Professional Documents
Culture Documents
Modul Untuk MAHASISWA GANJIL 2022 - Ok
Modul Untuk MAHASISWA GANJIL 2022 - Ok
Sistem Penginderaan
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2022
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Diterbitkan:
Edisi revisi ke-17, Januari 2022
Judul:
Blok Sistem Penginderaan: Pedoman untuk Mahasiswa
Tim penyusun:
Olivia Charissa
Zita Atzmardina
Rebekah Malik
Yoanita Widjaja
Meriana Rasyid
Mira Amaliah
Linda Julianti
Sukmawati Tansil Tan
Irene Dorthy
Penerbit:
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya maka kami dapat menyelesaikan penyusunan buku pedoman blok
sistem penginderaan pada waktunya. Blok sistem penginderaan berlangsung selama 8
minggu pada awal semester ganjil dengan bobot 7 SKS.
Buku ini berisi informasi dan petunjuk yang dibutuhkan oleh staf pengajar dan
mahasiswa peserta modul agar dapat mengikuti kegiatan dengan baik. Materi dalam buku
pedoman ini meliputi tujuan pembelajaran, sasaran pembelajaran, lingkup bahasan, metode
pengajaran dan pembelajaran, rancangan evaluasi hasil pembelajaran, serta materi dan
informasi yang dibutuhkan bagi staf pengajar dan mahasiswa peserta modul. Pemicu pada
diskusi problem based learning (PBL) yaitu berkenaan dengan penyakit pada sistem
penginderaan yang paling banyak ditemui dalam praktek sehari-hari dengan berpedoman
pada Standar Kompetensi Kurikulum Pendidikan Dokter Indonesia (SKDI) tahun 2012.
Bidang-bidang terkait antara lain: Anatomi, Fisiologi, Histologi, Mikrobiologi, Patologi
Anatomi, Farmakologi, Parasitologi, Radiologi, Ilmu Kesehatan Mata, Ilmu Penyakit THT,
dan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Modul ini juga dilengkapi dengan materi
keterampilan klinis dasar yang harus dikuasai oleh para mahasiswa.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pimpinan Fakultas Kedokteran dan semua
staf pengajar yang telah berpartisipasi dalam penyusunan buku rancangan pengajaran ini,
juga kepada tenaga administrasi yang membantu penggandaan buku serta membantu
pelaksanaan blok sistem penginderaan.
Kami mengharapkan masukan dan saran yang dapat digunakan untuk memperbaiki
buku pedoman ini agar menjadi lebih baik dan lebih informatif lagi.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL................................................................................................................. iii
PENDAHULUAN................................................................................................................. 1
TUJUAN PEMBELAJARAN............................................................................................... 3
KOMPETENSI BLOK SISTEM PENGINDERAAN.......................................................... 7
SESUAI DAFTAR PENYAKIT DALAM SKDI 2012............................................ 7
SESUAI DAFTAR KETERAMPILAN KLINIS DALAM SKDI 2012................... 14
KARAKTERISTIK MAHASISWA DAN PRASYARAT .................................................. 19
SASARAN PEMBELAJARAN (LEARNING OBJECTIVES)............................................. 20
ANALISIS SASARAN PEMBELAJARAN........................................................................ 21
LINGKUP BAHASAN......................................................................................................... 22
KEGIATAN PENGAJARAN DAN PEMBELAJARAN..................................................... 23
PEMICU 1............................................................................................................................. 25
PEMICU 2............................................................................................................................. 26
PEMICU 3............................................................................................................................. 27
PEMICU 4............................................................................................................................. 28
PEMICU 5............................................................................................................................. 29
PEMICU 6............................................................................................................................. 30
PEMICU 7............................................................................................................................. 31
PEMICU 8............................................................................................................................. 32
JADWAL BLOK SISTEM PENGINDERAAN................................................................... 33
SARANA PENUNJANG...................................................................................................... 42
1. SUMBER PEMBELAJARAN.................................................................................. 42
2. SUMBER DAYA MANUSIA.................................................................................. 45
3. SARANA DAN PRASARANA............................................................................... 46
EVALUASI HASIL PEMBELAJARAN............................................................................. 47
LAMPIRAN
KETERAMPILAN KLINIS DASAR.................................................................................. 53
DAFTAR TILIK KETERAMPILAN KLINIS DASAR...................................................... 68
DAFTAR TILIK PENILAIAN DISKUSI PBL.................................................................... 98
EVALUASI MAHASISWA TERHADAP PELAKSANAAN BLOK................................ 100
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 101
iii
DAFTAR TABEL
iv
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sistem penginderaan merupakan bagian dari sistem persarafan yang berfungsi
untuk proses informasi sensorik. Sistem ini tersusun atas reseptor sensorik, yang menerima
rangsangan baik dari dalam maupun dari luar, dan jalur persarafan yang meneruskan
informasi ke otak untuk kemudian diproses (Sherwood, 2010). Organ-organ yang terlibat
dalam sistem penginderaan yaitu mata sebagai indera penglihatan, telinga sebagai indera
pendengar, kulit sebagai indera peraba, hidung sebagai indera penciuman dan lidah sebagai
indera pengecap. Masing-masing organ tersebut memiliki reseptor khusus sesuai dengan
fungsinya.
Dari kelima organ yang termasuk dalam sistem penginderaan, Kurikulum Fakultas
Kedokteran Universitas Tarumanagara (FK Untar) memetakan kelainan pada mata, telinga,
dan kulit untuk dibahas pada blok sistem penginderaan. Kelainan pada hidung sudah
dibahas pada blok sistem respirasi di semester IV dan kelainan pada lidah sudah dibahas
pada blok sistem gastrointestinal di semester V. Modul ini diselenggarakan pada awal
semester VII dengan harapan bahwa mahasiswa sudah memiliki dasar pengetahuan
biomedik yang dibutuhkan untuk dapat menganalisis dan merencanakan tindak lanjut
kelainan-kelainan pada mata, telinga dan kulit. Modul ini berlangsung selama tujuh
minggu dengan bobot tujuh SKS.
Blok sistem penginderaan berupaya untuk mempersiapkan lulusan dokter dengan
bekal pengetahuan terkait kelainan mata, telinga dan kulit mengingat tingginya frekuensi
kasus tersebut pada praktik sehari-hari. Menurut Riskesdas tahun 2013, prevalensi
kebutaan nasional adalah sebesar 0,4% (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Hal ini
menunjukkan penurunan prevalensi kebutaan dibandingkan pada tahun 2007 yang
menempatkan Indonesia pada kedudukan tertinggi kedua di dunia setelah Ethiopia
(Kementerian Kesehatan RI, 2014). Walaupun demikian, gangguan penglihatan bisa
bermanifestasi mulai dari gangguan ringan hingga yang menimbulkan kebutaan. Oleh
karena itu, WHO membuat program vision 2020 yang merupakan inisiatif global untuk
menanggulangi gangguan penglihatan dan kebutaan di dunia. Indonesia telah menjalani
program ini sejak tahun 2000. Latar belakang program ini adalah karena sesungguhnya
sekitar 80% gangguan penglihatan dapat dicegah (Kementerian Kesehatan RI, 2014).
Dokter umum sebagai garda terdepan perlu diberikan bekal yang cukup untuk dapat
menanganinya. Selain mata, kelainan sistem penginderaan lain yang harus dapat ditangani
1
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
oleh dokter umum sesuai dengan kompetensi dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia
(SKDI) adalah telinga dan kulit (Konsil Kedokteran Indonesia, 2012). Prevalensi ketulian
nasional di Indonesia menurut Riskesdas tahun 2013, adalah sebesar 2,6%. Sedangkan
untuk penyakit kulit, salah satu yang menjadi perhatian adalah penyakit kusta (SKDI
kompetensi 4A), walaupun prevalensinya sudah mengalami penurunan, tetapi pulau Jawa
masih merupakan salah satu daerah endemis kusta. Kusta menjadi perhatian karena dapat
menyebabkan kecacatan permanen yang sesungguhnya dapat diminimalisir jika kasus baru
dapat dideteksi lebih dini. Angka kecacatan yang tinggi pada daerah tertentu
mengindikasikan kemampuan yang rendah dalam mendeteksi kasus baru (Kementerian
Kesehatan RI, 2015). Hal ini menjadi salah satu tugas dari seorang dokter umum yang
harus dipersiapkan sejak tahap pendidikan.
2
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
TUJUAN PEMBELAJARAN
(LEARNING OUTCOME)
3
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
4
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
5
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
6
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan (PKB)
Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4A
7
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
TINGKAT
NO DAFTAR PENYAKIT
KEMAMPUAN
-- MATA --
KONJUNGTIVA
1 Benda asing di konjungtiva 4A
2 Konjungtivitis 4A
3 Pterigium 3A
4 Perdarahan subkonjungtiva 4A
5 Mata kering 4A
KELOPAK MATA
6 Blefaritis 4A
7 Hordeolum 4A
8 Chalazion 3A
9 Laserasi kelopak mata 3B
10 Entropion 2
11 Trikiasis 4A
12 Lagoftalmus 2
13 Epikantus 2
14 Ptosis 2
15 Retraksi kelopak mata 2
16 Xanthelasma 2
APARATUS LAKRIMALIS
17 Dakrioadenitis 3A
18 Dakriosistitis 3A
19 Dakriostenosis 2
20 Laserasi duktus lakrimal 2
SKLERA
21 Skleritis 3A
22 Episkleritis 4A
KORNEA
23 Erosi 2
24 Benda asing di kornea 2
25 Luka bakar kornea 2
26 Keratitis 3A
27 Kerato-konjungtivitis sicca 2
28 Edema kornea 2
29 Keratokonus 2
30 Xerophtalmia 3A
BOLA MATA
31 Endoftalmitis 2
32 Mikroftalmos 2
8
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
TINGKAT
NO DAFTAR PENYAKIT
KEMAMPUAN
ANTERIOR CHAMBER
33 Hifema 3A
34 Hipopion 3A
CAIRAN VITREOUS
35 Perdarahan Vitreous 1
IRIS DAN BADAN SILIER
36 Iridosisklitis, iritis 3A
37 Tumor iris 2
LENSA
38 Katarak 2
39 Afakia kongenital 2
40 Dislokasi lensa 2
AKOMODASI DAN REFRAKSI
41 Hipermetropia ringan 4A
42 Miopia ringan 4A
43 Astigmatism ringan 4A
44 Presbiopia 4A
45 Anisometropia pada dewasa 3A
46 Anisometropia pada anak 2
47 Ambliopia 2
48 Diplopia binokuler 2
49 Buta senja 4A
50 Skotoma 2
51 Hemianopia, bitemporal, and homonymous 2
52 Gangguan lapang pandang 2
RETINA
53 Ablasio retina 2
54 Perdarahan retina, oklusi pembuluh darah retina 2
55 Degenerasi makula karena usia 2
56 Retinopati (diabetik, hipertensi, prematur) 2
57 Korioretinitis 1
DISKUS OPTIK DAN SARAF MATA
58 Optic disc cupping 2
59 Edema papil 2
60 Atrofi optik 2
61 Neuropati optik 2
62 Neuritis optik 2
GLAUKOMA
63 Glaukoma akut 3B
64 Glaukoma lainnya 3A
9
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
TINGKAT
NO DAFTAR PENYAKIT
KEMAMPUAN
-- TELINGA, PENDENGARAN, DAN KESEIMBANGAN --
1 Tuli (kongenital, perseptif, konduktif) 2
2 Inflamasi pada aurikular 3A
3 Herpes zoster pada telinga 3A
4 Fistula pre-aurikular 3A
5 Labirintitis 2
6 Otitis eksterna 4A
7 Otitis media akut 4A
8 Otitis media serosa 3A
9 Otitis media kronik 3A
10 Mastoiditis 3A
11 Miringitis bullosa 3A
12 Benda asing 3A
13 Perforasi membran timpani 3A
14 Otosklerosis 3A
15 Timpanosklerosis 2
16 Kolesteatoma 1
17 Presbiakusis 3A
18 Serumen prop 4A
19 Mabuk perjalanan 4A
20 Trauma akustik akut 3A
21 Trauma aurikular 3B
KEPALA DAN LEHER
22 Abses Bezold 3A
LARING DAN FARING
23 Karsinoma laring 2
24 Karsinoma nasofaring 2
10
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
TINGKAT
NO DAFTAR PENYAKIT
KEMAMPUAN
-- KULIT --
INFEKSI VIRUS
1 Veruka vulgaris 4A
2 Kondiloma akuminatum 3A
3 Moluskum kontagiosum 4A
4 Herpes zoster tanpa komplikasi 4A
5 Morbili tanpa komplikasi 4A
6 Varisela tanpa komplikasi 4A
7 Herpes simpleks tanpa komplikasi 4A
INFEKSI BAKTERI
8 Impetigo 4A
9 Impetigo ulseratif (ektima) 4A
10 Folikulitis superfisialis 4A
11 Furunkel, karbunkel 4A
12 Eritrasma 4A
13 Erisipelas 4A
14 Skrofuloderma 4A
15 Lepra 4A
16 Reaksi lepra 3A
17 Sifilis stadium 1 dan 2 4A
INFEKSI JAMUR
18 Tinea kapitis 4A
19 Tinea barbe 4A
20 Tinea fasialis 4A
21 Tinea korporis 4A
22 Tinea manus 4A
23 Tinea unguium 4A
24 Tinea kruris 4A
25 Tinea pedis 4A
26 Pitiriasis vesikolor 4A
27 Kandidosis mukokutan ringan 4A
GIGITAN SERANGGA DAN INFESTASI PARASIT
28 Cutaneus larva migran 4A
29 Filariasis 4A
30 Pedikulosis kapitis 4A
31 Pedikulosis pubis 4A
32 Skabies 4A
33 Reaksi gigitan serangga 4A
11
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
TINGKAT
NO DAFTAR PENYAKIT
KEMAMPUAN
DERMATITIS EKSIM
34 Dermatitis kontak iritan 4A
35 Dermatitis kontak alergika 3A
36 Dermatitis atopik (kecuali recalcitrant) 4A
37 Dermatitis numularis 4A
38 Liken simpleks kronik/neurodermatitis 3A
39 Napkin eczema 4A
LESI ERITRO-SQUAMOSA
40 Psoriasis vulgaris 3A
41 Dermatitis seboroik 4A
42 Pitiriasis rosea 4A
KELAINAN KELENJAR SEBASEA DAN EKRIN
43 Akne vulgaris ringan 4A
44 Akne vulgaris sedang-berat 3A
45 Hidradenitis supuratif 4A
46 Dermatitis perioral 4A
47 Miliaria 4A
PENYAKIT VESIKOBULOSA
48 Toxic epidermal necrolysis 3B
49 Sindrom Stevens-Johnson 3B
GANGGUAN KERATINISASI
50 Ichthyosis vulgaris 3A
REAKSI OBAT
51 Exanthematous drug eruption, fixed drug eruption 4A
KELAINAN PIGMENTASI
52 Vitiligo 3A
53 Melasma 3A
54 Albino 2
55 Hiperpigmentasi pascainflamasi 3A
56 Hipopigmentasi pascainflamasi 3A
NEOPLASMA
57 Keratosis seboroik 2
58 Kista epitel 3A
12
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
TINGKAT
NO DAFTAR PENYAKIT
KEMAMPUAN
TUMOR EPITEL PREMALIGNA DAN MALIGNA
Squamous cell carcinoma (Karsinoma sel 2
59
skuamosa)
60 Basal cell carcinoma (Karsinoma sel basal) 2
TUMOR DERMIS
61 Xanthoma 2
62 Hemangioma 2
TUMOR SEL MELANOSIT
63 Lentigo 2
64 Nevus pigmentosus 2
65 Melanoma maligna 1
RAMBUT
66 Alopesia areata 2
67 Alopesia androgenik 2
68 Telogen eflluvium 2
69 Psoriasis vulgaris 2
13
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
14
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
15
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
16
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
68 Penilaian pengecapan 4A
-- SISTEM INTEGUMEN --
Pemeriksaan fisik
69 Inspeksi kulit 4A
70 Inspeksi membran mukosa 4A
71 Inspeksi daerah perianal 4A
72 Inspeksi kuku 4A
73 Inspeksi rambut dan skalp 4A
74 Palpasi kulit 4A
75 Deskripsi lesi kulit dengan perubahan primer dan sekunder, 4A
misal ukuran, distribusi, penyebaran, konfigurasi
Pemeriksaan tambahan
76 Pemeriksaan dermografisme 4A
77 Penyiapan dan penilaian sediaan kalium hidroksida 4A
78 Penyiapan dan penilaian sediaan metilen biru 4A
79 Penyiapan dan penilaian sediaan Gram 4A
80 Biopsi plong (punch biopsy) 2
81 Uji tempel (patch test) 2
82 Uji tusuk (prick test) 2
83 Pemeriksaan dengan sinar UVA (lampu wood) 4A
Pencegahan
84 Pencarian kontak (case finding) 4A
KETERAMPILAN TERAPEUTIK
-- MATA --
85 Peresepan kacamata pada kelainan refraksi ringan (Sampai 4A
dengan 5D tanpa silindris) untuk mencapai visus 6/6
86 Peresepan kacamata baca pada penderita dengan visus jauh 4A
normal atau dapat dikoreksi menjadi 6/6
87 Pemberian obat tetes mata 4A
88 Aplikasi salep mata 4A
89 Flood ocular tissue 3
90 Eversi kelopak atas dengan kapas lidi (swab) untuk 3
membersihkan benda asing
91 To apply eyes dressing 4A
92 Melepaskan lensa kontak dengan komplikasi 3
93 Melepaskan protesa mata 4A
94 Mencabut bulu mata 4A
95 Membersihkan benda asing dan debris di konjungtiva 4A
96 Membersihkan benda asing dan debris di kornea tanpa 3
komplikasi
96 Terapi laser 1
97 Operasi katarak 2
98 Squint, surgery 1
99 Vitrectomi 1
100 Operasi glaukoma dengan trabekulotomi 1
17
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
18
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Karakteristik mahasiswa:
Pembelajaran blok sistem penginderaan ini diperuntukkan bagi mahasiswa
semester VII. Jumlah mahasiswa peserta blok sistem penginderaan adalah 198 orang yang
terbagi dalam 24 kelompok.
Prasyarat:
Mahasiswa yang boleh mengikuti blok sistem penginderaan adalah mereka yang
sudah lulus semua modul di semester I dan II. Pada semester I dan II mahasiswa
mempelajari dasar-dasar biomedik yang menjadi pondasi bagi modul-modul selanjutnya.
Prinsip dasar biomedik, seperti bio-optik sudah diberikan pada blok biomedik II yang
diselenggarakan pada semester I.
19
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
akademik selambatnya dua hari setelah masuk kembali, tidak pada hari ujian. Jika surat
sakit atau surat ijin baru diserahkan pada hari ujian, mahasiswa tidak boleh mengikuti
ujian
7. Hasil diskusi dikirimkan ke email blok: blokpenginderaan@gmail.com paling lambat
pkl 18.00 WIB. (H-1 pleno)
8. Tata cara ujian tulis maupun KKD akan diberitahu tersendiri.
20
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
SASARAN PEMBELAJARAN
(LEARNING OBJECTIVES)
1. Bila diberi ilustrasi kasus tentang kelainan mata, mahasiswa semester VII mampu
menjelaskan struktur anatomi, histologi, fisiologi, etiologi, patofisiologi, serta
menyusun rencana diagnosis dan diagnosis banding berdasarkan manifestasi klinis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk kemudian merencanakan
tatalaksana juga menjelaskan kemungkinan komplikasi serta mengidentifikasi
penyakit mata yang perlu penanganan segera sesuai dengan rujukan modul.
2. Bila diberi ilustrasi kasus tentang kelainan telinga, mahasiswa semester VII mampu
menjelaskan struktur anatomi, histologi, fisiologi, etiologi, patofisiologi, serta
menyusun rencana diagnosis dan diagnosis banding berdasarkan manifestasi klinis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk kemudian merencanakan
tatalaksana juga menjelaskan kemungkinan komplikasi serta mengidentifikasi
penyakit telinga yang perlu penanganan segera sesuai dengan rujukan modul.
3. Bila diberi ilustrasi kasus tentang kelainan kulit dan adneksanya, mahasiswa semester
VII mampu menjelaskan struktur anatomi, histologi, fisiologi, etiologi, patofisiologi,
serta menyusun rencana diagnosis dan diagnosis banding berdasarkan manifestasi
klinis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang untuk kemudian merencanakan
tatalaksana juga menjelaskan kemungkinan komplikasi sesuai dengan rujukan modul.
4. Bila dihadapkan pada pasien simulasi dengan keluhan mata, mahasiswa semester VII
mampu melakukan prinsip-prinsip dasar manajemen pasien kasus mata sesuai dengan
standar yang baku.
5. Bila dihadapkan pada pasien simulasi dengan keluhan telinga, hidung, tenggorokan
(THT), mahasiswa semester VII mampu melakukan prinsip-prinsip dasar manajemen
pasien kasus THT sesuai dengan standar yang baku.
6. Bila dihadapkan pada pasien simulasi dengan keluhan kulit, mahasiswa semester VII
mampu melakukan prinsip-prinsip dasar manajemen pasien kulit sesuai dengan
standar yang baku.
21
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Bila dihadapkan pada Bila dihadapkan pada pasien Bila dihadapkan pada
pasien simulasi dengan simulasi dengan keluhan pasien simulasi dengan
keluhan mata, mahasiswa telinga, hidung, tenggorokan keluhan kulit dan
semester VII mampu (THT), mahasiswa semester adneksanya, mahasiswa
melakukan prinsip-prinsip VII mampu melakukan semester VII mampu
dasar manajemen pasien prinsip-prinsip dasar melakukan prinsip-prinsip
kasus mata sesuai dengan manajemen pasien kasus dasar manajemen pasien
standar yang baku THT sesuai dengan standar kulit sesuai dengan standar
yang baku yang baku
Bila diberi ilustrasi kasus Bila diberi ilustrasi kasus Bila diberi ilustrasi kasus
tentang kelainan mata, tentang kelainan telinga, tentang kelainan kulit dan
mahasiswa semester VII mahasiswa semester VII adneksanya, mahasiswa
mampu menjelaskan mampu menjelaskan semester VII mampu
struktur anatomi, struktur anatomi, histologi, menjelaskan struktur
histologi, fisiologi, fisiologi, etiologi, anatomi, histologi,
etiologi, patofisiologi, patofisiologi, serta fisiologi, etiologi,
serta menyusun rencana menyusun rencana diagnosis patofisiologi, serta
diagnosis dan diagnosis dan diagnosis banding menyusun rencana
banding berdasarkan berdasarkan manifestasi diagnosis dan diagnosis
manifestasi klinis, klinis, pemeriksaan fisik dan banding berdasarkan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang manifestasi klinis,
pemeriksaan penunjang untuk kemudian pemeriksaan fisik dan
untuk kemudian merencanakan tatalaksana pemeriksaan penunjang
merencanakan tatalaksana juga menjelaskan untuk kemudian
juga menjelaskan kemungkinan komplikasi merencanakan tatalaksana
kemungkinan komplikasi serta mengidentifikasi juga menjelaskan
serta mengidentifikasi penyakit telinga yang perlu kemungkinan komplikasi
penyakit mata yang perlu penanganan segera sesuai sesuai dengan rujukan
penanganan segera sesuai dengan rujukan modul modul
dengan rujukan modul
22
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
LINGKUP BAHASAN
Pokok Bahasan
1. Anatomi, histologi dan fisiologi sistem penginderaan (mata, telinga, kulit dan
adneksanya)
2. Etiologi dan patofisiologi masing-masing kelainan pada sistem penginderaan
3. Pendekatan diagnostik (manifestasi klinis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang)
yang berkaitan dengan kelainan pada sistem penginderaan, seperti pada kelainan mata
merah, kelainan pada kelopak mata dan apparatus lakrimalis, kelainan pada mata
tenang, trauma pada mata, otologi, neurotologi, onkologi THT-KL, trauma pada telinga
serta kelainan pada kulit dan adneksanya
4. Tatalaksana terhadap kelainan yang mempengaruhi sistem penginderaan (Golongan
obat, farmakodinamik dan farmakokinetik obat, indikasi dan kontraindikasi, dasar
pemilihan obat, serta penulisan resep obat dan resep kaca mata)
5. Komplikasi pada kelainan sistem penginderaan
6. Teknik pemeriksaan oftalmologi, pemeriksaan visus, refraksi subyektif dan
oftalmoskopi
7. Teknik pemeriksaan fisik THT, rhinoskopi posterior, tes pendengaran dan uji penghidu
8. Teknik pemeriksaan kulit, kuku dan rambut, pemeriksaan KOH, pemeriksaan
dermografisme, pemeriksaan dengan menggunakan lampu wood, tindakan
mengompres, dan pemeriksaan diagnostik Morbus Hansen
23
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Diharapkan pada kegiatan ini, mahasiswa sudah mempunyai prior knowledge dari
pembelajarannya selama beberapa semester sebelumnya atau dari kuliah pengantar.
Langkah seven jumps adalah sebagai berikut:
1) Identify and clarify unfamiliar terms
2) Define the problem(s)
3) Brainstorming to discuss the problem(s) suggesting possible explanation
4) Review step 2 and 3, arrange explanation into tentative solutions
5) Formulate learning objectives
6) Private study
7) Share results of private study
5. Pleno PBL (P)
Pleno PBL dilakukan setelah satu kali sesi diskusi pembahasan pemicu. Kegiatan ini
dihadiri oleh narasumber, dan dipimpin oleh koordinator blok. Pada pleno PBL,
kelompok yang terpilih akan mempresentasikan hasil diskusi PBL kelompoknya,
kemudian diikuti dengan tanya jawab antar mahasiswa dengan kelompok presentan.
Pleno PBL diikuti dengan kuliah umpan balik.
6. Latihan KKD
Latihan KKD merupakan bagian dari rangkaian pembelajaran KKD yang dimulai
dengan kuliah pengantar KKD. Pada sesi ini, masing-masing mahasiswa melakukan
prosedur keterampilan dengan didampingi oleh seorang instruktur. Instruktur diminta
untuk langsung mengoreksi kesalahan yang dilakukan mahasiswa pada saat mereka
melakukan prosedur. Kemudian mahasiswa kembali melakukan prosedur tanpa
interupsi dari instruktur. Pada sesi ini, staf pengajar memberikan umpan balik
konstruktif kepada mahasiswa dengan jelas.
7. Belajar mandiri (M)
Pada saat belajar mandiri, mahasiswa mengelaborasi lebih lanjut mengenai materi
terkait sasaran pembelajaran blok sistem penginderaan. Sumber pembelajaran dapat
diperoleh dari buku teks rujukan atau buku teks lain dan jurnal yang sesuai, juga situs
internet yang kredibel.
25
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
PEMICU 1
Seorang perempuan berusia 34 tahun datang berobat ke dokter umum dengan keluhan
terdapat bercak putih dan coklat kehitaman di wajah. Pasien tidak menyadari sejak kapan
keluhan tersebut terjadi. Pasien berprofesi sebagai penyanyi latar, dan pasien merasa tidak
percaya diri dengan bercak tersebut, sehingga untuk menutupi bercaknya pasien terbiasa
menggunakan make up tebal. Sejak 2 hari terakhir pasien merasa kedua pipi yang biasanya
ditutupi dengan bedak terasa panas dan disertai adanya bintil-bintil kemerahan. Kejadian
ini belum pernah dialami oleh pasien sebelumnya. Pasien menduga kemerahan ini timbul
karena ia menggunakan foundation baru. Sehari-hari jika tidak menyanyi, pasien
mengerjakan sendiri pekerjaan rumah tangga seperti memasak ataupun membuat kue.
Pasien mengajak ibu pasien yang berusia 73 tahun dengan keluhan bercak kehitaman yang
menebal di punggung kaki kiri yang timbul terutama jika sedang banyak pikiran atau
stress. Ibu pasien juga mengeluhkan terdapat bercak kemerahan yang di bokong dan
kemaluan sejak 1 bulan terakhir, bersamaan dengan pasien rutin menggunakan diaper.
Pasien juga mengajak anak perempuannya yang berusia 5 tahun untuk berobat karena
terdapat keluhan bintik-bintik kemerahan di area sekitar mulut dan hidung sejak 5 hari
terakhir. Selain itu bintik kemerahan disertai dengan rasa gatal didapatkan juga pada dada
dan punggung pasien terutama saat sedang berkeringat. Dokter menanyakan apakah anak
pasien juga sering mengeluhkan gatal pada lipat siku, lutut.
26
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
PEMICU 2
Pada kunjungan untuk bakti sosial ke sebuah asrama, dokter mendapatkan beberapa anak
mengalami keluhan kulit yang beragam.
Pasien pertama, seorang anak perempuan berusia 13 tahun dengan keluhan lenting
bernanah pada area punggung bawah yang dirasakan sejak 2 hari terakhir. Lenting terasa
perih, panas, dan gatal. Keluhan disertai bercak dan bintil kemerahan yang terasa gatal
pada kedua kaki dan sela jari sejak 1 minggu yang lalu. Akhir-akhir ini pasien kerap
membantu guru sekolahnya berkebun. Selain itu, pasien juga mengeluhkan bintik-bintik
putih di rambutnya semakin bertambah. Bintik-bintik putih ini juga didapatkan pada teman
sekamar pasien.
Pasien kedua, seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dengan keluhan timbul bercak
kemerahan pada kedua ketiak sejak 1 bulan terakhir. Setelah dilakukan pemeriksaan
ternyata bercak kemerahan dan gatal juga dijumpai pada area selangkangan. Menurut
pasien, ayah pasien pernah mengalami kejadian serupa berupa bercak kemerahan di
seluruh tubuh dan tidak terasa gatal.
Pasien ketiga, seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dengan keluhan timbul bercak putih
di lengan hingga dada. Bercak putih ini juga dialami oleh ayah pasien. Pada saat
pemeriksaan, didapatkan bercak putih yang hilang rasa.
27
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
PEMICU 3
Bersisik terus, sakit apakah aku?
Seorang laki-laki berusia 31 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan timbul bercak
merah bersisik pada jari tangan, lengan, dan bokong sejak 5 bulan terakhir. Pasien bekerja
sebagai satpam di sebuah mall di Jakarta. Karena malu dengan jari-jari tangan yang
bersisik, pasien kerap menggaruk dan berusaha untuk melepaskan sisik-sisik tersebut.
Dokter menanyakan apakah terdapat bercak kemerahan selain yang disebutkan, menurut
pasien terdapat bercak kemerahan di lipat paha terutama saat pasien berkeringat.
Saat ditanyakan apakah bercak kemerahan bersisik juga dijumpai pada anggota keluarga
lain seperti orang tua atau anak pasien. Pasien menjawab bahwa anak pasien terkadang
mengalami bercak merah bersisik putih tapi di rambut, kadang di dahi atau belakang
telinga saat musim pancaroba. Pernah juga mengalami bercak merah di punggung yang
disertai demam, menurut dokter yang merawat anaknya terkena virus.
Dokter menanyakan apakah pasien pernah mengalami alergi obat, pasien menjawab tidak
tahu apakah itu alergi obat atau tidak, akan tetapi pasien pernah mengkonsumsi obat
antalgin kemudian mengalami lepuh di badan, disertai keropeng kemerahan di bibir.
Terkadang, timbul bercak kehitaman di dekat bibir bila mengkonsumsi obat antibiotik
(Fixed drug eruption).
28
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
PEMICU 4
Keluarga Rabun
Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dibawa ibunya ke Puskesmas dengan keluhan
penglihatan jauh buram sejak 3 bulan yang lalu. Ibu mengatakan sejak pandemi Covid-19,
anaknya belajar secara daring dan juga semakin sering bermain telepon genggam. Ibu
khawatir anaknya menderita mata malas seperti ayahnya yang memiliki riwayat katarak
sewaktu bayi.
Ibu juga membawa anak laki-lakinya yang berusia 19 tahun untuk diperiksa karena
sejak 6 bulan yang lalu bila sore hari anaknya sering tersandung kursi dan barang-barang
lain karena penglihatan menurun bila sore hari.
Ibu yang berusia 46 tahun, juga ingin memeriksakan matanya karena sejak 3 bulan
yang lalu sering mengalami sakit kepala dan mata terasa pegal. Ia memiliki riwayat rabun
jauh, pernah dioperasi karena retina lepas, hipertensi dan juga riwayat orangtua glaukoma
serta pernah disuntikan obat ke dalam bola matanya.
29
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
PEMICU 5
Mata Merah Bersama
Seorang dokter umum memeriksa 2 orang pasien di poliklinik pagi ini. Pasien pertama
adalah seorang perempuan berusia 23 tahun yang datang dengan keluhan kelopak mata
kanan atas ada benjolan sejak 9 bulan yang lalu dan belum pernah diobati. Pasien juga
mengeluhkan kedua mata merah sejak 3 hari yang lalu disertai dengan belekan dan gatal.
Menurut pasien, ada teman sekantornya juga mengalami hal yang sama dan penglihatan
tidak ada gangguan.
Pasien kedua adalah seorang perempuan berusia 45 tahun dengan keluhan mata
kanan terasa mengganjal dan sering merah hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu. Mata kiri
pasien juga mengalami sedikit merah dan penglihatan buram sejak 1 minggu yang lalu,
keluhan juga disertai dengan mata terasa pegal. Pasien juga mengatakan bahwa kedua
matanya sering terasa panas.
30
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
PEMICU 6
Ibu juga mengatakan bahwaSeingat ibu, sejak bayi anaknya tersebut selalu
bermasalah dengan telinga, mulai dari kemasukan beras, kotoran telinga yang penuh,
gendang telinga yang berlubang, hingga ada lubang di depan telinga, tetapi ibu tidak ingat
di sisi telinga mana keluhan tersebut terjadi.
31
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
PEMICU 7
Ada yang salah dengan Telingaku
Seorang laki-laki berusia 24 tahun datang ke poli umum dengan keluhan kurang
mendengar pada telinga kanan sejak 1 minggu lalu. Keluhan disadari ketika bangun tidur
pagi dia sulit mendengar teriakan ibunya yang membangunkannya. Dua hari lalu dia mulai
mendengar seperti bunyi jangkrik dalam telinganya yang di malam hari terdengar begitu
keras hingga dia sulit untuk tidur.
Seingatnya, ibunya juga pernah mengalami kejadian yang sama. Keluhan telinga
kurang mendengar dan berbunyi bahkan disertai dengan pusing berputar. Lima tahun
terakhir keluhan pusing berputar adalah keluhan yang paling sering dialami ibunya dan
tiga bulan ini ibunya juga mengeluhkan hidung buntu, terkadang mimisan dan sakit kepala
disertai pandangan ganda.
Pasien menanyakan apakah keadaannya akan sama dengan keadaan yang dialami ibunya
karena waktu kecil pun dia sering mimisan.
32
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
PEMICU 8
Akibat Amukan Sapi
Seorang laki-laki berusia 24 tahun dibawa ke IGD RS. Pasien diseruduk sapi yang akan
dipotong dan keluar darah dari mata dan telinga. Pasien merasa kesakitan dan tidak dapat
membuka matanya. Dokter menanyakan apakah pernah mengalami telinga berdarah?
Kemudian pasien mengatakan tahun lalu saat menyelam, ketika sedang pilek ia juga
mengalami perdarahan dari telinga.
33
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
FR-FK-20-53/RO
MINGGU I
WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
25-Jul-22 26-Jul-22 27-Jul-22 28-Jul-22 29-Jul-22
07.00-07.30 Pendahuluan Blok
34
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
MINGGU II
WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
01-Aug-22 02-Aug-22 03-Aug-22 04-Aug-22 05-Aug-22
07.00
Anatomi Mata
dan Telinga Farmakologi Mata
07.30-08.20 (THS)
Pengantar IK (J)
Mata-1&2 (MR)
DISKUSI 2
08.20-09.10 PEMICU 2 PEMICU 2 Pleno
(ST,OT,T, CS)
Histologi Mata
09.10-10.00
(TT)
10.00-10.50 DISKUSI 1
PEMICU 3
10.50-11.40
Fisiologi
11.40-12.30
Penglihatan (SO)
13.00-13.50 Fisiologi
DISKUSI 1 pendengaran dan
13.50-14.40 PEMICU 2 keseimbangan
(SO)
14.40-15.30
35
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
MINGGU III
WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
08-Aug-22 09-Aug-22 10-Aug-22 11-Aug-22 12-Aug-22
07.00-07.30
07.30-8.20 Pkl. 07.00-09.10
Pengantar IK
8.20-9.10 DISKUSI 1 UJIAN TULIS 1 Telinga (MA)
PEMICU 3 (KULIT)
9.10-10.00 PEMICU 3 Pleno
(ID,OT, T)
DISKUSI 1
10.00-10.50
MANDIRI PEMICU 4
10.50- 12.30
10.50-11.40 PA Mata dan
Telinga (SS)
Pkl. 15.00-15.50
11.40-12.30 Radiologi Telinga
(IF)
36
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
MINGGU IV
WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
15-Aug-22 16-Aug-22 17-Aug-22 18-Aug-22 19-Aug-22
PRAKTIKUM DISKUSI 1
07.30-10.00
ANATOMI PEMICU 5
Histologi Telinga
10.00-10.50 PEMICU 4
(TT) 10.00-12.30 HARI
Pleno (MR,HS,
DISKUSI 2 KEMERDEKAAN
TT, SO, J)
PEMICU 4
10.50- 11.40
12.30-15.00
MINGGU V
WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
22-Aug-22 23-Aug-22 24-Aug-22 25-Aug-22 26-Aug-22
07.00
Pengantar KKD
07.30-10.00 Farmakologi THT (MA) PEMICU 6
PEMICU 5 Pleno (MA, HS,
Pleno (MR, J, Telinga (J)
DISKUSI 2 DISKUSI 2 TT, J)
10.00-12.30 SS)
PEMICU 5 PEMICU 6
DISKUSI 1
12.30-15.00
PEMICU 6
37
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
MINGGU VI
WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
29-Aug-21 30-Aug-21 31-Aug-21 01-Sep-21 02-Sep-21
07.00
Pengantar KKD
12.30-15.00
Mata (MR)
MINGGU VII
WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
05-Sep-21 06-Sep-21 07-Sep-21 08-Sep-21 09-Sep-21
DISKUSI 2 UJIAN TULIS 2
07.30-10.00 PEMICU 8 Pleno
PEMICU 8 MANDIRI (MATA & THT)
(MA, MR) KKD 1
10.00-12.30 SWAB
12.30-15.00
38
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
MINGGU VIII
WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
12-Sep-21 13-Sep-21 14-Sep-21 15-Sep-21 16-Sep-21
07.30-10.00
10.00-12.30 KKD 2 KKD 3 KKD 4 KKD ulang KKD ulang
12.30-15.00
MINGGU IX
WAKTU SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT
19-Sep-21 20-Sep-21 21-Sep-21 22-Sep-21 23-Sep-21
07.30-10.00
10.00-12.30 UJIAN KKD UJIAN KKD REMED UT REMED KKD REMED KKD
12.30-15.00
39
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
40
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Tujuan pembelajaran: Mahasiswa mampu merencanakan prinsip-prinsip dasar tatalaksana dan melakukan prinsip-prinsip dasar manajemen kelainan
pada sistem penginderaan yang meliputi kelainan mata, telinga, serta kulit dan adneksanya
Sasaran Metode pengajaran
Pokok bahasan dan sub pokok bahasan Rujukan wajib EHP
pembelajaran dan pembelajaran
Bila diberi ilustrasi 1. Anatomi mata 1. K1 1 sesi (HS) RA-1. p. 528-41.
kasus tentang 2. Histologi mata 2. K1 1 sesi (TT) RH. p. 496-508.
Sumatif: MCQ
kelainan mata, 3. Fisiologi penglihatan (jalur penglihatan 3. K1 1 sesi (SO) RFis-1. p. 195-213.
mahasiswa semester dan pengolahan visual) 4. K1 1 sesi (MR) Rfis-2. p. 181-99.
41
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
42
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
43
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
44
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Tujuan pembelajaran: Mahasiswa mampu merencanakan prinsip-prinsip dasar tatalaksana dan melakukan prinsip-prinsip dasar manajemen kelainan
pada sistem penginderaan yang meliputi kelainan mata, telinga, dan kulit
Metode
Sasaran Pokok bahasan dan sub pokok
pengajaran dan Rujukan wajib EHP
pembelajaran bahasan
pembelajaran
Bila dihadapkan Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest
pada pasien BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolff K
simulasi dengan K3: 1 sesi (eds.). Fitz Patrick’s Dermatology in
Formatif: Umpan
keluhan kulit dan 1. Prinsip dasar pemeriksaan fisik (Ʃ:150 menit) General Medicine. 8th ed. Volume 2.
balik setiap latihan
adneksanya, kulit, kuku dan rambut (ID) United States: The McGraw Hill
KKD
mahasiswa 2. Prinsip dasar pemeriksaan KOH Companies Inc, 2012.
semester VII 3. Prinsip dasar diagnostik Morbus KKD 2 sesi Djuanda A, Hamzah M, Aisah S.
Sumatif: Ujian
mampu melakukan Hansen (Ʃ: 5 jam) Editor. Ilmu penyakit kulit dan
KKD menggunakan
prinsip-prinsip 4. Prinsip dasar pemeriksaan kelamin. Edisi kelima. Jakarta:
daftar tilik penilaian
dasar manajemen dermografisme, lampu wood, M: Setiap saat Fakultas Kedokteran Universitas
KKD
pasien kulit sesuai tindakan mengompres Indonesia, 2007.
dengan standar Modul Sistem Penginderaan. Daftar
yang baku tilik keterampilan klinik dasar, 2017.
45
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
SARANA PENUNJANG
1. Sumber Pembelajaran
Buku rujukan
Buku rujukan berikut merupakan sumber pembelajaran yang dianjurkan sebagai
referensi.
Anatomi (RA)
1. Basmajian JV, Slonecker CE. Grant anatomi klinik. Binarupa aksara; 2014.
2. Netter FH. Atlas of human anatomy. 4th ed. Canada: Saunders; 2006.
3. Sobotta. Atlas anatomi manusia. edisi 22. Jakarta: EGC; 2007.
Fisiologi (RFis)
1. Sherwood L. Human physiology: from cell to systems. 7th ed. Canada: Thomson
Publishing Inc; 2010.
2. Ganong F. Review of medical physiology. 24 ded. San Fracisco: The McGraw-Hill
Companies; 2012.
3. Guyton AC. Text book of medical physiology. 11 th ed. Philadelphia: W.B.
Saunders Company; 2001.
4. Silverthorn DU. Human Physiology: An Integrated Approach.6th ed. Pearson
Education; 2014.
5. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. 12thed. John
Wiley & Sons, Inc; 2009. vol 1.
Farmakologi (RF)
1. Henderer JD, Rapuano CJ. Ocular pharmacology. In: Brunton L, Chabner B,
Knollman B. Editors. Goodman and Gillman’s The pharmacological basis of
therapeutics. 12th ed. McGraw Hill.
2. Fulcher EM, Fulcher RM, Soto CD. Eye and Ear Disorders. In: Fulcher EM,
Fulcher RM, Soto CD. Editors. Pharmacology principles and applications. 2nd ed.
Saunders Elsevier.
3. Askobat P, Suherman SK. Obat lokal. Dalam: Ganiswara SG, Setiabudy R,
Suyatna FD, Purwantyastuti, Nafrialdi (ed). Farmakologi dan terapi. edisi kelima,
Jakarta: FKUI.
46
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Histologi (RH)
Gartner LP, Hiatt JL. Penginderaan. Dalam: Suryono IAS, Damayanti L, Wonodirekso
S, editor. Buku Ajar Berwarna Histologi. Edisi ke-3. Singapore: Elsevier; 2014.
Parasitologi (RP)
1. Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S. Editor. Buku ajar parasitologi
kedokteran. Edisi keempat. Jakarta: Badan penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2013.
2. James MT, Harwood RF. Herms’s medical entomology. 6 th ed. London: The
Macmillan company, collier-Macmillan limited.
3. Garcia LS. Diagnostic medical parasitology. 4th ed. Washington DC: ASM press;
2001.
4. Farrar J, Hotez PJ, Junghanss T, Kang G, Lalloo D, White NJ. Editors. Manson’s
tropical disease. 23rd ed. Elsevier-Saunders; 2014.
Radiologi (RR)
1. Sutton D. Editor. Textbookof radiology and imaging. 7 th ed. Vol. II. UK: Elsevier;
2003.
2. Adam A, Dixon AK, Gillard JH, Schaefer-Prokop CM. Editors. Grainger &
Allison’s diagnostic radiology: Atextbook of medical imaging. 6 th ed. Vol. II.
Edinburgh: Churchill Livingstone Elsevier; 2015.
47
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
5. Wolff K, Richard AJ. Fitz Patrick’s Color Atlas and Synopsis of Clinical
Dermatology. 6th ed. USA: Mc Graw Hill.
6. Gawkrodger DJ. Dermatology: An Illustrated Colour Text. 4 th ed. USA: Elsevier;
2008.
7. Menaldi SL (Ed.). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketujuh. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2015.
49
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
50
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Syarat mengikuti ujian teori, minimal kehadiran pada kegiatan terstruktur diluar
KKD: 75%
Syarat mengikut ujian KKD, minimal kehadiran adalah 75%.
Ujian teori (UT) 2 akan dilaksanakan menggunakan mixed method yaitu dengan
gform dan live
2. Syarat kelulusan
Mahasiswa dinyatakan lulus blok sistem penginderaan apabila mahasiswa tersebut
lulus dalam 2 komponen, yaitu:
- Teori, dengan nilai batas lulus 56.
- KKD, dengan nilai batas lulus 80.
Apabila seorang mahasiswa tidak lulus pada salah satu atau kedua komponen di atas,
maka mahasiswa tersebut dinyatakan tidak lulus (GAGAL BLOK).
3. Syarat remedial
A. TEORI: Hasil nilai akhir Teori Blok Sistem Penginderaan adalah D (45 – 55,99)
Hasil nilai akhir E (< 45) adalah GAGAL (mengulang blok di kesempatan
berikutnya)
B. KKD: Hasil nilai masing-masing komponen keterampilan klinis dasar < 80
4. Jadwal remedial
Remedial ujian KKD dilaksanakan pada minggu kedelapan.
Remedial ujian teori dilaksanakan pada akhir blok.
51
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
52
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
pemeriksaan penunjang):
a. Kelainan kulit dengan efloresensi polimorfik
b. Kelainan kulit dengan efloresensi eritroskwamosa (non-
infeksius) dan erupsi obat
c. Infeksi kulit
d. Kelainan pigmentasi
20 Prinsip adneksa kulit dan tumor kulit 4%
Tatalaksana (dan atau pencegahan) kelainan kulit:
a. Golongan obat, farmakodinamik, farmakokinetik, indikasi,
21 5%
kontraindikasi, efek samping dan dasar pemilihan obat
b. Penulisan resep
22 Komplikasi penyakit kulit 2%
53
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
METODE PENGAJARAN dan PEMBELAJARAN (Kuliah pengantar, diskusi PBL, KKD, pleno, belajar mandiri)
1 Tujuan pembelajaran blok dapat dipahami dengan jelas
54
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
UMPAN BALIK
Sebagian besar tutor memberikan umpan balik yang sesuai dan
11
bermanfaat kepada Saudara saat diskusi PBL
Sebagian besar instruktur memberikan umpan balik yang sesuai dan
12
bermanfaat kepada Saudara saat latihan KKD
Umpan balik tersebut memberi manfaat bagi Saudara dalam mengetahui
13 kekuatan dan kelemahan sehingga menimbulkan motivasi/kemauan
untuk penguatan atau perbaikan di kesempatan selanjutnya
BUKU MODUL
Buku modul memberi informasi rancangan pembelajaran dan pengajaran
14
blok dengan cukup lengkap
Informasi sumber pembelajaran (daftar buku rujukan) tertera dengan
15
lengkap
SARANA & PRASARANA
16 Buku referensi di perpustakaan cukup lengkap
17 Sarana dan prasarana saat diskusi tutorial cukup memadai
18 Alat-alat KKD cukup memadai kualitas dan kuantitasnya
Ruang kuliah cukup memadai dari segi kenyamanan (perbandingan
19
peserta dan luas ruangan, daya tangkap audio-visual, sirkulasi udara)
SUMBER DAYA MANUSIA
Pengelola blok (koordinator dan sekretaris) memberikan
20
bantuan/dukungan yang diperlukan
55
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
56
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
LAMPIRAN
KETERAMPILAN KLINIS DASAR
OFTALMOSKOPI
Tujuan : Tes untuk melihat dan menilai kelainan dan keadaan fundus okuli.
Dasar : Cahaya yang dimasukkan ke dalam fundus akan memberikan refleks fundus.
Gambaran fundus mata akan terlihat bila fundus diberi sinar.
Alat :
1. Oftalmoskop
2. Obat melebarkan pupil: Tropicamide 0,5%-1% (Mydriacil), Fenilefrin hidroklorida
2,5%
Sebaiknya sebelum melebarkan pupil, diukur tekanan bola mata dulu.
Sebaiknya melakukan pemeriksaan dengan pupil dilebarkan kecuali:
Bilik mata dangkal
Dengan tanda pupil setelah trauma kepala
Implant fiksasi pada iris
Pasien dengan glaukoma sudut sempit
57
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Dasar:
Tajam penglihatan diperiksa langsung, dengan memperlihatkan seri gabar symbol
dengan ukuran berbeda pada jarak tertentu terhadap pasien, dan menentukan ukuran
huruf terkecil yang dapat dikenali pasien.
Pada pemeriksaan tajam penglihatan ditentukan huruf terkecil yang masih dapat dilihat
pada kartu baca baku (kartu Snellen) dengan jarak 6 meter atau 20 kaki.
Tajam penglihatan diberikan penilaian menurut ukuran baku yang ada.
Dua titik dapat dilihat sebagai 2 titik terpisah bila garis yang menghubungkan kedua
titik tersebut dengan nodal point membentuk sudut 1 menit.
Pemeriksaan tajam penglihatan sebaiknya dilakukan pada jarak 5 atau 6 meter, karena
pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan istirahat atau tanpa akomodasi.
Tajam penglihatan menentukan berapa jelas pasien dapat melihat.
Pemeriksaan dilakukan tanpa dan dengan kacamata yang sedang digunakan.
Alat:
Kartu Snellen atau E
Lensa coba
Gagang lensa coba
58
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Persiapan pemeriksaan:
Pada orang dewasa tidak ada persiapan
Pada anak-anak perlu memberikan perhatiannya untuk dapat dilakukan pemeriksaan,
adalah berbeda memberikan perhatian usia 3-6 tahun, 6-12 tahun dan 12.
Tajam penglihatan dicatat dengan catatan yang tetap, dan biasanya dicatat tajam
penglihatan kanan (AVOD) dan kemudian tajam penglihatan kiri (AVOS).
Teknik refraksi:
1. Penderita duduk. Jarak antara penderita dan Snellen chart adalah 6 m. Ruangan harus
memiliki cukup cahaya dan tidak menyebabkan silau
2. Trial frame dikenakan pada penderita. Diperiksa mata kanan terlebih dahulu. Mata kiri
ditutup okluder. Bila penderita sudah mengenakan kacamata sebelumnya, dengan
kacamata dipakai diperiksa mata kanan dan mata kiri ditutup menggunakan saputangan
atau kertas
3. Dicatat tajam penglihatan terbaik penderita. Contoh: VOD: 6/15. Letakkan pinhole
didepan mata kanan dan tanya pada penderita apakah baris dibawah 6/15 sekarang
terlihat lebih jelas. Apabila visus maju 2 baris dari baseline, diagnosis kelainan refraksi
pada mata dapat ditegakkan. Apabila tidak maju atau bertambah mundur, kelainan
penurunan visus tidak disebabkan oleh kelainan refraksi dan pemeriksaan visus selesai
tanpa koreksi
4. Kemudian dilakukan koreksi dengan menambahkan lensa minus atau plus. Ambil Sp
+1,00 dan Sp –1,00. Pakaikan bergantian pada penderita dan ditanya, mana yang
memberi penglihatan lebih baik (atau lebih buruk). Apabila sama saja, berikan lensa
59
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
spheres yang lebih tinggi nominalnya dan ulangi pertanyaannya sampai penderita dapat
memberi jawaban jelas
5. Dipakaikan lensa (positif atau negatif) yang memberi tajam penglihatan lebih baik.
Koreksi dengan mengurangi atau menambahkan nominal lensa sampai memberi
koreksi optimal. Apabila penderita tidak mencapai visus 6/6 dengan koreksi spheres
optimal, perlu dilakukan pemeriksaan astigmatisme
6. Penderita diminta melihat pada kipas astigmatisme dan ditanyakan garis pada jam
berapa yang terlihat paling jelas/hitam
7. Dari garis yang paling jelas itu, dikurangi/ditambah 90 derajat dan itu adalah aksis
astigmatismenya
8. Ambil lensa silinder +1,00 dan –1,00. Pakaikan bergantian pada penderita dan ditanya,
mana yang memberi penglihatan lebih baik. Kemudian mulai diberikan lensa dari
silinder -0,25 atau +0,25 dan dinaikkan bertahap sampai penderita mendapatkan visus
terbaik (6/6 atau lebih)
9. Koreksi refraksi mata kanan selesai. Lakukan yang sama pada mata kiri dengan mata
kanan ditutup
Catatan: kelainan refraksi mata kanan dan kiri biasanya tidak jauh berbeda. Berikan sferis
yang sama pada mata kiri, kemudian ubah bertahap. Demikian juga dengan silindernya
60
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
61
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Otoskop terdiri dari 3 bagian, yaitu corong telinga (bagian yang masuk ke liang
telinga), gagang otoskop (tempat untuk memegang otoskop) dan sumber cahaya.
Untuk memeriksa membran timpani kanan, daun telinga ditarik secara lembut ke
belakang atas menggunakan jari I dan II tangan kiri, kemudian otoskop yang dipegang
dengan tangan kanan dimasukkan secara perlahan ke liang telinga pasien dengan jari V
pemeriksa tetap diletakkan di pipi pasien untuk fiksasi, hingga membran timpani
tervisualisasi secara sempurna.
Untuk memeriksa membran timpani kiri, daun telinga ditarik secara lembut ke
belakang atas menggunakan jari I dan II tangan kanan, kemudian otoskop yang dipegang
dengan tangan kiri dimasukkan secara perlahan ke liang telinga pasien dengan jari V
pemeriksa tetap diletakkan di pipi pasien untuk fiksasi, hingga membran timpani
tervisualisasi secara sempurna. Pemeriksa memeriksa bagaimana keadaan membran
timpani dan melaporkannya.
Inspeksi liang telinga juga dapat dilakukan dengan menggunakan otoskop bila
tidak menggunakan lampu kepala. Ketika menggunakan otoskop, lampu kepala dapat
dimatikan dan harus dinyalakan kembali ketika melakukan pemeriksaan berikutnya.
62
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
63
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
64
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
65
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
66
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
67
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Pemeriksaan dapat diulang dengan cara dan prosedur seperti di atas, jika pemeriksa tidak
dapat mengidentifikasi struktur laring dan pita suara dalam satu kali pemeriksaan.
Pemeriksa melaporkan hasil pemeriksaan laringoskopi indirek.
68
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
b. Weber test
Tes Weber bertujuan untuk menentukan lateralisasi bunyi.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara menggetarkan penala 512Hz, letakkan
di daerah dahi pasien. Tanyakan kepada pasien pada telinga mana bunyi
terdengar lebih keras (lateralisasi) atau terdengar sama kerasnya pada kedua
telinga. Pasien yang mendengar bunyi sama keras pada kedua telinga berarti
69
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
c. Schwabach test
Tes Schwabach bertujuan untuk membandingkan hantaran tulang pasien
dan pemeriksa.
Pemeriksaan dimulai dari telinga kanan. Pemeriksaan dilakukan dengan
cara menggetarkan penala 512Hz kemudian letakkan di prosesus mastoideus
pasien. Minta pasien untuk memberi tanda (dengan cara mengangkat tangan)
jika bunyinya tidak terdengar lagi. Ketika bunyi tidak terdengar lagi oleh
pasien, pemeriksa memindahkan penala ke prosesus mastoid pemeriksa.
Kemudian pemeriksa mengulang prosedur yang sama. Penala yang sama
digetarkan dan diletakkan di prosesus mastoideus pemeriksa dan ketika
bunyinya sudah hilang maka pemeriksa memindahkan penala tersebut ke
prosesus mastoideus pasien. Jika pasien masih mendengar bunyi penala padahal
pemeriksa sudah tidak mendengar bunyinya lagi, maka dikatakan Schwabach
memanjang, umumnya terdapat pada penderita gangguan pendengaran
konduktif. Jika pasien tidak mendengar bunyi penala padahal pemeriksa masih
dapat mendengar bunyi penala tersebut, maka dikatakan Schwabach
memendek, yang umumnya terdapat pada penderita gangguan pendengaran
sensorineural. Jika pasien tidak mendengar bunyi penala sama dengan
pemeriksa tidak mendengar bunyi penala, disebut Schwabach sama dengan
pemeriksa. Pada Schwabach, pendengaran pemeriksa dianggap normal,
sehingga pemeriksa dapat meletakkan penala pada satu sisi telinga saja atau
bergantian telinga untuk memeriksa kedua telinga pasien. Prosedur
pemeriksaan diulang dengan cara yang sama pada telinga kiri.
Test Rinne, Weber dan Schwabach merupakan test penala yang rutin
dilakukan di poliklinik THT.
d. Bing test
Tes Bing dilakukan untuk menentukan ada atau tidaknya tuli konduktif.
Pemeriksaan dimulai dari telinga kanan. Pemeriksaan dilakukan dengan
cara menggetarkan penala 512Hz kemudian letakkan di prosesus mastoideus
pasien, sambil pemeriksa membuka tutup liang telinga pasien dengan cara
menekan tragus. Tanyakan ke pasien, apakah dia dapat mendengar suara keras
lembut secara bergantian. Jika pasien dapat mendengar suara keras lembut
secara bergantian, maka dikatakan Bing (+), yang berarti tidak terdapat
gangguan pendengaran konduktif. Jika pasien tidak dapat mendengar suara
keras lembut secara bergantian, maka dikatakan Bing (-), yang berarti terdapat
70
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
71
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Tanggal : FR-FK-20-06/RO
Nama Mahasiswa : Nilai: …… x 100 = …………
NIM :
Instruktur : Lulus / Tidak lulus
________________________________________________________________________
NILAI
No. ASPEK PENILAIAN
0 1 2
PEMERIKSAAN KULIT
Memberikan salam, memperkenalkan diri serta menanyakan identitas
1.
pasien (nama, umur, jenis kelamin)
Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan, serta meminta ijin
2.
untuk melakukan pemeriksaan
Persiapan alat dan bahan:
3. Sarung tangan non steril 1 pasang Kaca pembesar
Lampu senter Alkohol gliserin
4. Mencuci tangan, mengeringkan dan memakai sarung tangan
5. Melakukan inspeksi pada lesi
Melakukan palpasi lesi dan kulit normal (untuk turgor, kulit kering,
6.
suhu, dll)
Beri pelaporan inspeksi dan palpasi dengan menyebutkan rangkaian
status dermatologikus secara berurutan :
Regio: lokasi lesi
Distribusi: dermatomal, ekstensor, fleksor, intertriginosa,
lokalisata, generalisata, bilateral simetris, universal
Efloresensi primer: makula, papul, plak, nodus, urtika, vesikel,
bula, kista
Warna: eritematosa, hiperpigmentasi, kecoklatan, sewarna kulit
7.
Ukuran: milier, lentikuler, numuler, plakat
Jumlah: soliter, multipel
Efloresensi sekunder: skuama, krusta, erosi, ekskoriasi, ulkus,
fisura, sikatriks, abses, likenifikasi.
(Keterangan tambahan untuk skuama dan krusta: skuama
putih/kuning, kasar/halus; krusta kuning/ kehitaman)
Konfigurasi: linear, sirsinar, arsiner, polisiklik, irisformis,
korimbiformis, konfluens, herpetiformis
Melepaskan sarung tangan, membuang pada tempat yang telah
8. disediakan dan mencuci tangan
72
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
73
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Tanggal : FR-FK-20-06/RO
Nama Mahasiswa : Nilai: …… x 100 = …………
NIM :
Instruktur : Lulus / Tidak lulus
________________________________________________________________________
NILAI
No. ASPEK PENILAIAN
0 1 2
74
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Tanggal : FR-FK-20-06/RO
Nama Mahasiswa : Nilai: …… x 100 = …………
NIM :
Instruktur : Lulus / Tidak lulus
_________________________________________________________________________
NILAI
No. ASPEK PENILAIAN
0 1 2
1. Memberikan salam, memperkenalkan diri serta menanyakan
identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin)
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan, serta meminta ijin
untuk melakukan pemeriksaan
3. Persiapan alat dan bahan:
Sarung tangan non steril 1 pasang
Cahaya matahari/ lampu
Alkohol gliserin
4. Mencuci tangan, mengeringkan dan memakai sarung tangan
5. Melakukan pemeriksaan ekstra-oral dan beri pelaporan:
a. inspeksi perioral dan bibir untuk melihat ada/tidak lesi kulit,
jika ada deskripsikan efloresensi primer, warna, efloresensi
sekunder
b. palpasi kelenjar submandibula dan submental
c. palpasi temporomandibular joints untuk melihat clicking
atau nyeri saat membuka
6. Melakukan pemeriksaan intraoral dan beri pelaporan:
a. Inspeksi lesi mukosa dan beri pelaporan regio, efloresensi
primer dan warna
b. Ada/ tidak saliva pada dasar mulut dan konsistensinya
c. Gigi geligi, ada/ tidak karies
d. Ada/ tidak pemakaian removable prosthesis
7. Melepaskan sarung tangan, membuang pada tempat yang telah
disediakan dan mencuci tangan
8. Memberitahu pasien bahwa pemeriksaan sudah selesai dan
mengucapkan terima kasih
75
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Tanggal : FR-FK-20-06/RO
Nama Mahasiswa : Nilai: …… x 100 = …………
NIM :
Instruktur : Lulus / Tidak lulus
_________________________________________________________________________
NILAI
NO. ASPEK PENILAIAN
0 1 2
1. Memberikan salam, memperkenalkan diri serta menanyakan
identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin)
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan, serta meminta ijin
untuk melakukan pemeriksaan
3. Persiapan alat dan bahan:
Sarung tangan non steril 1 pasang
Cahaya matahari/ lampu
Alkohol gliserin
Benda keras seperti kaca objek
Es batu
4. Mencuci tangan, mengeringkan dan memakai sarung tangan
Melakukan tes dermografisme:
a. Tentukan lokasi kulit normal ( tungkai atas sepertiga distal
umumnya)
b. Goreskan kaca objek pada lokasi tersebut membentuk pola
tertentu ( x, atau garis sejajar)
c. Tes positif jika timbul lesi urtika sesuai arah goresan,
menghilang dalam 30 mnt
d. Delayed dermographism terjadi 3-6 jam setelah tes,baik
hasil tes awal positif ataupun negatif
e. Cold-dependent dermographism jika tes dilakukan dengan
es batu.
5. Melepaskan sarung tangan, membuang pada tempat yang telah
disediakan dan mencuci tangan
6. Memberitahu pasien bahwa pemeriksaan sudah selesai dan
mengucapkan terima kasih
76
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Tanggal : FR-FK-20-06/RO
Nama Mahasiswa : Nilai: …… x 100 = …………
NIM :
Instruktur : Lulus / Tidak lulus
_________________________________________________________________________
NILAI
NO. ASPEK PENILAIAN
0 1 2
77
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
FR-FK-20-06/RO
Tanggal :
Nilai: …… x 100 = …………
Nama Mahasiswa :
NIM :
Instruktur : Lulus / Tidak lulus
________________________________________________________________________
NILAI
No. ASPEK PENILAIAN
0 1 2
Memberikan salam, memperkenalkan diri serta menanyakan identitas
1.
pasien (nama, umur, jenis kelamin)
Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan, serta meminta ijin
2.
untuk melakukan tindakan pengompresan
Persiapan alat dan bahan:
Alkohol gliserin secukupnya
Sarung tangan non steril 1 pasang
3. Kassa kering steril secukupnya
Larutan NaCl 0,9% secukupnya
Waskom stainless steel kecil 1 buah
Sarung tangan non steril 1 pasang
4. Mencuci tangan secara lege artis dan memakai sarung tangan
Menganalisis area lesi yang akan di kompres untuk menentukan
5.
penempatan kassa dan jumlah kassa yang dibutuhkan
6. Menuangkan larutan NaCl 0,9% ke dalam waskom secukupnya
Membentangkan kassa 1 lembar lalu dilipat 3, sesuaikan panjang
7.
kassa dengan area lesi
Celupkan kassa ke dalam cairan kompres, peras sedikit saja agar tidak
8. menetes. Lalu tempelkan pada area lesi secara merata agar darah,
krusta dan pus menempel pada kasa.
Lima sampai sepuluh menit kemudian ambil kassa tadi, lalu celupkan
kembali ke dalam cairan kompres, serta letakkan kembali di atas lesi
9.
seperti semula agar kassa tidak melekat pada lesi. Tindakan dilakukan
berulang kali selama 30 menit.
Membuang kassa sisa kompres ke tempat yang telah disediakan,
10.
melepas sarung tangan dan mencuci tangan
Memberitahu pasien tindakan pengompresan sudah selesai dan
11.
mengucapkan terima kasih.
78
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Tanggal : FR-FK-20-06/RO
NILAI
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2
Pemeriksa memberikan salam, memperkenalkan diri, dan
1.
menanyakan identitas pasien (nama, usia, jenis kelamin)
Pemeriksa menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan, serta
2.
meminta ijin untuk melakukan pemeriksaan
Pemeriksa mempersiapkan alat dan bahan:
Kaca objek 1 buah
Api Bunsen 1 buah
Skalpel 1 buah
3.
Celophane tape 1 buah
Larutan KOH 10-20% secukupnya
Sarung tangan non steril 1 pasang
Alkohol gliserin secukupnya
4. Pemeriksa mencuci tangan, keringkan, memakai sarung tangan
Pemeriksa mengerok dari tepi lesi ke arah luar dengan sisi tumpul
5.
skalpel agar skuama terlihat jelas
79
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Tanggal : FR-FK-20-06/RO
NILAI
No. ASPEK PENILAIAN
0 1 2
Memberikan salam, memperkenalkan diri serta menanyakan
1.
identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin)
Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan, serta meminta ijin
2.
untuk melakukan pemeriksaan
Persiapan alat dan bahan:
alkohol gliserin, Kapas yang diruncingkan, 1 tabung air panas, 1
3.
tabung air dingin,
Jarum pentul
RASA RABA KAPAS
4. Pasien dipersilahkan duduk sejajar dengan pemeriksa
5. Pemeriksa menyiapkan kapas yang diruncingkan
Pemeriksa menerangkan bahwa bilamana merasa tersentuh bagian
tubuhnya dengan kapas, ia harus menunjuk kulit yang disentuh
6. dengan jari telunjuknya, dan menyebutkan arah gerakan kapas
seperti misalnya dari bawah ke atas. Peragaan dilakukan pada kulit
normal
7. Pemeriksa meminta pasien memejamkan matanya
8. Pemeriksaan dilakukan pada lesi kulit dan kulit normal
RASA RABA PANAS – DINGIN
9. Pemeriksa menyiapkan tabung air panas dan tabung air dingin
Pemeriksa menerangkan bahwa bilamana merasa tersentuh bagian
tubuhnya dengan sensasi panas atau dingin, menyebutkan sensasi
10.
yang dirasakan panas/ dingin. Peragaan dilakukan pada kulit
normal
11. Pemeriksa meminta pasien memejamkan matanya
12. Pemeriksaan dilakukan pada lesi kulit dan kulit normal
RASA RABA TAJAM – TUMPUL
13. Pemeriksa menyiapkan jarum pentul
Pemeriksa menerangkan bahwa bilamana merasa tersentuh bagian
14. tubuhnya dengan bagian tajam atau tumpul dari jarum pentul
tersebut, menyebutkan sensasi yang dirasakan tajam/ tumpul.
80
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
81
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
FR-FK-20-06/RO
Tanggal :
NILAI
No. ASPEK PENILAIAN
0 1 2
Memberikan salam, memperkenalkan diri serta menanyakan
1.
identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin)
Menjelaskan tujuan dan prosedur pemeriksaan, serta meminta ijin
2.
untuk melakukan pemeriksaan
Persiapan alat dan bahan:
3.
alkohol gliserin dan sarung tangan non steril 1 pasang
N. Aurikularis magnus
Meminta pasien untuk memalingkan wajah dari sisi yang akan
4.
diperiksa dengan memandang ke arah bahu
Melihat dan menyebutkan arah lintangan saraf yaitu dari
5. craniomedial ke caudolateral, lalu raba saraf dengan jari telunjuk
dan jari tengah di atas dasar M. Sternocleidomastoideus
Meyebutkan ada/ tidak pembesaran antara kanan dan kiri, ada/ tidak
6.
sensasi nyeri
N. Ulnaris
Tangan kanan pemeriksa memegang lengan bawah kanan pasien
7. dengan posisi siku sedikit ditekuk, pastikan kedua lengan pasien
relaks
Dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri pemeriksa mencari
8.
sambil meraba N. Ulnaris di dalam sulkus nervi Ulnaris
Kemudian dengan posisi tangan bergantian disertai prosedur yang
9.
sama memeriksa N. Ulnaris kiri
Menyebutkan ada/tidak pembesaran antara kanan dan kiri, ada/
10.
tidak nyeri
82
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
N. Peroneus communis
Pasien diminta duduk di kursi, celana panjang digulung sampai
11. lutut dan alas kaki dilepas, pastikan kedua kaki dalam keadaan
rileks.
Pemeriksa duduk di depan pasien dengan tangan kanan memeriksa
12.
kaki kiri pasien dan tangan kiri memeriksa kaki kanan pasien.
Pemeriksa meletakkan jari telunjuk dan jari tengah pada benjolan
tulang/ caput fibula, setelah menemukan tulang tersebut jari
13.
pemeriksa menyusuri ± 1 cm ke belakang meraba N. Peroneus
communis.
Menyebutkan ada/ tidakpembesaran antara kanan dan kiri, ada/
14.
tidak sensasi nyeri.
N. Tibialis posterior
15. Pasien masih duduk rileks
Pemeriksa meletakkan jari telunjuk dan jari tengah pada maleolus
16.
medialis posterolateral dan meraba N. Tibialis posterior
Menyebutkan ada/ tidak pembesaran kanan dan kiri, ada/ tidak
17.
sensasi nyeri
Memberitahu pasien bahwa pemeriksaan sudah selesai dan
18.
mengucapkan terima kasih
19. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan
83
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Tanggal :
Nilai: …… x 100 = …………
Nama Mahasiswa :
NIM :
Instruktur : Lulus / Tidak lulus
________________________________________________________________________
NILAI
No. ASPEK PENILAIAN
0 1 2
PEMERIKSAAN VISUS
1. Memberi salam dan menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
Meminta persetujuan (informed consent) secara lisan kepada pasien
2.
untuk melakukan tindakan
Mempersilakan penderita untuk duduk menghadap Snellen chart
3.
dengan jarak 6 meter
4. Mencuci tangan secara lege artis
Mengukur Pupillary Distance dengan menggunakan senter dan
5.
penggaris
6. Memasang dan menyesuaikan gagang lensa coba
Mata diperiksa satu per satu dan mata yang tidak diperiksa ditutup
7.*
okluder. (mata kanan diperiksa lebih dulu, mata kiri ditutup okluder)
Pasien diminta membaca huruf pada Snellen chart, dimulai dengan
membaca baris teratas (huruf yang lebih besar), kemudian membaca
8.
baris di bawahnya, dan seterusnya. Jika tidak dapat membaca baris
teratas, dilanjutkan dengan hitung jari / lambaian tangan / cahaya
Melaporkan hasil pemeriksaan visus mata kanan
9.* (Dengan cara menentukan letak baris terakhir yang masih dapat
dibaca tajam penglihatan terbaik pasien)
10. Pemeriksaaan pada mata kiri, mata kanan ditutup okluder
Pasien diminta membaca huruf pada Snellen chart, dimulai dengan
membaca baris teratas (huruf yang lebih besar), kemudian membaca
11.
baris di bawahnya, dan seterusnya. Jika tidak dapat membaca baris
teratas, dilanjutkan dengan hitung jari / lambaian tangan / cahaya
Melaporkan hasil pemeriksaan visus mata kiri
12.* (Dengan cara menentukan letak baris terakhir yang masih dapat
dibaca tajam penglihatan terbaik pasien)
84
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
85
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
86
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
87
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Penilaian Hasil
corneal reflex images Normal / esotropia / exotropia
Posisi mata
cover uncover test Orthotropia / esotropia / exotropia
Gerakan bola mata Simetris / tidak
Lapang pandang Normal / menyempit
Kelopak mata superior et inferior
dextra, sinistra:
1. Benjolan
1. Benjolan (+/-)
2. Edema
2. Edema (+/-)
Kelopak mata 3. Hiperemis
3. Hiperemis (+/-)
(superior et inferior) 4. Ptosis
4. Ptosis (+/-)
5. Lagophthalmos
5. Lagophthalmos (+/-)
6. Ectropion
6. Ectropion (+/-)
7. Entropion
7. Entropion (+/-)
Bulu mata superior et inferior dextra,
sinistra:
Bulu mata 3. Trikiasis (+/-)
4. Madarosis (+/-)
5. Krusta (+/-)
Sakus 1. Hiperemis Apparatus lakrimalis dextra et sinistra:
lakrimali 2. Edema 1. Epifora (+/-)
Apparatus s 3. Fistel 2. Hiperemis (+/-)
lakrimalis 3. Edema (+/-)
Punctum 1. Eversi 4. Fistel (+/-)
lakrimal 2. Discharge 5. Eversi (+/-)
6. Discharge (+/-)
Konjungtiva bulbi dextra et sinistra:
1. Warna 1. Konjungtiva transparan
2. Vaskularisasi 2. Injeksi konjungtiva (+/-)
bulbi
3. Nodul Injeksi siliar (+/-)
4. Edema 3. Nodul (+/-)
Konjungti 4. Kemosis (+/-)
va Konjungtiva tarsal superior et inferior,
a. Hiperemis dextra et sinistra:
b. Folikel 1. Hiperemis (+/-)
tarsal
c. Papillae 2. Folikel (+/-)
d. Korpus alienum 4. Papillae (+/-)
5. Korpus alienum (+/-)
Sklera dextra et sinistra:
1. Warna
Sklera 1. Sklera putih / kuning
2. Inflamasi
2. Inflamasi (+/-)
Kornea dextra et sinistra:
1. Kejernihan
1. Jernih
2. Infiltrat
Kornea 2. Infiltrat (+/-)
3. Defek
3. Defek (+/-)
4. Edema
4. Edema (+/-)
88
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
PENILAIAN OFTALMOSKOPI
1. Bentuk
1. Bulat / sedikit oval
2. Batas
2. Tegas / tidak
Optic disc 3. Warna
3. Kuning kemerahan, pucat, hiperemis
4. C/D ratio
4. Nilai normal: ≤ 0.3
5. Perbandingan A/V
5. Nilai normal: 2/3
1. Perdarahan
1. Ada / tidak
2. Eksudat
2. Ada / tidak
Retina 3. Ablatio
3. Ada / tidak
4. Sikatriks
4. Ada / tidak
5. Neovaskularisasi
5. Ada / tidak
Fovea dan Refleks
Positif / negatif
makula
89
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Tanggal : FR-FK-20-06/RO
Nama Mahasiswa :
Nilai: …… x 100 = …………
NIM :
Instruktur : Lulus / Tidak lulus
NILAI
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2
TELINGA
Inspeksi dan palpasi telinga kanan
1. Memberi salam dan menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukan
Meminta persetujuan (informed consent) secara lisan kepada pasien
2.
untuk melakukan tindakan
Telinga hidung tenggorok pasien diperiksa satu persatu dengan
*3.
menggunakan lampu kepala dimulai dari telinga kanan
Mengatur fokus lampu kepala ke telapak tangan pemeriksa
*4.
dengan jarak lebih kurang 30 cm
Lampu kepala tetap diarahkan ke masing-masing organ yang
*5.
diperiksa selama pemeriksaan dilakukan
6. Mencuci tangan secara lege artis
Pemeriksa duduk menghadap pasien dengan posisi sisi luar lutut
*7. kiri pemeriksa bersentuhan dengan sisi luar lutut kiri pasien. Posisi
ini dipertahankan hingga pemeriksaan selesai
Menilai dan melaporkan keadaan dan bentuk daun telinga kanan
8.
serta bagian belakang daun telinga (retroaurikula/ mastoid)
Menilai nyeri tarik daun telinga dengan cara menarik daun telinga ke
9.
atas belakang dan melaporkan hasil pemeriksaan
Menilai nyeri tekan tragus dengan cara menekan tragus dan
10.
melaporkan hasil pemeriksaan
Menilai nyeri tekan mastoid dengan cara menekan mastoid dan
11.
melaporkan hasil pemeriksaan
Memeriksa liang telinga kanan menggunakan tangan kiri
dengan cara meletakkan jari I dan II di depan daun telinga
* sedangkan jari III, IV, dan V di belakang daun telinga kanan.
12. Daun telinga ditarik ke arah belakang atas dengan
menggunakan jari I dan III sedangkan jari II diletakkan di
depan tragus sambil membuka tragus ke anterior
13. Menilai dan melaporkan keadaan liang telinga
90
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
91
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Palpasi
Menilai dan melaporkan ada/tidaknya nyeri tekan pada hidung dan
31.
sinus paranasal
Pemeriksaan rinoskopi anterior
Melakukan pemeriksaan rinoskopi anterior pada hidung kanan.
*
Memegang spekulum hidung secara tepat dengan tangan kiri dan
32.
jari telunjuk tetap pada nasal tip pasien
Masukkan spekulum hidung dalam keadaan tertutup. Setelah masuk
33.
di dalam hidung, spekulum dibuka pelan-pelan
34. Melihat dan melaporkan keadaan vestibulum nasi
Melihat dan melaporkan keadaan kavum nasi:
lapang/sempit, sekret (jenisnya), konka nasi inferior, meatus nasi
35.
inferior, septum nasi, keadaan dan warna mukosa hidung,
ada/tidaknya benda asing / massa tumor
Pasien diminta untuk mendongakkan kepalanya untuk melihat
36. dan melaporkan keadaan konka nasi media dan meatus nasi
media
37. Mengeluarkan spekulum hidung dengan posisi setengah terbuka
Melakukan pemeriksaan rinoskopi anterior pada hidung kiri.
38. Memegang spekulum hidung dengan tangan kiri dan jari telunjuk
tetap pada nasal tip pasien
Masukkan spekulum hidung dalam keadaan tertutup. Setelah masuk
39.
di dalam hidung, spekulum dibuka pelan-pelan
40. Melihat dan melaporkan keadaan vestibulum nasi
Melihat dan melaporkan keadaan kavum nasi:
lapang/sempit, sekret (jenisnya), konka nasi inferior, meatus nasi
41.
inferior, septum nasi, keadaan dan warna mukosa hidung,
ada/tidaknya benda asing / massa tumor
Pasien diminta untuk mendongakkan kepalanya untuk melihat
42. dan melaporkan keadaan konka nasi media dan meatus nasi
media
43. Mengeluarkan spekulum hidung dengan posisi setengah terbuka
44. Melaporkan diagnosis sesuai dengan hasil rinoskopi anterior
OROFARING
Inspeksi
* Meminta pasien untuk membuka mulut (tanpa mengeluarkan
45. lidah). Spatula lidah dipegang secara tepat dengan tangan kanan
46. Menilai dan melaporkan keadaan rongga mulut termasuk gigi geligi
47. Menilai dan melaporkan keadaan mukosa rongga mulut dan lidah
Lidah pasien ditekan dengan menggunakan spatula lidah dan
48.
lampu kepala diarahkan ke dinding faring posterior
Menilai dan melaporkan keadaan: arkus faring anterior dan
49.
posterior, tonsila palatina, dinding faring posterior dan warna
92
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
mukosanya
Meminta pasien untuk mengucapkan ‘aaa….’ untuk melihat
50.
ada/tidaknya gerakan palatum mole
51. Melaporkan diagnosis sesuai hasil pemeriksaan orofaring
52. Mencuci tangan secara lege artis
93
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Tanggal : FR-FK-20-06/RO
NILAI
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2
1. Menjelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan
Meminta persetujuan (informed consent) secara lisan kepada pasien untuk
2.
melakukan tindakan
Pemeriksa duduk menghadap pasien dengan posisi sisi luar lutut kiri pemeriksa
3*. bersentuhan dengan sisi luar lutut kiri pasien dan alat di sisi kanan pemeriksa.
Posisi ini dipertahankan hingga pemeriksaan selesai
4. Mencuci tangan secara lege artis
Pemeriksa memasang lampu kepala, menghidupkan api Bunsen dan memegang
5. alat, yaitu kaca laring berdiameter kecil (yang sudah diberi gagang) di tangan
kanan dan spatel lidah di tangan kiri.
Pemeriksa melap kaca laring dengan kassa dan memanaskan kacanya (bukan
gagangnya) di api Bunsen sekitar 5-10 detik. Setelah itu pemeriksa mencobakan
6.
belakang kaca ke punggung tangan kiri pemeriksa untuk mengetahui apakah kaca
laring sudah tidak terlalu panas.
Jika sudah tidak terlalu panas, pasien diminta membuka mulut tanpa
7. mengeluarkan lidah dan bernafas seperti biasa. Lampu kepala dihidupkan dan
diarahkan ke orofaring.
Spatel lidah dipegang dengan tangan kiri dimasukkan ke mulut pasien dan kaca
laring dijalankan di atas spatel hingga ke arah posterior melewati uvula dengan
8.
posisi kaca menghadap ke atas. Prosedur ini dilakukan sambil pemeriksa
mengarahkan lampu kepala ke kaca laring.
Setelah melewati uvula, pemeriksa mengidentifikasi:
Koana, septum nasi posterior, konka nasi superior dan media, meatus nasi
superior dan media, post nasal drip, nasofaring dan adenoid. Selanjutnya
9.
kaca diputar ke lateral kanan dan kiri untuk mengidentifikasi muara tuba
eustakius (torus tobarius) dan setelah selesai mengidentifikasi seluruh struktur,
kaca laring dapat dikeluarkan.
Bila pemeriksa tidak selesai mengidentifikasi seluruh struktur pada satu kali
10. pemeriksaan, pemeriksaan dapat diulang dengan urutan prosedur yang sama
(no.6-9) sehingga seluruh struktur dapat teridentifikasi.
Setelah pemeriksaan selesai, kaca laring dikeluarkan terlebih dahulu diikuti
11. dengan spatel lidah dan lampu kepala dimatikan. Api Bunsen dapat dimatikan
dengan cara menutup tutupnya.
12. Pemeriksa melaporkan hasil pemeriksaan
13. Mencuci tangan secara lege artis
94
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Tanggal : FR-FK-20-06/RO
Nama Mahasiswa :
Nilai: …… x 100 = …………
NIM :
Instruktur : Lulus / Tidak lulus
________________________________________________________________________
NILAI
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2
1. Menjelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan
Meminta persetujuan (informed consent) secara lisan kepada pasien untuk
2.
melakukan tindakan
3. Mencuci tangan secara lege artis
Tes Rinne
4. Menjelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan
Tangkai penala 512 Hz yang sudah digetarkan diletakan pada prosesus
5.
mastoid pasien (telinga kanan)
Setelah bunyinya hampir hilang, garpu penala dipindahkan dengan jarak ±
6.
2,5 cm dari liang telinga kanan
7. Kepada pasien ditanyakan apakah suara terdengar kembali
Prosedur pemeriksaan diulang pada telinga sebelahnya.
8. Tangkai penala 512 Hz yang sudah digetarkan diletakan pada prosesus
mastoid pasien (telinga kiri)
Setelah bunyinya hampir hilang, garpu penala dipindahkan dengan jarak ±
9.
2,5 cm dari liang telinga kiri
95
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Tes Schwabach
16. Menjelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan
Tangkai penala 512 Hz yang sudah digetarkan diletakan pada prosesus
17.
mastoid pasien (telinga kanan)
Setelah bunyinya tidak terdengar oleh pasien, penala dipindahkan ke
18. prosesus mastoid pemeriksa untuk memastikan apakah pemeriksa masih
dapat mendengar bunyi penala atau tidak
Prosedur diulang dengan cara yang sama, tetapi penala diletakkan terlebih
19.
dahulu pada prosesus mastoid pemeriksa kemudian dipindah ke pasien
Prosedur pemeriksaan diulang pada telinga sebelahnya.
20. Tangkai penala 512 Hz yang sudah digetarkan diletakan pada prosesus
mastoid pasien (telinga kiri)
Setelah bunyinya tidak terdengar oleh pasien, penala dipindahkan ke
21. prosesus mastoid pemeriksa untuk memastikan apakah pemeriksa masih
dapat mendengar bunyi penala atau tidak
Prosedur diulang dengan cara yang sama, tetapi penala diletakkan terlebih
22.
dahulu pada prosesus mastoid pemeriksa kemudian dipindah ke pasien
23. Melaporkan hasil pemeriksaan
Tes Bing
24. Menjelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan
Tangkai penala 512 Hz yang sudah digetarkan, diletakan di prosesus
25. mastoid pasien dan tangan pemeriksa membuka dan menutup liang telinga
pasien dengan cara menekan tragus
Kepada pasien ditanyakan apakah dia mendengar suara dengan intensitas
26.
keras dan lembut secara bergantian
Prosedur pemeriksaan diulang pada telinga sebelahnya.
Tangkai penala 512 Hz yang sudah digetarkan diletakan di prosesus
27.
mastoid pasien dan tangan pemeriksa membuka dan menutup liang telinga
pasien dengan cara menekan tragus
Kepada pasien ditanyakan apakah dia mendengar suara dengan intensitas
28.
keras dan lembut secara bergantian
29. Melaporkan hasil pemeriksaan
TES BERBISIK
30. Menjelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan
Pasien dan pemeriksa berdiri berjarak 6 meter dengan posisi telinga yang
31. akan diperiksa (telinga kanan) menghadap pemeriksa dan telinga yang
tidak diperiksa (telinga kiri) ditutup dengan cara menekan tragus
Pemeriksa membisikan kata-kata berhuruf tajam (bukan mendesis) dengan
32. udara sisa hasil ekspirasi dan pasien diminta mengulangi kata-kata tersebut
(posisi plika vokalis abduksi dalam pengucapan kata-kata tersebut)
Tes berbisik dikatakan positif bila pasien dapat mengulang dengan benar
minimal 50% kata-kata yang diucapkan dan bila tidak tercapai maka
33.
pemeriksa maju 1 meter ke depan untuk mengulang prosedur tes tersebut
hingga didapatkan hasil tes berbisik positif.
96
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Bila pada jarak 1 meter pasien tidak dapat juga mendengar, maka
pemeriksa berbisik di telinga pasien
Prosedur pemeriksaan diulang pada telinga sebelahnya. Pasien dan
pemeriksa berdiri berjarak 6 meter dengan posisi telinga yang akan
34.
diperiksa (telinga kiri) menghadap pemeriksa dan telinga yang tidak
diperiksa (telinga kanan) ditutup dengan cara menekan tragus
Pemeriksa membisikan kata-kata berhuruf tajam (bukan mendesis) dengan
35. udara sisa hasil ekspirasi dan pasien diminta mengulangi kata-kata tersebut
(posisi plika vokalis abduksi dalam pengucapan kata-kata tersebut)
Tes berbisik dikatakan positif bila pasien dapat mengulang dengan benar
minimal 50% kata-kata yang diucapkan dan bila tidak tercapai maka
pemeriksa maju 1 meter ke depan untuk mengulang prosedur tes tersebut
36.
hingga didapatkan hasil tes berbisik positif.
Bila pada jarak 1 meter pasien tidak dapat juga mendengar, maka
pemeriksa berbisik di telinga pasien
37. Melaporkan hasil pemeriksaan
97
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Tanggal : FR-FK-20-06/RO
NILAI
No ASPEK PENILAIAN
0 1 2
1. Menjelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan
Meminta persetujuan (informed consent) secara lisan kepada pasien
2.
untuk melakukan tindakan
Pemeriksa duduk menghadap pasien dengan posisi sisi luar lutut kiri
pemeriksa bersentuhan dengan sisi luar lutut kiri pasien dan alat di
*3.
sisi kanan pemeriksa. Posisi ini dipertahankan hingga pemeriksaan
selesai
UJI PENGHIDU
Pemeriksa menutup mata pasien dengan selembar saputangan dan
4.
menutup lubang hidung yang tidak diperiksa dengan telunjuk pasien
Pemeriksa mendekatkan sebuah cawan yang sudah berisi bubuk kopi
5. ke hidung pasien dengan jarak kira-kira 5 cm dan pasien diminta untuk
mengendus/menghidu benda/zat tersebut
6. Pasien diminta menyebutkan benda/zat apa yang dihidunya
Prosedur dilakukan secara berturut-turut menggunakan cawan yang
7. berisi bubuk teh dan jeruk lemon dan pasien diminta untuk
menyebutkan benda/zat apa yang dihidunya
Untuk tes terakhir, pasien diminta untuk menghidu cawan yang berisi
8. ammonia/tawas/alkohol/terpentin dan diminta untuk menyebutkan
benda/zat yang dihidunya
Prosedur dilakukan pada hidung yang sebelahnya dengan urutan
9.
prosedur yang sama (no. 3 - 7)
10. Prosedur selesai, saputangan dapat dilepaskan
Pasien dengan gangguan penghidu yang sebenarnya (gangguan
nervus olfaktorius) akan mengalami gangguan penghidu ketika
menghidu bubuk kopi, bubuk teh dan jeruk lemon, tetapi dapat
11.
menghidu ammonia/tawas/alkohol/terpentin dengan sempurna
Pasien yang berpura-pura mempunyai gangguan penghidu
(malingering) tidak dapat menghidu semua benda/zat tersebut
12. Pemeriksa melaporkan hasil pemeriksaan
13. Mencuci tangan secara lege artis
98
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
Penilaian Hasil
PALPASI:
Nyeri tekan hidung dan sinus Ada / tidak
paranasal
99
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
100
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
101
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
TUTORIAL P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8
Diskusi 1
1 Keaktifan
2 Partisipasi
Diskusi 2
1 Keaktifan
2 Partisipasi
3 Informasi baru yang relevan dari
berbagai sumber
4 Analisis-sintesis
JUMLAH
CATATAN : Skor 1 - 3 ( 1 : terendah, 3 : tertinggi) Tutor Tutor Tutor Tutor Tutor Tutor Tutor Tutor
____________ __________ __________ __________ __________ __________ __________ __________
Nilai Akhir = ∑ Nilai skenario x 100 = _________
48
102
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
FR-FK-20-03/RO
KELOMPOK : ________________
PEMICU : ________________
TUTOR : ________________
Nilai 1: Kurang
2: Cukup
3: Baik
103
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
DAFTAR PUSTAKA
Amin Z, Eng KH. Basics in medical education. Singapore: World Scientific; 2006. p
195.
Kementerian Kesehatan RI, 2013. Riset kesehatan dasar (Riskesdas 2013). Badan
penelitian dan pengembangan kesehatan.
Kementerian Kesehatan RI, 2014. Situasi gangguan penglihatan dan kebutaan. Jakarta:
Pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI.
Kementerian Kesehatan RI, 2015. Profil kesehatan Indonesia 2014. Jakarta:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Konsil Kedokteran Indonesia, 2012. Standar kompetensi dokter Indonesia. Jakarta:
Konsil Kedokteran Indonesia.
Sherwood, L., 2010. Human physiology: from cell to systems. 7 th ed. Canada:
Thomson Publishing Inc.
REFERENSI GAMBAR
https://www.researchgate.net/figure/255989402_fig4_Figure-4-The-composition-of-
the-human-eye-5.
http://images.slideplayer.info/11/3210164/slides/slide_44.jpg.
http://indianhealthcentre.com/wp-content/uploads/2013/11/ThroatDiag-227x300.jpg.
http://www.liquidarea.com/wp-content/uploads/2010/05/ear.jpg.
http://www.mussenhealth.us/hearing-loss/images/1888_6_6-ear-furunculosis.jpg.
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
Jl. LetJen. S. Parman No. 1
Jakarta 11440
Tel. (021) 5670815,5671781
Fax (021) 5663126
Email: fkuntar@tarumanagara.ac.id
104
Buku Modul Sistem Penginderaan FK Untar-Mahasiswa 2022
LEMBAR VALIDASI
105