Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 19

PENERAPAN PENGGABUNGAN

TEKNIK BATIK DAN IKAT CELUP

PADA TENUN GEDOG DENGAN

INSPIRASI MOTIF LOKCHAN

KHAS TUBAN
Egy Fitri Rayani, Fajar Ciptandi

Program Sarjana Prodi Kriya Fakultas Industri Kreatif

Universitas Telkom, Bandung

Email: Egyrayani14@gmail.com, fajarciptandi@telkomuniversity.ac.id

ABSTRACT

Batik Gedog Tuban is one of the coastal batiks has a unique decoration from Tuban, East Java. The

ornamental variety often called the Pesisir Batik has a center of batik in East Java that was well-

known by its ancient stroke techniques. Tuban Batik is identical to the surface technique by written

batik who has existed hereditary, Although in Indonesia has many surface techniques also related

by the technique of processing background materials including a resist-dyeing technique that will

rise certain patterns or motifs. The type of resist-dyeing technique used in this attempt is

Jumputan. The jumputan type has shown the tie-dye technique of batik has the same character

with the processing technique surfaced. This attempt has been no application of the tie-dye on
Tuban batik. The dye tie technique which had done by handmade also has advantages of producing

shapes that wouldn’t be the same as each other.

This study aims to create a technique by inserting techniques over Tuban batik with a cross dip

technique including a tie or folding technique that is also integrated with a written batik stamp

technique or applying a typical tuban white batik technique, also does not change the pattern

significantly. The variety inspiration of Tuban Batik has adapted by a touch of novelty in

accordance and a development trend that exists without the batik value needed. In producing

novelty processes or new variations that are more varied and interesting for the world of renewal

traditional batik fabrics needed in Indonesia.

Keywords : Tenun Gedog, Tradisional Tuban Ornamental Variety

PENDAHULUAN Sebutan tenun gedog berasal dari bunyi

alat penenun kainnya, memintal benang,


Kabupaten Tuban merupakan salah satu
menenun, membatik dan pewarnaan
diantara sembilan kabupaten Jawa
dengan bahan alami maupun sintetis
Timur yang masih mempertahankan
yang sudah digunakan sejak zaman
motif batik klasik, atau biasa disebut
dahulu dan ketebalan yang memiliki
batik Gedog Tuban, batik Gedog Tuban
lebih tebal dari kain mori batik katun
merupakan salah satu batik pesisiran
biasa. Batik Tuban memiliki ragam hias
yang mempunyai ragam hias yang khas,
yang sering disebut sebagai ragam asli
yang tidak dapat ditemukan didaerah
batik pesisir yang merupakan sentra
produksi lain (Kusrianto, 2013). Proses
tertua batik di Jawa Timur dan terkenal
pembuatan batik ini sama seperti proses
dengan teknik goresan kunonya
batik tulis, yang membuatnya berbeda
(Nugroho dkk, 2014). Perkembangan
adalah kain yang digunakan yaitu kain
ragam hias yang dimiliki batik Tuban
tenun gedog atau kain tenun ATBM.
berkembang secara beragam dan erat kaitannya dengan pengetahuan

mendapatkan pengaruh dari luar yang mereka terhadap konsep kosmologi dan

merupakan hasil akulturasi tiga budaya estetika menurut Heringa(2010) dalam

yaitu Tiongkok, Jawa- Hindu Ciptandi (2016).

(majapahit), dan Islam.


Batik gedog Tuban dahulu digunakan

Tuban memiliki beberapa teknik batik sebagai sayut dan jarit yaitu kain empat

seperti putihan ataupun irengan, batik persegi yang mengelilingi bagian

putihan merupakan batik yang pinggang serta kain yang disayutkan

didominasi dengan latar berwarna putih kebahu yang melingkar kepinggang

dengan corak motif biru atau hitam, yang biasa digunakan sebagai alat bantu

batik ini dikaitkan dengan untuk menopang barang bawaan oleh

perlambangan sebuah awal kelahiran wanita, penggunaan sayut dan jarit

juga melambangkan manusia dalam sudah menjadi identitas khas yang

keadaan bersih dan suci sedangkan dimiliki dan melekat bagi masyarakat

irengan yaitu batik yang berlatar Tuban. Selain itu juga ada beberapa

berwarna hitam yang sebagian besar kegunaan Batik Tuban yang digunakan

digunakan untuk peristiwa kematian untuk upacara-upacara tradisional

oleh masyarakat Tuban, karena masyarakat Tuban seperti sedekah bumi,

dimaknai sebagai akhir kehidupan, kain pernikahan, pemakaman atau perayaan-

ini juga dianggap sakral sebagai tolak perayaan upacara besar lainnya, juga

bala bagi keselamatan arwah, adapun digunakan sebagai penunjuk status

diantara putihan dan irengan terdapat sosial bagi kelompok masyarakat

warna bangrod yaitu merah dan biron tertentu. Tuban memiliki batik yang

yaitu biru, warna tersebut sangat klasik dan khas, motif yang

melambangkan tentang kesuburan dan dimiliki juga konsisten secara turun-

sebuah kehidupan yang memiliki makna temurun dengan teknik batik tulisnya,
tidak banyak perubahan yang dialami karakter yang sama yaitu surface, dalam

oleh batik Tuban karena perkembangan hal ini belum ada upaya pengaplikasian

inovasi yang lambat diterima oleh celup ikat diatas batik Tuban, dengan

masyarakat Tuban sendiri, namun batik pewarnaan sintetis untuk batik. Teknik

Tuban sendiri berpotensi untuk ikat celup pun memiliki kelebihan dari

mengalami sebuah inovasi, melalui efek warna atau corak yang disengaja

penyisipan teknik baru terhadap teknik maupun tidak disengaja menghasilkan

yang sudah mapan tanpa mengubah bentuk yang tidak akan persis sama

pola kebiasaan masyarakat Tuban secara antara satu dengan yang lainnya, karena

signifikan atau tetap senada dengan dilakukan secara handmade

kebiasaan masyarakat Tuban. (Munawar,2017).

Batik Tuban identik dengan teknik Oleh karena itu dalam hal ini adanya

surface batik tulis yang sudah ada secara potensi sebuah inovasi teknik dengan

turun temurun, disisi lain di Indonesia menyisipkan teknik diatas batik Tuban

juga memiliki banyak teknik surface dengan teknik celup rintang berupa

yaitu pewarnaan maupun teknik teknik ikat atau lipat yang dipadukan

pengolahan latar bahan, salah satunya juga dengan teknik batik cap ataupun

yaitu adalah teknik celup tulis sehingga tidak mengubah pola

rintang,merupakan salahsatu menghias secara signifikan, dengan inspirasi

kain, dimana kain dirintang dengan ragam hias yang dimiliki Batik Tuban

suatu benda atau material sehingga akan serta diadaptasikan dengan sentuhan

menimbulkan corak atau motif tertentu, kebaruan sesuai dengan perkembangan

adapun ragam celup rintang berupa ikat trend yang ada tanpa mengurangi nilai

celup yaitu jumputan, dalam hal ini batik yang dimiliki, sehingga

menunjukan teknik ikat celup dan batik menghasilkan sebuah kebaruan atau

merupakan teknik yang memiliki sebuah inovasi baru yang lebih variatif
dan menarik untuk dunia perbatikan pembuatan Batik tenun gedog Tuban

maupun di dunia kain tradisional yang serta mengamati pengembangan motif

dimiliki di Indonesia. yang khas di Kabupaten Tuban

Kecamatan Kerek.
METODE PENELITIAN

4. Wawancara
Penelitian ini menggunakan metode

kualitatif yang dilakukan dengan Peneliti melakukan wawancara secara

pengumpulan data sebagai berikut: langsung pada Sri Lestari sebagai pelaku

usaha dan pegiat kain tenun gedog, dan


1. Studi Pustaka
Darminto sebagai pengamat dan
Pencarian dan pengumpulan data pada
kolektor batik Tuban.
tugas akhir ini berupa buku referensi,
BATASAN MASALAH
artikel, jurnal, dan karya tulis hasil dari

penelitian sebelumnya. Batasan masalah yang diangkat adalah

teknik yang digunakan berupa teknik


2. Ekplorasi
batik dan celup ikat, Material yang
Eksplorasi dilakukan untuk
dipakai adalah kain tenun gedog dari
mendapatkan hasil yang inovatif dan
Tuban, dan Inspirasi motif yang
variatif pada tenun gedog sebagai bahan
digunakan adalah ragam hias yang
utama batik Tuban dengan cara
dimiliki batik Tuban yaitu motif batik
memahami terlebih dahulu karakteristik
Lokchan.
dari material tenun gedog tersebut
STUDI PUSTAKA
dengan melakukan beberapa teknik

surface yaitu teknik ikat celup dan batik. Batik Gedog Tuban

3. Observasi Tuban merupakan sentra batik tertua di

Jawa Timur dan terkenal dengan teknik


Dilakukan dengan menyurvei dan
goresan batik kunonya, batik Tuban
mengamati secara langsung proses
merupakan salah satu batik pesisiran Melambangkan kepolosan dan

yang mempunyai ragam hias yang khas, kemurnian menurut Karsam (2014)

yang tidak dapat ditemukan didaerah dalam Ciptandi (2010), dianggap kain

produksi lain (Kusrianto, 2013). Menurut sakral, melindungi segala sesuatunya

Heringa (2010) dalam Ciptandi (2010), serta dijadikan lambang tolak bala.

menyebutkan bahwa bahwa tekstil yang Putihan dari kata mutih, yaitu

berkembang di Kerek memiliki mensucikan dan memurnikan diri dari

hubungan erat dengan apa yang disebut segala dosa dan noda. Latar belakang

"Siklus Hidup" masyarakat. Konsep ini, kain putih dengan motif biru atau hitam.

seperti diketahui juga oleh beberapa


b. Irengan
bagian masyarakat tradisional di

Indonesia adalah kosmologis. Terlihat

dari karakteristiknya bahwa adanya

hubungan dengan masyarakat Tuban

terkait artefak budaya yang mewakili

nilai dan makna budaya melalui

visualisasi yang ditunjukan. Berikut Gambar 2 Batik Irengan Tuban

adalah jenis batik gedog Tuban: (Sumber: kerisnews.com, 2017)

Simbol akhir dan biasanya dipakai


a. Putihan
sebagai penutup tubuh seseorang yang

telah meninggal sebagai perlindungan

bagi arwah atau hal-hal buruk menurut

Karsam (2016: 39) dalam Ciptandi (2016),

Memiliki motif gelap dalam latar

belakang kain berwarna hitam.

Gambar 1 Batik Putihan Tuban


c. Bangrod
(Sumber: Picbear/Wastratuban, 2018)
(Sumber: Gramho.com, 2020)

Menurut Heringa (2010) dalam Ciptandi

(2016) kain ini digunakan sebagai syarat

sasrahan dari mempelai pria ke

pengantin, sebagai lambang langkah

awal sebelum wanita akhirnya bersatu


Gambar 3 Batik Bangrod Tuban
sebagai bagian dari keluarga pria.
(Sumber: Picbear/Wastratuban, 2018)

Kain bangrod yaitu kain berlatar putih e. Pipitan


dengan corak warna merah, kata

bangrod berasal dari diabang (berwarna

merah) dan dilorod (direbus untuk

menghilangkan lilin). Menurut Lestari

(2019), biasanya kain ini dipakai oleh

anak gadis, dan menghubungkannya


Gambar 5 Batik Pipitan Tuban
dengan darah menstruasi.
(Sumber: Gramho.com, 2020)
Melambangkan kesuburan dan
Kain pipitan adalah kain yang berlatar
produktivitas (Karsam, 2014) dalam
putih dan memiliki alas remekan dengan
(Ciptandi, 2016).
corak bertata warna merah atau biru.
d. Biron
Kain ini juga biasanya dikenakan oleh

wanita yang memiliki anak muda.

Menurut heringa (2010) dalam Ciptandi

(2016) kata pipitan berartikan

kebersamaan, kedekatan. Di Jawa

memiliki berarti kebersamaan dan

kedekatan suami-istri dan anak-anak.


Gambar 4 Batik Biron Tuban Batik Tuban digunakan untuk menutupi
tubuh dengan cara dijaritkan atau tersebut sebagai kain Sayut. Kecamatan

dililitkan pada bagian tubuh, sehingga Kerek terbiasa membuat kain untuk

sampai saat ini istilah kain tersebut mereka gunakan sendiri dan hanya

dikenal masyarakat dengan nama kain berputar di lingkungan internal mereka

Jarit (Ciptandi, 2016). Jarit yaitu Ciptandi (2010).

merupakan kain yang berbentuk empat


Fungsi kain sebagai benda pakai
persegi panjang yang dililitkan
sandang bagi masyarakat Kerek secara
mengelilingi pinggang, panjangnya
umum digunakan sebagai bahan bakal
hingga pergelangan kaki, dengan lebar
busana, baik yang dijahit menjadi
beragam antara 100 cm hingga 110 cm,
pakaian, disayutkan (kain sayut)
sedangkan panjangnya kira-kira
ataupun dijaritkan (kain jarit). Dalam
mencapai 250 cm. Jarit biasa dikenakan
pemakaian kain jarit dan sayut memiliki
oleh wanita, dengan cara dililitkan ke
tata cara pakai yang khas. Wanita
bagian badan mulai dari arah kiri ke
berbusana sayut dan jarit sangat akrab
kanan, biasanya ditambah dengan
terlihat di pasar-pasar tradisional juga
lipatan-lipatan dibagian depannya
ladang. Bagi masyarakat Tuban, ini
menurut Biranul Annas (2013) dalam
merupakan busana sehari-hari yang
Ciptandi (2016) .
mereka gunakan untuk ke pasar dan

Perkembangan batik Tuban selain berladang.

menjadi jarit, batik Tuban juga memilik


Penggunaan kain Sayut dan Jarit ini
fungsi lainnya yaitu sebuah kain yang
secara khusus telah menciptakan
biasa disayutkan pada bahu lalu
identitas yang khas yang melekat bagi
melingkar ke pinggang yang biasa
kelompok masyarakat Tuban. Melalui
mereka gunakan juga sebagai alat bantu
fungsinya dan tata cara penggunaannya
untuk menopang barang bawaan.
tersebut yang telah dilakukan secara
Berkembanglah istilah untuk tekstil
turun temurun dan diikuti oleh hampir
sebagian besar masyarakat, dan mampu Gambar 7 Motif Guci Babar

menciptakan sebuah tradisi penggunaan (Sumber: Inventory on Motif of Traditional


Batik Tulis Gedhog of Kerek Community,
kain yang telah mapan bagi masyarakat Tuban Sub District, East Java, 2016)
Tuban sendiri menurut Heringa Kain ini termasuk jenis yang
(2010:14) dalam Ciptandi (2016). dikategorikan sebagai bangrod. Warna

Macam- macam motif Batik Gedog merah pada kain memiliki makna yang

Tuban dalam dibandingkan dengan motif lung

tluki (sejenis dari tanaman, juga bisa


1. Lokchan
dikategorikan sebagai kapas), kain ini

biasa digunakan untuk anak perempuan

siap menikah (Ciptandi, 2016).

3. Srigunting

Gambar 6 Motif Lokchan

(Sumber:www.nurrochma.com , 2015)

Motif utama yang menampilkan burung

hong dan motif tambahan berupa

rangkaian daun dan bunga (Kusrianto, Gambar 8 Motif Srigunting

2013). Motif ini mendapat pengaruh kuat (Sumber: Inventory on Motif of Traditional
Batik Tulis Gedhog of Kerek Community,
dari Cina dalam bentuk phoenix serta Tuban Sub District, East Java, 2016)

bunga kapas (Ciptandi, 2016). Motif srigunting adalah jenis burung

yang ada selalu di pesawahan. Warnaini


2. Guci Babar
merupakan warna sayut, biasa

disesuaikan menurut klasifikasi umur,

mulai dari merah untuk wanita termuda

dan warna gelap untuk wanita yang

lebih tua (Ciptandi, 2016).


4. Ganggeng sampai sekarang. Motif batik tradisional

khas Tuban mempresentasikan bentuk

ekspresi masyarakat tradisional dalam

menafsirkan nilai dan makna yang

menjadi dasar filosofi hidup mereka.


Gambar 9 Motif Ganggeng
Peninggalan tradisional Tuban
(Sumber: Inventory on Motif of Traditional
Batik Tulis Gedhog of Kerek Community, dihasilkan dari penyesuaian
Tuban Sub District, East Java, 2016)
berdasarkan perubahan kondisi pakaian
Ganggeng adalah ganggang laut yang tradisional Tuban juga memiliki
bergerak. Motif ini dibuat dalam warna beberapa jenis batik yang khas.
berbeda sesuai kebutuhan, seperti merah
Menurut ciptandi (2018) jenis batik yang
untuk wanita muda dalam masa subur
dimiliki oleh kota tuban yaitu putihan,
dan siap untuk mendapatkan menikah,
irengan, bangrod ataupun biron
biru dan merah adalah untuk wanita
memiliki arti khusus yaitu batik putihan
yang melahirkan, ungu hampir hitam
didominasi dengan warna putih, sesuai
untuk wanita tua, dan hitam untuk
dengan pengetahuan masyarakat Tuban
menutupi seseorang tubuh yang telah
orang yang merupakan simbol awal
meninggal dunia (Ciptandi, 2016).
kelahiran di mana manusia dilahirkan
Perkembangan Motif Batik Gedog dalam keadaan bersih dan suci. Begitu
Tuban pun hal-hal dengan batik irengan yang

Motif tradisional tuban dikenal dengan didominasi warna hitam warna, hal ini

ragamnya yang khas, asal usul sejarah berkorelasi dengan pemahaman mereka

dari motif batik tersebut didapatkan itu sedangkan kematian dan kehidupan

menurut para pembuat batik dari para akhir diwakili dalam nuansa warna

sesepuh pengrajin batik di Kerek Tuban gelap dan tebal. Kemudian antara

secara tradisi lisan yang masih bertahan putihan dan irengan ditemukan merah
atau bangrod dan biru atau biron yang melainkan adanya pengembangan motif

diyakini oleh Kerek masyarakat sebagai batik Tuban yang beragam oleh para

warna yang melambangkan kesuburan pengrajin Batik Gedog Tuban (Lestari,

dan kehidupan.(Ciptandi, 2018). 2020). Pengrajin yang juga masyrakat di

Kerek kabupaten Tuban tidak menutup


Para pengrajin menggunakan teknik
kemungkinan untuk terbuka dengan
batik tulis dengan menggunakan canting
masuknya perubahan zaman atau masa
dan motif yang dibuat sangat khas
yang semakin modern (Rukayah, 2020),
sudah turun temurun dilakukan sejak
hanya saja masih lambatnya informasi
dahulu, dalam motif tersebut adanya
ataupun isu modern yang diterima atau
motif bunga kapas atau biasa disebut
didapatkan oleh masyarakat Kerek di
kembang kapas yang selalu ada dalam
kabupaten Tuban itu sendiri, dalam
batik Tuban baik yang klasik ataupun
proses pembuatan batik dan
yang sudah melalui pengembangan
menenunpun masih manual dalam
motif kembang kapas tersebut
mengerjakannya.
terinspirasi dari daerah kerek tersebut

yang menghasilkan kapas yang

digunakan sebagai bahan dasar dalam


Tenun Gedog Tuban
pembuatan kain tenun gedog sebelum
Kabupaten Tuban di Jawa Timur
melalui proses pembatikan, karena
merupakan sebuah kawasan dengan
sampai sekarangpun pembuatan batik
karakteristik masyarakat peladang dan
ataupun tenun Gedog masih menjadi
memiliki tradisi membuat kain dengan
salah satu mata pencaharian para
teknik tenun tradisional gedhog
masyarakat kerek kabupaten Tuban
(Ciptandi, 2016). Tuban memiliki seni
(Lestari, 2020).
khas yaitu batik buatan tangan
Seiring berjalannya waktu, hingga saat
tradisional yang dibuat di anyaman
ini belum ada motif baru yang tercipta
gedog, yang kemudian dikenal sebagai
batik gedog Tuban. (Wardani et al:1). selanjutnya teknik ikat mulai terlihat

Istilah gedog muncul dari suara yang karena adanya penguatan terhapat

terdengar dalam proses pembuatan kain pengikatannya juga penentuan posisi

tenun. ataupun komposisi batik yang tepat.

Pada eksplorasi dilakukan penyatuan


Ikat Celup
teknik batik putihan khas Tuban dengan
Teknik ikat celup dalam bahasa Afrika
teknik celup rintang berupa ikat.
adalah adire, dalam bahasa India disebut

bandhana, dan dalam bahasa Jepang


Tabel 1 Eksplorasi Celup Rintang Pada Kain
adalah shibori. Istilah tersebut sudah Tenun Gedog
digunakan selama berabad-abad untuk No Hasil Eksplorasi Teknik
membuat desain pada kain. Ikat celup 1 Celup Rintng
merupakan salah satu teknik kerajinan ( Lipat)

tekstil yang menghasilkan motif di atas

permukaan kain dengan jalan menutup

bagian yang tidak dikehendaki terkena


2 Celup Rintang
warna, menurut Sari (2013:55) dalam
( Lipat & Ikat)
Muamalah (2017).

HASIL DAN ANALISIS

Pada perancangan ini peneliti (Sumber: Dokumen Pribadi, 2020)

melakukan beberapa ekspolrasi yang

diawali dengan penerapan teknik celup

rintang pada tenun gedog Tuban,

eksplorasi selanjutnya dilakukan

penerapan penyatuan teknik celup

rintang dengan teknik batik, lalu


Tabel 2 Eksplorasi Ikat Celup dan Batik Eksplorasi lanjutan pada penelitian ini
Pada Kain Tenun Gedog Tuban
yaitu penentuan komposisi motif yang
No Hasil Teknik
akan diterapkan pada tenun gedog
Eksplorasi
dengan teknik batik putihan serta
1  Celup
disisipkanya teknik celup rintang
Rintang
terhadap kain tenun gedog khas Tuban.
( Ikat)
 Batik Cap Eksplorasi lanjutan dilakukan dengan

beberapa tahapan, diantaranya:


2  Celup Rintang
1. Membuat Stilasi Motif Lokchan
( Ikat)
 Batik Tulis

(Sumber: Dokumen Pribadi, 2020)

Tabel 3 Eksplorasi Ikat Celup dan Batik


2. Eksplorasi pengembangan komposisi
Pada Kain Tenun Gedog Tuban
motif batik Lokchan
no Hasil Eksplorasi Teknik

1  Celup Tabel 4 Eksplorasi Ikat Celup dan Batik


Pada Kain Tenun Gedog Tuban
Rintang
( Ikat) no Hasil Eksplorasi

 Batik Tulis 1
Putihan

2  Celup
Rintang
( Ikat)
 Batik Tulis
Putihan
2 pewarnaan tahap dua denga

menggunakan pewarna sintets (naphtol)

berwarna biru, lalu langkah terakgir

dilakukan pelorodan menggunakan

soda ash. Berikut merupakan hasil

3 eksekusi penerapan teknik batik pada

tenun gedog Tuban dengan menyisipkan

teknik celup rintang dengan inspirasi

motif tradisional Tuban:

selanjutnya dilakukan eksekusi pada

tenun gedog dengan teknik batik putihan

dan ikay celup, berawal dari tahap

pencantingan serta penutupan latar

motif karena pada tahap ini

menggunaka teknik batik putihan yang


Gambar 10 hasil kain Akhir Motif 1
mana latarnya yang berwarna putih
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2020)
pada tenun gedog tuban, lalu

pencelupan pewarnaan tahap pertama

dengan warna oranye, selanjutnyan

dilakukan teknik celup rintang berupa

ikat dengan menggunaka karet ke

beberapa bahian kain yang berpotensi

menghasilkan efek pengikatan yang

maksimal, selanjutnya dilakukan Gambar 11 hasil kain Akhir Motif 2

(Sumber: Dokumen Pribadi, 2020)


perancanganan ini mahasiswa

menggunakan keseluruhan produknya

kain tenun gedog yang sudah melalui

proses batik dan celup rintang serta

tenun gedog yang polos untuk bagian

dalam tasnya.

Gambar 12 hasil kain Akhir Motif 3

(Sumber: Dokumen Pribadi, 2020)

Perancangan pada penelitian ini Gambar 13 Moodboard


Mahasiswa membuat produk fesyen (Sumber: Dokumen Pribadi, 2020)
menggunakan kain tenun gedog Tuban

yang dibatik menggunakan teknik moodboard ini memiliki nuansa


putihan khas Tuban serta adanya berwarna orange atau jingga yang
penyisipan teknik celup rintang berupa memiliki arti kehangatan, juga
ikat celup atau biasa disebut jumputan warna biru tua yang
dalam proses pewarnaan kain tersebut, menambahkan kesan ketenangan.
produk fesyen yang dimaksud adalah Proses pembuatan moodboard ini
berupa tas. Tema dalam perancangan ini terinspirasi dari beberapa
adalah “ Sunny Warmth” yang komposisi motif ragam hias batik
berartikan kehangatan Cahaya matahari, gedog Tuban, yaitu motif Lokchan
pada perancangan ini mahasiswa yang menampilkan motif
membuat beberapa produk fashion yaitu tambahan berupa rangkaian daun
tas dengan berbagai jenis, yaitu berupa dan bunga. Bunga ataupun
bucket bag, hand bag dan tote bag dalam kembang kapas biasa dijadikan
motif pada beberapa

pengembangan motif gedog Tuban

yang hingga saat ini masih

dikembangkan oleh para pengrajin

batik di Tuban, motif tersebut

merupakan motif identik yang


Gambar 15 Sketsa Tas 2
dimiliki oleh batik Tuban. Setelah
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2020)
melakukan beberapa tahap

eksplorasi selanjutnya dilakukan


PRODUK AKHIR
pembuatan sketsa produk fashion

berupa tas.

Gambar 14 Sketsa Tas 1

(Sumber: Dokumen Pribadi, 2020)


Gambar 16 Visualisasi Tas 1

(Sumber: Dokumen Pribadi, 2020)

Gambar 15 Sketsa Tas 2


Gambar 17 Visualisasi Tas 2
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2020)
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2020)
selanjutnya dilakukan penyatuan teknik

celup rintang dengan teknik batik,

dilakukan juga beberapa kali pewarnaan

serta pengikatan terhadap kain tenun

gedog, hasil yang ditampilkan pada awal

ekperiman teknik ikat yang digunakan

masih tidak terlihat karena adanya teknik


Gambar 18 Visualisasi Tas 3
pembatikan, lalu selanjutnya teknik ikat
(Sumber: Dokumen Pribadi, 2020)
mulai terlihat karena adanya penguatan

terhapat pengikatannya juga penentuan


KESIMPULAN
posisi ataupun komposisi batik yang tepat
Berdasarkan penelitian yang sudah
sehingga dapat menampilkan efek dari
dilakukan dengan judul “Penerapan
celup rintang dan teknik batik bersamaan.
Teknik Batik dengan Menyisipkan Celup
Lalu dilakukan eksperimen selanjutnya
Rintang Pada Tenun Gedog Dengan
dengan melakukan penggabungan teknik
Inspirasi Ragam Hias Tradisional Tuban”
batik putihan khas tuban dan ikat celup
dengan kesimpulan:
terhadap kain tenun gedog, eksplorasi
1. Telah mampu menciptakan
yang dihasilkan setelah melakukan
inovasi untuk kain tradisional berupa
banyak eksperimen, pada akhirnya proses
penggabungan dua teknik yaitu batik dan
ini menghasilkan warna motif yang
celup rintang, melaui beberapa
berwarna serta adanya efek dari teknik
eksperimen Eksperimen awal dilakukan
celup rintangnya berupa ikat didalam
dengan beberapa proses celup rintang
komposisi motif tersebut dengan latar
terhadap tenun gedog, pada eksperimen
yang berwarna asli dari kain tenun gedog
tersebut menunjukan bahwa hasil celup
tersebut karena efek dari proses batik
ikat (jumputan) lebih terlihat efeknya
putihan tersebut.
pada tenun gedog. Eksperimen
2. Telah mampu mengembangkan Technology and Entrepreneurship,

teknik batik Tuban, melalui penyisipan July 10-11, 2019, Bandung, Indonesia

teknik baru terhadap teknik yang sudah (p. 302). Routledge.

ada yaitu teknik ikat celup terhadap batik


Ciptandi, F., Sachari, A., & Haldani, A.
putihan, tanpa mengubah kebiasaan
(2016). Fungsi dan Nilai pada Kain
masyarakat Tuban dalam membatik
Batik Tulis Gedhog Khas Masyarakat
secara signifikan. Malalui proses
di Kecamatan Kerek, Kabupaten
penggabungan dua teknik tersebut
Tuban, Jawa Timur. Panggung, 26(3).
dilakukan juga pengembangan motif
Ciptandi, F. (2019). The Innovation of
dengan inspirasi motif tradisional tuban
Tuban’s Traditional Cloth through
yaitu batik Tuban motif Lokchan yang
The Involvement of Fashion
dialakukan stilasi terhadap komposisi
Designer’s Role. In 5th Bandung
motif tersebut, lalu dilakukan
Creative Movement International
pengembangan motif, motif tersebut
Conference on Creative Industries
siaplikasikan pada kain tenun gedog
2018. Atlantis Press.
Tuban melalui proses pengagabungan

teknik celup rintang berupa ikat celup Ciptandi, F. (2018). Transformasi Desain

dengan teknik bati putihan, dan hasil kain Struktur Tenun Gedog dan Ragam

tersebut dijadikan sebuah produk fashion Hias Batik Tradisional Khas Tuban

berupa tas. Melalui Eksperimen Karakteristik

Visual. Disertasi Program Doktor,


DAFTAR PUSTAKA
Institut Teknologi Bandung.
Ciptandi, F. (2020). Innovation of motif
Fajar, C., & Agus, S. (2018). “Mancapat”
design for traditional batik craftsmen.
Concept on Traditional Cloth
In Understanding Digital Industry:
Cosmology of Tuban Community,
Proceedings of the Conference on

Managing Digital Industry,


East Java, Indonesia. Advanced Nugroho, Fianto, Hidayat. 2014.

Science Letters, 24(4), 2243-2246. Perancangan Buku Ilustrasi Batik

Tuban Sebagai Upaya Pelestarian


Ciptandi, F., & Sachari, A. (2018). The
Nilai- Nilai Budaya.3(1):2
Face of Traditional Cloth Tradition of

Tuban Society, East Java, Indonesia. Wulandari. 2011. Batik Nusantara. C.V

Fashion, Industry and Education, Andi Yogyakarta.

16(1), 56-69.

Dahliani. 2008. Studi Penerapan Prinsip-

Prinsip Desain Pada Mesjid Noor

Banjarmasin. Info Teknik , 9(1), 47

Kusrianto, Adi. 2013. BATIK (Filosofi,

Motif & Kegunaan). C.V Andi Ofset.

Leona, P. 2019. Perancangan Tas

Detachablebrand Leone Melalui Konsep

Personal Identification Saebagai Gaya

Hidup Perempuan Metropolitan. Moda,

1(1),2-4.

Nuraziza, H., & Ciptandi, F. 2018.

Perancangan Produk Busana Ready-to-

wear Dengan Menggunakan Kain Tenun

Gedog Tuban Dan Kintsugi Sebagai

Inspirasi. eProceedings of Art &

Design, 5(3).

You might also like