Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/279695251

KOEFISIEN DIFUSI PADA PROSES PENGERINGAN KAYU MAHONI DI SEKITAR


KANDUNGAN AIR KRITIK

Article · November 2009

CITATIONS READS

0 568

3 authors, including:

Suyitno Suyitno Tri Istanto


Universitas Sebelas Maret Universitas Sebelas Maret
100 PUBLICATIONS   420 CITATIONS    11 PUBLICATIONS   91 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Optimization of solar updraft tower by using heliostat designed according to the physiography of Sabha city View project

Performance Enhancement of Dye-Sensitized Solar Cells Using a Natural Sensitizer View project

All content following this page was uploaded by Suyitno Suyitno on 11 August 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


KOEFISIEN DIFUSI PADA PROSES PENGERINGAN
KAYU MAHONI DI SEKITAR KANDUNGAN AIR KRITIK
Wibawa Endra Juwana1
Suyitno1
Tri Istanto

Abstract : The objectives of this research is to estimate diffusion coefficient D A B )


around Critical Moisture Content (CMC) in Mahagony wood drying. The diffusion
coefficient in this research shows the movement velocity of moisture from wood to the
air drier. Heat and mass tranfer analogy approximation is applied to estimate that
coefficient. Results indicate that the value of average diffusion coefficient (D AB )
increases with increasing drying temperature, for region above CMC as well as below
CMC. The increment of average DAB is exponential function of drying temperature.
For above CMC region, DAB ’s equation as function of drying temperature (oC) is; D A B
= 2E-05e 0,014T, meanwhile for below CMC; D AB = 2E-05e 0,0126T . The value of average
DAB above CMC region is larger than below CMC.

Keywords : diffusion coefficient, drying, wood, moisture

PENDAHULUAN perubahan laju pengeringan dari laju


Pengeringan merupakan proses pemindahan pengeringan konstan menjadi laju pengeringan
substansi yang mudah menguap (kandungan turun. Koefisien difusi merupakan hal yang
air) dari padatan. Pada pengeringan kayu sangat penting dalam proses pengeringan dan
terjadi proses perpindahan panas dan massa untuk pemodelan sifat-sifat higroskopis dari
(Mujumdar, A.S., 1995). Selama proses kayu (Mukam Fotsing, J.A, 2000).
pengeringan kayu, permukaan kayu akan lebih
Penelitian ini bertujuan menentukan pengaruh
cepat kering dibandingkan bagian dalam kayu,
temperatur pengeringan terhadap nilai
karena terjadi proses penguapan (evaporation)
koefisien difusi (D AB ) rata -rata di sekitar
kandungan air pada permukaan. Proses
kandungan air kritik pada proses pengeringan
penguapan kandungan air ini dapat dinyatakan
kayu. Penelitian tentang koefisien difusi pada
dengan proses difusi kandungan air dari
proses pengeringan telah dilakukan oleh
permukaan kayu ke udara.
beberapa peneliti (Hassini, L., 2004, Liu, J.Y,
Laju pergerakan air dalam kayu sebanding 2000, Mukam Fotsing, J.A., 2000). Dari
dengan laju pergerakan air dari permukaan penelitian-penelitian yang telah dilakukan
kayu ke udara (D AB). D AB adalah koefisien ternyata belum ada metoda standard untuk
difusi, merupakan konstanta kecepatan pengujian koefisien difusi pada proses
pergerakan air antara kayu dan udara. Harga pengeringan. Dalam penelitian ini untuk
DAB dapat juga dipandang sebagai koefisien analisis digunakan pendekatan analogi
perpindahan massa. DAB sangat dipengaruhi perpindahan panas dan massa dari Chilton-
oleh temperatur. Diperkirakan, semakin besar Colburn. Di dalam lapisan batas termal dan
temperatur, harga D AB akan meningkat. Harga konsentrasi, harga D AB dapat diperoleh dengan
DAB di atas dan di bawah kandungan air kritik melakukan serangkaian proses pengujian
(Critical Moisture Content = CMC) perpindahan panas dan massa.
diperkirakan mempunyai karakter yang
TINJAUAN PUSTAKA
berbeda, hal ini disebabkan perilaku
Menurut Chilton-Colburn, koefisien
pergerakan air dalam kayu di sekitar titik CMC
perpindahan panas konveksi (h) dan
juga berbeda. CMC adalah titik dimana terjadi

1
Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin – FT Universitas Sebelas Maret Surakarta
Wibawa Endra Juwana, dkk., Koefisien Difusi pada Prose enge ringan …

perpindahan massa (hm ) dapat dihubungkan ∂T


dengan : (Incropera, F.P., 1996) = gradien temperatur udara di atas
∂y y=0
St. Pr 2 / 3 = St m .Sc 2 / 3 (1) kayu mulai di atas kayu (K/m). Harga ini
dimana: dicari dalam pengujian.
St = bilangan Stanton untuk Dengan mengetahui harga koefisien
perpindahan panas perpindahan panas ini, maka koefisien
Stm = bilangan Stanton untuk perpindahan massa dapat dicari dari persamaan
Perpindahan massa (4).
Pr = bilangan Prandtl
Sc = bilangan Schmidt Menurut Incropera & De Witt (1996),
Dengan : besarnya koefisien perpindahan massa juga
merupakan fungsi dari koefisien difusi dan
 h  2/3 perbedaan massa jenis di permukaan
St. Pr 2 / 3 =  . Pr (2) isothermal dan di udara bebas seperti terlihat
 r .V .c 
 p  pada persamaan (6).
 
h ∂r
St m .Sc 2 / 3 =  m .Sc 2 / 3 (3) − D AB
V  ∂y y =0
Dari persamaan (1), (2), dan (3) diperoleh : hm = (6)
r A ,s − r A ,∞
2/3
h  Pr  Dengan asumsi uap air dianggap sebagai gas
hm = .  (4) sempurna, maka :
c p .r  Sc 
PV = mRT
dimana : P = r RT (dimana RT = konstan)
hm = koefisien perpindahan massa
konveksi (m/s) ∂r ∂p
=
h = koefisien perpindahan panas ∂y y =0 ∂y y =0
konveksi (W/m2.K)
persamaan (6) diubah menjadi:
c p = panas spesifik dari udara (kJ/kg.K)
ρ = massa jenis dari udara (kg/m3) ∂p
Pr = bilangan Prandtl − D AB
Sc = bilangan Schmidt ∂y y =0
hm = (7)
p A ,s − p A ,∞
Koefisien perpindahan panas di dalam lapisan
batas untuk temperatur permukaan kayu Dengan demikian harga D AB dapat dicari
konstan (isothermal) dapat dihitung dari ∂p
setelah harga hm , , p A,s, dan pA,8
persamaan : ∂y y =0
∂T ∂p
−kf diketahui.Harga dicari dari eksperimen
∂y y =0 ∂y
h= (5) y =0

Ts − T∞ yang merupakan gradien perubahan tekanan


uap dihitung tepat di atas permukaan kayu.
dimana :
kf = konduktivitas panas dari udara Dari persamaan (4), (5), (7) didapatkan
(W/m.K) persamaan untuk D AB :
T s = temperatur permukaan kayu (K)
T∞ = temperatur udara pada aliran bebas
(K)

23
GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007

3 kelembaban dapat juga digunakan untuk


 
 k f . Pr 3 .(p A ,s − p A, ∞ ). ∂T
2
 menghitung tekanan parsial uap air (Shapiro,
 ∂y y =0  Moran., 2000)
D AB =  (8)
 C .r .n 3 .(T − T ). ∂p
2
 w = 0,622
pA
(9)
 p s ∞
∂y y = 0  p − pA
 
dimana : dimana :
p = tekanan campuran yang terukur
D AB = koefisien difusi (m /s) 2
manometer (absolut) (atm)
k f = konduktivitas termal udara
p A = tekanan parsial uap air (atm)
(W/m.K)
w = rasio kelembaban (kg /kg udara
Pr = bilangan Prandtl kering)
p A ,s = tekanan parsial uap air permukaan
Rasio kelembaban (w) dapat dicari dengan
kayu (atm) mengetahui temperatur bola kering (T DB) dan
p A ,∞ = tekanan parsial uap air aliran bebas temperatur bola basah (T WB) menggunakan
(free stream) (atm) grafik psikrometrik. Sedangkan p (tekanan
∂T campuran) diukur dengan manometer, seperti
= gradien temperatur terhadap y terlihat pada gambar 1. Spesifikasi manometer
∂y y =0 yang dipakai sebagai berikut :
(K/m) Fluida = Alkohol 70 %
Cp = panas spesifik udara (KJ/kg.K) ( r alk = 617,8 kg/m3)
T s = temperatur permukaan kayu (K) q = 7o
T ∞ = temperatur aliran udara bebas (free h = L. sin q
stream ) (K) g = 9,81 m/s 2
pabs = − (r alk .g .h )+ 1 atm (10)

Gambar 1. Inclined manometer

∂p
= gradien tekanan terhadap y
∂y METODE PENELITIAN
y =0
Spesimen penelitian yang digunakan adalah
(atm/m) kayu Mahoni (Mahagony ) dengan ukuran
Pada proses pengeringan kayu terdapat panjang 30 cm; lebar 15 cm dan tebal 5 cm.
campuran antara uap air dan udara kering. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
Besarnya komposisi campuran ini dapat dicari seperti terlihat pada gambar 2. Udara luar oleh
dengan menggunakan rasio kelembaban. Rasio blower dialirkan melewati heater untuk
dipanaskan. Udara panas tersebut akan

24
Wibawa Endra Juwana, dkk., Koefisien Difusi pada Prose enge ringan …

mengalir ke air duct sehingga melewati mm, 7 mm dan 10 mm) di atas spesimen
permukaan atas spesimen uji. Campuran udara uji.
panas dan uap air dari kayu kemudian di
8. Mengukur massa sampel setiap satu jam
keluarkan ke lingkungan. Pada peralatan uji
sekali.
dibuat perpindahan panas dan massa pada kayu
adalah 1 dimensi dan permukaan atas kayu 9. Proses pengeringan dilakukan sampai
diusahakan konstan. Untuk mencapai maksud spesimen mencapai kadar air yang
tersebut, keempat sisi samping kayu diisolasi diinginkan (spesimen diatas CMC dari 45
dan bagian bawah ditiup dengan kipas. % sampai kadar air kritik, dan spesimen di
bawah CMC dari 25 % sampai kadar air
Prosedur pengambilan data pada penelitian ini
12 %). Dari penelitian pendahuluan
adalah sebagai berikut :
dengan variasi temperatur pengeringan
1. Membuat kadar air awal kayu seragam yang sama didapatkan bahwa nilai kadar
± 45% (untuk spesimen diatas CMC) dan air kritik (CMC) kayu mahoni berkisar
kadar air awal ± 25 % (untuk spesimen di antara 18-28% d.b. dengan rata -rata
bawah CMC). 24,05% d.b.
2. Mengukur dan menimbang sampel awal HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan dimensi yang telah ditentukan. Dengan menggunakan analogi perpindahan
panas dan massa dapat diperoleh harga
3. Menyeting dan mengkalibrasi peralatan
koefisien difusi (D AB). D AB dihitung
penelitian dengan kecepatan udara
berdasarkan persamaan (8), dimana :
memasuki air duct konstan 5 m/s,
temperatur aliran udara konstan (40oC, ∂T
60oC, 80 oC, 100oC dan 110oC). 1. Harga merupakan gradien yang
∂y y =0
4. Memasukkan spesimen uji ke air duct.
didapatkan dengan mendeferensialkan
5. Memasang termokopel yang sudah persamaan TD B yang dihasilkan pada titik-
dihubungkan dengan data akuisisi, diatas titik diatas permukaan kayu.
permukaan spesimen uji pada jarak (0 mm,
1 mm, 2 mm, 3 mm, 5 mm, 7 mm dan 10 ∂p
2. Harga merupakan gradien tekanan
mm) di atas spesimen uji. ∂y y =0
6. Menghidupkan data akuisisi dan parsial uap air yang didapatkan dengan
menyimpan data setiap satu jam sekali mendeferensialkan persamaan PA yang
sebelum penimbangan spesimen. dihasilkan pada titik-titik diatas
7. Mengukur tekanan dengan manometer permukaan kayu.
pada jarak (0 mm, 1 mm, 2 mm, 3 mm, 5
Keterangan :
1. Blower
2. Heater
3. Kipas
4. Tempat spesimen
5. Air duct

Gambar 2. Skema peralatan penelitian

25
GEMA TEKNIK - NOMOR 1/TAHUN X JANUARI 2007

3. Harga PA merupakan harga tekanan parsial diatas CMC maupun dibawah CMC. Nilai D AB
uap air yang didapatkan dari persamaan untuk daerah diatas CMC lebih tinggi
(9). w merupakan rasio kelembaban yang dibanding dengan nilai D AB untuk daerah
dapat dicari dengan diagram psikometrik dibawah CMC. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan mengetahui harga T DB dan T W B. kecepatan berpindahnya massa air dari kayu
Sedangkan p merupakan tekanan absolut mahoni ke udara pada daerah diatas CMC,
pada titik -titik diatas permukaan kayu lebih cepat dibanding daerah dibawah CMC.
yang didapatkan dari pengukuran Fenomena ini disebabkan karena di daerah atas
manometer. CMC, air yang keluar selama pengeringan
adalah air bebas. Pengeringan di daerah
4. Harga k f , Pr , C p , r ,n di evaluasi pada bawah CMC menyebabkan air terikat dalam
T f. serat kayu akan menuju ke permukaan dan
keluar dari kayu. Perbedaan jenis air yang
Dari hasil pengujian untuk berbagai temperatur
dikeluarkan ini, akan mempengaruhi besar
pengeringan pada daerah dibawah CMC
kecepatan berpindahnya massa air ke udara.
maupun diatas CMC, maka didapatkan nilai
DAB rata-rata seperti terlihat pada tabel 1. Semakin besar temperatur pengeringan
menyebabkan kenaikan D AB. Kenaikan
Tabel 1.Hasil perhitungan D AB rata-rata pada pengujian nilai D AB rata -rata untuk kayu mahoni
merupakan fungsi eksponensial dari
T (o C) DAB (m2/s) temperatur pengeringan. Hal ini
Di atas Di bawah menunjukkan bahwa kecepatan
40 3.24E-05 2.58E-05 berpindahnya massa air ke udara
60 3.72E-05 3.29E-05 semakin cepat apabila temperatur
80 4.87E-05 4.02E-05 pengeringan meningkat. Fenomena ini
100 6.49E-05 4.72E-05 menunjukkan bahwa meningkatnya
temperatur pengeringan akan
110 8.91E-05 6.91E-05
mempermudah pergerakan molekul air
dalam pori ke permukaan.

Grafik DAB vs Temperatur Dari gambar 3 terlihat bahwa terjadi


peningkatan nilai D AB yang signifikan
1.00E-04 saat mencapai temperatur 100oC, karena
9.00E-05 pada temperatur ini terjadi perubahan
8.00E-05
DAB = 2E-05e0.014T
fasa dari fasa air ke fasa uap, sehingga
7.00E-05 terjadi perubahan mekanisme
D AB (m /s)

6.00E-05 R2 = 0.9524
perpindahan massa.
2

atas CMC
5.00E-05
4.00E-05 bawah CMC
KESIMP ULAN
3.00E-05
DAB = 2E-05e0.0126T Dari penelitian yang telah dilakukan
2.00E-05
1.00E-05 R2 = 0.9375 dapat disimpulkan bahwa :
0.00E+00
1. Nilai koefisien difusi (D AB ) rata-
0 20 40 60 80 100 120
rata pengeringan kayu mahoni naik
T (oC) seiring dengan naiknya temperatur
pengeringan, baik di daerah atas
Gambar 3. Pengaruh temperatur pengeringan terhadap CMC maupun dibawah CMC.
DAB rata-rata kayu mahoni diatas CMC dan dibawah
2. Penelitian dengan spesimen ini
CMC
menghasilkan persamaan D AB
sebagai fungsi temperatur pengeringan (T
o
Dari gambar 3 terlihat bahwa nilai D AB kayu C), D AB = 2E-05e 0,014T untuk daerah
mahoni semakin naik dengan makin tingginya diatas CMC dan D AB = 2E-05e 0,0126T
temperatur pengeringan, baik untuk daerah untuk daerah dibawah CMC.

26
Wibawa Endra Juwana, dkk., Koefisien Difusi pada Prose enge ringan …

3. Nilai koefisien difusi (D AB) pengeringan


kayu mahoni untuk daerah diatas CMC
lebih tinggi dibanding daerah dibawah
CMC, hal ini menunjukkan berpindahnya
massa air dari permukaan kayu mahoni ke
udara pada daerah diatas CMC lebih cepat
dibandingkan daerah dibawah CMC.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada
DP3M DIKT I yang telah mendukung
penelitian ini melalui Proyek Penelitian Ilmu
Pengetahuan Dasar dengan kontrakNO: 70 /
P2IPT / DPPM / PID / III /2004.
DAFTAR PUSTAKA
Hassini, L, Azzouz, S., and Belghith, A., 2004,
Estimation of The Moisture Diffusion
Coefficient of Potato During Hot-Air
Drying, Proceedings of the 14th
International Drying Symposium (IDS
2004) Sao Paulo, Brazil, 22-25 August
2004, vol. B., pp. 1488-1495
Incropera, F.P. and De Witt, D.P., 1996,
Fundamentals of Heat and Mass
Transfer , Third Edition, John Wiley &
Sons.
Liu. J.Y., Simpson, W.T., and Verrill, S.P.,
2000, An Inverse Moisture Diffusion
Algorithm For The Determination Of
Diffusion Coefficient, Proceedings of
the 12th International Drying
Symposium, IDS2000 Paper No 24, 28-
31 August 2000Noordwijkerhout the
Netherlands
Mujumdar, A.S., 1995, Basic Process
Calculation in Drying , dalam
Mujumdar, A.S (ed), Hand Book of
Industrial Drying, 2nd ed, vol. 1, Marcel
Dekker, In.C, USA.
Mukam Fotsing, J.A, 2000, Experimental
Determination of The Diffusion
Coefficients of Wood in Isothermal
Conditions , University of Younde
Cameroon
Shapiro, Moran, 2000, Fundamentals of
Engineering Thermodynamics 4th
Edition, John Wiley and Sons, Inc.

27

View publication stats

You might also like