Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mortalitas Pasien ARDS Di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

ORIGINAL ARTICLE

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mortalitas


Pasien ARDS di Rumah Sakit
Cipto Mangunkusumo Jakarta
.ULSWL+DUWLQL1=XONLÁL$PLQ2&HYD:3LWR\R2&OHRSDV0DUWLQ5XPHQGH2
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM
1

2
Divisi Respirologi dan Perawatan Penyakit Kritis, Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI/RSCM

ABSTRACT
Background:…—–‡”‡•’‹”ƒ–‘”›†‹•–”‡•••›†”‘‡ȋȌ‹•ƒ‡‡”‰‡…›‹”‡•’‹”‘Ž‘‰›ϔ‹‡Ž†–Šƒ–…‘–”‹„—–‡•–‘
high mortality rate. To decrease the mortality rate of ARDS patients, we need to identify factors affecting it. Studies
about factors affecting ARDS mortality showed varying results and until now there is still no comprehensive study
ƒ„‘—–‹–‹ †‘‡•‹ƒ‡•’‡…‹ƒŽŽ›ƒ–‹’–‘ƒ‰——•—‘ƒ–‹‘ƒŽŠ‘•’‹–ƒŽȋȌǤ
Objective: To analyze factors affecting mortality of ARDS patients at Cipto Mangunkusumo Hospital.
Methods: This study was a retrospective cohort on ARDS patients who were hospitalized in Cipto Mangunkusumo
hospital within 2008 and 2012. Data about clinical condition, laboratory, chest X-ray, and outcome of hospitalization
were all collected from medical records. Bivariate analysis were performed on age, ARDS etiology, comorbidity
Charlson index, PaO2/FiO2 ”ƒ–‹‘ǡ    •…‘”‡ǡ ƒ† ˜‡–‹Žƒ–‘” —•‡ ‹ –Š‡ ϔ‹”•– ͺ; Š‘—”• •‹…‡  †‹ƒ‰‘•‡†Ǥ
—Ž–‹˜ƒ”‹ƒ–‡™‹–ŠŽ‘‰‹•–‹…”‡‰”‡••‹‘™‘—Ž†„‡†‘‡–‘˜ƒ”‹ƒ„Ž‡•–Šƒ–ˆ—Žϔ‹ŽŽ‡†–Š‡…‘†‹–‹‘Ǥ
Results:–‘–ƒŽ‘ˆ͹ͼ;’ƒ–‹‡–•™‡”‡‹…Ž—†‡†‹–Š‹••–—†›Ǥ Š‘•’‹–ƒŽ‘”–ƒŽ‹–›™ƒ•ͽͻǤ͹άǤ„‹˜ƒ”‹ƒ–‡ƒƒŽ›•‹•
we found that age, ARDS’ etiologies, comorbidity Charlson index, PaO2/FiO2 ratio, APACHE II score, and ventilator
—•‡‹–Š‡ϔ‹”•–ͺ;Š‘—”••‹…‡™ƒ•†‹ƒ‰‘•‡†™‡”‡˜ƒ”‹ƒ„Ž‡•–Šƒ–Šƒ†•‹‰‹ϔ‹…ƒ–ƒ••‘…‹ƒ–‹‘•™‹–Š‹Š‘•’‹–ƒŽ
‘”–ƒŽ‹–›Ǥ ”‘—Ž–‹˜ƒ”‹ƒ–‡ƒƒŽ›•‹•ǡ™‡ˆ‘—†˜ƒ”‹ƒ„Ž‡•–Šƒ–Šƒ†ƒ••‘…‹ƒ–‹‘•™‹–Š‘”–ƒŽ‹–›™‡”‡•‡’•‹•ȋͷǤ͸ͼǢ
95% CI 1.20-1.32; p < 0.001), the high APACHE II score (RR 1.19; 95% CI 1.04-1.30; p = 0.019) ,and no ventilator use
‹–Š‡ϔ‹”•–ͺ;Š‘—”••‹…‡™ƒ•†‹ƒ‰‘•‡†ȋͷǤ͹ͽǢͿͻά ͷǤ͸ͻǦͷǤͺ͹Ǣ’θͶǤͶͶͷȌǤ
Conclusions: ‡’•‹•ǡŠ‹‰Š  •…‘”‡ǡƒ†‘˜‡–‹Žƒ–‘”—•‡‹–Š‡ϔ‹”•–ͺ;Š‘—”••‹…‡™ƒ•†‹ƒ‰‘•‡†™‡”‡
independent factors affecting ARDS patients mortality.

Key words: acute respiratory distress syndrome, factors affecting mortality

ABSTRAK
Latar Belakang: Acute respiratory distresss syndrome (ARDS) merupakan salah satu kegawatan di bidang
respirologi yang angka mortalitasnya sangat tinggi. Dalam hal menurunkan mortalitas pasien ARDS perlu
diketahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berbagai studi mengenai faktor yang mempengaruhi mortalitas
pasien ARDS masih menunjukkan hasil yang berbeda, dan saat ini belum ada penelitian yang komprehensif di
Indonesia khususnya di RSCM.
Tujuan: Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas pasien ARDS yang dirawat di RSCM.
Metode: Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif pada pasien ARDS yang dirawat di RSCM selama
tahun 2008–2012. Data klinis, laboratorium, expertise foto toraks beserta status luaran (hidup atau meninggal)
selama perawatan diperoleh dari rekam medis. Analisis bivariat dilakukan pada variabel usia, etiologi ARDS,
indeks komorbiditas Charlson, rasio PaO2/FiO2, skor APACHE II, dan penggunaan ventilator dalam 48 jam sejak
diagnosis ARDS. Variabel yang memenuhi syarat akan disertakan pada analisis multivariat dengan regresi logistik. Korespondensi:
Hasil: ‘–ƒŽ ͵͸ͺ ’ƒ•‹‡ †‹‹—–•‡”–ƒƒ ’ƒ†ƒ ’‡‡Ž‹–‹ƒ ‹‹Ǥ ‹†ƒ’ƒ–ƒ ƒ‰ƒ ‘”–ƒŽ‹–ƒ• •‡Žƒƒ ’‡”ƒ™ƒ–ƒ dr. Kripti Hartini, SpPD
Email :
sebesar 75,3%. Faktor usia, etologi ARDS (sepsis, non sepsis), indeks komorbiditas Charlson, skor APACHE II, dan
kripti.hartini@yahoo.com
penggunaan ventilator dalam 48 jam sejak diagnosis ARDS merupakan variabel yang berbeda bermakna pada
analisis bivariat. Faktor-faktor yang mempengaruhi mortalitas pada analisis multivariat adalah sepsis sebagai
’‡›‡„ƒ„ȋͳǡʹ͸Ǣ ͻͷΨͳǡʹͲ•ƒ’ƒ‹ͳǡ͵ʹǢ’δͲǡͲͲͳȌǡ•‘”  ›ƒ‰–‹‰‰‹ȋͳǡͳͻǢ ͻͷΨͳǡͲ͵
Indonesian Journal of

CHEST
sampai 1,30; p = 0.019) dan tidak menggunakan ventilator dalam 48 jam sejak diagnosis ARDS (RR 1,37; IK 95%
1,25 sampai 1,43; p <0,001).
Kesimpulan: ARDS dengan penyebab sepsis, skor APACHE II yang tinggi, dan tidak menggunakan ventilator
dalam 48 jam sejak diagnosis ARDS merupakan faktor independen yang mempengaruhi mortalitas pasien ARDS. Critical and Emergency Medicine

Vol. 1, No. 1
Kata kunci : acute respiratory distress syndrome, mortalitas March - May 2014

21
.ULSWL+DUWLQL=XONLÁL$PLQ&HYD:3LWR\R&OHRSDV0DUWLQ5XPHQGH

PENDAHULUAN mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi


mortalitas pasien ARDS di RSCM maupun di Indonesia.
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) Karakteristik masyarakat Indonesia berbeda dengan
merupakan salah satu kegawatan di bidang respirologi. masyarakat luar negeri, terutama jika dibandingkan
Menurut The American-European Consensus Conference dengan negara-negara maju. Seringkali pasien datang
(AECC) tahun 1994, kriteria ARDS meliputi terjadinya ke pusat pelayanan kesehatan dalam kondisi penyakit
‰ƒ‰ƒŽ ƒ’ƒ• ƒ—–ǡ †‹•‡”–ƒ‹ ƒ†ƒ›ƒ ‹ϐ‹Ž–”ƒ– †‹ˆ—• †‹ yang sudah berat karena kurangnya pengetahuan
kedua lapangan paru, rasio tekanan oksigen pembuluh †ƒ ‡–‡”„ƒ–ƒ•ƒ ϐ‹ƒ•‹ƒŽǤͳͶǡͳͷ ‹ •ƒ’‹‰ ‹–—ǡ
arteri berbanding fraksi oksigen yang diinspirasi karena adanya berbagai keterbatasan menyebabkan
ȋƒʹȀ ‹ʹȌ ζʹͲͲ  ‰ǡ †‡‰ƒ pulmonary artery tidak semua pasien ARDS di RSCM dapat dirawat di
wedge pressure (PAWP)ζͳͺ ‰ƒ–ƒ—–ƒ’ƒƒ†ƒ›ƒ ICU seperti pasien ARDS di luar negeri. Oleh karena
hipertensi atrium kiri.1 ARDS terjadi apabila terdapat itu, diperlukan suatu penelitian tersendiri untuk
‘†‹•‹ ›ƒ‰ ‡‹…— –‡”Œƒ†‹›ƒ ”‡•’‘ ‹ϐŽƒƒ•‹ mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
sistemik seperti sepsis, pneumonia, trauma berat, tingginya mortalitas pasien ARDS yang dirawat di
transfusi berulang, aspirasi, dan pankreatitis akut.2 RSCM. Dengan diketahuinya faktor-faktor tersebut
Data tahun 2005 menyebutkan angka kejadian diharapkan dapat dijadikan dasar untuk meningkatkan
ARDS bervariasi antara 17-78 kasus per 100.000 tatakelola pasien ARDS di RSCM sehingga dapat
penduduk per tahun dengan insiden tertinggi terjadi menurunkan mortalitasnya.
di Amerika Serikat.3-5 Mortalitas pasien ARDS masih
tinggi. Meskipun demikian di negara maju mortalitas METODE PENELITIAN
pasien ARDS terus menurun. Menurut data dari The
 ‡–™‘”, mortalitas pasien ARDS di Amerika Desain
‡”‹ƒ– •‡„‡•ƒ” ͵ͷΨ ȋͳͻͻ͸Ȍǡ ʹ͸Ψ ȋʹͲͲͷȌǡ ”‘’ƒ Penelitian ini menggunakan desain kohort
sebesar 32,7% (2004)7, Australia sebesar 34% retrospektif.
(2002)5ǡ‹ƒͷʹΨȋʹͲͲ͹Ȍǡ†ƒ †‹ƒͶ͹ǡͺΨȋʹͲͲ͸ȌǤ8,
9
Sebuah meta-analisis yang dilakukan oleh Phua dkk Waktu dan Tempat Penelitian
(2009) menunjukkan mortalitas pasien ARDS sebesar Penelitian dilakukan di Divisi Respirologi dan
ͶͶǡ͵Ψ ’ƒ†ƒ •–—†‹ ‘„•‡”˜ƒ•‹ǡ †ƒ ͵͸ǡʹ Ψ ’ƒ†ƒ •–—†‹ Penyakit Kritis, Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Randomised Control Trial (RCT).10 Data dari bagian RSCM dan di Unit Rekam Medis dan Administrasi
rekam medis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo RSCM selama kurun waktu Mei - Agustus 2013.
(RSCM) menunjukkan mortalitas pasien yang
terdiagnosis ARDS pada tahun 2011 sebesar 57,8 % Populasi dan Sampel
(data tidak dipublikasikan). Populasi target adalah pasien ARDS yang dirawat
Untuk menurunkan mortalitas pasien ARDS, di RSCM. Populasi terjangkau adalah pasien ARDS yang
harus diketahui faktor-faktor yang mempengaruhinya. dirawat di RSCM selama kurun waktu 1 Januari 2008
Secara garis besar mortalitas pasien ARDS dipengaruhi sampai dengan 31 Desember 2012. Sampel penelitian
oleh faktor usia, komorbiditas, beratnya penyakit, adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria
etiologi ARDS, derajat hipoksemia, serta metode penerimaan yaitu pasien yang terdiagnosis ARDS di
ventilator yang digunakan.11 Namun demikian dalam rekam medis dan memenuhi kriteria ARDS
penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi sesuai kriteria AECC, pasien yang terdiagnosis gagal
mortalitas pasien ARDS masih menunjukkan hasil napas di dalam rekam medis dan memenuhi kriteria
yang berbeda. Berdasarkan data rekam medis, angka ARDS sesuai kriteria AECC, dan berusia 18 tahun atau
mortalitas pasien ARDS di RSCM masih tinggi. Namun lebih. Sedangkan kriteria penolakan pada studi ini
demikian data ini masih memerlukan penelitian lebih adalah pasien dengan tanda-tanda overload dan atau
lanjut, mengingat berdasarkan pengalaman klinis variabel yang tidak lengkap
sebagian pasien ARDS yang dirawat di RSCM belum Besar sampel yang dibutuhkan untuk analisis
terdiagnosis dengan baik (didiagnosis sebagai gagal multivariat dalam studi prognostik dihitung
napas). Dari penelusuran yang telah dilakukan oleh dengan menggunakan rumus role of thumbs hingga
penulis, sampai saat ini belum ditemukan penelitian didapatkan besar sampel minimal adalah 125 pasien.

22 Ina J Chest Crit and Emerg Med | Vol. 1, No. 1 | March - May 2014
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mortalitas Pasien ARDS

Variabel bebas pada penelitian ini adalah: usia, indeks Lanjutan tabel 1
komorbiditas Charlson, etiologi ARDS, skor APACHE <ĂƌĂŬƚĞƌŝƐƟŬƉĂƐŝĞŶ
Hasil
Ŷ;йͿ
II, rasio PaO2/FiO2 dan penggunaan ventilator dalam /ŶĚŝŬĂƐŝƉĞŵĂŬĂŝĂŶǀĞŶƟůĂƚŽƌ
48 jam sejak diagnosis ARDS. Sedangkan variabel Gagal napas 246 (80,9 )
Pasca operasi 55 (18,2)
tergantung pada penelitian ini adalah luaran pasien Penurunan Kesadaran 3 (0,9))
(hidup atau meninggal) selama menjalani perawatan ƟŽůŽŐŝZ^
Sepsis 287 (77,7)
di RSCM. Penelitian ini telah mendapat keterangan Non sepsis 81 (22,3)
Onset ARDS
lolos kaji etik dari Komite Etik Penelitian Kesehatan < 2 hari 256 (69,6)
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah > 2 hari 112 (30,4)
Luaran
Sakit Cipto Mangunkusumo dengan nomor surat 523/ Hidup 91 (24,7)
H2.F1/ETIK/2013. Semua data yang digunakan akan Meninggal 277 (75,3)

dijaga kerahasiannya.
Hasil Analisis Bivariat
HASIL PENELITIAN ƒ†ƒ’‡‡Ž‹–‹ƒ‹‹–‡”†ƒ’ƒ–͸˜ƒ”‹ƒ„‡Ž›ƒ‰†‹—Œ‹
sebagai faktor yang mempengaruhi mortalitas. Tabel 2
Selama periode penelitian, peneliti berhasil memperlihatkan proporsi pasien pada masing-masing
‡†ƒ’ƒ–ƒ͵͸ͺ’ƒ•‹‡›ƒ‰†‹”ƒ™ƒ–†‹ kelompok variabel bebas.
selama periode 1 Januari 2008 sampai dengan 31
Desember 2012 yang memenuhi kriteria penerimaan. dĂďĞůϮ͘,ĂƐŝůĂŶĂůŝƐŝƐďŝǀĂƌŝĂƚĚĂƌŝǀĂƌŝĂďĞůďĞďĂƐ
ƒ”‹ ͵͸ͺ ’ƒ•‹‡ –‡”•‡„—–ǡ ͸ͻ ’ƒ•‹‡ –‡”†‹ƒ‰‘•‹• DĞŶŝŶŐŐĂů ,ŝĚƵƉ
Variabel P
Ŷ;йͿ Ŷ;йͿ
sebagai ARDS dan 299 pasien terdiagnosis sebagai Usia
gagal napas di dalam rekam medisnya. Selama шϲϬƚĂŚƵŶ 100 (82,6) 21(17,4) 0,022
<60 tahun 177 (71,7) 70(28,3)
perawatan 277 pasien meninggal dan 91 pasien hidup. ƟŽůŽŐŝZ^
Sepsis 241 (83,9) 46 (16,1) <0,001
ƒ”ƒ–‡”‹•–‹†‡‘‰”ƒϐ‹•†ƒŽ‹‹••—„›‡’‡‡Ž‹–‹ƒ Non sepsis 36 (44,4) 45 (55,6)
dapat dilihat pada Tabel 1. ZĂƐŝŽWĂϬϮͬ&ŝϬϮ
< 100 117 (80,6) 28 (19,4) 0,052
>100 160 (71,7) 63 (28,3)
dĂďĞůϭ͘<ĂƌĂŬƚĞƌŝƐƟŬƐƵďLJĞŬƉĞŶĞůŝƟĂŶ;ŶсϯϲϴͿ Skor APACHE II
>20 114 (86,4) 18 (13,6) <0,001
Hasil <20 163 (69,1) 73(30,9)
<ĂƌĂŬƚĞƌŝƐƟŬƉĂƐŝĞŶ
Ŷ;йͿ WĞŶŐŐƵŶĂĂŶ ǀĞŶƟůĂƚŽƌ ĚĂůĂŵ
Jenis Kelamin 48 jam sejak diagnosis
Laki-laki 182 (49,5) Tidak 126 (91,3) 12 (8,7) <0,001
Perempuan 186 (50,5) Ya 151(65,7) 79(34,3)
Usia (tahun), median (min–maks) 51 (18-95) Indeks komorbiditas Charlson
Pengelompokan usia subyek >2 72 (90,0) 8(10) 0,001
Usia 18-29 tahun 56(15,4) <2 205(71,2) 83(28,8)
Usia 30-39tahun 53(14,4)
Usia 40-49 tahun 62(16,8)
Usia 50-59tahun 76(20,6)
Usia > 60 tahun 121(32,8) Hasil Analisis Multivariat
Skor APACHE II, median (min–maks) 16 ( 3-122)
Skor APACHE II pasien sepsis, median (min-maks) 18 (6- 122) Variabel dengan nilai p < 0,25 pada analisis
Skor APACHE II pasien non sepsis, median (min-maks) 13 (3-31) bivariat (Tabel 2) diikutsertakan dalam analisis
Median indeks komorbiditas Charlson 2 (0-6) multivariat. ARDS karena sepsis, skor APACHE II
Pasien dengan komorbiditas 243(66)
Pasien dengan 1 komorbid 198(81,5)
yang tinggi (>20), dan tidak menggunakan ventilator
Pasien dengan > 1 komorbid 45(18,5) mekanik dalam 48 jam sejak diagnosis ARDS
Jenis penyakit komorbid
Immunocompromise 148 (60,9) merupakan faktor independen yang mempengaruhi
Kanker 106 (43,6) mortalitas ARDS.
SIDA 15 (6,1)
SLE 16(6,5)
Lain-lain 11(4,5) DISKUSI
Diabetes Melitus 71 (29,2)
Penyakit Ginjal Kronik (PGK) 58 (23,9)
^ŝƌŽƐŝƐ,ĞƉĂƟƐ 14 (5,8)
Stroke 51(13,9) Karakteristik Pasien ARDS yang dirawat di RSCM
WĞŵĂŬĂŝĂŶǀĞŶƟůĂƚŽƌ Median usia subyek pada penelitian ini adalah
dŝĚĂŬŵĞŵĂŬĂŝǀĞŶƟůĂƚŽƌƐĞůĂŵĂƉĞƌĂǁĂƚĂŶ 64 (17,4 )
WĞŵĂŬĂŝĂŶǀĞŶƟůĂƚŽƌ< 48 jam 230 (62,5) 51 (rentang 18 sampai 95) tahun dan sebagian
WĞŵĂŬĂŝĂŶǀĞŶƟůĂƚŽƌхϰϴũĂŵ 74 (20,1) „‡•ƒ” •—„›‡ „‡”—•‹ƒ —”ƒ‰ †ƒ”‹ ͸Ͳ –ƒŠ— ȋ͸͹ǡʹΨȌǤ

Ina J Chest Crit and Emerg Med | Vol. 1, No. 1 | March - May 2014 23
.ULSWL+DUWLQL=XONLÁL$PLQ&HYD:3LWR\R&OHRSDV0DUWLQ5XPHQGH

Penelitian oleh Sheu dkk (2009) di Amerika Serikat Median skor APACHE II dari subyek penelitian
‡—Œ—ƒ ‡†‹ƒ —•‹ƒ ›ƒ‰ Ž‡„‹Š –—ƒ ›ƒ‹–— ͸Ͳ ini adalah 18 (rentang 3 sampai 122). Rata-rata skor
(rentang 45-73) tahun.ͳ͸ Menurut Berstein dkk (2002) APACHE II yang didapatkan pada penelitian-penelitian
”‡”ƒ–ƒ—•‹ƒ’ƒ•‹‡†‹—•–”ƒŽ‹ƒ͸ʹȋͳͺȌ–ƒŠ—Ǥ5 di luar negeri adalah 20.5,19 Hasil ini menunjukkan
Penelitian oleh Luhr dkk (1999) menunjukkan rerata bahwa kondisi beratnya penyakit pasien-pasien ARDS
—•‹ƒ’ƒ•‹‡†‹”‘’ƒ͸ͳȋͳ͸Ȍ–ƒŠ—Ǥ17 Sementara di RSCM tidak jauh berbeda dengan pasien ARDS di
‹–— ’‡‡Ž‹–‹ƒ ‘Ž‡Š ‰ƒ”™ƒŽ † ȋʹͲͲ͸Ȍ †‹ †‹ƒ luar negeri. Pada penelitian ini median skor APACHE
menunjukkan rerata usia pasien ARDS 43 (SB 19) tahun.9 II pada pasien ARDS karena sepsis lebih tinggi
Pada penelitian ini median usia subyek lebih daripada pasien ARDS yang non sepsis sehingga bisa
muda dibandingkan penelitian di negara maju. Hal disimpulkan keadaan umum pasien ARDS karena
ini menunjukkan masih rendahnya derajat kesehatan sepsis lebih buruk daripada pasien ARDS yang
masyarakat di Indonesia dibanding negara maju. nonsepsis.
Menurut laporan WHO tahun 2011, usia harapan Sebagian besar subyek pada penelitian ini
Š‹†—’ ƒ—•‹ƒ †‘‡•‹ƒ ͸ͻ –ƒŠ—ǡ •‡†ƒ‰ƒ —•‹ƒ ȋ͸ͻǡ͸ΨȌ‡‰ƒŽƒ‹—”ƒ‰†ƒ”‹ͶͺŒƒ•‡–‡ŽƒŠ
Šƒ”ƒ’ƒŠ‹†—’ƒ•›ƒ”ƒƒ–‡”‹ƒ‡”‹ƒ–͹͸–ƒŠ—Ǥ dirawat. Hal ini menunjukkan sebagian besar pasien
Usia harapan hidup masyarakat Eropa lebih tinggi tersebut datang ke rumah sakit sudah dengan kondisi
yaitu diatas 80 tahun.18 Namun demikian rata-rata paru yang buruk. Sistem pelayanan kesehatan di
usia subyek pada penelitian yang dilakukan oleh Indonesia yang belum baik menyebabkan pasien
Agarwal di India, lebih muda yaitu 43 (SB 19) tahun.9 datang ke pusat pelayanan kesehatan dalam kondisi
Hal ini sesuai dengan angka harapan hidup penduduk penyakit yang sudah berat.14,15
India yang memang lebih muda daripada masyarakat ƒ†ƒ’‡‡Ž‹–‹ƒ‹‹•‡„ƒ›ƒ͸Ͷȋͳ͹ǡͶΨȌ•—„›‡
†‹ †‘‡•‹ƒ›ƒ‹–—͸ͷ–ƒŠ—Ǥ18 tidak menggunakan ventilator mekanik selama
Pada penelitian ini didapatkan sepsis merupakan perawatan. Disamping itu masih didapatkan 74
penyebab terbesar terjadinya ARDS. Hasil ini (20,1%) subyek yang menggunakan ventilator setelah
serupa dengan penelitian-penelitian di negara lain, lebih dari 48 jam sejak diagnosis ARDS ditegakkan.
dimana sepsis sebagai penyebab terbesar terjadinya Keterlambatan penggunaan ventilator ini juga akan
ARDS.2,12,13 Penelitian yang dilakukan oleh Sevransky meningkatkan mortalitas. Hal ini berbeda dengan
dkk (2007) di Amerika Serikat menunjukkan ARDS penelitian di luar negeri, dimana semua pasien ARDS
yang disebabkan oleh sepsis lebih sering terjadi pada menggunakan ventilator mekanik dan dirawat di ICU.
ras kulit hitam dibandingkan ras kulit putih.12
ƒ†ƒ ’‡‡Ž‹–‹ƒ ‹‹ †‹†ƒ’ƒ–ƒ ʹͶ͵ ȋ͸͸ΨȌ Angka Mortalitas
subyek memiliki komorbid, dengan median indeks Pada penelitian ini digunakan all-cause-mortality
‘‘”„‹†‹–ƒ• Šƒ”Ž•‘ ʹ ȋ”‡–ƒ‰ Ͳ •ƒ’ƒ‹ ͸ȌǤ sebagai luaran (outcome). Luaran pasien dinilai saat
Imunocompromise merupakan komorbid yang paling pasien keluar dari rumah sakit setelah perawatan.
„ƒ›ƒ†‹–‡—ƒ›ƒ‹–—•‡„ƒ›ƒͳͶͺƒ•—•ȋ͸ͲǡͻΨȌǡ Angka mortalitas subyek pada penelitian ini sebesar
diabetes millitus sebanyak 71 kasus (29,2%), penyakit 75,3%. Angka mortalitas ini jauh lebih tinggi apabila
ginjal kronik sebanyak 58 kasus (23,9%), stroke 51 dibandingkan dengan penelitian di luar negeri.
kasus (13,9%), dan sirosis hepatis sebanyak 14 kasus Penelitian di negara-negara Eropa, Amerika Serikat,
(5,8%). Pada penelitian ini subyek dengan komorbid dan Australia menunjukkan mortalitas pasien ARDS
lebih banyak bila dibandingkan dengan hasil berkisar antara 35-45%.5-7 Sedangkan mortalitas
penelitian di luar negeri. Hasil penelitian Sheu dkk pasien ARDS di China tahun 2003 sebesar 52%.8 Di
(2009) menunjukkan pasien ARDS yang mempunyai negara maju penanganan terhadap pasien sepsis
komorbid sebesar 40%, sedangkan hasil penelitian yang merupakan penyebab terbanyak terjadinya
Erickson dkk (2009) sebesar 40%.͸ǡ ͳ͵ Banyaknya ARDS semakin baik. Perawatan suportif terhadap
pasien dengan faktor komorbid pada penelitian ini pasien kritis juga semakin berkembang. Disamping
karena RSCM merupakan rumah sakit pusat rujukan itu penggunaan ventilator mekanik pada pasien ARDS
nasional sehingga pasien-pasien yang dirawat di juga semakin luas.͸ǡʹͲ
RSCM biasanya merupakan pasien dengan penyakit
yang kompleks.

24 Ina J Chest Crit and Emerg Med | Vol. 1, No. 1 | March - May 2014
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mortalitas Pasien ARDS

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mortalitas yang mempengaruhi mortalitas (OR 1,02 ; IK 95%
Sebuah RCT yang dilakukan oleh Acute Respiratory ͳǡͲͳǦͳǡͲ͸ȌǤ13 Penelitian yang dilakukan oleh Sevransky
‹•–”‡••›†”‘‡‡–™‘”ȋǦ‡–Ȍ–‡”Šƒ†ƒ’ͺ͸ͳ dkk (2007) yang menggunakan skor APACHE III untuk
pasien ARDS yang menggunakan ventilator mekanik menilai beratnya penyakit juga menunjukkan skor
pada tahun 2000, dihentikan karena setelah dilakukan APACHE III yang tinggi merupakan faktor independen
analisa interim didapatkan perbedaan bermakna yang mempengaruhi mortalitas ARDS (OR 1,07; IK
antara mortalitas pasien ARDS yang menggunakan 95% 1,03-1,13).12
ventilator dengan volume tidal yang rendah (lung
protective strategy) dibandingkan pasien ARDS yang KESIMPULAN
menggunakan metode tradisional (p = 0,005). Pasien
yang menggunakan ventilator dengan metode lung Faktor yang mempengaruhi mortalitas pasien
protective strategy mortalitasnya lebih rendah (22%) ARDS yang di RSCM adalah tidak menggunakan
dibandingkan kelompok tradisional.18 Kasus ARDS ventilator mekanik dalam 48 jam sejak diagnosis
yang terlambat menggunakan ventilator (lebih dari 48 ARDS, ARDS karena sepsis, dan skor APACHE II yang
jam setelah diagnosis ARDS), ketidaktepatan diagnosis, tinggi.
dan apakah metode ventilator yang digunakan pada
pasien ARDS yang dirawat di RSCM sudah sesuai lung DAFTAR PUSTAKA
protective strategy perlu ditelusuri lebih lanjut untuk
mengurangi angka mortalitas pasien. 1. Bernard GR, Artigas A, Brigham KL, Carlet J, Falke K, Hudson L,et
al. The American- European Consensus Conference on ARDS.
‡ϐ‹‹–‹‘•ǡ ‡…Šƒ‹••ǡ ”‡Ž‡˜ƒ– ‘—–…‘‡•ǡ ƒ† …Ž‹‹…ƒŽ –”‹ƒŽ
Etiologi ARDS coordination. Am J Respir Crit Care Med. 1994 ;149:818-24.
Penelitian yang dilakukan oleh Sheu dkk 2. Gajic O, Dabbagh O, Park PK, Adesanya A, Chang SY, Hou P et
ƒŽǤ ƒ”Ž› ‹†‡–‹ϐ‹…ƒ–‹‘ ‘ˆ ’ƒ–‹‡–• ƒ– ”‹• ‘ˆ ƒ…—–‡ Ž—‰ ‹Œ—”›
(2009) maupun Sevransky dkk (2007) pada analisis : evaluation of lung injury prediction score in a multicenter
bivariat menunjukkan sepsis merupakan faktor yang cohort study. Am J Respir Crit Care Med. 2011;15(183):4.
3. Rubenfeld G, Herridge M. Epidemiology and outcomes of acute
mempengaruhi mortalitas pasien ARDS. Tetapi setelah Ž—‰‹Œ—”›ǤŠ‡•–ǤʹͲͲ͹Ǣͳ͵ͳȋʹȌǣͷͷͶǦ͸ʹǤ
dilakukan analisa multivariat ternyata sepsis bukan 4. Collum NS, Evans TW. Epidemiology of acute lung injury. Curr
Opin Crit Care. 2005;11(1):43-9.
merupakan faktor independen. Tingginya mortalitas
5. Bersten, Edibam, Hunt, Moran, Group NZICSCT. Incidence and
pasien yang disebabkan oleh sepsis pada kedua mortality of acute lung injury and the acute respiratory distress
penelitian tersebut lebih disebabkan karena beratnya syndrome in Three Australian States. Am J Resp Crit Care Med.
ʹͲͲʹǢͳ͸ͷȋͶȌǣͶͶ͵ǦͺǤ
penyakit pasien dan adanya komorbiditas.12,13 ͸Ǥ Erickson S, Martin GS, Davis JL, Matthay MA, Eisner MD. Recent
Menurut pendapat peneliti masih terbatasnya fasilitas –”‡†•‹ƒ…—–‡Ž—‰‹Œ—”›‘”–ƒŽ‹–›ǣͳͻͻ͸ǦʹͲͲͷǤ”‹–ƒ”‡‡†Ǥ
2009;37(5):1574.
dan biaya perawatan kesehatan saat ini menyebabkan 7. Buisson B , Minelli C,Bertolini G, Brazzi L, Pimentel,
tidak semua pasien sepsis yang dirawat di RSCM Lewandowski, et al.Epidemiology And outcome of acute lung
injury in European Intensive Care Units. Results from the ALIVE
mendapatkan penanganan yang optimal. Mortalitas •–—†›Ǥ –‡•‹˜‡ƒ”‡‡†ǤʹͲͲͶǢ͵ͲȋͳȌǣͷͳǦ͸ͳǤ
pasien ARDS karena sepsis di RSCM masih tinggi 8. Ge QG, Zhu X, Yao GQ, Wang C,Yin CH, Lü JQ, et al. Epidemiological
investigation on acute respiratory distress syndrome occurring
karena penyebab utamanya belum teratasi. Hal ini in intensive care units in Beijing from 1998 to 2003. Zhongguo
ditunjukkan oleh tingginya mortalitas pasien sepsis Wei Zhong Bing Ji Jiu Yi Xue. 2007;19(4): 201-4 (abstrac).
9. Agarwal R, Aggarwal AN, Gupta D, Behera D, Jindal SK. Etiology
yang dirawat di RSCM. Data dari rekam medis RSCM and outcomes of pulmonary and extrapulmonary acute
menunjukkan mortalitas pasien sepsis yang dirawat lung injury/ARDS in respiratory ICU in North India. Chest.
ʹͲͲ͸Ǣͳ͵Ͳȋ͵Ȍǣ͹ʹͶǦͻ
di ICU pada tahun 2011 sampai 2012 sebesar 44,7%
10. Phua J, Badia JR, Adhikari NKJ, Friedrich JO, Fowler RA, Singh JM,
(data tidak dipublikasikan). et al. Has mortality from acute respiratory distress syndrome
decreased over time? A Systematic Review. Am J Resp Crit Care
Med. 2009;179(3):220-7.
Skor APACHE II 11. Johnson ER, Mathay MA. Acute Lung Injury: Epidemiology,
Skor APACHE II pada penelitian ini merupakan Pathogenesis, and Treatment. Journal of Aerosol Medicine and
Pulmonary Drug Delivery.2010;23(4):243-252
faktor independen yang mempengaruhi mortalitas 12. Sevransky JE, Martin GS, Shanholtz C, Tellez PAM, Pronovost P,
ARDS (RR 1,19; IK 95% 1,03-1,30). Hasil ini sama Brower R, et al. Mortality in sepsis versus non-sepsis induced
acute lung injury. Crit Care. 2009; 13(5):R150.
dengan hasil penelitian-penelitian diluar negeri. 13. Sheu CC, Gong MN, Zhai R, Chen F, Bajwa EK, Clardy PF, et al.
Penelitian oleh Sheu dkk (2009) menunjukkan skor Clinical characteristics and outcomes of sepsis-related vs non-
•‡’•‹•Ǧ”‡Žƒ–‡†ǤŠ‡•–ǤʹͲͳͲǢͳ͵ͺȋ͵ȌǣͷͷͻǦ͸͹Ǥ
APACHE II yang tinggi merupakan faktor independen

Ina J Chest Crit and Emerg Med | Vol. 1, No. 1 | March - May 2014 25
.ULSWL+DUWLQL=XONLÁL$PLQ&HYD:3LWR\R&OHRSDV0DUWLQ5XPHQGH

14. ‘‹ƒ•›ƒŠǤ ƒƒ– †ƒ–ƒ‰ǡ ‘”„ƒ ϐŽ— „—”—‰ •—†ƒŠ •ƒ‰ƒ–


Ž‡ƒŠǤ‡’‘‹–‡”ƒ–‹ˆǤʹͲͲͷǤȏ†‹•‹–ƒ•‹ͳʹ —‹ʹͲͳ͵ȐǤ‹—†—Š
dari: http://www.tempo.co.id/hg/nasional/2005/09/11/
„”ǡʹͲͲͷͲͻͳͳǦ͸͸ͶͶ͸ǡ‹†ǤŠ–ŽǤ
15. Supardi S, Handayani RS, Notosiswoyo M. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan perilaku pasien berobat ke puskesmas.
ȏ†‹•‹–ƒ•‹ͳ͵ —‹ʹͲͳ͵ȐǤ‹—†—Š†ƒ”‹ǣ
ͳ͸Ǥ http://apotekputer.com/ma/index.php?option=com_
content&task=view&id=128Ƭ –‡‹†α͸͵Ǥ
17. Sheu CC, Gong MN, Zhai R, Bajwa EK, Feng C, Thompson T et al.
Š‡‹ϐŽ—‡…‡‘ˆ‹ˆ‡…–‹‘•‹–‡•‘†‡˜‡Ž‘’‡–ƒ†‘”–ƒŽ‹–›‘ˆ
Ǥ –‡•‹˜‡ƒ”‡‡†ǤʹͲͳͲǢ͵͸ȋ͸Ȍǣͻ͸͵Ǧ͹ͲǤ
18. Luhr O, Antonsen K, Karlsson M, AardalI S, Thorsteinsson
A, Frostell C et al. Incidence and mortality after acute
respiratory failure and acute respiratory distress syndrome
in Sweden, Denmark, and Iceland. Am J Respir Crit Care
‡†ǤͳͻͻͻǢͳͷͻȋ͸ȌǣͳͺͶͻǦ͸ͳǤ
19. World Health Statistics 2011. World Health Organization.
Available at http:// www.who.int/whosis/whostat/EN_
WHS2011_Full.pdf .
20. Zilberberg MD, Epstein SC. Acute Lung Injury in the Medical ICU.
 ‘ˆ‡•’ƒ†”‹–ƒ”‡‡†ǤͳͻͻͺǢͳͷ͹ȋͶȌǣͳͳͷͻǦ͸Ͷ
21. Guangxi L, Malinchoc M, Ceba RC, Venkata CV, Kor DJ, Peters S
et al. Eight-year trend of acute respiratory distress syndrome :
A Population-based Study in Olmsted County, Minnesota. Am J
‡•’‹””‹–ƒ”‡‡†ǤʹͲͳͳǢͳͺ͵ȋͳȌǣͷͻǦ͸͸Ǥ

26 Ina J Chest Crit and Emerg Med | Vol. 1, No. 1 | March - May 2014

You might also like