Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Vol.

01, Issue 01, 2021, pp 17-33

AL KAWNU: SCIENCE AND LOCAL WISDOM JOURNAL


https://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/alkawnu/index

Jenis-Jenis Jamur (Fungi) Makroskopis Di DesaBandar Raya Kecamatan


Tamban Catur
Norfajrina1*, Istiqamah2, Sari Indriyani3
1
Tadris Biologi, Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin
2
Tadris Biologi, Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin
3
Tadris Biologi, Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin
*e-mail: norfajrina1998@gmail.com

Info Artikel ABSTRACT


Genesis Artikel: Mushrooms are one of the kingdom with species of the lot and
Received: 2 Oktober 2021 has not been identified. The number of mushrooms
Accepted: 8 November 2021 macroscopic found and consumed by the people in the Village
Published: 10 November 2021 of Bandar Raya Kecamatan Tamban Catur because the
Keywords: environmental conditions that support and part of the area of
Fungi; Macroscopic; Species agricultural land. Based on the observation of the literature,
there has been no research related to the type of fungus
Kata Kunci: macroscopic in that place. The research aims to identify the
Jamur; Makroskopis; Spesies types of mushroom (fungi) macroscopic located in the Village
of Bandar Raya Kecamatan Tamban Catur so that it can be
used as a basis for further research. The type of research is
field research. Sampling technique using purposive sampling
with roaming method (explorative survey). Data were
collected by observation and documentation techniques. The
research data were analyzed descriptively and exploratively.
Based on the results of the study, 15 species were found in
Bandar Raya Village, Tamban Catur District, i.e., Phallus
indusiatus, Lentinus sajor-caju, Pycnoporus sanguineus,
Trametes hirsuta, Trametes gibbosa, Trametes ochracea,
Earliella scabrosa, Ganoderma applanatum, Pleurotus
pulmonaris, Schizophyllum commune, Parasola auricoma,
Chlorophyllum biogeography, Auricularia auricula-judae,
Dacryopinax spathularia, and Cookeina sulcipes.

ABSTRAK
Jamur adalah salah satu kingdom dengan spesies yang banyak
dan belum teridentifikasi. Banyaknya jamur makroskopis
yang ditemukan dan dikonsumsi masyarakat di Desa Bandar
Raya Kecamatan Tamban Catur karena kondisi lingkungan
yang mendukung dan sebagian wilayah lahan pertanian.
Berdasarkan observasi literatur, belum ada penelitian terkait
jenis jamur makroskopis di tempat tersebut.Penelitian
bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis jamur (fungi)
makroskopis yang terdapat di Desa Bandar Raya Kecamatan
Tamban Catur sehingga bisa dijadikan sebagai dasar untuk
penelitian selanjutnya. Jenis penelitian adalah penelitian
lapangan (field research). Teknik sampling menggunakan
Purposive Sampling dengan metode jelajah (survey
eksploratif). Data dikumpulkan dengan teknik observasi dan
dokumentasi. Data penelitian dianalisis secara deskriptif dan

17
Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal
Norfajrina, Istiqamah, Sari, I

eksploratif. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 15


spesies di Desa Bandar Raya Kecamatan Tamban Catur, yaitu
Phallus indusiatus, Lentinus sajor-caju, Pycnoporus
sanguineus, Trametes hirsuta, Trametes gibbosa, Trametes
ochracea, Earliella scabrosa, Ganoderma applanatum,
Pleurotus pulmonaris, Schizophyllum commune, Parasola
auricoma, Chlorophyllum brunneum, Auricularia auricula-
judae, Dacryopinax spathularia, dan Cookeina sulcipes.

DOI: 10.18592/alkawnu.v1i1.5156

© 2021 Tadris Biologi, Tadris Fisika, Tadris Kimia, FTK UIN Antasari Banjarmasin.
PENDAHULUAN Hal ini juga didukung pula pendapat
Hasanuddin (2014) yang menjelaskan
Menurut Campbell (2013), jamur bahwa penyebab perbedaan jenis jamur
adalah salah satu kingdom dalam sistem yang tumbuh dipengaruhi oleh dua faktor
klasifikasi makhluk hidup. Jamur lingkungan yaitu faktor biotik dan fakor
merupakan makhluk hidup heterotrof atau abiotik. Faktor biotik yang mempengaruhi
menjadi dekomposer di lingkungan. Jamur jamur adalah kompetisi antara jamur itu
memiliki tingkat keanekaragaman yang sendiri dalam mendapatkan makanan atau
tinggi, tetapi tidak semuanya telah tempat hidupnya. Adapun faktor abiotik
terindentifikasi. Masih banyaknya jumlah yang mempengaruhi berdasarkan dari
spesies jamur yang belum teridentifikasi perbedaan kondisi lingkungannya, seperti
disebabkan karena jamur hanya tumbuh kelembapan udara, kelembapan tanah, suhu,
pada waktu tertentu dengan kondisi dan keasaman (pH) tanah, dan intensitas cahaya
kemampuan hidupnya yang terbatas. Hal dapat mempengaruhi pertumbuhan jamur
tersebut didukung pendapat Gandjar (2006) baik miselium maupun tubuh buahnya.
yang sering kali jamur banyak ditemui pada Adapun menurut Starr, dkk (2009)
saat musim penghujan pada kayu-kayu menjelaskan bahwa jamur terbagi atas jamur
lapuk, serasah maupun pohon-pohon yang mikroskopis dan jamur makroskopis. Jamur
masih tumbuh. Sehingga mengenai habitat mikroskopis adalah jamur yang hanya dapat
jamur secara implisit terdapat dalam firman dilihat dengan menggunakan mikroskop,
Allah SWT dalam surah Al Imran ayat 27. sedangkan jamur makroskopis adalah jamur
Pada ayat yang diterjemahkan Shihab yang memiliki tubuh buah dan ukurannya
(2007) tersebut menerangkan bahwa setelah relatif besar. Hal tersebut didukung oleh
kematian adanya kehidupan. Hal tersebut Hasanuddin (2014) bahwa jamur
merupakan salah satu tanda-tanda kebesaran mendapatkan nutrisi dengan menyerap
Allah SWT bagi orang-orang yang berakal. lignoselulosa di sekitar tempat tumbuhnya
Sebagaimana jamur tumbuh pada pohon yang akan diubah menjadi selulase,
lapuk, jasad makhluk hidup yang telah mati ligninase, dan hemiselulase berupa benang-
dan juga pada kotoran hewan. Hal tersebut benang halus yang disebut hifa. Selain itu,
karena jamur memiliki kemampuan untuk menurut Darwis (2009) menyebutkan
mengubah dan menyerap zat atau hara yang bahwa hifa yang menjalin akan membentuk
terkandung dalam pohon tersebut. Proses tubuh buah jamur. Tubuh buah jamur dapat
tersebut dinamakan dengan proses absorbsi. berbentuk seperti payung, kuping, ataupun
Sehingga jamur menjadi saprofit setengah lingkaran. Tubuh buah jamur
dilingkungannya. berwarna mencolok seperti merah cerah,

Vol. 01, Issue 01, 2021, pp 17-33 18


Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal
Norfajrina, Istiqamah, Sari, I

coklat cerah, jingga, putih, abu-abu, kuning Metode jelajah (Survey Eksploratif) yang
bahkan berwarna hitam. digunakan guna menjelajahi jalur yang
Berdasarkan hasil observasi di Desa Bandar dibuat untuk mewakili sampel yang
Raya Kecamatan Tamban Catur, peneliti ditemukan di Desa Bandar Raya Kecamatan
menemukan banyak jenis jamur Tamban Catur. Adapun pengumpulan data
makroskopis di daerah tersebut. Faktor- dengan observasi dan dokumentasi.
faktor yang mempengaruhi banyaknya Hasil pengamatan observasi yang
jamur makroskopis yaitu faktor lingkungan dilakukan selama di lapangan berupa catatan
yang mendukung. Faktor lingkungan lapangan mengenai morfologi jamur
tersebut meliputi curah hujan dan makroskopis yang memuat nama, warna,
kelembaban. Menurut BMKG (2020), di bentuk, habitat dan sebagainya. Selanjutnya
Kalimantan Tengah khususnya Kabupaten data terkait morfologi jamur makroskopis
Kapuas yang berdekatan dengan Kota dilakukan pengidentifikasian pada setiap
Kapuas Kuala memiliki prakiraan cuaca spesies jamur berdasarkan kaji pustaka
hujan ringan. Adapun suhunya di musim literatur dengan beberapa sumber bantuan
penghujan sekitar 24-34 0C dengan seperti buku Desjardin (2014) dan buku
kelembapan 60-100 %. Jordan (2000), serta beberapa website resmi
Selain banyak ditemui jenis jamur yang dapat diakses seperti
makroskopis ternyata masyarakat di Desa FUNGIKINGDOM.net, iNaturalist.org,
Bandar Raya Kecamatan Tamban Catur juga mushroomexpert.com,
dicari dan memanfaatkan untuk dikonsumsi. mushroomobserver.org, dan mykoweb.com.
Tingginya tingkat konsumsi masyarakat Selain itu, dibantu dengan aplikasi seperti
akan jamur yang khususnya jamur Tiram, Google Lens, Mushroom Expert, dan Plant
jamur Krikit (bahasa daerah) dan jamur Net. Selain itu, dilakukan juga pengukuran
Bantilung (bahasa daerah). Namun parameter lingkungan yang mempengaruhi
berdasarkan kaji literature yang dilakukan pertumbuhan jamur makroskopis seperti
oleh peneliti belum ada menemukan temperatur, kelembaban, pH, dan intensitas
penelitian jenis jamur makroskopis di Desa cahaya.
Bandar Raya Kecamatan Tamban Catur. Selanjutnya data hasil lapangan
Sehingga Berdasarkan hasil di atas, peneliti tersebut dibuat dalam bentuk deskripsif
tertarik melakukan penelitian yang seperti morfologi dari jamur yang didapat
mengenai apa saja jenis-jenis jamur (fungi) mulai dari tudung, tubuh buah, lamela,
makroskopis di Desa Bandar Raya warna, dan tempat tumbuhnya. Selain itu,
Kecamatan Tamban Catur. dilakukan pengklasifikasian spesies jamur
makroskopis yang didapat beserta
METODE membandingkannya dengan sumber yang
dicocokkan dari referensi. Setelah data yang
Teknik sampling menggunakan didapat telah sesuai maka dilakukan uji
Purposive Sampling dengan metode jelajah kevalidan terkait spesies jamur makroskopis
(Survey Eksploratif). Dalam pembuatan yang didapat kepada salah satu dosen di UIN
jalur jelajah yang ditarik garis sepanjang 6 Antasari sekaligus pengampu mata kuliah
Km terdapat ada 10 stasiun dengan setiap Botani Tumbuhan Rendah.
perstasiun ditarik garis lurus sebanyak 500
meter dan batas antar perstasiun 50 Meter.

Vol. 01, Issue 01, 2021, pp 17-33 19


Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal
Norfajrina, Istiqamah, Sari, I

ditemukan seperti Cookeina sulcipes karena


hanya sedikit spesies yang termasuk dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN jamur makroskopis.
Selain itu, peneliti mengumpulkan data
Berdasarkan hasil penelitian, dilapangan dengan melakukan pengukuran
ditemukan 10 famili jamur di Desa Bandar lingkungan fisik. Hal tersebut karena
Raya Kecamatan Tamban Catur, yaitu lingkungan mempengaruhi banyaknya
famili Phallaceae, famili Polyporaceae, terdapat jamur makroskopis di tempat
famili Ganodermataceae, famili penelitian. Faktor fisik lingkungan yang
Pleurotaceae, famili Schizophyllaceae, mendukung seperti kelembaban, suhu, dan
famili Psathyrellaceae, famili Agaricaceae, intensitas cahaya. Menurut Rahmadani
famili Auriculariaceae, famili (2019) yang didukung Rahma dan
Dacrymycetaceae, dan famili Hasanuddin (2018) bahwa kebanyakan
Sarcoscyphaceae. Pada Famili jamur tumbuh antara 0 0C sampai 35 0C.
Polyporaceae terdapat 6 spesies, sedangkan Adapun temperatur optimum untuk
famili yang lain masing-masing hanya pertumbuhan jamur adalah 20-30 0C.
terdapat 1 spesies. Salah satu divisi yang sehingga jamur sangat cocok hidup di
memiliki anggota yang sangat banyak daerah yang teduh, sejuk, dan lembab seperti
ditemukan yaitu Basidiomycota. Salah satu yang terdapat pada hutan hujan tropis
contohnya yang termasuk divisi dengan temperatur kisaran 30 0C. Beberapa
Basidiomycota yaitu, Phallus indusiatus, faktor lainnya adalah kebutuhan sinar
Lentinus sajor-caju, Pycnoporus matahari tidak langsung, kelembaban udara,
sanguineus, Trametes hirsuta, Trametes suhu dan sirkulasi udara. Oleh sebab itu,
gibbosa, Trametes ochracea, Earliella jamur akan tumbuh dan berkembang dengan
scabrosa, Ganoderma applanatum, baik pada suhu 16 0C, kelembapan 97% serta
Pleurotus pulmonaris, Schizophyllum pH optimum antara 5-7,5.
commune, Parasola auricoma, Adapun karakteristik jamur
Chlorophyllum biogeography, Auricularia makroskopis, klasifikasi spesies jamur
auricula-judae, dan Dacryopinax makroskopis yang ditemukan di Desa
spathularia. Hal tersebut karena jamur Bandar Raya Kecamatan Tamban Catur dan
makroskopis umumnya termasuk ke dalam faktor fisik lingkungan dapat diihat pada
divisi Basidiomycota. Sedangkan divisi tabel sebagai berikut:
Ascomycota hanya satu kelas yang
Tabel 1. Karakteristik Jenis-Jenis Jamur Makroskopis Di Desa Bandar Raya Kecamatan Tamban Catur
Bent
Bentu Permuk Tub Permuk uk
Bentuk Bentuk
N k Warna aan uh aan Lame Habit
Tubuh Pelekat Spesies
o Tudu Tudung Bua Tubuh la at
Buah an
ng Lamela h Buah (Poru
s)
Bagian
Seras
dasar Bersisik Phallus
1 Jaring Jingga Halus Ada - - ah
membul halus indusiatus
tanah
at
Meleb Terat Kayu Lentinus
2 Putih Halus Ada Corong Halus Tengah
ar ur mati sajor-caju

Vol. 01, Issue 01, 2021, pp 17-33 20


Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal
Norfajrina, Istiqamah, Sari, I

Jingga Pycnoporu
Berpo Kayu
3 Kipas kekunin Berlekuk - - - Tepi s
ri lapuk
gan sanguineus
Cokelat Berbulu Berpo Kayu Trametes
4 Kipas - - - tepi
muda panjang ri lapuk hirsuta
Berpo Kayu Trametes
5 Kipas Putih Halus - - - Tepi
ri lapuk gibbosa
Cokelat Berpo Kayu Trametes
6 Kipas Berlekuk - - - Tepi
muda ri lapuk ochracea
Cokelat Berpo Kayu Earliella
7 Kipas Berlekuk - - - Tepi
tua ri lapuk scabrosa
Cokelat
Ganoderm
kehitam
Berberca Berpo Kayu a
8 Kipas an atau - - - Tepi
k ri mati applanatu
abu-abu
m
tua
Berbent
Pleurotus
Payun uk obor Terat Kayu
9 Putih Halus Ada Halus Tengah Pulmonari
g dengan ur mati
us
rongga
Berbulu Schizophyll
1 teratu Esentri Kayu
Kipas Abu-abu sangat - - - um
0 r k lapuk
rapat commune
Berukur
Seras
1 Parab an sama Terat Parasola
Cokelat Halus Ada Halus Tengah ah
1 ola sampai ur auricoma
daun
pangkal
Merunc
ing
pada Chlorophyl
1 Payun Bersisik Terat Seras
Putih Ada bagian Halus Tengah lum
2 g kasar ur ah
pangkal brunneum
dan
ujung
Sepert
Auriculari
1 i daun Kayu
Cokelat Halus - - - - Tepi a auricula-
3 teling lapuk
judae
a
Ukuran
Sepert
pangkal Dacryopin
1 i Esentri Kayu
Kuning Halus Ada sampai Halus - ax
4 spatul k mati
ujung spathularia
a
sama
Berukur
Jingga
1 Cangk Berbulu an sama Kayu Cookeina
kemerah Ada Halus - Tengah
5 ir halus sampai mati sulcipes
an
pangkal

Tabel 2. Faktor Fisik Lingkungan Hidup Jamur Makroskopis Di Desa Bandar Raya Kecamatan Tamban Catur
Kelembaban Suhu
Intentitas
Pengulangan Udara Tanah udara pH Kooordinat
Cahaya (Lux)
(%) (%) (0C)
1 3°11'09.8"S
52,4 8 25,6 2000 7
Titik 1 114°22'19.6"E
2 3°12'13.3"S
54 8 30 1500 7,5
Titik 5 114°23'02.8"E
3 3°12'02.3"S
49,8 2,5 31,3 1500 8
Titik 10 114°24'26.3"E

Vol. 01, Issue 01, 2021, pp 17-33 21


Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal
Norfajrina, Istiqamah, Sari, I

Tabel 3. Klasifikasi Spesies Jamur Makroskopis Di Desa Bandar Raya Kecamatan Tamban Catur
Divisi Kelas Ordo Family Genus Spesies
Phallus
Phallales Phallaceae Phallus
indusiatus
Lentinus
Lentinus
sajor-caju
Pycnoporus
Pycnoporus
sanguineus
Trametes
Polyporaceae hirsuta
Polyporales Trametes
Trametes
gibbosa
Trametes
ochracea
Agaricomycetes Earliella
Basidiomycota Earliella
scabrosa
Ganoderma
Ganodermataceae Ganoderma
applanatum
Pleurotus
Pleurotaceae Pleurotus
pulmonaris
Schizophyllum
Schizophyllaceae Schizophyllum
commune
Agaricales
Parasola
Psathyrellaceae Parasola
auricoma
Chlorophyllum
Agaricaceae Chlorophyllum
brunneum
Auricularia
Auriculariales Auriculariaceae Auricularia
auricula-judae
Dacryopinax
Dacrymycetes Dacrymycetales Dacrymycetaceae Dacryopinax
spathularia
Cookeina
Ascomycota Pezizomycetes Pezizales Sarcoscyphaceae Cookeina
sulcipes

Berdasarkan penyajian data dari ukurannya relatif besar. Selain itu, didukung
tabel I tersebut, Jamur yang didapat saat pula pendapat Hasyiati (2019) yang
dilapangan sebagian banyak berbentuk menyatakan bahwa jamur sering kali banyak
seperti kipas atau mirip ginjal dengan tempat ditemui pada saat musim penghujan pada
pelekatannya berada ditengah dan ditepi. kayu-kayu lapuk, serasah maupun pohon-
Jamur makroskopis yang didapat banyak pohon yang masih tumbuh. Sedangkan
dijumpai dengan morfologi tidak memiliki menurut Surahmaida (2017) menyatakan
tubuh buah. Adapun bentuk lamela (Porus) bahwa tubuh buah jamur dapat berbentuk
banyak yang memiliki pori-pori. Selain itu, seperti payung, kuping, ataupun setengah
jamur yang didapat memiliki warna yang lingkaran. Tubuh buah jamur berwarna
beragam dan mencolok seperti putih, abu- mencolok seperti merah cerah, coklat cerah,
abu, merah, kuning, jingga, dan cokelat. jingga, putih, kuning bahkan berwarna
Sehinga dapat diketahui bahwa hasil hitam.
pengamatan yang dilakukan sesuai pendapat Pada pengidentifikasian yang
Agustini (2021) bahwa jamur makroskopis dilakukan dengan mencari nama spesies
adalah jamur yang memiliki tubuh buah dan berdasarkan morfologi yang didapat dengan

Vol. 01, Issue 01, 2021, pp 17-33 22


Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal
Norfajrina, Istiqamah, Sari, I

beberapa sumber baik dari aplikasi, situs jenis jamur (fungi) makroskopis di Desa
web dan buku. Aplikasi yang dipakai yaitu Bandar Raya Kecamatan Tamban Catur.
Mushroom Expert, Google Lens, dan Plant Setelah mendapatkan hasil data lapangan
Net. Selain itu, peneliti menggunakan situs dalam, selanjutnya hasil data tersebut dibuat
web yang dipercaya menurut beberapa dalam bentuk bentuk deskripsif. Spesies
sumber dari penelitian terdahulu seperti tersebut yaitu:
mushroomobserver.org, 1. Phallus indusiatus
FUNGIKINGDOM.net, iNaturalist.org,
mushroomexpert.com, dan mykoweb.com.
Selain itu, peneliti juga menggunakan
sumber dari buku Desjardin (2014) dan
buku Jordan (2000).
Terkait klasifikasi jamur
makroskopis di Desa Bandar Raya
Kecamatan Tamban Catur, hasil penelitian
yang ditemukan oleh peneliti terdapat ada 15 Gambar 1. Phallus indusiatus
jenis jamur makroskopis. Spesies jamur Jamur Phallus indusiatus yang
makroskopis tersebut termasuk dalam 10 ditemukan memiliki jaring-jaring halus
famili dan 13 genus. Pada tabel II tersebut berwarna kuning diatas serasah tanah
nampak terlihat hasil dari klasifikasi spesies secara soliter. Bentuk tubuh membuat
yang didapat bahwa anggota spesies yang kebagian dasarnya dan permukaan yang
sangat banyak ditemukan berasal dari divisi bersisik halus. Permukaan tudungnya
Basidiomycota karena jamur makroskopis berwarna kecokelatan dengan
umumnya termasuk ke dalam divisi mengeluarkan lendir yang berbau seperti
Basidiomycota. Sedangkan divisi bangkai.
Ascomycota hanya satu kelas yang Hal ini sesuai dengan pendapat
ditemukan. Hal tersebut karena dari divisi Sitinjak (2016) bahwa jamur ini
Ascomycota hanya sedikit yang termasuk memiliki nama latin selengkapnya
dalam jamur makroskopis. Hasil penelitian adalah Phallus indusiatus Vent., 1798
ini didukung pendapat Putra (2020) yang dengan persamaan beberapa nama latin
menyebutkan bahwa jamur makroskopis seperti Dictyophora callichroa Moller,
terbagi menjadi dua divisi yaitu divisi 1895; Dictyophora indusiata (Vent.)
Ascomycota dan divisi Basidiomycota. Tapi Desv., 1809; Dictyophora rosea (Ces.)
jamur makroskopis yang banyak dan sering E. Fisch., 1888; Hymenophallus
dijumpai berasal dari Basidiomycota. Selain indusiatus (Vent.) Nees,
itu, didukung pula oleh pendapat Rizalina 1816; Hymenophallus roseus Ces.,
(2019) bahwa jamur Ascomycota 1879; Phallus callichrous (Moller)
kebanyakan jamur mikroskopis, akan tetapi Lloyd, 1907; dan Phallus
sebagian dari Ascomycota ada yang rochesterensis Lloyd, 1909. Karena
makroskopis. pada nama belakang jamur bergenus
Sesudah melakukan pengamatan Phallus diambil dari bahasa Latin yang
secara morfologi dan pengidentifikasian, memiliki arti mengenakan pakaian
data yang didapat kemudian diolah dalam dalam. Munculnya jaring yang tumbuh
bentuk tabel pengamatan mengenai jenis- dari bagian atas kepala jamur dan akan

Vol. 01, Issue 01, 2021, pp 17-33 23


Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal
Norfajrina, Istiqamah, Sari, I

terus tumbuh memanjang dengan hingga terkikis. Jamur yang ditemukan


lubang jaring pada bagian bawah akan berhabitat di kayu mati sebagai sapropit.
semakin kecil. Berfungsi untuk menarik Hal ini sesuai pendapat Susan
perhatian lebah karena menyerupai dan Atik Retnowati (2017) bahwa jamur
sarang lebah. Lentinus sajor-caju memiliki nama latin
Hal ini didukung dengan selengkapnya Lentinus sajor-caju (Fr.)
pendapat Rahmadani (2019) bahwa saat Fr., Epicr. Syst. Mycol. Selain itu
dewasa, jamur berbau seperti bangkai memiliki nama persamaan Agaricus
dan permukaan tudung jamur terdapat sajor-caju Fr., Syst. mycol. (Lundae) 1
cairan lengket. Hal tersebut berfungsi dan Antromycopsis sajor-caju L.N. Nair
untuk menarik perhatian lalat atau & V.P. Kaul. Berhabitat pada pada kayu
serangga lainnya untuk datang dan mati di hutan dan daerah terbuka.
menyebarkan spora jamur tersebut. Berwilayah persebaran di daerah tropis
Hidup secara soliter atau berkoloni di Afrika, Asia dan Australasia. Jamur
dengan didapati tumbuh di atas serasah ini memiliki tubuh buah mencorong atau
atau bahkan dapat ditemukan tumbuh eksentrik dan mengipas, kering,
dimana saja, khususnya pada tanah yang berwarna putih atau krem, kecokelatan
kaya akan unsur hara maupun dibawah hingga kehitaman. Tepi terlengkung
batang kayu yang membusuk. masuk pada tubuh buah muda, kemudian
menjadi lurus pada tubuh buah dewasa.
2. Lentinus sajor-caju Tangkai ditengah, eksentrik atau lateral,
pendek, menyilinder, berwarna sama
dengan tudungnya. Bilah melanjut
dalam, sangat padat, sempit, tidak
mencanggah, berwarna sama dengan
tudung tapi sering juga berwarna lebih
muda.

3. Pycnoporus sanguineus
Gambar 2. Lentinus sajor-caju
Jamur Lentinus sajor-caju yang
ditemukan peneliti masih muda dan
memiliki tekstur lunak dan tudung
sedikit kasar serta berwarna putih
kekuningan. Selain itu permukaan
tudungnya cembung lebar, dangkal dan
tertekan sempit. Jamur akan menjadi
sangat keras saat dewasa dengan tubuh Gambar 3. Pycnoporus sanguineus
buah berbentuk corong. Warnapun akan Jamur Pycnoporus sanguineus
berubah menjadi abu-abu kecoklatan yang ditemukan peneliti sering disebut
dengan kecoklatan ditengah, bagian dengan jamur merah karena sering
tepinya akan menjadi melengkung, dan ditemui saat muda dengan warna kuning
seluruh teksturnya menjadi renyah kemerah-merahan atau jingga terang.
Namun saat sudah dewasa maka

Vol. 01, Issue 01, 2021, pp 17-33 24


Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal
Norfajrina, Istiqamah, Sari, I

warnanya menjadi jingga kusam. Selain Jamur yang ditemukan peneliti


itu mempunyai tubuh buah yang duduk memiliki bentuk seperti kipas atau
atau tidak memiliki batang. Bentuk ginjal. Permukaan badan buah bergaris-
jamur seperti ginjal dengan permukaan garis dengan tekstur keras yang
yang agak rata dan pinggirannya menyerupai kulit. Pada badan buah
mengeriting. Permukaan atas tudung terlihat berwarna cokelatan muda.
berbulu halus hingga dan menjadi kasar Permukaan badan buah dengan kasar
atau hampir halus saat dewasa. Daging yang terdapat bulu-bulu halus. Tidak
buahnya agak keras dan semakin ke tepi memiliki tangkai buah sehingga melekat
daging buahnya makin tipis. Serta pada substrat dan tipe akar semu rizhoid.
permukaannya mengkilat. Habitat jamur Jamur ini banyaktumbuh secara soliter
ini tumbuh di tempat lembab secara atau berkoloni. Habitat jamur pada
berkoloni pada batang kayu hidup, kayu- batang kayu yang lapuk dan posisi
kayu yang lapuk, dan kayu mati. tumbuhnya sering tumpang tindih.
Hal ini sesuai dengan pendapat Jamur ini tidak dapat dikonsumsi, tetapi
Susan dan Atik Retnowati (2017) bahwa berfungsi dalam proses pelapukan pada
jamur ini memiliki nama latin kayu. Sehingga jamur ini memiliki
lengkapnya Pycnoporus sanguineus (L.) peranan sebagai saprofit dilingkungan.
Murrill, Bull. Torrey bot. Club. Jamur Hal ini sesuai dengan pendapat
ini memiliki nama persamaan seperti Zulpitasari (2019) bahwa jamur yang
Boletus ruber Lam., Encycl. Méth. Bot. hidup pada habitat tanah, serasah, pada
dan Boletus sanguineus L., Sp. pl., Edn. batang pohon, kayu lapuk, dan kayu
Habitat ditemukan pada kayu mati di mati sebagai saprofit.
daerah terbuka dan terkena sinar
matahari. Memiliki daerah persebaran 5. Trametes gibbosa
pantropis. Jamur ini mudah ditemukan
di daerah yang telah terbuka pada
potongan batang kayu yang banyak
terkena sinar matahari. Jamur ini
memiliki ciri khas tudungnya yang
berwarna jingga cukup mencolok dari
jamur-jamur lain.

4. Trametes hirsuta Gambar 5. Trametes gibbosa


Jamur yang ditemukan peneliti
merupakan spesies dari Ordo
Polyporales. Memiliki bentuk setengah
lingkaran dengan bagian tepi tidak
beraturan. Jamur ini berwarna putih dan
terdapat garis samar-samar kecoklatan
seperti lingkaran tahun. Permukaan atas
halus dan berwarna abu-abu keputihan.
Gambar 4. Trametes hirsute Saat sudah tua dapat ditemui warna yang
kehijauan pada spesimen karena pada

Vol. 01, Issue 01, 2021, pp 17-33 25


Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal
Norfajrina, Istiqamah, Sari, I

jamur tersebut terdapat pertumbuhan bawahnya berwarna oranye halus.


alga. Pada bagian bawah permukaan Tekstur tubuh buah keras seperti kulit.
tubuh buahnya terdapat pori-pori Jamur ini tidak memiliki tangkai stipe
memanjang. Sering kali, tubuh buah dan tipe akar semu rhizoid. Saat sudah
diserang oleh larva kumbang. Jamur ini dewasa warna jamur menjadi jingga
juga tidak memiliki bau namun tidak kecokelatan, terdapat zonat dibagian
pernah dikonsumsi. Hidup secara soliter permukaannya, dan tumbuh berjenjang.
dan dapat ditemukan menempel pada Selain itu, pori-pori berbentuk
substrat kayu lapuk dan kayu yang mati. lingkaran kecil dan berwarna oker pucat.
Saat ditemukan peneliti, jamur ini Habitatnya tumbuh secara berberkoloni.
berukuran sebesar kertas A4. Selain itu, Sering kali dapat ditemui menempel
ukuran tubuhnya dapat tumbuh pada batang kayu yang telah mati dan
mencapai 1 meter dan berperan sebagai berbagai kayu keras. Jamur ini
saprofit. Hal ini sesuai dengan pendapat dikategorikan sebagai jamur saprofit.
Campbell (2012) dan Campbell (2013) Hal ini sesuai dengan pendapat
yang menyebutkan bahwa berdasarkan Campbell (2012) dan Campbell (2013)
cara jamur memperoleh makanan yang menyebutkan bahwa berdasarkan
terbagi menjadi pengurai (dekompuser), cara jamur memperoleh makanan
parasit, dan simbion mutalistik. Namun terbagi menjadi pengurai (dekompuser),
sering kali jamur memegang peranan parasit, dan simbion mutalistik. Namun
penting dalam proses alam yang dikenal sering kali jamur memegang peranan
sebagai dekomposer dalam mengurai penting dalam proses alam yang dikenal
sisa-sisa organisme yang telah mati. sebagai dekomposer dalam mengurai
6. Trametes ochracea sisa-sisa organisme yang telah mati.

7. Earliella scabrosa

Gambar 6. Trametes ochracea


Jamur Trametes ochracea yang
ditemukan peneliti termasuk dalam Gambar 7. Earliella scabrosa
famili Polyporaceae dari ordo Jamur Earliella scabrosa yang
Polyporales. Jamur Trametes ochracea ditemukan peneliti yaitu berbentuk
memiliki tubuh buah berbentuk setengah setengah lingkaran. Berwarna coklat
lingkaran tidak beraturan atau kipas kehitaman dan ditepinya berwarna putih.
dengan tepi bergelombang dan terdapat Bagian bentuk tepi mendatar dengan
zonasi pertumbuhan. Jamur ini berada permukaan bergelombang. Pada bagian
pada posisi lateral, permukaan atas atas berwarna kusam dan bagian bawah
berwarna cokelat muda dan dibagian terdapat pori-pori halus. Tekstur tubuh
tepi berwarna putih. Pada bagian jamur keras seperti kayu. Namun ketika

Vol. 01, Issue 01, 2021, pp 17-33 26


Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal
Norfajrina, Istiqamah, Sari, I

sudah dewasa, jamur ini akan berwarna bentuk tubuh seperti kipas atau setengah
kehitaman dengan pinggir berwara lingkaran di habitat kayu lapuk. Tekstur
putih. Jamur ini tidak memiliki stipe tubuhnya pun sangat keras seperti kayu
(tangkai), tidak memiliki annalus dan sehingga sangat sulit diambil ataupun
volva. Dapat ditemukan hidup secara dihinggap serangga lain. Jamur ini pula
berkelompok dan terkadang tumpang tidak memiliki bau yang khas pada
tindih. Berhabitat dapat ditemui di kayu jamur umumnya, tapi berperan
lapuk atau batang kayu mati. dilingkungan sebagai saprofit ketika
Hal ini sesuai pendapat Susan ditemukan di pelapukan namun ketika
dan Atik Retnowati (2017) bahwa jamur ditemukan dibatang kayu hidup maka
Earliella scabrosa merupakan salah satu jamur ini dianggap parasit.
jamur yang umum dijumpai di tempat- Hal ini sesuai pendapat
tempat terbuka dan menerima banyak Zulpitasari (2019) yang didukung oleh
sinar matahari. Bahkan ada sebuah Rahma (2018) bahwa habitat jamur yang
penelitian yang menunjukkan bahwa hidup sebagai saprofit misalnya pada
ekstrak kultur E. scabrosa mengandung tanah, serasah, pada batang pohon, kayu
4H-pyran-4-one, 2,3-dihidro-3,5- lapuk, dan pada sisa-sisa tumbuhan atau
dihydroxy-6-methyl-(DDMP), Triacetin hewan. Selain itu, didukung pula
dan 2(3H)-Furanone, dan 5- pendapat Rizalina (2021) bahwa jamur
heptyldihydroyang terbukti mampu yang hidup parasit yaitu pada organisme
menghambat pertumbuhan beberapa inangnya, baik pada manusia, hewan
jamur pendegradasi kayu seperti maupun tumbuhan.
Pycnoporus sanguineus, Shizophyllum
commune, Lentinus sajor-caju, L. 9. Pleurotus pulmonaris
strigosus, Microporus affinis, M.
Xanthopus. Selain itu, mampu
mendegradasi pewarna sintetis merah
fenol, hijau metil, biru bromofenol.

8. Ganoderma applanatum

Gambar 9. Pleurotus pulmonaris


Jamur Pleurotus pulmonaris saat
ditemukan peneliti dilapangan berupa
jamur yang masih muda dengan kondisi
segar, tubuh buah besar, permukaannya
halus mengkilat, bagian tepi
Gambar 8. Ganoderma applanatum bergelombang, dan berminyak. bentuk
Jamur Ganoderma applanatum tudung seperti payung dengan
yang ditemukan oleh peneliti ini permukaan tudung halus. Berbentuk ada
memiliki bentuk tubuh yang keras yang agak cembung, tetapi ada juga
dengan warna kehitaman dan bagian yang bentuknya rata atau sedikit cekung.
pinggirnya berwarna putih. Memiliki

Vol. 01, Issue 01, 2021, pp 17-33 27


Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal
Norfajrina, Istiqamah, Sari, I

Jamur ini memiliki warna putih. Namun lunak dan permukaan bawah seperti
setelah dewasa berwarna cokelat. gabus serta tepi tubuh buah berserabut.
Jamur ini sering disebut jamur Tangkai tubuh buah stipe pendek
kayu atau jamur tiram karena memiliki sehinggasering nampak tak memiliki
aroma yang khas dan dapat dikonsumsi tubuh buah. Selain itu memiliki tipe akar
masyarakat ketika sudah cukup umur. semu. Jamur inidapat ditemui secara
Jamur ini dapat hidup secara berkoloni berkoloni di habitat kayu-kayu lapuk
dan membentuk rak pada batang kayu dan kayu mati. Jamur ini juga sering
mati yang keras atau kayu lapuk. dimanfaatkan masyarakat karena dapat
Sekarang jamur tiram selain dapat di konsumsi.
ditemui secara liar juga dibudidayakan Hal ini sesuai dengan pendapat
oleh beberapa masyarakat. Hal ini sesuai Susan dan Atik Retnowati (2017) bahwa
dengan pendapat Susan dan Atik jamur ini memiliki nama lengkap yaitu
Retnowati (2019) bahwa jamur tiram Schizophyllum commune Fr., Observ.
putih mempunyai kandungan vitamin, Mycol. (1815). Selain itu memiliki nama
asam amino dan mineral yang tinggi. latin lainnya sebagai Agaricus alneus L.,
Budidaya jamur tiram putih di Indonesia Fl. Suec.: 1242 (1755) dan Agaricus
berkembang pesat dengan alneus Reichard, Schr. naturf. Fr.
bermunculannya petani-petani jamur (1780). Habitat pada kayu lapuk.
tiram putih di beberapa wilayah Schizophyllum commune dapat
Indonesia. dikonsumsi oleh sebagian masyarakat di
Indonesia. Jenis ini dikenal dengan
10. Schizophyllum commune beberapa nama daerah seperti jamur
gigit (Jawa), supa beas (Sunda), kulat
inditjeng (Sulawesi), ngawate
(Halmahera), keho kaladede (Ternate),
dan keho dodole (Tidore). Adapun
didukung juga oleh pendapat Rahma
(2018) bahwa jumlah badan buah yang
ditemui biasanya dalam jumlah sedikit.
Jamur ditemukan di kayu yang telah
Gambar 10. Schizophyllum commune
lapuk dan tumbuh tidak mengelompok
Jamur Schizophyllum commune
atau berkelompok.
yang ditemukan peneliti ini memiliki
nama daerah dengan sebutan Kulat
11. Parasola auricoma
Krikit atau Kulat Kritip (Dayak). Jamur
Schizophyllum commune memiliki tubuh
buah seperti kipas, berdaging dan elastis.
Memiliki warna abu-abu dengan
permukaan tudung berbulu panjang dan
bagian tepinya terbelah. Bentuk bilah
bercabang ketepi dan letak tubuh buah
pileus pada posisi sessile. Permukaan
jamur pada bagian atas kasar berserabut Gambar 11. Parasola auricoma

Vol. 01, Issue 01, 2021, pp 17-33 28


Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal
Norfajrina, Istiqamah, Sari, I

Jamur Parasola auricoma yang mencolok dengan sisik coklat tebal dan
ditemukan peneliti ini memiliki tudung berdaging. Ketika dewasa memiliki
berbentuk kerucut hingga cembung- tubuh buah yang ramping, tetapi bulat di
umbonat pada saat dewasa. Pada saat dasarnya. Tudung berbentuk telur saat
muda, jamur ini berwarna cokelat pada muda dan menjadi lebih lebar dan rata
bagian tudungnya dan tubuh buah saat dewasa. Jamur ini berwarna
berwarna abu-abu. Selain itu, jamur ini seragam dan tidak memiliki pola. Jamur
tidak memiliki sisa-sisa tudung berbulu ini dapat ditemui tumbuh sendiri,
halus sehingga saat diraba nampak tersebar, atau berkelompok di tempat
bersisik. Saat sudah dewasa, tudung yang lembab dengan habitat sering
mengembangkan garis-garis keabu- dijumpai diarea budidaya baik di kebun,
abuan seperti payung, area tengahnya halaman rumput, dan bawah tanaman,
tetap halus dan berwarna coklat oranye. tempat sampah atau dipekarangan
Jamur ini berdaging sangat tipis rumah. Namun jamur ini tidak pernah
sehingga mudah rusak dengan cepat. Di dikonsumsi karena memiliki bau
bagian lamela sangat teratur serta menyengat ketika dipotong sehingga
memiliki batang yang ramping. Hidup dianggap beracun.
secara berkoloni dan tersebar pada Hal ini sesuai dengan salah satu
tempat habitat hidupnya sering dijumpai ciri jamur yang beracun dari pendapat
di serpihan kayu, daun, atau serasah Rizalina (2021) bahwa jamur yang
dengan area berumput terbuka. beracun memiliki ciri-ciri yaitu tubuh
Hal ini sesuai dengan pendapat buah memiliki warnanya mencolok
Campbell (2012) menyebutkan bahwa (merah, kuning, jingga dan lainnya),
berdasarkan cara jamur memperoleh memiliki aroma seperti tercium bau
makanan terbagi menjadi pengurai amonia, perubahan warna secara cepat
(dekompuser), parasit, dan simbion jika dimasak atau dipanaskan, tumbuh di
mutalistik. Namun sering kali jamur tempat yang kotor, misalnya pada
memegang peranan penting dalam tempat pembuangan sampah atau
proses alam yang dikenal sebagai kotoran kandang dan lain sebagainya,
dekomposer dalam mengurai sisa-sisa dan memiliki cincin atau cawan.
organisme yang telah mati.
13. Auricularia auricula-judae
12. Chlorophyllum brunneum

Gambar 13. Auricularia auricula-judae


Gambar 12. Chlorophyllum brunneum Jamur Auricularia auricula-
Jamur Chlorophyllum brunneum judae yang ditemukan peneliti memiliki
yang ditemukan tumbuh secara nama perubahan seperti Auricularia

Vol. 01, Issue 01, 2021, pp 17-33 29


Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal
Norfajrina, Istiqamah, Sari, I

america pada tahun 2019. Jamur ini


memiliki bentuk tubuh kenyal seperti
gelatin atau jeli. Tubuh buah jamur
berwarna coklat muda ketika muda dan
coklat tua di saat matang, bagian luar
tubuh buah halus dan bagian dalamnya
licin dan berkerut seperti telinga
manusia. Sehingga disebut dengan
Gambar 14. Dacryopinax spathularia
jamur kuping. Jamur ini tumbuh secara
Jamur ditemukan memiliki nama
berkoloni dan tersebar pada habitat
perubahannya Dacryopinax elegans.
sering ditemui pada kayu lapuk atau
Jamur ini bertekstur kenyal seperti jeli,
kayu mati. Memiliki satu perlekatan
memiliki tubuh buah berbentuk seperti
dengan tipe akar semu rhizoid. Jamur ini
kipas pipih atau spatula, dan berwarna
sering dicari masyarakat dan dapat
jingga cerah saat muda dan kemudian
dikonsumsi.
menjadi lebih oranye kemerahan saat
Hal ini sesuai dengan pendapat
dewasa. Bentuk yang sangat unik
Nurlaiya (2019) ada beberapa contoh
tersebut membuat jamur Dacryopinax
jamur yang menguntungkan antara lain
spathularia sangat mudah dikenali
salah satunya jamur kuping yang dapat
apabila tumbuh di sekitar lingkungan
dimakan. Jamur ini tumbuh dan hidup
walaupun berukuran kecil. Jenis jamur
dipermukaan kulit kayu mati yang
ini bersifat saprofit dengan hidup
lembap. Jamur Kuping berkhasiat
menempel langsung pada substrat nya.
sebagai obat menurunkan panas dalam,
Jamur ini biasanya hidup dalam
mengurangi rasa sakit pada kulit akibat
kelompok yang cukup besar. Biasanya
luka bakar, mengobati tekanan darah
ditemukan pada kayu yang lapuk/mati.
tinggi dan sebagai penawar racun.
Hal ini sesuai dengan pendapat
Hal ini didukung pula oleh
Campbell (2012) menyebutkan bahwa
pendapat Susan dan Atik Retnowati
berdasarkan cara jamur memperoleh
(2019) bahwa Auricularia auricula-
makanan terbagi menjadi pengurai
judae atau disebut dengan jamur kuping
(dekompuser), parasit, dan simbion
sangat dikenal oleh masyarakat
mutalistik. Namun sering kali jamur
Indonesia. Jamur yang biasa dimasak
memegang peranan penting dalam
sebagai pelengkap beberapa menu
proses alam yang dikenal sebagai
masakan ini telah dibudidayakan dan
dekomposer dalam mengurai sisa-sisa
dapat dibeli di pasar tradisional atau
organisme yang telah mati. Selain itu,
modern. Tubuh buahnya yang berbentuk
didukung pula oleh pendapat Susan dan
tidak beraturan, halus, berwarna coklat
Atik Retnowati (2019) bahwa jamur ini
muda sampai tua, disertai dengan
memiliki nama lengkap Dacryopinax
lipatan, sangatlah mudah dikenali di
spathularia (Schwein.) G.W. Martin,
lapang. Jamur ini diketahui tumbuh
Lloydia (1948). Bahkan jamur ini
secara berkelompok pada batang kayu
memiliki beberapa nama persamaan
yang telah lapuk.
seperti Cantharellus spathularius
14. Dacryopinax spathularia (Schwein.) Schwein., Trans. Am. phil.

Vol. 01, Issue 01, 2021, pp 17-33 30


Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal
Norfajrina, Istiqamah, Sari, I

Soc., (1832) dan Dacryopinax saprofit pada kayu mati, tanah atau
spathularia f. agariciformis (Lloyd) serasah.
D.A. Reid, Jl S. Afr. Bot. (1973). Jamur Hal ini sesuai pendapat Campbell
ini ditemukan berhabitat kayu mati (2012) dan Campbell (2013)
didaerah terbuka dan terkena sinar menyebutkan bahwa berdasarkan cara
matahari. Memiliki persebaran jamur memperoleh makanan terbagi
dikawasan tropis dan subtropis. Jamur menjadi pengurai (dekompuser), parasit,
ini mudah dikenali, karena bentuk badan dan simbion mutalistik. Namun sering
buah dan warna badan buah yang kali jamur memegang peranan penting
mencolok. Jamur Dacryopinax dalam proses alam yang dikenal sebagai
spathularia berukuran kecil, berbentuk dekomposer dalam mengurai sisa-sisa
menyudip, dan berwarna kuning. Jamur organisme yang telah mati. Selain itu,
ini biasa ditemukan tumbuh berjejer didukung pula oleh pendapat Susan dan
pada satu retakan kayu atau bambu yang Atik Retnowati (2019) bahwa memiliki
telah mati. nama lengkap dengan Cookeina
speciosa (Fr.) Dennis, (1994).
15. Cookeina sulcipes Sedangkan nama lainnya sering disebut
dengan Peziza speciosa Fr., Syst. mycol.
(Lundae) (1822). Habitat sering
ditemukan pada ranting kayu mati.
Jamur Cookeina speciosa banyak
diketahui sebagai Cookeina sulcipes dan
Cookeina hindsii. Adapun hasil analisis
DNA menunjukkan bahwa kedua jenis
tersebut termasuk kedalam cabang
Gambar 15. Cookeina sulcipes
Cookeina speciosa yang monofiletik,
Jamur Cookeina sulcipes yang
walaupun struktur filogenetiknya
ditemukan peneliti merupakan jamur
menunjukkan variasi genetik yang
yang tergolong ke dalam famili
berhubungan dengan perbedaan warna.
Sarcosyphaceae yang merupakan
anggota dari ordo Pezizales. Jamur
SIMPULAN
Cookeina sulcipes memiliki bentuk
tubuh buah seperti cangkir atau Berdasarkan hasil penelitian,
mangkuk. Jamur ini berwarna cerah ditemukan 15 spesies jamur makroskopis di
seperti merah muda sampai merah ketika Desa Bandar Raya Kecamatan Tamban
dewasa. Terdapat pada sekeliling bagian Catur. Spesies jamur makroskopis dengan
atas tudung ditemukan adanya bulu-bulu 10 famili dan 13 genus yaitu Phallus
halus. Jamur Cookeinasulcipes memiliki indusiatus, Lentinus sajor-cajo, Pycnoporus
permukaan tudung yang licin dan halus sanguineus, Trametes hirsuta, Trametes
di bagian dalam. Jamur ini tumbuh gibbosa, Trametes ochracea, Earliella
secara berkelompok dan tersebar scabrosa, Ganoderma applanatum,
diserasah seperti kulit pohon, cabang, Pleurotus pulmonaris, Schizophyllum
dan ranting. Sehingga ordo ini dikenal commune, Parasola auricoma,
memiliki anggota yang hidup sebagai Chlorophyllum brunneum, Auricularia

Vol. 01, Issue 01, 2021, pp 17-33 31


Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal
Norfajrina, Istiqamah, Sari, I

auricula-judae, Dacryopinax spathularia, Biologi di SMA Negeri 3 Aceh Barat


dan Cookeina sulcipes. Daya (Doctoral dissertation, UIN
Ar-Raniry Banda Aceh).
REFERENSI Nurlaiya, R. (2019). Keanekaragaman
Jamur Makroskopis di Kawasan
Agustini, L., Lestari, F., & Sepriyaningsih. Taman Hutan Raya Pocut Meurah
(2021). Inventarisasi jamur di bukit Intan Provinsi Aceh Sebagai
sulap kota lubuklinggau. Diperoleh Referensi Matakuliah
dari Mikologi (Doctoral dissertation,
http://publikasi.mipastkipllg.com/de UIN Ar-Raniry).
tail_artikel_mhs.php?&judul=INVE Putra, I. P. (2020). Catatan Beberapa Jamur
NTARISASI%20JAMUR%20DI%2 Makro di Pulau Belitong: Deskripsi
0BUKIT%20SULAP%20KOTA%2 dan
0LUBUKLINGGAU&nim=421308 Potensinya. Bioeduscience, 4(1), 11-
5 20.
BMKG. (2020). Prakiraan cuaca kalimantan Rahma, K., Mahdi, N., & Hidayat, M.
tengah. Diperoleh dari (2018). Karakteristik jamur
https://webcache.googleusercontent. makroskopis di perkebunan kelapa
com/search?q=cache:iZQ3BsKbAw sawit kecamatan meureubo aceh
oJ:https://www.bmkg.go.id/cuaca/pr barat. Prosiding Biotik, 2(2), 157-
akiraan-cuaca- 164.
indonesia.bmkg%3FProv%3D15%2 Rahmadani, A. (2019). Karakteristik Jamur
6NamaProv%3DKalimantan%2520 Makroskopis Di Stasiun Penelitian
Tengah+&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl Soraya Kawasan Ekosistem Leuser
=id Sebagai Media Pembelajaran Pada
Campbell. (2012). Biologi edisi kedelapan Materi Fungi (Doctoral dissertation,
jilid 2. Jakarta: Erlangga. UIN Ar-Raniry Banda Aceh).
Campbell. (2013). Intisari biologi edisi ke 6. Rizalina, F. (2021). Keanekaragaman
Jakarta: Erlangga. Jamur Makroskopis Di Kecamatan
Darwis, W., Merisya, Y., & Supriati, R. Pegasing Aceh Tengah Sebagai
(2009). Identifikasi jamur Referensi Praktikum
Tricholomataceae dari hutan dan Mikologi (Doctoral dissertation,
sekitar Pajar Bulan. GRADIEN, 1-6. UIN Ar-raniry).
Hasanuddin, H. (2018). Jenis Jamur Kayu Roosheroe, I.G., Sjamsuridzal, W., &
Makroskopis Sebagai Media Oetari, A.. Mikologi: dasar dan
Pembelajaran Biologi (Studi di terapan. Jakarta: Yayasan Pustaka
TNGL Blangjerango Kabupaten Obor Indonesia.
Gayo Lues). BIOTIK: Jurnal Ilmiah Shihab, Q. (2007). Tafsir almishbah volume
Biologi Teknologi dan 2. Jakarta: Lentera Hati.
Kependidikan, 2(1), 38-52. Sitinjak, R. R. (2016). Analysis of the
Hasyiati, R. (2019). Keanekaragaman Jenis morphology and growth of the
Jamur Kayu di Kawasan Pucok fungus Phallus indusiatus Vent. in
Krueng Alue Seulaseh sebagai Cocoa Plantation, Gaperta-Ujung
Media Ajar dalam Pembelajaran Medan. RESEARCH JOURNAL OF

Vol. 01, Issue 01, 2021, pp 17-33 32


Al Kawnu: Science and Local Wisdom Journal
Norfajrina, Istiqamah, Sari, I

PHARMACEUTICAL
BIOLOGICAL AND CHEMICAL
SCIENCES, 7(6), 442-449.
Starr, C., taggart, R., Evers, C., & Starr,
Lissa. (2012). Biologi edisi 12
kesatuan & keragaman makhluk
hidup. Jakarta: Salemba Teknika.
Surahmaida. (2017). Review: potensi
berbagai spesies ganoderma sebagai
tanaman obat. Journal of Pharmacy
and Science. 2(1), 17-21.
Susan, D., & Retnowati, A. (2017). Catatan
beberapa jamur makro dari Pulau
Enggano: keragaman dan
potensinya. Berita Biologi , 16 (3),
243-256.
Yusnidar, M. (2021). Jamur Makroskopis di
Kawasan Gunung Seulawah Agam
Kecamatan Lembah Seulawah
Kabupaten Aceh Besar sebagai
Referensi Mata Kuliah
Mikologi (Doctoral dissertation,
UIN Ar-Raniry Banda Aceh).
Zulpitasari, M., Ekyastuti, W., & Oramahi,
HA. (2019). Keanekaragaman jenis
jamur makroskopis di bukit
wangkang desa sungai ambawang
kabupaten kubu raya. Jurnal Hutan
Lestari. 7(3), 1147-1157.

Vol. 01, Issue 01, 2021, pp 17-33 33

You might also like