menjadi perkara yang biasa dilakukan oleh mereka,

171
. HR Muslim no: 537.
172
. Beliau adalah Thawus bin Kisan al-Yamani al-Janadi, ada yang
mengatakan termasuk anak cucunya, ada pula yang bilang mantan
sahaya Hamdan. seorang Imam, ada yang mengatakan nama aslinya
Dzakwan, beliau berjumpa dengan lima puluh sahabat, termasuk ulama
yang do'anya mustajab. meninggal pada tahun 106 H. Lihat biografinya
dalam al-Khulashah hal: 181.
173
. Dinukil oleh Imam Ibnu Qayim dalam kitabnya Miftah Daarus Sa'adah
3/284.
104
bahkan sampai ada disebagian suku yang merasa sial ketika
174
bersin.
Sehingga, tidak diragukan lagi kalau perbuatan ini termasuk
kesyirikan kepada Allah dalam perkara kemaha mampuan Allah yang
maha sempurna, yaitu manakala orang yang melakukanya sampai
menyakini bahwa perbuatannya tersebut memiliki efek dalam
mendapat manfaat atau menolak mara bahaya. adapun kalau
menyakini bahwa hal tersebut hanya sekedar faktor saja, maka hal
tersebut termasuk perbuatan syirik kecil.
Dan diantara bentuk kesyirikan kepada Allah dalam perkara
rububiyah dengan menjadikan sekutu lalu menyematkan sifat-sifat
Allah kepada sebagian makhluk ialah:

vi. Kesyirikan dengan memberi hak membuat syariat


dalam penghalalan dan pengharaman, serta
berhukum kepada selain Allah.

Seperti telah diketahui bersama, bahwa hukum atau


menghukumi adalah salah satu sifat dari sifat-sifat Allah azza wa
jalla. Begitu juga dalam membuat syariat, menghalalkan dan
mengharamkan. Dimana Allah ta'ala menjelaskan dalam firmanNya:

َ َ َ َ َ ََ
] ١١٤ :‫ ﴾ [ األنعام‬١١٤ ‫ي ٱهللِ أب َت ِغ َحكما‬ ‫﴿ أ فغ‬

"Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah". (QS al-
An'aam: 114).

Demikian pula Allah ta'ala berfirman:

174
. Lihat dalam kitab Bulughul Arib 2/331-339 oleh al-Alusi. Miftah
Daarus Sa'adah 3/356-361 oleh Ibnu Qayim.
105
َ ‫كم‬ َ ُ ‫ٱهلل بَي َن َنا َو ُه َو َخ‬ ُ َ َ َ ُ
ُ َ ‫ك َم‬ َ
] ٨٧ :‫ ﴾[ األعراف‬٨٧ ‫ي‬ ِ ِ ‫ي ٱلح‬ ‫﴿ فٱص ِربوا حّت ي‬

"Maka bersabarlah, hingga Allah menetapkan hukumnya di antara


kita; dan Dia adalah hakim yang sebaik-baiknya". (QS al-A'raaf: 87).

Begitu juga Allah ta'ala berfirman:

َ ‫كم‬ َ َ َ َُ َ ََ
] ٨ :‫﴾ [ اَلي‬٨ ‫ي‬ ِ ِ ‫هلل بِأحك ِم ٱلح‬‫﴿ أليس ٱ‬

"Bukankah Allah hakim yang seadil-adilnya?". (QS at-Tiin: 8).

Dalam sebuah hadits Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam


bersabda: "Sesungguhnya Allah adalah hakim dan kepadaNya
175
hukum diserahkan".

Dan kaum musyrikin Arab dahulu telah terjerumus dalam


kesyirikan ini, sedangkan dalil yang menunjukan akan hal itu ialah
sanggahan yang Allah tujukan pada mereka didalam kitabNya,
diantaranya ialah firman Allah azza wa jalla.

ُ َ ِ‫ٱدلين َما لَم يَأ َذن به‬ َ ‫ش ُعوا ل َ ُهم م‬ َ َ ُ َُ َ


َ َ ‫ك ُؤا‬
٢١ :‫ ﴾ [ الشورى‬٢١ ‫ٱهلل‬ ِ ِ ِ ‫ِن‬ ‫﴿ أم لهم ش‬
]

"Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang


mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?".
(QS asy-Syuuraa: 21).

175
. HR Abu Dawud no: 4955.
106
Demikian pula Allah ta'ala menjelaskan dalam firmanNya:

َ َ َ َ ‫ون أ َ َن‬
] ١٥٠ :‫ ﴾ [ األنعام‬١٥٠ ‫ٱهلل َح َر َم هذا‬
َ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ َ َ ُ ََُ ُ
‫﴿ قل هلم شهداءكم ٱَّلِين يشهد‬

"Katakanlah: "Bawalah kemari saksi-saksi kamu yang dapat


mempersaksikan bahwasanya Allah telah mengharamkan (makanan
yang kamu) haramkan ini". (QS al-An'aam: 150).

Begitu juga Allah ta'ala mengatakan dalam firmanNya:

﴾ ٣٢ ‫ت م َِن ٱلرِز ِق‬ َ َ ‫ٱهللِ َٱلّت أَخ َر َج لِع َِبادِه ِۦ َوٱ‬


َ ََ َََ َ ُ
ِ ‫لطيِب‬ ِ ‫﴿ قل من حرم زِينة‬
] ٣٢ :‫[األعراف‬

"Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah


yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa
pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?". (QS al-A'raaf: 32).

Begitu pula Allah berfirman:

َ ُ َ َ َ ُُ ُ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ ُ َُ َ َ
َ ‫ون د‬
َ ‫ِين‬
٢٩ :‫ ﴾ [ اَلوبة‬٢٩ ‫ٱحل ِق‬ ‫﴿ وّل ي ِرمون ما حرم ٱهلل ورسولۥ وّل يدِين‬
]

"Dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah


dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar
(agama Allah)". (QS at-Taubah: 29).

Dan Allah ta'ala berfirman:

107
َ ُّ ُ ََ َ َ ُّ َ ُ َ َ َ
‫ِين كف ُروا يِلون ُهۥ َاعما‬ ‫﴿ إِن َما ٱلن ِيس ُء زِ َيادة ِيف ٱلكف ِر يُضل بِهِ ٱَّل‬
ُ َ ‫ح ُّلوا َما َح َر َم‬
:‫ ﴾ [اَلوبة‬٣٧ ‫ٱهلل‬
َ َُ ََ َ َ َ َ
ِ ‫ٱهلل ف ُي‬ ُ ِ ‫حر ُمونَ ُهۥ َاعما‬
ُ ِ ‫ل َو‬
‫اطوا عِدة ما حرم‬ َ َُ
ِ ‫وي‬
] ٣٧

"Sesungguhnya mengundur-undurkan bulan Haram itu adalah


menambah kekafiran. disesatkan orang-orang yang kafir dengan
mengundur-undurkan itu, mereka menghalalkannya pada suatu
tahun dan mengharamkannya pada tahun yang lain, agar mereka
dapat mempersesuaikan dengan bilangan yang Allah
mengharamkannya, Maka mereka menghalalkan apa yang
diharamkan Allah". (QS at-Taubah: 37).

Begitu juga Allah ta'ala berfirman:

َ َ َُ َ َ َُ َ َ َُ َ َ َ ُ َُ َ
‫شك َنا َوّل َءابَاؤنا َوّل َح َرم َنا مِن شء‬
َ ‫ٱهلل َما أ‬ ‫شكوا لو شا َء‬‫﴿ سيقول ٱَّلِين أ‬
] ١٤٨ :‫ ﴾ [ األنعام‬١٤٨

"Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan mengatakan:


"Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak
mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan
barang sesuatu apapun". (QS al-An'aam: 148).

Allah azza wa jalla juga menjelaskan dalam firmanNya:

            ﴿

] 35 :‫ ﴾ [ انلحل‬        

108
"Dan berkatalah orang-orang musyrik: "Jika Allah menghendaki,
niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apapun selain Dia,
baik kami maupun bapak-bapak kami, dan tidak pula kami
mengharamkan sesuatupun tanpa (izin)-Nya". (QS an-Nahl: 35).

Demikian juga Allah ta'ala berfirman:

َ ََ َ َُ ُ ََُ َ َ ُ َ َ َ
] ١٤٠ :‫ ﴾ [ األنعام‬١٤٠ ِ‫ْتا ًء َع ٱهلل‬
ِ ‫﴿ وحرموا ما رزقهم ٱهلل ٱف‬

"Dan mereka mengharamkan apa yang Allah telah rezki-kan pada


mereka dengan semata-mata mengada-adakan terhadap Allah".
(QS al-An'aam: 140).

Demikian pula Allah ta'ala berfirman:

َ َ ََ َ َ ‫ن‬ َ َ َ ُ َ
‫﴿ َوقالوا ه ِذه ِۦ أنعم َو َحرث حِجر ّل َيط َع ُم َها إِّل َمن نشا ُء ب ِ َزع ِم ِهم َوأنع نم‬
َ َ ِ ‫ون ٱس َم ٱ َهللِ َعلَي َها ٱف‬ َ ُ ُ َ َ َ ََ َ ُ ُ ُ َ ُ
‫ْتا ًء َعليهِ َس َيج ِزي ِهم ب ِ َما‬ ‫ح ِرمت ظهورها وأنعم ّل يذكر‬
ََ ‫َ َ َ َ ُ ُ َ َ ََُن‬ َ ُُ َ ُ ََ َ َُ َ ُ َ
‫ون ه ِذه ِ ٱألنع ِم خال ِصة َِّلكورِنا وحمرم َع‬ ِ ‫ وقالوا ما ِيف بط‬١٣٨ ‫َكنوا يفْتون‬
١٣٩ ‫ِيم َعل ِيم‬ ‫ش ََك ُء َس َيجزيهم َوص َف ُهم إِنَ ُهۥ َحك ن‬ َ ُ ِ‫كن َمي َتة َف ُهم فِيه‬ ُ َ
‫ج َنا ِإَون ي‬ َ َ
ِ ِ ِ ‫أ زو‬
] ١٣٩-١٣٨ :‫﴾ [ األنعام‬

:Dan mereka mengatakan: "Inilah hewan ternak dan tanaman yang


dilarang; tidak boleh memakannya, kecuali orang yang kami
kehendaki", menurut anggapan mereka, dan ada binatang ternak
yang diharamkan menungganginya dan ada binatang ternak yang
mereka tidak menyebut nama Allah waktu menyembelihnya,
semata-mata membuat-buat kedustaan terhadap Allah. kelak Allah
akan membalas mereka terhadap apa yang selalu mereka ada-
adakan. Dan mereka mengatakan: "Apa yang ada dalam perut
109
binatang ternak ini adalah khusus untuk pria kami dan diharamkan
atas wanita kami," dan jika yang dalam perut itu dilahirkan mati,
maka pria dan wanita sama-sama boleh memakannya. kelak Allah
akan membalas mereka terhadap ketetapan mereka. Sesungguhnya
Allah Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui". (QS al-An'aam: 138-
139).

Begitu juga Allah ta'ala berfirman:

          ﴿

            

] ١١٦ :‫﴾ [ انلحل‬

"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut


oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-
adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang
yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah
beruntung". (QS an-Nahl: 116).

Dalam kesempatan lain Allah ta'ala berfirman:

ُ َ ‫ج َعل ُتم مِن ُه َح َراما َو َح َلَل قُل َءا‬ ُ َ َُ ََ َ َ ُ َََ ُ


َ َ‫كم مِن رزق ف‬
‫هلل‬ ِ ‫﴿ قل أرءيتم ما أنزل ٱهلل ل‬
َ َُ َ َ ََ َ ُ َ َ َ
] ٥٩ :‫ ﴾ [ يونس‬٥٩ ‫ْتون‬ ‫أذِن لكم أم َع ٱهللِ تف‬

"Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku tentang rezki yang


diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram
dan (sebagiannya) halal". Katakanlah: "Apakah Allah telah
memberikan izin kepadamu (tentang ini) atau kamu mengada-
adakan saja terhadap Allah?". (QS Yunus: 59).
110
Serta ayat-ayat lainnya, yang menjelaskan secara jelas kalau
mereka telah terjatuh kedalam syirik membuat tandingan didalam
penghalalan dan pengharaman serta membuat syariat kepada selain
Allah azza wa jalla.
Sebagaimana disana juga dijumpai adanya ayat-ayat yang
menunjukan bahwa mereka terjerumus kedalam kesyirikan dengan
berhukum dan menghukumi kepada selain Allah, diantaranya ialah,
firman Allah azza wa jalla:

َ َ َ َ َ ُ ُ َ‫﴿ أَف‬
َ ‫حك َم ٱل‬
﴾٥٠ ‫ج ِهل َِيةِ َيبغون َو َمن أح َس ُن م َِن ٱهللِ ُحكما ل ِقوم يُوق ُِنون‬
] ٥٠ :‫[المائدة‬

"Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum)


siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang
yang yakin?". (QS al-Maa'idah: 50).

Demikian pula dalam ayat lain Allah ta'ala berfirman:

َ َ َ ُ ََ َ َ َ ُ َ َُ َ ََُ َ ُ ُ َ َ َ َ ََ ََ
‫نزل مِن قبل ِك‬ ِ ‫نزل إِلك وما أ‬ ِ ‫﴿ ألم تر إَِل ٱَّلِين يزعمون أنهم ءامنوا بِما أ‬
َ ُ َُ ُ َ ُ َ ُ َ َ ُ َ َ ََ َ َ ُ ُ
‫يد ٱلشي َط ُن‬‫وت َوقد أم ُِروا أن يَكف ُروا بِهِۦ وي ِر‬
ِ ‫ٱلطغ‬ ‫ي ِريدون أن يتحاكموا إَِل‬
َ َ َ َ ُ َ
] ٦٠ :‫ ﴾ [ النساء‬٦٠ ‫ضل ُهم ضلَل بَعِيدا‬ِ ‫أن ي‬
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku
dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan
kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? mereka hendak
berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah
mengingkari Thaghut itu. dan syaitan bermaksud menyesatkan
mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya". (QS an-Nisaa':
60).

111
Begitu pula didalam keterangan lain Allah berfirman:

َ َ ُ َ َ َُ َُ ََ َ َ ُ َ َ ََ
] ٤٤ :‫ ﴾ [ المائدة‬٤٤ ‫ٱهلل فأولئِك ه ُم ٱلكف ُِرون‬ ‫﴿ ومن لم يكم بِما أنزل‬

"Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan


Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir". (QS al-
Maa'idah: 44).

Dalam ayat berikutnya Allah ta'ala berfirman:

َ َ ُ َ َ َُ َُ ََ َ َ ُ َ َ ََ
] ٤٥ :‫ ﴾ [ المائدة‬٤٥ ‫ٱهلل فأولئِك ه ُم ٱلظل ُِمون‬ ‫﴿ ومن لم يكم بِما أنزل‬

"Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang


diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim".
(QS al-Maa'idah: 45).

Kemudian dalam kesempatan lain Allah ta'ala mengatakan:

َ ُ َ ُ َ َ َُ َُ ََ َ َ ُ َ َ ََ
]٤٧ :‫ ﴾ [ المائدة‬٤٧ ‫ٱهلل فأولئِك ه ُم ٱلفسِقون‬ ‫﴿ ومن لم يكم بِما أنزل‬

"Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang


diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang fasik".
(QS al-Maa'idah: 47).

Allah ta'ala juga menjelasakan dalam firmanNya:

َ َ َ ُ َ ََ َ َ ُ َ َ َ َ َ ََ
﴾ ١١٤ ‫ب ُمف َصَل‬ ‫نزل إِلك ُم ٱلكِت‬ ‫ي ٱهللِ أب َت ِغ َحكما َوه َو ٱَّلِي أ‬ ‫﴿ أ فغ‬
] ١١٤ :‫[األنعام‬

112
"Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal
Dia lah yang telah menurunkan kitab (Al Quran) kepadamu dengan
terperinci?". (QS al-An'aam: 114).

Demikian pula Allah mengatakan dalam firmanNya:

َ َ ُ َ َ ُ َ َ ُ َ َ َ ََ ََ َُ ََ َ َ َُ َ ُ َ
‫وك عن‬ ‫﴿ َوأ ِن ٱحكم بينهم بِما أنزل ٱهلل وّل تتبِع أهواءهم وٱحذرهم أن يفت ِن‬
َ َ َُ ََ َ َ
] ٤٩ :‫ ﴾ [ المائدة‬٤٩ ‫ٱهلل إِلك‬ ‫َبع ِض ما أنزل‬

"Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka


menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti
hawa nafsu mereka. dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka,
supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang
telah diturunkan Allah kepadamu". (QS al-Maa'idah: 49).

Allah juga menjelaskan dalam firmanNya:

َ ‫ِيما َش‬ َ ُ ُ َ َ َ َ ََ
َ ‫ون َح َّت ُيَك ُِم‬
]٦٥ :‫ ﴾ [ النساء‬٦٥ ‫ج َر بَي َن ُهم‬ َ ‫وك ف‬ ‫﴿ فَل وربِك ّل يؤمِن‬

"Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman


hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang
mereka perselisihkan". (QS an-Nisaa': 65).

Ayat-ayat al-Qur'an yang mulia ini menunjukan bahwa kaum


musyrikin Arab memiliki sisi untuk berhukum kepada thagut-thagut
yang telah dilarang oleh Allah. Bahkan disebutkan dalam beberapa
ayat yang menjelaskan kalau keimanan seseorang tidak akan
sempurna melainkan setelah dirinya kufur terhadap para thagut.
Diantaranya ialah firman Allah azza wa jalla:

113
َ ‫ك بٱل ُعر َوة ِ ٱل ُوث َق َّل ٱنف َِص‬
‫ام‬
َ َ َ ََ َ ُ َ ِ ‫لط ُغ‬َ ‫﴿ َف َمن يَك ُفر بٱ‬
ِ ‫وت ويؤمِن ب ِٱهللِ فق ِد ٱستمس‬ ِ
َ
] ٢٥٦ :‫ ﴾ [ ابلقرة‬٢٥٦ ‫ل َها‬

"Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang


sesat. karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang
kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus". (QS al-
Baqarah: 256).

Demikian pula Allah menjelaskan dalam ayat yang dalam


firmanNya:

َ َ ُ ُ َُ َ َ ُ َََ َ ُ ُ َ َ َ ُ َ ََُ َ َ َ
‫رشى فبَ ِرش ع َِبا ِد‬‫﴿ وٱَّلِين ٱجتنبوا ٱلطغوت أن يعبدوها وأنابوا إَِل ٱهللِ لهم ٱلب‬
] ١٧ :‫ ﴾ [ الزمر‬١٧

"Dan orang-orang yang menjauhi Thaghut (yaitu) tidak menyembah-


nya dan kembali kepada Allah, bagi mereka berita gembira, sebab
itu sampaikanlah berita itu kepada hamba- hamba-Ku". (QS az-
Zumar: 17).

Dan diantara dalil yang sangat tegas yang menunjukan bahwa


orang Arab zaman Jahilah memiliki kebiasaan berhukum kepada
selain Allah azza wa jalla ialah mengundi nasib, seperti disebutkan
didalam firmanNya:

ُ‫ٱلشي َطن فَٱج َتن ُِبوه‬


َ
‫ل‬ َ ‫اب َوٱألَز َل ُم رجس مِن َع‬
‫م‬ َ َ‫ِس َوٱأل‬
ُ ‫نص‬ َ ‫﴿ إ َن َما‬
ُ ِ ‫ٱلم ُر َوٱل َمي‬
ِ ِ ِ ِ
َ ُ ُ َ َ
] ٩٠ :‫ ﴾ [ المائدة‬٩٠ ‫ل َعلكم تفل ُِحون‬

114
"Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk)
berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan
syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu
mendapat keberuntungan". (QS al-Maa'idah: 90).

Demikian pula yang Allah tegaskan didalam firmanNya:

ُ َ َ َ َ َ َ
ٞ‫س ُموا ب ِٱألزل ِم ذل ِكم ف ِس ن‬
] ٣ :‫ ﴾ [ المائدة‬٣ ‫ق‬ ِ ‫﴿ َوأن تستق‬

"Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah,


(mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan". (QS al-
Maa'idah: 3).

Intinya, bahwa perilaku kesyirikan ini telah ada dikomunitas


orang Arab, yakni menyekutukan Allah didalam rububiyah dengan
membikin tandingan-tandingan kepadaNya. Yaitu dengan memberi
kewenangan pada selain Allah untuk membuat syariat,
mengharamkan dan menghalalkan, berhukum dan menghukumi
kepada selain Allah.
Dan ahli tafsir juga telah menjelaskan masalah ketika
menjabarkan ayat-ayat diatas yang berisikan penegasan kalau orang
Arab pada zaman dahulu telah terjatuh kedalam kesyirikan semacam
ini.
Diantaranya ialah ucapan al-Hafidh Ibnu Katsir tatkala
menafsirkan firman Allah ta'ala:

115
          ﴿

           

] ١١٦ :‫ ﴾ [ انلحل‬

"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut


oleh lidahmu secara dusta "Ini halal dan ini haram", untuk mengada-
adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang
yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah
beruntung". (QS an-Nahl: 116).

Beliau menjelaskan, "Kemudian Allah melarang untuk meniru


jalannya kaum musyrikin yang telah menghalalkan dan
mengharamkan sesuai dengan istilah dan makna yang mereka buat
selaras dengan hawa nafsunya, semisal (adanya istilah) Bahirah,
Sa'ibah, Washilah, dan al-Haam, serta perkara-perkara lain yang
menjadi syariat bagi mereka, yang mereka ada-adakan pada zaman
176
Jahiliah".
Dalam kesempatan lain beliau menjelaskan, "Artinya bahwa Amr
bin Luhai –semoga Allah melaknatnya- Dialah yang telah mengada-
adakan perkara baru dalam agamanya nabi Ibrahim untuk kaumnya,
177
kemudian orang Arab mengikutinya".
Beliau menegaskan dalam tempat yang lain, "Adapun ucapan dan
perbuatannya (Amr bin Luhai) maka bagi kaumnya bagaikan syariat
yang harus di ikuti dikarenakan kemuliaan, kedudukan dan
178
kedermawanannya".

176
. Tafsir Ibnu Katsir 2/570.
177
. Bidayah wa Nihayah 1/2/189.
178
. Ibid.
116
Mereka membuat perkara baru dengan menambahkan syariat
yang batil lagi rusak yang dikira oleh pembesar mereka Amr bin
Luhai –semoga Allah menghinakan wajahnya- akan membawa
maslahat dan berdampak baik bagi binatang serta hewan ternak,
sedangkan sejatinya dia adalah pendusta yang mengada-ada pada
179
perkara itu semua.
Dan Imam Bukhari menukil ucapan Ibnu Abbas didalam kitab
shahihnya bahwa beliau mengatakan, "Jika anda ingin mengetahui
bagaimana kebodohan orang Arab Jahiliah maka silahkan membaca
180
surat al-An'aam pada ayat seratus tiga puluh dan seterusnya".
Maka dijumpai dalam ayat-ayat tersebut adanya penghalalan dan
pengharaman serta pensyariatan dari selain Allah yang hanya Allah
sendiri yang mengetahui, dan bagi anda yang ingin mengetahuinya
lebih luas maka kami persilahkan untuk membaca tafsir Ibnu Katsir
serta buku-buku tafsir lainnya.
Inilah sebagian perbuatan syirik yang nampak jelas yang
berkaitan dengan menyekutukan Allah pada sebagian sifat-sifatNya
dengan cara menyematkan sifat-sifat yang menjadi kekhususan
Allah kepada para makhlukNya.
Selanjutanya, diantara syirik kepada Allah didalam sebagian
sifat-sifatNya ialah menetapkan sifat-sifat lemah yang dimiliki oleh
para makhluk kepada Allah jalla wa 'ala. Dan diantara bentuk
kesyirikan yang nampak jelas dikalangan orang Arab pada zaman
Jahiliah ialah:

 Menetapkan bahwa Allah mempunyai anak laki-laki dan


perempuan.

179
. Ibid.
180
. HR Bukhari no: 3262.
117
Sebagaimana di abadikan oleh Allah dalam beberapa firmanNya,
diantaranya:

﴾ ١٠٠ ‫ي عِلم‬
َ َ َ َ َ َ َُ ُ َ َ َ ُ ََ َ َ َ َ ََ ُ َ ُ َ َ َ
ِ ‫ٱجلن وخلقهم وخرقوا لۥ بن ِي وبنت بِغ‬ ِ ‫﴿ وجعلوا ِهللِ شَكء‬
] ١٠٠ :‫[األنعام‬

"Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi


Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka
membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai
anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu
pengetahuan". (QS al-An'aam: 100).

Demikian pula yang Allah singgung didalam firmanNya:


ً َ َ ُ ُ َ ُ َ ً َ َ َ َ ََ َ َ ُ ُ َ َََ
‫ِي َوٱُتذ م َِن ٱل َملئِكةِ إِنثا إِنكم َلَقولون قوّل‬ ‫﴿ أفأصفىكم َر ُّبكم ب ِٱبلن‬
] ٤٠ :‫ ﴾ [ اإلرساء‬٤٠ ‫َعظِيما‬

"Maka apakah patut Tuhan memilihkan bagimu anak-anak laki-laki


sedang Dia sendiri mengambil anak-anak perempuan di antara para
malaikat? Sesungguhnya kamu benar-benar mengucapkan kata-
kata yang besar (dosanya)". (QS al-Israa': 40).

Allah ta'ala juga mengatakan didalam firmanNya:

ُ َ ُ ُ َ َ َ ُ َ َ َ َ ُ َ َ
‫ت ٱلَ ُهود َوٱنلَص َرى ن ُن أبنؤا ٱهللِ َوأحِبؤهُۥ قل فل َِم ُي َعذِبُكم‬
ِ ‫﴿ َوقال‬
ُ ُُ
] ١٨ :‫ ﴾ [ المائدة‬١٨ ‫بِذنوبِكم‬

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah


anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya". Katakanlah: "Maka
118
mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?". (QS al-
Maa'idah: 18).

Begitu juga Allah ta'ala menjelaskan didalam firmanNya:

] 57 :‫ ﴾ [ انلحل‬        ﴿

"Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha


suci Allah, sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang
mereka sukai (Yaitu anak-anak laki-laki)". (QS an-Nahl: 57).

Demikian pula Allah ta'ala menjelaskan didalam firmanNya:

ُ َ ََ َ َ َ َ َ َ ُ ََ َ َ َ َ
‫ أم خلق َنا ٱل َملئِكة إِنثا َوهم‬١٤٩ ‫ات َول ُه ُم ٱبلَ ُنون‬ ‫﴿ فٱس َتفت ِ ِهم أل ِربِك ٱبلن‬
َ َ َ َ َُ ََ َ َ ُ ُ َ َ ََ َ َ
١٥٢ ‫ٱهلل ِإَون ُهم لكذِبُون‬ ‫ ودل‬١٥١ ‫ك ِهم لَقولون‬ ِ ‫ أّل إِن ُهم مِن إِف‬١٥٠ ‫ش ِه ُدون‬
َ َ َ َ َََ َ ُ َ َ َ ُ َ ََ َ َ َ
[ ﴾١٥٥ ‫ أفَل تذك ُرون‬١٥٤ ‫ َما لكم كيف َتك ُمون‬١٥٣ ‫ِي‬ َ ‫َع ٱبلَن‬ ِ ‫أص َطف ٱبلَن‬
‫ات‬
] ١٥٥-١٤٩ :‫الصفات‬

"Tanyakanlah (ya Muhammad) kepada mereka (orang-orang kafir


Mekah): "Apakah untuk Tuhanmu anak-anak perempuan dan untuk
mereka anak laki-laki. Atau apakah Kami menciptakan malaikat-
malaikat berupa perempuan dan mereka menyaksikan(nya)?
Ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka dengan kebohongannya
benar-benar mengatakan: "Allah beranak". Dan sesungguhnya
mereka benar-benar orang yang berdusta. Apakah Tuhan memilih
(mengutamakan) anak-anak perempuan daripada anak laki-laki?
Apakah yang terjadi padamu? bagaimana (caranya) kamu
menetapkan? Maka apakah kamu tidak memikirkan?". (QS ash-
Shaaffat: 149-155).
119
Demikian pula Allah nukil dalam firmanNya:

َ ُ َ ُ َ َ َُ َ
] ٣٩ :‫ ﴾ [ الطور‬٣٩ ‫ت َولك ُم ٱبلَ ُنون‬ ‫﴿ أم ل ٱبلن‬

"Ataukah untuk Allah anak-anak perempuan dan untuk kamu anak-


anak laki-laki?". (QS ath-Thuur: 39).

Begitu juga dalam firmanNya:

َ ُ َ َ َ ُ ََ
] ٢١ :‫ ﴾ [ انلجم‬٢١ ‫﴿ ألك ُم ٱَّلك ُر َو ُل ٱألنى‬

"Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak)
perempuan?". (QS an-Najm: 21).

Allah ta'ala menjelaskan tentang mereka dalam firmanNya:


َ ُ َ
‫ِۚنۡح َم َثَل َظ َل َوج ُه ُهۥ ُمس َودا َو ُه َو َك ن‬k‫ِلر‬
﴾١٧ ‫ظِيم‬ َ َ ‫رش أ َح ُد ُهم ب َما‬
َ ‫َض َب ل‬ َ ِ ‫﴿ ِإَوذا ب‬
ِ
] ١٧ :‫[ الزخرف‬

"Padahal apabila salah seorang di antara mereka diberi kabar


gembira dengan apa yang dijadikan sebagai misal bagi Allah yang
Maha Pemurah; jadilah mukanya hitam pekat sedang dia amat
menahan sedih". (QS az-Zukhruf: 17).

Begitu pula Allah mengatakan dalam firmanNya:

ُ َ ََ ُ َ َ ََ َ
َ ‫كم بٱبلَن‬
] ١٦ :‫ ﴾ [ الزخرف‬١٦ ‫ِي‬ ِ ‫﴿ أ ِم ٱُتذ م َِما يل ُق َب َنات وأصفى‬

120
"Patutkah Dia mengambil anak perempuan dari yang diciptakan-
Nya dan Dia mengkhususkan buat kamu anak laki-laki". (QS az-
Zukhruf: 16).

Allah ta'ala menjelaskan dalam firmanNya:

َ ُ َ َ ََ َ َ َ َ َ َ َ َ
:‫ ﴾ [انلجم‬٢٧ ‫ِين ّل يُؤم ُِنون ب ِٱٓأۡلخ َِرة ِ ليُ َس ُّمون ٱل َملئِكة تس ِم َية ٱألنى‬
‫﴿ إِن ٱَّل‬
] ٢٧
"Sesungguhnya orang-orang yang tiada beriman kepada kehidupan
akhirat, mereka benar-benar menamakan Malaikat itu dengan
nama perempuan". (QS an-Najm: 27).

Dan lain sebagainya, dari ayat-ayat yang berkaitan dengan


masalah ini, yang semuanya memberi pencerahan pada kita bahwa
kaum musyrikin pada zaman Jahiliah mempunyai keyakinan kalau
malaikat adalah anak perempuan Allah, sebagaimana keyakinan ini
juga di sematkan pada sebagian berhala yang mereka punyai.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, "Adapun firman
Allah yang artinya: "Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara
Allah dan antara jin". Dikatakan oleh para ulama, "Yaitu ucapan
mereka yang menyatakan bahwa para malaikat adalah anak
perempuan Allah". Dan ucapan tersebut dinyatakan oleh Mujahid
dan Qatadah. Ada pula ulama yang mengatakan, "Mereka
menyatakan bagi malaikat yang masih hidup dikatakan mereka
adalah jin, masuk diantaranya adalah iblis, dan mereka semua
merupakan anak perempuan Allah".
Adapun firman Allah ta'ala yang artinya, "Dan mereka
membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai
anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu
pengetahuan". Sebagian ulama tafsir semisal ats-Tsa'labi
mengatakan, "Mereka adalah kaum kufar dari kalangan Arab, yang
menyatakan bahwa para malaikat serta berhala yang mereka miliki
121
adalah anak perempuan Allah. sedangkan orang Yahudi
menyatakan, "Uzair adalah anak Allah". Dan orang Nashrani
181
mengklaim bahwa al-Masih puteranya Allah".

 Menetapkan hubungan nasab antara Allah dan jin.

Sebagaimana yang Allah nukil ucapan mereka didalam


firmanNya:

َ ُ َ َُ َُ َُ َ ََ َ َ َ ََ َُ َ َُ َ َ
﴾ ١٥٨ ‫ُضون‬ ‫ٱجلنة إِنهم لمح‬
ِ ‫ت‬ ِ ‫ٱجلنةِ ن َسبا َولقد عل َِم‬
ِ ‫﴿ وجعلوا بينهۥ وبي‬
] ١٥٨ :‫[الصفات‬

"Dan mereka adakan (hubungan) nasab antara Allah dan antara jin.
dan sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan
diseret (ke neraka )". (QS ash-Shaaffat: 158).

Dan Allah menegaskan dalam bentuk bantahan untuk mereka


melalui lisannya jin, Allah terangkan dalam firmanNya:
َ َ َ َ َ َ َ َ ُّ َ َ َ َ ُ َ َ
] ٣ :‫ ﴾ [ اجلن‬٣ ‫ح َبة َوّل َودلا‬
ِ ‫﴿ َوأنهۥ تعل جد َربِنا ما ٱُتذ ص‬

"Dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan Kami, Dia tidak


beristeri dan tidak (pula) beranak". (QS al-Jin: 3).

Begitu pula Allah ta'ala menegaskan didalam firmanNya:

181
. Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah 17/271-272.
122
َُ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ ُ ُ َ ََ َ َ َ ‫ِيع‬
‫ح َبة َوخل َق ك‬ ِ ‫ٱلسم َو‬
ِ ‫ت َوٱأل‬
ِ ‫ۡرض أَّن يكون ُلۥ َودل َولم تكن ُلۥ ص‬ ُ ‫﴿ بَد‬
َ
] ١٠١ :‫ ﴾ [ األنعام‬١٠١ ‫شء‬

"Dia pencipta langit dan bumi. bagaimana Dia mempunyai anak


padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala
sesuatu". (QS al-An'aam: 101).

Imam Ibnu Jarir ath-Thabari mengatakan dalam tafsir ayat ini,


"Kaum musyrikin menjadikan Allah mempunyai hubungan nasab
bersama jin. Sedangkan para ulama berbeda pendapat maksud dari
nasab yang Allah kabarkan didalam firmanNya, sebagian ulama
mengatakan, "Maksudnya ucapan mereka, 'Sesungguhnya Allah dan
182
Iblis bersaudara".
Imam Qatadah menerangkan, "Orang Yahudi mengklaim,
sesungguhnya Allah tabaraka wa ta'ala berbesan dengan jin lalu
183
keluarlah keturunan yang bernama malaikat".
Dalam kesempatan lain Beliau mengatakan kembali tatkala
menafsirkan firman Allah yang artinya, "Maha suci Allah dan Maha
Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan".
Beliau menjelaskan, "Allah ta'ala menegaskan kalau dirinya suci
lagi tinggi dan mengungguli dari semua sifat yang diberikan oleh
mereka para pendusta, dari kalangan makhlukNya yang mengklaim
bahwa Allah mempunyai sekutu dari kalangan jin dan ucapan
mereka yang menetapkan bahwa Allah mempunyai anak laki dan
perempuan, yang jelas sekali bahwa hal tersebut sangat tidak pantas
untuk dijadikan sifat bagiNya, karena itu merupakan sifat para
makhlukNya, yang konsekuensinya harus ada diantara mereka yang

182
. Jami'ul Bayan 10/23/68-69 oleh Imam Thabari. Sebagaimana
disebutkan oleh Ibnu Katsri dalam tafsirnya 4/23 namun sanadnya
lemah.
183
. Tafsir Thabari 10/23/69.
123
melakukan hubungan badan sehingga lahirlah anak keturunan,
dimana mereka sangat membutuhkan untuk bisa menyalurkan
syahwat kepada istrinya disebabkan kelemahannya, namun itu
semua, tidak pantas bagi Allah ta'ala, sebab Allah tidak merasa
kesulitan dan membutuhkan sesuatu untuk sesuatu yang lainnya,
Allah tidak lemah sehingga membutuhkan seorang wanita untuk bisa
184
dijadikan sebagai istri guna menyalurkan syahwatnya".
Sedang Imam Ibnu Katsir menjelaskan, "Berkata Mujahid,
'Kaum musyrikin mengatakan, para malaikat adalah anak
perempuan Allah'. Abu Bakar radhiyallahu 'anhu menyatakan, "Lalu
siapa ibu-ibu mereka? mereka menjawab, "Anak perempuannya jin'.
185
Demikian yang dikatakan oleh Qatadah dan Ibnu Zaid".
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma bahwa
beliau mengatakan, "Ayat ini turun berkaitan dengan tiga suku dari
kalangan Quraisy, yaitu bani Salim, Khuza'ah dan Juhainah, yakni
firman Allah yang artinya, "Dan mereka adakan (hubungan) nasab
antara Allah dan antara jin".Mereka mengatakan, 'Allah berbesan
186
dengan jin".

Inilah beberapa riwayat yang menjelaskan bahwa sebagian


kalangan orang Arab telah terjerumus kedalam kesyirikan semacam
tadi, walaupaun sebagian besar riwayat-riwayat tadi banyak yang
lemah.
Dan disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sebagian
riwayat-riwayat tadi, pada beberapa tempat yang beliau nukil,
tentang adanya pernyataan kaum musyrikin yang mengatakan
hubungan nasab antara Allah dan jin tanpa berkomentar
187
sedikitpun.

184
. Ibid.
185
. Tafsir Ibnu Katsir 4/23. Namun sanadnya terputus.
186
. Durarul Mantsur 5/292 oleh Suyuti.
187
. Sebagaimana bisa dilihat dalam Majmu Fatawa 4/135.
124
Akan tetapi, pada tempat lain beliau mengomentarinya bahwa
keabsahan riwayat-riwayat tadi perlu ditinjau ulang. Dimana beliau
mengatakan, "Berkata al-Kalbi, 'Kaum musyrikin mengatakan –
semoga Allah melaknat mereka- bahwa Allah menikah dengan jin
lalu lahir keturunan malaikat. Adapun orang-orang Arab yang
mengatakan bahwa para malaikat adalah anak perempuan Allah,
serta penukilan mereka yang menyatakan bahwa Allah berbesan
dengan jin, lalu lahirlah para malaikat, maka Allah telah menafikan
itu semua dari diriNya, dengan pernyataan yang tegas tidak
membutuhkan seorang istri, karena tidak mungkin adanya bagian
yang terlepas dari diriNya, Allah katakan firmanNya, yang artinya:
"Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai
188
isteri".
Dan ini, sebagaimana diketahui bahwa proses kelahiran tidak
mungkin terjadi kecuali dari dua lawan jenis, sama saja apakah
dengan sebab itu terlahir benda yang dinamakan dengan elemen,
atau melahirkan benda yang mempunyai rupa dan sifat. bahkan
tidak mungkin melahirkan suatu benda melainkan dengan adanya
bagian yang terpisah dari sang ayah, maka tatkala Allah menegaskan
tidak butuh seorang istri maka tercegah pula bagi Allah untuk
mempunyai seorang anak, sebagaimana mereka semua mengetahui
bahwa Allah tidak memerlukan seorang istri dari kalangan malaikat,
tidak pula dari jin, ataupun manusia.
Dan tidak ada seorangpun yang mengatakan bahwa Allah
mempunyai pasangan, oleh karena itu hal tersebut dijadikan hujah
atas mereka, serta hikayah yang menceritakan tentang adanya
sebagian orang kafir Arab yang menikah dengan jin, maka hal ini
perlu dikoreksi, karena hal tersebut walaupun ada yang
mengklaimnya, namun hal tersebut ada banyak faktor yang
189
mencegahnya dari beberapa sisi".

188
. QS al-An'aam: 101.
189
. Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah 17/272-273.
125
Kalau sekiranya riwayat-riwayat tadi sah maka menetapkan bagi
mereka, semisal ucapanya adanya hubungan nasab maka itu
merupakan bentuk kesyirikan kepada Allah dalam perkara rububiyah
yaitu tatkala mereka menetapkan sifat-sifat makhluk yang lemah
kepada Allah jalla wa 'ala.

kesimpulannya, menjelaskan kalau orang Arab –sebagian


mereka kalau kita anggap riwayatnya shahih- telah menyekutukan
Allah pada sebagian sifat-sifatNya, dimana mereka menyematkan
sifat-sifat makhluk yang lemah kepada Allah yang maha sempurna,
maka itu merupakan bentuk pengingkaran, pengurangan hak Allah
serta kesyirikan, dan sebelumnya telah kami papar bahwa perbuatan
tersebut termasuk kesyirikan.

Inilah, sebagian kesyirikan kepada Allah yang nampak jelas pada


beberapa kekhususan rububiyah yang dikerjakan oleh orang Arab
pada masa Jahiliah. Akan tetapi, sebagaimana telah kami ingatkan
bahwa perbuatan ini tidak dilakukan oleh semua orang Arab, sebab
secara umum orang Arab pada masa itu banyak yang terjatuh dalam
kesyirikan ibadah dan uluhiyah serta muamalah –sama saja apakah
ibadah ini dalam kategori pekerjaan hati ataupun keyakinan hati-
bahwa sekutunya bisa mendekatkan diri kepada Allah sedekat-
dekatnya, bisa memberi syafaat kepada mereka kelak pada hari
kiamat, atau memberi syafaat bagi mereka didalam memenuhi
kebutuhannya atau memberi manfaat ataupun mencegah mara
bahaya. Dan ini merupakan sifat umum yang dimiliki oleh kaum
Jahiliah sebagaimana di terangkan oleh ayat-ayat Qur'an yang telah
kita sebutkan sebelumnya.

126
Benang Merah Kesyirikan Arab
] Indonesia – Indonesian –‫[ إندونييس‬

Dinukil dari Buku:


“Syirik pada Zaman Dahulu dan Sekarang” (1/500-516)

Syaikh Abu Bakar Muhammad Zakaria

Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah


Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

2014 - 1435
‫رشك العبادة دلى العرب‬
‫« باللغة اإلندونيسية »‬

‫مقتبس من كتاب ‪ :‬الرشك يف القديم واحلديث‬

‫للشيخ أبو بكر حممد زكريا (‪)516-500/1‬‬

‫ترمجة‪ :‬اعرف هداية اهلل أبو أمامة‬

‫مراجعة‪ :‬أبو زياد إيكو هاريانتو‬

‫‪2014 - 1435‬‬
Benang Merah Kesyirikan Arab
Segala puji hanya bagi Allah, kami memujiNya, memohon
pertolongan dan ampunan kepadaNya, kami berlindung kepada
Allah dari kejahatan diri-diri kami dan keburukan amal perbuatan
kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang
dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka
tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi
dengan benar kecuali Allah semata, yang tidak ada sekutu bagiNya.
Dan aku juga bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad adalah hamba
dan RasulNya. Amma Ba'du:

Syirik Ibadah Di Tengah-tengah Arab :


Dalam kajian kita kali ini, ada satu pendahuluan dan dua
pendukung, adapun pendahuluan maka terangkum dalam dua
catatan, yaitu:
Pertama: Penjelasan mayoritas kesyirikan Ibadah yang dilakukan
oleh orang Arab.
Diantara praktek kesyirikan yang paling nampak pada masa
Jahiliah ialah keyakinan kaum musyrikin dengan banyaknya
sesembahan tanpa mengingkari adanya Allah subhanahu wa ta'ala.
atau keyakinan adanya pencipta, pemberi rizki, yang menghidupkan
dan mematikan, atau urusan lainya dari urusan-urusan rububiyah
yang dilayangkan kepada selain Allah azza wa jalla.
Dan mayoritas mereka beranggapan dengan adanya banyak
sesembahan tanpa menampik pendapat adanya satu Tuhan yang
menciptakan alam semesta, hanya saja mereka menyekutukan Allah
dalam peribadatan dengan menyembah sesembahan lain yang
diwujudkan dalam bentuk patung maupun berhala dengan berbagai
macam jenis dan bentuknya. sebagaimana mereka wujudkan pula
pada bentuk pohon atau batu atau benda-benda yang ada dilangit.
Dengan keyakinan penuh kalau benda-benda sepesial tersebut
3
sebagai tempat kekuatan yang tersembunyi, tempat arwah yang
jahat, dan setan yang masuk dalam urusan-urusan manusia, yang
menyumbat cara berpikir dan berperilaku yang benar.
Bila diperhatikan dalam tekstual al-Qur'an yang mulia dan sunah
Nabi yang suci serta peninggalan adat dan kebudayaan orang Arab
Jahiliah, dari sya'ir dan prosa mereka niscaya kita akan menjumpai
banyak dalil yang menetapkan tentang proses awal mulanya
keyakinan banyaknya sesembahan tanpa mengingkari pendapat
adanya Allah sebagai satu-satunya pencipta segala makhluk, dengan
tidak menetapkan adanya memberi rizki, menciptakan,
menghidupkan, mematikan, serta mengurusi urusan makhluk
kepada selain Allah subhanahu wa ta'ala.
Berikut ini akan saya paparkan beberapa dalil yang menjelaskan
tentang mayoritas kesyirikan yang dilakukan oleh orang Arab dalam
perkara ibadah saja.
Dimana Allah telah menyebutkan didalam kitabNya beberapa
dalil yang menegaskan pengakuan kaum musyrikin dengan tauhid
rububiyah lalu kesyirikan mereka dalam uluhiyah.
Jenis pertama: Yang menjelaskan akan hal tersebut ialah kesimpulan
Allah azza wa jalla berikan dan hujahNya atas kaum musyrikin ketika
mereka mengakui adanya pencipta, pemberi rizki, menghidupkan
dan mematikan serta mengurusi urusan makhluk yang seharusnya
itu semua mendorong mereka untuk mengakui uluhiyah dan
peribadatan yang selayak murni ditujukan kepada Allah subhanahu
wa ta'ala sebagai hakNya. Dan diantara ayat-ayat yang menjelaskan
hal tersebut ialah:

Pertama: Firman Allah tabaraka wa ta'ala:

4
َّ َّ َّ
‫﴿ يأ ُّيها ٱنلَّاس ٱعبدوا ر َّبكم ٱَّلِي خلقكم وٱَّلِين مِن قبل ِكم لعلكم‬
َّ ‫لسماء بناء وأنزل مِن‬
‫ٱلسماءِ ماء‬ َّ ‫ ٱ ََّّلِي جعل لكم ٱلۡرض ف ِرشا وٱ‬٢١ ‫ت َّتقون‬
ِ
َّ َّ َّ
[ ﴾ ٢٢ ‫ت رِزقا لكم فل تعلوا ِهللِ أندادا وأنتم تعلمون‬ ِ ‫فأخرج بِهِۦ مِن ٱثلمر‬
] ٢٢-٢١ :‫ابلقرة‬

"Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan


orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa. Dialah yang
menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai
atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia
menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki
untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu
bagi Allah, padahal kamu mengetahui". (QS al-Baqarah: 21-22).

Imam Thabari dan Ibnu Katsir menjelaskan, "Artinya janganlah


kalian menyekutukan Allah dengan yang lain, dari sesembahan-
sesembahan yang tidak mampu memberi manfaat, tidak pula
memberi mara bahaya, sedangkan kalian mengetahui bahwasannya
tidak ada Rabb bagi kalian yang memberi rizki melainkan hanya Allah
1
semata".

Kedua: Firman Allah azza wa jalla.

َّ ‫ٱلسماءِ وٱلۡر ِض أ َّمن يمل ِك‬


‫ٱلسمع وٱلبصر ومن يرِج‬ َّ ‫﴿ قل من يرزقكم مِن‬
َّ َّ ‫ٱل‬
‫ح ومن يدبِر ٱلمر فسيقولون ٱهلل فقل‬ ِ ‫ت ويخ ِرج ٱلميِت مِن ٱل‬ِ ِ ‫ح مِن ٱلمي‬
] 13 :‫﴾ [ يونس‬٣١ ‫أفل ت َّتقون‬

1
. Lihat tafsir Thabari 1/127, Ibnu Katsir 1/57.
5
"Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit
dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran
dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari
yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan
siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan
menjawab: "Allah". Maka katakanlah "Mengapa kamu tidak
bertakwa kepada-Nya)?". (QS Yunus: 31).

Ketika menafsirkan ayat ini Imam Ibnu Katsir menjelaskan,


"Allah ta'ala berargumen atas kaum musyrikin dengan pengetahuan
yang telah mereka miliki akan keesaan rububiyahNya dan keesaan
uluhiyahNya. Artinya, bagaimana kalian sampai memalingkan
peribadatan kepada selain Allah sedangkan kalian mengetahui
bahwasannya tidak ada Rabb yang mampu menciptakan segala
sesuatu serta yang mengurusi semuanya (melainkan Allah semata)
2
".

Ketiga: Firman Allah tabaraka wa ta'ala:

َّ
‫﴿ قل هل مِن رشكئِكم َّمن يهدِي إِل ٱحل ِق ق ِل ٱهلل يهدِي ل ِلح ِق أفمن يهدِي‬
َّ َّ َّ
‫إِل ٱحل ِق أح ُّق أن يتبع أ َّمن ّل ي ِهدِي إِّل أن يهدى فما لكم كيف تكمون‬
] 13 :‫ ﴾ [ يونس‬٣٥

"Katakanlah: "Apakah di antara sekutu-sekuturmu ada yang


menunjuki kepada kebenaran?" Katakanlah "Allah-lah yang
menunjuki kepada kebenaran". Maka apakah orang-orang yang
menunjuki kepada kebenaran itu lebih berhak diikuti ataukah orang
yang tidak dapat memberi petunjuk kecuali (bila) diberi petunjuk?

2
. Tafsir Ibnu Katsir 2/416.
6
mengapa kamu (berbuat demikian)? bagaimanakah kamu
mengambil keputusan?". (QS Yunus: 35).

Imam Ibnu Katsir menerangkan, "Artinya, kalian telah paham


jika sekutu-sekutu yang kalian bikin bagi Allah itu tidak mungkin
sanggup memberi hidayah bagi orang yang tersesat, adapun yang
sanggup memberi hidayah bagi orang yang sedang kebingungan,
memberi hidayah dari kesesatan kepada petunjuk itu hanyalah Allah
3
semata yang tidak ada Ilah yang hak melainkan diriNya".
Apabila hidayah dan kesesatan itu berada ditangan Allah azza wa
jalla sedangkan kalian tahu akan hal itu lantas kenapa kalian
beribadah kepada selain Allah? Apa sebab yang menjadikan kalian
enggan untuk memurnikan ibadah hanya kepada Allah semata, jika
kalian memiliki pengetahuan akan rububiyahNya?

Keempat: Firman Allah ta'ala:

َّ َّ ‫﴿ قل من َّر ُّب‬
] 31 :‫ ﴾ [ الرعد‬١٦ ‫ت وٱلۡر ِض ق ِل ٱهلل‬
ِ ‫ٱلسمو‬

"Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah".


(QS ar-Ra'd: 16).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan, "Allah menegaskan


bahwasannya tidak ada Ilah yang hak melainkan diriNya,
dikarenakan mereka mengetahui bahwasanya Allah lah yang telah
4
menciptakan langit dan bumi, yang menguasai dan mengaturnya".

Kelima: Firman Allah ta'ala:

3
. Tafsir Ibnu Katsir 2/417.
4
. Tafsir Ibnu Katsir 2/507.
7
٩ ‫ت وٱلۡرض َلقول َّن خلقه َّن ٱلع ِزيز ٱلعل ِيم‬ َّ ‫﴿ ولئن سألهم َّمن خلق‬
ِ ‫ٱلسمو‬ ِ
] 9 :‫﴾ [ الزخرف‬

"Dan sungguh jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang


menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka akan menjawab:
"Semuanya diciptakan oleh yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui". (QS az-Zukhruf: 9).

Imam Ibnu Katsir menafsirkan, "Allah ta'ala berkata, 'Jika kamu


bertanya wahai Muhammad kepada mereka orang musyrik tentang
Allah yang disembah bersama sesembahan yang lain, 'Siapakah yang
menciptakan langit dan bumi? niscaya mereka akan menjawab,
'Semuanya diciptakan oleh yang Maha perkasa lagi Maha
mengetahui'. artinya mereka benar-benar mengetahui bahwa yang
menciptakan itu semua adalah Allah semata yang tidak ada sekutu
bagiNya, akan tetapi, dengan pengetahuanya tersebut mereka tetap
saja menyembaNya bersama sesembahan yang lain, dari patung
5
maupun berhala".

Keenam: Firman Allah ta'ala:

َّ َّ
﴾ ٨٧ ‫﴿ ولئِن سألهم َّمن خلقهم َلقول َّن ٱهلل فأّن يؤفكون‬
] 78 :‫[ الزخرف‬

5
. Ibid 4/123.
8
"Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang
menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah", Maka
bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah
Allah)?". (QS az-Zukhruf: 87).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan, "Artinya, jika engkau bertanya


kepada mereka kaum musyrikin tentang Allah dan sesembahan yang
mereka sembah bersamaNya, siapakah yang menciptakan mereka?
niscaya mereka akan menjawab, 'Allah'. artinya, mereka mengetahui
bahwasannya pencipta segala sesuatu hanyalah Allah yang tidak ada
6
sekutu bagiNya dalam perkara tersebut".

Ketujuh: Firman Allah tabaraka wa ta'ala:

َّ
‫ سيقولون ِهللِ قل أفل‬٨٤ ‫﴿ قل ل ِم ِن ٱلۡرض ومن فِيها إِن كنتم تعلمون‬
َّ َّ ‫ قل من َّر ُّب‬٨٥ ‫تذ َّكرون‬
ِ ِ‫ٱلسبعِ ور ُّب ٱلعر ِش ٱلعظ‬
ِ‫ سيقولون ِهلل‬٨٦ ‫يم‬ َّ ‫ت‬
ِ ‫ٱلسمو‬
‫ُيي وّل ُيار عليهِ إِن‬ َّ
ِ ‫ك شء وهو‬ ِ ‫ قل من بِي ِده ِۦ ملكوت‬٨٧ ‫قل أفل تتقون‬
َّ َّ
﴾ ٨٩ ‫ سيقولون ِهللِ قل فأّن تسحرون‬٨٨ ‫كنتم تعلمون‬
] 79-78 :‫[ المؤمنون‬

"Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada


padanya, jika kamu mengetahui? Mereka akan menjawab:
"Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak ingat?
Katakanlah: "Siapakah yang empunya langit yang tujuh dan yang
empunya 'Arsy yang besar? Mereka akan menjawab: "Kepunyaan
Allah." Katakanlah: "Maka apakah kamu tidak bertakwa?
Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas

6
. Ibid.
9
segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat
dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui? Mereka akan
menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian),
Maka dari jalan manakah kamu ditipu?". (QS al-Mukminun: 84-89).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan, "Allah ta'ala menegaskan akan


keesaanNya tanpa ada unsur penekanan dari makhluk, karena
diriNya yang menguasai dan mengatur mereka. sebagai petunjuk
bahwasannya Allah adalah esa yang tidak ada Ilah yang hak
melainkan Dia, maka tidak layak peribadatan ditujukan melainkan
hanya kepadaNya semata yang tidak ada sekutu bagiNya.
Oleh karena itu, Allah berkata kepada utusanNya Muhammad
shalallahu 'alaihi wa sallam untuk menanyakan kepada kaum
musyrikin yang menyembah Allah bersama sesembahan yang lain,
yang telah mempunyai pengetahuan akan rububiyahnya Allah,
dimana tidak ada sekutu bagiNya dalam perkara rububiyah, namun,
pengetahuan yang seperti itu masih saja menjadikan mereka
menyekutukan Allah bersama sesembahan lain, dengan kesadaran
yang mereka miliki bahwa yang sedang disembah tidak mampu
menciptakan sedikitpun tidak pula memilikinya.
Maka katakan, 'Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang
ada padanya? artinya siapakah pemilik bumi, yang telah
menciptakannya beserta seluruh isi yang ada padanya, dari
binatang, tumbuhan, buah-buahan dan berbagai macam makhluk
lainnya? lalu Allah mengatakan, 'Jika kamu mengetahui? Niscaya
mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah". artinya, mereka akan
mengatakan padamu jika itu semuanya hanya kepunyaan Allah
semata yang tidak ada sekutu bagiNya. Jika demikian, 'Katakanlah:
"Maka apakah kamu tidak ingat?. artyinya, tidak sepantasnya
ibadah itu ditujukan melainkan hanya bagi yang mencipta lagi
memberi rizki.
Lalu Allah mengatakan, "Katakanlah: "Siapakah yang empunya
langit yang tujuh dan yang empunya 'Arsy yang besar? Mereka akan
10
menjawab: "Kepunyaan Allah". artinya, jika kalian mengetahui
bahwasannya empunya langit yang tujuh dan empunya Arsy yang
besar itu adalah Allah lalu apakah kalian tidak merasa takut dengan
hukumanNya dan berupaya menjauh dari siksaNya ketika
menyembah selain Allah dan menyekutukanNya?
Kemudian Allah mengatakan, "Katakanlah: "(Kalau demikian),
Maka dari jalan manakah kamu ditipu?". artinya, bagaimana bisa
akal kalian hilang dengan pengetahuanmu tentang hal tersebut
7
kemudian kalian justru menyembah selain Allah".

Kedelapan: Firman Allah tabaraka wa ta'ala:

َّ َّ َّ َّ ‫﴿ ولئن سألهم َّمن خلق‬


‫ت وٱلۡرض وسخر ٱلشمس وٱلقمر َلقول َّن ٱهلل‬ ِ ‫ٱلسمو‬ ِ
َّ َّ َّ َّ
‫ٱلرزق ل ِمن يشاء مِن عِبا ِده ِۦ ويقدِر لۥ إِن ٱهلل‬ ِ ‫ ٱهلل يبسط‬٦١ ‫فأّن يؤفكون‬
‫ٱلسماءِ ماء فأحيا بِهِ ٱلۡرض‬ َّ ‫ ولئن سألهم َّمن نَّ َّزل مِن‬٦٢ ‫بكل شء عل ِيم‬
ِ ِ ِ
َّ َّ َّ
[ ﴾ ٦٣ ‫مِن بع ِد موت ِها َلقولن ٱهلل ق ِل ٱحلمد ِهللِ بل أكَثهم ّل يعقِلون‬
] 11-13 :‫العنكبوت‬

"Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah


yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan
bulan?" tentu mereka akan menjawab: "Allah", maka betapakah
mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). Allah
melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara
hamba- hamba-Nya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya.
sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. Dan
sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah
yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu

7
. Tafsir Ibnu Katsir 3/252-253.
11
bumi sesudah matinya?" tentu mereka akan menjawab: "Allah",
Katakanlah: "Segala puji bagi Allah", tetapi kebanyakan mereka
tidak memahami(nya)". (QS al-Ankabuut: 61-63).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan manakala menafsirkan ayat-ayat


diatas, "Allah ta'ala berkata sambil menegaskan bahwasanya tidak
ada Ilah yang hak melainkan Dia. Disebabkan kaum musyrikin yang
menyembah Allah bersama sesembahan lain paham betul
bahwasanya Allah berdiri sendiri didalam menciptakan langit dan
bumi, matahari dan bulan, menundukan malam dan siang,
bahwasannya Allah lah yang menciptakan, dan memberi rizki bagi
para hambaNya, mentakdirkan ajal mereka serta memberinya rizki
dengan berbagai macam jenis dan tingkatan mereka, sehingga
diantara mereka ada yang dijadikan kaya ada pula yang miskin.
Selanjutnya Allah menyebutkan bahwasannya Allah berdiri
sendiri dalam menciptakan segala sesuatu, yang sendirian dalam
mengurusi alam semesta, jika demikian perkaranya lantas kenapa
kalian menyembah selain Allah? Kenapa kalian bertawakal pada
yang lain? Sebagaimana Allah esa didalam kekuasaanNya maka
hendaknya kalian mengesakanNya dalam peribadatan.
Dan kebanyakan apa yang ditegaskan oleh Allah ta'ala dalam
perkara ketuhanan, dijadikan sebagai bentuk pengakuan tentang
pengetahuan tauhid rububiyah, dimana kaum musyrikin
mengetahuinya, sebagaimana tersirat dalam ucapan talbiyah
mereka, "Aku penuhi panggilanMu yang tidak ada sekutu bagiMu
melainkan yang Engkau miliki, yang Engkau menguasainya namun
8
tidak menguasaiMu".

Kesembilan: Firman Allah azza wa jalla:

8
. Tafsir Ibnu Katsir 3/421.
12
َّ َّ َّ ‫﴿ ولئن سألهم َّمن خلق‬
‫ت وٱلۡرض َلقول َّن ٱهلل ق ِل ٱحلمد ِهللِ بل‬
ِ ‫ٱلسمو‬ ِ
] 53 :‫ ﴾ [ لقمان‬٢٥ ‫أكَثهم ّل يعلمون‬
"Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah
yang menciptakan langit dan bumi?" tentu mereka akan menjawab:
"Allah". Katakanlah : "Segala puji bagi Allah"; tetapi kebanyakan
mereka tidak mengetahui". (QS Luqman: 25).

Berkata Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini, "Allah ta'ala


berfirman mengabarkan tentang hakekat kaum musyrikin,
bahwasannya mereka mengetahui kalau Allah adalah pencipta langit
secara sendirian yang tidak ada sekutu bagiNya, namun, dengan itu
mereka justru menyembahNya sambil menyembah sekutu-sekutu
(yang mereka buat) sedang mereka paham bahwa Allah lah yang
menciptakan dan menguasai sesembahan tersebut, oleh karena itu
Allah mengatakan, 'Katakanlah : "Segala puji bagi Allah". apabila
hujah telah tegak atas mereka dengan pengetahuannya tentang hal
9
itu".

Sepuluh: Firman Allah azza wa jalla:

َّ َّ
‫ت وٱلۡر ِض ق ِل ٱهلل ِإَونا أو إِيَّاكم لعل ه ًدى أو‬ َّ ‫﴿ قل من يرزقكم مِن‬
ِ ‫ٱلسمو‬
] ٢٤ :‫ ﴾ [ سبأ‬٢٤ ‫ِيف ضلل ُّمبِي‬

"Katakanlah: "Siapakan yang memberi rizki kepadamu dari langit


dan dari bumi?" Katakanlah: "Allah", dan sesungguhnya Kami atau
kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau
dalam kesesatan yang nyata". (QS Saba': 24).

9
. Ibid.
13
Imam Ibnu Katsir menjelaskan, "Allah ta'ala menegaskan akan ke
esaanNya didalam mencipta, dan memberi rizki, serta keesaanNya
dalam uluhiyah. Sebagaimana mereka mengetahui bahwa tidaklah
mereka memperoleh rizki dari langit dan bumi melainkan semuanya
dari Allah, jika demikian, maka hendaknya kalian memahami
10
bahwasannya tidak ada Ilah yang hak disembah melainkan Allah".

Sebelas: Firman Allah tabaraka wa ta'ala:

َّ َّ
‫﴿ يأ ُّيها ٱنلَّاس ٱذكروا ن ِعمت ٱهللِ عليكم هل مِن خل ِق غي ٱهللِ يرزقكم‬
َّ َّ َّ ‫مِن‬
] ٣ :‫ ﴾ [ فاطر‬٣ ‫ٱلسماءِ وٱلۡر ِض ّل إِله إِّل هو فأّن تؤفكون‬

"Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. adakah


pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu
dari langit dan bumi ? tidak ada Tuhan selain dia; maka
mengapakah kamu berpaling (dari ketauhidan)? (QS Faathir: 3).

Dijelaskan oleh Imam Ibnu Katsir, "Allah ta'ala menjelaskan


pada para hambaNya, serta membimbingnya supaya menjadikan
sebagai dalil dalam mengesakanNya ketika beribadah kepadaNya,
yakni, sebagaimana Allah sendirian didalam menciptakan dan
memberi rizki, begitu pula hendaknya kalian mengesakan Allah
didalam ibadah, jangan menyekutukan dengan yang lainnya, baik
11
dari patung atau berhala atau sesembahan lainnya".

Dua Belas: Firman Allah tabaraka wa ta'ala:

10
. Ibid.
11
. Tafsir Ibnu Katsir 3/547.
14
َّ َّ
‫ون ماذا خلقوا مِن‬
ِ ‫ون ٱهللِ أر‬
ِ ‫﴿ قل أرءيتم رشكءكم ٱَّلِين تدعون مِن د‬
[ ﴾ ٤٠ ‫ت أم ءاتينهم كِتبا فهم َع بيِنت مِنه‬
ِ ‫ٱلسمو‬َّ ‫ٱلۡر ِض أم لهم ِرشك يف‬
ِ
]٤٠ :‫فاطر‬

"Katakanlah: "Terangkanlah kepada-Ku tentang sekutu-sekutumu


yang kamu seru selain Allah. perlihatkanlah kepada-Ku (bahagian)
manakah dari bumi ini yang telah mereka ciptakan ataukah mereka
mempunyai saham dalam (penciptaan) langit atau adakah Kami
memberi kepada mereka sebuah kitab sehingga mereka mendapat
keterangan-keterangan yang jelas daripadanya?". (QS Faathir: 40).

Sisi pengambilan dalil dari ayat diatas, pengakuan mereka


bahwa sekutu-sekutu yang mereka miliki tidak mempunyai saham
sedikitpun dalam menciptakan langit dan bumi, sebagaimana sangat
jelas tergambar dalam ayat.

Tiga Belas: Firman Allah azza wa jalla:

َّ َّ ‫﴿ ولئن سألهم َّمن خلق‬


] ٣٨ :‫ ﴾ [ الزمر‬٣٨ ‫ت وٱلۡرض َلقول َّن ٱهلل‬
ِ ‫ٱلسمو‬ ِ

"Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang


menciptakan langit dan bumi?", niscaya mereka menjawab: "Allah".
(QS az-Zumar: 38).

Imam Ibnu Katsir menerangkan, "Yakni kaum musyrikin,


dimana mereka mengetahuinya bahwa Allah azza wa jalla adalah
pencipta segala sesuatu, namun, dengan begitu mereka justru
menyembahNya sambil menyembah sesembahan yang lain, yang

15
tidak mampu memberi manfaat pada mereka tidak pula mara
12
bahaya".

Inilah beberapa ayat dalam al-Qur'an yang menunjukan


mayoritas kesyirikan yang dilakukan oleh kaum musyrikin, dengan
pengakuan mereka akan rububiyahnya Allah azza wa jalla, yang
menciptakan dan memberi rizki. Mereka juga menyandarkan segala
perkara dan urusannya kepada Allah subhanahu wa ta'ala semata,
namun, bersamaan dengan itu mereka justru menyekutukan Allah,
dan kesyirikan mereka tidak lain berada dalam peribadatan.

Jenis kedua: Allah azza wa jalla berargumen akan hak ibadah yang
harus diesakan kepadaNya, dengan pengakuan kaum musyrikin
tentang sesembahan mereka yang tidak mampu memberi manfaat
tidak pula menurunkan mara bahaya bagi seseorang, apalagi mampu
mengangkat mara bahaya dari seseorang. dimana Allah
menyebutkan hal tersebut dalam banyak ayatnya, diantaranya ialah:

Pertama: Firman Allah tabaraka wa ta'ala:

َّ ‫ٱهللِ ما ّل يمل ِك لكم ضا وّل نفعا وٱ َّهلل هو‬


‫ٱلس ِميع‬
َّ
‫ون‬
ِ ‫﴿ قل أتعبدون مِن د‬
] ٧٦ :‫ ﴾ [ المائدة‬٧٦ ‫ٱلعل ِيم‬

"Katakanlah: "Mengapa kamu menyembah selain daripada Allah,


sesuatu yang tidak dapat memberi mudharat kepadamu dan tidak
(pula) memberi manfaat?" dan Allah-lah yang Maha mendengar lagi
Maha mengetahui". (QS al-Maa-idah: 76).

12
. Ibid 4/54.
16
Ketika menafsirkan ayat ini Imam Ibnu Katsir menjelaskan, "Allah
ta'ala berfirman sambil mengingkari orang yang beribadah kepada
selainNya, baik dari patung atau berhala atau sesembahan yang
lainnya, dan menjelaskan bahwa sesembahan-sesembahan tersebut
tidak pantas sedikitpun untuk mendapat sifat ketuhanan.
Allah berfirman, 'Katakanlah wahai Muhammad kepada mereka
yang menyembah selain Allah, apakah kalian menyembah selain
Allah, yang tidak mampu memberi kalian madarat tidak pula
memberi manfaat, artinya, tidak mampu untuk mengangkat
madarat yang menimpa kalian tidak pula bisa memberi manfaat
pada kalian. Dan Allah lah yang Maha mendengar lagi Maha
mengetahui, lantas kenapa kalian justru berpaling dengan
menyembah benda mati yang tidak bisa mendengar tidak pula
melihat dan tidak punya ilmu sedikitpun, tidak mempunyai madarat
13
tidak pula manfaat bagi orang lain apalagi bagi dirinya sendiri" .
Dalam ayat diatas Allah bertanya dengan bentuk pertanyaan
mengingkari dan menetapkan atas pengetahuan mereka.

Kedua: Firman Allah ta'ala:

َّ َّ
َّ ‫ٱهللِ أو أتتكم‬
‫ٱلساعة أغي ٱهللِ تدعون‬ ‫﴿ قل أرءيتكم إِن أتىكم عذاب‬
] ٤٠ :‫ ﴾ [ النعام‬٤٠ ‫إِن كنتم ص ِدقِي‬

"Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika datang siksaan Allah


kepadamu, atau datang kepadamu hari kiamat, apakah kamu
menyeru (tuhan) selain Allah; jika kamu orang-orang yang benar!".
(QS al-An'aam: 40).

13
. Tafsir Ibnu katsir 2/82.
17
Imam Ibnu Katsir menjelaskan maksud ayat diatas, "Artinya, jika
datang kepadamu ini dan itu, apakah kamu akan menyeru kepada
selain Allah, jika kamu benar orang-orang yang jujur. artinya,
janganlah kalian menyeru selain Allah, karena kalian mengetahui
bahwa tidak ada seorangpun yang mampu mengangkat itu semua
selain Allah, oleh sebab itu Allah mengatakan, "Jika kamu orang-
orang yang benar!". artinya, didalam sikap kalian yang menjadikan
14
sesembahan selain Allah".

Ketiga: Firman Allah azza wa jalla:


َّ
﴾١٦ ‫﴿ قل أفٱَّتذتم مِن دونِهِۦ أو َِلاء ّل يمل ِكون ِلنفسِ ِهم نفعا وّل ضا‬
]١٦ :‫[الرعد‬

"Katakanlah: "Maka patutkah kamu mengambil pelindung-


pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai
kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka
sendiri?". (QS ar-Ra'd: 16).

Keterangan Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya tentang ayat


diatas, "Allah menegaskan, bahwasannya tidak ada Ilah yang hak
melainkan Dia. Disebabkan mereka mengetahui bahwasannya Allah
lah yang menciptakan langit dan bumi, lalu Allah pula yang
mengatur dan mengurusi keduanya.
Adapun sesembahan mereka maka tidak mempunyai bagi dirinya
sendiri tidak pula yang menyembahnya manfaat apalagi madarat.
Lantas apakah sama orang yang menyembah sesembahan semacam
ini dengan orang yang menyembah Allah semata yang tidak ada

14
. Tafsir Ibnu Katsir 2/132. Fathul Qadir 2/115-116 oleh Syaukani.
18
sekutu baginya, jelas itu merupakan cahaya hidayah dari Allah azza
15
wa jalla".

Keempat: Firman Allah tabaraka wa ta'ala:

َّ َّ َّ
‫ون ٱهللِ إِن أراد ِّن ٱهلل بِض هل ه َّن كشِ فت‬
ِ ‫﴿ قل أفرءيتم ما تدعون مِن د‬
َّ َّ
‫ضه ِۦ أو أراد ِّن بِرحة هل ه َّن ممسِكت رحتِهِۦ قل حس ِب ٱهلل عليهِ يتوّك‬
ِ
] ٣٨ :‫ ﴾ [ الزمر‬٣٨ ‫ٱلمتو ِّكون‬

"Katakanlah: "Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang


kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan
kemudharatan kepadaKu, apakah berhala-berhalamu itu dapat
menghilangkan kemudharatan itu, atau jika Allah hendak memberi
rahmat kepadaKu, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?.
Katakanlah: "Cukuplah Allah bagiku". kepada- Nyalah bertawakkal
orang-orang yang berserah diri". (QS azz-Zumar: 38).

Imam Syaukani menjelaskan maksud ayat diatas, "Artinya,


kabarkan padaku perihal sesembahan yang kalian sembah, apakah
mampu menyingkap madarat yang dikehendaki oleh Allah
kepadaku, Allah mengatakan, "Atau jika Allah hendak memberi
rahmat kepadaKu, apakah mereka dapat menahan rahmatNya?.
Dariku dengan cara menahannya.
Dikatakan oleh Muqatil, "Tatkala turun ayat ini maka Nabi
shalallahu 'alaihi wa sallam menanyakan kepada kaum musyrikin
maka merekapun terdiam".
Ada pula ulama yang mengatakan, "Mereka mengatakan, Tidak
akan sanggup menahan apa yang telah ditakdirkan oleh Allah, akan

15
. Tafsir Ibnu Katsir 2/507.
19
tetapi, Cuma menyingkapnya". maka turunlah firman Allah
tabarakan wa ta'ala, "Cukuplah Allah bagiku". Pada semua urusanku,
16
baik dalam mencari manfaat maupun menolak mara bahaya" .

Kelima: Firman Allah azza wa jalla:


َّ َّ ُّ ُّ ‫﴿ ِإَوذا م َّسكم‬
]78 :‫ ﴾ [ اإلرساء‬٦٧ ‫ٱلض ِيف ٱبلح ِر ضل من تدعون إِّل إِيَّاه‬

"Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah


siapa yang kamu seru kecuali Dia". (QS al-Israa': 67).

Imam Syaukani menjelaskan, "Sesungguhnya orang-orang kafir


menyakini pada sesembahan dan berhala mereka mampu memberi
manfaat selain daripada mengangkat madarat dan musibah, adapun
dalam kondisi kritis semacam ini –Yakni kondisi kritis ditengah
lautan- maka setiap orang diantara mereka mengetahui secara yakin
bahwa tidak akan ada yang sanggup mengangkatnya (melainkan
Allah), adapun berhala dan sesembahan mereka bukan untuk
17
mengurusi masalah yang satu ini".

Inilah beberapa ayat yang menunjukan mayoritas perilaku


kesyirikan kaum musyrikin Arab yang mengetahui bahwa madarat
dan manfaat datangnya dari Allah, dan tidak ada seorangpun yang
sanggup mengangkat musibah yang menimpa mereka melainkan
Allah ta'ala semata, sebagaimana diketahui bahwa ini termasuk
perkara rububiyah.
Akan tetapi, dengan ilmu mereka ini justru mereka
menyekutukan Allah, dan kesyirikannya hanya ada pada
peribadatan, makanya Allah berargumen dengan pengakuan mereka

16
. Fathul Qadir 4/465.
17
. Ibid 3/243.
20
tersebut untuk lebih memprioritaskan dalam mengesakan Allah
dalam beribadah.

Jenis ketiga: Ayat-ayat Syirik.


Seperti telah diketahui bahwa kesyirikan tidaklah terjadi
melainkan dengan adanya pengakuan dari orang yang
18
menyekutukan dengan yang disekutukan yakni Allah azza wa jalla.
Ayat-ayat dibawah ini, walaupun hanya menunjukan pada
kesyirikan dalam uluhiyah dan rububiyah secara berbarengan, akan
tetapi, dalil-dalil yang lain bisa sebagai penguat, yang menjelaskan
bahwasanya mereka tidak hanya sekedar menyekutukan Allah
dalam perkara rububiyah, dengan menjadikan tandingan-tandingan
Allah –kecuali Syardzamah sebagaimana telah lewat penjelasannya-
namun, mereka juga menyekutukan Allah dalam perkara uluhiyah
dan beberapa kekhususan rububiyah. Oleh sebab itu kesyirikan
disini nampak sekali berada pada masalah uluhiyah. Berikut ayat-
ayat yang mendukungnya:

Pertama: Firman Allah tabaraka wa ta'ala:

َّ
‫وح إ ِ َّل هذا‬
ِ ‫ٱهلل ش ِهيد بي ِن وبينكم وأ‬ ‫﴿قل أ ُّي شء أكب شهدة ق ِل‬
َّ ً َّ َّ
‫ٱلقرءان ِلنذِركم بِهِۦ ومن بلغ أئ ِ َّنكم لتشهدون أن مع ٱهللِ ءال ِهة أخرى قل ّل‬
َّ َّ َّ
]١٩ :‫ ﴾ [ النعام‬١٩ ‫رشكون‬ ِ ‫أشهد قل إِنما هو إِله وحِد ِإَون ِن برِيء مِما ت‬

"Katakanlah: "Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?"


Katakanlah: "Allah". Dia menjadi saksi antara aku dan kamu. dan al-
Qur'an ini diwahyukan kepadaku supaya dengan dia aku memberi
peringatan kepadamu dan kepada orang-orang yang sampai al-

18
. Lihat kitab Diinul Khalis 1/45.
21
Qur'an (kepadanya). Apakah sesungguhnya kamu mengakui bahwa
ada tuhan-tuhan lain di samping Allah?" Katakanlah: "Aku tidak
mengakui." Katakanlah: "Sesungguhnya Dia adalah Tuhan yang
Maha Esa dan sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu
persekutukan (dengan Allah)". (QS al-An'aam: 19).

Ayat yang mulia ini memberikan faidah bahwa kaum musyrikin


telah bersaksi jika Allah adalah tuhan mereka, akan tetapi mereka
mengatakan, 'Namun bersamaNya ada sesembahan yang lain'.
Persaksian mereka ini diperkuat dengan sumpah, lafad penguat
kemudian masih diperkuat kembali dengan huruf lam.
Sedangkan kata ma'a (bersama) yang ada didalam ayat semakin
menegaskan kalau mereka betul-betul mengakui akan rububiyahnya
Allah azza wa jalla begitu pula uluhiyahNya. akan tetapi, mereka
tetap menjadikan sesembahan yang lain bersamaNya, sehingga
kesyirikan mereka, tatkala mereka menyekutukan sesembahan
tersebut bersama Allah, bisa di ilustrasikan sebagai sarana yang
dapat menghubungkan kepada Allah, mengangkat hajatnya untuk
disampaikan kepada Allah, mengabulkan permintaannya tatkala
berdo'a kepadanya. Inilah keyakinan dan agama mereka,
sebagaimana didukung oleh banyak ayat yang semakna dengan ayat
19
ini .

Kedua: Firman Allah azza wa jalla.

َّ َّ َّ
‫ ٱَّلِين ُيعلون مع ٱهللِ إِل ًها ءاخر فسوف‬٩٥ ‫﴿ إِنا كفينك ٱلمسته ِزءِين‬
] ٩٦-٩٥ :‫ ﴾ [ احلجر‬٩٦ ‫يعلمون‬

19
. Hadzihi Mafaahimuna hal: 109-110 oleh Syaikh Sholeh bin Abdul Aziz
Alu Syaikh.
22
"Sesungguhnya Kami memelihara kamu daripada (kejahatan) orang-
orang yang memperolok-olokkan (kamu), (yaitu) orang-orang yang
menganggap adanya Tuhan yang lain di samping Allah; maka
mereka kelak akan mengetahui (akibat-akibatnya)". (QS al-Hijr: 95-
96).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan, "Ancaman yang sangat keras


20
bagi siapapun yang menjadikan sesembahan bersama Allah".
Seperti yang telah diketahui, bahwa didalam ayat ini menjelaskan
tentang pengakuan mereka terhadap Allah bersamaan dengan
perbuatan syirik yang mereka kerjakan.
Dan kesyirikan yang mereka lakukan itu dalam perkara ibadah
dan uluhiyah bukan dalam masalah rububiyah, dengan bukti
pengetahuan mereka akan sekutunya, yakni sesembahan, dan
sekutu biasanya dijadikan dalam perkara uluhiyah dan beberapa
kekhususan rububiyah bukan dalam perkara rububiyah.

Ketiga: Firman Allah ta'ala:

َّ َّ َّ
‫﴿ ومن يدع مع ٱهللِ إِل ًها ءاخر ّل برهن لۥ بِهِۦ فإِنما حِسابهۥ عِند ربِهِۦ إِنهۥ‬
] ١١٧ :‫ ﴾ [ المؤمنون‬١١٧ ‫ّل يفل ِح ٱلكفِرون‬

"Dan Barangsiapa menyembah Tuhan yang lain di samping Allah,


padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka
sesungguhnya perhitungannya di sisi Tuhannya. sesungguhnya
orang-orang yang kafir itu tiada beruntung". (QS al-Mukminun:
117).

20
. Tafsir Ibnu Katsir 2/560.
23
Imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam tafsir ayat diatas, "Allah
ta'ala berfirman dalam rangka mengancam bagi orang yang
menyekutukanNya, dan menyembahNya bersama sesembahan yang
lain, dan juga mengabarkan bahwa orang yang menyekutukan Allah,
sama sekali tidak mempunyai petunjuk, tidak pula ada dalil yang bisa
21
dijadikan sebagai sandaran dalam perbuatannya".

Keempat: Firman Allah tabaraka wa ta'ala:

َّ
‫ أ َّمن جعل ٱلۡرض قرارا وجعل خِللها‬٦٠ ‫﴿ أءِله َّمع ٱهللِ بل هم قوم يعدِلون‬
َّ
‫ج ًزا أءِله َّمع ٱهللِ بل أكَثهم‬ِ ‫أنهرا وجعل لها رو ِس وجعل بي ٱبلحري ِن حا‬
‫ٱلسوء ويجعلكم‬ ُّ ‫ أ َّمن ُييب ٱلمضط َّر إذا داعه ويكشِ ف‬٦١ ‫ّل يعلمون‬
ِ ِ
َّ َّ َّ َّ َّ
‫ت‬ ِ ‫ أمن يهدِيكم ِيف ظلم‬٦٢ ‫خلفاء ٱلۡر ِض أءِله مع ٱهللِ قل ِيل ما تذكرون‬
َّ َّ
‫ٱلبِ وٱبلحرِ ومن يرسِل ٱلرِيح برشا بي يدي رحتِهِۦ أءِله َّمع ٱهللِ تعل ٱهلل‬
َّ ‫ أ َّمن يبدؤا ٱللق ث َّم يعِيدهۥ ومن يرزقكم مِن‬٦٣ ‫ع َّما يرشكون‬
ِ‫ٱلسماء‬ ِ
َّ َّ
-٦٠ :‫ ﴾ [ انلمل‬٦٤ ‫وٱلۡر ِض أءِله مع ٱهللِ قل هاتوا برهنكم إِن كنتم ص ِدقِي‬
] ٦٤

"Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? bahkan


(sebenarnya) mereka adalah orang-orang yang menyimpang (dari
kebenaran). Atau siapakah yang telah menjadikan bumi sebagai
tempat berdiam, dan yang menjadikan sungai-sungai di celah-
celahnya, dan yang menjadikan gunung-gunung untuk
(mengkokohkan)nya dan menjadikan suatu pemisah antara dua
laut? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? bahkan

21
. Ibid 3/251.
24
(sebenarnya) kebanyakan dari mereka tidak mengetahui. Atau
siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan
apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan
dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi?
Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? amat sedikitlah
kamu mengingati(Nya). atau siapakah yang memimpin kamu dalam
kegelapan di dataran dan lautan dan siapa (pula)kah yang
mendatangkan angin sebagai kabar gembira sebelum (kedatangan)
rahmat-Nya? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? Maha
Tinggi Allah terhadap apa yang mereka persekutukan (dengan-Nya).
Atau siapakah yang menciptakan (manusia dari permulaannya),
kemudian mengulanginya (lagi), dan siapa (pula) yang memberikan
rezki kepadamu dari langit dan bumi? Apakah disamping Allah ada
Tuhan (yang lain)?. Katakanlah: "Unjukkanlah bukti kebenaranmu,
jika kamu memang orang-orang yang benar". (QS an-Naml: 60-64).
al-Hafidh Ibnu Katsir menjelaskan, "Pertanyaan dalam bentuk
pengingkaran bagi kaum musyrikin yang beribadah kepada Allah
sambil menyembah sesembahan yang lain, kemudian Allah
menerangkan bahwasannya Allah maha esa dalam mencipta,
memberi rizki, dan mengurusi makhluk tanpa memerlukan bantuan
orang lain, artinya, sesembahan-sesembahan tersebut tidak akan
mampu menumbuhkan ranting dedaunan, karena yang mampu
melakukannya hanyalah Allah, yang telah menciptakan, dan
memberi rizki, yang mampu berdiri sendiri, dan maha esa, bukan
berhala atau sesembahan (yang kalian sembah bersamaKu),
22
sebagaimana diakui sendiri oleh kaum musyrikin".

Kelima: Firman Allah azza wa jalla:

َّ َّ
] ٢١٣ :‫ ﴾ [ الشعراء‬٢١٣ ‫﴿ فل تدع مع ٱهللِ إِل ًها ءاخر فتكون مِن ٱلمعذبِي‬

22
. Tafsir Ibnu Katsir 3/369.
25
"Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) Tuhan yang lain di
samping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang
yang di azab". (QS asy-Syu'araa: 213).

Keenam: Firman Allah tabaraka wa ta'ala:

َّ ً َّ َّ
] ٢٦ :‫ ﴾ [ ق‬٢٦ ‫اب ٱلشدِي ِد‬
ِ ‫﴿ ٱَّلِي جعل مع ٱهللِ إِلها ءاخر فألقِياه ِيف ٱلعذ‬

"Yang menyembah sembahan yang lain beserta Allah maka


lemparkanlah dia ke dalam siksaan yang sangat". (QS Qaaf: 26).

Ayat-ayat yang berkaitan dengan masalah ini sangatlah banyak,


dimana Allah menyebutkan didalam kitabNya tentang keyakinan
kaum musyrikin bahwa bersama Allah ada sesembahan yang lain,
sedang mereka menetapkan rububiyah Allah dan keesaanNya dalam
masalah tersebut, namun, mereka membikin tandingan-tandingan
bersama Allah dalam perkara ibadah.

Jenis Keempat: Ayat-ayat yang menunjukan bahwa kaum musyrikin


mengakui jika mereka sedang menyekutukan Allah dalam perkara
ibadah.
Bahkan, seluruh al-Qur'an yang berbicara tentang kaum
musyrikin terkandung masalah ini didalamnya. Dan lafal syirik
memiliki makna dalam lisannya orang Arab menyamakan dua
perkara dalam satu hukum, dan mereka dengan kesadaran
mengakui kondisi sesembahannya dan mengakui dengan
rububiyahnya Allah akan tetapi mereka menyekutukanNya dalam
uluhiyah, diantara ayat yang menerangkan hal tersebut ialah firman
Allah tabaraka wa ta'ala:

26
َّ َّ
‫﴿ سيقول ٱَّلِين أرشكوا لو شاء ٱهلل ما أرشكنا وّل ءاباؤنا وّل ح َّرمنا مِن شء‬
] ١٤٨ :‫ ﴾ [ النعام‬١٤٨

"Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan mengatakan:


"Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak
mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) Kami mengharamkan
barang sesuatu apapun". (QS al-An'aam: 148).

Sisi pengambilan dalil dari ayat ini, Pengetahuan mereka dengan


kehendak Allah, maka ini sebagai bentuk pengakuan akan
rububiyahnya Allah, dan pengakuan mereka dengan perbuatannya
yaitu menyekutukan Allah yang tidak lain ada pada uluhiyah dan
ibadah.

Jenis Kelima: Berita Allah ta'ala tentang kaum musyrikin yang telah
mendustakan Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam, memusuhinya
serta berusaha untuk membunuhnya. bahwasannya mereka
menyekutukan Allah ketika kondisi bahagia dan senang, adapun
ketika mereka ditimpa musibah, bencana ataupun kesulitan, mereka
langsung mengikhlaskan ibadah hanya untuk Allah semata, tidak
berdoa melainkan kepadaNya, dan tidak mengambil wasilah-wasilah
yang dianggap bisa mendekatkan dirinya kepada Allah.
Adapun contoh yang ada dalam al-Qur'an tentang masalah ini
maka sangat banyak sekali, diantaranya ialah:

Pertama: Firman Allah tabaraka wa ta'ala:

27
َّ ُّ ‫ت ٱلب وٱبلحر تدعونهۥ ت‬
‫ضاع وخفية لئِن أجنىنا‬ ِ ِ ِ ‫جيكم مِن ظلم‬ ِ ‫﴿ قل من ين‬
َّ َّ
‫ك كرب ث َّم‬ ِ ‫جيكم مِنها ومِن‬
َّ
ِ ‫ ق ِل ٱهلل ين‬٦٣ ‫مِن ه ِذه ِۦ نلكونن مِن ٱلشك ِِرين‬
] ٦٤-٦٣ :‫ ﴾ [ النعام‬٦٤ ‫رشكون‬ ِ ‫أنتم ت‬

"Katakanlah: "Siapakah yang dapat menyelamatkan kamu dari


bencana di darat dan di laut, yang kamu berdoa kepada-Nya dengan
rendah diri dengan suara yang lembut (dengan mengatakan:
"Sesungguhnya jika Dia menyelamatkan kami dari (bencana) ini,
tentulah kami menjadi orang-orang yang bersyukur". Katakanlah:
"Allah menyelamatkan kamu dari bencana itu dan dari segala
macam kesusahan, kemudian kamu kembali mempersekutukan-
Nya". (QS al-An'aam: 63-64).

Kedua: Firman Allah azza wa jalla:


َّ
‫ك وجرين ب ِ ِهم ب ِ ِريح‬ِ ‫﴿ هو ٱَّلِي يس ِيكم ِيف ٱلبِ وٱبلح ِر ح َّّت إِذا كنتم ِيف ٱلفل‬
َّ
‫ك مَكن وظ ُّنوا أنهم‬ ِ ‫طيِبة وف ِرحوا بِها جاءتها رِيح اعصِ ف وجاءهم ٱلموج مِن‬
َّ
‫أحِيط ب ِ ِهم دعوا ٱهلل مل ِِصي ل ٱدلِين لئِن أجنيتنا مِن ه ِذه ِۦ نلكون َّن مِن‬
َّ
] ٢٢ :‫ ﴾ [ يونس‬٢٢ ‫ٱلشك ِِرين‬

"Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan,


(berlayar) di lautan. sehingga apabila kamu berada di dalam
bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa orang-orang yang
ada di dalamnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka
bergembira karenanya, datanglah angin badai, dan (apabila)
gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin
bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa
kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-
28
mata. (mereka berkata): "Sesungguhnya jika Engkau
menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk
orang-orang yang bersyukur". (QS Yunus: 22).

Ketiga: Firman Allah ta'ala:

َّ َّ َّ
ِ ‫ك دعوا ٱهلل مل ِِصي ل ٱدلِين فلما جنىهم إِل ٱل‬
‫ب إِذا هم‬ ِ ‫﴿ فإِذا رك ِبوا ِيف ٱلفل‬
] ٦٥ :‫﴾ [ العنكبوت‬٦٥ ‫رشكون‬
ِ ‫ي‬

"Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah


dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, Maka tatkala Allah
menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali)
mempersekutukan (Allah)". (QS al-Ankabuut: 65).

Keempat: Firman Allah tabaraka wa ta'ala:

َّ َّ َّ ُّ َّ
‫ب‬
ِ ‫﴿ ِإَوذا غشِ يهم موج كٱلظل ِل دعوا ٱهلل مل ِِصي ل ٱدلِين فلما جنىهم إِل ٱل‬
ُّ َّ
] 23 :‫ ﴾ [ لقمان‬٣٢ ‫ف ِمنهم ُّمقت ِصد وما ُيحد ُ َاِبيت ِنا إِّل ك خ َّتار كفور‬

"Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung,


mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya
Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu
sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus. dan tidak ada
yang mengingkari ayat- ayat Kami selain orang-orang yang tidak
setia lagi ingkar". (QS Luqman: 32).

Kebenaran yang ditunjukan oleh al-Qur'an tidak perlu diragukan


lagi, yaitu pengakuan kaum musyrikin dengan rububiyahnya Allah
azza wa jalla, begitu pula dengan uluhiyahNya. akan tetapi, mereka
menyekutukan Allah dan melegalkan perbuatannya dengan takwilan

29
dan kerancuan-kerancuan yang batil. Yaitu, tatkala kondisinya
bahagia baru mereka menyekutukan Allah, namun, jika mereka
ditimpa musibah atau bencana mereka akan mengikhlaskan agama
hanya untuk Allah, meninggalkan segala doa yang dipanjat kepada
selain Allah, melupakan istighosah kepada selain Allah, mereka
mengikhlaskan itu semua hanya untuk Allah, melupakan
sesembahan yang lainnya, baik dari malaikat, para nabi, orang-orang
sholeh, patung ataupun berhala.

Jenis Keenam: Pengabaran Allah bahwa kaum musyrikin mempunyai


rasa keimanan kepada Allah azza wa jalla, yang kemudian Allah
barengi dengan penegasan bahwa mereka adalah kaum musyrikin.
Sebagaimana diketahui bahwa keimanan mereka ada didalam
tauhid rububiyah, sedangkan kesyirikan mereka berada pada tauhid
uluhiyah dan peribadatan, diantara hal tersebut ialah firman Allah
azza wa jalla:

ُّ َّ َّ
] ١٠٦ :‫ ﴾ [ يوسف‬١٠٦ ‫رشكون‬
ِ ‫﴿ وما يؤمِن أكَثهم ب ِٱهللِ إِّل وهم م‬

"Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah,


melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan
sembahan-sembahan lain)". (QS Yusuf: 106).

Para ulama tafsir, baik salaf maupun khalaf mengatakan tentang


ayat diatas, "Keimanan mereka kepada Allah ialah ucapannya, 'Allah
lah pencipta kami, pemberi rizki, yang menghidupkan dan
mematikan kami'. Adapun kesyirikan mereka ketika menjadikan
sekutu bagi Allah dalam peribadatan dan do'a, tidak mengikhlaskan
ibadah dalam bermunajat hanya kepadaNya.
Inilah perkataan para ulama tafsir, semisal Ibnu Abbas, Ikrimah,
Mujahid, Amir asy-Sya'bi, Qatadah serta yang lainnya".

30
Dalil-dalil dari al-Qur'an ini menjelaskan kepada kita bagaimana
kondisi kaum musyrikin Arab yang secara skala mayoritas banyak
menjadikan sekutu bagi Allah dalam masalah ibadah bukan dalam
rububiyah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, "Adapun tauhid
rububiyah maka telah diakui oleh kaum musyrikin, dimana mereka
ketika beribadah kepada Allah juga menyertakan sesembahan yang
lain, sebagaimana mereka mencintai sesembahannya seperti
kecintaannya kepada Allah. Maka tauhid rububiyah yang diakui oleh
23
mereka menjadi hujah atas mereka".
Sedangkan Imam Ibnu Qoyim menegaskan, "Ilahiyah yang
diserukan oleh para rasul kepada umatnya ialah mengajak untuk
mengesakan Allah, yaitu dengan beribadah dan hanya
menyembahNya, dan diantara konsekuensinya ialah tauhid
rububiyah yang telah diakui oleh kaum musyrikin yang dijadikan
sebagai hujah oleh Allah, sebab diantara konsekuensi pengakuan
24
rububiyahnya Allah ialah menetapkan adanya tauhid uluhiyah".

Diantara dalil-dalil dari hadits Nabawi yang mulia yang


menerangkan bahwa kuam musyrikin dimasa Jahiliah telah
menetapkan rububiyah Allah, sedang, mayoritas kesyirikan yang
mereka kerjakan ada di uluhiyah dan peribadatan, ialah:

Pertama: Hadits yang telah lewat bersama kita yaitu ucapan Nabi
shalallahu 'alaihi wa sallam, 'Sungguh, sungguh', ketika mendengar
ada orang yang membaca talbiyah haji, "Labaika allahuma labaik,
labaika laa syarika laka labaika ila syaarikan huwa laka tamlikuhu
wa ma malaka".

23
. Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah 13/380.
24
. Ighatsatul Lahfan 2/556 oleh Ibnu Qayim.
31
Kedua: Pertanyaan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam kepada
25
Hushain , "Berapa tuhan yang engkau sembah? Dia menjawab,
"Tujuh yang ada dibumi, dan satu yang ada dilangit". Jika engkau
tertimpa musibah kepada tuhan mana engkau berdoa? tanya Nabi
26
kembali, dia menjawab, "Tuhan yang ada dilangit".

Demikian pula dalil lain, yang menunjukan kesyirikan mereka


lebih banyak pada perkara ibadah bukan dalam urusan rububiyah,
diantaranya ialah syair-syair yang mereka miliki.
Barangkali diantara dalil yang paling jelas yang menunjukan
kesyirikan mereka pada perkara ibadah ialah pengagungan mereka
terhadap tuhan-tuhannya yang mereka tuangkan dalam bentuk
prosa dan syair-syairnya, diantaranya ialah:

A. Talbiyah mereka terhadap beberapa patung yang mereka


miliki. Bahkan secara terang-terangan mereka beribadah
haji dan umrah kepada patung tersebut, melakukan
thawaf disekitarnya serta ibadah yang lainnya.
Ambil contoh misalkan, apabila ingin memulai ibadah haji maka
Nazar mengucapkan talbiyah:

Ya Allah aku penuhi panggilanmu


Aku penuhi panggilanMu yang tidak ada sekutu bagiMu

25
. Beliau adalah Hushain bin Ubaid bin Khalaf al-Khaza'i, ayahnya Imran.
Para sejarahwan berbeda pendapat kapan masuk Islamnya. Lihat
biografinya dalam kitab al-Ishabah 1/337 no: 1735 oleh al-Hafidh Ibnu
Hajar.
26
. Dinukil oleh Ibnu Hajar dalam kitabnya al-Ishabah 1/337 dan
disandarkan kepada Ibnu Khuzaimah dan kitab shahihnya. Dan
diriwayatkan senada dengan ini oleh Imam Tirmidzi no: 3483, namun,
sanadnya terputus. oleh sebab itu hadits ini dilemahkan oleh Syaikh al-
Albani dalam Dhaif Tirmidzi hal: 452. Dan dinilai shahih oleh Syaikh Abdul
Qadir al-Arnauth dalam Takhrij Jami'ul Ushul 4/342.
32
Melainkan sekutu yang Engkau miliki
27
Engkau menguasainya namun Ia tidak menguasaiMu

Dan disebutkan dalam beberapa kisah, bahwa orang Arab bisa


28
melakukan ibadah haji kepada berhala yang bernama Aqishar ,
selanjutnya mereka memotong rambut disampingnya, dan
melempar satu genggam tepung setiap kali memotong rambut,
mereka bertasbih dan membaca tahlil disekitarnya. Dan diantara
ucapan mereka salah satunya yang tertuang dalam bait syair ialah:

Sesungguhnya kami menghilangkan segala kesedihan


29
Disekelilling Aqishar tasbih dan tahlil dilantunkan

Sebagaimana tertuang dalam syair mereka ketika mengkisahkan


30
tentang Dzil Khilshah dan thawaf yang dilakukan oleh suku Daus
terhadap berhala tadi, mereka mengatakan:

Diriku rela berdiam lama disekitarmu


Sampai beruban hingga mendapat semua
31
kebutuhanku

27
. al-Ashnam hal: 7 oleh Ibnu Kalbi.
28
. Berhala yang dimiliki oleh suku Qadha'ah, Amilah, Jadzam dan
Ghathfan. Dahulu letaknya berada di pusat-pusat kota negeri Syam. Lihat
keteranganya dalam kitab al-Ashnam hal: 38 oleh Ibnu Kalbi.
29
. al-Ashnam hal: 39 oleh Ibnu Kalbi
30
. Salah satu dari nama suku Arab, hingga sekarang masih ada dan
dikenal dengan suku Zahrani.
31
. al-Ashnam hal: 42 oleh Ibnu Kalbi.
33
Dikisahkan pula bahwa orang Arab memiliki beberapa batu yang
dibikin prastasi yang mereka biasa melakukan thawaf disekitarnya
dan menyembelih sembelihan sebagai pemujaan baginya, yang
mereka namakan dengan al-Anshab, sedang ritual mengelilingi
berhala tersebut mereka namakan ad-Dawar. Dalam hal ini mereka
tuangkan dalam bait syairnya:

Duhai seandainya para saudaraku berkecukupan


Niscaya mereka merasakan betapa nikmat ad-
32
Dawar

Itulah beberapa penggalan bait syair mereka, yang


menceritakan ritual ibadah thawaf disekeliling berhala dan
sesembahan serta disekitar rumah tuhan-tuhan yang mereka miliki.

B. Diantara ritual ibadah yang nampak nyata sekali ialah


menyembelih sembelihan untuk berhalanya.
Yang mereka tuangkan sendiri dalam bentuk syair-syairnya,
diantaranya ialah ucapan mereka:

Saya persembahkan ontaku ini untuk sesembahanku


Apakah ada pada kaumku yang mampu menguasaiku
33
selainmu

Adapula yang mengucapkan:

Berdiri kokoh Uzza bagaikan tuhan yang esa


34
Persembahan sembelihan dan hadyu untuk tuhanku

32
. al-Ashnam hal: 42 oleh Ibnu Kalbi.
33
. Ibid.
34
. al-Jahidh fil Haiwan 5/357.
34
Nama Uzza disini ialah sebuah batu yang mereka biasa
35
menyembelih disampingnya untuk pemujaan berhala.

Diantara mereka juga ada yang mengatakan dalam bait syairnya:

Aqishar berdiri tegar tatkala diriku menyembelih


36
Darah pun mengalir dipundaknya

Ada lagi yang mengatakan:

Engkau melihat mereka begitu khusyu' diam disamping tuhannya


seperti aku berdiam disamping Hudzail
dan Suwa'

Hewan berjatuhan disampingnya


37
sebagai sembelihan yang dipersembahkan untuknya

Inilah beberapa bait syair orang Arab yang menjelaskan bahwa


mereka biasa menyembelih hewan untuk dipersembahkan pada
berhalanya, dan sebagaimana telah diketahui bersama bahwa
menyembelih untuk selain Allah ta'ala termasuk perbuatan syirik
dalam perkara uluhiyah.

C. Diantaranya pula, Mereka biasa bersumpah dengan


mengunakan nama-nama berhala. Dan diantara syair-syair
yang menjelaskan akan hal tersebut, ialah ucapan
sebagian mereka, semisal:

35
. Ibid.
36
. Ibnu Mandhur 11/190 dalam kitabnya Lisanul Arab.
37
. al-Ashnam hal: 57 oleh Ibnu Kalbi.
35
Aku bersumpah dengan nama Aqishar untuk berjihad
kan ku tebas setiap musuh yang mengalangiku
38
hingga kutu sekalipun

Adapula yang lain, yang mengatakan:

Aku bersumpah atas nama Ghathif tuk tidak melarang mengambil


air
Dan ku bersumpah demi sesembahanku,
39
kalian jangan mencegahnya

Dan yang semisal diatas banyak sekali dijumpai dalam bait


syair mereka. barangkali yang paling jelas ialah yang diucapkan oleh
orang Quraisy:

Demi Latta dan Uzza dan orang yang beragama dengan agamanya
Dan demi Allah, sesungguhnya Allah lebih besar
40
dari keduanya

D. Diantaranya pula, mereka mengatakan dalam beberapa


bait syairnya yang menjelaskan bahwa mereka hanya
menginginkan syafaat dalam beribadah kepada
berhalanya. Seperti yang diucapkan oleh orang Quraisy
manakala mereka sedang thawaf disekitar Ka'bah:

Latta dan Uzza


Manat yang ketiga

38
. Ibid.
39
. al-Ashnam oleh Ibnu Kalbi.
40
. Ibid.
36
sesungguhnya mereka pembantu yang Maha Tinggi
41
Hanyalah syafaat yang kita harapkan dari mereka

Inilah beberapa bait syair orang Arab yang menunjukan jika


kesyirikan mereka secara garis besar ada pada peribadatan, namun,
bersamaan dengan itu mereka masih mengakui Allah dalam masalah
rububiyah hingga uluhiyah, akan tetapi, mereka kehilangan satu sisi
yaitu tidak mengesakan Allah dalam peribadatan.
Namun, apa sejatinya yang mengakibatkan mereka tidak mau
mengesakan Allah dalam ibadah? apa yang menyebabkan mereka
beribadah kepada selain Allah, sedangkan mereka mengakui Allah
sebagai Rabb, pencipta, pemberi rizki, dan sesembahan? inilah
pembahasan yang akan kita jelaskan pada pasal berikutnya.

41
. Ibid.
37
Kami Tidak Menyembahnya!
] Indonesia – Indonesian –‫[ إندونييس‬

Dinukil dari Buku:


“Syirik pada Zaman Dahulu dan Sekarang” (1/517-534)

Syaikh Abu Bakar Muhammad Zakaria

Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah


Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

2014 - 1435
‫بيان كون رشك العرب يف اجلاهلية يف‬
‫احلقيقة باختاذ المعبودات زلىف‬
‫« باللغة اإلندونيسية »‬

‫مقتبس من كتاب ‪ :‬الرشك يف القديم واحلديث‬

‫للشيخ أبو بكر حممد زكريا (‪) 534 - 517/1‬‬

‫ترمجة‪ :‬اعرف هداية اهلل أبو أمامة‬

‫مراجعة‪ :‬أبو زياد إيكو هاريانتو‬

‫‪2014 - 1435‬‬
Kami Tidak Menyembahnya Mereka
Segala puji hanya bagi Allah, kami memujiNya, memohon
pertolongan dan ampunan kepadaNya, kami berlindung kepada
Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan
kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang
dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka
tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi
dengan benar kecuali Allah semata, yang tidak ada sekutu bagiNya.
Dan aku juga bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad adalah hamba
dan RasulNya. Amma Ba'du:
Hakekat Tuhan Yang Disembah Orang Arab Tidak Lain Sebagai
Perantara Yang Akan Mendekatkan Diri Kepada Allah Sedekat-
dekatnya.
Diantara filosofi yang anut oleh orang Arab semasa Jahiliah,
ketika mereka beribadah kepada selain Allah, dan mengimani serta
memuliakan sesembahannya tidak lain ialah supaya sesembahan
tersebut bisa mendekatkan diri kepada Allah sedekat-dekatnya dan
memberi syafaat kelak disisi Allah azza wa jalla.
Dimana Allah ta'ala telah mengkisahkan pada kita, awal mula
serta dorongan kaum musyrikin sampai menyekutukan Allah semasa
Jahiliah, yaitu ketika yang menancap didalam hati mereka –
Sebagaimana hal ini juga sama dialami baik oleh kaum musyrikin
yang ada pada zaman dahulu maupun sekarang- bahwa perantara
yang disembahnya itu mampu memberi syafaat disisi Allah, mereka
mengira kalau sesembahan tersebut akan mendekatkan diri kepada
Allah dan mengangkat kebutuhannya serta sebagai pemberi
syafaatnya kelak pada hari kiamat. Sebagaimana yang Allah ta'ala
isyaratkan secara gamblang dalam firmanNya:

3
‫ذ ُ ى ذ ذ‬ ٓ ‫ُ ذ‬ ٓ ُ ُ ‫ذ‬ ‫ذ‬
‫ىف إِن ٱهلل‬ ‫﴿ وٱَّلِين ٱختذوا مِن دونِهِۦٓ أو ِِلاء ما نع ُب ُدهم إِّل ِِلُق ِر ُبونا إِل ٱهللِ زل‬
‫ذ‬ ُ ‫ذ ذ‬ ُ ُ ُ
‫يك ُم بين ُهم ِيف ما هم فِيهِ يتل ِفون إِن ٱهلل ّل يهدِي من هو كذِب كفار‬
] ٣ :‫﴾ [ الزمر‬٣

"Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata):


"Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka
mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya".
Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang
apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak
menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar". (QS az-
Zumar: 3).

Dijelaskan oleh Imam Thabari ketika menerangkan tafsir ayat


diatas dengan ucapannya, "Allah ta'ala mengabarkan, 'Dan orang-
orang yang mengambil pelindung selain Allah, yang mereka cintai
dan sembah mengatakan kepada sesembahan tersebut, 'Tidaklah
kami menyembah kalian, wahai tuhan-tuhan kami melainkan
supaya kalian mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya –
baik dari sisi kedudukan maupun kedekatan- dan sebagai pemberi
syafaat untuk memenuhi kebutuhan kami kelak di sisi Allah.
Imam Mujahid mengatakan, "(Adapun) orang Quraiys maka
mereka menambatkan hati pada berhalanya, kaum yang datang
sebelumnya menambatkan pada para malaikat, Isa bin Maryam dan
1
Uzair".
Dari sini kita mengetahui, bahwa firman Allah ta'ala, yang
artinya, "Kami tidak menyembah mereka". Dari ucapannya kaum
musyrikin yang ditujukan kepada tuhan-tuhannya, hal ini dipertegas
kembali dengan satu riwayat qiro'ah yang dibaca oleh sahabat
Abdullah bin Mas'ud al-Hudzali radhiyallahu 'anhu, dimana cara

1
. Tafsir Thabari 1/23/122.
4
beliau membaca ayat diatas ialah, "Dan orang-orang yang
mengambil pelindung selain Allah, mereka berkata: "Kami tidak
menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami
2
kepada Allah dengan sedekat- dekatnya".

Walaupun riwayat ini dianggap syadz (ganjil) namun bisa


dianggap sebagai pendukung tafsiran ayat diatas, menurut pendapat
yang masyhur dikalangan ahli tafsir. Senada dengan ini ialah
bacaannya Sa'id bin Musayib dari generasi tabi'in, sehingga semakin
3
mendukung bacaan sahabat tersebut.

Adapun tafsiran yang dijelaskan oleh Imam Ibnu katsir ialah


sebagai berikut, "Selanjutnya Allah mengabarkan kepada kita
perilaku para pengagung berhala dari kalangan orang-orang yang
suka menyekutukan Allah, bahwasannya mereka berucap, "Kami
tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan
kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya".
Maksudnya, faktor yang menjadikan mereka menyembah
berhala, lalu bersandar kepada mereka, dengan membikin simbol
dalam rupa malaikat yang terdekat –menurut persangkaan mereka-
kemudian menyembahnya lalu melegelkan peribadatannya pada
berhala tersebut, hanyalah karena mereka punya keinginan agar
sesembahannya tersebut memberi syafaat di sisi Allah, yang akan
membantu, memberi rizki, dan sebagai wakil yang menggantikan
dirinya ketika memohon kebutuhan dunia kepada Allah.
Dan para imam, semisal, Qatadah, Sudi, Zaid bin Aslam, dan Ibnu
Zaid, mengatakan, "Firman Allah ta'ala, "Melainkan supaya mereka
mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya".

2
. Tafsir Thabari.
3
. Seperti dinyatakan oleh Imam Suyuti dalam Durarul Mantsur 5/322.
5
Artinya, supaya mereka memberi syafaat dan mendekatkan kami
4
kepada Allah sedekat-dekatnya".

Imam Syaukani menjelaskan, "Dan dhamir (kata ganti) dalam


firman Allah "Kami menyembah mereka", kembali kepada segala
sesuatu yang mereka sembah, mulai dari malaikat atau nabi Isa, atau
berhala, mereka itulah yang dianggap sebagai pelindungnya.
Dan maksud firman Allah, "Melainkan supaya mereka
mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya".
Maksud yang mereka inginkan ialah sebagai pemberi syafaat,
sebagaimana ditegaskan bukan hanya satu orang dari kalangan
5
ulama ahli tafsir".

Hal senada juga dikemukakan oleh Imam Razi, beliau


mengatakan tentang tafsir ayat diatas, "Penerapan yang cocok dari
ayat diatas ialah, "Dan orang-orang yang mengambil pelindung
selain Allah, mereka mengatakan, "Kami tidak menyembah mereka
melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan
sedekat- dekatnya". Dengan pertimbangan ini maka khabar
firmanNya, "Dan orang-orang", dihilangkan yaitu, "Mereka
mengatakan".
Dan patut diketahui bahwa dhamir dalam firmanNya, "Kami
tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan
kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya". Kembali pada segala
sesuatu yang disembah selain Allah, dan itu terbagi menjadi dua,
yang pertama berakal dan kedua tidak berakal.
Adapun sesembahan yang berakal, maka ada kaum yang
menyembah al-Masih, atau Uzair atau malaikat. Dan kebanyakan
manusia ada diantara mereka yang menyembah matahari, bulan dan

4
. Tafsir Ibnu katsir 4/45.
5
. Fathul Qadir 4/449.
6
bintang, dengan menyakini kalau benda-benda tersebut hidup dan
berakal serta mampu berbicara.
Sedangkan perkara yang disembah, walaupun tidak memiliki sifat
hidup dan berakal namun tetap disembah adalah berhala.
Jika anda telah memahami masalah ini, maka kami katakan,
'Pernyataan yang diucapkan oleh orang kafir lebih pas ditujukan bagi
orang yang masih berakal, adapun orang yang sudah kehilangan
akalnya maka tidak cocok.
Barangkali ini bisa dikatakan, 'Orang yang berakal tidak mungkin
menyembah berhala, dari sisi pengetahuannya kalau berhala
tersebut terbuat dari kayu atau batu, namun, mereka
menyembahnya atas dorongan keyakinan tertentu yaitu kalau
berhalanya hanyalah simbol dari benda-benda langit, atau simbol
roh makhluk yang ada diatas langit, atau simbol para nabi dan orang
sholeh yang telah meninggal, sehingga tujuan dari peribadatan
mereka ialah mengalihkan peribadatan tersebut kepada benda-
6
benda yang dibentuk dalam rupa berhala atau patung".

Dalam buku tafsir yang lain dikatakan, "Firman Allah, yang


artinya, "Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah".
Yaitu dengan mencinti dan bertawasul kepada mereka agar bisa
mendekatkan diri kepada Allah. Dan firmanNya, yang artinya, "Kami
tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan
kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya". Artinya, mereka
menyatakan hal tersebut dalam rangka sebagai argumen atas
kesesatan yang sedang dikerjakan. Kemudian firmanNya, yang
artinya, "Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka
tentang apa yang mereka berselisih padanya". Artinya, ketika
mereka dibangkitkan bersama sesembahannya kemudian dijadikan
satu antara yang menyembah dan disembah, maka orang yang
mengingkari (sesembahan tersebut) akan dimasukan kedalam

6
. Mafatihul Ghaib 29/241.
7
neraka bersama orang-orang yang mengingkari, sebagaimana orang
yang membenarkan akan dimasukan ke dalam surga bersama orang-
7
orang yang membenarkan".

Maksud dari penjelasan ini ialah, bahwa Allah azza wa jalla telah
menjelaskan kepada kita faktor utama kenapa kaum musyrikin
beribadah kepada tuhan-tuhannya, dengan penjelasan yang cukup
gamblang lagi memuaskan, yang menyimpulkan bahwa kesyirikan
orang Arab terjadi atas dorongan untuk mengambil wasilah
(perantara) sebagai penghubung kepada Allah azza wa jalla, akan
tetapi, hasilnya mereka justru bersikap ghuluw kepada makhluk,
yaitu dengan mengangkatnya melebihi kapasitas sebagai seorang
makhluk, sebagaimana nanti akan datang penjelasannya dalam pasal
yang menerangkan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya
kesyirikan.
Hanya saja yang ingin kami sampaikan pada para pembaca ialah
adanya banyak ayat yang menerangkan jika kesyirikan yang
dilakukan oleh orang Arab pada zaman Jahiliah hanyalah karena
dorong hawa nafsu ingin mencari wasilah yang bisa mendekatkan
diri kepada Allah yang dituangkan dalam bentuk ritual dengan
menyembah sesembahan-sesembahan tersebut. Dan saya telah
menukil tafsir para ulama tentang maksud ayat diatas, baik melalui
metode riwayat maupun pendapat para ahli tafsir.
Disamping itu, Allah juga telah menjelaskan hakekat kesyirikan
ini dalam beberapa tempat dalam kitabNya yang mulia, selain apa
yang saya bawakan disini.

7
. Mahasinul Ta'wil yang ditulis oleh Jamaludin Muhammad bin Sa'id bin
Qasim al-Qasimi al-Halaq. Pakar dalam berbagai disiplin ilmu. Lahir di
Damaskus tahun 1283 H. Tumbuh dewasa dan menuntut ilmu disana.
Meninggal pada tahun 1332 H. Lihat biografinya dalam al-A'laam 2/131
oleh Zarkali.
8
Berikut akan saya ketengahkan kembali beberapa diantaranya
tanpa menukil ucapan para ulama tafsir karena mencukupkan
dengan tekstual ayat yang sudah sangat jelas pendalilannya, dan
sudah sangat banyak dijelaskan dalam kumpulan buku tafsir.
Diantara ayat-ayat tersebut adalah:
Pertama: Firman Allah tabaraka wa ta'ala:

ُ‫ىُ ِٓ ُ ى‬ ُ ُ ُ ُّ ُ ‫ذ‬ ُ
‫ع ؤن ا‬ ‫ُضهم وّل ينف ُع ُهم ويقولون هؤّلء شف‬ ‫ون ٱهللِ ما ّل ي‬ ُُ
ِ ‫﴿ ويعبدون مِن د‬
‫ت وّل ِيف ٱلۡر ِض ُسبحن ُهۥ‬ ‫ٱهلل بما ّل يعل ُم يف ذ‬
ِ ‫ٱلسمو‬
‫ذ‬ ُ ‫ٱهللِ قُل أ ُتن‬
‫بون‬
‫ذ‬
ِ ِ ِ ‫عِند ه‬
ُ ُ ‫ذ‬
] ١٨ :‫ ﴾ [ يونس‬١٨ ‫رشكون‬ ِ ‫وتعل عما ي‬

"Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak


dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak
(pula) kemanfaatan, dan mereka berkata: "Mereka itu adalah
pemberi syafa'at kepada kami di sisi Allah". Katakanlah: "Apakah
kamu mengabarkan kepada Allah apa yang tidak diketahui-Nya baik
di langit dan tidak (pula) dibumi? Maha suci Allah dan Maha Tinggi
dan apa yang mereka mempersekutukan (itu)". (QS Yunus: 18).

Kedua: Firman Allah azza wa jalla:

9
ُ ُ ُ ُ ٓ ُ ‫ذ‬ ُ ُ ‫ذ‬
‫ون ٱهللِ شفعاء ه قل أولو َكنوا ّل يمل ِكون شيا وّل يعقِلون‬ ِ ‫﴿ أ ِم ٱختذوا مِن د‬
ُ ُ ُ ُ ُ‫ذ‬ ُ ‫ُ ذ ذ‬
[ ﴾ ٤٤ ‫ت وٱلۡر ِض ث ذم إِِلهِ ترج ُعون‬ ‫ك ذ‬
ِ ‫ٱلسمو‬ ‫ قل ِهللِ ٱلشفعة مجِيعا ّلۥ مل‬٤٣
] ٤٤-٤٣ :‫الزمر‬

"Bahkan mereka mengambil pemberi syafa'at selain Allah.


Katakanlah: "Dan Apakah (kamu mengambilnya juga) meskipun
mereka tidak memiliki sesuatupun dan tidak berakal?" Katakanlah:
"Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya. Kepunyaan-Nya
kerajaan langit dan bumi. kemudian kepada- Nyalah kamu
dikembalikan". (QS az-Zumar: 43-44).

Ketiga: Firman Allah ta'ala:

ُ‫ُ ى‬ ٓ ُ ‫ُ ذ‬ ُ ‫ُ ُ ذ‬
‫عؤا‬ ‫ ولم يكن ل ُهم مِن رشكئ ِ ِهم شف‬١٢ ‫ٱلساعة ُيبل ُِس ٱل ُمج ِر ُمون‬ ‫﴿ ويوم تقوم‬
ٓ ُ ُ
] ١٣-١٢ :‫ ﴾ [ الروم‬١٣ ‫وكنوا بِرشكئ ِ ِهم كف ِِرين‬

"Dan pada hari terjadinya kiamat, orang-orang yang berdosa


terdiam berputus asa. Dan sekali-kali tidak ada pemberi syafa'at
bagi mereka dari berhala-berhala mereka dan adalah mereka
mengingkari berhala mereka itu". (QS ar-Ruum: 12-13).

Kempat: Firman Allah tabaraka wa ta'ala:

ُّ ً ُ ‫ذ‬ ُ ُ ‫ذ‬ ‫ُ ُ ذ‬
‫ون ٱهللِ قربانا ءال ِهَۢةۖ بل ضلوا عن ُه هم وذل ِك‬
ِ ‫﴿ فلوّل نَصهم ٱَّلِين ٱختذوا مِن د‬
ُ
ُ ‫ك ُهم وما َكنُوا يف‬
] ٢٨ :‫﴾ [ الحقاف‬٢٨ ‫َتون‬ ‫إِف‬
"Maka mengapa yang mereka sembah selain Allah sebagai Tuhan
untuk mendekatkan diri (kepada Allah) tidak dapat menolong

10
mereka. bahkan tuhan-tuhan itu telah lenyap dari mereka? Itulah
akibat kebohongan mereka dan apa yang dahulu mereka ada-
adakan". (QS al-Ahqaaf: 28).

Kelima: Firman Allah subhanahu wa ta'ala:

‫ٱهللِ ّل يمل ُِكون مِثقال ذ ذرة يف ذ‬


‫ذ‬ ُ ُ ‫ُ ذ‬ ُ
‫ت وّل‬
ِ ‫ٱلسمو‬ ِ ‫ون‬
ِ ‫﴿ ق ِل ٱدعوا ٱَّلِين زعمتم مِن د‬
ُ ‫ذ‬
‫ وّل تنف ُع ٱلشفعة‬٢٢ ‫ِيف ٱلۡر ِض وما ل ُهم فِي ِهما مِن ِرشك وما ُّلۥ مِن ُهم مِن ظ ِهي‬
‫ذ‬
]٢٣-٢٢ :‫ ﴾ [ سبا‬٢٣ ‫عِندهُ ٓۥ إِّل ل ِمن أذِن ُّل هۥ‬

"Katakanlah: " serulah mereka yang kamu anggap (sebagai Tuhan)


selain Allah, mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di
langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu sahampun
dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali tidak ada di
antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya. Dan Tiadalah
berguna syafa'at di sisi Allah melainkan bagi orang yang telah
diizinkan-Nya memperoleh syafa'at itu". (QS Saba': 22-23).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan, "Terkumpul dalam


8
ayat diatas antara kesyirikan dan syafaat".
Sehingga kesimpulannya, hakekat kesyirikan orang Arab ialah
mengambil wasilah yang bisa mendekatkan diri antara seorang
makhluk dengan penciptanya. Dan sejatinya, peribadatan mereka,
ketundukan serta keimanannya terhadap tuhan-tuhannya hanyalah
dalam rangka sebuah upaya yang bisa mendekatkan diri kepada
Allah dan sebagai pemberi syafaat kelak disisi Allah azza wa jalla.
Demikian pula dijelaskan oleh pakar agama Imam Syihristani
9
dalam kitab beliau yang terkenal al-Milal wa Nihal dalam sebuah

8
. Majmu Fatawa 1/113 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah.
9
. 3/653.
11
pembahasan yang menerangkan kesyirikan yang biasa dilakukan
oleh orang Arab, beliau menyatakan, "Dan sekelompok mereka ada
yang menyakini adanya pencipta, awal penciptaan dan sedikit
keyakinan adanya kebangkitan, namun, mereka mengingkari adanya
para rasul.
Mereka menyembah berhala, dengan sangkaan kalau mereka
adalah pemberi syafaat disisi Allah kelak pada hari akhir.
Mereka biasa mengerjakan ibadah haji pada berhala tersebut,
menyembelih binatang, berkurban dan menyajikan aneka ritual
ibadah dalam rangka mendekatkan diri dan mengagungkannya.
Mereka membikin hukum halal dan haram sesuai dengan
kebutuhannya. Aliran ini merupakan kelompok terbesar yang dianut
oleh orang Arab, kecuali suku Syardamah".

Hal senada juga dijelaskan oleh Syaikhul Islam, beliau


menyatakan, "Belum pernah ada seorangpun dari para pengagung
berhala yang punya keyakinan bahwa berhalanya yang telah
menciptakan langit dan bumi, akan tetapi, mereka menjadikan
berhala tersebut sebagai wasilah dan pemberi syafaat kelak disisi
Allah, disebabkan beberapa hal, diantaranya:
Mereka membikinnya dalam bentuk gambar para nabi dan
orang-orang sholeh.
Ada lagi yang menjadikan berhalanya dalam bentuk simbol dan
replika bintang-bintang yang ada dilangit, seperti matahari dan
bulan.
Belum lagi yang menjadikan berhalanya sebagai pelindung dari
kejahatan Jin.
Adapula yang membuatnya sebagai bentuk pengagungan terhadap
10
para malaikat".
Pada kesempatan lain, beliau juga hampir sama menegaskan
seperti diatas, beliau mengatakan, "Kaum musyrikin mengambil

10
. Majmu Fawata Ibnu Taimiyah 1/361 dan 7/77.
12
pemberi syafaat dari kalangan para malaikat, para nabi serta orang-
orang sholeh, lalu menjadikannya dalam bentuk patung atau berhala
yang kemudian mereka meminta syafaatnya.
Mereka beralasan, 'Mereka adalah makhluk pilihan yang dimiliki
oleh Allah, maka kami bertawasul kepada Allah dengan berdo'a dan
beribadah kepadanya supaya mereka mau memberi syafaatnya'.
Sebagaimana halnya orang biasa bertawasul kepada raja dengan
memilih orang-orang terdekatnya, karena mereka dekat dengan
sang raja, dengan harapan mereka mau memberinya syafaat
dihadapan raja tadi, itulah kenapa mereka enggan menjadikan orang
biasa sebagai perantaranya karena belum tentu di izinkan oleh sang
raja.
Dan bisa jadi salah seorang diantara mereka mampu memberinya
syafaat di hadapan sang raja tanpa adanya pilihan lain, sehingga
dibutuhkan lagi untuk meminta dikabulkan syafaat dengan penuh
11
harap dan kepasrahan".
Beliau juga menerangkan, "Kaum musyrikin yang menjadikan
sesembahan lain bersama Allah ta'ala yakin betul jika
sesembahannya adalah makhluk. Akan tetapi, mereka jadikan
sebagai sesembahan dan di ibadahi dengan harapan agar mereka
12
memberi syafaat di sisi Allah".
Imam Ibnu Abil Izzi juga menjelaskan hal serupa, dalam sebuah
penjelasannya, beliau menyatakan, "(Kaum musyrikin) tidaklah
menyakini pada berhala yang mereka sembah ikut andil bersama
Allah dalam menciptakan alam semesta. Namun, kondisinya sama
persis dengan kondisi-kondisi umat yang lain dari kalangan kaum
musyrikin, baik yang berada di India, Turkia, Barbar ataupun yang
lainnya.

11
. Majmu' Fatawa 1/361.
12
. Ibid 1/150.
13
Dimana terkadang mereka menyakini, bahwa patung-patung ini
adalah replika orang-orang sholeh dari kalangan para nabi ataupun
orang sholehnya. Lalu mereka menjadikannya sebagai wasilah yang
akan memberinya syafaat kelak di hadapan Allah azza wa jalla. Inilah
pokok kesyirikan yang ada ditengah-tengah orang Arab".
Sampai ucapan beliau yang mengatakan, "Diantara sebab-sebab
kesyirikan ialah menyembah bintang-bintang dilangit serta
membikin patung dengan anggapan patung-patung tersebut sebagai
simbol yang cocok bagi tabiat bintang-bintang tersebut. Dan
kesyirikan yang terjadi ditengah umatnya nabi Ibrahim 'alaihi sallam
berada dalam masalah ini.
Demikian juga ketika mereka menyekutukan Allah dengan para
malaikat dan jin, dengan membikin patung sebagai simbol mereka.
Para pengagung berhala semuanya mengakui adanya sang
pencipta, akan tetapi, mereka menjadikan berhalanya sebagai
wasilah yang akan menghubungkan kepada Allah azza wa jalla serta
13
memberinya syafaat".
Lain lagi yang diucapkan oleh Imam Alusi, beliau menegaskan,
"Para pengagung berhala menyakini bahwa ibadah yang mereka
tujukan kepada berhala sama saja dengan orang yang sedang
beribadah kepada Allah, yang mereka lakukan dalam rangka
mendekatkan diri kepadaNya, akan tetapi, sarananya saja yang
berbeda.
Ada aliran yang mengatakan, (kami orang yang banyak dosa)
sehingga tidak pantas bagi kami untuk beribadah kepada Allah yang
Maha agung secara langsung tanpa adanya wasilah, makanya kami
menyembah berhala tersebut supaya mereka bisa mendekatkan diri
kepada Allah'.
Aliran lain mengungkapkan, para malaikat adalah makhluk mulia
yang mempunyai kedudukan dimata Allah, makanya kami buatkan

13
. Syarh Aqidah Thahawiyah 1/29-32.
14
patung sesuai bentuknya lalu kami sembah supaya mereka mau
mendekatkan kami kepada Allah sedekat-dekatnya'.
Terus aliran satunya lagi mengatakan, 'Kami membuat patung
sebagai kiblat dalam peribadatan yang kami kerjakan kepada Allah,
sebagaimana halnya Ka'bah dijadikan sebagai kiblat dalam
beribadah kepadaNya'.
Ada pula aliran yang menyakini bahwa bagi setiap patung dihuni
oleh setan sebagai wakil yang diutus atas perintah Allah, maka
barangsiapa menyembah patung tersebut, dengan peribadatan yang
benar, setan akan segera memenuhi kebutuhannya atas perintah
Allah, jika main-main ibadahnya maka setan akan menimpakan
14
musibah kepadanya atas perintah Allah".

Nukilan-nukilan ucapan para ulama diatas, menjelaskan bahwa


kaum musyrikin hanya menyekutukan Allah ta'ala dalam perkara
memberi syafaat dan bertawasul kepada Allah, dengan beribadah
pada orang-orang sholeh. Dengan anggapan mereka tidak bisa
beribadah kepada Allah secara langsung melainkan dengan cara
mengambil wasilah orang sholeh yang mempunyai kedudukan
dimata Allah. Dengan didasari keyakinan kalau syafaat mereka tidak
mungkin ditolak oleh Allah ta'ala karena kedudukannya yang mulia
dihadapanNya.
Mereka melakukan itu karena menganalogikan dengan raja-raja
yang ada didunia, dimana seperti halnya kita tidak mungkin bisa
langsung menemui raja melainkan bila dengan perantara wasilah,
sebagai pembantu dan pelayannya. Demikian pula kita tidak
mungkin bisa langsung menemui Allah melainkan dengan wasilah
wali-walinya Allah.
Berpijak dari keyakinan batil inilah mereka akhirnya tergerak
untuk menggambar orang-orang sholeh lalu memahatnya sehingga
terbentuklah patung dalam rangka untuk mengingatnya. Selanjutnya

14
. Bulughul Arib 2/197-198.
15
menjadikan sebagai kiblat setiap ibadah yang mereka kerjakan,
dengan asas inilah mereka berdoa dan beristighosah dalam perkara-
perkara yang mereka anggap penting, bernadzar serta
15
menyembahnya dengan berbagai macam jenis ritual ibadah.
Dan bila dicermati lebih teliti, maka wasilah-wasilah yang mereka
bikin tersebut terbagi menjadi dua, ada yang berakal adapula yang
tidak berakal, demikian pula ada yang terinspirasi dari benda langit
ada pula yang dari bumi, maka berikut ini akan kami paparkan dua
hal tersebut dalam paragraf berikut ini.

Kesyirikan Orang Arab Dengan Menyembah Tuhan-tuhan Yang


Berada Dilangit

Dan tuhan-tuhan tersebut kalau kita klasifikasikan terbagi lagi


menjadi dua, ada yang berakal adapula yang tidak berakal.
Adapun sesembahan berakal yang berada dilangit yang biasa
mereka sembah, contohnya seperti para malaikat. Sebagaimana
telah autentik berita sejarah dan nash syar'iyah yang menjelaskan
16
bahwa ada dikalangan orang Arab yang menyembah para malaikat .
Hal itu sebagaimana Allah rekam didalam firmanNya:

ٓ ُ‫ى‬ ُ
ُ ُ
٤٠ ‫هؤّلءِ إِيذاكم َكنوا يع ُب ُدون‬ ‫رش ُهم مجِيعا ُث ذم ي ُقول ل ِلم ى‬
‫لئِكةِ أ‬ ُ ُ ‫﴿ ويوم ي‬
ُُ
‫َثهم ب ِ ِهم‬‫ٱجل ذن أك‬ ُُ ُ ُ ُّ ُ ُ
ِ ‫قالوا سبحنك أنت و ِِلنا مِن دون ِ ِهم بل َكنوا يعبدون‬
] ٤١-٤٠ :‫ ﴾ [ سبأ‬٤١ ‫ُّمؤم ُِنون‬

15
. Syarh Mawaqif 8/83 oleh Jurjani. Hujatullah Balighah 1/59-60, 125
oleh Waliyullah Dahlawi dan lainnya.
16
. al-Milal wan Nihal 3/660 oleh Syihristani. Bulughul Arib 2/232 oleh al-
Alusi.
16
"Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan
mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada Malaikat:
"Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?". Malaikat-malaikat
itu menjawab: "Maha suci Engkau. Engkaulah pelindung kami,
bukan mereka, bahkan mereka telah menyembah jin, kebanyakan
mereka beriman kepada jin itu". (QS Saba': 40-41).

Didalam tafsirnya Imam Qurthubi menjelaskan, "Allah azza wa


jalla menjelaskan, 'Dan pada hari ketika Kami mengumpulkan
mereka semua orang-orang kafir, kemudian Kami berfirman kepada
malaikat, 'Apakah mereka ini dahulu menyembahmu tidak
menyembah Ku? Seketika itu para malaikat berlepas diri dari hal
tersebut, dengan mengatakan, 'Maha suci Engkau, wahai Rabb
kami'. Dalam rangka mensucikan Allah dan membebaskan semua
sifat yang disematkan oleh para penyembah berhala dan sekutunya.
Lalu mereka menegaskan, "Engkaulah pelindung kami, bukan
mereka'. Sekali-kali kami tidak mengambil pelindung selain Engkau.
Kemudian mereka mengemukakan kenyataannya, 'Bahkan mereka
telah menyembah jin'.
Dijelaskan oleh Imam Qatadah, "Pada hari ketika Kami
mengumpulkan mereka semua, lalu Kami tanyakan pada malaikat,
'Apakah mereka ini dahulu menyembahmu? Sebuah pertanyaan
yang sama pernah diajukan kepada nabi Isa, yaitu tatkala Allah
berfirman kepada Isa pada hari kiamat:
ُ ُ ‫ذ‬ ُ ُ ‫﴿ ِإَوذ قال ذ‬
‫ي مِن‬
ِ ‫ه‬ ‫ل‬ِ ‫إ‬ ‫م‬ِ ‫ون وأ‬ ِ ‫ٱهلل يعِييس ٱبن مريم ءأنت قلت ل ذِلن‬
ِ ‫اس ٱختِذ‬
‫ذ‬ ُ
] ١١٦ :‫ ﴾ [ المائدة‬١١٦ ِ‫ون ٱهلل‬
ِ ‫د‬

17
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam,
adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan
17
ibuku dua orang Tuhan selain Allah?". (QS al-Maa-idah: 116).

Berkaitan dengan ayat sebelumnya Imam Ibnu Katsir


menjelaskan dalam tafsirnya, "Allah ta'ala mengabarkan pada kita
bahwa kaum musyrikin kelak pada hari kiamat akan di cela
dihadapan seluruh makhluk, lalu malaikat ditanya, yang disangka
oleh mereka, bahwasannya mereka beribadah kepada malaikat
dengan menjadikan simbolnya dalam bentuk berhala, supaya bisa
mendekatkan diri kepada Allah sedekat-dekatnya. Makanya malaikat
ditanya untuk mengklarifikasikan kebenarannya, ''Apakah mereka ini
18
dahulu menyembahmu?".

Imam al-Mawardi juga punya pendapat dalam masalah ini,


ketika menafsirkan firman Allah ta'ala, "Pada hari ketika Kami
mengumpulkan mereka semua'. Beliau mengatakan, "Yakni kaum
musyrikin dan orang-orang yang mereka sembah dari kalangan para
malaikat. Lalu Allah mengatakan, "kemudian Allah berfirman kepada
Malaikat: "Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?".
Pertanyaan yang diajukan kepada para malaikat ini dalam rangka
penegasan ketidak benaran (yang dilakukan oleh kaum musyrikin)
bukan pertanyaan yang membutuhkan jawaban, walaupun
diungkapkan dalam bentuk pertanyaan yang butuh terhadap
19
jawaban".

Didalam ayat lain Allah subhanahu wa ta'ala juga menjelaskan


pada kita berkaitan dengan peribadatan yang dikerjakan oleh kaum

17
. Tafsir Thabari 10/22/69.
18
. Tafsir Ibnu Katsir 3/542.
19
. an-Nukatu wa Uyun 4/454 oleh Mawardi.
18
musyrikin kepada para malaikat dan nabi serta makhluk lainnya,
Allah azza wa jalla berfirman:

ُ ُ ‫ذ‬ ُ ُ ُ ُ
‫نتم أضلل ُتم عِبادِي‬ ُ ‫ول ءأ‬ ‫ون ٱهللِ فيق‬ ُُ
ِ ‫﴿ ويوم يرشهم وما يعبدون مِن د‬
‫ٓ ذ‬ ُ ‫ه ُؤّلٓءِ أم ُهم ض ُّلوا ذ‬
‫ قالوا ُسبحنك ما َكن يۢنب ِغ َلا أن ن ذتخِذ مِن‬١٧ ‫ٱلسبِيل‬ ‫ى‬
ُ ُ ٓ ٓ ُ
١٨ ‫دون ِك مِن أو ِِلاء ولكِن ذم ذتعت ُهم وءاباءهم ح ذّت ن ُسوا ٱَّلِكر وكنوا قوما بُورا‬
] ١٨-١٧ :‫﴾ [ الفرقان‬

"Dan (ingatlah) suatu hari (ketika) Allah menghimpunkan mereka


beserta apa yang mereka sembah selain Allah, lalu Allah berkata
(kepada yang disembah); "Apakah kamu yang menyesatkan hamba-
hamba-Ku itu, atau mereka sendirikah yang sesat dari jalan (yang
benar)?". Mereka (yang disembah itu) menjawab: "Maha suci
Engkau, tidaklah patut bagi kami mengambil selain Engkau (untuk
jadi) pelindung, akan tetapi Engkau telah memberi mereka dan
bapak-bapak mereka kenikmatan hidup, sampai mereka lupa
mengingati (Engkau); dan mereka adalah kaum yang binasa". (QS al-
Furqaan: 17-18).

Dalam buku tafsirnya Imam Thabari menjelaskan ayat diatas,


"Allah azza wa jalla mengatakan, 'Pada hari ketika Allah
menghimpun para pendusta disatu tempat beserta apa yang mereka
sembah selain Allah dari kalangan para malaikat, manusia, dan jin.
Sebagaimana diceritakan kepada kami…dari Mujahid dalam
tafsir firman Allah ta'ala, "Dan ingatlan pada hari ketika Allah
menghimpun mereka beserta apa yang mereka sembah selain
Allah". Maka kami tanyakan padanya, 'Apakah kalian yang
menyesatkan hamba-hamba Ku itu? Maka (orang yang dahulu

19
disembah), semisal, nabi Isa, Uzair dan para malaikat
20
mengatakan…".
Masih tentang tafsir ayat diatas, Imam Mawardi mengatakan,
"Firman Allah ta'ala, "Beserta apa yang mereka (dahulu) sembah
selain Allah".
Imam Mujahid menjelaskan, "Mereka adalah nabi Isa, Uzair, dan
para malaikat". Lalu Allah menanyakan, "Apakah kalian yang
menyesatkan hamba-hamba Ku itu? Ini merupakan penegasan akan
kedustaan orang yang mengira kalau mereka yang menyesatkan,
walaupun diungkapkan dalam bentuk pertanyaan yang
membutuhkan jawaban.
Terjadi silang pendapat dikalangan para berkaitan dengan
pertanyaan yang Allah ajukan, setidaknya ada dua pendapat,
pertama, Bahwa itu ditujukan kepada para malaikat, sebagaimana
diempu pendapat ini oleh al-Hasan, kedua, Bahwa pertanyaan itu
ditujukan kepada nabi Isa, Uzair dan para malaikat. Inilah pendapat
21
yang dikuatkan oleh Mujahid".

Tidak ketinggalan Imam Ibnu Katsir juga menjelaskan hal yang


sama dalam tafsirnya, "Allah berfirman dalam rangka mengabarkan
pada kita apa yang akan terjadi kelak pada hari kiamat, yaitu celaan
terhadap orang kafir dalam peribadatan yang mereka lakukan
kepada selain Allah. Seperti ibadah yang mereka tujukan pada
malaikat dan selain mereka. Allah mengatakan, "Pada hari ketika
Allah menghimpunkan mereka beserta apa yang mereka sembah
selain Allah". Imam Mujahid menafsirkan, "Mereka itu adalah nabi
22
Isa, Uzair dan para malaikat".

20
. Tafsir Thabari 9/19/141-142.
21
. an-Nukatu wa Uyun 4/136 oleh Mawardi.
22
. Tafsir Ibnu Katsir 3/312. Ucapan diatas juga dinukil oleh Imam Suyuti
dalam kitabnya Durarul Mantsur 5/65. Dan menisbatkan ucapan diatas
20
Intinya adalah, semua nukilan dari tafsir ayat diatas
menjelaskan pada kita bahwa kaum musyrikin Arab ada yang
menyembah malaikat yaitu dengan cara membikinkan patung yang
mereka anggap cocok dengan bentuknya, sebagaimana mereka juga
membikin berhala untuk para setan.

Masih dalam ranah pembahasan, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah


menyatakan, "Terkadang mereka menyakini kalau mereka sedang
beribadah kepada malaikat walaupun pada hakekatnya mereka
sedang beribadah kepada Jin, sebab jin tersebut yang membantunya
dan senang dengan kesyirikan yang mereka kerjakan. Itulah yang
Allah singgung didalam firmanNya:

ٓ ُ‫ى‬ ُ
ُ ُ
٤٠ ‫هؤّلءِ إِيذاكم َكنوا يع ُب ُدون‬ ‫رش ُهم مجِيعا ُث ذم ي ُقول ل ِلم ى‬
‫لئِكةِ أ‬ ُ ُ ‫﴿ ويوم ي‬
ُُ
‫َثهم ب ِ ِهم‬‫ٱجل ذن أك‬ ُُ ُ ُ ُّ ُ ُ
ِ ‫قالوا سبحنك أنت و ِِلنا مِن دون ِ ِهم بل َكنوا يعبدون‬
] ٤١-٤٠ :‫ ﴾ [ سبأ‬٤١ ‫ُّمؤم ُِنون‬

"Dan (ingatlah) hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan


mereka semuanya kemudian Allah berfirman kepada Malaikat:
"Apakah mereka ini dahulu menyembah kamu?". Malaikat-malaikat
itu menjawab: "Maha suci Engkau. Engkaulah pelindung kami,
bukan mereka, bahkan mereka telah menyembah jin, kebanyakan
mereka beriman kepada jin itu". (QS Saba': 40-41).

Tidak ada seorangpun dari para malaikat yang membantu


kesyirikan mereka, baik ketika mereka masih hidup atau setelah

kepada al-Firyabi, Abdu bin Humaid, Ibnu Abi Syaibah, Ibnu Mundzir, dan
Ibnu Abi Hatim.
21
meninggal, terus ditambah lagi para malaikat tidak mungkin terima
23
dengan adanya kesyirikan kepada Allah".
Hal senada juga diungkapkan oleh Imam Ibnu Qoyim, "Diantara
tipu daya setan (pada para pendosa) ialah, hiasan yang mereka bikin
agar semakin indah peribadatan yang ditujukan oleh kaum musyrikin
kepada para malaikat, mereka mengira sedang beribadah secara
benar, padahal pada hakekatnya mereka tidak sedang beribadah
kepadanya namun kepada setan, mereka rela beribadah kepada
seburuk-buruk makhluk Allah, yang paling layak untuk mendapat
24
laknat dan celaan".

Adapun tuhan mereka yang berada dilangit, namun, tidak


berakal, inipun sangat banyak jumlahnya. Diantara salah satunya
ialah menyembah bintang-bintang yang ada dilangit. Inipun kalau
dicermati masih terbagi lagi menjadi dua, yaitu:
Pertama: Menyembah yang terbesar diantara mereka, semisal
matahari, bulan dan bintang vesper.
Sebagaimana yang Allah singgung didalam kitab Nya yang suci, Allah
ta'ala berfirman:

‫ذ‬ ‫ذ ُ ذ‬ ُ ‫ذ‬
‫ج ُدوا ل ِلشم ِس وّل ل ِلقم ِر‬
ُ ‫لشم ُس وٱلقم ُر ه ّل تس‬ ‫﴿ ومِن ءايتِهِ ٱِلل وٱَلهار وٱ‬
] ٣٧ :‫ ﴾ [ فصلت‬٣٧ ‫نتم إِيذاهُ تع ُب ُدون‬ ُ ‫وْۤاوُدُجٱ ِۤهَّلِل ٱ ذَّلِي خلق ُه ذن إن ُك‬
ِ

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang,


matahari dan bulan. janganlah sembah matahari maupun bulan,
tapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika ialah yang kamu
hendak sembah". (QS Fushshilat: 37).

23
. Majmu Fatawa 1/157.
24
. Ighatsatul Lahfan 2/651-652.
22
Sebagian ulama mengatakan, "Bahwa ibadah yang dikerjakan
oleh kaum Jahiliah hakekatnya ialah menyembah gugusan bintang
yang ada dilangit, walaupun nama dan bentuk tuhan yang mereka
sembah didunia banyak dan beragam, namun, sejatinya semua
kembali pada tiga unsur benda langit yang terbesar, yaitu matahari,
bulan dan vesper. Semua benda tadi digambarkan bagaikan sebuah
keluarga kecil, bulan sebagai ayahnya, matahari sebagai ibunya
sedangkan vesper sebagai anaknya.
Para ulama menyimpulkan, bahwa kebanyakan nama-nama
tuhan yang mereka milik, kembali kepada sifat-sifat tiga makhluk
tersebut, yang barangkali bisa di sinonimkan aqidah mereka
25
tersebut dengan nama-nama indah bagi Allah dalam agama Islam".
Akan tetapi, disini kita tidak sedang menjelaskan keabsahan
pendapat ini, yang jelas banyak orang yang punya pandangan khusus
pada dua benda besar yang menggantung dilangit yaitu bulan dan
matahari. Inilah fenomena yang tidak bisa diingkari, dan hal tersebut
didukung dengan adanya alasan yang masuk akal.
Yakni adanya efek yang luar biasa besarnya yang bisa mereka
rasakan secara langusng dalam kehidupan dan menjalani
aktivitasnya, semisal udara yang mereka bisa hidup dengannya,
memberi kehidupan bagi tumbuhan dan binatang, adanya
pergantian malam dan siang, serta perubahan musim yang bisa
mereka rasakan.
Itulah yang menyebabkan adanya keyakinan kuat dalam hati
dan jiwa mereka bahwa seluruh makhluk yang berada dalam
jangkauan kedua benda langit tersebut berada dalam liputannya,
dan hasil dari perbuatannya. Adapun benda langit yang lain maka
efek yang dirasakan sangat sedikit dibanding dengan hasil yang
diberikan oleh kedua benda tersebut, itulah sebabnya kenapa
mereka sering menisbatkan kepada kedua benda tersebut, banyak

25
. al-Mufashal fii Tarikh Arab Qabla Islam 6/50 oleh Jawad Ali.
23
hal, semisal pertumbuhan, perkembangan, kesembuhan dan terkena
penyakit, pertumbuhan tanaman dan pergerakan binatang.
Keyakinan tersebut masuk dalam sanubari dan menancap kuat
dalam benaknya, sehingga ketika dirinya mendekatkan diri dan
beribadah kepada dua bintang besar tadi serta bintang yang lainnya
akan menjadikan mereka ridha, dan mau menurunkan nikmat,
kebahagian, harta dan akan memberi berkah terhadap anak
keturunannya. Sehingga keyakinan tersebut berubah menjadi
26
peribadatan kepada bintang.

Tiga unsur benda langit inilah yang paling jelas dan menonjol
dibanding benda langit lainya, dan bisa langsung dilihat dengan mata
telanjang oleh manusia, terlebih bulan dan matahari, adapun vesper
walaupun tidak sejelas matahari dan bulan, namun, bintang tersebut
nampak jelas dan mempunyai efek besar bila dibandingkan dengan
bintang-bintang yang lainnya.
Bintang vesper yang nampak indah, mempesona, bersinar
dengan warna kemilauan, sehingga karena adanya faktor
pemandangan yang mempesona inilah yang menjadikan mereka
mensejajarkan dengan dua benda tersebut lalu dijadikan sebagai
anak matahari dan bulan, keyakinan ini yang banyak dianut oleh
27
orang Arab bagian selatan.
Akan tetapi yang benar, yang tidak menyisakan keraguan
sedikitpun, bahwa tuhan-tuhan ini tidak memberi banyak pengaruh
bagi pusat agama yang banyak dianut oleh orang Arab dibagian
utara. namun, tuhan-tuhan tersebut banyak mempengaruhi
penduduk selatan dibanding yang berada diwilayah utara,
sebagaimana nampak jelas.

26
. al-Mufashal fii Tarikh Arab Qabla Islam 6/50 oleh Jawad Ali. asy-Syirku
Jahili hal: 102 oleh D. Yahya bin Ahmad asy-Syami.
27
. al-Mufashal fii Tarikh Arab Qabla Islam 6/51 oleh Jawad Ali.
24
Namun, itu tidak menutup kemungkinan adanya penduduk
diwilayah utara semisal Syam yang condong dan melebihkan dengan
tuhan-tuhan yang lain, dengan menganggap mereka layak untuk
dihormati, diibadahi dan disucikan. Perkara ini, banyak dijumpai
pada orang Arab kuno generasi pertama.
Terlihat bahwa peribadatan kepada bintang datang ke jazirah
Arab melalui agama Sha'ibah dan sisa agama Kaldan yang sedikit
mempengaruhi sebagian orang Arab, seperti halnya generasi
sebelumnya yang terpengaruh dengan agama Persia, India, Turkia,
28
Cina dan Yunani.
Hingga tuhan-tuhan mereka yang berada dibumi –sebagaimana
nanti akan datang penjelasnnya- yang kami maksudkan ialah
berhala. Itupun datang melalui proses pergeseran agama hingga
masuk dalam komunitas mereka.
Sesungguhnya tidaklah tuhan-tuhan tersebut –sesuai
kemampuan kami dalam mencari-cari dalam buku-buku induk
referensi- melainkan hanya simbol dari benda yang berada diatas
tuhan yang didunia tadi atau diatas mereka, dari benda-benda langit
atau unsur benda langit yang disimbolkan dengan tujuh benda
sebagai bintang utama yang lembut, yaitu Matahari, bulan, merkuri,
vesper, mars, Jupiter, dan bintang saturnus, serta bintang lainya
yang mempunyai efek langsung bagi kehidupan makhluk yang
29
berada dibumi.
Maksudnya, bahwa awal mula disembahnya bintang berasal dari
agama Shabi'ah yaitu kaumnya nabi Ibrahim yang di bawa ke negeri
Arab. Hal itu sebagaimana ditegaskan oleh Imam Ibnu Qoyim, "Dan
pokok keyakinan ini berasal dari kaum musyrikin yang menganut
agama Shabi'ah, mereka adalah kaumnya nabi Ibrahim 'alaihi sallam
yang kesyirikannya telah banyak dibantah, argumennya berhasil

28
. Tarikh Mukhtashar Dual hal: 3 oleh Ibnu Abari.
29
. Majalah al-Maurud edisi pertama dan kedua tahun 1971.
25
dipatahkan dan telah dihancurkan berhalanya, sehingga mereka
menuntut supaya beliau dibakar.
Agama ini merupakan agama tertua yang pernah ada di muka
bumi ini, penganutnya memiliki beragam aliran, diantara mereka
ada yang menyembah matahari, dengan sangkaan bahwa matahari
adalah seorang malaikat yang memiliki jiwa dan akal, sebagai
sumber cahaya bulan dan bintang, sehingga menurut mereka
seluruh benda yang berada dimuka bumi berasal darinya, dan disisi
mereka matahari adalah malaikat angkasa luar, yang berhak untuk
30
diagungkan, disembah dan tempat untuk memanjatkan doa".
Dari sini kita bisa mengetahui bahwa orang Arab yang tinggal
diwilayah selatan dan juga utara -sebagian diantaranya- biasa
menyembah bintang dan benda-benda langit yang besar semisal
matahari dan bulan serta vesper, oleh karena itulah Allah ta'ala
melarang kaum Jahiliah untuk beribadah kepada benda-benda
tersebut, seperti yang Allah ta'ala tegaskan didalam firmanNya:

‫ذ‬ ‫ذ ُ ذ‬ ُ ‫ذ‬
‫ج ُدوا ل ِلشم ِس وّل ل ِلقم ِر‬
ُ ‫لشم ُس وٱلقم ُر ه ّل تس‬ ‫﴿ ومِن ءايتِهِ ٱِلل وٱَلهار وٱ‬
] ٣٧ :‫ ﴾ [ فصلت‬٣٧ ‫نتم إِيذاهُ تع ُب ُدون‬ ُ ‫وْۤاوُدُجٱ ِۤهَّلِل ٱ ذَّلِي خلق ُه ذن إن ُك‬
ِ

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang,


matahari dan bulan. janganlah sembah matahari maupun bulan,
tapi sembahlah Allah yang menciptakannya, jika ialah yang kamu
hendak sembah". (QS Fushshilat: 37).

Dalam penjelasan ayat diatas Imam Thabari mengatakan,


"Janganlah kalian sujud kepada bulan dan matahari wahai manusia,
karena sesungguhnya kedua benda tersebut beredar digaris orbitnya
untuk memberi manfaat pada kalian, dan keduanya beredar dalam

30
. Ighatsatul Lahfan 2/637.
26
garis orbitnya secara teratur melalui kehendak Allah azza wa jalla,
yang sedang mentaati dan tunduk terhadap perintahNya untuk
kalian semua, keduanya tidak mungkin bisa bergerak dengan
sendirinya tanpa adanya kehendak dari Allah ta'ala serta kemudahan
dariNya, atau mampu memberi manfaat dan menurunkan mara
bahaya atas kalian, akan tetapi, Allah menundukan keduanya untuk
kemanfaatan atas kehidupan kalian, oleh karena itu hendaknya
kalian hanya sujud kepadaNya, kepada Allah lah kalian hendaknya
beribadah jangan kepada bulan dan matahari, karena kalau
seandainya Allah menghendaki niscaya Allah sanggup untuk
menghilangkan cahayanya, dan membiarkan kalian dalam
kegelapan, dan kebingungan tidak mengetahui jalan dan tidak bisa
31
melihat keadaan sekeliling kalian".

Ayat diatas menjelaskan jika matahari dan bulan merupakan dua


tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, sebagaimana malam dan
siang, yang Allah jadikan sebagai dalil untuk beribadah hanya
kepadaNya semata tanpa memalingkan kepada yang lain. Begitu
pula Allah jadikan sebagai dalil akan kebatilan orang yang beribadah
kepada dua makhluk Allah tersebut, di mana Allah tegaskan kembali
akan kebatilan orang yang memalingkan ibadah kepada selain Allah
azza wa jalla dari makhluk-makhlukNya, seperti yang tertera di
dalam firmanNya:

‫ذ‬ ‫ذ ذ‬
‫ٱهلل ُۤدُجۡسَي ۤۥُهَل من يف ذ‬
‫ت ومن ِيف ٱلۡر ِض وٱلشم ُس وٱلقم ُر‬ ِ ‫ٱلسمو‬ ِ ‫﴿ ألم تر أن‬
ٓ ‫ذ‬ ُ ُ ُ ُّ
] ١٨ :‫ ﴾ [ احلج‬١٨ ‫اس‬ ِ ‫جلبال وٱلشج ُر وٱ ذدلوا ُّب وكث ِي مِن ٱَلذ‬ِ ‫وٱَلجوم وٱ‬

"Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa


yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung,

31
. Jami'ul Bayan 11/24/77.
27
pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar
daripada manusia?". (QS al-Hajj: 18).

Didalam ayat ini Allah mengabarkan kepada kita bahwa seluruh


makhluk yang berada di alam semesta ini –mulai dari matahari,
bulan, bintang, gunung, pepohonan, binatang melata dan sebagian
besar manusia- semuanya adalah hamba Allah, yang
membutuhkanNya. oleh karena itu, tidak boleh beribadah
sedikitpun kepada makhluk-makhluk tersebut.
Imam Ibnu katsir menjelaskan maksud ayat diatas, "Allah ta'ala
mengabarkan kepada kita bahwasanya Allah lah satu-satunya Dzat
yang berhak di ibadahi, yang tidak ada sekutu bagiNya, karena
sesungguhnya seluruh makhluk bersujud kepadaNya dengan
32
ketundukan dan keterpaksaan karena kebesaranNya".

Kedua: Menyembah benda langit selain yang kita sebutkan diatas.

Disebagian kalangan penduduk Jahiliah ada yang menyembah


benda langit lainnya, mereka mendekatkan diri kepadanya dengan
bernadzar dan mengerjakan ibadah sholat. Seperti di jelaskan dalam
buku-buku induk sejarah, yang mengatakan:

A. Bahwa sekelompok orang dari Bani Tamim menyembah


dua bintang yang terlihat diawal malam dan sebelum pagi
mencerah.
Masih menurut mereka, bahwa bintang al-'Ayuq
memeluk dua bintang tersebut ketika dia memberi mahar
kepada bintang tujuh, yaitu bintang-bintang kecil yang
berjumlah dua puluhan, yang senantiasa mengiringinya

32
. Tafsir Ibnu Katsir 3/211.
28
bagaikan sebuah cincin, oleh sebab itu mereka menyebut
33
bintang ini dengan nama al-Qalash.

B. Masih dalam buku sejarah dijelaskan, ada segolongan


kabilah dari Lakhmin dan Humair serta Quraisy yang
menyembah bintang asy-Syi'ra dan al-A'buur, pionir
pertama yang mengajarkan paham ini kepada mereka ialah
seseorang yang bernama Abu Kabsyah. Yaitu Jaza'a bin
Ghalib bin Amir bin Harits bin Ghabsyaan al-Khaza'i, ada
yang mengatan namanya Wajaz bin Ghalib. Masih
termasuk nenek moyangnya Nabi shalallahu 'alaihi wa
sallam dari jalur ibu. Dia bertolak belakang dengan kaum
Quraiys yang menyembah berhala dengan menyembah
bintang asy-Syi'ra dan al-A'buur. Diantara ucapannya Wajaz
yaitu, "Sesungguhnya bintang asy-Syi'ra membelah langit
dengan garis lurus, belum pernah diriku melihat ada benda
dilangit, baik matahari atau bulan atau bintang, yang
mampu membelah langit semacam itu". Dan orang Arab
menamainya dengan bintang asy-Syi'ra al-A'buur
34
dikarenakan mampu melewati langit dengan garis lurus.

Sehingga orang Arab menganggap, tidak ada


seorangpun yang enggan mengikuti agama nenek
moyangnya melainkan karena dirinya telah termakan
syubhat orang ini, oleh karena itu tatkala Rasulallah
shalallahu 'alaihi wa sallam beda agama dengan agama
Quraisy, serta merta mereka mengatakan, "Pengikut Abu
Kabsyah". Sebab Abu Kabsyah satu-satunya penggagas

33
. Lihat penjelasannya dalam kitab Bulughul Arib 2/239 oleh al-Alusi. al-
Mufashal fii Tarikhil Arab 6/57-58 oleh Jawad Ali.
34
. Lihat penjelasannya dalam kitab Bulughul Arib 2/239 oleh al-Alusi. al-
Mufashal fii Tarikhil Arab 6/57-58 oleh Jawad Ali.
29
yang menyelisihi agama kebanyakan orang yaitu dengan
menyembah bintang asy-Syi'ra. Itulah kenapa kaum
Quraisy menisbatkan Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam
kepada orang ini.
Adapun Abu Kabsyah, dia adalah seorang pemimpin
pada kaumnya, Khaza'ah. Mereka tidak mencela Rasulallah
shalallahu 'alaihi wa sallam dari sisi keteladan cara
memimpinnya Abu Kabsyah, namun, mereka ingin
menyamakan beliau dengan Abu Kabsyah dari sisi
kenylenehannya. Makanya mereka mengatakan pada
beliau, "Dia menyelesihi agama banyak orang seperti
35
halnya Abu Kabsyah".
Hal senada juga diungkapkan oleh Imam Qurthubi
dalam sebuah pernyataannya, beliau menjelaskan, "Sang
pionir yang pertama kali menyembah asy-Syi'ra ialah Abu
Kabsyah, salah seorang nenek moyangnya Rasulallah
shalallahu 'alaihi wa sallam dari jalur ibu beliau. Oleh
karena itulah kenapa kaum musyrikin Quraiys menjuluki
beliau dengan sebutan pengikut Abu Kabsyah, yaitu tatkala
beliau mengajak mereka beribadah hanya kepada Allah
semata dan menyelesihi agama kaumnya. Diantara celaan
mereka kepada beliau ialah dengan mengatakan, "Jangan
dengarkan ajarannya Ibnu Abi Kabsyah".
Dalam sejarahpun terekam ucapan tersebut, pada
peristiwa penaklukan kota Makah Abu Sufyan yang sudah
terdesak oleh pasukan kaum muslimin, dirinya berdiri
ketika sudah terkepung oleh pasukannya Rasulallah
shalallahu 'alaihi wa sallam sambil berkata, "Sungguh
36
menjadi besar, perkaranya Abu Kabsyah".

35
. Nasab Quraiys hal: 261 oleh az-Zubairi. Tajul Arus 4/342 oleh Zabidi.
36
. Tafsir Qurthubi 9/17/78.
30
Ucapan serupa juga pernah dilontarkan oleh Abu
Sufyan tatkala keluar dari singgasananya raja Heraklius,
tatkala Heraklius bertanya kepadanya tentang garis nasab
dan ajaran yang dibawa oleh Rasulallah shalallahu 'alaihi
37
wa sallam.
Didalam surat an-Najm Allah subhanahu wa ta'ala
telah membantah keyakinan mereka yang mengatakan
bahwa bintang tersebut mempunyai pengaruh bagi alam
semesta. Allah ta'ala mengatakan:

ُ ‫ذ‬
ِ ‫﴿ وأن ُهۥ هو ر ُّب‬
] ٤٩ :‫ ﴾ [ اَلجم‬٤٩ ‫ٱلشعرى‬

"Dan bahwasanya Dialah yang Tuhan (yang memiliki)


bintang syi'ra". (QS an-Najm: 49).

Ketika menafsirkan ayat diatas Imam Thabari


mengatakan, "Allah ta'ala mengatakan jika Rabb mu wahai
Muhammad adalah Rabb yang menguasai Syi'ra. Yaitu
bintang yang dinamakan oleh mereka dengan nama seperti
ini. Dia adalah bintang yang dahulu disembah oleh orang-
38
orang Jahiliah".

Lebih jelas lagi diterangkan oleh Ibnu Abbas


radhiyallahu 'anhu tatkala berbicara tentang bintang ini,
beliau menjelaskan, "Yaitu sebuah bintang yang mereka
namakan dengan Syi'ra".

37
. Bisa dilihat riwayatnya dalam shahih Bukhari. Demikian pula
disebutkan oleh Qasthalani dalam kitabnya Irsyadi Saari 1/81.
38
. Tafsir Thabari 11/27/45.
31
Hal serupa juga dikatakan oleh Mujahid, beliau
mengatakan, "Yaitu bintang yang diselisihi oleh al-Jauza'u
yang mereka biasa sembah".
Dalam waktu yang sama beliau mengatakan, "Bintang
yang dahulu biasa disembah semasa Jahiliah"
Imam Qatadah juag menjelaskan, "Dahulu semasa
Jahiliah orang-orang menyembah bintang ini, yang mereka
namakan dengan asy-Syi'ra".
Dari Ibnu Zaid, beliau juga hampir sama dalam
penjelasannya beliau mengatakan, "Bintang yang dahulu
disembah oleh orang Jahiliah". Beliau lalu mengomentari,
"Mereka menyembah bintang ini lalu meninggalkan
pemiliknya. Sembahlah Allah sebagai pemilik bintang
tersebut".
Dalam kesempatan lain beliau juga menjelaskan hal yang
sama, "asy-Syi'ra sebuah bintang yang terang, yaitu bintang
yang biasa menyertai bintang al-Jauza'u, yang dinamakan
39
dengan al-Mirzam".
Imam ahli tafsir lain yang turut menjelaskan masalah ini
ialah Imam Qurthubi, dalam penjelasannya beliau
mengatakan, "asy-Syi'ra ialah bintang yang hanya
bercahaya setelah munculnya bintang al-Jauza'u.
Kemunculannya hanya pada kondisi cuaca yang sangat
panas, yaitu ada dua, al-A'bur yang berada di al-Jauza'u dan
asy-Syi'ra yang berada di adz-Dzira'. Yang disangka oleh
orang Arab sebagai dua bersaudaranya suku Suhail.
Di dalam ayat ini Allah hanya menyebutkan, Dia lah
pemilik Syi'ra walaupun tidak menggugurkan sebagai
pemilik bintang-bintang yang lainnya. Itu dilakukan karena
orang Arab menyembah bintang tersebut, makanya Allah

39
. Ibid.
32
menegaskan pada mereka kalau bintang Syi'ra yang kalian
40
sembah itu adalah makhluk bukan penguasa".
Terakhir saya bawakan disini ucapannya Imam Ibnu
Kastir, dalam penjelasannya beliau mengatakan, "Seperti
dikatakan oleh Ibnu Abbas, Mujahid, Qatadah, Ibnu Zaid
serta ulama lainya, mereka mengatakan, "Dia adalah
bintang yang terang, yang mereka namakan dengan
Marzum al-Jauza'u. Yang dahulu orang Jahiliah
41
menyembahnya".
Intinya dari nukilan para ahli sejarah dan tafsir
menjelaskan pada kita bahwa ada segolongan orang Arab
yang menyembah bintang ini, hingga dikatakan oleh Imam
Qurthubi, "Hingga orang yang tidak menyembah bintang ini
pun mengagungkannya dan mempunyai keyakinan bintang
42
ini memiliki pengaruh dialam semesta" .

C. Dicantumkan pula dalam buku-buku sejarah, bahwa


sekelompok dari kabilah Tha'i menyembah bintang
Tsaraya, yaitu kumpulan beberapa bintang.
Sebagian ahli tafsir menyatakan bahwa nama bintang
yang tercantum dalam surat an-Najm ialah Tsaraya ini. Dan
orang Arab terbiasa menamakan Tsaraya ini dengan nama
43
bintang . Yang dimaksud dengan bintang tersebut ialah
firman Allah tabaraka wa ta'ala:

40
. Tafsir Qurthubi 9/17/78.
41
. Tafsir Ibnu Katsir 4/259.
42
. Tafsir Qurthubi 9/17/78.
43
. Lihat keterangannya dalam buku tafsir Qurthubi 9/17/55 dan tafsir
Thabari 11/27/24.
33
] ١:‫ ﴾ [ اَلجم‬١ ‫﴿ وٱَلذج ِم إِذا هوى‬

"Demi bintang ketika terbenam". (QS an-Najm: 1).

Namun pendapat ini disanggah oleh sebagian ulama,


yang mengatakan, "Sesungguhnya yang dimaksud bintang
di sini ialah bintang venus. Karena ada sekelompok orang
44
Arab yang menyembahnya". Seperti yang telah kami
jelaskan nukilannya pada lembaran-lembaran yang lalu.

D. Disebutkan pula dalam buku-buku sejarah, ada sebagian


dari kabilah Rabi'ah yang menyembah bintang Mirzam. Dua
bintang yang senantiasa bersama Syi'ra. Dalam bahasa
Rizam bermakna mengumpulkan. Ada yang keluar pas
musim dingin sehingga dinamakan dengan na'u Mirzam.
Ada yang berpendapat kalau salah satu dari dua bintang
tadi mengikuti bintang Syi'ra dan A'bur, sedangkan satunya
yaitu bintang kecil yang samar dari gugusan bintang Dzira'
45
yang terbentang.
E. Penisbatan sebagian ahli sejarah bahwa suku Jurhum,
Jadzam dan Lakhmin biasa menyembah bintang Jupiter.
Bani Asad yang menyembah bintang Merkuri dan sebagian
46
suku Tha'i yang menyembah bintang Canopus.

44
. Tafsir Qurthubi 9/17/55-56.
45
. Bulughul Arib 2/240.
46
. Tarikh Mukhtashar Dual hal: 94 oleh al-Abari.
34
F. Sebagian suku Jahiliah yang menyembah bintang Mars dan
menjadikannya sebagai tuhan. Terus ada lagi yang
47
menyembah bintang Saturnus.

Kita cukupkan pembahasan ini dengan mengambil kesimpulan,


bahwa adanya kalangan orang Arab yang menyembah benda-benda
langit, yaitu gugusan bintang yang jelas tidak berakal serta tidak
mengerti siapa yang menyembahnya. Setelah ini maka kita lanjutkan
penjelasan tentang Tuhan-tuhan mereka yang disembah di muka
bumi, baik yang berakal maupun yang tidak.

47
. Lihat pembahasan ini secara luas dalam kitab al-Mufashal fii Tarikhil
Arab karya D. Jawad Ali. dan kitab Dirasaat fii Tarikhil Arab Qabla Islam
karya Sayid Abdul Aziz Salim.
35
Binatang Kok Disembah?
] Indonesia – Indonesian –‫[ إندونييس‬

Dinukil dari Buku:


“Syirik pada Zaman Dahulu dan Sekarang” (1/535-548)

Syaikh Abu Bakar Muhammad Zakaria

Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah


Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

2014 - 1435
‫بيان رشك العرب بعبادة اآللهة األرضية‬
‫« باللغة اإلندونيسية »‬

‫مقتبس من كتاب ‪ :‬الرشك يف القديم واحلديث‬

‫للشيخ أبو بكر حممد زكريا (‪)548-535/1‬‬

‫ترمجة‪ :‬اعرف هداية اهلل أبو أمامة‬

‫مراجعة‪ :‬أبو زياد إيكو هاريانتو‬

‫‪2014 - 1435‬‬
Binatang Kok Disembah?
Segala puji hanya bagi Allah, kami memujiNya, memohon
pertolongan dan ampunan kepadaNya, kami berlindung kepada
Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan
kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang
dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka
tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi
dengan benar kecuali Allah semata, yang tidak ada sekutu bagiNya.
Dan aku juga bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad adalah hamba
dan RasulNya. Amma Ba'du:
Kesyirikan Orang Arab Ketika Beribadah Pada Sesembahan Yang
Ada Dibumi:
Maksud dari judul pembahasan ini ialah peribadatan yang
ditujukan pada setiap yang disembah selain Allah azza wa jalla yang
berada dimuka bumi, baik yang berakal ataupun benda mati.
Diantara sesembahan mereka yang berada dibumi yang berakal
ialah sebagai berikut:

1. Menyembah Jin.
Dijelaskan dalam buku hadits dan juga buku-buku tafsir, bahwa
beberapa kalangan orang Arab menyekutukan Jin dan setan ketika
beribadah kepada Allah ta'ala, sebagaimana dinukil dalam kitab al-
Ashnam karya Ibnu Kalbi, beliau menjelaskan, "Bahwa suku Malih
dari Khaza'ah biasa menyembah jin, dan berkaitan dengan mereka
Allah menurunkan firmanNya:

ُ ُ ُ ُ
] ١٩٤ :‫ ﴾ [ األعراف‬١٩٤ ‫ون ٱهللِ عِباد أمثالكم‬
ِ ‫﴿ إِن ٱَّلِين تدعون مِن د‬

3
"Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu seru selain Allah itu
adalah makhluk (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu". (QS
1
al-A'raaf: 194).

Komunitas ini banyak ditemukan di suku-suku pedalaman, tapi


jumlah mereka sangat sedikit. Dimana Allah subhanahu wa ta'ala
menyebutkan kisah mereka didalam firmanNya:

ُ ُ ُ ُ ُ
﴾ ٦ ‫ل ِن فزادوهم رهقا‬
ِ ‫نس يعوذون ب ِ ِرجال مِن ٱ‬
ِ ‫﴿ وأنهۥ َكن رِجال مِن ٱ ِإل‬
] ٦ :‫[الن‬

"Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia


meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka
jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan". (QS al-Jin:
6).

Karena kangkuhan, kesombongan dan keingkaran akhirnya


mereka mampu disesatkan oleh bangsa Jin sehingga mau meminta
perlindungan kepadanya, diantara contoh bentuk minta
perlindungan kepada jin, yaitu apabila mereka melintasi tempat
yang angker, maka mereka minta perlindungan kepada jin yang
2
mereka anggap sebagai penguasa di tempat tersebut.
Sebagimana dikisahkan oleh Allah didalam firmanNya:

ُُ ُ
] ٤١ :‫ ﴾ [ سبأ‬٤١ ‫َثهم ب ِ ِهم ُّمؤم ُِنون‬‫ٱلن أك‬ ُُ
ِ ‫﴿ بل َكنوا يعبدون‬

1
. al-Ashnam hal: 24 oleh Ibnu Kalbi.
2
. Tafsir Thabari 12/29/68 Dari Ibnu Abbas, al-Hasan, Ibrahim an-Nakha'i,
Mujahid, Qatadah, Rab'ie bin Anas, Ibnu Zaid serta yang lainnya. Tafsir
Ibnu Katsir 4/428
4
"Bahkan mereka telah menyembah jin, kebanyakan mereka beriman
kepada jin itu". (QS Saba': 41).

Demikian pula yang diterangkan dalam firmanNya:

ُ ُ ‫ُ ا‬ ُ
‫ي عِلم ُسبحن ُهۥ‬ ُ
ِ ‫ٱلن وخلقهم وخرقوا لۥ بن ِي وبنت بِغ‬ ِ ‫﴿ وجعلوا ِهللِ رشكء‬
ُ
] ١٠٠ :‫ ﴾ [ األنعام‬١٠٠ ‫وتعل عما ي ِصفون‬

"Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi


Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka
membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai
anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan.
Maha suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka
berikan". (QS al-An'aam: 100).

Kaum musyrikin telah menjadikan Jin sebagai tandingan Allah,


dengan tipu dayanya mereka berhasil memperdaya kaum musyrikin,
memperindah perbuatannya ketika membunuh anak-anaknya, serta
mengubur hidup-hidup, dengan alasan takut miskin dan kekurangan,
inilah yang diterangkan oleh Allah di dalam ayat lain, Allah ta'ala
berfirman:

ُ ُ ُ ُ‫ُ ا‬
‫رشك ِي قتل أول ِدهِم رشكؤهم ل ُِيدوهم و ِِللب ِ ُسوا‬ ُ
ِ ‫﴿ وكذل ِك زين ل ِكث ِي مِن ٱلم‬
] ١٣٧ :‫ ﴾ [ األنعام‬١٣٧ ‫علي ِهم دِين ُهم‬

"Dan demikianlah pemimpin-pemimpin mereka telah menjadikan


kebanyakan dari orang-orang musyrik itu memandang baik
membunuh anak-anak mereka untuk membinasakan mereka dan
untuk mengaburkan bagi mereka agama-Nya". (QS al-An'aam: 137).

5
Seperti halnya dijelaskan oleh Allah ta'ala didalam firmanNya:

ُ ُ
٦٠ ‫ن ءادم أن ّل تع ُب ُدوا ٱلشيطن إِن ُهۥ لكم ع ُدو ُّمبِي‬
‫كم يب ِ ا‬ ‫﴿ ألم أعهد إِِل‬
] ٦١-٦٠ :‫ ﴾ [ يس‬٦١ ‫ون هذا صِ رط ُّمستقِيم‬ ُُ
ِ ‫وأ ِن ٱعبد‬

"Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai bani Adam


supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagi kamu". Dan hendaklah kamu
menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus". (QS Yaasin: 60-61).

Demikian pula yang tersirat didalam firmanNya:

ُ ُ‫ا‬ ُ ُ ُ ُ
‫نس وقال أو ِِلاؤهم‬ ِ ‫ٱل ِن ق ِد ٱستكَثتم مِن‬
ِ ‫ٱإل‬ ِ ‫﴿ ويوم يرشهم مجِيعا يمعرش‬
ُ ‫ِي أجلت َلا قال ٱَل‬
‫ار‬ ‫نس ربنا ٱستمتع بع ُضنا ببعض وبلغنا ا أجلنا ٱَّل ا‬ِ ‫ٱإل‬
ِ ِ ‫مِن‬
‫ا‬ ‫ا‬
ُ ‫كم خ ِِلِين فِيها إّل ما شاء‬ُ
:‫ ﴾ [األنعام‬١٢٨ ‫ٱهلله إِن ربك حكِيم علِيم‬ ِ ‫مثوى‬
]١٢٨

"Dan (ingatlah) hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka


semuanya (dan Allah berfirman): "Hai golongan jin, sesungguhnya
kamu telah banyak menyesatkan manusia", lalu berkatalah kawan-
kawan meraka dari golongan manusia: "Ya Tuhan kami,
sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan
dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu
yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman: "Neraka
itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali
kalau Allah menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Tuhanmu
Maha Bijaksana lagi Maha mengetahui". (QS al-An'aam: 128).

6
Sahabat Ibnu Abas, dan para ulama tafsir semisal Imam Mujahid,
al-Hasan serta yang lainnya, menjelaskan maksud ayat diatas, "Jin
telah banyak berhasil menyesatkan manusia, maka Allah subhanahu
wa ta'ala mengatakan, dengan menukil ucapan kekasih jin dari
kalangan manusia, sesungguhnya sebagian daripada kami telah
mendapat kesenangan dari sebagian yang lain. Yang mereka maksud
ialah keduanya saling mendapat keuntungan dalam kerja samanya,
kelezatan jin dari manusia ialah tatkala mereka mentaati semua
perintah yang diucapankanya, mulai dari melakukan perbuatan
syirik, fasik dan maksiat.
sesungguhnya inilah tujuan inti dari bangsa Jin kepada manusia,
karena kalau seandainya mereka mentaatinya niscaya mereka akan
menjadi pengikut setianya.
Adapun kenikmatan yang diperoleh manusia dari Jin ialah tatkala
mendapat bantuan untuk bermaksiat kepada Allah, memudahkan
sarana untuk melakukan perbuatan syirik dengan berbagai macam
cara, baik dengan anggapan baik atau memperindah amalan dimata
pelakunya, menyeru dan membantu kebutuhannya, entah dengan
praktek sihir, jimat atau yang lainnya, maka ketaatan manusia
kepada mereka untuk mencari keridhoanya termasuk perbuatan
syirik, perbuatan keji dan fajir. dan ketaatan Jin kepada apa yang
diinginkan oleh manusia, ialah dengan memberi bocoran berita
ghaib, dan memberi pengaruh, sehingga keduanya saling mendapat
3
keuntungan dari kerja samanya".
Demikian pula seperti yang disinggung oleh Allah ta'ala didalam
firmanNya:

ُ ُ
‫﴿ أولئِك ٱَّلِين يد ُعون يبتغون إِل رب ِ ِه ُم ٱلوسِيلة أ ُّي ُهم أقر ُب وير ُجون رحت ُهۥ‬
ُ ُ
] ٥٧ :‫ ﴾ [ اإلرساء‬٥٧ ‫ويخافون عذاب ُه اۥ إِن عذاب ربِك َكن حمذورا‬

3
. Tafsir Ibnu Katsir 2/176. Bulughul Arib 2/233 oleh al-Alusi.
7
"Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan
kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat
(kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan
azab-Nya; Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus)
ditakuti". (QS al-Israa': 57).

Imam Bukhari membawakan sebuah riwayat didalam kitabnya


(yang menjelaskan ayat diatas) dari sahabat Ibnu Mas'ud
radhiyallahu 'anhu yang mengatakan, "Ada beberapa jin yang
4
disembah manusia kemudian jin tersebut masuk Islam".
Dalam redaksi lain dijelaskan, "Ada beberapa orang yang
beribadah kepada bangsa Jin kemudian jinnya masuk Islam, tapi
orang yang menyembahnya justru tetap berada dalam
5
kekufurannya".

Ayat-ayat diatas, semuanya menerangkan bahwa sebagian kaum


musyrikin ada yang menyembah Jin. Dan sebelum kami terangkan
lebih jauh bagaimana bentuk peribadatan yang diberikan oleh
manusia kepada jin, maka alangkah eloknya kalau kita mengenal
terlebih dahulu siapa yang dimaksud dengan Jin, perlu diketahui
6
bahwa seluruh anak keturunan Jin adalah dari keturunannya Iblis
sedangkan yang durhaka diantara mereka dinamakan Setan.
Kemudian dalam bangsa mereka, ada golongan yang beriman
kepada Allah azza wa jalla, dengan sebab itu mereka menjadi hamba
Allah yang selamat dari siksa api neraka. Beda lagi dengan kelompok
yang durhaka, mereka adalah golongan yang tidak mau beriman
kepada Allah. Golongan yang kedua inilah yang merasa senang jika

4
. HR Bukhari no: 4715.
5
. HR Bukhari no: 4714.
6
. Lihat keterangannya dalam Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah 15/7.
8
ada manusia yang beribadah kepadanya. Dan peribadatan yang
dikerjakan manusia kepada para setan bisa diklasifikasikan dalam
dua bentuk, yaitu:

Pertama: Dengan meminta perlindungan kepada mereka


disebabkan takut dengan tipu dayanya. Sebagaimana yang sering
dilakukan oleh sebagian kaum Jahiliah.
Dan seperti telah diketahui bersama bahwa meminta
perlindungan termasuk salah satu bagian dari ibadah. seperti yang
dijelaskan oleh Allah dalam firmanNya:

] ٢٠٠ :‫ ﴾ [ األعراف‬٢٠٠ ِ‫﴿ ِإَوما يزنغنك مِن ٱلشيط ِن نزغ فٱستعِذ ب ِٱهلل‬

"Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan setan maka berlindunglah


kepada Allah". (QS al-A'raaf: 200).

Sebagaimana dalam pembahasan yang telah lalu kita jelaskan


adanya sebagian orang dari kalangan Jahiliah yang meminta
perlindungan kepada bangsa Jin.

Kedua: Menuruti kemauan dan tunduk terhadap perintahnya. Dan


ketundukan semacam ini masuk dalam kategori syirik ketaatan
kepada Allah. Sebagaimana yang Allah tegaskan didalam firmanNya:

ُ ُ ُ ُ ُُ
] ١٢١ :‫ ﴾ [ األنعام‬١٢١ ‫رشكون‬
ِ ‫﴿ ِإَون أطعتموهم إِنكم لم‬

"Dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah


menjadi orang-orang yang musyrik". (QS al-An'aam: 121).

Imam Ibnu Katsir menjelaskan, "Yakni tatkala kalian


menyamakan mereka dengan perintah Allah dan syariatNya, lalu

9
kalian mendahulukan perintah selain Allah. Inilah hakekat
7
kesyirikan".
Dalam kesempatan yang lain beliau menerangkan, "Pada hari
ketika seluruh makhluk dikumpulkan, yakni jin dan para kekasihnya
dari kalangan manusia, yang dahulu ketika didunia menyembahnya,
meminta perlindungan dan mentaatinya, yang saling membisikan
ucapan yang dihiasai, agar orang terperdaya dengan makar dan tipu
dayanya.
Berkata al-Hasan, "Tidaklah keduanya saling menikmati
hubungannya melainkan ketika jin menyuruh lalu ditaati oleh
manusia".
Imam Ibnu Juraij mengatakan, "Dahulu orang Jahiliah ketika
singgah pada suatu tempat mereka biasa mengatakan, 'Aku
berlindung dengan penghuni tempat ini', itulah bentuk kenikmatan
8
yang dirasakan oleh jin".
Dalam ayat lain Allah ta'ala menjelaskan dalam firmanNya:

‫ُ ا‬ ُ
] ١٠٠ :‫ ﴾ [ األنعام‬١٠٠ ‫ٱلن وخلق ُهم‬
ِ ‫﴿ وجعلوا ِهللِ رشكء‬

"Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi


Allah". (QS al-An'aam: 100).

Ini merupakan bantahan yang sangat tegas kepada kaum


musyrikin yang menyembah sesembahan selain Allah,
menyukutukanNya dalam peribadatan, dengan menyembah jin dan
menjadikanNya sebagai sekutu Allah dalam peribadatan.
Jika ada yang bertanya, "Bagaimana dikatakan menyembah jin
sedangkan mereka hanya menyembah berhalanya? Jawabannya

7
. Tafsir Ibnu Katsir 2/171.
8
. Ibid 2/176.
10
ialah, 'Mereka tidaklah menyembah berhala melainkan karena
mentaati perintah Jin'.
Intinya, bahwa sebagian orang Jahiliah ada yang beribadah
kepada Jin dan menjadikannya sebagai sekutu Allah dalam
9
peribadatan. Maha besar lagi tinggi Allah dari semua itu.

2.Dengan menyembah sesama manusia, semisal orang


sholeh, para nabi dan rasul.
Sebagaimana telah lewat penjelasannya, tentang kesyirikan yang
terjadi pada umat-umat terdahulu yang menerangkan kepada kita
bahwa pangkal dan awal mula terjadinya kesyirikan ialah sikap
ekstrim sebagian orang didalam mengagungkan orang sholeh
melebihi kapasitas yang semestinya. Tapi, pertanyaanya apakah ada
sikap semacam ini ditengah-tengah orang Arab semasa Jahiliah?
Sebuah tema yang perlu kajian khusus dan penelitian mendalam
sambil melihat sesembahan yang dimiliki oleh orang Arab pada
zaman Jahiliah. Diantara sesembahan mereka misalkan, adanya
berhala yang disembah oleh kaumnya Nabi Nuh 'alaihi sallam, dan
tidak lah berhala tersebut berada ditengah-tengah mereka
melainkan karena keyakinan yang mereka miliki, bahwa relief
berhala tersebut ialah gambarnya orang sholeh. Sebab kalau hanya
sekedar potongan batu atau kayu yang dipahat membentuk sosok
manusia maka itu bukan sebagai tujuan utama dalam penyembahan
yang mereka lakukan.
Imam Bukhari membawakan sebuah riwayat dalam kitab
shahihnya, Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu, berkata, "Lalu
patung-patung yang disembah oleh kaumnya nabi Nuh diboyong
ketengah-tengah orang Arab, patung yang bernama Wadd disembah
oleh suku Kalbi al-Jandal, sedangkan Suwa' maka disembah oleh
suku Hudzail, Yaghuts disembah oleh suku Hamdan, adapun Nasr
maka disembah oleh suku Humair keluarga Dzi Kila'. Nama-nama

9
. Ibid 2/160.
11
berhala tersebut ialah nama-nama orang sholeh kaumnya nabi
10
Nuh". Dan telah lewat penjelasannya tentang siapa mereka pada
pembahasan syirik yang dilakukan oleh umat-umat terdahulu.
Barangkali bukti autentik yang paling terang yang menjelaskan
adanya sebagian kaum musyrikin yang menyembah orang sholeh
yang diagungkan ialah kisah penyembahan Latta yang dinukil oleh
para pakar sejarah. Dimana telah datang penjelasan hakekat Latta
ini dalam beberapa sumber riwayat, seperti diantaranya:

i. Latta adalah seorang yang berasal dari bani


Tsaqif. Tatkala dirinya meninggal maka Amr bin
Luhai mengatakan pada kaumnya, 'Dirinya tidak
meninggal, namun dia masuk kedalam batu
besar', kemudian Amr bin Luhai menyuruh
kaumnya untuk menyembahnya, dan
menitahkan agar mereka membuat bangunan
diatasnya lalu menamakan dengan nama
11
Latta.
ii. Pada asalnya nama tersebut ialah batu besar
yang biasa dijadikan sebagai tempat duduk oleh
seseorang, yang biasa berjualan minyak samin
dan susu bagi para jamaah haji pada zaman
dahulu.
iii. Berhala tersebut dinamakan Latta, sebab Amr
bin Luhai biasa mengaduk adonan roti (yang
dalam bahasa arabnya berarti 'Yaluttu'), untuk
jamaah haji diatas batu besar tersebut.

10
. HR Bukhari no: 4920.
11
. Mu'jamul Buldan 7/310. Tajul Arus 1/580 oleh Zabidi.
12
iv. Pada asalnya ialah batu besar persegi empat,
yang biasa digunakan oleh orang Yahudi untuk
12
mengaduk adonan roti.
v. Sebagaimana disebutkan dalam beberapa buku
tafsir, bahwa disana ada sumber riwayat yang
mengklaim, kalau batu yang bernama Latta
adalah relief dari seseorang yang dikubur
dibawahnya. Yang dahulunya biasa bekerja
membikin adonan kue bagi jamaah haji, tatkala
dirinya meninggal maka kaumnya berdiam diri
13
disamping kuburnya lalu menyembahnya.
vi. Bahwa Latta adalah nama orang yang bertugas
sebagai juru kunci penjaga tuhan mereka,
sekaligus bertugas membikin adonan kue bagi
14
mereka.

Kita bisa melihat dari nukilan-nukilan diatas, bahwa pada


dasarnya Latta adalah nama seseorang yang telah meninggal, yang
bertugas untuk menjaga berhala, dan membikin adonan kue yang
dibagi-bagikan bagi para pengunjung berhala tersebut, atau dirinya
adalah orang sholeh yang biasa membikin adonan kue bagi jamaah
haji yang datang ke tanah suci. Yang tatkala dirinya meninggal dunia,
dirinya dikubur ditempat yang biasa dijadikan sebagai tempat
mencampur adonan roti, lalu setelah itu kaumnya menjadikan
prasasinya sebagai tempat yang biasa dikunjungi, sebagaimana
kubur-kubur orang sholeh lainnya dikunjungi, kemudian mereka

12
. Ibid. Dan juga lihat kitab al-Ashnam hal: 16 oleh Ibnu Kalbi. Lisanul
Arab 12/232-233. Ruhul Ma'ani 27/47 oleh Alusi. Akhbar Makah hal: 79
oleh al-Azraqi.
13
. Tafsir Abu Su'ud 5/112.
14
. Tafsir Thabari 12/29/35.
13
melakukan penyembelihan hewan disisinya, dan dijadikan sebagai
tempat untuk ngalap berkah. Maka kesimpulan yang bisa kita
katakan bagi praktek semacam ini ialah penyembahan terhadap
makhluk yang diagungkan yaitu orang sholeh.
Dan lebih jelas lagi dari riwayat diatas ialah kisah penaklukan
kota Makah, dimana dikisahkan bahwa Rasulallah shalallahu 'alaihi
wa sallam tatkala masuk ke dalam Ka'bah beliau melihat gambar
para Nabi dan Malaikat, maka beliau menyuruh supaya dihapus
15
semua. Intinya adalah menjelaskan adanya perilaku ini dikalangan
orang Arab pada zaman Jahiliah.
Adapun sesembahan yang berada dimuka bumi yang tidak
berakal maka sangat banyak sekali, dan berikut ini akan kita
sebutkan beberapa diantaranya yang paling banyak dijumpai,
semisal:

01. Menyembah pohon, api, kubur, binatang atau


leluhurnya.
Adapun menyembah pohon. Maka banyak ditemukan
dikalangan kaum musyrikin yang menyembah pepohonan, apalagi
pada zaman Arab kuno. Dimana mereka menjauh dari tempat-
tempat yang banyak pohonnya, apalagi dikala sendirian. Karena ada
perasaan takut, maka mereka menyembahnya ditambah lagi
keyakinan yang menganggap jika pohon-pohon tersebut adalah

15
. Seperti dalam riwayat Bukhari no: 1601. Dikisahkan, "Bahwa tatkala
Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam masuk kota Makah dalam peristiwa
penaklukan kota tersebut, beliau enggan untuk masuk ke dalam Ka'bah
karena masih dijumpainya berhala didalamnya. Kemudian beliau
menyuruh supaya dikeluarkan semua, maka para sahabat mengeluarkan
gambar nabi Ibrahim dan Ismail 'alaihi sallam yang sedang mengundi
nasib". Kisah ini juga disebutkan oleh Ibnu Atsir dalam al-Kamil 2/105,
begitu dalam kitab Imta' al-Isma' 1/383 oleh al-Miqrizi. Raudhul Anfi
2/275 oleh Suhaili.
14
tempat tinggal para roh dan makhluk halus. Dan diantara pohon-
pohon yang dijadikan sebagai sesembahan ialah:

 Pohon (kurma) di Najran.

Sebagaimana yang dinukil oleh Ibnu Hisyam


bahwa penduduk Najran mempunyai pohon kurma
yang menjulang tinggi ditengah kota, yang biasa
merek sembah dan dijadikan sebagai tempat
perayaan hari raya setiap tahunnya, ritual ibadahnya
yaitu, jika mereka mendatangi pohon kurma
tersebut maka mereka beritikaf disampingnya, lalu
mengenakan padanya pakain indah yang mereka
dapatkan, dan setiap perhiasan yang biasa
dikenakan oleh para wanita.
Kejadian ini berlangsung cukup lama, yakni
peribadatang serta pengagungan yang mereka
tujukan kepada pohon tersebut hingga akhirnya
Allah mengutus angin besar yang merobohkan
pohon tersebut dari atas langit.
Di nukil dalam riwayat bahwa hal itu terjadi dengan
sebab doa yang dipanjatkan oleh salah seorang
pengikutnya nabi Isa a'laihi sallam yang sholeh
kepada Allah, sehingga dikatakan oleh beberapa
ulama, itulah alasan kenapa banyak penduduk
16
Najran yang masuk agama Nashrani.

 Dzatu Anwath.

Sebagaimana dijelaskan dalam banyak buku


hadits maupun tafsir, yang menjelaskan hakekat

16
. Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam 1/46-47.
15
Dzatu Anwath. Dia adalah sebuah pohon besar yang
rindang penuh dengan dedaunanya, ditambah
rantingnya yang begitu banyak, yang tumbuh tidak
jauh dari kota Makah. Dahulu orang kafir Quraiys
bersama suku lainya yang dekat dengannya, biasa
mendatangi pohon tersebut setiap tahunnya untuk
kepentingan tertentu, lalu menggantungkan senjata
dan menyembelih penyembelihan disampingnya.
Dinukil dalam sebuah riwayat yang disandarkan
kepada sahabat Ibnu Abbas bahwa beliau berkata,
"Sesungguhnya orang-orang musyrik (dahulu) jika
mereka telah selesai mengerjakan ibadah haji di
Ka'bah, maka mereka meneruskan dengan
mengerjakan ibadah haji disekeliling pohon
tersebut. Sebelum mendatanginya, mereka
menaruh terlebih dahulu perbekalannya jauh dari
tempatnya, kemudian mereka menggantungkan
senjatanya, setelah itu baru mereka masuk ke dalam
ritual ibadah hajinya tanpa membawa perbekalan,
sebagai bentuk pengagungan terhadap pohon
17
tersebut".
Pohon inilah yang disinggung dalam sebuah
hadits shahih, dijelaskan bahwa Rasulallah
shalallahu 'alaihi wa sallam tatkala sedang dalam
perjalanan menuju Hunain, beliau melewati pohon
ini yang dinamakan dengan Dzatu Anwath, maka
seketika itu ada sekelompok sahabatnya,
diantaranya Abu Waqid, al-Harits bin Auf yang
meminta kepada beliau untuk menjadikan pohon
lain yang serupa dengan pohon ini sebagai Dzatu

17
. Akhbaru Makah 1/130 oleh al-Azraqi.
16
Anwath untuk menyamai seperti yang dimiliki oleh
kaum musyrikin.
Hadits tersebut, lengkapnya diriwayatkan oleh
18 19
Imam Ahmad, Tirmidzi , Thabari dan Thabarani ,
serta para imam lainnya, dari Abu Waqid, al-Harits
bin Auf al-Laitsi, berkata, "Suatu kali kami pernah
keluar bersama Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
menuju Hunain, sedang ketika itu kami baru saja
masuk Islam, dan kaum musyrikin mempunyai
pohon bidara yang biasa mereka berdiam diri
disampingnya, dan menggantungkan senjatanya,
mereka menamakan pohon tersebut dengan Dzatu
Anwath, pada saat itu kami melewati pohon bidara
lain, maka kami usulkan pada beliau, 'Wahai
Rasulallah, tolong jadikan pohon bidara ini sebagai
Dzatu Anwath sebagaimana kaum musyrikin
memiliki Dzatu Anwath?!

18
. Beliau adalah Abu Isa, Muhammad bin Isa bin Surah at-Tirmidzi. Salah
seorang ulama pemiliki kitab sunan yang enam. Pakar hadits dan
penyakitnya. Salah seorang muridnya Imam Bukhari. Lihat biografinya
dalam kitab Siyar A'lamu Nubala 13/270 oleh Imam Dzahabi.
19
. Beliau adalah seorang Imam, yang bernama Abul Qasim, Sulaiman bin
Ahmad bin Ahmad bin Ayub bin Muthir al-Lakhmi asy-Syami, ath-
Thabarani. Seorang ulama pengumpul hadits yang tidak ada
bandingannya didunia, pakar hadits yang sangat ahli dalam bidangnya.
Lahir pada tahun 260 H di kota 'Akka. Setelah dewasa keluar menuntut
ilmu setelah mendapat ilmu yang sangat banyak dirinya mulai menulis.
Meninggal pada tahun 360 H. Imam Dzahabi menjelaskan biografinya
dalam kitab al-Mizan, "Dengan keluasan hadits yang dimilikinya beliau
belum pernah menyendiri dalam periwayatan hadits". Lihat biografinya
dalam kitab Mizanul I'tidal 2/195 oleh Imam Dzahabi, Lisanul Mizan 3/73
oleh Ibnu Hajar.
17
Maka Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam
marah besar sembari berkata, "Allahu Akbar!
Sesunggunya ucapan ini adalah cara yang kalian tiru,
yang demi Allah, sama seperti yang diucapkan oleh
Bani Israil kepada Musa, seperti yang Allah rekam
didalam firmanNya, yang artinya; "Bani lsrail
berkata: "Hai Musa, buatlah untuk kami sebuah
Tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai
beberapa Tuhan (berhala)". Musa menjawab:
"Sesungguh-nya kamu ini adalah kaum yang tidak
mengetahui (sifat-sifat Tuhan)". (QS al-A'raaf: 138).
Nabi mengatakan, "Benar-benar kalian pasti akan
20
meniru metode orang-orang sebelum kalian".

Riwayat diatas secara tegas menjelaskan bahwa


kaum musyrikin mempunyai ketergantungan
dengan pohon tersebut, disamping itu mereka juga
menyembahnya, sebab tidak ada makna tergantung
melainkan ketika disembah. Akan tetapi, apa Dzatu
Anwath tersebut?
Dijelaskan oleh Ibnu Atsir, "Dia adalah nama
sebuah pohon yang secara khusus dijadikan oleh
kaum musyrikin sebagai tempat untuk
menggantungkan senjata, dan tempat untuk
beritikaf disampingnya. Dan lafal Anwath bentul
plural dari kata Nawath, sebagai mashdar yang
21
disebut dengan al-Munawath".

20
. HR Tirmidzi no: 2180. Beliau berkata, Hadits Hasan Shahih. Ahmad
dalam Musnadnya 5/218. Dinyatakan shahih oleh al-Albani dalam Takhrij
Sunah oleh Ibnu Abi A'shim no: 76.
21
. an-Nihayah 5/128 oleh Ibnu Atsir.
18
Dan bentuk ibadah yang mereka lakukan pada
pohon tersebut ialah, bersandar padanya, lalu
menggantungkan senjata agar mendapat berkah
selalu menang bila digunakan untuk berperang,
disamping itu juga dijadikan sebagai tempat untuk
22
beritikaf, dan menyembelih penyembelihan ,
23
ngalap berkah dan mengagungkannya .
Sebagaimana dijelaskan dalam riwayat lain,
"Pohon yang biasa dijadikan sebagai tempat
menggantungkan senjata (agar sakti) , dan
dinamakan dengan Dzatu Anwath. Dan pohon
tersebut menjadi sesembahan selain Allah azza wa
24
jalla".
Intinya menjelaskan bahwa pohon tersebut
termasuk salah satu sesembahan yang disembah
selain Allah tabaraka wa ta'ala.

 al-Uzza.

Ibnu Hajar ath-Thabari menjelaskan hakekat


Uzza dengan pernyataannya, "Dia adalah sebuah
pohon yang mempunyai sebuah bangunan dengan
ditutupi oleh daun kurma, letaknya berada diantara

22
. Seperti dinukil dalam riwayatnya Thabarani dan Thabari. Demikian
pula dalam riwayatnya al-Waqidi dalam al-Maghazi 3/890-891. Sirah
Nabawiyah oleh Ibu Ishaq dan Ibnu Hisyam.
23
. Seperti dicantumkan dalam kitab Fathul Majid 1/169 oleh Syaikh
Abdurahman bin Hasan alu-Syaikh.
24
. Ibid.
19
kota Makah dan Thaif, dan orang Quraisy dahulu
25
begitu mengagungkannya".
Untuk mengetahui seberapa besar kedudukan
Uzza ini dalam hati kaum musyrikin ialah ucapan
Abu Sufyan pada perang Uhud kepada kaum
muslimin, "Kami mempunyai Uzza (terhormat) dan
tidak ada kehormatan bagi kalian". Maka Rasulallah
shalallahu 'alaihi wa sallam membalasnya,
"Katakanlah wahai para sahabat, 'Allah adalah
penjaga kami sedang kalian tidak mempunyai
26
penjaga".
Seperti dinukil dalam beberapa riwayat, bahwa
tatkala Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam
berhasil menaklukan kota Makah maka beliau
27
mengutus Khalid bin Walid untuk menebang
pohon kurma yang di letakan patung Uzza padanya,
dikisahkan bahwa berhala tersebut diikat dengan
tiga ikatan, (karena mempunyai tiga cabang) maka
Khalid bin Walid memutus semuanya, lalu
merobohkan bangunan yang dibangun
28
disampingnya" .

25
. Tafsir Thabari 11/27/59.
26
. Haditsnya bisa dilihat dalam riwayat Bukhari no: 4043. Dari sahabat
Bara' bin Azib radhiyallahu 'anhu.
27
. Beliau adalah sahabat mulia yang bernama Khalid bin Walid bin
Mughirah al-Makhzumi al-Quraiys. radhiyallahu 'anhu. Rasulallah
shalallahu 'alaihi wa sallam menjulukinya sebagai pedang Allah.
Kunyahnya ialah Abu Sulaiman. Lihat biografinya dalam kitab Siyar
A'lamu Nubala 1/366 no: 78.
28
. HR Nasa'i dalam kitab al-Kubra, seperti dinukil dalam kitab Tuhfatul
Asyraf 4/235, dengan sanad hasan.
20
Jadi, nama Uzza ini pada asalnya adalah nama
sebuah pohon yang mempunyai tiga cabang, dimana
kaum musyrikin biasa menyembahnya.

Adapun menyembah api. Pada awalnya ialah agamanya orang


Majusi, akan tetapi, bila ditilik ternyata pokoknya kembali kepada
penyembahan benda-benda angkasa luar dan bintang-bintang
dilangit, karena dianggap benda-benda tersebut sebagai makhluk
yang paling dekat bersama Allah, dengan anggapan bahwa mereka
makhluk hidup dan bisa berbicara, dimana apa yang terjadi dijagat
raya ini hanyalah melalui ketentuan bintang-bintang tersebut
dengan perintah Allah azza wa jalla, dan tatkala bintang-bintang
tersebut kadang muncul dimalam hari dan kadang hilang disiang
hari, makanya mereka membuatkan bagi bintang tersebut kuil dan
patung serta arca yang mereka beri nama dengan nama-nama
bintang yang berjumlah tujuh buah yang berisikan salah satunya
Matahari dan Bulan.
Dan ketika api sebagai sumber penerangan didunia cahayanya
mirip dengan cahaya matahari dan bintang, maka mereka
mengagungkan api tersebut dalam rangka mengagungkan matahari
dan bintang, dan dinukil bahwa hal tersebut terjadi pada zamannya
29
Jam seorang raja Persia.
Inilah pokok penyembahan api, sebagaimana yang banyak
dilakukan oleh mayoritas umat yang menyembah patung, dan kaum
Shabi'ah yang telah banyak menyebar dan di ketahui di Jazirah Arab.
Dengan ini pula, pemikiran tersebut mempengaruhi sebagian
kabilah Arab, sebagaimana banyak dijelaskan dalam buku-buku
sejarah, bahwa ada diantara orang Arab yang menyembah api dan
mensucikannya, diantara penukilan sejarah tersebut ialah:

29
. Bisa dilihat keterangannya dalam kitab Muruju Dzahab 2/236-237
oleh Mas'udi.
21
A. Penjelasannya Imam Ibnu Qutaibah dalam bukunya al-
30
Ma'arif , "Keyakinan Majusi banyak dianut di bani
Tamim, diantara pentolannya ialah Zararah bin Adas
at-Tamimi dan anaknya Hajib bin Zararah, juga al-Aqra'
bin Habis, pada mulanya beliau adalah seorang Majusi,
begitu pula Abul Aswab kakek Waki bin Hasan, dirinya
adalah seorang yang beraliran Majusi".
B. Keterangannya Imam Alusi, "Dan aliran yang
menyembah api (dari kalangan orang Arab), mereka
berkelompok menjadi beberap golongan. Pada awal
mulanya keyakinan tersebut datang dari Persia dan
31
Majusi".
C. Penjelasannya Imam Ibnu Qayim, "Diantara makar dan
tipu daya setan, yaitu tipu daya yang dilakukan kepada
para penyembah api, hingga dijadikan oleh para
32
pelakunya sebagai tuhan yang disembah".

Dari nukilan ucapannya para ulama diatas yang tercantum dalam


buku-buku induk riwayat sebagai bukti yang paling autentik dan jelas
bahwa orang Arab telah terjatuh ke dalam peribadatan api.
Dan disebutkan oleh para sejarahwan dalam beberapa riwayat
tentang adanya api yang sangat besar yang berpindah-pindah,
dimana api tersebut muncul di Jazirah Arab dan mengitarinya,
hingga akhirnya api tersebut memfitnah mereka dan mengantarkan
untuk melakukan apa yang dikerjakan oleh orang Majusi, yaitu
menyembahnya.
Hingga akhirnya Allah mentakdirkan melalui tangannya
seseorang yang bernama Khalid bin Sanan al-Abbasi, yang

30
. Hal: 339.
31
. Bulughul Arib 2/233 oleh al-Alusi.
32
. Ighatsatul Lahfan 2/647 oleh Ibnu Qayim.
22
menggunakan tongkat besar untuk memadamkan api tersebut,
sembari berkata, 'Selama-lamanya, setiap angin adalah unsur benda
dari Allah yang maha tinggi, jadikan api ini padam'. Maka seketika
33
api tersebut padam seakan-akan belum ada sebelumnya.
Dalam sumber riwayat lain, diceritakan bahwa sifat api tersebut,
ialah menghukumi para manusia, dengan melahap orang yang
dhalim dan membiarkan orang yang terdhalimi. Api tersebut
dijadikan sebagai hakim pada masa seorang raja Yaman bersama
34
kaumnya Humair.
Biarpun api tersebut telah padam, namun, masih saja membekas
dalam benak sebagian orang Arab, dimana masih tersisa dikabilah
Tamim bersama orang-orang yang berada disekitarnya, di Bahrain
dan juga Oman, yang masih menyembah api, dan diantara bukti
yang menguatkan hal tersebut, bagaimana mereka masih
mengagungkan api ialah, api yang dijadikan sebagai ritual sumpah,
dimana mereka bersumpah dengan api dan debu, bersumpah
dengan api untuk minta turun hujan dan menghentikan hujan reda,
serta api yang ditakuti, dan api-api lain yang masih mereka
agungkan, yang semua itu memberi bukti atau mengisyaratkan
kepada kita adanya peribadatan semacam ini dimuka bumi yang
35
dilakukan oleh orang Arab semasa Jahiliah.

Adapun menyembah kubur dan leluhur. Inipun dijumpai di


kalangan orang Arab yang menyembah kubur dan leluhurnya,
terlebih kubur kepala suku yang ditaati oleh kaumnya, hingga
sampai perkaranya mengharamkan dan mensucikan serta
menjadikan sebagai tempat ibadah, untuk mencari berkah dan

33
. Riwayatnya bisa dilihat dalam Muruju Dzahab 1/67 oleh Mas'udi.
Sirah Nabawiyah 1/41 oleh Ibnu Hiysam.
34
. Sirah Nabawiyah 1/41 oleh Ibnu Hisyam.
35
. Syirku Jahili hal: 110 oleh Ahmad Yahya asy-Syami.
23
syafaat, dimana mereka tinggal disisinya, beritikaf dan menyembelih
penyembelihan.
Kubur mempunyai kedudukan istimewa dikalangan orang
Jahiliah, itu mereka lakukan jika kuburan tersebut adalah kubur
pemimpin atau kepala sukunya, atau kubur orang yang mereka
anggap sholeh ditengah-tengah mereka, dimana engkau akan dapati
bagaimana mereka membikin kubah diatasnya, dan menjaga orang
yang datang dan sedang ketakutan bila mendekat pada kubur
tersebut. Barangkali diantara bukti nyata yang paling jelas dalam
masalah ini ialah:

A. Kuburannya Hatim Tha'i.

Yang semasa Jahiliah dijadikan sebagai tempat singgah para tamu


dan benteng perlindungan bagi orang yang meminta bantuan.
Dimana ada sebagian sejarahwan yang mensifatinya dengan
ucapannya, "Aku menyaksikan kuburan Hatim Tha'i di Baqah atau
Bai'ah. Dimana ada disana sebuah periuk besar dari sisa periuk-
periuk lainnya yang telah digunakan untuk menjamu tamu berada
disamping kubur, terus disamping kanannya ada empat batu,
demikian pula empat lainya disebelah kirinya, yang digunakan
masing-masingnya oleh para penyair yang mendendangkan bait
36
syair untuk mengagungkan dan memuji kuburan tersebut".
Dijelaskan dalam sebuah riwayat bahwa Tha'i ini mengklaim
tidak ada seorangpun yang singgah dikuburan Hatim melainkan
harus berdiam disitu. Lalu disebutkan dalam kisah tersebut, bahwa
Abu Bakar al-Bukhturi pernah melihat ada beberapa orang dari

36
. Muruju Dzahab 2/162 Mas'udi.
24
kaumnya yang singgah kekuburan Hatim Tha'i, maka Abu Bakar
37
menyeru penghuni kubur, 'Wahai Abu Ja'ad kami tinggal disini".

B. Menurut beberapa tafsir tentang hakekat Latta. Dimana


dikisahkan dia adalah seorang yang biasa membikin adonan
roti bagi jamaah haji. Ketika dirinya meninggal maka
kaumnya membikin reliefnya, lalu mereka berdiam diri
38
disisi kuburnya dan menyembahnya.
C. Kuburanya Tamim bin Mur, kakeknya Tamim.
Sesungguhnya kaumnya menjadikan kuburannya sebagai
tempat yang dikunjungi, benteng dan tempat perlindungan
39
bagi orang yang meminta perlindungan.

Kemudian kita juga punya bukti autentik lainnya, yaitu perintah


Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam untuk meratakan kubur dan
melarangnya untuk dijadikan sebagai masjid dan tempat untuk
mengerjakan sholat, sebagai bukti kalau orang Jahiliah dahulu biasa
menyembah arwah penghuni kubur dan mendekatkan diri
kepadanya.
Adapun mengacu pada pendapat yang kuat tentang berhala
yang disembah kaumnya Nabi Nuh dan berhalanya orang Jahiliah
maka tidak lain mereka adalah orang-orang sholeh, dimana mereka
tidak menyembah kepada berhala tersebut tapi mereka

37
. Ibid 2/162-163. Riwayat ini tidak saya jumpai melainkan dalam
riwayat Mas'udi. Dan beliau bukan termasuk yang dianggap ketika
sendirian. Taruhlah benar riwayat ini tentunya sebagai bukti adanya
sebagian orang Arab yang terjerumus kedalam penyembahan kubur.
Sebab kita tidak bisa menyandarkan dengan riwayat ini akan ke
autentikan kisahnya.
38
. Tafsir Abu Su'ud 5/112.
39
. Mufashal fii Tarikh Arab 6/48 oleh Jawad Ali.
25
memahatnya dengan keyakinan sedang memuliakan orang sholeh
tersebut. Maka perbuatan tersebut termasuk menyembah kubur.

Sedangkan menyembah binatang, maka ini juga telah dilakukan


oleh sebagian orang Jahiliah. Seperti diantaranya:

1. Seperti disebutkan dalam sebuah riwayat kalau


40
sekumpulan penyair Zaid al-Khail , mereka adalah
dari suku Tha'i yang biasa menyembah onta
41
berwarna hitam.
2. Disebutkan pula dalam riwayat, bahwa ada kaum
dari Bahrain yang dikenal dengan sebutan al-
42
Asabdin yang menyembah onta . Dinukil bahwa
mereka adalah kaum Majusi, yang bersenjata untuk

40
. Dia adalah Zaid al-Khalil bin Muhalhal bin Zaid ath-Tha'i. Datang
kepada Rasulallah shalallahu 'alaihi wa sallam pada tahun sembilan.
setelah masuk Islam diberi nama oleh Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
nama Zaid al-Khair. Sebagaimana dinukil oleh al-Hafidh Ibnu Hajar dari
Ibnu Mas'ud dari Nabi shalallahu 'alaihi sallam, beliau bertanya, "Siapa
namamu? Dia menjawab, "Zaid al-Khalil". Nabi mengatakan, "Justru
namamu sekarang Zaid Khair". Seperti tercantum dalam kitab Bukhari
dan Muslim dalam pembagian Rasul antara orang yang dibaiki agar
masuk Islam. Adapun meninggal para ulama berbeda pendapat ada yang
mengatakan meninggal pada zamannya Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
setelah pulang dari hadapan beliau. Ada pula yang mengatakan
meninggal pada awal-awal kekhalifahannya Abu Bakar. Ada yang
menyebutkan pada awal kekhalifahan Umar. Lihat biografinya dalam
kitab al-Ishabah 1/572-573 oleh Ibnu Hajar.
41
. al-Aghani 16/47 oleh Abul Faraj al-Ashfahani. al-Ishabah 1/555 no
terjemah: 2941 oleh Ibnu Hajar.
42
. Fathul Buldan hal: 89 oleh al-Baladzi.
26
melindungi benteng al-Musyaqar di negeri
43
Bahrain .
3. Dinukil pula dalam sebuah riwayat bahwa sebagian
kabilah, semisal Iyad yang ngalap berkah dengan
44
seekor onta betina.

Bagaimana pun juga, perkara ibadah dengan menjadikan simbol


benda langit maupun bumi, baik yang berkaitan dengan pohon,
matahari, bulan, kuburan, leluhur, binatang dan yang lainnya. Maka
tidak diragukan lagi, bahwa simbol-simbol yang dijadikan baik
berupa arca, patung, atau lainnya dari berhala yang disembah,
semuanya menunjukan bagaimana perilaku keagamaan orang
Jahiliah dengan kesyirikannya.
Terus apa yang dimaksud dengan sesembahan yang disembah
dibumi ini? Dan apa sisi perbedaan antara patung, berhala dan arca?
Itulah yang akan kita jelaskan dalam pembahasan berikutnya.

43
. Lihat penjelasannya dalam kitab Lisanul Arab 6/150 oleh Ibnu
Mandhur.
44
. al-Aghani 15/93 oleh Abul Faraj al-Ashfahani
27
Ideologi Kafir Quraisy
] Indonesia – Indonesian –‫[ إندونييس‬

Dinukil dari Buku:


“Syirik pada Zaman Dahulu dan Sekarang” (1/549-570)

Syaikh Abu Bakar Muhammad Zakaria

Terjemah : Abu Umamah Arif Hidayatullah


Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

2014 - 1435
‫عبادة األصنام واألوثان واألنصاب‬
‫واتلماثيل المؤلهة من دون اهلل‬
‫« باللغة اإلندونيسية »‬

‫مقتبس من كتاب ‪ :‬الرشك يف القديم واحلديث‬

‫للشيخ أبو بكر حممد زكريا (‪)570-549/1‬‬

‫ترمجة‪ :‬اعرف هداية اهلل أبو أمامة‬

‫مراجعة‪ :‬أبو زياد إيكو هاريانتو‬

‫‪2014 - 1435‬‬
Ideologi Kafir Quraisy
Segala puji hanya bagi Allah, kami memujiNya, memohon
pertolongan dan ampunan kepadaNya, kami berlindung kepada
Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan
kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang
dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang Allah sesatkan, maka
tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.
Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah yang berhak diibadahi
dengan benar kecuali Allah semata, yang tidak ada sekutu bagiNya.
Dan aku juga bersaksi bahwasannya Nabi Muhammad adalah hamba
dan RasulNya. Amma Ba'du:
Keyakinan Paganisme Dengan Menyembah Patung, Berhala Dan
Arca Yang Dipertuhankan
Sebelum masuk pada inti pembahasan, apa yang disembah dan
siapa saja yang menyembahnya, maka layak sekali kita mengetahui
terlebih dahulu maknanya secara lafad serta apa yang dimaksud.
Pepatah Arab mengatakan, 'Hukum sesuatu cabang dari gambaran
yang bagus'.
Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan batasan
makna-makna yang kita maksud disub judul diatas.
Adapun kata al-Anshaab (berhala) dan at-Tamatsil (patung)
kedua lafal ini mempunyai makna yang umum. Seperti dikatakan
oleh para ulama, "Definisi al-Anshaab (berhala) yaitu sesuatu yang
terbuat dari batu yang diletakan di tanah Haram atau diluar tanah
1
Haram kemudian mereka berthawaf disekitarnya".
Definisi inilah yang dipilih oleh Ibnu Kalbi, dalam penjelasannya
beliau mengatakan, "Sebagian orang Arab ada yang tidak mampu
untuk membuat patung, tidak pula membikin rumah, makanya

1
. Lihat keterangannya dalam kitab al-Ashnam hal: 33 oleh Ibnu Kalbi.
Tajul Arus hal: 485-487 oleh Zabidi. Lisanul Arab 14/155-156 oleh Ibnu
Mandhur.
3
mereka meletakan sebongkah batu yang dianggap unik di depan
Haram atau diluar Haram, lalu mereka thawaf mengelilinginya
seperti ketika mereka thawaf di sekitar Ka'bah. Batu yang disembah
2
seperti inilah yang dinamakan dengan al-Anshaab (berhala)".
Dan orang Arab biasa melakukan thawaf disekitarnya,
sebagaimana mereka juga menyembelih sembelihan disampingnya
lalu darahnya digunakan untuk melumuri berhala tersebut. Seperti
yang Allah singgung didalam firmanNya:

ُ َ َ َ َ َ َ ُ ُّ َ َ َ ُ َ َ
:‫ ﴾ [ المائدة‬٣ ‫س ُموا ب ِٱألزل ِم ذل ِكم ف ِسق‬
ِ ‫ب َوأن تستق‬
ِ ‫﴿ وما ذبِح َع ٱنلص‬

"Dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan


(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi
nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan". (QS al-Maa-idah:
3).

Berkaitan dengan ayat ini Imam Ibnu Katsir menjelaskan,


"Dikatakan oleh Mujahid serta Ibnu Juraij, 'Maksudnya ialah berhala
yang terbuat dari batu yang berada disekitar Ka'bah'.
Lebih jelasnya lagi Imam Ibnu Jurairj mengatakan, "Semuanya
ada tiga ratus enam puluh berhala, yang biasa orang Arab
menjadikan sebagai tempat menyembelih, lalu darah sembelihan
yang ditujukan untuk Ka'bah tersebut di cipratkan ke sana lalu
3
memotong dagingnya dan meletakan diatas berhala tadi".

2
. al-Ashnam hal: 33 oleh Ibnu Kalbi.
3
. Tafsir Ibnu Katsir 2/11.
4
4 5
Ayat maupun hadits Nabi shalallahu 'alahi wa sallam yang
merinci penjelasan masalah ini atau yang semakna dengannya
sangatlah banyak.
Dari sini kita bisa mengetahui, bahwa secara umum yang
dimaksud dengan Nushub ialah batu yang biasa dijadikan sebagai
tempat beritikaf dan menyembelih disampingnya oleh kaum
musyrikin
Adapun makna Tamatsil yang dalam bentuk pluralnya Timtsal.
Dijelaskan oleh pakar bahasa Ibnu Mandhur, "Yang dimaksud
dengan Timtsal ialah gambar, yaitu sebuah nama bagi sesuatu yang
dibikin dengan cara menyerupai salah satu dari ciptaan Allah ta'ala.
Asal katanya terambil dari kata memisalkan sesuatu dengan sesuatu
jika engkau membikinnya dalam bentuk replika. Menggambarkan
dalam rupa yang mirip sehingga seakan-akan engkau melihat dalam
6
bentuk aslinya. Seperti yang Allah ta'ala jelaskan dalam firmanNya
secara gamblang, Allah berfirman:

ُ َ َ َ َ ‫ِيل َو‬
َ َ َ َ َ َ َّ َ َ َ ُ
‫اب َوق ُدور َّراس َِيت‬
ِ ‫جفان كٱلو‬
ِ ‫﴿ َيع َملون ُلۥ َما يَشا ُء مِن مح ِريب وتمث‬
] ١٣ :‫ ﴾ [ سبأ‬١٣

"Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakiNya


dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-
piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada
di atas tungku)". (QS Saba': 13).

4
. Seperti firman Allah ta'ala:
5
. Seperti haditsnya Abu Dzar sebagaimana diriwayatkan oleh al-
Hakim dalam Mustadraknya dengan sanad yang shahih no: 4956.
Dengan redaksi, "sabda Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam, "
6
. Lisanul Arab 13/24 oleh Ibnu Mandhur. lihat pula
keterangannya dalam kitab al-Ashnam hal: 33 oleh Ibnu Kalbi.
5
Imam Ibnu Katsir menjelaskan, "Yang dimaksud Tamatsil didalam
7 8 9
ayat ini ialah patung". Ayat dan hadits-hadits yang berkaitan
dengan masalah ini sangatlah banyak, yang semuanya menunjukan
pada makna ini.

Dengan dalil-dalil diatas kita memahami bahwa yang dimaksud


dengan Tamatsil ialah patung yang dibentuk dalam rupa dan bentuk
tertentu.
Adapun yang dimaksud dengan Watsan dan Shanam, inipun
menjadi perdebatan panjang dikalangan para ulama tafsir dan ahli
bahasa dalam menentukan secara pas definisi dua kata tadi,
setidaknya pendapat itu menjadi beberapa pendapat, yaitu:

1. Kalau dua kata tersebut tidak ada perbedaan yang


mencolok. Karena lafal shanam berasal dari kata Syaman
yang dimasukan ke dalam bahasa arab, artinya ialah
Watsan. Pendapat ini diempu oleh Imam ahli tafsir Ibnu
Jarir ath-Thabari, dimana beliau menegaskan,
"Sesungguhnya dua kata shanam dan watsan adalah dua
kata yang mempunyai makna yang sama, walaupun
10
berbeda dari segi penamaan".
2. Pendapat kedua mengatakan, 'Justru keduanya mempunyai
perbedaan makna'. Setelah mereka sepakat mengatakan
adanya perbedaan kemudian dalam menentukan definisi
dan batasanya mereka kembali berbeda pendapat,

7
. Tafsir Ibnu Katsir 3/528.
8
. Semisal firman Allah ta'ala:
9
. Seperti hadits
10
. Tafsir Thabari 7/144. an-Nihayah 5/151 oleh Ibnu Atsir. Lisanul
Arab 15/214 oleh Ibnu Mandhur.
6
setidaknya menjadi tujuh pendapat yang saling
11
kontadiksi.
Yang bila diperhatikan, maka akan sangat sulit sekali untuk bisa
menguatkan salah satu dari pendapat-pendapat tersebut walaupun
dikembalikan kepada al-Qur'an dan Sunah maupun kepada cara
penggunaan kalimat dalam buku-buku induk bahasa.
Akan tetapi, barangkali yang lebih kuat -wallahu 'alam- bahwa
dua kata ini jika disebutkan secara sendirian mencakup yang lain dan
bila disatukan memiliki pengertian masing-masing. Dan sisi
perbedaannya ketika digabungkan pun dari segi cara
mengungkapkannya saja.
Bagaimanapun perbedaan mencolok yang dijumpai dari shanam,
watsan, nashab, dan tamtsil dalam bentuk dan rupanya, namun,
tujuan utama dari para pengagung berhala sama yaitu
menyembahnya dengan berbagai macam ritual serta caranya.
Ideologi paganisme ini telah banyak menyebar secara luas
dikalangan penduduk Jahiliah. Dan para ulama telah berupaya
secara lebih dan punya perhatian khusus didalam menjelaskan sisi
kebatilan ideologi paganisme ini. Barangkali tulisan yang paling
bagus yang membahas masalah ini ialah karangan Ibnu Ishaq dalam
kitab sirahnya, namun, sayangnya buku ini tidak luas
pembahasaannya, karena penulis lebih menitik beratkan pada sirah
perjalanan junjungan besar nabi Muhammad shalallahu 'alaihi wa
sallam.
Lalu setelah itu datang seorang ulama yang bernama Ibnu Kalbi
yang menulis sebuah kitab yang sangat luas dalam pembahasan ini,

11
. Lihat keterangannya dalam beberapa referensi berikut kitab
al-Ashnam karya Ibnu Kalbi. Mufradat karya al-Ashfahani.
Khazanatul Adab karya Khatib Baghdadi. Raudhul Unuf karya
Suhaili. an-Nihayah karya Ibnu Atsir. Lisanul Arab karya Ibnu
Mandhur. Qamus Muhith karya Fairuz Abadi. Tajul Arus karya
Zabidi. al-Mufasahal fii Tarikhil Arab karya D. Jawad Ali.
7
berjudul al-Ashnam. Penulis banyak menyoroti tuhan-tuhan yang
dipertuhankan oleh kaum musyrikin yang berada dimuka bumi, lebih
spesifiknya yang tidak berakal.
Selanjutnya pada zaman ini, ada sebuah kitab yang ditulis oleh
ulama kotemporer, yang menjelaskan masalah ini secara luas, yang
secara garis besar isinya menyempurnakan perkara-perkara penting
yang ditinggalkan oleh Ibnu Kalbi.
Dan barangkali diantara buku ulama kotemporer yang paling
bagus dalam masalah ini ialah kitab al-Mufashal fii Tarikhil Arab
Qabla Islam yang ditulis oleh Syaikh Jawad Ali. Dimana isinya begitu
luas yang tidak dijumpai dalam buku-buku sebelumnya, dengan
menukil dari semua buku-buku induk bahasa maupun buku induk
sejarah yang menjelaskan kondisi dan kepribadian orang Arab,
sungguh buku yang bagus dan sempurna yang sangat patut untuk
dikonsumsi.

Pada paragraf berikut akan saya sebutkan secara ringkas


beberapa sesembahan serta siapa para pengagungnya.
Dan sebelumnya telah kita bahas beberapa nama berhala dan
siapa yang menyembahnya tatkala kita menjelaskan siapa
sebenarnya penggagas pertama kesyirikan ditengah-tengah
komunitas Arab, diantara nama-nama berhala tersebut ialah:

1. Latta yang letaknya berada di Tha'if. Dan sebagai juru kunci


yang mengurusi berhala ini ialah suku Tsaqif lebih khusus
dari Bani Itab bin Malik. Seluruh orang Arab dan masuk
didalamnya suku Quraisy, begitu mengagungkannya. Letak
berhala ini pada zaman sekarang ini, bekasnya berada di
tempat menara masjid Tha'if disebelah kirinya. Nama
berhala inilah yang Allah ta'ala singgung didalam
firmanNya:

8
ُ َ َّ َ َ َ َ َّ ُ ُ َ َ َ َ
] ٢٠-١٩ :‫ ﴾ [ انلجم‬٢٠ ‫اثلَة ٱألخ َرى‬
ِ ‫ ومنوة ٱثل‬١٩ ‫ت َوٱل ُع َّزى‬
َ ‫ٱلل‬ ‫﴿ أفرءيتم‬

"Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik)


mengaggap Lata dan Uzza, dan Manat yang ketiga, yang
paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)?". (QS
12
an-Najm: 19-20).

2. Uzza. Arsitek pertama yang membuat berhala ini lalu


menjadikan sebagai sesembahan ialah Dhalim bin As'ad.
Dahulu, untuk pertama kalinya berhala ini diletakan
disebuah lembah kebun kurma di negeri Syam. Orang Arab
dan suku Quraisy sering memberi nama anak-anaknya
dengan nama Abdul Uzza. Inilah berhala terbesar yang
dimiliki oleh suku Quraiys. Mereka biasa mengunjungi,
berziarah dan mendekatkan diri kepada Allah disisinya
dengan menyembelih sembelihan.
Dan orang Quraisy ketika melakukan thawaf
disekeliling Ka'bah sering beristoghatsah dengan menyebut
nama Latta dan Uzza serta tuhan Manat yang ketiga. Ketiga
berhala ini merupakan tuhan teragung mereka, yang
mereka begitu yakin jika ada orang yang meminta syafaat
kepadanya pasti dikabulkan.
Begitu agungnya hingga mereka mengatakan,
"Sesungguhnya mereka adalah anak perempuan Allah,
mereka yang akan memberi syafaat kepada kita kelak
dihadapan Allah".
Begitu mulianya berhala tersebut hingga orang Quraisy
meletakannya pada sebuah lembah khusus yang bernama
Saqam yang senantiasa dijaga, dalam rangka ingin

12
. Lihat keterangannya dalam kitab al-Ashnam hal: 16-17 oleh Ibnu
Kalbi.
9
menyaingi kesakralan Ka'bah. Ketika ingin menyembelih
dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah mereka
membawanya kesana dan melakukan ritual disamping
berhala tersebut, mereka namakan dengan al-Ghabghab.
Setelah selesai daging maka sembelihannya dibagi-bagikan
kepada siapapun yang turut hadir dalam acara tersebut.
Begitu mulianya hingga orang Quraiys punya perhatian
13
khusus pada ketiga berhala tadi dalam pengagungan.

3. Manat. Menurut pendapat Ibnu Kalbi, berhala ini


merupakan yang paling kuno diantara yang lain. Dahulu
berhala ini diletakan dekat pantai dari arah lurus Qadid
antara kota Makah dan Madinah. Kedudukan berhala ini
dimata orang Arab begitu tinggi hingga mereka
mengagungkannya serta melakukan sembelihan
disampingnya.
Suku Aus dan Khazraj serta setiap orang yang singgah
dikota Madinah atau Makah atau yang dekat dengan
tempat berhala tersebut pasti mengagungkannya, dengan
memberi sedekah dan menyembelih sembelihan untuknya.
Hingga tidak ada seorangpun dari suku Aus dan Khajraz
yang berani lancang kepada berhala tersebut apalagi
sampai tidak mengagungkannya. Mereka berhaji dan
melakukan wukuf disekitarnya bersama umat lainnya, dan
mereka tidak akan mencukur rambut, kecuali apabila telah
sampai disampingnya, setelah itu mereka tinggal disana
untuk mabit. Mereka berpendapat tidak ada seorangpun
yang hajinya dikatakan sempurna melainkan harus
melakukan tata cara semacam tadi. Manat inilah yang telah
Allah singgung didalam firmanNya, yang artinya: "Dan
Manat yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak

13
. al-Ashnam hal:18-23 oleh Ibnu Kalbi.
10
perempuan Allah)?". (QS an-Najm: 19-20). Berhala ini
masing-masing dimiliki oleh suku Hudzail, Khaza'ah,
Quraisy, bahkan oleh seluruh orang Arab yang
14
mengagungkannya.
4. Suwa'. Letaknya berada di Rahath di daerah Yanbu'. Telah
lewat keteranganya secara rinci, bahwa yang pertama kali
memboyong berhala ini lalu disebar ke seluruh pelosok
Arab ialah Amr bin Luhai, adapun sebagai juru kuncinya
ialah Bani Lihyan.
5. Wadd. Berhala ini diempu oleh kabilah Kalbi dan al-Jandal.
6. Yaghuts. Berhala ini banyak dimiliki oleh kabilah Mudzhij
dan penduduk Harasy.
7. Ya'uuq. Dimiliki oleh kabilah Khaiwan. Letaknya disebuah
pedesaan yang bernama Khaiwan tepatnya diantara Shan'a
dan Makah, jaraknya kalau dari Shan'a perjalanan dua
malam.
8. Nasar. Dimiliki oleh kabilah Humari. Mereka meletakannya
disebuah negeri yang bernama Balkha'.
Dari nama-nama berhala diatas tadi, kita mendapati ada
beberapa nama berhala yang disembah oleh kaumnya nabi
Nuh 'alaihi sallam lalu diadopsi oleh orang Arab pada masa
Jahiliah. Dan tentang bagaimana bisa sampai disana dan
disembah maka telah kami jelaskan secara gamblang pada
pembasahan yang terdahulu.
9. Isaf dan Nailah. Dua berhala yang diempu oleh suku
Quraiys.
Dikisahkan dalam beberapa sumber tentang awal mula
terbentuknya dua berhala ini, dahulu ada dua orang yang
sedang melakukan thawaf di Ka'bah, lalu keduanya berniat
melakukan perbuatan tidak senonoh disekitar Ka'bah,
maka Allah mengutuknya menjadi sebuah batu, selanjutnya

14
. Ibid.
11
orang-orang meletakan didalam Ka'bah. Beberapa waktu
kemudian patung tersebut dikeluarkan lalu diletakkan di
Shafa dan Marwa dengan menghadap ke kiblat, tujuannya
agar manusia bisa mengambil pelajaran darinya dan supaya
tidak melakukan hal yang sama. Manusia pun banyak yang
mengambil pelajaran darinya, tatkala waktu berjalan lama,
dan banyak patung yang disembah, maka fungsi keduanya
berubah dari batu untuk mengingatkan manusia menjadi
sesembahan yang disembah, sama seperti berhala lain
15
yang disembah.
Seperti telah lewat penjelasannya, bahwa yang
menggagas pertama kali supaya kedua patung tersebut di
ibadhi ialah Amr bin Luhai, dialah yang mengajak orang-
orang untuk menyembahnya.
Lalu setelah dia meninggal estafetnya diteruskan oleh
Qushai bin Kilab yang memboyong dua patung tersebut
16
dari tempat asalnya lalu dipindah didekat air zam-zam ,
kemudian menjadikannya sebagai tempat untuk
menyembelih sembelihan.
Dari sanalah manusia akan memulai thawafnya, dimulai
dari Isaf kemudian diakhiri dengan Nailah, kemudian
setelah itu mereka mencukur rambut disekitarnya,
memberikan sesajian dari nadzar mereka, menyembelih
untuk dipersembahkan pada keduanya disebuah tempat
17
yang mereka namakan dengan Hathim.
Namun, keabsahan riwayat tersebut ada yang
menyanggahnya, dijelaskan bahwa Isaf dan Nailah adalah
dua patung yang sudah ada semenjak dahulu kala didalam

15
. Lihat keterangannya dalam kitab Akhbar Makah 1/88 oleh al-Azraqi.
16
. Ibid.
17
. Ibid. al-Ashnam hal: 29 oleh Ibnu Kalbi.
12
Ka'bah, dan keduanya sudah lama disembah. Tidak benar
riwayat yang menyatakan bahwa Isaf ingin berbuat zina
dengan Nailah atau ingin berbuat mesum disekitar al-
18
Haram , karena menyelisihi riwayatnya Aisyah yang
shahih, sebagaimana telah lewat keterangannya.
Seorang ulama bernama al-Azhar mensifati dua patung
dengan pernyataanya, "Kedua patung tadi dikenakan
pakaian, jika pakaiannya telah usang maka mereka segera
menggantinya dengan yang baru. Adapun bagi wanita yang
sedang haid atau nifas maka dilarang keras untuk
19
menyentuh kedua patung tersebut hingga dirinya suci".

10. Mujawad ar-Riih dan Math'am ath-Thair. Dua patung yang


dibawa oleh Amr bin Luhai lalu diletakan di Shafa dan
Marwa dengan menghadap ke Ka'bah. sebagaimana telah
lewat penjelasannya.
11. Tujuh patung yang diletakkan di Mina. Inipun telah kita
jelaskan.
12. Hubal. Patung terbesar yang di miliki oleh suku Quraiys.
Disebutkan bahwa tempat patung tersebut berada didalam
Ka'bah. Ada yang mengatakan diatasnya, adapula yang
bilang berada dekat sumur Ka'bah yang biasa binatang
sembelihan dikumpulkan sebelum dikorbankan untuk
20
Ka'bah .
Patung ini terbuat dari batu akik yang berwarna merah
yang dipahat membentuk tubuh manusia. Disebutkan
dalam beberapa kisah, suatu ketika tangan patung tersebut

18
. Akhbar Makah 1/88 oleh al-Azraqi.
19
. Ibid.
20
. Lihat keterangannya dalam kitab al-Kamil fii Tarikh 2/2 oleh Ibnu
Atsir.
13
patah, maka orang-orang Quraiys membuatkan kembali
21
dari emas murni.
Disebutkan dalam beberapa sumber bahwa orang
pertama yang meletakan disekitar Ka'bah adalah seseorang
yang bernama Khuzaimah. Namun, ada pendapat yang
mengatakan, bahwa Amr bin Luhai lah yang mengusung
semua patung-patung tersebut. Dia memboyong dari kota
Balqa' atau kota Hayit ke tanah Jazirah Arab. Lalu
menaruhnya didekat sebuah sumur yang berada diperut
Ka'bah, selanjutnya ia mengajak manusia untuk
menyembahnya.
Diantara ritualnya, apabila ada seseorang diantara
mereka yang sehabis bepergian maka dia langsung
mengerjakan thawaf di sekitar Ka'bah, lalu mencukur
22
rambut disampingnya.
Mereka biasa mengundi nasib disamping berhala
tersebut dengan anak panah, dengan cara memasukan
dalam sebuah gelas lalu dikocok untuk menentukan
hasilnya, guna mengetahui mana yang baik maupun yang
buruk dalam perkara ghaib.
Penghormatan yang begitu besar terhadap Hubal secara
khusus diberikan oleh orang Quraiys, dalam rangka untuk
mendekatkan diri dan ngalap berkah, serta mencari syafaat
dan agar doanya cepat dikabulkan.

13. Dzul Khulashah. Dikisahkan bahwa yang pertama kali


membawa ke dataran rendah kota Makah ialah Amr bin
Luhai. Dan kaum musyrikin mengenakan pakaian pada
berhala tersebut, lalu memberinya sesajen biji gandum dan

21
. Seperti dijelaskan oleh Ibnu Kalbi dalam kitabnya al-Ashnam hal: 28.
Dan Ibnu Qayim dalam kitabnya Ighatsatul Lahfan 2/629.
22
. Akhbar Makah 1/117 oleh al-Azraqi
14
jelai, mengkremasi dengan air susu, serta menyembelih
sembelihan dan menggantungkan telor burung onta
23
dilehernya.
Seperti dijelaskan oleh Ibnu Kalbi dalam nukilannya,
beliau mengatakan, "Bentuknya dari batu api yang diukir,
seperti mahkota. Letaknya berada di Tabalah, sebuah
negeri antara kota Makah dan Yaman, yang bila ditempuh
perjalanannya, sejauh perjalanan tujuh hari tujuh malam
bila dimulai dari Makah. Diantara juru kuncinya adalah Bani
Umamah dari Kabilah Bahilah bin A'shir.
Berhala tersebut begitu dimuliakan oleh kabilah
Khats'am, Bajilah, Azda Surah, serta orang-orang
24
pedalaman Arab dari suku Hawazin.

Inilah beberapa nama patung dan berhala yang disembah selain


Allah oleh kaum musyrikin Arab, sebagai tuhan yang berada dibumi.
Namun, pada hakekatnya tuhan yang mereka sembah itu lebih
banyak dari apa yang saya sebutkan tadi, seperti yang dinyatakan
oleh para ulama pakar yang secara khusus meneliti sejarah Arab
kuno sebelum masuknya agama Islam, semisal, Ibnu Ishaq, Ibnu
Kalbi, Ibnu Hisyam, Abul Faraj al-Ashfahani, al-Azraqi, Yaqut
Hamawi, Ibnu Atsir, Ibnu Katsir, Ibnu Mandhur, Fairuz Abadi, Zabidi,
Nuwairi, Alusi, Jawad Ali serta ulama lainnya. Adapun apa yang saya
sebutkan disini hanya sekedar contoh yang membuktikan adanya
tuhan-tuhan dimuka bumi yang disembah oleh mereka.
Akan tetapi, walaupun para tersebut telah meneliti dan
menguraikan nama dan jenis patung dan berhala yang disembah
dibumi, namun, kenyataanya masih banyak berhala yang belum bisa
teridentifikasi oleh mereka, karena, seperti diketahui melalui sejarah

23
. Akhbar Makah 1/124 oleh al-Azraqi.
24
. al-Ashnam hal: 35 oleh Ibnu Kalbi.
15
orang Arab bahwa setiap kabilah, bahkan setiap rumah, pasti
memiliki sebuah patung khusus yang mereka sembah. Sampai
dikisahkan, jika mereka akan bepergian maka hal terakhir yang
dilakukan ialah mengusap berhalanya sebelum naik hewan
tunggangan, lalu baru berangkat, begitu pula ketika mereka datang
dari bepergian maka pertama kali yang dilakukan ialah mendatangi
25
berhala lalu mengusapnya, setelah itu baru masuk ke rumah.
Hal ini didukung dengan sebuah hadits shahih yang dikeluarkan
oleh Imam Bukhari, Bahwa tatkala Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
berhasil menaklukan kota Makah, maka dijumpai disekitar Ka'bah
ada sekitar tiga ratus enam puluh patung, maka beliau mendorong
patung tersebut dengan tongkatnya seraya membaca firman Allah
tabaraka wa ta'ala:

ُ َ َ َ َّ ُ َ َ ‫﴿ َوقُل َجا َء‬


] ٨١ :‫ ﴾ [ اإلرساء‬٨١ ‫ٱحل ُّق َو َزه َق ٱل َب ِطل إ ِن ٱل َب ِطل َكن َزهوقا‬

"Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah
lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti
lenyap". (QS al-Israa': 81).

Maka patung tersebut saling berjatuhan roboh, selanjutnya


beliau menyuruh para sahabat untuk membawa keluar dari area
26
masjid dan membakarnya .

Menyembah Pagoda (Rumah Ibadah)

25
. Lihat keterangannya dalam kitab Sirah Nabawiyah 1/83 oleh Ibnu
Hisyam. al-Ashnam hal: 33 oleh Ibnu Kalbi.
26
. HR Bukhari no: 2478. Muslim no: 1781.
16
Yang dimaksud dengan rumah ibadah disini yaitu tempat khusus
yang mereka buat untuk meletakan berhala atau patung yang biasa
mereka sembah, dimana tenaga dan pikiran kaum musyrikin sering
kali digunakan untuk melayani tempat tersebut, mengadakan
berbagai macam ritual ibadah, semisal thawaf, itikaf, menyembelih,
27
bernadzar, dan ibadah lainnya disekitarnya.
Pelayan dan juru kunci yang biasa menerima tamu serta
mengantarkannya masuk, mempunyai kedudukan dan kehormatan
dimata orang serta nilai kebanggaan tersendiri. Masyarakat biasa
memberi dan mengasih hadiah-hadiah yang bagus lagi mahal.
Maka tidak perlu diragukan lagi, bila memberikan berbagai
macam ritual ibadah kepada pagoda-pagoda semacam ini, baik yang
ada patung atau berhala didalamnya ataupun hanya sekedar
pagodanya saja -sebagaimana terbukti adanya pagoda yang mereka
agungkan- maka itu semua masuk dalam kesyirikan kepada Allah
azza wa jalla. Karena pelakunya telah memalingkan ibadah kepada
selain Allah ta'ala, oleh sebab itu, Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
menamakan sebagian pagoda ini dengan thagut.
Berikut saya ambilkan contoh pagoda-pagoda (dalam istilah
mereka sama dengan ka'bah) yang disembah semasa Jahiliah:

01. Pagoda Najran. Asalnya adalah miliknya Bani Harits bin


Ka'ab yang berada dikota Najran, dinegeri Yaman. Seperti
dijelaskan oleh Ibnu Kalbi dalam sebuah keterangannya,
"Untuk Bani Harits bin Ka'bah, mereka mempunyai sebuah
28
pagoda di Najran yang begitu mereka agungkan".
02. Pagoda Sindad. Dijelaskan oleh Ibnu Kalbi, "Untuk suku
Iyad, mereka mempunyai pagoda lain di Sindad, sebuah

27
. Lihat keterangannya dalam kitab Ighatsatul Lahfan 2/634 oleh Ibnu
Qayim.
28
. al-Ashnam hal:44 oleh Ibnu Kalbi.
17
daerah yang berada diantara negeri Kufah dan Bashrah,
menurut pendapat yang kuat". Namun, tidak berapa
kemudian beliau menjumpai sisi kekeliruannya, maka
beliau segera merevisi dan mengatakan, "Namun, saya
mendengarnya kalau tempat ini bukanlah sebuah rumah
29
ibadah, namun hanya rumah biasa yang dimuliakan".
Maksudnya hanya sekedar istana yang berada di al-Hairah
dan al-Abalah, yang kabilah Iyad biasa mengerjakan ibadah
30
haji kesana.
03. al-Qalis. Gereja yang dibangun oleh Abrahah al-Asyram di
Yaman -persisnya dikota Shan'a- dengan menggunakan
bahan bangunannya dari batu pualam dan kayu.
Dikisahnya, ketika pembangunannya selesai, dia langsung
mengirim surat kepada Raja Habsyah, dengan mengatakan,
"Sesungguhnya saya telah membangun sebuah gereja
untukmu, yang belum pernah ada sebelumnya, dan saya
bertekad akan menjadikan semua orang Arab pindah untuk
31
mengerjakan ibadah haji ke tempat ini".
Walaupun gereja yang dibuat untuk menyaingi Ka'bah
ini, tidak terlalu dikenal oleh orang Arab -secara khusus
yang tinggal diwilayah utara-, namun, bagi sebagian orang
Arab yang tinggal di Yaman -yang termasuk wilayah
selatan- ada yang menerima rencana tadi, oleh sebab
itulah saya cantumkan disini.

29
. Ibid.
30
. Seperti yang dijelaskan oleh D. Yahya Ahmad asy-Syami dalam
kitabnya Syirkul Jahili hal: 186.
31
. al-Ashnam hal: 46-47 oleh Ibnu Kalbi.
18
04. Rudhaa'a atau Rudhaa. Pagoda bagi Kabilah Rabi'ah bin
Ka'ab dari suku Tamim. Merupakan tempat yang begitu
32
diagungkan oleh sebagian orang Arab.
05. Ra'aam. Pagoda bagi Kabilah Humair di negeri Yaman.
Mereka biasa menyembelih onta dan mempersembahkan
padanya. Adapun penamaan dengan nama ini, barangkali
diambil dari nama Raam bagi anak perempuannya. Mereka
mendatangi, untuk mencari rahmat, ngalap berkah dan
33
syafaat darinya.
06. Dzul Khulashah. Rumah yang digunakan untuk melakukan
ritual kesyirikan, menurut sebagian ulama, walaupun ada
yang berpendapat kalau itu nama sebuah patung. Diantara
ulama yang condong pada pendapat ini ialah Ibnu Kalbi.
Pagoda ini miliknya Kabilah Daus, Khats'am, Bajilah, serta
sekutu-sekutu mereka, berada di Tabalah sebelah utara
Makah sekitar perjalanan tujuh malam. Namun, dikuatkan
oleh al-Azraqi, kalau tempat tersebut adalah sebuah
pagoda yang diusung untuk dijadikan sebagai Ka'bah
Yaman. Dan pendapat ini didukung oleh Yaqut al-Hamawi
34
penulis kitab Mu'jamul Buldan.
07. Pagoda Rabah atau Syams. Yang dijadikan sebagai tempat
untuk menaruh barang atau uang temuan, ketika ada orang
yang menemukan maka mereka mewakafkan untuk tempat
ini. Tempat ini biasa didatang oleh pengagungnya tatkala
matahari condong akan tenggelam atau tatkala sedang

32
. Ibid.
33
. Sirah Nabawiyah 1/87 oleh Ibnu Hisyam. al-Ashnam hal: 11-12 oleh
Ibnu Kalbi.
34
. Lihat keterangannya dalam kitab Sirah Nabawiyah 1/86 oleh Ibnu
Hisyam. al-Ashnam hal: 34 oleh Ibnu Kalbi. Akhbar Makah 1/375 oleh
Azraqi. Mujamul Buldan 3/453-458 oleh Yaqut Hamawi.
19
tergelincir. Mereka mengerjakan ibadah haji dalam
keadaan berpuasa, mengerjakan sholat dan mencari
syafaat padanya. Sebagai juru kuncinya adalah suku Aus
35
dari kabilah Tamim.
08. Bass. Pagodanya suku Ghatfan. Dibangun oleh Dhalim bin
As'ad ketika terinspirasi dengan orang Quraiys yang
mempunyai Ka'bah dan melakukan thawaf disekitarnya,
sa'i antara Shawa dan Marwa. Diapun bercita-cita ingin
membangun yang semisal dengannya, lalu dia pun
mengambil batu dari Shawa dan Marwa, selanjutnya
dibawa pulang kekampungnya, setelah itu dia membangun
rumah seukuran Ka'bah, dan meletakan dua batu tadi
sembari berkata, 'Ini adalah Shofa dan Marwa', lalu mereka
menjadikan sebagai tempat untuk mengerjakan ibadah
36
haji.
09. Sa'idah. Ada yang mengatakan tempatnya berada di Uhud.
Dahulu orang Arab Jahiliah biasa melaksanakan ibadah haji
37
ketempat tersebut.
10. Pagoda Uzza. Para ulama mengatakan, 'Sebagian orang
Arab melaksanakan ibadah haji ketempat ini, berthawaf
mengelilinginya, menyembelih sembelihan untuknya, dan
mengkhususkan nadzar serta mensedakahkan harta benda
untuknya. Itu semua dilakukan dalam rangka
mengagungkan rumah tersebut.
11. Pagoda Latta. Dimana kabilah Tsaqif menganggap sebagai
kiblatnya. Ini diproklamakirkan tatkala melihat Abrahah
ingin menggancurkan Ka'bah.

35
. Thabaqat Kubra 1/77-78 oleh Ibnu Sa'ad. al-Mufashal fii Tarikh Arab
qabla Islam 6/275 oleh Jawad Ali.
36
. Qamus Muhith 2/201 oleh Fairuz Abadi.
37
. Ibid.
20
Itulah beberapa tempat peribadatan kaum musyrikin yang telah
kami kumpulkan dalam pembahasan ini secara sempurna.
Sehingga dengan itu kita mampu menyimpulkan, bahwa pokok
kesyirikan dalam peribadatan berada pada keinginan pelakukanya
untuk bisa mendekatkan diri kepada Allah azza wa jalla dengan cara
menyembah tempat-tempat tadi, itu semua dilakukan karena
analogi rusak yang menyamakan Allah dengan makhluk (dalam hal
ini seperti seorang raja).
Dimana orang-orang yang menyekutukan Allah, dengan
pemikirannya yang rusak, menganggap kalau seorang raja didunia
saja tidak mungkin seseorang bisa sampai kepadanya melainkan
harus melalui para pembantu, dan orang-orang terdekatnya, yang
akan menyampaikan kepada raja tersebut keinginan dan
kebutuhannya. Orang yang telah melakukan hal itu maka dianggap
telah melakukan mukadimah agar bisa dikabulkan keinginannya.
Kuam musyrikin mengira kalau Allah ta'ala sama seperti seorang
raja didunia. Jelas, ini merupakan persangkaan yang sangat buruk
kepada Allah, analogi yang paling rusak dimuka bumi ini,
sebagaimana akan kami ulas secara rinci pada bab keempat dalam
kitab ini insya Allah. Tatkala kita paparkan kesyirikan yang terjadi
pada umat ini, bersama sesembahan-sesembahannya. Dan
kerancuan pemikiran kaum musyrikin pada zaman kita, dimana kita
akan terkejut, ternyata pernyataan kaum musyrikin dahulu mereka
boyong pada zaman ini, terlebih para pengagung kubur pada umat
ini.

Ritual Ibadah Mereka

Orang Arab sebelum kedatangan agama Islam, melayangkan


seluruh ritual ibadah –Sebatas pengetahuan mereka tentang suatu
ibadah- kepada selain Allah tabaraka wa ta'ala, dan diantara sekian
21
banyak jenis ibadah tersebut ialah ibadah yang berinteraksi langsung
dengan amalan anggota badan, inipun ragamnya sangat banyak,
diantaranya ialah:

1). Sholat dan puasa. Selaras dengan keyakinan dan hawa


nafsunya terhadap berhala-berhala tersebut. Sebagaimana
telah kami singgung sebelumnya, adanya pagoda Rabah
yang biasa dikunjungi tatkala matahari akan tenggelam,
dengan kondisi berpuasa.
2). Sujud. Ibadah ini sangat jelas syiarnya dikalangan kaum
musyrikin Arab, dimana mereka biasa bersujud kepada
berhalanya.
3). Berhaji. Telah lewat penjelasan bagaimana pelaksanaan
ibadah haji mereka pada patung-patung, serta rumah
38
ibadah yang mereka agungkan.
4). Menyembelih. Ini juga telah kita singgung, dimana
mayoritas kaum musyrikin biasa menyembelih onta dan
binatang lainnya di sisi patung dan berhalanya.
5). Bernadzar. Dimana kaum musyrikin biasa bernadzar
kepada berhalanya sama persis ketika bernadzar kepada
Allah ta'ala. Akan tetapi bedanya, mereka begitu cepat
menggabaikan nadzarnya ketika bernadzar kepada Allah.
Adapun alasan kenapa mereka menggabaikan hal tersebut
maka telah banyak dijelaskan dalam buku-buku sejaran dan
39
sirah.
6). Bersedekah. Mereka akan rela mengorbankan harta benda
demi berhalanya, baik berupa uang maupun barang. Itu

38
. Seperti dalam kisah thagut yang bernama 'Amyaanas. Dimana para
pengagungnya banyak yang memalingkan ibadah kepada berhala ini.
Sebagaimana kisahnya diabadikan oleh Allah didalam al-Qur'an.
39
. Lihat semisal dalam kitab Tarikh Thabari 2/172. al-Kamil 2/2 Ibnu
Atsir.
22
dilakukan dalam bentuk hadiah dan sedekah, atau mereka
lakukan untuk membayar nadzarnya. Bahkan bagi orang
Arab yang tinggal diwilayah selatan mempunyai undang-
undang khusus bagi para saudagar yaitu diharuskan
mengeluarkan sepuluh persen dari hasil keuntungan
40
perdagangannya, yang halal.

Diantara bentuk ibadah lainnya yang mereka tujukan kepada


patung dan berhalanya ialah ibadah yang dikerjakan dalam bentuk
ucapan lisan.
Semisal ucapan talbiyah kepada berhala tersebut. Dan
menakjubkan sekali, ternyata bagi setiap berhala ada lafad
talbiyahnya secara khusus, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama
pakar yang secara spesialis mengkaji masalah ini, tentang sejarah
41
orang Arab sebelum masuknya agama Islam.
Selanjutnya, ibadah lainnya yang mereka tujukan kepada patung
dan berhalanya ialah ibadah hati, dan bila dicermati maka inilah
pokok kesyirikan mereka. Dimana mereka memalingkan doa,
istighotsah, meminta perlindungan, pengagungan serta ibadah hati
lainya kepada selain Allah azza wa jalla. Sebagaimana mereka juga
merasa takut, berharap, dan mencintai sesembahannya tersebut
semisal kecintaanya kepada Allah atau bahkan kecintaan pada
berhalanya tadi lebih besar dari pada kecintaannya kepada Allah.
Dalil yang menjelaskan akan hal ini sangat banyak ditemukan, baik
dalam al-Qur'an maupun hadits-hadits Nabi shalallahu 'alaihi wa
sallam.

40
. Lihat keterangannya dalam kitab al-Mujaz fii Tarikh Arab hal: 56.
41
. al-Mufashal fii Tarikh Arab Qabla Islam 6/223-285 oleh Jawad Ali.
23
Ideologi Mereka
Bila kita amati ritual ibadah yang dilakukan oleh kaum musyrikin
untuk patung atau berhalanya maka kita akan mendapati beberapa
sifat, diantaranya:

A. Sangat Sederhana.

Barangkali, inilah bukti yang paling jelas jika ideologi mereka


terhadap sesembahanya begitu sederhana yaitu menjadikan batu
sebagai media peribadatan yang tidak bisa memberi manfaat tidak
pula menurunkan mara bahaya.
Ideologi mereka tidak dibangun pada sebuah pemikiran
mendasar, yang mempunyai rukun maupun asas kuat yang dibangun
sebelumnya, seperti halnya sebuah ideologi yang ada. Namun,
keyakinan itu muncul apa adanya. Mungkin banyak faktor yang
melatar belakangi hal itu, barangkali karena ditunjang peradaban,
politik, adat, budaya serta sosial mereka yang masih primitif jauh
dari peradaban modern. Bahkan, bila diteliti keyakinan ideologi
mereka kadang hasil dari dorongan perasaan seseorang ataupun
sebuah kabilah tertentu tentang filsafat tertentu pada suatu benda
yang dianggap mempunyai kelebihan.
Maka berikut ini akan kami ketengahkan pada sidang pembaca
beberapa contoh di antara apa yang kami kemukakan diawal,
semisal:
 Masalah menyembah batu.
Sesungguhnya awal mula disembahnya batu hasil dari dorongan
emosi sebagian anak keturunan nabi Isma'il ketika memandang
adanya kelebihan yang dimiliki oleh tanah Makah serta bekas
peninggalan bersejarah nenek moyangnya.
Seperti dinyatakan oleh Ibnu Kalbi dalam sebuah penjelasannya,
beliau mengatakan, "Sesungguhnya nabi Isma'il manakala tinggal di
Makah, anak keturunannya semakin bertambah banyak, hingga
akhirnya kota Makah menjadi padat penghuninya, itu menyebabkan
24
mereka menolak adanya kabilah 'Amaliq yang ingin ikut tinggal
disana, sehingga menyulut api peperangan dan permusuhan
diantara dua kabilah tersebut. Keduanya saling berebut ingin
menguasai Makah, sehingga salah satunya ada yang diusir, tatkala
ada sebagian anak keturunan nabi Isama'il yang terusir, maka
mereka berkelana mencari tanah baru yang bisa dibuka dan
memberi penghidupan.
Adapun dorongan emosi kenapa mereka sampai menyembah
berhala atau batu, yaitu dikisahkan bahwa tidak ada seorangpun
yang keluar dari kota Makah melainkan mereka membawa batu dari
tanah Haram, sebagai bentuk pengagungan terhadap Haram dan
untuk melampiaskan kerinduan yang mendalam pada kota Makah
ketika mereka sudah jauh darinya.
Dimanapun mereka menemukan tempat tinggal baru, maka
mereka menaruh batu tersebut disebuah tempat khusus lalu mereka
thawaf mengelilinginya, seperti dahulu mereka thawaf mengitari
Ka'bah. Sekali lagi itu dilakukan dalam rangka kecintaanya terhadap
Ka'bah dan kerinduanya akan kota Makah. Selanjutnya ketika waktu
telah berjalan sekian lama, tujuan utama telah dilupakan, maka
akhirnya batu tersebut disembah sebagai tuhan.
Mereka telah merubah agama nabi Ibrahim, dan menggantinya
42
dengan agama paganisme penyembah berhala".
Pada kesempatan lain Ibnu Kalbi juga menjelaskan, "Begitu tenar
nukilan sejarah yang menceritakan bahwa agama orang Arab ialah
paganisme, sehingga dikisahkan, ada diantara mereka yang
membikin pagoda untuk disembah, adapula yang membuat berhala
atau patung, dan bagi orang yang tidak mampu untuk membikin
pagoda, maka dia cukup menaruh batu didepan Haram atau
dimanapun yang dikira cocok, lalu mereka thawaf mengelilinginya
sama seperti mengelilingi Ka'bah.

42
. al-Ashnam hal: 6 oleh Ibnu Kalbi.
25
Bahkan, dikisahkan jika seseorang ingin bepergian maka dia akan
membawa empat batu, dipilih yang bagus lalu dijadikan sebagai
tuhan, ajaibnya, ketika memasak yang tiga dijadikan sebagai tungku,
ketika berangkat mereka tinggalkan, dan jika singgah disuatu tempat
maka mereka melakukan hal yang sama.
Mereka biasa menyembelih onta atau binatang lain disisinya,
dan mendekatkan diri dengan memberi sesajen padanya, adapun
dorongan emosi kenapa mereka melakukan hal tersebut padahal
saat itu mereka sedang bepergian, karena ingin meniru apa yang
dilakukan oleh orang yang berada disekitar Ka'bah, demikian pula
43
karena kerinduan yang begitu dalam meluap akan tanah Haram".

 Dalam kisah mereka ada pelajaran.


Dijelaskan dalam beberapa sumber riwayat yang bisa
menggambarkan bagaimana perilaku orang Jahiliah ketika
menyembah tuhannya yang terbuat dari batu ini.
44
Dalam sebuah riwayat, Abu Raja' al-Atharidi menceritakan,
"Tatkala berita diutusnya Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam
menyebar, maka kami mengikutinya. Dan sebelumnya kami pernah
bertemu dengan Musailamah sang pendusta, mengetahui perihal
kami yang ingin mengikuti Nabi baru maka dia menyuruh supaya
kami dimasukan kedalam neraka (namun, tidak jadi dilakukan)".
Beliau melanjutkan kisahnya, "Dahulu di masa Jahiliah, kami
adalah para penyembah batu, jika kami menjumpai ada batu baru
yang lebih elok dari yang kami miliki maka kami lempar tuhan kami
yang pertama.

43
. al-Ashnam hal: 33 oleh Ibnu Kalbi.
44
. Beliau adalah Abu Raja Imran bin Milhan al-Atharidi, al-Bashari. Tidak
bertemu dengan nabi, masuk Islam setelah penaklukan kota Makah.
Dinyatakan Tsiqah oleh Ibnu Ma'in. Meninggal pada tahun 117 H. Lihat
biografinya dalam kitab al-Khulashah hal: 296 oleh al-Khazraji.
26
Apabila kami tidak menjumpai batu maka kami membuatnya dari
tanah, lalu kami datangkan seekor kambing dan memerahkan susu
45
untuknya, setelah itu kami thawaf mengelilinginya".
Dalam waktu lain Beliau mengkisahkan, "Kami juga pernah
menyembah tanah, yang kami bentuk lalu kami peraskan susu onta,
kemudian kami menyembahnya. Ketika kami melihat ada batu putih
yang sangat bagus maka kami segera mengambil dan
menyembahnya beberapa waktu lama, dan ketika bosan maka kami
46
mencampakannya".
47
Lihat kisah lainnya, Abu Utsman an-Nahdi mengkisahkan,
"Dahulu ketika Jahiliah kami biasa menyembah batu. Suatu ketika
kami mendengar ada salah seorang yang menyeru lantang, 'Wahai
teman-teman, sesungguhnya Tuhan kalian telah hilang, ayo segera
cari'.
Kami pun menyebar untuk mencari tuhan kami yang hilang ke
setiap tempat. Manakala kami sedang sibuk mencarinya, tiba-tiba
ada suara lantang menyeru, 'Saya telah menemukan tuhan kalian,
atau yang semisal dengannya'. Dia adalah sebuah batu. Setelah itu
48
kami menyembelih onta untuknya".

45
. Ighatsatul Lahfan 2/635 oleh Ibnu Qayim.
46
. Ibid.
47
. Beliau adalah Abu Utsman, Abdurahman bin Mil bin Amr bin Adi an-
Nahdi. Masuk Islam namun tidak melihat Nabi shalallahu 'alaihi wa
sallam. Dinyatakan tsiqah oleh Ibnu Madini dan Abu Hatim serta Nasa'i.
Salah satu keutamaannya, dirinya senantiasa menghidupkan malam
dengan sholat dan berpuasa pada siang hari. Melakukan ibadah haji dan
umrah sebanyak enam puluh kali. Meninggal pada tahun 95 H. Lihat
biografinya dalam kitab al-Khulashah hal: 235 oleh al-Khazraji.
48
. Ighatsatul Lahfan 2/635 oleh Ibnu Qayim.
27
49
Adapula kisah yang lain, dikisahkan dari Amr bin A'basah , "Saya
adalah salah seorang diantara yang menyembah batu. Suatu ketika
kami bepergian dan singgah pada suatu tempat, tapi, kami lupa
membawa tuhan. Lalu salah seorang diantara kami ada yang
mencari tuhan, kemudian datang dengan membawa empat batu,
yang tiga digunakan sebagai tungku masak, lalu dipilih yang paling
bagus sebagai tuhan, lalu disembah.
Kemudian jika kami menjumpai ada batu yang lebih bagus lagi
sebelum pergi maka kami mengambilnya dan meninggalkan tuhan
50
pertama yang barusan kami sembah".

Inilah beberapa contoh ideologi mereka, yang menunjukan


betapa sederhananya mereka dalam menyembah tuhan-tuhannya.
Dan kisah lain yang menunjukan akan hal tersebut masih banyak.

B. Aqidahnya yang lemah.

Sebagaimana telah kami jelaskan sebelumnya, bagaimana


ideologi kaum musyrikin terhadap tuhan-tuhannya, yang sangat
sederhana.
Barangkali ideologi mereka juga bisa di sifati sebagai ideologi
yang rapuh, dikarenakan lemahnya pondasi dan bangunannya.
Karena muncul dari dorongan emosi perasaan semata tanpa
dibangun diatas asas yang kuat, yang merasuk dalam sanubari dan
menancap kuat dalam benaknya. Akan tetapi, ideologinya ialah
ideologi yang dibangun diatas perasaan yang berubah-ubah sesuai

49
. Beliau adalah Amr bin Abasah as-Sulami Abu Najih, sahabat masyhur.
Masuk Islam di Makah lalu berhijrah ke Madinah. Ada yang mengatakan
dirinya termasuk orang-orang pertama yang masuk Islam. Lihat
biografinya dalam kitab al-Khulashah hal: 291 oleh al-Khazraji.
50
. Ighatsatul Lahfan 2/635 oleh Ibnu Qayim.
28
dengan situasi dan hawa nafsunya, sambil melihat pada maslahat,
tekanan dan kebutuhan. Tidak ada pada kaum Jahiliah syiar aqidah
yang kuat, tidak pula ketulusan niat, apalagi memikirkan penampilan
dan unsur tuhannya.
Ideologi mereka hanya sekedar dibangun diatas taklid buta,
memegang kuat pada adat istiadat serta mencukupkan diri
mengikuti apa yang dikerjakan oleh nenek moyangnya. Mereka tidak
perduli dengan orang yang mencela tuhannya, memaki atau
memukulnya. Seperti dalam kisahnya al-Qais bersama patungnya.
Demikian pula sikap tak ambil peduli ketika mereka harus memakan
tuhannya, seperti dalam kisahnya Bani Hanifah. Terlebih jika
berhalanya terbuat dari kurma, atau kismis, ketika mereka lapar
maka dimakannya. Begitu juga mereka tidak perduli jika harus
mengambil sesuatu milik tuhannya, semisal susu yang khusus
diperuntukkan baginya, seperti yang dilakukan oleh Malik bin
Haritsah al-Ajdari yang suatu hari pernah mencuri susu yang
dikhususkan bagi tuhannya Wadd.
Berikut kami ketengahkan kepada sidang pembaca sebagian
kisah-kisah yang kami singgung diatas, seperti diantaranya:

Pertama: Kisah berhala Dzul Khulashah.


Kisah ini berawal ketika ada seorang lelaki dari Bani Qais
mendatangi Dzul Khulashah untuk mengundi nasib disampingnya,
gara-gara ayahnya dibunuh dengan batu oleh Bani Asad. Tapi yang
keluar justru panah yang berisikan larangan menuntut balas
kematian ayahnya. Betapa marah dirinya, tidak ada perasaan yang
meluap melainkan emosi yang memuncak, sambil mematahkan anak
panah dan memukul wajah patung tersebut, dirinya bersumpah
serapah sambil mengatakan, 'Apakah engkau biarkan aku menggigit
kapas ayahku! Sungguh, kalau seandainya bapakmu yang terbunuh
niscaya engkau akan menuntut balas'. Kemudian dirinya pergi dan
memerangi Bani Asad demi menuntut balas darah ayahnya.

29
Ibnu Kalbi mengomentari kisah diatas dengan mengatakan,
"Dirinya lalu tidak pernah lagi mengundi nasib di sisinya hingga Allah
mendatangkan agama Islam. Dialah orang pertama yang melanggar
51
undian nasib disamping tuhannya".

Kedua: Kisah berhala Falas.


Kisah ini bermula tatkala Malik bin Kultsum mendatangi tuhanya,
kedatanganya untuk melepas tali onta punya tetangganya, dan onta
tersebut adalah onta yang akan dipersembahkan dan diwakafkan
kepada patung tersebut, yang dalam aturan mereka tidak boleh ada
seorangpun yang mengambil sesuatupun darinya, tidak pula
menggunakannya, akan tetapi Ibnu Kultsum berani melepas tali onta
tersebut dan menggiringnya lalu membawanya pergi. Tanpa ada
reaksi apapun dari patung tersebut dia hanya diam seribu bahasa,
dirinya tidak mampu untuk menghukum orang yang berani kurang
ajar terhadap dirinya, melecehkan kesuciannya, dan mengambil
barang yang telah dipersembahkan untuknya.
Kejadian ini –seperti disebutkan oleh ulama- membuat sang
penyair Jahiliah, Adi bin Hatim enggan untuk beribadah kepada
patung Falas tersebut. Karena menurutnya patung tersebut telah
direndahkan oleh Malik bin Kultsum namun dirinya tidak menuntut
52
balas demi menjaga kesucian dan kemuliaannya".

Ketiga: Kisah berhala Sa'ad.


Kisah ini terjadi ketika ada seseorang dari kalangan kaum
musyrikin yang mendatangi tuhannya tersebut, dengan niat untuk
mencari berkah, diapun menderumkan ontanya dihalaman patung
tersebut. Akan tetapi, betapa cepat ontanya hilang, ketika dirinya

51
. al-Ashnam hal: 47 oleh Ibnu Kalbi.
52
. al-Ashnam hal: 47 oleh Ibnu Kalbi.
30
berusaha mencarinya, dia hanya menemukan bekas darahnya tidak
jauh dari tempat tuhannya.
Itulah yang menyebabkan dirinya enggan lagi menyembah
berhala tersebut, dan berlepas diri dari setiap orang yang
menyembah berhala Sa'ad, sembari berkata:

Kami datang untuk mengharap keberkahan dari Sa'ad


Tapi Sa'ad telah mencerai beraikan, sekarang tidak ada lagi
bagi kami Sa'ad

Apakah Sa'ad cuma berada ditempat yang tinggi


Yang tidak bisa mencegah orang yang nakal dan memberi
53
petunjuk barang hilang

Keempat: Kejadian bersama patungnya Bani Hanifah.


Kisah ini menjelaskan, ada sebuah patung yang terbuat dari Hais
(makanan yang terbuat dari bahan tepung, kurma dan samin). Yang
disembah oleh Bani Hanifah dengan waktu yang cukup lama. Pada
suatu tahun, mereka ditimpa paceklik yang panjang, maka mereka
mengambil tuhannya dan memakan bersama-sama. Hingga ada yang
mengatakan:

Bani Hanifah telah memakan tuhanya


Ketika mereka ditimpa paceklik dan kelaparan

Mereka tidak ambil pusing dengan tuhannya


54
Tidak khawatir akan kutukan dan hukumannya

53
. Ibid.
54
. Keterangannya bisa dilihat dalam Atsar Baqiyah an Qurunil Khaliyah
hal: 210 oleh al-Bairuni.
31
Kejadian-kejadian dalam kisah diatas memberi satu kesimpulan
bahwa ideologi mereka tidak lah terlalu kuat menancap dalam hati
kaum Jahiliah. Tapi, mereka hidup dalam ideologi yang rapuh lagi
lemah, mengikuti hawa nafsu, cepat berubah, lalu melemah bahkan
bisa hilang ketika ditimpa sesuatu yang tidak menyenangkan yang
tidak bisa mereka tolak.
Itulah orang Arab dimasa Jahiliah yang banyak mengikuti hawa
nafsu ketika menyembah sesembahan-sesembahan tadi. Dan Allah
azza wa jalla secara tegas mengingkari setiap orang yang menjadikan
hawa nafsunya sebagai tuhanya. Seperti Allah ta'ala singgung
didalam firmanNya:

ً َ ُ ُ َ َ َ َ َ ُ َ َ ُ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ َ
٤٣ :‫ ﴾ [ الفرقان‬٤٣ ‫نت تكون َعليهِ َوك ِيل‬ ‫﴿ أرءيت م ِن ٱَّتذ إِلههۥ هوىه أفأ‬
]

"Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa


nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi
pemelihara atasnya?". (QS al-Furqaan: 43).

Demikian pula Allah ta'ala sebut dalam firmanNya:

َ ََ َ َ َ ُ َّ ُ َّ َ َ َ ُ َ َ ُ َ َ َ َ َّ َ َ َ َ َ َ
‫ٱهلل َع عِلم َوخ َت َم َع َسمعِهِۦ َوقلبِهِۦ‬ ‫﴿ أفرءيت م ِن ٱَّتذ إِلههۥ هوىه وأضله‬
َ
] ٢٣ :‫ ﴾ [ الاثية‬٢٣ ‫َصه ِۦ غِش َوة‬ َ َ ََ ََ َ َ
ِ ‫وجعل َع ب‬

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa


nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan
ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya
dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?". (QS al-Jaatsiyah:
23).

32
Dalam sebuah keterangannya, sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu
'anhmu menjelaskan, "Itulah orang kafir. Menjadikan agamanya
55
tanpa petunjuk dan hujah dari Allah azza wa jalla".
Hal senada juga ditegaskan oleh Imam Qatadah, beliau
mengatakan, "Itulah orang kafir. Tidak ada hawa nafsu yang
diinginkan melainkan mereka melakukannya tanpa merasa takut
56
sedikitpun kepada Allah ta'ala".
Imam Ibnu Katsir menjelaskan tafsir ayat diatas, "Firman Allah,
yang artinya: "Maka pernahkah kamu melihat orang yang
menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya". Maksudnya, mereka
hanya menjadikan hawa nafsu sebagai barometernya, jika dianggap
baik maka dikerjakan, apabila dianggap buruk maka mereka
57
meninggalkannya".

Maksud dari ini semua ialah menjelaskan bahwa peribadatan


yang dikerjakan orang Arab kepada berhalanya tidak memilik
landasan tidak pula petunjuk sama sekali. Mereka tidak mempunyai
ideologi yang kuat, akan tetapi, ideologinya hanya dibangun pada
pondasi dan asas yang rapuh, hal itu, didorong oleh hawa nafsu yang
mereka ikuti untuk menyembah tuhan-tuhannya. Dan inilah akhir
perjalanan setiap orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan
yang di ikuti, tanpa petunjuk dari Allah azza wa jalla.

C. Fanatik buta pada sesembahan.

Seperti telah lewat penjelasannya, bahwa orang Arab semasa


Jahiliah berada pada ideologi yang rapuh bangunannya, tanpa asas
dan pondasi yang jelas. Ini dari satu sisi, dari sisi lain kita tidak

55
. Tafsir Thabari 11/25/91.
56
. Ibid.
57
. Tafsir Ibnu Katsir 4/150.
33
menutup mata dengan adanya kisah dan kejadian yang seakan
kontradiktif dengan apa yang kami nukil diawal, yang menyimpulkan
bahwa aqidah mereka adalah aqidah yang rapuh lagi lemah.
Kejadian tersebut yaitu sikap mereka yang menunjukan betapa
teguhnya mereka memegang dan menjaga ideologinya. Fanatik buta
terhadap sesembahannya hingga rela mengorbankan jiwa raga,
harta dan keturunanya serta semua yang mereka miliki.
Itu bisa kita visualisasikan dalam penjelasan sikap pentolan-
pentolan mereka, seperti sikapnya Abu Sufyan sebelum masuk
Islam. Dirinya begitu keras dan memusuhi agama baru yang dibawa
oleh keponakannya. Demikian pula sikapnya Abu Lahab serta
pembesar-pembesar lainnya dari suku Quraisy, terhadap Islam dan
ajakan Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam kepada mereka. Bagaimana
kita menjelaskan masalah ini?
Bukankah mereka adalah kaum yang begitu fanatik terhadap
tuhan-tuhan yang disangkanya benar tersebut?
Tidakkah kita dengar sumpahnya Hamnah binti Abi Sufyan pada
anaknya Sa'ad bin Abi Waqash az-Zuhri ketika mendengar anaknya
masuk agama Islam, "Bukankah Allah telah menyuruhmu berbuat
baik pada orang tua. Demi Allah, saya tidak akan makan tidak pula
58
minum hingga mati atau dirimu kufur terhadap agama barumu?!
Bukankah mereka yang memerangi Rasulallah shalallahu 'alaihi
wa sallam sambil membawa berhala dan patungnya kemedan
perang?
Tidakkah kita dengar ucapan mereka yang mengatakan,
"Semoga Hubal menimpakan penyakit (pada kalian)". Dan
mengatakan, "Bersama kami Uzza sedangkan kalian tidak ada
kemuliaan".?

Sebagaimana kita lihat, adanya sebagian kaum musyrikin –


terlebih para pembesar dan tokoh-tokoh yang menyombongkan diri-

58
. HR Muslim no: 1748.
34
yang begitu fanatik terhadap berhalanya. begitu fanatik untuk bisa
tetap melestarikan adat budaya, kebiasaan nenek moyangnya,
fanatik yang sampai pada taraf taklid buta.
Itu dilakukan, dalam rangka membela kepentingannya,
mempertahankan kedudukan dan jabatannya, bagaimana tidak,
mereka adalah para pembesar dan tokoh-tokohnya, atau
diantaranya ada yang menjadi pelayan dan juru kunci tuhan-tuhan
tersebut, makanya mereka menganggap sebagai garda terdepan
untuk membela dan mempertahankan keyakinannya. Oleh karena
itu mereka mengingkari ajaran baru, seperti yang Allah rekam dalam
firmanNya:

َ ‫﴿ أ َ َج َع َل ٱٓأۡلل َِه َة إ َلها َوح ًِدا إ َّن َه َذا ل َ َشء ُع‬


] ٥ :‫ ﴾ [ ص‬٥ ‫جاب‬ ِ ِ

"Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan yang satu saja?


Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat
mengherankan". (QS Shaad: 5).

D. Sikap membeo demi melestarikan ajaran nenek moyang


Seperti telah kita jelaskan, bahwa kaum musyrikin tidak
mempunyai ideologi yang dibangun diatas asas yang kuat serta
menyakinkan. Sebagaimana jelas dalam beberapa contoh yang kami
nukilkan. Namun, apa sejatinya yang mendorong mereka tetap
menyembah berhalanya? Jawaban pertanyaan ini telah disebutkan
oleh Allah ta'ala didalam firmanNya:

َ َ َ َ َّ ُ ََ َ َ َّ ُ َ
:‫ ﴾ [الزخرف‬٢٢ ‫﴿ بَل قالوا إِنا َو َجدنا َءابَا َءنا َع أ َّمة ِإَونا َع َءاث ِرهِم ُّمه َت ُدون‬
]٢٢

35
"Bahkan mereka berkata: "Sesungguhnya kami mendapati bapak-
bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-
orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka".
(QS az-Zukhruf: 22).

Tidak ada pegangan kuat yang mereka miliki melainkan sikap


membeo terhadap ajaran nenek moyang. Oleh sebab itu, kelak pada
hari kiamat mereka akan mengatakan pada pembesar-pembesarnya,
seperti Allah rekam dalam firmanNya:
َ َ
‫ي‬
َ َ َ َّ َ ‫َ َ ُ َ َّ َ َّ َ َ َ َ َ َ َ ُ َ َ َ َ َ َ ُّ َ َّ َ ا‬
ِ ‫ ربنا ءات ِ ِهم ضِ عف‬٦٧ ‫﴿ وقالوا ربنا إِنا أطعنا سادتنا وكَباءنا فأضلونا ٱلسبِيل‬
َ َ َ َ َ
] ٦٨-٦٧ :‫ ﴾ [ األحزاب‬٦٨ ‫اب َوٱل َعن ُهم لعنا كبِيا‬
ِ ‫مِن ٱلعذ‬

"Dan mereka berkata;:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah


mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu
mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar). Ya Tuhan kami,
timpakanlah kepada mereka azab dua kali lipat dan kutuklah
mereka dengan kutukan yang besar". (QS al-Ahzab: 67-68).

36

You might also like