Professional Documents
Culture Documents
Literature Review Oka Yadnya
Literature Review Oka Yadnya
Abstract
Labor is the process of opening and thinning of the cervix and the fetus down into
the birth canal. The closer the labor process causes maternal feeling increasingly
anxious and the anxiety is causing more intense pain and vice versa. Almost all
maternal experienced anxiety and fear during pregnancy, labor, and after
childbirth. One of the methods is used to reduce childbirth anxiety namely
hypnobirthing. Hypnobirthing is the practice of self-hypnosis, which is then used
in labor and consists of several techniques that are very useful for reducing pain
and emotional distress during labor, without the use of anesthetic. Hypnobirthing
is a method for treating the subconscious to override the pain experienced by the
mother by way of guiding mothers still feel contractions, but the same time the
mother is also conditioned to reduce sensitivity to pain or be able to enjoy the
contractions that occur so that mothers feel comfortable. Neonatus given birth by
pregnant mothers suffering from excessive anxiety and stress have higher risk of
low-birthweight, small head circumference, low APGAR score at birth, in
adequate neurologyc development, premature birth, weak immunity system, and
emotional disorder, than those given birth by happy mothers. The purpose of this
study is generally to determine the effect hypnobirthing towards the long-stage
labor I and the effect of effectiveness of hypnobirthing in reducing anxiety level
during delivery.
The methods of this study is article uses a literature review study method from
scientific journals with keyword guidance, 8 scientific journals were selected,
each journal representing an giving hypnobirthing with the labor lenght of kala 1,
effectiveness of hypnobirthing in reducing anxiety level during delivery, and
associated factors with hypnobirthing implementation. Results: After intervention,
pregnant mothers who received hypnobirthing had anxiety level as low and have
delivery time shorter. Conclusion: Hypnobirthing can effectively reduce anxiety
among pregnant mothers during birth delivery and that labor with hypnobirthing
delivery time shorter than the delivery without hypnobirthing.
1
Abstrak
Persalinan adalah proses pembukaan dan penipisan serviks dan janin turun ke
jalan lahir. Semakin dekat proses persalinan menyebabkan perasaan ibu semakin
cemas dan kecemasan tersebut menimbulkan rasa nyeri yang semakin hebat dan
sebaliknya. Hampir semua ibu mengalami kecemasan dan ketakutan selama
kehamilan, persalinan, dan setelah melahirkan. Salah satu metode yang
digunakan untuk mengurangi kecemasan persalinan yaitu hypnobirthing.
Hypnobirthing adalah praktik self-hypnosis, yang kemudian digunakan dalam
persalinan dan terdiri dari beberapa teknik yang sangat berguna untuk
mengurangi rasa sakit dan tekanan emosional selama persalinan, tanpa
menggunakan anestesi. Hypnobirthing adalah suatu metode untuk mengobati
alam bawah sadar untuk mengesampingkan rasa sakit yang dialami ibu dengan
cara membimbing ibu tetap merasakan kontraksi, namun pada saat yang sama
ibu juga dikondisikan untuk mengurangi kepekaan terhadap rasa sakit atau dapat
menikmati kontraksi yang terjadi sehingga ibu merasa nyaman. Neonatus yang
dilahirkan oleh ibu hamil yang menderita kecemasan dan stres yang berlebihan
memiliki risiko lebih tinggi untuk lahir dengan berat badan rendah, lingkar
kepala kecil, skor APGAR saat lahir rendah, dalam perkembangan neurologi
yang memadai, kelahiran prematur, sistem kekebalan yang lemah, dan gangguan
emosional, dibandingkan dengan yang melahirkan oleh ibu-ibu yang bahagia.
Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui pengaruh
hypnobirthing terhadap persalinan kala I dan pengaruh efektifitas hypnobirthing
dalam menurunkan tingkat kecemasan saat persalinan. Metode penelitian ini
adalah artikel menggunakan metode studi literature review dari jurnal ilmiah
dengan panduan kata kunci, dipilih 8 jurnal ilmiah, masing-masing jurnal
mewakili pemberian hypnobirthing dengan lama persalinan kala 1, efektifitas
hypnobirthing dalam menurunkan tingkat kecemasan saat persalinan, dan faktor
yang berhubungan dengan implementasi hypnobirthing. Hasil: Setelah dilakukan
intervensi, ibu hamil yang mendapatkan hypnobirthing memiliki tingkat
kecemasan yang rendah. Kesimpulan: Hypnobirthing efektif menurunkan
kecemasan ibu hamil saat persalinan dan persalinan dengan hypnobirthing waktu
persalinan lebih singkat dibandingkan dengan persalinan tanpa
hypnobirthing.ASI Eksklusif sangat dianjurkan untuk diberikan kepada bayi baru
lahir sampai usia enam bulan dan tanpa pemberian makanan pendamping ASI.
Kelancaran ASI pada ibu menyusui merupakan kebutuhan yang sangat penting
untuk memenuhi nutrisi bayi, ASI merupakan nutrisi terbaik bagi bayi untuk
mencegah infeksi dan beberapa penyakit lainnya. Pada ibu postpartum, keadaan
emosinya dianggap tidak stabil dan berhubungan dengan refleks oksitosin.
Persentase keadaan emosi ibu berhubungan dengan refleks oksitosin yang dapat
mempengaruhi produksi ASI sekitar 80% sampai 90%. Tujuan : Mengetahui
pengaruh pijat oksitosin dan perawatan payudara terhadap produksi ASI pada
ibu nifas. Metode: Artikel ini menggunakan metode studi literature review dari
jurnal ilmiah dengan panduan kata kunci. 8 jurnal ilmiah dipilih, masing-masing
jurnal mewakili efek pijat oksitosin dan perawatan payudara terhadap produksi
2
ASI dan memberikan informasi yang bervariasi. Hasil: Pijat oksitosin dan
perawatan payudara merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi produksi
ASI yang tidak lancar. Pemijatan dilakukan di sepanjang tulang belakang
(vertebrae) hingga tulang rusuk kelima dan keenam, pijat oksitosin merupakan
upaya untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan.
Perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan peredaran darah dan
mencegah tersumbatnya saluran produksi ASI sehingga memperlancar aliran ASI
selama menyusui. Kesimpulan: Perawatan payudara dan pijat oksitosin secara
signifikan dapat meningkatkan produksi ASI. Ibu nifas dianjurkan untuk
melakukan perawatan payudara dan pijat oksitosin, guna meningkatkan produksi
ASI.
Kata kunci: Pijat Oksitosin, Produksi ASI, Nifas, Perawatan Payudara.
PENDAHULUAN
Cakupan bayi mendapat ASI eksklusif tahun 2020 yaitu sebesar 66,06%.
Angka tersebut sudah melampaui target Renstra tahun 2020 yaitu 40%.
Persentase tertinggi cakupan pemberian ASI eksklusif terdapat pada Provinsi
Nusa Tenggara Barat (87,33%), sedangkan persentase terendah terdapat di
Provinsi Papua Barat (33,96%). Terdapat empat provinsi yang belum mencapai
target Renstra tahun 2020, yaitu Maluku dan Papua Barat. Cakupan ASI
Eksklusif di Provinsi Bali sebesar 76,4 persen diatas target Renstra 2020 yaitu
sebesar 40 persen.
3
Berdasarkan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) 2030,
dengan menyusui dapat menjadi salah satu langkah awal bagi seorang manusia
yang baru lahir ke dunia untuk mendapatkan kehidupan yang sehat dan
sejahtera. Tercapainya target pemerintah Indonesia tentang ASI eksklusif berarti
ikut membantu dunia dalam mensukseskan tujuan dari SDGs. Tujuan yang paling
erat kaitannya dengan ASI eksklusif adalah tujuan SDGs nomor dua yaitu tentang
kelaparan.
Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan hasil sekresi
kelenjar payudara ibu. ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi
sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau
mengganti dengan makanan atau minuman lain. (Peraturan Pemerintah RI,
2012)
ASI mengandung kolostrum yang kaya akan antibodi karena mengandung
protein untuk daya tahan tubuh dan bermanfaat untuk mematikan kuman dalam
jumlah tinggi sehingga pemberian ASI eksklusif dapat mengurangi risiko
kematian pada bayi. Kolostrum berwarna kekuningan yang dihasilkan pada hari
pertama sampai dengan hari ketiga. Hari keempat sampai hari kesepuluh ASI
mengandung immunoglobulin, protein, dan laktosa lebih sedikit dibandingkan
kolostrum tetapi lemak dan kalorinya lebih tinggi dengan warna susu yang lebih
putih. Selain mengandung zat makanan, ASI juga mengandung enzim tertentu
yang berfungsi sebagai zat penyerap yang tidak akan menganggu enzim lain di
usus. Susu formula tidak mengandung enzim tersebut sehingga penyerapan
makanan sepenuhnya bergantung pada enzim yang terdapat di usus bayi. (Profil
Kesehatan Indonesia, 2020)
Rendahnya cakupan ASI Eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya karena kebanyakan ibu-ibu yang memiliki bayi bekerja mencari
nafkah untuk menunjang kebutuhan keluarga sehingga tidak ada kesempatan
untuk memberikan ASI secara eksklusif mulai sejak lahir sampai bayi berumur 6
bulan dan lebih banyak memberikan susu formula. Selain itu faktor lain yang
turut berperan adalah ASI yang tidak keluar yang menjadi salah satu penyebab
seseorang tidak dapat menyusui bayinya sehingga proses menyusui
terganggu/terhambat karena itu diperlukan pendekatan pada masyarakat untuk
4
dapat mengubah kebiasan buruk yaitu sebelum bayi berusia 6 bulan sudah
diberikan makanan pendamping ASI dan membantu ibu dalam proses menyusui
dengan mengenalkan berbagai metode untuk memperlancar ASI (Ulfa,
2013).Salah satu metode yang dapat dilakukan adalah pijat oksitosin.
Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang
tulang belakang (vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam dan merupakan
usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan.
Selain memberi kenyamanan pada ibu dan merangsang refleks oksitosin, pijat
oksitosin juga memiliki manfaat lain, yaitu mengurangi pembengkakan payudara
(engorgement), mengurangi sumbatan ASI (plugged/milk,duct), dan membantu
mempertahankan produksi ASI ketika ibu dan bayi sakit (Armini NW, Marhaeni
GA, Sriasih GK, 2020).
Perawatan payudara juga dapat dilakukan dan merupakan suatu tindakan
untuk merawat payudara terutama untuk persiapan menyusui agar dapat
memperlancar pengeluaran ASI (Kumalasari, 2015). Perawatan payudara juga
dapat memperbaiki sirkulasi darah, menjaga kebersihan payudara terutama
kebersihan puting susu agar terhindar dari infeksi, menguatkan otot payudara,
memperbaiki bentuk puting susu, mengetahui secara dini kelainan pada puting
susu dan melakukan usaha untuk mengatasinya serta mempersiapkan psikologis
ibu dalam periode menyusui (Maryunani, 2015).
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah kajian
(review) hasil-hasil penelitian yang terkait dengan pengaruh pijat oksitosin dan
perawatan payudara (breast care) terhadap produksi ASI pada masa nifas.
Literatur review atau kajian literature merupakan penelitian yang mengkaji atau
meninjau secara kritis pengetahuan, gagasan, atau temuan yang terdapat di
dalam tubuh literatur berorientasi akademik (academic-oriented literature), serta
merumuskan kontribusi teoritis dan metodologisnya untuk topik tertentu.
Literature review merupakan serangkaian penelitian yang berkenaan dengan
metode pengumpulan data pustaka, atau penelitian yang obyek penelitiannya
digali melalui beragam informasi kepustakaan. Data yang digunakan dalam
5
penelitian ini adalah data sekunder, melalui beberapa artikel yang berkaitan
dengan pengaruh pijat oksitosin dan perawatan payudara (breast care) terhadap
produksi ASI pada masa nifas. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis anotasi bibliografi, dapat diartikan sebagai suatu daftar sumber-
sumber yang digunakan dalam suatu penelitian diberikan simpulan terkait
dengan apa yang tertulis di dalamnya.
1. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Pengeluaran ASI Pada Ibu Post Partum
Primipara Di RSIA Srikandi IBI. Peneliti : Kholisotin, Zainal Munir , Lina Yulia
Astutik.
6
disekeliling alveoli sehingga berkontraksi dan membuat ASI yang telah terkumpul
didalamnya mengalir ke saluran duktus. (Kholisotin 2019)
Pada kelompok kontrol yang tidak diberikan pijat oksitosin dengan hasil
rata -rata P value menunjukkan nilai 0.001 < (0.05) menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan pada kelompok kontrol. Banyak faktor yang
mempengaruhi komposisi ASI diantaranya stadium laktasi, ras, diit ibu dan
keadaan gizi seorang ibu, disamping itu metode lain seperti pijat oksitosin yang
dapat memperlancar produksi ASI. Pijat oksitosin merupakan salah satu solusi
untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Pijat oksitosin adalah pemijatan
pada sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai ketulang costae ke
limakeenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan
oksitosin setelah melahirkan. (Ratuliu, 2014).
2. Pijat Oksitosin Pada Ibu Postpartum Primipara Terhadap Produksi ASI dan
Kadar Hormon Oksitosin. Peneliti : Nove Lestari
7
independen dalam penelitian ini adalah pijat oksitosin dengan variabel dependen
dalam penelitian ini adalah produksi ASI dan kadar hormon oksitosin.
8
mempengaruhi produksi ASI adalah nutrisi, ketenangan jiwa dan pikiran, alat
kontrasepsi, pola istirahat, perawatan payudara, anatomis payudara ,faktor
fisiologis dan faktor isapan bayi atau frekuensi menyusui. (Lestari N, 2017)
9
Pengeluaran ASI dapat dipercepat dengan tindakan non farmakologis
yaitu melalui pijatan atau rangsangan pada tulang belakang, neurotransmitter
akan merangsang medulla oblongata langsung mengirim pesan ke hypothalamus
di hypofise posterior untuk mengeluarkan oksitosin yang menyebabkan payudara
mengeluarkan ASI. Terjadinya peningkatan produksi ASI pada kelompok
perlakuan juga dapat memberikan efek rileks pada ibu yang secara tidak
langsung dapat menstimulasi hormone oksitosin yang dapat membantu proses
kelancaran produksi ASI.
4. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu Nifas. Peneliti :
Yusari Asih.
10
Berdasarkan analisis pengaruh pijat oksitosin terhadap produksi ASI diketahui
bahwa dari 16 responden yang melakukan pijat oksitosin terdapat 15 orang
mengalami produksi ASI yang cukup, sedangkan dari 16 responden yang tidak
melakukan pijat oksitosin terdapat 9 orang mengalami produksi ASI yang cukup.
Hasil Uji statistik menggunakan chi-square (x2 ) diperoleh p-value= 0,037 (p-
value ≤0,05) yang berarti ada pengaruh signifikan antara pijat oksitosin
terhadap produksi ASI pada ibu post partum. Dari hasil analisa juga diperoleh
nilai OR =11,667 (1,227- 110,953), yang artinya ibu post partum yang
melaksanakan pijat oksitosin mempunyai peluang 11,667 kali mengalami
produksi ASI cukup dibandingkan dengan ibu yang tidak melakukan pijat
oksitosin.
11
5. Meningkatkan Kelancaran ASI dengan Metode Pijat Oksitosin Pada Ibu Post
Partum. Peneliti : Nelly Indrasari.
Sampel penelitian ini adalah ibu nifas dengan jumlah sampel sabanyak 15
responden untuk keolompok eksperimen dan 15 responden untuk kelompok
kontrol, sehingga keseluruhan responden sejumlah 30 respoden. Pengumpulan
data dengan cara melakukan intervensi sebanyak 2 kali sehari selama 5 hari,
kemudian dilakukan. pengamatan kelancaran ASI pada hari ke tiga sampai hari
kelima. Selanjutnya data dinalisis menggunakan analisis statistik deskriptif dan
analisis statistik dengan uji anova.
12
produksi ASI pada ibu nifas. Usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan
oskitosin pada ibu setelah melahirkan selain dengan memeras ASI, dapat
dilakukan juga dengan melakukan perawatan atau pemijatan payudara,
membersihkan puting, sering-sering menyusui bayi meskipun ASI belum keluar,
menyusui dini dan teratur serta pijat oksitosin.
13
dengan Mann-Whitney test. Analisis univariat penelitian ini didapatkan adanya
pengaruh perawatan payudara dan pijat oksitosin yang awalnya 10 cc menjadi
50 cc setelah posttest. Uji Normalitas data didapatkan p< 0.001 menunjukkan
data tidak terdistribusi normal. Analisis bivariat menunjukkan adanya perbedaan
produksi asi sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Pada penelitian ini
didapatkan perbedaan yang bermakna antara kelompok yang dilakukan pijat
oksitosin dan perawatan payudara jika dibandingkan dengan kelompok kontrol.
14
7. Effectiveness Of Oxytocin Massage And Breast Treatment About The Adequacy
Of Breast Milk In Post Partum. Peneliti : Rahayu Budi Utami , Puji Astutik,
Sefrina Rukmawati , Risa Nurhayati , Ambar Dwi Retnoningrum.
15
bermakna perawatan payudara (breast care) terhadap kecukupan ASI pada
pasien post partum.
Pijat oksitosin dapat dilakukan pasien pada posisi duduk dan senyaman
mungkin, sehingga hal - hal negatif dapat diminimalisir. Pijat oksitosin bertujuan
untuk menstimulasi let down reflexes, mengurangi sumbatan payudara,
menstimulasi pelepasan hormon oksitosin, dan menjaga produksi ASI. Pijat
oksitosin ini dilakukan disepanjang vertebra sampai iga kelima - keenam untuk
menstimulasi hormon oksitosin dan prolactin setelah melahirkan. (Utami.B.R,
2020).
Desain penelitian ini adalah Pre - Experimental One Group Pre and Post
Test Design.
Total sampling digunakan dalam pengambilan sampel pada penelitian ini, dan
didapatkan 10 ibu post partum hari pertama dan kedua. Analisis statistik yang
digunakan adalah non-parametric Wilcoxon Signed Rank Test.
16
Pada penelitian ini didapatkan produksi ASI pada hari pertama sampai
hari kedua semenjak melahirkan berada di kisaran 50 - 100 ml/ hari. Jumlah ini
dapat meningkat sampai 500 ml pada minggu kedua. Produksi ASI akan semakin
efektif dan meningkat pada 10 - 14 hari setelah melahirkan. Pada penelitian
didapatkan rata - rata produksi ASI setelah dilakukan pijat oksitosin adalah 56
dengan standar deviasi 8,097. Pijat oksitosin dapat dilakukan1 - 2 hari setelah
melahirkan, sebelum menyusui dan dapat diulang beberapa kali setelah
menyusui.Pijat oksitosin dapat dilakukan selama 3 - 5 menit dan efeknya dapat
dilihat 6 - 12 jam setelah dilakukan pemijatan.
17
Hasil literature review dari delapan artikel,yang terdiri dari 5 jurnal
nasional dan 3 jurnal internasional dapat dijelaskan bahwa pijat oksitosin dan
perawatan payudara (breast care) memiliki manfaat untuk memperlancar
produksi ASI pada ibu nifas. Pijat oksitosin ini dapat dilakukan pemijatan pada
sepanjang tulang belakang (vertebrae) sampai ketulang costae ke lima keenam
dan merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah
melahirkan.Perawatan Payudara (breast care) merupakan langkah awal untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan payudara yang bertujuan untuk merangsang
kelenjar payudara untuk memproduksi ASI dan mencegah adanya sumbatan.
Hasil - hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi dalam memberikan
terapi non farmakologis pada ibu yang mengalami masalah dalam pemberian ASI
selama masa nifas.
DAFTAR PUSTAKA
2. Asih Y, 2017. Pengaruh Pijat Oksitosin Terhadap Produksi ASI Pada Ibu
Nifas. Jurnal Keperawatan. 8 (2).
http://www.ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/931
18
4. Indrasari N. 2019. Meningkatkan Kelancaran ASI dengan Metode Pijat
Oksitosin Pada Ibu Post Partum. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik. 15
(1). https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/1325
5. Johan, I., & Azizah, N. (2016). The Effect of Oxytocin Massage on Breastmilk
Production Postpartum Mothers in Peterongan PHC Area, Jombang, East
Java, Indonesia. Global Nursing Challenges in The Free Trade Era 5. Issue
1, 1-9
8. Lestari N. 2017. Pijat Oksitosin Pada Ibu Post Partum Primipara Terhadap
Produksi Asi dan Kadar Hormon Oksitosin. Jurnal Ners dan Kebidanan. 4
(2). p120-124. http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/article/view/0177/pdf
10. Maryunani, A. 2015. Inisiasi menyusui dini, ASI eksklusif dan manajemen
laktasi. Trans Info Media. Jakarta
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 33. 2012. Pemberian Air Susu
Ibu Ekslusif. Diakses pada 6 Mei 2022 melalui :
http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PP%20No.%2033%20ttg
%20Pemberian%20ASI%20Eksklusif.pdf
12. Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Badung 2020. 2021. Cakupan
Pemberian ASI Eksklusif. Diakses pada 6 Mei 2022 melalui :
https://diskes.baliprov.go.id/download/profil-kesehatan-badung-2020/
19
13. Profil Kesehatan Indonesia 2020. Kementerian Kesehatan RI 2021. Inisiasi
Menyusui Dini dan Pemberian ASI Eksklusif. Diakses pada 6 Mei 2022
melalui :
https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-Tahun-2020.pdf
15. Ratuliu, M. (2014). ASI pintar dan Menyusui. jakarta selatan: PT mizan
publika.
16. Sari, L. P., Salimo, H., & Budihastuti, U. R. (2017). Optimizing the
Combination of Oxytocin Massage and Hypnobreastfeeding for Breast Milk
Production among Post-Partum Mothers. Journal of Maternal and Child
Health, Vol.1, No. 1.2017.pp: 20-29
18. Sulistyawati A (2009). Buku ajar asuhan kebidanan pada ibu nifas. Ed. 1.
Yogyakarta: Andi.
20. Utami B.R. Astutik P. et.al. Effectiveness Of Oxytocin Massage And Breast
Treatment About The Adequacy Of Breast Milk In Post Partum. “ European
Journal of Molecular & Clinical Medicine” 7.2 (2020). 4725- 4732. Diakses
pada 6 Mei 2022 melalui :
https://ejmcm.com/article_3055_b104ce249c94fc69247496b36df5a33b.pdf
20
21