Professional Documents
Culture Documents
Pengembangan Aplikasi Monitoring Penyakit Hipertensi Dan Diabetes Mellitus Terintegrasi
Pengembangan Aplikasi Monitoring Penyakit Hipertensi Dan Diabetes Mellitus Terintegrasi
31
Gambar 1. Diagram Konteks Sistem Informasi Hipertensi dan Diabetes Mellitus
Berdasarkan diagram konteks diatas olahraga. Kemudian untuk level user pasien
diketahui bahwa terdapat tiga user pengguna memiliki peran menerima informasi
dalam Aplikasi yang dikembangkan. Pada berdasarkan data pemeriksaan masing-masing
level user administrator memiliki peran dalam pasien.
membuat data akun user pengguna (petugas DFD dapat digunakan untuk mengetahui
puskesmas) dan pangaturan secara umum. arus data yang mengalir dalam suatu sistem
Selanjutnya untuk level user petugas dan pengimplementasiannya. Adapun arus
puskesmas memiliki peran dalam melakukan data DFD dalam aplikasi ini dapat dilihat
input terkait data pasien, pemeriksaan, jadwal dalam gambar 2 berikut ini:
pemeriksaan, jadwal obat, dan jadwal
32
Gambar 2. DFD level 1 Sistem Informasi Hipertensi dan Diabetes Mellitus
33
Gambar 3. Entity Relationhip Diagram Sistem Informasi Hipertensi dan Diabetes
Mellitus
Pada data aktivitas olahraga. Pada entitas terdiri dari no, nama, NIK, tanggal lahir, jenis
data aktivitas olahraga, data jadwal obat, data kelamin, dan aksi. Input data pemeriksaan
jadwal pemeriksaan, dan data pemeriksaan berisikan tanggal cek kesehatan, tempat cek
saling terhubung dengan entitas data pasien. kesehatan, sistole, diastole, dan gula darah.
Sedangkan entitas asset puskesmas terhubung Menu data jadwal pemeriksaan menampilkan
dengan entitas data pemeriksaan. kolom pencarian dan tabel jadwal pemeriksaan
pasien yang meliputi no, nama, NIK, tanggal
3. Implementasi dan pengujian unit fungsi lahir, jenis kelamin, dan aksi. Input data jadwal
Design antar muka dalam sistem aplikasi pemeriksaan berisikan tanggal pemeriksaan
ini terdiri dari 2 design yang disesuaikan dan waktu.
dengan kebutuhan user. Berikut design antar Menu data jadwal obat menampilkan
muka masing-masing user: kolom pencarian tabel data jadwal obat pasien
Bentuk rancangan dari layar dengan user yang meliputi no, nama, NIK, tanggal lahir,
administrator meliputi menu login, tampilan jenis kelamin, dan aksi. Input data jadwal obat
home/dashboard dan sign out. Untuk login berisikan nama obat, dosis, frekuensi, waktu,
user administrator dan petugas puskesmas tanggal mulai, tanggal selesai, dan
memasukkan username dan password yang ketersediaan.
telah didaftarkan kemudian klik login. Menu data aktivitas olahraga
Pada layar user bidan meliputi menu menampilkan kolom pencarian dan tabel data
login, dashboard/home, menu untuk aktivitas olahraga pasien yang meliputi no,
menambahkan data pasien, data pemeriksaan, nama, NIK, tanggal lahir, jenis kelamin, dan
data jadwal pemeriksaan, data jadwal obat, aksi. Input data aktivitas olahraga berisikan
data aktivitas olahraga, dan sign out. jenis aktivitas, waktu, tanggal mulai, dan
Menu data pasien meliputi pencarian tanggal selesai.
data pasien, tambah, tabel data pasien Bentuk rancangan dari layar dengan user
(meliputi no, nama, NIK, tanggal lahir, jenis pasien meliputi menu login dan tampilan
kelamin, aksi (edit dan hapus)). Menu data home/dashboard. Tampilan pada
pemeriksaan menampilkan bentuk tabel yang home/dashboard meliputi informasi pasien dan
34
6 item menu. Informasi pasien terdiri dari Pada pengujian sistem yang melibatkan
nama, NIK, tanggal lahir, jenis kelamin, petugas prolanis belum ditemukan kendala
pekerjaan, dan alamat. 6 item menu pada terkait cara mengakses sistem dan proses input
tampilan home meliputi definisi, informasi data. Sistem yang dikembangkan cukup mudah
pengendalian hipertensi, pengingat minum dipahami oleh petugas karena data yang perlu
obat, pengingat aktivitas, pengingat diet, dan diinput ke dalam sistem telah disesuaikan
pengingat cek kesehatan. dengan data manual yang ditulis petugas.
Menu pengingat minum obat Pada tahapan awal perancangan sistem,
menampilkan informasi mengenai pengingat analisis kebutuhan diperlukan sebagai alat
minum obat pasien. Informasi yang untuk memahami kebutuhan user. Tahap ini
ditampilkan meliputi informasi pasien (nama, dilakukan untuk menjabarkan kebutuhan user
NIK, tanggal lahir, jenis kelamin, pekerjaan, selaku pengguna, batasan, dan objektivitas
dan alamat) dan informasi obat yang perlu sistem yang akan dibangun atau
diminum (nama obat, dosis, frekwensi, waktu, dikembangkan(16,17). Penelitian ini
tanggal mulai, tanggal selesai, dan menggunakan metode pendekatan kualitatif
ketersediaan). Menu pengingat aktivitas sehingga untuk memperoleh data dan
menampilakan informasi pengingat aktivitas informasi dilakukan melalui wawancara
yang perlu dilakukan pengguna yang terdiri mendalam. Wawancara mendalam dilakukan
dari informasi pasien (nama, NIK, tanggal untuk menggali permasalahan yang dapat
lahir, jenis kelamin, pekerjaan, dan alamat) diatasi dari pembangunan atau pengembangan
dan informasi aktivitas (jenis aktivitas, waktu, sistem(18). Berdasarkan hasil wawancara
tanggal mulai, dan tanggal selesai). Menu dengan petugas dan pasien kebutuhan data dari
pengingat diet menampilkan informasi sisi petugas adalah identitas pasien, hasil
pengingat diet yang terdiri dari informasi periksa pasien, dan tidak lanjut hasil
pasien (nama, NIK, tanggal lahir, jenis pemeriksaan. Sedangkan dari sisi pasien data
kelamin, pekerjaan, dan alamat) dan informasi yang diperlukan adalah edukasi tentang menu
obat yang diminum (nama obat, dosis, sehat dan cara pencegahan hipertensi dan
frekwensi, waktu, tanggal mulai, tanggal diabetes mellitus, pengingat minum obat, dan
selesai, dan ketersediaan). Menu pengingat cek hasil pemeriksaan rutin. Kebutuhan dari sistem
kesehatan menampilkan informasi pengingat dikelompokkan menjadi kebutuhan fungsional
cek kesehatan yang terdiri dari informasi yang menjelaskan masing-masing fungsi
pasien (nama, NIK, tanggal lahir, jenis sistem secara rinci dan kebutuhan non
kelamin, pekerjaan, dan alamat). fungsional yang merupakan kebutuhan
Sedangkan pada pengujian fungsi sistem penunjang(19).
secara keseluruhan dilakukan melalui uji skala Pada tahap kedua perancangan sistem ini
kecil dengan melibatkan 3 petugas prolanis. dilakukan dengan merancang DFD dan ERD
Petugas prolanis dipilih sebagai sampel untuk berdasarkan hasil analisis kebutuhan sistem.
melakukan uji fungsi karena pengumpulan dan Perancangan sistem bertujuan untuk
pengolahan data akan dilakukan pada level melakukan design semua kegiatan arsitektur
user petugas. Selain itu petugas diharuskan sistem secara menyeluruh dan meningkatkan
untuk dapat mengoperasikan sistem. pemahaman masalah berdasarkan hasil analisis
kebutuhan. Peneliti merancang semua kegiatan
Responden 1 yang melibatkan identifikasi serta deskripsi
“Tenaga pengelola diharuskan bisa sistem perangkat lunak secara
untuk menggunakan dan mengoperasikan keseluruhan(20,21). DFD merupakan alat untuk
komputer. Jadi mau gak mau ya harus bisa.” membuat model yang memungkinkan
pengembang sistem manggambarkan sistem
Responden 3 sebagai sebuah jaringan proses fungsional
“Petugas disini dituntut harus bisa pake yang terhubung satu sama lain melalui alur
komputer. Jadi kalau nanti ada sistem yang data(22). Berdasarkan diagram konteks dan
dikembangkan akan lebih mudah.” diagram level 1 sistem yang dikembangkan
terdapat tiga user yaitu penanggung jawab
35
program sebagai administrator, pengelola sistem informasi sebelum digunakan,
program sebagai bidan, dan penderita menjamin kualitas dari aplikasi yang
hipertensi dan diabetes mellitus sebagai dikembangkan, dan mengidentifikasi
pasien. Diagram konteks merupakan aliran kemungkinan risiko bahaya bagi pengguna
data yang paling dasar dan umum yang ketika menggunakannya(25,26). Sistem
menampilkan garis dan hubungan sistem informasi yang telah dilakukan pengujian
dengan entitas eksternalnya. Sedangkan secara menyeluruh dapat dinilai keandalan dan
diagram level 1 tampilan diagram merupakan kemampuan kinerjanya. Proses pengujian
gambaran umum dengan beberapa detail. membutuhkan koneksi internet yang stabil
Dalam diagram level 1 terdapat beberapa untuk mengakses sistem informasi monitoring
subproses. Pada proses ini, diagram hipertensi dan diabetes mellitus. Sistem yang
membutuhkan aliran data tambahan dan dikembangkan telah terintegrasi hingga level
penyimpanan data untuk menghubungkannya. V. Karakteristik integrasi meliputi integrasi
Setiap level user memiliki batasan dalam spesifikasi sistem (level I), integrasi sistem
hak akses. Level user administrator memiliki user (level II), integrasi dalam ruang lingkup
hak akses dalam membuat/menambahkan akun teknologi (level III), integrasi organisasi (level
bagi petugas puskesmas dan pengaturan pada IV), integrasi sosial-organisasi (level V), dan
sistem. Level user bidan (pengelola program) integrasi global (level VI)(27). Pengujian
memiliki hak akses dalam menambahkan akun sistem yang dilakukan masih terbatas pada uji
pasien, melakukan input data pasien, data fungsi menu (Black Box Testing) yang terdapat
pemeriksaan, data jadwal pemeriksaan, data pada masing-masing level user sehingga
jadwal obat, dan data aktivitas olahraga. diperlukan pengujian lebih lanjut untuk
Sedangkan pada level user pasien hak akses mengetahui efektivitas sistem dalam
yang dimiliki terbatas pada informasi yang mendukung kinerja pengguna. Black box
meliputi definisi, informasi pengendalian testing berperan dalam membantu validasi
hipertensi, pengingat minum obat, pengingat fungsi pada sistem secara keseluruhan.
aktivitas, pengingat diet, dan pengingat cek Pengujian ini dilakukan setelah sistem selesai
kesehatan. ERD merupakan teknik dikembangkan Keuntungan black box testing
pendekatan yang digunakan untuk yaitu penguji tidak perlu memiliki pengetahun
menggambarkan hubungan antar entitas khusus tentang bahasa pemrograman dan
(obyek data). ERD membantu mengorganisasi implementasi(28).
data dalam sebuah proyek (sistem) ke dalam
entitas-entitas serta menentukan hubungan KESIMPULAN
antar entitas(23,24). Sistem informasi monitoring hipertensi
Pada tahap akhir dilakukan dan diabetes mellitus yang dikembangkan
implementasi dan uji fungsi sistem informasi. telah terintegrasi yang meliputi integrasi
Implementasi sistem informasi dilakukan spesifikasi sistem, integrasi sistem user,
melalui penerapan metode dalam integrasi dalam lingkup teknologi, integrasi
pemrograman berdasarkan hasil analisis organisasi, dan integrasi sosial-organisasi.
kebutuhan sistem serta dapat dijelaskan Penelitian ini masih memiliki keterbatasan
melalui tahapan implementasi database dan dalam metode pengujian sistem sehingga perlu
coding program. Implementasi bertujuan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk melihat
mengkonstruksi sistem dan menerapkan hasil pengujian dengan metode lain.
metode dalam pemrograman berdasarkan
analisis kebutuhan sistem dan dijelaskan UCAPAN TERIMA KASIH
melalui tahap implementasi database. Penulis mengucapkan terima kasih yang
Aktivitas pada tahap ini adalah menentukan sebesar-besarnya kepada Kepala Dinas
lingkungan implementasi dari perangkat Kesehatan Kota Semarang dan Kepala
lunak, perancangan database, pemrograman, Puskesmas Pegandang, Semarang yang telah
dan antar muka(14,20). Uji fungsi diperlukan memberikan ijin untuk melakukan penelitian
untuk mengetahui hasil sistem informasi yang ini. Dekan berserta seluruh jajaran pimpinan
sebenarnya melalui identifikasi cacat/bug pada Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas
36
Negeri Semarang. Serta seluruh staf Seksi investigations in a rural northern
Pemberdayaan Masyarakat dan Gizi dan Seksi Vietnamese community. PLoS One.
PTM dan Surveilans Dinas Kesehatan Kota 2017;12(2):1–13.
Semarang atas dukungannya dalam 12. Suyoto, Agushybana F, Suryoputro A.
pelaksanaan penelitian ini. Increasing drug compliance to
hypertension patients through android
DAFTAR PUSTAKA applications in Wonosobo regency
1. Kementrian Kesehatan. Laporan Nasional province of Central Java Indonesia. Int J
Riskesdas 2018 (RISKESDAS 2018). Community Med Public Heal.
Jakarta; 2019. 2020;7(1):16–21.
2. National Development Planning Agency. 13. Marcolino, M. S., Oliveira, Q., &
RoaDiabetes Mellitusap of SDGs Agostino MD. The Impact of mHealth
Indonesia Toward 2030. Jakarta; 2018. Interventions : Systematic Review of
3. Kemenkes RI. Profil Keseahatan Systematic Reviews. JMIR MHealth
Indonesia Tahun 2019. Jakarta; 2020. UHealth. 2018;6(1).
4. Yarmaliza dan Z. Pencegahan Dini 14. S. Pressman, Roger P. Rekayasa
Terhadap Penyakit Tidak Menular (PTM) Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi. 7th
Melalui GERMAS. J Pengabdi Masy ed. Yogyakarta: Andi; 2010.
Multidisiplin. 2019;2(3):168–175. 15. J. E. K. Kendall K. Analisis dan
5. Corrada, M. M., Hayden, K. M., Paganini- Perancangan Sistem. Jakarta: Indeks;
Hill, A., Bullain, S. S., DeMoss, J., 2010.
Aguirre, C., … Kawas CH. Age of onset 16. Prayitno, Agus dan Yulia S. Pemanfaatan
of hypertension and risk of dementia in the Sistem Informasi Perpustakaan Digital
oldest-old: The 90+ Study. Alzheimer’s Berbasis Website Untuk Para Penulis.
Dement. 2017;13(2):103–110. Indones J Softw Eng. 2015;1(1):1–10.
6. Shukuri A, Tewelde T, Shaweno T. 17. Marentek B, Lumenta ASM, Lantang OA.
Prevalence of old age hypertension and Rancang Bangun Web Service Sistem
associated factors among older adults in Informasi Keuangan GMIM Wilayah
rural Ethiopia. Integr Blood Press Control. Tomohon 3. J Tek Inform. 2017;12(1).
2019;12:23–31. 18. Setiyani L, Rostiani Y, Ratnasari T.
7. Putri EL. Hubungan antara Latihan Analisis Kebutuhan Fungsional Sistem
Jasmani dengan Kadar Glukosa Darah Informasi Persediaan Barang Perusahaan
Penderita Diabetes. J Berk Epidemiol. General Trading (Studi Kasus : PT. Amco
2016;4(July):188–99. Multitech). Owner. 2020;4(1):288.
8. Cicilia L, Kaunang W, Langi F. Hubungan 19. Subhiyakto ER, Astuti YP, Umaroh L,
Aktivitas Fisik dengan Kejadian Diabetes Utomo DW, Rachmawanto EH, Sari CA.
Melitus. J Kesmas. 2018;7(5). Rancang Bangun Sistem Informasi
9. Kesetyaningsih TW, Astuti Y, Noor Z. Pengarsipan Data Pasien Klinik Cemara.
Aktivitas Fisik Rutin untuk Mencegah TechnoCom. 2017;16(1):25–34.
Penyakit Degeneratif. BERDIKARI J 20. Puteri MP, Effendi H. Implementasi
Inov dan Penerapan Ipteks. 2020;8(1):48– Metode RAD Pada Website Service Guide
58. “Tour Waterfall South Sumatera.” J
10. Matsumura K, Arima H, Tominaga M, Sisfokom (Sistem Inf dan Komputer).
Ohtsubo T, Sasaguri T, Fujii K, et al. 2018;7(2):130–6.
Impact of antihypertensive medication 21. Kosasi S. Penerapan Rapid Application
adherence on blood pressure control in Development Dalam Sistem Perniagaan
hypertension: The COMFORT study. Elektronik Furniture. Creat Inf Technol J.
Qjm. 2013;106(10):909–14. 2015;2(4):265–76.
11. Nguyen TPL, Schuiling-Veninga CCM, 22. Jogiyanto. Analisis dan Desain Sistem
Nguyen TBY, Vu TH, Wright EP, Postma Informasi Pendekatan Terstruktur Teori
MJ. Adherence to hypertension dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta:
medication: Quantitative and qualitative Andi; 2005.
37
23. Simarmata J. Perancangan Basis Data.
Yogyakarta: CV. Andi Ofsset; 2010.
24. Fridayanthie, EW dan Mahdiati T.
Rancang Bangun Sistem Informasi
Permintaan ATK Berbasis Intranet (Studi
Kasus: Kejaksaan Negeri Rangkasbitung).
J Khatulistiwa Inform. 2016;IV(2):126–
38.
25. Devi TR. Importance of Testing in
Software Development Life Cycle. Int J
Sci Eng Res [Internet]. 2012;3(5):1–5.
Available from: http://www.ijser.org
26. Yadav P, Kr Yadav U, Verma S. Software
Testing: Approach to Identify Software
Bugs. IJRREST Int J Res Rev Eng Sci
Technol. 2012;1(2):26–30.
27. Mohamed N, Mahadi B, Miskon S,
Haghshenas H. Information System
Integration : A Review of Literature and a
Case Analysis. 2013;(January):68–77.
28. Nidhra S. Black Box and White Box
Testing Techniques - A Literature
Review. Int J Embed Syst Appl.
2012;2(2):29–50.
38
Gambar 5. Data pasien
39
Gambar 8. Data aktivitas olahraga
Gambar 9. Dashboard/home
40
Gambar 10. Definisi dan Informasi pengendalian hipertensi
41
Gambar 13. Pengingat diet Gambar 14. Pengingat cek kesehatan
42