Pergub SulSel No 16 THN 2015 (tatacaraPLB3)

You might also like

Download as pdf
Download as pdf
You are on page 1of 13
GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 4 TALVN OO/- TENTANG TATA CARA PELAPORAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN, Menimbang : a. babwa untuk melakukan pengawasan Pengelolaan limbah bahan berbahaya ddan beracun maka perlu ada alat kontrol berupa laporan Pengelolean limbah bahan berbahaya dan beracun oleh pihak pemrakarsa usaha; b. bahwa pelaksanaan pelaporan Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun oleh pemrakarsa usaha selma ini tidak seragam Karena belum ada tata cara yang mengatur untuk itu; dan ©. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan fhuruf b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan tentang Tata Cara Pelaporan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, Mengingat : 1. Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 2. Undang ~ Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 3. Undang — Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang — Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang — Undang Nomor 2 Tahun 2014 Menjadi Undang ~ Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657); 4, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 105 Tahun 2000 tentang, Pengelolaan Dan Perlanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 202 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4022); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limba Bahan Berbahaya Dan Beracun. (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 333. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomior 5617); 6. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 18 Tahun 2009 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun; 7. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 09 Tahun 2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan 2 Daerah, Lembaga Teknis Daerah Dan Lembaga Lain Provinsi Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 242) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 12 Tahun 2009 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 Nomor 12); 8. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 03 Tahun 2014 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Di Daerah Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 ‘Nomor 3); 9, Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 8 Tahun 2014 tentang ‘Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Pokok Tahun Anggaran 2015 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 Nomor 8); 10. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengelolaan Tata Cara Dan Perizinan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun (Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010 Nomor 14); 11. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 01 Tahun 2015 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 (Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 Nomor 1); 12, Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 Nomor 2); MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG TATA CARA PELAPORAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN, BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksudkan dengan : 1, Provinsi adalah Provinsi Sulawesi Selatan, 2. Daerah adalah Provinsi Sulawesi Selatan. 3. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan, 4. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Gubemur adalah Gubernur Sulawesi Selatan, Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota di Sulawesi Selatan. Satan Kerja Perangkat Daerah Provinsi yang selanjutnya disingkat SKPD Provinsi adalah perangkat daerah yang bertanggung jawab dalam Pengelolaan lingkungan hidup di tingkat Provinsi. 8, Satuan Kerja Perangkat Dacrah Kabupaten/Kota yang selanjutnya disingkat SKPD Kabupaten/Kota adalah perangkat daerah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup di tingkat Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan. 9. Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi yang selanjutnya disebut BLHD Provinsi adalah Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. moe 10. uM. 12. 13. 4. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 23. 24, 25, 26. 27. 28. 29. 3 Instansi Pembina Teknis adalah setiap satuan kerja perangkat daerahimit kerja perangkat daerah yang memberikan izin usaha yang berkaitan dengan operasional kegiatan usaha sesuai dengan bidang dan tugas masing-masing. Limbah adalah sisa suatu usaha darvatau kegiatan, Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disebut Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. Pengelolaan Limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfatan, pengolahan, dan/atau penimbunan. Pengurangan Limbah B3 adalah kegiatan penghasil Limbah B3 untuk mengurangi jumlah dan/atau mengurangi sifat bahaya dan/atau racun dati Limbah B3 sebelum ihasilkan dari suatu usaha dan/atau kegiatan Penghasil Limbah B3 adalah Setiap Orang yang karena usaha dan/atau kegiatannya menghasilkan Limbah B3. Pengumpul Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Pengumpulan Limbah B3 sebelum dikirim ke tempat Pengolahan Limbah B3, Pemanfaatan Limbah B3, dan/atau Penimbunan Limbah B3. Pengangkut Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Pengangkutan Limbah B3. Pemanfeat Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Pemanfaatan Limbah B3. Pengolah Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan Pengolahan Limbah B3. Penimbun Limbah B3 adalah badan usaha yang melakukan kegialan Penimbunan Limbah B3. Penyimpanan Limbah B3 adalah kegiatan menyimpan Limbah B3 yang dilakukan oleh Penghasil Limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara Limbah B3 yang dihasilkannya, . Pengumpulan Limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan Limbah B3 dari Penghasil Limbah B3 sebelum diserahkan kepada Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbeh B3, dan/atau Penimbun Limbah B3. Pemanfaaton Limbah B3 adalah kegiatan penggunaan kembali, daur ulang, dan/atau perolehan kembali yang bertujuan untuk mengubah Limbah B3 menjadi produk yang dapat digunakan sebagai substitusi bahan baku, bahan penolong, dan/atau bahan bakar yang aman bagi keschatan manusia dan lingkungan hidup. Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun. Penimbunan Limbah B3 adalah kegiatan menempatkan Limbah B3 pada fasilitas penimbunan dengan maksud tidak membahayakan kesebatan manusia dan Jingkungan hidup. Laporan adalah dokumen tertulis pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Limbah B3. Pelaporan adalah kewajiban setiap orang menyampaikan Laporan. Tzin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada Setiap Orang yang melakukan usaha dan/atau kegiatan yang wajib Amdal atau Usaha Kelola Lingkungan — Usaha Pemantauan Lingkungan (UKL - UPL) dalam rangka perlindungan dan Pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat untuk memperoleh izin usaba dan/atau kegiatan. Pencemaran Lingkungan Hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau Komponen Jain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan, |. Kerusakan Lingkungan Hidup adalah perubahan langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup yang melampaui Icriteria baku kerusakan lingkungan hidup. Perusakan Lingkungan Hidup adalah tindakan orang yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap sifatfisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup sehingga melampaui kriteria baku kerusakan lingkungan hidup. 4 32. Pemrakarsa adalah s¢ Kegiatan 33. Setiap Orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbadan Tukum maupun yang tidak berbadan bukum., orang yang bertanggung jawab terhadap usaha dan/atau Pasal 2 Ruang lingkup Peraturan Gubernur ini, terdiri atas: a. maksud dan tujuan; b. kewenangan; c. kegiatan Pengelolean Limbah B3; 4. pelaporan Pengelolaan Limbah B3; dan e. _sanksi dan penilaian. BAB IL MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 3 (1) Peraturan Gubemur ini dimaksudkan untuk: a. instrumen dalam melakukan pengawasan dan pembinaan pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Limbah B3; dan b, instrumen dalam mengambil kebijakan dalam Pengelolaan Limbah B3 oleh Provinsi dan Kabupaten/Kofa. (2) Tujuan Peraturan Gubernur ini yaitu tercapainya pelaporan Pengelolaan Limbah B3 oleh pihak Pemrakarsa yang seragam sesuai dengan ketentuan peraturan perundang — undangan. BAB IIL KEWENANGAN Pasal 4 Dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah Provinsi bertugas dan berwenang: a. menetapkan kebijakan tingkat Provinsi; b. mengoordinasikan dan melaksanakan Pengendalian Pencemaran dan/atau Kerusakan Lingkungan hidup lintas Kabupaten/Kota, ¢. melakukan pembinaan dan pengawasan tethadap pelaksanaan kebijakan, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah Kabupaten/Kota; 4. melakuken pembinaan dan pengawasan Ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap perizinan lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup; e. mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup; . mengelola informasi lingkungan hidup tingkat Provinsi; ‘memberikan pendidikan, pelatihan, pembinaan, dan penghargaan; dan h. melakukan penegekan hukum lingkungan hidup pada tingkat Provinsi. Pasal S Dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah Kabupaten/Kota bertugas dan berwenang: a, menetapkan kebijakan tingkat Kabupaten/Kota; b. mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup; c. melakukan pembinaan dan pengawasan ketaafan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap ketentuan perizinan lingkungan dan peraturan perundang- undangan; 5 dd, mengelola informasi lingkungan hidup tingkat Kabupaten/Kota; dan fe, mengembangkan dan melaksanakan kebijakan sistem informasi lingkungan hidup tingkat Kabupaten/Kota, BAB IV KEGIATAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 Pasal 6 Setiap Pemrakarsa usaha yang menghasilkan Limbah B3 wajib untuk melakukan Pengelolaan Limbah B3 sehingga tidak mengakibetkan Pencemaran, Kerusakan dan Perusakan lingkungan hidup. Pasal 7 Kegiatan Pengelolaan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 buruf c meliputi: a. penyimpanan Limbah B3; b. pengumpulan Limbah B3; ¢ _pengangkutan Limbab B3; pemanfaatan Limbah B3; pengolahan LimPbah B3; dan penimbunan Limbah B3. Pasal 8 Penyimpanan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf a, dilakukan dengan ketentuan: a, pemrakarsa melakukan kegiatan Penyimpanan Limbah B3 yang dihasilkan; b. untuk dapat melakukan kegiatan Penyimpanan Limbah B3, Pemrakarsa sebagaimana dimaksud pada huruf a wojib memiliki izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbah B3; dan ¢. tata cara Iebih lanjut mengenai izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penyimpanan Limbeh B3 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Pasal 9 Pengumpulan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf b, dilakukan dengan ketentuan: a. pemrakarsa melakukan kegiatan Pengumpulan Limbah B3; b. untuk dapat melakukan Kegiatan Pengumpulan Limbah B3, Pemrakarsa sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib memiliki izin Pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan Pengumpulan Limbah B3; dan ¢. tata cara lebih lanjut_mengenai izin Pengelolasn Limbah B3 untuk kegiatan Pengumpulan Limbah B3 dilatcukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- vundangan, Pasal 10 Pengangkutan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf ¢, dilakukan dengan ketentuan: a. pemrakarsa melakukan kegiatan Pengangkutan Limbah B3; b. untuk dapat melakukan kegiaian Pengangkutan Limbah B3, Pemrakarsa sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib memiliki izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengangkutan Limbah B3; dan 6 ¢, tata cara lebih lanjut mengenai izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengangkutan Limbah B3 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan, Pasal 11 Pemanfaatan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d, dilakukan dengan ketentuan: a, pemrakarsa melakukan kegiatan Pemanfuatan limbah B3; b. untuk dapat melakukan Kegiatan Pemanfaatan Limbah B3, Pemrakarsa sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib memiliki izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pemanfaatan Limbah B3; dan c. tata cara lebih Ianjut mengenai izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiaian Pemanfuatan Limbah B3 dilakuken seswai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Pasal 12 Pengolahan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf e, dilakukan dengan ketentuan: a, pemrakarsa melakukan kegiatan Pengolahan Limbah B3; b. untuk dapat melakukan kegiatan Pengolahan Limbah B3, Pemrakarsa sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib memilild izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan Limbah B3; dan ¢. tata cara lebih lanjut_mengenai izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Pengolahan Limbah B3 dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan, Pasal 13 Penimbunan Limbah B3 sebagaimana dimaksud dalam pasal 7 huruf f, dilakukan dengan ketentuan: a, pemrakarsa melakukan kegiatan Penimbunan Limbah B3; b. untuk dapat melakukan kegiatan Penimbunan Limbah B3, Pemrakarsa sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib memiliki izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penimbunan Limbah B3; dan ¢. tata cara lebih lanjut mengenai izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penimbunan Limbah B3 dilakuken sesusi dengan ketentuan peraturan perundang- undangan, BABV PELAPORAN PENGELOLAAN LIMBAH B3 Pasal 14 (1) Sistimatika penyusunan Laporan Pengelotaan Limbah B3, terdiri atas: Cover, Kata Pengantar; Daftar Isis Bab I Pendabuluan; Bab II Proses Produksi/Kegiatan; Bab III Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; Bab IV Kegintan Pengurangan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; Bab V Kesimpulan; dan Lampiran —lampiran; soe 7 (2) Format sistimatika penyusunan Laporan Pengelolsan Limbah B3, sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada lampiran I sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini. Pasal 15 Pelaporan Pengelolaan Limbah B3 dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali, yaitu a, pelaporan pertama yaitu pada Awal April untuk Pengelolaan Limbah B3 bulan Januari ~ Maret tahun berjalan; b.pelaporan kedua yaitu pada awal bulan Juli untuk Pengelolaan Limbah B3 bulan April ~ Juni tahun berjalan; c. pelaporan Ketiga yaitu pada awal bulan Oktober untuk Pengelolaan Limbah B3 bulan Juli - September tahun berjalan; dan 4. pelaporan Keempet yaitu pada awal bulan Januari untuk Pengelolaan Limbah B3 bulan Oktober - Desember tabun berjalan, Pasal 16 Laporan Pengelolaan Limbah B3 yang telah dibuat oleh Pemrakarsa usaha diserahkan ke SKPD Kabupaten/Kota yang menangani lingkungan hidup Kabupaten/Kota dan ditembuskan ke BLHD Provinsi serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia BAB VI SANKSI DAN PENILAIAN Bagian Kesatu Sanksi Pasal 17 (1) Setiap Pemprakarsa useha yang tidak melakukan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 maka dikenakan sanksi administrasi, 2) Gubernur atau Bupati/Walikota akan memberikan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa: 2, teguran tertulis; dan b._paksaan pemerintah. (3) Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangannya sebagaimana pada ayat (2) huraf a, apabila Pemrakarsa usaha tidak melakukan Pelaporan selama 2 (dua) kali bertururt turut (4) Apabila Pemrakarsa usaha tidak menindaklanjuti teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka Gubernur afan Bupati/Walikota dapat melalukan paksaan pemerintah sesuai dengan kewenangam dan ketentuan peraturan perundangan-undangan, (5) Paksaan pemerintah sebagaimana yang dimaksud pada ayat (4) berupa tindakan Jain yang bertujuan menghentikan pelanggaran. Bagian Kedua Penilaian Pasal 18 (1) Laporan Pengeloloan Limbsh B3 akan dinilai oleh Tim Teknis Pengelolaan Limbah B3 BLHD Provinsi sesuai kriteria penilaian, (2) Tim Teknis Pengeloiaan Limbah B3 sebagaimana dimoksud pada ayat (1) akan ditetapkan dengan Keputusan Gubernur, 8 (3) Kriteria penilaian Laporan Pengelolaan Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tereantum dalam lampiran Il yang merupakan bagian tidak terpisahkan dati Peraturan Gubernur ini. Pasal 19. Penilaian Pelaporan oleh ‘Tim Teknii dilakukan verifikasi data dan kondisi riil di lapangan. BAB VIL KETENTUAN PENUTUP Pasal 20 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tangeal diundangkan, Pengelolaan Limbah B3 dikeluarkan setelah Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Ditetaplan di Makassar pada tanggal 30 Adare? Do/s™ 4, Sekda 2, Asisten > Ka. SKPDUnit Kerja Pongusul Diundangkan di Makassar pada tangeal 39 Maret 20/5 ¥ SEKRETARIS DAFRAH PROVINSI SULAWESI SELATAN, Ir, H. ABDUL LATIF, M.Si., MM BERITA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2015 NOMOR 4b SULAWESI SEL a Dr. H. SYAHRUL YASIN ees ME LAMPIRANI : PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN TENTANG : TATA CARA PELAPORAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN NOMOR + 16 TAN AME * TANGGAL : 39 Monet 20S” SISTIMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN COVER DAFTAR ISI BABI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BERDIRINYA PERUSAHAAN B. IDENTITAS PERUSAHAAN ~ Nama Perusahaan - Alamat - Telp/Fax - Tahun Berdiri/beroperasi - Jenis Industri = Luas Area + Jumlah Karyawan C. SUSUNAN ORGANISASI PERUSAHAAN BAB PELAKSANAAN KEGIATAN ‘A. FASILITAS YANG DIMILIKI 1. Utama 2. Penunjang B, KEBUTUHAN OPERASIONAL INDUSTRI 1. Bahan Baku Utama ‘No ‘Nama Bahan Satuan | Jumiah Pemanfaaian Petiode Bie Pemanfaatan | i 2 3 z 5 a 6 Penjelasan = Kolom I diisi dengan Nomor urut Kolom 2 diisi dengan nama bahan utama yang dignnakan dalam proses produksi Kolom 3 diisi dengan satuan jumlah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi Kolom 4 diisi dengan banyekinya bahan utama yang digunakan dalam proses produksi Kolom 5 diisi dengan tujuan pemanfaatan bahan utama Kolom 6 disi dengan periode pemanfaatan bahan utama, Periode pemanfaatian setiap bulan 2, Bahan Baku Penolong/penunjan; [No | NamaBahan | Satan | Jumlah Periode | fe _Pemanfaatan Pa 2 3 | 6 t i Penjelasan i LAMPIRAN II: PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN TENTANG : TATA CARA PELAPORAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN Nomor —: /6 YAHIUN Dols TANGGAL =: B¢ Mapef Spec KRITERIA PENILAIAN PELAPORAN PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN 1. Kesesuaian Format Pelaporan Laporan disesuaikan dengan sistimatika laporan, jelas dan dapat dipertanggungjawabkan Kebenarannya sesuai yang telah diatur didalam Surat Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Daerah Sulsel. Jenjang Penilaiannya sebagai berikut a, >90% sesuai dengan sistematika penulisan laporan Point 4; b. 89-80% sesuai dengan sistematika penulisan laporan Point 3; c. 79 60% sesuai dengan sistematika penulisan laporan Point 2; dan 4, <59% sesuai dengan sistemtika penulisan laporan Point 1. 2. Kelengkapan Pelaporan Laporan dilaporkan selama 4 kali dalam setahun yaitu Periode I (Januari ~ Maret), Periode II (April - Juni), Periode Il (Juli - September) dan Periode IV (Oktober ~ Desember). Jenjang Penilaiannya sebagai berikut a, 4 (empat) laporan yang dikumpulken point 4; b. 3 (tiga) laporan yang dikumpulkan point 3; ¢. 2 (dua) laporan yang dikumpulkan point 2; dan , 1 (satu) laporan yang dikumpulkan point 1. 3. Ketepatan Pelaporan Laporan harus dilaporkan tepat pada waktunya, Periode I yaitu minggu petama bulan April, Periode II yaitu minggu pertama bulan Juli, Periode HI yaitu minggu pertama bulan Oktober dan Periode IV yaitu minggu pertama bulan Januari. Jenjang Penilaiannya sebagai berikut a, Tidak pemah telat point 4; b. 1 (sati) kali telat point 3; c. 2 (dua) kali telat point 2; dan 4. 3(tiga) kali telat point 1. 4, Kegiatan Pengurangan LB3 Kegiatan yang dapat menurunkan jumlah limbah bahan berbahaya (LB3) yang dihasilkan dari kegiatan produksi a, >91 % jumlah LB3 yang diturunkan Point 4; b. 90-71% jumlah LB3 yang diturunkan Point 3; ¢. 70-51% jumlah LB3 yang diturunkan Point 2; dan d. <30% jumlah LB3 yang diturunkan Point 1. Berdasarkan kriteria penilaian diatas maka akan diberikan peringkat terhadap pemrakarsa usaha dengan syarat sebagai berikut: 1, Total 16 point peringkat Sangat Baik; 2. Total 15 10 point peringkat Baik; 3. Total 10-5 point peringkat cukup; dan 4, Total <5 point peringkat kurang baik. PARAF HIRARIHIE - Kolom 3 diisi dengan satuan jumlah bahan penolong/penunjang yang proses produksi ~ Kolom 4 diisi dengan banyaknya bahan penolong/penunjang yang digunakan dalam proses produksi - Kolom 5 diisi dengan tujuan pemanfaatan bahan penolong/penimjang - Kolom 6 disi dengan periode pemanfaatan bahan penolong/penunjang. Periode pemanfaettan setiap bulan 3. Bahan Bakar 2 No ‘Nama Bahan Satuan [~ Jumlah Pemanfeatan Periode jBEEde i a Pemanfoatan ie 3 4 3 6 Penjelasan - Kolom 1 diisi dengan Nomor urut = Kolom 2 diisi dengan nama bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi + Kolom 3 diisi dengan satuan jumlah bahan bakar yang digunakan datem proses produksi - Kolom4 - Kolom 5 diisi dengan tujuan pemanfeatan bahan bakar = Kolom 6 disi dengan periode pemanfaaian bahan penolong/penunjang, Periode pemanfaattan setiap bulan dengan banyakinya bahan bakar yang digunakan dalam proses produksi Pemanfeatan Periode Pemanfaatan 5 6 eee Penjelas = Kolom 1 diisi dengan + Kolom 2 diisi dengan nama bahan fa proses produksi - Kolom 3 diisi dengan satuan jumlah behan fasilitas sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses produksi - Kolom 4 diisi dengan banyaknya bahan fesilitas sarana dan prasarana yang digunakan dalam proses produksi - Kolom$S Nomor urut fas sarana dan prasarana yang digunakan dalam si dengan tujuan pemanfaatan bahan fasilitas sarana dan prasarana - Kolom 6 disi dengan periode pemanfaatan bahan fasilitas sarana dan prasarana, Periode pemanfeattan setiap bulan C. PROSES PRODUKSI/KEGIATAN BAB III PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN A. Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun_ | Pengelolaan |_Limbah B3 Stat No. SK/ No. Surat Keterangan 1 3 Penyimpanan Sementara (TPS) | Pengumpulan Pemanfaatan Pengolahan Penimbunan Penjelasan ~ Kolom 1 diisi dengan jenis Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun - Kolom 2 diisi dengan Ya jika memiliki izin dan Tidak jika tidak memeiliki izin = Kolom 3 disi dengan Tein dikeluarkan dengan Surat keputusan dari mana, Nomor Surat Keputusan dan Tanggal pengesahan - Kolom 4 diisi dengan masa berlaku Izin/Surat Keputusan - Kolom $ diisi dengan keterangan tambahan izin/surat keputusan seperti titik koordinat dan Jenis limbah yang dikelola B. Neraca Limbah B3 Bulan .. iwulan ...... [imbe | cimbat | Limbah Jenis Limbah | Satuan | Pibasilk | Dyixetot | Bolum Perlalatan an/dimili : ki a Dikelola 1 2 3 4 5 6 ‘A. Sumber Dari Proses Produkst B. Sumber Dari Luar Proses Produksi TOTAL Ton Penjelasan - Kolom 1 diisi dengan jenis limbah yong dihasilkan baik dari proses produksi perusahaan ataupun dari luar proses produksi Kolom 2 diisi dengan satuan limbah B3, Semua satuan yg ada di konversi ke ton - Kolom 3 disi dengan jumlah fimbah yang dihasilkan/dimiliki - Kolom 4 diisi dengan jumlah limbeh yang dikelola (LB3 yang dikelola sesuai dengan Pergub No 14 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengelolaan, Tata Cara dan Perizinan LB3) = Kolom $ diisi dengan jumiah firbah yang tidak dikelola (LB3 yang tidak dikelola sesuai dengan Pergub No 14 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengelolaan, Tata Cara dan Perizinan LB3) - Kolom 6 diisi dengan bagaimana perlakuan limbah B3 yang dikelola dan tidak dikelola . Identifikasi Penyimpanan dan Pengumpulan (IPS) a. Uraian proses pengumpulan, perpindahan limbah B3 dan MOU Kerjasama Pibak ke-3_ b. Uraian lokasi & konstruksi tempat penyimpanan sementara fimban 01/1995) dilampirkan foto terkini ¢,_Uraian input & output limbah 133 (neraca L83) i ‘Masuk Limba B3 ke 1PS Keluar Limba 63 aa TPS] I Sisa Tel. | Saw Jumiah | ‘Tel. | Jumiah | Perusahaan | Sau | SH No) Masuk | an | S*™>° | jimbah | Keluar | Limbah | Pengolh | an a to2 pss 3 6 7 3 3 | 10 Penjelasan - Kolom I diisi dengan Nomor = Kolom 2 diisi dengan Tanggal Masuk limba B3 ke Tempat Penyimpanan Sementara - Kolom 3 diisi dengan satuan limbah B3 yang masuk ke TPS. Satuan limbah diseragamkan dalam ton = Kolom4 diisi dengan sumber limbah B3 yang masuk ke TPS. ~ Kolom 5 diisi dengan jumlah limbah B3 yang masuk ke TPS Pengelolaan 4 ~ Kolom 9 diisi dengan satuan limbah B3 yang keluar dari TPS. Satuan limbah dliseragamkan dalam ton - Kolom 10 diisi dengan sisa limbah B3 yang ada di TPS. Sisa limbah merupakan pengurangan dari jumlah limbah B3 yang ada di TPS pada saat belum dikeluarkan dikurangi dengan jumlah limbah B3 yang keluar dari TPS. D. Identifikasi Pengangkutan Uraian Spesifikasi alat angkut, Uraian jenis, jumiah dan kerakteristik limbah B3 yang diangkut, Uraian tentang asal limbah yang diangkut, Uraian Manifest yang digunakan, Uraian Neraca Pengangkutan paege E, Identifikasi Pemanfaatan Uraian Spesifikasi pemanfaatan dan peralatan yang digunakan, Uraian Jenis, jumlah dan karakteristik limbah B3 yang akan dimanfeatkan, Uraian Data kimia & fisika limbah yang akan dimanfaatkan, Uraian Asal/sumber limbah yang dimanfaatkan, ‘Uraian Perlakukan limbah B3 sebelum dimanfaatkan, Uraian Komposisi limbah yang dimanfaatkan, Uraian Hasil pemanfaatan limbah B3, Uraian Neraca Pemanfaatan PRopeae ge F, Identifikasi Pengolahan Uraian Spesifikasi pengolahan dan peralatan yang digunakan, Uraian Jenis, jumlah dan karakteristik limbah B3 yang akan diolah, Uraian tentang asal limbah yang akan diolah, Uraian Data kimia & fisika limbah yang akan diolah, Uraian Neraca Pengolahan epee G. Identifikasi Penimbunan a. Uraian Spesifikasi dan konstruksi tempat penimbunan, b. Uraian Jenis, jumleh dan karakteristik limbah B3 yang akan ditimbun, c. Uraian Data kimia & fisika limbah yang akan ditimbun, 4, Uraian Asal/sumber limbah yang ditimbun, ¢. Uraian Perlakukan limbah B3 sebelum ditimbun, £ Uraian tentang kondisi geologi, hidrologi tempat penimbunan, g. Uraian tentang material yang digunakan sebagai alas lapisan kedep, hh. Uraian tentang instalasi pendeteksian kebocoran, i. Uraian tentang mekanisme penutupan tempat penimbunan, j. Uraian Neraca Penimbunan BABIV KEGIATAN PENGURANGAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN BABV KESIMPULAN LAMPIRAN LAMPIRAN PARAF HIRARKHIE [__PARAF KOORDIP! rae ema ca me. Pengustl GUBERNUR SULAWES|SEEATAN (A Ce Dr. H. SYAHRUL YASIN LINPOSEs MA

You might also like