Artikel Think Pair Share Fiks

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Philosophica Vol II No.

2, Desember 2019

PENERAPAN METODE THINK-PAIR-SHARE


UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
PUBLIC SPEAKING SISWA DI SMA 2
UNGARAN
DEWI ROSNITA HARDIANI, BUDIATI, MAYA KURNIA DEWI
Department of English Literature,
Universitas Ngudi Waluyo
dewirose2007@yahoo.co.id

First received: 27 August 2018


Final proof received: 15 November 2019

Abstract
Public Speaking has a learning goal which is to form students' soft skills in communicating
in public. The way that can be used as a stimulus to improve students' communication
skills in public is to choose the right learning model that is Think-Pair-Share to be
applied in the learning process. The subjects of this study were 24 Language Class
students at SMA N 2 Ungaran. The research procedure consists of two cycles covering
planning, implementation, observation, and reflection. Data collection instruments are
questionnaires, skills assessment sheets, evaluation materials, and observation sheets of
student activities. The results of this study shows that in general, communication skills by
applying Think-Pair-Share or TPS models on public speaking topics are better for student
communication skills without using learning models. The application of the TPS learning
model on the topic of public speaking is an effective learning model because it can
improve the communication skills of students of Language Class at SMA N 2 Ungaran.
A significant increase in the public speaking ability of SMA N 2 Ungaran students was
found in the indicators of fluency in speaking and body posture of 0.68 points. While the
lowest increase occurred in the indicator of material mastery that is 0.40 points.

Keywords: public speaking, think-pair-share

PENDAHULUAN abad-abad berikutnya istilah tersebut ber-


Public speaking adalah kemampuan un- kembang di masa Romawi Kuno, pada
tuk berbicara dengan baik di depan umum. masa tersebut istilah berbahasa Latin rhetori-
Seringkali kita mengalami kesulitan untuk ca. Sekarang istilah tersebut dikenal dengan
melakukannya karena kurang persiapan se- kata retorika dalam bahasa inggris rhetoric.
hingga tidak percaya diri saat melakukan Menurut Aristoteles dalam Badudu
Public Speaking. Praktik public speaking ber- (2012: 10) retorika yaitu ilmu yang men-
langsung sejak abad ke-5 SM pada zaman gajarkan suatu keterampilan menemukan
Yunani dikenal suatu ilmu yang mempela- secara persuasif dan objektif suatu kasus
jari proses pernyataan antar manusia yaitu dengan meyakinkan pihak lain akan ke-
dikenal dengan bahasa rhetorike dan pada benaran kasus yang dibicarakan. Maka
Philosophica Vol II No. 2, Desember 2019 123

dari itu retorika mempunyai suatu tujuan speaking. Menurut Iru, (2012: 60) Tipe
untuk mengajak, mempengaruhi, membe- TPS atau berfikir berpasangan berbagi
rikan keyakinan pendengar atas suatu merupakan jenis pembelajaran kooperatif
pembicaraan, informasi, gagasan pembi- yang dirancang untuk mempengaruhi pola
cara sehingga dapat memberikan informa- interaksi siswa. Model TPS merupakan
si, gagasan secara jelas dan benar. Fungsi model pembelajaran kooperatif yang dila-
retorika yang dikemukakan oleh Rakhmat kukan dengan berpasangan dari masing-
dalam Badudu (2012:11) yaitu bidang studi masing siswa agar terciptanya interaksi
komunikasi yang turut mengalami perkem- dalam proses belajar.
bangan dalam ilmu komunikasi. Abad ke- Berdasarkan definisi diatas mo-
20 retorika mulai bergeser dan digantikan del pembelajaran TPS merupakan model
dengan istilah speech communication atau pub- pembelajaran kooperatif yang dirancang
lic speaking, (Badudu, 2012:11). untuk mengefektifkan pola diskusi kelas
Beberapa sekolah berminat untuk serta untuk memberikan pola interaksi
mengadakan pelatihan Public Speaking da- komunikasi yang baik dalam kelompok
lam kegiatan ekstrakurikuler. Akan tetapi, atau pasangannya sehingga tercipta inter-
dalam pelaksanaan ekstrakurikuler tersebut aksi komunikasi antar siswa dalam suatu
ada beberapa kendala yang dihadapi oleh kelompok. Iru (2012: 60-61) mendiskripsi-
sekolah, seperti, kurangnya sumber daya kan fase atau langkah dalam mengaplikasi-
manusia (SDM) untuk menangani kegiatan kan model pembelajaran TPS yaitu sebagai
tersebut. Selain itu, sumber daya manusia berikut: (1)Berfikir (Think): Langkah per-
yang ada kurang memenuhi standar kualifi- tama yaitu berfikir, guru memberikan lem-
kasi untuk memfasilitasi kegiatan ekstraku- bar yang berisi informasi kepada siswa dan
rikuler. Apabila bisa menemukan sumber mereka diberikan waktu dalam beberapa
daya manusia dengan kualifikasi yang baik, menit untuk berfkir sekaligus menjawab-
sering kali sekolah tidak punya cukup dana nya, (2) Berpasangan (Pair): Guru meminta
untuk membiayai instruktur. Selain itu, ke- siswa untuk berpasangan dan mendisku-
giatan ekstrakurikuler ini juga kurang pemi- sikan jawaban dari masing-masing siswa.
natnya, disinyalir karena kegiatan tersebut Interaksi selama waktu yang disediakan da-
dikemas kurang menarik. Dikarenakan be- pat menyatukan jawaban siswa, (3) Berbagi
berapa permasalahan diatas, pihak sekolah (Sharing): Langkah terakhir yaitu berbagi,
melaporkan bahwa kegiatan ekstrakuri- guru meminta siswa yang berpasangan
kuler tersebut tidak berjalan dengan baik untuk berbagi informasi dengan siswa ke-
sehingga tujuan kegiatan untuk mening- las lainnya mengenai hasil diskusi yang te-
katkan kemampuan public speaking siswa lah dilakukan.
tidak tercapai. Oleh karena itu, perlu dicari Model pembelajaran TPS merupa-
solusi terhadap permasalahan tersebut agar kan strategi diskusi untuk meningkatkan
tujuan sekolah dapat dicapai. partisipasi siswa, model pembelajaran
Salah satu solusi yang bisa di aplika- diskusi kelas mempunyai keuntungan
sikan adalah dengan menggunakan metode dan kelemahan, menurut Suryosubroto
Think-Share-Pair dimana siswa dapat me- dalam Trianto (2012: 134) terdapat be-
latih kemampuan public speaking mereka berapa keuntungan antara lain yaitu : me-
tanpa perlu pendampingan sehingga da- libatkan seluruh siswa dalam KBM, setiap
pat menjadi solusi kurangnya dana untuk siswa dapat menguji tingkat pengetahuan
instruktur kegiatan ekstrakulikuler public dan penguasaan bahan masing-masing,
124
Philosophica Vol II No. 2, Desember 2019

menumbuhkan dan mengembangkan cara dilakukan melalui penyebaran kuesioner,


berfikir dan bersikap ilmiah, interaksi sis- pre-test, dan post-test. Selain itu juga dila-
wa dapat memperoleh kepercayaan akan kukan classroom research action untuk menge-
kemampuannya dirinya sendiri, dapat me- tahui pengaruh metode TPS terhadap ke-
nunjang usaha sikap sosial dan demokratis mampuan public speaking siswa.
siswa. Sedangkan kelemahan model TPS
diantaranya: dapat diramalkan mengenai HASIL DAN PEMBAHASAN
hasil diskusi yaitu bergantung pada Tahap persiapan dimulai dengan sur-
partisipasi anggota-anggotanya, memerlu- vey ke calon mitra, mengidentifikasi per-
kan keterampilan-keterampilan tertentu masalahan dan kebutuhan calon mitra serta
yang belum pernah dipelajari sebelumnya, menganalisa solusi untuk permasalahan ca-
jalannya interaksi hanya didominsi pada sis- lon mitra. Penelitian ini dilakukan di SMA
wa yang “menonjol”, memerlukan waktu N 2 Ungaran yang terletak di jalan Dipo-
yang banyak dan tidak semua bahan negoro no: 277 Kecamatan Ungaran Barat
bisa didiskusikan. jumlah siswa yang ter- Kabupaten Semarang. Di sekolah ini ter-
lalu banyak akan membatasi kesempatan dapat 3 penjurusan yaitu, IPA, IPS, dan
siswa untuk mengemukakanpendapatnya. Bahasa. Penelitian dilakukan pada kelas
XII Bahasa dengan objek penelitian s e -
METODE j u m l a h 2 4 siswa. Alasan peneliti me-
Penelitian ini merupakan penelitian milih siswa kelas XII adalah adanya masu-
kualitatif dengan desain PTK. Menurut kan dari guru bahwa salah satu kompetensi
Trianto, (2012: 13) Penelitian tindakan ke- pada siswa kelas XII adalah penguasaan
las berasal dari istilah Bahasa Inggris clas- materi public speaking yang secara khusus
sroom action research, berarti penelitian yang mempunyai tujuan untuk membentuk sis-
dilakukan pada sebuah kelas untuk menge- wa terampil dalam berkomunikasi di depan
tahui akibat tindakan yang diterapkan pada umum.
suatu subjek penelitian di kelas tersebut. Peningkatan keterampilan siswa da-
Penelitian ini melibatkan kompenen-kom- lam berkomunikasi di depan umum me-
ponen yang ada di kelas dalam kegiatan merlukan latihan secara intensif. Proses
pembelajaran yaitu pendidik, peserta didik, pembelajaran dalam hal ini memerlukan
dan perangkat pembelajaran. waktu yang cukup banyak agar setiap siswa
Iskandar (2011: 114), mengemuka- dapat mempraktikkan public speaking. Saat
kan bahwa penelitian tindakan kelas secara pembelajaran setiap siswa memerlukan
garis besar terdapat empat tahapan lazim waktu untuk praktik 5-10 menit dan apa-
yang dilalui, yaitu: Perencanaan (planning), bila dikalikan dengan jumlah 24 membu-
Tindakan (acting), Pengamatan (observing), tuhkan waktu 4 jam pelajaran, sedangkan
Refleksi (reflecting). Tahapan tersebut dila- jam pelajaranya hanya 2 jam dalam satu
kukan oleh peneliti dalam prosedur tinda- tatap muka sehingga penelitian ini membu-
kan siklus I dan siklus II. tuhkan 2 kali tatap muka.
Faktor peubah yang ingin di ubah Pada penerapan model pembelaja-
pada penelitian ini adalah kemampuan ran Think-Pair-Share atau TPS melalui
public speaking siswa, maka populasi dari Public Speaking, setiap siswa berpasangan
penelitian ini adalah siswa kelas Bahasa di untuk melakukan praktik secara intensif.
SMA 2 Ungaran sebanyak 24 orang. Me- Pasangan siswa ini kemudian berdiskusi
tode pengambilan data pada penelitian ini dan berlatih sebelum maju praktik public
Philosophica Vol II No. 2, Desember 2019 125

speaking yang berorientasi pada keterca- memahami materi. Keterampilan siswa da-
paian tujuan pembelajaran yaitu siswa lam proses komunikasi dilakukan dengan
terampil dalam berkomunikasi di depan menggunakan rubrik pedoman observasi.
umum. Pengamatan keterampilan ini ter-
diri dari 9 indikator, skor tertinggi 5 dan
Hasil Penelitian Siklus I skor terendah 1. Indikator penilaian pada
Perencanaan lembar observasi siswa antara lain:
Tahapan perencanaan dalam siklus I
yaitu dimulai dengan berkoordinasi dengan Penampilan
guru mengenai konsep pelaksanaan, yaitu Sikap tubuh
dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai Pandangan mata
dengan kegiatan akhir selanjutnya mem- Volume suara dan penggunan intonasi
persiapkan instrumen penelitian untuk Kelancaran berbicara
siklus I dan menyusun rencana pelaksa- Penguasaan materi dan improvisasi
naan pembelajaran. Ekspresi wajah
b. Pelaksanaan Ketepatan waktu
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 Diksi dan tata bahasa
Mei 2019 di mulai dengan memberikan
penjelasan tujuan kehadiran peneliti Hasil dari pre-test siswa akan di jelas-
c. Pengamatan kan sebagai berikut:
Kegiatan pengamatan dilakukan da-
lam bentuk Pre Test untuk mengetahui Penampilan
sejauh mana keterampilan siswa dalam

Tabel 5.3.1 Tabel penampilan


Interval Kategori Jumlah Prosentase
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

85-100 Sangat Baik 0 0%


69-84 Baik 7 29.2%
53-68 Cukup 12 50 %
37-52 Kurang 5 20.8 %
20-36 Tidak baik 0 0%

Hasil pengamatan tentang penampi- tidak ada siswa yang masuk dalam kategori
lan dapat disimpulkan bahwa, penampilan tidak baik.
siswa dengan kategori sangat baik yaitu 2. Sikap tubuh
0% atau tidak ada siswa yang masuk dalam Data yang diperoleh dari hasil penga-
kategori ini, perolehan 29,2% atau 7 siswa matan diketahui bahwa sikap tubuh siswa
dengan kategori baik, 50% atau 12 siswa dikategorikan cukup. Hal tersebut sesuai
dengan kategori cukup, 20,8% atau seba- dengan tabel di bawah ini:
nyak 5 siswa dengan kategori kurang dan
126
Philosophica Vol II No. 2, Desember 2019

Tabel 5.3.2 Sikap Tubuh


Interval Kategori Jumlah Prosentase
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
85-100 Sangat Baik 0 0%
69-84 Baik 8 33.3%
53-68 Cukup 10 41.6 %

37-52 Kurang 5 20.8 %

3.Pandangan mata
Tabel 5.3.3 Pandangan Mata

Interval Kategori Jumlah Prosentase


Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
85-100 Sangat Baik 1 4.1%
69-84 Baik 6 25%
53-68 Cukup 7 29.2 %
37-52 Kurang 8 33,3%
20-36 Tidak baik 2 8.3%

Berdasarkan tabel di atas dipero- 7 siswa dengan kategori Cukup , 33,3%


leh i n f o r m a s i sebesar 1 siswa (4,1%) atau 8 siswa dengan kategori kurang ,
dengan kategori Sangat baik, 25% atau 6 8,3% atau 2 siswa dengan kategori tidak
siswa dengan kategori Baik, 29,2% atau baik.
4. Volume suara dan penggunaan intonas
Tabel 5.3.4 Volume suara dan penggunaan intonasi

Interval Kategori Jumlah Prosentase


Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
85-100 Sangat Baik 2 8.3%
69-84 Baik 3 12.5%
53-68 Cukup 12 50 %
37-52 Kurang 7 29.2 %
20-36 Tidak baik 0 0%
Philosophica Vol II No. 2, Desember 2019 127

Hasil pengamatan tentang Volume 7 siswa dengan kategori kurang dan tidak
suara dan penggunaan intonasi dapat di- ada siswa yang masuk dalam kategori tidak
simpulkan bahwa, siswa dengan kategori baik.
sangat baik yaitu 8,3% atau sebanyak 2
siswa, perolehan 12,5% atau 3 siswa den- 5. Kelancaran Berbicara
gan kategori baik, 50% atau 12 siswa den- Tabel 5.3. 5. Kelancaran Berbicara
gan kategori cukup, 29,2% atau sebanyak
Interval Kategori Jumlah Prosentase
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
85-100 Sangat Baik 2 8.3%
69-84 Baik 6 25%
53-68 Cukup 8 33.3 %
37-52 Kurang 6 25%
20-36 Tidak baik 2 8.3%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh 6. Penguasaan materi dan improvi-


i n f o r m a s i sebanyak 2 siswa (8,3%) sasi
dengan kategori Sangat baik, 25% atau Data yang diperoleh dari hasil penga-
6 siswa dengan kategori Baik dan kurang, matan diketahui bahwa Penguasaan materi
33.3% atau 8 siswa dengan kategori Cu- dan improvisasi siswa dikategorikan ku-
kup, 8,3% atau 2 siswa dengan kategori ti- rang. Hal tersebut sesuai dengan tabel di
dak baik. bawah ini :

Tabel 5.3.6 Penguasaan materi dan improvisasi

Interval Kategori Jumlah Prosentase


Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
85-100 Sangat Baik 0 0%
69-84 Baik 8 30%
53-68 Cukup 8 30 %
37-52 Kurang 10 41.6 %
20-36 Tidak baik 0 0%

7. Ekspresi wajah
Tabel 5.3.7 Ekspresi wajah
Interval Kategori Jumlah Prosentase
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
85-100 Sangat Baik 0 0%
69-84 Baik 8 33.3%
53-68 Cukup 12 50 %
37-52 Kurang 4 20%
20-36 Tidak baik 0 0%
128
Philosophica Vol II No. 2, Desember 2019

Hasil pengamatan tentang Ekspresi dengan kategori baik, 50% atau 12 siswa
wajah dapat disimpulkan bahwa, penampi- dengan kategori cukup, 20% atau sebanyak
lan siswa dengan kategori sangat baik yaitu 4 siswa dengan kategori kurang dan tidak
0% atau tidak ada siswa yang masuk dalam ada siswa yang masuk dalam kategori tidak
kategori ini, perolehan 33.3% atau 8siswa baik.
8. Ketepatan Waktu
Tabel 5.3. 8. Ketepatan Waktu
Interval Kategori Jumlah Prosentase
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
85-100 Sangat Baik 2 8.3%
69-84 Baik 6 25%
53-68 Cukup 8 33.3%
37-52 Kurang 6 25%

Berdasarkan tabel di atas diperoleh


i n f o r m a s i sebanyak 2 siswa (8,3%) 9. Diksi dan Tata Bahasa
dengan kategori Sangat baik, 25% atau Data yang diperoleh dari hasil penga-
6 siswa dengan kategori Baik dan kurang matan diketahui bahwa Diksi dan Tata Ba-
, 30% atau 8 siswa dengan kategori hasa siswa berada di kategori cukup. Hal
Cukup, 8,3% atau 2 siswa dengan kategori tersebut sesuai dengan tabel di bawah ini :
tidak baik.
Tabel 5.3.9 Diksi dan Tata Bahasa
Interval Kategori Jumlah Prosentase
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)

85-100 Sangat Baik 4 20%


69-84 Baik 8 33.3%
53-68 Cukup 12 50 %
37-52 Kurang 0 0%
20-36 Tidak baik 0 0%

d. Kesimpulan Siklus I Hasil Penelitian Siklus II


Hasil pengamatan keterampilan ko- a. Perencanaan
munikasi siswa pada siklus I dapat disim- Tahap perencanaan pada siklus I1 di-
pulkan bahwa tingkat keterampilan dan ha- lakukan untuk menentukan langkah kerja
sil belajar siswa di kategori Cukup sehingga sebagai upaya untuk memperbaiki kelema-
perlu dilaksanakan adanya tindakan untuk han pada pembelajaran dan meningkatkan
dapat meningkatkan keterampilan komuni- keterampilan siswa dalam berkomuni-
kasi siswa. kasi di depan umum. Kegiatan peren-
Philosophica Vol II No. 2, Desember 2019 129

canaan dilakukan dengan menyiapkan ma- dengan acara formal atau non formal (sha-
teri tentang TPS yang akan di sampaikan re).
ke siswa. 3. Setelah kegiatan TPS berlang-
b. Tindakan sung setiap siswa memberikan komen-
Tindakan pada siklus II terbagi tar kepada siswa yang telah maju untuk
menjadi dua pertemuan, dengan rincian dijadikan koreksi dan peneliti memberikan
sebagai berikut: penguatan, motivasi, komentar dan ke-
1. Menyampaikan beberapa tuju- simpulan dari siswa yang telah maju serta
an pembelajaran dan mengenalkan serta memberikan kesempatan bertanya kepada
menjelaskan model pembelajaran TPS saat siswa mengenai kendala-kendala saat me-
diaplikasikan pada pembelajaran. lakukan Public Speaking dan memberikan
2. Menerapkan model pembelajaran solusi mengenai kesulitan tersebut.
TPS dengan membagi siswa secara berpa-
sangan, memberi tema dan memberikan c. Pengamatan Keterampilan Siswa
arahan cara dalam berbicara di depan pub- Hasil pengamatan keterampilan ko-
lik, diberikan kepada setiap siswa untuk munikasi siswa merupakan tes proses siswa
difahami (think), siswa membahasnya dalam berkomunikasi. Peneliti telah men-
dan melatihnya secara berpasangan untuk gamati setiap siswa dalam proses komuni-
membawakan acara (talk), setelah memba- kasi saat maju public speaking. Penyajian
has secara berpasangan siswa memprak- data hasil Post Test secara kumulatif ada-
tikkan membawakan acara di depan kelas lah sebagai berikut:
Penampilan
Tabel 5.4.1 Tabel penampilan

Interval Kategori Jumlah Prosentase


Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
85-100 Sangat Baik 2 8.3%
69-84 Baik 12 50%
53-68 Cukup 7 29.2 %
37-52 Kurang 3 12.5 %
20-36 Tidak baik 0 0%

Hasil pengamatan tentang penampi- tidak ada siswa yang masuk dalam kategori
lan dapat disimpulkan bahwa, penampilan tidak baik.
siswa dengan kategori sangat baik yaitu
8,3% atau 2 siswa yang masuk dalam ka- 2. Sikap tubuh
tegori ini, perolehan 50% atau 12 siswa Data yang diperoleh dari hasil pen-
dengan kategori baik, 29,2% atau 7 siswa gamatan diketahui bahwa sikap tubuh sis-
dengan kategori cukup, 12,5% atau seba- wa dikategorikan baik. Hal tersebut sesuai
nyak 3 siswa dengan kategori kurang dan dengan tabel di bawah ini :
130
Philosophica Vol II No. 2, Desember 2019

Dalam penerapan Metode TPS di pat disimpulkan bahwa dalam penerapan-


Kelas XII Bahasa SMA N 2 Ungaran, di- nya, T i d a k a d a m o d e l p e m -
temukan hasil yang dapat di jadikan bahan belajaran yangsempurna
pertimbangan bagi guru jika di kemudian akan tetapi yang harus dilihat adalah se-
hari akan menerapkan metode pembelaja- jauh mana penerapan model pembelajaran
ran ini. Terdapat beberapa keunggulan me- tersebut memberikan manfaat terhadap
tode TPS, antara lain: pencapaian tujuan pembelajaran. Secara
Dapat menumbuhkan keaktifan sis- umum keterampilan komunikasi dan
wa dalam pembelajaran hasil belajar dengan menerapkan
Memperbaiki cara berfikir dan ko- model Think-Pair-Share atau TPS pada to-
munikasi siswa saat pembelajaran berlang- pik public speaking lebih baik dibanding-
sung karena siswa dituntut untuk aktif kan dengan keterampilan komunikasi siswa
berdiskusi dan berlatih tanpa menggunakan model pembelajaran.
Memberikan kesempatan kepada Berdasarkan penelitian tindakan ke-
siswa secara menyeluruh terlibat secara las yang telah dilakukan oleh peneliti dapat
langsung dalam proses pembelajaran serta diketahui bahwa penerapan model pembe-
pembentukan mental siswa. lajaran TPS pada topik public speaking me-
Setiap siswa mengetahui penguasaan rupakan model pembelajaran yang efektif
terhadap apa yang disampaikan serta men- karena dapat meningkatkan keterampilan
getahui kemampuan komunikasi di depan komunikasi siswa kelas XII Bahasa SMA N
umum. 2 Ungaran.
Meningkatkan antusiasme siswa dan
motivasi siswa dalam proses pembelajaran SIMPULAN
dan secara ideal dapat meningkatkan kete- Dari pelaksanaan penelitian dapat disim-
rampilan komunikasi siswa. pulkan sebagai berikut:
Di sisi lain, ditemukan juga kelema- Secara umum keterampilan ko-
han penggunaan metode TPS, yaitu: munikasi dengan menerapkan model
Penerapan model TPS memerlukan Think-Pair-Share atau TPS pada topik pub-
waktu yang cukup lama sehingga dibutuh- lic speaking lebih baik dibandingkan den-
kan manajemen waktu yang tepat agar seti- gan keterampilan komunikasi siswa tanpa
ap tahapan berjalan dengan baik. menggunakan model pembelajaran.
Diperlukan latihan secara intensif Penerapan model pembelajaran TPS
dan bertahap saat share agar dalam public pada topik public speaking merupakan model
speaking dapat berjalan secara baik dan ke- pembelajaran yang efektif karena dapat
terampilan komunikasi bisa lebih baik. meningkatkan keterampilan komunikasi
Diperlukan penjelasan dan pemaha- siswa kelas XII Bahasa SMA N 2 Ungaran.
man secara menyeluruh agar setiap taha- Kenaikan yang signifikan pada ke-
pan dimengerti dan dipahami oleh siswa. mampuan public speaking siswa SMA N 2
Saat berjalannya pairing atau ber- Ungaran terdapat pada indikator kelan-
pasangan untuk berdiskusi dan latihan, caran berbicara dan postur tubuh sebesar
didominasi oleh siswa yang menonjol atau 0.68 poin. Sedangkan kenaikan terendah
aktif sedangkan siswa lainnya bersifat pasif. terjadi pada indikator penguasaan materi
Berdasarkan uraian di atas maka da- yaitu 0.40 poin.
Philosophica Vol II No. 2, Desember 2019 131

DAFTAR PUSTAKA Iru, La dan Arihi. 2012. Analisis Penerapan


Pendekatan. Metode, Strategi dan
Arianti, Peni. 2011. Pengaruh Penera- Model-Model Pembelajaran. Yogyakarta : Multi
pan Pembelajaran Kooperatif Tipe Presindo
THINK Khan, Yahya. 2010. Pendidikan Karakter Ber-
PAIR SHARE (TPS) Terhadap Hasil Bela- basis Potensi Diri. Yogyakarta : Pelangi
jar Siswa SMA N 8 Surakarta. Skripsi. Publishing
Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Sirait, Charles Bonar. 2012. Public Speak-
Badudu, Rendra dan Shinta Dewi. 2012. ing For Teacher. Jakarta : Gramedia
Bukan Pidato dan MC Biasa, Trianto. 2012. Penelitian Tindakan Kelas
Seni Praktik Public Speaking Super Dahsyat. Teori dan Praktek. Jakarta: Prestasi
Yogyakarta: Pustaka Cerdas Pustakarya.

You might also like