Bawang Merah Bawang Putih Script (Revisi) .

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 7

Narator : Once upon a time, in a village called "Bumbu Village" lived a happy and

prosperous family, the family was Bawang Putih's father, Bawang Putih's mother, and
Bawang Putih.

Ayah Bawang : "Honey, my daughter, dad is leaving work. Be careful at home."

Ibu Bawang Putih :"Yes dad, be careful on the way. Later, Bawang Putih will deliver your
lunch to the market."

Bawang Putih : "I hope dad's sale goes well"

Narator : Bawang father went to the market to sell in his big shop.

Bawang Putih : "Mom, Bawang Putih go to the river first. Asalamualaikum."

Ibu Bawang Putih : "Yes, be careful my daughter. Walaikumsalam."

Narator : Bawang Putih went to the river to wash the clothes. Behind the tree, Bawang
Merah and his mom smiled evilly.

Ibu Bawang Merah : "It's time to the plan."

Bawang Merah : "Yes my mom, Let's hurry while Mother Bawang Putih is alone!"

Ibu Bawang Merah : "Good morning sis. just alone again?"

Ibu Bawang Putih : "Eh sis, yes it's true. But why?"

Bawang Merah : "This is auntie. we bring yellow rice which is very delicious."

Ibu Bawang Merah :"Yes sis. Please spend, I specially made it for sis Bawang Putih's
Mother."

Ibu Bawang Putih :"Wah.. Looks delicious. Thanks. I definitely spent it. Let's eat together!"

Bawang Merah : "Ah auntie, we have eaten. Auntie better just eat."

Ibu Bawang Merah : "We go home first. Asalamualaikum."

Ibu Bawang Putih : "Walaikumsalam. Thanks."

Narator : Ibu Bawang Putih eaten the yellow rice

Ibu Bawang Merah : "Hahahahaha just take my shit! Soon your husband will marry me! And
all his treasure will be mine!"

Bawang Merah : "Hahaha! And this is my chance to torture Bawang Putih!"


narator : Pada saat itu iuga lbu Bawang Putih tewas di tempat.

Bawang Putih : "Bu ibu bangun! bu bangun bu!

Ayah bawang : "Istriku! Istriku! bangun!

narator : Setelah Ibu Bawang Putih meninggal, Ayah Bawang Putih menikahi Ibu Bawang
Merah.

Ayah Bawang : "Saya terima nikahnya ibu bawang merah dengan mas kawin seperangkat
bumbu dapur di bayar tunai."

Penghulu : "Bagaimana saksi?

Saksi :"Saaaaah...alhamdulilah

narator : Beberapa hari kemudian..

Ibu Bawang Merah :"Hey kau Bawang Merah, sapu sapu dong yang rajin kayak Bawang
Putih.

Bawang Merah : Ya!

Bawang Putih : "Biar aku bantu ya.."

Bawang Merah : "Tidak usah!

Ibu Bawang Merah :"Sudah sudah, Bawang Putih sini nak. Kamu duduk bersama ibu dan
ayah."

Ayah Bawang : "Ah.aku harus pergi ke pasar."

Ibu Bawang Merah :"Ah...minum teh dulu."

Bawang Merah :"Udah! Ayo cepet kita ke sungail

Bawang Putih :"Untuk apa ?"

Bawang Merah :"Udah ayo antar aku

narator : Bawang Putih dan Bawang Merah pun pergi ke sungai, lalu Ayah Bawang
meminum teh itu dan mati di tempat.

Ibu Bawang Merah :"Rasain kau! Sekarang semuanya menjadi miliku! Hahaha

Bawang Putih : "Ayaaaaaaaaah! Ayah bangun-bangun! "


Peri : "Lihat saja. Kelak akan ada bencana yang menghampiri Bawang Merah dan Ibunya.
Karena semua yang mereka perbuat akan mendapat balasan yang setimpal." Triiling.

narator : Setelah Ayah Bawang Putih meninggal, Bawang Putih selalu di jadikan pembantu
di rumahnya sendiri.

Ibu Bawang Merah : "Heh heh! Tuh masih ada yang kator! Yang bener doong!"

Bawang Merah : "Kalo nyapuu itu harus sampai bersih." (sambil terus menjatuhkan tisu tisu
di lantail)

Bawang Putih : "Bawang Merah, hentikan, Lantai tak akan bersih jika kau terus
mengotorinya seperti ini."

Ibu Bawang Merah :"Berani kau! Diam! Kerjakan yang benar!!"

Bawang Merah :"Dan jangan lupa cucikan semua bajuku!"

narator : Ibu Bawang dan Bawang Merah hanya bersantai-santai saja di rumah sedangkan
Bawang Putih di belakang rumah harus membereskan pekeriaan rumah.

Kucing Ajaib : "Bawang Putih-Bawang Putih kau tak kenapa-kenapa ?"

Bawang Putih : "Aku baik baik saja. Hay kucing baik, ada apa datang kemari?

Kucing Ajaib : "Ini aku mengantarkan undangan pesta panen dari pangeran, Pangeran
mengundang semua warga di desa bumbu ini. Kau jangan lupa datang ya. Kalau bisa kau
jangan beritahu Bawang Merah dan Ibu Bawang Merah! Biar mereka tau rasa."

narator : Tiba-tiba Bawang Merah dan Ibunya muncul.

Ibu Bawang Merah: "Hey bocah ingusan! Berani-beraninya kau! Pergi sana!"

Kucing Ajaib : "Mereka memang benar-benar jahat."

narator :Bawang putih pergi ke sungai dan Kucing Ajaib mengikutinya.

Bawang Merah : "Bawang Putih, apa yang sedang kamu bawa?? Berikan undangan itu
padaku!

Ibu Bawang Merah :"Hanya kita berdua saja yang boleh datang ke pesta panen ini. Dan
biarkan Bawang Putih sendirian disini "

narator :Setelah bawang putih datang di sungai, dia mencuci baju milik Ibu Bawang Merah.
Tidak sengaja, tiba tiba baju itu hanyut terbawa arus sungai. Bawang Putih mengejar baju
yang hanyut itu tapi sayangnya baju itu sudah menghilang entah hanyut kemana.
Bawang Putih : "Aduh, bagaimana ini. Tidak mungkin aku akan terus mencari baju itu, hari
sudah semakin gelap."

narator : Akhirnya Bawang Putih pulang ke rumah dan menceritakan kepada Ibunya
tentang baju yang hanyut itu

Ibu Bawang Merah :"Dasar anak ceroboh!

Bawang Putih : "Maafkan saya bu"

Bawang Merah : "Maaf maaf! Cari baju itu sampai ketemu!

Ibu Bawang Merah :"Heh! Jangan pulang sampai baju itu ditemukan!"

narator :Dengan sedih Bawang Putih terus mencari baju itu sampai larut malam.

Bawang Putih : "Bagaimana ini, sudah larut malah tapi baju itu belum di temukan."

Peri : "Tenanglah Nak, aku akan membantumu."

Bawang Putih :"Suara siapa itu ? Siapa kau?"

Peri : "Bawang Putih. Aku adalah Peri, aku akan membantumu untuk menemukan baju Ibu
Tirimu. Bawang Putih pergilah ke sebuah istana. Disanalah kau akan menemukan baju itu."

Bawang Putih : "Istana Pangeran yang akan mengadakan pesta panen itu ?

Peri : "lya."

Bawang Putih : "Terima kasih Peri."

narator : Bawang putih pun segera pergi ke istana. Di lain tempat ibu Bawang Merah dan
Bawang Merah sedang bersiap-siap untuk pergi ke pesta panen.

Ibu Bawang Merah : Pasti anak itu sedang pusing mencari baiu itu. Hahaha!

Bawang Merah : "Iya, emangnya enak di bohongin."

narator :Bawang Merah dan Ibunya pergi ke pesta panen yang diadakan oleh Pangeran.

Bawang Putih :"peri, disinikah? Tapi bagaimana bisa? Aku dekil, pasti tidak di boleh kan
untuk masuk"

Peri :"Cobalah masuk"

Pengawal : "Heh! Mana undangannya? Jika kau tak punya maka kau tak boleh masuk."

Bawang Putih :"Undangan apa ? Aku tak punya undangan yang kalian maksut"
Pengawal : "Dasar gembel! Pergi kau!

Bawang Putih : "Peri bagaimana ini ? Aku harus menemukan baju itu dimana?"

Peri : "Kemarilah pegang tanganku. Aku akan membuat pengawal-pengawal itu


mengizinkanmu masuk.

Bawang Putih :"Bolehkah aku masuk?

Pengawal : "Tentu saja, silahkan masuk ke istana"

Peri : "Bawang Putih, pergilah ke belakang istana tempat dimana air sungai mengalir,
disana akan ada baju orangtuamu.

narator :Bawang Putih pun pergi ke belakang istana.

Bawang Merah : "Halo pangeran. Apa kabar ?

Pangeran : "Baik.. Terimakasih atas kedatangan kalian"

Ibu Bawang Merah: "Wah wah. Kau sangat tampan malam ini. Begitu pula dengan putriku
yang cantik."

Pangeran : Terimakasih. Kudengar kau mempunyai sudara bernama Bawang Putih.


Dimana dia?

Bawang Merah :"Apa??? Bawang Putih? Dia bukan saudaraku lagi!"

Pangeran : "Benarkah? Apa kau tak membohongiku?"

Bawang Merah : "Sungguh! Aku tak membohongimu.

narator : Di belakang istana, akhirnya Bawang Putih bisa mendapatkan baju yang hanyut
itu.

Bawang Putih : "Terima kasih Peri. Kau sangat baik "

Peri : "Ini sudah menjadi tugasku. Ini aku punya beberapa perhiasan untukmu. Pakailah.
Jika ada oranglain yang memakainya, maka orang itu akan mendapatkan bahaya.

Bawang Putih : "Terima kasih Peri"

narator : Bawang Putih berjalan menuju gerbang istana untuk pulang. Pangeran melihat
Bawang Putih yang berjalan terburu- buru menuju gerbang.

Pangeran : "Kau! Kau! Kau bawang putih?


Bawang Putih : "Pangeran?"

Pangeran : "Tunggu! Apa yang sedang kau lakukan?"

Bawang Putih : "Maaf pangeran. Tadi aku mengambil baju Ibu Tiriku yang hanyut di aliran
sungai.

Ibu Bawang Merah : "Bawang Putih? Kenapa kau ada disini? Seharusnya kau
membersihkan rumah"

Bawang Merah :"Dasar kau! Malah keluyuran!"

Bawang Putih : "Maafkan aku. Aku akan segera pulang Bu."

Pangeran : "Oh jadi benar Bawang Putih adalah saudara kalian. Kenapa kalian
memperlakukannya seperti itu?

Bawang Merah: Tidak pangeran! Sungguh dia hanyalah pesuruh, Lihatlah pengaran!
Bawang Putih mencuri kotak perhiasanku, berikan!

Bawang Putih : "Jangan Bawang Merah , jangan!"

Ibu Bawang Merah : "Dasar kau! Anak tak punya malu!!"

Bawang Merah : "Lihat pangeran, perhiasan ini lebih cocok dipakai olehku dan Ibu ku."

narator : Bawang Merah Dan Ibu Bawang Merah memakai perhiasan itu.

Bawang Merah : "Ah tidak! Kenapa kulitku gatal gatal begini perih! Ada apa ini."

Ibu Bawang Merah : "Kulitku gatal sekali!"

Pangeran : "Kalian pasti selalu jahat pada Bawang Putih. Dan itu ganjaran untuk kalian.
Sekarang cepat minta maaf pada bawang putih!"

Peri : "Apa yang kalian lakukan pada Bawang Putih selama ini sungguh sangat jahat. Dan
sekarang kalian telah mendapatkan balasan yang setimpal. Cepat minta maaf pada Bawang
Putih jika tidak keadaan kalian akan terus seperti ini"

Pangeran :"Sungguh aku tak menyangka, kalian akan sejahat itu pada Bawang Putih."

Bawang Merah :"Bawang Putih, Aku mohon maafkan aku. Maaf karena sikapku selalu jahat
padamu. Sungguh aku minta maaf."

Ibu Bawang Merah :"Maafkan Ibu Nak, ibu sudah berperilaku kasar padamu. Maafkan ibu"

Bawang Putih :"Sudahlah. Aku sudah memaafkan kalian. Aku yakin kalian bisa berubah"
Ibu Bawang Merah : "Terimakasih Bawang Putih. Kau memang sangat baik."

Pangeran : "Sekarang, maukah kalian menjadi sahabatku? lbu Bawang Merah, Bawang
Merah, dan Bawang Putih. Tinggalah di istanaku ini. Aku ingin kalian menjadi bagian dari
keluargaku."

narator : Akhirnya Ibu Bawang Merah dan Bawang Merah bertaubat, dan Pangeran
mengajak Bawang Putih dan keluarganya untuk tinggal di istananya yang megah. Kini
Bawang Putih hidup rukun dengan Bawang Merah dan hidup bahagia.

You might also like