Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No.

2, Juli 2020
ISSN 2614-4719

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN DINI


OSTEOPOROSIS WANITA USIA 45-60 TAHUN

Melva Manurung, Dosmaida Nababan, Pretty Situmorang


STIKes Arjuna Prodi D3 Keperawatan
Email: melva_manroe84@yahoo.com; fretysitumorang@gmai.com

ABSTRACT

International Osteoporosis Foundation (IOF) revealed that 1 in 4 women in Indonesia


with an age of 50-80 years have a risk of osteoporosis. Loss of the hormone estrogen
after menopause increases risk of developing osteoporosis. This research aims to reveal
the Relationship between Knowledge and Early Prevention of Osteoporosis in Women 45-
60 Years Old in Banua Huta Village, Sigumpar District, Toba Samosir Regency in 2020.
This study used a descriptive approach with a sample of 35 people used total sampling.
This study uses the Spearman correlation test. The results of the study are related to
knowledge with early prevention of osteoporosis Women aged 45-60 years in Banua Huta
Village, both variables with a sig. (2-tailed) value of 0.003 with a very strong relationship
strength r = 0.09. This happens because people's perceptions about the concept of
healthy pain that are not in line even very contrary to the health service provider, the
community consider illness is a state of the body lying in bed and can not do any
activities so prevention efforts are ignored because health problems are not a priority in
life and life and there are still many factors that influence a person to take any action not
just knowledge. Health workers in Puskesmas have the role of providing information in
the form of counseling or health education to elderly women about knowledge and efforts
to prevent early osteoporosis so that the number of osteoporosis does not increase.

Keywords: osteoporosis, knowledge, early prevention

PENDAHULUAN yang sudah lanjut dan rendahnya asupan


Osteoporosis merupakan masalah kalsium. Hal ini dibuktikan dengan
kesehatan fisik yang menjadi perhatian rendahnya konsumsi kalsium rata-rata
dan harus diwaspadai pada wanita yang masyarakat Indonesia sebesar 254 mg
mengalami menopause. Osteoporosis per hari, dan hanya seperempat dari
sering disebut silent epidemic diseases, standar internasional untuk orang
dapat menyerang secara diam-diam, dewasa, yaitu 1000-1200 mg per hari
tanpa menimbulkan tanda-tanda khusus, (Tjahjadi, 2017).
sampai pasien dapat mengalami keadaan Jumlah wanita usia 50 tahun ke atas
patah tulang (Misnadiarly, 2013). diperkirakan meningkat pada saat ini
Penyebab penyakit osteoporosis yaitu dari 500 juta menjadi lebih dari 1 miliar
rendahnya kandungan hormon estrogen pada 2030, sedangkan wanita
pada wanita, dan kurangnya aktivitas premenopause sebanyak 342 juta. Setiap
fisik, kurang terkena sinar matahari, tahun sekitar 25 juta wanita di seluruh
kekurangan konsumsi vitamin D, usia dunia diperkirakan mengalami

62
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719

menopause. Jumlah wanita yang berusia Penanganan osteoporosis dianggap


tua diperkirakan tahun 2025 di Asia sulit dan memerlukan praktik
akan melonjak dari 107 juta ke 373 juta. pencegahan melalui gaya hidup yang
Risiko osteoporosis pada wanita menjadi sehat (Hardayati, 2013). Trend gaya
4 kali lebih tinggi di Indonesia dan hidup yang dimaksud seperti kebiasaan
osteoporosis menduduki peringkat merokok, keinginan menjaga tubuh tetap
kedua, di bawah penyakit jantung langsing, meminum alkohol, kurang
sebagai masalah kesehatan utama dunia melakukan aktivitas, jarang melakukan
(Sefrina, 2016). kegiatan olahraga, kurang terpapar sinar
Menurut data Internasional matahari, usia makin bertambah, kurang
Osteoporosis Foundation (IOF) lebih mendapatkan asupan kalsium dan
dari 30% wanita diseluruh dunia vitamin D (Stetzer, 2011).
mengalami resiko patah tulang akibat Sejumlah Provinsi dengan resiko
osteoporosis, bahkan mendekati 40%. tertinggi osteoporosis adalah Sumatera
Penderita osteoporosis di Eropa, Jepang, Selatan 27,7%, Jawa Tengah 24,02%,
dan Amerika adalah sebanyak 75 juta DI Yogyakarta 23,5%, Sumatera Utara
penduduk, sedangkan di Cina 84 juta 22,82%, Jawa Timur 21,42%, dan
penduduk, dan penderita osteoporosis di Kalimantan Timur 10,5% (Riskesdas,
seluruh dunia sebanyak 200 juta (Mithal, 2013). Tingginya kejadian osteoprosis
Ebeling, & Kyer, 2013). dapat menimbulkan komplikasi yaitu
Dampak terjadinya osteoporosis telah kejadian patah tulang/fraktur. Insidensi
mencapai tingkat yang patut diwaspadai, fraktur osteoporosis tulang panggul
1 dari 3 wanita dan 1 dari 5 pria di lebih banyak dialami wanita pada
Indonesia terserang osteoporosis atau populasi > 55 tahun dan kasus fraktur
keretakan tulang, yaitu mencapai 19,7% tertinggi terjadi pada kelompok usia 95-
dari populasi di Indonesia. Prevalensi 99 tahun yaitu sebanyak 1680 kasus
kejadian di Indonesia untuk umur fraktur. Sedangkan pada populasi pria,
kurang dari 70 tahun pada wanita paling banyak terjadi pada rentang usia
sebanyak 18-30%. (Riskesdas, 2013). 90-94 tahun dengan jumlah 718 kasus
Kejadian patah tulang (fraktur) akibat fraktur (Kementerian Kesehatan RI,
osteoporosis mencapai 1,7 juta orang di 2015).
seluruh dunia dan diperkirakan angka ini Sekitar 9 juta fraktur timbul pada
akan terus mengalami peningkatan osteoporosis, dengan fraktur tersering
sampai 6,3 juta orang pada tahun 2050 pada tulang pinggul, pergelangan
(Kementerian Kesehatan RI, 2015). tangan, vertebra dan humerus (Noor,

63
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719

2014). Penanganan fraktur akibat METODE


osteoporosis membutuhkan biaya sangat Penelitian ini menggunakan
tinggi di Eropa mencapai 450 triliun pendekatan deskriptif. Penelitian ini
Rupiah sedangkan di Amerika mencapai bertujuan untuk mengetahui hubungan
280 triliun Rupiah (Åkesson et al., pengetahuan dengan upaya pencegahan
2013). dini osteoporosis. Penelitian dilakukan
Peran masyarakat sangat penting pada bulan Januari 2020. Populasi
dalam menangani dan melakukan adalah wanita usia 45-60 Tahun di Desa
pencegahan terhadap penyakit Banua Huta Kecamatan Sigumpar
osteoporosis dengan berusaha Kabupaten Toba Samosir dengan
melakukan perubahan gaya hidup yang menggunakan total sampling, dan
lebih sehat. Rendahnya kesadaran sampel sebanyak 35 orang.
masyarakat dalam dan banyaknya yang Pengumpulan data dilakukan dengan
menganggap osteoporosis hanya akan memberikan kuesioner pengetahuan
terjadi setelah seseorang menjadi tua. sebanyak 15 pernyataan dan kuesioner
Sedangkan pada lansia yang kurang upaya pencegahan sebanyak 10
pengetahuannya tentang penyakit pernyataan. Analisa data menggunakan
osteoporosis tidak mengetahui dampak uji korelasi Spearmen.
dan risiko yang dapat terjadi karena
penyakit tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan studi pendahuluan yang Hasil
telah dilakukan di Desa Banua Huta Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
Kecamatan Sigumpar Kabupaten Toba
Usia
Samosir, didapatkan jumlah wanita Jumlah
No Usia
dengan rentang usia 45-60 tahun f %
1 45-50 12 34,2
sebanyak 142 orang dan hasil 2 51-55 17 48,5
wawancara dengan 35 orang banyak 3 56-60 6 13,3

yang mengalami tanda dan gejala Jumlah 35 100,0

osteoporosis. Berdasarkan data tersebut, Hasil penelitian pada Tabel 1


maka penulis tertarik untuk meneliti menunjukkan dari 35 diketahui 12
hubungan pengetahuan dengan upaya responden (34.2%) berusia diantara 45-
pencegahan dini osteoporosis wanita 50 tahun, 17 responden (48.5%) berusia
usia 45-60 tahun di Desa Banua Huta 51-55 tahun dan 6 responden (13.3%)
Kecamatan Sigumpar Kabupaten Toba berusia 56-60 tahun. Dapat disimpulkan
Samosir´ bahwa sebagian besar responden 17

64
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719

responden (48.5%) adalah ibu berusia Dapat disimpulkan bahwa sebagian


51-56 tahun. besar sebanyak 25 responden (71.4%)
Tabel 2. Distribusi Frekuensi mendapatkan berpengetahuan baik
Responden Berdasarkan
dalam upaya pencegahan dini
Pengetahuan Wanita Usia
45-60 Tahun tentang osteoporosis.
Osteoporosis
Hubungan Pengetahuan Wanita usia
No Pengetahuan Jumlah % 45-60 tahun dengan Upaya
1 Buruk 0 0,0 Pencegahan Dini Osteoporosis
2 Sedang 18 51,4
3 Baik 17 48,6 Tabel 4. Hasil Uji Korelasi
Jumlah 35 100,0 Tot Total
Spear tot Correlation 1.000 .099
Hasil penelitian pada Tabel 2 man's Coefficient
rho
menunjukkan dari 35 responden wanita Sig. (2-tailed) . .003
usia 45-60 tahun didapat 18 responden N 35 35
total Correlation .099 1.000
(51.4%) berpengetahuan sedang tentang Coefficient
Sig. (2-tailed) .003 .
osteoporosis dan 17 responden (48.6%)
N 35 35
berpengetahuan baik tentang
osteoporosis. Berdasarkan Tabel 4 di atas
menunjukkan angka sig.(2-tailed) adalah
Tabel 3. Distribusi Frekuensi 0,003 berarti terdapat hubungan
Responden Berdasarkan
Upaya Pencegahan Dini pengetahuan dengan upaya pencegahan
Osteoporosis Wanita Usia dini osteoporosis wanita usia 45-60
45-60 Tahun
No Pengetahuan Jumlah % tahun, dengan nilai koefisien korelasi r =
1 Buruk 0 0,0 0.099 yang berarti pengetahuan dengan
2 Sedang 10 28,6
3 Baik 25 71,4 upaya pencegahan dini osteoporosis
Jumlah 35 100,0 memiliki hubungan yang sangat kuat
(kekuatan hubungan sangat kuat).
Hasil penelitian pada Tabel 3
menunjukkan dari 35 responden wanita
Pembahasan
usia 45-60 tahun tentang upaya
Tingkat pengetahuan sangat
pencegahan dini osteoporosis wanita
mempengaruhi sikap dan perilaku setiap
usia 45-60 tahun, 10 responden (28,6%)
individu untuk menjaga pola hidup yang
berpengetahuan sedang tentang Upaya
baik dengan memperhatikan pola makan
pencegahan dini osteoporosis dan 25
sehat dan olahraga secara teratur, dan
responden (71,4%) berpengetahuan baik
konsumsi kalsium yang cukup untuk
tentang Upaya pencegahan dini
kebutuhan tubuh. Pengetahuan lansia
osteoporosis.
tentang osteoporosis dapat diperoleh

65
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719

melalui media elektronik, iklan maupun seseorang maka perilakunya pun


penyuluhan, beberapa penelitian semakin baik.
menunjukkan 37.5% diperoleh melalui Berdasarkan hasil penelitian
media elektronik (Hardayati, 2013). menunjukkan tentang upaya pencegahan
Berdasarkan data diperoleh 51.4% dini osteoporosis wanita usia 45-60
berpengetahuan sedang tentang tahun, sebanyak 28.6% berpengetahuan
osteoporosis dan 48.6% berpengetahuan sedang dan 71.4% berpengetahuan baik.
baik tentang osteoporosis. Pengetahuan Penelitian Wardhana, Nugroho, dan
tentang osteoporosis berpengaruh Hapsari, (2012) menyebutkan setiap 1
terhadap angka kejadian osteoporosis. dari 3 wanita usia 50 tahun memiliki
Menurut Kementerian Kesehatan RI, kecenderungan terkena osteoporosis
(2015) pencegahan osteoporosis dapat ataupun terdapat kemungkinan yang
dilakukan dengan meningkatkan terjadi sebanyak 67%. Osteoporosis
pengetahuan terhadap masyarakat hanya dapat dicegah atau ditunda
mengenai faktor risiko dan penyebab kejadiannya, namun bila kurang
osteoporosis. pengetahuan dan pencegahannya tentang
Penelitian Rajaratenam, Martini, dan osteoporosis maka kejadian osteoporosis
Lipoeto (2014) yang dilakukan di cenderung meningkat.
Kelurahan Jati menunjukkan sebagian Hasil penelitian menunjukkan
besar wanita usila memiliki tingkat adanya hubungan pengetahuan dengan
pengetahuan osteoporosis yang baik dan upaya pencegahan dini Osteoporosis
ditemukan tingkat pengetahuan kurang. Wanita usia 45-60 tahun. Penelitian
Peneliti berasumsi pengetahuan lansia sejalan dengan Setiani, Setyaningsih,
baik karena mendapat banyak informasi dan Fungky (2015) sebagian besar
dari berbagai tempat. Menurut wanita pra menopause memiliki tingkat
Notoatmodjo (2012), pengetahuan pengetahuan yang tinggi tentang
merupakan bagian kekayaan mental osteoporosis, mayoritas wanita pra-
yang secara langsung atau tidak menopause memiliki perilaku yang
langsung dapat memperkaya kehidupan kurang aktif dalam pencegahan
seseorang. Setiap pengetahuan memiliki osteoporosis. Penelitian ini mendapatkan
ciri-ciri yang spesifik mengenai apa ada hubungan tingkat pengetahuan
(ontologi), bagaimana (epistologi) dan tentang osteoporosis dengan perilaku
untuk apa (aksiologi). Pengetahuan yang pencegahan osteoporosis pada wanita
dimiliki seseorang mempengaruhi pra-menopause.
perilakunya, semakin baik pengetahuan

66
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719

Sesuai dengan hasil wawancara penyuluhan/pendidikan kepada wanita


dengan beberapa lansia, mereka usia tua tentang pengetahuan dan upaya
menguapayakan agar tidak terkena pencegahan dini osteoporosis agar angka
osteopororosis terlihat dari mereka lansia sehat semakin meningkat.
menjaga jenis makanan, melakukan Mengingat tidak semua sampel
olahraga 2 atau 3 kali seminggu selama melakukan pencegahan osteoporosis
30 menit, peneliti berasumsi tindakan secara aktif, diharapkan masyarakat
pencegahan yang dilakukan oleh lansia dapat secara aktif meningkatkan upaya
terhadap pencegahan osteoporosis baik pencegahan osteoporosis.
karena mereka mengerti tentang
osteopororosis. Lansia menyadari upaya DAFTAR PUSTAKA
mencegah lebih baik dari pada Åkesson, K., Marsh, D., Mitchell, P. J.,
McLellan, A. R., Stenmark, J.,
mengobat dan didukung oleh tenaga
Pierroz, D. D., « Cooper, C. (2013).
kesehatan yang aktif memberikan Capture the Fracture: A best practice
framework and global campaign to
penyuluhan-penyuluhan/pendidikan
break the fragility fracture cycle.
kesehatan. Osteoporosis International.
https://doi.org/10.1007/s00198-013-
2348-z
KESIMPULAN DAN SARAN Hardayati, Y. A. (2013). Faktor-faktor
yang berhubungan dengan perilaku
Hasil penelitian menunjukkan
pencegahan osteoporosis pada
sebanyak 51.4% berpengetahuan sedang wanita premenopause di Komplek
Kartika Sejahtera Blok J RW.06.
dan sebanyak 48.6%, berpengetahuan
Kementerian Kesehatan RI. (2015).
baik tentang osteoporosis. Sebanyak Pusat data dan informasi data dan
kondisi penyakit osteoporosis di
71.4%, melakukan upaya pencegahan
Indonesia. Jakarta: Departemen
dini osteoporosis. Kesehatan.
Misnadiarly. (2013). Osteoporosis:
Terdapat hubungan pengetahuan
Pengenalan, faktor risiko,
dengan upaya pencegahan dini pencegahan, dan pengobatan (1st
ed.). Jakarta Barat: Akademia
Osteoporosis Wanita usia 45-60 tahun
Permata.
dengan nilai sig.(2-tailed) 0,003 berarti Mithal, A., Ebeling, P., & Kyer, C. S.
(2013). The Asia-Pacific Regional
dengan kekuatan hubungan sangat kuat.
Audit: Epidemiology, costs & burden
Saran of osteoporosis in 2013.
International Osteoporosis
Diharapkan kepada pihak pelayanan
Foundation.
keperawatan agar selalu memotivasi https://doi.org/10.1002/yd.20044
Noor, Z. (2014). Buku ajar:
lansia untuk mencegah terjadinya
Osteoporosis patofisiologi dan peran
osteoporosis dan lebih menekankan atom mineral dalam manajemen
terapi. Jakarta: Salemba Medika.
pemberian informasi berupa
Notoatmodjo, S. (2012). Promosi

67
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 3, No. 2, Juli 2020
ISSN 2614-4719

Kesehatan & Ilmu Perilaku. In


Jakarta: Rineka Cipta.
Rajaratenam, S. G., Martini, R. D., &
Lipoeto, N. I. (2014). Hubungan
tingkat pengetahuan dan sikap
dengan tindakan pencegahan
osteoporosis pada wanita usila di
Kelurahan Jati. Jurnal Kesehatan
Andalas.
https://doi.org/10.25077/jka.v3i2.96
Riskesdas. (2013). Riset Kesehatan
Dasar tahun 2013. Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
https://doi.org/10.1517/13543784.7.5
.803
Sefrina, A. (2016). Osteoporosis the
silent disease (Maya, ed.).
Yogyakarta: Rapha Publishing.
Setiani, D. Y., Setyaningsih, R., &
Fungky, W. Y. (2015). Hubungan
tingkat pengetahuan osteoporosis
dengan perilaku pencegahan
osteoporosis pada wanita pre
menopause di Kelurahan Tipes
Surakarta. Kosalaß: Jurnal Ilmu
Kesehatan.
https://doi.org/10.37831/jik.v3i2.75
Stetzer, E. S. (2011). Identifying risk
factors for osteoporosis in young
women. The Internet Journal of
Allied Health Sciences and Practice.
Tjahjadi, V. (2017). Mengenal
mencegah, mengatasi silent killer
osteoporosis. Yogyakarta: Romawi
Press.
Wardhana, W., Nugroho, H., & Hapsari,
R. (2012). Faktor ± faktor risiko
osteoporosis pada pasien dengan usia
di atas 50 tahun. Jurnal Kedokteran
Diponegoro.

68

You might also like