Professional Documents
Culture Documents
Integrasi Manajemen Perubahan Pada Proyek Lean Six Sigma Dalam Peningkatan Mutu Dan Kinerja Perusahaan
Integrasi Manajemen Perubahan Pada Proyek Lean Six Sigma Dalam Peningkatan Mutu Dan Kinerja Perusahaan
Integrasi Manajemen Perubahan Pada Proyek Lean Six Sigma Dalam Peningkatan Mutu Dan Kinerja Perusahaan
113-120
Abstract
PT X is a small enterprise producing various types of jute fabric products. As a traditional business, the
company still largely rely on the handiness and crafting skills from their workers. Whilst the business
competition increases, PT X requires to strengthen the business by improving product quality in an
efficient way. Besides high level of defects, PT X has also non-value-added activities in their production
resulting in high overtime hours of their workers. Although PT X considers the overtime is acceptable to
achieve the production target, there is room for improvement to reduce the defects as well as to
shorten the production lead time. This paper aims to tackle the inefficiency and quality of the company.
Lean six sigma is proposed to improve the condition and change management is implemented to
ensure the commitment and participation of all staff for the success of change. Hence, this paper
proposes the combination of change management and lean six sigma to improve production quality,
lead time and staff participation. Combining DMAIC methods with change management, a methodology
called DMA(C)IC is used with the middle C is for change. The implementation of the integration
between change management in lean six sigma has resulted in the reduced number of defects and
shorter lead time and the awareness of the workers to improve their working behavior.
Keywords: change management, lean six sigma, defects, DMAIC, quality improvement
Abstrak
PT X merupakan usaha kecil yang memproduksi berbagai jenis olahan kain goni. Sebagai usaha yang
bersifat tradisional, perusahaan masih menekankan pada kemampuan kerajinan tangan yang
didasarkan pada keahlian para pekerjanya. Dengan meningkatnya kompetisi usaha, PT X harus terus
memperkuat usahanya dengan meningkatkan mutu produk secara efisien. PT X masih memiliki jumlah
cacat produk yang tinggi disertai waktu produksi yang panjang. Banyaknya aktivitas yang tidak
memberikan nilai tambah membuat para pekerja di PT X sering lembur. Meskipun PT X menganggap
hal tersebut biasa dan tidak menjadi prioritas sejauh target produksi tercapai, terdapat ruang untuk
perbaikan dalam permasalahan ini. Artikel ini bertujuan untuk memetakan permasalahan efisiensi dan
peningkatan mutu produk secara sekaligus. Lean six sigma digunakan untuk menyelesaikan
permasalahan ini dan manajemen perubahan digunakan untuk memastikan komitmen dan partisipasi
seluruh pegawai dari setiap lini untuk keberhasilan perubahan. Oleh karena itu, integrasi manajemen
perubahan dalam proyek lean six sigma ditawarkan agar perusahaan dapat memperbaiki mutu, waktu
produksi dan partisipasi pegawai secara menyeluruh. Metodologi yang mengombinasikan DMAIC
dengan manajemen perubahan digunakan dengan metodologi yang disebut DMA(C)IC, dengan C di
tengah berarti “change”. Implementasi integrasi manajemen perubahan dalam lean six sigma
menghasilkan penurunan cacat, waktu produksi dan peningkatan kesadaran pegawainya untuk
memperbaiki kondisi kerjanya.
Kata kunci: manajemen perubahan, lean six sigma, cacat, DMAIC dan perbaikan mutu
113
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v10i2.4064.113-120
114
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v10i2.4064.113-120
filosofi lean dan six sigma merupakan suatu perbaikan, dan perbandingan kondisi sebelum
metode yang melengkapi satu sama lain. perbaikan dan setelah perbaikan.
Penerapan lean atau six sigma saja ditengarai
oleh Arneither & Maleyef (2005) tidak terlalu Metodologi
efektif jika diterapkan secara luas dalam Metode penelitian terdiri dari tiga bagian
organisasi. Selain itu, Salah, Rahim, & besar yaitu tahap pendahuluan, tahap
Carretero (2010) menyebutkan bahwa lean six implementasi model manajemen perubahan
sigma merupakan metode yang saling dan lean six sigma, serta tahap kesimpulan
melengkapi dan diterima secara luas oleh dan saran.
perusahaan yang mengejar keunggulan Tahap pendahuluan terdiri dari 5 aktivitas
operasional dan layanan. Kedua metode yaitu studi lapangan, penentuan topik,
tersebut akan menghasilkan metode yang identifikasi masalah, studi literatur, dan sintesis
sangat kuat ketika mereka saling berintegrasi. penelitian.
Penerapan manajemen perubahan Tahap implementasi penelitian merupakan
merupakan hal yang sangat relevan dalam penggabungan model manajemen perubahan
transformasi dan proyek perbaikan. Gupta dan lean six sigma. Model manajemen
(2011) menjelaskan secara rinci relevansi perubahan yang digunakan adalah model
proses transformasi model perubahan (Lewin, perubahan manajemen Kotter dan Lewin yang
1951) maupun (Kotter, 1995) dengan kedua metode tersebut digabungkan dengan
perubahan organisasi. Gupta menegaskan metode DMAIC pada lean six sigma. Tabel 1
kekuatan model perubahan Kotter maupun menunjukkan penggabungan metode
Lewin yang dapat digabungkan dalam sebuah manajemen perubahan dengan lean six sigma
matriks. Pada pendidikan tinggi, Hess & DMAIC.
Benjamin (2015) menyatakan bahwa
penerapan lean six sigma di mempengaruhi Tabel 1. Penggabungan model manajemen
perubahan budaya, sejauh adanya perubahan dan metode DMAIC
pengelolaan bersama dan partisipasi dosen Lewin Kotter D M A I C
dan karyawan. Studi empiris yang dilakukan Un- Menumbuhkan
freezing rasa urgensi ✔ ✔
Hudnurkar & Ambekar (2019) menunjukkan
Menciptakan
bahwa kegagalan proyek Six Sigma ✔
koalisi pengarah
diakibatkan karena dukungan manajemen Membangun visi
yang lemah, kurangnya pengelolaan dan strategi
✔ ✔
perubahan dan belum matangnya organisasi. Changing Mengomunikasikan
Berdasarkan studi terdahulu yang visi yang telah ✔ ✔
kontekstual dengan permasalahan yang terjadi berubah
Pemberdayaan
di PT X, perlu adanya perbaikan dengan
pekerja
✔ ✔
metode yang tepat. Pendekatan lean six sigma Membangkitkan
diharapkan dapat digunakan untuk analisis kemenangan ✔ ✔
perbaikan serta mengurangi waste yang jangka pendek
dihasilkan di PT X salah satunya yang menjadi Mengonsolidasikan
masalah utama yaitu defect product. keuntungan lebih ✔
lanjut
Kemudian, pendekatan manajemen perubahan Re- Menancapkan ✔ ✔
diharapkan menjadi gaya pendorong proyek freezing pendekatan baru
perbaikan yang akan dilakukan di PT X,
sehingga kedua metode ini dapat menjadi Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa
metode yang tepat untuk menjawab sebenarnya penggabungan model manajemen
permasalahan yang ada di PT X. Berdasarkan perubahan secara definisi bersinggungan
paparan hasil identifikasi yang telah dengan lean six sigma DMAIC. Tahapan
dijabarkan, maka dapat dibuat beberapa model perubahan Kotter ini memperlihatkan
rumusan masalah yaitu hal apa saja yang langkah-langkah metode perubahan yang lebih
perlu dilakukan dalam menerapkan terperinci. Hal tersebut sesuai dengan metode
manajemen perubahan terhadap proyek lean DMAIC yang secara khusus memberikan
six sigma, pengaruh terhadap proyek tahapan dalam meraih keunggulan proyek
perbaikan.
115
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v10i2.4064.113-120
• Apakah hal-hal tersebut berpengaruh atau tim koalisi pengarah kuat yang bertujuan
terhadap keuntungan perusahaan. mengarahkan perubahan yang direncanakan
• Apakah Anda ingin mengubah sehingga perubahan itu akan berdampak
ketidaksesuaian hal tersebut. signifikan.
Berdasarkan hasil pengamatan awal
Setelah dilakukan proses wawancara pemimpin bertindak sebagai perencana,
informal terhadap seluruh responden yaitu sedangkan pekerja bertugas sebagai
pemimpin dan pekerja, diperoleh bahwa pelaksana. Dalam situasi awal, kurangnya
seluruh responden ingin mengubah koordinasi dan komunikasi mengakibatkan
ketidaksesuaian proses bekerja. Alasan-alasan ketidakjelasan instruksi kerja dan kurangnya
seperti profit yang belum maksimal, tidak pengawasan dalam bekerja. Padahal,
jelasnya instruksi kerja bahkan lingkungan manajemen perubahan akan optimal jika
kerja yang tidak baik banyak dikemukakan kemampuan komunikasi dilakukan secara
oleh responden. Dari hasil wawancara ini efektif dan adanya komitmen terhadap
memperlihatkan bahwa penciptaan motivasi pengembangan individu yang terlibat saat
pekerja dan pemimpin sudah muncul untuk pengambilan keputusan untuk perubahan.
melakukan perubahan. Menindaklanjuti hal tersebut dibuatlah tim
Untuk memperlihatkan bahwa PT X berada koalisi pengarah yang terdiri dari pemimpin
pada situasi krisis, perlu ditambahkan masalah dan pengawas produksi. Pengawas produksi
yang terjadi di kegiatan proses produksi ini dipilih oleh pemimpin yang membantu
dengan cara identifikasi aliran proses. Proses memantau, memeriksa serta memberikan
identifikasi dalam penelitian ini menggunakan informasi atas segala perintah pimpinan
value stream mapping untuk ketiga produk terhadap kinerja lainnya. Pemimpin tim koalisi
yang diamati, kemudian persentase cacat, sebaiknya fokus dalam proses pengawasan
DPMO (defect per million opportunities) dan dan rencana kerja. Namun pada hakikatnya
nilai sigma yang dihasilkan dari proses awal pembentukan tim koalisi pengarah harus
sebelum dam sesudah perbaikan dilakukan. memiliki peran kritis dan aktif, oleh karena itu
Rasa puas diri merupakan kesalahan dalam membentuk tim koalisi pengarah
umum yang sering terjadi dalam proses disarankan lebih selektif pemilihannya, karena
perubahan. Tabel 2 memperlihatkan bahwa tidak semua karyawan PT X memiliki peran
proses produksi di PT X berada di kondisi yang dibutuhkan dalam pembentukan tim
krisis, bahkan jauh dari efektif dan efisien. perubahan.
Setelah dibentuk tim koalisi pengarah
Tabel 2. Data proses produksi sebelum kondisi selanjutnya adalah penentuan visi misi. Visi
perubahan dan perbaikan akan menggambarkan cita–cita, impian, tujuan
Indikator Tas jinjing Tas jinjing Karung di masa depan dari suatu organisasi atau
gambar kopi perusahaan yang harus di capai, begitu pula
VA 6,96 jam 7,20 jam 6,69 jam
misi merupakan strategi–strategi guna
NVA 1,24 jam 1,36 jam 1,38 jam
% Cacat 19 % 29 % 32 % merealisasikan visi yang telah ditetapkan.
DPMO 65555,65 68250 80000 Visi dan misi ditetapkan berdasarkan hasil
Nilai sigma 3.010 2,989 2,945 diskusi bersama, kualitas menjadi landasan
utama dalam pembentukan visi. Dengan
Situasi seperti ini akan berdampak positif diskusi bersama, maka visi dan strategi
bagi proses perubahan, karena tekanan untuk organisasi ini diharapkan mampu menjadi
proses perubahan akan lebih besar selama pedoman pelaksanaan kegiatan proses
lingkungan tersebut mengalami situasi krisis, produksi di PT X yang dijalankan secara
atau dapat dikatakan bahwa waktu terbaik konsisten.
melakukan perubahan adalah pada saat
terjadinya krisis. Changing
Dalam menciptakan suatu perubahan yang Setelah terbentuknya tim koalisi yang
signifikan akan sulit untuk dilakukan, oleh dipimpin oleh pemimpin PT X dan
karena itu diperlukan dukungan dan motivasi beranggotakan satu orang sebagai tangan
besar guna menerapkan proses perubahan kanan pemimpin diharapkan dapat
tersebut. Perlu adanya dukungan yang terarah mempermudah proses komunikasi pemimpin
117
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v10i2.4064.113-120
terhadap bawahannya, salah satunya adalah pemimpin dan pekerja saja, tetapi PT X juga
mengkomunikasikan visi misi yang telah merasakan akan keuntungannya, contoh
berubah, sehingga memiliki pemahaman visi bentuk keuntungannya dapat dilihat dalam
dan strategi PT X yang sama dalam mencapai Tabel 4, seperti rasio cacat yang berkurang
tujuannya. Dalam penelitian ini juga dibuat dan nilai sigma yang bertambah. Namun
aliran informasi sebagai bentuk komunikasi perubahan yang benar-benar nyata tidak
dengan media formulir guna untuk penunjang terjadi dalam waktu yang singkat.
proses produksi seperti formulir target kerja Kemenangan jangka pendek hanya
dan rencana, formulir produk cacat, formulir merupakan tahap awal dari apa yang perlu
inspeksi alat dan formulir produksi. Semua dilakukan untuk mencapai perubahan jangka
formulir memiliki fungsinya masing-masing dan panjang, maka dari itu sangatlah penting untuk
diharapkan menjadi salah satu bentuk terus mengonsolidasikan keuntungan atau
komunikasi secara tidak langsung dari keberhasilan jangka pendek sebagai catatan-
pimpinan ke bawahannya. catatan dari setiap proses perubahan ke arah
Perbaikan dan perubahan akan berdampak yang lebih baik lagi.
signifikan jika semua terlibat dan berperan aktif
secara umum dan luas. Aksi pemberdayaan Tabel 3. Peranan seluruh karyawan terhadap
karyawan secara luas berarti upaya untuk perbaikan proses produksi di PT X
membuat karyawan menjadi lebih berdaya dan Jabatan Peran aktif dalam perbaikan proses
produksi
mendorong mereka menjadi lebih terlibat
Pemimpin Merumuskan dan
dalam pengambilan keputusan yang berkaitan mengimplementasikan hal-hal yang
dengan pekerjaannya. dapat meningkatkan keefektifan dan
Dalam proses perbaikan seluruh karyawan efisien kegiatan produksi
dan pemimpin berperan aktif guna membuat Operator Merancang stasiun kerja cutting yang
proses produksi lebih baik menjadi lebih efektif cutting baik agar kinerja pekerja efektif
Operator Memberikan ide mengenai
dan efisien. Berikut merupakan peranan sablon pembuatan formulir kegiatan proses
seluruh responden yang di bagi berdasarkan produksi
divisi proses produksi terhadap perbaikan Operator Memberikan ide mengenai
proses produksi di PT X melalui metode jahit pengecekan jarum secara berkala dan
brainstorming. tata letak alat proses jahit
Operator Memberi gagasan dalam pembuatan
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa
finishing prosedur kerja di proses finishing
seluruh karyawan yang terlibat lebih berdaya
lebih dapat menuangkan gagasannya untuk Tabel 4. Data proses produksi untuk semua produk
menjadi kenyataan, hal ini akan menimbulkan setelah kondisi perubahan dan perbaikan
meningkatkan motivasi atau rasa kepemilikan Indikator Tas jinjing Tas jinjing Karung
yang lebih atas raihan pekerjaan yang mereka performa bergambar Kopi
lakukan. proses
Setelah berbagai perbaikan dilakukan serta VA 6,67 jam 6,91 jam 6,67 jam
NVA 1,36 jam 1,55 jam 1,26 jam
diimplementasikan, berikutnya adalah memberi
% Cacat 13 % 18 % 14 %
keyakinan serta kepastian atas bukti DPMO 49167 55039 53498
keberhasilan raihan yang telah dicapai. Bukti Nilai
3,20 3,06 3,19
atas raihan pencapaian ini dapat dilihat di sigma
Tabel 4.
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa Pada dasarnya fase ini adalah
performansi proses untuk semua produk yang mengimplementasikan perubahan yang ditarik
diamati di PT X lebih baik jika dibandingkan dari berbagai perencanaan di fase
kondisi sebelum perubahan dan perbaikan. sebelumnya. Proses perubahan yang
Meskipun nilai NVA cenderung bertambah tapi menyangkut desain untuk menggerakkan
jam kerja karyawan cenderung menurun atau organisasi dari keadaan sekarang yaitu
berjalan normal. Normal yang dimaksud keadaan dimana banyak dihasilkannya waste
adalah karyawan atau pekerja tidak mengalami menuju ke keadaan yang akan datang atau
jam lembur dalam melakukan kegiatan proses yang diharapkan yaitu memproduksi sedikit
produksi. Kemenangan jangka pendek tidak waste.
hanya membawa dampak positif untuk moral
118
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v10i2.4064.113-120
119
DOI: https://doi.org/10.26593/jrsi.v10i2.4064.113-120
menjadi standar atau awalan untuk adalah defect yang menjadi fokus utama
melanjutkan pola yang lebih baik lagi. perbaikan pada proyek lean six sigma.
Pada umumnya dalam fase ini berisikan 3. Proses perubahan dan perbaikan yang
tentang memperkuat usaha-usaha yang telah berlangsung memberikan dampak positif
dilakukan dikuatkan kembali. Hal ini akan bagi karyawan dan PT X itu sendiri.
seperti menjaga serta melanjutkan momentum Perbandingan performa proses produksi
yang sudah terjalin berlangsung baik pada setelah perubahan dan perbaikan lebih baik
proses perubahan. Namun fase ini juga seperti jika dilihat dari nilai value added, non value
yang dibahas sebelumnya merupakan kondisi added, persentase cacat, nilai DPMO dan
rawan, maka dari itu jika tidak dijaga dan nilai sigma.
dipelihara besar kemungkinan setiap individu
untuk kembali pada metode dan perilaku Daftar Pustaka
sebelumnya. Terdapat dua usaha yang Arneither, E.D., & Maleyeff, J. (2005). The
seharusnya dilakukan pemimpin untuk Integration of Lean Management and Six
menjaga momentum ini yaitu memberikan Sigma. The TQM Magazine, 17(1), 5-8.
dukungan penuh pada tim koalisi perubahan Gupta, P. (2011). Leading Innovation Change -
dan membantu karyawan lebih menyesuaikan The Kotter Way. International Journal of
dengan kondisi yang sekarang, karena dalam Innovation Science, 3, 141-149.
evaluasi tahapan ini terdapat beberapa orang Hess, J. D., & Benjamin, B. A. (2015). Applying
yang memiliki tingkat resistensi tinggi dapat Lean Six Sigma within the University:
dilihat pada Tabel 5, individu-individu seperti Opportunities for Process Improvement and
itu perlu perlakukan khusus sehingga untuk Cultural Change. International Journal of
menjalankan misi demi tercapainya visi yang Lean Six Sigma, 6(3), 249-262.
ditetapkan. Hudnurkar, M., Ambekar, S., & Bhattacharya,
Bagi usaha kecil seperti PT X, upaya S. (2019). Empirical analysis of Six Sigma
melakukan manajemen perubahan bukan hal Project Capability Deficiency and Its Impact
yang mudah. Peningkatan partisipasi on Project Success. The TQM Journal,
karyawan di tingkat operator memerlukan 31(3), 340-358.
pendekatan yang terus menerus dengan Kotter, J.P. (1996). Leading Change. Boston:
menekankan manfaat bagi karyawan sendiri. Harvard Business School Press.
Pentingnya pendampingan oleh tim koalisi dan Lertwattanapongchai, S. & Swierczek, F.W.
bukti nyata bagi para karyawan itu sendiri bisa (2016). Assesing the Change Process of
menjadi momentum perbaikan yang dapat Lean Six Sigma. International Journal of
bersifat jangka panjang. Lean Six Sigma, 5(4), 423-443.
Noori, B., & Latifi, M. (2018). Development of
Kesimpulan Six Sigma Methodology to Improve
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat Grinding Processes: A Change
ditarik kesimpulan sebagai berikut: Management Approach. International
1. Hal-hal yang berpengaruh dalam Journal of Lean Six Sigma, 9(1), 50-63.
penerapan manajemen perubahan Pepper, M., & Spedding, T. (2010). The
terhadap proyek perbaikan lean six sigma Evolution of Lean Six Sigma. International
adalah menciptakan rasa urgensi, Journal of Quality and Reliability
membentuk tim koalisi, membangun visi Management, 27(2), 138-298.
dan misi, mengomunikasikan visi, Pyzdek, T. (2003). The Six Sigma Handbook
pemberdayaan pekerja, membangkitkan Revised and Expanded. McGraw-Hill.
kemenangan jangka pendek, Robbins, S.P. (2001). Organizational
mengonsolidasikan keuntungan, dan Behaviour. New Jersey: Prentice Hall
menancapkan pendekatan baru ke dalam International.
budaya. Salah, S., Rahim, A., & Carretero, J, A. (2010).
2. Pada proses penerapan manajemen The Integration of Six Sigma and Lean
perubahan di dalam proyek perbaikan lean Management. International Journal of Lean
six sigma DMAIC, masih terdapat jenis Six Sigma, 1(3), 249-274.
pemborosan, salah satu di antaranya
120