Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

KAHAN PENGEMBANGAN PELABUHAN BITUNG SEBAGAI

PELABUHAN INTERNASIONAL
Bambang Siswoyo *)
Peneliti Badan Litbang Perhubungan
Jalan Medan Merdeka Timur No.5 Jakarta Pusat

ABSTRACT
Indonesia's position that lies between the Pacific and Hindian oceans, the continen ts of Asia
and Australia, it is very special in his capacity as part of a world cruise. In this condition
Bitung harbor deemed strategic enough to be developed as a port open to international trade,
where the support of Eastern Indonesia as a potential commodity hinterland that supports it.
This study uses descriptive analysis with a look from different angles so that the analysis
carried out there are some aspects that are the hallmarks and potential of the Port of Bi tung to
be developed as an international hub port.
Based on the observations of several aspects including cost aspects, aspects of the distance to
various cities in Asia trade, the port of Bi tung potential aspects, and aspects of the potential of
commodities, development of the port of Bitung in North Sulawesi as a port open to in terna-
tional trade import export that can be used for the development of eastern Indonesia would be
potential traffic of international shipping and international trade flaws as it is quite reasonable,
in which area (Bitung) have proximity to major trade cities in the Asia Pacific region which
acts as a distribution center of commodities in Asia, support for port infrastructure in accor-
dance with the conditions where the deep natural harbor no need for dredged during the year,
the port protected by islands Lembe of the waves and waves and wind, on the basis of excellence
it is likely able to bring prosperity to Indonesia, especially for the eastern region of Indonesia.
Key words: Port of Bi tung, mileage and condition of superiority of nature.

PENDAHULUAN
Posisi Indonesia yang berada di antara banyak daerah yang mempunyai kedekat-
samudera Pasifik dan Hindia, benua Asia an dengan Negara-negara besar dan juga
dan Australia, sangatlah istimewa dalam mempunyai peran sebagai pusat distribusi
kedudukannya sebagai bagian dari dunia barang komoditi di kawasan Asia,
pelayaran. Posisi tersebut sangat strategis, sehingga mampu membawa kemakmuran
bagi bangsa Indonesia untuk mengem- bagi Indonesia.
bangkan diri, sebagai bangsa pelaut dan Meskipun posisi Indonesia sangat
juga potensi yang dimiliki f aktor geografis istimewa, potensi itu hingga sekarang
Indonesia. Pengembangan pelabuhan di belum dimanfaatkan dan diberdayakan
Indonesia sebagai pelabuhan terbuka secara optimal. Hal ini bisa dilihat pada
untuk lalu lintas pelayaran internasional keterbatasan infrastruktur yang dimiliki
dan sebagi alur perdagangan intemasional Indonesia untuk berkompetisi di pasar
sangatlah cukup beralasan, dimana Asia Pasifik yang sangat ramai dan bakal

VnlumP 21. Nomor 3. Maret 2011 237


berlipat kali tingkat keramaian dimasa Dalam rangka mendukung pengem-
depan. bangan pelabuhan menjadi pelabuhan
Pada saat ini salah satu bukti, ekspor In- intemasional, ada empat faktor yang
donesia terbesar (sekitar 90 % dari total menjadi perhatian dalam usaha
ekspor) masih bergantung pada pelabuh- pen gembangan bisnis pelabuh an,
an Singapura dan Tanjung Pelepas Ma- antara lain :
la y sia . Pa dahal, Indonesia memiliki a. Kontainerisasi
beberapa wilayah/ daerah yang memung-
kinkan untuk dikembangkan guna mene- Kontainerisasi (penggunaan
kan biaya transportasi yang selama ini kontainer dalam kargo angkutan
menjadi beban dalam melakukan ekspor. laut) telah meningkatkan efisiensi
dalam penangangan kargo. Saat ini
Posisi In donesia mempunyai potensi
penggunaan kontainer, han ya
mengembangkan daerah dengan mem-
dengan 1 gant ry crane sudah
bangun pelabuhan sebagai pelabuhan
mampu menangani 25-30 kontai-
untuk ekspor, Sulawesi Utara dengan
ner / jam, yang berarti setara
Pelabuhan Bitung yang merupakan
dengan 500-600 ton kargo .
pelabuhan alami yang mempunyai tingkat
Kegiatan ini membutuhkan lebih
kedalama.n kolam pelabuhan cukup untuk
sedikit tenaga kerja . Tetapi kapal,
kapal besar mempunyai peluang untuk
terminal dan peralatan bongkar
menjadi pelabuhan hub internasional
muat harus diadaptasi untuk
untuk ekspor impor, terutama untuk
mengakomodasi kontainerisasi
wilayah Kawasan Timur Indonesia.
secara efektif dan efisien.
Dengan mengembangkan pelabuhan
b. Infrastruktur yang Memadai
Bitung dapat meminimkan biaya. ya n~
selama ini menjadi beban eksportu dan Jenis ge neral cargo masih men-
Kawa san Timur Indonesia, dengan dominasi pangsa barang yang
penurunan bia ya transportasi berarti dikapalkan, sementara untuk bu lk
menaikkan daya saing ekspor yang dapat cargo seperti minyak mentah, bijih
meningka tkan daya saing ekonomi besi, batu bara dan komoditi
nasional. pertanian juga masih besar
pangsanya dan ini merupakan
Mak sud kajian adalah menem ukenali barang yg tidak cocok untuk
potens i pelabuhan Bitung untuk dimuat dalam kontainer. Untuk
dikembangkan sebagai pelabuhan dapat menangani bulk cargo diper~
internasio nal. Tujuan kajian adalah lukan terminal yang dilengkap1
mengevaluasi potensi pelabuhan Bitung peralatan dan sistem tersendiri .
untuk dikembangkan sebagai pelabuhan Pengembangan infrastruktur
internasional. sebagai akibat semakin besarnya
ukuran kapal, sehingga besaran,
TINJAUAN PUSTAKA lebar, hingga kedalaman alur
menuju pelabuhan harus senan-
1. Faktor Penunjang Pengembangan tiasa dapat memastikan keamanan
Pelabuhan pelayaran . Selain itu peralatan
navigasi juga harus tersedia clan

238
terpelihara. Pelabuhan juga harus sudah siap untuk membawanya
memiliki infrastruktur fisik pelin- secara otomatis ke ternpat yang
dung yang dapat untuk memfasili- ditentukan tanpa satu orang
tasi keselamatan dan keamanan pengemudi pun akses yang lebili
pelayaran di kondisi cuaca dan baik ke moda transportasi lain
gelombang laut yang buruk sekali seperti jalur kereta api, jalan tol,
pun. Dukungan fasilitas transporta- jalur pelayaran sungai ataupun
si darat, yang tertata baik, seperti antar pantai juga sangatlah
sistem jalan, jalur kereta api dan penting. Saat ini pelabuhan harus
sarana transportasi lain dari dan dapat berperan sebagai pusat
menuju pelabuhan menjadi tun- logistik dalam jaringan rantai
tutan tidak hanya untuk alasan pasokan global jika ingin sukses.
efisiensi pelayanan namun juga Kegiatan dokumen di pelabuhan
untuk keamanan dan keselamatan harus cepat dan komputerisasi
angkutannya. sehingga urusan menjadi mudah
terkait otoritas pelabuhan, bea
c. Peningkatan Keamanan
cukai, syahbandar, keamanan laut,
Pelabuhan
imigrasi, dan lainnya. Pada saat ini,
Keamanan pelabuhan telah sebuah kapal harus difasilitasi
menjadi isu prioritas dalam untuk dapat mengurus dan
perdagangan internasional, mendapat pengesahan atas
terutama terhadap aksi terorisme berbagai dokumen yang diperlu-
telah menjadikan daya saing suatu kan secara 011/ine melalui "single
negara berkurang. Sejak Juli 2004, window" website.
sistem keamanan transporta si
maritim internasional yang baru 2. Peran Otoritas Pelabuhan
telah dicetuskan IMO, dengan
Undang-Undang No.17 tentang
seluruh pelabuhan dan kapal yang
Pekyaran adalah pengembangan
terlibat dalam aktivitas perda-
Otoritas Pelabuhan untuk mengawasi
gangan internasional wajib
dan mengelola operasi dagang dalam
mengikutinya. Hal ini harus
setiap pelabuhan. Tanggung-jawab
diperhatikan terutama bagi
utama mereka adalah untuk meng-
pelabuhan yang ingin berkembang
atur, mernberi harga dan mengawasi
sebagai pelabuhan intemasional.
akses ke prasarana dan layanan
d. Perkembangan Teknologi pelabuhan dasar termasuk daratan
Sistem otomatisasi operasional di dan perairan pelabuhan, alat-alat
terminal pelabuhan sudah menjadi navigasi, kepanduan (pilotage),
prasyarat w1tuk bersaing. Kegiatan pernecah ombak, ternpat pelabuhan,
bongkar rnuat kontainer kini jalur laut (pengerukan) dan jaringan
semakin otomatis dengan bantuan jalan pelabuhan. Selain itu, otoritas
komputer. Di beberapa pelabuhan pelabuhan juga akan bertanggung
besar dunia, begitu kontainer jawab untuk rnengernbangkan dan
diturunkan dari kapal, maka A.11- rnenerapkan rencana induk pelabuhan
tomaticnlly Guided Vehicle (AGV) (terrnasuk rnenentukan daerah kendali
darat dan laut) sekaligus menjamin obligasi untuk membiay ai dan
ketertiban, keamanan dan kelestarian membangun infrastruktur dasar.
lin gk ungan pela buhan. Opera tor
pelabuhan, di sisi lain, dapat ber- 3. Beberapa Penyebab Buruknya
partisipasi dalam menyediakan antara Kinerja Pelabuhan Di Indonesia
lain penanganan kargo, sarana pe- Beberapa faktor yang menghambat
numpang, layanan tambat, pengisian kinerja sistem pelabuhan komersial
bahan bakar dan persediaan air, Indonesia, yaitu :
penarikan kapal sekaligus penyim-
panan dan bangunan di a tas • Batasan-batasan geografis.
pelabuhan lainnya. Kedalaman pelabuhan tampaknya
Dalam hal ini, otoritas pelabuhan In- menjadi masalah besar di hampir
donesia tidak mendapat pengecualian setiap pelabuhan di Indonesia. In-
dan memiliki peranan dan fungsi yang donesia memiliki pelabuhan-
sama dengan otoritas pelabuhan di pelabuhan perairan dalam alami
manapun. Namun demikian, persoal- yang sangat sedikit dan sistem
an yang perlu mendapatkan perhatian sungai yang rentan terhadap
yang sangat besar adalah apakah pendangkalan parah yang mem-
otoritas pelabuhan Indonesia akan batasi kedalaman pelabuhan,
memiliki kapasitas teknis dan finansial sehingga diperlukan pengerukan.
yang diperlukan untuk menjalankan Bila tidak dilakukan pengerukan,
fung si-fungsi tersebut secara efektif. kapal seringkali harus menunggu
Sangatlah penting bahwa para otoritas sampai air pasang sebelum me-
pelabuhan memiliki kapasitas untuk masuki pelabuhan, yang menye-
menghasilkan sumber-sumber pen- babkan lebih banyak waktu non-
danaannya sendiri, dan tidak sepenuh- aktif bagi kapal.
nya bergantung pada transfer dana Geografi fisik terutama membatasi
dari pemerintah pusat. Sebagai contoh, bagi pelabuhan-pelabuhan Indone-
biaya operasional dapat dibiayai sia di pantai utara Jawa, yang
sebagian dari biaya dan ongkos yang melayani wilayah paling padat
dibayar oleh para operator terminat penduduk dan wilayah dengan
termasuk biaya yang sekarang dibayar tingkat industri tertinggi di Indone-
oleh pelabuhan-pelabuhan swasta sia. Hal in.i disebabkan oleh tanah
(khusus) kepada Pelindo. Infrastruktur pesisir/ dasar laut yang sangat
dasar yang baru dapat dikonsesikan aluvial dan tidak stabit ditambah
oleh otoritas pelabuhan dengan cara dengan perairan-perairan pantai
yang serupa dengan BOT (bangun- yang dangkal.
operasikan-alihkan). Namun demi-
kian, hal ini akan menuntut pem- • Masalah Tenaga Kerj a.
bangunan kapasitas di dalam yang Pemanfaatan tenaga kerja di
besar pada pihak otoritas pelabuhan pelabuhan yang secara efektif
serta sejumlah ijin yang diperlukan melembagakan penggunaan fasi-
dari pemerintah pusat. Otoritas litas pelabuhan secara tidak efisien
pelabuhan dapat mengeluarkan surat dan membatasi kemungkinan-

240 "l T ...... 1 . ........ ,... .-,~ l'lo. l,... - .-.- ") 1"1- --1. ""U"\11
kemungkinan peningkatan efisien- utama seperti derek jembatan dan
si. Di banyak pelabuhan, hanya ruang penyimpanan juga merupa-
tersedia satu giliran tenaga kerja kan hal yang umum. Biaya-biaya
dan peluang untuk lembur dibatasi. semacam itu masih ditambah lagi
Untuk pelabuhan-pelabuhan yang dengan banyak sekali pungutan liar
dimak-sudkan untuk beroperasi yang diminta di pelabuhan untuk
selama 24 jam, enam jam dari setiap prosedur ekspor dan impor yang
24 jam terbuang karena waktu- terns disorot di laporan-laporan
waktu istirahat yang kaku dan media.
tidak digilir untuk memastikan • Kurangnya prasarana pelabuhan.
pelayanan kapal secara berke-
sinambungan (Nathan Associates Bany ak pelabuhan regional
2001 ). kekurangan sarana peti kemas,
yang mengharuskan perusahaan-
• Kurangnya keamanan.
peru sahaan pelay aran untuk
Pengiriman kargo dari Indonesia menggunakan peralatan sendiri,
biasanya menarik premi asuransi baik yang berada di kapal maupun
30-40 persen lebih tinggi dari kargo yang disimpan di pelabuhan.
yang berasal dari Singapura. Hal Hany a 16 dari 111 pelabuhan
ini disebabkan tidak hanya oleh komersial yang mempunyai
perampokan di laut, tetapi juga penanganan peti kemas jenis
oleh kegiatan di pelabuhan yang tertentu, terkadang terjadi rusak-
dilakukan kelompok-kelompok nya peralatansisi-pelabuhan utama
kejahatan terorganisir, pencurian (seperti derek jembatan) dan
umum dan pencurian kecil (pilfer- keterlambatan dalam mendapat-
age) sekaligus pemogokan dan kan suku cadang pengganti.
penghentian kerja (Carana 2004).
Kekurangan tempat untuk
Seperti disebutkan selanjutnya,
penyimpanan dan pengisian peti
pelabuhan-pelabuhan utama yang
kemas adalah masalah lain yang
terlibat dalam ekspor-impor
dihadapi sebagian besar pelabuhan
sekarang harus memperbaiki
Indonesia. Hal ini seringkali
keamanannya untuk memenuhi
mengharuskan pemakaian ar-
persyaratan keamanan intemasio-
mada truk putar untuk mengantar
nal baru, yang dikenal sebagai ISPS.
kargo langsung kepada pelanggan
• Korupsi. atau pos pengangkutan peti kemas
Sebab lain waktu non-aktif adalah (CFS) langsung dari kapal yang
penundaan karena ketidakadilan menyebabkan lebih banyak keter-
dan korupsi dalam alokasi lambatan, kemacetan pelabuhan
tambatan/berth (Nathan Associ- yang lebih parah (baik di sisi darat
ates 2001) . LPEM-FEUI (2005) maupun laut) dan biaya
mencatat bahwa penggunaan penanganan yang lebih meningkat
pungutan liar untuk mengurangi (Carana 2004) .
waktu antri yang disebabkan
kurangnya sarana infrastruktur

Volume 23, Nomor 3, Maret 2011


• Lokasi pelabuhan. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
Hampir semua pelabuhan besar In- DATA
donesia berlokasi dekat dengan Kata Bitung terletak pada posisi geografis
daerah-daerah perkotaan besar yang 1°23'23" - 1°35'39" LU dan 125°1' 43 "-
aksesnya melalui jalan-jalan raya kota 125018'13" BT. Wilayah daratan Kata
yang padat. Masalah kemacetan Bitung mempunyai luas 31.350,35 ha,
demil<lan seringkali diperparah oleh terbagi dalam delapan wilayah kecamatan
kedatangan kapal penumpang, serta 69 kelurahan, yang sebelumnya
karena hanya beberapa pelabuhan terbagi atas lima kecamatan. Kecamatan-
regional yangmemiliki sarana terpisah kecama tan tersebut yaitu Kecamatan
untuk kapal barang dan penumpang. Madidir memiliki 8 kelurahan, Kecamatan
Di pelabuhan-pelabuhan dengan Matuari memiliki 8 kelurahan, Kecamatan
tingkat okupansi tambatan kapal Girian memiliki 7 kelurahan, Kecamatan
yang tinggi, kehadiran kapal Lembeh Selatan memiliki 7 kelurahan,
penumpang dan barang yang Kecamatan Lembeh Utara memiliki 10
bersamaan menyebabkan lebih kelurahan, Kecamatan Aertembaga
banyak keterlambatan, dan memiliki 10 kelurahan, Kecamatan Maesa
memperlama waktu persiapan memiliki 8 kelurahan, dan Kecamatan
perjalanan pulang kapal barang. Ranowulu, memiliki 11 kelurahan.
Dalam perpektif regional maupun
METODOLOGI
internasional Provinsi Sulawesi Utara
Dengan menggunakananalisis diskriptif untuk berada pada posisi strategis karena terletak
melakukan analisis permasalahan kajian ini di bibir pasifik (pacific reem) yang secara
dengan melihat beberapa aspek keunggulan langsung berhadapan dengan negara-
dan kelemahan yang dimiliki oleh pelabuhan negara asia timur dan negara-negara
Bitung. Beberapa aspek yang dianalisis, pasifik. Posisi demikian menguntungkan
anatara lain : analisis biaya, analisis jarak, Sulawesi Utara, karena secara geografo
analisis potensi Pelabuhan Bitung, dan analisis akan menjadi pintu gerbang perdagangar
potensi komoditi. Data untuk melakukan di kawasan timur Indonesia di wilayali
analisis berasal dari data sekunder atau data Asia Pasifik.
kepustakaan dari beberapa referensi

Gambar 1. Propinsi Sulawesi Utara

242 Volume 23, Nomor 3, Maret 201:


Gambar 2. Posisi Asia Timur

Predikat sebagai pintu gerbang tersebut posisi strategis tersebut perlu dioptimalkan
ditopang dengan adany a Pelabuhan sehingga dapat mendorong pertumbuhan
Samudra Bitung yang mampu menam- ekonomi, perdagangan, pariwisata, jasa,
pung jenis kapal laut dalam ukuran besar, industri manufaktur, dan bidang lain di
serta Bandara Intemasional Sam Ratulangi. Sulawesi Utara khususnya dan Indonesia
Untuk pelabuhan samudra Bitung sudah pada umumnya.
diperluas dengan dibangun-nya fasilitas Hubungan transportasi laut dilakukan
pelabuhan kontainer yang mampu bongkar melalui Pelabuhan Lokal, Nusantara dan
muat komoditi ekspor dan impor bagi Pelabuhan Samudra/lnternasional.
kapal-kapal yang menggunakan fasilitas Pelabuhan Utama yang melayani angkutan
pelabuhan tersebut. Dengan tersedia laut di Sulawesi Utara dan wilayah Indo-
kurang lebih 10 dermq.ga yang rata-rata nesia Timur bahkan luar negeri adalah
mempunyai kedalaman 10-12 m pada Pelabuhan Bitung. Saat ini fasilitas
waktu normal dan lebih dalam bila kondisi pelabuhan Bitung tengah dikembangkan
laut pasang. Selanjutnya dalam rencana terutama fasilitas bongkar muat peti kemas.
nakro Nasional di Sulawesi Utara (Bitung) Pelabuhan Bitung dapat digunakan
ikan dibangun International Hub Port (IHP). sepanjang tahun karena merupakan
)alam era globalisasi perdagangan, semua Pelabuhan Alam, dan dapat menampung
Jihak (s takeholders) harus mengantisipasi jenis kapal sampai dengan 60.000 ton.
Jekembangan dan manfaat positif di era Disamping Pelabuhan Bitung, di Propinsi
Jerdagangan bebas ifree trade zone) seperti Sulawesi Utara terdapat banyak pelabuhan
\FIA (Asean Free Trade Area), NAFTA, lainnya Ookal) yaitu; Pelabuhan Manado,
\PEC serta pertumbuhan ekonomi global Tahuna, Labuang Uki, Torosik, Ulu Siau,
rang memanfaatkan fasilitas perdagang- Lirung, Melonguane dan Beo.
m yang ada di Sulawesi Utara. Diharapkan pelabuhan Bitung ke depan
(eunggulan komparatif yang ada dengan akan berfungsi sebagai cargo consolidation
lidukung sejumlah fasilitas penunjang centre di kawasan Asia Pasifik. Disamping
rang ada harus dikelola secara optimal itu saat ini juga dibangun pelabuhan
Lgar dapat memberikan kontribusi dalam perikanan Bitung yang nantinya akan
nemacu akselerasi pembangunan menjadi pintu keluar masuk perdagangan
>ropinsi Sulawesi Utara. Keunggulan ikan di Sulawesi Utara.

Volume 23. Nomor ~- M;irpt ?011


Tabel 1. Beberapa pelabuhan di Sulawesi Utara menjangkau daerah-daerah di Sulut.
No Nama Pelabuhan/ Port LokasifLocation Eksistensi jalan trans Sulawesi sebagai
1. Pelabuhan Samudra Bitung Bi tung
2. Pelabuhan Manado Manado
jalur transportasi darat, yang menghu-
3. Pelabuhan Labuang Uki Lolak Bolmong bungkan Propinsi Sulawesi Utara dengan
4. Pelabuhan Torosik Bolmong Propinsi la innya di wilayah Sulawesi. Jalur
5. Tahuna Sangihe
6. Ulu Siau Sangihe Trans Sulawesi ini merupakan salah satu
7. Melonguane Talaud jalur perdagangan dan distribusi di
8. Lirung Talaud wilayah Sulawesi. Keberadaan jalur trans
9. Beo Talaud
Sumber : Badan Pusat stahstik, Sulut Dalam angka 2009. Sulawesi, terutama untuk memperlancar
TOK Y O No..,._!,.,
0 ....-*-- p.,,.,,,c•
Ck~··

l ~.\ D\'\
.\.\tERUv\

l110h·"' Or:ron,1

Gambar 3. Alur pelayaran dari Bi tung ke berbagai negara

Disamp ing keberadaan dukungan mobilitas masyarakat, barang dan jasa se


infrastruktur bandara dan pelabuhan laut Sulawesi, baik dalam hubungan
yang ada, transportasi darat relatif sudah perdagangan, jasa dan lain-lain.
Tabel 2. Jarak dari kabupaten/ kota dengan ibukota propinsi,
pelabuhan udara dan pelabuhan laut di Propinsi Sulawesi Utara
lbukota Jarak ke Ke Pelabuhan Ke
Kabjkota Ibukota Udara Pelabuhan
No Kab/Kota
Propinsi/ Sam Ratulangi Samudra
Mana do (Km) Bi tung
(Km) (Km)
1. Bolaang Kotamobagu 184 194 225
Mongondow
2. Minahasa Tondano 32 42 45
3. Sangihe Tahuna 550 560 550
4. Talaud Melonguane 450 460 450
5. Mana do Mana do - 10 41
6. Bi tung Bi tung 41 50 -
7. Tomohon Torno hon 25
35 66
8. Minahasa Amurang 70
80 111
Sela tan
9. Minahasa Utara Airmadidi 15 20 26
* Kota Tomohon, Kab. Minsel dan Minut disatukan dengan dengan Kab. Minahasa
Sumber: Badan Pusa t stahstik, Su lut Dalam angka 2009, dmlah .

?44 Volume 23, Nomor 3, Maret 201


Angkutan laut merupakan sarana PEMBAHASAN
perhubungan yang sangat penting bagi
Indonesia terutama di wilayah bagian A. Aspek Biaya
timur sebagai negara kepulauan. Untuk itu Berdasarkan hasil analisis kondisi eksisting
pemerintah telah berusaha meningkatkan bahwa Pelabuhan Bitung sangat strategis
pengadaan kapal dengan membeli dan karena letaknya, terutarna keunggulan
iuga mernbangun kapai. Jumlah kapal y ang dimiliki yaitu faktor kedekatan
yang masuk keluar pelabuhan Bitung jaraknya dengan kota-kota dagang utarna
tahun 2009 tercatat sebanvak 4.143 buah di Asia Pasifik yang memungkinkan
kapal naik sebesar 3,24 % dibanding tahun terjadinya penekanan biaya transportasi
2008. Komposisi jenis kapal yang singgah dan rnemungkinkan pengiriman barang
:idalah : bisa lebih cepat. Dampaknya, cash flow-nya
3,33 % kapal luar negeri; pun menjadi lebih cepat pula. Kondisi ini
merupakan potensi yang luar biasa belum
53,99 % pelayaran dalam negeri;
dikembangkan, dimana saat ini apabila
24,55 persen pelayaran khusus; akan melakukan ekspor ke berbagai negara
di Asia rnaupun di luar Asia, seperti Aus-
15,50 % pelayaran rakyat;
tralia, barang yang akan diekspor dari
2,63 % pelayaran perintis. daerah harus dibawa ke Jakarta,
umlah barang yang dimuat tahun 2009 Pelabuhan Tanjung Priok terlebih dahulu.
;ebanyak 1.746.830 ton, naik jika dibanding Selanjutnya muatan/ komoditi harus
:ahun sebelumnya yang 1.618.442 ton. diturunkan untuk dipindah ke gudang
)emikian juga barang yang dibongkar penimbunan/ penyimpangan, untuk
;epanjang tahun 2009 sebanyak 3.381.329 menunggu beberapa hari kedepan sambil
on, atau naik dari tahun sebelumnya mencari kapal pengangkut yang lebih
U09.262 ton. Dari keseluruhan barang besar yang akan membawa ke Singapura,
1ang dibongkar, sebagian besar merupa- selanjutnya di Singapura muatan kapal
<.:an barang dari pelayaran dalam negeri akan diturunkan lagi untuk atau berganti
1ang berjumlah 3.294.425 ton atau 97,43 kapal lagi (mother vessel) untuk membawa
Yo. Sedangkan kegiatan mu at barang, barang/ muatan ke negara tujuan ekspor.
;ebagian besar merupakan barang muatan Kondisi ini akan membuat konsekuensi
ialam negeri sebanyak 984.767 ton sekitar mahalnya biaya angkutan, biaya bongkar
)6,37 %, serta muatan luar negeri 716.989 muat dari penimbunan/ penyimpanan
on atau 41,04 %. dan juga barang akan menjadi kotor dan
bau serta kemw1gkinan lain mutu barang
umlah pen um pang turun/ naik meng- turun sehingga menyebabkan barang
tlami penurunan, dimana pada tahun ekspor tersebut nilainya menjadi
~009 rnencapai 217 .691 orang dan berkurang terkadang sampai tidak
;ebagian besar penurnpang naik turun diterima di negara tujuan.
ersebut merupakan penurnpang dalam
legeri sekitar 189.266 orang. B. Aspek Jarak
Perbandingan jarak dari Bitung dan
pelabuhan lainnya ke berbagai kota pusat
perdagangan di Asia Pasifik serta dari

Volume 23, Nomor 3, Maret 2011


Tanju ng Priok yang menjadi jalur C. Aspek Potensi Pelabuhan Bitung
konvensional pengiriman muatan/ barang
Indonesia Bagia n Timur (IBT) m asih
untuk ekspor saat ini sebelum masuk ke
bergelut dengan sejumlah kendala untuk
Singapura. (lihat tabel 3 dan 4).
Tabel 3. Perbandingan jarak Pelabuhan Tanj ung Priok
ke pelabuhan utama Dunia
No Nama PelabuhanfPort Jarak Tempuh (mil laut)
1. Pelabuhan Taniung Priok - Kaoshiung 3.526
2. Pelabuhan Ta.njung Priok - Hongkong 3.365
3. Pelabuhan Tanjung Priok - Shanghai 4.142
4. Pelabuhan Tanju.ng Priok - Busan, Korea 4.408
'
5. Pelabuhan Tanjung Priok - Tokyo 3.429
6. Pelabu han Tanjung Priok - Los Angeles 9.574
Sumber: Potens1Sulut, Media Indonesia 23 Maret 2011

Tabel 4. Perbandingan jarak Pelabuhan Bitung


ke pelabuhan utama dunia
No Nama PelabuhanjPort Jarak Tempuh (mil laut)
1. Pelabuhan Bi tung - Kaoshiung 1.346
2. Pelabuhan Bitw1g - Hongkong 1.423
3. Pelabuhan Bitw1g - Shanghai 1.901
4. Pelabuhan Bitung - Busan, Korea 2.113
5. Pelabuhan Bitung - Tokyo 2.220
6. Pelabuhan Bitung - Los Angeles 6.651
Sumber : Potensi Sulut, Media Indonesia 23 Maret 2011

Pad a das arany a bahw a jarak antara dapat mengekspor barang ke luar negeri.
Tanjung Priok ke beberapa kota pusat Hambatannya bukan karena wilayah itu
ekonomi dunia itu lebih jauh, terlebih lagi tidak memiliki produk andalan, melainkan
ongkos transportasi lewat jalur konven- karena sarana dan prasarana pelabuhan
sional ya itu melalui Tanjun g Priok- yang belum memadai.
Singapura-negara-negara tujuan, masih Selama ini, ekspor barang dari Indonesia
harus ditambah lagi dengan biaya bongkar Timur harus melewati etape panjang,
muat d i Tanjung Priok sebagai proses barang-barang yang akan dikirim ke luar
restuffing (pemindahan barang ke kontai- negeri, terlebih dahulu harus diangkut ke
ner milik main line operator), dan biaya pelabuhan Tanjung Perak Surabaya atau
bongkar muat di Singapura untuk proses Tanjung Priok Jakarta, barn kemudian
pemin dahan barang dari kapal-kapal diekspor. Hal itu menyebabkan harga
fe dder ke mother vessels yang membawa barang yang akan diekspor melonjak
barang-barang ekspor ke negara tujuan, karena biaya y ang dikeluarkan
dengan adanya perlakua.n yang sedemi- meningkat. Seperti biaya angkutan ke
kian rupa ini biaya transportasi menjadi pelabuhan di Surabay a atau Jakarta
lebih tinggi dan waktu kirim juga semakin ditambah biaya bongkar muat karena
lama. harus dilakukan beberapa kali . Pad a
akhirnya, akan berdampak pada da ya

246 Volume 23, Nomor 3, Maret 2011


saing produk asal Indonesia Timur di luar Keempat, pasokan air bersih untuk
negeri. Mahalnya bia ya transportasi suplai ke kapal yang sandar di
menyebabkan harga jual menjadi tinggi. pelabuhan melimpah, hal ini akan
Untuk menyikapi hal itu, pemerintah perlu mengurangi biay a kebutuhan air
kapal.
berupay a membangun pelabuhan di
kawasan Indonesia Timur agar dapat Kemudian Pelabuhan Bitung telah
memfasilitasi kapal-kapal untuk keperluan melakukan pengembangan seperti
ekspor dan impor. Salah satu pelabuhan menambah panjang dermaga menjadi 292
yang memenuhi syarat adalah Pelabuhan meter. Pada tahun 2010 telah dilakukan
Samudera, Bitung, Sulawesi Utara . penambahan panjang dermaga, y aitu
Pelabuhan Bitung mempunyai beberapa sepanjang 65 meter. Saat ini Pelabuhan
keunggulan untuk menjadi pelabuhan Bitung juga didukung oleh sekitar 10
pengumpul dan hub port internasional, dermaga, dan jika pengembangan
artinya, daerah-daerah di Indonesia Timur Pelabuhan Bitung selesai, komoditas
seperti Ambon, Temate, dan Gorontalo dan ekspor dari daerah Indonesia Timur dan
sekitamya dapat mengirimkan barang yang sekitamya dapat langsung dikirim ke luar
akan diekspor melalui Bitung, kemudian negeri tanpa melalui Surabaya atau
baru dari Bitung dikirim ke luar negeri. Jakarta.
Selanjutnya, Pelabuhan Bitung dinilai D. Aspek Potensi Komoditi
layak untuk dikembangkan menjadi hub
port karena mempuny ai sejumlah Beberapa komoditas ekspor andalan
keunggulan, antara lain : Sulawesi Utara seperti ikan olahan, kopra,
CPO dan lain-lain bisa langsung
Pertama, merupakan pelabuhan alam dilakukan ekspor. Pembangunan
y ang memiliki kedalaman y ang Pelabuhan Bitung menjadi hub port akan
memadai untuk lego jangkar. Ketika menguntungkan daerah di Kawasan In-
air surut, kedalamannya mencapai 8 donesia Timur (KTI). Sebab pelabuhan itu
meter dan saat pasang menjadi 10 berhadapan langsung dengan Laut Pasifik
meter bisa lebih, sehingga tidak perlu sehingga kapal dapat langsung berangkat
dikeruk. ke negara tujuan tanpa harus berkelok-
Kedua, kolam di sekitar dermaga tidak kelok, dimana jarak antar pelabuhan
terganggu oleh ombak dan angin (seperti tertera pada tabel sebelumnya)
kencang, hal ini meskipun pelabuhan cukup menunjang, sehingga komoditi
tersebut berhadapan langsung dengan tidak mengalarni penurunan nilai/ mutu.
lautan Pasifik, karena ada Pulau Seiring dengan kegiatan lintas barang
Lembe yang terletak persis di hadapan perdagangan luar negeri, lintas barang
pelabuhan tersebut, empasan ombak
perdagangan dalarn negeri yang melalui
dan angin kencang terhalangi. Pelabuhan Bitung pada tahun 2009 secara
Ketiga, kolam pelabuhan tidak perlu kumulatif juga mengalarni kenaikan.
dikeruk karena kondisi alam yang Kegiatan bongkar muat yang pada tahun
memungkinkan arus laut mengha- 2008 mencapai volume 3.662.995 Ton,
n yutkan endapan di dasar kolam pada tahun 2009 naik menjadi 4.190.643
pelabuhan. Ton . Kegiatan muat barang juga

Volume 23, Nomor 3, Maret 2011


mengalami kenaikan dari 895.668 Ton besar yang merupakan kota dagang di
pada ta hun 2008, menjadi sebanyak Asia Pasifik, cukup berpotensi karena
966.6 90 Ton di tahun 2009 atau naik jaraknya lebih dekat bila dibanding
sebesar 7,35 persen. Begitu juga dengan dari Pelabuhan Tanj ung Priok dan
kegiatan bongkar naik dari 2.767.307 Ton Pelabuhan Tanjung Perak.
menjadi 3.223.953 Ton.
3. Berdasarkan analisis jarak dengan kota
Kemudian dari sisi pariwisata wilyahSulawesi perdagangan di Asia Pasifik, dari sisi
Utara juga memiliki potensi alam laut yang biaya berdasarkan jarak Pelabuhan
cukup mengundang perhatian dunia dan Bitung lebih menguntun g kan
juga potensi wilayah lain di Sulawesi yang pengusaha yang melakukan ekspor-
bisa ditempuh dengan transportasi darat impor.
maupun udara dari Menado.
4. Berdasarkan analisis potensi wilayah,
Meski begitu, kesiapan Bi tung menjadi Im b Sulawesi Utara mempunyai komoditi
port belum didukung sarana jalan raya yang cukup banyak untuk dilakukan
y ang memadai. Saat ini, jalan raya ekspor dan juga potensi wisata alam
sepanjang 45 kilometer yang menghu- laut yang cukup memukau.
bungkan Bitung dan Manado sebagian
5. Dalam rangka mendukung pengem-
besar baru terdapat dua lajur. Padahal,
bangan pelabuhan internasional ada
barang yang masuk ke Bitung, didistri-
empat faktor yang menjadi perhatian
busikan ke Manado sehingga kerap terjadi
utama dalam usaha pengembangan
kepadatan dan antrean panjang terutama
bisnis pelabuhan, yaitu : kontanerisasi,
ketika dilintasi truk pengangkut kontainer.
infrastruktur yang memadai, pening-
katan keamanan pelabuhan, dan
PENUTUP perkembangan teknologi
A. Kes impulan B. Saran
Beberapa kesimpulan ya ng dapat 1. Pembangunan Pelabuhan Bitung
diberikan dalam kajian ini, antara lain : menjadi hub port akan menguntungkar
1. Berdasarkan analisis potensi wilayah daerah di Kawasan Indonesia Timm
Pelabuhan Bitung mempunya i (KTI), karena pelabuhan in
keunggulan dapat menjadi hub port di berhadapan langsung dengan Lau1
wilayah Kawasan Indonesia Timur, Pasifik sehingga kapal dapat langsun§
d engan ditunjang oleh fasilita s berangkat ke negara tujuan tanpc
pelabuhan alam dan ditunjang fasilitas harus berkelok-kelok ke Surabaya dar
d ara tn ya ya ng memadai, dimana Jakarta.
Pelabuhan Bitung merupakan pela- 2. Potensi komoditas Kawasan Indonesi<
buhan samudera yang mempunyai Timur akan dapat dikembangkan dar
kedalaman yang cukup memadai dan langsung diekspor, sehingga dapa
tid ak memerlukan pengerukan meningkatkan pendapatan perkapit<
sepanjang tahun. masyarakat.
2. Untuk melakukan ekspor komoditi,
berdasarkan jarak antar pelabuhan

?4R Volume 23, Nomor 3, Maret 201


DAFTAR PUSTAKA Impact of Transport and Logistics on
Indonesia's Trade Competitiveness.
UU 17/2008 Tentang Pelayaran;
Laporan disusun dalam rangka Proyek
UU Repuhlik Indonesia Nomor 32 Tahun Peningkatan Perdagangan yang
2004 tentang Pemerintahan Dnerah; dibiayai USAID untuk Proyek Sektor
Metodologi Penelitian-Analisis Kunntitatif, Pelayanan (TESS), Carana (2004).
Lembaga Pendidikan Doktor, Univer- Buku Informasi 25 Pelabuhan Strategis
sitas Gajah Mada, 1984 Yogyakarta - Indonesia, Direktorat Pelabuhan dan
Indonesia Pengerukan, Departemen
Singarimbun, Masri, dkk.1989, Metode Perhubungan, Jakarta 2006.
Penelitian Survei, Edisi kedua. LP3ES, Indonesia Shipping and Port Sector Review,
Jakarta laporan teknis yang disusun untuk
Media Indonesia, Info Daerah, Rabu, 23 Kemitraan ya ng dibiayai USAID
Pebruari 2011, Jakarta dalam rangka Proyek Pertumbuhan
Ekonorni, Nathan Associates (2001).IKA
Propinsi Sulawesi Utara Dalam Angka, SERIKAT UNTUK PEMBANGUNAN
2010, Badan Pusat Statistik , Jakarta INTERNASIONAL (USAID).
Kota Bitung Dalam Angka, Badan Pusat LAPORAN INI
Statistik 2010, Jakarta *) Lahir di Bojonegoro, 09 Agustus 1971, lulus
Trend Perkembangan Pengelolaan Pelabuhan Sl Teknik Mesin tahun 1996, lulus S2
Transportasi ITB tahun 2006, saat ini
Dunia Dan Implikasinya Bagi BUMN
menjabat Kasubid. Program danKetjasama,
Pelabuhan Di Indonesia, Lembaga Man- Puslitbang Perhubungan Laut, Badan
agement, Fakultas Ekonorni Universi- Litbang Perhubungan.
tas Indonesia, Jakarta.
~eformasi Sektor Pelabuhan Indonesia
dan
UU Pelayaran Tahun 2008, USAID,
Jakarta

Volume 23, Nomor 3, Maret 2011

You might also like