Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/347309660

Perencanaan Kolam Pengendapan pada Sistem Penyaliran Area Disposal


Penambangan Batubara (Studi Kasus: PT Mifa Bersaudara, Aceh Barat)

Conference Paper · December 2020

CITATIONS READS

0 1,732

4 authors, including:

Febi Mutia
Syiah Kuala University
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Perencanaan Kolam Pengendapan pada Sistem Penyaliran Area Disposal Penambangan Batubara (Studi Kasus: PT Mifa Bersaudara, Aceh Barat) View project

All content following this page was uploaded by Febi Mutia on 16 December 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Perencanaan Kolam Pengendapan pada Sistem Penyaliran Area Disposal
Penambangan Batubara (Studi Kasus: PT Mifa Bersaudara, Aceh Barat)

Haqul Baramsyah1, Febi Mutia1Puti Andani1, T. Zulfikar1


1
Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh
e-mail: haqul.baramsyah@unsyiah.ac.id

ABSTRACT
Surface runoff containing suspended sediment from mining disposal area may become a problem
for environment. The material of disposal area mainly comprises of sandy clay with poor
cementation, therefore it is easily carried out by water runoff. Based on this problem, mine
drainage system is planned to control the quality of water leaving the mining area. A settling pond
is designed based on the maximum volume of water runoff and the worse sedimentation volume
possible, summing of 24,166 m3. The settling pond consist of five compartments with zig-zag flow
pattern and total volume of 24,320 m3. A dredging time schedule for the compartments is also
simulated. The results are, the highest percentage of sedimentation is from the second compartment
(33.67%) with scheduled dredging time for 1 year and 1 month, and the lowest percentage of
sedimentation is from the fifth compartment with scheduled dredging time for 12 years and 1
month.
Keywords: Settling Pond, Mine Drainage, Surface Runoff, Sedimentation

ABSTRAK
Sedimen terlarut yang terbawa oleh air limpasan dari disposal penambangan akan menimbulkan
masalah jika tidak tertangani dengan baik. Lahan disposal pada penelitian ini berupa material
dengan jenis lempung pasiran yang memiliki kemampuan sementasi yang rendah sehingga butiran
tanah akan mudah tererosi oleh limpasan yang terjadi. Oleh karena itu dilakukan perencanaan
pembuatan kolam pengendapan yang disesuaikan untuk menampung sedimen yang terbawa oleh
air limpasan dan akan terendapkan pada akhir aliran, sehingga sedimen terlarut dapat terendapkan
dengan baik sebelum keluar menuju perairan umum. Dimensi kolam pengendapan dirancang
berdasarkan volume air limpasan maksimal harian (23.652 m3) dan volume sedimentasi rencana
terburuk (514 m3) yang masuk ke dalam kolam pengendapan yaitu sebanyak 24.166 m3. Kolam
pengendapan yang direncanakan berupa lima kompartemendengan pola aliran zig-zag dan dengan
volume total sebesar 24.320 m3 yang diharapkan mampu menampung debit air limpasan dan
sedimen. Lamanya jadwal waktu pengerukan untuk masing-masing kompartemen juga
disimulasikan sehingga didapatkan hasil persentase pengendapan terbesar yaitu 33,67% pada
Kompatemen-II dengan waktu pengerukan paling cepat yaitu 1 tahun 1 bulan dan persentase
pengendapan terkecil sebesar 3% pada Kompartemen-V dengan waktu pengerukan paling lama
yaitu 12 tahun 1 bulan.
Kata Kunci: Settling Pond, Mine Drainage, Surface Runoff, Sedimentation

PENDAHULUAN
LatarBelakang
Pada tahun 2019 PT Mifa Bersaudara merencanakan pengupasan overburden dari arah Timur Pit B
sebanyak 1.623.113,24 m3 untuk itu direncanakan pembuatan disposal pada area Selatan Pit B
seluas 28 Ha dengan volume 1.647.905,19 m3. Penimbunan Disposal 2 ditempatkan didekat
Disposal 1 dimana daerah tersebut tidak akan ditambang karena bijih dianggap kurang ekonomis.
Disposal 1 dan 2 PT Mifa Bersaudara merupakan Daerah Tangkapan Hujan (DTH) dalampenelitian
1
ini. Lahan Disposal 1 merupakan lahan yang sedang dilakukan pengendalian erosi namun belum
final karena masih banyak pohon yang belum tumbuh dikarenakan keadaan material loose dengan
jenis pasiran dan lempung yang menyebabkan sulitnya tanaman untuk tumbuh di lokasi ini. Jenis
tanah tersebut memiliki kemampuan sementasi yang rendah, sehingga butiran tanah akan mudah
untuk tererosi oleh limpasan yang terjadi.
Kejadian erosi permukaan dan laju kejadian sedimen dilakukan dengan permodelan Universal
SoilLoss Equation (USLE), sehingga akan didapatkan kejadian sedimentasi pada DTH dengan
kondisi lahan terganggu maka perlu dilakukan perencanaan teknis dimensi settling pond yang dapat
disesuaikan untuk menampung sedimen yang akan terendapkan pada akhir aliran (settling pond)
sehingga tidak mencemari lingkungan. Pembuatan saluran terbuka juga perlu direncanakan pada
area Disposal 2 yang berfungsi untuk menangani air limpasan hujan menuju ke settling pond
rencana sehingga tidak masuk ke area penambangan.

TINJAUANPUSTAKA
Sistem PenyaliranTambang
Menurut Gautama (1999), sistem penyaliran tambang adalah suatu usaha yang diterapkan pada
daerah penambangan untuk mencegah, mengeringkan, atau mengeluarkan air yang masuk ke
daerah penambangan. Upaya ini dimaksudkan untuk mencegah terganggunya aktivitas
penambangan akibat adanya air dalam jumlah yang berlebihan, terutama pada musimhujan.
Daur Hidrologi (SiklusAir)
Menurut Asdak (2007), daur hidrologi atau siklus air adalah suatu siklus yang menunjukkan
gerakan air di permukaan bumi. Selama daur hidrologi berlangsung, yaitu dimana perjalanan air
dari permukaan laut menuju atmosfer kemudian menuju permukaan tanah dan kembali lagi ke laut
yang terjadi secara kontinyu. Kejadian tersebut menyebabkan air tertahan sementara di sungai,
danau, waduk, dan tertahan di dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh makhluk hidup.
Faktor-Faktor yang MempengaruhiSistem Penyaliran Tambang
Rencana KemajuanTambang
Rencana kemajuan tambang merupakan faktor yang mempengaruhi penyaliran tambang, dengan
adanya kemajuan penambangan akan mempengaruhi pola alir saluran yang akan dibuat, sehingga
pembuatan saluran tersebut menjadi efektif dan tidak akan menghambat sistem kerja yang ada pada
lokasi penambangan.
CurahHujan
Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh selama periode waktu tertentu di atas permukaan
tanah datar yang dapat diukur menggunakan satuan millimeter (mm) di atas permukaan yang
horizontal. Curah hujan satu millimeter (mm), artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat
yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.
Curah HujanRencana
Curah Hujan rencana adalah hujan maksimum yang mungkin terjadi selama umur dari penirisan
tersebut (Endrianto dan Ramli, 2013). Perhitungan curah hujan menggunakan persamaan Gumbel,
sebagaiberikut:
𝑆
X t = X̄ + (Yt – ̅̅̅̅
𝑌𝑛) (1)
𝑆𝑛

Keterangan:
Xt = Perkiraan nilai curah hujan rencana(mm/hari)
̅
X = Curah hujan rata-rata(mm)
S = Simpangan baku (standarddeviation)
Sn = Standard deviation dari reduced variate, nilainya tergantung dari jumlahdata
2
Yt = Nilai reduced variate dari variabel yang diharapkan terjadi pada periode ulangtertentu
̅Yn
̅̅̅ = Koreksi rata-rata (reducedmean)

Periode UlangHujan
Periode ulang hujan adalah jangka waktu suatu hujan dengan intensitas tinggi yang sama atau lebih
besar kemungkinan dapat terjadi lagi. Acuan untuk menentukan periode ulang hujan menurut Kite
(1988) tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1Periode Ulang Hujan Rencana


Keterangan PeriodeUlang Hujan(Tahun)
Daerah terbuka 0–5
Sarana tambang 2–5
Lereng-lerengtambangdan timbunan 5 – 10
Sumuran utama 10 – 25
Penyaliran keliling tambang 25
Pemindahan aliran sungai 100

Intensitas CurahHujan
Menurut Siahaan dkk. (2017), intensitas curah hujan adalah jumlah hujan per satuan waktu yang
relatif singkat, dinyatakan dalam mm/jam, mm/menit dan mm/detik. Besar curah hujan 1 jam
dihitung dengan cara partial series, yaitu data curah hujan dalam satu jam.
𝑅24 24 2
I= ( 𝑡 )3 (2)
24
Keterangan:
I = Intensitas curah hujan(mm/jam)
R24 = Curah hujan maksimum harian(mm/hari)
t = Lamanya hujan(jam)

Daerah TangkapanHujan
Daerah tangkapan hujan adalah suatu area ataupun daerah yang batas wilayah tangkapan hujan
ditentukan dari titik-titik elevasi tertinggi yang mengelilinginya sehingga membentuk poligon
tertutup, dengan pola yang disesuaikan menurut kondisi topografi dan mengikuti arah aliran air
(Siahaan dkk., 2017).
PerhitunganDebit
Dalam merancang dimensi kolam pengendapan lumpur (settling pond) dan saluran terbuka, data
yang diperlukan yaitu data perhitungan debit air yang akan tertampung pada kolam yang akan
dirancang. Menurut Dumairy (1992) dalam Ikhsan M. (2013).
KoefisienLimpasan
Koefisien limpasan (C) adalah parameter yangmenggambarkan hubungan curah hujan
danlimpasan,yaitu memperkirakan jumlah air hujan yang mengalir menjadi limpasan di
permukaan. Jenis material padadaerah penambangan berpengaruh terhadap kondisi penyerapan air
limpasan, karena untuk setiap jenis dan kondisi material memiliki koefisien yang berbeda-beda.
Debit AirLimpasan
Besarnya debit air limpasan dapat dihitung menggunakan persamaan rasional yaitu:
Q = 0,278 x C x I x A (3)
Keterangan:

3
Q = Debit air limpasan maksimum(m3/detik)
C = Koefisien limpasan
I = Intensitas curah hujan(mm/jam)
A = Luas daerah tangkapan hujan(km2)

Saluran Terbuka
Perhitungan kapasitas pengaliran saluran terbuka dapat menggunakan persamaan Robert Manning
yaitu sebagai berikut:
2 1
1
Q = n R3 S 2 A (4)
Keterangan:
Q = Debit air limpasan maksimum(m3/detik)
R = Jari-jari hidrolik(m)
S = Kemiringan saluran(%)
A = Luas penampang basah (m2)
n = Koefisien kekasaranmanning

Padatan Terendap(Sedimen)
Padatan terendap (sedimen) merupakan padatan yang dapat mengendap secara langsung jika air
dalam keadaan diam dan tidak terganggu selama beberapa waktu tertentu. Endapan padatan
tersebut terdiri dari partikel-partikel padatan yang mempunyai ukuran yang relatif berat dan besar
sehingga dapat mengendap dengan sendirinya. Keterdapatan sedimen di dalam air biasanya
diakibatkan oleh erosi yang terjadi.
Total Suspended Solid(TSS)
Total suspended solid merupakan padatan yang mengakibatkan kekeruhan pada air, sifatnya tidak
dapat mengendap langsung dan tidak mudah terlarut. Padatantersuspensi terdiri dari partikel-
partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari pada ukuran sedimen.
Volume Sedimentasi Berdasarkan Besaran Erosi Lahan
Besaran Erosi Lahan
Perhitungan besaran erosi dihitung dengan rumus USLE sehingga didapat kelajuan kejadian
sedimentasi pada DTH dengan kondisi lahan terganggu (Wischmeier dan Smith, 1978) adalah
sebagai berikut:
A = R x K x LS x C x P (5)
Keterangan:
A = Jumlah erosi tanah(ton/ha/tahun)
R = Faktor erosivitashujan
K = Faktor erodibilitashujan
LS = Faktor panjang dan kemiringanlereng
C = Faktor tanaman (penggunaantanah)
P = Faktor teknik konservasitanah

Perhitungan Volume Padatan Terendap (Sedimentasi)


Untuk perencanaan kapasitas settling pond yang akan dibuat pada area disposal perlu untuk
memperhitungkan material endapan yang dapat terbawa oleh limpasan air hujan dengan
4
menggunakan persamaanUSLE (universal Soil Loss Equation). Menurut Nugroho (2018), perhitungan
volume padatan terendap dapat dihitung dengan persamaan berikut:
𝐴𝑡
V= ×A s (6)
ρ
Keterangan:
Vs = Volume sedimen(m3/tahun)
At = Jumlah erosi tanah(kg/ha/tahun)
A = Catchment area(ha)
ρ = Densitas material (kg/m3)

Kolam Pengendapan (Settling Pond)


Kolam pengendapan untuk daerah penambangan adalah kolam yang dibuat untuk menampung dan
mengendapkan partikel air limpasan yang berasal dari daerah penambangan maupun daerah sekitar
penambangan yang nantinya air tersebut akan dibuang menuju tempat pembuangan seperti sungai,
rawa, danau dan lain-lain. Menurut Endrianto (2013), bentuk kolam pengendapan dapat
digambarkan dengan sederhana dan terdiri dari bentuk yang bermacam-macam yaitu berupa kolam
berbentuk persegi panjang, zig zag, persegi, dapat disesuaikan dengan keperluan dan keadaan
lapangan yang tersedia. Dan sebaiknya kolam pengendapan dibuat berkelok-kelok (zig-zag), agar
kecepatan aliran lumpur relatif rendah karena luas permukaan yang semakin panjang, sehingga
partikel padatan dapat mengendap dengan cepat.
Kecepatan Pengendapan
Menurut Suwandhi (2004), kecepatan padatan tersuspensi tergantung pada diameter partikel dalam
padatan yang lolos keluar dari kolam pengendapan sehingga kecepatan pengendapan dapat dihitung
denganmenggunakan rumus Stokes, yaitu:
g d2 (ρp−ρa)
Vt = (7)
18 v

Keterangan:
Vt = Kecepatan pengendapan partikel(m/s)
g = Percepatan gravitasi(m/s2)
ρp =Beratjenis partikel padatan (kg/m3)
ρa = Berat jenis air(kg/m3)
v = Viskositas dinamik air(kg/m.s)
D = Diameter partikel padatan(m)

Perhitungan PersentasePengendapan
Perhitungan persentase pengendapan berfungsi untuk mengetahui apakah kolam yang akan dibuat
dapat mengendapkan dengan baik partikel padatan yang terkandung dalam air limpasan pada area
penambangan sehingga tidak mencemari lingkungan.
WaktuPengerukan(Maintanance)Settling Pond
Perhitungan waktu pengerukan dapat menggunakan persamaan (Prodjosumarto, 1994):
Volume 𝑆𝑒𝑡𝑡𝑙𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑜𝑛𝑑
T = Volume total padatan yang berhasil diendapkan (8)

METODEPENELITIAN
LokasiPenelitian
Penelitian dilaksanakan PT Mifa Bersaudara yang terletak di Kecamatan Meureubo Kabupaten
Aceh Barat, Aceh. Kabupaten Aceh Barat dapat ditempuh menggunakan sepada motor dalam
waktu ± 4,5 jam dari Kota Banda Aceh. Mine office PT Mifa Bersaudara berada pada Kecamatan
Meureubo yang dapat ditempuh dalam waktu ± 20 menit dari pusat Kota Meulaboh yang
merupakan ibukota Kabupaten Aceh Barat.
5
Gambar 1Lokasi Penelitian
DataPenelitian
Data primer merupakan data yang didapat langsung dari lapangan, baik dengan cara mengamati
langsung maupun dengan melakukan pengukuran menggunakan bantuan alat. Data primer yang
didapat seperti elevasi di sekitar lokasi penambangan untuk menentukan catchment area, sampel
tanah area disposal untuk menentukan erosivitas yang akan terjadi ketika hujan berlangsung,
sampel air untuk penentuan Total Suspended Solid dan penentuan pH air. Data sekunder adalah
data dari arsip perusahaan yaitu data peta topografi, data geologi, data curah hujan, data hari hujan,
data suhu, data kemajuan penambangan tahun 2019, dan densitas material.
Diagram Alir

Gambar 2Diagram Alir Penelitian

HASILPENGAMATAN
Kondisi LokasiPenelitian
Keadaan iklim di daerah penelitian termasuk iklim tropis dengan temperatur udara berada pada
rentang 28°C ˗ 33°C. Dari data pengamatan curah hujan BMKG stasiun Meulaboh selama 8 tahun
(2010-2017), curah hujan rata-rata harian tertinggi yang terjadi pada area disposal PT Mifa
Bersaudara yaitu terjadi pada tahun 2017 bulan Mei yaitu sebesar 73,55 mm/hari (Dokumen PT
Mifa Bersaudara, 2018). Secara umum kondisi topografi daerah eksplorasi IUP PT Mifa
Bersaudara merupakan daerah rawa dengan sedikit area perbukitanrendah.
Kondisi Aktual DaerahPenelitian
6
PT Mifa Bersaudara memiliki 1 disposal overburden. Perencanaan tambang tahun 2019 akan
membuat disposal baru dengan timbunan overburden, sehingga perencanaan sistem penyaliran di
daerah tersebut dikarenakan air limpasan hujan yang terdapat pada area disposal mengandung TSS
yang melebihi ambang baku mutu limbah.

Gambar 3Lokasi Disposal 1

Gambar 4Lokasi Disposal Rencana

Rencana Kemajuan Penambangan Tahun 2019


Pada tahun 2019 kemajuan penambangan di PT Mifa Bersaudara semakin maju ke arah Utara -
Timur Pit B, kemajuan rencana penambangan ini mengakibatkan semakin banyak overburden yang
harus dikupas dan dipindahkan. Dengan adanya pemindahan overburden maka pada area disposal
diperlukan adanya sistem penyaliran tambang, sehingga air limpasan dapat dikendalikan dan tanah
timbunan yang tererosi oleh limpasan hujan pada area ini dapat dikendalikan dengan membuat
saluran terbuka dan settling pond.

Gambar 5Peta Rencana Kemanjuan Penambangan Tahun 2019

7
Daerah TangkapanHujan
Daerah tangkapan hujan (catchment area) ditentukan dengan melakukan pengamatan langsung di
lapangan berdasarkan peta topografi lokasi penelitian. Luas catchment area area disposal 57 ha,
dibagi atas dua tipe daerah yaitu:
• Lahan terbuka tambang
• Lahan bervegetasi
Tabel 2Luas Daerah Tangkapan Hujan Aktual
Koefisien Guna Lahan Luas DTH Utara(km 2) Luas DTH Selatan(km 2)
Lahan terbuka tambang (0,9) 0,28 0,15
Lahan bervegetasi (0,6) 0,03 0,11
Jumlah DTH Utara dan Selatan 0,31 0,26
Total DTH 0,57

Total Suspended Solid (TSS) dan pHAir


Pengambilan sampel air pada hari hujan dilakukan untuk menguji kandungan Total Suspended
Solid (TSS) menggunakan alat Colorimeter DR/890 yang diambil pada inlet gorong-gorong sebagai
saluran masukan dari disposal ke settling pond WMP 14. Pengambilan air tersebut juga dilakukan
untuk pengujian pH menggunakan alat pH meter, sehingga didapat nilai TSS yang melebihi
ambang baku mutu pemerintahyaitu595 mg/l, sehingga perlu adanya pembuatan settling pond pada
areatersebut.

Analisis CurahHujan
Data CurahHujan
Curah hujan sangat berpengaruh terhadap sistem penyaliran tambang yang akan direncanakan
karena intensitas curah hujan akan mempengaruhi jumlah air yang tertampung pada lokasi tersebut.
Data curah hujan PT Mifa Bersaudara pada tahun(2010-2017) menunjukkan curah hujan bulanan
maksimum yang terjadi pada bulan Agustus tahun 2011 yaitu sebesar 774,3 mm/bulan. Curah
hujan rata-rata harian maksimum yaitu sebesar 73,55 mm/hari selama 8 tahun yang terjadi pada
bulan Mei tahun 2017, hari hujan bulanan maksimum yaitu sebesar 26 hari/bulan yang terjadi pada
bulan November tahun 2012, jam hujan bulanan maksimum yaitu sebesar 219,6 jam/bulan yang
terjadi pada bulan November tahun2015.
Curah HujanRencana
Berdasarkan hasil analisis curah hujan rencana area disposal tahun 2019 dengan menggunakan
Metode Gumbel diperoleh 81,82 mm/hari untuk periode ulang hujan rencana 10 tahun.
Tabel 3Perhitungan Curah Hujan Rencana
Periode Reduced Reduced
Curah Hujan Standar Reduced
Ulang Mean Rata- standard Curah Hujan
Maksimum Deviation Variate
Hujan rata Deviation Rencana(Xt)(mm/hari)
Rata-rata(X) (Sx) (Yt)
(Tahun) (Yn) (Sn)
2 50,43 17,2 0,48 0,97 0,37 48,48
4 50,43 17,2 0,48 0,97 1,25 64,01
6 50,43 17,2 0,48 0,97 1,70 72,10
8 50,43 17,2 0,48 0,97 2,01 77,56
10 50,43 17,2 0,48 0,97 2,25 81,82

Intensitas CurahHujan
Intensitas curah hujan dihitung berdasarkan nilai curah hujan rencana dan durasi hujan rata-rata,
berdasarkan hasil perhitungan diperoleh intensitas curah hujan selama 9 jam adalah 6,5 mm/jam.
Analisis Daerah TangkapanHujan

8
Catchment area disposal yang direkomendasikan yaitu sebanyak tiga luasan catchment area yang
akan ditangani dengan membuat saluran terbuka pada elevasi terendah (+20 mdpl) di kaki bukit
area disposal yaitu catchment area Disposal 1 (Selatan) dengan luas 0,15 km2, catchment area
Disposal 2 (Utara) dengan luas 0,28 km2 dan catchment area hutan (Utara) dengan luas 0,03 km2.
Dan terdapat 1 catchment area rekomendasi di area luar disposal yang akan ditangani dengan
membuat saluran terbuka pada elevasi terendah (+8 mdpl) area hutan (Selatan) dengan luas 0,11
km2.
Analisis Debit AirLimpasan
Perhitungan Debit air limpasan yang akan terakumulasi di area Disposal 2 berasal dari catchment
area Disposal 1 (Selatan) seluas 0,15 km2, catchment area Disposal 2 (Utara) seluas 0,28 km2 dan
catchment area hutan (Utara) luas 0,03 km2. Maka debit air limpasan dengan periode ulang 10
tahun diperoleh 0,73 m3/s. dan debit air limpasan untuk area luar disposal berasal dari catchment
area hutan (Selatan) dengan luas 0,11 km2 dengan debit 0,12 m3/s.
Tabel 4Perhitungan Debit Air Limpasan
Lokasi Catchment Area Kondisi C I(mm/jam) A(km2) QLimpasan(m 3/s)

Lahan terbukatambang 0,9 6,5 0,43 0,42


Daerah Disposal Hutan (Utara) 0,6 6,5 0,03 0,02
Hutan (Selatan) 0,6 6,5 0,11 0,12
Total 0,85
Lahan terbukatambang 0,9 6,5 0,43 0,42
Saluran Terbuka Dalam Hutan (Utara) 0,6 6,5 0,03 0,02
Total 0,73
Saluran Terbuka Luar Hutan (Selatan) 0,6 6,5 0,11 0,12

Analisis Volume SedimentasiRencana


Untuk menghitung volume sedimentasi pada area disposal PT Mifa Bersaudara maka terlebih
dahulu dihitung besaran erosi lahan yang terjadi dengan data curah hujan rata-rata bulanan
maksimum, jenis tanah pada lokasi penelitian, kemiringan lereng, perlindungan tanaman, dan
teknik konservasi tanah yang dilakukan pada area tersebut dengan perkiraan terburuk.
Analisis Besaran Erosi LahanRencana
Besaran erosi yang terjadi pada suatu lahan dihitung menggunakan persamaan Universal Soil Loss
Equation (USLE). Dari hasil perhitungan diperoleh erosivitas hujan teruruk yang terjadi yaitu 235,
erodibilitas tanah diperoleh nilai 0,03, kemiringan lereng diambil kemiringan dengan kondisi
terburuk yaitu kelas kemiringan lereng 40% dengan nilai Fakor Lereng (LS) adalah 12, faktor
tanaman berdasarkan rencana pengelolaan yang akan dilakukan di area disposal PT Mifa
Bersaudara yaitu kebun campuran dengan kerapatan rendah yaitu C 0,5, dan pemilihan teknik
konservasi tanah yang akan dilakukan di area disposal yaitu penanaman tanaman penutup tanah
rendah pada tanaman perkebunan dengan kerapatan rendah P 0,75 Sehingga besaran erosi tanah
yang didugadenganmenggunakan rumus USLE pada area disposal PT Mifa Bersaudara yaitu:
A = R x K x LS x C x P
A = 235 x 0,03 x 12 x 0,5 x 0,75
A = 31,7 ton/ha/tahun

Analisis Perhitungan VolumeSedimentasi


Perhitungan volume sedimentasi diperoleh dari jumlah erosi tanah yang terjadi di area disposal
yaitu sebesar 31700 kg/ha/tahun, densitas material area disposal yaitu 2650 kg/m3, dan luas
Catchment area yaitu 43 ha, sehingga diperoleh volume sedientasi pada areadisposal:

9
At x A
Vs (m3/tahun) = 𝜌

Penyelesaian:
(31700 𝑘𝑔/ℎ𝑎/𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑥 43 ℎ𝑎)
Vs = (2650 𝑘𝑔/𝑚3 )

Vs = 514 m3/tahun
Perencanaan Sistem Penyaliran di Area Disposal
Perencanaan sistem penyaliran tambang di area disposal dikarenakan adanya TSS yang melebihi
ambang baku mutu limbah penambangan pada area disposal sesuai dengan pengujian sampel air,
sehingga perlu adanya pembuatan saluran terbuka dan settling pond untuk menangani air limpasan
hujan pada area tersebut. Perencanaan penyaliran tambang area disposal dapat dilihat pada Gambar
6.

Gambar 6Peta Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang di Area Disposal

Dimensi Saluran Terbuka Rencana Area Disposal


Saluran terbuka rencana pada area diposal PT Mifa Bersaudara direncanakan berbentuk trapesium
dan dibuat 2 saluran terbuka, yaitu saluran terbuka dalam yang berfungsi untuk mengalirkan air
lipasan menuju settling pond sepanjang 3110 m, dan saluran terbuka luar yang berfungsi untuk
mengalirkan air limpasan dari outlet settling pond menuju saluran pembatas area penambangan.
dari hasil perhitungan diperoleh dimensi saluran terbuka rencana dapat dilihat pada Tabel 5
Dimensi Saluran Terbuka RencanaTabel 5.

10
Tabel 5 Dimensi Saluran Terbuka Rencana
Dimensi Saluran Terbuka Rancana Untuk Dimensi Saluran Terbuka Rencana Pada Area
Mengalirkan Debit Air KeSettling Pond LuarDisposal
3
Debit (m /s) n S Α Debit (m3/s) n S α
0,73 0,03 0,25% 60° 0,12 0,03 0,25% 60°

Dimensi Saluran Terbuka Rencana Dimensi Saluran Terbuka Rencana


Luas penampang saluran, A (m 2) 0,9 Luas penampang saluran, A (m 2) 0,2
Kedalaman aliran air, d (m) 0,7 Kedalaman aliran air, d (m) 0,3
Kedalaman saluran, h (m) 0,9 Kedalaman saluran, h (m) 0,4
Lebar dasar saluran, b (m) 0,8 Lebar dasar saluran, b (m) 0,4
Lebar permukaan saluran, B (m) 1,6 Lebar permukaan saluran, B (m) 0,9
Panjang sisi saluran, a (m) 1 Panjang sisi saluran, a (m) 0,5
Tinggi jagaan, x (m) 0,2 Tinggi jagaan, x (m) 0,1

Perencanaan Settling Pond (WMP15) Area Disposal


Dimensi Settling Pond Rencana
Akibat adanya laju erosi sedimen pada area disposal, maka akan ada TSS yang ikut tererosi
bersama air limpasan hujan, sehingga dengan adanya TSS tersebut perlu adanya pembuatan settling
pond pada area disposal untuk menangani air limpasan yang mengandung TSS tersebut. Dimensi
settling pond rencana (WMP15) area disposal tahun 2019 dirancang berdasarkan debit maksimal
yang masuk ke dalam settling pond rencana yaitu sebanyak 24.166 m3/hari yang berasal dari debit
total air limpasan permukaan saluran terbuka area disposal yaitu sebesar 23.652 m3/hari dan
volume sedimentasi rencana area disposal sebesar 514 m3/tahun. Rekomendasi dimensi settling
pond dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6Dimensi Settling Pond Rencana
Dimensi Settling Pond Rencana Area Disposal Tahun
2019
Panjang atas (T) 76 meter
Panjang bawah (t) 68 meter
Lebar atas (B) 20 meter
Lebar bawah (b) 12 meter
Kedalaman settling pond (d) 4 meter
Kemiringan penampang (α) 45°
Lebar tanggul (Pt) 10 meter
Luas permukaan settling pond 1976 m2
(A)
Volume settling pond 4.864 m3

Volume settling pond rencana dihitung menggunakan persamaan umum, yaitu:


Volume settling pond = (x̅ (20+12) x 4) x 7
Volume settling pond = 4.864 m

Arah Aliran Settling PondRencana


Dengan perencanaan pembuatan settling pond berbentuk zig-zag, maka arah aliran air juga akan
mengikuti pola kolam secara zig-zag. Dengan demikian luas permukaan aliran akan semakin
panjang dan air yang akan keluar dari kolam rencana akan membutuhkan waktu keluar yang
semakin lama. Dengan demikian kecepatan aliran lumpur relatif rendah dan material padatan akan
mengendap secara cepat. Perencanaan kolam berbentuk zig-zag bertujuan supaya aliran air antar
kolam menjadi tenang dan akan membentuk aliran air yang laminer, dengan demikian material
padatan akan mengendap dengan sendirinya tanpa harus melakukan treathment penawasan.
11
Waktu Pengerukan Settling Pond Rencana (WMP15)
Perkiraan waktu pengerukan settling pond rencana dihitung berdasarkan data Total Suspended
Solid (TSS) yang diperoleh dari pengujian pada inletWMP14PT Mifa Bersaudara dengan kondisi
daerah yang sama dengan settling pond WMP15 rencana tahun 2019. Lumpur yang mengendap
pada dasar kolam lama- kelamaan akan mengurangi daya rekomendasi settling pond, sehingga
dengan demikian perlu dilakukan perencanaan pengerukan lumpur pada settling pond yang akan
rencana. Dari hasil perhitungan menurut (Prodjosumarto, 1994) diperoleh:

Tabel 7Waktu Pengerukan Settling Pond Rencana


Keterangan Settling Pond Rencana
KI K II K III K IV KV
Kecepatanpengendapan(m/s) 0,0109 0,0109 0,0109 0,0109 0,0109
Debit padatan (m3/s) 0,00043 0,00043 0,00043 0,00043 0,00043
Kecepatan air dalamkolam
(m/s) 0,00048 0,00024 0,00016 0,00012 0,00010
Waktu pengendapan(menit) 6 6 6 6 6
Waktu air untuk keluar(menit) 3 12 26,9 48 72
Persentasepengendapan (%) 33,33 33,67 15 7 3
Padatan
yangterendapkan(m 3/hari) 12,40 12,50 5,57 2,60 1,11
1tahun 2 tahun 5 tahun
Waktu pengerukan 1tahun1bulan 12tahun1bulan
1bulan 4bulan 1bulan

KESIMPULAN DANSARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan hasil penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
yaitu sebagai berikut:
• Dari data curah hujan PT Mifa Bersaudara diperoleh curah hujan rencana area disposal
sebesar 81,82 mm/hari dan intensitas curah hujan sebesar 6,5 mm/jam dengan durasi
hujan 9jam.
• Debit air limpasan hujan yang pada area disposal adalah 0,73 m3/detik dengan luas
catchment area yaitu 0,46km2.
• Dimensi saluran terbuka area disposal yang mengalirkan air menuju settling pond
memiliki lebar dasar saluran 0,8 m, dan lebar permukaan saluran 1,6 m, kedalaman
saluran yaitu 0,9 m dan panjang saluran rencana yaitu 3155 m.
• Dimensi settling pond rencana memiliki panjang atas 76 m, panjang bawah 68 m, lebar
atas 20 m, lebar bawah 12 m, kedalaman 4 m, lebar 4 m, dan lebar tanggul 10 m dengan
kemiringan penampang45°.
• Volume settling pond rencana dihitung berdasarkan volume air limpasan hujan selama
sembilan jam (23.652 m3) dan volume sedimentasi rencana terburuk (514 m3) yaitu
sebesar 24.166m3.
• Settling pond rencana dengan 5 (lima) kompartemen dan pola aliran zig-zag dengan
volume total settling pond rencana sebesar 24.320 m3 dan telah mampu menampung debit
air limpasan hujan dansedimen.
• Waktu pengerukan WMP15 diperoleh untuk KI yaitu 1 tahun 1 bulan, untuk KII yaitu 1
tahun 1 bulan, untuk KIII yaitu 2 tahun 4 bulan, untuk KIV yaitu 5 tahun 1 bulan, dan
untuk KV yaitu 12 tahun 1bulan.
Saran

12
Adapun saran dari penelitian ini adalah:
• Perlu dilakukannya perawatan dan pengamatan rutin pada saluran agar aliran air dalam
saluran tidak terganggu.
• Penjadwalan waktu pengerukan settling pond sesuai dengan interval waktu yang
direncanakan agar sedimen yang mengendap pada dasar kolam tidak mengurangi daya
tampung kolam sehingga proses netralisasi air berjalan lancar.
• Air yang tertampung pada settling pond rencana dapat dimanfaatkan untuk penyiraman
tenaman di area disposal.

DAFTAR PUSTAKA
Chay, Asdak. (2007). Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai, Yogyakarta: Gadjah Mada
UniversityPress.
Endrianto, M., Ramli, M. (2013). Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang Terbuka, Geosains,9.
Gautama, R.S., (1999). Diktat Kuliah Sistem Penyaliran Tambang Terbuka, Institut Teknologi
Bandung,Bandung.
Ikhsan, M. (2013). Kajian Hidrologi dan Kualitas Air pada Daerah Aliran Sungai Kueng Geupe
Kabupaten Aceh Besar, Universitas Syiah Kuala, BandaAceh.
Kite, G.W. (1988). Frequency and Risk Analysis in Hydrology. Water Resources Publications,
Littleton.Colorado.
Nugroho, U. (2018). Rancangan Dimensi Settling Pond (WMP14) Berdasarkan Daerah Tangkapan
Hujan (DTH) Pada Area Out Pit Dump 1 (OPD-1) Pit B – IUP PT Mifa Bersaudara,
Jurnal IUP OP PT Mifa Bersaudara No 117, B Tahun2011.
Prodjosumarto, P. (1994) Rancangan Kolam Pengendapan Sebagai Pelengkap Sistem Penirisan
Tambang,Bandung.
Siahaan, R, dkk. (2017). Evaluasi Teknik Penyaliran Tambang, Jurnal Teknik Pertambangan.
Suwandhi, A. (2004). Perencanaan Sistem Penyaliran Tambang, Diktat Perencanaan Tambang
Terbuka, UNISBA,Bandung.
Wischmeier, W.H and D.D. Smith. (1978). Predicting Rainfall Erosion Losses, A Guide to
Conservation Planning, USDA Agric Handb, 537, Agriculture Research Service,
Washington, D.C.

13

View publication stats

You might also like