Professional Documents
Culture Documents
Literatur Jurnal Internasional & Nasional Obstectri
Literatur Jurnal Internasional & Nasional Obstectri
Literatur Jurnal Internasional & Nasional Obstectri
Disusun Oleh:
ANA JURHANA
NH0119005
ABSTRACT
Obstetric complication is the direct cause of maternal mortality which could be
prevented by improving the professionalism of midwives manifested through competence
and ethical training. This study aimed to analyze the effect of motivational training,
persuasive communication, and obstetric risk management to midwives' professionalism in
order to prevent maternal mortality. The approach of quasi-experiment pre-posttest design
with control groups were administered in this study. A total of 60 midwives from health
service centers in Tasikmalaya Regency area were chosen as subjects by consecutive
sampling, and divided into treatment and control groups. Professionalism consisting of
ethics and competence was measured by using a questionnaire and checklists. Data
analysis was conducted by Simple Linear Regression Test, Fisher’s Exact, and T-Test. The
findings of this study showed the increase in professionalism (ethics and competence)
midwives after training, with an increase of 28.6% (17.57%; 32.84%; p<0,001). The effect
of training on professionalism was 65%, and the trained midwives were 2.89 times more
likely to have higher professionalism than those who did not attend the training. The training
on motivation, persuasive communication, and obstetrics risk management can be an
intervention to improve the professionalism of midwives that will impact on efforts to
prevent maternal deaths.
menjadi lebih baik sehingga dapat et.al di Somalia yang menunjukkan bahwa
meningkatkan kualitas asuhan yang pelatihan kegawatdaruratan obstetri
nantinya dapat menurunkan angka berdampak pada peningkatan kompetensi
kesakitan dan kematian. Pelatihan yang dan kualitas pelayanan ibu.20
baik dapat meningkatkan pengetahuan, Penilaian profesionalisme dalam
membantu seseorang yang mempunyai penelitian ini diukur dari etika dan
keahlian untuk bekerja dengan teknologi kompetensi (pengetahuan, komunikasi,
dan sosial budaya yang baru, membantu dan keterampilan) bidan dalam pena-
untuk memahami bagaimana bekerja nganan risiko obstetri terutama pada
secara efektif dalam tim, dan untuk kasus-kasus yang menyebabkan kematian
memperbaiki kemampuan kerja seseorang. ibu. Berdasarkan tabel 1 dan 2 profesional-
17
isme bidan meningkat 28,6% dari sebelum
Pemberian motivasi yang diberikan pelatihan sampai 2-4 minggu setelah
kepada bidan dalam bentuk pelatihan, pelatihan, dengan besarnya pengaruh
dapat memberikan peningkatan motivasi pelatihan terhadap profesionalisme adalah
intrinsik, yang berdampak secara emosi- 66%. Sedangkan berdasarkan tabel 3,
onal dan menyebabkan bidan dengan kesa- dengan mengkategorikan profesionalisme
darannya menerima informasi, merespon rendah dan tinggi, menyatakan bahwa
secara aktif (reaction), melakukan peni- bidan yang mengikuti pelatihan
laian, membentuk sistem nilai bagi dirinya berpeluang sebesar 2,89 kali memiliki
berdasar nilai-nilai yang diyakini (learn- profesionalisme tinggi dibandingkan bidan
ing), serta pada akhirnya membentuk yang tidak pelatihan, dengan nilai
komitmen kuat atas perilaku etika yang p<0,001.
akan dilakukan (behavior).18,19 Profesionalisme bidan yang
Komunikasi persuasif yang meningkat khususnya dalam penanganan
dilatihkan dalam penelitian ini, bukan risiko obstetri diharapkan dapat
hanya dapat meningkatkan keterampilan meningkatkan kualitas pelayanan terutama
komunikasi/ konseling bidan, tetapi juga pencegahan komplikasi obstetri yang
dapat memberikan pemahaman dan merupakan penyebab terjadinya kematian
kesadaran yang lebih efektif kepada ibu, ibu. Selanjutnya unsur komunikasi dalam
dan keluarga khususnya yang mempunyai profesionalisme dapat membantu
risiko obstetri yang dapat mengancam memberikan pemahaman dan kesadaran
jiwa. Hal ini sesuai dengan penelitian etika bagi ibu dan keluarga tentang risiko
yang pernah dilakukan di Amerika Serikat, obstetri yang akan dihadapi, atau yang
yang menyatakan bahwa komunikasi sedang dijalani dan bagaimana
persuasi sangat dibutuhkan bila pasien dan mencegahnya agar tidak terjadi
keluarga dengan jelas tidak memahami komplikasi. 3T (3 Terlambat yaitu
risiko atau membuat keputusan yang terlambat dalam mencapai fasilitas,
bertentangan dengan tujuan jangka terlambat dalam mendapatkan pertolongan
panjang bagi kesehatan dan kesejahteraan yang cepat dan tepat di fasilitas pelayanan,
mereka.12 terlambat dalam mengenali tanda bahaya
Kompetensi bidan dalam kehamilan dan persalinan) yang merupa-
penanganan risiko obstetri adalah bidan kan penyebab kematian ibu senantiasa
pelaksana yang kompeten, pelaksanaan dapat dicegah dengan meningkatkan
asuhan yang benar dan sesuai prosedur, profesionalisme tenaga kesehatan
serta hasil pelayanan yang baik yaitu ibu khususnya dalam hal ini adalah bidan
dan bayi sehat selamat. Hasil penelitian dengan mengikuti pelatihan yang
yang menunjukkan kompetensi meningkat menyuluruh yang mencakup semua aspek
setelah pelatihan, selaras dengan penelitian profesionalisme.
sebelumnya yang dilakukan oleh Ameh
14. Mueller PS. Teaching and assessing Terhadap Kinerja Perawat Suatu
professionalism in medical learners Kajian Literatur. Abstrak. 2013.
and practicing physicians. Rambam 23. GROSSMAN, Rebecca; SALAS,
Maimonides medical journal. Eduardo. The transfer of training: what
2015;6(2). really matters. International Journal of
15. Cruess S, Cruess R. Teaching Training and Development, 2011, 15.2:
professionalism–why, what and how. 103-120.
Facts, views & vision in ObGyn. 24. Yusof A. The relationship training
2012;4(4):259. transfer between training
16. Ellard DR, Chimwaza W, Davies D, characteristic, training design and work
O'Hare JP, Kamwendo F, Quenby S, et environment. Human Resource
al. Can training in advanced clinical Management Research. 2012;2(2):18
skills in obstetrics, neonatal care and
leadership, of non-physician clinicians
in Malawi impact on clinical services
improvements (the ETATMBA
project): a process evaluation. BMJ
open. 2014;4(8):e005751.
17. Peraturan Menteri Kesehatan RI.
Permenkes RI Nomor 28 Tahun 2017
tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan. 2017.
18. Kirkpatrick J. The Kirkpatrick four
levels: a fresh look after 50 years,
1959-2009. April 2009. Available
form: http://www cedma-europe
org/news letter% 20articles/misc/The%
20Kirkpatrick% 20Four% 20Levels.
2014.
19. Suprapto A, Setyawati EP, Syaefullah
A. Pengaruh Pengetahuan, Sikap Dan
Motivasi Terhadap Perilaku Bidan
Dalam Pelayanan Pemeriksaan
Kehamilan Di Sarana Pelayanan
Kesehatan Primer Di Kabupaten
Lampung Barat: Universitas
Padjadjaran; 2014.
20. Ameh C, Adegoke A, Hofman J,
Ismail FM, Ahmed FM, Van Den
Broek N. The impact of emergency
obstetric care training in Somaliland,
Somalia. International Journal of
Gynecology & Obstetrics.
2012;117(3):2837.
21. Armstrong M. A handbook of human
resource management practice: Kogan
Page Publishers; 2016.
22. Ridwan LF. Pengaruh Motivasi
Intrinsik Dan Motivasi Ekstrinsik
Vitrianingsih1,
NurKhasanah2
Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Respati Yogyakarta
Jl.Raya Tajem KM 1,5 Maguwoharjo, Depok, Sleman,
Yogyakarta Handphone 085712166956
vee.three080589@gmail.co
m
ABSTRA
CK
Latar Belakang. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012
Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan
Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 36 per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian
Neonatus (AKN) adalah sebesar 19 per 1.000 kelahiran hidup. Kemampuan kinerja tenaga
kesehatan berdampak langsung pada peningkatan kualitas pelayanankesehatan maternal dan
neonatal terutama kemampuan dalam mengatasimasalah yang bersifat kegawatdaruratan.
Untuk dapat memberikan asuhan yang tepat dan benar diperlukan bidan yang terampil dan
professional dalam menangani kondisi kegawatdaruratan.
Tujuan. Mengevaluasi efektivitas PPGDON di Program Studi D-IV Bidan Pendidik
Universitas Respati Yogyakarta.
Metode. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen, berupa One Grup Pre test -
Post test
Design. Pendekatan yang digunakan prospektif. Sampel penelitian adalah peserta pelatihan
PPGDON sejumlah 200 orang. Teknik sampling total sampling. Instrumen penelitian berupa
master tabel hasil rekapitulasi nilai pengetahuan dan keterampilan peserta pelatihan. Analisa
data univariat dan bivariat menggunakan paired t-test.
Hasil. Rata-rata nilai pengetahuan sebelum mengikuti pelatihan adalah (46,52) dan setelah
mengikuti
pelatihan (69,02) sedangkan rata-rata nilai Keterampilan setelah mengikuti pelatihan adalah
(80,69). PPGDON efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta
pelatihan dengan P- value 0,001
Kesimpulan. PPGDON efektif meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta
pelatihan di
Program studi D-IV Bidan pendidik Universitas Respati
Yogykarta
ABSTRACT
Background. Based on Indonesian Demographic and Health Survey in 2012, Maternal
Mortality Rate (MMI) in Indonesia was as much as 359 per 100,000 of births life. Meanwhile
Neonatal Mortality Rate (NMR)was as much as 19 per 1,000 births life. The performance
capability of health workers has a direct impact on improving the quality of maternal and
neonatal health care, especially the ca- pability in response the emergency problems. To be
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 08 No. 02 Juli
able to provide the right and20171732017173
good care, it is re-2017173
quired a skilled and professional midwife in
response the emergency problems.
Research objective. To evaluate the effectiveness of emergency response training on
Obstetric and
Neonates at Diploma IV Midwife Educators, at Respati Yogyakarta
University.
Methods. The research is quantitative research with experimental method, the design was one
group
pre-test and one post-test. The research approach was prospective approach. Research sample
was taken from the training of emergency response on Obstetric and Neonatal participants
totaling 200 people. The sampling technique was total sampling. The research instrument
was master table from the recapitulation result score of knowledge and skills of the training
participants. The data analysis was using univariate and bivariate of paired t-test.
Results. The average score of the knowledge before training was 46.52 and after training was
69.02, while the average score of the skills after training was 80.69. The training of
emergency response on Obstetric and Neonatal was effective in increasing the knowledge
and skills of the trainees with p- value 0.001
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 08 No. 02 Juli
20171742017174
Conclusion. The training of emergency 2017174
response on Obstetric and Neonatal was effective in increas- ing the
knowledge and skills of the trainees Diploma IV Midwife Educators Study Program, Respati Yogyakarta
Universty
yang berjumlah 200 peserta menunjukkan nilai pelatihan, menggunakan Paired Samples
rata-rata peserta sebelum pelatihan 46.52 dan T Tes pada interval kepercayaan 95%
nilai rata- rata setelah pelatihan yaitu 69.02. diperoleh P_Value 0.001 (<0.05) sehingga
Dengan demikian maka dapat disimpulkan dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak,
bahwa rata-rata nilai peserta pelatihan artinya rata-rata pengetahuan peserta
mengalami peningkatan dibandingkan sebelum pelatihan sesudah mengikuti PPGDON
pelatihan. Peningkatan juga dapat dilihat
secara signifikan lebih tinggi dibanding
dari perbandingan antara nilai tertinggi dan
sebelum mengikuti PPGDON. Perbedaan
terendah antara sebelum dan setelahpelatihan.
pengetahuan sebelum dan sesudah
Pada kelompok pre test nilai tertinggi yaitu 65
menunjukkan bahwa pelatihan efektif
dan nilai terendah 28 sedangkan pada
meningkatkan pengetahuan mahasiswa.
kelompok post test nilai tertinggi 90 dan
nilai terendah 72. Selain pengetahuan
mahasiswa, evaluasi juga dapat dilihat dari PEMBAHASA
N
keterampilan mahasiswa, dimana nilai rata-rata
Penelitian ini menganalisis perbedaan
peserta pelatihan adalah 80,69 dengan nilai
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa
minimal 72 dan nilai maksimal 86.
sebagai hasil dari pelatihan penanganan
Tabel 2 kegawatdaruratan obstetri dan neonatus
Analisis Efektifitas Pelatihan guna untuk meningkatkan kompetensi
Penanganan
mahasiswa lulusan Universitas Respati
Gawat Darurat Obstetri dan
Neonatus Yogyakarta. Berdasarkan hasil analisis
Kelompo Jumlah Mea cc P- diketahui terdapat peningkatan nilai rata-
k responde n value
n rata pengetahuan antara sebelum dan
Pre-test 200 46.5 0.59 0.00
setelah mengikuti kegiatan pelatihan
2 9 1
Post-test 200 69.0 sebesar 22 poin dimana nilai sebelum
1
pelatihan yaitu
Berdasarkan tabel 2 diketahui 46,01 dan nilai setelah pelatihan sebesar
bahwa nilai rata-rata pengetahuan 69,01. Untuk mengetahui apakah selisih
mahasiswa sebelum pelaksanaan nilai sebelum dan setelah pelatihan
berrmakna secara statististik maka
dilakukan analisis dengan menggunakan
uji pairet t-test dan dipatkan hasil p-value
0,001>0,05 artinya pelatihan efektif
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 08 No. 02 Juli
20171772017177 2017177
meningkatkan pengetahuan mahasisiwa. hubungan yang kausal atau hubungan
Hal ini sesuai dengan teori yang sebab akibat dengan kriteria yang
dikemukakan oleh Sudjana (2006) dijadikan acuan atau standar, efektif, atau
Pelatihan dianggap berhasil bila bisa berpenampilan superior di tempat kerja
memberi dampak perubahan bagi peserta pada situasi tetentu 8.
pelatihan sesuai dengan tuntutan Hasil penelitian ini sejalan dengan
organisasi. Dalam hal ini terdapat penelitian yang pernah dilakukan oleh
perubahan nilai pengetahuan antara Himawati (2012) tentang Efektifitas
sebelum dan setelah pelatihan PPGDON. Program Pelatihan Service Excellence di
Efektivitas pelatihan juga dapat Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh
dilihat berdasarkan keterampilan Darah Harapan Kita Jakarta. Dimana hasil
mahasiswa setelah mengikuti pelatihan. penelitian menunjukkan bahwa Pelatihan
Berdasarkan hasil analasis data nilai Service Excellence di RS Jantung dan
terendah untuk keterampilan yaitu 72 dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta
nilai tertinggi sebesar 86 dengan nilai rata- sangat efektif dalam meningkatkan
rata 80,69. Hal ini sesuai dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap
pernyataan bahwa seseorang sudah kinerja pegawai pasca pelatihan 9.
memenuhi kriteria lulus dalam sebuah Meningkatnya pengetahuan dan
ujian apabila nilai kelulusan uji skill keterampilan mahasiswa pada penelitian
adalah ini merupakan sebab akibat dari proses
≥ 70,00 6. Dengan nilai tersebut maka belajar mengajar selama pelatihan
mahasiswa dapat dikatakan lulus atau PPGDON. Menurut Alvares, efektifitas
kompeten dalam memberikan penanganan suatu pelatihan merupakan pendekatan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal. teoritikal untuk memahami hasil-hasil yang
Seseorang telah dianggap diperoleh akibat suatu program pelatihan.
berkompeten apabila memiliki Efektifitas pelatihan tidak hanya dilihat
pengetahuan dan menguasai keterampilan, dari hasil pelatihan yang dirasakan bagi
seperti yang ada dalam UU RI No 14
individu ataupun organisasi10.
tahun 2005 dijelaskan bahwa kompetensi
Efektivitas pelatihan dipengaruhi
adalah seperangkat pengetahuan, oleh proses sebelum diseleggarakannya
keterampilan, dan perilaku yang harus pelatihan, selama penyelenggaraan
dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru pelatihan hingga sesudah pelatihan
atau dosen dalam melaksanakan tugas dilaksankan. Efektivitas pelatihan
keprofesionalan7. Kompetensi adalah suatu dipengaruhi oleh kualitas trainer dan
karakteristik dasar individu yang ketepatan metode pelatihan11. Metode
memiliki suatu pendidikan dan pelatihan yang diterapkan
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 08 No. 02 Juli
20171782017178 2017178
dalam pelatihan mencakup berbagai kategori baik dimana didapatkan nilai rata-
metode antara lain ceramah biasa dimana rata keterampilan sebesar 80,69. Selain
pengajar / instruktur bertatap muka karena metoda yang beraneka ragam
langsung dengan peserta dan pada keberhasilan pelatihan juga ditunjang
pertengahan/jeda atau akhir ceramah dengan alat peraga yang memadai
diadakan diskusi antara peserta dengan selama kegiatan berlangsung. Alat peraga
instruktur, peserta dengan peserta atau yang digunakan dalam pelatihan ini
kombinasi keduanya. Metode meliputi tulisan, gambar, film, alat medis,
penyampaian teori ini dilaksanakan benda tiruan berupa boneka manikin
secara interaktif dengan menjalin tiruan manusia sebagai objek
komunikasi dua arah sehingga materi latihanpenanganan kasus, sampai dengan
yang tergali lebih dalam. benda asli yaitu manusia sebagai objek
Metode lain yang digunakan adalah praktek pemeriksaan fisik dan
metode demonstrasi dan simulasi. Metode penanganan kasus. Dalam hal ini alat
demontrasi digunakan untukmateri peraga digunakan untuk membantu
keterampilan mencakup penanganan peserta pelatihan dalam memahami
asfiksia dengan resusitasi, pertolongan materi yang disampaikan. Hal ini juga
persalinan sungsang, penanganan distosia sesuai dengan teori Edgar Dale bahwa
bahu, intubasi, initial assasment, resusitasi peraga yang semakin mendekati bentuk
jantung paru, pembidaian. Sedangkan benda asli semakin tinggi intensitas dalam
metode simulasi digunakan sebagai puncak mempersepsi bahan pendidikan.
pembelajaran dimana peserta di hadapkan Hasil penelitian ini juga sejalan
pada situasi bencana dengan banyak dengan penelitian yang dilakukan oleh
korban yang didalamnya dibutuhkan Sudrajat (2010) dengan judul “Pengaruh
berbagai keterampilan untuk menangani Pelatihan Basic Trauma And Cardiac Life
masalah yang ada. Metode metode simulasi Support Terhadap Peningkatan
ini memberikan pengalaman yang nyata Pengetahuan Kegawat Daruratan Trauma
sehingga peserta pelatihan dapat dan Jantung Pada Perawat Peserta
merealisasikan seperti keadaan sebenarnya. Pelatihan di Ambulans Gawat Darurat
Dengan demikian, maka apabila para 118” dengan hasil ada pelatihan BTCLS
peserta kembali ketempat kerjanya akan berpengaruh perhadap peningkatan
mampu melakukan penanganan terhadap pengetahuan kegawatdaruratan trauma dan
kasus kegawatdaruratan. jantung peserta pelatihan dengan kenaikan
Berdasarkan hasil analasis data nilai 7 poin antara pre dan post test12.
keterampilan peserta termasuk kedalam
Jurnal Kesehatan “Samodra Ilmu” Vol. 08 No. 02 Juli
20171792017179 2017179
Efektifitas pelatihan juga dipengaruhi 2. Rata-rata nilai pengetahuan sebelum
oleh jumlah peserta pelatihan yang ada dalam mengikuti pelatihan adalah (46,52)
sebuah kelompok. Menurut Kementerian 3. Rata-rata nilai pengetahuan setelah
Komunikasi dan Informatika Republik
mengikuti pelatihan (69,02)
Indonesia Nomor
4. Rata-rata nilai Keterampilan setelah
105/DIRJEN/2011 apabila tujuan pelatihan
mengikuti pelatihanadalah (80,69)
lebih banyak aspek kognitif (peningkatan
pengetahuan) maka jumlah ideal peserta adalah
SARAN
30 orang. Sedangkan jika tujuan pelatihan
Berdasarkan hasil penelitian yang
mengarah ke teknis atau keterampilan aspek
raktis maka jumlah ideal adalah< 15 orang. Hal diperoleh, maka peneliti menyarankan