Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

PENGARUH MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DAN PELATIHAN

WIRAUSAHA TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA EKONOMI


KREATIF PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ISLAM OKI (UNISKI)
KAYUGUNG

Ari Fernandes
Universitas Islam OKI (UNISKI) Kayuagung
arikayuagungoki@gmail.com

Info Artikel : ABSTRACT


Diterima 30 April 2020 Purpose - This research was conducted on students of FKIP Islamic
Direview 15 Mei 2020 University OKI (UNISKI) Kayuagung. Unicorn students are required to
Disetujui 5 Juni 2020 take entrepreneurship courses and almost all attend creative
entrepreneurship training that is regularly held. This research will answer
the question whether the provision of courses and training can increase
their entrepreneurial interest in the creative economyStock Exchange.
Design/methodology - The sample of this study consisted of 100
Keywords : students from Fikip Unsiki who were taken at random. The regression
Entrepreneurship, Entrepreneurship model of this study is: Yi = a + b1X1 + b2X2Where :Yi is interested in
Training, Creative Entrepreneurial being a creative entrepreneur. i is an indicator of creative
Interests entrepreneurial interest. Namely: 1. The desire to work independently,
2. The desire to obtain challenges, 3. The desire to obtain a fluctuating
income and not small but stable, and 4. The desire to create something
new. Each indicator is given a value on a scale of 5.
Findings - The test results show that: 1) Entrepreneurship courses have
a positive effect on the creative entrepreneurial interests of Islamic
University OKI students. 2) Entrepreneurship training has a positive
effect on UNISKI students' creative entrepreneurial interests

Publishing Institution :
Program Studi Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Access this article online
Muhammadiyah Palembang. Quick Response Code:
Website:
Alamat : Jl. Jend. Ahmad Yani 13
Ulu Palembang Sumatera Selatan http://jurnal.um-palembang.ac.id/motivasi

(30263)
E-Mail : p-ISSN: 2548-1622
e-ISSN: 2716-4039 Jurnal MOTIVASI
motivasi.feb.ump@gmail.com
Ari Fernandes 826

A. PENDAHULUAN Ekonomi Kreatif sebagai kegiatan ekonomi


l. Latar Belakang Masalah dimana input dan outputnya adalah Gagasan.
Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan Konsep kewirausahaan maupun konsep
suatu Negara adalah mengatasi masalah pengangg ekonomi kreatif terdapat unsur yang sama,
uran. Dari data Badan Perencanaan Nasional ( yakni terdapat konsep kreativitas, ide atau
BAPPENAS ) menunjukkan angka pengangguran gagasan serta konsep inovasi. Futurolog Alvin
di Indonesia masih sangat tinggi. Pada tahun 2013 Toffler (1980) dalam teorinya telah melakukan
tercatat bahwa dari 118,19 juta penduduk pembagian peradaban ekonomi ke dalam tiga
Indonesia yang masuk angkatan kerja, sebanyak gelombang, yaitu pertama, sebagai gelombang
7,39 juta orang (6,25%) adalah pengangguran. ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi
Tingginya tingkat pengangguran tersebut di industri. Ketiga, adalah gelombang ekonomi
dominasi oleh lulusan diploma dan sarjana informasi. Setelah itu Toffler memprediksikan
dengan kisaran angka 614.479 orang (Sakernas, gelombang keempat sebagai gelombang
2013), padahal mereka inilah yang diharapkan ekonomi kreatif yang lebih berorientasi pada ide
menjadi generasi penerus yang membangun atau gagasan kreatif. Berdasarkan hal tersebut
negara ini kearah yang lebih maju. Para lulusan maka pengembangan kewirausahaan pada
diploma dan sarjana ini tidak mungkin akan mahasiswa sebaiknya juga menanamkan minat
menjadi pengangguran jika memiliki jiwa pada ekonomi kreatif, atau lebih spesifik lagi
entrepreneur. sebagai wirausaha kreatif.
Peran wirausahaa (entrepreneur) dalam Perguruan tinggi memiliki peran besar
menentukan kemajuan suatu bangsa/ negara telah dan memiliki peluang untuk menanamkan sikap
dibuktikan oleh beberapa negara maju seperti mental kewirausahaan. Berkaca pada
Amerika Serikat, Jepang, plus tetangga terdekat kesuksesan negara maju di Amerika dan Eropa
Indonesia yaitu Singapura dan Malaysia (Dewi, yang hampir seluruh perguruan tingginya
2017: 29). Di Amerika sampai saat ini sudah lebih menyisipkan materi entrepreneurship di setiap
dari 12 persen penduduknya menjadi mata kuliahnya, negara-negara di Asia seperti
entrepreneur, dalam setiap 11 detik lahir Jepang, Singapura dan Malaysia juga menerapkan
entrepreneur baru dan data menunjukkan 1 dari materi-materi entrepreneurship minimal di dua
12 orang amerika terlibat langsung dalam semester. Sebagai implementasi pengembangan
kegiatan entrepreneur. Di Jepang, lebih dari 10 kewirausahaan di perguruan tinggi di Indonesia,
persen penduduknya sebagai wirausaha dan lebih pendidikan kewirausahaan ini dimasukkan dalam
dari 240 perusahaan Jepang berskala kecil, kurikulum dengan kisaran bobot antara 2 sks.
menengah, dan besar bercokol di bumi Di UNISKI, bentuk implementasi
Indonesia. Selanjutnya negara tetangga Singapura program menanamkan jiwa kewirausahaan tidak
dan Malaysia, lebih dari 7,2 persen hanya melalui pemberian mata kuliah tetapi juga
pengusaha Singapura dan 3 persen pengusaha Ma melalui lembaga entrepreneurship development
laysia menjadikan pertumbuhan ekonomi negaran center (EDC) dengan kegiatan pelatihan
ya jauh meninggalkan Indonesia. Jumlah wirausaha. Pelaksanaan kuliah kewirausahaan
pengusaha Indonesia pada tahun 2016 hanya 1,65 tidak jauh berbeda dengan pengajaran mata
persen dari penduduk Indonesia. kuliah lain yaitu dalam bentuk pengajaran teori
Di Indonesia, di penghujung abad ke-20, di kelas dengan durasi waktu yang terbatas,
kewirausahaan boleh dikatakan baru saja sehingga efektivitasnya dalam menumbuhkan
diterima oleh masyarakat sebagai salah satu dan meningkatkan minat wirausaha masih
alternatif dalam meniti karir dan penghidupan dipertanyakan, untuk itu diperlukan tambahan
(Dewi, 2017: 28). Dengan hidup di alam pelatihan wirausaha. Kehadiran lembaga EDC
penjajahan hampir 3,5 abad lamanya, nyaris tidak diperlukan untuk melengkapi dan mendorong
ada figur panutan dalam dunia kewirausahaan. minat wirausaha mahasiswa. Saat ini peran EDC
Yang ada hanya pola pemikiran feodalisme, dirasakan telah terbukti mampu melahirkan
priayiisme serta elitisme yang salah satunya wirausaha di kalangan mahasiswa pada berbagai
mengagungkan status sosial sebagai pegawai, bidang usaha utamanya bidang ekonomi kreatif.
terutama pegawai negeri (kontras dengan status Penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan
leluhur yang petani). dengan menguji pengaruh mata kuliah
Istilah Ekonomi Kreatif mulai ramai kewirausahaan dan pelatihan usaha terhadap
diperbincangkan sejak John Howkins, menulis minat berwirausaha mahasiswa di bidang
buku "Creative Economy, How People Make ekonomi kreatif pada Mahasiswa Universitas
Money from Ideas". Howkins mendefinisikan Islam OKI (UNISKI) Kayuagung.

MOTIVASI Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 5 Nomor 1 2020


Ari Fernandes 827

Penelitian tentang minat wirausaha di Indonesia, pengertian wirausaha sama dengan


kalangan mahasiswa telah banyak dilakukan di wiraswasta, yaitu orang yang pandai atau
Indonesia, seperti Putri et al.(2017), Yuliatin berbakat mengenali produk baru, menentukan
(2017), Rumijati (2010). Putri et al. (2017), cara berpikir baru, menentukan cara produksi
Yuliatin (2017) sama-sama menemukan bahwa baru, menyusun operasi untuk pengadaan
pendidikan kewirausahaan berpengaruh terhadap produk baru, memasarkan
minat wirausaha, di sisi lain Rumijati (2010) serta mengatur permodalan operasinya.
menemukan bahwa metode pembelajaran tidak Kewirausahaan merupakan hasil dari suatu
berdampak signifikan terhadap minat wirausaha. disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas
Penelitian ini berbeda dengan penelitian dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan
sebelumnya karena beberapa hal. Pertama, peluang di pasar (Suryana, 2013:02). Pada
penelitian ini fokus pada minat wirausaha di hakikatnya, kewirausahaan adalah kemampuan
bidang ekonomi kreatif. Kedua, penelitian ini kreatif dan inovaif yang dijadikan dasar, kiat dan
secara spesifik menjawab permasalahan pada sumber daya untuk menciptakan peluang agar
kasus uniski yang memberikan mata kuliah meraih sukses dalam berusaha atau hidup.
kewirausahaan dan secara rutin mengadakan
pelatihan wirausaha. Dan ketiga, penelitian ini 2. Ekonomi Kreatif
menggunakan metode yang berbeda yaitu Ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di
menggunakan variabel bebas kualitatif untuk era ekonomi baru yang mengintensifkan informa
melihat perbedaan minat pada mahasiswa yang si dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan
belum dan yang sudah mengambil mata kuliah pengetahuan dari sumber dayamanusia sebagai
dan pelatihan. faktor produksi yang utama.
Konsep ini biasanya akan didukung dengan
2. Rumusan Masalah keberadaan industri kreatif yang menjadi
1) Adakah pengaruh mata kuliah kewirausahaan pengejawantahannya. Seiring berjalannya waktu,
dan pelatihan wirausaha terhadap minat perkembangan ekonomi sampai pada taraf
berwirausaha ekonomi kreatif pada mahasiswa ekonomi kreatif setelah beberapa waktu
Universitas Islam Oki Kayuagung? sebelumnya, dunia dihadapi dengan
2) Adakah pengaruh mata kuliah kewirausahaan konsep ekonomi informasi yang mana informasi
terhadap minat berwirausaha ekonomi kreatif menjadi hal yang utama dalam pengembangan
pada mahasiswa Universitas Islam Oki ekonomi.
Kayuagung? United Nations Conference on Trade and
3) Adakah pengaruh pelatihan wirausaha Development mendefinisikan ekonomi kreatif
terhadap minat berwirausaha ekonomi kreatif "An evolving concept based on creative assets
pada mahasiswa Universitas Islam Oki potentially generating economic growth and
Kayuagung? development. Namun istilah ini benar-benar
mulai terangkat pada tahun 1997 ketika
3. Tujuan Penelitian Department of Culture, Media, and Sport
1) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (DCMS) United Kingdom mendirikan Creative
pengaruh mata kuliah kewirausahaan dan Industries Task Force. Definisi industri kreatif
pelatihan wirausaha terhadap minat menurut DCMS Creative Industries Task Force
berwirausaha ekonomi kreatif pada mahasiswa (1998), adalah “Creative Industries as those
Universitas Islam Oki Kayuagung. industries which have their origin in individual
creativity, skill & talent, and which have a potential
for wealth and job creation through the generation
B. KAJIAN PUSTAKA and exploitation of intellectual property and
1. Pengertian Wirausaha content”.
Wirausaha adalah seorang yang berani Definisi DCMS inilah yang menjadi acuan
berusaha secara mandiri dengan mengerahkan definisi industri kreatif di Indonesia seperti yang
segala sumber daya dan upaya meliputi tertulis dalam Buku Rencana Pengembangan
kepandaian mengenali produk baru, menentukan Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-2015 yang
cara produksi baru, menyusun operasi untuk dikeluarkan Kementerian Industri Kreatif dapat
pengadaan produk baru, memasarkannya, serta diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi
mengatur permodalan operasinya untuk yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan
menghasilkan sesuatu yang bernilai lebih tinggi. pengetahuan dan informasi. Industri kreatif juga
Menurut Alwi (2012) sesuai Kamus Besar Bahasa

MOTIVASI Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 5 Nomor 1 2020


Ari Fernandes 828

dikenal dengan nama lain Industri Budaya dikaitkan dengan ide yang baru, yakni paling
(terutama di Eropa atau juga Ekonomi Kreatif). tidak untuk orang yang bersangkutan ide kreatif
Perdagangan RI (2008) sebagai berikut: ini dapat melibatkan sebuah usaha
“Industri kreatif yang berasal dari pemanfaatan penggabungan dua hal atau lebih ide-ide secara
kreativitas, ketrampilan serta bakat individu langsung (Adair, 1996). Inovasi adalah proses
untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan menemukan atau mengimplementasikan sesuatu
pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan yang baru ke dalam situasi yang baru.
daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.” Konsep kebaruan ini berbeda bagi
Ekonomi Kreatif terdiri dari periklanan, kebanyakan orang karena sifatnya relatif, yakni
arsitektur, seni, kerajinan. desain, fashion, film, apa yang dianggap baru oleh seseorang atau
musik, seni pertunjukkan, penerbitan, Penelitian pada suatu konteks dapat menjadi sesuatu hal
dan Pengembangan (R&D), perangkat lunak, lama bagi orang lain dalam konteks lain. Inovasi
mainan dan permainan, Televisi dan Radio, dan adalah memikirkan dan melakukan sesuatu yang
Permainan Video. Muncul pula definisi yang baru dan menambah atau menciptakan nilai atau
berbeda-beda mengenai sektor ini. Namun manfaat baru dalam perspektif sosial-ekonomi.
sejauh ini penjelasan Howkins masih belum Untuk menghasilkan perilaku inovatif, seseorang
diakui secara internasional. harus melihat inovasi secara mendasar sebagai
3. Usaha Kreatif proses yang dapat dikelola (Adair,1996), yang
kegiatan dengan mengerahkan tenaga, merupakan bagian penting dalam keunggulan
pikiran, atau badan untuk mencapai suatu bersaing. Inovasi biasanya melibatkan lebih dari
maksud; pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, satu orang, yang mengisyaratkan adanya
daya upaya) untuk mencapai sesuatu. kegunaan dan keuntungan yang ingin diraih dan
dimiliki oleh sebagian besar organisasi. Dalam
Arti dari kata ‘kreatif’ sendiri adalah menciptakan penelitian ini usaha kreatif didefinisikan sebagai
sesuatu yang berbeda dari yang lain, atau usaha dalam industri kreatif.
menghubungkan hal-hal yang tadinya tidak 4. Minat Wirausaha
berhubungan. Sedangkan arti dari kata ‘inovatif’ Minat adalah segala perbuatan manusia
adalah menciptakan sesuatu yang belum pernah yang timbul karena dorongan dari dalam dan
ada menjadi ada atau menciptakan sesuatu yang rangsangan dari luar, tetapi tidak akan terjadi
sama sekali berbeda. Hal-hal itulah yang sejatinya jika tidak berminat. Minat berwirausaha adalah
diperlukan para wirausahawan. Yang dimaksud rasa ketertarikan untuk menjadi seorang
dengan wirausahawan adalah pengusaha, tetapi wirausaha yang bersedia untuk melakukan
tidak semua pengusaha adalah wirausahawan. aktivitas dalam mengelola waktu, keterampilan
Wirausahawan adalah pionir dalam dan keuangan untuk kemajuan usaha. Minat
bisnis, inovator, penanggung resiko yang berwirausaha tidak dibawa sejak lahir tapi
mempunyai penglihatan visi ke depan dan tumbuh dan berkembang sesuai dengan faktor-
memiliki keunggulan dalam berprestasi di bidang faktor yang mempengaruhi.
usaha. Fungsi kreativitas dalam proses inovasi Definisi dan indikator minat wirausaha
merupakan pembangkitan ide yang menghasilkan dalam penelitian ini mengadaptasi definisi dan
penyempurnaan efektivitas dan efisiensi pada indikator minat berwirausaha dari Rumijati
suatu sistem. (2010) dengan memberi penekanan pada
Konsep kewirausahaan maupun konsep industri kreatif. Dalam penelitian ini minat
ekonomi kreatif terdapat unsur yang sama, yakni kewirausahaan didefinisikan sebagai keinginan
terdapat konsep kreativitas, ide atau gagasan mahasiswa dalam mewujudkan atau membentuk
serta konsep inovasi. Kreativitas dalam bisnis usaha baru dalam industri kreatif, dengan
adalah bagaimana cara menerapkan kreativitas indikator: 1. Keinginan untuk bekerja mandiri, 2.
dalam pekerjaan yang sedang kita lakukan agar Keinginan untuk memperoleh tantangan, 3.
dapat memunculkan produk, prosedur dan Keinginan memperoleh penghasilan yang
struktur baru sekaligus meningkatkan cara kerja fluktuatif dan bukan kecil tapi stabil, dan 4.
kita kearah yang lebih baik. Apa yang dibutuhkan Keinginan untuk membuat sesuatu yang baru.
oleh bisnis adalah penerapan proses kreatif pada
masalah, isu, kesempatan dan peluang yang ada
pada saat ini. Sementara produk kreatif, adalah
kemampuan untuk melahirkan sesuatu benda
atau hal yang sebelumnya sama sekali belum ada
untuk dipergunakan (Affif, 2012). Ide yang kreatif

MOTIVASI Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 5 Nomor 1 2020


Ari Fernandes 829

C. METODE PENELITIAN Tabel 1. Rata-rata skor yang diberikan keempat


Sampel penelitian ini terdiri dari 100 kelompok responden untuk masing-masing
orang mahasiswa Fkip unsiki yang diambil secara indikator minat wirausaha kreatif
acak. Model regresi penelitian ini adalah : rata-rata skor
Yi = a + b1X1 + b2X2 untuk
Jumlah responden
Dimana : indikator:
Yi adalah minat menjadi wirausaha kreatif. Y1 Y2 Y3 Y4
i adalah indikator minat wirausaha kreatif.
Yaitu: 1. Keinginan untuk bekerja mandiri, 2. 1. sudah kuliah dan 31 6.13 5.9 5.8 5.9
Keinginan untuk memperoleh tantangan, 3. sudah pelatihan 7 1 4
Keinginan memperoleh penghasilan yang 2. sudah kuliah 12 5.25 5.0 5.0 4.9
fluktuatif dan bukan kecil tapi stabil, dan 4. belum pelatihan 0 0 2
Keinginan untuk membuat sesuatu yang baru.
3. belum pelatihan 29 5.24 5.1 5.0 5.1
Setiap indikator diberi nilai dalam skala 5. sudah kuliah 7 7 0
a adalah nilai konstanta
4. belum kuliah 28 4.14 3.9 4.0 4.0
b1 dan b2 koefisien regresi dan belum 6 4 4
X1 adalah variabel dummy untuk pemberian
pelatihan
mata kuliah kewirausahaan, bernilai 1 jika sudah
mengambil mata kuliah kewirausahaan dan 10
bernilai 0 jika belum. 0
X2 adalah variabel dummy untuk pelatihan usaha
kreatif, bernilai 1 jika sudah pernah mengikuti
Dari Tabel 2 terlihat bahwa rata-rata skor
pelatihan wirausaha kreatif dan bernilai 0 jika
belum. yang diberikan kelompok responden yang sudah
mengambil mata kuliah kewirausahaan lebih
tinggi daripada yang belum. Hal ini
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
mengindikasikan minat mahasiswa untuk menjadi
1. Statistik Deskriptif
Dari seratus orang mahasiswa yang menjadi wirausaha kreatif lebih tinggi bagi mahasiswa
sampel terdapat 33 orang yang yang sudah yang sudah mengambil mata kuliah
kewirausahaan. Hal yang sama terjadi untuk
mengambil mata kuliah kewirausahaan, 60 orang
yang sudah pernah mengikuti pelatihan usaha variabel pelatihan wirausaha kreatif. Mahasiswa
yang sudahmengikuti pelatihan menunjukkan
kreatif, 31 orang yang sudah mengikuti keduanya
baik kuliah kewirausahaan dan pelatihan usaha minat yang lebih tinggi untuk menjadi wirausaha
kreatif.
kreatif, dan 28 orang yang belum mengikuti
keduanya baik kuliah kewirausahaan maupun Tabel 2. Rata-rata skor yang diberikan
pelatihan usaha kreatif. kelompok responden yang sudah dan belum
mengambil mata kuliah kewirausahaan serta
Tabel 1 menunjukkan rata-rata skor yang
pelatihan wirausaha kreatif untuk masing-masing
diberikan setiap kelompok responden untuk
indikator minat wirausaha kreatif
setiap indikator minat wirausaha kreatif.
Sedangkan tabel 2 membandingkan secara
terpisah rata-rata skor untuk responden yang rata-rata skor
sudah dan belum mengambil kuliah Jumlah responden untuk indikator:
kewirausahaan serta perbandingan skor yang Y1 Y2 Y3 Y4
sudah dan belum pelatihan wirausaha kreatif.
Dari Tabel 1 terlihat bahwa rata-rata skor sudah kuliah 43 5.8 5.7 5.5 5.6
untuk kelompok 1 yang tertinggi dan kelompok 8 0 8 5
4 yang terendah. Jika membandingkan kelompok belum kuliah 57 4.7 4.5 4.5 4.5
2 dan kelompok 3, terlihat rata-rata skor 0 8 6 8
kelompok 3 sedikit lebih tinggi dari kelompok 2 100
kecuali untuk Y1. Hal tersebut mengindikasikan
bahwa responden yang sudah mengambil mata sudah pelatihan 60 5.7 5.5 5.4 5.5
kuliah kewirausahaan dan atau sudah mengikuti 0 8 5 3
pelatihan usaha kreatif menunjukkan minat yang belum pelatihan 40 4.4 4.2 4.3 4.3
lebih tinggi untuk menjadi wirausaha kreatif 8 8 3 0
daripada yang belum. 100

MOTIVASI Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 5 Nomor 1 2020


Ari Fernandes 830

Tabel 3 Ringkasan hasil analisis regresi


Dari Tabel 1 dan 2 dapat dilihat bahwa Variabel Y1 Y2 Y3 Y4
rata-rata skor yang diberikan responden hampir
Constant 4.185 4.010 4.079 4.045
seluruhnya di atas nilai tengah dari skala
pengukuran variabel minat wirausaha kreatif, (0.00) (0.00) (0.00) (0.00)
yaitu 4 (nilai terendah ditambah nilai tertinggi X1 0.967 0.882 0.819 0.85
dibagi 2), kecuali rata-rata skor Y2 pada (0.00) (0.00) (0.00) (0.00)
kelompok mahasiswa yang belum mengambil X2 1.016 1.117 0.948 1.049
mata kuliah kewirausahaan dan pelatihan (0.00) (0.00) (0.00) (0.00)
wirausaha kreatif. Hal ini dapat mengindikasikan
bahwa sejak awal minat mahasiswa untuk F 55.31 71.17 34.93 44.294
berwira usaha memang cukup tinggi. 2 4 5
(0.00) (0.00) (0.00) (0.00)
2. Hasil Analisis Regresi
Secara umum, hasil analisis regresi R2 0.533 0.595 0.419 0.477
menunjukkan bahwa variabel pemberian mata
adjusted R2 0.523 0.586 0.407 0.467
kuliah kewirausahaan (X1) dan Pelatihan usaha
kreatif (X2) berpengaruh positif signifikan
terhadap minat wirausaha kreatif (Y) pada E. KESIMPULAN
Dari hasil pengujian statistik dapat
keempat model regresi, dimana:
disimpulkan bahwa pemberian mata kuliah dan
Y1 = Keinginan untuk bekerja mandiri,
pelatihan wirausaha kreatif sama-sama
Y2 = Keinginan untuk memperoleh tantangan,
berpengaruh positif signifikan terhadap minat
Y3 = Keinginan memperoleh penghasilan yang
wirausaha kreatif mahasiswa Fkip Uniski. Hasil
fluktuatif dan bukan kecil tapi stabil, dan
tersebut menunjukkan bahwa pemberian mata
Y4 = Keinginan untuk membuat sesuatu yang
kuliah kewirausahaan dan pelatihan wirausaha di
baru.
ekonomi kreatif yang telah dilakukan di Fkip
Koefisien variabel X1 positif signifikan
Uniski terbukti dapat meningkatkan minat
menunjukkan bahwa minat wirausaha kreatif
wirausaha kreatif pada mahasiswanya.
lebih tinggi secara signifikan untuk mahasiswa
Peneliti selanjutnya disarankan untuk
yang sudah mengambil mata kuliah
mengeksplorasi faktor-faktor lain yang dapat
kewirausahaan.
meningkatkan minat mahasiswa untuk
Koefisien variabel X2 positif signifikan
berwirausaha khususnya pada usaha kreatif.
menunjukkan bahwa minat wirausaha kreatif
lebih tinggi secara signifikan untuk mahasiswa
yang sudah pernah mengikut pelatihan wirausaha DAFTAR PUSTAKA
kreatif.
Dari nilai statistik F dan koefisien 1) Adair, John. 1996. Effective Innovation: How to
determinasi terlihat bahwa pengaruh X1 dan X2 Stay Ahead of the Competition. London: Pan
paling besar pada model 2 dimanaY diukur dari Books.
keinginan untuk memperoleh tantangan. 2) Afiff, F. 2012. Kewirausahaan Dan Ekonomi
Sedangkan pengaruh X1 dan X2 paling kecil Kreatif. Binus University
pada model 3, dimana Y diukur sebagai
3) Afiff, F. 2012. Pilar Pilar Ekonomi Kreatif.http:
keinginan memperoleh penghasilan yang //www.feb.unpad.ac.id/id/arsip fakultas ekono
fluktuatif dan bukan kecil tapi stabil. mi unpad/opini/2198-pilar-pilar-ekonomi-
Hasil uji determinasi menunjukkan kreatif
koefisien determinasi paling tinggi pada model 2 4) Alwi, Hasan. 2012. Kamus Besar Bahasa
yaitu 59,5% dan terendah pada model 3 yaitu Indonesia. Edisi 4. Jakarta: Balai Pustaka. \
40,7%. Bagaimanapun, hasil tersebut 5) Dewi, Sutrisna, S.K. 2017. Konsep dan
menunjukkan bahwa pengaruh faktor yang tidak Pengembangan Kewirausahaan di Indonesia,
dimasukkan dalam model penelitian cukup edisi 1, cetakan 1. Yogyakarta: deepublish.
besar. Hal ini kembali memperkuat dugaan 6) Putri, N L.W.W., Sujana, I N., Suwena, K.R.
bahwa sejak awal minat mahasiswa berwirausaha 2017. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan
memang cukup tinggi, yang disebabkan oleh Terhadap Minat Mahasiswa Untuk
faktor lain. Berwirausaha Pada Mahasiswa Pendidikan
Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha.
Jurnal Jurusan Pendidikan EkonomiVol 9, No 1

MOTIVASI Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 5 Nomor 1 2020


Ari Fernandes 831

7) Rumijati, A. 2010. Pengaruh Bakat Potensi


Kewirausahaan Dan Metode Pembelajaran
Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa.
Ekonomika-Bisnis,Vol. 01 No.0 :187-200
8) Suryana. 2013. Kewirausahaan: Kiat dan Proses
Menuju Sukses . Jakarta: Salemba Empat
9) Yuliatin, E. 2017. Pengaruh Lingkungan
Kampus Dan Pendidikan Kewirausahaan
Terhadap Minat Berwirausaha (Studi Kasus
Pada Mahasiswa Program Studi Administrasi
Bisnis Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Mulawarman
Samarinda Angkatan 2014 2016). eJournal Ad
ministrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017:
1091-1102
10) 2008. “Pengembangan Ekonomi
Kreatif Indonesia 2025”. Departemen
Perdagangan Republik Indonesia. Depdag RI,
2008.

MOTIVASI Jurnal Manajemen dan Bisnis Volume 5 Nomor 1 2020

You might also like