Professional Documents
Culture Documents
Jumlah
Jumlah
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta
Bunga Suryani
208628@gmail.com
Afnan Arummi
afnanarummy85@gmail.com
Abstract
This research studies about verbal clause or jumlahfi’liyah. Clause is a series or
combination of words comprises of subject and predicate which potentially
becomes a sentence. The analysis is done based on the structure and the types of
clause within the data. Data collection is done by scruntinizing (simak) and note-
taking (cakap) method. Apportion method is used as the data analysis by
applicating direct elemenets-dividing as the ground technique and divestation,
alteration, and mark reading technique as the following techniques. Afterward, the
result of the analysis is presented informally. This study results
severalconclusions. First, there are 87 verbal clauses found within Uchibbuka kal-
Ma>´i short story. Second, structurally, there are 24 full clauses and 63 partial
clauses found in the short story. Third, based on the types of clauses in Arabic,
there are 26 functionated clauses within sentence; they are: 20 al jumlatu al-
wa>qi’atukhabaran, 3 al-jumlatu al-wa>qi’atu cha>lan, and 3 al-jumlatu al-
wa>qi’atushifatan. However, there are 61 data included as unfunctionated clause
within sentence; they are: 11 al-jumlatu al-ibtidaiyyatu, 12 al-jumlatu al-
wa>qi’atushillati al-maushuli, 1 al-jumlatu al-wa>qi’atu jawa>b li’s-
syarthighairujazi>m, 1 al-jumlatua’t-tafsiriyatu, 36 a’t-ta>bi’atu li jumlatin.
Keywords: verbal clause, Uchibbukakal-Ma>´i short story, the structure and the
types of clause
ملخص البحث
فاجلملة ىي الوحدة اللغوية اليت تًتكب من مسند و مسند إليو على األقل حبيث.ىذا البحث يتناول اجلملة الفعلية
يف مجع البياانت.تستطيع أن تكون كالما يبٌت التحليل على تركيب اجلملة ونوعها الذي يتمثل يف البياانت
و يف حتليل البياانت استفادت ادلنهج اللغوي بطريقة التوزيع ادلباشر.استخدمت الباحثة ادلنهج السماعي والكتايب
. حيصل البحث على عدة النتائج. وعرض حتليل البياانت بطريقة إخبارية.للعناصر واحلذف والتبديل وقراءة النص
، بناءا على تركيبها توجد ٕٗبياان للجملة الكاملة، الثانية. بياان۸٧ عدد اجلملة الفعلية يف تلك القصة،األوىل
ٕبياان للجملة اليت ذلا زلل من اإلعرب وىي ٕٓ بياان٦ نظرا من نوعها توجد. بياان للجملة غَت الكاملة٦ٖو
زلل ذلا من
ّ وللجملة اليت ال. بياانت للجملة الواقعة صفة۳ و، ٖبياانت للجملة الواقعة حاال،للجملة الواقعة خربا
40
Jurnal CMES Volume IX Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2016
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta
وبيان واحد، و ٕٔبياانت للجملة الواقعة صلة للموصل، بياان للجملة اإلبتدئية۱ٔ بياان وىي٦ٔ اإلعرب توجد
. وبيان واحد للجملة التفسَتية،ٖ بياان للجملة التابعة جلملة٦ و،للجملة الواقعة جوااب للشرط
تركيباجلملة و نوعها، قصة أحبّك كادلاء، اجلملة الفعلية:الكلمات ادلفتاحية
41
Jurnal CMES Volume IX Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2016
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta
idhāfī, bayānī, „athfī, mazjī, dan (klausa) yang diawali dengan ism atau
„adadī. Dari keenam jenis susunan nomina. Menurut Asrori (2004: 67),
tersebut terdapat satu jenis yang analisis jumlah atau klausa dapat
berpotensi untuk menjadi klausa atau dilakukan berdasarkan beberapa hal
kalimat, yaitu tarkīb isnādī. Sedangkan salah satunya analisis berdasarkan
lima jenis yang lainnya hanya sebatas struktur intern klausa. Struktur intern
pada frasa. Berdasarkan pemaparan di klausa dianalisis dengan
atas, dapat disimpulkan bahwa istilah memperhatikan ada tidaknya unsur inti
jumlah adalah istilah yang sesuai untuk klausa yaitu subjek atau musnad ilaihi
disepadankan dengan istilah klausa (MI) dan predikat atau musnad (M).
dalam bahasa Indonesia. Jika klausa menghadirkan kedua unsur
Al-Ghulayaini (2007: 17) dalam inti klausa maka klausa tersebut disebut
bukunya menyebut istilah jumlah dan klausa lengkap, sedangkan klausa yang
al-murakkab al-isnadi yang tidak menghadirkan salah satu unsur
mempunyai pengertian mā ta'allafa inti klausa maka disebut klausa tidak
min musnadwa musnad ilaihii (sesuatu lengkap. Maksud ketidakhadiran unsur
yang tersusun atas musnad ilaihi inti tersebut adalah adanya sebuah
(subjek) dan musnad (predikat). pelesapan unsur karena terdapat
Pengertian tersebut sejalan dengan persamaan pada unsur sebelumnya.
pengertian yang disampaikan oleh Penelitian ini difokuskan pada
Ramlan (2001: 79) yang menerangkan pembahasan klausa verbal (dalam
bahwa dalam bahasa Indonesia klausa linguistik umum) yang selanjutnya
diartikan sebagai satuan gramatik yang akan disebut dengan jumlah fi’liyah
terdiri dari P (predikat), baik disertai S (dalam linguistik Arab). Pemilihan
(subjek), O (objek), Pel (pelengkap), jumlah fi’liyah dalam penelitian ini
dan Ket (keterangan) atau tidak. Secara dikarenakan adanya asumsi penulis
ringkas, klausa ialah susunan dari (S) P yang beranggapan bahwa jumlah
(O), (Pel) (Ket). Tanda kurung fi’liyah dalam objek yang dikaji -
menandakan bahwa apa yang terletak Cerpen Uchibbuka kal-Mā´i- adalah
dalam kurung itu bersifat manasuka, jumlah atau klausa yang lebih sering
artinya boleh ada, boleh juga tidak ada. ditemukan dalam kalimat daripada
Dengan demikian, dapat disimpulkan Jumlah ismiyyah atau klausa nominal.
bahwa klausa adalah satuan gramatik Untuk itu, analisis akan dilakukan
yang unsur-unsurnya minimal terdiri dengan mengambil klausa verbal yang
atas Subjek-Predikat dan maksimal ada dalam kalimat majemuk dan
unsurnya terdiri atas Subjek-Predikat- kalimat tunggal pada objek dengan
Objek-Pelengkap-Keterangan. tujuan ingin mengetahui bagaimana
Menurut Al Khuli (1987:348), bentuk klausa verbal (jumlah fi’liyah)
dalam bahasa Arab terdapat dua jenis yang ada pada cerpen.
jumlah (klausa), yaitu Jumlah ismiyyah Cerpen Uchibbuka kal-Mā´i
dan jumlah fi‟liyah. Di dalam bahasa merupakan salah satu cerita dari
Indonesia Jumlah ismiyyah dapat kumpulan cerpen karya līna kīlanī
diartikan sebagai klausa nominal dalam bukunya yang berjudul
sedangkan jumlah fi‟liyah diartikan Uchibbuka kal-Mā´i. Cerpen ini
sebagai klausa verbal. Jumlah ismiyyah menceritakan kisah seorang raja dan
(klausa nominal) merupakan jumlah ketiga putrinya.Dalam kisah ini
42
Jurnal CMES Volume IX Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2016
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta
43
Jurnal CMES Volume IX Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2016
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta
dengan dirinya, maka tidak disebut fi’liyah terdiri dari fi’l dan f‘il,
dengan kalām (2004: 18). atau nā´ibul fā‘il, atau fi’l nāqish
Dari penjelasan di atas dapat beserta ism dan khabar-nya.
disimpulkan bahwa istilah klausa Dari penjelasan di atas dapat
dalam bahasa Indonesia dapat disimpulkan bahwa jumlah fi’liyah
disepadankan dengan istilah jumlah merupakan jumlah yang diawali
dalam bahasa Arab. Konsep jumlah oleh musnad yang berupa fi’l atau
tidak bertentangan dengan konsep kata kerja. Adapun musnad ilaihi
klausa dalam bahasa Indonesia karena atau subjeknya dapat berupa fā’i l
dari beberapa definisi yang telah ataupun nā´ibul fā‘il.
disebutkan,jumlah juga diartikan b. Jumlah ismiyyah(Klausa Nominal)
sebagai satuan yang mengandung Al-Ghulayaini (2007:579)
subjek dan predikat serta tidak berdiri mendefinisikannya sebagai Jumlah
sendiri. ismiyyah merupakan apa-apa yang
Asrori (2004: 69) memberi terdiri dari mubtada´ dan khabar.
kesimpulan dari berbagai pengertian Dari pengertian di atas dapat
mengenai klausa. Ia memaparkan disimpulkan bahwa Jumlah
bahwa dari berbagai definisi yang ada, ismiyyah merupakan jumlah yang
semua menetapkan dua hal, (a) berupa diawali oleh musnad ilaihi yang
satuan kebahasaan dan (b) minimal berupa ism dan disebut dengan
dibentuk oleh S dan P, atau tema rema, mubtada´.Adapun musnad-nya
atau musnad ilaihi dan musnad. Dari berupa khabar.
dua unsur yang membentuk klausa 3. Jenis klausa berdasarkan
tersebut dapat diketahui bahwa klausa kedudukan atau fungsi suatu
merupakan tataran yang lebih besar klausa di dalam susunan kalimat
daripada frasa. Hubungan antar unsur bahasa arab
frasa tidak melebihi batas fungsi atau Berdasarkan kedudukan atau
tidak predikatif. Sedangkan hubungan fungsi suatu klausa di dalam susunan
antar unsur dalam klausa harus bersifat kalimat, klausa atau jumlah dalam
predikatif dan harus melebihi batas bahasa Arab dibagi pula menjadi dua
fungsi. jenis, yaitu:
a. Al-Jumlatul-latī lahā Machallun
2. Jenis Klausa dalam Bahasa Arab minal-I’rāb (Klausa yang
Al-Ghulayaini (2007:579) Menempati Fungsi dalam Susunan
memaparkan bahwa dalam bahasa Kalimat)
Arab, jenis-jenis klausa dibagi menjadi Al-Jumlatul-latī lahā machallun
beberapa bagian yang didasari pada minal-I‟rāb merupakan klausa
kategori kata yang mengawalinya dan yang menempati suatu fungsi
didasari oleh fungsinya di dalam tertentu di dalam susunan kalimat,
kalimat. Berdasarkan kategori kata baik dalam susunan Jumlah
yang mengawali susunan klausa, maka ismiyyah atau jumlah fi‟liyah.
klausa atau jumlah dalam bahasa Arab Fungsi-fungsi tersebut mencakup
dibagi menjadi dua jenis, yaitu: predikat, objek, keterangan, dll.
a. Jumlah Fi‟liyah (Klausa Verbal) Al-Ghulayaini (2007: 580)
Al-Ghulayaini (2007:579) membagi jenis jumlah ini menjadi
mendefinisikannya sebagai Jumlah tujuh macam, diantaranya: (1) Al-
44
Jurnal CMES Volume IX Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2016
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta
45
Jurnal CMES Volume IX Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2016
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta
الزرع مات
a‟z-zar‟u māta Transliterasi
benih-benih mati Terjemah
N V Kategori
S/MI P/M Fungsi
Tabel 1
Klausa di atas termasuk ke dalam karena kehadiran dua unsur inti
klausa verbal (jumlah fi‟liyah) klausa yaitu S/MI dan P/M.
karena predikatnya berupa verba
yang berada di awal klausa. b) Berfungtor S, P, dan O
Berdasarkan struktur intinya klausa )8:ال يراىا أحد(كيالن
tersebut tergolong klausa lengkap
Lā yarāhā achadun (Kīlani:8)
46
Jurnal CMES Volume IX Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2016
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta
47
Jurnal CMES Volume IX Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2016
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta
48
Jurnal CMES Volume IX Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2016
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta
i‟rāb yang terdiri dari tujuh kategori jumlah (klausa) pada kalimat
dan Al-Jumlatul-latī lā Machalla majemuk yang berkategori
lahā minal-I‟rāb yang terdiri dari al-jumlah al-wāqi‟atu
sembilan kategori. khabaran. Berikut adalah
a. Al-jumlatul-latī lahā machallun contohnya:
min al-i‟rāb (klausa yang كان ألحد ادللوك يف قدًن الزمان
menempati suatu fungsi dalam
susunan kalimat) حيبهن وكان، بنات ثالث
a) al-jumlatu al-wāqi‟atu )4:جدا(كيالن
khabaran
Kāna li achadil-mulūki
Al-jumlatu al-wāqi’atu
fī qadīmi’z-zamāni
khabaran merupakan klausa
banātun tsalātsun, wa
yang menempati fungsi
kāna yuchibbuhunna
khabar atau predikat
(Ghulayaini, 2007: 580).
jiddan (Kīlani:4)
Dalam cerpen ini terdapat 20
49
Jurnal CMES Volume IX Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2016
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta
50
Jurnal CMES Volume IX Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2016
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta
51
Jurnal CMES Volume IX Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2016
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta
52
Jurnal CMES Volume IX Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2016
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta
tsumma, au, chatta, lakin, am, lā, kerja.Selanjutnya, dari penjelasan dan
dan bal. Sesuai dengan penjelasan penelitian sebelumnya maka dapat
tersebut, dari beberapa data yang ditarik beberapa kesimpulan:
dianalisis terdapat 36 jumlah 1. Berdasarkan struktur internalnya,
(klausa) pada kalimat majemuk klausa dibagi menjadi dua yaitu
yang berkategori a‟t-tābi‟atu li klausa lengkap dan klausa tidak
jumlatin lā machalla lahā minal- lengkap. Klausa lengkap merupakan
i‟rāb. klausa yang menghadirkan kedua
ذىب أما أبوىا فقد ظل غاضبا منها حىت unsur inti klausa yaitu S/MI dan
P/M. Adapun klausa tidak lengkap
)8:شتاء وبعده ربيع وحل صيف(كيالن adalah klausa yang melesapkan
Ammā abūhā faqad zhalla salah satu unsur inti klausa. Dari
ghādhiban minhā chattā dzahaba semua data yang ada, dalam cerpen
syitā´un wa ba’dahu rabī’un wa Uchibbuka kal-Mā´i, terdapat 87
challa shaifun (Kīlani: 8) data berjenis klausa verbal atau
Klausa (jumlah) yang bergaris jumlah fi‟liyah dengan rincian 24
bawah merupakan jumlah fi‟liyah data berjenis klausa lengkap dan 63
yang tidak menempati fungsi dalam data berjenis klausa tidak lengkap.
i‟rāb dengan jenis a‟t-tābi‟atu li 2. Berdasarkan jenis klausa (jumlah),
jumlatin atau pengikut bagi jumlah berdasarkan fungsinya di dalam
yang sebelumnya. Hal itu dibuktikan kalimat, dalam bahasa Arab terdapat
dengan adanya penanda penghubung dua jenis klausa atau jumlah yaitu
berupa „athaf „’حىت yang al-jumlatul-latī lahā machallun
minal-i‟rāb (klausa yang
menunjukkan bahwa jumlah menempati suatu fungsi dalam
„dzahaba syitā´un‟ „musim dingin susunan kalimat) dan al-jumlatul-
berlalu‟ menyambung kepada latī lā machalla lahā minal-i‟rāb
jumlah yang ada di depannya yaitu (klausa yang tidak menempati suatu
„ammā abūhā faqad zhalla fungsi dalam susunan kalimat). Dari
ghādhiban minhā „adapun raja 87 data ditemukan 26 data berjenis
masih sangat marah‟. al-jumlatul-latī lahā machallun
C. Kesimpulan minal-i‟rāb, dengan rincian 20 data
Penelitian ini merupakan studi berjenis al-jumlatu al-wāqi‟atu
analisis sintaksis yang berkenaan khabaran, 3 data berjenis al-jumlatu
dengan klausa verbal atau dalam al-wāqi‟atu chālan dan 3 data
bahasa Arab dapat disepadankan berjenis al-jumlatu al-wāqi‟atu
dengan istilah jumlah fi‟liyah. shifatan. Kemudian, dari data
Keduanya memiliki tolak ukur yang tersebut menunjukkan bahwa 61
sama dalam penentuan jenis klausa data berupa al-jumlatul-latī lā
(jumlah) yaitu kata kerja. Namun, ada machalla lahā minal-i‟rāb atau
sedikit perbedaan untuk klausa yang tidak menempati suatu
mendefinisikan kedua istilah tersebut, fungsi dalam susunan kalimat,
dalam bahasa Indonesia,disebut klausa dengan rincian 11 data berjenis al-
verbal jika predikatnya berupa kata jumlatu al-ibtidaiyyatu, 12 data
kerja, adapun dalam bahasa berjenis al-jumlatu al-wāqi‟atu
Arab,disebut jumlah fi‟liyah jika klausa shillati al-maūshuli, 1 data berjenis
(jumlah)diawali dengan fi‟l atau kata
53
Jurnal CMES Volume IX Nomor 1 Edisi Januari – Juni 2016
Program Studi Sastra Arab Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta
Asrori, Imam. 2004. Sintaksis Bahasa Nugroho, Gilar Rizki. 2014. Klausa
Arab Frasa Klausa Kalimat. pada Kalimat Majemuk dalam
Malang: Misykat Bahasa Arab Berstuktur Minimal
pada Fungsi Sintaksisnya dalam
Astuti, Harduwining. 2010. Klausa Buku Tazkiyyatun-Nufūs.
Verbal dalam Wacana Hukum Semarang: UNNES
dan Kriminal pada Surat Kabar
Kedaulatan Rakyat Edisi Maret Ramlan, M. 1981. Sintaksis.
2010. Yogyakarta: UAD. Yogyakarta: CV. Karyono
54