Professional Documents
Culture Documents
Ringkasa Materi DK
Ringkasa Materi DK
Kepribadian
1. Indikator 1-8 sikap cinta tanah air meliputi : sikap nasionalisme, sikap patriotism, sikap
menghargai perbedaan, sikap mengtamakan kepentingan bersama, sikap mempertahankan
kekayaan alam Indonesia, mengapresiasi kekayaan budaya bangsa lain sehingga memperkuat
jati diri bangsa Indonesia.
2. Indikator 9-15 sikap berwibawa, tegas, disiplin, penuh panggilan jiwa, dan samapata.
3. Indikator 16-20 sikap kesepenuhhatian dan kemurahhatian.
Pedagogik
Indikator
21. Disajikan narasi tentang teori perkembangan peserta didik yang diterapkan dalam PBM,
peserta dapat menentukan teori perkembangan apa yang sesuai.
22. Disajikan narasi tentang teori perkembangan peserta didik yang diterapkan dalam PBM,
peserta dapat menganalisis teori perkembangan apa yang sesuai.
Materi
Teori Perkembangan Peserta Didik
Sub Materi
Teori Psikoanalitis, Teori Kognitif, Teori Perilaku dan Belajar Sosial, Teori Etologis, dan Teori
Ekologis.
1. Teori Psikoanalitis
Teori ini menjelaskan mengenai hakikat serta perkembangan kepribadian seseorang.
Unsur-unsur penting yang dijelaskan dalam teori ini adalah emosi, motivasi, serta faktor-faktor
lainnya. Di dalam teori ini juga dijelaskan jika perkembangan kepribadian akan disebabkan
oleh konflik-konflik yang umumnya terjadi pada masa kanak-kanak. Para pencetus teori ini
juga percaya jika perkembangan merupakan proses yang dinamis dan aktif yang sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor individual yang ada sejak lahir serta pengalaman emosional dan
sosial. Teori psikoanalitis yang cukup terkenal yaitu dicetuskan oleh Sigmund Freud dan Erik
Erikson.
Dalam menguraikan teorinya, Freud mengembangkan satu penjelasan tentang struktur
dasar dari kepribadian. Teorinya menyatakan bahwa kepribadian tersusun dari tiga
komponen: id, ego dan superego. Id ada sejak lahir dan terdiri dari instink dan dorongan
mendasar yang mencari kepuasan langsung, tanpa menghiraukan konsekuensinya. Jika tidak
dikendalikan, id akan menempatkan individu dalam konflik mendalam dengan orang lain dan
masyarakat. Unsur kedua dari struktur kepribadian adalah ego, yang mulai berkembang selama
tahun pertama kehidupan. Ego terdiri dari proses mental, daya penalaran dan pikiran sehat,
yang berusaha membantu id menemukan ekspresi tanpa mengalami masalah. Ego bekerja
menurut prinsip realitas. Unsur ketiga dari struktur kepribadian adalah superego, yang
berkembang dari puncak kedewasaan, identifikasi dan model orang tua, serta dari masyarakat.
Superego mewakili nilai-nilai sosial yang tergabung dalam struktur kepribadian dari individu.
Ini menjadi kata hati yang berusaha mempengaruhi perilaku untuk menyesuaikan diri dengan
harapan-harapan sosial. Id dan superego sering bertentangan, menyebabkan kesalahan,
kegelisahan, dan gangguan.
Sedangkan teori psikososial yang dikembangkan oleh Erikson, beliau lebih teliti dalam
menguraikan serta memperluas dari struktur psikoaanalisis yang sebelumnya sudah dijelaskan
oleh Freud dan merumuskannya kembali yang di sesuaikan dengan dunia modern. Menurut
Erikson, kepribadian seseorang terbentuk melalui seluruh tahapan psikososial yang dialaminya
sepanjang hidupnya. Masing-masing tahap tentunya terdapat perkembangan yang khas dan
mengharuskan seseorang tersebut untuk menghadapinya.
Delapan tahap perkembangan psikososial:
1) Trust vs Mistrust ( Percaya & Tidak Percaya, 0-18 bulan)
Karena ketergantungannya, hal pertama yang akan dipelajari seorang anak atau bayi
dari lingkungannya adalah rasa percaya pada orang di sekitarnya, terutama pada ibu atau
pengasuhnya yang selalu bersama setiap hari. Jika kebutuhan anak cukup dipenuhi oleh
sang ibu atau pengasuh seperti makanan dan kasih sayang maka anak akan merasakan
keamanan dan kepercayaan.
2) Otonomi vs Malu dan Ragu – ragu (Autonomy vs Shame and Doubt, 18 bulan – 3
tahun)
Kemampuan anak untuk melakukan beberapa hal pada tahap ini sudah mulai
berkembang, seperti makan sendiri, berjalan, dan berbicara. Kepercayaan yang diberikan
orang tua untuk memberikannya kesempatan bereksplorasi sendiri dengan dibawah
bimbingan akan dapat membentuk anak menjadi pribadi yang mandiri serta percaya diri.
3) Initiative vs Guilt (Inisiatif vs Rasa Bersalah, 3 – 6 tahun)
Anak usia prasekolah sudah mulai mematangkan beberapa kemampuannya yang lain
seperti motorik dan kemampuan berbahasa, mampu mengeksplorasi lingkungannya secara
fisik maupun sosial dan mengembangkan inisiatif untuk mulai bertindak.
Apabila orang tua selalu memberikan hukuman untuk dorongan inisiatif anak,
akibatnya anak dapat selalu merasa bersalah tentang dorongan alaminya untuk mengambil
tindakan.
4) Industry vs Inferiority ( Tekun vs Rasa Rendah Diri, 6-12 tahun)
Anak yang sudah terlibat aktif dalam interaksi sosial akan mulai mengembangkan suatu
perasaan bangga terhadap identitasnya. Kemampuan akademik anak yang sudah memasuki
usia sekolah akan mulai berkembang dan juga kemampuan sosialnya untuk berinteraksi di
luar keluarga.
Dukungan dari orang tua dan gurunya akan membangun perasaan kompeten serta
percaya diri, dan pencapaian sebelumnya akan memotivasi anak untuk mencapai
pengalaman baru. Sebaliknya kegagalan untuk memperoleh prestasi penting dan kurangnya
dukungan dari guru dan orang tua dapat membuat anak menjadi rendah diri, merasa tidak
kompeten dan tidak produktif.
5) Identity vs Role Confusion ( Identitas vs Kebingungan Peran, 12-18 tahun)
Pada tahap ini seorang anak remaja akan mencoba banyak hal untuk mengetahui jati
diri mereka sebenarnya, dan biasanya anak akan mencari teman yang memiliki kesamaan
dengan dirinya untuk melewati hal tersebut. Jika anak dapat menjalani berbagai peran baru
dengan positif dan dukungan orang tua, maka identitas yang positif juga akan tercapai.
6) Intimacy vs Isolation ( Keintiman vs Isolasi, 18-35 tahun)
Tahap pertama dalam perkembangan kedewasaan ini biasanya terjadi pada masa
dewasa muda, yaitu merupakan tahap ketika seseorang merasa siap membangun hubungan
yang dekat dan intim dengan orang lain. Jika sukses membangun hubungan yang erat,
seseorang akan mampu merasakan cinta serta kasih sayang.
Pribadi yang memiliki identitas personal kuat sangat penting untuk dapat
menembangkan hubungan yang sehat. Sementara kegagalan menjalin hubungan bisa
membuat seseorang merasakan jarak dan terasing dari orang lain.
7) Generativity vs Stagnation ( Bangkit vs Stagnan, 35-64 tahun)
Ini adalah tahap kedua perkembangan kedewasaan. Normalnya seseorang sudah mapan
dalam kehidupannya. Kemajuan karir atau rumah tangga yang telah dicapai memberikan
seseorang perasaan untuk memiliki suatu tujuan. Namun jika seseorang merasa tidak
nyaman dengan alur kehidupannya, maka biasanya akan muncul penyesalan akan apa yang
telah dilakukan di masa lalu dan merasa hidupnya mengalami stagnasi.
8) Integrity vs Despair (Integritas vs Keputusasaan, 65 tahun keatas)
Pada fase ini seseorang akan mengalami penglihatan kembali atau flash back tentang
alur kehidupannya yang telah dijalani. Juga berusaha untuk mengatasi berbagai
permasalahan yang sebelumnya tidak terselesaikan. Jika berhasil melewati tahap ini, maka
seseorang akan mendapatkan kebijaksanaan, namun jika gagal mereka bisa menjadi putus
asa.
2. Teori Kognitif
Ada sebuah teori perkembangan kognitif yang dikembangkan oleh seorang psikolog
Swiss, Jean Piaget, yang dikenal dengan nama Teori Piaget. Pertama kali diterbitkan pada
1952, Piaget berpendapat bahwa kemampuan kognitif adalah sebuah proses genetik yang
didasarkan pada mekanisme biologis perkembangan sistem saraf. Semakin usia bertambah,
maka susunan sel sarafnya semakin kompleks sehingga kemampuannya pun turut meningkat.
Saat seseorang tumbuh, ia akan beradaptasi secara biologis terhadap lingkungannya. Hal
tersebut menyebabkan terjadinya beberapa perubahan kualitatif di dalam struktur kognitifnya.
Piaget menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir dan kekuatan mental anak yang usianya
berbeda, maka kualitatifnya pun akan berbeda.
Piaget mengajarkan bahwa perkembangan kognitif adalah hasil gabungan dari
kedewasaan otak dan sistem saraf dan adaptasi pada lingkungan kita.
Adaptasi adalah proses dengan mana anak-anak menyesuaikan pemikirannya untuk
memasukkan informasi baru yang selanjutnya mereka mengerti. Piaget (dalam Rice, 2002)
mengatakan bahwa anak-anak menyesuaikan diri dengan dua cara, yaitu asimilasi dan
akomodasi. Asimilasi berarti memperoleh informasi baru dan memasukkannya ke dalam
skema sekarang dalam respon terhadap stimulus lingkungan yang baru. Akomodasi meliputi
penyesuaian pada informasi baru dengan menciptakan skema yang baru ketika skema lama
tidak berhasil. Anak-anak mungkin melihat anjing untuk pertama kalinya (asimilasi), tapi
kemudian belajar bahwa beberapa anjing aman untuk dipiara dan anjing lainnya tidak
(akomodasi). Ketika anak-anak memperoleh semakin banyak informasi, mereka menyusun
pemahamannya tentang dunia secara berbeda.
Piaget membagi tahapan perkembangan kemampuan kognitif anak menjadi empat, yaitu:
1) Tahap Sensorimotor (0 - 24 Bulan)
Pertama ada tahap sensorimotor yang dialami oleh bayi baru lahir (0 bulan) hingga usia
24 bulan atau 2 tahun. Di tahap awal kehidupan, si Kecil masih sangat terbatas dari segi
kemampuan. Namun, setiap anak terlahir dengan bawaan berupa refleks dan rangsangan
untuk mencari tahu dunianya.
Perkembangannya berdasarkan pada tindakan yang dilakukan secara bertahap. Ia juga
belum mampu mempertimbangkan apa saja keinginan, kepentingan, dan kebutuhan orang
lain yang membuatnya dianggap egosentris. Beberapa kemampuan yang dimiliki oleh si
Kecil di tahap usia ini antara lain:
o Suka memperhatikan sesuatu dengan waktu lama.
o Memperhatikan suatu objek sebagai hal yang tetap dan ingin merubah letaknya.
o Melihat dirinya sendiri sebagai makhluk yang berbeda dari objek di sekelilingnya.
o Mencari rangsangan melalui suara dan sinar lampu.
o Mengartikan sesuatu dengan cara memanipulasinya.
2) Tahap Pra-Operasional (2 - 7 Tahun)
Ciri utama perkembangan kemampuan kognitif si Kecil di tahap ini adalah mulai
berkembangnya konsep intuitif dan penggunaan simbol. Tahap pra-operasional ini terbagi
menjadi dua, yaitu:
o Pre-operasional (2 - 4 tahun): si Kecil sudah mampu mengembangkan
konsepnya menggunakan bahasa sederhana yang sering mengalami kesalahan
dalam memahami suatu objek. Ciri-cirinya antara lain:
1. Mampu mengelompokkan objek secara tunggal dan mencolok.
2. Mampu mengumpulkan benda-benda berdasarkan kriteria.
3. Mampu menyusun beberapa benda secara berderet.
4. Self counter yang sangat menonjol.
o Intuitif (4 - 7 tahun): pengetahuan yang diperoleh si Kecil didasarkan pada kesan
yang agak abstrak. Ia dapat menyimpulkan, tapi belum mampu
mengungkapkannya dengan kata-kata. Untuk itu si Kecil di kategori usia ini sudah
mampu mengutarakan isi hatinya, khususnya bagi anak yang mempunyai banyak
pengalaman. Ciri-ciri si Kecil di tahap ini antara lain:
1. Sudah mulai mengenali hubungan secara logis atas hal-hal yang lebih
rumit.
2. Meski kurang menyadari, tapi si Kecil sudah dapat mengkategorikan
objek.
3. Dapat mewujudkan ide yang ada di pikirannya.
3) Tahap Operasional Konkret (7-11 Tahun)
Tahap ketiga perkembangan kemampuan kognitif anak adalah operasional konkret yang
dimiliki oleh anak di kategori usia 7-11 tahun. Berikut adalah ciri-ciri perkembangan di
tahapan ini:
o Sudah mampu mengelompokkan objek atau situasi tertentu dan mengurutkan
sesuatu.
o Kemampuannya dalam mengingat dan berpikir logis juga semakin meningkat.
o Memahami konsep sebab-akibat secara rasional dan sistematis.
o Mulai dapat belajar membaca dan matematika.
o Sikap egosentrisnya semakin berkurang secara perlahan.
4) Tahap Operasional Formal (Mulai 11 Tahun)
Memasuki usia pra-remaja, anak pada tahapan operasional formal memiliki beberapa ciri
sebagai berikut:
o Sudah menguasai penalaran dan berpikir secara abstrak.
o Mampu menarik kesimpulan dari informasi yang ia dapat.
o Memahami konsep yang bersifat abstrak, seperti nilai dan cinta.
o Sudah dapat melihat realitas yang terkadang bisa abu-abu, tidak melulu hitam dan
putih. Kemampuan ini sangat penting karena akan membantu ia melewati masa
peralihan dari fase remaja menuju fase dewasa.
3. Teori Prilaku (behavior) dan Belajar Sosial
a. Behaviorisme
Belajar adalah perubahan tingkah laku. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika
ia mampu menunjukkan perubahan tingkah laku. Misalnya: seorang siswa belum dapat
membaca. Maka, betapapun ia keras belajar, betapapun gurunya beusaha sebaik mengajar,
atau bahkan ia sudah hafal huruf A sampai Z di luar kepala, namun bila ia gagal
mendemonstrasikan kemampuanya dalam membaca, maka siswa itu belum di anggap
belajar. Ia di anggap telah belajar jika ia telah menunjukkan suatu perubahan dalam tingkah
laku (dari tidak bisa membaca menjadi bisa membaca).
Menurut teori ini, yang terpenting adalah masukan/input yang berupa stimulus dan
keluaran/output yang berupa respons. Sedangkan apa yang terjadi di antara stimulus dan
respons itu dianggap tak penting diperhatikan sebab tidak bisa diamati. Yang dapat diamati
hanyalah stimulus dan respons. Menurut teori Behaviorisme, apa saja yang diberikan guru
(stimulus), dan apa saja yang dihasilkan siswa (respons), semuanya harus bisa diamati,
diukur, dan tidak oleh hanya tersirat (implicit).
Faktor lain yang juga penting adalah factor penguatan (reinforcement). Penguatan hal
yang memperkuat respon. Apabila responya positif maka respon akan semakin kluat,
apabila responya negative maka dikurangi supaya tetap menguatkan respon. Pelopor teori
Behaviorisme ini adalah Pavlov, Watson, Skinner, Hull, dan Gutrie.
b. Teori Belajar Sosial
Tokoh dari teori ini adalah Albert Bandura. Teori ini menekankan perilaku,
lingkungan, dan faktor kognisi sebagai faktor kunci dalam perkembangan individu. Secara
umum, teori ini mengatakan bahwa manusia bukanlah seperti robot yang tidak mempunyai
pikiran dan menurut saja sesuai dengan kehendak pembuatnya. Namun, manusia
mempunyai otak yang dapat berpikir, menalar, menilai, ataupun membandingkan sesuatu
sehingga dapat memilih arah bagi dirinya. Lebih lanjut Bandura memperjelas teorinya lebih
mendalam dengan menamakan teori belajar sosial kognitif. Bandura sangat yakin bahwa
perilaku seseorang itu merupakan hasil dari mengamati perilaku orang lain, dengan kata
lain secara kognitif, perilaku individu itu mengadopsi dari perilaku orang lain. Proses ini
disebut proses modeling atau imitasi.
c. Peran terhadap Perkembangan
Behaviorisme menekankan peran dari pengaruh lingkungan dalam memberikan
contoh perilaku. Perilaku menjadi jumlah total dari respon yang dipelajari atau yang
terkondisi pada stimulus, suatu pandangan yang agak mekanistik. Menurut behavioris,
pembelajaran terjadi melalui pengkondisian. Pertama, pembelajaran melalui asosiasi
(klasik), dan pembelajaran dari konsekuensi perilaku (operan). Adanya penekanan yang
menjadi perhatian orangtua dan pendidik bahwa anak-anak belajar dengan mengamati
perilaku orang lain dan dengan meniru perilaku mereka.
4. Teori Etologis
Konrad Lorenz (1903-1989) menekankan sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait dengan
evolusi, dan ditandai oleh periode yang penting atau peka. Melalui penelitian yg sebagian besar
dilakukan dengan angsa abu-abu, Lorenz (1965) mempelajari suatu pola perilaku yang dianggap
diprogramkan di dalam gen burung. Seekor anak angsa yang baru ditetaskan tampaknya
dilahirkan dengan naluri mengikuti induknya. Menurut Lorenz konsep etologis untuk belajar
dengan cepat dan alamiah dalam suatu periode waktu yang kritis yang melibatkan kedekatan
dengan obyek yang dilihat bergerak pertama kali.
Ethology menekankan bahwa perilaku adalah produk dari evolusi dan ditentukan secara
biologis. Tiap spesies mempelajari adaptasi apa yang penting untuk bertahan hidup, dan melalui
proses seleksi alam, yang paling baiklah yang mampu hidup untuk mewariskan sifat-sifatnya
kepada keturunannya. Teori ini menekankan bahwa perilaku individu adalah produk dari evolusi
dan ditentukan secara biologis. Teori ini juga tetap menghargai adanya peran lingkungan dalam
memenuhi berbagai kebutuhan individu, sehingga pengalaman individu pada awal kehidupan
dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi kehidupan individu tersebut di masa
selanjutnya.
5. Teori Ekologi
Urie Bronfenbrenner (dalam Santrock, 1995) merupakan ahli yang mengemukakan teori
sistem mengenai ekologi yang menjelaskan perkembangan individu dalam interaksinya dengan
lingkungan di luar dirinya yang terus menerus mempengaruhi segala aspek perkembangannya.
Teori ekologi ini ialah pandangan sosiokultural Bronfenbrenner tentang perkembangan yang
terdiri dari lima sistem lingkungan, mulai dari pengaruh interaksi langsung pada individu hingga
pengaruh kebudayaan yang berbasis luas. Kelima sistem ekologi tersebut adalah mikrosistem,
mesosistem, ekosistem, makrosistem, dan kronosistem (Santrock, 1995) Dari perspektif teori
ekologi, individu berkembang dalam jaringan yang kompleks dari sistem yang saling
berhubungan Oleh karena itu banyak sumber berperan dalam perkembangan tingkah laku.
Selain faktor individual, faktor lingkungan seperti aktivitas pengasuhan dianggap sebagai salah
satu determinan dari permasalahan tingkah laku bermasalah. Teori ini menekankan bahwa
manusia tidak berkembang dalam isolasi, namun merupakan rangkaian interaksi di dalam
keluarga, sekolah, masyarakat atau komunitasnya. Setiap lapisan lingkungan selalu bersifat
dinamis mempengaruhi mempengaruhi perkembangan individu.
Indikator
23. Disajikan narasi PBM dengan kegiatan pembelajaran yang terkait dengan teori belajar, peserta
dapat menganalisis teori belajar apa yang sesuai.
Materi
Teori belajar dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD
Sub Materi
Teori belajar Behavioristik Konstruktivistik, Sosial dan Teori Belajar Kognitif
1. Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku.
Seseorang dianggap belajar jika ia telah mampu menunjukkan perubahan tingkah laku.
Pentingnya masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang berupa
respons. Stimulus adalah sesuatu apa saja yang diberikan oleh guru kepada peserta didik, dan
respon berupa rekasi atau tanggapan yang dihasilkan oleh peserta didik terhadap stimulus yang
diberikan oleh guru. Penguatan (reinforcement) adalah faktor penting dalam belajar. Penguatan
adalah apa saja yang dapar memperkuat timbulnya respons. Bila penguatan ditambahkan
(positive reinforcement) maka respons akan semakin kuat. Demikian juga jika penguatan
dikurangi (negative reinforcement) maka respons juga akan menguat.
Aplikasi teori ini dalam pembelajaran, bahwa kegiatan belajar ditekankan sebagai aktifitas
“mimetic” yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang
sudah dipelajari. Penyajian materi pelajaran mengikuti urutan dari bagian-bagian ke
keseluruhan. Pembelajaran dan evaluasi menekankan pada hasil, dan evaluasi menuntut satu
jawaban benar. Jawaban yang benar menunjukkan bahwa peserta didik telah menyelesaikan
tugas belajarnya.
2. Teori Belajar Kontrutivistik
Pandangan konstruktivistik yang mengemukakan bahwa belajar merupakan usaha
pemberian makna oleh peserta didik kepada pengalamannya melalui asimilasi dan akomodasi
yang menuju pada pembentukan struktur kognitifnya, memungkinkan mengarah kepada tujuan
tersebut. Oleh karena itu pembelajaran diusahakan agar dapat memberikan kondisi terjadinya
proses pembentukan tersebut secara optimal pada diri peserta didik. Peserta didik diberikan
kesempatan untuk mengembangkan ide-idenya secara luas.
Sementara peranan guru dalam belajar konstruktivistik adalah membantu agar proses
pengkonstruksian pengetahuan oleh peserta didik berjalan lancar. Guru tidak mentransfer
pengetahuan yang telah dimilikinya, melainkan membantu peserta didik untuk membentuk
pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih memahami jalan pikiran atau cara pandang
peserta didik dalam belajar.
3. Teori Belajar Kognitif
Pengertian belajar menurut teori belajar kognitif adalah perubahan persepsi dan
pemahaman, yang tidak selalu berbentuk tingkah laku yang dapat diamati dan dapat diukur.
Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang telah
tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan
baik jika materi pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah
dimiliki seseorang. Menurut teori kognitif, ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang
melalui proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Proses ini tidak terpatah-
pata, terpisah-pisah, tapi melalui proses yang mengalir, bersambung-sambung, dan menyeluruh.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, keterlibatan peserta didik secara aktif amat
dipentingkan. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengkaitkan
pengetahuan baru dengan setruktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik. Materi pelajaran
disusun dengan menggunakan pola atau logika tertentu, dari sederhana ke kompleks. Perbedaan
individual pada diri peserta didik perlu diperhatikan, karena faktor ini sangat mempengaruhi
keberhasilan belajar peserta didik.
Indikator
24. Disajikan narasi tentang kompetensi dasar Penilaian dan analisis hasil belajar, peserta dapat
menentukan alat penilaian serta analisis hasil belajar untuk membantu peserta didik menguasai
kompetensi tersebut.
Materi
Penilaian dan analisis hasil belajar dengan menerapkan penilaian otentik
Sub Materi
Penilaian Otentik, Penilaian Sikap, Penilaian Pengetahuan dan Penilaian Keterampilan
1. Pengertian Penilaian Autentik
Penilaian Autentik adalah pengukuran atas proses dan hasil belajar peserta didik untuk
ranah sikap (afektif), keterampilan (psikomotor), dan Pengetahuan (kognitif).
Penilaian autentik adalah istilah yang diciptakan untuk menjelaskan berbagai metode
penilaian alternatif yang memungkinkan siswa dapat mendemonstrasikan kemampuannya
dalam menyelesaikan tugas-tugas dan menyelesaikan masalah. Sekaligus, mengekspresikan
pengetahuan dan keterampilannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di
dalam dunia nyata di luar lingkungan sekolah. Ketika menerapkan penilaian Autentik untuk
mengetahui hasil dan prestasi belajar peserta didik, guru menerapkan kriteria yang berkaitan
dengan konstruksi pengetahuan, aktivitas mengamati dan mencoba, dan nilai prestasi luar
sekolah.
2. Penilaian Sikap
Pendidik melakukan penilaian sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman
sejawat (peer evaluation) oleh peserta didik.
a. Observasi
Merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengn menggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
b. Penilaian diri
Merupakan teknik menilaian dengan cara meminta peserta didik untuk
mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
c. Penilaian antar peserta didik atau teman
Merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai
terkait dengan pencapaian kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian
antar peserta didik.
d. Jurnal atau catatan guru
Merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil
pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan
perilaku.
3. Penilaian Pengetahuan
a. Instrumen tes tertulis
Berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah, menjodohkan, dan
uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
b. Instrumen tes lisan
Berupa daftar pertanyaan yang diberikan oleh guru secara ucap atau lisan, sehungga
peserta didik merespon pertanyaan tersebut, sehingga menimbulkan keberanian dari siswa.
Jawaban dapat berupa kata, frase, kalimat atau paragraf yang di ucapkan.
c. Instrumen penugasan
Berupa pekerjaan rumah atau projek yang dikerjakan secara individu atau kelompok
sesuai dengan karakteristik tugas.
4. Penilaian Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian
yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian porto polio. Instrumen yang digunakan
merupakan daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
a. Tes praktik atau kinerja atau performance
Yaitu penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktifitas
atau perilaku sesuatu tuntutan kompetensi.
b. Penilaian projek
Yaitu tugas-tugas belajar (learning task) yang meliputi kegiatan perancangan,
pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
Indikator
25. Disajikan narasi tentang kompetensi Pedagogik profesi guru, peserta dapat menganalisis teori
belajar serta prinsip pembelajaran yang mendidik untuk membantu menguasai kompetensi
tersebut
Materi
Kompetensi Pedagogik profesi guru dan aplikasinya dalam pembelajaran di SD
Sub Materi
Penguasaan Karakteristik Peserta didik, Penguasaan teori belajar dan prinsip pembelajaran yang
mendidik
1. Penguasaan Karakteristik Peserta didik
Peserta didik dalam suatu kelas atau sekolah memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Perbedaan-perbedaan yang ada perlu dikelola secara baik. Namun jika perbedaan tersebut tidak
dikelola secara baik, maka akan menimbulkan permasalahan-permasalahan dalam
pembelajaran. Karakteristik peserta didik banyak ragam yaitu: etnik, kultural, status sosial,
minat, perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, motivasi, perkembangan emosi,
perkembangan sosial dan perkembangan moral dan spiritual, dan perkembangan motorik.
2. Penguasaan teori belajar dan prinsip pembelajaran yang mendidik
Guru mampu menetapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran
yang mendidik secara kreatif sesuai dengan standar kompetensi guru. Guru mampu
menyesuaikan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
memotivasi mereka untuk belajar.
Untuk mewujudkan semuanya, terdapat beberapa hal yang harus menjadi perhatian guru:
a. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran
sesuai usia dan kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses pembelajaran dan
aktivitas yang bervariasi,
b. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran
tertentu dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya berdasarkan tingkat
pemahaman tersebut,
c. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik
yang sesuai maupun yang berbeda dengan rencana, terkait keberhasilan pembelajaran,
d. Guru menggunakan berbagai teknik untuk memotiviasi kemauan belajar peserta didik,
e. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang saling terkait satu sama lain, dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran maupun proses belajar peserta didik,
f. Guru memperhatikan respon peserta didik yang belum/kurang memahami materi
pembelajaran yang diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki rancangan
pembelajaran berikutnya.
Beberapa prinsip pembelajaran yang harus dikuasai antara lain.
a. Prinsip perhatian dan motivasi e. Prinsip pengulangan
b. Prinsip transper dan retensi f. Prinsip tantangan
c. Prinsip keaktifan g. Prinsip balikan dan penguatan
d. Prinsip keterlibatan langsung h. Prinsip perbedaan individual
Indikator
26. Disajikan narasi tentang Karakteristik pembelajaran abad 21, peserta dapat menganalisis
karakteristik guru dan siswa abad 21 untuk membantu menguasai kompetensi tersebut
Materi
Karakteristik Pembelajaran Abad 21
Sub Materi
Karakteristik guru dan siswa abad 21/Peran teknologi dan media dalam pembelajaran abad 21
Indikator
27. Disajikan narasi tentang kasus tentang pembelajaran di kelas, peserta dapat mengidentifikasi
nilai karakter yang tersirat dalam kegiatan pembelajaran
Materi
Penguatan Pendidikan karakter
Sub Materi
Nilai Utama (Religiositas, Nasionalisme,Kemandirian,Gotong Royong, dan Integritas)
Indikator
28. Disajikan narasi tentang kasus tentang kompetensi guru SD yang profesional, peserta dapat
menganalisis persyaratan, kualifikasi, dan kompetensi guru SD yang profesional
Materi
Persyaratan, Kualifikasi, dan kompetensi guru SD yang professional
Sub Materi
Persyaratan, kualifikasi dan kompetensi guru Profesional
Indikator
29. Disajikan materi tentang regulasi profesi guru, peserta dapat melakukan analisis terhadap
kebijakan nasional dan regulasi mengenai guru sebagai jabatan profesional
Materi
Regulasi terkait dengan profesi guru
Sub Materi
Regulasi terkait Profesi Guru
Indikator
30. Disajikan sebuah kasus etika profesi guru, peserta dapat mengenali sanksi pelanggaran kode
etik guru
Materi
Etika Profesi Guru
Sub Materi
Etika Profesi Guru
Indikator
31. Disajikan beberapa ragam teks peserta dapat menganalisis jenis teks yang disajikan
Materi
Ragam Teks
Sub Materi
Teks Faktual, Teks Tanggapan, Teks Cerita, dan Teks Normatif
Ragam Teks
1. Teks Faktual
Teks faktual adalah teks yang berisi suatu kejadian yang bersifat nyata, benar-benar terjadi,
tetapi tidak terikat dengan waktu. Dengan kata lain, suatu kejadian yang faktual bisa terjadi di
masa lalu ataupun masa sekarang. Teks faktual dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu teks
deskripsi dan teks prosedur/arahan.
a. Teks deskripsi
Teks deskripsi adalah sebuah teks/wacana yang disampaikan dengan cara meggambarkan
secara jelas objek, tempat atau peristiwa yang sedang menjadi topik kepada pembaca,
sehingga pembaca seolaholah merasakan langsung apa yang sedang diungkapkan dalam teks
tersebut.
b. Teks prosedur/arahan
Menurut Mahsun (2018), “Tujuan sosial teks ini adalah mengarahkan atau mengajarkan
tentang langkah-langkah yang telah di tentukan.” Jenis teks ini lebih menekankan pada
aspek bagaimana melakukan sesuatu, yang dapat berupa salah satunya percobaan atau
pengamatan.
2. Teks Tanggapan
Teks tanggapan adalah teks yang berisi sambutan terhadap ucapan (kritik, komentar, dan
sebagainya) dan apa yang diterima oleh pancaindra, bayangan dalam angan-angan. Teks
tanggapan dibedakan menjadi dua buah teks, yaitu teks eksposisi dan teks ekplanasi.
a. Teks eksposisi
Teks ini berisi paparan gagasan atau usulan sesuatu yang bersifat pribadi. Itu sebabnya, teks
ini sering juga disebut sebagai teks argumentasi satu sisi (Wiratno, 2014). Struktur berpikir
yang menjadi muatan teks ekposisi adalah: tesis/pernyataan pendapat dan
alasan/argumentasi, serta pernyataan ulang pendapat.
b. Teks eksplanasi
Teks eksplanasi adalah teks yang berisi penjelasan tentang proses terjadinya fenomena alam,
sosial, ilmu pengetahuan dan budaya (Priyatni, 2014). Teks eksplanasi memiliki fungsi
sosial menjelaskan atau menganalisis proses muncul atau terjadinya sesuatu. Tujuan dari
teks ini adalah memaparkan sesuatu agar bertambah pengetahuan.
3. Teks Cerita
Teks cerita adalah teks yang menuturkan bagaimana terjadinya suatu hal, peristiwa, kejadian,
perbuatan, pengalaman, dan sebagainya.
a. Teks cerita ulang
Teks ini memiliki tujuan sosial menceritakan kembali peristiwa pada masa lalu agar tercipta
semacam hiburan atau pembelajaran berdasarkan pengalaman masa lalu bagi pembaca atau
pendengarnya.
b. Teks anekdot
Anekdot dapat diartikan sebagai cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan
yang terjadi di masyarakat (Oktarisa, 2014). Teks anekdot memiliki tujuan sosial yang sama
dengan teks cerita ulang (Mahsun, 2018). Hanya saja, peristiwa yang ditampilkan membuat
pasrtisipan yang mengalaminya merasa jengkel atau konyol (Wiratno, 2014).
Pada teks cerita ulang berakhir dengan kejadian tanpa ditampakkan reaksi pelaku terhadap
peristiwa yang dialaminya, sedangkan pada teks anekdot reaksi pelaku atas peristiwa yang
dialaminya ditampakan secara eksplisit.
c. Teks eksemplum
Pendapat Mahsun (2018), “Teks ini memiliki tujuan sosial menilai perilaku atau karakter
dalam cerita.
Struktur akhir teks itu adalah interpretasi penulis terhadap kejadian yang dialami pelaku,
dan diharapkan dapat menjadi bahan renungan moralitas bagi partisipan.
d. Teks Naratif
Menurut Mahsum (2018), “Teks naratif model penceritaan pada teks tipe ini, antara masalah
dengan pemecahan masalah tidak menyatu dalam satu struktur teks seperti pada teks
penceritaan ulang, anekdot, dan eksemplum.” Ia terpisah dalam struktur teks yang berbeda.
Itu sebabnya, teks tipe ini memiliki struktur berpikir: judul, pengenalan/orientasi,
masalah/komplikasi, dan pemecahan masalah.
Perbedaan mendasar teks cerita ulang dengan teks naratif, anekdot, dan eksemplum, terletak
pada sudut pSaudarang dalam melihat peristiwa yang diceritakan. Teks cerita ulang
memSaudarang peristiwa sebagai sesuatu yang wajar atau lazim terjadi, sedangkan teks
naratif, anekdot, dan eksemplum memSaudarang peristiwa sebagai sesuatu yang tidak lazim.
4. Teks Normatif
Teks normatif adalah teks yang isinya ditulis berdasarkan sebuah peraturan, norma-norma atau
peraturan yang berlaku, baik di lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan kenegaraan
yang berkaitan dengan hukum atau undang-undang. Teks normatif biasanya memiliki unsur
tentang agama atau nilai kebaikan.
Indikator
32. Disajikan teks satuan bahasa tertentu, peserta mampu menganalisis paragraf yang memenuhi
persyaratan paragraf yang baik.
33. Disajikan teks satuan bahasa tertentu, peserta dapat menganalisis satuan bahasa yang tepat.
34. Disajikan teks satuan bahasa tertentu, peserta mampu menganalisis struktur kalimat yang
efektif.
Materi
Satuan Bahasa
Sub Materi
Kata, Kalimat, Paragraf,
Satuan Bahasa
Satuan bahasa pembentuk teks terdiri atas kata, frasa, klausa, kalimat dan paragraf.
• Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri.
• Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif.
• Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas
subjek dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat.
• Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi
final, dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa.
1) Kalimat
Kalimat adalah satuan gramatikal yang disusun oleh konstituen dasar dan intonasi final.
Konstituen dasar itu dapat berupa klausa, frase, maupun kata (Keraf, 2000).
Contohnya: a. Aldo membeli buku (klausa) b. Buku baru! (frase) c. Buku! (kata)
a) Klasifikasi kalimat
Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dibedakan menjadi kalimat tunggal, kalimat
bersusun, dan kalimat majemuk.
(1) Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa bebas.
Contoh: (a) Dia datang dari Bandung. (b) Nenekku masih sehat.
a. Kepaduan isi
Kepaduan isi atau koheren adalah kekompakan sebuah paragraf yang dinyatakan oleh
kekompakan kalimat-kalimat di dalam mendukung satu gagasan pokok. Sebuah paragraf
memenuhi syarat kepaduan isi apabila kalimat-kalimat dalam paragraf tersebut tidak
melenceng dari gagasan pokoknya.
b. Kepaduan bentuk
Kepaduan bentuk dalam suatu paragraf dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
2) Penggunaan konjungsi
a. biarpun begitu, namun untuk menyatakan hubungan pertentangan dengan kalimat
sebelumnya;
b. sesudah itu atau kemudian untuk menyatakan hubungan kelanjutan dari peristiwa
sebelumnya;
c. selain itu untuk menyatakan hal lain di luar yang telah dinyatakan sebelumnya;
d. sebaliknya untuk menyatakan kebalikan dari yang dinyatakan sebelumnya;
e. sesungguhnya untuk menyatakan keadaan yang sebenarnya.
3) Pengulangan kata atau frase
4) Pemakaian kata ganti atau kata yang sama maknanya
5) Pemakaian kata yang berhiponimi, yakni kata yang merupakan bagian dari kata lainnya.
2. Kesatuan Paragraf
Kesatuan paragraf adalah bagian karangan yang terdiri dari beberapa kalimat yang berkaitan
secara utuh, padu, dan membentuk satu kesatuan pikiran.
3. Kelengkapan
Paragraf yang baik harus memiliki unsur-unsur paragraf yang lengkap seperti gagasan pokok,
kalimat utama, dan kalimat penjelas.
4. Ketepatan pemilihan kata
Pemilihan kata harus sesuai dengan situasi dan kondisi pemakainya.Pemakaian kata dia,
misalnya, tidak tepat digunakan untuk orang yang usianya lebih tua, yang tepat adalah kata
beliau.Demikian pula halnya dengan kata menonton, kata ini tidak tepat bila digunakan dalam
paragraf yang menyatakan maksud melihat orang sakit.Dalam hal ini kata yang harus digunakan
adalah mengunjungi, menjenguk, atau menengok. (Kosasih & Hermawan, 2012)
Indikator
45. Disajikan teks fiksi peserta dapat menggunakan struktur, jenis, dan kaidah pada teks fiksi
Materi
Teks Fiksi
Sub Materi
Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan
Teks Fiksi
Teks fiksi adalah teks yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan imajinasi pengarang
(Kosasih dan Kurniawan, 2019).
Unsur-unsur
1) Tema
2) Perwatakan
3) Alur
4) Latar
5) Amanat
Struktur, Fungsi dan Kaidah Kebahasaan Teks Fiksi
Teks fiksi memiliki struktur sebagai berikut:
1) Orientasi, berisi pengenalan tema, tokoh, dan latar.
2) Komplikasi, berisi cerita tentang masalah yang dialami tokoh utama. Pada bagian ini peristiwa-
peristiwa di luar nalar ini biasanya terjadi.
3) Resolusi, merupakan bagian penyelesaian dari masalah yang dialami tokoh.
Menurut Kosasih (2019), teks fiksi terdiri atas cerita rakyat, cerita fantasi, cerita pendek, cerita
inspiratif, puisi rakyat, puisi baru, dan drama.
a. Cerita rakyat
Cerita rakyat merupakan cerita yang berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat dan
disampaikan secara turun-temurun. Selain sebagai media hiburan, cerita rakyat berfungsi
sebagai sarana pendidikan, menyampaikan pesan-pesan moral.
Struktur : orientasi, komplikasi, resolusi, evaluasi dan koda (pesan moral)
b. Cerita fantasi
Cerita fantasi merupakan cerita yang sepenuhnya dikembangkan berdasarkan khayalan,
imajinasi, atau fantasi (Kosasih, 2019). Cerita fantasi tidak mungkin terjadi di alam nyata.
Misalnya, binatang yang berperilaku seperti manusia, seseorang yang bisa terbang atau
menghilang.
Struktur : orientasi, komplikasi dan resolusi
c. Cerita pendek
Cerita pendek (cerpen) adalah cerita rekaan yang menurut wujud fiksinya berbentuk pendek
(Kosasih, 2019).
Struktur : orientasi, komplikasi dan resolusi
d. Cerita inspiratif
Cerita inspiratif merupakan jenis teks narasi yang menyajikan suatu inspirasi keteladanan
kepada banyak orang (Kosasih, 2019).
Struktur : orientasi, komplikasi, resolusi, evaluasi dan koda (pesan moral)
e. Puisi rakyat
Puisi rakyat merupakan jenis puisi yang berkembang pada kehidupan masyarakat sehari-hari;
sebagai suatu tradisi masyarakat setempat (Kosasih, 2019).
1) Pantun
2) Syair
f. Puisi baru
Puisi baru disebut juga puisi bebas. Puisi baru merupakan puisi tidak terikat oleh jumlah larik,
suku kata, ataupun pola rimanya (Kosasih, 2019).
g. Drama
Drama adalah cerita konflik manusia dalam bentuk dialog, yang diekspresikan dengan
menggunakan percakapan dan lakuan pada pentas di hadapan penonton. Struktur dama
berbentuk alur atau babak dan adegan yang pada umumnya tersususn sebagi berikut.
1) Prolog adalah pembukaan atau pendahuluan dalam sebuah drama. Bagian ini biasanya
disampaikan oleh tukang cerita untuk menjelaskan gambaran para pemain, latar, dan
sebagainya.
2) Dialog merupakan media kiasan yang melibatkan tokoh-tokoh drama yang diharapkan dapat
menggambarkan kehidupan dan watak manusia, problematika yang dihadapi, dan bagaimana
manusia dapat menyelesaikan persoalan hidupnya.
Di dalam dialog ini tersaji urutan peristiwa yang dimulai dari orientasi, komplikasi, dan
resolusi.
(1) Orientasi, adalah bagian awal cerita yang menggambarkan situasi yang sedang, sudah
atau sedang terjadi.
(2) Komplikasi, berisi tentang konflik dan pengembangannya, gangguan, halangan dalam
mencapai tujuan, atau kekeliruan yang dialami tokoh utamanya. Pada bagian ini dapat
diketahui watak tokoh utama.
(3) Resolusi, adalah bagian klimaks dari drama, berupa babak akhir cerita yang
menggambarkan penyelesaian atau konflik yang dialami para tokohnya. Resolusi harus
berlangsung secara logis dan memiliki kaitan yang wajar dengan kejadian sebelumnya.
(4) Epilog adalah bagian terakhir dari sebuah drama yang berfungsi untuk menyampaikan
inti sari cerita atau menafsirkan maksud cerita.
Indikator
46. Disajikan teks puisi/cerita tertentu peserta dapat menganalisis struktur, jenis, dan kaidah
berdasarkan teks nonfiksi yang disajikan.
Materi
Teks Non Fiksi
Sub Materi
Struktur, Fungsi, dan Kaidah Kebahasaan
Indikator
47. Disajikan teks cerita peserta dapat menganalisis struktur/unsur dan makna cerita yang
disajikan tersebut;
48. Disajikan narasi tentang kompetensi dasar struktur puisi/cerita dengan karakteristik konteks
lingkungan sekolah tertentu, peserta dapat menganalisis tujuan, bahan ajar, sumber belajar,
media, dan perangkat penialaian yang tepat
49. Disajikan teks puisi tertentu, peserta dapat menganalisis makna puisi yang sesuai dengan isi
puisi/cerita tersebut.
50. Disajikan narasi tentang kompetensi dasar menulis puisi/cerita dengan tema tertentu
berdasarkan konteks lingkungan tertentu (sep sekolah dll), peserta dapat menganalisis tujuan,
bahan ajar, sumber belajar, media, dan perangkat penilaian yang tepat di
Materi
Karya Sastra dan Teori Sastra
Sub Materi
Karya sastra (Puisi/Pantun,Fabel/Cerita Rakyat/Cerita Anak). Teori Sastra (Struktur Puisi, Struktur
Prosa/Cerita)
Karya Sastra
1. Puisi
Puisi sebagai salah satu karya kreatif yang diwujudkan dalam bentuk Bahasa. Berikut ini unsur
yang tergolong unsur intrinsik puisi adalah:
a. Tema, yaitu ide atau gagasan yang menduduki tempat utama di dalam cerita
b. Rasa, yaitu dapat diartikan emosional seorang penyair dalam menulis puisi.
c. Nada, yaitu dalam puisi seseorang dapat menangkap sikap penyair lewat intonasi atau nada
saat menyampaikan puisi.
d. Amanat, yaitu pesan-pesan yang ingin disampaikan pengarang kepadapembaca,
pendengar, atau penonton.
e. Diksi (Pilihan kata), yaitu hal yang penting untuk keberhasilan menulis puisi yang dicapai
dengan mengintensifkan pilihan kata.
f. Imajeri, yaitu suatu kata atau kelompok kata yang digunakan untuk mengungkapkan
kembali kesan-kesan panca indra dalam jiwa kita.
g. Pusat pengisahan atau titik pSaudarang, yaitu cara penyampaian cerita, ide, gagasan, atau
kisahan cerita.
h. Gaya bahasa, yaitu cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis atau pemakai bahasa.
i. Ritme atau irama, yaitu totalitas tinggi rendahnya suara, panjang pendek, dan cepat
lambatnya suara waktu membaca puisi yang dibentuk oleh pengaturan larik.
j. Rima atau sajak, yaitu persamaan bunyi yang dapat terjadi di awal, tengah, dan akhir.
2. Prosa
Unsur prosa
a. Plot atau alur cerita, yaitu urutan atau rangkaian peristiwa dalam cerita
b. Penokohan,yaitu cara pengarang menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-
tokoh dalam cerita.
c. Latar atau setting,yaitu segala keterangan, petunjuk, pengacuan yang berkaitan dengan
waktu, ruang, suasana dan situasi terjadinya peristiwa dalam cerita.
d. Tema, yaitu gagasan,ide,atau pikiran utama yang mendasari suatu karya.
e. Pesan atau amanat, yaitu ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang
melalui karyanya.
f. Sudut pSaudarang, yaitu cara memSaudarang dan menhadirkan tokohtokoh cerita dengan
menempatkan dirinya pada posisi tertentu.
g. Konflik, yaitu penyajian tikaian dalam sebuah cerita.
3. Fabel
Fabel merupakan cerita rakyat menokohkan binatang sebagai lambing pengajaraan moral.
4. Cerita Rakyat
Cerita rakyat adalah cerita yang berkembang disetiap daerah dan menceritakan asal usul atau
legenda yang terjadi disuatu daerah; cerita yang berasal dari masyarakat dan berkembang
dalam masyarakat. Cerita rakyat merupakan bagian dari dongeng.
Unsur instrinsik
a. Tema
b. Alur
c. Latar
d. Tokoh dan penokohan
e. Sudut pandang
f. Amanat
Unsur Ekstrinsik
Adalah unsur yang berada di luar karya sastra atau cerita namun turut menetukan bentuk dan
isi suatu karya/cerita. Unsur-unsur eksttrinsik cerita rakyat, yaitu : agama, politik, moral, aliran
pengarang, psikologi, sejarah, sosial budaya, dan lain-lain.
Indikator
51. Menyelesaikan masalah terkait perbandingan dan skala dalam kontek bilangan.
52. Menyelesaikan masalah sehari-hari terkait pecahan dalam soal cerita.
53. Disajikan narasi pembelajaran tentang bilangan peserta dapat memperbaiki tahap
pembelajaran tentang pemecahan masalah bilangan
Materi
Bilangan
Sub Materi
Pemecahan masalah matematis materi Bilangan ( bulat, pecahan, persen, perbandingan, skala, KPK
dan FPB)
Perbandingan senilai
Perbandingan senilai adalah suatu perbandingan yang apabila suatu nilai ditambah maka jumlah
pembandingnya juga bertambah.
Contoh
Jika harga 5 kg rambutan adalah Rp75.000,00, berapakah harga 7 kg rambutan?
Jawab :
5 kg = 75000
7 kg = ………
5/7 = 75000/x
5x = 7x75000
5x = 525000
X = 525000/5
X = 105000
Skala
cara mudah mengingat
JP JP = jarak pada peta
S JB S = skala
JB = jarak sebenarnya
FPB dan KPK
SOAL KPK
Joko beli cilok setiap 4 hari sekali, Dodo beli cilok setiap 7 hari sekali dan Bowo beli cilok setiap
6 hari sekali. Jika pada tanggal 23 januari 2018 mereka membeli cilok bersama sama, pada tanggal
berapa merekaakan datang beli cilok bersama-sama untuk yang ke 4 kalinya?
Jawab KPK dari 4, 6 dan 7 adalah 84.
4 = 22
6 = 2x3
7=7
KPK = 4 x 3 x 7 = 84
Keempat kalinya 84 x 3 = 252 hari.
Januari 31 – 23 =8
Februari = 28
Maret = 31
April = 30
Mei = 31
Juni = 30
Juli = 31
Agustus = 31
September = 30
2 Oktober
Soal FPB
Sebuah bak mandi mempunyai dua buah kran, yaitu kran besar dan kran kecil. Jika kran kecil
dibuka dan kran besar ditutup, bak mandi akan penuh setelah 60 menit. Jika kran besar dibuka dan
kran kecil ditutup, bak mandi akan penuh dalam waktu 40 menit. Berapa menit dibutuhkan untuk
memenuhi bak mandi jika kedua kran dibuka?
Jawab =
60 = 22 x 3 x 5
40 = 23 x 5
FPB 22 x 5 = 20
Indikator
54. Disajikan masalah kehidupan sehari hari tentang kesebangunan pada segitiga atau segiempat
peserta dapat menerapkan kesebangunan yang ada pada segitiga atau segiempat yang diberikan
55. Disajikan masalah kehidupan sehari hari terkait bangun datar dan bangun ruang peserta dapat
membandingkan unsur-unsur matematis tentang segitiga, segi empat, prisma dan limas
56. Diberikan paparan pendekatan berbasis konstruktivis dan materi bangun datar serta bangun
ruang peserta dapat merancang pembelajarannya
Materi
Geometri
Sub Materi
Konsep teoritis dan pemecahan masalah matematis pada materi geometri (bangun datar, dan
bangun ruang khususnya segitiga, segi empat, prisma dan limas) dan menerapkan dalam
pembelajaran matematika di SD.
Segitiga tersebut dapat dikatakan sebangun karena perbandingan sisi-sisinya sama besar:
sisi AC sesuai dengan sisi PR = AC/PR = 4 : 2
sisi AB sesuai dengan sisi PQ = AB/PQ = 8 : 4
sisi BC sesuai dengan sisi QR = BC/QR = 6 : 3
maka AC/PR = AB/PQ = BC/QR = 2 : 1
sudut A= sudut P, sudut B=sudut Q, sudut C=sudut R
Contoh soal
Diketahui segitiga ABC sebangun dengan segitiga KLM, maka berapakah panjang LM dan
MK?
AB/KL = BC/LM
18/6 = 15/LM
3 = 15/LM
LM = 15/3
LM = 5 cm
Dari hasil tersebut kita dapat mengetahui bahwa perbandingan sisi pada kedua segitiga
tersebut adalah:
18 : 6 = 3 : 1
15 : 5 = 3 : 1
12 : MK = 3 : 1
MK = 12/3
MK = 4 cm
Contoh soal
D. Limas
Limas adalah bangun ruang yang mempunyai alas berbentuk segi-n dan bidang tegak nya
berbentuk segitiga yang salah satu sudutnya bertemu di satu titik, titik tersebut desebut dengan
puncak limas. Tinggi limas merupakan jarak terpendek yang dimiliki limas dari puncak limas
ke sisi alas. Tinggi limas harus tegak lurus dengan titik potong pada bidang alasnya
Ciri-ciri limas :
a. Memiliki satu sisi alas dan tidak memiliki sisi atap (tutup)
b. Titik puncak dan titik sudut sisi alas dihubungkan oleh rusuk tegak.
c. Semua sisi tegak limas berbentuk segitiga
Ukuran pemusatan data dan pemecahan masalah matematis pada materi statistika
Ukuran pemusatan data adalah nilai tunggal dari data yang dapat memberikan gambaran yang
lebih jelas dan singkat mengenai keadaan pusat data yang dapat mewakili seluruh data.
A. Rata-rata Hitung (mean)
Rerata atau mean merupakan salah satu ukuran gejala pusat. Mean merupakan wakil kumpulan
data.
Untuk menentukan rata-rata hitung data tunggal dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan
seluruh nilai data dan membagi dengan banyak data.
B. Median
Median (Me) adalah nilai tengah dari sekumpulan data yang telah diurutkan, mulai dari data
terkecil sampai dengan data terbesar.
C. Modus
Modus adalah untuk menyatakan fenomena yang paling banyak terjadi atau data yang paling
sering muncul. Modus ini bila dibandingkan dengan ukuran lainnya, tidak tunggal adanya.
Berarti sekumpulan data bisa mempunyai lebih dari sebuah Modus.
Contoh:
Diketahui : 65, 70, 90, 40, 40, 40, 40, 35, 45, 70, 80, 50.
Tentukan Modus dari data tersebut!
Setelah diurutkan datanya menjadi : 35, 40 , 40, 40, 40, 45, 50, 65, 70, 70, 80, 90
Jadi Mo = 40
Indikator
59. Disajikan masalah tentang gerak alat transportasi yang biasa ditemukan dalam kehidupan
sehari hari peserta dapat menentukan jarak, waktu dan kecepatannya
60. Disajikan barisan bilangan aritmatika peserta dapat menentukan rumus suku dan jumlah ke n
Materi
Kapita Selekta
Sub Materi
Konsep teoritis dan pemecahan masalah matematis pada materi kapita selekta (pola bilangan,
aljabar, trigonometri dan logika)
Jarak, Waktu dan Kecepatan
Kecepatan menyatakan cepat atau lambat pergerakan sebuah benda. Semakin cepat benda
bergerak, maka angka kecepatannya akan semakin tinggi. Sebaliknya, semakin lambat pergerakan
sebuah benda, artinya angka kecepatannya akan semakin kecil.
Rumus Berpapasan
1. Rumus Berpapasan Jika Waktu Berangkat Sama
Kasus soal yang diberikan biasanya melibatkan dua orang yang berangkat dari arah berlawanan
dan melalui jalur yang sama. Kedua orang tersebut berangkat dengan waktu keberangkatan yang
sama. Ilustrasi kasus ini dapat dilihat pada gambar di bawah.
Rumus menentukan waktu berpapasan dengan waktu keberangkatan sama adalah sebagai
berikut.
Contoh Soal 1
Dodi mengendarai sepeda dari rumahnya ke rumah temannya, Amar, dengan jarak tempuh 10
km. Dari arah yang berlawanan, Amar mengendarai sepeda menuju rumah Dodi. Kecepatan
Dodi dan Amar berturut-turut adalah 18 km/jam dan 12 km/jam. Jika keduanya sama-sama
berangkat pukul 09.00, maka mereka akan berpapasan pukul ….
Jawab 09.20
Contoh Soal 2
Dodi mengendarai sepeda dari rumahnya ke rumah temannya, Amar, dengan jarak tempuh 18
km. Dari arah yang berlawanan, Amar mengendarai sepeda menuju rumah Dodi. Kecepatan
Dodi dan Amar berturut-turut adalah 16 km/jam dan 12 km/jam. Jika Dodi berangkat pukul
08.00 dan Amar berangkat pukul 08.15 maka mereka akan berpapasan pukul ….
Jawab 08.45
Rumus Menyusul
Bentuk variasi soal seperti ini biasanya terkait permasalahan dua orang yang berangkat dari arah
sama dengan waktu dan kecepatan berbeda. Biasanya, kecepatan orang kedua lebih besar dari
kecepatan orang pertama. Pertanyaan yang sering diberikan adalah pukul berapa orang ke dua
dapat menyusul orang pertama yang telah berangkat terlebih dahulu.
Perhatikan ilustrasinya pada gambar di bawah.
Contoh
Tentukanlah jumlah semua bilangan asli antara 200 dan 299 yang habis dibagi 6!
Penyelesaian:
Sebelum menentukan jumlah semua bilangan asli antara 200 dan 300 yang habis dibagi 6, maka
kita akan menentukan terlebih dahulu bilangan asli antara 200 dan 300 yang habis dibagi 6.
Bilangan asli antara 200 dan 300 yang habis dibagi 6 adalah:
204, 210, 216, …, 294.
Berdasarkan barisan tersebut:
𝑎 = 204 𝑏 = 6 𝑈𝑛= 294
Sebelum menentukan jumlah, maka tentukan terlebih dahulu banyak suku pada barisan tersebut
atau kita akan mencari 𝑛.
Rumus Suku dari Barisan dan Deret Geometri
Contoh
Seutas tali dipotong menjadi 7 bagian dengan ukuran panjangnya membentuk deret geometri. Jika
panjang bagian tali yang terpendek adalah 3 cm dan panjang bagian tali terpanjang adalah 192 cm,
maka panjang tali seluruhnya adalah ….
Penyelesaian:
𝑎 = 3,𝑈𝑛 = 192, 𝑛 = 7.
Dari permasalahan tersebut yang belum diketahui adalah rasio, maka sebelum kita menghitung
jumlah panjang tali seluruhnya, kita akan menentukan ratio terlebih dahulu.
Indikator
61. Diberikan langkah metode ilmiah secara acak, peserta dapat mengurutkannya dengan benar.
Materi
Metode ilmiah
Sub Materi
Langkah metode ilmiah/Penerapan metode ilmiah dalam pembelajaran
Indikator
62. Diberikan suatu gambar model sistem organ pernafasan, peserta dapat menjelaskan proses
pernafasan perut.
63. Diberikan beberapa pernyataan tentang pengalaman dan pengetahuan tentang proses makan
makanan, peserta dapat memilih rumusan tentang pencernaan yang tepat.
64. Diberikan fenomena tentang tekanan diastole/sistole, peserta dapat menafsirkan hal-hal yang
terjadi pada bagian-bagian jantung
65. Diberikan pernyataan tentang rongga dada, peserta dapat mengidentifikasi tulang-tulang yang
membentuk rongga dada
Materi
Sistem organ pada manusia
Sub Materi
Sistem organ pernapasan, pencernaan, peredaran darah dan Sistem rangka
Organ Pernafasan
Organ pernapasan manusia terdiri dari hidung dan rongga hidung, tenggorokan (faring), batang
tenggorokan (laring) trachea, bronchus, bronciolus, alveolus paru-paru. Berikut adalah bagian-
bagian organ alat pernapasan pada manusia, perhatikan gambar di bawah ini.
Mekanisma Proses Pernapasan
Proses respirasi terdiri atas dua pengertian, yaitu:
a. Respirasi Internal
Respirasi ini merupakan proses masuknya oksigen dari dalam darah ke jaringan (sel) dan
keluarnya karbondioksida dari jaringan (sel) ke dalam darah. Oksigen yang masuk ke dalam s
oksidasi yang menghasilkan energi. Proses respirasi berlangsung pada organ sel yang disebut
mitokondria dan terjadi melalui empat tahap reaksi, yaitu:
1) tahap glikolisis
2) tahap antara glokolisis dan siklus Krebs
3) tahap siklus Krebs disebut juga siklus asam sitrat.
4) tahap sistem sitokrom
Dari empat tahap kejadian di atas, respirasi mempunyai persamaan kimia sebagai berikut:
b. Respirasi Eksternal
Merupakan proses masuknya oksigen dari udara luar melalui alat pernapasan ke dalam darah
dan keluarnya karbondioksida dan air dari darah ke alat pernapasan.
Dilihat dari proses pengambilan udara pernapasan, ada dua macam respirasi, yaitu:
1) Pernapasan perut, melibatkan otot diafragma, mekanismanya dibedakan menjadi:
a) Fase inspirasi, otot diagfragma berkontraksi sehingga rongga dada membesar, akibatnya
tekanan dalam rongga dada mengecil udara dari luar masuk membawa O2 ;
b) Fase ekspirasi, diagfragma relaksasi rongga dada mengecil, akibatnya tekanan dalam
rongga dada membesar dan udara keluar membawa CO2.
2) Pernapasan dada, melibatkan otot antar tulang rusuk, mekanismanya dibedakan menjadi:
a) Fase inspirasi, otot antar tulang rusuk berkontraksi, sehingga rongga dada membesar,
akibatnya tekanan udara rongga dada mengecil dan udara masuk membawa oksigen;
b) Fase ekspirasi, otot antar tulang rusuk relaksasi, akibatnya tekanan dalam rongga dada
membesar dan udara keluar membawa CO2
Sistem Pencernaan
Sistem organ pencernaan pada manusia berfungsi menguraikan makanan secara mekanik
dan secara kimiawi menjadi moleku1- molekul yang kecil sehingga dapat diserap oleh usus, dan
diedarkan oleh sistem peredaran darah ke seluruh jaringan tubuh. Sari makanan berfungsi sebagai
sumber energi untuk kegiatan metabolisme, untuk pertumbuhan sel-sel, dan untuk membangun
serta mengganti sel-sel yang rusak. Ada beberapa organ-organ yang berperan dalam sistem
pencernaan manusia. Jika diurutkan dari prosesnya, organ penyusun sistem pencernaan pada
manusia adalah mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Terdapat pula
enzim-enzim yang memiliki fungsi masing-masing dalam pencernaan.
Selain itu juga terdapat organ-organ penunjang lain dalam proses pencernaan manusia yang
disebut sebagai organ pelengkap atau aksesori, di antaranya yaitu lidah gigi, kelenjar air liur,
kantung empedu, hati dan pancreas.
Pencernaan mekanik terjadi mulai di dalam mulut dan lambung. Proses yang terjadi di
dalam mulut melibatkan gigi untuk gerakan mekanik dalam mencerna makanan. Sementara itu, di
lambung terjadi pencernaan mekanik yang berupa gerakan seperti mengaduk atau meremas
makanan. Gerakan mekanik di dalam lambung tersebut digerakkan oleh otot polos yang disebut
sebagai gerakan peristaltik.
Pencernaan kimiawi dilakukan oleh enzim. Enzim merupakan protein yang berfungsi
sebagai biokatalis di dalam tubuh. Enzimenzim yang berperan dalam proses pencernaan secara
kimiawi, antara lain: Maltase, protease, lipase. Amilase.
Sistem Kardiovaskular
Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung (kardio) dan pembuluh darah (vaskular). Sistem
kardiovaskular bertanggung jawab dalam memompa dan mengedarkan darah ke seluruh tubuh
(sirkulasi darah). Darah sendiri merupakan sarana transportasi bagi oksigen, karbon dioksida,
nutrisi, hormon, serta berbagai zat lainnya, dari dan ke seluruh tubuh.
Sistem kardiovaskular dikenal juga dengan sebutan sistem sirkulasi atau sistem peredaran
darah. Tugas sistem kardiovaskular adalah untuk memompa dan mengalirkan darah ke seluruh
tubuh. Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung, pembuluh darah, dan darah.
Dalam mekanisma kerjanya jantung memiliki dua siklus jantung, siklus tersebut
menunjukkan urutan kejadian yang terjadi saat jantung berdetak secara sistemik. Berikut dua fase
siklus jantung, yaitu:
(1) Sistol, jaringan otot jantung berkontraksi untuk memompa darah keluar dari ventrikel.
(2) Diastol, otot jantung rileks terjadi pada saat pengisian darah di jantung
Tekanan darah meningkat di arteri utama selama sistol ventrikel dan menurun selama diastol
ventrikel. Hal ini menyebabkan 2 angka yang terkait dengan tekanan darah. Tekanan darah sistolik
adalah angka yang lebih tinggi dan tekanan darah diastolik adalah angka yang lebih rendah.
Misalnya, tekanan darah 120/80 mmHg menggambarkan tekanan sistolik (120 mmHg) dan tekanan
diastolik (80mmHg).
Tekanan darah normal menunjukkan sistolis 120 mm Hg dan Diastolis 80 mm Hg pada
jantung dapat diketahui dengan menggunakan alat ukur Tensimeter, ketika seseorang yang
memiliki tekanan di atas normal maka orangnya menderita Hipertensi (tekanan darah tinggi)
demikian pula ketika di bawah tekanan darah normal orangnya menderita Hipotensi (tekanan darah
rendah). Menurut American Heart Association, denyut jantung istirahat rata-rata: Anak-anak 10
tahun, dewasa yang lebih tua, dan manula: 60-100 denyut per menit (Beats Per Minute) Atlet pro
terlatih adalah 40- 60 denyut per menit (BPM). Mengapa denyut jantungnya berbeda?
Sirkulasi sistemik. Disebut juga dengan peredaran besar, merupakan sirlukasi darah yang
mencakup seluruh tubuh. Sirkulasi ini berlangsung ketika darah yang mengandung oksigen mengisi
serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis, usai melakukan pelepasan karbon dioksida di paru-
paru. Kemudian, darah yang sudah berada di serambi kiri diteruskan ke bilik kiri, untuk selanjutnya
disalurkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah utama (aorta). Darah yang dipompa melewati
aorta akan terus mengalir hingga ke bagian paling tepi di seluruh area tubuh. Setelah menyalurkan
berbagai zat yang dibawanya ke sel-sel tubuh, darah akan mengalir kembali menuju serambi kanan
jantung untuk mengalami proses pembersihan darah.
Sirkulasi pulmonal (paru). Disebut juga dengan peredaran darah kecil, ini merupakan
sirkulasi darah dari jantung menuju paru-paru, dan sebaliknya. Sirkulasi ini berlangsung saat darah
yang mengandung karbon dioksida dari sisa metabolisme tubuh kembali ke jantung melalui
pembuluh vena besar (vena cava). Lalu, memasuki serambi kanan dan diteruskan ke bilik kanan
jantung. Selanjutnya, darah yang sudah berada di bilik kanan akan dialirkan ke paru-paru melalui
arteri pulmonalis, untuk melakukan pertukaran gas karbon dioksida dengan oksigen. Setelah itu,
darah bersih yang kaya oksigen akan memasuki serambi kiri jantung melalui vena pulmonalis.
Sirkulasi koroner. Sama seperti organ tubuh lain, jantung juga membutuhkan asupan
oksigen dan nutrisi supaya dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Darah yang menutrisi
jantung akan dialirkan melalui arteri koroner ke otot-otot jantung. Maka dari itu, sumbatan pada
arteri koroner bisa mengurangi aliran oksigen dan nutrisi ke otot jantung, sehingga meningkatkan
risiko terkena serangan jantung
Tulang-Tulang Yang Membentuk Rongga Dada
Tulang dada
Tulang dada termasuk tulang pipih, terletak di bagian tengah dada. pada sisi kiri dan kanan tulang
dada terdapat tempat lekat dari rusuk. bersama-sama dengan rusuk, tulang dada memberikan
perlindungan pada jantung, paru-paru dan pembuluh darah besar dari kerusakan
Tulang dada tersusun atas 3 tulang yaitu:
tulang hulu / manubrium. terletak di bagian atas dari tulang dada, tempat melekatknya tulang
rusuk yang pertama dan kedua
Tulang badan / gladiolus, terletak dibagian tengah, tempat melekatnya tulang rusuk ke tiga
sampai ke tujuh, gabungan tulang rusuk ke delapan sampai sepuluh.
Tulang taju pedang / xiphoid process, terletak di bagian bawah dari tulang dada. Tulang ini
terbentuk dari tulang rawan
Tulang Rusuk
Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. bersama-sama dengan tulang dada
membentuk rongga dada untuk melindungi jantung dan paru-paru. Tulang rusuk dibedakan atas
tiga bagian yaitu:
Tulang rusuk sejati berjumlah tujuh pasang. Tulang-tulang rusuk ini pada bagian belakang
berhubungan dengan ruas-ruas tulang belakang sedangkan ujung depannya berhubungan dengan
tulang dada dengan perantaraan tulang rawan
Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk ini memiliki ukuran lebih pendek
dibandingkan tulang rusuk sejati. Pada bagian belakang berhubungan dengan ruas-ruas tulang
belakang sedangkan ketiga ujung tulang bagian depan disatukan oleh tulang rawan yang
melekatkannya pada satu titik di tulang dada
Rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Tulang rusuk ini pada ujung belakang berhubungan dengan
ruas-ruas tulang belakang, sedangkan ujung depannya bebas.
Tulang rusuk memiliki beberapa fungsi diantaranya
1). melindungi jantung dan paru-paru dari goncangan.
2). melindungi lambung, limpa dan ginjal.
3). membantu pernapasan.
Indikator
66. Disajikan data terkait faktor yang mempengaruhi konduktivitas beberapa benda, peserta dapat
menentukan perbedaan konduktivitasnya
67. Disajikan nama beberapa benda, peserta dapat mengelompokkan dengan memberikan
alasan/dasar pengelompokannya
Materi
Struktur benda dan sifatnya
Sub Materi
Klasifikasi materi berdasarkan struktur / kemampuan menghantarkan panas
Indikator
68. Disajikan cerita tentang dua orang yang menimba air dengan cara yang berbeda, yang satu
menimba langsung dengan menggunakan tali satunya lagi menggunakan katrol, peserta dapat
membandingkan besar keuntungan mekaniknya.
Materi
Gaya dan Energi
Sub Materi
Pesawat Sederhana
Keuntungan Mekanis Katrol Tetap
Katrol tetap diambil dari jenis katrol sesuai dengan sifatnya, yaitu letaknya berada pada posisi yang
sama. Kedudukan atau posisi dari katrol tetap dibuat selalu sama dan tidak berpindah. Titik tumpu
katrol tetap berada di tengah katrol.
Jarak titik tumpu sistem katrol tetap dan titik beban disebut lengan beban, yang biasa ditulis .
Sedangkan jarak titik tumpu sistem katrol tetap dan titik kuasa disebut lengan kuasa, yang biasa
ditulis . Dalam katrol tetap ada gaya beban dan gaya kuasa. Gaya bebas merupakan gaya yang
bekerja pada beban w. Gaya kuasa adalah gaya yang diberikan pada sistem.
Gambar keterangan katrol tetap dan persamaan keuntungan mekanis katrol tetap diberikan seperti
berikut.
Keterangan:
• A = titik beban
• B = titik kuasa
• O = titik tumpu
• OA = lengan beban (lb)
• OB = lengan kuasa (lk)
• Fb = gaya beban (W)
• Fk = gaya kuasa (F)
Diketahui bahwa keuntungan mekanis katrol tetap sama dengan satu. Artinya, gaya yang
diperlukan untuk mengangakat beban w sama dengan gaya bebannya. Kondisi ini diperoleh dari
persamaan keuntungan mekanis katrol, seperti berikut ini.
Perhatikan contoh cara menentukan keuntungan mekanis sistem katrol pada gambar di bawah.
Berdasarkan gambar di atas, jumlah tali yang menopang benda ada sebanyak empat tali yang
terhubung melalui katrol. Dengan demikian, sistem katrol di atas memiliki keuntungan mekanis
sebesar 4 (empat). Besar gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban adalah seperempat dari
berat benda w.
Keuntungan Mekanis Katrol (Roda) Bergandar
Katrol bergandar atau sering disebut roda bergandar merupakan kombinasi katrol yang disatukan
dalam satu sumbu poros. Biasanya terdiri atas katrol dengan beda ukuran, katrol besar dan katrol
kecil. Katrol besar berhubungan dengan gaya yang bekerja. Pada katrol kecil menopang beban.
Keuntungan mekanis katrol bergandar dinyatakan sebagai perbandingan jari-jari katrol besar (R)
dan jari-jari katrol kecil (r).
Indikator
69. Disajikan gambar tentang proses perubahan energi pada pembangkit listrik (angin atau air atau
matahari atau uap), peserta dapat menganalisis perubahan energi apa yang terjadi pada setiap
tahapannya.
70. Disajikan grafik hubungan antara waktu pemanasan dan perubahan suhu suatu zat cair yang
massanya berbeda, peserta dapat menentukan mana yang memerlukan kalor lebih besar
Materi
Gaya dan Energi
Sub Materi
Perubahan energi
Grafik hubungan antara waktu pemanasan dan perubahan suhu suatu zat cair yang massanya
berbeda, peserta dapat menentukan mana yang memerlukan kalor lebih besar
Indikator
71. Disajikan data tentang keterkaitan hari raya Idul Fitri dua tahun berturut-turut (misalnya 1440
H dengan 1441 H) dengan kalender masehi, peserta dapat mengidentifikasi perbedaan kalender
Masehi dengan kalender Hijriyah.
Materi
Mengenal Bumi
Sub Materi
Gerak bumi dan fungsinya
Indikator
72. Disajikan data tentang kasus terjadinya bencana alam dipermukaan bumi, peserta dapat
menganalisis proses alam Endogen atau Eksogen keterkaitan dengan bencana alam tersebut.
73. Disajikan kasus tentang kependudukan di wilayah Indonesia, peserta dapat menganalisis
persebaran penduduk Indonesia.
74. Disajikan data tentang permasalahan kependudukan di wilayah Indonesia, peserta dapat
mengevaluasi kualitas penduduk Indonesia.
Materi
Manusia, tempat dan Lingkungan
Sub Materi
Proses pembentukan muka bumi (Proses Alam Endogen dan Proses alam Eksogen)/Kependudukan
(Dinamika kependudukan, Persebaran Penduduk, komposisi penduduk, pertumbuhan dan kualitas
penduduk, keragaman)
Indikator
75. Disajikan peristiwa sejarah nasional, peserta dapat mengelompokkan peristiwa tersebut
berdasarkan metode sejarahnya.
Materi
Waktu, Keberlanjutan dan Perubahan
Sub Materi
Metode Sejarah (heuristic, kritik, interpretasi, dan penulisan kisah sejarah) dan Konsep
Keberlanjutan
Metode Sejarah
Metode sejarah terdiri dari teknik dan pedoman yang digunakan sejarawan terhadap sumber primer
dan bukti lainnya termasuk juga bukti arkeologi. Dalam metode sejarah terdapat empat tahapan
yang harus dilewati. Keempat tahapan tersebut yakni heuristik, kritik atau verifikasi, interpretasi
dan historiografi.
1) Heuristik
Heuristik berasal dari kata bahasa Yunani heuriskein yang berarti menemukan atau
memperoleh. Heuristik diartikan sebagai tahapan menemukan dan menghimpun sumber,
informasi, jejak masa lampau. Jadi, heuristik merupakan tahapan proses mengumpulkan
sumber-sumber sejarah. Di samping sumber tertulis, terdapat pula sumber lisan. Sejarah lisan
merupakan cerita-cerita tentang pengalaman kolektif yang disampaikan secara lisan. Sejarah
lisan diperlukan untuk melengkapi sumber-sumber tertulis. Dalam sejarah lisan terdapat
informasi-informasi yang tidak tercantum dalam sumber-sumber tertulis. Untuk mendapatkan
informasi itu, penulis harus melakukan wawancara dengan nara sumber yang disebut sebagai
pengkisah dengan menggunakan alat rekam dan kaset.
2) Kritik
Tahapan yang kedua adalah kritik. Dalam tahap ini, sumber-sumber yang yang telah diperoleh
melalui tahapan heuristik kemudian diverifikasi. Dalam tahap verifikasi terdapat dua macam
kritik yakni kritik ekstern untuk meneliti otentisitas atau keaslian sumber dan kritik intern
untuk meneliti kredibilitas sumber (Kuntowijoyo, 2005). Singkatnya, tahapan kritik ini
merupakan 11 tahapan untuk memilih sumber-sumber asli dari sumber-sumber palsu. Untuk
mendapatkan fakta sejarah perlu melakukan proses koroborasi yaitu buktibukti (evidence)
sejarah yang membenarkan atau memperkuat suatu pernyataan (statement).
3) Interpretasi
Tahapan selanjutnya dari metode sejarah adalah interpretasi. Interpretasi adalah tahapan atau
kegiatan dalam menafsirkan fakta-fakta dan menetapkan makna serta saling keterhubungan
dari fakta-fakta yang diperoleh. Terdapat dua macam interpretasi yakni analisis yang berarti
menguraikan dan sintesis yang berarti menyatukan. Melalui tahapan interpretasi inilah,
kemampuan intelektual seorang sejarawan diuji. Sejarawan dituntut untuk dapat berimajinasi
dengan membayangkan bagaimana peristiwa pada masa lalu itu terjadi. Namun, bukan berarti
imajinasi yang bebas seperti seorang sastrawan. Imajinasi seorang sejarawan dibatasi oleh
fakta-fakta yang ada yang ia peroleh dalam tahap-tahap sebelumnya.
4) Historiografi
Tahapan yang keempat adalah historiografi. Historiografi (Gottschalk, 2006) adalah
rekonstruksi imajinatif dari masa lampau berdasarkan data yang diperolah dengan menempuh
proses pengujian dan proses penganalisisan secara kritis melalui rekaman dan bukti
peninggalan masa lampau. Dalam melakukan penulisan sejarah, terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan, yaitu:
(1) penyeleksian atas fakta-fakta, untaian fakta-fakta yang dipilih berdasarkan dua kriteria:
relevansi peristiwa-peristiwa dan kelayakannya;
(2) imajinasi yang digunakan untuk merangkai fakta-fakta yang dimaksudkan untuk
merumuskan suatu hipotesis; dan
(3) kronologis. Dalam tahap historiografi ini, seluruh imajinasi dari serangkaian fakta yang
ada dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Potongan-potongan fakta sejarah ditulis hingga
menjadi sebuah tulisan kisah sejarah yang kronologis.
Tahapan-tahapan dalam metode sejarah yang dijelaskan di atas merupakan tahapan untuk
mempermudah sejarawan melakukan penelitian, mulai dari proses pengumpulan sumber-
sumber, memilih sumber-sumber asli, menginterpretasikan sumber-sumber hingga akhirnya
penuangan ke dalam bentuk penulisan sejarah.
Indikator
76. Diberikan sebuah kasus tentang sistem sosial pada masyarakat, peserta dapat mengidentifikasi
nilai dan norma pada masyarakat.
Materi
Sistem Sosial dan Budaya
Sub Materi
Interaksi sosial/Nilai nilai dan Norma
Indikator
79. Diberikan informasi tentang perkembangan IPTEK yang berkontribusi pada interaksi
masyarakat baik secara lokal, peserta dapat menganalisis fenomena perkembangan IPTEK
yang terjadi di masyarakat.
80. Diberikan informasi tentang perkembangan penggunaan IPTEK, peserta dapat
mengidentifikasi dampak positif penggunaan IPTEK di era global.
Materi
Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan
Sub Materi
Perilaku Ekonomi (Produksi, Distribusi, Konsumsi)/Kesejahteraan hidup masyarakat.
Indikator
81. Diberikan kasus HAM peserta dapat menelaah pelanggaran HAM berat dan ringan yang terjadi
di Indonesia
82. Diberikan sebuah informasi peserta dapat menentukan upaya pemajuan HAM di Indonesia
dalam bidang produk hukum, lembaga negara dan lembaga swadaya masyarakat
Materi
Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan
Sub Materi
Perilaku Ekonomi (Produksi, Distribusi, Konsumsi)/Kesejahteraan hidup masyarakat.
2. Sterotipe
Stereotipe merupakan salah satu bentuk prasangka antar etnik/ras. Orang cenderung membuat
kategori atas tampilan karakteristik perilaku orang lain berdasarkan kategori ras, jenis kelamin,
kebangsaan, dan tampilan komunikasi verbal maupun non verbal selain itu juga, merupakan salah
satu bentuk utama prasangka yang menunjukan perbedaan “kami” yang selalu dikaitkan dengan
superioritas kelompok “kami” dan cenderung mengevaluasi orang lain yng dipandang inferior
“mereka”.
Stereotipe adalah pemberian sifat tertentu terhadap sesorang berdasarkan kategori yang bersifat
subjektif hanya karena dia berasal dari kelompok lain. Pemberian sifat tersebut bisa positif maupun
negatif.
Vedeber (1986) menyatakan bahwa stereotipe adalah sikap juga karakter yang dimiliki sesorang
dalam menilai karakteristik, sifat negatif, maupun positif orang lain, hanya berdasarkan
keanggotaan orang itu pada kelompok tertentu.
Allan G. Johson (1986) stereotipe adalah keyakinan sesorang dalam menggeneralisasikan sifat-
sifat tertentu yang cenderung negatif tentang orang lain karena dipengaruhi oleh pengetahuan dan
pengalaman tertentu. Keyakinan ini menimbukan penilaian yang cenderung negatif bahkan
merendahkan orang lain. Ada kecenderungan memberikan “label” atau cap tertentu pada kelompok
tertentu dan yang termasuk problem yang perlu diatasi adalah stereotipe yang negatif atau
merendahkan kelompok lain.
Di dalam menghadapi fenomena budaya yang ada di tanah air ini, kita perlu memberi informasi
yang benar tentang berbagi hal yang berkaitan dengan ras, suku, agama, dan antar agama.
Seringkali, keberadaan individu dalam suatu kelompok telah dikategorisasi.
Miles Hewstone dan Rupert Brown (1986) mengemukakan tiga aspek esensial dari stereotipe yaitu;
a) Karakter atau sifat tertentu yang berkaitan dengan perilaku, kebiasaan berperilaku, gender dan
etnis. Misalnya, wanita periang itu suka bersolek.
b) Bentuk atau sifat perilaku turun menurun sehingga seolah-olah melekat pada semua anggota
kelompok. Misalnya, oran ambon itu keras.
c) Penggeneralisasian karakteristik, ciri khas, kebiasaan, perilaku kelompik kepada individu yang
menjadi anggota kelompok tersebut.
Tajfel (1981) membedakan bentuk atau jenis stereotipe yaitu :
1) Stereotipe individu adalah generalisasi yang dilakukan oleh individu dengan menggeneralisasi
karakteristik orang lain dengan ukuran luas dan jarak tertentu melalui proses kategori yang
bersifat kognitif (berdasarkan penglaman individu).
2) Stereotipe sosial terjadi jika stereotipe itu menjadi evaluasi kelompok tertentu, telah menyebar
dan meluas pada kelompok sosial lain.
Stereotipe itu bersifat unik dan berdasarkan pengalaman individu, namun kadang merupakan hasil
pengalam dan pergaulan dengan orang lain maupun dengan anggota kelompok itu sendiri. Adakah
hubungan antara stereotipe dengan komunikasi
Hewstone dan Giles (1986) mengajukan empat kesimpulan tentang proses stereotipe :
a) Proses stereotipe merupakan hasil dari kecenderungan mengantisipasi atau mengharapkan
kualitas derajat hubungan tertentu antara anggota kelompok tentu berdasarkan sifat psikologis
yang dimliki.
b) Sumber dan sasaran informasi mempengaruhi proses informasi yang diterima atau yang hendak
dikirimkan. Stereotipe berpengaruh terhadap porses informasi individu.
c) Stereotipe menciptakan harapan pada anggota kelompok tertentu (in group) dan kelompok lain
(out group).
d) Stereotipe menghambat pola perilaku komunikasi kita dengan orang lain.
3. Entosentrisme
Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menetapkan semua norma dan nilai budaya orang lain
dengan standar budayanya sendiri. Etnosentrisme merupakan paham-paham yang pertama kali
diperkenalkan oleh William Graham Sumner (1906), seorang antropolog yang beraliran
interaksionisme. Berpandangan bahwa manusia pada dasarnya individualistis yang cenderung
mementingkan diri sendiri, namun karena harus berhubungan dengan manusia lain, maka
terbentuklah sifat antagonistik. Supaya pertentangan itu dapat dicegah maka perlu ada folkways
(adat kebiasaan) yang bersumber pada pola-pola tertentu. Mereka yang memiliki folkways yang
sama cenderung berkelompok dalam satu kelompok yang disebut etnis.
Sebab-sebab Munculnya Etnosentrisme di Indonesia. Salah satu faktor yang mendasar yang
menjadi penyebab munculnya etnosentrisme di Bangsa ini adalah budaya politik masyarakat yang
cenderung tradisional dan tidak rasionalis. Budaya politik masyarakat kita masih tergolong budaya
politik subjektif Ikatan emosional –dan juga ikatan-ikatan primordial- masih cenderung menguasai
masyarakat kita. Masyarakat kita terlibat dalam dunia politik dalam kerangka kepentingan mereka
yang masih mementingkan suku, etnis, agama dan lain-lain. Aspek kognitif dan partisipatif masih
jauh dari masyarakat kita.
Salah satu faktor yang juga menjadi penyebab munculnya masalah etnosentrisme adalah pluralitas
Bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama, ras
dan golongan. Pluralitas masyarakat Indonesia ini tentu melahirkan berbagai persoalan. Setiap
suku, agama, ras dan golongan berusaha untuk memperoleh kekuasaan dan menguasai yang
lain.Pertarungan kepentingan inilah yang sering memunculkan persoalan-persoalan di daerah.
Contoh Etnosentrisme di Indonesia. Salah satu contoh etnosentrisme di Indonesia adalah perilaku
carok dalam masyarakat Madura. Menurut Latief Wiyata, carok adalah tindakan atau upaya
pembunuhan yang dilakukan oleh seorang laki-laki apabila harga dirinya merasa terusik. Secara
sepintas, konsep carok dianggap sebagai perilaku yang brutal dan tidak masuk akal. Hal itu terjadi
apabila konsep carok dinilai dengan pandangan kebudayaan kelompok masyarakat lain yang
beranggapan bahwa menyelesaikan masalah dengan menggunakan kekerasan dianggap tidak
masuk akal dan tidak manusiawi. Namun, bagi masyarakat Madura, harga diri merupakan konsep
yang sakral dan harus selalu dijunjung tinggi dalam masyarakat. Oleh karena itu, terjadi perbedaan
penafsiran mengenai masalah carok antara masyarakat Madura dan kelompok masyarakat lainnya
karena tidak adanya pemahaman atas konteks sosial budaya terjadinya perilaku carok tersebut
dalam masyarakat Madura. Contoh etnosentrisme dalam menilai secara negatif konteks sosial
budaya terjadinya perilaku carok dalam masyarakat Madura tersebut telah banyak ditentang oleh
para ahli ilmu sosial.
4. Rasisme
Kata ras berasal dari bahasa prancis dan itali “razza” pertama kali istilah ras dikenalkan Franqois
Bernier, antropolog perancis, untuk mengemukakan gagasan tentang perbedaan manusia
berdasarkan kategori atau karakteristik warna kulit dan bentuk wajah. Setelah itu, orang lalu
menetapkan hirarki manusia berdasarkan karakteristik fisik atas orang eropa berkulit putih yang
diasumsikan sebagai warga masyarakat kelas atas berlawanan dengan orang afrika yang berkulit
hitam sebagai warga kelas dua.
Ras sebagai konsep secara ilmiah digunakan bagi “penggolongan manusia” oleh Bufon,
anthorpolog perancis, untuk menerangkan penduduk berdasarkan pembedaan biologis sebagai
parameter. Pada abad 19, para ahli biologis membuat klasifikasi ras atas tiga kelompok, yaitu
kaukasoid, negroid dan mongoloid. Hasil penilitian menunjukan bahawa tidak ada ras yang benar-
benar murni lagi. Secara biologis, konsep ras selalu dikaitkan dengan pemberian karakteristik
seseorang atau sekelompok orang ke dalam satu kelompok tertentu yang secara genetik memiliki
kesamaan fisik seperti warna kulit, mata, rambut, hidung, atau potongan wajah. Pembedaan seperti
itu hanya mewakili faktor tampilan luar.
Karena tidak ada ras yang benar-benar murni, maka konsep tentang ras seringkali merupakan
kategori yang bersifat non- biologis. Ras hanya merupakan konstruksi ideologi yang
menggambarkan gagasan rasis.
Secara kultur Carus menghubungkan ciri ras dengan kondisi kultur. Ada empat jenis ras yaitu :
afrika, mongol, dan amerika yang berturut-turut mencerminkan siang hari (terang), malam hari
(gelap), cerah pagi (kuning), dan sore (senja) yang merah.
Namun konsep ras yang kita kenal lebih mengarah pada konsep kultur dan merupakan kategori
sosial, bukan biologis. Montagu, membedakan antara “ide sosial dari ras” dan “ide biologis dari
ras”. Definisi sosial berkaitan dengan fisik dan perilaku sosial.
5. Diskriminasi
Diskriminasi adalah perilaku menerima atau menolak seseorang semata-mata berdasarkan
keanggotaannya dalam kelompok (Sears, Freedman & Peplau,1999). Misalnya banyak perusahaan
yang menolak mempekerjakan karyawan dari etnik tertentu. Diskriminasi bisa terjadi tanpa adanya
prasangka dan sebaliknya seseorang yang berprasangka juga belum tentu akan mendiskriminasikan
(Duffy & Wong, 1996). Akan tetapi selalu terjadi kecenderungan kuat prasangka melahirkan
diskriminasi. Prasangka menjadi sebab diskriminasi manakala digunakan sebagai rasionalisasi
diskriminasi. Artinya prasangka yang dimiliki terhadap kelompok tertentu menjadi alasan untuk
mendiskriminasikan kelompok tersebut.
Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Dengan
demikian diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka tidak realistis dan
hanya diketahui oleh diri individu masing-masing. Diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan.
Dalam pergaulan sehari-hari sikap prasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu, tak dapat
dipisahkan.Seseorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap
ras yang diprasangkainya.
Demikian juga sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak diskriminatif.
Diskriminasi merupakan suatu kejadian yang biasa dijumpai dalam masyarakat manusia, ini
disebabkan karena kecenderungan manusian untuk membeda-bedakan yang lain.
Sedangkan diskriminasi menurut Theodorson & Theodorson, diskriminasi adalah ketidak
seimbangan atau ketidak adilan yang ditujukan oleh orang atau kelompok lain yang biasanya
bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesuku bangsaan, agama,
atau keanggotaan kelas-kelas sosial. Diskriminasi bersifat aktif dari prasangka yang bersifat negatif
(negative prejudice) terhadap seorang individu atau suatu kelompok.
Jika prasangka mencakup sikap dan keyakinan, maka diskriminasi mengarah pada tindakan.
Tindakan diskriminasi biasanya dilakukan oleh orang yang memiliki prasangka kuat akibat tekanan
tertentu, misalnya tekanan budaya, adat istiadat, kebiasaan atau hukum. Antara prasangka dan
diskriminasi ada hubungan yang saling menguatkan, selama ada prasangka, disana ada
diskriminasi. Jika prasangka dipandang sebagai keyakinan atau ideologi, maka diskriminasi adalah
terapan keyakinan atau ideologi. Jadi diskriminasi merupakan tindakan yang membeda-bedakan
dan kurang bersahabat dari kelompok dominan terhadap kelompok subordinasi.
6. Scapegoating
Teori kambing hitam mengemukakan kalau individu tidak bisa menerima perlakuan tertentu yang
tidak adil, maka perlakuan itu dapat ditanggungkan kepada orang lain. Ketika terjadi depresi
ekonomi di jerman, Hitler mengkambing hitamkan orang yahudi sebagai penyebab rusaknya sistim
politik dan ekonomi di negara itu. Ada satu pabrik di auscwitz, polandia yang digunakan untuk
membantai hampir 1,5 juta orang yahudi. Tua muda, besar kecil laki-laki dan perempuan
dikumpulkan. Kepala digunduli dan rambut yang dikumpulkan mencapai hampir 1,5 ton. Rambut
yang terkumpul itu akan dikirimkan ke jerman untuk dibuat kain. Richard Chamberlain berteori
bahwa bangsa aria adalah bangsa yang besar dan mulia yang mempunyai misi suci untuk
membudayakan umat manusia. Bangsa aria (jerman) ini merasa bahwa kekacauan ekonomi dan
politik di jerman disebabkan oleh bagsa yahudi.
Indikator
84. Diberikan sebuah contoh kasus peserta didik dapat mengevaluasi penerapan berbagai macam
norma di masyarakat
Materi
Konsep Nilai, norma, moral, dan hukum
Sub Materi
Konsep Nilai, norma, moral, dan hukum
MORAL
Moral merupakan pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab. Moral juga
berarti ajaran yang baik dan buruk perbuatan dan kelakuan (akhlak). Moralisasi, berarti uraian
(pandangan, ajaran) tentang perbuatan dan kelakuan yang baik. Demoralisasi, berarti kerusakan
moral.
Dalam bahasa sehari-hari, yang dimaksud dengan kesusilaan bukan mores, tetapi petunjuk-
petunjuk untuk kehidupan sopan santun dan tidak cabul. Jadi, moral adalah aturan kesusilaan, yang
meliputi semua norma kelakuan, perbuatan tingkah laku yang baik. Kata susila berasal dari bahasa
Sansekerta, su artinya “lebih baik”, sila berarti “dasar-dasar”, prinsip-prinsip atau peraturan-
peraturan hidup. Jadi susila berarti peraturan-peraturan hidup yang lebih baik.
Pengertian moral dibedakan dengan pengertian kelaziman, meskipun dalam praktek kehidupan
sehari-hari kedua pengertian itu tidak jelas batas-batasnya. Kelaziman adalah kebiasaan yang baik
tanpa pikiran panjang dianggap baik, layak, sopan santun, tata krama, dsb. Jadi, kelaziman itu
merupakan norma-norma yang diikuti tanpa berpikir panjang dianggap baik, yang berdasarkan
kebiasaan atau tradisi.
Moral juga dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
1. Moral murni, yaitu moral yang terdapat pada setiap manusia, sebagai suatu pengejawantahan
dari pancaran Ilahi. Moral murni disebut juga hati nurani.
2. Moral terapan, adalah moral yang didapat dari ajaran pelbagai ajaran filosofis, agama, adat,
yang menguasai pemutaran manusia.
RINGKASAN MATERI
UP PPG DALJAB