Problematika Penyaluran Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT DD) Tahun 2020

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

Submission to Journal of Election and Leadership (JOELS)

ISSN 2477-8060 (print), ISSN 2503-4456 (online)


©LPPM, Universitas Lancang Kuning

Problematika Penyaluran Bantuan Langsung Tunai


Dana Desa (BLT DD) Tahun 2020
Suryaningsih Aseh1, Tengku Fahrul Gafar2 dan Zamhasari Zamhasari 3
1
Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIP) Imam Bonjol, Padang, Indonesia
2,3
Universitas Abdurrab, Pekanbaru, Indonesia
aseh2309@gmail.com

Abstract
The priority for using the Village Fund in 2020 has changed along with the existence of financial
policies for handling the dissemination of COVID-19 in the village. Based on this, the Village Fund
(DD) is prioritized used for handling the COVID-19, one of the priorities is for Direct Cash
Assistance (BLT). In its implementation, the Direct Cash Assistance of the Village Fund (BLT-DD)
policy has caused many polemics. Based on these problems, the purpose of this paper is to explore
the factors that influence the implementation performance of BLT DD distribution. The method used
in this research is qualitative exploratory. Data collection was conducted by means of observation,
interviews, and literature study. The results displayed that the factors affecting the implementation
performance were caused by; first, the factor of clarity of policy content, village volunteers found it
difficult to collect data on BLT-DD Beneficiary Families (KPM) due to the criteria set fluctuated and
the number of KPM was limited based on the percentage of The Village Funds received by the
village. The second, the Regulatory Inconsistency Factor. The changing regulations made it difficult
for the village government to implement the BLT-DD distribution. Third, technical factors. The
process of disbursing the BLT-DD was long enough to prevent The Village Government from
delivering BLT-DD on time.
Keywords: Village, BLT, Village fund, COVID-19

1. Pendahuluan terus mengalami peningkatan hingga akhir


Kasus pertama COVID-19 di Maret 2020 tercatat jumlah pasien yang
Indonesia diumumkan oleh Presiden Jokowi terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak
pada hari senin tanggal 2 Maret 2020 1.414 kasus (Nugraheny, 2020).
(Inayah, 2020). Dijelaskan oleh Presiden Pandemi COVID-19 telah berdampak
bahwasannya ada 2 orang yang kepada perlambatan pertumbuhan ekonomi
terkonfirmasi positif COVID-19 di nasional, penurunan penerimaan negara, dan
Indonesia. Sejak diumumkannya kasus peningkatan belanja negara melalui
covid 19 tersebut diambillah berbagai pembiayaan. Untuk mengatasi hal ini
kebijakan agar kasus COVID-19 ini tidak pemerintah kemudian mengeluarkan
semakin bertambah. Kebijakan tersebut Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
antara lain melarang semua penerbangan undang (Perppu) No. 1 Tahun 2020 Tentang
dari dan ke China; menghentikan pemberian Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas
visa bagi warga negara China untuk Sistem keuangan Untuk Penanganan
melakukan perjalanan ke Indonesia; Pandemi Corona Virus Disease 2019
membatasi perjalanan dari dan ke beberapa (COVID-19) dan/atau Dalam Rangka
negara seperti Korea Selatan, Italia, dan Menghadapi Ancaman yang
Iran; meliburkan sekolah, kampus, termasuk Membahayakan Perekonomian Nasional
beberapa kantor pemerintahan dan dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan pada
perusahaan swasta; hingga menutup pusat- tanggal 31 Maret 2020.
pusat hiburan (Agustino, 2020). Namun Adapun kebijakan yang diambil oleh
kebijakan yang diambil pemerintah tersebut pemerintah untuk mengatasi defisit
dianggap terlambat karena kasus COVID-19 anggaran dalam neraca Anggaran

Received (2021-09-01); Accepted (2021-09-28); Published (2021-09-30).


31

Pendapatan Belanja Negara (APBN) melalui satunya dengan Pemberian Bantuan


Perppu ini adalah dengan melakukan Langsung Tunai (BLT).
pemangkasan hingga pengutamaan Selama masa pandemi COVID-19 ini
(refocusing) pelaksanaan kegiatan ditiap ada 7 (tujuh) skema bantuan pemerintah
lembaga/kementrian, pemerintahan daerah, dalam bentuk jaring pengaman sosial, yakni
dan pemerintahan desa (Amiruddin, 2020). bantuan sembako, bantuan sosial tunai, BLT
Menindaklanjuti Perppu No. 1 tahun 2020 Dana Desa, listrik gratis, kartu pra kerja,
ini, Kementrian Desa Pembangunan Daerah subsidi gaji karyawan, dan BLT usaha mikro
Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes kecil. Permasalahan yang kemudian muncul
PDTT) mengambil kebijakan dengan dari penyaluran bantuan sosial ini adalah
melakukan perubahan atas prioritas masalah alokasi anggaran yang berbeda
penggunaan Dana Desa tahun 2020. Adapun ditiap kementrian, masalah data penerima
perubahan kebijakan prioritas penggunaan bantuan yang tidak terintegrasi, dan masalah
dana desa yang termaktub dalam Peraturan sistem penyaluran bantuan tersebut
Menteri Desa No. 6 tahun 2020 tentang (Rahmansyah et al., 2020). Padahal
Perubahan Peraturan Menteri Desa seharusnya, pelaksanaan ini harus
Pembangunan Daerah Tertinggal dan transparansi dalam pelaksanaa pemerintah
Transmigrasi (Permendesa) No. 11 Tahun karena apapun yang berkaitan dengan public
2019 Tentang Prioritas Penggunaan Dana haruslah terukur dan dapat
Desa Tahun 2020 adalah untuk Pertama, bertanggungjawab secara terbuka (Yandra,
Pencegahan dan penanganan COVID-19; 2016).
Kedua, Padat Karya Tunai Desa (PKTD); Khusus untuk BLT Dana Desa berbagai
Ketiga, Bantuan Langsung Tunai Dana Desa kajian juga telah dilakukan, seperti
(BLT-DD). penelitian Carly tentang efektifitas bantuan
Tidak hanya Kementrian Desa yang langsung tunai dana desa bagi masyarakat
menanggapi Perppu No. 1/2020 ini, miskin. Hasil penelitiannya menunjukkan
Kementrian Keuangan dan Kementrian bahwa efektivitas program ini sangat
Dalam Negeri juga mengeluarkan kebijakan dirasakan oleh masyarakat miskin (Maun,
terkait dengan penggunaan dana desa. 2020). Penelitian tentang dampak
Kebijakan kedua kementrian tersebut penggunaan dana desa dalam masa pandemi
mendukung kebijakan dari Kementrian COVID-19 tahun 2020 juga telah dilakukan
Desa. Malalui Peraturan Menteri Keuangan oleh Andika Sari dan kawan-kawan. Salah
No. 40/PMK.07/2020 tentang Perubahan satu hasil penelitiannya adalah
Atas Peraturan Menteri Keuangan No. keterlambatan penyaluran BLT dana desa
205/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan kepada masyarakat yang terkena dampak
Dana Desa dalam pasal 24A diatur pandemi COVID-19 yang dikarenakan
bahwasannya penyaluran Dana Desa tahap 1 adanya kebingungan kebijakan antara surat
disalurkan secara bulanan dalam kurun edaran Menteri Desa No. 8 Tahun 2020 dan
waktu 3 bulan dengan salah satu syarat Instruksi Menteri Dalam Negeri No. 3 Tahun
pencairan adanya Peraturan Kepala Desa 2020 (Sari et al., 2020). Selain itu, penelitian
mengenai penetapan keluarga penerima tentang transparansi dalam pelaksanaan
manfaat BLT Desa. Sedangkan Instruksi Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa
Menteri Dalam Negeri No. 3/2020 tentang dilakukan oleh Tioma dan Nanang. Hasil
Penanggulangan COVID-19 di Desa penelitiannya menunjukkan bahwa dalam
Melalui Anggaran dan Pendapatan Belanja implementasinya terjadi pro dan kontra bagi
Desa menekankan pada desa untuk segera penerimanya karena tidak adanya informasi
melakukan perubahan dan/atau yang benar kepada publik (Hariandja &
membelanjakan APBDesa untuk Budiman, 2020). Ira Novianty dan kawan-
penanggulangan COVID-19 yang salah kawan juga melakukan penelitian terkait
dengan Praktik Penganggaran dan
32

Penyaluran Bantuan dana Desa di Masa Dari hasil penelitian yang telah
Pandemi COVID-19. Hasil penelitian dilakukan oleh beberapa peneliti terlihat
menunjukkan banyaknya jenis bantuan dan bahwasannya ada beberapa faktor penyebab
sumber bantuan yang diterima warga tidak keterlambatan penyaluran BLT Dana Desa,
didukung oleh sistem informasi jaring yakni adanya kebingungan kebijakan yang
pengaman sosial yang terintegrasi di tingkat dikeluarkan oleh pemerintah pusat, tidak
pusat, provinsi, kabupaten, dan desa adanya keterbukaan informasi publik terkait
sehingga perubahan anggaran yang dengan penerima BLT DD sehingga
fokusnya pada bantuan dana desa menjadi menimbulkan konflik di masyarakat, dan
hal yang sangat sulit dialokasikan secara tidak adanya sistem informasi jaring
merata dikarenakan keterbatasan anggaran pengaman sosial yang terintegrasi dari
pemerintah desa (Novianty et al., 2020). tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten. Dari
Dari beberapa kajian yang telah beberapa hasil studi kepustakaan dan hasil
dilakukan tersebut terlihat bahwasannya observasi lapangan maka faktor-faktor yang
problematika Bantuan Langsung Tunai mempengaruhi kinerja implementasi dapat
(BLT) adalah terkait dengan indikator dikelompokkan sebagai berikut:
penerima BLT, transparansi penetapan
penerima BLT, dan ketepatan waktu 3.1 Faktor Kejelasan Isi Kebijakan
distribusi BLT. Kajian yang secara khusus Salah satu variabel yang mempengaruhi
melihat problematika penyaluran BLT Dana keberhasilan implementasi menurut
Desa belum ada. Peneliti menganggap Hal Mazmanian dan Sabatier (1983) adalah
ini penting dilakukan untuk melihat apa saja karakteristik kebijakan. Indikator untuk
problematika penyaluran BLT Dana Desa melihat karakteristik kebijakan ini adalah
tersebut ditinjau dari teori implementasi adanya kejelasan isi kebijakan. Semakin
kebijakan. jelas dan rinci sebuah kebijakan maka akan
semakin mudah untuk diimplementasikan.
2. Metode Sebaliknya, ketidakjelasan isi kebijakan
Metode yang digunakan dalam akan memunculkan distorsi dalam
penelitian ini adalah kualitatif dengan implementasi kebijakan (Subarsono, 2008).
pendekatan eksploratif. Penelitian Kebijakan penyaluran BLT Dana Desa
eksploratif ini digunakan untuk untuk penanggulana COVID-19 diatur
mengidentifikasi sifat-sifat suatu gejala atau dengan banyak regulasi. Regulasi yang
peristiwa (Silalahi, 2010). Dengan mengatur tentang BLT Dana Desa selalu
menggunakan metode ini peneliti dapat berubah, terlihat bahwa di bulan April 2020
memahami makna dibalik data yang tampak ada 5 (lima) regulasi yang dikeluarkan,
dari fenomena penyaluran BLT Dana Desa. yakni pertama, Peraturan Menteri Desa
Teknik pengumpulan data dalam PDTT No. 6 Tahun 2020 tentang Perubahan
penelitian ini dilakukan dengan observasi Atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
(pengamatan), interview (wawancara), dan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi No. 11
studi kepustakaan. Pengumpulan data Tahun 2019 Tentang Prioritas Penggunaan
dengan observasi dan wawancara penulis Dana Desa Tahun 2020; Kedua, Surat
lakukan di Kabupaten Lima Puluh Kota menteri Desa PDTT No.
Provinsi Sumatera Barat. Dengan observasi 1261/PRI.00/IV/2020 perihal
di lapangan dan wawancara penulis lebih pemberitahuan; Ketiga, Surat Direktorat
dapat memahami konteks data dan Jendral Pembangunan dan Pemberdayaan
pengalaman langsung terkait dengan Masyarakat No. 9/PRI.00/IV/2020 perihal
penyaluran BLT Dana Desa (Sugiyono, petunjuk teknis pendataan keluarga calon
2005). penerima BLT Dana Desa; Keempat, Surat
Direktorat Jendral Pembangunan dan
3. Hasil dan Pembahasan Pemberdayaan Masyarakat No.
33

10/PRI.00/IV/2020 perihal penegasan keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan


petunjuk teknis pendataan keluarga calon Non Tunai (BPNT), dan kartu pra kerja serta
penerima BLT Dana Desa; dan Kelima, mempunyai anggota keluarga yang rentan
Surat Direktorat Jendral Pembangunan dan sakit menahun/kronis.
Pemberdayaan Masyarakat No. Dalam lampiran II Permendesa ini
12/PRI.00/IV/2020 perihal penegasan BLT dijelaskan lebih lanjut tentang (a) sasaran
Dana Desa. Dari beberapa regulasi tersebut, penerima BLT; (b) mekanisme pendataan;
isi kebijakan yang menjadi polemik (c) metode dan mekanisme penyaluran; (d)
dilapangan adalah terkait dengan sasaran jangka waktu dan besaran pemberian BLT
penerima dan mekanisme penyaluran BLT Dana Desa; (e) monitoring dan evaluasi; (f)
Dana Desa. penanggungjawab penyaluran BLT DD; dan
(g) mekanisme perubahan Anggaran
3.1.1 Sasaran Penerima BLT Dana Desa Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes).
BLT Dana Desa diatur melalui Pasal 8A Pengaturan lebih lanjut mengenai BLT
ayat (2), (3), dan (4) Peraturan Menteri Desa Dana Desa diatur melalui Surat Menteri
(Permendesa) No. 6 tahun 2020 tentang Desa PDTT No. 1261/PRI.00/IV/2020
Perubahan Atas Peraturan Menteri Desa, tanggal 14 April 2020. Dalam surat tersebut
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan sasaran penerima BLT-Dana Desa adalah
Transmigrasi No. 11 Tahun 2019 Tentang keluarga miskin non PKH atau Bantuan
Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun Pangan Non Tunai (BPNT) yang kehilangan
2020. Dalam pasal tersebut disebutkan mata pencaharian, belum terdata, dan
bahwa penanganan COVID-19 dapat berupa mempunyai anggota keluarga yang rentan
BLT Dana Desa kepada keluarga miskin sakit menahun/sakit kronis. Keluarga miskin
yang kehilangan mata pencaharian atau yang dimaksud harus memenuhi kriteria
pekerjaan, belum terdata menerima Program sebagai berikut:

Tabel 1
Kriteria Keluarga Miskin
No Kriteria Keluarga Miskin
1 Luas lantai <8m2/orang
2 Lantai tanah/bambu/kayu murah
3 Dinding bambu/rumbia/kayu murah/tembok tanpa plester
4 Buang air besar tanpa fasilitas/bersama orang lain
5 Penerangan tanpa listrik
6 Air minum dari sumur/mata air tidak terlindung/sungai/air hujan
7 Bahan bakar kayu bakar/arang/minyak tanah
8 Konsumsi daging/susu/ayam hanya 1 kali/minggu
9 Satu stel pakain setahun
10 Makan 1-2 kali/hari
11 Tidak sanggup berobat ke puskesmas/poliklinik
12 Sumber penghasilan KK petani berlahan <500m2, buruh tani, buruh nelayan, buruh
bangunan, buruh perkebunan, pekerjaan lainberupah <Rp 600ribu/bulan
13 Pendidikan KK tidak sekolah/tidak tamat SD/tamat SD
14 Tidak memiliki tabungan/barang mudah dijual minimal Rp 500 ribu
Sumber : Surat Menteri Desa PDTT No. 126/PRI.00/IV/2020 Tanggal 14 Maret 2020

Pendataan keluarga miskin yang telah KPM yang memenuhi minimal 9 (sembilan)
ditetapkan tersebut dilakukan oleh relawan dari 14 (empat belas) kriteria yang
yang telah mendapatkan Surat Tugas dari ditetapkan oleh Kementrian Sosial Republik
Kepala Desa. Keluarga Penerima Manfaat Indonesia.
(KPM) yang Memenuhi Syarat (MS) adalah
34

Dengan adanya 14 kriteria keluarga pemberdayaan masyarakat desa. Untuk


miskin, relawan desa kesulitan dalam menanggapi hal tersebut, akhirnya keluarlah
melakukan pendataan di tingkat RT, RW, Surat Direktorat Jendral Pembangunan dan
dan Desa. Selain harus memenuhi minimal 9 Pemberdayaan Masyarakat No.
(sembilan) kriteria yang ditetapkan, 10/PRI.00/IV/2020 tanggal 21 April 2020
penerima BLT Dana Desa juga tidak boleh perihal Penegasan Petunjuk Teknis
menerima bantuan PKH, BPNT, dan kartu Pendataan Keluarga Calon Penerima BLT
pra kerja. Banyak terjadi polemik di Dana Desa.
lapangan terkait dengan pendataan penerima Dalam surat tersebut, ada 3 point
BLT Dana Desa Tersebut (Mufida, 2020). penegasan terkait dengan penerima BLT-
Oleh sebab itu, keluarlah Surat Direktorat DD, yakni pertama, Keluarga miskin yang
Jendral Pembangunan dan Pemberdayaan terdapat dalam Data Terpadu Kesejahteraan
Masyarakat Desa No. 9/PRI.00/IV/2020 Sosial (DTKS) yang kehilangan mata
tanggal 16 April 2020 perihal Petunjuk pencaharian, terdapat anggota keluarga
Teknis Pendataan Keluarga Calon Penerima berpenyakit kronis/ menahun, non PKH, non
BLT Dana Desa. BPNT, dan non Kartu Prakerja; Kedua,
Dalam surat tersebut ditegaskan bahwa keluarga miskin non DTKS tetap dapat
kriteria sasaran penerima BLT adalah menerima BLT-DD yang nantinya akan
pertama, keluarga miskin yang terdapat diusulkan dalam pemutakhiran DTKS; dan
dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial Ketiga, calon penerima BLT Dana Desa
(DTKS) yang kehilangan mata pencaharian, harus memiliki Nomor Induk
terdapat anggota keluarga yang berpenyakit Kependudukan (NIK).
kronis/menahun, non PKH, dan non BPNT; Masalah yang tetap dihadapi oleh
Kedua, keluarga miskin yang tidak terdaftar relawan desa adalah masih sulitnya
dalam DTKS maka dapat ditambahkan mendapatkan data penerima bantuan PKH
untuk pemutakhiran DTKS; dan Ketiga, dari dinas sosial kabupaten/kota karena ada
calon penerima BLT Dana Desa harus penambahan quota penerima. Data masih
memiliki Nomor Induk Kependudukan dalam proses pengajuan ke Kemensos.
(NIK). Selain itu, tidak adanya data terintegrasi dari
Kriteria penerima BLT Dana Desa yang jaring pengaman sosial ini relawan sulit
baru ini lebih bersifat umum/luas karena mendata warga yang menerima bantuan dari
syaratnya adalah keluarga miskin yang kartu pra kerja. BLT Dana Desa harus
masuk DTKS dan non DTKS serta dibagikan secara cepat dan tepat sasaran,
memenuhi kriteria kehilangan mata oleh karena itu harus didukung oleh data
pencaharian atau pekerjaan, tidak terdata, yang valid dan akurat (KOMPAK, 2020).
dan memiliki penyakit kronis. Permasalahan Tidak sampai disini, pada tanggal 27
baru yang dihadapi oleh relawan desa adalah April 2020 Direktorat Jendral Pembangunan
sulitnya melakukan sinkronisasi data dengan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
penerima PKH dan BPNT serta penerima mengeluarkan Surat No. 12/PRI.00/IV/2020
bantuan-bantuan lainnya. Tidak tersedianya perihal Penegasan BLT Dana Desa. Surat ini
data dan informasi yang up to date terkait menegaskan bahwa (a) Bagi calon penerima
dengan penerima jaring pengaman sosial ini manfaat yang telah memenuhi syarat tapi
menyulitkan relawan nantinya saat belum memiliki Nomor Induk
memvalidasi dan finalisasi penerima BLT- Kependudukan (NIK) wajib mencantumkan
DD dalam musyawarah desa khusus. Selain alamat domisili secara lengkap untuk
itu, banyak calon penerima BLT-DD yang memudahkan proses validasi dan verifikasi;
tidak memiliki NIK. (b) Menegaskan kembali bahwa 14 kriteria
Polemik pendataan penerima BLT-DD keluarga miskin calon penerima manfaat
masih saja terus terjadi walapun telah keluar BLT-DD tidak digunakan lagi.
surat dari Dirjen Pembangunan dan
35

Permasalahan yang kemudian dihadapi Permendesa PDTT tersebut


oleh para relawan adalah jumlah calon memberikan diskresi kepada desa yang
penerima BLT Dana Desa lebih banyak dari jumlah keluarga miskinnya lebih besar dari
jumlah yang ditentukan oleh Permendesa anggaran yang dialokasikan, yakni desa
PDTT No. 6 tahun 2020. Dalam Permendesa boleh menambah alokasi setelah mendapat
PDTT tersebut diatur tentang perhitungan persetujuan pemerintah kabupaten/kota.
penetapan jumlah penerima manfaat BLT Namun, untuk di Kabupaten Lima Puluh
Dana Desa yang mengikuti rumus: (a) Desa Kota Provinsi Sumatera Barat sulit untuk
penerima Dana Desa kurang dari mendapatkan persetujuan ini dari
RP.800.000.000 mengalokasikan maksimal pemerintah kabupaten. Terlihat bahwa tidak
25% dari jumlah dana desa; (b) Desa ada desa/nagari yang memberikan BLT
penerima dana desa Rp.800.000.000 sampai Dana Desa melebihi dari pagu yang telah
dengan Rp.1.200.000.000 mengalokasikan ditetapkan oleh Permendesa tersebut. Untuk
30% dari jumlah dana desa; (c) Desa lebih jelasnya permasalahan implementasi
penerima dana desa besar dari kebijakan BLT Dana Desa dapat dilihat pada
Rp.1.200.000.000 mengalokasikan 35% dari tabel 2 dibawah ini.
jumlah dana desa.

Tabel 2
Perubahan Sasaran Penerima BLT Dana Desa dan Permasalahannya
Permasalahan
Regulasi Sasaran Penerima BLT
Implementasinya
Regulasi ini lahir pada tanggal
- Keluarga miskin non PKH, non BPNT,
13 April 2020 dan pada tanggal
antara lain:
14 April 2020 keluarlah surat
Permendesa PDTT 1. Kehilangan mata pencaharian
dari Menteri Desa PDTT No.
No.6 tahun 2020 2. Belum terdata (exclussion error)
1261/PRI.00/IV/2020 yang
3. Mempunyai anggota keluarga yang
mengatur tentang teknis BLT
rentan sakit menahun atau kronis
Dana Desa.
- Keluarga miskin non PKH, non BPNT,
antara lain: - Relawan desa sulit mencari
Surat Menteri Desa, 1. Kehilangan mata pencaharian calon penerima BLT Dana
Pembangunan Daerah 4. Belum terdata (exclussion error) Desa sesuai dengan kriteria
Tertinggal, dan 5. Mempunyai anggota keluarga yang yang telah ditetapkan.
Transmigrasi No. rentan sakit menahun atau kronis
1261/PRI.00/IV/2020 - Keluarga miskin minimal memenuhi 9
kriteria dari 14 kriteria yang ditentukan
oleh Kementrian Sosial RI
- Keluarga miskin yang masuk dalam
Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
(DTKS) yang kehilangan mata - Relawan desa sulit melakukan
pencaharian, terdapat anggota keluarga sinkronisasi data dengan
Surat Direktorat Jendral
yang sakit menahun/kronis, non PKH, penerima PKH dan BPNT
Pembangunan dan
dan non BPNT. serta penerima bantuan-
Pemberdayaan
- Keluarga miskin non DTKS dapat bantuan lainnya
Masyarakat No.
ditambahkan untuk pemutakhiran - Banyak calon penerima BLT-
9/PRI.00/IV/2020
DTKS DD yang tidak memiliki NIK
- Calon penerima BLT Dana Desa harus
memiliki Nomor Induk Kependudukan
(NIK)
Surat Direktorat Jendral - Keluarga miskin yang terdapat dalam
- Relawan sulit melakukan
Pembangunan dan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
pendataan karena Program
Pemberdayaan (DTKS) yang kehilangan mata
Keluarga Harapan (PKH)
Masyarakat No. pencaharian, terdapat anggota keluarga
menambah jumlah penerima
10/PRI.00/IV/2020 berpenyakit kronis/ menahun, non
36

PKH, non BPNT, dan non Kartu bantuan dan data penerima
Prakerja. belum keluar dari Kemensos.
- Keluarga miskin non DTKS tetap - Relawan juga sulit
dapat menerima BLT-DD yang mendapatkan data penduduk
nantinya akan diusulkan dalam yang menerima bantuan pra
pemutakhiran DTKS kerja.
- Calon penerima BLT Dana Desa harus
memiliki Nomor Induk Kependudukan
(NIK)
- Bagi calon penerima manfaat yang
- Calon penerima BLT Dana
telah memenuhi syarat tapi belum
Desa lebih besar dari alokasi
memiliki Nomor Induk Kependudukan
Surat Direktorat Jendral yang ditetapkan oleh
(NIK) wajib mencantumkan alamat
Pembangunan dan Kementrian Desa.
domisili secara lengkap untuk
Pemberdayaan - Desa sulit mendapatkan
memudahkan proses validasi dan
Masyarakat No. persetujuan Pemerintah
verifikasi.
12/PRI.00/IV/2020 kabupaten/kota jika ingin
- Menegaskan kembali bahwa 14 kriteria
menambah alokasi anggaran
keluarga miskin calon penerima
yang telah ditetapkan
manfaat BLT-DD tidak digunakan
Kemendesa.
lagi.
Sumber : Analisis Peneliti, 2021

3.1.2 Mekanisme Penyaluran BLT Dana harus memperhatikan protokol kesehatan


Desa yaitu menjaga jarak, menghindari
Dalam Permendesa No.6 tahun 2020 kerumunan, dan memakai masker.
dijelaskan bahwa penyaluran dana desa Dengan adanya surat ini terjawablah
dilakukan dengan metode non tunai kegelisahan kepala desa terkait dengan
(cashless). Kabijakan ini juga menjadi mekanisme penyaluran dana desa kepada
problematika di lapangan karena keluarga penerima manfaat. Hal ini tentu dengan
miskin penerima manfaat BLT-DD kesulitan memperhatikan kondisi geografis yang tidak
untuk membuka rekening tabungan di bank sama disetiap daerah di Indonesia.
karena berada di lokasi yang jauh dari kota
serta dibutuhkan biaya besar untuk ke bank. 3.2. Faktor Inkosistensi Regulasi
Kebijakan ini pun berubah ketika Inkonsistensi regulasi dalam
banyak kepala desa yang protes dan penyaluran BLT-DD ini terlihat sejak awal
akhirnya keluarlah (a) Surat Direktorat kebijakan BLT-DD ini dikeluarkan. Hal ini
Jendral Pembangunan dan Pemberdayaan terlihat dari banyaknya regulasi yang
Masyarakat No. 10/PRI.00/IV/2020 tanggal dikeluarkan oleh pemerintah, baik yang
21 April 2020 (b) Instruksi Menteri Dalam mengatur tentang sasaran penerima,
Negeri RI No. 3 tahun 2020 tentang mekanisme penyaluran, jangka waktu
Penanggulangan COVID-19 di Desa pelaksanaan, dan penyaluran Dana Desa.
Melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Regulasi BLT Dana Desa yang terus
Desa tanggal 21 April 2020; dan (c) Surat berubah ini membuat bingung pemerintahan
Direktorat Jendral Pembangunan dan di level bawah, yakni pemerintahan desa
Pemberdayaan Masyarakat No. sebagai implementor dari kebijakan BLT-
12/PRI.00/IV/2020 tanggal 27 April 2020. Dana Desa. Menurut Edwards, jika
Semua regulasi tersebut diatas menegaskan implementasi kebijakan ingin berlangsung
bahwa penyaluran BLT-Dana Desa dapat efektif maka perintah-perintah pelaksanaan
dilakukan secara tunai (cash) dan non tunai harus konsisten dan jelas (Winarno, 2008).
(cashless) kepada penerima manfaat. Adapun regulasi-regulasi tersebut ada dalam
Penyaluran secara tunai dengan tetap dan tabel 3.
37

Tabel 3.
Regulasi yang Mengatur Tentang BLT-Dana Desa
Tanggal
No Nama Regulasi
Ditetapkan
1 13 April 2020 Peraturan Menteri Desa No. 6 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi No. 11 Tahun 2019 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2020
2 14 April 2020 Surat Menteri Desa PDTT No. 1261/PRI.00/IV/2020 Tentang
Pemberitahuan Penggunaan Dana Desa.
3 16 April 2020 Surat Direktorat Jendral Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat
Desa No. 9/PRI.00/IV/2020 Tentang Petunjuk Teknis Pendataan Keluarga
Calon Penerima BLT Dana Desa
4 20 April 2020 Peraturan Menteri Keuangan RI No. 40/PMK.07/2020 Tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Keuangan No. 205/PMK.07/2019 Tentang
Pengelolaan Dana Desa.
5 21 April 2020 Surat Direktorat Jendral Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat No.
10/PRI.00/IV/2020 Tentang Penegasan Petunjuk Teknis Pendataan
Keluarga Calon Penerima BLT Dana Desa.
6 21 April 2020 Instruksi Menteri Dalam Negeri RI No. 3 Tahun 2020 Tentang
Penanggulangan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di Desa Melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
7 27 April 2020 Surat Direktorat Jendral Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat No.
12/PRI.00/IV/2020 perihal Penegasan BLT Dana Desa
8 8 Mei 2020 Surat Direktorat Jendral Bina Pemerintahan Desa No. 188.32/2236/BPD
perihal penambahan kode output dan satuan output kegiatan
9 15 Mei 2020 Instruksi Menteri Desa, Pembangunan Daerah tertinggal dan Transmigrasi
No. 1 tahun 2020 Tentang Percepatan Penyaluran BLT-Dana Desa

10 19 Mei 2020 Peraturan Menteri Keuangan RI No. 50/PMK.07/2020 Tentang Perubahan


Kedua Atas Peraturan Menteri Keuangan No. 205/PMK.07/2019 Tentang
Pengelolaan Dana Desa
11 16 Juni 2020 Peraturan Menteri Desa No. 7 Tahun 2020 Tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi No. 11 Tahun 2019 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2020
12 28 September 2020 Peraturan Menteri Desa No. 14 Tahun 2020 Tentang Perubahan Ketiga
Atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi No. 11 Tahun 2019 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa
Tahun 2020
13 5 Oktober 2020 Surat Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
No. 2724/PRI.00/X/2020 Perihal Penyaluran BLT- Dana Desa Sampai
Desember 2020
Sumber : Analisis Peneliti, 2021

Dari tabel 3 diatas terlihat bahwa begitu Kebijakan penyaluran BLT-Dana Desa
banyak regulasi yang dikeluarkan oleh yang semula hanya 3 bulan (April, Mei,
pemerintah, terlihat bahwa dalam bulan Juni) diperpanjang menjadi 6 bulan (Juli,
April saja ada 7 (tujuh) regulasi yang Agustus, September), dan kemudian
dikeluarkan. Hingga penyaluran BLT-Dana diperpanjang lagi menjadi 9 bulan (Oktober,
Desa ini salur sampai dengan bulan November, Desember). Inkonsistensi
Desember 2020, ada 13 (tiga belas) regulasi regulasi terkait dengan penyaluran BLT-
yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Dana Desa menjadi 3 fase ini menyulitkan
Regulasi yang begitu banyak dan terus pemerintahan desa dalam melakukan
berubah menyebabkan pemerintah desa sulit refocusing anggaran dana desa yang
untuk mengambil tindakan karena setiap kemudian berdampak pada berkurangnya
regulasi yang keluar tidak konsisten. jumlah penerima BLT-Dana Desa. Hal ini
38

terjadi karena Dana Desa telah digunakan Permusyawaratan Desa (BPD) terkait
untuk kegiatan Desa Aman COVID-19, dengan calon penerima BLT-Dana Desa
stunting, dan Padat Karya Tunai Desa yang akan ditetapkan. Jika data calon
(PKTD). penerima tersebut sudah mencapai kata
mufakat, maka ditetapkanlah calon penerima
3.3 Faktor Teknis tersebut melalui SK Kepala Desa. Akan
Faktor teknis yang dimaksud dalam tetapi, jika belum mendapatkan kata sepakat
penelitian ini adalah terkait dengan proses maka calon penerima BLT-Dana Desa harus
penyaluran BLT-Dana Desa. Proses yang dilakukan pendataan kembali.
harus ditempuh oleh pemerintahan desa Jika penerima BLT-Dana Desa tahun
dapat dikatakan cukup panjang hingga 2020 telah ditetapkan, pemerintahan nagari
mencapai ke tahap salur. Hal yang pertama bersama dengan BPD melakukan
kali yang harus ditempuh oleh pemerintahan pembahasan terkait dengan refocusing
desa adalah menetapkan SK relawan desa. anggaran. Hal ini dilakukan karena BLT-
Setelah SK ini ditetapkan, maka relawan Dana Desa tidak dianggarkan sebelumnya
tersebut mulai melakukan pendataan calon dalam APBDes. Sehingga untuk
penerima BLT-Dana Desa ditingkat RT, mengalihkan kegiatan yang telah ditetapkan
RW, dan desa. Pendataan ini didasarkan sebelumnya dilakukan pembahasan bersama
pada kriteria yang telah ditetapkan oleh BPD. Jika pembahasan refocusing ini
regulasi. Proses pendataan ini cukup selesai, pemerintahan nagari melakukan
memakan waktu yang lama karena perubahan penjabaran APBDes yang
berubahnya kriteria penerima. ditetapkan melalui Peraturan Kepala Desa.
Setelah relawan desa mendapatkan data Setelah semua rangkaian proses tersebut
calon penerima BLT-Dana Desa ini, maka selesai, maka pemerintahan desa dapat
dilaksanakanlah musyawarah desa khusus menyalurkan BLT-Dana Desa. Tahapan
untuk memferivikasi dan memfinalisasi data penyaluran tersebut dapat dilihat pada
yang ada. Proses ini juga melalui perdebatan gambar 1.
yang panjang antara relawan desa,
pemerintahan desa, dan Badan

SK Pendataan Musyawarah Desa


Relawan Calon Khusus Tidak SK
Desa Penerima Penerima
Validasi dan finalisasi BLT-DD
BLT-Dana OK
penerima BLT-Dana
Desa
Desa

Refocusing
Anggaran
Peraturan Kepala Desa
Penyaluran tentang Perubahan Perubahan
BLT-Dana Desa Penjabaran APBDes Penjabaran APBDes

Gambar 1.
Proses penyaluran BLT-Dana Desa Ditinjau dari Beberapa Regulasi
Sumber: Analisis Peneliti, 2021

4. Kesimpulan Desa adalah Pertama, faktor Kejelasan isi


Faktor yang mempengaruhi kinerja kebijakan. Dengan selalu berubahnya
implementasi dalam penyaluran BLT-Dana kriteria calon penerima BLT-Dana Desa,
39

relawan desa sulit melakukan pendataan jember.ac.id/index.php/ijl/article/vie


calon penerima BLT-Dana Desa. Selain itu, w/86/17
relawan juga dihadapkan dengan adanya Inayah, G. (2020). Ada Apa dengan Covid-
batasan jumlah calon penerima BLT-Dana 19? Mediakom Kemenkes RI, 28–29.
Desa berdasarkan persentase dana desa yang KOMPAK. (2020). Panduan Pendataan
diterima oleh desa. Walaupun dari sisi BLT-Dana Desa.
regulasi memberikan diskresi untuk Maun, C. E. . (2020). Efektivitas Bantuan
penambahan calon penerima BLT-Dana Langsung Tunai Dana Desa Bagi
tersebut, tetapi desa sulit mendapatkan Masyarakat Miskin Terkena
persetujuan dari Bupati. Dampak Covid-19 di Desa Talaitad
Kedua, Faktor Inkonsistensi Regulasi. Kecamatan Suluun Tareran
Regulasi yang terus berubah menyulitkan Kabupaten Minahasa Selatan.
pemerintah desa dalam implementasi Politico, 9 (2), 1–16.
penyaluran BLT-DD. Regulasi yang terus https://ejournal.unsrat.ac.id/index.ph
berubah terkait dengan kriteria calon p/politico/article/view/30702
penerima BLT-Dana Desa, mekanisme Mufida, A. (2020). Polemik Pemberian
penyaluran BLT-Dana Desa, dan juga terkait Bantuan Sosial di Tengah Pandemic
dengan jangka waktu penyaluran dana desa. Covid 19. ADALAH: Buletin Hukum
Ketiga, Faktor Teknis. Proses Dan Keadilan, 4 (1), 159–166.
penyaluran BLT-Dana Desa yang cukup http://www.journal.uinjkt.ac.id/inde
panjang membuat pemerintah desa tidak x.php/adalah/article/view/15669
dapat menyalurkan BLT-Dana Desa tepat Novianty, I., Setiawan, I., Afiyanti, F.,
pada waktunya karena setiap proses tahapan Syarief, E., Gunawan, A., Sudrajat,
memakan waktu yang cukup lama. Proses S., & Djatnika, D. (2020). Praktik
yang memakan waktu tersebut adalah Penganggaran Dan Penyaluran
pendataan, musyawarah desa khusus dalam Bantuan Dana Desa di Masa
verifikasi dan finalisasi calon penerima Pandemi Covid-19 (Studi Kasus
BLT-Dana Desa, dan pada saat pembahasan Pada Desa Sariwangi Kabupaten
refocusing anggaran dengan BPD. Bandung Barat). Mewujudkan Daya
Saing Dan Kemandirian Bangsa
5. Daftar Pustaka Melalui Peningkatan Inovasi,
Agustino, L. (2020). Analisis Kebijakan Penelitian, Dan Pengabdian Kepada
Penanganan Wabah Covid-19: Masyarakat, 1583–1592.
Pengalaman Indonesia. Borneo http://www.openjournal.unpam.ac.id
Administrator, 16 (2), 253–270. /index.php/Senan/index
http://samarinda.lan.go.id/jba/index. Nugraheny, D. E. (2020). Ini Sebaran
php/jba/article/view/685 Pasien Pasitif Covid-19 di 31
Amiruddin, A. (2020). Otonomi Desa Provinsi Per 30 Maret.
Ditengah Pandemi Covid 19: Senarai https://nasional.kompas.com/read/20
kekhawatiran. In Hukum dan Politik: 20/03/30/17193651/ini-sebaran-
Regulasi yang Memuliakan pasien-positif-covid-19-di-31-
Martabat manusia (pp. 62–76). provinsi-per-30-maret?page=all
Sanggar Inovasi Desa. Rahmansyah, W., Qadri, R. A., Sakti, R. R.
Hariandja, T. R., & Budiman, N. T. (2020). A., & & Ikhsan, S. (2020). Pemetaan
Transparansi Dalam Pelaksanaan Permasalahan Penyaluran Bantuan
Bantuan Langsung Tunai (BLT) Sosial untuk Penanganan Covid-19
Dana Desa. IJLIL: Indonesian di Indonesia. Pajak Dan Keuangan
Journal of Law and Islamic Law, 1 Negara, 2 No. 1, 90–102.
(3), 263–277. https://ijlil.iain- http://www.jurnal.stan.ac.id/index.p
hp/pkn/article/view/995
40

Sari, A., Widayat, W., & Zulkifli, Z. (2020). Subarsono, A. (2008). Analisis Kebiijakan
Dampak Penggunaan Dana Desa Publik: Konsep, Teori, dan Aplikasi
Dalam Masa Pandemi Covid-19 (2nd ed.). Pustaka Pelajar.
Tahun 2020 (Studi Kasus Pada Desa Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian
banyuasin Kembaran Kecamatan Kualitatif (Kesatu). CV. Alfabeta.
Loano, Kabupaten Purworejo) Winarno, B. (2008). Kebijakan Publik:
[STIE Widya Wiwaha]. Teori dan Proses (2nd ed.).
http://eprint.stieww.ac.id/1430/ MedPress.
Silalahi, U. (2010). Metode Penelitian Sosial Yandra, A. (2016). E-goverment dengan
(A. Gunarsa (ed.); Kedua). PT. memanfaatkan teknologi
Refika Aditama. informasi. POLITIK, 12(1), 1769.

You might also like