Kegiatan Monitoring Produk Hewan

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 9
KEMENTERIAN PERTANIAN Je) BADAN KARANTINA PERTANIAN Nomor B- 7295 [TU.020/K.2/04/2022 B April 2022 Sifat Biasa Lampiran —: 1 lembar Hal Kegiatan Monitoring Produk Hewan TA.2022 Yth. Kepala Balai Besar/Balai/Stasiun Karantina Pertanian Di Tempat Sehubungan dengan telah diselenggarakannya kegiatan Seminar Hasil Monitoring Produk Hewan TA. 2022 dan dalam kerangka mengevaluasi dan memperkuat pilar teknis dalam penyelenggarakan Perkarantinaan Hewan dan Keamanan Hayat Hewani sesuai amanah UU 21 Tahun 2019 Tentang Karantina Ikan, Hewan dan Tumbuhan maka dengan ini disampaikan 1 2 Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani mengapresiasi UPT KP yang telah melaksanakan Kegiatan Monitoring Produk Hewan TA. 2021; UPT KP agar melaksanakan Kegiatan Monitoring Produk Hewan TA. 2022 dengan pengambilan sampel periode Januari-Desember 2022 dengan mengacu pada Surat Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian No. 2464/Kpts/KR.120/K/11/2018 tentang Pedoman Monitoring Bahan Asal Hewan/ Hasil Bahan Asal Hewan dan memperhatikan Rumusan Seminar Monitoring Produk Hewan TA. 2022; Untuk UPT KP yang tidak melaksanakan Kegiatan Monitoring Produk Hewan TA. 2021 untuk wajib merencanakan, menyediakan anggaran dan melaksanakan kegiatan Monitoring Produk Hewan TA. 2022 dengan penuh tanggung jawab yaitu: BKP Kelas | Padang BKP Kelas | Jambi BKP Kelas II Tarakan BKP Kelas I! Palangkaraya SKP Kelas | Cilacap SKP Kelas | Parepare SKP Kelas | Banda Aceh SKP Kelas | Ambon SKP Kelas | Sumbawa Besar SKP Kelas | Bandung vr se-@aecD k. SKP Kelas | Biak |. SKP Kelas Il Manokwari; 4. _UPT KP menyampaikan proposal rencana monitoring produk (outline terlampir) untuk dilakukan penilaian dan disetujui Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani sebagai acuan pelaksanaan Monitoring Produk Hewan di setiap UPT KP paling lambat diterima Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani tanggal 06 Juni 2022; 5. — Hasil Monitoring Produk Hewan terhadap lalu lintas Produk Hewan merupakan bahan evaluasi penting dalam penguatan penyelenggaraan Perkarantinaan Hewan dan Keamanan Hayati Hewani serta. memberikan pelayanan kepada Masyarakat sekaligus mendukung program Pemerintah untuk menyediakan Pangan yang beraneka ragam dan memenuhi persyaratan keamanan, mutu, dan gizi bagi konsumsi masyarakat sebagaimana yang diamanahkan dalam UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih Karantina Hewan an Hayati Hewani , Wish Wasisa Putra NIP 197607292002121002 Tembusan: Kepala Badan Karantina Pertanian Surat Kepala Pusat KH dan Kehani Nomor B1BG2S/T0 020/62 /04/3 022 Tanggal 28 Apri 2092 Outline Proposal Kegiatan Monitoring Produk Hewan TA. 2022: 4. Judul 2. Pendahuluan a. _Latar Belakang Pemilihan Judul b. Maksud dan Tujuan 3. Pelaksanaan Kegiatan Monitoring Produk Hewan a. Pelaksana Kegiatan b. Jenis media pembawa yang dilakukan monitoring c. Tahapan Pelaksanaan Monitoring (tim, tentative waktu pelaksanaan, jumlah dan jenis sampel dan lokasi pengambilan sampel) d. Tentatif Time line garis waktu pelaksanaan keseluruhan kegiatan monitoring e. Penganggaran 4, Metode Pengumpulan dan Penyajian Informasi 5. Penutup RUMUSAN SEMINAR MONITORING PRODUK HEWAN 2021 YANG DISELENGGARAKAN DI TAHUN ANGGARAN 2022 Yogyakarta, 29 Maret sd 01 April 2022 Memperhatikan arahan Kepala Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani, paparan narasumber Prof. drh. Widya Asmara, SU., Ph.D., masukan dari Dr. Ir. Etih Sudamika, MSi, paparan hasil Monitoring Produk Hewan T.A. 2021 dari Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian (UPTKP), dan hasil diskusi selama kegiatan berlangsung, dirumuskan sebagai berikut: A. KEGIATAN MONITORING PRODUK HEWAN T.A. 2021 ‘Seminar Monitoring Produk Hewan T.A. 2022 merupakan forum penyampaian hasil kegiatan Monitoring Produk Hewan yang dilakukan pada T.A. 2021 1 Berdasarkan hasil evaluasi melalui Seminar Monitoring Produk Hewan 7.2021, diperoleh data bahwa Belum seluruh UPTKP melakukan kegiatan Monitoring Produk Hewan T.A. 2021 dengan berbagai pertimbangan dan kendalanya Terdapat 12 (duabelas) atau 24% UPTKP operasional yang tidak dilakukan kegiatan Monitoring Produk Hewan. Dari 38 (tigapuluh delapan) UPTKP yang melakukan kegiatan monitoring Produk Hewan, dipilin 20 (duapuluh) UPTKP yang memaparkan hasilnya dalam seminar Monitoring Produk Hewan T.A. 2022. b. Jenis Produk Hewan yang dilakukan monitoring pada T.A. 2021 antara lain daging segar dan produk olahannya, susu dan produk olahannya, kulit, telur, madu, bahan pakan, dan sarang burung walet c. Belum seluruh UPTKP melaksanakan Monitoring Produk Hewan T.A 2021 sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor: 2464/Kpts/KR.120/K/1 1/2018 Tentang Pedoman Monitoring terhadap Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan. d. Pelaporan dan bahan paparan Hasil Kegiatan Monitoring Produk Hewan T.A. 2021 yang disusun oleh UPT KP belum seluruhnya mengacu pada format yang telah disampaikan melalui surat undangan Seminar Monitoring Produk Hewan T.A. 2022. e. Tim Monitoring yang dibentuk disetiap UPTKP belum seluruhnya memahami substansi dalam Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor: 2464/Kpts/KR.120/K/11/2018. f. Berdasarkan paparan hasil monitoring terhadap produk hewan pada tahun 2021 yang dilakukan UPTKP, diperoleh data hasil pengujian antara lain: 1) Uji sampel daging sapi/kerbau impor dari Australia terdeteksi: a) residu kandungan logam berat (Pb) yang melebihi ambang batas yang dipersyaratkan; b) hasil uji E. coli dengan metode uji Most Probable Number (MPN) menunjukkan hasil melebihi standar ambang batas yaitu > 3,6 MPN/gram; ©) menunjukkan hasil positif terhadap pengujian cemaran antibiotika jenis Makrolida; ) menunjukkan hasil positif terhadap pengujian hormon Trembolon menunjukkan hasil melebihi standar ambang batas yaitu > 2 ppb; ) Uji menunjukkan hasil positif terhadap pengujian cemaran antibiotika jenis Makrolida dan jenis aminoglikosida. 2) Uji sampel daging babi dan olahannya impor dan yang dilalulintaskan antara area yang diuji ASF dengan metode uji PCR di laboratorium BBUSKP, banyak sampel menunjukkan positif ASF. 3) Uji sampel daging ayam olahan yang dilalulintaskan antar area, masih ditemukan hasil yang melebihi ambang batas maksimum cemaran mikroba (BMCM). Hal ini menunjukkan bahwa hygiene dan sanitasi perlu ditingkatkan dan mendapat perhatian penting 4) Uji sampel sarang burung walet bersih, ditemukan residu adanya Salmonella Spp., namun kandungan ovine/bovine tidak ditemukan dan kandungan Nitrit berada dibawah 30 ppm. 5) Uji sampel produk hewan olahan untuk pakan, ditemukan: a) sampel MBM positif mengandung babi (dari negara New Zealand, USA), dan positif mengandung unggas (dari negara USA); b) _sampel PPM positif mengandung sapi (dari USA) dan positif babi (dari USA). 8) Uji sampel telur tetas dan telur konsumsi tidak terdeteksi avian influenza dan cemaran Salmonella sp., yang melebihi ambang batas yang dipersyaratkan. 7) Uji sampel kulit mentah garaman tidak terdeteksi anthrax. Catatan: Resume hasil pelaksanaan monitoring produk hewan T.A. 2021 setiap UPTKP terlampir. 2. Berdasarkan hasil evaluasi dari pelaksanaan kegiatan seminar monitoring Produk Hewan T.A 2021 ditemukan beberapa permasalahan, antara lain’ a. UPT KP dalam pelaksanaan Monitoring Produk Hewan T.A. 2021: 1) Pelaksanaan pengujian dalam rangka monitoring Produk Hewan di setiap UPTKP belum dapat dilakukan secara utuh sesuai pedoman dalam Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor: 2464/Kpts/KR. 120/K/11/2018, dikarenakan keterbatasan anggaran yang tersedia di DIPA setiap UPTKP dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan monitoring sesuai pedoman yang ditetapkan, sehingga pelaksanaan monitoring Produk Hewan tergantung ketersediaan anggaran di setiap UPTKP. Dalam rangka kelancaran kegiatan Monitoring Produk Hewan T.A. 2021, telah dilakukan bimbingan teknis, namun pelaksanaan bimbingan teknis untuk Monitoring Produk Hewan T.A. 2021 dilakukan bersamaan dengan bimbingan_ teknis untuk pemantauan, sehingga ini menyulitkan perwakilan peserta dalam menyerap materi dan menyampaikan kembali kepada pejabat karantina di unit kerjanya. Kemampuan uji atau ruang lingkup pengujian laboratorium UPTKP belum seluruhnya mampu mendukung pengujian target uji dalam kegiatan monitoring Produk Hewan, sehingga beberapa 2 3) 2 b. pengujian terpaksa dilakukan di laboratorium rujukan di luar karantina 4) Belum semua UPTKP memilki Petugas Pengambil Contoh (PPC), kalaupun ada jumlahnya sangat terbatas. 5) Sesuai perencanaan monitoring yang telah dibuat, temyata realisasi sampel monitoring ada yang kurang dari target, antara lain dikarenakan: a) masih ada pemilik media pembawa yang belum mau memberikan sampel sesuai aturan; dan b) ada beberapa perusahaan yang tidak lagi melakukan importasi di tahun 2021 dan karena faktor teknis lainnya sehubungan dengan pandemi Covid-19. 6) Dalam paparan hasil kegiatan monitoring Produk Hewan T.A. 2022, masih banyak yang mencantumkan aturan perundang- undangan yang belum update. Tidak semua Jenis pengujian seperti pada pedoman monitoring dapat dilakukan karena di luar lingkup akreditasi laboratorium di UPTKP, dan kurangnya kesiapan laboratorium pengujian (personel, alat dan bahan), 7) UPT KP tidak melaksanakan Monitoring Produk Hewan T.A. 2021: 1) Tidak ada lalulintas Media Pembawa Produk Hewan yang dapat dilakukan monitoring, dikarenakan: a) Lalulintas Media Pembawa Produk Hewan dari segi kualitas dan kuantitas kecil; b) Pengguna jasa tidak rutin melakukan kegiatan lalulintas Media Pembawa Produk Hewan; ©) Pembatasan lalulintas (lockdown) akibat wabah Covid-19. 2) Belum tersosialisasi terkait pelaksanaan monitoring Produk Hewan Tidak ada Tim monitoring di UPTKP karena tidak ada informasi dari sub kordinator tentang kegiatan monitoring serta pedoman pelaksanaannya Permasalahan terkait ketersediaan anggaran untuk pelaksanaan monitoring Produk Hewan, antara lain akibat: a) Adanya refocusing anggaran, sehingga anggaran yang tersedia dialinkan untuk kegiatan yang lain; b) Tidak ada anggaran untuk kegiatan pengujian, sedangkan UPTKP belum mampu melakukan pengujian__terkait keamanan pangan (rencana baru tahun 2022 UPT mulai melakukan pengujian TPC) kemungkinan baru diusulkan penambahan ruang lingkup akreditasi T.A. 2023, ©) Belum memiliki anggaran khusus mengenai Monitoring Produk Hewan. Kegiatan yang telah dilakukan secara rutin terhadap pemasukan produk hewan diantaranya terhadap daging ayam, daging sapi, daging kerbau dan lain sebagainya dengan pengujian TPC (ruang lingkup), uji awal pembusukan, uji formalin dan organoleptik (pH, bau, warna, tekstur), namun kegiatan ini dilakukan sebagai dasar pelepasan karantina (KH-14).Prosedur pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan Instruksi Kerja 17025:2017. 3) d) Pada tahun 2021 kegiatan Monitoring Produk Hewan belum ada dalam perencanaan, namun pada DIPA tahun 2023 telah dimasukkan penganggaran kegiatan Monitoring Produk Hewan bersamaan dengan kegiatan analisa risiko dan kegiatan pemantauan. 4) Keterbatasan ruang lingkup pengujian di laboratorium UPTKP yang berkaitan dengan target uji dalam Monitoring Produk Hewan, dan diperparah dengan keterbatasan anggaran untuk pengujiannya. Sehingga tindakan monitoring produk hewan dilakukan pada proses profilling pengguna jasa dan pemeriksaan organoleptik tetapi terkendala pada proses pemeriksaan laboratorium dimana laboratorium UPT belum dapat melakukan pemeriksaan terhadap produk hewan, serta jarak dengan laboratorium penguji yang telah terakreditasi untuk produk hewan yang cukup jauh sehingga pemeriksaan laboratorium terhadap produk hewan tidak dilakukan. Dalam Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor: 2464/Kpts/KR.120/K/11/2018 disebutkan bahwa _ "Prinsip monitoring dilakukan terhadap Bahan Asal Hewan (BAH) dan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) untuk Bahan Pangan yang dimasukkan ke dalam wilayah negara Republik Indonesia dan sudah dilakukan pembebasan’, hal ini menyulitkan bagi UPTKP yang tidak ada pemasukan media pembawa produk hewan 5) 3. Hasil Kegiatan Monitoring Produk Hewan akan digunakan sebagai bahan evaluasi dalam rangka penguatan penyelenggaraan perkarantinaan dan pelayanan kepada masyarakat, serta mendukung program Pemerintah, khususnya percepatan arus barang di tempat Pemasukan/pengeluaran B. REKOMENDASI TINDAK LANJUTPELAKSANAAN KEGIATAN MONITORING PRODUK HEWAN 1. Pelaksenaen Monitoring Monitoring merupakan salah satu ilar teknis dalam penyelenggaraan Perkarantinaan Hewan dan Keamanan Hayati Hewani. Sehingga kegiatan monitoring wajib dilaksanakan oleh seluruh UPT KP yang ada lalulintas Produk Hewan. Untuk itu, setiao UPT KP wajib merencanakan dan menganggarkan pelaksanaan monitoring setiap tahunnya serta melaksanakan kegiatan monitoring dengan penuh tanggung jawab. b. Pelaksanaan monitoring Produk Hewan mengacu pada Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor. 2464/Kpts/KR. 120/K/11/ 2018 Tentang Pedoman Monitoring terhadap Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan. ©. Temuan hasil monitoring produk hewan yang dilakukan di setiap UPTKP harus ditindak lanjuti dalam rangka perbaikan kedepan. Dalam hal temuan ketidaksesuaian ini pada produk hewan impor maka harus dilakukan NNC ke negara asal, d. Dalam rangka perbaikan pelaksanaan monitoring kedepan: 4) perlu dilakukan bimbingan teknis (bimtek) atau TOT kepada Tim Monitoring UPTKP; 2) UPTKP membuat proposal rencana monitoring untuk di review dan disetujui Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani. Dokumen ini dimaksudkan sebagai acuan dalam pelaksanaan monitoring di setiap UPTKP sekaligus sebagai justifikasi dalam penganggarannya; 3) proposal monitoring UPTKP diajukan kepada Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani sebelum dilakukannya finalisasi anggaran untuk tahun berikutnya (agar dapat dipastikan anggaran monitoring UPTKP). Metode sampling, penanganan sampel uji (termasuk pengarsipan/ recording BAP pengambilan sampel), dan metode pengujian harus menjadi perhatian penting dan dijelaskan secara jelas karena sangat berdampak terhadap tingkat kepercayan hasil uji. 2. Peraturan perundang-undangan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor: 2464/Kpts/ KR.120/K/11/2018 Tentang Pedoman Monitoring terhadap Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan Asal Hewan perlu dilakukan revisi dan disesuaikan dengan substansi dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan, serta perkembangan ilmu pengetahuan. Revisi ini antara lain penambahan substansi monitoring untuk pengeluaran produk hewan di dalam wilayah NKRI Perlu dilakukan sosialisasi baik untuk internal (UPTKP) maupun untuk eksternal (pelaku usaha / pemilik MP) mengenahi peraturan perundang-undangan yang terkait pelaksanaan kegiatan monitoring Produk Hewan. 3. Prasarana-sarana dan SDM a b. Inventarisasi kebutuhan alat dan bahan dalam rangka pengujian di setiap UPTKP. Setiap UPTKP wajib meningkatkan dan menguatkan ruang lingkup Pengujian laboratorium dalam rangka mendukung profesionalisme pelayanan perkarantinaan. Periu dilakukan penguatan kompetensi Pejabat Karantina, khususnya terkait pengambilan sampel dan pengujian laboratorium, antara lain dengan melakukan pelatihan dan sertifikasi Pejabat Karantina Hewan sebagai Petugas Pengambil Contoh (PPC). Dalam rangka kesinambungan dengan pedoman evaluasi laboratorium, berikut disampaikan bahwa untuk Penambahan ruang lingkup laboratorium UPTKP agar: 1) UPTKP mengajukan rencana Penambahan Ruang Lingkup Akreditasi (PRLA) kepada Badan Karantina Pertanian cq. Pusat Teknis untuk mendapatkan persetujuan. Rencana usulan PRLA laboratorium UPTKP hendaknya mempertimbangkan jenis, frekuensi dan volume media pembawa yang dilalulintaskan baik impor, antar area maupun ‘ekspor. 3) UPTKP hendaknya memenuhi persyaratan PRLA dengan mempertimbangkan: a) klasifikasi laboratorium; 2 b) lalulintas Media Pembawa HPHK dan Media Pembawa OPTK; dan ©) kompetensi setiap laboratorium penguji yang ditentukan berdasarkan ketersediaan sumber daya laboratorium antara lain: personil pelaksana pengujian (Analis dan Penyelia) yang kompeten, kemampuan metode uji_berdasarkan metode baku/metode tidak baku, bahan uji dan bahan pendukung, peralatan laboratorium serta sampel/contoh uji TIM PERUMUS

You might also like