Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Jurnal

Manajemen Kesehatan Indonesia

Volume 10 Nomor 1 April 2022

Pengembangan Aplikasi Monitoring Penyakit Hipertensi dan Diabetes Mellitus


Terintegrasi

Siti Minasari*, Mahalul Azam**, Sri Ratna Rahayu**


*
Dinas Kesehatan
Manajemen Kota Manajemen
Kesehatan Semarang
**
Departemen Kesehatan Masyarakat,Kesehatan
Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Indonesia Universitas Negeri Semarang
*email: sitiminasari@gmail.com

ABSTRACT identities, patient examination results, follow-


Recently, non-communicable diseases up on examination results, patient referrals,
(NCDs) are a health development priority. in education on healthy menus and ways to
the past few years, the prevalence of non- prevent hypertension and diabetes mellitus, the
communicable diseases such as hypertension reminders to take medication, and results of
and diabetes mellitus have increased cases. routine examinations. Database design and
The changes in behavior and lifestyle are the application interface described through Data
risk factors of hypertension and diabetes Flow Diagram and Entity Relationship
mellitus. The recording and reporting of Diagram Implementation and function tests
officers related to non-communicable diseases carried out on fully developed applications.
still find difficulties in routine monitoring of
treatments and patient visits. There is no Keywords: Diabetes Mellitus; Hypertension;
integrated information system between System Information
Hypertension and Diabetes Mellitus to
monitor patient treatment compliance. The PENDAHULUAN
purpose of this study was to develop an Penyakit Tidak Menular (PTM)
integrated information system to monitor merupakan penyakit yang bukan disebabkan
health status of patient with hypertension and oleh bakteri, kuman atau virus namun
diabetes mellitus in Semarang. It was rapid disebabkan oleh gaya hidup, pola makan,
and development (RAD) research, with a keturunan dan lain-lain. PTM bersifat kronis
qualitative approach. The research stages dan degeneratif serta menjadi penyebab utama
were identification of information system kematian secara global. Tahun 2016 sekitar
development needs, database design and 71% penyebab kematian di dunia adalah PTM
application interface, and implementation of yang membunuh 36 juta jiwa per tahun. Sekitar
android application model development on a 80% kematian tersebut terjadi di negara
small scale (three officers from the chronic berpenghasilan menengah dan rendah. Saat ini
disease control program). The subjects of this 73% kematian disebabkan oleh penyakit tidak
study were three officers from the chronic menular(1). Hasil survei Riset Kesehatan Dasar
disease control program and five patients with (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan terjadi
primary hypertension and diabetes mellitus peningkatan pada indikator-indikator kunci
aged 46 to 55 years. Results showed that PTM yang tercantum dalam RPJMN 2015-
system development by analyzing data user 2019. Prevalensi tekanan darah tinggi pada
needs of officers and patients included patient penduduk usia 18 tahun keatas meningkat dari
28
25,8% menjadi 34,1%. Keprihatinan terhadap dan Diabetes Mellitus untuk berobat dan
peningkatan prevalensi PTM mendorong minum obat. Selain itu dari hasil wawancara
lahirnya kesepakatan tentang strategi global pendahuluan, petugas juga menyatakan
dalam pencegahan dan pengendalian PTM, mengalami kesulitan melakukan pemantauan
khususnya di negara berkembang. PTM telah secara rutin terhadap pengobatan dan juga
menjadi isu strategis dalam agenda kunjungan berobat pasien. Faktor usia
Sustainable Development Goals (SDGs) tahun mempengaruhi kepatuhan pengobatan dari
2030 sehingga harus menjadi prioritas pasien. Kepatuhan pasien dalam melakukan
pembangunan di setiap negara(2). Perubahan pengobatan hipertensi dapat menurunkan
pola penyakit menular yang mengarah pada risiko penyakit kardiovaskuler(10,11).
semakin tingginya PTM menjadi beban ganda Berbagai upaya untuk memantau
dalam upaya pencegahan dan pengobatannya. keadaan kesehatan pasien dengan keluhan
Perubahan pola penyakit tersebut sangat penyakit PTM ini telah dikembangkan,
dipengaruhi oleh perubahan lingkungan, misalnya pengembangan aplikasi berbasis web
perilaku masyarakat, transisi demografi, telah dikembangkan. Misalnya, sistem
teknologi, ekonomi dan sosial budaya(3,4). monitoring penyakit degeneratif khususnya
Peningkatan beban akibat PTM sejalan Hipertensi dan Diabetes Mellitus. Salah satu
dengan meningkatnya faktor risiko. Beberapa model yang sudah pernah dikembangkan oleh
studi membuktikan ada hubungan antara Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
perubahan perilaku dan gaya hidup yang Kesehatan adalah aplikasi-Mobile Jaminan
membawa pola perilaku yang tidak sehat Kesehatan Nasional dan Kartu Indonesia Sehat
seperti perilaku merokok, pola makan yang (JKN-KIS). Pemanfaatan aplikasi berbasis
salah dan tidak terkontrol, aktifitas fisik yang website maupun android telah menunjukkan
kurang seimbang, stres psikologi, minum hasil yang efektif dalam meningkatkan
minuman beralkohol dan penggunaan obat kepatuhan dalam minum obat, serta membantu
terlarang. Pengaruh perkembangan teknologi petugas dalam melakukan pemantauan status
membuat manusia semakin mudah dalam kesehatan pasien hipertensi(12). Demikian juga
memenuhi kebutuhannya. Kondisi ini yang penggunaan mobile health yang telah
mengkibatkan sebagian besar manusia hanya dilakukan di berbagai negara menunjukkan
duduk di belakang meja dan menyebabkan bahwa aplikasi mobile health telah berhasil
kurangnya aktivitas fisik(5,6). Berkurangnya meningkatkan kontrol terhadap glycemic index
aktifitas menyebabkan tubuh kurang merespon pada pasien diabetes mellitus serta kontrol
terhadap reaksi fisiologis yang terjadi pada terhadap tekanan darah pada pasien
tubuhnya. Hal ini memicu timbulnya penyakit- hipertensi(13).
penyakit yang berkaitan dengan metabolisme Dapat disimpulkan bahwa penelitian
dan kardiovaskuler diantaranya diabetes terdahulu menunjukkan bahwa sistem berbasis
millitus dan kardiovaskuler(4). Kegiatan teknologi informasi telah dimanfaatkan untuk
aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin penanganan penyakit tidak menular seperti
memungkinkan terjadinya penurunan kadar hipertensi dan diabetes mellitus, namun
glukosa darah sehingga dapat membantu penggunaannya masih belum dapat
penderita diabetes mellitus dalam mengontrol memberikan layanan yang komprehensif pada
kadar gula darah(7–9). pasien penyakit tersebut. Namun demikian
Berdasarkan studi pendahuluan di beberapa aspek dalam tatalaksana pengobatan
Puskesmas menunjukkan bahwa pencatatan PTM belum tercakup sepenuhnya, salah
dan pelaporan PTM khususnya Hipertensi dan satunya cara memantau keteraturan berobat
Diabetes Mellitus diambil dari data Sistem dan aktifitas fisik. Selain itu sistem informasi
Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS). yang telah dikembangkan tersebut belum
Data tersebut meliputi data umum, yaitu nama terintegrasi dengan sistem yang sudah ada di
pasien, tanggal pemeriksaan, diagnosa institusi pelayanan kesehatan. Sistem yang ada
penyakit. Sistem ini belum mendukung masih mencakup data umum seperti nama
mekanisme yang bisa digunakan untuk pasien, tanggal pemeriksaan, dan diagnosa
mengevaluasi kepatuhan penderita Hipertensi penyakit. Sehingga perlu dikembangkan suatu
29
sistem informasi yang dapat mendukung Flow Diagram (DFD) dan Entity Relationship
manajemen tata laksana hipertensi dan Diagram (ERD) untuk merancang database
diabetes mellitus secara terintegrasi. Tujuan sistem informasi. Tahap implementasi
umum dari penelitian ini adalah untuk dilakukan dengan membangun aplikasi
mengembangkan sistem aplikasi monitoring berdasarkan hasil perancangan sistem dan
penyakit hipertensi dan diabetes mellitus yang perangkat lunak serta dilakukan uji fungsi
terintegrasi di Kota Semarang. skala kecil dengan melibatkan 3 petugas
prolanis. Subjek penelitian ini adalah 3 petugas
METODE PENELITIAN prolanis dan 5 pasien dengan hipertensi primer
Jenis penelitian yang dilakukan adalah dan diabetes mellitus yang berusia 46 sampai
Rapid and Development (RAD), dengan dengan 55 tahun. Belum ada waktu dan tempat
pendekatan kualitatif. RAD merupakan model penelitian dilakukan.
proses perangkan lunak yang menekankan
pada system life cycle yang singkat serta HASIL DAN PEMBAHASAN
adaptasi dari model waterfall melalui
pendekatan konstruksi komponen. RAD 1. Analisis Kebutuhan Sistem
menggabungkan teknik prototyping dan teknik Kebutuhan data untuk membangun
pengembangan joint application untuk sistem informasi monitoring hipertensi dan
mempercepat proses pengembangan diabetes mellitus terintegrasi berdasarkan dari
sistem(14,15). Pendekatan penelitian kualitatif hasil wawancara dengan penanggung jawab
digunakan untuk membantu proses identifikasi dan pengelola program prolanis serta pasien.
pada setiap tahapan dalam metodologi Kebutuhan data dari penanggung jawab dan
pengembangan sistem dan evaluasi hasil pengelola program antara lain identitas pasien
pengembangan sistem. Hasil dari tahapan (nama, alamat, umur, lama sakit, jenis
pengembangan sistem tersebut akan terbentuk kelamin), kondisi pasien pada saat periksa,
suatu pengembangan sistem informasi tidak lanjut hasil pemeriksaan (daftar obat,
surveilans pelayanan hipertensi dan diabetes waktu periksa) dan rujukan pasien. Petugas
mellitus di Kota Semarang. Pendekatan mengharapkan dengan adanya sistem
kualitatif digunakan untuk membantu proses informasi monitoring hipertensi dan diabetes
identifikasi sistem yang sudah ada, mellitus diperoleh data yang akurat untuk
permasalahan dan kebutuhan pengguna membantu memetakan wilayah beresiko
sehingga terbentuk suatu rancangan sistem sehingga memudahkan perencanaan tindak
informasi yang baru. lanjut penanganan PTM (penyakit tidak
Pendekatan waktu pengumpulan data menular). Kebutuhan data dari pasien yaitu
pada penelitian ini menggunakan pendekatan edukasi tentang menu sehat dan cara
cross sectional dan longitudinal. Penelitian pencegahan untuk penderita hipertensi dan
dimulai dengan deskripsi analisis kebutuhan diabetes mellitus, pengingat minum obat, dan
sistem, perancangan sistem dan perangkat hasil pemeriksaan rutin.
lunak, perancangan desain antarmuka, dan
implementasi. Pada tahap analisis kebutuhan Responden 1
sistem, dilakukan proses pengumpulan data “Harapan saya dari sistem informasi ini
dengan cara wawancara kepada pengelola adanya laporan tentang identitas pasien
program prolanis, observasi sistem pendataan seperti nama, alamat , umur , lama sakit , laki
yang selama ini digunakan dan dokumentasi / perempuan, kemudian kondisi pasien saat
mengenai data-data hipertensi dan diabetes periksa dan tindak lanjut hasil pemeriksaan
mellitus. Tahap ini akan menghasilkan data seperti daftar obat , waktu periksa.“
yang berhubungan dengan keinginan user
dalam pembuatan sistem. Dokumen yang Responden 2
dihasilkan akan menjadi acuan dalam “Harapan saya, saya bisa mendapatkan
perancangan sistem. Tahap perancangan data yang akurat, dapat memetakan wilayah
sistem dan perangkat lunak membuat beresiko sehingga memudahkan untuk rencana
perancangan sistem informasi seperti Data kegiatan apa yang tepat untuk menangani
30
PTM (penyakit tidak menular) di wilayah harus dilakukan untuk mencegah penyakit
tersebut.“ tersebut, juga ada hasil-hasil pemeriksaan
rutin.”
Responden 3
“Output yang saya harapkan dengan Kebutuhan fungsional menjelaskan
adanya sistem informasi ini yang pertama proses secara terperinci pada setiap fungsi
laporan tentang identitas pasien seperti nama, yang digunakan untuk penyelesaian masalah.
alamat , umur , lama sakit , laki / perempuan, Adapun fungsi-fungsi yang dimiliki oleh
yang kedua kondisi pasien saat periksa, yang sistem informasi ini yaitu memiliki form login
ketiga tindak lanjut hasil pemeriksaan seperti dimana pada form tersebut diisi username dan
daftar obat, waktu periksa dan terakhir password yang dimiliki oleh petugas program
rujukan pasien.“ dan pasien dengan hipertensi dan diabetes
mellitus. Menu home yang terdiri dari menu
Pasien 2 data pasien, data pemeriksaan, data jadwal
“tidak apa-apa bagus , bisa membantu pemeriksaan, data jadwal obat dan data
untuk memantau kesehatan lansia terutama aktivitas olahraga. Menu data pasien yang
yang harus berobat rutin. Sistem nya dibuat berisikan input nama, NIK, tanggal lahir, jenis
gampang jadi bisa dilakukan sendiri oleh kelamin, pekerjaan, dan alamat rumah. Menu
lansia. Mesin pengingatnya dibuat yang data pemeriksaan berisikan input tanggal cek
berbunyi.” kesehatan, tempat cek kesehatan, sistole,
diastole, dan gula darah. Menu data jadwal
Pasien 3 pemeriksaan berisikan input tanggal
“Bagus, tombol-tombol nya jangan pemeriksaan dan waktu. Menu jadwal obat
banyak-banyak , yang mudah biar eyang- berisikan input nama obat, dosis, frekwensi,
eyang bisa melakukan sendiri. Isi pesan-pesan waktu, tanggal mulai, tanggal selesai, dan
untuk penyakit-penyakit jangan panjang- ketersediaan. Menu data aktivitas olahraga
panjang, yang mudah dimengerti saja. berisikan input jenis aktivitas, waktu, tanggal
Pendidikan tentang menu sehat untuk mulai, dan tanggal selesai. Berdasarkan hasil
penderita Hipertensi dan Diabetes Mellitus wawancara terkait analisis kebutuhan
yang banyak dan mudah dipraktekkan.” pengguna, pengembangan sistem informasi
perlu dilakukan. Melalui pengembangan
Pasien 4 sistem informasi ini diharapkan dapat
“….Memudahkan juga untuk pencatatan membantu pengguna (petugas dan pasien)
dan melaporkan ke petugas Puskesmas. Juga dalam mengakses data yang akurat secara real
mengingatkan saya untuk minum obat tidak time, memetakan wilayah yang berisiko,
tergantung pada suami atau anak. Sebisa memberikan edukasi dan informasi kesehatan
mungkin dibuat yang mudah atau gampang kepada pasien.
biar lansia-lansia bisa menggunakan.”
2. Perancangan Sistem dan Perangkat
Pasien 5 Lunak
“Petunjuk-petunjuknya yang mudah
digunakan dimengerti oleh lansia. Ada buku Diagram konteks sistem aplikasi
panduan supaya bisa berlatih sendiri. monitoring hipertensi dan diabetes mellitus
Ditambahi informasi tentang penanganan terintegrasi dapat dilihat pada gambar 1.
Hipertensi dan DM maksudnya apa yang

31
Gambar 1. Diagram Konteks Sistem Informasi Hipertensi dan Diabetes Mellitus

Berdasarkan diagram konteks diatas olahraga. Kemudian untuk level user pasien
diketahui bahwa terdapat tiga user pengguna memiliki peran menerima informasi
dalam Aplikasi yang dikembangkan. Pada berdasarkan data pemeriksaan masing-masing
level user administrator memiliki peran dalam pasien.
membuat data akun user pengguna (petugas DFD dapat digunakan untuk mengetahui
puskesmas) dan pangaturan secara umum. arus data yang mengalir dalam suatu sistem
Selanjutnya untuk level user petugas dan pengimplementasiannya. Adapun arus
puskesmas memiliki peran dalam melakukan data DFD dalam aplikasi ini dapat dilihat
input terkait data pasien, pemeriksaan, jadwal dalam gambar 2 berikut ini:
pemeriksaan, jadwal obat, dan jadwal

32
Gambar 2. DFD level 1 Sistem Informasi Hipertensi dan Diabetes Mellitus

Pada Gambar 2 menampilkan proses pemeriksaan, jadwal obat, dan aktivitas


yang terjadi untuk masing-masing level user. olahraga. Selanjutnya untuk user pasien
Pada user administrator terdapat dua proses terdapat dua proses yaitu penyimpanan data
yang dilalui yaitu proses penyimpanan data pasien serta penyimpanan data manajemen
terkait pengaturan dan proses penyimpanan hipertensi dan diabetes mellitus.
data user. Kemudian untuk user petugas Diagram ERD menggambarkan entitas
puskesmas terdapat dua proses yang dilalui yang mempunyai atribut serta hubungan
yaitu proses penyimpanan data pasien yang dengan entitas lain. ERD untuk sistem
berisi data pasien dan proses penyimpanan informasi monitoring hipertensi dan diabetes
data manajemen hipertensi dan diabetes ini dapat dilihat pada Gambar 3.
mellitus yang berisi data pemeriksaan, jadwal

33
Gambar 3. Entity Relationhip Diagram Sistem Informasi Hipertensi dan Diabetes
Mellitus

Pada data aktivitas olahraga. Pada entitas terdiri dari no, nama, NIK, tanggal lahir, jenis
data aktivitas olahraga, data jadwal obat, data kelamin, dan aksi. Input data pemeriksaan
jadwal pemeriksaan, dan data pemeriksaan berisikan tanggal cek kesehatan, tempat cek
saling terhubung dengan entitas data pasien. kesehatan, sistole, diastole, dan gula darah.
Sedangkan entitas asset puskesmas terhubung Menu data jadwal pemeriksaan menampilkan
dengan entitas data pemeriksaan. kolom pencarian dan tabel jadwal pemeriksaan
pasien yang meliputi no, nama, NIK, tanggal
3. Implementasi dan pengujian unit fungsi lahir, jenis kelamin, dan aksi. Input data jadwal
Design antar muka dalam sistem aplikasi pemeriksaan berisikan tanggal pemeriksaan
ini terdiri dari 2 design yang disesuaikan dan waktu.
dengan kebutuhan user. Berikut design antar Menu data jadwal obat menampilkan
muka masing-masing user: kolom pencarian tabel data jadwal obat pasien
Bentuk rancangan dari layar dengan user yang meliputi no, nama, NIK, tanggal lahir,
administrator meliputi menu login, tampilan jenis kelamin, dan aksi. Input data jadwal obat
home/dashboard dan sign out. Untuk login berisikan nama obat, dosis, frekuensi, waktu,
user administrator dan petugas puskesmas tanggal mulai, tanggal selesai, dan
memasukkan username dan password yang ketersediaan.
telah didaftarkan kemudian klik login. Menu data aktivitas olahraga
Pada layar user bidan meliputi menu menampilkan kolom pencarian dan tabel data
login, dashboard/home, menu untuk aktivitas olahraga pasien yang meliputi no,
menambahkan data pasien, data pemeriksaan, nama, NIK, tanggal lahir, jenis kelamin, dan
data jadwal pemeriksaan, data jadwal obat, aksi. Input data aktivitas olahraga berisikan
data aktivitas olahraga, dan sign out. jenis aktivitas, waktu, tanggal mulai, dan
Menu data pasien meliputi pencarian tanggal selesai.
data pasien, tambah, tabel data pasien Bentuk rancangan dari layar dengan user
(meliputi no, nama, NIK, tanggal lahir, jenis pasien meliputi menu login dan tampilan
kelamin, aksi (edit dan hapus)). Menu data home/dashboard. Tampilan pada
pemeriksaan menampilkan bentuk tabel yang home/dashboard meliputi informasi pasien dan
34
6 item menu. Informasi pasien terdiri dari Pada pengujian sistem yang melibatkan
nama, NIK, tanggal lahir, jenis kelamin, petugas prolanis belum ditemukan kendala
pekerjaan, dan alamat. 6 item menu pada terkait cara mengakses sistem dan proses input
tampilan home meliputi definisi, informasi data. Sistem yang dikembangkan cukup mudah
pengendalian hipertensi, pengingat minum dipahami oleh petugas karena data yang perlu
obat, pengingat aktivitas, pengingat diet, dan diinput ke dalam sistem telah disesuaikan
pengingat cek kesehatan. dengan data manual yang ditulis petugas.
Menu pengingat minum obat Pada tahapan awal perancangan sistem,
menampilkan informasi mengenai pengingat analisis kebutuhan diperlukan sebagai alat
minum obat pasien. Informasi yang untuk memahami kebutuhan user. Tahap ini
ditampilkan meliputi informasi pasien (nama, dilakukan untuk menjabarkan kebutuhan user
NIK, tanggal lahir, jenis kelamin, pekerjaan, selaku pengguna, batasan, dan objektivitas
dan alamat) dan informasi obat yang perlu sistem yang akan dibangun atau
diminum (nama obat, dosis, frekwensi, waktu, dikembangkan(16,17). Penelitian ini
tanggal mulai, tanggal selesai, dan menggunakan metode pendekatan kualitatif
ketersediaan). Menu pengingat aktivitas sehingga untuk memperoleh data dan
menampilakan informasi pengingat aktivitas informasi dilakukan melalui wawancara
yang perlu dilakukan pengguna yang terdiri mendalam. Wawancara mendalam dilakukan
dari informasi pasien (nama, NIK, tanggal untuk menggali permasalahan yang dapat
lahir, jenis kelamin, pekerjaan, dan alamat) diatasi dari pembangunan atau pengembangan
dan informasi aktivitas (jenis aktivitas, waktu, sistem(18). Berdasarkan hasil wawancara
tanggal mulai, dan tanggal selesai). Menu dengan petugas dan pasien kebutuhan data dari
pengingat diet menampilkan informasi sisi petugas adalah identitas pasien, hasil
pengingat diet yang terdiri dari informasi periksa pasien, dan tidak lanjut hasil
pasien (nama, NIK, tanggal lahir, jenis pemeriksaan. Sedangkan dari sisi pasien data
kelamin, pekerjaan, dan alamat) dan informasi yang diperlukan adalah edukasi tentang menu
obat yang diminum (nama obat, dosis, sehat dan cara pencegahan hipertensi dan
frekwensi, waktu, tanggal mulai, tanggal diabetes mellitus, pengingat minum obat, dan
selesai, dan ketersediaan). Menu pengingat cek hasil pemeriksaan rutin. Kebutuhan dari sistem
kesehatan menampilkan informasi pengingat dikelompokkan menjadi kebutuhan fungsional
cek kesehatan yang terdiri dari informasi yang menjelaskan masing-masing fungsi
pasien (nama, NIK, tanggal lahir, jenis sistem secara rinci dan kebutuhan non
kelamin, pekerjaan, dan alamat). fungsional yang merupakan kebutuhan
Sedangkan pada pengujian fungsi sistem penunjang(19).
secara keseluruhan dilakukan melalui uji skala Pada tahap kedua perancangan sistem ini
kecil dengan melibatkan 3 petugas prolanis. dilakukan dengan merancang DFD dan ERD
Petugas prolanis dipilih sebagai sampel untuk berdasarkan hasil analisis kebutuhan sistem.
melakukan uji fungsi karena pengumpulan dan Perancangan sistem bertujuan untuk
pengolahan data akan dilakukan pada level melakukan design semua kegiatan arsitektur
user petugas. Selain itu petugas diharuskan sistem secara menyeluruh dan meningkatkan
untuk dapat mengoperasikan sistem. pemahaman masalah berdasarkan hasil analisis
kebutuhan. Peneliti merancang semua kegiatan
Responden 1 yang melibatkan identifikasi serta deskripsi
“Tenaga pengelola diharuskan bisa sistem perangkat lunak secara
untuk menggunakan dan mengoperasikan keseluruhan(20,21). DFD merupakan alat untuk
komputer. Jadi mau gak mau ya harus bisa.” membuat model yang memungkinkan
pengembang sistem manggambarkan sistem
Responden 3 sebagai sebuah jaringan proses fungsional
“Petugas disini dituntut harus bisa pake yang terhubung satu sama lain melalui alur
komputer. Jadi kalau nanti ada sistem yang data(22). Berdasarkan diagram konteks dan
dikembangkan akan lebih mudah.” diagram level 1 sistem yang dikembangkan
terdapat tiga user yaitu penanggung jawab
35
program sebagai administrator, pengelola sistem informasi sebelum digunakan,
program sebagai bidan, dan penderita menjamin kualitas dari aplikasi yang
hipertensi dan diabetes mellitus sebagai dikembangkan, dan mengidentifikasi
pasien. Diagram konteks merupakan aliran kemungkinan risiko bahaya bagi pengguna
data yang paling dasar dan umum yang ketika menggunakannya(25,26). Sistem
menampilkan garis dan hubungan sistem informasi yang telah dilakukan pengujian
dengan entitas eksternalnya. Sedangkan secara menyeluruh dapat dinilai keandalan dan
diagram level 1 tampilan diagram merupakan kemampuan kinerjanya. Proses pengujian
gambaran umum dengan beberapa detail. membutuhkan koneksi internet yang stabil
Dalam diagram level 1 terdapat beberapa untuk mengakses sistem informasi monitoring
subproses. Pada proses ini, diagram hipertensi dan diabetes mellitus. Sistem yang
membutuhkan aliran data tambahan dan dikembangkan telah terintegrasi hingga level
penyimpanan data untuk menghubungkannya. V. Karakteristik integrasi meliputi integrasi
Setiap level user memiliki batasan dalam spesifikasi sistem (level I), integrasi sistem
hak akses. Level user administrator memiliki user (level II), integrasi dalam ruang lingkup
hak akses dalam membuat/menambahkan akun teknologi (level III), integrasi organisasi (level
bagi petugas puskesmas dan pengaturan pada IV), integrasi sosial-organisasi (level V), dan
sistem. Level user bidan (pengelola program) integrasi global (level VI)(27). Pengujian
memiliki hak akses dalam menambahkan akun sistem yang dilakukan masih terbatas pada uji
pasien, melakukan input data pasien, data fungsi menu (Black Box Testing) yang terdapat
pemeriksaan, data jadwal pemeriksaan, data pada masing-masing level user sehingga
jadwal obat, dan data aktivitas olahraga. diperlukan pengujian lebih lanjut untuk
Sedangkan pada level user pasien hak akses mengetahui efektivitas sistem dalam
yang dimiliki terbatas pada informasi yang mendukung kinerja pengguna. Black box
meliputi definisi, informasi pengendalian testing berperan dalam membantu validasi
hipertensi, pengingat minum obat, pengingat fungsi pada sistem secara keseluruhan.
aktivitas, pengingat diet, dan pengingat cek Pengujian ini dilakukan setelah sistem selesai
kesehatan. ERD merupakan teknik dikembangkan Keuntungan black box testing
pendekatan yang digunakan untuk yaitu penguji tidak perlu memiliki pengetahun
menggambarkan hubungan antar entitas khusus tentang bahasa pemrograman dan
(obyek data). ERD membantu mengorganisasi implementasi(28).
data dalam sebuah proyek (sistem) ke dalam
entitas-entitas serta menentukan hubungan KESIMPULAN
antar entitas(23,24). Sistem informasi monitoring hipertensi
Pada tahap akhir dilakukan dan diabetes mellitus yang dikembangkan
implementasi dan uji fungsi sistem informasi. telah terintegrasi yang meliputi integrasi
Implementasi sistem informasi dilakukan spesifikasi sistem, integrasi sistem user,
melalui penerapan metode dalam integrasi dalam lingkup teknologi, integrasi
pemrograman berdasarkan hasil analisis organisasi, dan integrasi sosial-organisasi.
kebutuhan sistem serta dapat dijelaskan Penelitian ini masih memiliki keterbatasan
melalui tahapan implementasi database dan dalam metode pengujian sistem sehingga perlu
coding program. Implementasi bertujuan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat
mengkonstruksi sistem dan menerapkan hasil pengujian dengan metode lain.
metode dalam pemrograman berdasarkan
analisis kebutuhan sistem dan dijelaskan UCAPAN TERIMA KASIH
melalui tahap implementasi database. Penulis mengucapkan terima kasih yang
Aktivitas pada tahap ini adalah menentukan sebesar-besarnya kepada Kepala Dinas
lingkungan implementasi dari perangkat Kesehatan Kota Semarang dan Kepala
lunak, perancangan database, pemrograman, Puskesmas Pegandang, Semarang yang telah
dan antar muka(14,20). Uji fungsi diperlukan memberikan ijin untuk melakukan penelitian
untuk mengetahui hasil sistem informasi yang ini. Dekan berserta seluruh jajaran pimpinan
sebenarnya melalui identifikasi cacat/bug pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
36
Negeri Semarang. Serta seluruh staf Seksi investigations in a rural northern
Pemberdayaan Masyarakat dan Gizi dan Seksi Vietnamese community. PLoS One.
PTM dan Surveilans Dinas Kesehatan Kota 2017;12(2):1–13.
Semarang atas dukungannya dalam 12. Suyoto, Agushybana F, Suryoputro A.
pelaksanaan penelitian ini. Increasing drug compliance to
hypertension patients through android
DAFTAR PUSTAKA applications in Wonosobo regency
1. Kementrian Kesehatan. Laporan Nasional province of Central Java Indonesia. Int J
Riskesdas 2018 (RISKESDAS 2018). Community Med Public Heal.
Jakarta; 2019. 2020;7(1):16–21.
2. National Development Planning Agency. 13. Marcolino, M. S., Oliveira, Q., &
RoaDiabetes Mellitusap of SDGs Agostino MD. The Impact of mHealth
Indonesia Toward 2030. Jakarta; 2018. Interventions : Systematic Review of
3. Kemenkes RI. Profil Keseahatan Systematic Reviews. JMIR MHealth
Indonesia Tahun 2019. Jakarta; 2020. UHealth. 2018;6(1).
4. Yarmaliza dan Z. Pencegahan Dini 14. S. Pressman, Roger P. Rekayasa
Terhadap Penyakit Tidak Menular (PTM) Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi. 7th
Melalui GERMAS. J Pengabdi Masy ed. Yogyakarta: Andi; 2010.
Multidisiplin. 2019;2(3):168–175. 15. J. E. K. Kendall K. Analisis dan
5. Corrada, M. M., Hayden, K. M., Paganini- Perancangan Sistem. Jakarta: Indeks;
Hill, A., Bullain, S. S., DeMoss, J., 2010.
Aguirre, C., … Kawas CH. Age of onset 16. Prayitno, Agus dan Yulia S. Pemanfaatan
of hypertension and risk of dementia in the Sistem Informasi Perpustakaan Digital
oldest-old: The 90+ Study. Alzheimer’s Berbasis Website Untuk Para Penulis.
Dement. 2017;13(2):103–110. Indones J Softw Eng. 2015;1(1):1–10.
6. Shukuri A, Tewelde T, Shaweno T. 17. Marentek B, Lumenta ASM, Lantang OA.
Prevalence of old age hypertension and Rancang Bangun Web Service Sistem
associated factors among older adults in Informasi Keuangan GMIM Wilayah
rural Ethiopia. Integr Blood Press Control. Tomohon 3. J Tek Inform. 2017;12(1).
2019;12:23–31. 18. Setiyani L, Rostiani Y, Ratnasari T.
7. Putri EL. Hubungan antara Latihan Analisis Kebutuhan Fungsional Sistem
Jasmani dengan Kadar Glukosa Darah Informasi Persediaan Barang Perusahaan
Penderita Diabetes. J Berk Epidemiol. General Trading (Studi Kasus : PT. Amco
2016;4(July):188–99. Multitech). Owner. 2020;4(1):288.
8. Cicilia L, Kaunang W, Langi F. Hubungan 19. Subhiyakto ER, Astuti YP, Umaroh L,
Aktivitas Fisik dengan Kejadian Diabetes Utomo DW, Rachmawanto EH, Sari CA.
Melitus. J Kesmas. 2018;7(5). Rancang Bangun Sistem Informasi
9. Kesetyaningsih TW, Astuti Y, Noor Z. Pengarsipan Data Pasien Klinik Cemara.
Aktivitas Fisik Rutin untuk Mencegah TechnoCom. 2017;16(1):25–34.
Penyakit Degeneratif. BERDIKARI J 20. Puteri MP, Effendi H. Implementasi
Inov dan Penerapan Ipteks. 2020;8(1):48– Metode RAD Pada Website Service Guide
58. “Tour Waterfall South Sumatera.” J
10. Matsumura K, Arima H, Tominaga M, Sisfokom (Sistem Inf dan Komputer).
Ohtsubo T, Sasaguri T, Fujii K, et al. 2018;7(2):130–6.
Impact of antihypertensive medication 21. Kosasi S. Penerapan Rapid Application
adherence on blood pressure control in Development Dalam Sistem Perniagaan
hypertension: The COMFORT study. Elektronik Furniture. Creat Inf Technol J.
Qjm. 2013;106(10):909–14. 2015;2(4):265–76.
11. Nguyen TPL, Schuiling-Veninga CCM, 22. Jogiyanto. Analisis dan Desain Sistem
Nguyen TBY, Vu TH, Wright EP, Postma Informasi Pendekatan Terstruktur Teori
MJ. Adherence to hypertension dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta:
medication: Quantitative and qualitative Andi; 2005.
37
23. Simarmata J. Perancangan Basis Data.
Yogyakarta: CV. Andi Ofsset; 2010.
24. Fridayanthie, EW dan Mahdiati T.
Rancang Bangun Sistem Informasi
Permintaan ATK Berbasis Intranet (Studi
Kasus: Kejaksaan Negeri Rangkasbitung).
J Khatulistiwa Inform. 2016;IV(2):126–
38.
25. Devi TR. Importance of Testing in
Software Development Life Cycle. Int J
Sci Eng Res [Internet]. 2012;3(5):1–5.
Available from: http://www.ijser.org
26. Yadav P, Kr Yadav U, Verma S. Software
Testing: Approach to Identify Software
Bugs. IJRREST Int J Res Rev Eng Sci
Technol. 2012;1(2):26–30.
27. Mohamed N, Mahadi B, Miskon S,
Haghshenas H. Information System
Integration : A Review of Literature and a
Case Analysis. 2013;(January):68–77.
28. Nidhra S. Black Box and White Box
Testing Techniques - A Literature
Review. Int J Embed Syst Appl.
2012;2(2):29–50.

Gambar 4. Dashboard/Home bidan

38
Gambar 5. Data pasien

Gambar 6. Data jadwal pemeriksaan

Gambar 7. Data jadwal obat

39
Gambar 8. Data aktivitas olahraga

Gambar 9. Dashboard/home

40
Gambar 10. Definisi dan Informasi pengendalian hipertensi

Gambar 11. Pengingat minum obat Gambar 12. Pengingat aktivitas

41
Gambar 13. Pengingat diet Gambar 14. Pengingat cek kesehatan

42

You might also like