Pengembangan Inventori Motivasi Belajar Untuk Siswa Sekolah Menengah Kejuruan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan...

Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling
Volume 5 Nomor 1 Juni 2019. Hal 70-75
p-ISSN: 2443-2202 e-ISSN: 2477-2518
Homepage: http://ojs.unm.ac.id/index.php/JPPK
DOI: https://doi.org/10.26858/jppk.v5i1.7057
Pengembangan Inventori Motivasi Belajar Untuk Siswa Sekolah
Menengah Kejuruan
Zela Agnesta Widya Santy
Bimbingan dan Konseling, Universitas Kanjuruhan Malang, Indonesia
Email: agnesta2308@gmail.com
Khairul Bariyyah
Bimbingan dan Konseling, Universitas Kanjuruhan Malang, Indonesia
Email: khairulbariyyah@unikama.ac.id
Laily Tiarani Soejanto
Bimbingan dan Konseling, Universitas Kanjuruhan Malang, Indonesia
Email: lailytiarani@unikama.ac.id

(Diterima: 00-bulan-2016; di revisi: 00-bulan-2016; dipublikasikan: 00-bulan-2016)

Abstract: The purpose of this research resulted learning motivation inventory for vocational
high school students that meet the requirements of validity and reliability, so that it is able to
measure the learning motivation of students that would become the guidelines on teacher
guidance and counselling in providing tutoring services as well as to arouse the learning
motivation of students. This research is the development of research or research and
development model of the Borg and Gall, by involving 317 students. The population of this
research is the vocational high school students aged 15-19 years. The taking of the sample of
this study using cluster random sampling, while the analysis used product moment pearson,
cronbach alpha, test for normality and an analysis of the factors. This research resulted
learning motivation inventory for vocational high school students consisting of 59 items
statement declared valid, has a high level of reliability, data is normally distributed and has
15 correlating factors on each particular item. Thus this study motivation inventory product
can be used to identify learning problems of vocational high school students.
Keywords: Inventory; Learning; Motivation Guidance and Counseling; Vocational High
School Students.

Abstrak: Tujuan penelitian ini menghasilkan inventarisasi motivasi belajar bagi siswa
sekolah menengah kejuruan yang memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas sehingga
mampu mengukur motivasi belajar siswa yang akan menjadi pedoman bimbingan dan
konseling guru dalam memberikan layanan bimbingan belajar juga. untuk membangkitkan
motivasi belajar siswa. Penelitian ini adalah pengembangan penelitian atau penelitian dan
pengembangan model Borg and Gall, dengan melibatkan 317 siswa. Populasi penelitian ini
adalah siswa sekolah menengah kejuruan usia 15-19 tahun. Pengambilan sampel penelitian
ini menggunakan cluster random sampling, sedangkan analisisnya menggunakan product
moment Pearson, Cronbach alpha, uji normalitas dan analisis faktor. Penelitian ini
menghasilkan inventaris motivasi belajar untuk siswa sekolah menengah kejuruan yang
terdiri dari 59 item pernyataan yang dinyatakan valid, memiliki tingkat reliabilitas yang
tinggi, data terdistribusi normal dan memiliki 15 faktor yang berhubungan pada setiap item
tertentu. Dengan demikian produk inventaris motivasi belajar ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi masalah belajar siswa sekolah menengah kejuruan.
Kata kunci: Persediaan; Motivasi; Belajar; Bimbingan dan Konseling; Siswa Sekolah
Menengah Kejuruan.
This is an open access article under the CC BY-NC 4.0 license
(http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/)

70
71 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 5 No. 1 Juni 2019

PENDAHULUAN hasil pekerjaan rumah (PR), guru juga sering


mengajar dengan teknik yang monoton,
Siswa SMK dalam proses belajar di sehingga anak menjadi bosan saat pelajaran di
sekolah maupun di luar sekolah sering kelas atau pihak sekolah kurang memperhatikan
mengalami masalah belajar yang membuat nilai siswa yang jarang masuk kelas. Masalah juga
siswa menurun (Yaqin, 2015). Masalah belajar dapat timbul saat anak belajar di rumah,
ini diakibatkan karena kurangnya motivasi kurangnya fasilitas belajar di rumah seperti meja
belajar yang dimiliki oleh siswa (Yusuf, 2015). belajar dan bimbingan dari orang tua juga
Motivasi belajar itu sendiri adalah dorongan dan membuat anak kurang memiliki motivasi
keinginan untuk melakukan suatu pekerjaan atau belajar.
kegiatan dengan memberikan yang terbaik demi Jika motivasi ini tetap seperti yang
tercapainya suatu tujuan yang diinginkannya sudah dijelaskan di atas dikhawatirkan akan
(Mappeasse, 2009). Menurut Uno (2013) adanya berdampak pada terganggunya kegiatan belajar
motivasi belajar pada seseorang ditandai oleh mengajar di sekolah, seperti nilai menurun, tidak
enam indikator yaitu adanya kebutuhan dan naik kelas, tidak lulus ujian, gagal mencapai
dorongan dalam belajar, adanya hasrat dan cita-cita dan mengecewakan orang tua
keinginan berhasil, adanya kegiatan yang (Retnasari, Riska, 2016). Pada saat seperti inilah
menarik dalam belajar, adanya cita-cita dan layanan bimbingan dan konseling di sekolah
harapan masa depan, adanya lingkungan belajar sangat berfungsi untuk membantu siswa dalam
yang kondusif, adanya penghargaan dalam mencari jalan keluar dari masalah tersebut.
belajar. Oleh karena itu motivasi belajar Bimbingan dan konseling juga memiliki peran
berperan sangat penting dalam kehidupan penting dalam pendidikan, yaitu sebagai
seseorang dan mempunyai dampak yang besar pendamping fungsi utama sekolah dalam bidang
demi tercapaianya kesuksesan dalam belajar pengajaran dan perkembangan intelektual siswa
(Fatchurrohman, 2017). Siswa yang memiliki dalam mengatasi masalah pada bidang pribadi,
motivasi belajar tinggi cenderung akan belajar, sosial, dan karir (Kamaluddin, 2011a).
mempunyai sikap positif untuk berprestasi Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah
(Siagian, 2015). Lain halnya bagi siswa yang dapat memberikan sumbangan terhadap
tidak mempunyai motivasi belajar dalam pengajaran, manajemen dan supervisi sehingga
dirinya, maka akan menyebabkan prestasi dapat mencegah timbulnya masalah pada siswa
belajar yang rendah (Nur, 2016). (Kamaluddin, 2011b). Salah satunya yaitu
Berdasarkan hasil observasi diketahui memberikan layanan kepada siswa agar dapat
bahwa siswa SMK masih kurang memiliki memahami berbagai hambatan yang mungkin
motivasi dalam belajar. Hal tersebut nampak muncul dalam proses pembelajaran, seperti
dari siswa yang tidak ikut serta dalam proses menangani masalah belajar karena kurangnya
tanya jawab, mengobrol dengan teman motivasi belajar. Sebelum menumbuhkan
sebangku, dan acuh terhadap materi yang motivasi belajar kepada siswa, guru BK perlu
disampaikan serta sibuk dengan kegiatan lain. mengetahui penyebab kurangnya motivasi
Pada akhirnya masih ada siswa yang memiliki belajar dan berbagai faktor yang
nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal mempengaruhinya. Salah satu cara guru BK
(KKM) hal ini dilihat dari hasil nilai ulangan untuk menangani masalah belajar yang dialami
harian siswa. Hal ini sependapat dengan Jamal siswa dengan praktis, efisien, dan efektif yaitu
(2017) yang menyatakan bahwa banyak siswa dengan menggunakan inventori motivasi belajar.
SMK yang memiliki motivasi belajar rendah hal Menurut Chalpin (2006) inventori yaitu
ini tampak dari banyaknya siswa yang masih suatu alat untuk menilai ada atau tidak adanya
memperoleh nilai di bawah KKM. Tetapi siswa suatu, sikap, tingkah laku dan minat tertentu
tidak dapat disalahkan sepenuhnya apabila yang dimiliki oleh seseorang. Sedangkan
motivasi belajarnya rendah (Wahyuni, 2008). menurut Gainau (2016) Inventori adalah suatu
Ada beberapa faktor penyebab tidak hanya instrumen pengumpulan data yang dikategorikan
datang dari siswa itu sendiri, tetapi ada beberapa sebagai tipikal tes, berisi sejumlah pernyataan-
hal lain seperti kurangnya fasilitas dari sekolah pernyataan yang harus diisi dan dipilih oleh
seperti buku yang tidak lengkap atau fasilitas siswa sesuai dengan kondisi dirinya. Jadi
lain yang kurang memadai. Kurangnya perhatian inventori motivasi belajar adalah suatu
dari guru juga dapat mempengaruhi motivasi pernyataan yang terkait tentang motivasi belajar
belajar siswa, seperti guru yang tidak menilai dimana siswa harus memilih serta mengisi
Santy, Bariyyah, Soejanto, Pengembangan inventori motivasi… | 72

sesuai dengan kondisi dirinya. Dalam inventori belajar siswa SMK. Apabila produk inventori
ini tidak ada jawaban benar maupun salah motivasi belajar ini akan dipergunakan secara
karena semua daftar pernyataan dijawab sesuai lebih luas untuk kepentingan kelompok diluar,
dengan kondisi masing-masing siswa. maka perlu melakukan proses uji coba atau
Kegunaan inventori motivasi belajar penelitian lanjutan terlebih dahulu dengan
begitu penting bagi guru BK untuk membantu responden yang sesuai dengan kebutuhan yang
menyelesaikan masalah siswa khususnya pada dimaksud. Berdasarkan kejadian yang telah
perkembangan belajar. Selain itu, mengapa dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik untuk
inventori motivasi belajar untuk siswa SMK mengembangkannya serta melakukan penelitian
perlu dikembangkan kerena 1) belum mengenai Inventori Motivasi Belajar Untuk
tersediannya inventori atau instrumen Siswa SMK yang mampu memenuhi kriteria
pengumpulan data yang dapat mengungkap validitas dan reliabilitas yang baik sehingga
motivasi belajar siswa SMK; 2) guru BK dapat layak dan bermanfaat untuk guru BK di sekolah.
mengetahui perkembangan motivasi belajar; 3)
mudah digunakan karena siswa dapat menilai METODE
dirinya sendiri melalui pernyataan inventori
yang telah dipilihnya; 4) dapat membantu guru Penelitian ini menggunakan model
BK dalam memilih layanan bimbingan yang pengembangan Research and Development
tepat dan sesuai untuk membangkitkan motivasi (R&D) yang dikembangkan oleh (Gall, Borg,
belajar siswa; 5) inventori praktis, efisien, dan Gall, Sugiyono, & Bandung, 2008). Dimana
efektif digunakan. Seperti umumnya alat dalam penelitian ini, peneliti mengembangkan
assesmen, maka inventori motivasi belajar juga suatu produk yaitu inventori motivasi belajar
memiliki beberapa kebihan maupun kekurangan. untuk siswa SMK. Inventori motivasi belajar
Kelebihannya yaitu 1) melalui skor hasil memiliki beberapa tahapan penting sebelum
inventori motivasi belajar, guru BK dapat lebih memperoleh produk final. Tahapannya yaitu
mudah memahami tingkat perkembangan belajar penelitian dan pengumpulan data, perencanaan,
siswa; 2) dapat membantu guru BK dalam mengembangkan produk awal (uji validasi), uji
memilih layanan bimbingan yang tepat dan coba lapangan awal dan revisi, uji coba produk
sesuai untuk membangkitkan motivasi belajar dan revisi, dan yang terakhir uji lapangan utama
siswa; 3) siswa dapat mengisi inventori sesuai dan revisi.
dengan keadaan dirinya; 4) siswa akan lebih Analisis data dalam penelitian ini ada
memahami dirinya sendiri dan terbuka pada dua yaitu data kualitatif dan kuantitatif. Data
pengembangan diri yang lebih baik; 5) tidak ada kualitatif berupa deskriptif dan evaluatif yang
jawaban benar salah karena inventori mengukur diperoleh dari hasil uji ahli yang berupa
kecenderungan karakteristik tertentu dari siswa. masukan, tanggapan, saran atas kesesuaian
Sedangkan kekurangannya yaitu 1) inventori ini variabel dengan indikator, indikator dengan
hanya dibatasi untuk mengukur tingkat motivasi deskriptor, dan deskriptor dengan pernyataan.
belajar siswa SMK dengan rentang usia 15-19 Sedangkan, data kuantitatif berupa eksperimen
tahun; 2) penggunaan inventori motivasi belajar dianalisis dengan menggunakan rumus statistik
hanya terbatas di SMK Kota Malang karena untuk menetapkan nilai koefisien validitas,
instrumen produk pengembangan ini merupakan koefisien reliabilitas, uji normalitas, dan analisis
hasil uji coba yang dilakukan dengan responden faktor. Teknik analisis yang digunakan untuk
tertentu, yakni siswa SMK Kota Malang; 3) menghitung validitas item menggunakan
pengisian inventori motivasi belajar tergantung korelasi Product Moment Pearson (Anthony J.
kepada kejujuran dan keikhlasan para siswa. Onwuegbuzie Larry Daniel, 2007) dan untuk
Seringkali siswa tidak memberikan jawaban menghitung koefisien reliabilitas menggunakan
yang jujur sesuai dengan kondisi dirinya karena Cronbach Alpha (Disagree & Agree, 2014).
adanya beberapa alasan . Taraf signifikasi yang digunakan untuk uji
Selain memiliki kelebihan dan validitas inventori motivasi belajar yang
kekurangan inventori ini juga memiliki tujuan dikatakan valid yaitu > 0,3 apabila yang
yaitu untuk membantu guru BK dalam diperoleh <0,3 maka dinyatakan bahwa item
memahami kondisi motivasi belajar yang pernyatan tersebut tidak valid. Sedangkan untuk
dialami siswa serta dapat dijadikan pedoman mengetahui data berdistribusi normal dengan
dalam memilih layanan bimbingan yang tepat menggunakan uji normalitas dengan teknik One-
dan sesuai untuk membangkitkan motivasi Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Lopes,
73 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 5 No. 1 Juni 2019

2011). Data berdistribusi normal jika eigenvalue serta presentase total variannya.
mempunyai nilai signifikasi lebih besar dari 0,05 Hanya faktor yang memiliki eigenvalue lebih
maka data tersebut dapat dikatakan berdistribusi dari satu yang dipertahankan dalam model
normal, sebaliknya jika nilai signifikasi lebih analisis faktor. Semua perhitungan statistik
kecil dari 0,05 maka data tersebut dikatakan dalam penelitian ini menggunakan bantuan
tidak berdistribusi normal. Analisis faktor komputer dengan program SPSS 22.0 for
menggunakan teknik Kaiser-Meyer-Olkin windows (Arbuckle, 2013)
Measure of Sampling Adequacy (KMO-MSA)
untuk mengetahui kecukupan sampel atau HASIL DAN PEMBAHASAN
kelayakan keseluruhan butir pernyataan
inventori motivasi belajar (Andale, 2017). Jika Berikut tabel keadaan subjek penelitian
harga KMO-MSA >0,5 dengan p <0,05 maka pengembangan inventori motivasi belajar untuk
analisis bisa dilanjutkan. Penentuan jumlah siswa SMK.
faktor untuk mewakili variabel-variabel yang
akan dianalisis didasarkan pada besarnya

Tabel 1. Keadaan subjek penelitian pengembangan inventori motivasi belajar untuk siswa SMK.
Tahap kegiatan
Jenis Subjek Jumlah Keterangan
penelitian
Analisis kebutuhan Siswa 317 SMK Negeri di Kota Malang
1. Ahli BK 1 Ahli BK
Validasi ahli
2. Ahli bahasa Indonesia 1 Ahli bahasa Indonesia
Uji coba inventori Siswa 37 Usia 15-19 tahun
Angket yang telah diisi pada
Uji validitas dan Angket inventori motivasi masing-masing siswa yang telah
59
reliabilitas belajar dijadikan uji coba inventori motivasi
belajar

Penelitian ini menghasilkan 59 item valid. didasarkan pada besarnya eigenvalue dimana
Uji reliabilitas menunjukkan koefisien nilai eigenvalue sudah ditetapkan yaitu > 1. Jadi
reliabilitas sebesar 0,935 yang artinya memiliki faktor maksimal yang bisa terbentuk adalah 15
koefisien reliabilitas yang tinggi. Hal ini sesuai faktor yang berkorelasi pada setiap item-item
dengan pendapat (Azwar, 2015) yang tertentu.
mengatakan bahwa koefisien reliabilitas yang Setelah melakukan serangkaian tahapan
berada dalam rentang 0 sampai dengan 1 maka pengembangan diperoleh format final inventori
dapat dikatakan bahwa semakin tinggi koefisien motivasi belajar untuk siswa SMK yaitu 59 item
reliabilitas mendekati angka 1 berarti semakin yang valid dan 13 pernyataan yang tidak valid.
tinggi reliabilitasnya, sebaliknya koefisien yang Pernyataan yang tidak valid kemungkinan ada
semakin mendekati 0 berarti semakin rendah beberapa alasan yaitu 1) jumlah item pernyataan
reliabilitasnya. yang banyak membuat siswa jenuh dan terburu-
Selanjutnya data inventori motivasi belajar buru dalam mengerjakan sehingga membuat
dilakukan uji normalitas yang menghasilkan siswa tidak maksimal dalam memberikan
nilai signifikasi sebesar 0,200 dimana angka jawaban; 2) ada faktor human error yang
tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dipengaruhi oleh suasana hati siswa, kesehatan
disimpulkan bahwa data inventori motivasi siswa dan kondisi lingkungan sekitar sehingga
belajar untuk siswa SMK Negeri di Kota Malang dapat mempengaruhi jawaban siswa; 3) adanya
berdistribusi normal. Sedangkan untuk analisis perbedaan persepsi antara siswa dengan peneliti
faktor inventori motivasi belajar untuk siswa sehingga mempengaruhi hasil yang diharapkan.
SMKN di Kota Malang dengan menggunakan Maka dari itu untuk meminimalisirkan
teknik Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling ketidak validan, peneliti perlu memberikan
Adequacy (KMO-MSA) menghasilkan nilai petunjuk dalam pengisian inventori motivasi
sebesar 0,872 dengan sig 0,000. Angka tersebut belajar (Heriansyah, 2017). Inventori motivasi
sudah diatas 0,5 dan signifikansi jauh dibawah belajar membutuhkan waktu kurang lebih 35
0,05, maka item-item untuk inventori tersebut menit dalam pelaksanaanya, namun apabila
sudah dapat dianalisis lebih lanjut. Penentuan siswa telah selesai mengerjakan sebelum waktu
jumlah faktor untuk mewakili variabel-variabel yang ditentukan berakhir maka lembar inventori
Santy, Bariyyah, Soejanto, Pengembangan inventori motivasi… | 74

dapat dikumpulkan. Tegaskan kepada mereka membantu dalam memilih layanan bimbingan
bahwa semua jawaban harus ditulis dalam yang tepat dan sesuai untuk membangkitkan
kolom jawaban yang telah disediakan dan sesuai motivasi belajar siswa. Apabila hasil dari
dengan nomor soalnya. Tegaskan kepada penggunaan inventori motivasi belajar untuk
mereka bahwa semua jawaban harus ditulis siswa SMK terdapat hasil yang tidak sesuai
dalam kolom jawaban yang telah disediakan dan dengan kategori motivasi belajar, guru BK dapat
sesuai dengan nomor soalnya. Setelah siswa memberikan follow-up atau bantuan dengan
selesai mengerjakan, selanjutnya dilakukan melihat aspek yang menjadi permasalahan. Jika
penskoran untuk setiap jawaban siswa. permasalahan siswa terdapat dalam aspek
Pada pernyataan favorable eksternal, guru BK dapat bekerjasama dengan
penskorannya Sangat Sesuai (SS) = 4, Sesuai (S) guru mata pelajaran untuk memberikan
= 3, Tidak Sesuai (TS) = 2, Sangat Tidak Sesuai bimbingan kepada siswa terkait permasalahan
(STS) = 1. Sedangkan untuk pernyataan yang dialami siswa. Sedangkan untuk
unfavorable penskorannya Sangat Sesuai (SS) = permasalahan pada aspek internal, guru BK
1, Sesuai (S) = 2, Tidak Sesuai (TS) = 3, Sangat dapat memberikan bantuan melalui bimbingan
Tidak Sesuai (STS) = 4. ataupun konseling individu dan konseling
Jadi penelitian pengembangan inventori kelompok.
motivasi belajar untuk siswa SMK ini Saran untuk penelitian selanjutnya yaitu
menghasilkan sebuah produk yaitu inventori peneliti selanjutrnya dapat mengembangkan
motivasi belajar yang terdiri dari 59 item yang inventori motivasi belajar untuk tingkat SD,
valid dan memiliki tingkat reliabilitas yang SMP dan SMA. Mengingat tingkat
tinggi. Inventori motivasi belajar ini juga telah perkembangan, kematangan usia, dan proses
layak digunakan guru BK sebagai alat belajar mengajar siswa SD, SMP, dan SMA
pengumpul data untuk mengetahui tingkat berbeda dengan siswa SMK. Inventori motivasi
motivasi belajar siswa SMK. Lima puluh belajar ini juga dapat dilakukan penelitian lebih
sembilan item pernyataan terdiri dari 34 item lanjut dengan sampel lebih besar untuk menguji
pernyataan favorable dan 25 item pernyataan lebih jauh kehandalan inventori motivasi belajar
unfavorable. untuk siswa SMK. Selain itu, peneliti
selanjutnya diharapkan dapat menggunakan
SIMPULAN DAN SARAN teori lain yang membahas tentang motivasi
belajar agar siswa dapat lebih memahami secara
Berdasarkan hasil kesimpulan menyatakan mendalam mengenai motivasi belajar yang
bahwa inventori motivasi belajar untuk siswa dimilikinya. Inventori ini juga memliki
SMK yang peneliti kembangkan di tiga sekolah keterbatasan pengembangan yang pertama yaitu
menghasilkan 59 item yang valid dan reliabel. pengembangan inventori ini hanya dibatasi
Hasil 59 item ini memiliki koefisien reliabilitas untuk mengukur tingkat motivasi belajar siswa
sebesar 0,935 artinya inventori motivasi belajar SMK dengan rentang usia 15-19 tahun. Jadi,
untuk siswa SMK dapat dinyatakan memiliki untuk peneliti selanjutnya dapat menggunakan
reliabilitas yang tinggi. Selanjutnya peneliti rentang usia yang berbeda atau hanya meneliti
melakukan uji normalitas meghasilkan nilai satu jurusan yang ada di SMK. Kedua,
signifikasi sebesar 0,200 lebih besar dari 0,05 penggunaan inventori motivasi belajar yang
sehingga dapat disimpulkan bahwa data peneliti lakukan hanya terbatas di SMK Kota
inventori motivasi belajar untuk siswa SMK Malang karena instrument produk
berdistribusi normal. Sedangkan untuk uji pengembangan ini merupakan hasil uji coba
analisis faktor menghasilkan 15 faktor yang yang dilakukan dengan responden tertentu,
berkorelasi pada setiap item-item tertentu. Hal yakni siswa SMK Kota Malang. Bila produk
ini sesuai dengan konstruk motivasi belajar akhir pengembangan inventori motivasi belajar
menurut Uno yang mendasari pengembangan ini akan dipergunakan secara lebih luas untuk
inventori motivasi belajar siswa SMK. kepentingan kelompok diluar, maka perlu
Saran untuk Guru BK, diharapkan mampu melalui proses uji coba atau penelitian lanjutan
menggunakan inventori motivasi belajar untuk terlebih dahulu dengan responden yang sesuai
siswa SMK yang telah dikembangkan oleh dengan kebutuhan yang dimaksud.
peneliti. Sehingga hasilnya dapat digunakan
guru BK untuk mengetahui tingkat motivasi DAFTAR RUJUKAN
belajar yang dimiliki oleh siswanya serta dapat
75 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 5 No. 1 Juni 2019

Andale, S. (2017). Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) Dan Kebudayaan.


Test for Sampling Adequacy. Lopes, R. H. C. (2011). Kolmogorov-Smirnov
Anthony J. Onwuegbuzie Larry Daniel, N. L. L. Test. In International Encyclopedia of
(2007). Pearson Product-Moment Statistical Science.
Correlation Coefficient. Encyclopedia of https://doi.org/10.1007/978-3-642-04898-
Measurement and Statistics. 2_326
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.4135/97 Mappeasse, M. Y. (2009). Pengaruh cara dan
81412952644 motivasi belajar terhadap hasil belajar
Arbuckle, J. L. (2013). IBM SPSS AmosTM 22 programmable logic controller (PLC)
User’s Guide. Amos 22 User’s Guide. siswa kelas III jurusan listrik SMK Negeri
Azwar, S. (2015). Penyusunan Skala Psikologi. 5 Makassar. Jurnal Medtek, 1(2), 1–6.
Ed. 2, Cet. VII. Yogyakata: Pustaka Nur. (2016). Pengaruh Perhatian Orang Tua,
Pelajar. Konsep Diri, Persepsi Tentang Matematika
Chalpin, J. P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi Terhadap Hasil Belajar Matematika
(Terjemahan Kartini Kartono). Jakarta. PT Melalui Motivasi. Jurnal Matematika Dan
Radja Grafindo Persada. Pembelajarannya.
Disagree, S., & Agree, S. (2014). Cronbach ’ s Retnasari, Riska, D. (2016). Pengaruh
Alpha. Real Statistics Using Excel. Pendekatan Kontekstual Terhadap
https://doi.org/10.1007/bf02310555.Cronb Kemampuan Koneksi Matematis Dan
ach Motivasi Belajar Siswa Sekolah Dasar
Fatchurrohman, R. (2017). Pengaruh motivasi Kelas Iv Pada Materi Bilangan Bulat. Pena
berprestasi terhadap kesiapan belajar, Ilmiah.
pelaksanaan prakerin dan pencapaian Siagian, R. E. F. (2015). Pengaruh minat dan
kompetensi mata pelajaran produktif. kebiasaan belajar siswa terrhadap prestasi
Innovation of Vocational Technology belajar matematika. Formatif: Jurnal
Education, 7(2). Ilmiah Pendidikan MIPA, 2(2).
Gainau, M. B. (2016). Pengembangan inventori Uno, H. B. (2013). Teori Motivasi dan
self disclosure bagi siswa usia sekolah Pengukurannya Analisis di Bidang
menengah atas. Jurnal Ilmu Pendidikan, Pendidikan (Cetakan ke-10). Jakarta:
15(3). Bumi Aksara.
Gall, M. D., Borg, W. R., Gall, J. P., Sugiyono, Wahyuni, S. R. I. (2008). Upaya Peningkatan
& Bandung, D. (2008). Metode penelitian Aktivitas Belajar Matematika Melalui
pendidikan:(pendekatan kuantitatif, Pemberian Motivasi Berprestasi dan
kualitatif dan R & D). Bandung: Alfabeta. Kepuasan Reward Pada Siswa Kelas VII
Alfabeta. SMPMuhammadiyah Susukan. Universitas
Heriansyah, M. (2017). Inventori Kepribadian Muhammadiyah Surakarta.
Ideal Budaya Dayak Ngaju dalam Layanan Yaqin, M. A. (2015). Pengaruh disiplin dan
Bimbingan dan Konseling. Jurnal Fokus lingkungan sekolah terhadap hasil belajar
Konseling, 3(2). siswa di Madrasah Aliyah Nurul Islam
https://doi.org/10.26638/jfk.318.2099 Bades Pasirian Lumajang: Studi kasus
Jamal, S. (2017). Pengaruh Motivasi Belajar siswa kelas X Madrasah Aliyah Nurul
Terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas Islam Bades Pasirian Lumajang.
VIII Smp N 2 Srumbung. Social Studies, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
6(4), 469–479. Ibrahim.
Kamaluddin, H. (2011a). Bimbingan dan Yusuf, M. (2015). Penerapan Teknik Vicarious
Konseling Sekolah. Pendidikan Dan Learning Melalui Biografi Tokoh Lokal
Kebudayaan. Sukses Untuk Meningkatkan Motivasi
https://doi.org/10.1007/s10811-011-9673-4 Belajar Siswa di SMP Negeri 2 Manuju
Kamaluddin, H. (2011b). Bimbingan dan Kabupaten Gowa. FIP.
Konseling Sekolah. Jurnal Pendidikan

You might also like