Professional Documents
Culture Documents
Problematika Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) Tahun 2020
Problematika Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) Tahun 2020
Problematika Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) Tahun 2020
Abstract
The priority for using the Village Fund in 2020 has changed along with the existence of financial
policies for handling the dissemination of COVID-19 in the village. Based on this, the Village Fund
(DD) is prioritized used for handling the COVID-19, one of the priorities is for Direct Cash
Assistance (BLT). In its implementation, the Direct Cash Assistance of the Village Fund (BLT-DD)
policy has caused many polemics. Based on these problems, the purpose of this paper is to explore
the factors that influence the implementation performance of BLT DD distribution. The method used
in this research is qualitative exploratory. Data collection was conducted by means of observation,
interviews, and literature study. The results displayed that the factors affecting the implementation
performance were caused by; first, the factor of clarity of policy content, village volunteers found it
difficult to collect data on BLT-DD Beneficiary Families (KPM) due to the criteria set fluctuated and
the number of KPM was limited based on the percentage of The Village Funds received by the
village. The second, the Regulatory Inconsistency Factor. The changing regulations made it difficult
for the village government to implement the BLT-DD distribution. Third, technical factors. The
process of disbursing the BLT-DD was long enough to prevent The Village Government from
delivering BLT-DD on time.
Keywords: Village, BLT, Village fund, COVID-19
Penyaluran Bantuan dana Desa di Masa Dari hasil penelitian yang telah
Pandemi COVID-19. Hasil penelitian dilakukan oleh beberapa peneliti terlihat
menunjukkan banyaknya jenis bantuan dan bahwasannya ada beberapa faktor penyebab
sumber bantuan yang diterima warga tidak keterlambatan penyaluran BLT Dana Desa,
didukung oleh sistem informasi jaring yakni adanya kebingungan kebijakan yang
pengaman sosial yang terintegrasi di tingkat dikeluarkan oleh pemerintah pusat, tidak
pusat, provinsi, kabupaten, dan desa adanya keterbukaan informasi publik terkait
sehingga perubahan anggaran yang dengan penerima BLT DD sehingga
fokusnya pada bantuan dana desa menjadi menimbulkan konflik di masyarakat, dan
hal yang sangat sulit dialokasikan secara tidak adanya sistem informasi jaring
merata dikarenakan keterbatasan anggaran pengaman sosial yang terintegrasi dari
pemerintah desa (Novianty et al., 2020). tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten. Dari
Dari beberapa kajian yang telah beberapa hasil studi kepustakaan dan hasil
dilakukan tersebut terlihat bahwasannya observasi lapangan maka faktor-faktor yang
problematika Bantuan Langsung Tunai mempengaruhi kinerja implementasi dapat
(BLT) adalah terkait dengan indikator dikelompokkan sebagai berikut:
penerima BLT, transparansi penetapan
penerima BLT, dan ketepatan waktu 3.1 Faktor Kejelasan Isi Kebijakan
distribusi BLT. Kajian yang secara khusus Salah satu variabel yang mempengaruhi
melihat problematika penyaluran BLT Dana keberhasilan implementasi menurut
Desa belum ada. Peneliti menganggap Hal Mazmanian dan Sabatier (1983) adalah
ini penting dilakukan untuk melihat apa saja karakteristik kebijakan. Indikator untuk
problematika penyaluran BLT Dana Desa melihat karakteristik kebijakan ini adalah
tersebut ditinjau dari teori implementasi adanya kejelasan isi kebijakan. Semakin
kebijakan. jelas dan rinci sebuah kebijakan maka akan
semakin mudah untuk diimplementasikan.
2. Metode Sebaliknya, ketidakjelasan isi kebijakan
Metode yang digunakan dalam akan memunculkan distorsi dalam
penelitian ini adalah kualitatif dengan implementasi kebijakan (Subarsono, 2008).
pendekatan eksploratif. Penelitian Kebijakan penyaluran BLT Dana Desa
eksploratif ini digunakan untuk untuk penanggulana COVID-19 diatur
mengidentifikasi sifat-sifat suatu gejala atau dengan banyak regulasi. Regulasi yang
peristiwa (Silalahi, 2010). Dengan mengatur tentang BLT Dana Desa selalu
menggunakan metode ini peneliti dapat berubah, terlihat bahwa di bulan April 2020
memahami makna dibalik data yang tampak ada 5 (lima) regulasi yang dikeluarkan,
dari fenomena penyaluran BLT Dana Desa. yakni pertama, Peraturan Menteri Desa
Teknik pengumpulan data dalam PDTT No. 6 Tahun 2020 tentang Perubahan
penelitian ini dilakukan dengan observasi Atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
(pengamatan), interview (wawancara), dan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No. 11
studi kepustakaan. Pengumpulan data Tahun 2019 Tentang Prioritas Penggunaan
dengan observasi dan wawancara penulis Dana Desa Tahun 2020; Kedua, Surat
lakukan di Kabupaten Lima Puluh Kota menteri Desa PDTT No.
Provinsi Sumatera Barat. Dengan observasi 1261/PRI.00/IV/2020 perihal
di lapangan dan wawancara penulis lebih pemberitahuan; Ketiga, Surat Direktorat
dapat memahami konteks data dan Jendral Pembangunan dan Pemberdayaan
pengalaman langsung terkait dengan Masyarakat No. 9/PRI.00/IV/2020 perihal
penyaluran BLT Dana Desa (Sugiyono, petunjuk teknis pendataan keluarga calon
2005). penerima BLT Dana Desa; Keempat, Surat
Direktorat Jendral Pembangunan dan
3. Hasil dan Pembahasan Pemberdayaan Masyarakat No.
33
Tabel 1
Kriteria Keluarga Miskin
No Kriteria Keluarga Miskin
1 Luas lantai <8m2/orang
2 Lantai tanah/bambu/kayu murah
3 Dinding bambu/rumbia/kayu murah/tembok tanpa plester
4 Buang air besar tanpa fasilitas/bersama orang lain
5 Penerangan tanpa listrik
6 Air minum dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan
7 Bahan bakar kayu bakar/arang/minyak tanah
8 Konsumsi daging/susu/ayam hanya 1 kali/minggu
9 Satu stel pakain setahun
10 Makan 1-2 kali/hari
11 Tidak sanggup berobat ke puskesmas/poliklinik
12 Sumber penghasilan KK petani berlahan <500m2, buruh tani, buruh nelayan, buruh
bangunan, buruh perkebunan, pekerjaan lainberupah <Rp 600ribu/bulan
13 Pendidikan KK tidak sekolah/tidak tamat SD/tamat SD
14 Tidak memiliki tabungan/barang mudah dijual minimal Rp 500 ribu
Sumber : Surat Menteri Desa PDTT No. 126/PRI.00/IV/2020 Tanggal 14 Maret 2020
Pendataan keluarga miskin yang telah KPM yang memenuhi minimal 9 (sembilan)
ditetapkan tersebut dilakukan oleh relawan dari 14 (empat belas) kriteria yang
yang telah mendapatkan Surat Tugas dari ditetapkan oleh Kementrian Sosial Republik
Kepala Desa. Keluarga Penerima Manfaat Indonesia.
(KPM) yang Memenuhi Syarat (MS) adalah
34
Tabel 2
Perubahan Sasaran Penerima BLT Dana Desa dan Permasalahannya
Permasalahan
Regulasi Sasaran Penerima BLT
Implementasinya
Regulasi ini lahir pada tanggal
- Keluarga miskin non PKH, non BPNT,
13 April 2020 dan pada tanggal
antara lain:
14 April 2020 keluarlah surat
Permendesa PDTT 1. Kehilangan mata pencaharian
dari Menteri Desa PDTT No.
No.6 tahun 2020 2. Belum terdata (exclussion error)
1261/PRI.00/IV/2020 yang
3. Mempunyai anggota keluarga yang
mengatur tentang teknis BLT
rentan sakit menahun atau kronis
Dana Desa.
- Keluarga miskin non PKH, non BPNT,
antara lain: - Relawan desa sulit mencari
Surat Menteri Desa, 1. Kehilangan mata pencaharian calon penerima BLT Dana
Pembangunan Daerah 4. Belum terdata (exclussion error) Desa sesuai dengan kriteria
Tertinggal, dan 5. Mempunyai anggota keluarga yang yang telah ditetapkan.
Transmigrasi No. rentan sakit menahun atau kronis
1261/PRI.00/IV/2020 - Keluarga miskin minimal memenuhi 9
kriteria dari 14 kriteria yang ditentukan
oleh Kementrian Sosial RI
- Keluarga miskin yang masuk dalam
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
(DTKS) yang kehilangan mata - Relawan desa sulit melakukan
pencaharian, terdapat anggota keluarga sinkronisasi data dengan
Surat Direktorat Jendral
yang sakit menahun/kronis, non PKH, penerima PKH dan BPNT
Pembangunan dan
dan non BPNT. serta penerima bantuan-
Pemberdayaan
- Keluarga miskin non DTKS dapat bantuan lainnya
Masyarakat No.
ditambahkan untuk pemutakhiran - Banyak calon penerima BLT-
9/PRI.00/IV/2020
DTKS DD yang tidak memiliki NIK
- Calon penerima BLT Dana Desa harus
memiliki Nomor Induk Kependudukan
(NIK)
Surat Direktorat Jendral - Keluarga miskin yang terdapat dalam
- Relawan sulit melakukan
Pembangunan dan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
pendataan karena Program
Pemberdayaan (DTKS) yang kehilangan mata
Keluarga Harapan (PKH)
Masyarakat No. pencaharian, terdapat anggota keluarga
menambah jumlah penerima
10/PRI.00/IV/2020 berpenyakit kronis/ menahun, non
36
PKH, non BPNT, dan non Kartu bantuan dan data penerima
Prakerja. belum keluar dari Kemensos.
- Keluarga miskin non DTKS tetap - Relawan juga sulit
dapat menerima BLT-DD yang mendapatkan data penduduk
nantinya akan diusulkan dalam yang menerima bantuan pra
pemutakhiran DTKS kerja.
- Calon penerima BLT Dana Desa harus
memiliki Nomor Induk Kependudukan
(NIK)
- Bagi calon penerima manfaat yang
- Calon penerima BLT Dana
telah memenuhi syarat tapi belum
Desa lebih besar dari alokasi
memiliki Nomor Induk Kependudukan
Surat Direktorat Jendral yang ditetapkan oleh
(NIK) wajib mencantumkan alamat
Pembangunan dan Kementrian Desa.
domisili secara lengkap untuk
Pemberdayaan - Desa sulit mendapatkan
memudahkan proses validasi dan
Masyarakat No. persetujuan Pemerintah
verifikasi.
12/PRI.00/IV/2020 kabupaten/kota jika ingin
- Menegaskan kembali bahwa 14 kriteria
menambah alokasi anggaran
keluarga miskin calon penerima
yang telah ditetapkan
manfaat BLT-DD tidak digunakan
Kemendesa.
lagi.
Sumber : Analisis Peneliti, 2021
Tabel 3.
Regulasi yang Mengatur Tentang BLT-Dana Desa
Tanggal
No Nama Regulasi
Ditetapkan
1 13 April 2020 Peraturan Menteri Desa No. 6 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi No. 11 Tahun 2019 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2020
2 14 April 2020 Surat Menteri Desa PDTT No. 1261/PRI.00/IV/2020 Tentang
Pemberitahuan Penggunaan Dana Desa.
3 16 April 2020 Surat Direktorat Jendral Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa No. 9/PRI.00/IV/2020 Tentang Petunjuk Teknis Pendataan Keluarga
Calon Penerima BLT Dana Desa
4 20 April 2020 Peraturan Menteri Keuangan RI No. 40/PMK.07/2020 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Keuangan No. 205/PMK.07/2019 Tentang
Pengelolaan Dana Desa.
5 21 April 2020 Surat Direktorat Jendral Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat No.
10/PRI.00/IV/2020 Tentang Penegasan Petunjuk Teknis Pendataan
Keluarga Calon Penerima BLT Dana Desa.
6 21 April 2020 Instruksi Menteri Dalam Negeri RI No. 3 Tahun 2020 Tentang
Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Desa Melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
7 27 April 2020 Surat Direktorat Jendral Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat No.
12/PRI.00/IV/2020 perihal Penegasan BLT Dana Desa
8 8 Mei 2020 Surat Direktorat Jendral Bina Pemerintahan Desa No. 188.32/2236/BPD
perihal penambahan kode output dan satuan output kegiatan
9 15 Mei 2020 Instruksi Menteri Desa, Pembangunan Daerah tertinggal dan Transmigrasi
No. 1 tahun 2020 Tentang Percepatan Penyaluran BLT-Dana Desa
Dari tabel 3 diatas terlihat bahwa begitu Kebijakan penyaluran BLT-Dana Desa
banyak regulasi yang dikeluarkan oleh yang semula hanya 3 bulan (April, Mei,
pemerintah, terlihat bahwa dalam bulan Juni) diperpanjang menjadi 6 bulan (Juli,
April saja ada 7 (tujuh) regulasi yang Agustus, September), dan kemudian
dikeluarkan. Hingga penyaluran BLT-Dana diperpanjang lagi menjadi 9 bulan (Oktober,
Desa ini salur sampai dengan bulan November, Desember). Inkonsistensi
Desember 2020, ada 13 (tiga belas) regulasi regulasi terkait dengan penyaluran BLT-
yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Dana Desa menjadi 3 fase ini menyulitkan
Regulasi yang begitu banyak dan terus pemerintahan desa dalam melakukan
berubah menyebabkan pemerintah desa sulit refocusing anggaran dana desa yang
untuk mengambil tindakan karena setiap kemudian berdampak pada berkurangnya
regulasi yang keluar tidak konsisten. jumlah penerima BLT-Dana Desa. Hal ini
38
terjadi karena Dana Desa telah digunakan Permusyawaratan Desa (BPD) terkait
untuk kegiatan Desa Aman COVID-19, dengan calon penerima BLT-Dana Desa
stunting, dan Padat Karya Tunai Desa yang akan ditetapkan. Jika data calon
(PKTD). penerima tersebut sudah mencapai kata
mufakat, maka ditetapkanlah calon penerima
3.3 Faktor Teknis tersebut melalui SK Kepala Desa. Akan
Faktor teknis yang dimaksud dalam tetapi, jika belum mendapatkan kata sepakat
penelitian ini adalah terkait dengan proses maka calon penerima BLT-Dana Desa harus
penyaluran BLT-Dana Desa. Proses yang dilakukan pendataan kembali.
harus ditempuh oleh pemerintahan desa Jika penerima BLT-Dana Desa tahun
dapat dikatakan cukup panjang hingga 2020 telah ditetapkan, pemerintahan nagari
mencapai ke tahap salur. Hal yang pertama bersama dengan BPD melakukan
kali yang harus ditempuh oleh pemerintahan pembahasan terkait dengan refocusing
desa adalah menetapkan SK relawan desa. anggaran. Hal ini dilakukan karena BLT-
Setelah SK ini ditetapkan, maka relawan Dana Desa tidak dianggarkan sebelumnya
tersebut mulai melakukan pendataan calon dalam APBDes. Sehingga untuk
penerima BLT-Dana Desa ditingkat RT, mengalihkan kegiatan yang telah ditetapkan
RW, dan desa. Pendataan ini didasarkan sebelumnya dilakukan pembahasan bersama
pada kriteria yang telah ditetapkan oleh BPD. Jika pembahasan refocusing ini
regulasi. Proses pendataan ini cukup selesai, pemerintahan nagari melakukan
memakan waktu yang lama karena perubahan penjabaran APBDes yang
berubahnya kriteria penerima. ditetapkan melalui Peraturan Kepala Desa.
Setelah relawan desa mendapatkan data Setelah semua rangkaian proses tersebut
calon penerima BLT-Dana Desa ini, maka selesai, maka pemerintahan desa dapat
dilaksanakanlah musyawarah desa khusus menyalurkan BLT-Dana Desa. Tahapan
untuk memferivikasi dan memfinalisasi data penyaluran tersebut dapat dilihat pada
yang ada. Proses ini juga melalui perdebatan gambar 1.
yang panjang antara relawan desa,
pemerintahan desa, dan Badan
Refocusing
Anggaran
Peraturan Kepala Desa
Penyaluran tentang Perubahan Perubahan
BLT-Dana Desa Penjabaran APBDes Penjabaran APBDes
Gambar 1.
Proses penyaluran BLT-Dana Desa Ditinjau dari Beberapa Regulasi
Sumber: Analisis Peneliti, 2021
Sari, A., Widayat, W., & Zulkifli, Z. (2020). Subarsono, A. (2008). Analisis Kebiijakan
Dampak Penggunaan Dana Desa Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi
Dalam Masa Pandemi Covid-19 (2nd ed.). Pustaka Pelajar.
Tahun 2020 (Studi Kasus Pada Desa Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian
banyuasin Kembaran Kecamatan Kualitatif (Kesatu). CV. Alfabeta.
Loano, Kabupaten Purworejo) Winarno, B. (2008). Kebijakan Publik:
[STIE Widya Wiwaha]. Teori dan Proses (2nd ed.).
http://eprint.stieww.ac.id/1430/ MedPress.
Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial Yandra, A. (2016). E-goverment dengan
(A. Gunarsa (ed.); Kedua). PT. memanfaatkan teknologi
Refika Aditama. informasi. POLITIK, 12(1), 1769.