Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

GAMBARAN PELAKSANAAN POSYANDU LANSIA SELAMA

MASA PANDEMI COVID-19

(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Sepulu Bangkalan)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan Menjadi


Sarjana Kebidanan

Oleh:
MUHASSANAH
NIM. 20153020094

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2021

1
HALAMAN PENGESAHAN

GAMBARAN PELAKSANAAN POSYANDU LANSIA SELAMA


MASA PANDEMI COVID-19
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Sepulu Bangkalan)

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Persyaratan


Menjadi Sarjana Kebidanan

Oleh :
MUHASSANAH
NIM. 20153020094

Pembimbing

Dr. Eny Susanti., M.Keb


NIDN: 0707058302

2
GAMBARAN PELAKSANAAN POSYANDU LANSIA SELAMA
MASA PANDEMI COVID-19
(Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Sepulu Bangkalan)

Muhassanah, Dr. Eny Susanti., M.Keb

ABSTRACT
The Posyandu for the elderly is a center for community activities to provide
health services to the elderly as a forum for activities that have the nuances of
community empowerment, will run well and optimally if the leadership process
occurs when there is an organizational process, group members and cadres are
available and funding is available. Due to the pandemic, the elderly posyandu have
experienced many obstacles. Since the practice of social distancing. However,
considering the elderly are a vulnerable group, reviving this posyandu is an
alternative to help suppress the transmission of Covid-19. The purpose of this study is
to describe the description of the implementation of the Posyandu for the elderly
during the Covid-19 pandemic in the working area of the Sepulu Bangkalan Health
Center.

The type of research used was observational research. Operational definition


variable, variable for elderly posyandu during the Covid-19 pandemic in the Sepulu
Bangkalan Health Center Work Area in April-May 2021. The population was 7
posyandu. In this study using descriptive analysis, this research has been carried out
an ethical clearance test by the KEPK STIKes Ngudia Husada Madura team.

The results of the posyandu research for the elderly during the Covid-19
pandemic found that most of the elderly posyandu activities were sufficient,
namely 5 posyandu (71.4%) could be categorized as sufficient due to the
unavailability of tools so that there were still many activities at table 4 that were
not carried out, while the posyandu that having a good category as many as 2
posyandu (28.6%) can be categorized as good because most of the cadres who
manage the posyandu have received training, the availability of tools and almost
all activities in 5 tables are carried out. There is no posyandu with less activities.

The results of this study are expected to be used as information about the
description of the implementation of the elderly posyandu during the Covid-19
pandemic and it is hoped that the person in charge of the elderly posyandu will be
able to further improve the elderly posyandu so that activities in the posyandu are
getting better

3
LATAR BELAKANG peningkatan jumlah penduduk lansia
Posyandu lansia merupakan dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun
pusat kegiatan masyarakat dalam 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%)
upaya pelayanan Kesehatan pada pada tahun 2019, dan diperkirakan
lanjut usia. Posyandu sebagai suatu akan terus meningkat yang mana
wadah kegiatan yang bernuansa tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa
pemberdayaan masyarakat, akan (15,77%). Berdasarkan badan pusat
berjalan baik dan optimal apabila statistik (BPS) Kabupaten Bangkalan,
proses kepemimpinan terjadi proses jumlah kepadatan penduduk di
pengorganisasian, adanya anggota Kabupaten Bangkalan adalah
kelompok dan kader serta tersedianya 1.054.873 jiwa/km² pada tahun 2020.
pendanaan (Azizah, 2011). Berdasarkan hasil studi
Seiring dengan semakin pendahuluan yang di lakukan pada
meningkatnya populasi lanjut usia, tanggal 11 Desember 2020. Di
pemerintah telah merumuskan dapatkan jumlah lansia sebanyak 48
berbagai kebijakan pelayanan orang di Desa tana gurah barat, Dusun
kesehatan lanjut usia ditujukan untuk Marlabeng, Kecamatan Sepulu,
meningkatkan derajat kesehatan dan Kabupaten Bangkalan pelaksanaan
mutu kesehatan lanjut usia untuk posyandu lansia biasa dilakukan rutin
mencapai masa tua bahagia dan 1 bulan sekali. Di wilayah kerja
berguna dalam kehidupan keluarga puskesmas sepulu ada 13 posyandu
dan masyarakat sesuai dengan yaitu didesa sepulu, gangsean,
keberadaannya. Sebagai wujud nyata bangsereh, saplasah, prancak, tana
pelayanan sosial dan kesehatan pada gurah barat, maneron, banyior,
lanjut usia, pemerintah telah kalabetan, gunelap, lembung paseser,
mencanangkan pelayanan pada lanjut labuhan dan kelbung. Dalam
usia melalui beberapa jenjang. menyelenggarakan layanan kesehatan
Pelayanan ditingkat masyarakat lansia sering kali kurang
adalah Posyandu Lansia, pelayanan memperhatikan prosedur pelaksanaan
kesehatan lansia tingkat dasar adalah pelayanan kesehatan posyandu yang
Puskesmas, dan pelayanan kesehatan disebabkan karena keterbatasan
tingkat lanjutan adalah Rumah Sakit sarana dan prasarana. Dalam
(Fallen & Budi, 2011). penyelenggaraan layanan kesehatan
Berdasarkan penelitian lansia hanya memanfaatkan fasilitas
kementerian kesehatan tahun 2015 yang dimiliki posyandu.
Indonesia mengalami periode aging Pertambahan jumlah lanjut
population, yaitu jumlah usia akan menimbulkan berbagai
penduduknya yang berusia lebih dari permasalahan kompleks bagi lansia,
60 tahun ke atas (penduduk lansia) keluarga maupun masyarakat meliputi
melebihi angka 7%, terjadi faktor fisik, biologis, mental maupun
peningkatan umur harapan hidup sosial ekonomi (Kemenkes RI, 2012).
yang diikuti dengan peningkatan Salah satu bentuk perhatian yang
jumlah lansia. Indonesia mengalami serius terhadap lansia adalah

4
terlaksananya pelayanan pada lansia sangat penting dilakukan, baik di
melalui kelompok posyandu (pos tingkat keluarga, masyarakat dan
pelayanan terpadu) lansia yang fasilitas Kesehatan. Selain
melibatkan semua lintas sektor pencegahan penularan corona virus
terkait, swasta, LSM dan masyarakat kepada kelompok lansia, perlu juga
(Soeweno, 2011). Disamping diantisipasi dampak dari kebijakan
pelayanan kesehatan, di Posyandu pembatasan sosial terhadap kesehatan
lansia juga memberikan pelayanan lansia, seperti kesehatan mental dan
sosial, agama, pendidikan, kognitif lansia, meningkatnya jumlah
keterampilan, olahraga dan seni lansia yang menderita penyakit kronik
budaya serta pelayanan lain yang serta meningkatnya angka komplikasi
dibutuhkan para lansia dalam rangka penyakit kronik dan jumlah lansia
mengatasi masalah kesehatan dan yang mengalami ketergantungan
kesejahteraan mereka. Selain itu, karena akses terhadap layanan
mereka dapat beraktivitas dan kesehatan yang terhambat. Lansia
mengembangkan potensi diri. sebagai kelompok rentan tentu saja
Pada era pandemi saat ini, sangat membutuhkan dukungan dari
kelompok lansia merupakan keluarga dan masyarakat agar
kelompok yang paling berisiko kesehatan dan kualitas hidup lansia
mengalami keparahan/morbiditas dan selama masa pandemi Covid-19 dapat
mortalitas akibat penyakit Covid-19. tetap terjaga seoptimal mungkin.
Data mortalitas akibat Covid-19 di Untuk itu perlu disusun suatu
beberapa negara lain menunjukkan pedoman yang menjadi acuan bagi
peningkatan seiring dengan tenaga kesehatan dalam melakukan
meningkatnya usia, seperti di pelayanan kesehatan bagi lansia pada
Tiongkok jumlah kematian pada era pandemi Covid-19, dengan
populasi usia 60-69 tahun sebesar prioritas pada layanan promotif dan
3.6%, pada usia 70-79 tahun sebesar preventif (Kemenkes RI, 2020).
8% dan pada usia lebih dari 80 tahun Menyadari pentingnya
sebanyak 14.8%. Hal ini dikarenakan posyandu lansia dalam rangka
pasien lansia (geriatric) umumnya mengatasi kesehatan pada lansia,
memiliki berbagai komorbiditas, maka perlu dilakukan penelitian
seperti penyakit kardiovaskular, mengenai Gambaran pelaksanaan
penyakit kencing manis, penyakit posyandu lansia selama masa
pernapasan kronik, hipertensi dan pandemi Covid-19 di Wilayah Kerja
lain-lain. Hal ini senada dengan Puskesmas Sepulu Bangkalan.
Indonesia, dimana angka
mortalitasnya meningkat seiring METODE PENELITIAN
dengan meningkatnya usia yaitu pada Desain penelitian suatu yang
populasi usia 45-54 tahun adalah 8%, sangat penting dalam penelitian,
55-64 tahun 14% dan 65 tahun ke atas memungkinkan pengontrolan
22%. maksimal beberapa faktor yang dapat
Untuk itu pencegahan mempengaruhi akurasi suatu hasil.
penularan melalui upaya promotif dan Desain penelitian yang dibuat oleh
peneliti berhubungan dengan
preventif kepada kelompok lansia

5
bagaimana suatu penelitian bisa a. < 3 orang 0 0
diterapkan (Nursalam, 2013). b. > 3 orang 7 100
Populasi sasaran penelitian ini adalah Cakupan pelayanan
Populasi dalam penelitian ini adalah a. < 50% 0 0
Penanggung jawab posyandu lansia di b. 50-60% 2 28,6
wilayah kerja puskesmas Sepulu c. > 60% 5 71,4
Bangkalan pada bulan April-Mei Kegiatan penunjang
2021 sebanyak 13 Posyandu. Jenis a. Tidak terlaksana 2 28,6
penelitian yang digunakan adalah b. 2 jenis 0 0
penelitian observasional. Variabel c. 1 jenis 5 71,4
univarat pelaksanaan posyandu lansia, Jenis kegiatan penunjang
dilaksanakan pada bulan April - Mei a. Senam lansia 5 71,4
2021. Data dikumpulkan dengan b. Senam lansia, 0 0
menggunakan kuesioner. Kuesioner jalan sehat
yang digunakan yaitu kuesioner c. Senam lansia, 0 0
Posyandu 5 Meja jalan sehat, bimbingan rohani
d. Senam lansia, 0 0
jalan sehat, bimbingan rohani,
penyuluhan Kesehatan
e. Tidak dilaksanakan 2 28,6
Pendanaan
a. Masyarakat < 50% 2 28,6
b. Masyarakat > 50% 5 71,4

HASIL PENELITIAN Pelatihan kader


1. Data Umum dan Data Khusus a. Ada 7 100
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi b. Tidak ada 0 0
Karakteristik posyandu lansia di Sumber: Data Primer April-Mei
Wilayah Kerja Puskesmas Sepulu 2021
bulan Mei 2021 Dari tabel 4.1 dapat diketahui
No Karakteristik Frekuensi Presentasi terdapat 5 posyandu (71,4%) yang
Jumlah kader memiliki anggota (lansia) kurang
a. 6 orang 2 28,6 dari 60 orang. Sebagian besar
b. 7 orang 3 42,9 posyandu (42,9%) di Wilayah Kerja
c. 8 orang 1 14,3 Puskesmas Sepulu dikelola oleh 7
d. 9 orang 1 14,3 orang kader dan sebagian besar
Lama kerja kader posyandu (71,4%) memiliki kader
a. < 20 tahun 5 71,4 yang telah bekerja kurang dari 20
b. 20 tahun keatas 2 28,4 tahun.
Jumlah lansia Terdapat 5 posyandu (85,7%)
a. < 60 orang 5 71,4 yang memiliki kegiatan < 8 kali per
b. > 60 orang 2 28,6 tahun. Sebelum masa pandemi
Frekuensi kegiatan Covid-19 kegiatan posyandu banyak
a. < 8 x/tahun 6 85,7 yang melakukan >10 kali pertahun
b. 8-9 x/tahun 1 14,3 akibat pandemi Covid-19 ini
c. > 10 x/tahun 0 0 kegiatan posyandu menjadi
Kehadiran kader terhambat. Semua posyandu (100%)

6
dalam setiap kali melakukan
kegiatan dihadiri oleh > 3 orang Tabel 4.2. memperlihatkan
kader. Sebagian besar posyandu posyandu Desa Tana Gurah Barat
(71,4%) memiliki cakupan Kec. Sepulu Kab. Bangkalan, meja 1
pelayanan > 60% dengan kegiatan telah dilakukan semua kegiatan
penunjangnnya (100%). Semua kegiatan di meja 2
Terdapat 5 posyandu (71,4%) telah dilakukan dengan baik kecuali
yang mempunyai kegiatan penghitungan IMT lansia (90%).
penunjang hanya 1 jenis. Pada masa Meja 3 semua kegiatan dilaksanakan
pandemi Covid-19 seperti saat ini kecuali melakukan pemeriksaan dan
banyak posyandu yang mengurangi pengobatan gangguan infeksi pada
kegiatan penunjangnya bahkan lansia yang datang ke posyandu,
terkadang ditiadakan. Jenis kegiatan melakukan pemeriksaan dan
penunjang dari sebagian besar pengobatan gula darah, depresi/stres
posyandu adalah senam lansia. dan gangguan intelektual pada lansia
Kegiatan senam ini dilakukan untuk yang datang ke posyandu (72%).
meningkatkan imunitas tubuh lansia. Meja 4 hanya dilakukan pengukuran
Terdapat 5 posyandu (71,4%) kadar Hb dengan metode sahli (33%).
yang mendapatkan pendanaan dari Meja 5 semua kegiatan dilakukan
masyarakat lebih dari 50%. Semua kecuali memberikan informasi
posyandu (100%) di Wilayah Kerja tentang pendampingan pada lansia
Puskesmas Sepulu mendapatkan yang datang ke posyandu dan
pelatihan kader dari puskesmas tersedianya poster (75%).
minimal sekali dalam satu tahun. Memperlihatkan posyandu Desa
Banyior, meja 1 telah dilakukan
Tabel 4.2. Gambaran Kegiatan semua kegiatan (86%). Semua
Posyandu lansia di Wilayah Kerja kegiatan di meja 2 telah dilakukan
Puskesmas Sepulu Bangkalan pada dengan baik kecuali merencanakan
bulan April-Mei 2021 kegiatan sehari-hari lansia dan
penghitungan IMT lansia (70%).
P M Pers M Per M P M P M P
Meja 3 semua kegiatan dilaksanakan
os ej en ej sen ej er ej er ej er
ya a a a se a se a se kecuali melakukan pemeriksaan dan
nd 1 2 3 n 4 n 5 n pengobatan gula darah, gangguan
u insomnia, gangguan komunikasi,
1 7 100 9 90 1 7 2 3 6 7 depresi/stres dan gangguan intelektual
% % 3 2 3 5 pada lansia yang datang ke posyandu
% % %
2 6 86 7 70 1 6 2 3 6 7
(67%). Meja 4 hanya dilakukan
% % 2 7 3 5 pengukuran kadar Hb dengan metode
% % % sahli (33%). Meja 5 semua kegiatan
3 6 86 8 80 1 8 2 3 8 1 dilakukan kecuali memberikan
% % 5 3 3 0 informasi tentang pendampingan pada
% % 0
lansia yang datang ke posyandu
%
4 6 86 8 80 1 7 2 3 6 7 (75%).
% % 4 8 3 5 Memperlihatkan posyandu Desa
% % % Prancak, meja 1 telah dilakukan
5 7 100 8 80 1 6 2 3 7 8 semua kegiatan (86%). Semua
% % 2 7 3 8 kegiatan di meja 2 telah dilakukan
% % %
6 6 86 8 80 1 7 2 3 6 7
dengan baik kecuali penghitungan
% % 4 8 3 5
% % %
7 6 86 10 10 1 7 2 3 8 1 7
% 0% 4 8 3 0
% % 0
%
IMT lansia (80%). Meja 3 semua Memperlihatkan posyandu Desa
kegiatan dilaksanakan kecuali Kelbung, meja 1 telah dilakukan
melakukan pemeriksaan dan semua kegiatan (86%). Semua
pengobatan depresi/stres dan kegiatan di meja 2 telah dilakukan
gangguan intelektual pada lansia yang dengan baik kecuali merencanakan
datang ke posyandu (83%). Meja 4 kegiatan sehari-hari lansia dan
hanya dilakukan pengukuran kadar penghitungan IMT lansia (80%).
Hb dengan metode sahli (33%). Meja Meja 3 semua kegiatan dilaksanakan
5 semua kegiatan dilakukan (100%). kecuali melakukan pemeriksaan dan
Memperlihatkan posyandu Desa pengobatan gangguan insomnia,
Sepulu, meja 1 telah dilakukan semua gangguan komunikasi, depresi/stres
kegiatan dilakukan (86%). Semua dan gangguan intelektual pada lansia
kegiatan di meja 2 telah dilakukan yang datang ke posyandu (78%). Di
dengan baik kecuali penghitungan meja 3 juga tidak tersedia kartu KMS.
IMT lansia (80%). Meja 3 semua Meja 4 hanya dilakukan pengukuran
kegiatan dilaksanakan kecuali kadar Hb dengan metode sahli (33%).
melakukan pemeriksaan dan Meja 5 semua kegiatan dilakukan
pengobatan gangguan komunikasi, kecuali memberikan informasi
depresi/stres dan gangguan intelektual tentang bantuan modal pada lansia
pada lansia yang datang ke posyandu yang datang ke posyandu (75%).
(78%). Meja 4 hanya dilakukan Memperlihatkan posyandu Desa
pengukuran kadar Hb dengan metode Gunelap, meja 1 telah dilakukan
sahli (33%). Meja 5 semua kegiatan semua kegiatan (86%). Semua
dilakukan kecuali memberikan kegiatan di meja 2 telah dilakukan
informasi tentang bantuan modal bagi dengan baik (100%). Meja 3 semua
lansia dan memberikan informasi kegiatan dilaksanakan kecuali
tentang pendampingan pada lansia melakukan pemeriksaan dan
yang datang ke posyandu (75%). pengobatan gangguan komunikasi,
Memperlihatkan posyandu Desa depresi/stres dan gangguan intelektual
Maneron, meja 1 telah dilakukan pada lansia yang datang ke posyandu
semua kegiatan (100%). Semua (78%). Meja 4 hanya dilakukan
kegiatan di meja 2 telah dilakukan pengukuran kadar Hb dengan metode
dengan baik kecuali merencanakan sahli (33%). Meja 5 semua kegiatan
kegiatan sehari-hari lansia dan dilakukan (100%).
menghitung IMT lansia (80%). Meja
3 semua kegiatan dilaksanakan PEMBAHASAN
kecuali melakukan pemeriksaan dan Gambaran Kegiatan posyandu
pengobatan gangguan insomnia, lansia di Wilayah Kerja Puskesmas
gangguan komunikasi, depresi/stress Sepulu Bangkalan
dan gangguan intelektual pada lansia Berdasarkan hasil penelitian
yang datang kepoyandu (67%). Di pada posyandu lansia di masa
meja 3 juga tidak tersedia kartu KMS. pandemi Covid-19 ini didapatkan
Meja 4 hanya dilakukan pengukuran bahwa kegiatan posyandu di Wilayah
kadar Hb dengan metode sahli (33%). Kerja Puskesmas Sepulu sebagian
Meja 5 semua kegiatan dilakukan besar tergolong cukup yaitu 5
kecuali memberikan informasi posyandu (71,4%). Menurut asumsi
tentang bantuan modal pada lansia peneliti, bahwa hal ini dapat
yang datang ke posyandu (88%). dipengaruhi oleh tingkat kegiatan

8
yang dilaksanakan di posyandu dan (Khadijah, 2011) menjelaskan pada
juga pengetahuan kader. meja 1 ini tidak akan mengalami
Hal ini sesuai dengan penelitian hambatan ini juga tidak luput dari
yang dilakukan oleh Vunny (2021) di adanya kerja sama yang baik antara
wilayah Medan Johor, Sumatra utara petugas posyandu disamping
didapatkan pelaksanaan posyandu tingginya kesadaran masyarakat untuk
yang baik, adanya para kader yang membantu pelaksanaan posyandu
dilatih dengan baik dan memiliki lansia dengan ikut serta berpartisipasi
beban melindungi golongan lansia, dalam penyediaan alat dan tempat
dapat menjadi jembatan yang baik untuk posyandu sehingga posyandu
antara petugas kesehatan dengan para pada meja 1 dapat terlaksana dengan
lansia. Pada dasarnya, kerjasama baik.
Posyandu Lansia dengan para kader
serta banyak pihak seperti RT/RW, PENUTUP
organisasi lansia atau komunitas yang 1. Kesimpulan
melibatkan lansia di suatu lingkungan Berdasarkan penelitian yang telah
sangat diperlukan agar di situasi dilakukan dapat ditarik kesimpulan
pandemi Covid-19 para lansia dapat bahwa ada gambaran posyandu lansia
tetap merasakan perhatian dan pada masa pandemi Covid-19.
perlindungan. Pengetahuan kader Frekuensi kegiatan pada masa
posyandu tentang kegiatan posyandu pandemi kurang dari 8 kali dalam 1
sangat penting untuk mendukung tahun (85,7%) dan kegiatan
terlaksananya posyandu. Semua kader penunjangnya banyak yang dikurangi
posyandu mengetahui tentang bahkan ada yang tidak dijalankan.
pengertian posyandu, kegiatan dan Penggunaan dana dari masyarakat
tugas kader posyandu. kurang dari 50% yaitu posyandu
Analisis kuesioner nilai kelbung. Kegiatan posyandu di
tertinggi yaitu berada di meja 1 yaitu Wilayah Kerja Puskesmas Sepulu
tempat pendaftaran lansia (100%). sebagian besar tergolong cukup yaitu
Menurut asumsi peneliti, semua 5 posyandu (71,4%) sedangkan
kegiatan di meja 1 tergolong baik kegiatan posyandu dengan kategori
karena meja 1 adalah meja baik sebanyak 2 posyandu (28,6%).
pendaftaran bagi lansia yang ingin Tidak didapatkan posyandu dengan
mengikuti kegiatan posyandu, kegiatan kurang.
sehingga segala perlengkapan yang
dibutuhkan tersedia dan meskipun 2. SARAN
adanya pandemi Covid-19 pada meja 2.1 Bagi masyarakat /posyandu
1 ini tidak akan mengalami hambatan Agar meningkatkan peran
ini juga tidak luput dari adanya kerja serta dalam meningkatkan kegiatan
sama yang baik antara petugas
posyandu lansia dengan memberikan
posyandu dan masyarakat. Hal ini
diakibatkan karena proses pendaftaran dukungan kepada lansia agar tetap
pada meja 1 dipastikan aman sesuai memantaukan kesehatannya
dengan protokol kesehatan seperti meskipun pada masa pandemi Covid-
mencuci tangan, memakai masker dan 19 sehingga program pemerintah
menjaga jarak. untuk meningkatkan derajat kesehatan
Hal ini sesuai dengan penelitian lansia dapat tercapai.
sebelumnya yang dilakukan oleh
2.2 Bagi Puskesmas

9
Agar lebih berperan aktif Fallen dan R. Budi.2011. Catatan
dalam memotivasi kader dalam Kuliah Keperawatan
melaksanakan kegiatan posyandu Komunitas. Yogyakarta: Nuha
Medika
lansia khususnya pada masa pandemi
Covid-19 dengan tetap menjaga Henniwati. 2012. Faktor-Faktor yang
protokol kesehatan. Mempengaruhi Pemanfaatan
2.3 Bagi Institusi Pelayanan Posyandu Lanjut
Penelitian ini diharapkan Usia di Wilayah Kerja
dapat digunakan sebagai bahan Puskesmas Kabupaten Aceh
pengetahuan dan acuan di lingkungan Timur. Tesis. Medan: Program
Pasca Sarjana, Universitas
pendidikan Program Studi Ilmu
Sumatera Utara. USU e-
Kebidanan pada STIKes Ngudia Repository @2009.
Husada Madura khususnya yang
berkaitan dengan posyandu lansia Hidayat.2012. Metode Penelitian
pada masa pandemi Covid-19. Keperawatan dan Tekhnik
2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya Analisa Data. Jakarta: Salemba
Sebagai bahan referensi yang
Ismawati, C.2011. Posyandu dan
dapat digunakan bagi penelitian
Desa Siaga panduan untuk
selanjutnya. Bidan dan Kader. Yogyakarta :
Nuha Medika
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L.M.2011. Keperawatan Kemenkes RI. 2011. Pedoman Umum
Lanjut Usia. Yogyakarta; Graha Pengelolaan Posyandu.
ilmu Jakarta : Kemenkes RI

Badan Pusat Statistik, 2020. Statistik Kemenkes RI.2012. Menuju Tua


Penduduk Lanjut Usia 2019. Sehat, Mandiri dan Produktif.
Bangkalan: BPS Jakarta

Depkes RI.2012. Gambaran Lanjut Kemenkes RI.2020. Direktorat


Usia di Indonesia. Jakarta Kesehatan Keluarga Direktorat
Jenderal Kesehatan
Depkes RI.2013. Pedoman Masyarakat, Kemenkes RI
Pembinaan Kesehatan. Jarakta: tahun 2020. Jakarta (Diakses
Departemen Kesehatan pada tanggal 29 Mei 2020)

Efendy.2013. Dasar – dasar Khadijah. 2011. Pelayanan Kesehatan


Perawatan Kesehatan Lansia Melalui Posyandu
Masyarakat. Jakarta: EGC Lansia, Makalah Ilmu
Kesehatan Masyarakat. Sekolah
Erpandi.2014. Posyandu Lansia Pasca Sarjana Fakultas
Mewujudkan Lansia Sehat, Kedokteran Hewan Institut
Mandiri & Produktif. EGC : Pertanian Bogor
Jakarta

10
Maisya. 2011. Peran Kader dan Soewono, Edy.2011. Faktor – faktor
Klian Adat Dalam Upaya Yang Berhubungan dengan
Meningkatkan Kemandirian Kunjungan Lansia ke Posyandu
Posyandu di Provinsi Bali Lansia di Wilayah Kerja
(Studi Kasus di Kabupaten Puskesmas Tapak Mahang
Bandung, Gianyar, Klungkung Kabupaten Kutai Kertanegara.
dan Tabanan). Buletin Skripsi. Makassar : Program
Penelitian Sistem Kesehatan – Studi Ilmu Keperawatan
Vol. 14 No. 1 Januari: 40-48 Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Notoatmodjo, Soekidjo.2011. Ilmu
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Sugiyono. 2015. Metode Penelitian
Rineka Cipta Kombinasi ( Mix Methods).
Notoatmodjo,Soekidjo.2012. Promosi Bandung : Alfabeta
Kesehatan dan Perilaku Vunny Wijaya. 2021. Menghidupkan
Kesehatan. Jakarta: Rineka Kembali Posyandu Lansia di
Cipta Masa PandemiI. Jurnal
Keperawatan
Nursalam. 2013. Metode Penelitian
Ilmu Keperawatan Pendekatan
Praktis. Edisi 3. Jakarta :
Salemba Medika

Nursalam.2011. Proses dan


Dokumentasi Keperawatan
Konsep dan Praktik. Jakarta:
Salemba Medika

Nursalam.2014. Metode Penelitian


Ilmu Keperawata. Jakarta :
Salemba Medika

Nursalam.2017. Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan :
Pendekatan Praktis. (P. P.
Lestari, Ed.) (4th ed.). Jakarta :
Salemba Medika

Rikesda.2018. Badan Penelitian dan


Pengembangan Kesehatan
Kementrian RI Tahun2018.
http://www.depkes.go.id/resour
ces/download/infoterkini/materi
_rakorpop_2018/Hasil
%20Riskesdas%202018.pdf –
Diakses Agustus 2018.

11

You might also like