Professional Documents
Culture Documents
TPM Kelompok C - Sleeper Lamaaa
TPM Kelompok C - Sleeper Lamaaa
TPM Kelompok C - Sleeper Lamaaa
Abstract.
Sleepers on railroads have an important role, one of which is to distribute the load received on the structure bellow
(ballast). In the past, generally the sleepers were made of wood. However, wooden sleepers have drawbacks, namely
short service life and difficult maintenance. Therefore, several materials were developed as a substitute for wooden
railway sleepers. Currently, the materials that are often used for sleepers are concrete and steel. Concrete has a
much higher strength than wood and the service life of concrete is very long and maintenance is easier when
compared to wood. Steel itself is also used as a sleeper. However, when viewed from the heavy material, concrete is
very heavy and the installation of concrete for consideration is difficult to do manually so it requires heavy
equipment. Therefore, humans began to develop materials that are lightweight but have a strength that resembles
concrete and of course have a long life. An alternative material currently used in Europe as sleeper is UHMWPE, it
is a polymer composite material. The advantages of UHMWPE sleepers are that they are environmentally friendly,
recyclable, and have more than three times higher corrosion resistance than wooden sleepers. Recyclable plastic
sleepers have good electrical insulation, good weather resistance and good durability.Also has strong chemical
resistance to liquids or gases, and good UV resistance.
1 PENDAHULUAN
Rel kereta api merupakan komponen yang penting dalam dunia perkeretaapian karena menjadi lintasan agar
kereta dapat berjalan. Rel merupakan bagian dari railtrack berupa dua batang paralel yang membentang dengan
profil tertentu, rel menyediakan permukaan yang mendatar dan kontinu untuk pergerakan kereta api. Rel tidak
dapat berdiri sendiri, terdapat komponen-komponen lain yang berperan dalam lintasan kereta api, yaitu bantalan
rel (sleeper), penambat, dan ballast. Sleeper atau bantalan adalah komponen pendistribusi beban dari struktur
lintasan yang diletakkan melintang untuk menahan rel [1]. Sleeper atau bantalan pada rel berbentuk balok yang
diletakkan di bawah rel untuk menopang lintasan. Komponen utama pada rel kereta api diilustrasikan pada
Gambar 1.
1
Jurnal Metalurgi dan Material Indonesia (JMMI)
Volume xx, Terbitan xx, April 20xx
Kayu merupakan material yang telah lama digunakan untuk bantalan rel kereta. Saat ini, lebih dari 2.5 juta
bantalan kayu yang dipasang pada lintasan kereta di seluruh dunia [3]. Hal ini dikarenakan pada saat itu orang
hanya terpikirkan kayu dan sumber dayanya yang melimpah. Kayu juga mudah dipasang menjadi bantalan
karena memiliki fleksibilitas yang tinggi. Bantalan kayu mampu menyerap guncangan dan getaran beban
bergerak yang berat [4]. Oleh karena itu, biasanya bantalan dari kayu banyak diaplikasikan pada jembatan rel
kereta api. Akan tetapi, kayu memiliki kelemahan, yaitu rentan terhadap degradasi secara biologis yang
ditunjukkan oleh Gambar 2 sehingga memerlukan perawatan yang berkala serta umur pakainya yang tidak lama.
Oleh karena itu, manusia mulai mencari material pengganti bantalan kayu dan ditemukanlah beton serta baja.
Gambar 2. (a) Kegagalan bantalan kayu akibat jamur, (b) Ujung bantalan kayu yang patah akibat degradasi
[5]
Beton memiliki keunggulan, yaitu umur pakai yang lebih lama dari kayu dan biaya perawatan yang lebih
rendah. Dengan bobotnya yang besar, bantalan beton memastikan stabilitas posisi yang optimal bahkan untuk
lalu lintas dengan kecepatan tinggi [5]. Saat ini bantalan dari beton banyak dikembangkan dan berhasil diuji.
Bantalan beton terdiri dari beberapa tipe, yaitu bantalan beton monoblok dan twin block. Bantalan beton
monoblok merupakan bantalan yang umum digunakan. Bantalan twin block menjadi populer karena bobotnya
yang lebih ringan dibandingkan dengan bantalan monoblok. Akan tetapi, penempatan bantalan twin block sulit
dikarenakan kecenderungan untuk memutar saat diangkat. Bantalan twin block terdiri dari dua bagian beton yang
didukung oleh baja tulangan. Bantalan beton monoblok dan twin block ditunjukkan pada Gambar 3. Akan tetapi,
bantalan beton memiliki beberapa kekurangan, yaitu bobotnya yang berat sehingga diperlukan mesin khusus
untuk peletakan dan pemasangan, biaya pembuatan dari bantalan beton juga lebih mahal dibandingkan dengan
bantalan kayu [6].
(a) (b)
Gambar 3. Bantalan monoblok (a) dan bantalan twin block (b) [7]
Bantalan berikutnya yang juga diaplikasikan pada rel kereta adalah bantalan yang terbuat dari material baja.
Bantalan baja biasanya hanya dipergunakan untuk jalur yang menikung ditunjukkan pada Gambar 4 karena
fleksibilitasnya yang tinggi dibandingkan dengan material lain [8]. Bantalan baja memiliki keuntungan lebih
ringan dari beton, mudah dipasang, dan memiliki umur pakai yang lebih tinggi dibandingkan dengan bantalan
dari kayu [8]. Sedangkan untuk kekurangannya adalah biaya perawatannya yang mahal karena rentan terhadap
korosi dan stabilitasnya yang kurang baik dibandingkan dengan bantalan kayu dan bantalan beton [8].
2
Jurnal Metalurgi dan Material Indonesia (JMMI)
Volume xx, Terbitan xx, April 20xx
Selain kayu, beton, dan baja beberapa tahun lalu hingga saat ini mulai dikembangkan material komposit yang
dapat menjadi alternatif bantalan rel. Beberapa negara telah melakukan pengujian dan bahkan ada negara yang
telah mengaplikasikan komposit sebagai bantalan rel.
3
Jurnal Metalurgi dan Material Indonesia (JMMI)
Volume xx, Terbitan xx, April 20xx
4
Jurnal Metalurgi dan Material Indonesia (JMMI)
Volume xx, Terbitan xx, April 20xx
Menstabilisasikan struktur jalan rel terhadap gaya lateral yang memaksa rel untuk bergeser ke arah luar
(penyimpangan arah lateral).
Memberikan dukungan yang kuat dan merata pada rel.
Menghindari kontak langsung antara rel dengan air tanah.
4 PEMILIHAN MATERIAL
Pemilihan material untuk bantalan dalam jrunal ini menggunakan metode yang terdapat di dalam buku Ashby
[14] dengan menentukan fungsi, batasan, tujuan, serta indeks yang diperoleh dari batasan dan tujuan. Ilustrasi
pemilihan material bantalan rel ditunjukkan dalam Gambar 5. Batasan dalam hal ini ditentukan untuk
melakukan seleksi terhadap material yang cocok digunakan untuk bantalan rel. Indeks yang diperoleh dari
perhitungan batasan dengan tujuan akan digunakan untuk mengurutkan material yang paling cocok digunakan
untuk bantalan rel.
5
Jurnal Metalurgi dan Material Indonesia (JMMI)
Volume xx, Terbitan xx, April 20xx
Continuous Glass Fiber Reinforced Rigid Polyurethane 468,00 26,80 [24] 1,76 [24]
Foam [24]
Untuk menghitung indeks dari material di atas guna mengetahui material mana yang lebih cocok, maka
diperlukan biaya dari masing-masing material dan juga umur pakai dari material tersebut. Harga dan umur pakai
dari kedelapan material terdapat pada Tabel 3.
Tabel 3. Harga dan umur pakai material untuk bantalan
Pada screening yang dilakukan pada beberapa alternatif material, maka material UHMWPE ini dapat
dijadikan sebagai alternatif komponen bantalan pada rel dan telah diaplikasikan di beberapa negara. Bantalan
yang saat ini diaplikasikan pada rel kereta api di Eropa adalah bantalan dari komposit yang terbuat dari
UHMWPE [15]. Keuntungan dari bantalan UHMWPE adalah ramah lingkungan, dapat didaur ulang, dan
memiliki ketahanan korosi lebih dari tiga kali lebih tinggi dari bantalan kayu. Bantalan plastik yang dapat didaur
ulang memiliki insulasi listrik yang baik, ketahanan cuaca yang baik, dan penyerapan goncangan yang baik serta
peredam kebisingan. Juga memiliki ketahanan kimia yang kuat terhadap cairan atau gas, dan ketahanan UV yang
baik [15].
Karakteristik dari bantalan UHMWPE, yaitu [15]:
6
Jurnal Metalurgi dan Material Indonesia (JMMI)
Volume xx, Terbitan xx, April 20xx
5 PROSES MANUFAKTUR
6 ASPEK KEBERLANJUTAN
Hal-hal yang dipaparkan dalam bab ini adalah sebagai berikut. (Style = Paragraph)
a) Material dan reagen yang digunakan dalam penelitian beserta nama produsen, merek, dan serialnya.
b) Nama alat pembuatan spesimen maupun alat karakterisasi, lengkap dengan merek dan serialnya.
c) Gambar atau foto alat karakterisasi tidak perlu dimasukkan dalam makalah, kecuali
diperlukan untuk membantu penjelasan karena adanya modifikasi khusus.
d) Nasari singkat mengenai metode eksperimen, karakterisasi, dan simulasi. Seluruh variabel dan
parameter wajib dicantumkan.
e) Material dan Metode dipaparkan dalam sub bab yang berbeda dengan styles Heading 2 seperti
berikut.
6.2 Metode
Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode.
Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode.
Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode.
Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode.
Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode.
Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode.
Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode.
Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode. Material dan metode.
Material dan metode. (Style = Paragraph)
Bab pendahuluan harus mengandung paparan mengenai hal-hal sebagai berikut.
a) Justifikasi kebaruan topik penelitian
b) Latar belakang masalah dilakukannya penelitian
c) Tujuan penelitian
7
Jurnal Metalurgi dan Material Indonesia (JMMI)
Volume xx, Terbitan xx, April 20xx
Paparan hal tersebut di atas ditulis dalam 1 kolom huruf Times New Roman, 10 pt, Justify, spasi tunggal,
indentasi spesial (first line) 0,5 cm. Untuk memudahkan penulisan, pilih styles Paragraph seperti digambarkan
pada gambar berikut.
Klik untuk menggunakan
Styles yang disediakan pada
Template, sehingga
memudahkan penformatan
makalah.
Tabel 6. Perbandingan Sifat dari Masing-masing Material Bantalan Rel Kereta Api[1]
8
Jurnal Metalurgi dan Material Indonesia (JMMI)
Volume xx, Terbitan xx, April 20xx
B
100
75
Komponen 1
50
25
0
A B C D F
Komponen 2
Gambar 1 Contoh penulisan diagram batang. Penggunaan warna dalam pembedaan Komponen sumbu X tidak disarankan,
melainkan menggunakan kontur. (Style = Figure Caption)
300
A B C
250
200
Komponen 2
150
100
50
0
1 2 3 4 5 6
Komponen 1
Gambar 2 Contoh penulisan diagram garis dan titik. Contoh penulisan diagram batang. Penggunaan warna dalam pembedaan
Komponen sumbu X tidak disarankan, melainkan menggunakan perbedaan garis / titik.
9
Jurnal Metalurgi dan Material Indonesia (JMMI)
Volume xx, Terbitan xx, April 20xx
12
10
8
Komponen 1
6
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Komponen 2
Gambar 3 Contoh penulisan diagram data acak (scatter) dengan regresi linear. Persamaan garis hasil regresi tidak perlu
dicantumkan jika tidak membantu dalam pemaparan hasil.
8 KESIMPULAN
Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan.
Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan.
Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan.
Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan.
Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan. Kesimpulan.
Kesimpulan. Kesimpulan.
10
Jurnal Metalurgi dan Material Indonesia (JMMI)
Volume xx, Terbitan xx, April 20xx
DAFAR PUSTAKA
11