Professional Documents
Culture Documents
1216 Skripsi
1216 Skripsi
TUGAS AKHIR
Oleh
YOLA ALFIANOLITA
1410024428017
Menyetujui :
Briket arang tempurung kelapa merupakan salah satu alternatif jenis bahan bakar
yang ramah lingkungan, ekonomis, serta dapat diperbarui dalam waktu yang relatif
cepat. Adapun tujuan dari studi ini yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh komposisi dan jenis perekat yang berbeda terhadap nilai kalori
yang dihasilkan, untuk mengetahui pengaruh komposisi dan jenis perekat yang
berbeda terhadap kadar air yang dihasilkan, untuk mengetahui pengaruh komposisi
dan jenis perekat yang berbeda terhadap kadar abu yang dihasilkan. Untuk mencapai
tujuan penelitian yaitu mengetahui kandungan kadar air, kadar abu, nilai kalori
dengan variasi perekat yakni dengan menentukan komposisi arang pembuatan briket
yang efesien, menghitung nilai kadar air, kadar abu,nilai kalor. Berdasarkan hasil
dari nilai kadar air, kadar abu, dan nilai kalor. Dari pengaruh komposisi dan jenis
perekat yang berbeda terhadap nilai kalori yang paling di pengaruhi jenis dan
parsentasi perekat dapat di lihat pada perekat kanji nilai kalori yg di hasilkan paling
tinggi pada parsentasi perekat 15% dengan jenis perekat tepung kanji. Pengaruh
komposisi dan jenis perekat yang berbeda terhadap kadar air yang paling tinggi
didapatkan dari pencampuran 10% kanji dan 90% arang. Pengaruh komposisi dan
jenis perekat yang berbeda terhadap kadar abu, nilai kalori dan kadar abu terbaik
pada jenis perekat kanji dengan parsentasi perekat 15%, tapi kadar air lebih rendah
dari tanah liat 10% , namun kadar abu yang didapatkan untuk tanah liat paling tinggi,
kanji dengan perekat parsentasi 15% adalah perekat yang baik dan mengahsilkan
karoli yg tinggi .
menyelesaikan proposalini dengan baik dan tepat pada waktunya. Proposal ini
disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mengajukan proposal tugas
dan memberikan motivasi kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Kedua Orang Tua dari penulis yang telah memberikan bantuan baik dari
segi moril ataupun materil dalam mendukung penyeleseian tugas akhir ini.
3. Bapak Riko Ervil M.T sebagai Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri
(STTIND) Padang;
4. Bapak Yaumal Arbi, M.T selaku Ketua Program Studi Teknik Lingkungan
penulis.
i
Penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagipenulis dan
pembaca.Penulis menyadari laporan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurna,
untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
Namun dari semua itu, penulis menyadari bahwa penyusun tugas akhir ini
masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu Penulis sangat mengharapkan kritikan
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan
Akhir kata penulis harapkan semoga tugas akhir ini bisa bemanfaat bagi
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAM JUDUL
HALAMAN PESETUAJUAN
ABTRAK
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v
DAFTAR TABEL......................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
I.2. Identifikasi Masalah ....................................................................... 3
I.3. Batasan Masalah ............................................................................. 3
I.4. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
I.5. Tujuan Penelitian............................................................................ 4
I.6. Manfaat Penelitian.......................................................................... 4
iii
II.3.2 Kelapa Sebagai Pohon Kehidupan ................................... 11
II.3.3 Pengembangan Produk Dari Kelapa ................................. 14
II.3.4. Jenis Jenis Kelapa ............................................................ 15
II.3. 5 Tempurung Kelapa .......................................................... 18
II.4 Bahan Perekat ................................................................................ 20
II.4.1 Perekat Biobriket .................................................................. 20
II.4.2. Briket Bioarang ................................................................... 22
II.4.3 Tipe Briket ............................................................................ 24
II.4.3.1. Tipe Yontan ............................................................. 24
II.4.3.2. Tipe Egg ................................................................... 25
II.4.4 Jenis Jenis Briket.................................................................. 25
II.5. Pengertian Briket .......................................................................... 28
II.5. 1 Jenis Briket ................................................................... 28
II. 5.2 Cara Pembuatan Briket .................................................. 29
II. 5.3 Kegunaan Briket ............................................................ 31
II. 5.4 Keuntungan Briket Bioarang ......................................... 31
II. 5.5 Kualitas Briket Bioarang ............................................... 31
II.6. Kerangka Konseptual .................................................................... 33
iv
III. 6.1 Mengetahui Kandungan Air .............................................. 36
III. 6.1 Mengetahui Kandungan Abu ............................................. 37
III.7 Kerangka Metodologi .................................................................. 37
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Tanaman kelapa ........................................................................ 10
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel II.1. Jenis sumber biomasa ................................................................ 6
Tabel II.2.Komposisi kimia tempurung kelapa .............................................. 19
Tabel II.3.Standarisasi briket arang ............................................................. 30
Tabel IV.1 Tabel hasil uji nilai kalori ........................................................ 41
Tabel IV.2 Tabel hasil uji kadar air ............................................................. 43
Tabel II.3.Tabel hasil uji kadar abu ............................................................. 44
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
mudah di dapatkan. Selain mudah di dapatkan tanah liat ini juga dapat dijadikan
pengeras pada pembuatan briket. Pengujian terhadap hasil analisa jenis perekat
menunjukan bahwa jenis perekat berpengaruh terhadap kadar air briket arang
dari kulit bintaro (Ernlinda Ningsi, Dkk 2016). Jumlah perekat yang digunakan
dalam pembuatan briket arang tempurung kelapa berpengaruh terhadap
keutuhandan kekerasan briket, semakin tinggi parsentasi perekat kanji semakin
lama waktu pembakaran briket (Sudding dan Jamaludin).
Diharapkan kepada masyarakat agar nantinya masyarakat bisa menerapkan
dan mengajak masyarakat lainnya untuk mengolah dan memberdayakan
masyarakat untuk pengolahan briket tempurung kelapa, di Kecamatan Sutra,
Kabupaten Pesisir Selatan, upaya meminimalisir angka pengangguran di nagari
tersebut dan menjadi nilai ekonimis bagi masyarakat dan mempermudah
mendapatkan bahan bakar. Oleh karena itu, penulis tertarik membahas pada
penelitian ini dengan Judul “Perbandingan Variasi Perekat Pada Pembuatan
Briket Tempurung Kelapa Sebagai Bahan Bakar Alternatif”.
2. Bagi Peneliti
Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat dalam perkuliahan
dengan bentuk penelitian, dan meningkatkan kemampuan penulis dalam
menganalisa suatu permasalahan serta menambah wawasan penulis
khususnya dibidang keilmuan teknik lingkungan.
II.1 Biomassa
Biomassa adalah suatu limbah benda padat yang bisa dimanfaatkan
kembali sebagai sumber bahan bakar. Energi biomassa dapat menjadi sumber
energi alternatif pengganti bahan bakar fosil karena beberapa sifatnya
mengguntungkan yaitu dapat dimanfaatkan secara lestari karena sifatnya yang
dapat diperbarui.Sumber energi ini relatif tidak mengandung sulfur sehingga tidak
menyebabkan polusi udara dan juga dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan
sumber daya hutan dan pertanian (SuryaU, 2012).
Energi alternatif dapat dihasilkan dari teknologi tepat guna yang sederhana
dan sesuai untuk daerah pedesaan, yaitu pembuatan briket dengan memanfaatkan
limbah biomassa misalnya tempurung kelapa, sekam padi, serbuk gergaji kayu.
Sejalan dengan itu,berbagai pertimbangan untuk memanfaatkan tempurung
kelapa, serbuk gergaji kayu jati,sekam padi menjadi penting mengingat limbah ini
sering, bahkan belum dimanfaatkan secara maksimal (Jamilatun, 2011).
5
6
Tabel II.1
Jenis Sumber Biomassa yang Berpotensi Sebagai Bahan Bakar
Jumlah Potensi
Sumber Rasio Limbah LHV Energi
Limbah
Biomasa Limbah % Juta (MJ/kg) (Juta GJ/
ton/thn Thn
Bagas 32 8,5 18,1 78,00
Tebu Daun dan
30 1,3 15,81 20,55
pucuk tebu
TKKS 27 12,9 8,16 105,26
Kelapa Sawit Serat 15 6,7 11,34 75,98
Tempurung 9 3,5 18,83 65,91
Limbah
Pohon Karet 2,8 46,45
kayu karet
Sekam padi 23 13,5 12,69 171,32
Padi
Jerami 40 49 10,9 534,10
Serabut 6,7 18,62 124,75
Kelapa
Tempurung 16 3 16,78 50,34
Limbah Cair
Ubi Kayu Pabrik 7,3 70,11
Tapioka
Limbah
Industri Kayu 8,3 70,11
Kayu
TOTAL 1475,90
II.2 Sampah
Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara didalam UU No 18 Tahun
2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan sampah adalah sisa kegiatan sehari
hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat
organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang
dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Sampah bisa
berasal dari berbagai tempat, seperti : Sampah dari pemukiman penduduk pada
suatu pemukiman biasanya sampah dihasilkan oleh suatu keluarga yang tinggal
disuatu bangunan atau asrama. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya cendrung
organik,seperti sisa makanan atau sampah yang bersifat basah, kering, abu plastik
dan lainnya.
Sampah dari tempat-tempat umum dan perdagangan tempat tempat umum
adalah tempat yang dimungkinkan banyaknya orang berkumpul dan melakukan
kegiatan.Tempat-tempat tersebut mempunyai potensi yang cukup besar dalam
memproduksi sampah termasuk tempat perdagangan seperti pertokoan dan pasar.
Jenis sampah yang dihasilkan umumnya berupa sisa-sisa makanan,sayuran busuk,
sampah kering,abu,plastik,kertas,dan kaleng-kaleng serta sampah lainnya.Sampah
dari permukiman penduduk dan tempat-tempat umum hanyalah bagian kecil saja
dari sumber-sumber sampah yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan manusia tidak akan pernah lepas dari
sampah.Terutama penumpukan sampah yang terjadi di tempat-tempat umum
seperti di pasar-pasar.
Ketika sampah tampa pengolahan secara baik dan benar, kerugian akan di
dasarkan karena timbulan banjir, maningkatnya pemasaran iklim, menurunya
kandungan organik kebun dan pertanian, sanitasi lingkungan makin buruk dan
ancaman meningkat berbagai penyakit. Sampah yang di kelola akan menjadi nilai
tambah yang ekonomis dan sebaliknya sampah tidak di kelola akan menimbulan
masalah.
Menurut Daniel (2009) terdapat tiga jenis sampah, di antaranya:
1. Sampah organik: Sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang bisa terurai
secara alamiah/biologis, seperti sisa makanan dan guguran daun. Sampah
jenis ini juga biasa disebut sampah basah.
2. Sampah anorganik: Sampah yang terdiri dari bahan-bahan yang sulit
terurai secara biologis. Proses penghancurannya membutuhkan
penanganan lebih lanjut di tempat khusus, misalnya plastik, kaleng dan
styrofoam. Sampah jenis ini juga biasa disebut sampah kering.
2. Sampah bahan berbahaya dan beracun (B3): Limbah dari bahan-bahan
berbahaya dan beracun seperti limbah rumah sakit, limbah pabrik dan lain-
lain.
peroleh dari pohon kelapa sangat banyak, mulai dari batang, daun dan buahnya.
Dengan demikian membudidayakan tanaman kelapa secara ekonomis sangat
menguntungkan.
Mengingat tanaman kelapa memiliki nilai ekonomis yang tinggi, maka
tanaman kelapa secara komersial diperkebunkan di Indonesia. Perkebunan
tanaman kelapa yang ada di Indonesia sebagian besar merupakan
perkebunanrakyat (96,6%) sisanya milik negara (0,7%) dan swasta (2,7%). Di
lihat dari datatersebut Indonesia sangat potensial sebagai penghasil produk
berbahan dasarkelapa, seperti produk kelapa, sabut, tempurung dan sebagainya.
Tetapi kenyataannya dari potensi produksi sebesar 15 milyar butir kelapa per
tahun, kelapa yang dimanfaatkan baru sekitar 7,5 milyar butir pertahu atau sekitar
50% dari potensi produksi. Masih banyak potensi kelapa yang belum
dimanfaatkan karena berbagai kendala terutama teknologi, permodalan, dan daya
serap pasar yang belum merata (Andrianto, 2014)
Sama halnya seperti Akar dan Batang, daun juga memiliki kegunaan yang
sangat signifikan seperti masyarakat Bali pada umumnya daun kelapa digunakan
dalam berbagai upacara keagamaan dan juga sebagai hiasan pada acara-acara
pernikahan. Daun kelapa yang masih muda atau biasa disebut janur dapat
dimanfaatkan untuk berbagai macam hal seperti bahan anyaman, dekorasi sebuah
acara adat, pembungkus makanan dan lain sebagainya. Daun kelapa yang sudah
tua digunakan sebagai bahan anyaman atap maupun dinding bangunan. Batang
daun atau lidi dimanfaatkan sebagai bahan alat kebersihan seperti sapu lidi.
pengolahan dengan proses pirolisis dan destilasi, dimana nantinya dari proses
pirolisis dan destilasi tempurung kelapa menghasilkan asap cair. Adapun arang
yang tersisa masih bisa juga dimanfaatkan sebagai arang aktif dengan beberapa
perlakuan.
3. Sabut Kelapa
Sabut kelapa biasanya dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan keset.
Namun pengembangan pemanfaatan sabut kelapa terus meningkat dengan
melakukan banyak cara sehingga bisa menghasilkan produk yang memiliki nilai
ekonomi tinggi, seperti : benang serabut, kerajinan tangan dan lain-lain.
4. Air Kelapa
Air kelapa memiliki kandungan unsur yang tinggi selain unsur makro,
namun juga mengandung unsur mikro. Unsur makro yang terkandung dalam air
kelapa adalah karbon dan nitrogen. Air kelapa biasanya di olah menjadi produk
makanan yaitu nata de coco.
2. Kelapa Gading
Kelapa gading merupakan jenis kelapa genjah yang memiliki buah
berwarna kuning gading. Sebagian daun juga berwarna kuning. Tanaman ini
berbuah pada umur 3 tahun.
sehingga dasar permeabilitas bahan bakar tidak terganggu. Pengikat anorganik ini
mempunyai kelemahan yaitu adanya tambahan abu yang berasal dari bahan
pengikat sehingga dapat mengambat dan menurunkan nilai kalor. Berikut
beberapa contoh dari perekat yang bisa digunakan:
1. Perekat aci
Perekat aci terbuat dari tepung tapioka, cara pembuatannya sangat
gampang dan biaya pembuatannya sangat murah, tetapi produk yang
sudah jadi biasanya sering ditumbuhi oleh jamur parasit.
2. Perekat tanah liat
Tanah liat atau tanah merah kering bisa dipakai sebagai perekat karbon.
Penampilan briket menggunakan perekat ini menjadi kurang menarik dan
membutuhkan waktu lama dalam pengeringan. Selain itu, briket agak
sulit menyala ketika dibakar. Namun dari segi biaya pembuatan bisa
dikatakan paling murah dan praktis karna tidak perlu dicamput dengan
air panas.
3. Perekat getah karet
Daya lekat getah lebih kuat dibandingkan dengan lem aci mau pun tanah
liat namun ongkos produksinya lebih mahal dan sulit untuk mendapatkan
karena harus membeli. Briket yang menggunakan perekat getah ini akan
menghasilkan asap tebal berwarna hitam dan beraroma kurang sedap jika
dibakar. Oleh karena itu model perekat ini jarang dipilih oleh produsen
briket.
4. Perekat getah pinus
Getah pinus mirip dengan getah karet, keunggulan dari penggunaan lem
getah pinus ini terletak pada daya benturan briket yang kuat, meskipun
dijatuhkan briket tetap utuh. Briket yang dihasilkan akan mengkilat dan
mudah menyala jika dibakar, namun asap yang dihasilkan sangat banyak
dan bau yang sangat menusuk hidung.
5. Perekat pabrik
Perekat pabrik adalah lem khusus yang di produksi oleh pihak yang
berhubungan langsung dengan industri pengolahan kayu seperti tripleks,
22
distribusi partikel, kekerasan bahan dan sifat elastisitas dan plastisitas bahan
(Hasjim, 1991 dalam Tobing dkk, 2007)
II.5.1 Jenis briket yang sekarang sudah populer di masyarakat :
1. Menurut bahan bakunya :
Briket batubara, briket arang batok, briket arang kayu, briket sawdust,
briket jerami padi, briket sisa sabut kelapa, dll tergantung bahan baku
apa saja yang bisa dipadatkan.
2. Menurut Proses Adonannya/ cara cetaknya:
Proses kering biasanya langsung cetak tanpa lem/perekat biasanya
menggunakan mesin dengan presure tinggi, proses adonan basah
biasanya di cetak pakai perekat ditambah bahan lain untuk menambah
kuat tekan/kekerasan
3. Menurut jenisnya (perlakuannya):
Briket non karbonisasi (tanpa diarangkan dahulu), briket karbonisasi
(diarangkan) briket karbonisasi harganya lebih mahal di pasar lebih
panas dan kalorinya lebih tingi
4. Menurut bentuknya:
Briket bentuk telur, bentuk bantal, bentuk dom, bentuk elipse, bentuk
kenari, bentuk biji jengkol, bentuk biji kenari,bentuk sarang tawon
(honey comp) bentuk hexagonal/segi enam, bentuk kubus, bentuk bulat
silindris. briket dicetak dengan bentuk tertentu hanya untuk
memepermudah penyalaan/mempermudah supply oksigen pas waktu
proses pembakaran, selebihnya hanya mengikuti tren pasar dan
mengikuti produsen mesin yang tersedia di suatu negara supaya
variatif. Bentuk briket tidak mencerminkan kualiatas secara khusus.
II.5.2 Cara Pembuatan Briket
Prosedur KerjaProsedur kerjameliputi persiapan bahan baku, pengarangan,
penggilingan dan penyaringan, pencampuran dengan perekat, pencetakan dan
pengempaan, pengeringan, penentuan lama pembakarandengan menggunakan
tungku.
29
karena kandungan abu yang tinggi dapat menurunkan nilai kalor briket arang
sehingga kualitas briket arang tersebut turun (Lubis, 2008).
3. Nilai Kalor
Nilai kalor adalah besarnya panas yang diperoleh dari pembakaran suatu
jumlah tertentu bahan bakar. Semakin tinggi berat jenis bahan bakar, maka
semakin tinggi nilai kalor yang diperolehnya. Nilai kalor perlu diketahui dalam
pembuatan briket karena untuk mengetahui nilai panas pembakaran yang dapat
dihasilkan oleh briket sebagai bahan bakar. Semakin tinggi nilai kalor yang
dihasilkan oleh bahan bakar briket maka akan semakin baik pula kualitas briket
yang dihasilkan. Nilai kalor juga dipengaruhi oleh kadar air dan kadar abu yang
ada dalam briket arang, semakin rendah kadar air dan kadar abu dalam briket
arang maka akan meningkatkan nilai kalor bakar briket arang yang dihasilkan
(Koesoemadinata, 1980).
Faktor jenis bahan baku juga sangat mempengaruhi besarnya nilai kalor
bakar briket yang dihasilkan dan dalam setiap jenis bahan baku briket memiliki
kadar karbon terikat yang berbeda sehingga mengakibatkan nilai kalor bakar yang
berbeda. Bahan baku yang memiliki kadar karbon terikat yang rendah akan
menghasilkan nilai kalor bakar briket yang tinggi. (Hendra dkk, 2003).
33
Keterangan :
1. Input , merupakan dasar permasalahan yang dibutuhkan untuk di
lanjutkan
2. Proses, merupakan langkah yang akan dilakukan sehingga menghasilkan
output dari penelitian .
3. Output, yakni hasil dari proses yang dihasilkan.
BAB III
METODE PENELITIAN
III.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi data yang dianggap mewakili
populasi keseluruhan. Sampel pada penelitian ini adalah arang tempurung kelapa.
III.4 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek
pengamatan penelitian. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka variabel
34
35
penelitian adalah membandingkan nilai kalori ,kadar air, dan kadar abu dengan
variasi dan jenis perekat yang berbeda pada pembuatan briket tempurung kelapa.
III.5 Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang di ambil adalah data primer. Untuk data
primer penulis gunakan berasal dari uji laboratorium yang merupakan data
kualitas briket tempurung kelapa.
III.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Untuk mencapai tujuan penelitian yaitu mengetahui kandungan kadar air,
kadar abu, nilai kalori dengan variasi perekat. Maka berikut uraian langkah -
langkah yang harus di lakukan mencapai tujuan tersebut.
III.6.2 Mengetahui pengaruh komposisi dan jenis perekat terhadap kadar air
yang dihasilkan
Kadar air briket dapat ditentukan dengan cara menimbang cawan
aluminium kosong kemudian dimasukan sampel sampel diratakandi masukan
kedalaam ovenyang telah diatur suhunya sebesar 150oC selama15menit. Cawan di
dinginkan dalam eksikator kemudian di timbang bobot penentuan kadar air
dilakukan sebanyak 2 kali pengulangan. Kadar airdapat dihitung menggunakan
persamaan berikut:
Dimana :
cawan kosong tersebut dimasukkan sampel sebanyak 1gram. Cawan yang telah
berisi sampel selanjutnya dimasukkan kedalam tanur dengan suhu 850°C selama 4
jam sampai sampel menjadi abu. Selanjutnya cawan diangkat dari dalam tanur dan
didinginkan di dalam eksikator, lalu ditimbang. Penentuan kadar abu dilakukan
sebanyak tiga kalipengulangan (triplo). Penentuan kadar abu untuk mengetahui
bagian yang tidak terbakar yang sudah tidak memiliki unsur karbon lagi setelah
briket di bakar kadar abu sebanding dengan kandungan bahan anorganik yang
terdapat dalam briket. Kadar abu dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Dimana
A = bobot abu (gram)
B = bobot sampel (gram)
START
STUDI LITERATUR
Identifikasi Masalah
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
1. Alat
Alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Tempat pengarangan
2) Ayakan
3) Timbangan
4) Alat cetakan briket
5) Kompor briket
6) Termometer
7) Wadah pemanas air
8) Stopwat dan kamera
2. Bahan
Bahan yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Tepung kanji
2) Tanah liat
3) Tepung sagu
4) Korek api
5) Briket tempurung kelapa
6) Minyak tanah
7) Air
39
40
IV.2 Pengaruh Komposisi dan Jenis Perekat yang Berbeda Terhadap Nilai
Kalori
Pengujian Briket di lakukan setelah pembuatan briket sesuai komposisi
dan jenis perekat yang berbeda dimana pembuatan briket dilakukan sekitar 7 hari
dengan proses pengumpulan sampel, pembakaran, penumbukan, pengayakan,
pencetakan briket dan pengeringan briket. Setelah semua selesai hasil pengeringan
di lakukan pengujian lab dan di peroleh hasil sebagai berikut .
41
Tabel IV. 1
Hasil Uji Nilai Kalori
No Arang (%) Perekat(%) Jenis perekat Nilai kalori
( cal/ gr)
1 90 (%) 10 (%) Tepung kanji 6370
2 85 (%) 15 (%) Tepung kanji 6476
3 80 (%) 20 (%) Tepung kanji 6299
4 90 (%) 10 (%) Tanah liat 5805
5 85 (%) 15 (%) Tanah liat 5610
6 80 (%) 20 (%) Tanah liat 5414
7 85 (%) 15 (%) Tepung sagu 6289
8 90 (%) 10 (%) Tepung sagu 6310
9 80 (%) 20 (%) Tepung sagu 6100
Sumber : Hasil Uji Lapangan
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
Tepung Tepung Tepung Tanah Tanah Tanah Tepung Tepung Tepung
Kanji 10 Kanji 15 Kanji 20 Liat10 Liat 15 Liat 20 Sagu 10 Sagu 15 Sagu 20
Pada grafik, nilai kalori briket tempurung kelapa yang di hasilkan rata-
rata berkualitas baik diatas batas minimal kadar kalori yang ditetapkan oleh SNI
01-6235-2000 yaitu 5000 cal/gr. Nilai kalori untuk sampel dengan pencampuran
42
10% perekat tepung kanji yaitu 6370 cal/gr, untuk sampel dengan pencampuran
15% perekat tepung kanji didapatkan nilai kalori yang lebih tinggi yaitu ±6476
cal/gr, sedangkan untuk sampel dengan pencampuran perekat kanji 20%
didapatkan nilai kalori ±6299 cal/gr. Untuk briket dengan perekat tanah liat dapat
dilihat pada grafik, sampel dengan pencampuran 10% perekat tanah liat bernilai
kalori ±5805cal/gr, sampel dengan pencampuran 15% dan 20% perekat tanah liat
bernilai masing-masingnya ±5610cal/gr. dan ±5414 cal/gr. Untuk sampel briket
dengan perekat tepung sagu didapatkan nilai masing-masingnya untuk
pencampuran perekat 10% didapatkan nilai kalori diatas batas minimal yang di
tetapkan SNI 01-6235-2000 yang berarti kualitas briket dengan pencampuran sagu
20% ini kurang baik, pencampuran perekat sagu 15% dan 85% yaitu ±6289 cal/gr
dan pencampuran perekat sagu 10% dan 90% yaitu ±6310 cal/gr. Dari grafik
dapat disimpulkan bahwa nilai kalori yang paling di pengaruhi jenis dan
parsentasi perekat dapat di lihat pada perekat kanji dan perekat tepung sagu
nilai kalori yg di hasilkan paling tinggi pada parsentasi perekat 15% . dan dengan
jenis perekat tanah liat nilaikalori paling tinggi di dapat kan pada parsensi 10%.
dari sembilan sampel di dapatkan nilai kalori paling tinggi pada perekat kanji
dengan paesentasi 15%. di mana parsentasi perekat mempengaruhi nilai kalori.
Dan pada perekat tanah liat didapatkan semakin sedikit parsentasi perekat maka
nilai kalori yang di hasilkan semakin tinggi .
Pada pengujian kadar air terdapat pengruh terhadap komposisi dan jenis
perekat yang mana hasil pengujian briket tempurung berdasarkan kadar air dapat
di lihat tabel IV. 2 berikut :
43
Tabel IV.2
Hasil Uji Kadar Air
No Arang (%) Perekat(%) Jenis perekat Kadar air %
1 90 (%) 10 (%) Tepung kanji 6,25
2 85 (%) 15 (%) Tepung kanji 2,33
3 80 (%) 20 (%) Tepung kanji 3,70
4 90(%) 10 (%) Tanah liat 0,88
5 85 (%) 15 (%) Tanah liat 3,23
6 80 (%) 25 (%) Tanah liat 1,50
7 90 (%) 10 (%) Tepung sagu 4,30
8 85 (%) 15 (%) Tepung sagu 1,84
9 80 (%) 20 (%) Tepung sagu 1,21
Sumber : Hasil Uji Lapangan
9
8
7
6
5
4
3 kadar air (%)
2 SNI MAKSIMAL
1
0
Dari hasil pengukuran kadar air briket tempurung kelapa untuk sampel
dengan pencampuran 10% 15% dan 20% perekat tepung kanji di dapatkan
masing-masingnya ±6,2%, ±2,2% dan 0. Menurut SNI 01-6235-2000 kadar air
maksimal untuk briket tempurung kelapa adalah 8%. Untuk sampel briket dengan
pencampuran perekat tanah liat 10% didapatkan kadar air sebanyak ±0,9% , untuk
44
sampel dengan pencampuran perekat tanah liat sebanyak 15% dan 20% masing-
masingnya adalah 0% dan 1,5%. Sedangkan untuk sampel dengan perekat tepung
sagu didapatkan kadar air masing-masingnya ±4,2% ±1,8% ±1,2% untuk
pencampuran 10%, 15%, 20%. Dari grafik untuk kadar air yang paling tinggi
didapatkan dari pencampuran 10% kanji dan 90% arang. Dari grafik di atas dapat
dilihat kadar air tebaik di dapatkan pada perekat tanah liat dengan 10 % , karna
kadar air yang di hasilkan adalah paling kecil.
Hasil pengujian briket tempurung berdasarkan kadar abu dapat di lihat tabel IV. 3
berikut :
Tabel IV. 3
Hasil Uji Kadar Abu
No Arang (%) Perekat(%) Jenis perekat Kadar abu %
1 90 (%) 10 (%) Tepung kanji 0,1
2 85 (%) 15 (%) Tepung kanji 0
3 80 (%) 20 (%) Tepung kanji 0,1
4 90(%) 10 (%) Tanah liat 3
5 85 (%) 15 (%) Tanah liat 2,3
6 80 (%) 25 (%) Tanah liat 2
7 90 (%) 10 (%) Tepung sagu 0,1
8 85 (%) 15 (%) Tepung sagu 0
9 80 (%) 20 (%) Tepung sagu 0,2
Sumber : Hasil Uji Lapangan
45
9
8
7
6
5
4
3 kadar abu
2 sni maksimal
1
0
Dari hasil pengujian kadar abu pada briket yang dihasilkan yaitu untuk
sampel briket dengan perekat tepung kanji (kanji 10% dan arang 90%) didapatkan
kadar abu sebanyak 0,1% , dan untuk sampel dengan pencampuran (kanji
15%,20% dan arang 85%,80%) didapatkan kadar abu masing-masingnya
sebanyak 0 dan 0,1%. Untuk sampel briket dengan perekat tanah liat didapatkan
kadar abu masing-masingnya (tanah liat 10% dengan arang 90%) sebanyak 2%,
(tanah liat 15% dengan arang 85%) sebanyak 0%, (tanah liat 20% dengan arang
80%) sebanyak 0,1%. Dari hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan
bahwa dalam penelitian ini briket yang dihasilkan memeiliki kadar abu yang
cukup rendah yaitu di bawah 2%, kadar abu tertinggi yang didaptkan adalah 3%
dan tidak melebihi kadar abu maksimal untuk briket tempurung kelapa menurut
SNI 01-6235-2000 yaitu 8%. Dari sembilan sampel yang di daptkan jenis perekat
dan parsentasi perekat yg baik untuk briket arang dengan menggunakan perekat
tepung kanji dan tepung sagu dengan parsentasi (15%, arang 85%,) karna tidak
mengahsilkan abu, bagus di gunakan untuk perekat briket arang.
Dari grafik di atas dapat di simpulkan untuk nilai kalori dan kadar abu
terbaik pada jenis perekat kanji dengan parsentasi perekat 15%,, tapi kadar air
lebih rendah dari tanah liat 10% , namun kadar abu yang didapatkan untuk tanah
46
liat paling tinggi, kanji dengan perekat parsentasi 15% adalah perekat yang baik
dan mengahsilkan karoli yg tinggi .
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari penjelasan pada bab – bab sebelumnya dapat dibuatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan dari hasil uji nilai kalori, komposisi dan jenis perekat
berpengaruh terhadap hasil nilai kalori. Yang mana komposisi dan jenis
perekat yang baik adalah arang 85 % dan tepung kanji sebagai perekat
dengan persentase 15% dengan hasil nilai kalori sebesar 6476 cal/gr.
2. Berdasarkan dari hasil uji kadar air, komposisi dan jenis perekat
berpengaruh terhadap hasil kadar air. Yang mana komposisi dan jenis
perekat yang baik adalah arang 90 % dan tanah liat sebagai perekat
dengan persentase 10% dengan hasil kadar air sebesar 0,88 %.
3. Berdasarkan dari hasil uji kadar abu, komposisi dan jenis perekat
berpengaruh terhadap hasil kadar abu. Yang mana komposisi dan jenis
perekat yang baik adalah arang 85 % dan tepung kanji sebagai perekat
dengan persentase 15% dan jenis perekat tepung sagu dengan persentase
yang sama, dengan hasil kadar abu sebesar 0%.
V.2 Saran
2. Di harapkan dimasa yang akan datang penelitian ini dapat dilanjutkan lagi
oleh mahasiswa yang lain tentang perhitungan nilai ekonomis dari briket
tempurung kepala.
47
DAFTAR PUSTAKA
Riko Ervil dkk. “Metode Penulisan Skripsi”, Sekolah Tinggi Teknologi Industri
Padang, 2016.
Hemiwan silvia henny dkk,” Pengaruh Jenis Perekat Pada Briket Dari Kulit
Buah Bintaro Terhadap Waktu Bakar”.2016. jurnal pengembangan sumber daya
alam indonesia.teknik kimia,fti,upn”veteran”yogyakarta.
Padang ..................................2018
Pembimbing I
Padang ..................................2018
Pembimbing II
2. Sampel 2
3. Sampel 3
4. Sampel 4
5. Sampel 5
6. Sampel 6
7. Sampel 7
8. Sampel 8
9. Sampel
lampiran 2 perhitungan kadar abu
1. 0,1
2. 0
3. 0,1
4. 3
5. 2,.3
6. 2
7. 0,1
8.
9. 0,2
YAYASAN MUHAMMAD YAMIN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI (STTIND) PADANG
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
Jln. Prof Dr. Hamka No. 121 Tabing Padang Telp (0751) 7054350 Fax (0751) 443000
Email : info@sttind.ac.id, pertambangan@sttind.ac.id, http://sttind.ac.id
Kadar
NO Ket Pengikat % No.Sampel W1(gram) W2(gram) W3(gram)
Air%
1 Tepung Kanji 10 1 13,9 24,1 23,5 6,25
2 Tepung Kanji 15 2 14,1 31,7 31,3 2,33
3 Tepung Kanji 20 3 14,1 28,1 27,6 3,70
4 Tanah Liat 10 4 14 36,8 36,6 0,88
5 Tanah Liat 15 5 13,9 26,7 26,3 3,23
6 Tanah Liat 20 6 14 34,3 34 1,50
7 Tepung Sagu 10 7 13,8 23,5 23,1 4,30
8 Tepung Sagu 15 8 13,9 30,5 30,2 1,84
9 Tepung Sagu 20 9 14,1 30,8 30,6 1,21
Penimbangan sampel
Penimbangan sampel
Proses Penimbangan Perekat
Proses Pembutanperekat
Proses pengeringan sampel
NPM : 14100224428017
Dengan ini menyatakan bahwa tugas akir yang saya susun dengan judul:
Adalah benar-benar hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan plagiat
skripsi orang lain. Apabila kemudian dari pernyataan saya tidak benar, maka saya
bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat kelulusan dan
gelar kesarjanaannya).
Padang, November2018
Pembuat Pernyataan
(Yola Alfianolita)
BIODATA WISUDAWATI
No. Urut :
Nama : Yola Alfianolita
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tgl : Alai
Lahir 24 Februari1995
Nomor Pokok : 1410024428017
Masiswa
Program Studi : Teknik Lingkungan
Tanggal Lulus : 4 Agustus 2018
IPK : 3,41
Predikat Lulus : Dengan Pujian
Judul Skripsi : Perbandingan Variasi Perekat Pada
Pembuatan Briket Tempurung Kelapa
(Studi Khasus: Kecamatan Sutra
Kabupaten Pesisir Selatan)