Abstract:: World Food Day

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

POTENSI PENINGKATAN NILAI EKOLOGI, SOSIAL DAN EKONOMI

MASYARAKAT MELALUI PEMBANGUNAN JEJANGKIT ECOPARK


BARITO KUALA

Potential For Increasing Regional Ecological, Social And Economic Value of The
Communuity Through Development Jejangkit Ecopark Barito Kuala

1 2 3 4
Arief Widya Hermas Panji, Agung Nugroho, Leila Ariyani Sofia, Noor Arida Fauzana
1. Mahasiswa Magister Lingkungan ULM/arief.panji@gmail.com
2. Staf Pengajar Fakultas Pertanian ULM/anugroho@ulm.ac.id
3. Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM/sofialeila73@gmail.com
4. Staf Pengajar Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM/noor.afauzana@ulm.ac.id

Abstract: The 2019 Regional Revenue and Expenditure Budget is 67.34 billion Rupiah (while
Banjarmasin City's Original Local Government Revenue is 1.5 Trillion Rupiah or only
0.04% of Banjarmasin's Original Local Government Revenue), the 'assistance' balance
budget from the central government is amount 900 billion Rupiah/year. In 2020, Barito
Kuala's Gross Regional Domestic Product (GRDP) 27.81% was contributed by the
agriculture, forestry and fishery sectors, the processing industry contributed 15.76%. This
research is interesting to carry out, how an area with minimal Original Local Government
Revenue spends high costs not for the main sectors. In addition to using a large budget, and
the construction of the Jejangkit Ecopark is carried out in areas that are continuously flooded.
This study aims to analyze the potential for increasing the ecological, social, and economic
value of the community through the construction of the Jejangkit Ecopark and designing
strategic concepts in the development of the Jejangkit Ecopark area. The method used is a
questionnaire used to find out how the community's perception of the activity, and interviews
with Expert/Professional Judgment are used to obtain data that will be processed as the
formulation of strategic concepts of SWOT analysis in the development of Jejangkit Ecopark.
Considering the previous use as abandoned ex-World Food Day land which was
claimed to be less productive, this activity is considered a positive hope for increasing
environmental value in the area. The potential for improving ecology in overcoming the
problem of the tendency for ecopark areas to flood, can be done on a micro and macro basis.
This activity also improves the social and economic aspect development of the community,
becomes a means of publicizing local agricultural culture, Ecosystem Recovery is a must in
the development of an Ecopark, the recovered ecosystem will have a greater value for
environmental services.

Kata Kunci : Ecopark, Ecologi, Jejangkit Ecopark, Wetlands, World Food Day.

PENDAHULUAN
Pemerintah Barito Kuala dalam desain dan tata ruang, yaitu Jejangkit
menunjang tujuan pemerintah Indonesia Ecopark. Tahun 2020 Produk Domestik
dalam peningkatan sektor wisata dan Regional Bruto (PDRB) Barito Kuala
kawasan rekreasi, membangun suatu 27,81% disumbangkan dari sektor
konsep pengembangan lingkungan yang pertanian, perikanan, dan kehutanan,
bersifat ekologis yang dimanfaatkan industri pengolahan berkontribusi 15,76%.
sebagai sebuah area rekreasi dan edukasi, Lahan basah menurut Konvensi
ramah lingkungan dan juga mengupayakan Ramsar merupakan definisi yang luas
pemanfaatan sumber daya alam melalui adalah daerah-daerah rawa, payau, lahan
gambut, dan perairan: alami atau buatan; tumbuhan kayu asli rawa tumbuh pada
tetap atau sementara; dengan air yang hutan gambut dangkal yaitu galam
tergenang atau mengalir, tawar, payau atau (Melaleuca Cajuputi Subsp. Cumingiana),
asin; termasuk wilayah perairan laut yang dan sebagian lahan juga ditutupi Kalakai
kedalamannya tidak lebih dari enam meter (Stenochlaena Palustris). Inventarisasi
pada waktu air surut. Hidrotopografi Ekosistem Gambut untuk fauna daerah
elevasi relatif lahan rawa terhadap elevasi rawa diantaranya seperti elang (Haliaeetus
muka air akibat pasang surut air di sungai Leucogaster), monyet (Macaca
sebagai dampak pasang surut laut Fascicularis) (Karliansyah, 2020), dan
(Yudianto, 2016), yaitu : Sadu/sigung (Mydaus Javanensis) yang
terlihat ada disekitar lokasi penelitian.
1. Lebak Pematang/dangkal
Jenis ikan pada lokasi penelitian adalah
Daerah sekitaran tanggul sungai, ikan gabus/haruan (Channa Striata), ikan
memiliki genangan dangkal, elevasi betok/papuyu (Anabas Testudineus), dan
kedalaman lebih kecil dari 50 cm di sepat rawa (Trichopodus Trichopterus).
bawah muka air tinggi, periode waktu Pariwisata menjadi salah satu sektor
tergenang pendek . andalan dalam pembangunan nasional
Indonesia ke depan. Perkembangan tempat
2. Lebak Tengahan/Peralihan
rekreasi mulai merambah ke konsep
Lahan yang memiliki genangan agak alamiah yang lebih peduli lingkungan.
dalam, elevasi kedalaman mencapai 50 Ecopark merupakan suatu konsep yang
– 100 cm di bawah muka air tinggi, diadopsi dari wisata alamiah (ekowisata)
periode tergenangnya agak lama. berwawasan lingkungan yang lebih banyak
3. Lebak Dalam memperoleh sentuhan desain arsitektur dan
Lahan yang memiliki genangan relatif lanskap, namun tetap menjaga kelestarian
dalam, tinggi genangan airnya 1 – 2 m, ekologi, serta untuk memberdayakan sosial
serta memiliki periode tergenang relatif masyarakat guna meningkatkan ekonomi
sangat lama (terus menerus) dan tidak masyarakat sekitar.
mempunyai kemampuan pembuangan Ecopark berasal dari dua suku kata
massa air (drainase) lahan. yaitu Eco dan Park. Eco berasal dari kata
ecology menurut oxford dictionaries
Lahan daerah penelitian adalah The branch of biology that deals
mengandung gambut memiliki keasaman with the relations of organisms to one
tanah pH 3-5, ada dua jenis tanah yang another and to their physical surroundings
dominan, yaitu Aluvial (tanah yang berasal (Bull, 2011), diartikan dalam bahasa
dari endapan) sebesar 59,46% dan Indonesia adalah Cabang biologi yang
selebihnya sekitar 40,54% merupakan mempelajari hubungan organisme satu
Organosol (tanah gambut) Glei Humus, sama lainnya dan dengan lingkungan
yang merupakan daerah rawa tergenang fisiknya.
terus menerus (Mubekti, 2010). Luas lahan Kata ekologi berasal dari dua kata,
keseluruhan di Desa Jejangkit Muara yaitu oikos dan logos (Yunani). Oikos
adalah 1.200 ha, yang digarap setiap artinya rumah atau tempat tinggal,
tahunnya seluas 560 ha, setelah HPS (Hari sedangkan logos artinya ilmu atau
Pangan Sedunia) meningkat menjadi 930 pengetahuan, ekologi artinya “ilmu yang
ha, terbagi atas 750 ha di lokasi HPS dan mempelajari organisme di tempat
180 ha di luar lokasi HPS (Anggreany, tinggalnya”. Kata kedua yaitu Park
2020). Kondisi lahan di lokasi studi, memiliki arti taman, taman diartikan
banyak lahan (tidur) ditumbuhi sejenis sebagai suatu tempat berkumpul/
rumput habitatnya di rawa yaitu purun beraktivitas identik di luar ruangan.
tikus (Eleocharis Dulcis), kemudian
Ecopark memiliki banyak fungsi: Sosial ekonomi
meningkatkan nilai ekologis, berfungsi
hidrologi daerah resapan air dan Sosial ekonomi masyarakat sebagian
mengurangi potensi banjir, sebagai Ruang besar memiliki tingkat pendidikan rendah,
Terbuka Hijau Publik, tempat rekreasi, terutama para petani, mereka mayoritas
area bermain dan belajar, menambah nilai bahkan tidak lulus Sekolah Dasar (SD),
estetika dan visual, meredam kebisingan, memiliki tanggungan keluarga yang tinggi,
menyerap karbondioksida, menghasilkan dalam satu keluarga terdapat 2-6 orang,
oksigen, menambah nilai estetika dan citra memiliki pendapatan rendah (< 1.500.000
daerah, serta sebagai tempat konservasi Rupiah), dengan kemampuan kepemilikan
hayati, dsb lahan adalah sedang (0,5 - 1 ha) dan luas
Penelitian ini menarik untuk (>1 ha), sehingga petani perlu memiliki
dilaksanakan, bagaimana suatu daerah pekerjaan tambahan baik dalam maupun
yang minim PAD mengeluarkan biaya diluar sektor pertanian untuk memenuhi
yang tinggi bukan untuk sektor utama kebutuhan hidup. Sumbangsih pendapatan
dilaksanakan pada daerah tergenang terus dari pekerjaan lain berkontribusi hingga
menerus, dan berpotensi kebakaran lahan sebesar 70% - 91%. (Khairisa, 2021).
dimusim kemarau, sedangkan komponen
pengembangan pariwisata (tempat METODE PENELITIAN
rekreasi) terdiri dari 6A yaitu
attraction/ atraksi, Penelitian ini dilakukan untuk
accessibilities/aksesbilitas, ancillary, mengetahui persepsi masyarakat dan
amenities/fasilitas, activity, dan available penilaian ahli terhadap kegiatan, metode
package (Buhalis, 1998 dalam yang digunakan adalah kuesioner untuk
Chaerunissa, (-)). mengetahui bagaimana persepsi
masyarakat terhadap kegiatan, dan
Sosial Masyarakat wawancara dengan Expert/Professional
Judgment dipergunakan untuk memperoleh
Masyarakat di daerah penelitian data yang akan diolah sebagai perumusan
sebagian besar bekerja sebagai petani konsep strategis analisis SWOT dalam
sawah/perkebunan, pedagang, pegawai usaha pengembangan kawasan Jejangkit
swasta perkebunan dan buruh, hasil Ecopark, Expert/Professional Judgment
pertaniannya berupa padi dan jeruk. diantaranya dari Dinas PU Barito Kuala,
Pendidikan masyarakat paling banyak Bappelitbang Barito Kuala, Kabid Tata
adalah Sekolah Dasar (SD)/ sederajat, Lingkungan DLH Barito Kuala,
terdiri dari Suku Banjar dan Suku Jawa. Diskoperidag Barito Kuala, Kabid
Sarana Prasarana di Jejangkit belum Konservasi DLH Provinsi Kalimantan
memadai sebelum adanya kegiatan Hari Selatan, Kalangan Akademisi berkaitan
Pangan Sedunia dan Pembangunan tentang pemanfaatan sumber daya alam
Jejangkit Ecopark, misal sarana jalan yang (terutama lahan basah).
agak sempit, serta sarana penerangan/ Penelitian ini memberikan batasan
Listrik belum dinikmati seluruh pengelolaan ekologi terhadap area lahan
masyarakat, ada sekitar 144 Kepala Jejangkit Ecopark yang cenderung
Keluarga tidak memperoleh aliran Listrik, tergenang terus menerus, dan berpotensi
di Desa Jejangkit Muara terdapat 16 karhutla pada musim kemarau, serta solusi
Kepala Keluarga tidak dialiri listrik PLN. konseptual atas permasalahan lahan
Selain itu kegiatan ekonomi masyarakat tersebut dari studi literatur dan hasil survey
sangatlah terbatas, Badan keuangan swasta dilapangan. Penelitian juga menggali
maupun koperasi sebagai penunjang dan potensi peningkatan ekonomi dan sosial
pendorong kegiatan ekonomi masyarakat masyarakat Desa Jejangkit Muara, serta
sangatlah minim.
merancang konsep strategis dalam usaha konseptual atas permasalahan lahan
pengembangan kawasan Jejangkit tersebut dari wawancara, studi literatur,
Ecopark. dan hasil survey dilapangan.

Pembangunan Ecopark HASIL DAN PEMBAHASAN


Anggaran tinggi, area
tergenang terus. Konsep pengembangan Jejangkit
Ecopark di Lahan Basah
Studi Literatur

Metode Penelitian Jejangkit Ecopark dapat termasuk


dalam kategori ecopark tipe lahan basah,
Pengumpulan Data tipe ecopark lahan basah biasanya
mengusung mangrove sebagai daya tarik

Masyarakat Expert/professional judgment utama, contohnya Ecopark Mangrove


Pantai Indah Kapuk-Jakarta. Jejangkit
Ecopark tidak terbatas pada mangrove
Opini Masyarakat Faktor internal -eksternal sebagai tanaman endemik, melainkan juga
ada tanaman luar (eksitu). Jejangkit
Analis Data Ecopark harus bisa mempertahankan
karakteristik ekosistem lahan basah,
dengan menambahkan tata letak/lanskap
Perancangan konseptual
yang menarik/eksotik, karena ke khas-an
suatu tempat rekreasi akan menjadikan
Perencanaan strategis daya tarik sendiri bagi pengunjung, sangat
Saran masukan
ke Pemda
lazim jika taman berbentuk Ruang Terbuka
hijau dengan bunga/tanaman hias seperti
Hasil Penelitian yang dilaksanakan pada pembangunan
Jejangkit Ecopark ini, belum ada
Pengumpulan data dengan menonjolkan karakteristik ekosistem lahan
menggunakan kuesioner (skala Likert) basah sesungguhnya.
yang sering digunakan untuk mengukur
sikap/pendapat masyarakat. Potensi Manfaat pohon dan RTH dalam
pengembangan wisata dan prospek meningkatkan kualitas lingkungan
ekonomi menggunakan analisis SWOT
(strenghts, weakness, oppotunities, dan
threats) merupakan analisa kekuatan, No Keterangan Pohon RTH 1 ha
1 Produksi Oksigen 1,7 kg/jam 600 kg/hari
kelemahan, peluang, dan ancaman yang
2 Penyerap CO2 2,35 kg/jam 900 kg/hari
digunakan, analisis SWOT merupakan 3 Zat carbon yang 6 ton -
salah satu metode mengembangkan kondisi terikat -
dan mengevaluasi kegiatan, proyek atau 4 Penyaringan Debu Hingga 5% -
konsep bisnis yang didasarkan faktor 5 Penguapan Air 500 t/hari
o
4 C
internal-eksternal, hasil analisis SWOT 6 Penurunan suhu -
terbagi menjadi empat kuadran utama yang Sumber: Adillasintani. dkk, 2013
memiliki strategi yang berbeda untuk dalam Mulyati, 2020
masing-masing kuadarannya.
Penelitian ini memberikan batasan Rata-rata pohon dapat menghasilkan
pengelolaan ekologi terhadap area lahan oksigen sebanyak 1,7 kg/jam, pada ruang
Jejangkit Ecopark yang cenderung terbuka hijau produksi oksigen dapat
tergenang terus-menerus dan berpotensi mencapai 600 kg/hari, pohon juga
karhutla pada musim kemarau, serta solusi menyerap karbon dioksida 2,35 kg/jam
yang dipergunakan untuk fotosintesis,
sedangkan RTH dapat menyerap karbon  Perlu adanya Maskot dan koleksi fauna
dioksida diudara mencapai hingga 900  Perlu adanya kegiatan kesenian daerah
kg/jam, Ruang Terbuka Hijau seluas 1 secara periodik
hektare dapat menurunkan suhu sekitar  Perlu adanya alternatif wisata yang
o
hingga 4 C, banyak faktor yang menjadi ciri khas Jejangkit Ecopark
mempengaruhi penyerapan oksigen dan
karbon dioksida, bergantung dari jenis Peningkatan Ekologi
pohon, ukuran, luas penampang daun,
jumlah pohon dalam RTH, dsb. Jika 1 Peningkatan ekologi pada kawasan
pohon menghasilkan 1,7 kg/ jam, dan yang diperoleh data dari Master Plan untuk
ditanam sebanyak 289 pohon, maka Vegetasi bertambah varietas
potensi produksi oksigen Jejangkit vegetasi/tumbuhan, diantaranya:
Ecopark = 491,3 kg/ jam atau 11.800 1. Pohon Palm 110 batang
kg/hari, serta dapat menyerap karbon 2. Pohon Trembesi 45 batang
dioksida sebesar 679,15 kg/jam atau 3. Pohon Ketapang Kencana 49 batang
16.300 kg/hari. 4. Bunga Soka 250 batang
5. Bunga Tabebuya Merah 20 batang
Persepsi Masyarakat 6. Bunga Tabebuya Pink 40 batang
7. Bunga Tabebuya Putih 25 batang
Hasil kuesioner masyarakat:
total nilai responden dibanding skala
maksimal = 2251 : 2470
Untuk prosentasenya =2251/2470 x 100%
= 91,13%,
dari interval yang ditetapkan dalam
skala Likert masuk kategori Sangat Setuju.
 74,21% masyarakat berharap Jejangkit
Ecopark dapat berkembang dengan
dukungan semua pihak, timbul sebagai
kekhawatiran karena lokasi ecopark
yang agak masuk kedalam, berkaca dari
wisata di Jembatan Barito yang telah
tutup.
 76,84% masyarakat menilai sarana
prasarana perlu diperbaiki/ ditingkatkan
terutama sarana jalan dan jembatan
(jembatan yang terbuat dari kayu ulin
perlu diganti dengan cor beton beaspal),
sebagai aksesbilitas tempat rekreasi,
serta perlu gorong-gorong yang Master Plan Vegetasi Jejangkit Ecopark
menghubungkan daerah sisi ecopark ke Sumber: Nabiel, 2020
sungai.
 80% masyarakat ingin melakukan Hasil survey lapangan juga ada
kegiatan ekonomi. Mengadakan usaha tanaman pucuk merah dan bougenville,
dan/atau dapat direkrut bekerja di informasi dari perencana Dinas Pekerjaan
Jejangkit Ecopark sebagai prioritas Umum Barito Kuala masih ada
warga daerah/warga sekitar ecopark. addendum dan penyesuaian
Masyarakat juga memberi saran dan tanaman/vegetasi. Peningkatan varietas
masukkan, diantaranya: vegetasi yang ditanam sebanyak 289
 Menambah luasan minimal 5 ha pohon dan 250 Bunga Soka, berpotensi
meningkatkan varietas fauna, misal: jenis tergenang terus menerusnya lahan di
burung/aves, pohon sebagai lokasi kegiatan/lebak dalam. Apabila
rumah/sarang, semut, ulat, belalang, kutu lokasi kegiatan/lebak dalam terhubung/
daun, tupai, laba-laba, serta dapat terkoneksi dengan sungai besar (Sungai
menambah populasi jenis monyet, karena Alalak/Barito), debit air yang besar yang
selama ini lahan purun tikus bukanlah dimiliki sungai besar (Sungai Alalak/
habitat yang disukai jenis monyet, Barito) akan menarik kelebihan/
melainkan pepohonan adalah rumah ideal genangan air area lebak dalam/ lokasi
bagi jenis monyet. kegiatan.
Genangan yang timbul di area Penanggulangan genangan pada
Jejangkit Ecopark dikarenakan pasang ecopark, adalah:
surut sungai yang terpengaruh langsung 1. Secara langsung dengan menguruk
dari pasang surut air laut, serta kondisi area lahan ecopark lebih tinggi dari
lahan di area ecopark termasuk dalam sekitaran/area luar, sehingga
kategori lebak dalam. diharapkan pada musim penghujan
area ecopark tidak tergenang.
Selanjutnya solusi permasalahan
kebakaran lahan disekitar ecopark
pada saat musim kemarau yakni perlu
dibuat sekat kanal pemisah dengan
area sekitar, apabila terjadi kebakaran
maka kawasan ecopark akan terhidar
dari bahaya tersebut.
2. Langkah kedua merupakan cara tidak
langsung dalam mengurangi genangan
Hidrotofografi lokasi Jejangkit Ecopark di daerah Jejangkit Muara secara
Sumber: Penelitian makro, dari wawancara Kepala
Urusan Pemerintahan Kecamatan
Pada saat muka air banjir kondisi Jejangkit dan Ketua Gabungan
lebak pematang, lebak tengahan (dalam kelompok Tani, yaitu dengan cara
gambar adalah daerah barrier), lebak normalisasi sungai alalak, dari
dalam tergenangi air, area pembangunan penelitian dilapangan diketahui bahwa
termasuk dalam kondisi lebak dalam telah dilakukan normalisasi sungai
sehingga digenangi air pasang, Alalak sepanjang + 5 km, normalisasi
pembangunan beberapa kali tertunda untuk mengurangi endapan lumpur
karena kondisi air pasang yang tinggi. dan memperlancar aliran sungai,
Saat muka air banjir genangan relatif namun belum sampai pada daerah
dalam, karena lahan memiliki elevasi/ sekitaran ecopark, sehingga penurunan
ketinggian di kedalaman mencapai 1 – 2 permukaan air di area ecopark belum
m dibawah permukaan air tinggi. Pada signifikan.
saat air muka surut/dimusim kemarau Hasil studi literatur, penelitian
lebak pematang dan lebak tengahan sebelumnya dilakukan Kementerian
(daerah barrier) surut dan kering, namun Pekerjaan Umum (PUPR) Pusat
di lokasi kegiatan/lebak dalam masih Penelitian dan Pengembangan Sumber
banyak air yang menggenangi, karena Daya Air, kegiatan “Optimasi
tidak adanya kemampuan drainase lahan, Jaringan tata air daerah rawa melalui
sehingga tergenang terus menerus. analisis kakteristik rawa pasang surut”
Adanya daerah barrier yang menjadi penelitiannya dilakukan di Jejangkit.
pemisah antara daerah lebak dalam dan Selain masalah banjir dan kebakaran
sungai besar salah satu penyebab lahan di Jejangkit terdapat juga
permasalahan pencucian pirit, untuk 3. Cara ketiga adalah: hasil wawancara
mengatasi permasalahan tersebut, dengan Ketua Gabungan Kelompok
maka dikembangkan desain sistem Tani dan Kepala Urusan Pemerintahan
tata air dengan menambah bangunan Kecamatan Jejangkit yang telah lama
air berupa pintu air di setiap muara menangani Pertanian di Jejangkit
saluran tersier, normalisasi saluran, adalah dengan cara normalisasi sungai
peninggian elevasi tanggul (elevasi disisi jalan Trans Kalimantan dan
puncak tanggul berada pada +1,45 m) membuat sungai/kerukan baru
dan dibangun saluran baru yaitu sepanjang + 1 kilometer yang
saluran 'gendong' serta menerapkan menghubungkan sungai Jejangkit
Drip Irrigation yang mampu dengan kerukan transmigasi yang
beradaptasi (Suprapto, 2014). terhubung dengan Sungai Barito dan
menggunakan sistem pintu-pintu air,
hal tersebut dinilai efektif karena debit
sungai Barito yang besar dapat
berfungsi sebagai pengatur sirkulasi
air, adanya pintu air juga dapat
membantu dalam mengatur tinggi
permukaan air.

Sistem pintu air dan saluran gendong.


Sumber: Suprapto, 2014

Fungsi bangunan (pintu air)


dibedakan dalam mengatasi masalah
banjir dan kekeringan, hal ini dapat
dilihat pada input data berikut:
a. Untuk kondisi banjir/pada saat air
pasang, pintu air di muara saluran
tersier difungsikan untuk Tata kelola air sungai
membuang kelebihan air di saluran Sumber: Penelitian/DPU Barito Kuala
tersier dan pintu air di muara
saluran 'gendong' difungsikan Penanggulangan masalah kebakaran
untuk suplesi/tambahan ke lahan lahan disekitar area ecopark pada musim
sedangkan pintu air di hilir saluran kemarau, adalah:
'gendong' difungsikan untuk 1. Telah dibuat kerukan sedalam + 1,5
membuang kelebihan air. meter, dengan lebar 1,5-2,5 meter,
b. Untuk kondisi kering, pintu air di disekeliling area Jejangkit Ecopark,
muara saluran tersier difungsikan kerukan tersebut secara alami terisi air
untuk suplesi/tambahan ke dalam yang dapat mengisolir area ecopark
saluran tersier dan pintu air di dari lahan sekitar, apabila terjadi
muara saluran 'gendong' kebakaran lahan sekitar, maka
difungsikan untuk suplesi/ Jejangkit Ecopark dapat terhindar.
tambahan ke lahan sedangkan pintu Selain itu saran masukkan dari
air di hilir saluran 'gendong' kalangan akademisi yaitu dengan
difungsikan untuk membuang menggunakan Metode sekat bakar
kelebihan air di lahan. hijau dapat diterapkan untuk
mencegah dampak kebakaran, yaitu dapat menjadi sarana publikasi budaya
dengan menanam jenis perdu atau pertanian lokal, Pemulihan Ekosistem
tanaman berkayu sebagai “green belt” merupakan suatu keharusan dalam
kawasan. Jenis yang ditanam haruslah pengembangan Ecopark. Ekosistem yang
tahan api, sebisa mungkin merupakan pulih akan memiliki nilai jasa lingkungan
jenis lokal, bermanfaat bagi perbaikan yang lebih besar. Pemandangan
kesuburan tanah dan tidak invasif, hamparan hijau persawahan dan
misalnya gamal. komoditas pertanian lainnya, disertai
dengan tawaran pengalaman memanen
hasil pertanian, ditambah display
teknologi pengolahan hasil pertanian
(baik tradisional/dengan mesin) dapat
menambah daya tarik pariwisata.
Promosi intensif memanfaatkan media
sosial, dan berkolaborasi dengan
Vlogger/Content creator lokal akan
memancing rasa keingin tahuan pemirsa/
Kanal/sekat pada Jejangkit Ecopark pembacanya. Serta menjadikan
masyarakat sekitar lebih kreatif dalam
2. Pembuatan pintu air pada penanggulan melihat peluang usaha sebagaimana
banjir diatas, pada saat musim tanggapan dari Responden DLH Barito
kemarau dilakukan pengaturan buka Kuala yaitu Jejangkit Ecopark dapat
tutup, pada saat air pasang pintu air membuka wawasan masyarakat untuk
dibuka, dan pada saat surut pintu-pintu meningkatkan kreatifitas keterampilan
air segera ditutup, sehingga ketinggian untuk menghasilkan suatu produk yang
permukaan air terjaga, lahan masih memiliki nilai jual.
kondisi basah, dan potensi kebakaran Kegiatan Hari Pangan Sedunia
lahan terhindar, serta dengan kondisi (HPS) dan pembangunan Jejangkit
tanah rawa yang selalu tergenang air Ecopark dapat menjadi tonggak
juga akan menghindari keracunan kebangkitan Pertanian, serta memberikan
pirit. memori positif akan kegiatan Hari
Penelitian ini membahas ekologi Pangan Sedunia event Internasional
secara jamak, penanaman varietas dilaksanakan di Barito Kuala,
vegetasi, yang akan menambah juga peningkatan sosial lainnya yaitu:
varietas fauna. Serta pembahasan ekologi 1. Pemenuhan kebutuhan listrik dari
sosial yaitu hubungan masyarakat dan masyarakat yang belum dialiri listrik
Pemerintah Daerah dalam memperbaiki PLN, masyarakat menyebut sebagi
lingkungan alam/meningkatkan kualitas berkah karena selama ini rumah mereka
lingkungan yang layak bagi hidup tidak dialiri listrik, di tahun 2021 listrik
manusia, dengan menggunakan ilmu telah tersedia.
pengetahuan dan teknologi. 2. Sarana yang ditingkatkan lainnya yaitu
jalan Jejangkit yang selama ini
Peningkatan Sosial Masyarakat statusnya jalan kabupaten, berubah
menjadi jalan Provinsi, perubahan status
Jejangkit Ecopark meningkatkan tersebut memiliki potensi yang besar
aspek sosial masyarakat, menjadi sarana bagi perkembangan daerah Jejangkit.
untuk mempromosikan pertanian lokal
sebagaimana yang disampaikan
Responden dari Akademisi, yaitu: Secara
sosial, (jika tersosialisasi dengan baik)
Ecopark apabila dikelola secara
profesional dan didukung anggaran yang
besar, menjadikan Jejangkit Ecopark akan
sangat berhasil dan maju, karena letak
Jejangkit sangat strategis, yaitu dekat
dengan Ibu Kota Marabahan, Kabupaten
Banjar, Kota Banjarmasin dan Kabupaten
Rantau.
Responden Akademisi berpendapat
Infrastruktur jalan bahwa pembangunan Jejangkit Ecopark
Sumber: Penelitian/DPU Barito Kuala secara ekonomi (jika melibatkan kelompok
petani dan kelompok ekonomi kreatif
Kecamatan Jejangkit masuk lainnya) dapat menjadi objek pemasaran
dalam Proyek Kawasan Banjarbakula produk-produk unggulan, pengembangan
yang merupakan program prioritas ekonomi harus tetap mempertimbangkan
pemerintah sebagai pusat pertumbuhan di kebiasaan masyarakat setempat yang
masa depan sebagai kawasan berbasis pertanian lahan basah. Inovasi dan
metropolitan di Pulau Kalimantan dalam pengembangan yang perlu dilakukan
RPJMN Tahun 2014-2019. Letak jangan sampai membuat mereka tercerabut
strategis didukung oleh kelengkapan dari akar budaya pertanian lahan basah.
sarana prasarana kota berpotensi tumbuh Peningkatan diversitas komoditas
kembangnya berbagai macam kegiatan pertanian yaitu dengan menambah jenis
pembangunan. Pusat pertumbuhan tanaman yang dibudidayakan pada
wilayah di Kalimantan ini, untuk Kawasan Ecopark seperti komoditas utama
meningkatkan fungsi Banjarmasin dan padi, ditambah jenis tanaman buah seperti
Banjar Baru sebagai Pusat Kegiatan nanas dan jeruk, budidaya ikan air tawar,
Nasional (PKN) menunjang pertumbuhan misalnya ikan haruan, sapat, papuyu.
wilayah nasional dan membentuk fungsi- Komoditas satwa khas lahan basah seperti
fungsi keterkaitan/jejaring dengan pusat- itik. Selain itu, perlu ditanam tanaman
pusat pertumbuhan di Seluruh Indonesia. berkayu yang bersifat MPTS (Multi
Purpose Tree Spesies = tanaman kekayuan
Peningkatan Ekonomi Masyarakat multiguna) sebagai pohon perindang untuk
meningkatkan estetika serta menjaga
Pembangunan Jejangkit Ecopark kemantapan tanah melalui sistem
meningkatkan ekonomi masyarakat, perakarannya, sekaligus dapat
ditunjang dengan peningkatan status jalan, dimanfaatkan hasil buah atau daun atau
akan menjadikan daerah sekitar ecopark bunga atau getahnya.
akan mudah diakses, meningkatkan Peningkatan nilai tambah hasil-
mobilisasi masyarakat dalam melakukan hasil produksi masyarakat
aktivitas ekonomi, optimisme ini dikolaborasiakan dengan pariwisata
disampaikan oleh masyarakat dan selaras menjadikan ecopark sebagai sarana
dengan Responden dari Dinas Koperasi, pemasaran, yaitu dengan menyajikan
Perindustrian, Perdagangan tahapan pemrosesan hasil pertanian,
(Diskoperindag) Kabupaten Barito Kuala perkebunan, perikanan (baik tradisional/
bahwasannya manfaat pembangunan modern) bagi pengunjung. Pengemasan
Jejangkit Ecopark dari segi sosial dan yang lebih menarik, menyajikan produk-
ekonomi akan menciptakan pertumbuhan produk yang mendukung budaya ramah
ekonomi dan peningkatan pendapatan lingkungan, sekaligus sebagai edukasi bagi
masyarakat, terutama masyarakat sekitar pengunjung untuk menerapkan “Eco-
Jejangkit Ecopark. Pembangunan Jejangkit friendly lifestyle”.
Data pendapatan (Februari – April 2022) 2 Kelemahan
Akomodasi belum ada 0.100 3 0.300
Pendapatan Jumlah
Jalan sempit 0.100
Responden3 0.300
≤ Rp. 50.000,- 18 orang
Kesiapan Masyarakat 0.080 3 0.240
Rp. 50.001,- Tempat parkir
12 jauh
orang 0.060 3 0.180
hingga 99.999,- Atraksi yang kurang 0.080 3 0.240
> Rp. 100.000,- 8 orang
Promosi lemah 0.100 3 0.300
Sumber: hasil penelitian Sub total kelemahan 0.520 1.560
Peningkatan ekonomi sebanyak 80%
Total Nilai IFE 1.000 3.200
masyarakat ingin melakukan kegiatan
ekonomi, mengadakan usaha dan/atau Faktor luar/ Eksternal (EFE)
dapat direkrut bekerja di Jejangkit Ecopark 1 Peluang
sebagai prioritas warga daerah/warga Kebijakan Pariwisata 0.082 3 0.245
sekitar ecopark. Jika masyarakat sekitar
Kebijakan daerah 0.102 3 0.306
yang pekerjaannya petani dengan tertinggal dan Konservasi
pendapatan rata-rata ≤ Rp.1.500.000,- Pariwisata alami. 0.082 2 0.163
/bulan, diasumsikan dapat bekerja menjadi
Konservasi lingkungan 0.082 3 0.245
pegawai di ecopark misalnya sebagai
pemelihara tanaman, potensi kenaikan Perbaikan ekonomian 0.102 3 0.306
tambahan pendapatan berkisar Rp.1,5 juta Budaya lokal. 0.082 4 0.327
hingga 2juta, maka akan terjadi Munculnya kuliner 0.082 3 0.245
peningkatan pendapatan hingga 100%. Tumbuh kepariwisataan 0.102 4 0.408
Peluang usaha sebagai peningkatan
Sub total peluang 0.714 2.245
ekonomi masyarakat di sekitar Jejangkit
Ecopark, diantaranya: Bebek gowes, 2 Ancaman
Penganyam purun/kerajinan, Penjual hasil Lokasi tergenang 0.102 3 0.306
kerajianan, Pedagang/kios makanan, Potensi Karhutla. 0.102 4 0.408
Penjual ikan, kios ikan kering, dsb Terkikisnya budaya lokal 0.082 4 0.327
Sub total ancaman 0.286 1.041
Konsep pengembangan Jejangkit
Ecopark dengan analisis SWOT Total Nilai EFE 1.000 3.286
Sumber: hasil perhitungan

Berikut nilai faktor internal-eksternal rata- Nilai faktor Internal-eksternal


rata dari expert/professional judgment.
Responden kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
Faktor Pengembangan Peneliti
Bobot 2,485Rating 0,818 2,233Skor 0,633

Faktor dalam/Internal (IFE) BPPB 2.125 1.700 2.838 0.892


1 Kekuatan DPU 2,023 1,250 2,864 1,114
Lahan DKIP
0.080 1,771 1,708 33,2750.240 1,020
Perijinan 0.100
DLHB 1.640 1.560 42.2450.400 1.041
Anggaran 0.100
DLHP 1.863 1.451 32.4570.300 1.130
Sarana-prasarana 0.100
AKD 1,243 0,649 32,7070.300 0,512
Tujuan wisata 0.100
TOTAL 13,15 9,136 418,6190.400 6,342
utama
Sub total kekuatan Rata-rata
0.480 1,878 1,305 2,659
1.640 0,906
Nilai IFAS = 0,573 EFAS = 1,790
Sumber: hasil perhitungan
Peluang (2,659)
Pengembangan dari faktor-faktor SWOT
(0,573;1,790)
Kuadran 1: KEKUATAN (S) KELEMAHAN
Kuadran 3 :
Agresif - Lahan (W)
Pembenahan
IFAS - Perijinan - Akomodasi
- Anggaran - Jalan sempit
Kelemahan-1,305 Kekuatan 1,878 - Sarana- - Kesiapan
prasarana Masyarakat
Kuadran 2 : - Destinasi utama - Parkir jauh
Kuadran 4 :
Mencari terobosan
Bertahan EFAS - Atraksi kurang
- Promosi lemah
Ancaman (-0,906)
PELUANG (O) SO STRATEGI WO STRATEGI
- Kebijakan - Lahan bisa - Membantu
Jenis Strategi dan Kwadrannya pariwisata daerah diperluas masyarakat
Sumber: Adi. 2012 - Kebijakan daerah - Perijinan mudah ekonomi kreatif,
tertinggal, - Anggaran dan usaha kecil.
Hasil perhitungan IFAS dan EFAS konservas untuk -
kegiatan pada Kuadran 1, hal ini i peningkatan Melengkapi
merupakan situasi yang baik, kegiatan - Pariwisata alami. - atraksi,
memiliki peluang dan kekuatan untuk - Konservasi Memperbaiki -
peningkatan dan pengembangan. Strategi - Ekonomian masy. sarana. Memperkuat
yang harus diterapkan dalam kondisi ini - Budaya lokal - promosi
adalah mendukung kebijakan pertumbuhan - Kuliner Menyediakan - Membuat sistem
yang agresif (Growth oriented strategy). - (display) hasil switch transportasi,
Memaksimalkan dukungan (Anggaran) ANCAMAN (T) pertanian,dsb.
Berkembangnya ST STRATEGI -WT Pendampingan
STRATEGI
Pemerintah beberapa hal yang perlu - Daerah yang - Perbaikan secara -
diperbaiki seperti akses jalan-jembatan, tergenang mikro maupun Menyelenggarakan
menanggulangi area tergenang, - Potensi Karhutla. makro lahan event-event
melengkapi sarana, wahana, serta konsep - Terkikisnya nilai - Pengembangan festival layangan,
yang menjadikan Jejangkit Ecopark lebih budaya mempertimbang gowes to Ecopark.
baik dan menarik, adanya dukungan k an kebiasaan
Sumber: hasil penelitian
masyarakat untuk konservasi dan masyarakat
pariwisata alami, membuat Jejangkit
KESIMPULAN
Ecopark memiliki daya pikat lebih bagi
wisatawan.
Pembangunan Jejangkit Ecopark
Potensi yang membantu
meningkatkan kualitas ekologi kawasan
peningkatan yaitu dukungan dari
dan lingkungan sekitar, mengingat lahan
masyarakat karena kegiatan ini memiliki
tersebut merupakan eks-HPS (Hari Pangan
potensi peningkatan ekonomi bagi
Sedunia) dan pemanfaatan lahan tidur,
masyarakat, serta menyelenggarakan
maka kegiatan ini dianggap sebagai sebuah
event-event, seperti yang telah
harapan positif peningkatan nilai
dilaksanakan yaitu festival layangan, selain
lingkungan pada kawasan, dengan
itu dapat juga Gowes to Ecopark, untuk
menambah 7 varietas vegetasi ±300 pohon
mengatasi transportasi yang belum ada dan
menambah keragaman flora, secara
sekaligus sebagai sarana promosi,
otomatis berpotensi menambah juga
mengenalkan Jejangkit Ecopark, sehingga
varietas fauna. Kegiatan ini meningkatkan
kegiatan Jejangkit Ecopark ini bisa maju
aspek sosial masyarakat, tersedianya
berkembang, serta memberikan banyak
penerangan listrik dan peningkatan jalan,
manfaat bagi masyarakat luas.
akan berpotensi mengembangkan daerah
Jejangkit, menjadi sarana untuk Karliansyah. (2020). Pemulihan ekosistem
mempromosikan budaya pertanian lokal, gambut di eks PLG, Provinsi
pemulihan ekosistem merupakan suatu Kalimantan Tengah, untuk
keharusan dalam pengembangan ecopark, mendukung ketahanan pangan (food
ekosistem yang pulih akan memiliki nilai estate) dan pemulihan ekonomi
jasa lingkungan yang lebih besar. Serta nasional (pen) tahun 2020.
meningkatkan ekonomi masyarakat yaitu Direktorat Jenderal Pengendalian
terbukanya peluang kerja/usaha. Pencemaran Dan Kerusakan
Analisis SWOT menggambarkan Lingkungan. KLHK. Jakarta
langkah/fokus kegiatan untuk direview,
dilakukan perbaikan yaitu jalan dan
Khairisa, N.H., Sartohadi. J., Setiawan, M.
jembatan, ataupun peningkatan wahana,
A,. (2021). Analisis karakteristik
dan menambah luasan ecopark, agar
sosial ekonomi petani lahan gambut
Jejangkit Ecopark dapat berkembang serta
di kabupaten barito kuala. JAGAT
memberikan banyak manfaat bagi
(Jurnal Geografi Aplikasi Dan
masyarakat luas.
Teknologi), e-ISSN : 2684-6705,
Vol.5, No.1, 87.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, A.S. (2012). Formulasi Strategi Mubekti. (2010). Evaluasi lahan untuk
Pengembangan Mutu Pendidikan zonasi komoditas ungggulan
Dalam Upaya Peningkatan Daya pertanian kasus kawasan rawa
Saing SMP Negeri 1 Sepatan pasang surut kabupaten batola. J.
Tangerang. Thesis Magister Tek. Ling. Vol11No.3. P 331-339.
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Jakarta
Bisnis, Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
Mulyati, M. Mustika (2020), S. W. A.,
Kajian kebutuhan oksigen terhadap
Anggreany, S., Rohaeni, E.S., (2020).
Ruang Terbuka Hijau Kampus
Strategi penguatan modal sosial
Bangau Universitas Katolik Musi
dalam membangun lumbung padi
Charitas Palembang. Teknik
nasional berkelanjutan di Kalimantan
Industri, Fakultas Sains dan
selatan. Jurnal Informasi Teknologi
Teknologi,Unika Musi Charitas
Pertanian (JITP) Vol 1 No 1,
Palembang. SEBATIK 2621-069X.
2020:34-53 Balai Pengkajian
P408-413. Palembang.
Teknologi Pertanian Kalimantan
Selatan.
Nabiel, Badruddin. (2020), UKL-UPL
Bull, V. (2011). Oxford learner’s pockets Pembangunan Jejangkit Ecopark
dictionary. (edisi ke4). UK, Oxford Kabupaten Barito Kuala.
University Press. Marabahan. Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Barito Kuala.
Chaerunissa, S., F., Yuniningsih, T (2020)
Analisis komponen pengembangan Yudianto, E.F. (2016), Penanganan
pariwisata desa wisata Wonolopo kebutuhan air dan keracunan pirit di
Kota Semarang, Departemen daerah irigasi rawa kecamatan
Administrasi Publik FISIP jejangkit kabupaten barito kuala
Universitas Diponegoro. dengan mempergunakan Model
DuFlow, Program Magister Teknik
Pengairan. Unibraw. Malang.

You might also like