Professional Documents
Culture Documents
Artikel Think Pair Share Fiks
Artikel Think Pair Share Fiks
Artikel Think Pair Share Fiks
2, Desember 2019
Abstract
Public Speaking has a learning goal which is to form students' soft skills in communicating
in public. The way that can be used as a stimulus to improve students' communication
skills in public is to choose the right learning model that is Think-Pair-Share to be
applied in the learning process. The subjects of this study were 24 Language Class
students at SMA N 2 Ungaran. The research procedure consists of two cycles covering
planning, implementation, observation, and reflection. Data collection instruments are
questionnaires, skills assessment sheets, evaluation materials, and observation sheets of
student activities. The results of this study shows that in general, communication skills by
applying Think-Pair-Share or TPS models on public speaking topics are better for student
communication skills without using learning models. The application of the TPS learning
model on the topic of public speaking is an effective learning model because it can
improve the communication skills of students of Language Class at SMA N 2 Ungaran.
A significant increase in the public speaking ability of SMA N 2 Ungaran students was
found in the indicators of fluency in speaking and body posture of 0.68 points. While the
lowest increase occurred in the indicator of material mastery that is 0.40 points.
dari itu retorika mempunyai suatu tujuan speaking. Menurut Iru, (2012: 60) Tipe
untuk mengajak, mempengaruhi, membe- TPS atau berfikir berpasangan berbagi
rikan keyakinan pendengar atas suatu merupakan jenis pembelajaran kooperatif
pembicaraan, informasi, gagasan pembi- yang dirancang untuk mempengaruhi pola
cara sehingga dapat memberikan informa- interaksi siswa. Model TPS merupakan
si, gagasan secara jelas dan benar. Fungsi model pembelajaran kooperatif yang dila-
retorika yang dikemukakan oleh Rakhmat kukan dengan berpasangan dari masing-
dalam Badudu (2012:11) yaitu bidang studi masing siswa agar terciptanya interaksi
komunikasi yang turut mengalami perkem- dalam proses belajar.
bangan dalam ilmu komunikasi. Abad ke- Berdasarkan definisi diatas mo-
20 retorika mulai bergeser dan digantikan del pembelajaran TPS merupakan model
dengan istilah speech communication atau pub- pembelajaran kooperatif yang dirancang
lic speaking, (Badudu, 2012:11). untuk mengefektifkan pola diskusi kelas
Beberapa sekolah berminat untuk serta untuk memberikan pola interaksi
mengadakan pelatihan Public Speaking da- komunikasi yang baik dalam kelompok
lam kegiatan ekstrakurikuler. Akan tetapi, atau pasangannya sehingga tercipta inter-
dalam pelaksanaan ekstrakurikuler tersebut aksi komunikasi antar siswa dalam suatu
ada beberapa kendala yang dihadapi oleh kelompok. Iru (2012: 60-61) mendiskripsi-
sekolah, seperti, kurangnya sumber daya kan fase atau langkah dalam mengaplikasi-
manusia (SDM) untuk menangani kegiatan kan model pembelajaran TPS yaitu sebagai
tersebut. Selain itu, sumber daya manusia berikut: (1)Berfikir (Think): Langkah per-
yang ada kurang memenuhi standar kualifi- tama yaitu berfikir, guru memberikan lem-
kasi untuk memfasilitasi kegiatan ekstraku- bar yang berisi informasi kepada siswa dan
rikuler. Apabila bisa menemukan sumber mereka diberikan waktu dalam beberapa
daya manusia dengan kualifikasi yang baik, menit untuk berfkir sekaligus menjawab-
sering kali sekolah tidak punya cukup dana nya, (2) Berpasangan (Pair): Guru meminta
untuk membiayai instruktur. Selain itu, ke- siswa untuk berpasangan dan mendisku-
giatan ekstrakurikuler ini juga kurang pemi- sikan jawaban dari masing-masing siswa.
natnya, disinyalir karena kegiatan tersebut Interaksi selama waktu yang disediakan da-
dikemas kurang menarik. Dikarenakan be- pat menyatukan jawaban siswa, (3) Berbagi
berapa permasalahan diatas, pihak sekolah (Sharing): Langkah terakhir yaitu berbagi,
melaporkan bahwa kegiatan ekstrakuri- guru meminta siswa yang berpasangan
kuler tersebut tidak berjalan dengan baik untuk berbagi informasi dengan siswa ke-
sehingga tujuan kegiatan untuk mening- las lainnya mengenai hasil diskusi yang te-
katkan kemampuan public speaking siswa lah dilakukan.
tidak tercapai. Oleh karena itu, perlu dicari Model pembelajaran TPS merupa-
solusi terhadap permasalahan tersebut agar kan strategi diskusi untuk meningkatkan
tujuan sekolah dapat dicapai. partisipasi siswa, model pembelajaran
Salah satu solusi yang bisa di aplika- diskusi kelas mempunyai keuntungan
sikan adalah dengan menggunakan metode dan kelemahan, menurut Suryosubroto
Think-Share-Pair dimana siswa dapat me- dalam Trianto (2012: 134) terdapat be-
latih kemampuan public speaking mereka berapa keuntungan antara lain yaitu : me-
tanpa perlu pendampingan sehingga da- libatkan seluruh siswa dalam KBM, setiap
pat menjadi solusi kurangnya dana untuk siswa dapat menguji tingkat pengetahuan
instruktur kegiatan ekstrakulikuler public dan penguasaan bahan masing-masing,
124
Philosophica Vol II No. 2, Desember 2019
speaking yang berorientasi pada keterca- memahami materi. Keterampilan siswa da-
paian tujuan pembelajaran yaitu siswa lam proses komunikasi dilakukan dengan
terampil dalam berkomunikasi di depan menggunakan rubrik pedoman observasi.
umum. Pengamatan keterampilan ini ter-
diri dari 9 indikator, skor tertinggi 5 dan
Hasil Penelitian Siklus I skor terendah 1. Indikator penilaian pada
Perencanaan lembar observasi siswa antara lain:
Tahapan perencanaan dalam siklus I
yaitu dimulai dengan berkoordinasi dengan Penampilan
guru mengenai konsep pelaksanaan, yaitu Sikap tubuh
dari kegiatan awal, kegiatan inti sampai Pandangan mata
dengan kegiatan akhir selanjutnya mem- Volume suara dan penggunan intonasi
persiapkan instrumen penelitian untuk Kelancaran berbicara
siklus I dan menyusun rencana pelaksa- Penguasaan materi dan improvisasi
naan pembelajaran. Ekspresi wajah
b. Pelaksanaan Ketepatan waktu
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 Diksi dan tata bahasa
Mei 2019 di mulai dengan memberikan
penjelasan tujuan kehadiran peneliti Hasil dari pre-test siswa akan di jelas-
c. Pengamatan kan sebagai berikut:
Kegiatan pengamatan dilakukan da-
lam bentuk Pre Test untuk mengetahui Penampilan
sejauh mana keterampilan siswa dalam
Hasil pengamatan tentang penampi- tidak ada siswa yang masuk dalam kategori
lan dapat disimpulkan bahwa, penampilan tidak baik.
siswa dengan kategori sangat baik yaitu 2. Sikap tubuh
0% atau tidak ada siswa yang masuk dalam Data yang diperoleh dari hasil penga-
kategori ini, perolehan 29,2% atau 7 siswa matan diketahui bahwa sikap tubuh siswa
dengan kategori baik, 50% atau 12 siswa dikategorikan cukup. Hal tersebut sesuai
dengan kategori cukup, 20,8% atau seba- dengan tabel di bawah ini:
nyak 5 siswa dengan kategori kurang dan
126
Philosophica Vol II No. 2, Desember 2019
3.Pandangan mata
Tabel 5.3.3 Pandangan Mata
Hasil pengamatan tentang Volume 7 siswa dengan kategori kurang dan tidak
suara dan penggunaan intonasi dapat di- ada siswa yang masuk dalam kategori tidak
simpulkan bahwa, siswa dengan kategori baik.
sangat baik yaitu 8,3% atau sebanyak 2
siswa, perolehan 12,5% atau 3 siswa den- 5. Kelancaran Berbicara
gan kategori baik, 50% atau 12 siswa den- Tabel 5.3. 5. Kelancaran Berbicara
gan kategori cukup, 29,2% atau sebanyak
Interval Kategori Jumlah Prosentase
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
85-100 Sangat Baik 2 8.3%
69-84 Baik 6 25%
53-68 Cukup 8 33.3 %
37-52 Kurang 6 25%
20-36 Tidak baik 2 8.3%
7. Ekspresi wajah
Tabel 5.3.7 Ekspresi wajah
Interval Kategori Jumlah Prosentase
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
85-100 Sangat Baik 0 0%
69-84 Baik 8 33.3%
53-68 Cukup 12 50 %
37-52 Kurang 4 20%
20-36 Tidak baik 0 0%
128
Philosophica Vol II No. 2, Desember 2019
Hasil pengamatan tentang Ekspresi dengan kategori baik, 50% atau 12 siswa
wajah dapat disimpulkan bahwa, penampi- dengan kategori cukup, 20% atau sebanyak
lan siswa dengan kategori sangat baik yaitu 4 siswa dengan kategori kurang dan tidak
0% atau tidak ada siswa yang masuk dalam ada siswa yang masuk dalam kategori tidak
kategori ini, perolehan 33.3% atau 8siswa baik.
8. Ketepatan Waktu
Tabel 5.3. 8. Ketepatan Waktu
Interval Kategori Jumlah Prosentase
Skor Kategori Frekuensi Persentase (%)
85-100 Sangat Baik 2 8.3%
69-84 Baik 6 25%
53-68 Cukup 8 33.3%
37-52 Kurang 6 25%
canaan dilakukan dengan menyiapkan ma- dengan acara formal atau non formal (sha-
teri tentang TPS yang akan di sampaikan re).
ke siswa. 3. Setelah kegiatan TPS berlang-
b. Tindakan sung setiap siswa memberikan komen-
Tindakan pada siklus II terbagi tar kepada siswa yang telah maju untuk
menjadi dua pertemuan, dengan rincian dijadikan koreksi dan peneliti memberikan
sebagai berikut: penguatan, motivasi, komentar dan ke-
1. Menyampaikan beberapa tuju- simpulan dari siswa yang telah maju serta
an pembelajaran dan mengenalkan serta memberikan kesempatan bertanya kepada
menjelaskan model pembelajaran TPS saat siswa mengenai kendala-kendala saat me-
diaplikasikan pada pembelajaran. lakukan Public Speaking dan memberikan
2. Menerapkan model pembelajaran solusi mengenai kesulitan tersebut.
TPS dengan membagi siswa secara berpa-
sangan, memberi tema dan memberikan c. Pengamatan Keterampilan Siswa
arahan cara dalam berbicara di depan pub- Hasil pengamatan keterampilan ko-
lik, diberikan kepada setiap siswa untuk munikasi siswa merupakan tes proses siswa
difahami (think), siswa membahasnya dalam berkomunikasi. Peneliti telah men-
dan melatihnya secara berpasangan untuk gamati setiap siswa dalam proses komuni-
membawakan acara (talk), setelah memba- kasi saat maju public speaking. Penyajian
has secara berpasangan siswa memprak- data hasil Post Test secara kumulatif ada-
tikkan membawakan acara di depan kelas lah sebagai berikut:
Penampilan
Tabel 5.4.1 Tabel penampilan
Hasil pengamatan tentang penampi- tidak ada siswa yang masuk dalam kategori
lan dapat disimpulkan bahwa, penampilan tidak baik.
siswa dengan kategori sangat baik yaitu
8,3% atau 2 siswa yang masuk dalam ka- 2. Sikap tubuh
tegori ini, perolehan 50% atau 12 siswa Data yang diperoleh dari hasil pen-
dengan kategori baik, 29,2% atau 7 siswa gamatan diketahui bahwa sikap tubuh sis-
dengan kategori cukup, 12,5% atau seba- wa dikategorikan baik. Hal tersebut sesuai
nyak 3 siswa dengan kategori kurang dan dengan tabel di bawah ini :
130
Philosophica Vol II No. 2, Desember 2019