Identifikasi Risiko Kecelakan Kerja Terhadap Pekerja Di PT. IKI Makassar Tahun 2020 (Studi Pada Pekerja Proses Marking)

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

Journal of Aafiyah Health Research (JAHR)

P-ISSN: 2722-4929 & E-ISSN: 2722-4945


Published by Master Program in Public health, Muslim University of Indonesia
Original Research Open Access

Identifikasi Risiko Kecelakan Kerja Terhadap


Pekerja Di PT. IKI Makassar Tahun 2020
(Studi Pada Pekerja Proses Marking)

*Rifdah Mufiidah Rusli1, Suharni A. Fachrin2 dan Andi Asrina3


1,2,3
Program Pascasarjana Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia
Email: rifdahmufiidah05@gmail.com

ABSTRACT

Introduction: Management of occupational health and safety is an integrated effort to


manage the risks involved in company activities that can resulted in human injury,
damage or disruption to the company's business is divided into three parts, namely
Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) aims to identify
potential hazards in the workplace by linking workers, tasks, work equipment and the
work environment. The purpose of this study was to identify occupational accident risk
then assess the level of occupational accident risk at PT. IKI Makassar in 2020 and how to
control it. Methods: The research is qualitative. The approach used in this research is a
quasi-qualitative approach. The technique used is observation, in-depth interview) and
documentation continuously throughout the study to analyze further about risk
identification and control that can be done in the marking process at PT. IKI Makassar.
Prior to qualitative research, the risk management process was measured using the
HIRARC. The informants in this study were divided into three, that are key informants is
the inspector K3, regular informants (part of production process management and
knowing the flow of the marking production process), and supporting informants (the
workers who work in part of the marking production process) at PT. IKI Makassar.
Results: From the results of the study using the HIRARC (Hazard Identification, Risk
Assessment and Risk Control) table, it was found that the highest potential hazards and
risks were found in the marking process in cutting plates where the most frequent potential
hazards such as slipping, falling, slicing and scratching. The conclusion of this research is
the Potential dangers contained in the marking process at PT. Makassar IKI covers
mechanical hazards in the marking area, ie pinched, dropped, scratched, sliced, knocked
and crushed

Keywords: HIRARC, Hazard Identification, Pipe Cutting, Cutting Plate

19
ABSTRAK

Latar belakang: Manajemen K3 penting dilakukan untuk mengelola risiko yang ada
dalam aktivitas perusahaan yang dapat mengakibatkan cidera pada manusia, kerusakan
atau gangguan terhadap bisnis perusahaan yang terbagi atas tiga bagian yaitu Hazard
Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC) yang bertujuan untuk
mengidentifikasi potensi bahaya di tempat kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk
melakukan identifikasi risiko kecelakaan kerja kemudian menilai tingkat risiko kecelakaan
kerja di PT. IKI Makassar Tahun 2020 dan cara pengendaliannya. Metode: Jenis
penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan quasi kualitatif. Tehnik yang
digunakan adalah observasi, wawancara mendalam (Indepth Interview) dan dokumentasi
secara terus menerus selama penelitian berlangsung untuk menganalisis lebih dalam
tentang identifikasi risiko dan pengendalian yang dapat dilakukan pada proses marking di
PT. IKI Makassar. Sebelum dilakukan penelitian secara kualitatif, proses manajemen
risiko diukur menggunakan metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and
Risk Control). Informan dalam penelitian ini terbagi tiga yaitu informan kunci yaitu
inspektor K3, informan biasa (bagian dari manajemen proses produksi dan mengetahui
alur proses produksi marking), dan informan pendukung (pekerja yang bekerja di bagian
proses produksi marking) di PT. IKI Makassar. Hasil: Dari hasil penelitian menggunakan
tabel HIRARC (Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control) diperoleh
bahwa potensi bahaya dan risiko tertinggi terdapat pada proses marking dalam
pemotongan plat dimana potensi bahaya yang paling sering terjadi seperti terpeleset,
terjatuh, teriris, dan tergores. Kesimpulan: Potensi bahaya yang terdapat pada proses marking
di PT. IKI Makassar meliputi bahaya mekanik yang ada pada area marking yaitu terjepit, terjatuh,
tergores, teriris, terbentur dan tertimpa.

Kata Kunci: HIRARC, Identifikasi bahaya, Pemotongan pipa, dan Pemotongan plat

Provinsi dengan jumlah kasus


PENDAHULUAN kecelakaan akibat kerja tertinggi pada
Menurut ILO (International Labour tahun 2011 adalah Provinsi Banten,
Organization) pada tahun 2018 lebih dari 1,8 Kalimantan
juta kematian akibat kerja terjadi setiap Tengah dan Jawa Timur. Tahun 2012
tahunnya di kawasan Asia dan Pasifik, adalah Provinsi Jambi, Maluku dan
bahkan dua pertiga kematian akibat kerja di Sulawesi Tengah. Tahun 2013 adalah
dunia terjadi di Asia. Di tingkat global, lebih Provinsi Aceh, Sulawesi Utara dan
dari 2,78 juta orang meninggal setiap tahun Jambi; tahun 2014 adalah Provinsi
akibat kecelakaan atau penyakit akibat kerja. Sulawesi Selatan, Riau dan Bali.
Selain itu, terdapat sekitar 374 juta cedera (OSHA, 2016). Data Badan
dan penyakit akibat kerja yang tidak fatal Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
setiap tahunnya, yang banyak Ketenagakerjaan Wilayah Sulawesi dan
mengakibatkan absensi kerja.(1) Maluku memperlihatkan, kecelakaan
Di Indonesia, berdasarkan data kerja tiga tahun terakhir mengalami
kementerian kesehatan jumlah kasus peningkatan drastis. Pada 2015 terdapat
kecelakaan akibat kerja tahun 2011-2014 780 kasus, 2016 turun tipis 747 kasus,
yang paling tinggi pada 2013 yaitu 35.917 namun naik drastis pada 2017 menjadi
kasus kecelakaan kerja (Tahun 2011 = 9.891; 943 kasus. (BPJS, 2017).(3)
Tahun 2012 = 21.735; Tahun 2014 = 24.910) Penelitian yang dilakukan oleh
(Kemkes, 2016).(2) Anshari dan Nizwardi (2016) jumlah
pekerja konstruksi yang mengalami
kecelakaan kerja lebih tinggi daripada

20
yang tidak mengalami kecelakaan. Penelitian kerja dan lingkungan kerja. (OHSAS
yang dilakukan Affidah dan Vivien (2016) 18001: 2007).
para pekerja cenderung mengalami Berdasarkan data survei awal
kecelakaan kerja, luka terbanyak yang (studi pendahuluan) di PT. Ikatan Kapal
dialami oleh karyawan adalah luka ringan Indonesia (IKI) Makassar dengan
(injury). Penelitian yang dilakukan oleh mewawancarai manager K3LH,
Messah, dkk (2015) jenis kecelakaan yang sebagian besar proses produksi kapal
banyak dialami karena tergelincir dan memiliki tingkat risiko kecelakaan kerja
terpleset.(4) yang tinggi. Pada tahun 2012, data
Faktor angka kecelakaan kerja yang kecelakaan kerja yang terjadi di PT.
terus menunjukkan tren meningkat ialah Ikatan Kapal Indonesia (IKI) Makassar
terdapatnya potensi bahaya di tempat kerja. sebanyak 4 orang, tahun 2013 sebanyak
Untuk meminimalisasi potensi bahaya 1 orang, tahun 2014 sebanyak 3 orang
keselamatan dan kesehatan kerja dapat dan 2015 meningkat sebanyak 8 orang.
dilakukan dengan melakukan identifikasi Hal ini dikuatkan oleh pernyataan
bahaya yang terdapat di lingkungan kerja. bagian proses produksi di PT. Ikatan
Faktor bahaya dalam lingkungan kerja yaitu Kapal Indonesia (IKI) Makassar bahwa
golongan fisik, kimiawi, biologis atau kecelakaan kerja sebagian besar terjadi
psikososial (Salawati, 2015). (5) pada proses marking pada proses
Dalam era perdagangan bebas, pemotongan pipa dan plat. Potensi
identifikasi bahaya merupakan suatu bahaya yang dapat timbul adalah jari
keharusan untuk untuk dilaksanakan oleh tangan terpotong, kejatuhan bahan
penyelenggara kerja untuk meningkatkan produksi dan terjadinya LBP (Low
produktivitas di lingkungan kerja. Jika Back Pain) akibat meja kerja yang tidak
kesehatan pekerja terpelihara dengan baik ergonomis. Selain itu kecelakaan kerja
maka angka kecelakaan kerja dapat disebabkan karena kurangnya
diminimalkan sehingga akan terwujud kesadaran pekerja tentang pentingnya
pekerja yang sehat dan produktif. Untuk menggunakan APD (Alat Pelindung
mengurangi atau menghilangkan bahaya Diri) pada saat bekerja, meskipun
yang dapat menyebabkan kecelakaan di perusahaan telah menyediakan APD
tempat kerja maka diperlukan suatu (Alat Pelindung Diri). (8)
manajemen risiko yang kegiatannya meliputi Berdasarkan uraian sebelumnya
identifikasi bahaya, analisis potensi bahaya maka peneliti tertarik untuk mengkaji
maka penilaian risiko, pengendalian risiko, tentang Analisis Risiko Kecelakaan
serta pemantauan dan evaluasi. (6) Kerja Pada Pekerja Di PT. IKI
Manajemen K3 adalah upaya terpadu Makassar Tahun 2020 (Studi Pada
untuk mengelola risiko yang ada dalam Pekerja Proses Marking).(9)
aktivitas perusahaan yang dapat
mengakibatkan cidera pada manusia, METODE PENELITIAN
kerusakan atau gangguan terhadap bisnis Jenis penelitian yang digunakan
perusahaan. Manajemen risiko terbagi atas yaitu kualitatif. Pendekatan yang
tiga bagian yaitu Hazard Identification, Risk digunakan dalam penelitian ini adalah
Assessment and Risk Control (HIRARC). pendekatan quasi kualitatif. Pendekatan
Metode ini merupakan bagian dari quasi kualitatif adalah suatu metode
manajemen risiko dan yang menentukan arah penelitian yang melihat obyek/kondisi,
penerapan K3 dalam perusahaan (Ramli, gambaran, secara sistematis, faktual,
2010). Hazard Identification, Risk dan akurat mengenai fakta yang
Assessment and Risk Control (HIRARC) diselidiki. Tehnik yang digunakan
bertujuan untuk mengidentifikasi potensi adalah observasi, wawancara mendalam
bahaya di tempat kerja yaitu dengan (Indepth Interview) dan dokumentasi
mengaitkan antara pekerja, tugas, peralatan secara terus menerus selama penelitian
berlangsung untuk menganalisis lebih

21
dalam tentang identifikasi risiko dan gurinda karena pipa baja dipotong
pengendalian yang dapat dilakukan pada paling lama itu 5 menit satu pipa, Kalo
proses marking di PT. IKI Makassar. soal APD disini ada semua tapi itu mi
Sebelum dilakukan penelitian secara kalau kerjaki lain-lain kita rasa
kualitatif, proses manajemen risiko diukur terbiasa meki begitu dan lebih nyaman
menggunakan metode HIRARC (Hazard kalau tidak pake APD”. (SL, 49 tahun)
Identification, Risk Assessment and Risk Pada wawancara berikutnya
Control) untuk mengidentifikasi bahaya pada terkait dengan ketersediaan SOP,
setiap tahapan proses produksi yang dimana SOP sudah tesedia di setiap
mengacu pada standar AS/NZS 2001 yaitu proses produksi namun terkadang
Australia Standard/ New Zealand Standard. pekerjaan tidak sesuai SOP. Berikut
kutipan wawancara dengan salah satu
HASIL informan biasa selaku manager proses
Penelitian ini dilaksanakan bulan Juni produksi :
2020 di PT. IKI Makassar. Subjek dalam “Pastilah sesuai, cuman kalau ada
penelitian ini Informan dalam penelitian ini pelanggaran-pelanggaran kecil pasti
sebanyak 8 orang yang terbagi dalam tiga adalah, pengambilan material itu harus
bagian yaitu informan kunci yaitu inspektor ada lengkap tanda tangan, bisa saja
K3, informan biasa (bagian dari manajemen kita langgar, yang penting sudah ada
proses produksi dan mengetahui alur proses mengetahui satu orang tapi itukan
produksi marking), dan informan pendukung masih dimaklumilah” (SS, 43 tahun).
(pekerja yang bekerja di bagian proses Wawancara berikutnya terkait
produksi marking) di PT. IKI Makassar. dengan pelanggaran SOP
penandatanganan proyek dibenarkan
Tabel 1. Karakeristik Informan di PT IKI oleh kepala proyek selaku informan
Makassar Tahun 2020 biasa. Berikut kutipan wawancara
dengan salah satu informan biasa selaku
Inisial Jabatan Pendidikan
Jenis
Kelamin
Umur Informan kepala proyek :
AN Inspektor K3 S1 L 49 Kunci “Iya, untuk tanda tangan proyek untuk
Departemen
SS Produksi (Manager S2 L 44 Biasa hal ini bisa dibenarkan. Pada kondisi
Lambung dan Pipa)
Departemen
tertentu. harus dipahami dulu regulasi
SCH Produksi (Kepala S1 L 47 Biasa tiap galangan beda beda. Itu akan
Proyek)
Departemen dianggap pelanggaran jika di biasakan
Produksi (Kepala
AI
Proyek Departemen
S1 L 32 Biasa tapi untuk percepatan delivery yah saya
Pembangunan Baru) benarkan termasuk mewakili saya untuk
Departemen
SA
Produksi (Planner)
S1 L 30 Biasa ttd” (AI, 32 tahun)
Pekerja Bagian
R
Marking
SMA L 48 Pendukung Selain itu, peneliti juga melakukan
SL
Pekerja Bagian
Marking
SMA L 49 Pendukung triangulasi sumber kepada informan
AA
Pekerja Bagian
SMA L 50 Pendukung
kunci terkait dengan perilaku pekerja
Marking
saat bekerja potensi bahaya yang timbul
pada proses marking umumnya adalah
Identifikasi Risiko Kecelakaan Kerja kecelakaan kecil yang langsung di
Hasil wawancara yang dilakukan tangani sendiri oleh poliklinik
kepada informan pendukung selaku pekerja perusahaan. Berikut kutipan wawancara
di bagian proses marking diperoleh dengan informan kunci selaku HSE
informasi bahwa potensi bahaya yang sering (Inspekto K3) :
terjadi pada pekerja yaitu terpeleset, terjatuh, “Kecelakaan kerja yang sering itu
dan tangan teriris. terjatuh, tergelincir yah, tersandung,
“Paling sering itu kalo disini teriris tangan
tertimpa. Untuk pencegahan risikonya
toh kalau memotong meki itu pipa, tapi tidak
sampe ji ada yang parah. Alatnya itu dipake
itu caranya meletakkan alat dijelaskan

22
pada pekerja sebelum memulai Berdasarkan hasil penelitian yang
pekerjaan (briefing), kalau sudah dilakukan di PT. IKI Makassar potensi
terjadi pada pekerja itu dilakukan oleh bahaya paling tinggi pada Proses
P3K melihat risiko yg terjadi pada Marking dengan menggunakan metode
tubuh kalau tergores biasanya HIRARC terdapat pada pemotongan
langsung di kasi alcohol baru diplaster pipa yang dapat dilihat pada tabel
kalau lebih para kita bawa ke rumah berikut :
sakit.” (AN, 49 tahun)

Tabel 2. Identifikasi Potensi Bahaya Proses Marking di PT. IKI Makassar


No Kegiatan Potensi Bahaya
1 Pemotongan Anggota tubuh terluka (teriris. Tergores, terpotong)
Pipa Tubuh tertimpa bahan material (produk)
Gangguan penglihatan akibat debu logam yang dihasilkan dari
pemotongan pipa
2 Pemotongan Low Back Pain (LBP) akibat meja kerja tidak ergonomis
Plat Anggota tubuh terluka (jari terpotong)

Berdasarkan tabel 2 terdapat 2 ketegasan dari pihak K3 terkait hal


potensi bahaya dan risiko kategori tersebut. Selain itu, kurangnya
Medium Risk saat aktifitas pemotongan pengawasan dan penyampaian
pipa, dan terdapat 3 potensi bahaya dan informasi kepada pekerja tentang
risiko kategori Low Risk saat aktifitas bahaya dan risiko kecelakaan kerja
pemotongan plat di proses marking. yang dapat terjadi di setiap proses
Potensi bahaya dan risiko kecelakaan produksi.
kerja yang termasuk dalam kategori
Medium Risk merupakan risiko yang
dapat ditoleransi, namun diperlukan
control untuk dapat menurunkan sampai
tahap yang lebih rendah. Sedangkan
potensi bahaya dan risiko kecelakaan
kerja yang termasuk dala kategori Low
Risk merupakan risiko yang ditoleransi.
Berdasarkan penjabaran dan
triangulasi teknik yang dilakukan Gambar 1. Pekerja yang tidak
peneliti terhadap hasil observasi dan menggunakan APD saat bekerja
wawancara ditemukan bahwa secara
keseluruhan hasil wawancara dari
informan kunci, informan pendukung
dan informan biasa, beberapa informan
memiliki pendapat yang berbeda,
dimana sebagian mengatakan bahwa
dalam melaksanakan pekerjaan, pekerja
telah memakai APD, sedangkan
sebagian besar informan mengatakan
bahwa masih terdapat pekerja yang Gambar 2. Pekerja yang tidak
tidak menggunakan APD. menggunakan Helm saat pengecatan
Adapun penyebab pekerja tidak kapal
patuh untuk menggunakan APD saat
bekerja menurut peneliti, adanya sanksi
yang belum efektif dan kurangnya
23
PEMBAHASAN atau postur tubuh pekerja. Selain itu,
untuk kecelakaan kerja yang biasa
Berdasarkan hasil observasi, terjadi seperti teriris dan tergores dari
terdapat beberapa pekerja yang pihak K3 menjelaskan bahwa hal itu
melakukan tindakan tidak aman (unsafe dilakukan dan dikendalikan sendiri oleh
act). Tindakan tidak aman tersebut perusahaan dengan membawa pekerja
yaitu bekerja tidak sesuai dengan SOP. ke poliklinik untuk dilakukan
Saat diwawancara kenapa bekerja tidak pengobatan. Pencegahannya, pihak K3
sesuai dengan SOP dikarenakan pekerja mengatakan melakukan pembatasan
terburu-buru ingin cepat pulang. penggunaan alat atau mesin dengan
Kemudian ada beberapa pekerja yang menyediakan sekat (penghalang) agar
tidak menggunakan APD (Alat tidak langsung terpapar dengan pekerja
Pelindung Diri) pada saat bekerja. Saat dan untuk mengurangi getaran yang
diwawancara kenapa bekerja tidak dihasilkan oleh alat yang dipakai untuk
memakai APD dikarenakan pekerja memotong, pihak K3 telah melakukan
telah merasa nyaman dan terbiasa tanpa rekayasa engineering dengan
menggunakan APD. memberikan dudukan pada alat
Berdasarkan hasil wawancara sehingga getaran yang semula 35 dB
yang dilakukan, unsafe condition terjadi bisa dikurangi menjadi 30-25 dB.
saat hujan karena saat hujan jalanan Selain itu perusahaan juga telah
licin dan dapat menyebabkan pekerja menyediakan berbagai perlengkapan
terpeleset. APD (Alat Pelindung Diri) untuk
bekerja.
Identifikasi Risiko Kecelakaan Kerja Penelitian ini sejalan dengan
Hasil wawancara dan observasi penelitian yang dilakukan Willy
yang dilakukan, diperoleh beberapa Tambunan (2018) tentang Analisis
potensi bahaya secara umum yaitu Risiko Keselamatan dan Kesehatan
bahaya mekanik, bahaya fisik, dan Kerja Menggunakan Metode Hirarc
ergonomic. Bahaya mekanik yang ada pada Proses Perbaikan Kapal Tugboat
pada area marking yaitu terjepit, (Studi Kasus PT Marga Surya
terjatuh, tergores, teriris, terbentur Shipindo, Samarinda), diperoleh
tertimpa bahan produksi yang beberapa potensi bahaya yaitu bahaya
digunakan. Bahaya fisik diantaranya fisik, bahaya mekanik, bahaya
cedera, gangguan otot, keseleo, low kebiasaan, dan bahaya lingkungan.
back pain, dll. Bahaya fisik lain yaitu Bahaya mekanik berupa terjatuh, luka
panas matahari dan hujan karena ringan, terpeleset, tergores, tertimpa
bekerja diluar ruangan. Bahaya bahan material. Bahaya fisik berupa,
ergonomi yaitu posisi duduk yang tidak gangguan otot, low back pain akibat
sesuai dengan tempat duduk seadanya posisi kerja yang salah. Sedangkan
dan tidak disesuaikan dengan pekerja. bahaya lingkungan berupa gangguan
Banyak risiko yang mungkin dapat pendengaran akibat suara gerinda.
terjadi dari akibat pemotongan plat dan Walaupun kebisingan tidak berlangsung
pemotongan pipa, tetapi tidak disadari secara terus menerus tetapi hal tersebut
dan tidak dilaporkan oleh pekerja merupakan potensi bahaya.
selama mereka masih nyaman dan bisa Hasil penelitian ini sesuai dengan
mengerjakan tugas mereka dengan baik. teori domino yang dikembangkan oleh
Sehingga ketika nyeri pinggang (LBP) H.W Heinrich (1931) dalam
pekerja hanya istirahat sebentar sambil (Salamidkk, 2016) yang menyatakan
meregangkan badan. Adapun bahwa, kecelakaan kerja disebabkan
pengendalian yang dapat dilakukan oleh perilaku tidak aman (unsafe act)
yaitu membuat tempat duduk yang 88%, kondisi tidak aman (unsafe
lebih nyaman dan sesuai dengan posisi condition) 10% dan “acts of God” 2%

24
atau tidak dapat dihindari. Terdapat 5 Berdasarkan tabel HIRARC,
faktor kecelakaan kerja sesuai dengan potensi bahaya dan risiko yang
teori domino yaitu : lingkungan social, terjadi pada pemotongan pipa belum
kesalahan pekerja, perilaku tidak aman dikategorikan sebagai high risk
(unsafe act) dan kondisi tidak aman dikarenakan belum terdapat
(unsafe condition), kecelakaan dan kecelakaan kerja yang parah, dan
cedera/jejas dan kerusakan. Sedangkan mengganggu system kerja di setiap
hasil observasi di PT. IKI Makassar proses pekerjaan. Hal ini disebabkan
kecelakaan kerja disebabkan karena karena manajemen risiko yang
faktor lingkungan sosial dimana kondisi dilakukan di PT. IKI Makassar
lingkungan di PT. IKI Makassar sangat sudah cukup baik dengan
panas dan dekat dengan laut, kedua mengurangi dan mencegah
disebabkan faktor kesalahan pekerja, terjadinya risiko kecelakaan kerja.
dimana pekerja terkadang tidak Seperti pendapat dari inspector K3
menggunakan APD, dan melintas pada yang mengatakan bahwa perusahaan
rambu-rambu yang telah dilarang, dll telah melakukan pengendalian
Hasil observasi yang didapatkan dari berupa rekayasa engineering, dengan
segi kesehatan lingkungan kerja, PT. memberikan sekat pada mesin
IKI Makassar telah menyediakan sehingga tidak bersentuhan langsung
pemilahan limbah padat non B3 baik itu dengan pekerja, pengendalian
organik, non organik & B3 serta administratif berupa pemberian
penampungan Limbah padat (Besi), briefing untuk mengenalkan dan
telah terdapat penampungan limbah B3 memberi tahu pekerja tentang risiko
yang membuat lingkungan kerja yang dapat terjadi disetiap pekerjaan
menjadi sehat serta mengurangi dampak yang akan dilakukan dan penyediaan
pencemaran lingkungan hidup. Adapun APD yang diwajibkan bagi setiap
dari segi kecelakaan kerja perusahaan pekerja.
telah memilki dokumen SOP dan risk b. Pemotongan Plat
assessment, pihak K3 telah melakukan Berdasarkan hasil wawancara
pencatatan setiap kecelakaan yang dan observasi yang dilakukan
terjadi diperusahaan dan telah diperoleh beberapa potensi bahaya
melakukan pengendalian kecelakaan dan risiko yang dapat terjadi dengan
kerja yang terjadi. Namun masih tingkat bahaya yang rendah yaitu
terdapat beberapa kekurangan dimana teriris, tergores, yang dapat
APAR yang disediakan perusahaan menyebabkan jari dapat terpotong.
tidak di tempatkan dengan semestinya Berdasarkan tabel HIRARC, potensi
dan tersembunyi. Selain itu, bahaya dan risiko yang terjadi pada
dilingkungan tempat kerja belum pemotongan pipa hanya
terdapat informasi statistic kecelakaan dikategorikan low risk karena
kerja, dan rambu-rambu K3 yang kecelakaan kerja tidak sering terjadi
terdapat diperusahaan masih kurang dan dan belum terdapat kecelakaan yang
tidak terawat. parah sehingga belum memerlukan
a. Pemotongan Pipa penanganan lebih lanjut. Selain itu,
Berdasarkan hasil wawancara pihak perusahaan sudah cukup baik
dan observasi yang dilakukan menerapkan manajemen risiko K3
diperoleh beberapa potensi bahaya dengan mengatasi sendiri hal-hal
dan risiko yang dapat terjadi dengan kecil atau kecelakaan kerja yang
tingkat bahaya yang sedang yaitu, tidak perlu dilakukan penanganan
teriris, tergores, posisi kerja yang lebih lanjut berupa teriris tergores
salah, terpeleset yang dapat terjatuh, dll dengan menyediakan
mengakibatkan jari dapat terpotong, polikliklinik bagi pekerja, sehingga
cedera, luka, low back pain dan pekerja yang mengalami kecelakaan
patah tulang.
25
kerja langsung dibawa ke poliklinik 4. Ihsan, Taufiq, Tivany Edwin, Reiner
untuk diobati dan semua disediakan Octavianus Irawan. 2016. Analisis
secara gratis bagi pekerja perusahaan Risiko K3 Dengan Metode Hirarc
di PT. IKI Makassar. Pada Area Produksi PT Cahaya
Murni Andalas Permai. Jurusan
UCAPAN TERIMA KASIH Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Andalas Kampus Unand
Penulis ingin menyampaikan Limau Manis, Padang, Sumatra Barat.
ucapan terima kasih kepada pembimbing, P-Issn 1978-3833 E-ISSN 2442-6725
PT. IKI Makassar, informan penelitian 10(2)179-185 @2016 JKMA
yang telah bersedia untuk berpartisispasi 5. International Labour Organization.
tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. 2013. Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Sarana untuk Produktivitas.
KESIMPULAN Modul Lima, Jakarta
6. Karundeng, Intan. Analisis Bahaya
Berdasarkan hasil penelitian Dan Risiko Dengan Metode
Identifikasi Risiko Kecelakaan Kerja pada HIRARCH Di Departement
Pekerja di PT. IKI Makassar Tahun 2020 Production PT. Samudera Mulia
(Studi Pada Pekerja Proses Marking) dapat Abadi Mining Contractor Likupang
disimpulkan bahwa potensi bahaya yang Minahahsa Utara. Jurnal KESMAS,
terdapat pada proses marking di PT. IKI Volume 7 Nomor 4
Makassar meliputi bahaya mekanik yang 7. Kementerian Kesehatan
ada pada area marking yaitu terjepit, RI “Situasi Kesehatan Kerja”, Pusat
terjatuh, tergores, teriris, terbentur dan Data dan Informasi Kementerian
tertimpa bahan produksi yang digunakan. Kesehatan RI, 2015
Bahaya fisik diantaranya cedera, gangguan 8. Kurniawan, Andri, Mardi Santoso,
otot, keseleo, low back pain, dll. Bahaya Mey Rohma Dhani. Identifikasi
fisik lain yaitu panas matahari dan hujan Bahaya Pada Pekerjaan Maintenance
karena bekerja diluar ruangan. Bahaya Kapal Menggunakan Metode
ergonomi yaitu posisi duduk yang tidak HIRARC dan FTA Dengan
sesuai dengan tempat duduk seadanya dan Pendekatan Fuzzy di Industri Kapal.
tidak disesuaikan dengan pekerja. Proceeding 1st Conference on Safety
Engineering and Its Application ISSN
REFERENSI No. 2581 – 1770
9. Peraturan Menteri Tenaga kerja No.
1. [AS/NZS 4801:2001] Australian Per 05/Men/2003. Sistem Manajemen
Standard/New Zealand Standard 4801. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2001. Occupational Health and Safety Jakarta: Depnaker RI, Dirjen
Management -Specification with Pembinaan hubungan Industrial dan
Guidance for Use. Sidney. ISBN 0 pengawasan Ketenagakerjaan; 2003.
7337 4092 8. 10. Restuputri, D. P. (2017). Identifikasi
2. BPJS Ketenagakerjaan. 2018. Info Dan Pengendalian Risiko Di Bagian
BPJS Ketenagakerjaan di Indonesia. Produksi 1 Dalam Upaya Pencapaian
BPJS Ketenagakerjaan. Zero Accident Menggunakan Metode
3. Edwin, Tiffany. 2019. Analisis Resiko Hazard Identification And Risk
Pada Bagian Produksi Pabrik Assessment (Hira). Research Report
Pengolah Getah Karet Menggunakan 11. Samudra, Ragil Aji. Hazard
Metode Hirarc (Studi Kasus Pt X Kota Identification Risk Assessment and
Padang. Jurnal Sains dan Teknologi Risk Control dan Pemilihan Solusi
18 (1), Maret 2019: 21 - 26 P-ISSN Alternatif Menggunakan Benefit Cost
1412-6257 E-ISSN 2549-9472 Analysis (Studi Kasus: PT. Pelindo
Marine Service). Proceeding 1st

26
Conference on Safety Engineering and Unair.Jurnal Fakultas Kesehatan
Its Application. ISSN No. 2581 – Masyarakat. No 5. Vol 2. Universitas
1770 Airlangga. Hal 192 –203.
12. Salami, dkk, I.R.S., 2016. Kesehatan 21. Undang-Undang Republik Indonesia
dan Keselamatan Lingkungan Kerja. Nomor 1 Tahun 1970 Tentang
Gadjah Mada University Press. Keselamatan Kerja, (1970)
Yogyakarta 22. Widiastuti, R., Prasetyo, P. E., &
13. Sitompul, Desi Rotua, Dwi Erwinda, M. (2020). Identifikasi
Kartikasari. 2018. Analisis Penerapan Bahaya Dan Penilaian Risiko Untuk
Dan Usulan Perbaikan Sistem Mengendalikan Risiko Bahaya Di Upt
Manajemen Keselamatan Dan Laboratorium Terpadu Universitas
Kesehatan Kerja Di Pt Etowa Sarjanawiyata Tamansiswa. Industrial
Packaging Indonesia. Journal of Engineering Journal Of The
Applied Business Administration Vol University Of Sarjanawiyata
2, No 2,September 2018, hlm. 166- Tamansiswa, 3(2).
173. 23. Wijaya, Albert. 2015. Evaluasi
14. Suma'mur.1989. Keselamatan Kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja
dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: dengan Metode HIRARCpada PT.
CV. Haji Masagung Charoen Pokphand Indonesia. Jurnal
15. Suma’mur. 2014. Higiene Perusahaan Titra, Vol3, No1,Januari 2015,pp.29-
dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). 34
Bandung: Sagung Seto 24. Wulandari, Yulvina Rati. 2017.
16. Tambunan, Willy, Fatria Ismi Zudha, Penerapan Hirarc Sebagai Upaya
Theresia Amelia Prawita. 2018. Pencegahan Kecelakaan Kerja Pada
Analisis Risiko Keselamatan dan Proses Produksi Garmen. Higeia
Kesehatan Kerja Menggunakan Journal Of Public Health Research
Metode Hirarc pada Proses Perbaikan And Development. p ISSN 1475-
Kapal Tugboat (Studi Kasus PT 362846 e ISSN 1475-222656
Marga Surya Shipindo, Samarinda). 25. Wursanto. 2005. Dasar-Dasar Ilmu
JIME (Journal of Industrial and Organisasi. Yogyakarta : Andi,
Manufacture Engineering), 2 (2) Universitas Sumatra Utara
November 2018 ISSN 2549-6328 2012;(1
(Print) ISSN 2549-6336 (Online)
17. Tarwaka. 2015 .Keselamatan
Kesehatan Kerja dan Ergonomi (K3E)
Dalam Perspektif Bisnis. Surakarta:
Harapan Press
18. Tarwaka. 2016 .Dasar-dasar
Keselamatan Kerja Serta Pencegahan
Kecelakaan Di Tempat Kerja.
Surakarta: Harapan Press
19. Transiska, Dewi.2015. Pengaruh
Lingkungan Kerja Dan Faktor
Manusia Terhadap Tingkat
Kecelakaan Kerja Karyawan Pada pt.
Putri Midai Bangkinang Kabupaten
Kampar. Jom Fekon Vol 2 No.
1Februari 2015
20. Tualeka, Rohim Abdul. 2016. Hazards
identification and risk assesment pada
proses fabrikasi plate tanki 42-T-
501A. Surabaya.Jurnal Kesmas

27

You might also like