Professional Documents
Culture Documents
Artikel KPM Posko37 - Blumbungan - Analisis Kesalahan Bahasa - Rendy Alfarrohman
Artikel KPM Posko37 - Blumbungan - Analisis Kesalahan Bahasa - Rendy Alfarrohman
http://ejournal.iainmadura.ac.id/ghancaran
PENDIDIKAN BAHASA DAN
Bahasa dan Sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA Volume 2, Nomor 1, 2020
http://ejournal.iainmadura.ac.id/ghancaran Halaman:
E-ISSN : 2715-9132 ; P-ISSN: 2714-8955
DOI 10.19105/ghancaran.v1i2.2896
Abstract
Keywords: This study aims to: (1) explain Indonesian errors, (2) the most
Error; dominant errors, and (3) the causes of errors. This research is a
Language; qualitative descriptive study with a sample of children from the
Spelling. Blumbungan village community and students as if they were based
in one of the hamlets in the Prohibition sub-district. The sampling
technique used is a purposive sampling technique. Data collection
techniques used are in-depth interviews and document analysis.
The data analysis technique used is an interactive analysis model
which includes four components, namely data collection, data
reduction, data presentation, and leverage. The conclusions of this
research are as follows. First, there are no linguistic elements that
experience language errors that often occur in students' texts,
which are divided into four errors: errors, morphology, semantics,
and syntax. Second, the most common mistakes in foreign student
essays are mistakes. Third, language errors that often occur in
foreign students' essays are caused by internal factors: (a) low
motivation, (b) language potential/talent, (c) language
characteristics, and external factors: (a) imperfect learning, ( b) less
time to learn language.
Abstrak:
Kata Kunci: Penelitian ini bertujuan untuk : (1) menjelaskan kesalahan bahasa
Kesalahan; Indonesia, (2) kesalahan yang paling dominan, dan (3) penyebab
Bahasa; kesalahan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif
Ejaan. dengan sampel anak-anak masyarakat desa Blumbungan serta
siswa sekolah dasar di salah satu dusun yang tedapat di
kecamatan larangan. Teknik sampling yang digunakan adalah
teknik sampel purposif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah wawancara mendalam dan analisis dokumen. Teknik
analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif yang
meliputi empat komponen, yaitu pengumpulan data, reduksi data,
penyajian data, dan verifikasi. Simpulan penelitian ini sebagai
berikut. Pertama, unsur- unsur linguistik yang mengalami kesalahan
bahasa yang sering terjadi dalam teks siswa dibagi menjadi empat
kesalahan: kesalahan ejaan, morfologi, semantik, dan sintaksis.
Kedua, kesalahan yang paling sering terjadi dalam karangan
mahasiswa asing adalah kesalahan ejaan. Ketiga, kesalahan
bahasa yang sering terjadi dalam karangan mahasiswa asing yang
disebabkan oleh faktor internal: (a) rendahnya motivasi, (b)
potensi/bakat bahasa, (c) karakteristik bahasa, dan faktor eksternal:
(a) pembelajaran yang tidak sempurna, (b) waktu belajar bahasa 1
kurang.
Terkirim : ; Revisi: ; Diterima:
S.T.Rosana Desianti, Yuli Puji Astutik
PENDAHULUAN
Bahasa adalah cermin dari budaya. Lewat bahasa dapat terlihatlah karakter dari
diri seseorang. Bahasa yang baik adalah bahasa yang tujuannya dapat dipahami oleh
orang lain. Salah satu bentuk dari bahasa di dunia ialah bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat di NKRI (Negara
Kesatuan Republik Indonesia). Bahasa Indonesia adalah bahasa yang memenuhi
faktor-faktor komunikasi. Dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulisan, kita
menggunakan keterampilan berbahasa yang telah dimiliki, meskipun setiap orang
memiliki tingkatan atau kualitas yang berbeda-beda. Orang yang memiliki keterampilan
berbahasa secara optimal, setiap tujuan komunikasinya akan dapat dengan mudah
tercapai. Lain halnya bagi orang yang memiliki tingkat keterampilan bahasa yang lemah,
dalam melakukan komunikasi bukan tujuannya yang akan tercapai, tetapi justru akan
sering timbul kesalahpahaman antara penutur dan mitra tuturnya.
Bahasa merupakan salah satu aspek penting untuk menunjang keberhasilan
dalam mempelajari semua bidang studi. Bahasa juga menjadi instrumen penting dalam
komunikasi sehingga tanpa bahasa manusia akan kesulitan untuk menyampaikan
pendapat, gagasan, maupun ide yang mereka pikirkan. Dalam kehidupan, kita
menggunakan bahasa untuk berpikir, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Bahasa dalam sistem simbol bunyi yang bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh
alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi
oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran. Melalui bahasa,
manusia dapat menyampaikan gagasan ataupun ide melalui dua cara yakni secara
verbal maupun nonverbal. Secara verbal, gagasan dari seseorang secara langsung
dapat ia sampaikan. Sebaliknya, gagasan yang disampaikan secara nonverbal dapat
dikemas melalui bahasa tulis. Pemakaian bahasa tulis akan selalu menjadi bagian
penting dalam proses pembelajaran di sekolah.
Beberapa hal yang digunakan untuk penggunaan bahasa seharusya disesuaikan
dalam tuntutan kebiasaan bahasa yang dgunakan. Seperti halnya bahasa sehari-hari
yang sering digunakan oleh anak-anak yang bermasa atau seumuran anak sekolah
dasar di desa Blumbungan kecamatan Larangan kabupaten Pamekasan. Oleh karena
itu, Pengembangan kemampuan berbahasa siswa dapat dilakukan dengan adanya
pembelajaran keterampilan berbahasa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia.
Pembelajaran keterampilan berbahasa bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial. Di samping itu, dari
pembelajaran keterampilan berbahasa siswa diharapkan dapat menyaring hal-hal yang
berguna, belajar menjadi diri sendiri dan menyadari eksistensi budayanya sehingga
tidak tercabut dari lingkungannya. Bahasa juga sarana untuk mengekspresikan
gagasan, dan sebuah gagasan yang utuh biasanya direalisasikan dalam bentuk teks.
Teks dimaknai sebagai ujaran atau tulisan yang bermakna, yang memuat
gagasan yang utuh. Dengan asumsi tersebut, fungsi pembelajaran bahasa adalah
mengembangkan kemampuan dan memahami. Analisis kesalahan berbahasa adalah
suatu teknik untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi, dan menginterpretasikan secara
sistematik kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh peserta didik yang sedang
mempelajaribahasadengan menggunakan teori atau prosedur linguistik. Secaraumum,
kesalahan berbahasa merupakan sisi cacat padaujaran atau tulisan pelajar.
Kesalahan berbahasa adalah suatu peristiwa yang bersifat intern dalam setiap
pemakaian bahasa baik secara lisan maupun tulis. Baik orang dewasa yang telah
menguasai bahasanya maupun anak-anak, yang sedang mempelajari suatu bahasa
dapat melakukan kesalahan-kesalahan berbahasa pada waktu mereka menggunakan
Ghâncaran: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Vol. 2 No.1, 2020
2
S.T.Rosana Desianti, Yuli Puji Astutik, Ahmad Homaidi, Rendy Alfarrohman, Rohemana
bahasanya. Namun jenis serta frekuensi kesalahan berbahasa pada anak-anak yang
sedang mempelajari suatu bahasa berbeda dengan orang dewasa yang telah
menguasai bahasanya.Perbedaan ini bersumber dariperbedaan penguasaan kaidah-
kaidah gramatikal yang pada gilirannya juga menimbulkan perbedaan realisasi
pemakaian bahasa yang dilakukannya (performance). Disamping itu, perbedaan itu juga
bersumber dari penguasaan untuk menghasilkan atau menyusun tuturan yang sesuai
dengan konteks komunikasi. Salah satu hambatan dalam proses komunikasi adalah
banyaknya kesalahan berbahasa.
Kegiatan ini tentunya dilakukan untuk mmenuhi penelitian awal dalam
memperbaiki penggunaan bahasa di sekitar desa Blumbungan kecamatan Larangan
kabupaten Pamekasan. Maka dari itu, kami melakukan kegiatan observasi sekaligus
melakukan tindakan belajar mengajar disana. Ternyata dilihat dari segi pemebelajaran
yang diberikan. Pada umumnya masih banyak siswa yang mengalami ketidakmampuan
dalam penggunaan bahasa Indonesia dari penggunaan ejaan maupun dalam berbicara
dan penulisan. Masih banyak terdapat kesalahan berbahasa yang dilakukan oleh siswa
dalam pemakaian kalimat dan cara penyampaiannya. Oleh sebab itu, dengan adanya
pembelajaran kesalahan berbahasa akan dapat diungkapkan berbagai hal mengenai
kesalahan bahasa yang dibuat oleh anak-anak desa Blumbungan kecamatan Larangan
kabupaten Pamekasan.
Hal itu dapat digunakan sebagai umpan balik dalam upaya memperbaiki dan
menyempurnakan pengajaran bahasa. Pendidikan bahasa Indonesia sangat
mengupayakan keterampilan berbahasa, pendidikan dalam bahasa Indonesia tidak
hanya difungsikan sebagai alat komunikasi dapat juga dikatakan sebagai sarana
berpikir. Berdasarkan unsur observasi awal masih banyak melakukan kesalahan
berbahasa seperti pada tulisan siswa yang masih banyak menggunakan bahasa
nonformal. Maka penulis sangat tertarik untuk melakukan suatu bentuk penelitian yang
berhubungan dengan analisis kesalahan penggunaan bahasa Indonesia pada anak-
anak di sekitar desa Blumbungan kecamatan Larangan kabupaten Pamekasan.
Penelitian ini sangat penting dan harus dilakukan. Penelitian ini sangat penting
dikarenakan memiliki fokus kajian yang berbeda dengan penelitian yang sebelumnya
dimana kegiatan penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan bagaimana
pemahaman anak dalam menuis maupun bercakap dalamkegiatan les yang
diselenggarakan di Balai desa Blumbungan Kecamatan Larangan Kabupaten
Pamekasan. Sedangkan kenapa harus dilakukan, hal ini disebabkan bahwa dengan
adanya penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas mutu keilmuan dalam
bidang pembelajaran bahasa Indonesia beserta dalam berbicara anak dalam kehidupan
sehari-hari.
METODE
Penelitian ini dilakukan di Balai desa Blumbungan kecamatan Larangan
kabupaten Pamekasan. Waktu pelaksanaan penelitian berlangsung selama 1 bulan
yaitu dari bulan 5 Juli 2022 - 2 Agustus 2022. Subjek penelitian yaitu anak-anak yang
mengikuti kegiatan les gratis di Balai Desa Blumbungan kecamatan Larangan
kabupaten Pamekasan.
Penelitian ini berupa penelitian deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi
kasus. Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa dokumen dan
informan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan
cara mengkaji dokumen yang berupa karangan eksposisi siswa dan melakukan in-dept
interview dengan beberapa anak-anak serta siswa di Desa Blumbungan kecamatan
Larangan kabupaten Pamekasan. Selanjutnya, data divalidasi dengan menggunakan
Ghâncaran: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Vol. 2 No.1, 2020 3
S.T.Rosana Desianti, Yuli Puji Astutik
teknik triangulasi dan review informan melalui analisis interaktif yang terdiri dari empat
tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
atau verifikasi.
Kesalahan penulisan kata dasar ini terjadi jika siswa menuliskan kata
yang tidak sesuai dengan bentuk sempurnanya yang terdapat dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Kesalahan penulisan kata dasar ini terlihat dalam
tiga wujud: (1) penulisan singkatan kata yang seharusnya tidak disingkat, (2)
pelesapan vokal (ә), serta (3) pelesapan dan pemunculan fonem /h/.
Pelesapan vokal /ә/ pada kata dasar terlihat pada kata karna dan
trima yang seharusnya ditulis karena dan terima. Contohnya dapat dilihat
pada data berikut.
Ghâncaran: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Vol. 2 No.1, 2020
4
S.T.Rosana Desianti, Yuli Puji Astutik, Ahmad Homaidi, Rendy Alfarrohman, Rohemana
Aku baru tau tadi pagi karna banyak tetanggaku ... Trima kasih ya,
Feb!
a. Penulisan Nama
b. Awal Kalimat
Ghâncaran: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Vol. 2 No.1, 2020 5
S.T.Rosana Desianti, Yuli Puji Astutik
c. Singkatan
Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap kata nama lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan, badan atau
organisasi, serta nama dokumen resmi ditulis dengan huruf kapital tanpa
tanda titik (Tim, 2016:27). Huruf kapital dipakai pada singkatan nama
lembaga seperti pada singkatan SMP (Sekolah Menengah Pertama).
Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti
dengan tanda titik pada setiap unsur singkatan itu (Tim, 2016:26). Pada
singkatan yang berasal dari satu kata, hanya huruf awal yang ditulis
dengan huruf kapital seperti pada singkatan Drs. (doktorandus). Singkatan
pada data berikut menyalahi kaidah tersebut.
Selesai juga tes smp dan UN ...
DRS.Bambang W.S.
Siswa/siswi Sdn Blumbungan III
Halaman SDN. Blumbungan III
Penulisan singkatan yang benar adalah
Selesai juga tes SMP dan UN ...
Drs. Bambang W.S.
Siswa/siswi SDN Blumbungan III
Halaman SDN Blumbungan III
Ghâncaran: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Vol. 2 No.1, 2020
6
S.T.Rosana Desianti, Yuli Puji Astutik, Ahmad Homaidi, Rendy Alfarrohman, Rohemana
Kata depan, seperti di, ke, dan dari, ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya (Tim, 2016:24). Data berikut menyalahi kaidah tersebut.
Kebersihan ditempat itu belum tentu terjamin
... jajanan yg dijual dipinggir jalan itu ....
Tentang kompas dimajalah anak-anak
… 1 cm kedalam wadah
kemana
kesana
Ghâncaran: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Vol. 2 No.1, 2020 7
S.T.Rosana Desianti, Yuli Puji Astutik
Singkatan dalam bahasa Indonesia ada yang memakai tanda titik dan
ada yang tanpa tanda titik. Singkatan yang memakai tanda titik adalah (1)
singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat, (2) Singkatan
yang terdiri atas tiga huruf atau lebih, dan (3) Singkatan yang terdiri atas
dua huruf yang lazim dipakai dalam surat-menyurat. Singkatan yang tidak
memakai tanda titik adalah(1)Singkatan yang terdiri atas huruf awal setiap
kata nama lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, lembaga pendidikan,
badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi, (2) Singkatan yang
terdiri atas huruf awal setiap kata yang bukan nama diri, dan (3) Lambang
kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, tim- bangan, dan mata uang
(Tim, 2016:26— 28).
Penulisan singkatan berikut menyimpang dari kaidah di atas.
Yth : Kepala Sekolah
SDN. Blumbungan III
Penulisan singkatan tersebut seharusnya diubah menjadi seperti
berikut.
Yth. Kepala Sekolah
SDN Blumbungan III
Kesalahan pemakaian ejaan yang ditemukan dalam penelitian ini
senada dengan hasil penelitian lain. Penelitian Maulidia (2013:111)
menyimpulkan beberapa kesalahan dalam karangan siswa MI meliputi
kesalahan penulisan kata dasar, pemakaian huruf kapital, penulisan
prefiks, penulisan preposisi, penulisan singkatan dan akronim, dan
pemakaian tanda baca.
Penelitian Hanafi (2012) menghasilkan beberapa temuan kesalahan
berbahasa siswa yang meliputi kesalahan penggunaan huruf kapital,
penggunaan tanda titik, penggunaan tanda koma, pemenggalan kata di
akhir baris, serta penulisan kata terkait dengan awalan dan kata depan.
Ghâncaran: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Vol. 2 No.1, 2020
8
S.T.Rosana Desianti, Yuli Puji Astutik, Ahmad Homaidi, Rendy Alfarrohman, Rohemana
Ghâncaran: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Vol. 2 No.1, 2020 9
S.T.Rosana Desianti, Yuli Puji Astutik
Kalimat lengkap adalah kalimat yang minimal terdiri atas subjek dan
predikat, adanya objek dan pelengkap tergantung pada predikatnya.
Kalimat yang tidak memenuhi ciri kalimat lengkap disebut kalimat tidak
lengkap. Kalimat tidak lengkap dapat berupa (1) kalimat tidak bersubjek,
(2) kalimat tidak berpredikat, (3) kalimat tidak berobjek/tidak berpelengkap
(Ghufron, 2015:159). Kalimat-kalimat berikut tergolong kalimat tidak
lengkap.
Kalimat (1) tidak lengkap karena tidak bersubjek. Kalimat (2) dan (3)
tidak lengkap karena tidak bersubjek dan tidak berpredikat. Kalimat
tersebut dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut.
(1a) Hal itu masih berkaitan dengan pelegendaan atas dirinya.
(2a) Namun, gaya berpakaian nya dikesankan kacau.
(3a) ... misalnya untuk membuat minuman berupa sirop/es (lanjutan
kalimat sebelumnya).
Kalimat tidak hemat atau kalimat yang mubazir adalah kalimat yang
menggunakan dua bentuk bahasa yang maknanya sama. Ketidakhematan
kalimat ini terjadi karena beberapa sebab: (1) penggunaan kata-kata yang
maknanya sama, (2) penggunaan kata bentukan beserta maknanya, (3)
penggunaan dua konjungsi yang semakna, dan (4) penggunaan subjek
yang berlebihan (Ghufron, 2015:168—170).
Kalimat (4), (5), dan (6) tidak hemat karena menggunakan subjek yang
berlebihan. Pada kalimat (4) terdapat dua subjek yang sama yakni teman-
teman. Pada kalimat (5) terdapat dua subjek yang sama yakni saya. Pada
kalimat (6) terdapat dua subjek yang sama yakni aku. Agar kalimat-kalimat
tersebut menjadi kalimat hemat, subjek-subjek tersebut dipilih satu saja
sehingga menjadi kalimat-kalimat yang hemat sebagai berikut.
(4a) Ibu sudah bersusah payah menyediakan makanan untuk teman-
teman, tetapi mereka tidak mau memakannya dengan alasan takut
Ghâncaran: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Vol. 2 No.1, 2020
10
S.T.Rosana Desianti, Yuli Puji Astutik, Ahmad Homaidi, Rendy Alfarrohman, Rohemana
terlambat tiba di sekolah . Mereka tidak masuk kelas, tetapi membeli jajan
dahulu di pinggir jalan.
(5a) Bukannya saya tidak percaya, tetapi hanya memastikan saja!
(6a) Terakhir aku ke kantin, lalu duduk di bangku ini!
c. Kalimat Interferensi
Ghâncaran: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Vol. 2 No.1, 2020 11
S.T.Rosana Desianti, Yuli Puji Astutik
SIMPULAN
Berdasarkan uraian tentang hasil penelitian dapat dirumuskan beberapa
simpulan sebagai berikut.
Kesalahan berbahasa yang terdapat dalam tulisan anak/siswa di desa
Blumbungan kecamatan Larangan kabupaten Pamekasan meliputi kesalahan ejaan,
kesalahan pemilihan kata, dan kesalahan penyusunan kalimat.
Kesalahan pemakaian ejaan yang ditemukan dalam penelitian ini meliputi
kesalahan (1) penulisan kata dasar, (2) pemakaian huruf kapital, (3) penulisan awalan,
(4) penulisan preposisi, (5) penulisan singkatan, dan (6) pemakaian tanda baca.
Kesalahan penulisan kata dasar ini terjadi jika siswa menuliskan kata yang tidak sesuai
dengan bentuk sempurnanya yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia .
Kesalahan penulisan kata dasar ini terlihat dalam tiga wujud: (1) penulisan singkatan
kata yang seharusnya tidak disingkat, (2) pelesapan vokal (ә), serta (3) pelesapan dan
pemunculan fonem /h/. Kesalahan pemakaian huruf kapital dalam penelitian ini terjadi
pada kasus-kasus berikut: (1) penulisan nama, (2) penulisan awal dan tengah kalimat
serta tengah kata, dan (3) singkatan.
Kesalahan pemakaian tanda baca terlihat pada kesalahan pemakaian tanda
hubung pada kata ulang, kesalahan pemakaian tanda intonasi final, tanda garis miring,
dan tanda titik pada singkatan. Kesalahan pemilihan kata paling banyak terlihat pada
kesalahan penggunaan kata-kata tutur. Kesalahan penyusunan kalimat terjadi karena
adanya kalimat tidak lengkap, kalimat tidak hemat, dan kalimat interferensi.
DAFTAR RUJUKAN
Ayudia, Ayudia, Edi Suryanto, and Budhi Waluyo. “Analisis Kesalahan Penggunaan
Bahasa Indonesia Dalam Laporan Hasil Observasi Pada Siswa Smp.” Basastra 4, no. 1
(2017): 34–49.
Hasanudin, Cahyo. “Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Penulisan Media Luar Ruang
Di Kabupatenbojonegoro.” Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra UPI 17, no. 1 (2017):
120–29.
Nurwicaksono, Bayu Dwi, and Diah Amelia. “Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia
Pada Teks Ilmiah Mahasiswa.” AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
2, no. 2 (2018): 138–53.
Riantika, Norma Yuni. “Analisis Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Soal
UKK SD Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tahun 2011/2012 Kabupaten Situbondo,”
2013.
Supriani, Reni, and Ida Ramadhani Siregar. “Penelitian Analisis Kesalahan Berbahasa.”
Jurnal Edukasi Kultura: Jurnal Bahasa, Sastra Dan Budaya 3, no. 2 (2012).
Ghâncaran: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Vol. 2 No.1, 2020
12
S.T.Rosana Desianti, Yuli Puji Astutik, Ahmad Homaidi, Rendy Alfarrohman, Rohemana
Ghâncaran: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Vol. 2 No.1, 2020 13
S.T.Rosana Desianti, Yuli Puji Astutik
LAMPIRAN DOKUMENTASI
Ghâncaran: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Vol. 2 No.1, 2020
14
S.T.Rosana Desianti, Yuli Puji Astutik, Ahmad Homaidi, Rendy Alfarrohman, Rohemana
Ghâncaran: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia; Vol. 2 No.1, 2020 15