Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

TUGAS MAKALAH

Penerapan Green Transportation Dengan Moda Transportasi


Bus Listrik Berkonsep
BRT

Dosen Pembimbing :
Ir. Rasman Ginting, Mstr
Yolla Ayutia, SE, MMTr
Disusun Oleh :
Sonny Brahmantio Adji
180508001045

INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TRISAKTI


TRANSPORTASI A
2021/2022
ABSTRACT

Increased use of private transportation and/or less environmentally friendly energy use
contributesto the high value of carbon emissions. To overcome this, a change of development
and developmentis needed, one of which is the application of the concept of green
transportation. The concept is onepart of the green city program in Indonesia. Therefore, this
study aims to find out the application ofgreen transportation to realize the concept of green
and sustainable cities. This study uses a literaturestudy approach in reviewing the
application of green transportation Electrical energy has been used for a long time by
mankind, the availability of sufficient electrical energy is an absolute thing to maintain
human life. This is because energy is one of the main factors for the economic growth of a
country. Energy problems will be more complex when the need for energy increases from all
countries in the world to support their country's economic growth, this actually makes
conventional energy reserves dwindle. Bisbul is an electric bus concept with a special line
(BRT, Bus Rapid Transit) where buses with electric engines will be integrated with the Solar
Road Panel as a power source, by utilizing energy storage in batteries stored under the road.
On the road lined with solar cells, the bus will be able to drive through a single rail in the
middle of the Solar Road Panel with negative (cathode) and positive (anode) conductor
plates.

ABSTRAK
Peningkatan penggunaan transportasi pribadi dan/atau penggunaan energi yang kurang ramah
lingkunganmemiliki kontribusi terhadap tingginya nilai emisi karbon. Untuk mengatasi hal
tersebut, diperlukan suatuperubahan pembangunan dan pengembangan, salah satunya yaitu
penerapan konsep green transportation.Konsep tersebut termasuk dalam salah satu bagian
dari program kota hijau atau green city di Indonesia. Olehkarena itu, penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui penerapan green transportation untuk mewujudkankonsep kota hijau dan
berkelanjutan. Energi listrik telah dimanfaatkan sejak lama oleh umat manusia, ketersediaan
energi listrik yang mencukupi merupakan hal mutlak untuk menjaga keberlangsungan hidup
manusia. Hal ini mengingat energi merupakan salah satu faktor utama bagi terjadinya
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Permasalahan energi akan semakin kompleks ketika
kebutuhan akan energi meningkat dari seluruh negara di dunia untuk menopang pertumbuhan
ekonomi negaranya, hal tersebut justru membuat persediaan cadangan energi konvensional
semakin menipis. Bisbul adalah sebuah konsep bus listrik dengan jalur khusus (BRT, Bus
Rapid Transit) dimana bus dengan mesin listrik akan terintegrasi dengan Solar Road Panel
sebagai sumber tenaga, dengan pemanfaatan energy storage pada baterai yang disimpan di
bawah jalan. Di atas jalanan yang dilapisi dengan sel surya, bus akan dapat melaju melalui
sebuah rel tunggal yang berada di tengah Solar Road Panel ber plat konduktor negative
(katoda) dan positif (anoda).

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebuah kota tidak dapat terlepas dari keberadaan penduduk beserta aktivitasnya.
Sebagian penduduk memilih untuk tinggal dan menetap di kota karena adanya beberapa
faktor pendorong diantaranya yaitu untuk mendapatkan pekerjaan, memperoleh akses
kesehatan dan pendidikan yang baik, infrastruktur lebih memadai, serta memperoleh
standar hidup yang tinggi (Agung, 2019). Bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke
tahun dapat menjadi tanda bahwa sebuah kota telah mengalami pertumbuhan dan
perkembangan,termasuk kota-kota di Indonesia. Namun, pertumbuhan dan perkembangan
sebuah kota cenderung dapat memberikan dampak negatif bagi lingkungan, salah satunya
pertumbuhan dan perkembangan dalam sektor transportasi. Menurut Institute for
Transportation and Development Policy (2019), kota-kota di dunia memiliki peran
sebagai penghasil emisi karbon dan pemakan konsumsi energy terbesar. Kedua hal
tersebut termasuk ke dalam isu perkotaan global yang cukup krusial. Sektor transportasi
termasuk dalam salah satu sektor yang berperan besar dalam produksi emisi karbon dan
konsumsi energi. Peningkatan penggunaan transportasi pribadi dan/atau penggunaan
energi yang kurang ramah lingkungan memiliki kontribusi terhadap tingginya nilai emisi
karbon. Karbonmonoksida (CO) merupakan emisi gas yang paling berpengaruh
terhadap pencemaran udara dan sebagian besar gas tersebut berasal dari transportasi yang
mengalami pembakaran tidak sempurna (Nur dkk,2019). Pembangunan kota yang
berkelanjutan adalah salah satu konsep pembangunan yang dapat diterapkan untuk
mengatasi berbagai isu-isu perkotaan. Kota berkelanjutan merupakan sebuah kota yang
memiliki fungsi dan peran yang penerapannya berpedoman pada prinsip pembangunan
berkelanjutan atau sustainable development goals. Dalam penerapannya, kota
berkelanjutan merupakan sebuah pembangunan suatu kota yang dapat memenuhi
kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kebutuhan di masa yang akan datang (Rustiadi,
2011).Terdapat tiga aspek penting yang harus diperhatikan dalam penerapan kota
berkelanjutan yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.

3
Energi listrik telah dimanfaatkan sejak lama oleh umat manusia. Ketersediaan energi
listrik yang mencukupi merupakan hal mutlak untuk menjaga keberlangsungan hidup
manusia. Hal ini mengingat energi merupakan salah satu faktor utama bagi terjadinya
pertumbuhan ekonomi suatu negara.Permasalahan energi menjadi semakin kompleks
ketika kebutuhan yang meningkat akan energi untuk menopang pertumbuhan ekonomi
justru membuat persediaan cadangan energi konvensional semakin sedikit. Selain
itu, bahan bakar fosil menimbulkan gas emisi karbon yang berbahaya bagi kesehatan
manusia. Kebutuhan akan energi yang meningkat pada kenyataannya bertolak belakang
dengan kebutuhan manusia menciptakan lingkungan yang bersih dan bebas dari polusi.
Termasuk dalam moda transportasi konvensional yang masih menggunakan bahan bakar
fosil, dimana emisi bahan bakar menimbulkan gas buang yang tidak baik bagi kesehatan
manusia serta akan memengaruhi keseimbangan alam karena polusi udara yang semakin
meningkat. Dari latar belakang tersebut moda Transportasi masa depan yang aman,
nyaman, dan dengan memanfaatkan sumber energi yang berkelanjutan dan ramah
lingkungan menjadi idaman untuk segera direalisasikan. Hal tersebut ditandai dengan
pengimplementasian motor listrik sebagai penggerak utama pada kendaraan bermotor.
Kendaraan listrik adalah suatu kendaraan yang menggunakan satu atau
lebih motor listrik sebagai tenaga penggeraknya. Ada tiga macam kendaraan listrik yaitu
mobil listrik yang mendapatkan tenaga dari stasiun pengisian luar, mobil listrik yang
mendapatkan tenaga dari listrik yang disimpan yang tenaga awalnya dari sumber luar, dan
mobil listrik yang mendapatkan tenaga dari generator listrik. Dengan pemanfaatan motor
dc sebagai penggerak utama dan baterai sebagai power supply, dimana baterai
akan di isi ulang dengan memanfaatkan tenaga matahari melalui modul surya

4
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana merancang kendaraan ramah lingkungan dan hemat energi


2. Bagaimana merancang kendaraan yang memiliki kapasitas menampung banyak
orang/penumpang
3. Bagaimana merancang dan membangun kota yang dapat hijau dan berkelanjutan
4. Effisiensi rancangan bus listrik

1.3 TUJUAN

1. Agar pembaca mengetahui kendaraan yang ramah linkungan


2. Agar pembaca mengetahui bagaimana merancang kota yang hijau dan berkelanjutan
3. Langkah awal untuk membangun transportasi umum yang ramah lingkungan dan hemat
energy

5
BAB II
LITERATUR REVIEW
2.1 Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanjutan atau biasa disebut sustainable development merupakan
sebuah paradigma mengenai konsep pembangunan pada suatu daerah. Arti dari pembangunan
berkelanjutan itu sendiri yaitu sebuah konsep pembangunan yang berorientasi untuk
memenuhi kebutuhan masa kini tanpa harus mengorbankan kebutuhan dan sumberdaya yang
ada di masa depan (Rustiadi, 2011). Menurut Fauzi (2014), pada intinya sustainable
development merupakan suatu proses perubahan dengan segala aktivitas yang ada
didalamnya termasuk orientasi pembangunan, eksploitasi sumber daya, perubahan
kelembagaan, dan investasi. Proses perubahan dan segala aktivitas tersebut selaras dengan
peningkatan dan pemanfaatan potensi baik masa kini maupun masa mendatang untuk
memenuhi kebutuhan manusia. Pada dasarnya, perencanaan dan pembangunan memiliki
orientasi yang sama yaitu untuk menciptakan kondisi yang lebih baik dari kondisi yang
sebelumnya.Dalam penerapannya, konsep pembangunan berkelanjutan memperhatikan tiga
komponen penting yaitu ekonomi, sosial, dan lingkungan.

2.2 Kota Hijau


Salah satu konsep yang dapat mendukung pembangunan kota berkelanjutan yaitu kota
hijau atau green city. Kota hijau juga dikenal sebagai kota ekologis. Kota ekologis
merupakan kota yang sehat, artinya bahwa terdapat keseimbangan antara perkembangan dan
pembangunan kota dengan keseimbangan dan keselarasan lingkungan. Kota sehat juga dapat
diartikan sebagai sebuah kota yang dapat menciptakan kondisi aman, nyaman, sehat, dan
bersih untuk dijadikan tempat tinggal oleh penduduk dengan pengoptimalan potensi social
ekonomi masyarakat setempat, adanya fasilitas oleh sektor terkait, dan adanya sinkronisasi
dengan perencanaan kota. Menurut Kementrian Pekerjaan Umum (2011), kota hijau
merupakan sebuah konsep kota yang terencana dengan baik, ramah lingkungan, serta
memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien yang nantinya dapat menciptakan
kesejahteraan bagi penduduk. Dalam rangka mendukung konsep kota hijau, pemerintah telah
menciptakan suatu program berupa Program Pengembangan Kota Hijau (P2KH) yang

6
mengacu kepada RTRW Kota/Kabupaten di Indonesia. Terdapat 8 atribut yang menyusun
konsep kota hijau yaitu green planning and design, green open space, green transportation,
green waste, green water, green building, green energy, dan green community. Dalam
implementasinya, semua atribut kota hijau saling berkaitan satu sama lain untuk menciptakan
kondisi yang optimal.

2.3 Green Transportation

Transportasi merupakan salah satu komponen penting dalam menunjang mobilitas


manusia untuk melakukan aktivitasnya. Selain itu, transportasi juga berdampak pada
beberapa hal yaitu pembangunan, pengembangan wilayah, ekonomi, lingkungan, serta
struktur ruang sebuah wilayah. Semakin bertambahnya waktu, transportasi semakin
memudahkan manusia dalam mobilitasnya yang diiringi dengan timbulnya berbagai masalah
transportasi. Berbagai masalah yang timbul tersebut diantaranya yaitu meningkatnya
penggunaan kendaraan pribadi, penggunaan bahan bakar tidak ramah lingkungan, dan
meningkatnya emisi karbon akibat adanya kegiatan transportasi. Untuk mengatasi hal
tersebut, diperlukan sebuah solusi yang mengarah pada transportasi ramah lingkungan dan
berkelanjutan. Salah satu konsep atau metode pengembangan transportasi yang berorientasi
pada keberlanjutan dan lingkungan yaitu green transportation. Green transportation juga
dapat diartikan sebagai suatu usaha pengembangan dan pembangunan sistem transportasi
yang berpegang pada prinsip meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan,
penggunaan bahan bakar secara efisien, dan berorientasi pada manusia. Pengembangan dan
pembangunan sistem transportasi tersebut dengan cara mengembangkan jalur pejalan kaki
dan sepeda, mengembangkan moda angkutan umum yang ramah lingkungan, serta
menggalakan program gaya hidup sehat dalam bertransportasi. Berdasarkan program yang
telah ditetapkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, green
transportation merupakan kegiatan untuk mempertimbangkan dan menerapkan
perencanaan/perancangan jalur-jalur dan fasilitas transportasi yang mudah dicapai
Berdasarkan Centre of Sustainable Development dalam Desdyanza (2014), konsep
transportasi berkelanjutan didukung oleh beberapa visi diantaranya transportasi
bermotor,transportasi tidak bermotor, transportasi bermotor dengan potensi sarana, dan
pengurangan kebutuhan pergerakan orang dan barang. Transportasi bermotor dapat diartikan
bahwa faktor

7
ini lebih mengacu pada penggunaan transportasi publik karena didukung dengan tata ruang
dan desain kawasan perkotaan yang mendukung dan juga karena penggunaan kendaraan
pribadi mengeluarkan biaya yang lebih besar. Penggunaan transportasi pribadi yang
membutuhkan biaya besar tersebut dikarenakan adanya regulasi yang tegas mengenai
penggunaan transportasi pribadi. Transportasi tidak bermotor dapat diartikan bahwa
peningkatan jumlah kendaraan bermotor berdampak pada jenuhnya masyarakat terhadap
padatnya jalan raya dan polusi kendaraan bermotor. Oleh karena itu, nantinya masyarakat
akan lebih memilih transportasi yang ramah lingkungan. Transportasi bermotor dengan
potensi sarana memiliki arti bahwa penggunaan moda transportasi dengan teknologi atau
bahan bakar yang ramah lingkungan. Sedangkan pengurangan kebutuhan pergerakan orang
dan barang memiliki arti bahwa kebutuhan pergerakan orang dan barang dapat dipersingkat
dengan adanya moda transportasi yang baik serta tata ruang dan desain kota yang mendukung
sehingga rute perjalanan menjadi singkat.

2.3 BUS RAPID TRANSIT (BRT)

BRT adalah suatu sistem transportasi umum yang menggunakan bus untuk menyediakan
layanan yang lebih cepat dan efisien daripada jalur bus biasa. BRT merupakan sebuah sistem
transportasi pada jalur khusus yang diperuntukkan untuk bus. BRT memiliki sebuah jalur
khusus dimana jalur tersebut bebas dari jangkauan kendaraan pribadi. Dengan konsep bus
kota berkapasitas 25 penumpang, dengan kemampuan mesin 125 ps, kebutuhan daya
maksimal bisbul tersebut adalah 91 kW. Jika diasumsikan bus melaju dengan kecepatan 40
Km/jam maka energi total yang dibutuhkan adalah 91 kWh, dan jika setiap halte BRT
berjarak 5 Km dan tegangan baterai yang direkomendasikan adalah 48 Volt maka kapasitas
baterai yang diperlukan untuk setiap bus adalah 237,5 Ah. Data di atas merupakan sebuah
asumsi yang harus disesuaikan dengan kapasitas motor dc yang ada di pasaran.

8
BAB III

PEMBAHASAN

Konsep green transportation dinilai pada tiga indikator utama yaitu kebijakan
transportasi, moda transportasi, dan penerapan konsep. Dari segi kebijakan transportasi, Kota
Surakarta sudah mencantumkan beberapa kebijakan pengembangan transportasi di beberapa
dokumen perencanaan, namun belum tertuang pada dokumen resmi secara rinci. Dari segi
moda transportasi, sudah terdapat beberapa macam moda transportasi massal diantaranya
yaitu BST, railbus berupa kereta api, bus tingkat wisata, dan sepeda dengan mengadakan
program car free day. Dari segi penerapan konsep yang terdiri dari konsep transportasi
berkelanjutan, transportasi hijau, bahan bakar hijau, kendaraan hijau dan angkutan umum.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan menggunakan analisis analytical


hierarchy process (AHP), didapatkan hasil bahwa green transportation dapat mendukung
terwujudnya green urban area. Penerapan green transportation di Beberapa Kawasan Pusat
Kota terwujud dengan tercapainya beberapa indikator yang terbagi kedalam sistem
lingkungan, sistem ekonomi, dan sistem sosial. Pada sistem lingkungan, beberapa hal yang
sudah diterapkan diantaranya perbaikan sistem transportasi massal, pengurangan area parkir
kendaraan bermotor, tersedianya jalur sepeda dan pejalan kaki yang ramah bagi semua orang
termasuk penyandang cacat dan penduduk lanjut usia, serta tersedianya beberapa titik
pemberhentian kendaraan umum untuk memudahkan pengguna transportasi publik. Pada
sistem ekonomi, beberapa hal yang sudah diterapkan diantaranya yaitu transportasi massal
yang telah dilengkapi dengan fasilitas pendukung termasuk halte dan shelter, serta sistem
retribusi parkir yang tarifnya mengikuti lama kendaraan parkir. Pada sistem sosial, beberapa
hal yang sudah diterapkan diantaranya yaitu jalur yang ramah untuk semua orang termasuk
penyandang cacat dan penduduk lanjut usia pada ruang public termasuk jalur pedestrian dan
ruang terbuka hijau

9
Bisbul adalah suatu konsep bus listrik dimana moda transportasi memanfaatkan
sumber energi terbarukan yaitu energi matahari melalui sel photovoltaic yang disebut dengan
Solar Road Panel yang akan terintegrasi dengan sistem Bus Rapid Transit (BRT) Prinsip
kerja dari sebuah konsep bisbul ini akan digambarkan secara sederhana melalui sebuah
diagram blok yang berguna untuk memberikan pemahaman secara mendasar mengenai
sebuah sistem perencanaan dari konsep bus listrik. Tahapan perancangan diagram blok sangat
penting karena berfungsi sebagai dasar pemahaman konsep bisbul mendatang. Bisbul adalah
sebuah konsep bus listrik dengan jalur khusus (BRT) dimana bus dengan mesin motor listrik
akan terintegrasi dengan Solar Road Panel sebagai sumber tenaga. Dengan pemanfaatan
energy storage pada baterai yang disimpan di bawah jalan, bus akan dapat melaju melalui
sebuah rel tunggal di tengahtengah Solar Road Panel ber plat negatif (katoda) dan positif
(anoda) di atas jalanan yang dilapisi dengan sel surya di atasnya. Dengan baterai yang
disimpan di bawah jalanan artinya saat bus melaju tidak ada muatan baterai yang dibawanya,
hal itu akan membuat beban pada bus akan berkurang. Kendala yang dihadapi dari
pembangunan system PLTS adalah sinar matahari yang terkadang tidak terik sehingga
pengisian baterai tidak maksimal. Maka hal tersebut harus segera diatasi oleh sebuah sistem
hybrid yang memanfaatkan energi dari sumber lain. Maka dalam hal ini interkoneksi sangat

10
dibutuhkan. Solusi dari hal tersebut adalah dengan menerapkan sebuah konsep relevan yaitu
SMART GRID. Smart grid merupakan suatu konsep tata kelola energi listrik yang mampu
mengakomodir peran pembangkit listrik kecil berbahan bakar energi terbarukan secara
optimal. Dengan konsep smart grid pemberdayaan sumber energi terbarukan akan dilakukan
secara optimal. Jika diasumsikan bahwa energi yang dihasilkan oleh Solar Road Panel
melebihi dari faktor kebutuhan BRT, maka energi listrik tersebut akan disalurkan ke grid
PLN untuk memenuhi kebutuhan beban listrik konsumen. Dan jika sumber energi yang
dihasilkan oleh Solar Road Panel tidak mencukupi untuk melayani BRT maka listrik akan
disalurkan dari jaringan PLN untuk memenuhi kebutuhan daya BRT. Dengan cara tersebut
kebutuhan listrik untuk pengoperasian BRT akan tetap terjaga. Dengan pemanfaatan energi
terbarukan secara optimal, konsep Bus Rapid Transit (BRT) yang terintegrasi dengan Solar
Road Panel ini akan menjadi sarana transportasi yang ramah lingkungan, nyaman serta
menjadi sarana transportasi masa depan yang memiliki manajemen energi yang baik serta
terlepas dari ketergantungan sumber energi fosil.

11
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Pertumbuhan dan perkembangan suatu kota akan berdampak pada sistem transportasi
yang ada dan dapat menimbulkan masalah transportasi. Perkembangan dan pertumbuhan kota
berdampak pada perubahan sistem transportasi yang dapat menimbulkan masalah
pencemaran lingkungan, kemacetan, dan yang lainnya. Menurunnya kualitas udara akibat
transportasi terjadi karena adanya bahan bakar yang kurang ramah lingkungan dan
meningkatnya kuantitas moda transportasi khususnya kendaraan pribadi. Kemacetan terjadi
karena moda transportasi semakin meningkat dan kebijakan transportasi yang kurang
berkelanjutan. Beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan konsep transportasi hijau atau
green transportation yaitu dari segi moda transportasi, aksesibilitas, dan kebijakan
transportasi suatu daerah. Untuk mendapatkan penerapan konsep green transportation yang
optimal maka perlu adanya peningkatan antusiasme masyarakat terhadap penggunaan moda
transportasi publik, peningkatan fasilitas dan kualitas moda transportasi publik, peningkatan
kualitas jalur pejalan kaki dan jalur sepeda, pengadaan dan penerapan kebijakan transportasi
hijau, penggunaan bahan bakar ramah lingkungan, dan pengurangan penggunaan transportasi
pribadi.

Suatu kota yang mengalami pertumbuhan dan perkembangan akan memberikan


dampak pada berbagai sektor, salah satunya transportasi. Dalam pertumbuhan dan
perkembangan suatu kota perlu diiringi dengan penerapan konsep dan kebijakan mengenai
transportasi yang berkelanjutan seperti green transportation. Pemerintah seharusnya
bekerjasama dengan stakeholder terkait agar dapat menerapkan konsep transportasi hijau
dengan optimal. Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain peningkatan kualitas dan
kuantitas moda transportasi publik, penggunaan bahan bakar ramah lingkungan, dan
pembuatan kebijakan mengenai transportasi hijau. Namun, untuk dapat menerapkan konsep
tersebut dengan optimal tentunya butuh partisipasi dari masyarakat.

Ketersediaan energi listrik yang mencukupi merupakan hal mutlak untuk menjaga
keberlangsungan hidup manusia. Emisi bahan bakar menimbulkan gas buang yang tidak baik
bagi kesehatan manusia serta akan memengaruhi keseimbangan alam karena polusi udara
yang semakin meningkat, Moda transportasi masa depan yang aman, nyaman, dan dengan
memanfaatkan sumber energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan menjadi idaman
untuk segera direalisasikan.Bisbul memanfaatkan sumber energi terbarukan yaitu energi

12
matahari melalui sel photovoltaic yang disebut dengan Solar Road Panel yang akan
terintegrasi dengan sistem Bus Rapid Transit (BRT) Dengan pemanfaatan energi terbarukan,
konsep ini akan menjadi sarana transportasi yang ramah lingkungan, nyaman serta menjadi
sarana transportasi masa depan yang mandiri energi.

13

You might also like