Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Pengaruh Propilthiouracil terhadap Kadar....

(Sukandar PB, Sri Kadarsih Soejono , Totok Utoro)

PENGARUH PROPYLTHIOURACIL TERHADAP KADAR TESTOSTERON


DAN ESTROGEN PADA TIKUS SPRAGUE DAWLEY BETINA

Propylthiouracil Effect on Testosterone and Estrogen Levels In Female


Sprague dawley Rats

Prihatin Broto Sukandar*1, Sri Kadarsih Soejono2, Totok Utoro2


1
Balai Litbang GAKI Magelang
Kapling Jayan Borobudur Magelang Jawa Tengah
2
Ilmu Kedokteran Dasar Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta
*E-mail: patin_sukandar@yahoo.com

Naskah masuk: 16 September 2013, naskah direvisi: 13 November 2013, naskah disetujui terbit: 2 Desember 2013

ABSTRACT
,RGLQH 'HILFLHQF\ 'LVRUGHUV ,'' ZDV DVVRFLDWHG ZLWK IHPDOH UHSURGXFWLYH
KRUPRQHV GLVRUGHUV +\SRWK\URLGLVP LQKLELWV IROOLFXODU GHYHORSPHQW ZKLFK
VXEVHTXHQWO\ LQKLELWHG HVWURJHQ VHFUHWLRQ %LRV\QWKHVLV RI HVWURJHQ GHULYHG IURP
WHVWRVWHURQH WKURXJK DURPDWL]DWLRQ PHFKDQLVP LQ RYDULDQ JUDQXORVH FHOOV 7KLV
VWXG\ DLPHG WR GHWHUPLQH FKDQJHV LQ OHYHOV RI VHUXP WHVWRVWHURQH DQG HVWURJHQ
LQ K\SRWK\URLG UDWV LQGXFHG E\ SURS\OWKLRXUDFLO 7KLV VWXG\ ZDV DQ H[SHULPHQWDO
SRVW WHVW RQO\ ZLWK FRQWUROOHG JURXS GHVLJQ 6WXG\ XVHG 6SUDJXH GDZOH\ IHPDOH
UDWV DJHG PRQWKV ZLWK DQ DYHUDJH ERG\ ZHLJKW JUDPV )LYH UDWV JLYHQ
SURS\OWKLRXUDFLO LQ WKH GULQNLQJ ZDWHU ZLWK GRVHV RI J / IRU GD\V DQG VL[
UDWV ZHUH XVHG DV FRQWUROV +\SRWK\URLG UDWV ZHUH GHWHUPLQHG E\ PHDVXUHPHQWV
RI IUHH 7 OHYHOV 'DWD RI IUHH 7 OHYHOV WHVWRVWHURQH DQG HVWURJHQ WDNHQ IURP
EORRG VHUXP DQG LW ZHUH PHDVXUHG XVLQJ (/,6$ WHFKQLTXH 'DWD RI WHVWRVWHURQH
HVWURJHQ DQG IUHH 7 DQDO\VLV XVLQJ LQGHSHQGHQW VDPSOH W WHVW )UHH 7 OHYHOV
RI WUHDWPHQW JURXS ZHUH “ SPRO / DQG WKH FRQWUROOHG JURXS ZHUH “
SPRO / VWDWLVWLFDO DQDO\VLV VKRZHG VLJQLILFDQW GLIIHUHQFH EHWZHHQ WKH WZR JURXSV
ZLWK S YDOXHV 7HVWRVWHURQH OHYHOV RI WKH WUHDWPHQW JURXS ZHUH “
SJ G/ DQG FRQWURO JURXS ZHUH “ SJ G/ VWDWLVWLFDO DQDO\VLV VKRZHG
QR VLJQLILFDQW GLIIHUHQFH EHWZHHQ WKH WZR JURXSV ZLWK S YDOXHV (VWURJHQ
OHYHOV RI WKH WUHDWPHQW JURXS ZHUH “ SJ G/ DQG FRQWURO JURXS ZHUH
“ SJ G/ VWDWLVWLFDO DQDO\VLV VKRZHG QR VLJQLILFDQW GLIIHUHQFH EHWZHHQ WKH
WZR JURXSV ZLWK S YDOXHV 7KHUH ZDV QR VLJQLILFDQW FKDQJH LQ WKH OHYHOV
RI WHVWRVWHURQH DQG HVWURJHQ VHUXP LQ 6SUDJXH GDZOH\ IHPDOH K\SRWK\URLG UDWV
LQGXFHG E\ SURS\OWKLRXUDFLO

Keywords: K\SRWK\URLGLVP WHVWRVWHURQH HVWURJHQ IUHH 7 6SUDJXH GDZOH\

ABSTRAK
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) ada hubungannya dengan hormon
reproduksi perempuan. Hipotiroid menghambat perkembangan folikuler sehingga
sekresi estrogen terhambat. Biosintesis hormon estrogen berasal dari hormon
testosteron melalui mekanisme aromatisasi di dalam sel granulosa ovarium.
Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan kadar hormon testosteron dan
estrogen serum pada tikus hipotiroid dengan induksi SURS\OWKLRXUDFLO Penelitian
ini adalah studi eksperimental dengan rancangan SRVW WHVW RQO\ ZLWK FRQWUROOHG
JURXS menggunakan 11 tikus jenis 6SUDJXH GDZOH\ betina berumur 2,5 bulan
dengan berat badan rata-rata 111,1 gram. Lima ekor tikus sebagai perlakuan
diberi SURS\OWKLRXUDFLO dalam air minum dengan kadar 0,1 g/L selama 30 hari dan
enam ekor tikus digunakan sebagai kontrol. Untuk menentukan tikus hipotiroid
digunakan pengukuran kadar T4 bebas. Data kadar T4 bebas, testosteron, dan

53
MGMI Vol. 5, No. 1, Desember 2013: 53-60

estrogen diambil dari serum darah dan diukur dengan menggunakan teknik ELISA.
Data kadar testosteron, estrogen, dan T4 bebas diuji dengan menggunakan uji
statistik t tidak berpasangan. Kadar T4 bebas kelompok perlakuan (4,0 ± 0,4
pmol/L) dan kelompok kontrol (8,1 ± 1,6 pmol/L), uji statistik menunjukkan beda
bermakna antara kedua kelompok dengan nilai p = 0,001. Kadar testosteron pada
kelompok perlakuan (0,72 ± 0,1 pg/dL) dan kelompok kontrol (0,66 ± 0,1 pg/dL),
uji statistik menunjukkan tidak beda bermakna antara kedua kelompok dengan
nilai p = 0,20. Kadar estrogen pada kelompok perlakuan (9,1 ± 6,2 pg/dL) dan
kelompok kontrol (12,6 ± 3,9 pg/dL), analisis statistik menunjukkan tidak beda
bermakna antara kedua kelompok dengan nilai p = 0,35. Tidak terjadi perubahan
VLJQL¿NDQ NDGDU WHVWRVWHURQ GDQ HVWURJHQ VHUXP SDGD WLNXV 6SUDJXH GDZOH\
betina hipotiroid dengan induksi SURS\OWKLRXUDFLO

Kata kunci: hipotiroid, testosteron, estrogen, T4 bebas, 6SUDJXH GDZOH\

PENDAHULUAN ataupun hipotiroid.4 Penyakit tiroid


Gangguan Akibat Kekurangan lima sampai sepuluh kali lebih banyak
Iodium (GAKI) khususnya gondok terjadi pada perempuan dibandingkan
sudah lama dikenal di Indonesia, laki-laki, dan kejadian terbanyak pada
terbukti ada gambar gondok pada usia reproduksi.5 Pemberian suplemen
relief Candi Borobudur. Gangguan SK\WRHVWURJHQV pada hipotiroid subklinik
Akibat Kekurangan Iodium sampai dapat meningkatkan risiko kejadian
saat ini masih menjadi masalah gizi hipotiroid klinik tiga kali lebih banyak.6
di Indonesia. Di Jawa Tengah GAKI Begitu pula sebaliknya hipotiroid
merupakan salah satu masalah gizi menghambat perkembangan folikuler
mikro selain anemia gizi besi dan sehingga sekresi estrogen terhambat.7
kekurangan vitamin A.1 Angka Total Kasus GAKI berhubungan dengan
Goiter Rate (TGR) pada anak sekolah hormon reproduksi perempuan seperti
hasil survey pembesaran kelenjar estrogen.
gondok nasional yaitu 11,1% pada tahun +LSRWLURLG GDSDW PHQJJDQJJX ¿
20032. Di Jawa Tengah diperkirakan siologi reproduksi wanita yaitu gang-
1,5 juta penduduk menderita gondok, guan menstruasi, DPHQRUHD dan infer-
10,5 juta penduduk bertempat tinggal tilitas.7 Dampak hipotiroid pada fungsi
di daerah endemik. Proporsi TGR pada menstruasi dan ovulasi berhubungan
tahun 2004 9,7%, proporsi iodium dalam dengan berbagai interaksi hormon
urin atau 8ULQH ,RGLQH ([FUHWLRQ (UIE) tiroid dengan sistem reproduksi wanita.8
< 50 µg/L sebesar 37,5 %1. Cakupan Gangguan reproduksi ini disebabkan
Penggunaan garam beriodium pada karena hipotiroid dapat mengubah ak-
tahun 2007 secara nasional sebesar VLV KLSR¿VH RYDULXP +LSRWLURLG PHQ\H-
62,3%, untuk Jawa Tengah 63,39%, EDENDQ KLSR¿VH OHELK SHND GDQ 7K\URLG
jauh dibawah target yaitu 90%3. Hal ini 6WLPXODWLQJ +RUPRQH (TSH) ataupun
berarti bahwa masyarakat Indonesia 7K\URWURSLQ 5HOHDVLQJ +RUPRQH (TRH)
termasuk masyarakat Jawa Tengah meningkat. Hormon TRH merangsang
masih berisiko tinggi menderita GAKI. sel ODNWRWURS untuk mensintesis SURODNWLQ
Kasus gondok perempuan yang dapat mengganggu sekresi perio-
dibanding laki-laki 5:1, baik yang eutiroid dik *RQDGRWURSLQ 5HOHDVLQJ +RUPRQH

54
Pengaruh Propilthiouracil terhadap Kadar.... (Sukandar PB, Sri Kadarsih Soejono , Totok Utoro)

(GnRH), menekan )ROOLFHOO 6WLPXODWLQJ laksanakan pada bulan Juni - Agus-


+RUPRQH (FSH) dan /XWHLQL]LQJ +RU tus 2011 di laboratorium Endokrinologi
PRQH (LH) sehingga tidak terjadi pema- Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran
tangan folikel.5 Tidak matangnya folikel Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
pada ovarium akan menyebabkan ter- Penelitian ini menggunakan tikus jenis
hambatnya sekresi estrogen. 6SUDJXH GDZOH\ EHWLQD berumur 2,5 bu-
Keberadaan hormon estrogen ti- lan dengan berat badan rata-rata 111,1
dak bisa dipisahkan dengan hormon gram. Banyaknya sampel penelitian ini
testosteron. Hormon estrogen biosinte- 11 ekor tikus dikelompokkan secara ran-
sisnya berasal dari hormon testosteron dom. Lima ekor tikus sebagai perlakuan
melalui mekanisme aromatisasi oleh diberi PTU pada air minum dengan ka-
enzim P450 aromatase di dalam sel dar 0,1 g/L selama 30 hari sampai ter-
granulosa ovarium yang dihasilkan gen jadi hipotiroid dan 6 ekor tikus diguna-
CYP19 mRNA.9 Hormon tiroid berperan kan sebagai kontrol diberi makanan dan
pada transkripsi gen, berpengaruh apa- air minum biasa.12 Tikus diadaptasikan
bila kadar hormon tiroid khususnya T3 dengan lingkungan selama 7 hari un-
rendah.10 Menurunnya sekresi estradiol tuk mendapatkan keseragaman kondi-
dipengaruhi oleh kadar T3 yang ren- si. Kondisi kandang seimbang antara
dah, hal ini diduga melalui penurunan siang dan malam. Untuk menentukan
ekspresi gen CYP19 mRNA di sel gra- tikus hipotiroid digunakan pengukuran
nulosa11. Hipotiroid menyebabkan gang- kadar T4 bebas, dengan angka normal
guan pada reproduksi wanita melalui yaitu 5,27 - 17,34 pmol/L. Kadar T4 be-
MDOXU DNVLV KLSR¿VH RYDULXP GDQ MDOXU bas, testosteron, dan estrogen diukur
transkripsi gen di sel granulosa ovarium. dengan menggunakan teknik ELISA
Untuk mengetahui mekanisme di laboratorium Balai Litbang GAKI
perubahan kadar hormon testosteron Magelang. Darah diambil dari pembuluh
dan estrogen pada tikus yang mende- darah di sinus orbitalis tikus sebanyak 2
rita hipotiroid, maka tikus diinduksi ml dengan menggunakan tabung mikro
de-ngan propylthiouracil (PTU). Perta- hematokrit yang sebelumnya dianestesi
nyaan penelitian ini adalah apakah ada dengan ketamin HCL. Darah disimpan
perubahan kadar hormon testosteron dalam FRRO ER[ Darah dipusingkan
dan estrogen pada tikus hipotiroid de- dengan kecepatan 3000 rpm (URXQGV
ngan induksi PTU? Penelitian ini ber- SHU PLQXWHV) selama 10 menit. Serum
tujuan mengukur perubahan kadar hor- diambil, disimpan dalam lemari es pada
mon testosteron, estrogen, dan T4 be-
suhu 2-8º C dan selanjutnya diperiksa
bas pada tikus hipotiroid dengan induksi
kadar hormon T4 bebas, testosteron,
PTU. Hipotesa dari penelitian ini adalah
dan estrogen.
ada perubahan pada kadar estrogen
Data kadar testosteron, estro-
dan testosteron
gen, dan T4 bebas antara kelompok
perlakuan dengan kelompok kontrol diuji
METODE
dengan uji t tidak berpasangan. Untuk
Penelitian ini adalah eksperimen
mengetahui distribusi data dilakukan uji
murni dengan rancangan SRVW WHVW RQO\
normalitas dengan uji Saphiro-Wilk.
FRQWURO JURXS GHVLJQ. Penelitian ini di-

55
MGMI Vol. 5, No. 1, Desember 2013: 53-60

HASIL 0,4 pmol/L) seperti terlihat padaTabel.


Kadar T4 bebas Analisis statistik menunjukkan ada
Hasil pengukuran kadar T4 bebas beda bermakna antara kedua kelompok
menunjukkan bahwa rata-rata kadar dengan nilai p < 0,05. Uji normalitas data
T4 bebas pada kelompok kontrol (8,1 kadar T4 bebas dengan XML 6DSKLUR :LON
± 1,6 pmol/L) lebih tinggi dibandingkan menunjukkan data terdistribusi normal
dengan kelompok perlakuan (4,0 ± (p > 0,05).

Tabel. Kadar T4 bebas (mean ± SEM) Tikus Kelompok Kontrol dan Perlakuan

Kelompok Kadar p Kadar p Kadar p


T4 bebas testosteron estrogen
(pmol/L) serum (pg/dL) serum (pg/dL)
Kontrol 8,1 ± 1,6 0,001 0,72 ± 0,1 0,20 12,6 ± 3,9 0,35
(n=6)
Perlakuan 4,0 ± 0,4 0,66 ± 0,1 9,4 ± 6,2
(n=5)

Kadar Testosteron kadar estrogen dengan XML 6DSKLUR :LON


Hasil pengukuran kadar testos- menunjukkan data terdistribusi normal
teron menunjukkan bahwa rata-rata (p > 0,05).
kadar testosteron pada kelompok
kontrol (0,72 ± 0,1 pg/dL) lebih tinggi PEMBAHASAN
dibandingkan dengan kelompok per- Kadar T4 bebas
lakuan (0,66 ± 0,1 pg/dL), tetapi secara Pada penelitian ini kelompok
statistik tidak berbeda bermakna (lihat perlakuan 5 ekor tikus sudah menjadi
Tabel). Analisis statistik menunjukkan hipotiroid. Menurut protokol Hapon
tidak beda bermakna antara kedua HW DO. (2003) bahwa pemberian PTU
kelompok dengan nilai p > 0,05. Uji dengan kadar 0,1 g/L dalam air minum
normalitas data kadar testosteron selama 30 hari, dapat menjadikan tikus
dengan uji Saphiro-Wilk menunjukkan hipotiroid.12 Kadar T4 bebas kelima
data terdistribusi normal (p > 0,05). tikus tersebut 4,0 ± 0,4 di bawah normal
(5,27-17,34 pmol/L). Hal ini sesuai
Kadar Estrogen dengan penelitian ini kadar T4 bebas
Hasil pengukuran kadar estrogen pada kelompok perlakuan lebih rendah
serum menunjukkan bahwa rata- dibanding kelompok kontrol. Kerja PTU
rata kadar estrogen pada kelompok menghambat HQ]LP WLURSHURNVLGDVH
kontrol (12,6 ± 3,9 pg/dL) lebih tinggi yang normalnya beraksi pada sintesis
dibandingkan dengan kelompok perla- hormon tiroid dengan oksidasi anion
kuan (9,4 ± 6,2 pg/dL) (lihat Tabel). LRGLGD ,Ø PHQMDGL LRGLXP ,ƒ PHPIDVL
Analisis statistik menunjukkan tidak litasi penambahan iodium menjadi
beda bermakna antara kedua kelompok tiroksin residu pada prekursor hormon
dengan nilai p > 0,05. Uji normalitas data tiroglobulin.13

56
Pengaruh Propilthiouracil terhadap Kadar.... (Sukandar PB, Sri Kadarsih Soejono , Totok Utoro)

Kadar Testosteron PTU 0,05% dalam air minum selama 60


Pada penelitian ini tidak ada per- hari belum mampu memblok sekresi dan
ubahan kadar testosteron pada kelom- aksi dari JRQDGRWURSLQ (FSH dan LH)
pok perlakuan (hipotiroid) dan kelom- sehingga keadaannya masih normal.16
pok kontrol (eutiroid) (p > 0,05) (lihat Ta- Pada penelitian ini dengan pemberian
bel). Menurut Drummond (2006) bahwa PTU 0,1 g/L selama 30 hari kemung-
testosteron akan menurunkan jumlah kinan kadar LH dan FSH masih normal
folikel primordial dan menambah jumlah seperti pada penelitian Dias (2001), se-
folikel pada stadium perkembangan se- hingga hasil yang diperoleh kadar tes-
lanjutnya, hal ini mengindikasikan bah- tosteron serum pada hewan perlakuan
wa testosteron dapat berfungsi pada (hipotiroid) sama dengan hewan kontrol
perkembangan folikular.14 Tidak ada- (eutiroid). Pada penelitian ini kadar hor-
nya perubahan kadar testosteron pada mon FSH dan LH tidak diukur.
penelitian ini kemungkinan testosteron
sudah digunakan untuk merangsang Kadar Estrogen
perkembangan folikular dan atau sudah Kadar estrogen serum tikus per-
diubah menjadi estrogen karena proses lakuan (hipotiroid) tidak berbeda dengan
aromatisasi sendiri belum terhambat kontrol (eutiroid) (p>0,05) (lihat Tabel).
oleh keadaan hipotiroid yang masih Estrogen serum tidak menggambarkan
ringan. Menurut Drummond (2006) bah- kadar estrogen ovarium. Estrogen se-
wa pada awalnya kapasitas folikel men- rum sebagian besar berasal dari estro-
sintesis estrogen terjadi di akhir stadium gen ovarium, selain itu juga berasal dari
preantral ketika sudah ada komponen jaringan lain misalnya lemak, hati, adre-
dua sel, yang disebut WZR JRQDGRWUR nal, otot, dan otak.17 Kadar estrogen se-
SKLQV¶ PRGHO. Meskipun di folikel antral rum belum menurun kemungkinan dise-
yang kecil, produksi estrogen pada sta- babkan ada pengaruh dari organ-organ
dium perkembangan ini diperoleh dari lain yang juga mensekresi estrogen.
produksi androgen oleh folikel tersebut Kadar estrogen dipengaruhi be-
dan dikonversi menjadi estrogen oleh berapa faktor selain aromatisasi antara
aromatase. Perkembangan selanjutnya lain adalah kadar testosteron, sel-sel
pada stadium antral kecil terjadi pening- granulosa, kadar FSH.9 Apabila ada pe-
katan aktivitas aromatase dan sintesis rubahan pada salah satu faktor maka
androgen, produk estrogen mencapai belum tentu ada perubahan pada ka-
puncaknya pada stadium folikular pre- dar estrogen, sehingga perlu dilihat
faktor-faktor lainnya. Hormon estrogen
ovulatori yang dipengaruhi oleh jumlah
merangsang perkembangan dan per-
dan ukuran sel granulosa dan kapasitas
tumbuhan sel-sel granulosa terkait ak-
aromatisasi androgen.14
tivitas biosintesisnya sehingga hanya
Dengan adanya umpan balik ne-
sedikit hormon yang tersimpan dalam
gatif hipotiroid, TRH dapat menstimulasi
sel-sel granulosa.18 Jadi pada waktu di-
TSH dan JRQDGRWURSLQ, sehingga kadar
lakukan pengukuran, hormon estrogen
FSH dan LH dapat normal atau mening-
sudah beraktivitas pada sel-sel granu-
kat.15 Penelitian Dias (2001) mendapat-
losa dan kadarnyapun akan berbeda
kan bahwa hipotiroid dengan induksi
seiring berubahnya waktu.

57
MGMI Vol. 5, No. 1, Desember 2013: 53-60

Pada penelitian ini estrogen se- KESIMPULAN


rum belum menurun dimungkinkan juga Kadar estrogen tikus 6SUDJXH
karena pemberian PTU kurang lama GDZOH\ betina hipotiroid dengan induksi
sehingga hipotiroid yang terjadi masih propylthiouracil 0,1 g/L selama 30 hari
tahap hipotiroid ringan. Pada hipotiroid lebih rendah dibandingkan dengan kon-
yang kadar T4 bebas sudah menu- trol tetapi secara statistik tidak berbeda
run dapat juga kadar T3 bebas masih bermakna. Sedangkan kadar testos-
normal, hal ini disebabkan T4 akan di- teron tikus perlakuan menunjukkan ti-
ubah menjadi T3 seiring dengan penu- dak berbeda dibandingkan dengan kon-
runan kadar T4.19 Hormon T3 lebih aktif trol.
dibanding hormon T4 dan T4 berfungsi
sebagai cadangan sebelum diubah SARAN
menjadi T3. Hormon T3 mengatur fung- Perlu pemeriksaan kadar hor-
VL SHUNHPEDQJDQ GDQ ¿VLRORJLV SDGD mon LH, FSH, dan T3 untuk menge-
tingkat selular, yaitu mengontrol meta- tahui pengaruhnya terhadap hormon
bolisme, proliferasi dan diferensiasi estrogen dan testosteron. Dilakukan
ataupun apoptosis sel. Hormon T3 se- penelitian lebih lanjut dengan waktu
bagian besar mempengaruhi transkrip- lebih lama agar perubahan hormonal
si gen dengan cara berikatan dengan sudah benar-benar terjadi.
reseptor hormon tiroid yang terdapat
dalam inti sel.10 UCAPAN TERIMA KASIH
Hasil pada penelitian ini sesuai Kami panjatkan puji syukur ke-
dengan penelitian Dias (2001) bahwa hadirat Allah SWT atas karunianya.
tikus yang diberi PTU 0,05% selama 60 Kami ucapkan terima kasih kepada Ke-
hari kadar HVWUDGLRO turun tetapi secara pala BP2GAKI Magelang dan Kepala
statistik tidak beda bermakna diban- Laboratorium Ilmu Faal FK UGM serta
dingkan kontrol.16 Penelitian Hapon seluruh anggota tim penelitian.
(2003) yang menggunakan tikus Wistar
diberikan PTU 0,1 g/L dalam air minum DAFTAR PUSTAKA
selama 30 hari kadar estradiol serum 1. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa
belum menurun namun setelah diterus- Tengah. .HELMDNDQ 3URJUDP 3H
kan sampai hari ke-50 kadar estradiol QDQJJXODQJDQ *DQJJXDQ $NLEDW
serum menurun.12 .HNXUDQJDQ <RGLXP 3URYLQVL -DZD
Perbedaan dari penelitian Dias 7HQJDK. 2008. Diunduh dari http://
(2001) dan Hapon (2003) dengan pene- www.slideshare.net/lowo_ijo/gaky-
litian ini berbeda dalam hal dosis PTU dinkes#btnLast, tanggal 28 Agustus
dan lamanya pemberian yaitu dosis 2013.
PTU 0,1 g/L selama 30 hari, sedangkan 2. Indonesia, Ministry of Health. 7HFK
penelitian Dias (2001) dosis PTU 0,05% QLFDO $VVLVWDQFH IRU (YDOXDWLRQ RQ
diberikan selama 60 hari dan penelitian ,QWHQVLILHG ,RGLQH 'HILFLHQF\ &RQWURO
Hapon (2003) dosis PTU 0,1 g/L diberi- 3URMHFW. Jakarta: Directorate Gene-
kan selama 50 hari. ral of Community Health, Direc-
torate of Community Nutrition; 2003.

58
Pengaruh Propilthiouracil terhadap Kadar.... (Sukandar PB, Sri Kadarsih Soejono , Totok Utoro)

3. Indonesia, Departemen Kesehatan binding Capacity and Differentiate


RI. /DSRUDQ 5LVHW .HVHKDWDQ 'DVDU Direct T3 Responses. 0RO
5,6.(6'$6 . Jakarta: Badan (QGRFULQRO 2011; 25(2): 225-37.
Penelitian dan Pengembangan 11. Hatsuta M, Tamura K, Shimizu Y,
Kesehatan; 2008. Toda K, Kogo H. Effect of Thyroid
4. Davey P. $W D *ODQFH 0HGLFLQH Hormone on CYP19 Expression
3DWULFN 'DYH\ Jakarta: EMS; 2006. in Varian Granulosa Cells from
5. Chang AY and Auchus RJ, (QGR Gonadotropin-Treated Immature
FULQH 'LVWXUEDQFHV $IIHFWLQJ 5HSUR Rats. - 3KDUPDFRO 6FL. 2004; 94:
GXFWLRQ. ,Q 6 6 & <HQ 5 % -DIHH 420 –5.
(G 5HSURGXFWLYH (QGRFULQRORJ\ 12. Hapon MB, Simoncini M, Via G,
3K\VLRORJ\ 3DWKRSK\VLRORJ\ DQG Jahn GA. Effect of Hypothyroidism
&OLQLFDO 0DQDJHPHQW, Philadelphia: RQ +RUPRQH 3UR¿OHV LQ 9LUJLQ
Saunders; 2009. p. 561-75. Pregnant and Lactating Rats, and
6. Sathyapalan T, Manuchehri AM, on Lactation. 5HSURGXFWLRQ. 2003;
Thatcher NJ, Rigby AS, Chapman 126: 371–82.
T, Eric S. HW DO. The Effect of Soy 13. Boron WF and Boulpaep EL.
Phytoestrogen Supplementation 0HGLFDO SK\VLRORJ\ XSGDWHG HGLWLRQ
on Thyroid Status and Cardiovas- Philadelphia: Elsevier Saunders;
cular Risk Markers in Patients with 2005.
Subclinical Hypothyroidism: A Ran- 14. Drummond AE. The Role of Steroids
domized, Double-Blind, Crossover in Follicular Growth. 5HSURG %LRO
Study. - &OLQ (QGRFULQRO 0HWDE. (QGRFULQRO 2006; 10: 4-16.
2011; 96(5):1442-9. 15. Ryan GL, Feng X, D’Alva CB,
7. Tohei A. Studies on The Functional Zhang M, Voorhis, BJV, Pinto EM,
Relationship between Thyroid, HW DO Evaluating The Roles of Folli-
Adrenal and Gonadal Hormone. - cles-Stimulating Hormone Reseptor
5HSURG 'HY. 2004; 50: 9-20. Polymorphisms in Gonadal Hyper-
8. Poppe K and Velkeniers B. Female stimulation Associated with Severe
Infertility and The Thyroid. %HVW Juvenile Primary Hypothyroidism.
3UDFW 5HV &OLQ (QGRFULQRO 0HWDE. - &OLQ (QGRFULQRO 0HWDE. 2007; 92:
2004; 18(2):153-65. 2312–7.
9. Jin JL, Sun J, Ge HJ, Cao YX, Wu XK, 16. Dias JA, Carvalho JJ, Breitenbach
Liang FJ, HW DO. Association between MMD, Franci, CR, Moura, EG. Is
CYP19gene SNP rs2414096 The Infertility in Hypothyroidism
Polymorphism and Polycystic Ovary Mainly Due to Ovarian or Pituitary
Syndrome in Chinese Women. %0& Functional Changes?. %UD] - 0HG
0HG *HQHW 2009; 10: 139: 1-5. %LRO 5HV 2001; 34: 1209-15.
10. Bilesimo P, Jolivet P, Alfama G, 17. Simpson ER. Role Aromatse in Sex
Buisine N, Le Mevel S, Havis E, Steroid Action. - 0RO (QGRFULQRO
HW DO 6SHFL¿F +LVWRQH /\VLQH 2000; 25:149-56.
0HWK\ODWLRQ 3DWWHUQV 'H¿QH 75

59
MGMI Vol. 5, No. 1, Desember 2013: 53-60

18. *ROG¿HQ $ GDQ 0RQURH 6( 2YDULXP 19. Pranoto A. Management Hyper-


In: F.S., Greenspan and J.D., Baxter thyroid and Hypothyroid. Thyroid
(Ed.): (QGRNULQRORJL GDVDU GDQ Workshop-3. Surabaya: 10 Agustus
NOLQLN, Jakarta: EGC; 2000. p.545- 2008.
612.

60

You might also like