Professional Documents
Culture Documents
6 Domain Archaea 2019
6 Domain Archaea 2019
HARY WIDJAJANTI
LAB MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNSRI
2019
PERBANDINGAN ANTARA DOMAIN
ARCHAEA, BACTERIA, DAN EUKARYA
PERBANDINGAN ANTARA DOMAIN ARCHAEA, BACTERIA, DAN EUKARYA
Property Archaea Bacteria Eukarya
Ether-linked Ester-linked Ester-linked lipids, various
Cell Membrane
lipids, pseudopeptidoglycan lipids, peptidoglycan structures
Multiple, linear
Circular chromosomes,
Circular chromosomes, unique chromosomes, similar
Gene Structure similar translation and
translation and transcription translation and transcription
transcription to Eukarya
to Archaea
Various, including
Various,
photosynthesis, aerobic and Photosynthesis, cellular
Metabolism [54] with methanogenesis unique
anaerobic respiration, respiration and fermentation
to Archaea
fermentation, and autotrophy
HABITAT ARCHAEA
1. PHYLUM EURYARCHAEOTA
• Secara umum struktur sel Archaea memiliki bentuk yang hampir sama seperti
bakteri, dan bentuknya cukup beragam
• Meskipun morfologi sel relatif mudah untuk diamati, tetapi terkadang sulit
untuk membedakan bakteri dan Archaea, karena keduanya memiliki ragam
bentuk yang hampir sama
KARAKTERISTIK ARCHAEA
Ukuran yang kecil ini memberikan keuntungan tersendiri bagi sel tersebut
Sel yang berukuran lebih kecil memiliki luas permukaan yang lebih besar
dibandingkan dengan volume sel, jika dibandingkan dengan sel yang
berukuran lebih besar memiliki rasio permukaan terhadap volume
lebih tinggi
Mutasi itu sendiri adalah sumber dari suatu evolusi Archaea dapat
lebih cepat menanggapi perubahan lingkungan
Struktur ini tersusun dari molekul gliserol yang berikatan dengan fosfat
pada ujung pertama (kepala) dan berikatan dengan rantai samping
yang berupa isoprenoid pada ujung lainnya (ekor)
Basic Archaeal Structure : The three primary regions of an archaeal cell are the cytoplasm, cell membrane, and cell wall. Above, these three
regions are labelled, with an enlargement at right of the cell membrane structure. Archaeal cell membranes are chemically different from all other
living things, including a "backwards" glycerol molecule and isoprene derivatives in place of fatty acids
Karena sifatnya yang hidrofilik maka ketika membran sel berada pada
lingkungan cair, ujung molekul yang mengandung gugus fosfat akan
berada pada permukaan luar membran yang berhubungan langsung
dengan lingkungan luar sel, dan sisi lainnya yang bersifat
hidrofobik akan berada di bagian dalam
Membrane structures. Top, an archaeal phospholipid: 1, isoprene chains; 2, ether linkages; 3, L-glycerol moiety; 4, phosphate group. Middle, a
bacterial or eukaryotic phospholipid: 5, fatty acid chains; 6, ester linkages; 7, D-glycerol moiety; 8, phosphate group. Bottom: 9, lipid bilayer of
bacteria and eukaryotes; 10, lipid monolayer of some archaea
IKATAN ETER
Struktur seperti ini tidak memiliki area tengah yang kosong seperti
pada struktur lipid bilayer struktur seperti ini memiliki resistensi
yang lebih terhadap temperatur tinggi dibandingkan struktur lipid
bilayer
Asam lemak pada bakteri dan eukariot tidak memiliki rantai cabang,
sehingga sifat ini menjadikan membran Archaea yang memiliki karakter
unik hal ini menciptakan beberapa sifat yang menarik di membran
Archaea
Hal ini terjadi ketika salah satu cabang mengelilingi dan mengikat
atom bawah rantai untuk membuat cincin lima atom karbon
Lapisan ini terdiri dari protein monomolekular yang identik atau lebih
dikenal dengan sebutan glikoprotein (Kandler dan Konig, 1993)
In Gram-positive bacteria (d) the S-layer (glyco)proteins are bound to the rigid
peptidoglycan-containing layer via secondary cell wall polymers. In Gram-negative
bacteria (e) the S-layer is closely associated with the lipopolysaccharide of the outer
membrane.
Figure and figure legend were copied from Sleytr et al. 2014,[2] which is available
under a Creative Commons Attribution 3.0 International (CC BY 3.0) licence
Perbedaan lainnya adalah asam amino yang terdapat pada
pseudomurein semuanya berupa L-Steroisomer
Pili
Fimbriae dan pili merupakan struktur filamen yang tersusun atas
protein yang memanjang dari permukaan sel dan memiliki banyak
fungsi
Fimbriae memungkinkan sel untuk menempel pada suatu permukaan
Secara umum pili mirip dengan fimbriae, tetapi pili lebih panjang dan
hanya satu atau sebagian kecil pili yang bisa melekat pada permukaan
sel
Fungsi pili itu sendiri adalah untuk memfasilitasi pertukaran gen di
antara sel pada suatu proses yang disebut sebagai konjugasi
Walaupun sebenarnya proses konjugasi tidak selalu diperantarai oleh
pili
Appendages on the well-studied Archaea M. maripaludis and S. acidocaldarius. (A) Electron micrograph of M. maripaludis showing thin
pili (arrows) with thicker and more numerous archaella. Bar = 0.5 µm. Courtesy of S.I. Aizawa. Prefectural University of Hiroshima,
Japan. (B) Electron micrograph of S. acidocaldarius showing the presence of three different appendages namely archaella (14nm diameter,
black arrow), Aap pili (10–12 nm, white arrow) and threads (5 nm, grey arrow). Bar = 0.5 µm. Courtesy of A.-L. Henche and S.V. Albers,
Max Planck Institute for Terrestrial Microbiology, Marburg Germany.
Gambar : Tanda panah menunjukkan pili pada struktur
permukaan sel.
Cannula, Hami, Iho670 Fibers, dan Bindosome
Cannulae (Kanula)
A reconstruction from an
electron tomographic scan in
false color showing two
cannulae (yellow), one inside
the periplasm (blue) of a cell
(magenta).
Hami
Hami stabil pada kisaran temperatur dan pH yang luas yaitu antara
0-70 oC dan 0,5-11,5
Hami dapat bertindak sebagai perantara proses adesi seluler
permukaan terhadap komposisi kimia yang berbeda sebagaimana
adesi yang berlangsung di antara sel
Hal ini juga menunjukkan bahwa Iho670 fiber bukan salah satu organel
sel yang motil. yang menjadi bagian menarik adalah bahwa komponen
utama Iho670 fiber disintesis oleh Pilin tipe IV seperti peptida sinyal
dan diproses oleh peptidase prepilin homolog
Karena Pilin tipe IV seperti sistem ini juga digunakan untuk flagela, pili
tertentu, dan bindosome dalam Archaea, Pilin tipe IV menjadi jalur yang
sangat banyak digunakan oleh Archaea dalam hal perakitan struktur
permukaan
Gambar : Hasil analisis serat Ignicoccus Electron micrograph of three I. hospitalis cells showing
hospitalis menggunakan TEM (Transmission numerous Iho670 fibers on the carbon support film. Bar = 2
Electron Microscopy) yang mengindikasikan µm. Courtesy of Carolin Meyer and Reinhard Rachel,
adanya Iho670 fibers. University of Regensburg, Germany.
Inklusi Sel
a. Flagella Archaea
Flagella Archaea tidak hanya sebagai alat untuk bergerak, tetapi juga
berperan dalam interaksi di dalam sel dan sebagai pengenal pada
permukaan sel sebagai syarat terbentuknya biofilm pada beberapa
Archaea
Flagella ditemukan pada semua sub kelompok utama Archaea
Crenarchaeota dan Euryarchaeota yaitu halofil, haloalkalofil, metanogen,
hipermetrofil, dan termoasidofil
Sampai saat ini telah dilaporkan berbagai macam Archaea yang memiliki
flagella, termasuk Methanococcus, Halobacterium, Sulfolobus, Natrialba,
Thermococcus dan Pyrococcus (Ng et al., 2006).
Gambar (a) Sel Methanococcus maripaludis dengan diameter 1μm menunjukkan banyaknya flagella yang
terdapat di permukaan selnya dan (b) flagella yang telah dimurnikan dari sel Methanococcus maripaludis.
Tanda panah menunjukkan kait di ujung flagella.
Secara umum penampakan flagella Archaea mirip dengan flagella
bakteri tetapi flagella Archaea memiliki pergerakan yang unik seperti
pada pili bakteri tipe IV
b. Kemotaksis Archaea
Kemotaksis merupakan respon gerakan Archaea terhadap rangsangan
dari senyawa kimia
Walaupun Archaea termasuk ke dalam kelompok yang berbeda dari
bakteri, tetapi banyak spesies Archaea yang memiliki sifat kemotaksis
Berbagai macam protein yang mengatur proses kemotaksis pada
bakteri juga ditemukan pada Archaea yang mampu bergerak (motil)
Pengemasan DNA Archaea
• Dalam filogenetik Archaea berbeda dengan bakteri, walaupun
keduanya memiliki beberapa kemiripan dalam struktur sel
• Perbedaan ini lebih pada taraf molekular antara keduanya, dimana
Archaea memiliki banyak kesamaan dengan eukaria
• Salah satu contohnya adalah pengemasan DNA pada Archaea