Professional Documents
Culture Documents
Ratna Nur Atikah
Ratna Nur Atikah
Tugas Akhir
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
untuk mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Keuangan
Oleh:
RATNA NUR ATIKAH
F 3307180
ABSTRACT
Land and building tax is a part of balance fund constituting one important
income source in the attempt of funding local government and local development
implementation. Land and building tax is the tax levied over the land and
permanent building ownership that has gotten IMB (building license).
The objective of final project is to find out the emerging problems as well
as the attempt the DPPKA does in encountering and minimizing such problems.
The legal foundation used was Act No. 12 of 1985 as amended with Act No. 12 of
1994. The design of this final project was observation that was conducted by
carrying out apprenticeship for 1 month in Income, Financial and Asset
Management Service. Techniques of collecting data used were interview with
several staff of DPPKA, and discussion technique using descriptive method, the
system employed in land and building tax withdrawal is Official Assessment
System is the tax collection system, the outstanding tax amount of which is
estimated and determined by the tax office.
The procedure of determining the amount of land and building tax is NJKP
X tax tariff, the tax tariff prevailing is single tariff of 0.5%. The largest obstacles
the DPPKA encounter the taxpayer’s lower awareness of fulfilling the tax
obligation. The attempts taken to minimize the problems emerging include to hold
safari program in the purpose of making the taxpayer close to the payment place,
to carry out the more intensively socialization, and to impose fine of 2% each
month delay up to maximal limit of 48 months or 2 years.
MOTTO
5
Kita menikmati kehangatan karena kita pernah kedinginan, kita menghargai cahaya
karena kita pernah dalam kegelapan, maka begitu pula kita dapat menikmati
Antara tangan kanan yang memberi dan tangan kiri yang menerima terdapat jarak
yang amat jauh, hanya dengan membuat keduanya memberi dan menerima kita dapat
mengangkatnya ke ruang tak terbatas, sebab hanya dengan menyadari tak satupun
yang dapat kau beri dan tak satu pula yang dapat kau terima maka kita akan
Mencintai seseorang berarti mengambil resiko yang sangat besar. Cinta berarti
menyerahkan masa depan dan kebahagiaan seseorang ke tangan orang lain. Cinta
membuat seseorang harus mempercayai orang lain tanpa keraguan. Cinta membuat
PERSEMBAHAN
Almamaterku
KATA PENGANTAR
6
memberikan rahmat dan hidayah dan inayah-Nya, serta shalawat salam kepada
sebagai salah satu syarat tugas akhir perkuliahan Program Studi Diploma III
Penulis sadar bahwa tersusunnya Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan
beberapa pihak, oleh karena itu dengan penuh rasa cinta,sayang dan hormat,
1. Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com., Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
2. Drs. Santoso Tri Hananto, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Diploma III
3. Sri Murni, SE, M.Si, Ak, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Keuangan
Surakarta.
semua ilmu dan waktu yang telah ibu berikan kepada penulis selama ini.
5. Drs. Sri Hanggana, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing magang dan tugas
6. Bapak Kinkin Sultanul Hakim, SH, MM, selaku Kepala Bagian Penagihan
7. Bapak Taufik, Pak Siswoko, Pak Pramudya, Pak Agus, Pak Mulyono, Pak
Jujut, Pak Suratno, Pak Suranto, Pak Sunarwan, Pak Triyono, Ibu Endang,
Bu Rina, Bu Dwi Dan Bu Warsini atas semua ilmu yang diberikan kepada
8. Bapak ibu dosen DIII Akuntansi Keuangan UNS yang telah memberikan
9. Bapak, Ibu, Mbak tiyas, Dek icha dan keluargaku yang telah memberikan
10. Vika, Retno, Yeni, Tika, Oviek, Nia, Puri, Arumi dan teman – teman satu
kampus angkatan 2007 yang telah memberikan saran, cinta serta semangat
bagiku.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis akan mendapat
ridho dari Allah SWT dan dibalas dengan balasan yang baik. Amin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari
mengharapkan kritik dan saran yang menunjang dari semua pihak untuk perbaikan
dan penyempurnaan Tugas Akhir ini. Kritik dan saran bisa di alamatkan ke
bila terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan. Semoga Tugas Akhir
ini bisa bermanfaat bagi penulis sendiri, dan bagi semua pihak yang
F3307180
DAFTAR ISI
9
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................
ABSTRAK ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
Penagihan .................................................................................. 5
A. Kelebihan ....................................................................................... 44
B. Kelemahan ..................................................................................... 45
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................ 46
B. Rekomendasi ................................................................................. 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
12
Halaman
DAFTAR GAMBAR
13
Halaman
Bank Persepsi...............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN
14
4. Dokumen – Dokumen
15
BAB I
PENDAHULUAN
hingga pembayaran pajak bumi dan bangunan kepada satu bidang yaitu bidang
penagihan. Semua urusan yang berkaitan dengan pajak ini ditangani langsung
ini dibagi lagi dalam dua seksi yaitu seksi penagihan dan keberatan dan seksi
penagihan pajak bumi dan bangunan beserta tunggakan kepada wajib pajak dan
penagihan pajak bumi dan bangunan ini dimulai dari diterbitkannya surat
penagihan pajak terutang (SPPT) oleh KPP Pratama. Kemudian SPPT tersebut
1
16
persepsi atau bank yang ditunjuk sebagai bank tempat pembayaran pajak bumi
dan bangunan. Untuk wilayah Surakarta terdapat 19 unit bank persepsi yang
melayani pembayaran pajak bumi dan bangunan terdiri dari 18 unit bank BRI
dan 1 unit bank Mandiri. Daftar bank yang melayani pembayaran pajak bumi
pajak bumi dan bangunan. Wajib pajak tidak perlu jauh jauh datang ke
safari yang tertera pada undangan dan membayar lewat petugas pemungut.
2. Safari pasar : agenda kegiatan safari pasar ini adalah membagi SPPT
safari ini adalah pasar-pasar yang terdapat banyak transaksi yang berkaitan
3. Safari tunggakan : pokok kegiatan dari safari ini adalah menagih wajib
pajak yang mempunyai tuggakan pajak bumi dan bangunan. Penagihan ini
difokuskan pada buku 4 dan 5 yang berisi daftar wajib pajak dengan
dilakukan oleh bidang penagihan ini antara lain dengan mengadakan pekan
18
yang taat membayar lebih awal akan mendapat sebuah piagam / penghargaan
dari walikota. Selain itu ada pula undian berhadiah bagi yang membayar
ini selain dengan safari yang dilakukan petugas, bidang penagihan juga
menerapkan sangsi tegas dan denda maksimal 48% kepada wajib pajak yang
1985 yang diperbaharui lagi dengan UU no 12 tahun 1994. Dalam pasal 8 ayat
yaitu penerapan hukum apabila wajib pajak tidak mau membayar dengan
tunggakan tiga tahun keatas, hal pertama yang dilakukan adalah memberikan
tanda peringatan pembayaran atau surat teguran. Apabila dalam jangka waktu
satu bulan tidak juga membayar maka berkas tunggakan tersebut akan
1. Kepala Bidang
tugas
pelaksanaan tugas
4. Staf
3. Struktur Organisasi
1. Kepala bidang
pemerataan tugas
pelaksanaan tugas
4. Staf
segenap potensi sumber daya yang dimiliki baik berasal dari pendapatan asli
daerah, dana perimbangan ataupun dari lain-lain pendapatan yang sah. Semua
Sebagian besar penerimaan daerah Kota Surakarta berasal dari bagian dana
perimbangan yang salah satunya adalah penerimaan dari sektor pajak bumi dan
bangunan (PBB). Pajak bumi dan bangunan adalah pajak yang dikenakan atas
kepemilikan tanah dan bangunan permanen dan telah mendapat IMB (ijin
mendirikan bangunan). Pajak ini dikenakan setahun sekali dengan tarif yang
tentang PBB.
Pajak Bumi dan bangunan adalah salah satu jenis pajak yang cukup
penting yang ada di Indonesia. Pajak bumi dan bangunan selama ini di
identikkan dengan pajak lempung karena obyek utamanya berupa tanah atau
bumi dengan wajib pajak yang meliputi seluruh golongan masyarakat dari
penerimaan Negara yang berasal dari PBB masih relatif kecil dibandingkan
khususnya dari PBB tidak sesuai dengan target yang ditetapkan dan penyebab
Keuangan dan Aset Kota Surakarta untuk meminimalis dampak dari masalah
tersebut. Masalah ini perlu dibahas secara lebih mendalam dan perlu ada solusi
yang tepat karena pajak bumi dan bangunan merupakan penerimaan yang
Surakarta, Sehingga perlu pengelolaan yang lebih baik dan efektif agar
Atas dasar latar belakang tersebut diatas, penulis dalam menyusun tugas
SURAKARTA”
C. Rumusan Masalah
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis membatasi masalah hanya pada
penerimaan dana perimbangan dari sektor pajak bumi dan bangunan yang
24
Keuangan dan Aset Kota Surakarta. Berdasarkan latar belakang diatas, maka
tersebut?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja masalah yang
timbul dalam pelaksanaan pemungutan pajak bumi dan bangunan serta solusi
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
bangunan.
selanjutnya.
F. Metodologi Penelitian
Akhir ini adalah metode pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh
secara langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya.
Data primer diperoleh melalui beberapa metode yang dilakukan, antara lain :
mata, yang dilakukan secara kontinyu selama kurun waktu tertentu untuk
selama 1 bulan dari bulan Februari hingga bulan Maret 2010 di Bidang
Surakarta. Adapun data yang diperoleh dari observasi, antara lain : proses
berdasarkan kecamatan dan kelurahan; proses entry data dari STTS yang
bola di kelurahan.
2002 : 201). Wawancara dilakukan secara face to face antara peneliti dengan
Pajak Bumi dan Bangunan yang diterapkan selama ini. Hasil yang diperoleh
yang berupa catatan, transkrip buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen,
Dalam penelitian ini data yang digunakan oleh penulis yaitu tentang
G. Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
BAB IV : PENUTUP
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
Dasar hukum yang mengatur tentang pajak bumi dan bangunan adalah
sebagai berikut :
14
29
Tingkat II.
PBB.
Bumi
tentang Pajak Bumi dan Bangunan adalah permukaan bumi dan tubuh
Bangunan
ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan atau perairan
PBB
Yang dimaksud dengan Nilai Jual Obyek Pajak adalah harga rata –
rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar,
30
dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, nilai jual obyek pajak
sejenis atau nilai perolehan baru, atau nilai jual obyek pajak
pengganti.
surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan data obyek
Bumi dan Bangunan Pasal 1 Ayat 2 dijelaskan bahwa Pajak Bumi dan
Pemerintah Daerah.
Subyek PBB adalah orang pribadi atau badan yang secara nyata :
yaitu pada harga rata – rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang
terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli,
NJOP atau bumi dan bangunan sama atau lebih besar dari Rp.
Tarif pajak yang dikenakan atas obyek pajak adalah tarif tunggal,
pajak.
pajak.
3) Pajak yang terutang yang pada saat jatuh tempo pembayarannya tidak
dihitung dari saat jatuh tempo sampai dengan hari pembayaran, untuk
ditambah dengan utang pajak yang belum atau kurang bayar ditagih
pajak.
pelaksanaannya hak dan kewajiban oleh kedua belah pihak yang tidak
berat sebelah atau tidak memihak, adil, serasi dan selaras dalam wujud
tata urutan yang jelas dan sederhana serta memberikan kepastian hukum.
adalah :
hari sejak saat jatuh tempo pembayaran STP PBB atau SK.
tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran STP PBB dan SK.
lamanya.
dikuasainya.
badan usahanya.
menunggu lewat tenggang waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak Surat
Surat Paksa diterbitkan segera setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari
4) Pelaksanaan Sita
Kepala Kantor Pelayanan PBB sebagai penjual atas barang yang disita
6) Pengumuman Lelang
lelang.
38
dilaksanakan atas :
penagihannya.
d) Apabila objek sita yang akan dilelang musnah karena terbakar atau
bencana alam.
DPPKA
program safari di RT / RW
Persepsi
2. Tabel jumlah wajib pajak, target dan realisasi penerimaan PBB tahun
2006-2009
Tabel II. 1
Tahun 2006-2009
Surakarta
Dari tabel II.1 diatas terlihat jelas jumlah wajib pajak bumi dan bangunan
PBB justru dibawah target yang ditetapkan. Hal tersebut terjadi karena
banyak pula kesulitan yang dihadapi petugas. Permasalahan yang ada tidak
Tentunya hal seperti ini tidak bisa dibiarkan terus-menerus karena akan
dan bangunan akan dibahas lebih lanjut dan lebih rinci dalam pembahasan
selanjutnya.
bangunan
beda. Oleh karena itu permasalahan dan solusi dalam pemungutan pajak
dalam penagihan.
Tabel II. 2
Tahun 2006-2009
Surakarta
obyek pajak dipecah menjadi dua. Pada tahun regular atau tahun
belum valid
Beberapa data wajib pajak yang diterbitkan KPP ada yang belum
valid karena banyak obyek pajak yang sudah pindah tangan atau
obyek yang berbeda dan alamat wajib pajak tidak diketahui/ pindah
Tabel II. 3
Tahun 2006-2009
2006 16 112.088
2007 16 108.621
2008 16 114.496
2009 16 114.134
Surakarta
44
2. Dalam penghitungan
a. Harga nilai jual obyek pajak (NJOP) terkadang tidak sesuai dengan
Antara harga NJOP dengan harga pasar seringkali berbeda. Hal ini
disebabkan karena harga tanah yang semakin lama semakin naik dan
Jebres pada tahun 2008 harga NJOP nya Rp. 128.000,- dan harga
pasarnya Rp. 250.000,- sementara tahun 2009 harga NJOP nya Rp.
3. Dalam pembayaran
merupakan hari kosong bagi wajib pajak. Terkadang pada saat itu
mereka sedang sibuk dengan pekerjaan atau berada diluar kota. Ada
juga wajib pajak yang belum menerima SPPT dari kelurahan sampai
tentu ada di setiap kelurahan. Wajib pajak yang tinggal jauh harus
S ibuk Dengan
19% 16% Pekerjaan 14%
14%
30% 21% Enggan Pergi Ke
Bank 21%
Menunggu Waktu
Jatuh Tempo 30%
Menunggu Didatangi
Petugas 19%
Pajaknya
Surakarta
46
4. Dalam penagihan
berada ditempat atau sedang sibuk dan tidak bisa diganggu. Namun
ada juga wajib pajak yang benar-benar tidak berada ditempat pada
kembali.
alasan dana yang tersedia saat itu hanya cukup untuk membayar
dimiliki kota Surakarta ini juga menjadi salah satu kendala dalam
47
namun hal seperti inilah yang justru menjadikan wajib pajak merasa
dan bangunan
pajak dan petugas kelurahan yang belum faham tentang tata cara
PBB
brosur tentang semua hal yang berhubungan dengan pajak bumi dan
klarifikasi
ke KPP
setiap saat dan kapan saja. Oleh karena itu pendataan yang lebih
e. Mulai tahun 2009 akhir jika pindah nama obyek pajak harus
bukti STTS asli atau tanda lunas PBB 10 tahun dengan bukti Surat
yaitu apabila wajib pajak akan menjual obyek pajaknya atau pindah
tanda lunas PBB minimal lima tahun dengan bukti Surat Tanda
Terima Setoran (STTS) asli atau tanda lunas PBB 10 tahun dengan
melapor
2. Dalam penghitungan
Jika harga NJOP tidak disesuaikan dengan harga pasar yang berlaku
pasar yang berlaku saat itu maka calon pembeli akan berpikir ulang
secara berkala.
3. Dalam pembayaran
yang benar sesuai dengan nama yang tertera dalam SPPT tersebut
suatu hubungan yang baik karena berawal dari hubungan yang baik
inilah tujuan baik bisa tercapai. Wajib pajak yang mengenal baik
pajaknya tepat waktu dan ini bisa menjadi suatu cara untuk
kecamatan
pajak. Safari ini menjadi salah satu cara efektif untuk mendongkrak
safari atau jemput bola ini adalah mendekatkan wajib pajak dengan
suatu pekan yang diberi nama pekan panutan atau yang lebih dikenal
wajib pajak yang membayar pajaknya lebih awal dan tidak pernah
wajib pajak yang lain untuk taat membayar pajak dan memperoleh
tempo
satu buah unit sepeda motor, lima unit kulkas dan 20 unit televisi,
5. Dalam penagihan
Wajib pajak yang terkenal dengan kredibilitas yang buruk dan selalu
wajib pajak tersebut dan menagih pajaknya saat itu juga. Jika wajib
kedua belah pihak untuk melunasi pajaknya dan kembali lagi pada
berdedikasi tinggi
record yang bagus dan menonjol. Pegawai yang tidak pernah datang
tersebut.
Hal ini dilakukan karena apabila wajib pajak malah beritikad buruk
daluwarsa dan tidak akan tertagih lagi maka penerimaan pajak dari
sektor pajak bumi dan bangunan ini justru semakin menurun dan
tidak maksimal.
menangani pembayaran
antrian panjang bagi yang akan membayar. Hal seperti ini tentu
e. Lebih cermat lagi dalam hal penerapan sangsi sesuai dengan ijin dari
pajak
Penerapan sanksi yang lebih tegas dan cermat telah dilakukan bidang
telah lebih cermat dalam menyikapi kasus seperti ini dan untuk
BAB III
TEMUAN
ditemukan adanya kelebihan dan kelemahan dalam pemungutan pajak bumi dan
A. Kelebihan
pembayaran.
ditentukan.
44
59
membayar pajak.
B. Kelemahan
kurang.
3. Masih terdapat data wajib pajak yang belum valid dan belum
diperbaharui.
sita pajak.
BAB IV
PENUTUP
dapat ditarik simpulan yang berkenaan dengan analisis pemungutan pajak bumi
A. Simpulan
bangunan itu sendiri. Bukan hanya itu saja, masih kurangnya petugas
pemungut dan juru sita pajak menjadi salah satu kendala juga dalam
wajib pajak yang membayar lebih awal dan pelayanan yang baik bagi
46
61
wajib pajak juga menjadi prioritas utama agar wajib pajak merasa
Aset Kota bisa dikatakan mudah dan cepat karena selain pembayaran
mempermudah pembayaran.
B. Rekomendasi
bangunan.
4. Membuka website yang berisi tentang semua hal mengenai pajak bumi
dan bangunan untuk kota wilayah Surakarta sehingga wajib pajak bumi
62
5. Untuk wajib pajak agar dapat lebih mentaati peraturan yang berlaku
DAFTAR PUSTAKA