Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN 2338-0446

Volume 6, Nomor 2,Desember 2018 E-ISSN 2580-376X

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TATARAN SINTAKSIS


DALAMKUMPULAN MAKALAH MAHASISWA
UNIVERSITAS ISLAM RIAU

Alber1, Rhani Febria2


Universitas Islam Riau, Pekanbaru, Indonesia1,2
alberuir@edu.uir.ac.id1, rhanifebria@edu.uir.ac.id2

ABSTRACT
Analysis of language errors is the science of studying or discussing the use of languages that are not
in accordance with the rules that have been determined based on standard grammar, these are still
found in scientific works including in a collection of scientific papers of students of Islamic
University of Indonesia Language and Literature Study Program. The language used by students is
sometimes not in accordance with the rules of language contained in the Indonesian Spelling
General Guidelines (PUEBI). Therefore, this research was conducted with the aim of analyzing and
interpreting errors in syntactic level language, phrase fields and sentences in a collection of
scientific papers by students of the Islamic University of Riau Indonesian Language and Literature
Study Program. This study uses the content analysis method that is prescriptive. Data collection
techniques using documentation and hermeneutic techniques. The data of this study are sourced
from a collection of scientific papers from students at the Islamic University of Riau FKIP
Indonesian Language and Literature Study Program. The data studied was documented by reading,
taking notes and then concluded and grouped based on the use of each level. Errors in language in a
collection of student papers at the Islamic University of Riau FKIP Indonesian Language and
Literature Study Program found language errors at the syntactic level. The results of this study, the
phrase field errors are excessive or redundant use of elements and improper use of prepositions.
Meanwhile, language errors in the sentence field include, the sentence is not subject, the sentence is
not predicated, the sentence is not subject and is not predicated/sentence stumps such as the use of
words, illogical sentences, excessive use of conjunctions, non-parallel sequences, use of foreign
terms , and the use of unnecessary question words.

Keyword: language error analysis, papers, syntax

ABSTRAK
Analisis kesalahan berbahasa adalah ilmu yang mempelajari atau membahas penggunaan bahasa yang
tidak sesuai dengan aturan yang telah ditentukan berdasarkan tata bahasa baku/standar baku, hal
tersebut masih banyak ditemukan dalam karya ilmiah termasuk dalam kumpulan makalahmahasiswa
Universitas Islam Riau Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia. Bahasa yang digunakan mahasiswa tidak
sesuai dengan kaidah bahasa yang termuat dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis dan menginterpretasi kesalahan
berbahasa tataran sintaksis, bidang frasa dan kalimat dalam kumpulan makalah mahasiswa
Universitas Islam Riau Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia.Penelitian ini menggunggunakan metode
content analysisbersifat preskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan
hermeneutik. Data penelitian ini bersumber dari kumpulan makalah mahasiswa Universitas Islam
Riau FKIP Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia. Data yang diteliti didokumentasi dengan cara
membaca, mencatat selanjutnya disimpulkan dan dikelompokkan berdasarkan penggunaan tataran
masing-masing. Kesalahan berbahasa dalam kumpulan makalah mahasiswa Universitas Islam Riau
FKIP Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia terdapat kesalahan berbahasa dalam tataran sintaksis.Hasil
penelitian ini, kesalahan bidang frasa terdapat kesalahan penggunaan unsur yang berlebihan atau
mubazirdan penggunaan preposisi yang tidak tepat. Sementara itu, kesalahan berbahasa dalam bidang

Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis dalamKumpulan Makalah Mahasiswa


Universitas Islam Riau
77
GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN 2338-0446
Volume 6, Nomor 2,Desember 2018 E-ISSN 2580-376X
kalimat di antaranya, kalimat tidak bersubjek, kalimat tidak berpredikat, kalimat tidak bersubjek dan
tidak berpredikat/kalimat buntung seperti penggunaan kata, kalimat yang tidak logis, penggunaan
konjungsi yang berlebihan, urutan yang tidak paralel,penggunaan istilah asing, dan penggunaan kata
tanya yang tidak perlu.

Keyword: analisiskesalahan berbahasa, makalah, sintaksis

PENDAHULUAN harus mengikuti rambu-rambu atau kaidah yang


Bahasa merupakan alat komunikasi telah ditentukan, baik dari segi kebahasaan
utama bagi manusia. Bahasa digunakan untuk maupun sistematikanya sehingga
mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, dan meminimalisasikan kesalahan dalam berbagai
tindakan manusia. Pada era globalisasi, aspek berbahasa.
perkembangan bahasa sangat cepat. Demikan Menurut Pranowo (2014:118)kesalahan
juga dengan bahasa Indonesia. secara berbahasa merupakan penyimpangan kaidah
ilmiahbahasa Indonesia digunakan baik secara dalam pemakain bahasa. Sementara itu, Tarigan
lisan maupun tulisan. Secara lisan digunakan (2011:302)mengatakan bahwa kesalahan
dalam pertemuan-pertemuan resmi, pengajaran berbahasa merupakan bagian-bagian konversasi
di kelas, perkuliahan, dan acara-acara lainnya atau komposisi yang menyimpang dari norma
yang bersifat resmi. Sementara itu, secara baku atau norma terpilih dari performasi bahasa
tertulis digunakan dalam berbagai ragam berita, seseorang. Senada dengan pendapat Pranowo
media massa, menulis karya ilmiah, dan dan dan Tarigan, Setyawati(2010:18)
sebagainya. Menulis merupakan pekerjaan menjelaskankesalahan berbahasa merupakan
pokok bagi semua akademisi, apalagi yang penggunaan bahasa baik secara lisan maupun
berada pada tingkat perguruaan tinggi. Menulis tulisan yang menyimpang dari faktor-faktor
merupakan bagian tugas akademik mahasiswa penentu berkomunikasi atau menyimpang dari
yang menjalankan program-program norma kemasyarakatan dan menyimpang dari
pendidikan. kaidah tata bahasa Indonesia.
Menulis karya ilmiah pada dasarnya Berdasarkan fenomena yang penulis
cara seorang ilmuwan berkomunikasi satu sama temukan, masih banyak kesalahan yang
lain. Komunikasi yang baik bisa membuat yang dilakukan mahasiswa dalam mengerjakan
diajak berkomunikasi mengerti apa yang tugas akademik yang diberikan dosen,
dimaksud oleh komunikator. Sama halnya terutama dalam menulis karya ilmiah,
penulis yang baik harus bisa membuat pembaca khususnya menulis makalah.
mengerti apa yang dimaksudkannya tanpa salh MenurutDepdiknas(2015:700)makalah
penafsiran. Dengan demikan, penulis harus lebih merupakan karya tulis lengkap, misalnya
dahulu memahami apa yang akan disampaikan laporan berita atau esai dalam majalah, surat
kepada pembaca sebelum menuangkan kabar dan sebagainya. Akan tetapi, makalah
gagasannya ke atas kertas. yang dimaksud dalam penelitian ini
Namun sayang, dalam ragam bahasa difokuskan pada makalah dalam yang
tulis masih banyak mahasiswa yang kurang menyajikan pemikiran dan mengikuti standar
memahami kaidah-kaidah penulisan ilmiah kaidah penulisan untuk dapat dipublikasi di
sehingga terkesan kacau-balau atau terdapat jurnal, baik jurnal nasional maupun
kesalahan dalam berbagai aspek kebahasaan. internasional. Alasan penulis memilih makalah
Bahasa tulis ilmiah berbeda dengan bahasa karena hampir seluruh dosen pada setiap
komunikasi sehari-hari karena menuntut semester memberikan tugas membuat sebuah
tanggung jawab moral dan intelektual. Penulisan makalah, terutama pada mata kuliah menulis,
ilmiah tersebut meliputi paper, makalah, menulis karya ilmiah, seminar dan metodolgi
makalah, laporan, jurnal, skripsi, tesis, dan penelitian bahasa Indonesia dan masih banyak
disertasi. Oleh karena itu, menulis karya ilmiah mata kuliah laiannya. Akan tetapi, mahasiswa

Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis dalamKumpulan Makalah Mahasiswa


Universitas Islam Riau
78
GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN 2338-0446
Volume 6, Nomor 2,Desember 2018 E-ISSN 2580-376X
terkesan main-main dalam mengerjakan tugas Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik
serta tidak memperhatikan kaidah penulisan. untuk meneliti “Analisis Kesalahan
Hal tersebut terbukti ketika penulis membaca Berbahasadalam Kumpulan Makalah
makalah yang dikerjakan mahasiswa, banyak Mahasiswa Uiversitas Islam Riau.”
terdapat kesalahan berbahasa yang penulis
temukan dalam berbagai aspek kebahasaan, METODOLOGI PENELITIAN
seperti pada aspek fonologi, morfologi, Penelitain ini mengguanakan metode
sintaksis, wacana, maupun semantik. Dari content analysis. Menurut Krippendorff dalam
beberapa aspek tersebut, kesalahan yang sering Alber(2018:57-58) metode analisis isi
muncul yaitu pada aspek ataupun tataran merupakan metode yang digunakan untuk
sintaksis baik bidang frasa maupun bidang mengungkapkan studi-studi terng pers dalam
kalimat, seperti di bawah ini: skala besar, penelitian sosiologis dan
Dengan mengucapkan puji syukur ke linguistik, terutama media mutakhir.
hadirat Tuhan YME maka selesailah Penelitaian analisis isi secara mendasar
penyusunan karya tulis ini. berorientasi empiris, bersifat menjelaskan,
berkaitan dengan gejala-gejala nyata dan
Berdasarkan data di atas, bertujuan predikatif dan serta cenderung
kalimattersebuttidak sesuai dengan aturan atau bersifat preskriptif. Menurut Sudaryanto
kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan tersebut (1993:62-63)penelitian preskriptif adalah
terjadi karena penyusunan kalimat yang tidak penelitian yang cenderung menitikberatkan
logis atau tidak masuk akal. kalimat di atas perhatiannya pada penggunaan bahasa yang
menyalahi logika karena pada kalimat tersebut dianggap baik dan benar saja. Penelitian
terkandung makna bahwa seolah-olah hanya preskriptif mempertimbangkan terlebih dahulu
dengan mengucapkan puji syukur, lalu karya benar salahnya pemakaian bahasa menurut
tulis itu selesai dengan sendirinya. Hal tersebut norma atau kriteria tertentu. Selanjutnya
merupakan suatu hal yang mustahil terjadi. (Kridalaksana, 2008:199)menjelaskan bahwa
Kesalahan kalimat di atas, termasuk kesalahan preskriptif bersangkutan dengan paham bahwa
tataran sintaksis bidang kalimat. ada standar mutlak mengenai betul-salah
Menurut Setyawati (2010:75- dalam bahasa dan bahwa tujuan analisis
102)kesalahan tataran sintaksis terdiri atas dua bahasa adalah menyusun norma-norma
bidang yaitu, kesalahan bidang frasa dan pemakaian bahasa. Penelitian preskriptif
keslahan bidang kalimat. Kesalahan bidang digunakan karena penulis ingin menganalisis
frasa dapat dianalisis berdasarkan klasifikasi secara akurat penerapan kaidah bahasa
kesalahan berbahasa antara lain, adanya Indonesia khususnya dalamkumpulan makalah
pengaruh bahasa daerah, penggunaan preposisi mahasiswa Universitas Islam Riau.
yang tidak tepat, kesalahan susunan kata, Teknik pengumpulan data yang
penggunaan unsur yang berlebihan atau digunakan dalam penelitian tentang analisis
mubazir, penggunaan bentuk superlatif yang kesalahan berbahasadalam dalamkumpulan
berlebihan, penjamakan yang ganda, dan makalah mahasiswa Universitas Islam Riau
penggunaan resiprokal yang tidak tepat. yaitu teknik dokumentasi dan hermeneutik,
Sementara itu, kesalahan bidang kalimat terdiri teknik ini merupakan teknik baca, catat, dan
atas, kalimat tidak bersubjek, tidak simpulkan. Teknik ini biasanya mempelajari
berpredikat, kalimat tidak bersubjek dan tidak naskah, maupun kajian sastra yang menelaah
berpredikat, penggandaan subjek, anatara sastra yang menelaah roman, novel, dan
predikat dan ojek yang tersisipi, kalimat yang cerpen (Hamidy, 2003:24).
tidak logis, kalimat yang ambiguitas, 1) Teknik dokumentasi yaitu kumpulan
penghilangan konjungsi, penggunaan makalah mahasiswa Universitas Islam
konjungsi yang berlebihan, urutan yang tidak Riau.
paralel, penggunaan istilah asing, dan 2) Teknik baca adalah teknik yang dilakukan
penggunaan kata tanya yang tidak perlu. dengan membaca dalam kumpulan

Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis dalamKumpulan Makalah Mahasiswa


Universitas Islam Riau
79
GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN 2338-0446
Volume 6, Nomor 2,Desember 2018 E-ISSN 2580-376X
makalah mahasiswa Universitas Islam Indonesia. Kesalahan tersebut terjadi karena
Riau.. penggunaan unsur yang berlebihan atau
3) Teknik catat adalah teknik yang dilakukan mubazir. Penggunaan unsur yang mubazir
dengan mencatat kesalahan frasa dan biasanya terjadi dalam pemakaian kata-kata
kalimat dalam kumpulan makalah yang mengandung makna yang sama atau
mahasiswa Universitas Islam Riau. bersinonim yang digunakan sekaligus dalam
4) Simpulan yaitu menyimpulkan hasil sebuah kalimat. Frasa menelaah, menganalisis,
analisis data kesalahan frasa dan kalimat mengulas pada data (2) mengandung makna
dalam kumpulan makalah mahasiswa yang sama dan bisa menggantikan posisi
Universitas Islam Riau. masing-masing kata dalam sebuah
kalimat.Menurut Depdiknas (2008:1160)
HASIL DAN PEMBAHASAN menelaah adalah mempelajari; meyeledik;
Berdasarkan pengumpulan data yang megkaji; memeriksa; dan menilik. Sementara
dilakukanpenulis tentang analisis kesalahan itu, menganalisis merupakan melakukan
berbahasa dalam kumpulan makalah analisis atau penyeledikan (Depdknas.
mahasiswa Universitas Islam Riau. Kesalahan 2008:44), sedangkan mengulas adalah
berbahasa tersebut sebagai berikut. mempelajari (menyelediki); menafsirkan
1. Kesalahan Berbahasa Tataran Frasa dalam (Depdiknas, 2008:1241). Dengan demikan,
dalam Kumpulan Makalah Mahasiswa kalimat pada data (2) dapat diperbaiki
Universitas Islam Riau menjadi,
a. Pengalaman yang banyak dalam
Data 1 menelaah karya sastra.
Mengetahui apa saja cara-cara b. Pengalaman yang banyak dalam
mengapresiasi karya sastra di Riau. menganalisis karya sastra.
Berdasarkan data (1) di atas, frasa apa c. Pengalaman yang banyak dalam
saja cara-cara tidak sesuai dengan aturan mengulas karya sastra.
atau kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan
tersebut terjadi karena penggunaan unsur yang Data 3
berlebihan atau mubazir. Penggunaan unsur Arus globalisasi yang sudah semaikin
yang mubazir biasanya terjadi dalam gencar masuk ke dalam budaya negara
pemakaian kata-kata yang mengandung makna ini.
yang sama atau bersinonim yang digunakan Berdasarkan data (3) di atas, frasa
sekaligus dalam sebuah kalimat. Frasa apa masuk ke dalam tidak sesuai dengan aturan
saja cara-cara pada data (1) mengandung atau kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan
makna yang sama untuk menjelaskan sesuatu tersebut terjadi karena penggunaan unsur yang
perkara.Menurut Depdiknas (2008:59)apa saja berlebihan atau mubazir. Penggunaan unsur
adalah sekalian (banyak) yang belum yang mubazir biasanya terjadi dalam
diketahui; segala sesuatu. Sementara itu, cara- pemakaian kata-kata yang mengandung makna
cara merupakan kata untuk menjelaskan yang sama atau bersinonim yang digunakan
ragam atau banyak jenis. Dengan demikan, sekaligus dalam sebuah kalimat. Frasa masuk
kalimat pada data (1) dapat diperbaiki ke dalam pada data (3) mengandung makna
menjadi, “Mengetahui apa saja cara yang sama dan bisa menggantikan posisi
mengapresiasi karya sastra di Riau”. masing-masing kata dalam sebuah
Data 2 kalimat.Menurut Depdiknas (2008:720) masuk
Pengalaman yang banyak dalam adalah datang (pergi) ke dalam (ruanagan;
menelaah, menganalisis, mengulas kamar; lingkungan; dan sebagainya) adalah
karya sastra. untuk (kepentingan). Sementara itu, ke dalam
Berdasarkan data (2) di atas, frasa merupakan kata depan untuk menandai tempat
menelaah, menganalisis, mengulas tidak yang mengandung isi (masuk). Dengan
sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa

Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis dalamKumpulan Makalah Mahasiswa


Universitas Islam Riau
80
GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN 2338-0446
Volume 6, Nomor 2,Desember 2018 E-ISSN 2580-376X
demikan, kalimat pada data (3) dapat digemari (Depdiknas, 2008:1098). Dengan
diperbaiki menjadi, demikan, kalimat pada data (5) dapat
a. Namun, “Buku Arus globalisasi yang diperbaiki menjadi,
sudah semaikin gencar masuk budaya a. Karya sastra dapat digemari karya
negara ini. tersebut.
b. Arus globalisasi yang sudah semaikin b. Karya sastra dapat disukai karya
gencar ke dalam budaya negara ini. tersebut.

Data 4 Data 6
Para mahasiswa Jurusan Pendidikan Menurut Lubbock (1967:17)
Bahasa dan Sastra Indonesia. mengatakan, “Sudut Pandang adalah
Berdasarkan data (4) di atas, frasa sarana terjadinya koherensi dan
para mahasiswa tidak sesuai dengan aturan kejelasan penyajian cerita.
atau kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan
tersebut terjadi karena penggunaan unsur yang Berdasarkan data (6) di atas, frasa
berlebihan atau mubazir. Penggunaan unsur Menurut Lubbock(1967:17) mengatakan tidak
yang mubazir biasanya terjadi dalam sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa
pemakaian kata-kata yang mengandung makna Indonesia. Kesalahan tersebut terjadi karena
yang sama atau bersinonim yang digunakan penggunaan unsur yang berlebihan atau
sekaligus dalam sebuah kalimat. Frasa para mubazir. Penggunaan unsur yang mubazir
mahasiswa pada data (4) mengandung makna biasanya terjadi dalam pemakaian kata-kata
yang sama dan bisa menggantikan posisi yang mengandung makna yang sama atau
masing-masing kata dalam sebuah bersinonim yang digunakan sekaligus dalam
kalimat.Menurut Depdiknas (2008:828) para sebuah kalimat. Frasa Menurut
adalah kata penyerta yang menyatakan Lubbock(1967:17) mengatakan pada data (6)
penagacuan ke kelompok (banyak). Sementara mengandung makna yang sama dan bisa
itu, mahasiswa merupakan kumpulan orang menggantikan posisi masing-masing kata
pada perguruan tinggi (banyak).Dengan dalam sebuah kalimat.Menurut Depdiknas
demikan, kalimat pada data (4) dapat (2008:1229) menurut adalah dikatakan;
diperbaiki menjadi, Mahasiswa Jurusan disetujui, berdasarkan. Sementara itu,
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. mengatakan merupakan meyebutkan;
menuturkan; memberitahukan; menceritakan
Data 5 (Depdiknas, 2008:514). Dengan demikan,
Karya sastra dapat digemari dan kalimat pada data (6) dapat diperbaiki
disukai karya tersebut. menjadi,
Berdasarkan data (5) di atas, frasa a. Menurut Lubbock(1967:17)
digemari dan disukai tidak sesuai dengan ,“Sudut Pandang adalah sarana
aturan atau kaidah bahasa Indonesia. terjadinya koherensi dan kejelasan
Kesalahan tersebut terjadi karena penggunaan penyajian cerita.
unsur yang berlebihan atau mubazir. b. Lubbock(1967:17) mengatakan,
Penggunaan unsur yang mubazir biasanya “Sudut Pandang adalah sarana
terjadi dalam pemakaian kata-kata yang terjadinya koherensi dan kejelasan
mengandung makna yang sama atau penyajian cerita.
bersinonim yang digunakan sekaligus dalam
sebuah kalimat. Frasa digemari dan disukai Data 7
pada data (5) mengandung makna yang sama Banyak orang-orang yang tidak
dan bisa menggantikan posisi masing-masing memahami, namun menikmati hasil
kata dalam sebuah kalimat.Menurut Depdiknas karyanya.
(2008:349) digemari adalah suka sekali.
Sementara itu, disukai merupakan disenangi;

Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis dalamKumpulan Makalah Mahasiswa


Universitas Islam Riau
81
GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN 2338-0446
Volume 6, Nomor 2,Desember 2018 E-ISSN 2580-376X
Berdasarkan data (7) di atas, frasa a. Sebelum mengetahui perbedaan
Banyak orang-orang tidak sesuai dengan antara dialektologi dengan
aturan atau kaidah bahasa Indonesia. sosiolinguistik, kita harus
Kesalahan tersebut terjadi karena penggunaan mengetahui apa yang dimaksud
unsur yang berlebihan atau mubazir. denagn dialektologi dan
Penggunaan unsur yang mubazir biasanya sosiolinguistik.
terjadi dalam pemakaian kata-kata yang b. Untuk mengetahui perbedaan
mengandung makna yang sama atau antara dialektologi dengan
bersinonim yang digunakan sekaligus dalam sosiolinguistik, terlebih dahulu
sebuah kalimat. Frasa Banyak orang-orang kita harus mengetahui apa yang
pada data (7) mengandung makna yang sama dimaksud denagn dialektologi dan
dan bisa menggantikan posisi masing-masing sosiolinguistik
kata dalam sebuah kalimat.Menurut Depdiknas Data 9
(2008:106) banyak adalah besar jumlahnya; Di bidang sintaksis, perbedaan adalah
tidak sedikit. Sementara itu, orang-orang bentuk struktur kalimat atau frase.
merupakan kata ulang yang menyatakan Berdasarkan data (9) di atas, frasa di
banyak orang. Dengan demikan, kalimat pada bidang sintaksis tidak sesuai dengan aturan
data (7) dapat diperbaiki menjadi, atau kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan
a. Banyak orang yang tidak tersebut terjadi karena penggunaan preposisi
memahami, namun menikmati yang tidak tepat. Penggunaan preposisi yang
hasil karyanya. tidak tepat terjadi pada pemakaian frasa
b. Orang-orang yang tidak preposisional. Penggunaan preposisi di-
memahami, namun menikmati merujuk tempat, arah dan waktu, sedangkan
hasil karyanya. kata bidang sintaksis merupakan kajian
Data 8 kalimat atau pengelompokan sintaksis. Jadi,
Sebelum mengetahui perbedaan antara preposisi di- pada frasa di bidang sintaksis
dialektologi dengan sosiolinguistik, pada data (9) lebih tepat menggunakan
terlebih dahulu kita harus mengetahui preposisi menunjukkan posisi di atas atau di
apa yang dimaksud denagn dalam hubungan atas atau hubungan dengan
dialektologi dan sosiolinguistik. yaitu pada. frasa di bidang sintaksis pada data
(9) seharusnya ditulis pada bidang sintaksis.
Berdasarkan data (8) di atas, frasa Menurut Depdiknas (2008:808) pada
sebelum terlebih dahulu tidak sesuai dengan menunjukkan posisi di atas atau di dalam
aturan atau kaidah bahasa Indonesia. hubungan atas atau hubungan dengan.
Kesalahan tersebut terjadi karena penggunaan Sementara itu, kepada merupakan kata depan
unsur yang berlebihan atau mubazir. untuk menandai tujuan orang. Dengan
Penggunaan unsur yang mubazir biasanya demikan, kalimat pada data (9) dapat
terjadi dalam pemakaian kata-kata yang diperbaiki menjadi, “Pada bidang
mengandung makna yang sama atau sintaksis,perbedaan adalah bentuk struktur
bersinonim yang digunakan sekaligus dalam kalimat atau frase.”
sebuah kalimat. Frasa sebelum terlebih dahulu
pada data (8) mengandung makna yang sama Data 10
dan bisa menggantikan posisi masing-masing Tunjuk ajar dalam pantun Melayu
kata dalam sebuah kalimat.Menurut Depdiknas adalah acuan dan pedoman bagaimana
(2008:129) sebelum adalah semasih belum; cara ajaran, petunjuk isi yang
lebih dahulu. Sementara itu, lebih dahulu terkandung di dalam pantun Melayu
merupakan sebelumnya. Dengan demikan, itu sendiri.
kalimat pada data (8) dapat diperbaiki Berdasarkan data (10) di atas, frasa
menjadi, acuan dan pedoman tidak sesuai dengan aturan
atau kaidah bahasa Indonesia. Kesalahan

Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis dalamKumpulan Makalah Mahasiswa


Universitas Islam Riau
82
GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN 2338-0446
Volume 6, Nomor 2,Desember 2018 E-ISSN 2580-376X
tersebut terjadi karena penggunaan unsur yang a. Penelitian yang berjudul Tunjuk
berlebihan atau mubazir. Penggunaan unsur ajar dalam Pantun Melayu pada
yang mubazir biasanya terjadi dalam karya Tenas Effndy ini termasuk
pemakaian kata-kata yang mengandung makna ruang kritik sastra.
yang sama atau bersinonim yang digunakan b. Penelitian yang berjudul Tunjuk
sekaligus dalam sebuah kalimat. Frasa acuan ajar dalam Pantun Melayu pada
dan pedoman pada data (10) mengandung karya Tenas Effndy ini ke dalam
makna yang sama dan bisa menggantikan ruang kritik sastra.
posisi masing-masing kata dalam sebuah Data 12
kalimat.Menurut Depdiknas (2008:5) acuan Menurut Abidin (2010:3) menjelaskan
adalah rujukan; referensi. Sementara itu, bahwa fungsi utama bahasa adalah .....
pedoman merupakan petunjuk. Dengan
demikan, kalimat pada data (10) dapat Berdasarkan data (12) di atas, frasa
diperbaiki menjadi, menurut Abidin(2010:3) menjelaskan tidak
a. Tunjuk ajar dalam pantun Melayu sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa
adalah acuan bagaimana cara ajaran, Indonesia. Kesalahan tersebut terjadi karena
petunjuk isi yang terkandung di dalam penggunaan unsur yang berlebihan atau
pantun Melayu itu sendiri. mubazir. Penggunaan unsur yang mubazir
b. Tunjuk ajar dalam pantun Melayu biasanya terjadi dalam pemakaian kata-kata
adalah pedoman bagaimana cara yang mengandung makna yang sama atau
ajaran, petunjuk isi yang terkandung di bersinonim yang digunakan sekaligus dalam
dalam pantun Melayu itu sendiri sebuah kalimat. Frasa menurut Abidin(2010:3)
menjelaskan pada data (12) mengandung
Data 11 makna yang sama dan bisa menggantikan
Penelitian yang berjudul Tunjuk ajar posisi masing-masing kata dalam sebuah
dalam Pantun Melayu pada karya kalimat.Menurut Depdiknas (2008:1129)
Tenas Effndy ini termasuk ke dalam menurut adalah dikatakan; disetujui,
ruang kritik sastra. berdasarkan. Sementara itu, menjelaskan
merupakan menguraikan; menerangkan
Berdasarkan data (11) di atas, (Depdiknas, 2008:465). Dengan demikan,
frasafrasa termasuk ke dalam tidak sesuai kalimat pada data (12) dapat diperbaiki
dengan aturan atau kaidah bahasa Indonesia. menjadi,
Kesalahan tersebut terjadi karena penggunaan a. Menurut Abidin (2010:3)fungsi
unsur yang berlebihan atau mubazir. utama bahasa adalah .....
Penggunaan unsur yang mubazir biasanya b. Abidin (2010:3) menjelaskan
terjadi dalam pemakaian kata-kata yang bahwa fungsi utama bahasa adalah
mengandung makna yang sama atau .....
bersinonim yang digunakan sekaligus dalam Data 13
sebuah kalimat. Frasa termasuk ke dalam pada Menurut Pritchard(1988:467)
data (11) mengandung makna yang sama dan mendefinisikan karakter sebagai
bisa menggantikan posisi masing-masing kata sesuatu yang berkaitan dengan
dalam sebuah kalimat.Menurut Depdiknas kebiasaan hidup .....
(2008:720) masuk adalah datang (pergi) ke
dalam (ruangan; kamar; lingkungan; dan Berdasarkan data (13) di atas, frasa
sebagainya) adalah untuk (kepentingan). menurut Pritchard(1988:467) mendefinisikan
Sementara itu, ke dalam merupakan kata tidak sesuai dengan aturan atau kaidah bahasa
depan untuk menandai tempat yang Indonesia. Kesalahan tersebut terjadi karena
mengandung isi (masuk). Dengan demikan, penggunaan unsur yang berlebihan atau
kalimat pada data (11) dapat diperbaiki mubazir. Penggunaan unsur yang mubazir
menjadi, biasanya terjadi dalam pemakaian kata-kata

Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis dalamKumpulan Makalah Mahasiswa


Universitas Islam Riau
83
GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN 2338-0446
Volume 6, Nomor 2,Desember 2018 E-ISSN 2580-376X
yang mengandung makna yang sama atau 2. Kesalahan Berbahasa Tataran
bersinonim yang digunakan sekaligus dalam Kalimatdalam dalam Kumpulan Makalah
sebuah kalimat. Frasa menurut Mahasiswa Universitas Islam Riau
Pritchard(1988:467) mendefinisikan pada data
(13) mengandung makna yang sama dan bisa Data 1
menggantikan posisi masing-masing kata Dari televisi mereka mengenal sebuah
dalam sebuah kalimat.Menurut Depdiknas bentuk campuran antara berita dan
(2008:1229) menurut adalah dikatakan; drama.
disetujui, berdasarkan. Sementara itu,
mendefinisikan merupakan memberikan Berdasarkan data (1), kalimat di atas
defenisi (Depdiknas, 2008:244). Dengan termasuk kesalahan bidang kalimat tidak
demikan, kalimat pada data (13) dapat bersubjek. Kalimat tersebut tidak jelas atau
diperbaiki menjadi, kabur karena subjek kalimat aktif didahului
a. Menurut Pritchard(1988:467) preposisi dari. Oleh karena itu, kalimat di atas
karakter sebagai sesuatu yang seharusnya diperbaiki dengan cara, jika ingin
berkaitan dengan kebiasaan hidup tetap mempertahankan preposisi mendahului
..... subjek, maka predikat diubah menjadi pasif.
b. Pritchard(1988:467) Sementara itu, jika menghendaki predikat tetap
mendefinisikan karakter sebagai dalam bentuk aktif, maka preposisi yang
sesuatu yang berkaitan dengan mendahului subjek harus dihilangkan atau
kebiasaan hidup ..... posisi preposisi diubah. Dengan demikan,
Data 14 kalimat pada data (1) dapat diperbaiki
Dengan banyaknya dialek-dialek menjadi,
bahasa dari berbagi daerah dapat lebih a. Dari televisi mereka dikenalkan
memperkaya bahasa kita sendiri. sebuah bentuk campuran antara berita
Berdasarkan data (14) di atas, frasa dan drama. (pasif)
Banyakya dialek-dialek tidak sesuai dengan b. Mereka mengenal sebuah bentuk
aturan atau kaidah bahasa Indonesia. campuran antara berita dan drama dari
Kesalahan tersebut terjadi karena penggunaan televisi. (aktif)
unsur yang berlebihan atau mubazir.
Penggunaan unsur yang mubazir biasanya Data 2
terjadi dalam pemakaian kata-kata yang Sudut pandang adalah cara bagaimana
mengandung makna yang sama atau penulis menempatkan dirinya pada
bersinonim yang digunakan sekaligus dalam cerita.
sebuah kalimat. Frasa Banyakya dialek-dialek Berdasarkan data (2), kalimat di atas
pada data (14) mengandung makna yang sama termasuk kesalahan bidang kalimat
dan bisa menggantikan posisi masing-masing penggunaan kata tanya yang tidak perlu.
kata dalam sebuah kalimat.Menurut Depdiknas Kalimat tersebut tidak tepat karena
(2008:106) banyak adalah besar jumlahnya; menggunakan kata tanya bagaimana, kata
tidak sedikit. Sementara itu, dialek-dialek tanya tidak berfungsi sebagai penghubung
merupakan kata ulang yang menyatakan dalam sebuah kalimat berita. Akan tetapi, kata
banyak dialek. Dengan demikan, kalimat pada tanya bagaimana berfungsi untuk
data (14) dapat diperbaiki menjadi, menanyakan cara, perbuatan, akibat suatu
a. Dengan banyaknya dialek bahasa tindakan, dan sebagainya. Oleh karena itu,
dari berbagai daerah dapat lebih kalimat di atas seharusnya diperbaiki dengan
memperkaya bahasa kita sendiri. cara menghilangkan kata tanya pada kalimat
b. Dengan dialek-dialek bahasa dari tersebut. Dengan demikan, kalimat pada data
berbagai daerah dapat lebih (2) dapat diperbaiki menjadi, “Sudut pandang
memperkaya bahasa kita sendiri. adalah cara penulis menempatkan dirinya pada
cerita”.

Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis dalamKumpulan Makalah Mahasiswa


Universitas Islam Riau
84
GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN 2338-0446
Volume 6, Nomor 2,Desember 2018 E-ISSN 2580-376X
dengan baik. Karena dengan penulisan
Data 3 yang baik dapat melancarkan
Pengertian sudut pandang menurut para persyaratan-persyaratan sidang nanti.
ahli ada 3 macam menurut Baldic,
Lubbock, dan Booth memiliki pengertian Berdasarkan data (5), kalimat di atas
sudut pandang yang berada dari para termasuk kesalahan bidang kalimat tidak
ahlinya. Dan juga terdapat hakikat, bersubjek dan tidak berpredikat (kalimat
pentingnya, dan penekanan sudut pandang buntung). Kalimat tersebut dipenggal serta
yang sudah pasti dalam suatu cerita. masih mempunyai hubungan gantung dengan
kalimat sebelumnya. Sesuai dengan kaidah
Berdasarkan data (3), kalimat di atas bahasa Indonesia, kalimat tunggal tidak boleh
termasuk kesalahan bidang kalimat tidak diawali konjungsi karena. Dengan demikan,
bersubjek dan tidak berpredikat (kalimat kalimat pada data (5) dapat diperbaiki
buntung). Kalimat tersebut dipenggal serta menjadi, “Seorang mahasiswa harus
masih mempunyai hubungan gantung dengan mengetahui perbedaannya agar dapat menulis
kalimat sebelumnya. Sesuai dengan kaidah karya ilmiah maupun penulisan skripsi dengan
bahasa Indonesia, kalimat tunggal tidak boleh baik karena dengan penulisan yang baik dapat
diawali konjungsi dan. Dengan demikan, melancarkan persyaratan-persyaratan sidang
kalimat pada data (3) dapat diperbaiki nanti”.
menjadi, “Pengertian sudut pandang menurut Data 6
para ahli ada 3 macam, menurut Baldic, Kepada pembaca dapat menambah
Lubbock, dan Booth memiliki pengertian wawasan yang lebih luas tentang balai
sudut pandang yang berada dari para ahlinya pustaka dan angkatan 45.
dan juga terdapat hakikat, pentingnya, dan Berdasarkan data (6), kalimat di atas
penekanan sudut pandang yang sudah pasti termasuk kesalahan bidang kalimat tidak
dalam suatu cerita”. bersubjek. Kalimat tersebut tidak jelas atau
kabur karena subjek kalimat aktif didahului
Data 4 preposisi kepada. Oleh karena itu, kalimat di
Di mana terdapat perbedaan atas seharusnya diperbaiki dengan cara, jika
topik,tema, dan judul. ingin tetap mempertahankan preposisi
mendahului subjek, maka predikat diubah
Berdasarkan data (4), kalimat di atas menjadi pasif. Sementara itu, jika
termasuk kesalahan bidang kalimat menghendaki predikat tetap dalam bentuk
penggunaan kata tanya yang tidak perlu. aktif, maka preposisi yang mendahului subjek
Kalimat tersebut tidak tepat karena harus dihilangkan atau posisi preposisi diubah.
menggunakan kata tanya di mana, kata tanya Dengan demikan, kalimat pada data (6) dapat
tidak berfungsi sebagai penghubung dalam diperbaiki menjadi,” Pembaca dapat
sebuah kalimat berita. Akan tetapi, kata tanya menambah wawasan yang lebih luas tentang
di mana berfungsi untuk menerangkan balai pustaka dan angkatan 45.
tempat. Oleh karena itu, kalimat di atas
seharusnya diperbaiki dengan cara Data 7
menghilangkan kata tanya pada kalimat Dalam masyarakat dan mahasiswa
tersebut. Dengan demikan, kalimat pada data yang belum mengerti tentang
(4) dapat diperbaiki menjadi, “Terdapat perbedaan dan pengertian tersebut.
perbedaan topik,tema, dan judul.”.
Berdasarkan data (7), kalimat di atas
Data 5 termasuk kesalahan bidang kalimat tidak
Seorang mahasiswa harus mengetahui bersubjek. Kalimat tersebut tidak jelas atau
perbedaannya agar dapat menulis kabur karena subjek kalimat aktif didahului
karya ilmiah maupun penulisan skripsi preposisi dalam. Oleh karena itu, kalimat di

Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis dalamKumpulan Makalah Mahasiswa


Universitas Islam Riau
85
GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN 2338-0446
Volume 6, Nomor 2,Desember 2018 E-ISSN 2580-376X
atas seharusnya diperbaiki dengan cara, jika adalah bentuk struktur kalimat atau frase dan
ingin tetap mempertahankan preposisi di bidang semantik, perbedaan dalam bentuk
mendahului subjek, maka predikat diubah makna”.
menjadi pasif. Sementara itu, jika
menghendaki predikat tetap dalam bentuk Data 10
aktif, maka preposisi yang mendahului subjek Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
harus dihilangkan atau posisi preposisi diubah. Maha Esa atas segala rahmatnya
Dengan demikan, kalimat pada data (7) dapat sehingga makalah ini dapat tersusun
diperbaiki menjadi, hingga selesai.
a. Perbedaan dan pengertian tersebut
belum dimengerti dalam masyarakat Berdasarkan data (10), kalimat di atas
dan mahasiswa. (pasif) termasuk kesalahan bidang kalimat yang tidak
b. Masyarakat dan mahasiswa belum logis atau tidak masuk akal. Hal tersbut terjadi
mengerti tentang perbedaan dan karena penulis kurang berhati-hati dalam
pengertian tersebut. (aktif) memilih kata. Pada kalimat di atas
ketidaklogisan terletak pada makna kata
Data 8 sehingga makalah ini dapat tersusun, seolah-
Dalammasyarakat dan mahasiswa olah dengan hanya bersyukur makalah bisa
yang belum mengerti tentang langsung selesai. Dengan demikan, kalimat
perbedaan dan pengertian tersebut. pada data (10) dapat diperbaiki menjadi,
“Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat
Berdasarkan data (8), kalimat di atas Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya
termasuk kesalahan bidang kalimat tidak penyusunan makalah ini ”.
berpredikat. Kalimat tersebut tidak jelas atau
kabur karena belum berpredikat, hal tersebut Data 11
disebabkan penggunaan kata yang. Oleh Bahasa merupakan suatu alat yang
karena itu, kalimat di atas seharusnya disampaikan seseorang kepada orang
diperbaiki dengan cara menghilangkan kata lain agar bisa mengetahui apa yang
yang sehingga menghasilkan kalimat yang menjadi maksud dan tujuannya.
mengandung subjek dan predikat. Dengan
demikan, kalimat pada data (8) dapat Berdasarkan data (11), kalimat di atas
diperbaiki menjadi, “Masyarakat dan termasuk kesalahan bidang kalimat urutan
mahasiswa belum mengerti tentang perbedaan tidak paralel atau tidak sejajar.
dan pengertian tersebut”. Ketidaksejajaran tersebut terletak pada kata
disampaikan verba pasif yang disandingkan
Data 9 dengan kata mengetahui verba aktif. Jika unsur
Dibidang sintaksis, perbedaan adalah pertama verba pasif disampaikan, unsur
bentuk struktur kalimat atau frase. berikutnya juga berupa verba pasif diketahui.
Dan di bidang semantik, perbedaan Begitu juga sebaliknya, jika unsur pertama
dalam bentuk makna. verba aktif menyampaikan, unsur berikutnya
Berdasarkan data (9), kalimat di atas juga berupa verba aktif mengetahui. Dengan
termasuk kesalahan bidang kalimat tidak demikan, kalimat pada data (11) dapat
bersubjek dan tidak berpredikat (kalimat diperbaiki menjadi,
buntung). Kalimat tersebut dipenggal serta a. Bahasa merupakan suatu alat yang
masih mempunyai hubungan gantung dengan disampaikan seseorang kepada orang
kalimat sebelumnya. Sesuai dengan kaidah lain agar bisa diketahui maksud dan
bahasa Indonesia, kalimat tunggal tidak boleh tujuannya. (pasif)
diawali konjungsi dan. Dengan demikan, b. Bahasa merupakan suatu alat untuk
kalimat pada data (9) dapat diperbaiki menyampaikan informasi kepada
menjadi, “Dibidang sintaksis, perbedaan

Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis dalamKumpulan Makalah Mahasiswa


Universitas Islam Riau
86
GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN 2338-0446
Volume 6, Nomor 2,Desember 2018 E-ISSN 2580-376X
orang lain agar bisa mengetahui bahasa Indonesia, kalimat tunggal tidak boleh
maksud dan tujuannya. (aktif) diawali konjungsi kemudian. Dengan demikan,
kalimat pada data (13) dapat diperbaiki
Data 12 menjadi, “Fonetik adalah bidang linguistik
Sebelum kita membicarakan kedua yang mempelajari bunyi bahasa tanpa
cabang fonologi itu secara luas, perlu memperhatikan apakah bunyi tersebut
kiranya diketahui terlebih dahulu mempunyai fungsi pembeda makna atau tidak,
bahwa ada pakar yang menggunakan kemudian menurut urutan terjadi bunyi bahasa
istilah fonologi untuk pengertian di dibedakan tiga jenis”.
sini kita sebut fonemik.
Data 14
Berdasarkan data (12), kalimat di atas Bunyi-bunyi itu diselidiki bunyi
termasuk kesalahan bidang kalimat urutan frekuensi getarannya, amplitudonya,
tidak paralel atau tidak sejajar. intensitasnya, dan timbrenya.
Ketidaksejajaran tersebut terletak pada kata Sedangkan fonetik auditoris
membicarakan verba aktif yang disandingkan mempelajari bagaimana mekanisme
atau dikontraskan dengan kata diketahui verba penerimaan bunyi bahasa itu oleh
pasif. Jika unsur pertama verba pasif telinga kita.
dibicarakan, unsur berikutnya juga berupa
verba pasif diketahui. Begitu juga sebaliknya, Berdasarkan data (14), kalimat di atas
jika unsur pertama verba aktif membicarakan, termasuk kesalahan bidang kalimat tidak
unsur berikutnya juga berupa verba aktif bersubjek dan tidak berpredikat (kalimat
mengetahui. Dengan demikan, kalimat pada buntung). Kalimat tersebut dipenggal serta
data (12) dapat diperbaiki menjadi, masih mempunyai hubungan gantung dengan
a. Sebelum kita membicarakan kedua kalimat sebelumnya. Sesuai dengan kaidah
cabang fonologi itu secara luas, perlu bahasa Indonesia, kalimat tunggal tidak boleh
kiranya mengetahui ada pakar yang diawali konjungsi sedangkan. Dengan
menggunakan istilah fonologi untuk demikan, kalimat pada data (14) dapat
pengertian fonemik. (aktif) diperbaiki menjadi, “Bunyi-bunyi itu diselidiki
b. Perlu kiranya diketahui ada pakar yang bunyi frekuensi getarannya, amplitudonya,
menggunakan istilah fonologi untuk intensitasnya, dan timbrenya, sedangkan
pengertian fonemik, sebelum fonetik auditoris mempelajari bagaimana
dibicarakan kedua cabang fonologi itu mekanisme penerimaan bunyi bahasa itu oleh
secara luas. (pasif) telinga kita.”.

Data 13 Data 15
Fonetik adalah bidang linguistik yang Walaupun berpantun tidak menjadi
mempelajari bunyi bahasa tanpa kewajiban bagi masyarakat Melayu,
memperhatikan apakah bunyi tersebut tetapi karena banyak digunakan
mempunyai fungsi pembeda makna meyebabkan orang merasa memiliki
atau tidak. Kemudian menurut urutan dan berupaya agar mampu berpantun.
terjadi bunyi bahasa dibedakan tiga
jenis. Berdasarkan data (15), kalimat di atas
termasuk kesalahan bidang kalimat .
Berdasarkan data (13), kalimat di atas penggunaan yang berlebihan. Hal tersebut
termasuk kesalahan bidang kalimat tidak terjadi karena penulis kurang berhati-hati
bersubjek dan tidak berpredikat (kalimat dalam penggunaan konjungsi. Pada kalimat di
buntung). Kalimat tersebut dipenggal serta atas terjadi kesalahan karena dua kaidah
masih mempunyai hubungan gantung dengan bahasa bersilang dan bergabung dalam sebuah
kalimat sebelumnya. Sesuai dengan kaidah kalimat atau penulis tidak menyadari

Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis dalamKumpulan Makalah Mahasiswa


Universitas Islam Riau
87
GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN 2338-0446
Volume 6, Nomor 2,Desember 2018 E-ISSN 2580-376X
menggunakan padanan yang tidak serasi, yaitu dilakukan verba pasif yang disandingkan atau
penggunaan dua konjungsi sekaligus yaitu dikontraskan dengan kata menanggulangi
konjungsi walaupun dan tetapi. Seharusnya verba aktif. Jika unsur pertama verba pasif
konjungsi yang digunakan salah satu saja . dilakukan, unsur berikutnya juga berupa verba
Dengan demikan, kalimat pada data (15) dapat pasif ditanggulangi. Begitu juga sebaliknya,
diperbaiki menjadi, jika unsur pertama verba aktif melakukan,
a. Walaupun berpantun tidak unsur berikutnya juga berupa verba aktif
menjadi kewajiban bagi menanggulangi. Dengan demikan, kalimat
masyarakat Melayu, banyak orang pada data (17) dapat diperbaiki menjadi,
merasa memiliki dan berupaya “Untuk itu, perlu melakukan berbagai cara
agar mampu berpantun. dalam menanggulangi masalah ini”.
b. Berpantun tidak menjadi
kewajiban bagi masyarakat Data 18
Melayu, tetapi banyak orang Marilah kita meningkat kesadaran diri
merasa memiliki dan berupaya untk membaca. Karena membaca akan
agar mampu berpantun. memberikan kita manfaat yang sangat
besar. Serta perlunya dorongan dari
Data 16 berbagai pihak....
Kebanyakan dari mereka lebih
memilih untuk bermain game, pergi ke Berdasarkan data (18), kalimat di atas
warnet, atau sekedar jalan-jalan termasuk kesalahan bidang kalimat tidak
bersama teman keluar rumah. Tapi, bersubjek dan tidak berpredikat (kalimat
masih ada juga sebagian dari mereka buntung). Kalimat tersebut dipenggal serta
yang menanam sikap gemar membaca. masih mempunyai hubungan gantung dengan
kalimat sebelumnya. Sesuai dengan kaidah
Berdasarkan data (16), kalimat di atas bahasa Indonesia, kalimat tunggal tidak boleh
termasuk kesalahan bidang kalimat tidak diawali konjungsi karena dan konjungsi serta.
bersubjek dan tidak berpredikat (kalimat Dengan demikan, kalimat pada data (18) dapat
buntung). Kalimat tersebut dipenggal serta diperbaiki menjadi, “Marilah kita meningkat
masih mempunyai hubungan gantung dengan kesadaran diri untk membaca, karena
kalimat sebelumnya. Sesuai dengan kaidah membaca akan memberikan kita manfaat yang
bahasa Indonesia, kalimat tunggal tidak boleh sangat besar serta perlunya dorongan dari
diawali konjungsi tapi. Dengan demikan, berbagai pihak....”.
kalimat pada data (16) dapat diperbaiki
menjadi, “Kebanyakan dari mereka lebih Data 19
memilih untuk bermain game, pergi ke warnet, Dengan banyaknya dialek-dialek
atau sekedar jalan-jalan bersama teman keluar bahasa dari berbagi daerah dapat lebih
rumah, tetapi masih ada juga sebagian dari memperkaya bahasa kita sendiri. Dan
mereka yang menanam sikap gemar untuk lebih memperkokoh ciri khas
membaca”. dari daerah tersebut. Tetapi dengan
bahasa Indonesia .....
Data 17 Berdasarkan data (19), kalimat di atas
Untuk itu, perlu dilakukan berbagai termasuk kesalahan bidang kalimat tidak
cara dalam menanggulangi masalah bersubjek dan tidak berpredikat (kalimat
ini. buntung). Kalimat tersebut dipenggal serta
masih mempunyai hubungan gantung dengan
Berdasarkan data (17), kalimat di atas kalimat sebelumnya. Sesuai dengan kaidah
termasuk kesalahan bidang kalimat urutan bahasa Indonesia, kalimat tunggal tidak boleh
tidak paralel atau tidak sejajar. diawali konjungsi dan dan konjungsi tetapi.
Ketidaksejajaran tersebut terletak pada kata Dengan demikan, kalimat pada data (19) dapat

Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis dalamKumpulan Makalah Mahasiswa


Universitas Islam Riau
88
GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN 2338-0446
Volume 6, Nomor 2,Desember 2018 E-ISSN 2580-376X
diperbaiki menjadi, “Dengan banyaknya seperti di bidang.Semantara itu, adanya
dialek-dialek bahasa dari berbagi daerah dapat pengaruh bahasa daerah, kesalahan
lebih memperkaya bahasa kita sendiri dan susunan kata, penggunaan bentuk
untuk lebih memperkokoh ciri khas dari superlatif yang berlebihan, penjamakan
daerah tersebut, tetapi dengan bahasa yang ganda, dan penggunaan resiprokal
Indonesia .....”. yang tidak tepat tidak ditemukan.
2. Kesalahan berbahasa dalam kumpulan
Data 20 makalah mahasiswa Universitas Islam
Secara tidak langsung juga akan Riau terdapat kesalahan berbahasa
mengurangi rasa nasionalisme yang dalam bidang kalimat di antaranya,
tertanam pada diri mereka. Sehingga kalimat tidak bersubjek seperti
benteng pertahanan selama ini ..... penggunaan kata dari, kepada, dalam ,
Berdasarkan data (20), kalimat di atas kalimat tidak berpredikat seperti
termasuk kesalahan bidang kalimat tidak penggunana kata yang, kalimat tidak
bersubjek dan tidak berpredikat (kalimat bersubjek dan tidak berpredikat/kalimat
buntung). Kalimat tersebut dipenggal serta buntung seperti penggunaan kata dan,
masih mempunyai hubungan gantung dengan karena, kemudian, sedangkan, tapi,
kalimat sebelumnya. Sesuai dengan kaidah serta, tetapi dan sehingga., kalimat yang
bahasa Indonesia, kalimat tunggal tidak boleh tidak logis seperti Puji syukur kehadirat
diawali konjungsi sehingga. Dengan demikan, Tuhan Yang Maha Esa atas
kalimat pada data (20) dapat diperbaiki segalarahmatnya sehingga makalah ini
menjadi, “Secara tidak langsung juga akan dapat tersusun hingga selesai,
mengurangi rasa nasionalisme yang tertanam penggunaan konjungsi yang berlebihan
pada diri mereka, sehingga benteng pertahanan seperti penggunaan kata walaupun dan
selama ini .....”. tetapi, urutan yang tidak paralel seperti
penggunaan kata disampaikan dan
SIMPULAN mengetahui, membicarakan dan
Berdasarkan analisis data, kesalahan diketahui, dilakukan dan
berbahasa dalam kumpulan makalah mahasiswa menanggulangi penggunaan istilah
Universitas Islam Riau terdiri atas: asing, dan penggunaan kata tanya yang
tidak perlu seperti bagaimana, Dimana.
1. Kesalahan berbahasa dalam dalam Sementara itu, penggandaan subjek,
kumpulan makalah mahasiswa antara predikat dan objek yang tersisipi,
Universitas Islam Riau terdapat kalimat ambiguitas,dan penghilangan
kesalahan berbahasa dalam bidang frasa konjungsi tidak ditemukan.
di antaranya, kesalahan penggunaan
unsur yang berlebihan atau mubazirdan REFERENSI
penggunaan preposisi yang tidak Alber. 2018. " Analisis Kesalahan Penggunaan
tepat.Kesalahan penggunaan unsur yang Frasa pada Tajuk Rencana Surat Kabar
berlebihan atau mubazir di antaranya, Kompas". Jurnal Madah, Vol. 9 No.1.
apa saja cara-cara, menelaah, Pekanbaru: Balai Bahasa Provinsi Riau.
menganalisis dan mengulas, masuk ke Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa
dalam, Para mahasiswa, digemari dan Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka
disukai, Menurut dan mengatakan, Utama.
Banyak orang-orang, sebelum terlebih Depdiknas. (2015). Kamus Besar Bahasa
dahulu, acuan dan pedoman, termasuk Indonesia. Jakarta: Rineke Cipta.
ke dalam, menurut dan menjelaskan Hamidy, U. dan Y. (2003). Metodologi
bahwa, Menurut dan mendefinisikan, Penelitian. Pekanbaru: Bilik Kreatif Pers.
dan banyaknya dialek-dialek. Kridalaksana, H. (2008). Kamus Linguistik
Penggunaan preposisi yang tidak tepat Edisi Keempat. Jakarta: Gramedia

Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis dalamKumpulan Makalah Mahasiswa


Universitas Islam Riau
89
GERAM (Gerakan Aktif Menulis) P-ISSN 2338-0446
Volume 6, Nomor 2,Desember 2018 E-ISSN 2580-376X
Pustaka Utama.
Pranowo. (2014). Teori Belajar Bahasa.
Celeban Timur: Pustaka Pelajar.
Setyawati, N. (2010). Analisis Kesalahan
Berbahasa Indonesia: Teori dan Praktik.
(M. Rohmadi, Ed.) (2nd ed.). Kadipiro
Surakarta: Yuma Pressindo.
Sudaryanto. (1993). Metode dan Aneka Teknik
Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian
Wahana Kebudayaan secara Linguistik.
Yogyakarta: Duta Wacana Universty
Press.
Tarigan, H. G. (2011). Pengajaran Analisis
kesalahan Berbahasa. Bandung:
Angaksa Bandung.

Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Sintaksis dalamKumpulan Makalah Mahasiswa


Universitas Islam Riau
90

You might also like