Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330213623

Uji Klinis Propoelix (Propolis Ekstrak) pada Pasien Demam Berdarah Dengue

Article · January 2019

CITATIONS READS

0 1,081

2 authors, including:

Eppy Eppy
Persahabatan Hospital
11 PUBLICATIONS   48 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Eppy Eppy on 08 January 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ARTIKEL PENELITIAN

Uji Klinis Propoelix


(Propolis Ekstrak) pada Pasien
Demam Berdarah Dengue
www.dinkespayakumbuh.com

Abstract
Propolis, a substance obtained from bee activities, is known for years to contain antioxidant effect,
anti-inflammatory, antiviral, antimitogenic, anticarcinogen and immunomodulatory effect, therefore it
is assumed that propolis can be used in supportive therapy for DHF. There is no research on the effect
of propolis administration as supportive therapy for DHF patients.
The objective of this research is to examine the effectiveness of propoelix, an extract of propolis as
adjuvant therapy to improve laboratory parameters, clinical states and decreasing length of stay of
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) patients.
This research is a clinical trial with randomized control trial design. Materials of the study are propoelix
100 mg capsules toward two groups of study i.e. Placebo and Propoelix 100 mg Group. The number of
subjects who met criteria of inclusion and exclusion was 106. Carried out in the Functional Medical Staff
of Internal Medicine at Persahabatan Hospital, Jakarta from December 2009 up to March 2010. 4 days
serial examination of routine hematological, and clinical observations are conducted. Bivariat statistical
analysis with unpaired t-Test was used to examine differences between variables or other tests that are
appropriate with this study.
The results, both of the groups showed clinically improvement but statistically there were significant
differences of platelet changes from baseline after second day (p=0,013), third day (p=0,000) between
control group and experimental group. In experimental group, there were significant differences on
observations of all research variables. There was significance difference of length of stay between contr-
ol group and experimental group (p=0,002). The day of treatment of experimental group was shorter.
The conclusion is Propoelix, an extract of Propolis as adjuvant therapy is effective in improving labora-
tory parameters, clinical states and decreasing length of stay of Dengue Hemorrhagic Fever patients.

Keywords : Clinical Trial, Propolis, Propoelix, Dengue Hemorrhagic Fever

Abstrak
Propolis, suatu senyawa yang diperoleh dari aktivitas lebah telah lama diketahui mempunyai efek
antioksidan, antiinflamasi, antiviral, antimitogenik, antikarsinogen, dan efek imunomodulator, sehing-
ga diduga dapat berperan dalam terapi suportif Demam Berdarah Dengue (DBD). Belum ada penelitian
yang membuktikan keefektifan propolis sebagai terapi tambahan pada pasien DBD.
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas propoelix yang merupakan ekstrak dari propolis seba-
gai terapi tambahan untuk memperbaiki parameter laboratorium, kondisi klinis, dan menurunkan lama
perawatan pasien demam berdarah dengue (DBD).
Penelitian ini merupakan uji klinis dengan desain randomized control trial. Sebagai materi penelitian
adalah propoelix kapsul 100 mg terhadap dua kelompok penelitian, yaitu kelompok plasebo dan
propoelix 100 mg. Jumlah subjek penelitian 106 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Penelitian dilakukan di SMF Penyakit Dalam RS Persahabatan, Jakarta, selama empat bulan, dari
Desember 2009 sampai Maret 2010. Pemeriksaan serial hematologi rutin dan pengamatan klinis dilaku-
kan selama 4 hari. Analisis statistik bivariat dengan uji t tidak berpasangan dilakukan untuk menguji
perbedaan antarvariabel dan uji lain yang sesuai untuk penelitian ini.
Hasilnya, kedua kelompok menunjukkan perbaikan secara klinis, tetapi secara statistik didapatkan
perbedaan bermakna perubahan trombosit dari baseline setelah hari kedua (p=0,013) dan hari ketiga
ROCHSISMANDOKO,
(p=0,000) antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Pada kelompok eksperimen terdapat EPPY, DIANA P., SYAFIQ
perubahan yang bermakna pada semua pengamatan variabel penelitian. Terdapat perbedaan bermak- A.* UTAMI S** H.AZNAN
na lama perawatan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (p=0,002). Kelompok
eksperimen lebih singkat hari perawatannya. LELO., BAGUS SB***
Kesimpulannya, terapi tambahan propoelix yang merupakan ekstrak dari propolis efektif memperbaiki
parameter laboratorium, kondisi klinis, dan menurunkan lama perawatan pasien demam berdarah *SMF Penyakit Dalam RSUP
dengue. Persahabatan Jakarta
**Unit Epidemiologi Klinik
Kata kunci: uji klinis, propolis, propoelix, demam berdarah dengue
Departemen Ilmu Penyakit Dalam
(Rochsismandoko dkk., Medika 2013, Tahun ke XXXIX, No. 2, p. 103—111) FKUI/RSCM, ***Advisor

NO. 2 TAHUN KE XXXIX, FEBRUARI 2013 103


Uji Klinis Propoelix (Propolis Ekstrak) pada Pasien Demam Berdarah Dengue. 103—111

Pendahuluan tara penderita DBD yang mendapat propolis

S
ejak 1994, Demam Berdarah Dengue ekstrak dibandingkan mereka yang hanya
(DBD) telah menyebar ke seluruh mendapat terapi standar untuk DBD.
provinsi yang ada di Indonesia. Saat ini, Penelitian diharapkan dapat bermanfaat
DBD sudah endemis di banyak kota besar. dalam membantu pasien penderita DBD
Sejak 1975, penyakit ini telah berjangkit di mengurangi gejala klinis dan menurunkan
daerah pedesaan. Mengingat obat dan vaksin lama perawatan bagi pasien DBD di rumah
untuk DBD sampai saat ini belum tersedia sakit. Juga untuk membantu menetapkan
maka upaya pemberantasan penyakit dititik- SOP terapi terhadap penatalaksanaan pasien
beratkan pada pemberantasan vektor secara DBD di Rumah Sakit Persahabatan.
intensif dan terapi suportif. Berbagai pene- Demam dengue dan demam berdarah
litian dari bahan-bahan alami di Indonesia te- dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue,
lah dilakukan sebagai terapi suportif, dengan yang termasuk dalam genus flavavirus ,
hasil yang belum begitu memuaskan. Belum keluarga flaviviridae. Flavivirus merupakan
ada upaya intervensi terhadap reaksi yang virus dengan diameter 30 nm, terdiri dari
terjadi pada tubuh pasien infeksi dengue dan asam ribonukleat rantai tunggal dengan
faktor yang berperan, sehingga diperlukan berat molekul 4x106. Terdapat 4 serotipe,
upaya baru dalam terapi atau penatalak- yaitu DEN-1, 2, 3, dan 4, yang semuanya da-
sanaan yang efektif untuk menghambat pat menyebabkan demam dengue maupun
patogenesis dan progresivitas DBD.11 DBD. Keempat serotipe ditemukan di
Propolis, suatu senyawa yang diperoleh Indonesia dengan DEN-3 yang terbanyak.
dari aktivitas lebah telah lama diketahui Demam dengue menimbulkan manifestasi
mempunyai efek antioksidan, antiinflamasi, klinis yang ringan, sedang DBD dapat menye-
antiviral, antimitogenik, antikarsinogen, dan babkan gejala yang berat sampai Dengue
efek imunomodulator, sehingga diduga da- Shock Syndrome (DSS). Berbagai kelainan
pat berperan dalam terapi suportif DBD.2,11 hematologis menyertai perjalanan penyakit
Sampai saat ini, di Indonesia belum ada DBD sehingga keadaan ini dipakai untuk pe-
penelitian mengenai efek pemberian propolis nunjang diagnosis dan parameter perbaikan
sebagai terapi suportif DBD yang sudah klinis. Patogenesis terjadinya DBD hingga saat
dipublikasikan. Dengan penelitian ini diharap- ini masih diperdebatkan, terdapat bukti yang
kan mampu memberikan sumbangan kuat bahwa mekanisme imunopatologis
pengetahuan dan penanganan terhadap berperan kuat. Infeksi virus dengue menye-
pasien demam berdarah dengan lebih baik babkan aktivasi makrofag yang memfagosi-
dengan memanfaatkan sumber potensi yang tosis kompleks virus-antibodi. Pada DBD ter-
ada di Indonesia. jadi penurunan kadar komplemen, semakin
Penelitian ini bertujuan mengetahui berat gejala, semakin besar pula penurunan
apakah propolis ekstrak dapat digunakan se- kadar komplemen seperti C proaktivator.
bagai terapi tambahan pada penderita DBD. Secara radioaktif dibuktikan bahwa penu-
Penelitian ini juga bertujuan mengetahui runan bukan karena produksi yang menurun
apakah terdapat perbedaan dalam perbaikan atau ekstravasasi.6,10
www.waliangers.blogspot.com
nilai trombosit, leukosit, dan hematokrit an- Propolis adalah nama lain dari lem lebah,
propolis balsam, propolis resin, propolis wax,
bee glue, atau hive dross. Propolis merupakan
produk dari lebah madu (Apis melifera) yang
dikumpulkan dari pucuk daun-daun yang
muda atau bersumber dari getah berbau
manis dari pepohonan yang dikumpulkan
lebah lalu dikunyah, kemudian dicampur
dengan enzim tertentu dari dalam tubuhnya
dan disimpan dalam keranjang serbuk yang
ada pada kaki belakang. Propolis digunakan
untuk menambal dan mensterilkan sarang
dan sudah dikenal sebagai pengobatan se-
jak berabad-abad yang lalu. Nama propolis
berasal dari bahasa Yunani (pro=sebelum, po-
lis=kota). Hal ini menggambarkan bahwa
lebah madu sebelum membuat sarangnya

104 NO. 2 TAHUN KE XXXIX, FEBRUARI 2013


ROCHSISMANDOKO, EPPY, DIANA P., SYAFIQ A., UTAMI S, H. AZNAN LELO, BAGUS SB. 103—111

pertama kali akan membangun dinding se- Propolis telah digunakan sejak 300 SM
bagai pintu masuk pertama yang juga an- untuk kosmetik. Kemudian digunakan seba-
timikrobial yang dapat mencemari koloninya. gai antiinflamasi, pengobatan luka, antibak-
Sifat desinfektan alami yang terkandung di teri, antiviral, fungisidal, anestesi lokal, anti-
dalamnya sangat ampuh dalam membunuh ulser, immunostimulan, dan kemampuan se-
kuman, terbukti dengan ditemukannya bagai agen sitostatik. Propolis juga diketahui
seekor tikus dalam sarang lebah yang telah mempunyai efek antimikroba, antijamur,
mati selama kurang lebih 5 tahun dalam antiviral, antiinflamasi, antioksidan, absorpsi
keadaan tidak membusuk.1,3 nutrisi, penyembuhan luka, dan meningkat-
Komposisi kimia dari propolis sampai saat kan daya tahan tubuh. Berbagai penelitian
ini masih belum sepenuhnya diketahui. telah dilakukan untuk menilai manfaat
Berupa resin yang biasanya berwarna kehi- pemberian propolis sebagai antiinflamasi.
jauan atau coklat, dengan rasa poplar buds, Efek ethanolic ekstrak propolis (EEP) terhadap
madu, lilin, atau vanilla, dapat juga pahit. inflamasi kronis telah dibuktikan pada
Komposisi kimia, warna, dan rasa tergan- penelitian tikus yang menderita arthritis.
tung kondisi geografis setempat. Bentuknya Dalam penelitian tersebut, arthritis indeks
padat dan brittle jika dalam keadaan dingin, dapat ditekan dengan pemberian EEP
sangat sticky jika hangat. Kaczmarek, dkk., 50—100 mg/kgBB/hari. Efek analgesik propo-
(1983) menemukan kandungan B- Amylase lis sebanding dengan prednisolone (2,5
dalam propolis, sedangkan Bankova dkk., mg/kg/hari P.O.) dan acetylsalicylic acid (100
(1982, 1983 & 1988) menemukan bahwa mg/kg/hari). Juga dibuktikan bahwa propolis
kandungan utama propolis adalah kompo- mempunyai efek antiinflamasi akut maupun
nen polyphenolic, flavones, flavonones, phe- kronik (Park and Kahng, 1999), terutama
nolic acid, dan golongan ester. Polyakof dkk., peran dari aktivitas Caffeic Acid Phenethyl
(1998) meneliti adanya fatty acid dalam Ester (CAPE) yang dikandung propolis.4,9
propolis. Hegazi dan Abd el Hady (1997) Propolis dengan berbagai manfaat dapat
menganalisis Egyptian propolis dengan gas meningkatkan aktivasi dari makrofag
chromatography mass spectrometry dan (Sforcin, 2007), di mana propolis dapat men-
mendapatkan kandungan phenolic acid stimulasi produksi sitokinin seperti IL-1β dan
esters (72,7%); phenolic acids (1,1%); TNF —α pada mencit (Moriyasu et al., 1994).
aliphatic acids (2,4%); dihydrochalcones Kandungan dari ekstrak propolis yaitu CAPE
(6,5%); Chalcones (1,7%); flavanones ( Caffeic Acid Phenethyl Ester ) memiliki
(1,9%); flavones (4,6%); dan tetrahydrofuran aktivitas antiinflamasi dengan menghambat
derivat (0,7%). Nikolaev (1978) menemukan pelepasan asam arakidonat dari membran
mineral seperti Mg, Ca, I, K, Na, Cu, Zn, Mn, Fe, sel, menekan aktivitas enzim COX-1 dan
serta vitamin B1, B2, B6, C, E, fatty acid.1,3,4,5,7 COX-2 (Borelli, 2002). Kemudian CAPE (1,5
Komposisi propolis sangat bervariasi, ber- dan 10 μM) memiliki efek menghambat Skema 1:
gantung dari jenis tanaman yang didatangi transkripsi dari faktor NF-kB dan NFAT dari sel Mekanisme kerja propolis dalam
lebah. Kandungan yang sudah diidentifikasi T pada proses inflamasi.4,9 patofisiologi terjadinya DSS
antara lain: 50-55% getah dan balsam, 30%
getah lebah, 10-15% minyak alami, 5% ser-
buk lebah, dan bioflavonoid.1,3,8,9
Propolis mengandung zat-zat yang dibu-
tuhkan untuk membangun kekebalan tubuh
dan mengaktifkan kelenjar thymus. Dapat
disimpulkan dari berbagai penelitian bahwa
zat-zat tersebut adalah: propolis mengan-
dung semua vitamin kecuali vitamin K;
propolis mengandung semua mineral yang
dibutuhkan tubuh kecuali sulfur; propolis
mengandung 16 rantai asam amino esensial
yang dibutuhkan untuk regenerasi sel;
propolis mengandung bioflavanoid, yaitu zat
antioksidan sebagai suplemen sel. Menurut
penelitian, kandungan bioflavonoid pada
satu tetes propolis setara dengan biofla-
vonoid yang dihasilkan dari 500 buah jeruk.

NO. 2 TAHUN KE XXXIX, FEBRUARI 2013 105


Uji Klinis Propoelix (Propolis Ekstrak) pada Pasien Demam Berdarah Dengue. 103—111

Propolis ekstrak (Propoelix) yang di- makan dan minum (compos mentis), trom-
patenkan telah diuji oleh Laboratorium bosit kurang dari 100.000/μL, dan bersedia
Brunswick, Amerika Serikat, pada 13 Januari ikut dalam penelitian. Sedangkan kriteria
2012, mengandung Oxygen Radical Absor- eksklusi: menderita penyakit serius ataupun
bance Capacity (ORAC), dengan pengukuran penyakit kronik lainnya, penderita DBD
aktivitas antioksidan sebesar 21.921 diban- memiliki penyakit kelainan jiwa, alergi ter-
dingkan dengan buah jeruk yang hanya hadap propolis, sedang hamil dan menyusui,
memiliki nilai ORAC sebesar 24. subyek penelitian mendapatkan transfusi
Pengobatan demam dengue dewasa ini darah/trombosit konsentrat, mengonsumsi
hanya sebatas terapi suportif. Oleh sebab itu, obat-obatan selain rekomendasi dokter.
propolis diharapkan dapat menjadi salah satu Uji klinis dalam penelitian ini bertujuan
bentuk pilihan terapi suportif pada pasien de- mengetahui keefektifan propoelix, propolis
ngan diagnosis demam dengue. Mekanisme ekstrak yang digunakan sebagai terapi tam-
kerja propolis yang dapat menekan inflamasi bahan penanganan DBD di samping terapi
dan meningkatkan aktivitas makrofag diang- standar yang berlaku di rumah sakit.
gap mampu meningkatkan imunitas dan Keefektifan dinilai dari adanya perbedaan
memperbaiki permeabilitas kapiler akibat perubahan parameter klinis, laboratorium,
penyakit demam dengue. dan lama perawatan antara kedua kelompok
Pada Skema 1 ditunjukkan hubungan ske- penelitian. Dengan kata lain, ada perbedaan
matik proses inflamsi yang terjadi pada DBD perubahan antara kedua kelompok dise-
dan peran CAPE dalam menghambat proses babkan oleh pengaruh propoelix.
tersebut.4,9 Variabel bebas: pemberian terapi tam-
bahan propoelix. Variabel terikat: laborato-
Materi dan Metode rium (hemoglobin, hematokrit, lekosit dan
Penelitian ini merupakan uji klinis dengan trombosit), suhu dan lama perawatan di
desain randomized controlled trial yang rumah sakit. Parameter laboratorium meliputi
dikerjakan di SMF Penyakit Dalam RS pemeriksaan hemoglobin, hematokrit,
Persahabatan, Jakarta, selama empat bulan, lekosit, dan trombosit. Kondisi klinis adalah
mulai Desember 2009 sampai Maret 2010. pengukuran terhadap suhu tubuh pasien.
Materi penelitian adalah HDI propoelix kapsul Lama perawatan adalah jumlah hari pasien
100 mg. menjalani perawatan di rumah sakit.
Tabel 1:
Kriteria inklusi: usia di atas 15 tahun, Langkah penelitian dimulai dengan
Karakteristik dasar kedua penderita Demam Berdarah Dengue, demam membuat status setiap subjek penelitian.
kelompok pengobatan kurang dari atau sama dengan 72 jam, dapat Kemudian, pasien yang memenuhi kriteria
dibagi menjadi dua kelompok secara rando-
No. Variabel Plasebo n=46 Propoelix 100 mg n=47 P misasi: kelompok I sebagai kontrol mendapat
Mean SD Mean SD plasebo; kelompok II mendapat propoelix
1. Jenis Kelamin L/P 31/15 25/22 0,205 kapsul (100 mg). Pasien diikuti selama 4 hari,
dilakukan pemeriksaan serial hematologi
2. Umur (tahun) · 23,78 8,27 25,15 8,14 0,817
rutin, serologis untuk DBD dan pengamatan
3. Berat Badan (Kg) 53,09 7,61 56,68 8,20 0,024
klinis. Lama penelitian empat bulan, dengan
4. Tinggi Badan (cm) 161,35 5,49 159,98 4,69 0,199 jumlah subjek penelitian setiap kelompok se-
5. TD Sistolik (mmHg) · 111,30 8,06 110,21 6,75 0,628 banyak 30-50 pasien. Data dan perhitungan
6. TD Diastolik (mmHg) · 72,17 6,64 72,77 5,40 0,671 statistik diolah dengan uji t tidak berpasang-
Uji Chi Kuadrat. Uji t tidak berpasangan, · Uji Mann Whitney an atau uji Mann Whitney untuk memban-

Tabel 2: Perbandingan variabel klinis dan laboratoris dalam 4 hari pengamatan kelompok plasebo/kontrol
No Variabel Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 p
Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD
1. Hemoglobin 14,31 1,57 13,91 1,51 14,00 1,46 13,91 1,30 0,069
2. Hematokrit 41,61 4,13 40,50 3,58 40,72 3,83 40,30 3,64 0,150
3. Leukosit 4559,56 2658,92 4776,52 2614,82 5488,48 2337,98 5771,09 1868,64 0,000
4. Trombosit 73573,91 33266,11 69521,74 32620,20 77108,70 46471,61 81304,35 59094,98 0,505
5. Suhu (oC) 37,43 0,92 37,24 1,05 36,91 0,80 36,78 0,77 0,000
Uji Repeat Anova, Uji Friedman, p<0,05

106 NO. 2 TAHUN KE XXXIX, FEBRUARI 2013


ROCHSISMANDOKO, EPPY, DIANA P., SYAFIQ A., UTAMI S, H. AZNAN LELO, BAGUS SB. 103—111

dingkan efek pengobatan terhadap berbagai ke-1, 2, 3, dan 4. Selanjutnya dilakukan uji
parameter klinis dan laboratoris dengan data post hoc untuk mengetahui dua pengukuran
numerik. Uji repeat Anova atau uji Friedman mana yang berbeda sebagai berikut: kadar
untuk membandingkan perubahan parame- lekosit terdapat perbedaan antara hari ke-1
ter tiap kelompok setiap harinya, dilanjutkan dengan ke-3 (p=0,002); hari ke-1 dengan
analisis post hoc . Uji Chi Square untuk ke-4 (p=0,001); hari ke-2 dengan ke-3
membandingkan data kategorik kedua (p=0,005); dan hari ke-2 dengan ke-4
kelompok. Sebagai batas kemaknaan diambil (p=0,004). Suhu pasien terdapat perbedaan
nilai p < 0,05. antara hari ke-1 dengan ke-3 (p=0,000); hari
ke-1 dengan ke-4 (p=0,000); hari ke-2
Hasil dengan ke-3 (p=0,004); dan hari ke-2 de-
Didapatkan 114 subjek yang memenuhi ngan ke-4 (p=0,000).
kriteria inklusi dan eksklusi, 13 subjek di- Sedangkan pengamatan untuk kadar he-
keluarkan (dieksklusi) dari penelitian karena moglobin (p=0,069); hematokrit (p=0,150);
mengonsumsi obat di luar standar/herbal dan trombosit (p=0,505) selama empat hari
tanpa sepengetahuan dokter, 5 dieksklusi menunjukkan tidak adanya perbedaan yang
karena terdapat infeksi komorbid, dan 3 bermakna secara statistik pada kelompok
orang lagi karena tidak mau melanjutkan pe- plasebo.
nelitian. Data dasar kedua kelompok disaji- Tabel 3 menunjukkan sedikitnya terdapat
kan dapat dilihat pada tabel 1. dua perbedaan yang bermakna secara statis-
Perbandingan karakteristik demografi tik pada kadar hemoglobin, hematokrit, Tabel 3:
menunjukkan tidak terdapat perbedaan lekosit, trombosit, dan suhu pada kelompok Perbandingan variabel klinis
bermakna antara kedua kelompok sebelum eksperimen (propoelix 100 mg) pengukuran dan laboratoris dalam 4 hari
diberikan pengobatan untuk karakteristik hari ke-1, 2, 3, dan 4. Selanjutnya dilakukan pengamatan kelompok
proporsi jenis kelamin, dengan mengguna- uji pos hoc untuk mengetahui pengukuran eksperimen/propoelix

No Variabel Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 p


Rerata SD Rerata SD Rerata SD Rerata SD
1. Hemoglobin 14,24 1,22 13,95 1,42 13,57 1,43 13,41 1,49 0,000
2. Hematokrit 41,57 2,65 40,05 3,65 39,74 3,45 38,64 3,61 0,000
3. Leukosit 4787,02 2656,86 5368,72 2119,20 5760,64 1673,52 5565,74 1403,86 0,001
4. Trombosit 69531,91 64363,05 58553,19 27978,88 73893,62 32834,39 96808,51 40878,21 0,000
5. Suhu (oC) 37,22 0,67 36,88 0,43 36,38 0,38 36,44 0,39 0,000
Uji Repeat Anova, † Uji Friedman, p<0,05

kan uji chi kuadrat (p=0,205). Dengan uji t Tabel 4: Perbedaan variabel klinis kedua kelompok penelitian pada perawatan hari pertama
tidak berpasangan atau Mann Whitney pada
variabel numerik tidak terdapat perbedaan No. Variabel Plasebo Propoelix 100 mg P
bermakna antara kedua kelompok sebelum Mean SD Mean SD
diberikan pengobatan, meliputi karakteristik 1. Hemoglobin 14,31 1,57 14,24 1,22 0,481
umur (p=0,817), tinggi badan (p=0,199), 2. Hematokrit 41,61 4,13 41,57 2,65 0,871
tekanan darah sistolik (p=0,628), dan 3. Leukosit 4559,56 2658,92 4787,02 2656.86 0,776
tekanan darah diastolik (p=671). Berat badan
4. Trombosit 73573,91 33266,11 69531,91 64363,05 0,705
terdapat perbedaan bermakna (p=0,024).
Tabel 1 menggambarkan bahwa karak- 5. Suhu (oC) 37,43 0,92 37,22 0,67 0,211
teristik demografi antara kelompok plasebo Uji t tidak berpasangan; Uji Mann Whitney; p < 0,05
(n=46) dan kelompok propoelix (n=47) relatif
setara atau dari variabel demogafi tidak ada Tabel 5: Perbedaan variabel klinis kedua kelompok penelitian pada perawatan hari kedua
perbedaan yang bermakna. Proses rando- No. Variabel Plasebo Propoelix 100 mg P
misasi membagi kedua kelompok secara Mean SD Mean SD
demografi berjalan dengan baik. 1. Hemoglobin 13,91 1,51 13,95 1,42 0,817
Tabel 2 menggambarkan hasil uji meng- 2. Hematokrit 40,50 3,58 40,05 3,65 0,822
gunakan repeat Anova atau uji Friedman
3. Leukosit 4776,52 2614,82 5368,72 2119,20 0,097
untuk membandingkan variabel selama
pengamatan. Sedikitnya terdapat dua per- 4. Trombosit 69521,74 32620,20 58553,19 27978,88 0,073
bedaan kadar lekosit dan suhu pada kelom- 5. Suhu (oC) 37,24 1,05 36,88 0,43 0,036
pok kontrol (plasebo) pada pengukuran hari Uji t tidak berpasangan; Uji Mann Whitney; p < 0,05

NO. 2 TAHUN KE XXXIX, FEBRUARI 2013 107


Uji Klinis Propoelix (Propolis Ekstrak) pada Pasien Demam Berdarah Dengue. 103—111

Tabel 6: Perbedaan variabel klinis kedua kelompok penelitian pada perawatan hari ketiga dengan ke-4 (p=0,000).
No. Variabel Plasebo Propoelix 100 mg P
• Kadar Ht terdapat perbedaan antara hari
ke-1 dengan ke-2 (p=0,011); hari ke-1
Mean SD Mean SD
dengan ke-3 (p=0,000); hari ke-1 dengan
1. Hemoglobin 14,00 1,46 13,57 1,43 0,147 ke-4 (p=0,000); dan hari ke-2 dengan ke-
2. Hematokrit 40,72 3,83 39,74 3,45 0,204 4 (p=0,000).
3. Leukosit 5488,48 2337,98 5760,64 1673,52 0,289 • Kadar lekosit terdapat perbedaan antara
4. Trombosit 77108,70 46471,61 73893,62 32834,39 0,914 hari ke-1 dengan ke-3 (p=0,003); hari ke-
5. Suhu (oC) 36,91 0,80 36,38 0,38 0,018 1 dengan hari ke-4 (p=0,016).
• Kadar trombosit terdapat perbedaan an-
Uji t tidak berpasangan; Uji Mann Whitney; p < 0,05
tara hari ke-1 dengan ke-3 (p=0,000); hari
Tabel 7: Perbedaan variabel klinis kedua kelompok penelitian pada perawatan hari keempat ke-1 dengan ke-4 (p=0,000); hari ke-2
dengan ke-3 (p=0,000); hari ke-2 dengan
No. Variabel Plasebo Propoelix 100 mg p ke-4 (p=0,000).
Mean SD Mean SD • Suhu pasien terdapat perbedaan antara
1. Hemoglobin 13,91 1,30 13,41 1,49 0,127 hari ke-1 dengan ke-2 (p=0,000); hari
2. Hematokrit 40,30 3,64 39,64 3,61 0,463 ke-1 dengan ke-3 (p=0,000); hari ke-1
3. Leukosit 5771,09 1868,64 5565,74 1403,86 0,727 dengan ke-4 (p=0,000); hari ke-2 dengan
ke-3 (p=0,000); hari ke-2 dengan ke-4
4. Trombosit 81304,35 59094,98 96808,51 40878,21 0,030
(p=0,000); dan hari ke-3 dengan ke-4
5. Suhu (oC) 36,78 0,77 36,44 0,39 0,009 (p=0,002).
Uji t tidak berpasangan; Uji Mann Whitney; p < 0,05
Semua variabel laboratorium dan klinis
yang dilakukan pengukuran selama empat
Grafik 1:
Perbandingan pengukuran hari pada kelompok propoelix menunjukkan
kadar lekosit selama empat hari perubahan yang signifikan secara statistik pa-
pengamatan pada kedua da semua variabel pengamatan dibandingkan
kelompok penelitian kelompok kontrol yang hanya variabel lekosit
dan suhu.
Grafik 1 menggambarkan pengamatan
terhadap kadar leukosit pada kedua kelom-
pok diawali dengan kadar lekosit yang lebih
rendah dari normal (5000-10000) atau le-
kopenia ringan yang sering terjadi pada DBD,
Grafik 2:
Perbandingan pengukuran mulai meningkat pada hari kedua sudah
kadar trombosit selama empat mendekati kadar normal. Tidak ada perbe-
hari pengamatan pada kedua daan yang bermakna antara kedua kelompok
kelompok penelitian pada tiap pengukurannya. Kelompok eksperi-
men cenderung tetap setelah kadar lekosit
dalam batas normal.
Grafik 2 menggambarkan perbandingan
kadar trombosit kedua kelompok pada hari
pertama menunjukkan rerata setara, sampai
pengukuran hari ke-2 dan ke-3 tidak terdapat
Grafik 3:
Perbandingan pengukuran suhu perbedaan bermakna. Namun, perubahan
tubuh selama empat hari kadar trombosit dari baseline kedua kelom-
pengamatan pada kedua pok berbeda pada pengukuran hari keempat,
kelompok penelitian di mana kelompok propoelix kadar trombosit
lebih cepat terjadi peningkatan dibanding
kelompok plasebo.
Grafik 3 menunjukkan perbandingan
suhu tubuh kedua kelompok pada hari
mana yang berbeda sebagi berikut: pertama menunjukkan rerata yang tidak
• Untuk kadar Hb terdapat perbedaan an- berbeda bermakna. Sedangkan pada penga-
tara hari ke-1 dengan ke-2 (p=0,003); hari matan hari berikutnya terdapat perbedaan
ke-1 dengan ke-3 (p=0,000); hari ke-1 bermakna pada pengukuran hari ke-2, 3, dan
dengan ke-4 (p=0,000); dan hari ke-2 4. Pengamatan hari keempat suhu tubuh

108 NO. 2 TAHUN KE XXXIX, FEBRUARI 2013


ROCHSISMANDOKO, EPPY, DIANA P., SYAFIQ A., UTAMI S, H. AZNAN LELO, BAGUS SB. 103—111

Variabel Plasebo Propoelix 100 mg p Tabel 8:


Mean SD Min Maks Mean SD Min Maks Perbedaan lama perawatan
kedua kelompok penelitian
Hari Perawatan 5,48 1,26 4 9 4,79 0,78 4 6 0,002
Uji t tidak berpasangan; Uji Mann Whitney; p < 0,05

masih menunjukkan kecenderungan untuk (p=0,002). Dari nilai minimum dan maksi-
turun. Kelompok propoelix menunjukan mum hari perawatan juga menunjukkan
terjadi penurunan suhu yang lebih cepat sete- kelompok plasebo dirawat lebih lama hari
lah mendapatkan pengobatan tambahan perawatannya di rumah sakit. Secara klinis
propoelix dibanding kelompok plasebo. menunjukkan propoelix efektif menurunkan
Tabel 4 menunjukkan tidak ada perbe- lama hari perawatan di rumah sakit. Dengan
daan klinis dan laboratories dalam hal kadar kata lain, dengan penambahan propoelix se-
Hb, Ht, leukosit, trombosit, dan suhu pada bagai terapi tambahan mempersingkat lama
hari pertama perawatan pada kelompok kon- perawatan pasien DBD di rumah sakit.
trol dan kelompok yang mendapat propoelix. Grafik 4 menggambarkan adanya perbe-
Ini menunjukkan kondisi awal kedua kelom- daan, tetapi secara statistik tidak bermakna.
pok adalah setara dari variabel yang akan Ada perbedaan perubahan dari hari 1 (base-
diukur. line) kadar Hb pada perubahan hari ke-1, 2,
Tabel 5 menunjukkan tidak ada perbe- dan 3 antara kelompok kontrol dan eksperi-
daan kadar Hb, Ht, leukosit, dan trombosit men. Artinya, kadar Hb kedua kelompok per-
pada hari kedua pada kedua kelompok lakuan setara dan kemungkinan kadar Hb
penelitian. Terdapat perbedaan yang bermak- tidak dipengaruhi oleh propoelix.
na suhu badan pada hari kedua antara kedua Grafik 5 menggambarkan tidak ada
kelompok. Kelompok eksperimen lebih ren- perbedaan perubahan dari hari ke-1 (base-
dah dibandingkan plasebo pada pengukuran line) kadar hematokrit pada perubahan hari
hari kedua (p=0,036). Hal ini menunjukkan ke-1 dan ke-3 antara kelompok kontrol dan
rerata pengukuran suhu tubuh pada hari ke- eksperimen. Sedangkan perubahan hema-
dua, kelompok propoelix mengalami penu- tokrit secara statistik berbeda bermakan pada
runan yang lebih cepat dibandingkan kelom-
pok plasebo. Grafik 4:
Tabel 6 menunjukkan tidak ada perbe- Perbandingan perubahan (Δ))
daan kadar Hb, Ht, leukosit, dan trombosit kadar haemoglobin pada hari
pada hari ketiga pada kedua kelompok ke-1, 2, dan 3 dari baseline pa-
penelitian. Terdapat perbedaan yang bermak- da kelompok plasebo dan
propoelix
na suhu badan pada hari kedua antara kedua
kelompok. Kelompok eksperimen rerata
suhunya lebih rendah dibandingkan kelom-
pok plasebo. Hal ini menunjukkan rerata pen-
gukuran suhu tubuh hari ketiga (p=0,018)
Grafik 5:
kelompok propoelix mengalami penurunan Perbedaan perubahan (Δ)) Kadar
yang lebih cepat dibandingkan kelompok Hematokrit pada hari ke-1, 2,
plasebo. dan 3 dari baseline pada kelom-
Tabel 7 menggambarkan tidak ada perbe- pok plasebo dan propoelix
daan kadar hemoglobin, hematokrit dan
leukosit pada hari keempat pada kedua
kelompok penelitian. Terdapat perbedaan
yang bermakna kadar trombosit dan suhu
badan pada hari ke-4 antara kedua kelom-
pok. Kadar trombosit kelompok eksperimen Grafik 6:
Perbedaan perubahan (Δ)) kadar
lebih meningkat dibandingkan kelompok Lekosit pada hari ke-1, 2, dan 3
kontrol (p=0,030). Suhu pada hari ke-4 dari baseline pada kelompok
kelompok eksperimen tetap lebih rendah plasebo dan propoelix
dibandingkan plasebo (p=0,009).
Tabel 8 menunjukkan terdapat perbedaan
bermakna lama hari perawatan antara
kelompok plasebo dan kelompok propoelix

NO. 2 TAHUN KE XXXIX, FEBRUARI 2013 109


Uji Klinis Propoelix (Propolis Ekstrak) pada Pasien Demam Berdarah Dengue. 103—111

yang dimulai sejak hari kedua perawatan


Grafik 7:
Perbedaan perubahan (Δ)) kadar pada kedua kelompok yang mengarah ke nilai
trombosit pada hari ke-1, 2, normal. Pada kedua kelompok terdapat
dan ke-3 dari baseline pada perubahan hematokrit yang bermakna pada
kelompok plasebo dan pengukuran hari ke-2, di mana kelompok
propoelix propoelix terjadi penurunan yang signifikan
dibanding kontrol. Disimpulkan bahwa
kelompok yang mendapat propoelix menu-
runkan terjadinya hemokonsentrasi lebih
cepat dari kelompok kontrol. Peningkatan
Grafik 8: nilai hematokrit merupakan manifestasi
Perbedaan perubahan (Δ)) suhu
(oC) pada hari ke-1, 2, dan 3 hemokonsentrasi yang terjadi akibat keboco-
dari baseline pada kelompok ran plasma ke ruang ekstravaskular melalui
plasebo dan propoelix kapiler yang rusak
Pada penderita DBD biasanya terjadi
leukopenia (penurunan jumlah Lekosit)
ringan, normal lekosit antara 5-10 ribu. Pada
penelitian ini terdapat perbaikan keadaan
leukopenia yang terjadi pada kelompok
eksperimen terjadi kenaikan dan dipertahan-
perubahan hari ke-2 di mana kelompok kan setelah dalam batas normal, meskipun
propoelix terjadi penurunan hematokrit yang perubahan lekosit pada kedua kelompok
lebih besar. penelitian tidak menunjukkan perbedaan
Grafik 6 menggambarkan tidak ada yang bermakna secara statistik.
perbedaan yang bermakna secara statistik, Tidak terjadi peningkatan jumlah trom-
perubahan dari hari ke-1 (baseline) kadar bosit yang bermakna pada kelompok kontrol
lekosit pada perubahan hari ke-1, 2, dan 3 sampai perawatan hari keempat. Pada ke-
antara kelompok kontrol dan eksperimen. lompok yang mendapat propolis peningkatan
Grafik 7 menggambarkan tidak ada trombosit secara bermakna dimulai pada
perbedaan yang bermakna perubahan dari perawatan hari ketiga dan berlanjut sampai
hari pertama (baseline) kadar trombosit pada hari keempat. Terdapat perbedaan bermakna
perubahan hari ke-1. Sedangkan perubahan pada pengamatan hari ke-4, di mana kadar
kadar trombosit terjadi pada hari ke-2 trombosit pada kelompok propoelix terjadi
(p=0,013) dan hari ke-3 (p=0,000) terdapat peningkatan lebih baik dari kontrol. Diper-
perbedaan bermakna perubahan kadar trom- kuat dengan perubahan trombosit yang
bosit antara kelompok plasebo dan propoelix. berbeda bermakna pada hari ke-2 dan ke-3.
Kelompok propoelix menunjukkan perubah- Perubahan trombosit pada kelompok
an yang lebih cepat kenaikan kadar trombo- eksperimen lebih meningkat secara signifikan
sitnya mulai hari ke-3 dan ke-4 (perubahan dibanding plasebo.
trombosit hari ke-2 dan ke-3 pengukuran). Salah satu indikasi perawatan pasien DBD
Grafik 8 menggambarkan adanya perbe- adalah kadar trombosit kurang dari 100
daan pada perubahan penurunan suhu. ribu/μL (nilai normal trombosit antara 150-
Kelompok propoelix lebih baik dari plasebo, 400 ribu/μL). Setelah pengukuran hari ke-3
namun secara statistik tidak terdapat perbe- dan ke-4, kadar trombosit kelompok pro-
daan yang bermakna perubahan suhu dari poelix masih menunjukkan kecenderungan
baseline pada hari ke-1, 2, dan 3 antara ke- meningkat yang signifikan dibandingkan
dua kelompok penelitian p>0,05. plasebo.
Penurunan suhu tubuh terjadi lebih cepat
Diskusi pada kelompok yang mendapat propoelix,
Hemoglobin kedua kelompok menun- yang sudah terjadi sejak hari kedua pera-
jukkan tidak ada perbedaan yang bermakna watan dan terus berlangsung sampai men-
sejak pengamatan hari pertama sampai dekati normal pada hari keempat. Sampai
keempat. Artinya, baik plasebo maupun hari keempat, suhu masih menunjukkan ke-
eksperimen tidak ada perbedaan. Hal ini ke- cenderungan untuk turun. Hal ini diperlukan
mungkinan kadar Hb tidak secara langsung pengamatan lebih lama lagi untuk melihat
dipengaruhi oleh propoelix. sampai suhu berapa menjadi stabil.
Terdapat penurunan kadar hematokrit Terdapat perbedaan hari perawatan yang

110 NO. 2 TAHUN KE XXXIX, FEBRUARI 2013


ROCHSISMANDOKO, EPPY, DIANA P., SYAFIQ A., UTAMI S, H. AZNAN LELO, BAGUS SB. 103—111

bermakna antara kedua kelompok yang tambahan dengan waktu yang lebih panjang
mendapat propoelix dibandingkan kelompok pada DBD dan juga terhadap jenis penyakit
kontrol, di mana kelompok eksperimen lebih yang lain. Perlu pengamatan yang lebih lama
singkat hari rawatnya di rumah sakit. Hal ini lagi untuk mendapatkan gambaran klinis dan
bermakna bahwa pemberian propoelix mem- laboratorium sampai keadaan stabil dan
persingkat hari perawatan di rumah sakit. normal. Perlu pengamatan dengan subjek
Selama penelitian tidak dijumpai adanya dan populasi lebih luas di tempat lain sebagai
efek samping yang tidak diinginkan pada pembanding sehingga hasil penelitian dapat
ketiga kelompok. Tidak didapati pasien yang digeneralisasi. n
mengalami perburukan klinis yang mengarah
ke syok atau terjadi Dengue Syok Sindrome Daftar Pustaka
(DSS). 1. Abd El-Hady, F. K. Gas chromatography - mass spectrome-
try (GC/MS) study of the Egyptian propolis-2 - Flavonoid
Dapat disimpulkan bahwa pemberian
constituents. Egypt. l Appl. Sci. 1994;9(8): 91-109.
propoelix sebagai terapi tambahan atau pen- 2. Abd El Hady FK, Hegazi AG. Egyptian propolis: 2. Chemical
dukung pada kasus DBD bermakna dalam composition, antiviral and antimicrobial activities of East Nile
memperbaiki kondisi klinis yang ditandai Delta propolis. Z Naturforsch [C] . 2002;57:386-394.
dengan, penurunan hematokrit (pencegahan 3. Alyane M, Roibah H, Lahouel M. Cardioprotective effects
hemo konsentrasi), perbaikan keadaan and mechanism of action of polyphenols extracted from
propolis against doxorubicin toxicity. Pak. J. Pharm. Sci.,
leukopeni, peningkatan jumlah trombosit,
2008;21(3): 201-209.
penurunan suhu tubuh yang lebih cepat, dan 4. Burdock GA. Review of the biological properties and toxici-
berkurangnya lama perawatan di rumah ty of bee propolis (propolis). Food Chem Toxicol. 1998;
sakit. 36:347-363.
Propolis sebagai salah satu dari sedikit 5. Elaine C.E. Gebara, Luiz A. Lima, Marcia P.A, Mayer. Propolis
penyembuh alami, dalam banyak penelitian antimicrobial activity against periodontopathic bacteria.
Braz. J. Microbiol. vol. 33 no. 4 S o Paulo Oct / Dec.
telah dibuktikan mempunyai efek antiinfla-
2002.
masi, antibakteri, antifungi, aktivitas imuno- 6. Gatot D. Perubahan Hematologi pada infeksi dengue.
modulator, dan antikanker. Dalam penelitian Dewmam Berdarah Dengue. Balai Penerbit FKUI, 1999:44-
ini, propoelix yang merupakan propolis 54.
ekstrak dibuktikan memperbaiki semua 7. Hegazi, A.G. (1997-a): Propolis an overview. International
Symposium On Apitherapy, Cairo 8-9th, March, 1997.
parameter klinis, laboratorium, dan lama hari
8. Hegazi AG, Abd El Hady FK. Egyptian propolis: 3.
perawatan. Antioxidant, antimicrobial activities and chemical composi-
tion of propolis from reclaimed lands. Z Naturforsch [C] .
Keterbatasan Penelitian 2002;57:395-402.
Pengamatan penelitian hanya dilakukan 9. Machmoud L.Biological Activity of Bee Propolis in Health
selama empat hari tampak pada rerata peng- and Disease, Asian Pac J Cancer Prev, 7, 22-31
10. Suharyono W. Diagnosis Laboratorium Infeksi Virus Dengue.
ukuran trombosit masih ada kecenderungan
Balai Penerbit FKUI, 1999:55-64.
meningkat, tetapi belum mencapai 100.000. 11. Sumarmo PS. Masalah Demam Berdarah Dengue di
Demikian juga dengan pengamatan suhu Indonesia. Balai Penerbit FKUI, 1999:1-12.
tubuh, terjadi penurunan dan masih berlang-
sung sampai hari keempat belum sampai *Artikel ini sudah pernah dimuat di Majalah Medika edisi Februari 2013.
kondisi yang stabil.

Kesimpulan
Propoelix yang merupakan ekstrak dari
propolis efektif sebagai terapi tambahan pa-
da pasien Demam Berdarah Dengue, karena
dapat memperbaiki kondisi klinis (menurun-
kan suhu lebih cepat), memperbaiki para-
meter laboratorium (mempercepat kenaikan
trombosit, menurunkan hematokrit), dan
mempersingkat lama perawatan di rumah
sakit.

Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
mengenai keefektifan propoelix yang
merupakan propolis ekstrak sebagai terapi

NO. 2 TAHUN KE XXXIX, FEBRUARI 2013 111

View publication stats

You might also like