Admin Journal Manager 54 62 Migunani

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

E-Commerce pada UMKM Sentra Bordir Desa Padurenan Kudus Sebagai

Upaya Branding Produk dan Perluasan Pasar


Migunani1, Achmad Solechan2, Fitro Nur Hakim3
1,2Jurusan
Sistem Informasi, STMIK Provisi Semarang
E-mail: miguns25@gmail.com, achmad.solechan.semarang@gmail.com
3Jurusan Teknik Informatika, STMIK Provisi Semarang
E-mail: masfitro@gmail.com

ABSTRACT
E-commerce is a way of shopping or carry out online trading via the Internet. In E-commerce there
is a website to facilitate customers in ordering and delivery of the product ("get and deliver"). Model
application of E-commerce on SMEs Sentra Holy Padurenan Embroidery villages included in the
category Business to Consumer (B2C). This category of product providers (traders) are micro,
small and medium enterprises, while the buyer is an individual or corporate customer. SMEs
embroidery centers were largely become cooperative members Padurenan Jaya besides having a
local market in the sanctuary area also has customers outside the Kudus city. Consumers outside
the Kudus City is what technology requires that products can padurenan village widely known.
Through E-commerce technology is expected to consumers outside the Kudus city can obtain
product information and become involved in the expansion of the product and the consumer
market. System B2C E-commerce model is also called as e-tailing, which the company offers its
products directly to consumers via the Internet. By registering a domain name for E-commerce on
www.padurenanjayakudus.com URL, the website can display catalogs embroidery products from
some members of the cooperative Padurenan Jaya with their superior products. Through E-
commerce for SMEs Kudus embroidery centers, consumers find it easy to obtain information
related to the products required, conduct transactions quickly, consumers do not need to come
directly to the site of SMEs, transact more securely, and can be made from a variety of locations.
E-commerce provides benefits for SMEs of which can shorten the distance between SMEs and
their cutomers, SMEs can get closer to the cutomers, by clicking the "hyperlink" is available on the
website page, consumers can go to the company (virtually) wherever they are, the range of the
market increasingly widespread and not limited geographically, expanding the network of business
partners (agents/resellers) and will cut operating costs, such as office, stationery and advertising.
Keywords: E-commerce, Business to Consumer, branding, market expansion, SMEs of Kudus
Embroidery Sentra.

INTISARI
E-commerce merupakan cara berbelanja atau menjalankan perdagangan secara daring melalui
Internet. Pada E-commerce terdapat website untuk memfasilitasi konsumen dalam pemesanan
dan pengiriman produk (“get and deliver”). Model penerapan E-commerce pada UMKM Sentra
Bordir Desa Padurenan Kudus termasuk dalam kategori Business to Consumer (B2C). Kategori ini
pihak penyedia produk (pedagang) merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah sedangkan
pihak pembeli adalah konsumen perorangan atau perusahaan. UMKM sentra bordir yang sebagian
besar menjadi anggota koperasi Padurenan Jaya selain memiliki pasar lokal di daerah Kudus juga
memiliki konsumen di luar Kota Kudus. Konsumen di luar Kota Kudus inilah yang memerlukan
teknologi agar produk-produk Desa Padurenan dapat dikenal secara luas. Melalui teknologi E-
commerce diharapkan konsumen di luar Kota Kudus dapat memperoleh informasi produk sehingga
terjadilah perluasan pasar produk dan konsumen. Sistem E-commerce model B2C seperti ini juga
disebut dengan e-tailing, yaitu perusahaan menawarkan langsung produk-produknya kepada
konsumen-konsumennya melalui media internet. Dengan mendaftarkan nama domain untuk E-
commerce pada URL www.padurenanjayakudus.com, website dapat menampilkan katalog-katalog
produk bordir dari beberapa anggota koperasi Padurenan Jaya dengan produk-produk unggulan
mereka. Melalui E-commerce untuk UMKM Sentra Bordir Kudus, konsumen mendapatkan
kemudahan dalam memperoleh informasi terkait dengan produk yang dibutuhkan, melakukan
transaksi dengan cepat, konsumen tidak perlu datang langsung ke lokasi UMKM, bertransaksi
secara lebih aman, dan dapat dilakukan dari berbagai lokasi. E-commerce memberikan
keuntungan bagi UMKM diantaranya dapat memperpendek jarak antara UMKM dan konsumennya,
UMKM dapat lebih mendekatkan diri dengan konsumennya, dengan mengklik “hyperlink” yang

54 Migunani, E-Commerce pada UMKM Sentra Bordir Desa Padurenan Kudus sebagai Upaya Branding
Produk dan Perluasan Pasar
tersedia pada halaman website, konsumen dapat menuju ke perusahaan (secara virtual)
dimanapun mereka berada, jangkauan pasar semakin luas dan tidak terbatas secara geografis,
memperluas jaringan mitra bisnis (agen/reseller) dan akan memangkas biaya-biaya operasional,
seperti kantor, atk, dan periklanan.
Kata kunci: E-commerce, Business to Consumer, branding, perluasan pasar, UMKM Sentra
Bordir Kudus.

PENDAHULUAN bentuk perdagangan tergantung pada tingkat


Tantangan dalam perdagangan bagi transformasi dari fisik menuju sistem digital
usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) atau elektronik yang dilibatkan. E-commerce
di Indonesia adalah kemudahan akses sebagai bagian dari E-business yang
terhadap produk-produk UMKM oleh aplikasinya ditujukan pada sektor komersial.
konsumen-konsumennya dan adanya Hal tersebut dapat dilihat dari awal
peluang dalam perluasan pasar bagi munculnya E-commerce melalui penggunaan
pemasaran produk-produk UMKM di dalam Electronic Data Interchange (EDI). Pada
bahkan dimungkinkan sampai di luar negeri. dasarnya EDI merupakan suatu metode
Dengan memanfaatkan internet diharapkan untuk pertukaran informasi dari suatu
kedua aspek tersebut bagi UMKM dapat komputer ke komputer lainnya. Dalam bisnis,
dicapai melalui kemudahan memperoleh EDI digunakan untuk melakukan pertukaran
produk oleh calon pembeli dan perluasan data transaksi bisnis antar mitra bisnis
pasar hingga menjangkau wilayah yang lebih secara elektronik dengan memanfaatkan
luas dan pada akhirnya terjadi peningkatan jaringan komputer. Sejak saat itu, teknologi
omset atau pendapatan bagi UMKM. Secara pertukaran data terus berkembang hingga
harfiah perdagangan atau bisnis yang mulai munculnya sistem yang memungkinkan
memanfaatkan perangkat elektronik atau terjadinya transaksi bisnis secara online.
internet sering dikenal dengan istilah E- Dari sistem tersebut, muncul perusahaan-
business dan E-commerce. Di masyarakat perusahaan maya yang memanfaatkan
kedua istilah ini seringkali dicampuradukkan internet sebagai media untuk berdagang.
sehingga seolah-olah keduanya memiliki arti Perusahaan-perusahaan tersebut disebut
yang sama meskipun sebenarnya arti maya karena mereka hanya berinteraksi
keduanya berbeda. E-business merupakan dengan pelanggan-pelanggan mereka
suatu konsep bisnis berbasis elektronik yang melalui internet. Namun disayangkan banyak
cakupannya lebih luas jika dibandingkan perusahaan maya tersebut yang mulai
dengan E-commerce, karena E-business berjatuhan pada tahun 2001, beberapa
tidak terbatas dalam hal pembelian dan perusahaan besar masih bertahan seperti
penjualan barang tetapi juga mengacu amazon.com dan perusahaan besar lainnya.
kepada pelayanan terhadap konsumen, Kabupaten Kudus di Kecamatan
kolaborasi dengan mitra bisnis, dan Gebog terdapat sentra industri bordir dan
perusahaan dapat melakukan transaksi konveksi. Desa yang cukup dikenal sebagai
elektronik dengan organisasi lain. Shurety penghasil bordir adalah desa Padurenan
(1999) menyatakan bahwa E-business yang merupakan lokasi sentra industri bordir.
membahas penggunaan teknologi internet Lokasi sentra bordir Desa Padurenan
untuk melakukan transformasi proses bisnis berjarak 4 - 5 km dari pusat Kota Kudus yang
yang dilakukan. Bentuk e-business yang banyak dikunjungi oleh wisatawan rohani/
paling mudah terlihat adalah pembelian peziarah di lokasi wisata rohani Sunan
barang secara online baik retail maupun Kudus. Desa ini juga berjarak 13 km dari
grosir. Sedangkan E-commerce (Electronic tempat ziarah Sunan Muria. Sentra bordir ini
Commerce) merupakan sebuah konsep bertumbuh kembang secara alami dan saat
pembelian, penjualan, pemindahan atau ini terdapat 140 unit usaha yang menyerap
pertukaran produk, serta layanan informasi sekitar 1.500 tenaga kerja. Dari populasi
melalui jaringan komputer dan internet. Istilah usaha tersebut, diperkirakan sekitar 60%
yang lebih populer dari E-commerce adalah merupakan unit usaha konveksi dan 40%
penggunaan internet dan komputer dengan usaha industri kain dan baju bordir.
browser web untuk membeli dan menjual Kecamatan Gebog terletak di antara 110 50
produk. BT (Bujur Timur) serta 6,52 dan 7,16 LS
E-commerce sebagai salah satu (Lintang Selatan). Kecamatan Gebog
bidang kajian di dunia internet sudah mulai merupakan salah satu dari 9 kecamatan di
banyak diterapkan untuk perdagangan daring Kabupaten Kudus yang memiliki potensi,
(online). E-commerce dapat berupa berbagai keunggulan dan daya saing cukup apabila

Jurnal Teknologi, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016 55


dikelola dengan baik, terencana dan Kota Solo yang merupakan pusat
konsisten serta berkelanjutan. Luas perdagangan busana di Solo, Jawa Tengah.
Kecamatan Gebog tercatat 5.506,97 Ha. Perdagangan Elektronik (E-commerce)
Keseluruhan luas lahan tersebut terbagi Menurut Turban et al (2008) electronic
menjadi lahan sawah seluas 2.051,99 Ha commerce, disingkat sebagai E-commerce
dan tanah kering seluas 3.453,99 Ha dan adalah suatu proses pembeliaan, penjualan,
terbagi dalam 11 desa. transfer, atau pertukaran produk, jasa atau
Melalui pemanfaatan teknologi E- informasi melalui jaringan komputer,
commerce di Sentra Bordir Kudus termasuk internet. Sedangkan Chaffey et al
diharapkan produk-produk bordir lebih (2000), memperlakukan E-commerce secara
dikenal di masyarakat secara luas dan terjadi terbatas hanya sebagai sebuah subset dari
perluasan pasar bordir. Terjangkaunya biaya E-business. Berdasarkan nilai manfaat E-
kepemilikan domain dan hosting di internet commerce yang besar bagi perusahaan
untuk E-commerce turut memacu dan menurut Poon & Swatman (1999) bahwa
mendorong usaha-usaha mikro, kecil, dan manfaat yang dirasakan sebagai alasan
menengah memiliki website dagang tak utama mengapa organisasi mengadopsi dan
terkecuali UKM bordir Desa Padurenan terus menggunakan teknologi internet.
Kudus. Masih banyak usaha mikro, kecil, dan Klasifikasi manfaat yang dirasakan dapat
menengah belum mengenal E-commerce dibedakan menjadi manfaat langsung dan
sebagai media yang dapat digunakan untuk manfaat tidak langsung. Manfaat langsung
memasarkan dan mempromosikan diukur didasarkan atas jumlah pelanggan
produknya. Menurut Kepala Dinas Koperasi baru sebagai hasil dari penerapan E-
dan UKM Provinsi Jawa Tengah UMKM commerce. Sedangkan manfaat tidak
harus segera berbenah dan menyesuaikan langsung yang tidak mudah diukur melainkan
diri dengan perkembangan teknologi efek posisi pada bisnis, misalnya loyalitas
khususnya teknologi informasi dalam rangka pelanggan dan goodwill sebagai hasil dari
memperkuat branding produk secara global, nilai tambah dan layanan yang diberikan
salah satunya melalui jalur perdagangan secara online. Dapat disimpulkan bahwa E-
online melalui internet. Penggunaan gadget commerce adalah aktivitas dalam transaksi,
saat ini juga semakin meningkat, pengguna pembelian, penjualan dalam bisnis dan
gadget mulai memanfaatkan portal pencarian pertukaran informasi secara elektronik
yang disediakan pada gadget yang dimiliki dengan memanfaatkan jaringan internet yang
untuk mencari berbagai hal mulai dari memberikan manfaat agar proses bisnis
informasi yang dibutuhkan, seperti alamat perdagangan yang berjalan menjadi lebih
atau lokasi, kuliner, dan informasi belanja efektif dan efisien.
melalui pencarian produk yang diinginkan Elias (2002) menyatakan bahwa
untuk dibeli atau hanya sekedar untuk dengan menggunakan transaksi melalui E-
melihat-lihat saja. Situasi ini menunjukkan commerce diharapkan suatu perusahaan
bahwa peluang pasar melalui sistem daring mendapatkan keuntungan seperti: (1) biaya
(online) ini sangat besar dan diprediksi akan lebih murah, dengan melakukan E-commerce
terus tumbuh secara signifikan. Sebagai di internet akan mengurangi biaya dan
pelaku UMKM harus dapat membaca dan mengurangi masalah logistik; (2) lebih
menangkap momentum ini sebagai sebuah ekonomis, E-commerce hemat, dalam E-
peluang pasar yang harus dikuasai. UMKM commerce tidak memerlukan biaya
Sentra Bordir Kudus saat belum memiliki penyewaan tempat, asuransi, atau investasi
strategi branding dan marketing terhadap infrastruktur; (3) keuntungan yang
produk-produknya agar dapat mengenalkan maksimum, E-commerce dimaksudkan untuk
produk-produk kepada masyarakat dan memaksimalkan pendapatan melalui
memperluas pasar produk tidak hanya di perluasan jangkauan penjualan; (4)
Kota Kudus. Produk-produk UKM Sentra pelayanan yang lebih baik, E-commerce
Bordir Kudus menurut beberapa pelaku dimaksudkan untuk mempercepat pelayanan
usaha saat ini dipasarkan dengan membuka kepada pelanggan. Pelayanan berbasis web
gerai-gerai khusus busana, mengikuti lebih memuaskan pelanggannya dengan
pameran-pameran yang diselenggarakan pelayanan yang mudah dan privat; (5)
oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan perbandingan perbelanjaan yang cepat, E-
dan Bank Indonesia. Sebagian UKM commerce membantu pelanggan untuk
memasarkan produknya di Pasar Klewer membandingkan produk yang ingin dibeli; (6)
mendapatkan produktivitas, menelusuri web

56 Migunani, E-Commerce pada UMKM Sentra Bordir Desa Padurenan Kudus sebagai Upaya Branding
Produk dan Perluasan Pasar
melalui organisasi artinya mengembangkan Merk dapat memotivasi pembeli. (5) Merk
produktivitas; (7) kerjasama tim, E-commerce dapat menciptakan kesetiaan pelanggan.
membantu orang untuk bekerja bersama, E- Strategi branding harus dipahami
commerce telah mengubah cara organisasi kebutuhan, keinginan dan prospek
berinteraksi dengan supplier, vendors, pelanggan sehingga merk atau brand berada
partner bisnis, dan pelanggan; (8) pada hati dan pikiran setiap pelanggan. Merk
pengetahuan pasar, kelompok-kelompok merupakan kombinasi dari atribut-atribut,
kecil di dalam perusahaan yang besar dapat dikomunikasikan melalui nama atau
dibiayai dengan uang untuk simbol, yang dapat mempengaruhi
mengembangkan ide baru; (9) berbagai pemilihan suatu produk atau layanan di
informasi, kenyamanan dan kontrol, pasar benak konsumen. Sebuah brand merupakan
elektronik mengembangkan pertukaran penggabungan antara pengalaman dan
informasi di antara merchants dan pelanggan persepsi konsumen yang dapat dipengaruhi
dan dipromosikan dengan cepat, maupun yang sulit dipengaruhi oleh
kenyamanan pelanggan adalah penggerak perusahaan. Merk yang kuat akan sangat
utama untuk perubahan di banyak industri, bernilai dalam persaingan untuk
kontrol adalah faktor penggerak utama mendapatkan pelanggan. Susanto dan
lainnya; (10) pertukaran barang dan jasa, Wijanarko (2004) menyatakan bahwa merk
pertukaran adalah bertransaksi barang yang adalah nama atau simbol yang diasosiasikan
punya dengan barang yang lebih diinginkan. dengan produk atau jasa dan menimbulkan
Sedangkan manfaat bagi konsumen arti psikologis atau asosiasi sehingga dapat
adalah (1) E-commerce memungkinkan disimpulkan bahwa brand adalah identifikasi
konsumen untuk berbelanja atau melakukan yang berupa nama atau simbol yang
transaksi lainnya sepanjang tahun, 24 jam mempengaruhi pemilihan suatu produk atau
sehari, dan di mana saja. (2) E-commerce jasa yang membedakannya dari produk
menyediakan konsumen lebih banyak pilihan pesaing serta mempunyai nilai bagi pembeli
sehingga konsumen dapat memilih berbagai dan penjualnya. Pendapat lain oleh Schultz
macam produk. (3) E-commerce dan Schultz (2004), “So, that’s what we mean
menyediakan bagi konsumen dengan produk by a brand: something that is identifiable by
yang lebih murah dan layanan yang lebih the buyer and the seller and creates values
baik. (4) Dalam beberapa kasus, terutama for both”, artinya merk adalah sesuatu yang
produk digital, E-commerce memungkinkan dapat diidentifikasi oleh pembeli dan penjual
untuk pengiriman cepat. (5) E-commerce sehingga menciptakan nilai bagi keduanya.
memfasilitasi kompetisi yang menghasilkan Strategi branding menurut Schultz dan
harga yang jauh lebih rendah bagi Barnes (1999), dapat diartikan sebagai
konsumen. manajemen suatu merk yang merupakan
kegiatan yang mengatur semua elemen-
Branding Produk. elemen yang bertujuan untuk membentuk
Branding merupakan bagian yang suatu brand. Sedangkan menurut Gelder
mendasar dari kegiatan pemasaran yang (2005), strategi merk mendefinisikan apa
penting untuk dimengerti dan dipahami yang seharusnya dicapai suatu brand
secara keseluruhan dalam organisasi, dalam kaitannya dengan sikap dan perilaku
sehingga branding diasosiasikan dengan konsumen sehingga dapat dimaknai bahwa
organisasi itu sendiri dan produk-produk brand strategy keterkaitan antara manajemen
yang dihasilkan. American Marketing brand yang bertujuan untuk mengatur
Association (AMA) mendefinisikan brand semua elemen brand dengan sikap dan
atau merek adalah sebagai nama, istilah, perilaku konsumen. Menurut Gelder (2005),
tanda, simbol atau desain atau kombinasi yang termasuk ke dalam brand strategy
dari kesemuanya yang bertujuan untuk antara lain brand positioning, brand identity,
mengidentifikasikan suatu barang atau jasa dan brand personality.
dan akhirnya dapat membedakan diri sendiri
dengan yang lainnya (Kotler, 2002). Objektif Rational Unified Process (RUP)
dari suatu strategi branding yang baik Sebuah metode pengembangan
adalah (1) merk dapat menyampaikan menggunakan Rational Unified Proccess
pesan dengan jelas. (2) Merk dapat (RUP) atau disebut juga sebagai Unified
mengkonfirmasi kredibilitas pemilik brand Software Development Process (USDP)
tersebut. (3) Merk dapat terhubung dengan merupakan landasan pengembangan
target pemasaran yang lebih personal. (4) perangkat lunak yang memiliki sifat use
case driven, berfokus pada arsitektur, dan

Jurnal Teknologi, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016 57


berulang-ulang. Use case driven merupakan analysis and design meskipun baru pada
proses yang menjadikan use case sebagai tahap awal.
pusat atau sentral dari arsitektur software. Pada tahap construction bertujuan
Sedangkan use case merupakan kasus untuk membangun perangkat lunak sampai
bisnis yang akan dicari solusinya perangkat lunak tersebut siap digunakan.
menggunakan pendekatan perangkat lunak Titik berat tahapan ini adalah pada
atau aplikasi. Kerangka pengembangan penentuan tingkat prioritas kebutuhan atau
Unified Process termasuk metodologi baru persyaratan, melengkapi spesifikasi, analisis
dalam pengembangan perangkat lunak. lebih dalam, desain solusi yang memenuhi
Model pengembangan ini dapat kebutuhan dan persyaratan, pengkodean
diaplikasikan pada berbagai skala proyek, dan pengujian perangkat lunak. Apabila
mulai dari skala kecil, menengah, sampai dimungkinkan versi awal dari perangkat
pada skala besar. Daur hidup lunak diujicobakan untuk mendapatkan
pengembangan Unified Proccess secara masukan dari pengguna.
umum nampak seperti pada Gambar 1. Pada tahap transition berfokus pada
Bagan tersebut disebut dengan “hump bagaimana menyampaikan perangkat lunak
chart” yang terdiri dari empat tahap yang sudah selesai kepada pengguna
pengembangan yaitu inception, elaboration, perangkat lunak. Perangkat lunak akan diuji
construction dan transition. Pada hump oleh penguji dari pengembang maupun oleh
chart tampak sejumlah aktivitas (disciplines) pengguna perangkat lunak.
yang dilakukan sepanjang pengembangan Pengembangan perangkat lunak
perangkat lunak, yaitu: business modeling, menggunakan Rational Unified Proses tidak
requirements, analysis and design, lepas dari penggunaan perangkat
implementation, dan test. Tahapan dan pemodelan yang disebut sebagai UML
aktivitas akan dilakukan secara iteratif (Unified Modeling Language). Meskipun
(Ambler et al., 2005). dalam pengembangan berbasis Unified
Process mensyaratkan penggunaan UML,
namun UML merupakan bahasa pemodelan
yang bersifat independen dan dapat
digunakan pada metode lain. UML
merupakan bahasa pemodelan standar atau
kumpulan teknik pemodelan untuk membuat
spesifikasi, visualisasi, konstruksi dan
dokumentasi hasil kerja dalam
pengembangan perangkat lunak (Fowler,
2004). UML lahir dari penggabungan
banyak bahasa pemodelan grafis
berorientasi obyek yang berkembang pesat
Gambar 1. RUP LifeCycle (Ambler et al., 2005) pada akhir tahun 1980 dan awal 1990. Lebih
sederhana UML dapat dikatakan sebagai
Tahap inception merupakan tahapan alat untuk desain sistem. Pengembangan
paling awal dimana aktivitas penilaian menggunakan UML dapat menggambarkan
terhadap sebuah proyek perangkat lunak beberapa aspek dari sebuah perangkat
dilakukan. Tujuannya adalah untuk lunak melalui notasi grafis. UML
mendapatkan kesepakatan dari stakeholder mendefinisikan dua hal yaitu notasi dan
sehubungan dengan tujuan dan biaya semantik. Notasi terdiri dari sekumpulan
proyek. bentuk gambar yang memiliki makna untuk
Pada tahap elaboration diperoleh menggambarkan diagram perangkat lunak
gambaran umum kebutuhan perangkat dan semantik mendefinisikan bagaimana
lunak, persyaratan dan fungsi-fungsi utama bentuk atau gambar yang bermakna
perangkat lunak. Hal ini penting untuk tersebut dapat dikombinasikan satu sama
mengetahui resiko pelaksanaan proyek lain.
yang meliputi resiko arsitektur perangkat Diagram-diagram dalam UML yang
lunaknya, perencanaannya, maupun digambarkan masing-masing memberikan
implementasinya. Pada tahap ini telah arti dan makna yang berbeda-beda,
dimulai rancang bangun perangkat lunak diantaranya: (1) use case diagram berguna
secara iterative melalui aktivitas-aktivitas untuk menggambarkan interaksi antara
seperti business modeling, requirements, pengguna dengan fungsionalitas dalam

58 Migunani, E-Commerce pada UMKM Sentra Bordir Desa Padurenan Kudus sebagai Upaya Branding
Produk dan Perluasan Pasar
perangkat lunak. Use case diagram perluasan terhadap produk-produk bordir.
dibedakan menjadi dua diagram yaitu Kedua hal tersebut akan dicari solusinya
business use case diagram untuk dengan pendekatan teknologi yang dapat
menggambarkan fungsi-fungsi bisnis pada menjembatani harapan dari anggota UKM
perusahaan dan system use case diagram agar produk-produknya dikenal masyarakat
untuk menggambarkan fungsi-fungsi sistem dan memperluas pemasaran produk.
yang dapat diotomasi menggunakan Pada tahap elaboration diperoleh
perangkat lunak. (2) Activity diagram gambaran umum kebutuhan perangkat
berguna untuk menggambarkan perilaku lunak, persyaratan dan fungsi-fungsi utama
perangkat lunak yang menggambarkan perangkat lunak. Hal ini penting untuk
aktor dan objek dalam perangkat lunak mengetahui resiko pelaksanaan proyek
berinteraksi sepanjang aliran kerja di dalam yang meliputi resiko arsitektur perangkat
sistem. (3) Class diagram berguna untuk lunaknya, perencanaannya, maupun
menggambarkan class, feature, dan implementasinya. Pada tahap ini telah
hubungan-hubungan yang terjadi antara dimulai rancang bangun perangkat lunak
class dan membedakan stereotype class secara iterative melalui aktivitas-aktivitas
yaitu entity, boundary dan control. Pada seperti business modeling, requirements,
diagram ini pendekatan berorientasi obyek analysis and design meskipun baru pada
digambarkan dalam bentuk relasi antar tahap awal.
class yang dapat berupa relasi generalisasi, Requirement pada proses bisnis
dependensi (ketergantungan), dan relasi UMKM Sentra Bordir Desa Padurenan Kudus
agregasi (bagian dari). (4) Sequence and terkait dengan branding dan upaya perluasan
collaboration diagram berguna untuk pasar produk diantaranya (1) informasi
menggambarkan interaksi antar obyek produk-produk UMKM dapat dikenal
dengan penekanan pada urutan proses atau masyarakat luas. (2) Konsumen dapat
berdasarkan konteks kolaborasi antar objek memesan produk kapan saja dan dari lokasi
dalam sistem. (5) Statechart diagram mana saja. (3) Manajemen pengelolaan
digunakan untuk menggambarkan produk, persediaan produk dan
perubahan status obyek karena kondisi pemesanan/pembelian produk dapat
tertentu. (6) Component diagram ini berguna dilakukan dengan mudah dan terintegrasi.
untuk menggambarkan struktur dan
hubungan antara komponen perangkat HASIL DAN PEMBAHASAN
lunak di dalam sistem. (7) Deployment Model bisnis UMKM Sentra Bordir
diagram digunakan untuk menggambarkan Desa Padurenan Kudus terkait dengan
peta penyebaran perangkat lunak. proses bisnis yang sedang berjalan saat ini
Metode pengembangan E-commerce dimodelkan dalam business use case
pada UMKM sentra bordir Desa Padurenan diagram yang menggambarkan proses bisnis
Kudus mengikuti tahapan disiplin dalam organisasi secara keseluruhan
pengembangan menurut Rational Unified (global). Bussines Use Case digunakan
Process (RUP). secara luas selama aktivitas memodelkan
Tahap inception sebagai tahapan suatu proses bisnis sekaligus menjelaskan
awal untuk melakukan penilaian terhadap konteks suatu sistem yang akan
pengembangan perangkat lunak. Tujuan dikembangkan. Diagram ini tidak
dari tahap ini adalah untuk mendapatkan membedakan proses yang dilakukan secara
kesepakatan dari stakeholder sehubungan manual maupun proses yang dilakukan
dengan tujuan dan biaya pengembangan secara otomatis. Dalam diagram Bussines
perangkat lunak. Berdasarkan analisis Use Case terdapat interaksi yang terjadi
empiris di lapangan bahwa UMKM Sentra antara Bussines Use Case dengan aktor
Bordir Desa Padurenan Kudus belum bisnis untuk menjelaskan proses bisnis yang
memiliki branding produk dan kebutuhan dilakukan oleh aktor bisnis. Jangkauan
pemasaran produk selain cara konvensional pengembangan perangkat lunak dapat dilihat
dengan membuka gerai di pasar dan berdasarkan proses-proses yang akan
mengikuti pameran-pameran produk yang ditransformasikan menjadi sistem. Diagram
diadakan oleh Dinas Perindustrian dan Bank Business Use Case UMKM Sentra Bordir
Indonesia. Survei awal membicarakan Desa Padurenan Kudus nampak pada
mengenai hal-hal apa yang diperlukan oleh Gambar 2.
UMKM Sentra Bordir Desa Padurenan Pada rancangan diagram Business
Kudus dalam rangka mengenalkan produk Use Case E-commerce UMKM Sentra Bordir
kepada masyarakat (branding) dan upaya Desa Padurenan Kudus terdapat proses

Jurnal Teknologi, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016 59


yang terkait dengan penjualan online oleh case (fungsionalitas sistem) dengan aktor
aktor-aktor bisnis dan pekerja bisnis produk- (pengguna sistem). Use Case
produk bordir. menggambarkan kemampuan atau
fungsionalitas dari sistem secara spesifik
sedangkan aktor adalah pengguna sistem
Belanja Produk
atau sistem lain yang menyediakan atau
Pelanggan
menerima informasi dalam sistem. Use case
Transfer Bank diagram lebih memfokuskan pada
Retur Produk penggambaran proses-proses yang otomatis
(proses-proses yang dilakukan oleh sistem
Memberi Feedback perangkat lunak). Sebuah diagram Bussines
Use Case dapat memiliki lebih dari satu Use
Melengkapi Pesanan Case Diagram didalamnya. Untuk
menggambarkan fungsionalitas sistem yang
Bagian Gudang
Persediaan Produk
Layanan
Pengiriman
lebih detil maka diperlukan tahap
dekomposisi fungsional dari diagram
Business Use Case ke diagram Use Case
Bagian Pembelian
Menetapkan Produk Dijual
System sehingga fungsional sistem nampak
lebih terukur. Gambar diagram Use Case
Pemasok
fungsional System E-commerce pada UMKM
Belanja Persediaan
Sentra Bordir Desa Padurenan Kudus
Inisiasi Pemasaran
nampak pada Gambar 3.
Bagian Pemasaran

Monitoring Pemasaran Produk


Menambahkan Produk Ke
Gambar 2. Diagram Business Use Case Keranjang Belanja Mengecek Keranjang Belanja
Melihat Katalog Produk

Aktor pelanggan (customer) berperan


dalam sistem melalui belanja produk, retur Melihat Detail Produk

produk apabila produk tidak sesuai dengan Pelanggan


Credit System
pesanan, dan memberikan umpan balik Membeli Produk Dalam Keranjang Belanja

(feedback) mengenai produk yang dibelinya


kepada koperasi. Tujuan adanya fungsi Memberikan Umpan Balik
Menghapus Item Produk Dari Keranjang
Belanja
umpan balik adalah konsumen dapat
memberikan komentar mengenai kualitas
Menstok Persediaan
produk atau pelayanan pembelian produk Bagian Gudang
Retur Produk Ke Dalam Stok
secara umum. Business Worker Bagian
Gudang (Warehousing) berperan dalam Layanan Pengiriman

sistem dengan menjalankan tugasnya Mengirim Pesanan (from Business Use Case Model)

melengkapi pesanan produk dan mengatur


Menambah Produk Penjualan
persediaan bahan baku produk. Business
Worker Bagian Pembelian (Purchasing) Menghapus Produk Penjualan

menunjukkan perannya pada sistem dalam Bagian Pembelian

hal menetapkan produk yang akan dijual dan Belanja Persediaan

belanja persediaan bahan baku untuk produk. Gambar 3. Diagram Use Case System
Business Worker Bagian Pemasaran
(Marketing) berperan dalam sistem E- Fungsionalitas sistem pada Use Case
commerce dalam hal menginisiasi System menjelaskan fungsi-fungsi sistem.
pemasaran produk dan monitoring pada Pertama, fungsi-fungsi sistem yang terkait
pemasaran produk misalnya melalui sosial dengan aktor konsumen diantaranya melihat
media, iklan di website dan sebagainya. katalog produk memungkinkan konsumen
Model sistem Use Case UMKM Sentra melihat produk-produk dalam bentuk katalog
Bordir Desa Padurenan Kudus merupakan online, fungsi melihat detil produk
hasil dekomposisi fungsional yang bersifat memungkinkan konsumen melihat detil dari
umum pada model bisnis use case menjadi sebuah produk dan memasukkan produk ke
fungsional sistem yang bersifat lebih keranjang belanja, menghapus produk dari
operasional. Diagram Use Case System keranjang belanja, dan memberikan umpan
yang menggambarkan interaksi antara use balik (feedback).

60 Migunani, E-Commerce pada UMKM Sentra Bordir Desa Padurenan Kudus sebagai Upaya Branding
Produk dan Perluasan Pasar
Kedua, fungsi-fungsi sistem yang Customer Customer Serv ice Sistem Bank

terkait dengan aktor pada bagian gudang


adalah menyediakan persediaan yang Melihat Produk

memungkinkan produk jadi disimpan dalam


Dijual

persediaan, meretur produk ke dalam stok [ Pelanggan Ingin Melihat Produk Lebih Detail ]

yang memungkinkan produk yang diretur Memilih Produk


Untuk Dibeli
Memperoleh Delain
Produk Yang Dijua

dikembalikan ke gudang untuk dicek dan


mengirim pesanan produk yang Menghitung Total

memungkinkan bagian gudang mengirim


Memilih Metode
Pembayaran
Pembayaran

produk kepada konsumen.


Ketiga, fungsi-fungsi sistem yang [ Transfer Bank ]
Memperoleh Verifikasi Rekening

terkait dengan bagian pembelian [ Pembayaran Cash ]


Informasi Rekening Pelanggan

(purchasing) bahan baku adalah menambah Terima Pembayaran


Cash

produk penjualan yang memungkinkan [ Informasi Tidak Valid ]


[ Informasi Benar ]

bagian pembelian menambahkan produk jadi Notofikasi Gudang


Untuk Pengiriman
[ Saldo Tidak Cukup ]
Batalkan Transaksi

untuk dijual, menghapus produk penjualan [ Saldo Cukup ] Transfer

yang memungkinkan bagian penjualan


Otorisasi Transaksi
Transfer

menetapkan produk yang tidak untuk dijual Cancel sale

misalnya menjadi contoh atau sampel, dan


fungsi belanja bahan yang memungkinkan
bagian penjualan menetapkan belanja bahan Gambar 4. Diagram Activity
untuk produk.
Pada rancangan diagram Sistem Use
Case E-commerce UMKM Sentra Bordir E-commerce pada UMKM Sentra
Desa Padurenan Kudus terdapat proses Bordir Desa Padurenan Kudus
utama yang terkait dengan pemesanan atau diimplementasikan secara online dengan
pembelian produk oleh aktor-aktor sistem. mendaftarkan domain web
Aktivitas pemesanan produk diawali dari www.padurenanjayakudus.com. Website
konsumen melihat-lihat katalog produk dan akan menampilkan katalog-katalog produk
menetapkan produk yang akan dibeli. Tahap bordir dari beberapa anggota Koperasi
berikutnya konsumen menentukan metode Padurenan Jaya Kudus dengan produk-
atau cara pembayaran. Cara pembayaran ini produk unggulan mereka masing-masing.
dapat dilakukan melalui transfer bank atau Katalog produk UMKM ditampilkan pada
pembayaran secara cash. Setelah tahap Gambar 5. Sedangkan pada Gambar 6
pembayaran dinyatakan valid maka tahap merupakan tahap belanja sehinga produk
berikutnya adalah pengiriman produk kepada disimpan pada keranjang belanja.
konsumen. Diagram aktivitas pemesanan
produk pada Koperasi UMKM Sentra Bordir
Desa Padurenan Kudus ditunjukkan pada
Gambar 4.
Tahap construction bertujuan untuk
membangun perangkat lunak sampai
perangkat lunak tersebut siap untuk
digunakan. Titik berat tahapan ini adalah
pada penentuan tingkat prioritas kebutuhan
atau persyaratan, melengkapi spesifikasi,
analisis lebih dalam, disain solusi yang
memenuhi kebutuhan dan persyaratan,
pengkodean dan pengujian perangkat lunak.
Pengembangan sistem E-commerce
produk-produk UMKM Sentra Bordir Desa
Padurenan Kudus menggunakan sistem
manajemen konten (content management
Gambar 5. Katalog Produk UMKM Padurenan Jaya
system) OpenCart. Kudus

Jurnal Teknologi, Volume 9, Nomor 1, Juni 2016 61


Gelder, S.V. 2005. Global Brand Strategy.
London: Kogan Page.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran:
Analisis, Perencanaan, Implementasi
dan Kontrol. Terjemahan oleh Hendra
Teguh dan Ronny Antonius Rusly. 9th
Ed. Jilid 1 dan 2. Jakarta: PT
Prenhalindo.
Poon and Swatman. 1999. An Exploratory
Gambar 6. Keranjang Belanja UMKM Padurenan Jaya Study of Small Business Internet
Kudus
Commerce Issues, Information and
Management. Vol. 35. pp. 9-18.
Tahap transition berfokus pada Schultz, D.E. and Schultz, H.F. 2004. IMC
bagaimana menyampaikan perangkat lunak the Next Generation: Five Steps for
yang sudah selesai kepada pengguna Delivering Value and Measuring
perangkat lunak. Perangkat lunak akan diuji Returns using Marketing
oleh penguji dari pengembang maupun oleh Communication. McGraw-Hill.
pengguna perangkat lunak. Schultz and Barnes. 1999. Strategic Brand
Communication Campaign. Chicago:
KESIMPULAN NTC Business Book.
Dengan adanya E-commerce untuk Shurety, Shamanta. 1999. E-business with
UMKM Sentra Bordir Desa Padurenan Kudus Net Commerce. Prentice Hall.
maka konsumen dapat memperoleh Susanto dan Wijanarko. 2004. Power
informasi tentang produk yang dibutuhkan, Branding, Membangun Merk Unggul
transaksi dengan cepat dan mudah, dan Organisasi Pendukungnya.
konsumen tidak perlu mendatangi UMKM Quantun Bisnis dan Manajemen.
Sentra Bordir Desa Padurenan Kudus, Turban, et al. 2008. Information Technology
bertransaksi secara lebih aman, dan for Management, John Willey & Son’s
konsumen dapat melakukan transaksi dari Inc.
berbagai lokasi. Keuntungan adanya E-
commerce bagi UMKM antara lain:
memperpendek jarak antara perusahaan dan
konsumennya, UMKM dapat lebih
mendekatkan diri dengan konsumennya,
dengan mengklik hyperlink yang tersedia,
konsumen dapat menuju ke perusahaan
(secara virtual) dimanapun mereka berada,
jangkauan pasar semakin luas dan tidak
terbatas secara geografis, memperluas
jaringan mitra bisnis (agen/reseller) dan akan
memangkas biaya-biaya operasional, seperti
kantor, atk, dan periklanan.

DAFTAR PUSTAKA
Ambler, S.W., Nalbone, J., and Vizdos, M.
2005. The Enterprise Unified Process:
Extending the Rational Unified
Process. Upper Saddle River, NJ:
Prentice Hall PTR.
Chaffey, D., Mayer, R., Johnston, K., Ellis,
C.F. 2000. Internet Marketing. London:
Prentice Hall.
Elias, Awad. 2002. Electronic Commerce.
New Jersey: Prentice Hal l.
Fowler, Martin. 2004. A Brief Guide to the
Standard Object Modeling Language.
3th Ed. New Jersey: Pearson
Education Inc.

62 Migunani, E-Commerce pada UMKM Sentra Bordir Desa Padurenan Kudus sebagai Upaya Branding
Produk dan Perluasan Pasar

You might also like