Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

1

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun


2017
KONTROL ORANG TUA, PENGARUH TEMAN SEBAYA DAN MEDIA
MASSA BERKAITAN DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA

Neli Nurlina 1)Latifa Ulandari Laksmi 2)


1,2)
Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Program Studi Kebidanan
Cirebon e-mail : nurlina_neli@yahoo.com

ABSTRACT

The number of teenagers who have sex outside of marriage experienced an increasing trend. Based on
the Population and Family Planning Agency (BKKBN) recorded data, as many as 46% of teenagers
aged 15- 19 had sexual intercourse. The National Census Data even showed 48-51 (%) of
pregnant women are teenagers. The research objective was to determine the relationship between the
parental control, coeval and mass media influences towards teenagers sexual behavior. This research was an
analytic research with cross sectional approach, used purposive sampling technique. The total
population was 243 students of class XI at Public Senior High School 1 of Suranenggala. A sample of
169 respondents obtained by using purposive sampling technique. The instrument was a
questionnaire. Data were analyzed by chi square test. The results are known as 157 (92.9%)
respondents gained parental control; 105 (62.1%) respondents did not get the influence of coevals and
150 (88.8%) respondents have been influenced by the mass media; 138 (81.7%) respondents had no
risky sexual behavior or wispy; as many as 31 (21.3%) of respondents had risky sexual behavior or
formidable. Chi square statistic test results showed that there is a relationship between parental control
and mass media influence on teenage sexual behavior; but there was no correlation between the coevals
influence towards teenage sexual behavior. It is expected in the future studies may examine other
factors that influence teenage sexual behavior.

Keywords: coeval influence, mass media influence, parental control, teenage sexual behavior

ABSTRAK

Jumlah remaja yang melakukan hubungan seks di luar nikah mengalami tren
peningkatan. Berdasarkan catatan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN), hampir setengahnya remaja berusia 15-19 tahun sudah
berhubungan seksual. Data Sensus Nasional bahkan menunjukkan hampir setengahnya
perempuan hamil adalah remaja. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan
antara kontrol orang tua, pengaruh teman sebaya dan media massa terhadap perilaku
seksual remaja Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross
sectional ,menggunakan teknik sampel purposive sampling. Populasi adalah semua
siswa/siswi SMA Negeri 1 Suranenggala kelas XI yang berjumlah 243 .Sampel sejumlah
169 responden didapatkan dengan menggunakan teknik purposive sampling.Instrumen
yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data dengan uji chi square. Hasil diketahui
sebanyak 157 (92.9%) responden mendapatkan kontrol dari orang tua; sebanyak 105
(62.1%) responden tidak mendapatkan pengaruh dari teman sebaya dan sebanyak 150
(88.8%) responden mendapatkan pengaruh dari media massa; sebanyak 138 (81.7%)
responden pernah melakukan perilaku seksual tidak beresiko atau ringan; sebanyak 31
(21.3%) responden pernah melakukan perilaku seksual yang beresiko atau berat. Hasil
uji statistic chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
2

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun


2017
kontrol orang tua dan pengaruh media masa terhadap perilaku seksual remaja; tidak
terdapat hubungan antara pengaruh teman sebaya terhadap perilaku seksual remaja .
Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat meneliti faktor-faktor lain yang
berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja.
.
Kata Kunci: kontrol orang tua, pengaruh teman sebaya, pengaruh media masa, perilaku
seksual remaja

PENDAHULUAN
video porno di internet maupun di
Pada masa remaja terjadi berbagai
handphone, kasus-kasus hamil tanpa
perubahan baik secara fisik maupun
pernikahan, aborsi, pembuangan bayi
emosi dan sosial. Perubahan fisik yang
dan prostitusi di kehidupan masyarakat
terjadi diantara pematangan organ
(Poltekkes Depkes Jakarta 1, 2010).
reproduksi. Selain itu terdapat pula
perubahan psikologis yang
Perilaku seksual di kalangan remaja
menyebabkan perubahan sikap dan
telah menimbulkan persoalan yang
tingkah laku serta pola pikir remaja. Hal
menjadi perhatian bersama. Masalah
ini juga menimbulkan adanya ketertarikan
seks pada remaja seringkali
dengan lawan jenis, berusaha
mencemaskan para orang tua, pendidik,
mendapatkan perhatian lawan jenis
dan masyarakat. Banyaknya kasus
hingga munculnya dorongan seksual
perilaku seksual remaja yang merugikan
akibat dari munculnya hormon seksual
baik untuk remaja itu sendiri maupun
dan pematangan organ reproduksi
bagi orang tua. Dengan demikian
(Poltekkes Depkes Jakarta 1, 2010).
memang dibutuhkan sikap yang sangat
bijaksana bagi orang tua, pendidik dan
Orang tua masih menganggap tabu
masyarakat pada umumnya serta
untuk membicarakan masalah perilaku
tentunya para remaja itu sendiri
seks pada anak dan ada kekhawatiran
sehingga dapat melewati masa peralihan
bila anak-anak diberi tahu justru ingin
menuju dewasa dengan selamat
mencobanya (Sarwono, 2010). Oleh
(Sarwono, 2010).
karena itu pada akhirnya remaja
mencari sendiri informasi mengenai
Dalam penelitian yang dilakukan tim
seksual tanpa adanya bimbingan dan
Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran
informasi yang benar. Hal ini menjadi
menemukan bahwa sejumlah 21,75 %,
alasan maraknya remaja sebagai pelaku
remaja yang pernah berhubungan
seks. Banyaknya
seksual sebelum menikah di Bandung;
sejumlah
3

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun


2017
31,60% di Cirebon, Bogor 30,85% dan keluarga dalam hal ini kontrol orang tua
sukabumi 26,47% (Hadjam., 2002) menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi perilaku seksual remaja.
Jumlah remaja yang melakukan hubungan Monitoring yang baik akan
seks di luar nikah mengalami trend berhubungan dengan penundaan
peningkatan. Berdasarkan catatan hubungan seks selain itu disebutkan
Badan Kependudukan dan Keluarga juga beberapa studi mengindikasikan
Berencana Nasional (BKKBN), sebuah aktifitas seksual dimungkinkan
sebanyak 46% remaja berusia 15-19 ketika kontrol orang tua berlebihan atau
tahun sudah berhubungan mengekang.
seksual. Data
Sensus Nasional bahkan menunjukkan Dijelaskan pula mengenai pengaruh
48-51% perempuan hamil adalah remaja teman sebaya yang menjadi pengaruh
(BKKBN, 2014). utama perilaku seksual. Pengaruh teman
sebaya mungkin berperan dalam
Jumlah remaja tahun 2010 sebanyak beberapa tingkatan. Teman sebaya
64 juta atau 27 persen penduduk dengan jenis kelamin yang sama adalah
Indonesia. Pada 2030 diprediksi sumber utama mengenai informasi
meningkat menjadi 70 juta. Persentase seksual (Crockett, 2003). Selain itu
jumlah remaja yang melakukan adanya materi seksual yang sering
hubungan seksual pranikah, mengidap ditunjukan dalam televisi, film, majalah
penyakit AIDS, atau menggunakan maupun media online dapat
narkoba tidak besar namun mempengaruhi perilaku seksual remaja.
mencemaskan karena meningkat setiap Banyak sekali informasi melalui media
tahun (BKKBN, 2014). massa yang ditayangkan secara vulgar
dan bersifat tidak mendidik, tetapi lebih
Menurut penelitian yang dilakukan mendorong perilaku seksual yang tidak
Crockett, L.J et al,. (2003) dari bertanggung jawab. Disisi lain bahan
University of Nebraska mengenai bacaan tentang kesehatan reproduksi
seksualitas remaja menyebutkan dan penerangan melalui media yang
beragam faktor yang dapat bersifat audio visual terbatas dan
mempengaruhi perilaku seksual remaja kalaupun ada bentuknya kurang
diantaranya pengaruh biologis, menarik bagi remaja (Sumarlina, 2012).
sosiokulturural, keluarga, teman sebaya,
lingkungan, media dan kebiasaan.
Dalam penelitiannya disebutkan
pengaruh
4

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun


2017
Pemaparan tersebut menggambarkan Populasi adalah semua siswa/i SMA
bahwa sikap remaja telah mengarah Negeri 1 Suranenggala kelas XI yang
kepada aktifitas seksual di usia dini berjumlah 243 orang terdiri dari 5 kelas
disebabkan oleh kontrol orang tua, MIPA dan 2 kelas IPS. Sampel
model media dan teman sebaya. didapatkan sejumlah 169 responden
Gambaran perilaku seksual tersebut dengan teknik purposive
muncul dalam konteks tidak ada sampling.Adapun kriteria inklusi
komitmen dalam menjalin sebuah responden adalah siswa/i kelas XI yang
hubungan dan memikirkan konsekuensi sudah memiliki atau pernah memiliki
yang akan ditimbulkan di kemudian hari pacar.
serta kurangnya pengetahuan mengenai
seks (Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010). Pengumpulan data menggunakan
instrumen kuesioner. Untuk kuesioner
Dari studi pendahuluan di SMAN 1 kontrol orang tua dan pengaruh teman
Suranenggala Kabupaten Cirebon, sebaya, sudah dilakukan uji validitas
melalui wawancara terhadap guru BK dan reliabilitas karena diadopsi dari
dan wakil kepala sekolah bagian Dewi (2009) dan kuesioner perilaku
kurikulum SMAN 1 Suranenggala seksual remaja diadopsi dari Depkes
didapat bahwa lebih dari 95 persen (2008). Responden diberi penjelasan
siswa/i SMAN 1 Suranenggala mengenai tujuan dari penelitian, lalu
Kabupaten Cirebon sudah mempunyai diberi lembar informed consent dan
pacar, pernah melakukan perilaku kuesioner, setelah responden menyetujui
seksual yang tidak berisiko hingga informed consent yang diberikan,
perilaku seksual yang berisiko. Bahkan responden mengisi kuesioner yang
terdapat siswa/i yang mengundurkan diberikan sesui petunjuk yang tertera.
diri dari sekolah karena hamil diluar Analisis data secara univariat (distribusi
nikah. frekuensi) dan bivariat (Chi- square).

METODE PENELITIAN HASIL


Desain penelitian ini menggunakan Karakteristik responden berdasarkan
metode analitik dengan pendekatan kontrol orang tua diketahui bahwa
cross sectional. Lokasi penelitian sebagian besar siswa/i di SMA Negeri 1
dilakukan di SMA Negeri 1 Suranenggala Kabupaten Cirebon
Suranenggala Kecamatan Suranenggala
Kabupaten Cirebon.
5

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun


2017
mendapatkan kontrol orang tua yaitu Cirebon mendapatkan pengaruh dari
sebanyak 157 (92.9%) responden. media massa yaitu sebanyak
150 responden (88.8%).
Karakteritik responden berdasarkan
pengaruh teman sebaya bahwa sebagian Tabel 2. Distribusi Perilaku Seksual
Remaja Siswa/i kelas XI di
besar siswa/i di SMA Negeri 1 SMA Negeri 1
Suranenggala Kabupaten Cirebon tidak Suranenggala Kabupaten
Cirebon Tahun 2016
mendapatkan pengaruh dari teman Perilaku Seksual
Jumlah %
sebaya yaitu sebanyak 105 (62.1 %) Remaja
Seksual Ringan 138 81.7
responden.
Seksual Berat 31 18.3
Jumlah 169 100
Tabel 1. Distribusi Pengaruh Media Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui
Massa Siswa/i kelas XI di
SMA Negeri 1 bahwa sebagian besar siswa/i di SMA
Suranenggala Negeri 1 Suranenggala Kabupaten
Kabupaten Cirebon Tahun 2016
Pengaruh Media Cirebon Tahun 2016 memiliki perilaku
Jumlah %
Massa seksual ringan yaitu sebanyak 138
Ya 150 88.8
Tidak 19 11.2 (81.7%) responden
Jumlah 169 100

Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui


bahwa sebagian besar siswa/i di SMA
Negeri 1 Suranenggala Kabupaten

Tabel 3. Hubungan antara Kontol Orang Tua terhadap Perilaku Seksual Remaja di SMA
Negeri 1 Suranenggala Kabupaten Cirebon Tahun 2016
Kontrol Perilaku Seksual
Orang Ringan Berat Σf %  value
Tua Jumlah % Jumlah %
Ya 134 85.4 23 14.6 157 100
0,000
Tidak 4 33.3 8 66.7 12 100

Berdasarkan Tabel 3 dapat dijelaskan hubungan antara kontrol orang tua dan
bahwa uji statistik chi square dengan perilaku seksual remaja pada siswa/i di
derajat kepercayaan 95% dan α = 0,05, SMA Negeri 1 Suranenggala Kabupaten
didapatkan  value 0,000 artinya  Cirebon.
value
≤0,05. Sehingga hipotesa nol ditolak
artinya dapat disimpulkan bahwa ada
6

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun


2017
Berdasarkan Tabel 4 dapat dijelakan ada hubungan antara pengaruh teman
bahwa uji statistik chi square dengan sebaya dan perilaku seksual remaja pada
derajat kepercayaan 95% dan α = 0,05, siswa/i di SMA Negeri 1 Suranenggala
didapatkan  value 0,755 artinya  Kabupaten Cirebon.
value > 0,05. Sehingga hipotesa nol
diterima artinya dapat disimpulkan
bahwa tidak

Tabel 4. Hubungan antara Pengaruh Teman Sebaya terhadap Perilaku Seksual Remaja di
SMA Negeri 1 Suranenggala Kabupaten Cirebon Tahun 2016
Pengaruh Perilaku Seksual
Teman Ringan Berat Σf %  value
Sebaya Jumlah % Jumlah %
Ya 51 79.7 13 20.3 64 100
0,755
Tidak 87 82.9 18 17.1 105 100

Tabel 5. Hubungan antara Pengaruh Media Massa terhadap Perilaku Seksual Remaja di
SMA Negeri 1 Suranenggala Kabupaten Cirebon Tahun 2016
Pengaruh Perilaku Seksual
Media Ringan Berat Σf %  value
Massa
Jumlah % Jumlah %
Ya 131 87.3 19 12.7 150 100
0,000
Tidak 7 36.8 12 63.2 105 100
Berdasarkan Tabel 5 dapat dijelaskan tua dengan perilaku seksual remaja. Hasil
bahwa uji statistik chi square dengan tersebut sesuai dengan penelitian yang
derajat kepercayaan 95% dan α = 0,05, dilakukan yang dilakukan sebelumnya
didapatkan  value 0,000 artinya  yang menyatakan bahwa terdapat
value hubungan antara peran orang tua dengan
≤0,05. Sehingga hipotesa nol ditolak perilaku seksual (Haryani, 2015).
artinya dapat disimpulkan bahwa ada Penelitian yang dilakukan oleh Mesra
hubungan antara pengaruh media massa (2015) menyebutkan bahwa peran orang
dan perilaku seksual remaja pada tua merupakan variabel yang paling
siswa/i di SMA Negeri 1 Suranenggala dominan berhubungan dengan perilaku
Kabupaten Cirebon. seksual remaja dengan  value = 0,000.
Namun hal berbeda disampaikan oleh
Pontoan (2015) yang menyatakan
PEMBAHASAN
bahwa tidak ada hubungan yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
signifikan antara
terdapat hubungan antara kontrol orang
7

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun


2017
peran orang tua dengan perilaku seksual (broken home), kurangnya intensitas
pra nikah. pertemuan anak dengan orang tua
memiliki kecenderungan remaja dengan
Hubungan antara anak dengan orang perilaku seksual yang berisiko.
tua, kontrol orang tua dan komunikasi
antara anak dan orang tua akan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
berdampak pada perilaku seksual pada dilakukan menunjukkan bahwa tidak
remaja. Kontrol yang baik dari orang ada hubungan antara pengaruh teman
tua berhubungan erat dengan penundaan sebaya dan perilaku seksual remaja pada
hubungan seksual pada remaja. Kontrol siswa/i di SMA Negeri 1 Suranenggala
dan monitoring dari orang tua akan Kabupaten Cirebon. Remaja lebih
membatasi peluang remaja untuk banyak mendapatkan informasi
melakukan hubungan seksual pra nikah. mengenai kesehatan reproduksi dan
Namun ada beberapa studi penelitian perilaku seksual remaja dari media
yang menunjukkan bahwa pola seksual (cetak dan elektronik) dibandingkan
remaja terjadi jika kontrol orang tua dengan informasi dari orang tua atau
terjadi secara berlebihan. Komunikasi teman sebaya (Lisnawati, 2015). Hal
langsung antara anak dan orang tua tersebut sejalan dengan hasil penelitian
merupakan salah satu cara untuk yang dilakukan oleh Sekarrini (2012)
mempengaruhi pola seksual pada yang menyebutkan bahwa tidak terdapat
remaja. Selain itu sikap orang dalam hubungan antara komunikasi dengan
menyikapi perilaku seksual pada remaja teman sebaya dan perilaku seksual
juga akan berdampak pada perilaku remaja ( value = 0,756). Begitupun
seksual remaja itu sendiri (Crockett, hasil penelitian Kim (2008)
2003). Berdasarkan penelitian di menunjukkan bahwa pendidikan teman
Kanada pada remaja di SMA sebaya tidak memberikan bukti terhadap
menunjukkan bahwa remaja yang telah perilaku seksual pada remaja. tidak Hal
melakukan hubungan seksual sebelum berbeda disampaikan oleh
usia 14 tahun mereka memiliki Bingenheimer (2015) yang menyatakan
hubungan yang rendah dengan orang bahwa hubungan dengan teman sebaya
tuanya baik dengan figur ibu ataupun dan norma yang dianut oleh teman
ayah (Tulloch, 2013). Selain itu sebaya berpengaruh terhadap perilaku
hubungan orang tua dengan anak juga seksual pada remaja.
dapat mempengaruhi perilaku seksual
remaja itu sendiri. Dalam hal ini kondisi
keluarga yang kurang baik
8

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun


2017
Untuk pengaruh media masa hasil fasilitas dan kegiatan yang memungkinkan
penelitian ini menunjukkan bahwa remaja aktif dan produktif
media masa memiliki peran yang (BKKBN,2014). Seiring dengan
signifikan terhadap perilaku seksual perkembangan teknologi membuat
remaja. Hasil penelitian ini sejalan akses media masa semakin mudah
dengan L’Engle (2006) yang dijangkau oleh siapa saja termasuk
menunjukkan bahwa remaja yang sering remaja, hal ini berpengaruh
terpapar dengan konten seksual dari terhadap tingkat
media masa dan mendapat dukungan pengetahuan yang akhirnya membentuk
dari media masa berkaitan dengan perilaku remaja.
seksual pada remaja maka mereka akan
sangat memiliki ketertarikan untuk KESIMPULAN
melakukan hubungan seksual dan akan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
berprilaku sampai menjadi seksual aktif. disimpulkan bahwa terdapat hubungan
Peran media menjadi alasan maraknya yang signifikan antara kontrol orang tua
remaja sebagai pelaku seks. Banyaknya dan media massa terhadap perilaku
video porno di internet maupun di seksual remaja. Namun utuk teman
handphone, kasus-kasus hamil tanpa sebaya pada penelitian ini tidak terbukti
pernikahan, aborsi, pembuangan bayi dapat berpengaruh terhadap perilaku
dan prostitusi di kehidupan masyarakat seksual remaja. Disarankan untuk
(Crockett, 2003). Seringnya remaja penelitian selanjutnya untuk
melihat konten porno akan membuat mempertimbangkan faktor-faktor lain
remaja berperilaku menampilkan konten yang juga mempengaruhi perilaku seksual
seksual diri mereka di media massa. Hal remaja diantaranya faktor sosial budaya,
ini pada gilirannya akan berdampak faktor pubertas dan pengaruh anggota
pada lebih seringnya mereka untuk keluarga dan status sosial
melihat konten porno di media massa
(Vandenbosch, 2015). Selain itu, REFERENSI
dengan adanya perkembangan teknologi Badan Kependudukan dan
ini maka memungkinkan remaja Keluarga Berencana Nasional
mengakses informasi yang tidak sesuai (BKKBN)
usia. Orang tua juga mesti memberikan .(2014).Seks Pranikah pada Remaja
pengawasan terhadap lingkungan Meningkat. Available:
bermain dan teman bergaul remaja. Jika http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita
mampu, berikan
9

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun


2017
.aspx?BeritaID=1543 [Accessed 26 Review. International Family Planning
Januari 2016 10.16 WIB]. Perspectives, 34(2), 89-96.
Bingenheimer, J. B., Asante, E., & L'Engle, K. L., Brown J.D, & Kenneavy,
Ahiadeke, C. (2015). Peer K. (2006). The mass media are an
Influences on Sexual Activity important context for adolescents'
among Adolescents in Ghana. Stud sexual behavior. J Adolesc Health,
Fam Plann, 46(1), 1–19. 38(3), 186-192.
Depkes RI. (2008). Pedoman Lisnawati.(2015). Faktor Yang
Perencanaan Pembentukan dan Berhubungan Dengan Perilaku
Pengembangan Puskesmas Pelayanan Seksual Remaja di Cirebon. Program
Kesehatan Peduli Remaja di Kabupaten Studi Kebidanan Cirebon. Poltekkes
dan Kota. Jakarta: Depkes RI. Tasikmalaya.
Dewi, I. N. C. T. (2009). Pengaruh Mesra, E., & Fauziah. (2015). Peran
Faktor Personal dan Lingkungan Orang Tua Merupakan Faktor
Terhadap Perilaku Seksual Dominan Terhadap Perilaku
PraNikah Pada Remaja di SMA Seksual Remaja. Jurnal Ilmu dan
Negeri 1 Baturraden dan SMA Teknologi Kesehatan, 2(2), 35-40.
Negeri 1 Purwekerto Universitas Poltekkes Depkes Jakarta 1
Dipenogoro, Semarang. .(2010).Kesehatan Remaja : Problem dan
Hadjam., M. (2002). Perilaku Seksual Solusinya, Jakarta:Salemba Medika.
Remaja dalam Berpacaran Ditinjau Pontoan, S. T., Umboh, J. M. L., &
dari Harga Diri Berdasarkan Jenis Kandou, G. D. (2015). Hubungan
Kelamin. Psikologi. Antara Pengetahuan Siswa, Peran
Haryani, D. S., Wahyuningsih, & Orang Tua Dan Peran Media Massa
Haryani,
Dengan Perilaku Seks Pranikah
K. (2015). Peran Orang Tua
Siswa SMK Negeri 1 Atinggola.
Berhubungan dengan Perilaku
JIKMU, 5(2a).
Seksual Pra Nikah Remaja di
Sarwono, S. (2010).Psikologi Remaja,
SMKN 1 Sedayu. Journal Ners and
Jakarta:Rajagrafindo Persada.
Midwifery Indonesia, 3(3), 140-144.
Sekarrini, L. (2012).Faktor-Faktor Yang
Kim, C. R., & Free, C. (2008). Recent
Berhubungan Dengan Perilaku Seksual
Evaluations of the Peer-Led
Remaja Di SMK Kesehatan Di
Approach In Adolescent Sexual
Kabupaten Bogor Tahun 2011.
Health Education: A Systematic
Program Sarjana Kesehatan
Masyarakat.
10

Jurnal Care Vol .5, No.1,Tahun


2017
Program Studi Kesehatan Tulloch, T., & Kaufman, M. (2013).
Reproduksi, Fakultas Kesehatan Adolescent Sexuality. Pediatrics in
Masyarakat. Universitas Indonesia Review, 34(1), 29-38.
Sumarlina, N. (2012). Faktor-faktor yang Vandenbosch, L., vanOosten, J. M. F.,
mempengaruhi tingkat pengetahuan remaja & Peter, J. (2015). The
mengenai kesehatan reproduksi di SMP Relationship Between Sexual
Negeri 2 Plumbon. Prodi Content on Mass Media and Social
Kebidanan Cirebon, Poltekkes Media: A Longitudinal Study.
Kemenkes Tasikmalaya. Cyberpsychologu Behavior And
Socail Networking, 18(12).

You might also like