Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat Pada Kawasan Hutan Produksi Desa Malonas Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala Sajria, Bau Toknok, Rukmi

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287

Volume 7. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373


Maret 2019
KEANEKARAGAMAN JENIS TUMBUHAN OBAT PADA KAWASAN HUTAN
PRODUKSI DESA MALONAS KECAMATAN DAMPELAS KABUPATEN
DONGGALA

Sajria1), Bau Toknok2), Rukmi3)


Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako
Jl. Soekarno Hatta Km.9 Palu, Sulawesi Tengah 94118
1) Mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako
Korespondensi : sajria142@gmail.com
2) Staf Pengajar Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako

Abstract
Medicinal plants are medicinal plants that can relieve pain, increase endurance, prevent and cure
diseases. The use of natural materials as traditional medicine in Indonesia has been carried out
by our ancestors since centuries ago until now still exists, especially in the village of Malonas,
Dampelas District, Donggala Regency, Central Sulawesi Province. The purpose of this study
was to determine the diversity of medicinal plants in the Production Forest area of Malonas
Village, Dampelas District, Donggala Regency. This research was carried out in the production
forest of Malonas Village, Dampelas Subdistrict, Donggala Regency, which was held for 2
months, from July to August 2018. This study used a single plot method which was purposively
placed based on the location of medicinal plants. The minimum sample plot area used is
determined by the area species curve. The results of the research conducted show that the
number of seedlings and understorey medicinal plants that can grow in this area is greater,
because the growth rate of the lower plants has a high diversity and species richness index
influenced by the topography of the slope-sloping research site and at least cover from canopy
at the level of growth of poles and trees. It can be seen from the results of calculation of tree
level diversity index (H ') (0.69), pole level (0.61), stake level (0.63), seedling level and
understorey (1.33). So the diversity of medicinal plants according to growth rates is generally
classified as low.
Keywords: Malonas Village Production Forest, Medicinal Diversity

PENDAHULUAN Tumbuhan obat merupakan tumbuhan


berkhasiat obat yang dapat menghilangkan
Latar Belakang rasa sakit, meningkatkan daya tahan tubuh,
Hutan mempunyai peran penting dalam membunuh bibit penyakit. Tumbuhan obat
menunjang kelangsungan kehidupan mahluk juga mempunyai peran yang sangat penting
hidup, khususnya umat manusia. Seperti terutama bagi masyarakat di daerah
yang telah kita ketahui. Hutan juga pedesaan yang fasilitas kesehatannya masih
merupakan sumber daya alam yang dapat sangat terbatas. Penggunaan bahan alam
dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia sebagai obat tradisional di Indonesia telah
karena dapat memberikan sumbangan hasil dilakukan oleh nenek moyang kita sejak
alam yang cukup besar bagi negara berabad-abad yang lalu (Sari 2006).
(Suryono, 2013). Selain itu, hutan dapat Keanekaragaman jenis tumbuhan
dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan adalah bervariasinya tingkat genetik pada
sebagai sumber pemenuhan kebutuhan berbagai jenis tumbuhan dalam suatu area
hidupnya salah satunya hasil hutan non kayu keberadaan tanaman di dalam suatu
yang diperoleh dari hutan yaitu Tumbuhan ekosistem memilki pengaruh besar terhadap
Obat yang mana masyarakat Indonesia ketersediaan oksigen bagi makhluk hidup di
sudah mengenal obat dari jaman dahulu, bumi. Keanekargaman tumbuhan pada suatu
khususnya obat yang berasal dari tumbuh- ekosistem memberikan keunikan bagi
tumbuhan. ekosistem tersebut. Selain fungsi secara
fisiologis, beberapa jenis tumbuhan telah

17
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 7. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2019

diidentifikasi sebagai jenis tumbuhan yang Produksi Desa Malonas Kecamatan


dapat dimanfaatkan sebagai bahan pangan, Dampelas Kabupaten Donggala.
tumbuhan obat, dan sebagai sumber energy Kegunaan dari penelitian ini agar dapat
alternatif (Fathurrahman, 2015) dijadikan sebagai bahan informasi bagi
Desa Malonas Kecamatan Dampelas masyarakat disekitar hutan dan
Kabupaten Donggala, merupakan salah satu meningkatkan pengetahuan mahasiswa
desa yang berada di sekitar kawasan hutan mengenai Keanekaragaman Jenis Tumbuhan
produksi dimana penduduk Desa Malonas Obat Pada Kawasan Hutan Produksi Desa
mayoritas bermata pencarian sebagai petani Malonas Kecamatan Dampelas Kabupaten
yang masih mengandalkan tumbuhan obat Donggala.
sebagai solusi bagi kesehatan. Obat
tradisional pada saat ini banyak digunakan MATERI DAN METODE PENELITIAN
karena menurut beberapa penelitian tidak
terlalu menyebabkan efek samping karena Waktu dan Tempat
masih bisa dicerna oleh tubuh. Penelitian ini dilaksanakan di hutan
KPH Dampelas- Tinombo yang produksi Desa Malonas Kecamatan
merupakan luas wilayahnya seluruh atau Dampelas Kabupaten Donggala, yang
sebagian besar terdiri dari kawasan hutan dilaksanakan selama 2 bulan yakni dari
produksi salah satu hutan produksi yang bulan Agustus sampai dengan bulan
tepatnya berada di Desa Malonas. Hutan September 2018.
produksi ini memiliki potensi hutan yang Alat dan Bahan
dimanfaatkan masyarakat Dampelas baik Bahan yang digunakan dalam penelitian
dari hasil hutan berupa kayunya maupun non ini yaitu: tumbuhan obat, tally sheet, kertas
kayu yang memiliki potensi yang cukup baik koran bekas, spritus, label gantung, kantung
dikalangan masyarakat yaitu tumbuhan plastik, tali raffia.
berkhasiat obat. Alat yang akan digunakan dalam
Walaupun demikian, karena penelitian ini, yaitu: kamera, gps, meteran
keterbatasan informasi yang ada mengenai gunting stek, parang, alat tulis-menulis,
keanekaragaman jenis tumbuhan obat di kalkulator, Buku Ensiklopedia tanaman obat
Desa Malonas masih sangat kurang, Indonesia oleh Dr. Setiawan Dalimartha
sehingga pemanfaatanya dikalangan (2008), buku Tumbuhan Obat Taman
masyarakat belum terealisasi secara Nasional Gunung Halimun, Jawa Barat,
maksimal. Dengan demikian, menyadari Indonesia (Harada. dkk, 2006) dan buku
pentingnya pengetahuan tentang Tumbuhan Obat Pulau Wawonii Sulawesi
keanekaragaman jenis tumbuhan obat Tenggara (Rahayu. dkk, 2004).
khususnya di Desa Malonas maka dari itu
peneliti tertarik untuk mengambil penelitian Metode Penelitian
dengan judul “Kanekaragaman Jenis Penelitian ini dilakukan dengan
Tumbuhan Pada Kawasan Hutan Produksi menggunakan metode petak tunggal yang
Desa Malonas Kecamatan Dampelas diletakkan secara sengaja ( purposive
Kabupaten Donggala” sampling) bedasarkan lokasi ditemukan
Rumusan Masalah tumbuhan obat. Luas minimum petak contoh
Berdasarkan penjelasan di atas maka yang digunakan ditentukan dengan kurva
permasalahan dalam penelitian ini: spesies area.
bagaimana keanekaragaman jenis tumbuhan Setelah itu melakukan pengamatan
obat pada kawasan Hutan Produksi Desa tumbuhan obat baik nama maupun jumlah
Malonas Kecamatan Dampelas Kabupaten individu dari suatu jenis tumbuhan obat.
Donggala? Untuk pengambilan data pemanfaatan
Tujuan Dan Kegunaan tumbuhan obat diperoleh melalui wawancara
Penelitian ini bertujuan untuk dengan pemandu lapangan yang memiliki
mengetahui keanekaragaman jenis tumbuhan keahlian dalam pemanfaatan tumbuhan obat
obat yang berada di Kawasan Hutan (Pak Galib).
Pengumpulan Data

18
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 7. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2019

Pengumpulan data dilakukan dengan acuan dari penelitian yang telah


dua macam yaitu data primer dan data dilakukan dan bantuan dari pemandu
sekunder. Data primer adalah nama dan Desa Malonas yang mengetahui serta
jumlah spesies tumbuhan obat serta jumlah berpengalama dalam memanfaatkan
individu tumbuhan obat yang di dapatkan tumbuhan obat.
dari hasil pengamatan langsung di lokasi 4. Jenis yang tidak diketahui diambil bagian
penelitian. tumbuhan berupa daun, bunga, akar, dan
Data sekunder diperoleh dari biji. Kemudian diberi spritus lalu
penelusuran pustaka dari instansi-instansi dibungkus dengan koran bekas kemudian
terkait, literatur serta laporan-laporan yang diberi label lalu dimasukan ke dalam
diperlukan sebagai data penunjang dalam kantong palstik setelah itu diidentifikasi
penelitian ini. Data sekunder meliputi di UPT Sumber Daya Hayati Sulawesi
keadaan umum lokasi penelitian serta letak Universitas Tadulako.
wilayah dan luas wilayah. Analisis Data
Prosedur Penelitian Data vegetasi tumbuhan obat yang telah
Tahapan pelaksanaan lapangan sebagai diperoleh kemudian akan di deskripsikan
berikut: bagian-bagian yang dimanfaatkan oleh
1. Observasi lapangan bersama penduduk masyarakat Desa Malonas dan selanjutnya
setempat yang memiliki pengetahuan akan dianalisis untuk menetukan Indeks
tentang tumbuhan obat. Kaenakaragaman Jenis (H’).
2. Menentukan luas area. Berdasarkan hasil a. Indeks Keanekaragaman Jenis (H’)
perhitungan kurva spesies area, maka Indeks keanekaragaman dapat
ditemukan luas sampel 1,2 Ha, digunakan untuk mengukur keadaan suatu
selanjutnya dibuat plot tunggal dengan ekositem dianggap stabil apabila memiliki
ukuran 20 m x 20 m sebanyak 30 plot. indeks keanekaragaman yang tinggi.
Plot diletakan secara naket sampling, Keanekaragaman jenis dihitung dengan
dapat dilihat pada gambar dibawah ini. indeks keanekaragaman Shanon-Whiener
(H’) :
H’ = -∑ log
Keterangan :

H’ = Indeks keanekaragama
100 m
ni = Jumlah individu dari suatu jenis i
N = Jmlah total individu seluruh jenis
Besarnya Indeks Keragaman Jenis
berdasarkan Shanon-Whiener sebagai
berikut: (Fachrul, 2012).
 H’ > 3 menunjukkan bahwa
120 M keanekaragaman yang tinggi pada suatu
Gambar 4: Petak yang telah diamati kawasan.
 1 ≤ H’ ≤ 3 menunjukan
3. Selanjutnya menghitung jumlah keanekaragaman jenis yang sedang
individu jenis pada semua tingkat pada suatu kawasan.
pertumbuhan serta pengenalan
 H’ < 1 menunjukan keanekaragaman
tumbuhan obat bersama pemandu
jenis yang rendah pada suatu kawasan
lapangan (Pak Galib), baik nama jenis
tumbuhan obat maupun jumlah individu HASIL DAN PEMBAHASAN
tumbuhan obat. Menggunakan buku
Ensiklopedia tanaman obat indonesia, Jenis Tumbuhan Obat di Desa Malonas
buku Tumbuhan Obat Pulau Wawonii Hasil penelitian yang dilaksanakan
Sulawesi Tenggara, buku Tumbuhan pada Hutan Produksi di Desa Malonas
Obat Taman Nasional Gunung Kecamatan Dampelas Kabupaten Donggala
Halimun, Jawa Barat, indonesia, serta ditemukan tumbuhan obat sebanyak 33 jenis

19
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 7. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2019

yang terdiri dari 22 famili. Dan jumlah Melastoma


malabathricu 17
individu tumbuhan obat yang terbagi dalam 28 m L. - - - 17
tingkatan (fase) pertumbuhan pohon, tiang, 6
29 Sida sp. - - - 6
pancang, semai dan tumbuhan bawah, Piper 21
Tabel 1. Jenis-Jenis Tumbuhan Obat Dan 30 aduncum L. - - - 21
jumlah individu pada semua tingkat Pandanus 13
31 furcatus - - - 13
pertumbuhan. Tetracera 15
32 indica - - - 15
Nama Tingkat Costus 38
No Spesies Pertumbuhan 33 speciosus - - - 38
40
(1) (2) (3) (4) Total Jumlah 50 62 84 9 605
Macaranga 28 Ket : 1 : Tingkat Pohon
1 sp. 3 9 16 - 2 : Tingkat Tiang
Ageratum
2 conyzoides L. - - - 32 32 3 : Tingkat Pancang
3 Ficus septica - - 6 16 22 4 : Tingkat Semai dan Tumbuhan
Arcangelisia Bawah
4 flava (L.) - - - 6 6
Arenga 38 Tabel 1, menunjukkan bahwa semua jenis
5 pinata 16 13 9 - ini hampir tidak dijumpai secara terstruktur
Diplazium ada disemua tingkat pertumbuhan, ada yang
6 esculentum - - - 27 27
Acmella 4 hanya hadir pada tingkat semai dan ada
7 cililita - - - 4 yang hadir sampai tingkat pancang. Hal ini
Erecbtites bisa dilihat dari total jumlah batang yang
8 valerianifolia - - - 12 12
Chromolaena memang lebih banyak tingkat semai dan
9 odorato (L.) - - - 12 12 pancang dibandingkan dengan tingkat pohon
10 Piper bette L. - - - 8 8 dan tiang. Dari hasil penelitian yang
Physalis 5
11 minima L. - - - 5 dilakukan di hutan produksi Desa Malonas
Gigantocbloa 2 juga menunjukkan bahwa jumlah jenis
12 apus 2 - - - tumbuhan obat ditingkat semai dan
Psidium 5
13 guajava L 4 1 - - tumbuhan bawah dapat tumbuh lebih
Musa 21 banyak, karena tingkat pertumbuhan
14 celebica - - - 21 tumbuhan bawah mempunyai indeks
Pinanga 52
15 coronate 13 18 21 - keanekaragaman dan kekayaan jenis yang
Mussaenda tinggi. Hal ini dipengaruhi oleh topografi
16 frondosa L. - - - 6 6 lokasi penelitian yang berlereng-lereng dan
Scurrula
17 atropurpure - - - 4 4 sedikitnya tutupan dari tajuk pada tingkat
Tinospora pertumbuhan tiang dan pohon. Tingkat
18 crispa (L.) - - - 3 3 pertumbuhan tumbuhan bawah lebih mudah
Hippobroma
Longiflora 3
beradaptasi dengan topografi seperti ini
19 (L.) - - - 3 (Handayani, 2008 dalam Astutik, 2016). Hal
Blumea ini disebabkan terpenuhinya ruang, nutrisi,
balsamifera 18
20 (L.) - - - 18
dan sinar matahari bagi pertumbuhan
Caryota mitis tumbuhan bawah. dibandingkan dengan
21 Lour. 12 21 32 - 65 tingkat pancang, tiang dan pohon.
Passiflora
22 foetida L. - - - 11 11
Dalam suatu masyarakat hutan akan
Donax 31 terjadi persaingan antar individu organisme,
23 canniformis - - - 31 baik antar spesies yang sama maupun antar
Achyranthes
24 aspera L. - - - 23 23
spesies yang berbeda. Hal itu sesuai dengan
Imperata pendapat Arief, 1994; Soerianegara dan
cylindrica 42 Indrawan, 1982 dalam Indriyanto, 2012
25 (L.) - - - 42
Solanum
yang menyatakan bahwa setiap organisme
26 torvum Sw. - - - 6 6 mempunyai kebutuhan yang sama, misalnya
Euphorbia 9 dalam hal hara mineral, tanah, air, cahaya,
27 hirta L. - - - 9
dan ruang tumbuh.

20
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 7. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2019

Keanekaragaman Jenis keanekaragaman suatu jenis dipengaruhi


Berdasarkan hasil analisis jenis oleh beberapa faktor seperti: persistensi
tumbuhan obat yang diperoleh, besarnya (daya tahan), agresivitas (daya saing),
indeks keanekaragaman untuk masing- kemampuan tumbuh kembali akibat
masing tingkat (fase) pertumbuhan disajikan manipulasi lahan, sifat tahan kering dan
pada Tabel 2. tahan dingin, penyebaran produksi musiman,
Tabel 2. Indeks keanekaragaman jenis kemampuan menghasilkan biji, kesuburan
tumbuhan obat tanah, serta iklim terutama curah dan
distribusi hujan. Selain itu perubahan
No Tingkat H’ Kategori kondisi keanekaragaman jenis dapat pula
Vegetasi terjadi dalam tempo yang lebih cepat
1 Pohon 0,69 Rendah sebagai akibat dari aktivitas dan gejala alam
2 Tiang 0,61 Rendah lain yang mempengaruhi vegetasi dan
3 Pancang 0,63 Rendah kondisi lahan secara keseluruhan.
Indeks keanekaragaman adalah ciri
4 Semai dan 1,33 Sedang
tingkat komunitas jenis ini juga
Tumbuhan
menunjukan besar kecilnnya variasi jenis
Bawah
tumbuhan pada suatu tempat. Pada tingkat
Tabel 2, menunjukkan bahwa tingkat
semai dan tumbuhan bawah ditemukan
stabilitas dari hutan produksi Desa Malonas
jenis-jenis tumbuhan obat yang lebih
itu tergolong rendah dapat dilihat pada tabel
beragam dibandingkan dengan tingkat
di atas. Hal ini menyatakan bahwa tumbuhan
vegetasi lainnya. Hasil analisis bahwa
obat yang ada di hutan ini sudah dalam
masyarakat lebih banyak menggunakan
keadaan terganggu karena stabilitasnya
tumbuhan obat sebagai bahan baku obat-
rendah meskipun pada tingkat semai
obatan tradisional yaitu pada tingkat semai
nilainya sedang. Hal ini seperti diungkapkan
dan tumbuhan bawah. Keanekaragaman
oleh Soegianto, (1994) dalam Indriyanto,
akan tinggi apabila perlindungan mutlak
(2012) bahwa Indeks Keanekaragaman jenis
terhadap kawasan tetap terjaga dengan
merupakan ciri tingkat komunitas
mengurangi tekanan-tekanan fisik dari
berdasarkan organisasi biologinya.
manusian terhadap kawasan sehingga
Keanekaragaman jenis juga dapat digunakan
proses ekologi tetap bertahan tanpa campur
untuk mengukur stabilitas komunitas yaitu
tangan manusia secara langsung (Odum,
kemampuan suatu komunitas untuk menjaga
1993. dalam Tudjuka, 2014).
dirinya tetap stabil meskipun ada gangguan
terhadap komponen-komponennya.
KESIMPULAN
Rendahnya tingkat keanekaragaman pada
Berdasarkan hasil dan pembahasan
tingkat pohon, tiang dan pancang diduga
yang diperoleh pada saat penelitian maka
karena adanya eksploitasi yang dilakukan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
oleh warga setempat yang melakukan
Jenis tumbuhan obat pada hutan
pengambilan maupun penebangan untuk
Produksi Desa Malonas Kecamatan
produksi kayu sebagai kebutuhan sehari-
Dampelas Kabupaten Donggala adalah 33
hari. Adanya kegiatan tersebut menyebabkan
jenis. Dengan Indeks Keanekaragaman pada
tingkat pertumbuhan pohon, tiang dan
tingkat pohon (0,69), tiang (0,61), pancang
pancang menjadi rendah sehingga lantai
(0,63) dalam kategori rendah sedangkan
hutan menjadi lebih terbuka dan
pada tingkat semai dan tumbuhan bawah
menyebabkan intensitas cahaya matahari
(1,33) termasuk kategori sedang.
yang masuk sangat tinggi.
Akibatnya jenis tumbuhan obat tingkat
DAFTAR PUSTAKA
semai dan tumbuhan bawah lebih banyak
tumbuh di daerah ini dan menekan Astutik. S, Priyanti, Fahrurozi I. 2015.
pertumbuhan vegetasi lainnya. Hal ini Keanekaragaman Jenis Tumbuhan
seperti diungkapkan oleh McIlroy (1977) Obat Pada Plot Cuplikan Di Hutan
dalam Octavia dkk, (2004) bahwa Taman Nasional Gunung Gede

21
Jurnal Warta Rimba E-ISSN : 2579-6287
Volume 7. Nomor 1. P-ISSN : 2406-8373
Maret 2019

Pangrango, Indonesia. Journal of Seksi Wilayah Bekol Taman Nasional


Biology. volume 8 nomor 2, hlm 109- Baluran. Laporan Kegiatan. Balai
106 Taman Nasional Baluran. Departemen
Fachrul, 2012. Metode Sampling Kehutanan. (Tidak diterbitkan).
Bioekologi. Bumi Aksara. Rahayu,M. S.Sunarti. D.Sulistiarini. S. Praw
Jakarta.
iroatmodjo. 2004. Tumbuhan Obat
Fathurrahman A, Lathifah S S, Rahmaniah
R, Yuliani R, Rosari N R. 2015. Pulau Wawonii Sulawesi Tenggara.
Keanekaragaman Tumbuhan Di Bogor: Pusat Peneliti Biologi – LIPI
Hutan Evergreen Taman Nasional Sari, L.O.R.K. 2006. Pemanfaatan Obat
Baluran, Situbondo, Jawa Timur. Tradisional Dengan Pertimbangan
Jurnal Prosiding Semirata bidang Manfaat Dan Keamannya. Universitas
MIPA. Hlm 123 - 134 Jember. Majalah Ilmu Kefarmasian,
Harada, K., M. Rahayu. A. Muzakkir. 2006. Vol. 3 (1): 01-07
Tumbuhan Obat Taman Nasional Suryono. A. 2013.Sukses Usaha Pembibitan
gunung Halimun, Jawa Barat, Mangrove. Penerbit Pustaka Baru
Press. Yogyakarta
Indonesia. Kabandungan:
Tudjuka, K, Ningsih.S, Toknok, B. 2014.
Biodiversity Conservation Project. Keanekaragaman Jenis Tumbuhan
Indriyanto, 2012. Ekologi Hutan. Penerbit Obat Pada Kawasan Hutan Lindung
PT Bumi Aksara. Jakarta Fakultas Kehutanan. Universitas
Octavia. D., F. Azwar, M. A. Qirom., danS. Tadulako. Palu.
Andriyani. 2004. Potensi Pakan
Banteng (d'Alton) di Areal Savana

22

You might also like