Professional Documents
Culture Documents
Admin Journal Manager 54 62 Migunani
Admin Journal Manager 54 62 Migunani
Admin Journal Manager 54 62 Migunani
ABSTRACT
E-commerce is a way of shopping or carry out online trading via the Internet. In E-commerce there
is a website to facilitate customers in ordering and delivery of the product ("get and deliver"). Model
application of E-commerce on SMEs Sentra Holy Padurenan Embroidery villages included in the
category Business to Consumer (B2C). This category of product providers (traders) are micro,
small and medium enterprises, while the buyer is an individual or corporate customer. SMEs
embroidery centers were largely become cooperative members Padurenan Jaya besides having a
local market in the sanctuary area also has customers outside the Kudus city. Consumers outside
the Kudus City is what technology requires that products can padurenan village widely known.
Through E-commerce technology is expected to consumers outside the Kudus city can obtain
product information and become involved in the expansion of the product and the consumer
market. System B2C E-commerce model is also called as e-tailing, which the company offers its
products directly to consumers via the Internet. By registering a domain name for E-commerce on
www.padurenanjayakudus.com URL, the website can display catalogs embroidery products from
some members of the cooperative Padurenan Jaya with their superior products. Through E-
commerce for SMEs Kudus embroidery centers, consumers find it easy to obtain information
related to the products required, conduct transactions quickly, consumers do not need to come
directly to the site of SMEs, transact more securely, and can be made from a variety of locations.
E-commerce provides benefits for SMEs of which can shorten the distance between SMEs and
their cutomers, SMEs can get closer to the cutomers, by clicking the "hyperlink" is available on the
website page, consumers can go to the company (virtually) wherever they are, the range of the
market increasingly widespread and not limited geographically, expanding the network of business
partners (agents/resellers) and will cut operating costs, such as office, stationery and advertising.
Keywords: E-commerce, Business to Consumer, branding, market expansion, SMEs of Kudus
Embroidery Sentra.
INTISARI
E-commerce merupakan cara berbelanja atau menjalankan perdagangan secara daring melalui
Internet. Pada E-commerce terdapat website untuk memfasilitasi konsumen dalam pemesanan
dan pengiriman produk (“get and deliver”). Model penerapan E-commerce pada UMKM Sentra
Bordir Desa Padurenan Kudus termasuk dalam kategori Business to Consumer (B2C). Kategori ini
pihak penyedia produk (pedagang) merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah sedangkan
pihak pembeli adalah konsumen perorangan atau perusahaan. UMKM sentra bordir yang sebagian
besar menjadi anggota koperasi Padurenan Jaya selain memiliki pasar lokal di daerah Kudus juga
memiliki konsumen di luar Kota Kudus. Konsumen di luar Kota Kudus inilah yang memerlukan
teknologi agar produk-produk Desa Padurenan dapat dikenal secara luas. Melalui teknologi E-
commerce diharapkan konsumen di luar Kota Kudus dapat memperoleh informasi produk sehingga
terjadilah perluasan pasar produk dan konsumen. Sistem E-commerce model B2C seperti ini juga
disebut dengan e-tailing, yaitu perusahaan menawarkan langsung produk-produknya kepada
konsumen-konsumennya melalui media internet. Dengan mendaftarkan nama domain untuk E-
commerce pada URL www.padurenanjayakudus.com, website dapat menampilkan katalog-katalog
produk bordir dari beberapa anggota koperasi Padurenan Jaya dengan produk-produk unggulan
mereka. Melalui E-commerce untuk UMKM Sentra Bordir Kudus, konsumen mendapatkan
kemudahan dalam memperoleh informasi terkait dengan produk yang dibutuhkan, melakukan
transaksi dengan cepat, konsumen tidak perlu datang langsung ke lokasi UMKM, bertransaksi
secara lebih aman, dan dapat dilakukan dari berbagai lokasi. E-commerce memberikan
keuntungan bagi UMKM diantaranya dapat memperpendek jarak antara UMKM dan konsumennya,
UMKM dapat lebih mendekatkan diri dengan konsumennya, dengan mengklik “hyperlink” yang
54 Migunani, E-Commerce pada UMKM Sentra Bordir Desa Padurenan Kudus sebagai Upaya Branding
Produk dan Perluasan Pasar
tersedia pada halaman website, konsumen dapat menuju ke perusahaan (secara virtual)
dimanapun mereka berada, jangkauan pasar semakin luas dan tidak terbatas secara geografis,
memperluas jaringan mitra bisnis (agen/reseller) dan akan memangkas biaya-biaya operasional,
seperti kantor, atk, dan periklanan.
Kata kunci: E-commerce, Business to Consumer, branding, perluasan pasar, UMKM Sentra
Bordir Kudus.
56 Migunani, E-Commerce pada UMKM Sentra Bordir Desa Padurenan Kudus sebagai Upaya Branding
Produk dan Perluasan Pasar
melalui organisasi artinya mengembangkan Merk dapat memotivasi pembeli. (5) Merk
produktivitas; (7) kerjasama tim, E-commerce dapat menciptakan kesetiaan pelanggan.
membantu orang untuk bekerja bersama, E- Strategi branding harus dipahami
commerce telah mengubah cara organisasi kebutuhan, keinginan dan prospek
berinteraksi dengan supplier, vendors, pelanggan sehingga merk atau brand berada
partner bisnis, dan pelanggan; (8) pada hati dan pikiran setiap pelanggan. Merk
pengetahuan pasar, kelompok-kelompok merupakan kombinasi dari atribut-atribut,
kecil di dalam perusahaan yang besar dapat dikomunikasikan melalui nama atau
dibiayai dengan uang untuk simbol, yang dapat mempengaruhi
mengembangkan ide baru; (9) berbagai pemilihan suatu produk atau layanan di
informasi, kenyamanan dan kontrol, pasar benak konsumen. Sebuah brand merupakan
elektronik mengembangkan pertukaran penggabungan antara pengalaman dan
informasi di antara merchants dan pelanggan persepsi konsumen yang dapat dipengaruhi
dan dipromosikan dengan cepat, maupun yang sulit dipengaruhi oleh
kenyamanan pelanggan adalah penggerak perusahaan. Merk yang kuat akan sangat
utama untuk perubahan di banyak industri, bernilai dalam persaingan untuk
kontrol adalah faktor penggerak utama mendapatkan pelanggan. Susanto dan
lainnya; (10) pertukaran barang dan jasa, Wijanarko (2004) menyatakan bahwa merk
pertukaran adalah bertransaksi barang yang adalah nama atau simbol yang diasosiasikan
punya dengan barang yang lebih diinginkan. dengan produk atau jasa dan menimbulkan
Sedangkan manfaat bagi konsumen arti psikologis atau asosiasi sehingga dapat
adalah (1) E-commerce memungkinkan disimpulkan bahwa brand adalah identifikasi
konsumen untuk berbelanja atau melakukan yang berupa nama atau simbol yang
transaksi lainnya sepanjang tahun, 24 jam mempengaruhi pemilihan suatu produk atau
sehari, dan di mana saja. (2) E-commerce jasa yang membedakannya dari produk
menyediakan konsumen lebih banyak pilihan pesaing serta mempunyai nilai bagi pembeli
sehingga konsumen dapat memilih berbagai dan penjualnya. Pendapat lain oleh Schultz
macam produk. (3) E-commerce dan Schultz (2004), “So, that’s what we mean
menyediakan bagi konsumen dengan produk by a brand: something that is identifiable by
yang lebih murah dan layanan yang lebih the buyer and the seller and creates values
baik. (4) Dalam beberapa kasus, terutama for both”, artinya merk adalah sesuatu yang
produk digital, E-commerce memungkinkan dapat diidentifikasi oleh pembeli dan penjual
untuk pengiriman cepat. (5) E-commerce sehingga menciptakan nilai bagi keduanya.
memfasilitasi kompetisi yang menghasilkan Strategi branding menurut Schultz dan
harga yang jauh lebih rendah bagi Barnes (1999), dapat diartikan sebagai
konsumen. manajemen suatu merk yang merupakan
kegiatan yang mengatur semua elemen-
Branding Produk. elemen yang bertujuan untuk membentuk
Branding merupakan bagian yang suatu brand. Sedangkan menurut Gelder
mendasar dari kegiatan pemasaran yang (2005), strategi merk mendefinisikan apa
penting untuk dimengerti dan dipahami yang seharusnya dicapai suatu brand
secara keseluruhan dalam organisasi, dalam kaitannya dengan sikap dan perilaku
sehingga branding diasosiasikan dengan konsumen sehingga dapat dimaknai bahwa
organisasi itu sendiri dan produk-produk brand strategy keterkaitan antara manajemen
yang dihasilkan. American Marketing brand yang bertujuan untuk mengatur
Association (AMA) mendefinisikan brand semua elemen brand dengan sikap dan
atau merek adalah sebagai nama, istilah, perilaku konsumen. Menurut Gelder (2005),
tanda, simbol atau desain atau kombinasi yang termasuk ke dalam brand strategy
dari kesemuanya yang bertujuan untuk antara lain brand positioning, brand identity,
mengidentifikasikan suatu barang atau jasa dan brand personality.
dan akhirnya dapat membedakan diri sendiri
dengan yang lainnya (Kotler, 2002). Objektif Rational Unified Process (RUP)
dari suatu strategi branding yang baik Sebuah metode pengembangan
adalah (1) merk dapat menyampaikan menggunakan Rational Unified Proccess
pesan dengan jelas. (2) Merk dapat (RUP) atau disebut juga sebagai Unified
mengkonfirmasi kredibilitas pemilik brand Software Development Process (USDP)
tersebut. (3) Merk dapat terhubung dengan merupakan landasan pengembangan
target pemasaran yang lebih personal. (4) perangkat lunak yang memiliki sifat use
case driven, berfokus pada arsitektur, dan
58 Migunani, E-Commerce pada UMKM Sentra Bordir Desa Padurenan Kudus sebagai Upaya Branding
Produk dan Perluasan Pasar
perangkat lunak. Use case diagram perluasan terhadap produk-produk bordir.
dibedakan menjadi dua diagram yaitu Kedua hal tersebut akan dicari solusinya
business use case diagram untuk dengan pendekatan teknologi yang dapat
menggambarkan fungsi-fungsi bisnis pada menjembatani harapan dari anggota UKM
perusahaan dan system use case diagram agar produk-produknya dikenal masyarakat
untuk menggambarkan fungsi-fungsi sistem dan memperluas pemasaran produk.
yang dapat diotomasi menggunakan Pada tahap elaboration diperoleh
perangkat lunak. (2) Activity diagram gambaran umum kebutuhan perangkat
berguna untuk menggambarkan perilaku lunak, persyaratan dan fungsi-fungsi utama
perangkat lunak yang menggambarkan perangkat lunak. Hal ini penting untuk
aktor dan objek dalam perangkat lunak mengetahui resiko pelaksanaan proyek
berinteraksi sepanjang aliran kerja di dalam yang meliputi resiko arsitektur perangkat
sistem. (3) Class diagram berguna untuk lunaknya, perencanaannya, maupun
menggambarkan class, feature, dan implementasinya. Pada tahap ini telah
hubungan-hubungan yang terjadi antara dimulai rancang bangun perangkat lunak
class dan membedakan stereotype class secara iterative melalui aktivitas-aktivitas
yaitu entity, boundary dan control. Pada seperti business modeling, requirements,
diagram ini pendekatan berorientasi obyek analysis and design meskipun baru pada
digambarkan dalam bentuk relasi antar tahap awal.
class yang dapat berupa relasi generalisasi, Requirement pada proses bisnis
dependensi (ketergantungan), dan relasi UMKM Sentra Bordir Desa Padurenan Kudus
agregasi (bagian dari). (4) Sequence and terkait dengan branding dan upaya perluasan
collaboration diagram berguna untuk pasar produk diantaranya (1) informasi
menggambarkan interaksi antar obyek produk-produk UMKM dapat dikenal
dengan penekanan pada urutan proses atau masyarakat luas. (2) Konsumen dapat
berdasarkan konteks kolaborasi antar objek memesan produk kapan saja dan dari lokasi
dalam sistem. (5) Statechart diagram mana saja. (3) Manajemen pengelolaan
digunakan untuk menggambarkan produk, persediaan produk dan
perubahan status obyek karena kondisi pemesanan/pembelian produk dapat
tertentu. (6) Component diagram ini berguna dilakukan dengan mudah dan terintegrasi.
untuk menggambarkan struktur dan
hubungan antara komponen perangkat HASIL DAN PEMBAHASAN
lunak di dalam sistem. (7) Deployment Model bisnis UMKM Sentra Bordir
diagram digunakan untuk menggambarkan Desa Padurenan Kudus terkait dengan
peta penyebaran perangkat lunak. proses bisnis yang sedang berjalan saat ini
Metode pengembangan E-commerce dimodelkan dalam business use case
pada UMKM sentra bordir Desa Padurenan diagram yang menggambarkan proses bisnis
Kudus mengikuti tahapan disiplin dalam organisasi secara keseluruhan
pengembangan menurut Rational Unified (global). Bussines Use Case digunakan
Process (RUP). secara luas selama aktivitas memodelkan
Tahap inception sebagai tahapan suatu proses bisnis sekaligus menjelaskan
awal untuk melakukan penilaian terhadap konteks suatu sistem yang akan
pengembangan perangkat lunak. Tujuan dikembangkan. Diagram ini tidak
dari tahap ini adalah untuk mendapatkan membedakan proses yang dilakukan secara
kesepakatan dari stakeholder sehubungan manual maupun proses yang dilakukan
dengan tujuan dan biaya pengembangan secara otomatis. Dalam diagram Bussines
perangkat lunak. Berdasarkan analisis Use Case terdapat interaksi yang terjadi
empiris di lapangan bahwa UMKM Sentra antara Bussines Use Case dengan aktor
Bordir Desa Padurenan Kudus belum bisnis untuk menjelaskan proses bisnis yang
memiliki branding produk dan kebutuhan dilakukan oleh aktor bisnis. Jangkauan
pemasaran produk selain cara konvensional pengembangan perangkat lunak dapat dilihat
dengan membuka gerai di pasar dan berdasarkan proses-proses yang akan
mengikuti pameran-pameran produk yang ditransformasikan menjadi sistem. Diagram
diadakan oleh Dinas Perindustrian dan Bank Business Use Case UMKM Sentra Bordir
Indonesia. Survei awal membicarakan Desa Padurenan Kudus nampak pada
mengenai hal-hal apa yang diperlukan oleh Gambar 2.
UMKM Sentra Bordir Desa Padurenan Pada rancangan diagram Business
Kudus dalam rangka mengenalkan produk Use Case E-commerce UMKM Sentra Bordir
kepada masyarakat (branding) dan upaya Desa Padurenan Kudus terdapat proses
sistem dengan menjalankan tugasnya Mengirim Pesanan (from Business Use Case Model)
belanja persediaan bahan baku untuk produk. Gambar 3. Diagram Use Case System
Business Worker Bagian Pemasaran
(Marketing) berperan dalam sistem E- Fungsionalitas sistem pada Use Case
commerce dalam hal menginisiasi System menjelaskan fungsi-fungsi sistem.
pemasaran produk dan monitoring pada Pertama, fungsi-fungsi sistem yang terkait
pemasaran produk misalnya melalui sosial dengan aktor konsumen diantaranya melihat
media, iklan di website dan sebagainya. katalog produk memungkinkan konsumen
Model sistem Use Case UMKM Sentra melihat produk-produk dalam bentuk katalog
Bordir Desa Padurenan Kudus merupakan online, fungsi melihat detil produk
hasil dekomposisi fungsional yang bersifat memungkinkan konsumen melihat detil dari
umum pada model bisnis use case menjadi sebuah produk dan memasukkan produk ke
fungsional sistem yang bersifat lebih keranjang belanja, menghapus produk dari
operasional. Diagram Use Case System keranjang belanja, dan memberikan umpan
yang menggambarkan interaksi antara use balik (feedback).
60 Migunani, E-Commerce pada UMKM Sentra Bordir Desa Padurenan Kudus sebagai Upaya Branding
Produk dan Perluasan Pasar
Kedua, fungsi-fungsi sistem yang Customer Customer Serv ice Sistem Bank
persediaan, meretur produk ke dalam stok [ Pelanggan Ingin Melihat Produk Lebih Detail ]
DAFTAR PUSTAKA
Ambler, S.W., Nalbone, J., and Vizdos, M.
2005. The Enterprise Unified Process:
Extending the Rational Unified
Process. Upper Saddle River, NJ:
Prentice Hall PTR.
Chaffey, D., Mayer, R., Johnston, K., Ellis,
C.F. 2000. Internet Marketing. London:
Prentice Hall.
Elias, Awad. 2002. Electronic Commerce.
New Jersey: Prentice Hal l.
Fowler, Martin. 2004. A Brief Guide to the
Standard Object Modeling Language.
3th Ed. New Jersey: Pearson
Education Inc.
62 Migunani, E-Commerce pada UMKM Sentra Bordir Desa Padurenan Kudus sebagai Upaya Branding
Produk dan Perluasan Pasar