Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

TINGKAT STRES, ANSIETAS DAN DEPRESI PERAWAT DALAM

MEMBERIKAN PELAYANAN KEPERAWATAN PADA PASIEN COVID-19

Suryanto1, Yunita Liana2 , Mareta Akhriansyah3, Ersita4


1,2,3,4
STIK Bina Husada Palembang Sumatera Selatan Indonesia
yunitaliana906@gmail.com

ABSTRACT
Background: The Covid-19 pandemic continues to show a significant increase in cases. Covid-19
has caused many casualties, also has an impact on mental health disorders for victims or health
workers such as nurses on duty in the form of stress, anxiety, and depression. The purpose of this
study was to determine the level of stress, anxiety, and depression of nurses in providing nursing
services to Covid-19 patients at dr. H. Ibn Sutowo Baturaja in 2021. Methods: This type of
research is descriptive with a survey approach. The time of the study was on 10-25 July 2021 at the
dr. H. Ibn Sutowo Baturaja. The number of samples is 47 people, sampling technique used is
purposive sampling. The research instrument used was DASS 42. Results: Characteristics of
respondents based on age, the average age of respondents was 36.43 years, most of the
respondents were female as many as 28 people (59.6%). Most of the respondents had a D3 Nursing
education as many as 26 people (55.3%). Most of the respondents were married as many as 31
people (66%). Most of the nurses experienced mild depression levels as or as 28 people (59.6%),
medium anxiety levels as many as 20 people (42.6%), medium stress levels as many as 25 people
(53.2%). Conclusion: nurses experienced mild depression, medium anxiety, and medium stress
levels

Keywords: Anxiety, Depression, Stress, Covid-19

ABSTRAK
Latar Belakang : Pandemi Covid-19 terus menunjukkan peningkatan kasus yang signifikan.
Covid-19 telah banyak menimbulkan korban jiwa, selain itu juga berdampak terhadap gangguan
kesehatan mental bagi korban ataupun tenaga kesehatan seperti perawat yang bertugas berupa stres,
ansietas, dan depresi. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat stres, ansietas dan depresi
perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien Covid-19 di RSUD dr. H. Ibnu
Sutowo Baturaja tahun 2021. Metode : . Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan
survei. Waktu penelitian pada tanggal 10-25 Juli 2021 di RSUD dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja.
Jumla sampel 47 orang , teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Instrumen
penelitian menggunakan adalah DASS 42. Hasil : Karakteristik responden berdasarakan usia
didapatkan rata-rata usia responden yaitu 36,43 tahun, Sebagian besar responden berjenis kelamin
perempuan sebanyak 28 orang (59,6%). Sebagian besar responden berpendidikan D3 Keperawatan
sebanyak 26 orang (55,3%). Sebagian besar responden telah menikah sebanyak 31 orang (66%).
Sebagian besar perawata mengalami tingkat depresi ringan sebanyak 28 orang (59,6%), tingkat
ansietas sedang sebanyak 20 orang (42,6%), tingkat stres sedang sebanyak 25 orang (53,2%).
Kesimpulan : perawat mengalami tingkat depresi ringan, ansietas sedang dan tingkat stres sedang

Kata kunci : Ansietas, Depresi, Stress, Covid-19

PENDAHULUAN

Diawal tahun 2020 umat manusia digemparkan oleh adanya pandemi Virus Corona atau
Covid-19, merebaknya virus baru berjenis coronavirus jenis baru (SARS-CoV-2) dan penyakitnya
disebut dengan Corona Virus Desease 2019 atau Covid-19, yang diketahui asal mula virus tersebut
berasal dari Wuhan, Tiongkok. Fenomena pandemi Virus Corona telah membuat kepanikan umat
Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021 283
manusia diseluruh dunia, sampai saat ini jutaan manusia telah terinfeksi virus corona bahkan jutaan
pula yang meninggal dunia. Data menunjukan adanya peningkatan kasus terkonfirmasi positif
covid-19, berdasarkan data dari laman resmi Wold Health Organisation (WHO) pada tanggal 01
April 2021 secara global sebanyak 128.223.872 kasus terkonfirmasi positif dan termasuk 2.804.120
kasus yang meninggal dunia (WHO, 2021). Di Indonesia kasus terkonfirmasi positif virus Corona
terus meningkat,data menunjukan per tanggal 01 april 2021 tercatat jumlah yang terkonfirmasi
positif sebanyak 1.517.054 kasus,1.355.578 dinyatakan sembuh dan 41.054 orang meninggal dunia,
yang tersebar di 510 kabupaten di Indonesia (Kemenkes RI, 2021)2 . Indonesia saat ini berada pada
peringkat ke-20 negara dengan kasus Covid-19 terbanyak di dunia. Berdasarkan data Johns
Hopkins University, Senin malam (29/3/2021), total kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 1,5 juta.
Posisi Indonesia berada di antara Belanda (1,27 juta kasus) dan Ceko 1,51 juta kasus (WHO, 2021;
BNPB, 2021).
Berdasarkan data dari Kemenkes RI (2021) jumlah kasus tertinggi adalah di Provisi DKI
Jakarta adalah 337.637 terkonfirmasi positif Covid-19, Provinsi Jawa Barat berada pada posisi
kedua dengan 210.442 kasus positif dan Jawa Tengah berada pada posisi ketiga dengan 153.701
kasus positif, di Provinsi Sumatera Selatan tarcatat pada urutan ke 15 di Indonesia dengan jumlah
15.878 kasus terkonfirmasi positif, sembuh 13.927 orang (87,71%) dan meninggal 766 orang
(4,82%). Di Kabupaten Ogan Komering ulu Induk sendiri kasus terkonfirmasi positif sebanyak 236
orang, sembuh sebanyak 204 orang, sedangkan meninggal dunia sebanyak 23 orang (Dinkes OKU,
2021). Di Pandemi Covid-19 selain telah banyak menimbulkan korban jiwa juga memiliki dampak
yang dapat menimbulkan kerugian, diantaranya gangguan kesehatan fisik, yang dapat menyerang
anak-anak sampai orang tua baik pria maupun wanita sehingga banyak menimbulkan korban jiwa,
Kesenjangan ekonomi juga terjadi sehingga menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi secara
global, kesenjangan sosial pun semakin melebar di dunia sehingga dapat terjadinya gangguan
mental diantaranya adalah kecemasan, ketakutan, stress, depresi, panik, kesedihan, frustasi, marah
serta menyangkal (Huang, et all, 2020).
Hasil penelitian di Tiongkok dengan hasil gejala depresi 50%, kecemasan 45%, insomnia
34%, tekanan psikologis 71,5% (Huang et all, 2020). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia tentang respon yang paling sering muncul
pada perawat adalah perasaan cemas dan tegang sebanyak 70% (Humas FIK UI, 2020). Tingginya
kecemasan pada perawat dapat memberikan dampak negatif diantaranya melemahnya hubungan
sosial, stigma terhadap perawat, timbulnya amarah dan permusuhan terhadap pemerintah dan
tenaga kesehatan yang berada pada garis depan dan penyalahgunaan obat (Fehr, & Perlman, 2015).
Kecemasan yang berlebihan dapat mempunyai dampak yang merugikan pada pikiran serta tubuh
bahkan dapat menimbulkan penyakit penyakit fisik (Hamid, Keliat, & Putri, 2020). Kondisi
ekonomi dan dampaknya juga berpengaruh terhadap kepanikan pada populasi umum, adapun
populasi yang berisiko terhadap gangguan kesehatan mental selama pandemi Covid-19 diantaranya
adalah pasien Covid-19 dan keluarganya, individu yang memiliki komorbid baik dari kesehatan
fisik maupun psikologi serta para tenaga kesehatan (Shigemura, Ursano, Morganstein, Kurosawa,
& Benedek, 2020).
Dampak psikologis dari wabah Covid-19 di kalangan petugas kesehatan merupakan hal
yang sangat penting dalam memandu kebijakan dan intervensi untuk menjaga kesejahteraan
psikologis mereka ( Tan, et all, 2020). Kesehatan mental yang positif merupakan faktor kunci
dalam mempertahankan status kesehatan yang baik, kesehatan mental yang baik sangat penting
bagi seseorang untuk menghadapi stres dalam hidupnya dan juga merupakan komponen penting
dari kesehatan keseluruhan baik pada orang dewasa maupun anak-anak (Augustine, J. M., Prickett,
& Kimbro, 2017). Kesehatan mental menggambarkan tingkat kesejahteraan kognitif dan emosional
serta tidak adanya gangguan mental (Neece, Green, & Baker, 2012). Tidak dapat dipungkiri adanya
wabah Covid-19 telah menjadi sebuah stressor yaitu peristiwa atau situasi yang menggambarkan
adanya ancaman atau hilangnya sumber daya aktual pada manusia (Shigemura, Ursano,
Morganstein, Kurosawa, & Benedek, 2020). Oleh karena itu, tenaga kesehatan memang merupakan
komponen penting untuk mengatasi masalah krisis kesehatan masyarakat berskala besar. Gejala
gangguan stres pasca trauma, gejala kecemasan dan depresi nonspesifik merupakan manifestasi
utama dari gangguan mental yang diamati pada Tenaga Kesehatan (Stuijfzand, et all, 2020). Sangat

Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021 284


penting untuk mengidentifikasi tenaga kesehatan yang berisiko tinggi mengalami kelelahan dan
lebih mungkin mengalami kecemasan, depresi, dan stres dalam pandemi ini, sehingga bantuan
dapat diberikan di mana dan kapan saja dibutuhkan (Stuijfzand, 2020).
Penelitian yang dilakukan oleh Hanggoro, Suwarni, Selviana, and Mawardi (2020)
menyatakan bahwa tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam penanganan kasus Covid-19
memiliki tekanan yang tinggi, sehingga berdampak pada masalah psikologis. Prevalensi gejala
kecemasan, depresi, dan insomnia pada tenaga kesehatan selama pandemic Covid-19 di Kota
Pontianak adalah 57,6%; 52,1%; dan 47,9%. Tenaga kesehatan yang bekerja menangani pasien
positif Covid-19 cenderung lebih tinggi mengalami kecemasasan, depresi, dan insomnia
dibandingkan dengan yang tidak. Penelitian terkait ditemukan prevalensi dampak psikologi seperti
stres, kecemasan dan depresi dari ringan hingga berat pada tenaga kesehatan selama masa pandemi
Covid-19. Persentase stres, kecemasan, depresi dan keseluruhan masalah psikologis berbeda pada
setiap literature. Covid-19 Outbreak on Health Professionals, mengalami stres akut yang tinggi,
mengalami gejala depresi, dan terdapat keseluruhan masalah psikologis pada petugas kesehatan
selama pandemi (Pinggian, Opod & David, 2021). Penelitian lain menyatakan bahwa Semua tenaga
kesehatan, terutama perawat, terkena dampak psikososial karena alasan seperti ketidakpastian dan
intensitas kerja yang dialami selama pandemi Covid-19 (Murat, Köse, & Savaşer, 2021).
Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Ibnu Sutowo Baturaja merupakan rumah sakit
pemerintah kabupaten Ogan Komering Ulu, sejak bulan april 2020 telah membuka rumah sakit
darurat untuk merawat pasien Covid-19 yang bertempat di hotel Baturaja. Sejak dibukanya rumah
sakit darurat ini, masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ulu yang terkonfirmasi positif Covid-
19 dapat dilakukan perawatan diruangan khusus isolasi dengan jumlah tenaga perawat sebanyak 21
orang ditambah tenaga kesehatan lainya sebanyak 4 orang. Selain Perawat khusus yang ditugaskan
pada rumah sakit darurat tersebut, RSUD dr.H.Ibnu Sutowo Batuaraja memiliki perawat terkait
layanan Covid-19 sebanyak 248 orang perawat yang tersebar di tiap unit ruang perawatan.
Berdasarkan Survey pendahuluan pada tanggal 08 april 2021 yang telah kami lakukan melalui
wawancara langsung pada 10 orang perawat didapatkan bahwa 7 (70 %) orang perawat merasa
takut jika mereka akan tertular Covid-19 terkait dalam pemberian pelayanan keperawatan pada
pasien Covid-19 di RSUD dr.H.Ibnu Sutowo Baturaja, mereka mengatakan bahwa setiap ahir dinas
mereka mandi dahulu dirumah sakit dan mengganti pakaian sebelum pulang kerumah dan selalu
melakukan cuci tangan setiap setelah menyentuh peralatan yang ada dirumah sakit, 3 (30%) orang
perawat mengatakan sangat takut jika tertular infeksi Covid-19 sehingga setiap saat menyemprot
tanganya dengan hand sanitizer setiap setelah menyentuh benda ataupun peralatan di sekitar rumah
sakit, para perawat juga selalu memakai masker dan senantiasa menerapkan protokol kesehatan
guna menghindari terjadinya penularan infeksi Covid-19 pada diri mereka. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui tingkat stres, ansietas dan depresi perawat dalam memberikan
pelayanan keperawatan pada pasien Covid-19 di RSUD dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja tahun 2021.

METODE
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan
survey. Variabel penelitian yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan, dan tingkat
stres, ansietas dan depresi perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien Covid-
19. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling.
Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang yang bertugas dalam memberikan pelayanan
keperawatan pada pasien Covid-19 yaitu di ruang Instalasi Gawat Darurat, ruang isolasi Rindu 3,
dan ruang isolasi darurat di Hotel Baturaja yang berjumlah 47 orang.
Instrumen untuk mengukur tingkat Depresi, Ansietas dan Stres perawat menggunakan
kuesioner DASS-42. DASS-42 terdiri dari empat puluh dua pertanyaan. Setiap pertanyaan
diberikan skor 0 hingga 3, kemudian skor pada masing-masing kategori dijumlahkan dan dilakukan
interpretasi normal, ringan, sedang, berat dan sangat berat (Osman, 2012). Analisis data yang
digunakan adalah analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing-masing
variabel.

Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021 285


HASIL

1. Karakteristik Perawat
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja
Variabel Mean SD Min-Max Jumlah
Usia 36,43 7,700 23-49 47

Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa rentang usia responden yaitu antara 23-49 tahun dengan
rata-rata usia yaitu 36,43 tahun

Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Perawat


Di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja
Persentase
Variabel Jumlah
(%)
Jenis Kelamin
Laki-Laki 19 40,4
Perempuan 28 59,6
Tingkat Pendidikan
D3 Keperawatan 26 55,3
S1 Keperawatan 8 17
Ners 13 27,7
Status Pernikahan
Menikah 31 66
Janda/Duda 3 6,4
Belum Menikah 13 27,7

Tabel 2 di atas diketahui responden sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan
sebanyak 28 orang (59,6%), pendidikan D3 Keperawatan sebanyak 26 orang (55,3%). menikah
sebanyak 31 orang (66%).

2. Status Psikologis Perawat

Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Perawat


Di RSUD Dr. H. Ibnu Sutowo Baturaja
Persentase
Variabel Jumlah
(%)
Tingkat Depresi
Tidak Depresi 11 23,4
Ringan 28 59,6
Sedang 8 17
Parah 0 0
Sangat Parah 0 0
Ansietas
Tidak Ansietas 6 12,8
Ringan 18 38,3
Sedang 20 42,6
Parah 3 6,4
Tingkat stres
Tidak Stres 7 14,9
Ringan 12 25,5
Sedang 25 53,2
Parah 3 6,4

Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021 286


Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa tingkat depresi perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan pada pasien Covid-19 sebagian besar mengalami depresi ringan sebanyak 28 orang
(59,6%). Sebagian besar responden mengalami tingkat ansietas sedang sebanyak 20 orang (42,6%).
Sebagian besar responden mengalami tingkat stres sedang sebanyak 25 orang (53,2%).

PEMBAHASAN

1. Karakteristik Perawat
Perawat memberikan pelayanan keperawatan pada pasien covid-19 di RSUD Dr. H. Ibnu
Sutowo Baturaja berusia 23-49 tahun dengan rata-rata usia yaitu 36,43 tahun. Umur bukan menjadi
faktor penghambat untuk mempunyai pola pikir dalam mendapatkan sumber informasi mengenai
Covid-19, karena komunitas tertentu dengan kelompok usia yang berbeda tersebut memungkinkan
untuk memiliki ketekunan dan keterpaparan informasi yang sama (Greenberg, Docherty,
Gnanapragasam & Wessely, 2020). Secara teoritis, usia 18-30 tahun atau diatas 60 tahun lebih
rentan, karena usia 18-30 tahun merupakan usia produktif dan lebih banyak mendapatkan informasi
dari sosial media sehingga meningkatkan terjadinya depresi, stres, dan ansietas20. Hal ini sejalan
dengan penelitian bahwa usia perawat Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah yaitu paling banyak
berusia 36-40 tahun sebanyak 28 (30,8%) (Winugroho, et all, 2021). Penelitian lain yang
mendukung hasil penelitian ini yaitu perawat yang berusia < 40 tahun memiliki distribusi frekuensi
lebih dari separuh (Septianingrum, Fitriasari,& Wardani, 2021). Hal ini didasarkan jika usia
tersebut dalam usia produktif dan dalam kondisi kesehatan yang optimal untuk penanganan Covid-
19 yang tingkat penularannya harus diperhatikan.
Perawat memberikan pelayanan keperawatan pada pasien covid-19 di RSUD Dr. H. Ibnu
Sutowo Baturaja sebagian besar berjenis kelamin perempuan. Menurut teori secara garis besar,
jenis kelamin perempuan lebih rentan mengalami stres dan dapat mengalami post traumatic stress
disorder (PTSD). Perawat berjenis kelamin perempuan dan bekerja di garis depan dilaporkan
memiliki gejala yang lebih parah pada semua pengukuran. Gejala paling sering timbul adalah
insomnia, dan lebih dari 70% melaporkan tekanan psikologis. Respon psikologis petugas kesehatan
terhadap epidemi penyakit menular itu rumit. Sumber gangguan psikologis umumya adalah
perasaan khawatir, rentan atau kehilangan (Azoulay, et.all, 2020). Hal ini disebabkan oleh secara
fisik, perempuan memiliki kondisi yang lemah dan juga faktor stresor yang cukup tinggi.
Perempuan cenderung mempunyai perasaan yang lebih peka, sering mempunyai rasa tidak aman
dan nyaman saat melakukan pelayanan perawatan dan kesehatan pada individu yang terpapar Covid
(Rosyanti & Hadi, 2020). Hasil penelitian ini sejalan dengan Pasaribu and Ricky (2021) bahwa
perawat yang bertugas dalam penanganan Covid-19 sebagian besar berjenis kelamin perempuan
80%. Selain itu, dijawa Tengah perawat yang bertugas dalam penanganan Covid-19 sebagian besar
adalah perempuan 71,4% (Winugroho, et all, 2021).
Perawat memberikan pelayanan keperawatan pada pasien covid-19 di RSUD Dr. H. Ibnu
Sutowo Baturaja sebagian besar berpendidikan D3 Keperawatan. Pengetahuan yang didapatkan
oleh perawat dengan pendidikan yang mereka miliki mengenai penularan Covid-19 tidak hanya
dari pendidikan formal namun juga dari pengalamannya (Basch, et.all,2020). Secara teori, sikap
seorang menghadapi depresi, stres, ataupun ansietas dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang ia
miliki. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang, maka individu diharapkan mampu
menghadapi situasi dan kondisi untuk mengurangi gangguan psikisnya, sehingga diharapkan
mampu meminimalisir tingkat depresi, stres, ataupun ansietas. Seseorang yang memiliki
pengetahuan yang rendah memiliki kecenderungan sulit untuk menerima dan memahami informasi,
sehingga akan merasa tidak peduli terhadap informasi yang diterima dan timbul perasaan informasi
yang didapatkan tidak diperlukan (Kusnanto, Sundari, Asmoro, & Arifin, 2019). Hal ini sejalan
dengan penelitian yang menunjukkan bahwa lebih dari separuh perawat yang bertugas dalam
penanganan Covid-19 yaitu berpendidikan Diploma 3 Keperawatan 52 orang (57,1%) (Winugroho,
et all, 2021). Penelitian lain menunjukkan bahwa terdapat perawat dengan pendidikan D3
sebanyak 26 orang (34,7%) (Pasaribu, & Ricky, 2021).
Perawat memberikan pelayanan keperawatan pada pasien covid-19 di RSUD Dr. H. Ibnu
Sutowo Baturaja sebagian besar telah menikah. Menurut teori status pernikahan merupakan derajat

Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021 287


kedudukan seseorang dalam suatu masyarakat mengenai tanggung jawab yang di pegang sebagai
peran dalam rumah tangganya. Atau dengan kata lain status pernikahan merupakan individu yang
tinggal berkelompok dalam satu rumah yang memiliki tanggung jawab masing-masing (Akbar,
2019). Virus Covid-19 dapat menular dari orang yang terinfeksi oleh virus tersebut ke orang lain
melalui cairan, sentuhan langsung dan benda yang terkontaminasi. Sebagai tenaga kesehatan,
perawat adalah garda terdepan yang menangani pasien Covid-19 yang mengalami kontak waktu
yang lama dengan pasien sehingga tentunya perawat mempunyai peluang yang sangat besar untuk
terpajan langsung dengan virus Covid-19 dan bahkan bisa menjadi rantai untuk menularkan virus
Covid-19 terhadap orang lain terutama orang terdekatnya. Hal inilah yang memicu kecemasan bagi
perawat yang sudah menikah bahwa sewaktu - waktu mereka dapat menularkan virus Covid-19
terhadap istri atau suami dan anak mereka. Salah satu penyebab perawat mengalami rasa cemas
saat merawat pasien Covid-19 yaitu rasa takut akan menularkan virus tersebut pada teman dan
keluarga (Repici, et.all, 2020). Hal ini sejalan dengan penelitian yang menunjukkan bahwa lebih
dari separuh perawat yang bertugas dalam penanganan Covid-19 yaitu sudah menikah sebanyak 83
orang (72,1%) (Fadli, Safruddin, Ahmad, Sumbara, & Baharuddin, 2020). Hal ini juga
didukung penelitian di Jawa Tengah bahwa mayoritas perawat yang bertugas yaitu sudah menikah
sebanyak 81 orang (89%) (Winugroho, et all, 2021).

2. Tingkat Depresi Perawat Dalam Memberikan Pelayanan Keperawatan Pada Pasien


Covid-19.
Perawat memberikan pelayanan keperawatan pada pasien covid-19 di RSUD Dr. H. Ibnu
Sutowo Baturaja sebagian besar mengalami tingkat depresi ringan. Gangguan kecemasan dan stres
yang telah banyak dialami oleh tenaga kesehatan akan berkembang menjadi depresi. Bahkan
depresi dan gangguan psikologis pasca pandemi atau wabah SARS dan MERS telah dilaporkan
akan meninggalkan trauma yang bisa bertahan 1 – 3 tahun setelahnya (Liu, Kakade, Fuller, Fan,
Fang, Kong &Wu, 2012). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di dua rumah sakit
Wuhan Cina menemukan jika sebanyak 661 orang (32,8%) mengalami depresi ringan (Liu,
Kakade, Fuller, Fan, Fang, Kong &Wu, 2012). Penelitian ini sejalan dengan studi yang yang
mengidentifikasi 22,4% perawat mengalami depresi di Wuhan. Adanya kontak dengan pasien
terinfeksi Covid-19 dan bekerja dalam tekanan dan resiko tinggi terinfeksi berdampak pada
kesehatan mental staf perawat dan staf medis (Kang,et.all, 2020).
Peningkatan depresi perawat yang bekerja di lingkungan Covid-19 sering mengalami stres
psikologis yang berkontribusi terhadap tekanan kesehatan mental sangat beragam selama pandemi.
Temuan pada penelitian ini menunjukkan jika sebagian besar responden pada penelitian ini
menyatakan pada pernyataan nomor 13,16, dan 34. Pada pernyataan nomor 13 menyatakan jika
perawat merasa sedih dan depresi dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien Covid-
19. Saat dilakukan wawancara didapatkan jika terdapat pasien dengan rawatan gejala sedang
hingga berat saat melakukan asuhan keperawatan. Menghadapi situasi perawatan pasien Covid-19
yang berkelanjutan membuat perawat merasa sedih dan depresi. Selanjutnya juga, sebagian besar
perawat menyatakan jika mereka kehilangan minat pada banyak hal misalnya makan, ambulasi,
sosialisasi dalam memberikan pelayanan keperawatan pasien Covid-19. Saat bertugas, mereka
harus menjaga kondisi tubuhnya dengan prima. Sehingga menjadi protokol kesehatan dengan ketat
harus dilakukan agar mencegah transmisi penularan, termasuk jauh dari keluarga. Secara fisik juga,
perawat merasa kehilangan nafsu makan karena alasan kelelahan saat bertugas dan hanya ingin
istirahat setelah lepas dari tugas. Temuan lainnya juga ditemukan pernyataan jika perawat merasa
tidak berharga dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien Covid-19. Hasil wawancara
didapatkan jika perawat yang bertugas dalam pelayanan Covid-19 hanya berserah diri kepada Yang
Maha Kuasa. Para perawat merasa tugasnya sebagai insan kemanusiaan sangat dibutuhkan bagi
kesembuhan pasien yang terinfeksi Covid-19 (Lai,et.all, 2020). Berdasarkan penjelasan dari hasil
penelitian, tinjauan teoritis, dan penelitian sebelumnya maka peneliti berasumsi jika perawat yang
bertugas dalam pelayanan Covid-19 akan mengalami depresi. Keadaan depresi yang dialami oleh
perawat dapat berupa sedih, kehilangan minat, ataupun merasa tidak berharga. Perawatan pasien
Covid-19 yang berlangsung hingga saat ini berdampak pada kondisi psikis perawat. Maka dari itu,

Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021 288


penting bagi perawat untuk mampu mengelola kesehatan jiwanya agar dapat menurunkan gejala
depresi yang dihadapinya.

3. Tingkat Ansietas Perawat Dalam Memberikan Pelayanan Keperawatan Pada Pasien


Covid-19
Perawat memberikan pelayanan keperawatan pada pasien covid-19 di RSUD Dr. H. Ibnu
Sutowo Baturaja sebagian besar mengalami tingkat ansietas sedang. Menurut teori respon
psikologis yang dialami oleh petugas kesehatan terhadap pandemi penyakit menular semakin
meningkat karena disebabkan oleh perasaan cemas tentang kesehatan diri sendiri dan penyebaran
keluarga. Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dirasakan oleh seseorang dengan
perasaan tidak pasti dan tidak berdaya 35. Sehingga dari kejadian Covid-19 ini membuat perawat
merasa tertekan dan khawatir. Selain itu, keluarga dari perawat maupun pasien yang terkonfirmasi
terinfeksi Covid-19 dilaporkan memiliki peningkatan risiko terjadinya distress psikologi.
Meningkatnya gejala cemas pada keluarga tenaga kesehatan sejalan dengan tingginya jam kerja
tenaga kesehatan. Sedangkan keluarga perawat berisiko tinggi mengalami gangguan cemas
menyeluruh terkait dengan tingginya risiko penularan infeksi dan ketakutan akan meninggalnya
anggota keluarga yang terjangkit infeksi, serta berkurangnya jam berkumpul dengan keluarga
(Ying,et.all, 2020).
Hal ini dudukung oleh Penelitian mengunakan studi berbasis survei tentang kesehatan
mental dari 1.257 petugas kesehatan yang merawat pasien Covid-19 di 34 rumah sakit di Tiongkok.
Hasilnya, sebagian besar dari mereka melaporkan gejala kecemasan 45%34. Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan di Cina menunjukkan prevalensi kecemasan pada perawat yang merawat
pasien Covid-19 di ICU dilaporkan sebesar 17,6%. Pada penelitian ini menunjukkan sebagian besar
responden menjelaskan pada pernyataan nomor 15, 23, dan 30. Perawat menyatakan jika dirinya
mengalami kelalahan dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien Covid-19. Hal ini
juga dijelaskan jika saat bertugas pemakaian APD lengkap saat berdinas cukup menguras energi.
Apalagi saat menangani pasien Covid-19 yang sedang melonjak ataupun pasien Covid-19 yang
bergejala sedang atau berat. Hal ini juga ditambah dengan penanganan Covid-19 yang
berkelanjutan hingga saat ini dengan melonjaknya angka kasus. Selanjutnya, penelitian ini
menjelaskan jika perawat mengalami kesulitan dalam menelan. Kekurangan cairan saat bertugas
seringkali menimbulkan gejala psikis berupa gangguan sistem pencernaan di bagian kerongkongan.
Selain itu, kecemasan yang dialami perawat juga saat mengalami kesulitan dalam menelan
seringkali berhubungan dengan gejala yang dialami pasien Covid-19. Sehingga, perawat yang
bertugas merasa dirinya tertular. Hal ini lah yang membuat perawat merasa cemas terhadap
kondisinya. Selanjutnya temuan pada penelitian ini menyebutkan jika perawat takut diri terhambat
oleh tugas-tugas yang tidak biasa dilakukan. Sebagian besar perawat merasakan pengalaman
pertama dalam penanganan pandemi. Karakteristik virus yang baru dikenal dan banyaknya
informasi baru yang belum digali sehingga perawat harus beradaptasi dengan tugas-tugas baru.
Terutama terhadap kepatuhan perawat dalam menjalani protokol kesehatan baik dalam bertugas
ataupun setelah bertugas37.Berdasarkan hasil penelitian, kajian teoritis, dan penelitian sebelumnya.
Maka peneliti berasumsi jika perawat akan mengalami gejala kecemasan dalam penanganan
pandemi Covid-19. Perawat berisiko mengalami gangguan kecemasan dalam merawat pasien
Covid-19 karena kelelahan, kesulitan dalam menelan, atupun tugas-tugas yang tidak biasa yang
dilakukan oleh perawat.

4. Tingkat Ansietas Perawat Dalam Memberikan Pelayanan Keperawatan Pada Pasien


Covid-19
Perawat memberikan pelayanan keperawatan pada pasien covid-19 di RSUD Dr. H. Ibnu
Sutowo Baturaja sebagian besar mengalami tingkat stres sedang Secara teori ketika perawat berada
dalam lingkungan pekerjaan dengan tuntutan yang tinggi dan sumber daya yang rendah, stress kerja
lebih meningkat dan gejala stress psikologis maupun fisik menjadi lebih parah dan dapat
mengganggu kesehatan fisik dan penurunan performa kerja 38. Seiring berjalannya waktu kasus
Covid-19 semakin bertambah, yang menjadi fenomena besar terhadap para petugas kesehatan
terutama perawat dalam menangani pasien Covid-19 secara langsung serta bertambahnya jam kerja,

Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021 289


yang membuat perawat dirugikan karena beresiko terpapar infeksi39. Hal ini juga sejalan dengan
penelitian di Rumah Sakit Advent Bandar Lampung menunjukkan tingkat Stres yang dialami
berada pada 71,85% dengan interpretasi tingkat tinggi. Rasa takut terinfeksi virus yang memiliki
potensi kematian merupakan sumber timbulnya kekhawatiran yang dapat memicu stress (Pasaribu,
& Ricky, 2021).
Menurut penelitian lainnya juga menemukan stressor yang dialami perawat di China berupa
kekhawatiran akan menularkan virus pada lingkungan keluarga di rumah, sehingga perawat yang
merawat pasien Covid-19 di China dikarantina dan terpisah dari keluarga sampai selesai bertugas.
Temuan pada penelitian ini menunjukkan jika sebagian besar responden menyatakan pada
pernyataan ke 14, 22, dan 32. Pada penelitian ini menyatakan jika perawat tidak sabaran dalam
memberikan pelayanan keperawatan pada pasien Covid-19. Hal ini didukung dari hasil wawancara
yang menjelaskan jika perawat merasa dirinya menjadi tidak sabaran dalam memberikan layanan.
Mengantisipasi penularan virus antara pasien-perawat ataupun perawat-perawat maka pemberian
layanan diberikan secara cepat dan meminimalkan kontak. Sehingga perawat terkadang merasa
tidak sabaran. Selanjutnya, responden pada penelitan ini menunjukkan jika perawat sulit untuk
beristirahat. Stressor yang dialami oleh perawat karena mereka saat bertugas dalam penanganan
Covid-19 harus diisolasi ditempat khusus dan meninggalkan keluarga dirumah. Tinggal di situasi
dan kondisi baru yang memungkinkan perawat mengatakan sulit untuk beristirahat. Sebagai
tambahan, responden juga mengungkapkan sulit mentoleransi gangguan-gangguan terhadap hal
yang sedang dilakukan. Menghadapi situasi pandemi membuat kondisi psikis perawat terkadang
menjadi labil, hal ini menjadi stresor sendiri yang dapat menganggu kondisi mereka (Wang, 2020).
Berdasarkan penjelasan dari temuan hasil penelitian, kajian teoritis, dan penelitian sebelumnya
maka peneliti berasumsi jika perawat yang bertugas dalam penanganan Covid-19 mengalami stres
psikologis yang dihadapinya. Pada penelitian ini menunjukkan jika pada umumnya stres yang
muncul berupa tidak sabaran, sulit untuk beristirahat, ataupun sulit mentoleransi gangguan-
gangguan terhadap hal yang sedang dilakukan.

KESIMPULAN DAN SARAN


Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan pada pasien Covid-19 di RSUD dr. H.
Ibnu Sutowo Baturaja rata-rata usia yaitu 36,43 tahun. Sebagian besar responden perempuan,
berpendidikan D3 Keperawatan, menikah. Tingkat depresi perawat sebagian besar depresi ringan,
tingkat ansietas sedang dan tingkat stres sedang.

UCAPAN TERIMA KASIH


Kami ucapkan terimakasih kepada Dr. Ryna Dyana selaku direktur RSUD Dr.H.Ibnu
sutowo Baturaja serta seluruh perawat RSUD Dr.H.Ibnu sutowo Baturaja yang telah memberikan
kontribusi dalam penelitian ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada civitas akademika
STIK Bina Husada Palembang yang telah memfasilitasi dalam pelaksanaan penelitian.

KONFLIK KEPENTINGAN
Tidak ada konflik kepentingan dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA
Akbar, M. A. (2019). Buku Ajar Konsep-Konsep Dasar Dalam Keperawatan Komunitas.
Yogyakarta: Deepublish.
Augustine, J. M., Prickett, K. C., & Kimbro, R. (2017). Health-Related Parenting among U.S.
Families and Young Children's Physical Health. J Marriage Fam, 79(3), 816-832.
doi:10.1111/jomf.12363
Azoulay, E., Cariou, A., Bruneel, F., Demoule, A., Kouatchet, A., Reuter, D., . . . Kentish-Barnes,
N. (2020). Symptoms of Anxiety, Depression, and Peritraumatic Dissociation in Critical

Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021 290


Care Clinicians Managing Patients with COVID-19. A Cross-Sectional Study. Am J Respir
Crit Care Med, 202(10), 1388-1398. doi:10.1164/rccm.202006-2568OCBNPB. (2021).
Situasi Virus Corona. Retrieved from https://www.covid19.go.id/situasi-virus-corona/
Basch, C. H., Hillyer, G. C., Meleo-Erwin, Z. C., Jaime, C., Mohlman, J., & Basch, C. E. (2020).
Preventive Behaviors Conveyed on YouTube to Mitigate Transmission of COVID-19:
Cross-Sectional Study. JMIR Public Health Surveill, 6(2), e18807. doi:10.2196/18807
Dinkes OKU. (2021). Situasi Terkini Perkembangan Corona Virus Disease (Covid-19). Retrieved
from http://dinkes.okukab.go.id
Fadli, F., Safruddin, S., Ahmad, A. S., Sumbara, S., & Baharuddin, R. (2020). Faktor yang
Mempengaruhi Kecemasan pada Tenaga Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan Covid-19.
Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia, 6(1), 57-65. doi:10.17509/jpki.v6i1.24546
Fehr, A. R., & Perlman, S. (2015). Coronaviruses: an overview of their replication and
pathogenesis. Methods Mol Biol, 1282, 1-23. doi:10.1007/978-1-4939-2438-7_1
Greenberg, N., Docherty, M., Gnanapragasam, S., & Wessely, S. (2020). Managing mental health
challenges faced by healthcare workers during covid-19 pandemic. Bmj, 368, m1211.
doi:10.1136/bmj.m1211
Hanggoro, A. Y., Suwarni, L., Selviana, S., & Mawardi, M. (2020). Dampak Psikologis Pandemi
Covid-19 pada Tenaga Kesehatan: A Studi Cross-Sectional di Kota Pontianak. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(2), 13-18.
Hamid, A. Y. S., Keliat, B. A., & Putri, Y. S. E. (2020). Asuhan keperawatan jiwa. Jakarta: EGC.
Huang, C., Wang, Y., Li, X., Ren, L., Zhao, J., Hu, Y., . . . Gu, X. (2020). Clinical features of
patients infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. The Lancet, 395(10223),
497-506. doi:10.1016/S0140-6736
Hu, D., Kong, Y., Li, W., Han, Q., Zhang, X., Zhu, L. X., . . . Zhu, J. (2020). Frontline nurses'
burnout, anxiety, depression, and fear statuses and their associated factors during the
COVID-19 outbreak in Wuhan, China: A large-scale cross-sectional study.
EClinicalMedicine, 24, 100424. doi:10.1016/j.eclinm.2020.100424
Humas FIK UI. (2020). Survey Status Psikososial Perawat Penanganan Covid-19. Retrieved from
https://nursing.ui.ac.id/fik-ui-adakan-survey-status-psikososial-perawat-penanganan-covid-
19/
Kang, L., Ma, S., Chen, M., Yang, J., Wang, Y., Li, R., . . . Liu, Z. (2020). Impact on mental health
and perceptions of psychological care among medical and nursing staff in Wuhan during the
2019 novel coronavirus disease outbreak: A cross-sectional study. Brain, Behavior, and
Immunity, 87, 11-17. doi:https://doi.org/10.1016/j.bbi.2020.03.028
Kemenkes RI. (2021). Situasi Kasus Covid-19 di Indonesia. Retrieved from
https://covid19.kemkes.go.id/
Kusnanto, K., Sundari, P. M., Asmoro, C. P., & Arifin, H. (2019). Hubungan tingkat pengetahuan
dan diabetes self-management dengan tingkat stres pasien diabetes melitus yang menjalani
diet. Jurnal Keperawatan Indonesia, 22(1), 31-42.
Labrague, L. J., & de los Santos, J. A. A. (2021). Fear of COVID-19, psychological distress, work
satisfaction and turnover intention among frontline nurses. J Nurs Manag, 29(3), 395-403.
doi:10.1111/jonm.13168
Lai, J., Ma, S., Wang, Y., Cai, Z., Hu, J., Wei, N., . . . Hu, S. (2020). Factors Associated With
Mental Health Outcomes Among Health Care Workers Exposed to Coronavirus Disease
2019. JAMA Netw Open, 3(3), e203976. doi:10.1001/jamanetworkopen.2020.3976
Liu, X., Kakade, M., Fuller, C. J., Fan, B., Fang, Y., Kong, J.,Wu, P. (2012). Depression after
exposure to stressful events: lessons learned from the severe acute respiratory syndrome
epidemic. Compr Psychiatry, 53(1), 15-23. doi:10.1016/j.comppsych.2011.02.003
Liu, Z., Wu, J., Shi, X., Ma, Y., Ma, X., Teng, Z., . . . Zeng, Y. (2020). Mental Health Status of
Healthcare Workers in China for COVID-19 Epidemic. Ann Glob Health, 86(1), 128.
doi:10.5334/aogh.3005
Murat, M., Köse, S., & Savaşer, S. (2021). Determination of stress, depression and burnout levels
of front-line nurses during the COVID-19 pandemic. Int J Ment Health Nurs, 30(2), 533-
543. doi:10.1111/inm.12818

Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021 291


Neece, C. L., Green, S. A., & Baker, B. L. (2012). Parenting stress and child behavior problems: a
transactional relationship across time. Am J Intellect Dev Disabil, 117(1), 48-66.
doi:10.1352/1944-7558-117.1.48
Osman, A., Wong, J. L., Bagge, C. L., Freedenthal, S., Gutierrez, P. M., & Lozano, G. (2012). The
Depression Anxiety Stress Scales-21 (DASS-21): further examination of dimensions, scale
reliability, and correlates. J Clin Psychol, 68(12), 1322-1338. doi:10.1002/jclp.21908
Pasaribu, P. D. L. B., & Ricky, D. P. (2021). Tingkat Stres Perawat Terkait Isu Covid-19. Jurnal
Penelitian Perawat Profesional, 3(2), 287-294.
Pinggian, B., Opod, H., & David, L. (2021). Dampak Psikologis Tenaga Kesehatan Selama
Pandemi COVID-19. JURNAL BIOMEDIK: JBM, 13(2), 144-151.
Repici, A., Maselli, R., Colombo, M., Gabbiadini, R., Spadaccini, M., Anderloni, A., .Lagioia, M.
(2020). Coronavirus (COVID-19) outbreak: what the department of endoscopy should
know. Gastrointest Endosc, 92(1), 192-197. doi:10.1016/j.gie.2020.03.01
Rosyanti, L., & Hadi, I. (2020). Dampak psikologis dalam memberikan perawatan dan layanan
kesehatan pasien COVID-19 pada tenaga profesional kesehatan. Health Information: Jurnal
Penelitian, 12(1), 107-130.
Sabir, N., Arafat, R., & Yusuf, S. (2021). Gambaran Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental
Perawat pada Masa Pandemi Covid-19: Literatur Review. Jurnal Keperawatan, 13(1), 125-
138.
Sandesh, R., Shahid, W., Dev, K., Mandhan, N., Shankar, P., Shaikh, A., & Rizwan, A. (2020).
Impact of COVID-19 on the Mental Health of Healthcare Professionals in Pakistan. Cureus,
12(7), e8974. doi:10.7759/cureus.8974
Septianingrum, Y., Fitriasari, A., & Wardani, E. M. (2021). Factors affecting nurse anxiety in role
as a caregiver during the covid-19 pandemics. Nurse and Health: Jurnal Keperawatan,
10(1), 108-115.
Shigemura, J., Ursano, R. J., Morganstein, J. C., Kurosawa, M., & Benedek, D. M. (2020). Public
responses to the novel 2019 coronavirus (2019-nCoV) in Japan: Mental health consequences
and target populations. Psychiatry Clin Neurosci, 74(4), 281-282. doi:10.1111/pcn.12988
Sohrabi, C., Alsafi, Z., O'Neill, N., Khan, M., Kerwan, A., Al-Jabir, A., . . . Agha, R. (2020). World
Health Organization declares global emergency: A review of the 2019 novel coronavirus
(COVID-19). Int J Surg, 76, 71-76. doi:10.1016/j.ijsu.2020.02.034
Stuart, G. W. (2013). Buku Saku Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Stuijfzand, S., Deforges, C., Sandoz, V., Sajin, C.-T., Jaques, C., Elmers, J., & Horsch, A. (2020).
Psychological impact of an epidemic/pandemic on the mental health of healthcare
professionals: a rapid review. BMC Public Health, 20(1), 1230. doi:10.1186/s12889-020-
09322-z
Tan, B. Y. Q., Chew, N. W. S., Lee, G. K. H., Jing, M., Goh, Y., Yeo, L. L. L., . . . Sharma, V. K.
(2020). Psychological Impact of the COVID-19 Pandemic on Health Care Workers in
Singapore. Ann Intern Med, 173(4), 317-320. doi:10.7326/m20-1083
Ying, Y., Ruan, L., Kong, F., Zhu, B., Ji, Y., & Lou, Z. (2020). Mental health status among family
members of health care workers in Ningbo, China, during the coronavirus disease 2019
(COVID-19) outbreak: a cross-sectional study. BMC Psychiatry, 20(1), 379.
doi:10.1186/s12888-020-02784-w
Wang, H., Liu, Y., Hu, K., Zhang, M., Du, M., Huang, H., & Yue, X. (2020). Healthcare workers’
stress when caring for COVID-19 patients: An altruistic perspective. Nursing Ethics, 27(7),
1490-1500. doi:10.1177/0969733020934146
WHO. (2021). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Situation Report. Retrieved from
https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019

Winugroho, T., Imansyah, M., Bangun, E., Apriyadi, R. K., & Hidayat, A. (2021). Analisis
Pengaruh Faktor Demografi terhadap Lama Karantina pada Perawat Terpapar Covid-19 di
Jawa Tengah. PENDIPA Journal of Science Education, 5(2), 229-236.

Jurnal Keperawatan Merdeka (JKM), Volume 1 Nomor 2, November 2021 292

You might also like