Jurnal Administrasi Pendidikan: Article Info

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

1 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 28 Special Issue: Forum ASN Internasional

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol 28 Special Issue (137-148)


2021“Building an Agile and Global Minded Public Civil Servant”, Oktober 2021 Hal 137-148

JURNAL ADMINISTRASI PENDIDIKAN


Journal homepage: http://ejournal.upi.edu/index.php/JAPSPs

Reaksi Peserta terhadap Penerapan MOOC dalam Diklat


LATSAR CPNS di Lingkungan Kementerian Hukum dan
HAM
Dona Indra Wira Budianto, Nungki Awalya Ramdhani
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Hukum dan Hak Asasi Manusia
Correspondence: E-mail: indrapendent@gmail.com

ABSTRACT ARTICLE INFO


Article History:
Massive Open Online Courses (MOOCs) is a form of online learning that is Received 12 Maret 2021
developing and getting a lot of attention in digital learning. This research Revised 29 Mei 2021
is a quantitative study using a questionnaire to the participants of the Accepted 30 Agustus 2021
LATSAR CPNS (basic training for civil servants candidates) at the Ministry Available online 30 Oktober 2021
of Law and Human Rights Indonesia with a sampling of 296 people. The
researcher asked the participants' reactions to the training
implementation and their perception of learning acquired. From this
study, it can be concluded that the training participants gave positive
responses to the MOOC LATSAR CPNS in the Ministry of Law and Human
Rights, especially towards learning objectives, training materials, learning
processes, assessment systems and ease of accessing portals. In the
evaluation of learning outcomes, participants also felt that their
knowledge was increased if they compared their knowledge before and
after attending the MOOC training. This study describes a good
opportunity for the implementation of the MOOC learning method for the
competency development for civil servants widely, both within the
Ministry of Law and Human Rights and other government institutions.

Keyword: MOOC, Basic Training, Competency Development Civil Servants.

© 2021 Tim Pengembang Jurnal UPI

1. PENDAHULUAN pada tahun 2008 (Bozkurt et al., 2016) serta


pada tahun 2011 istilah yang sama juga
MOOC, singkatan dari Massive Open
digunakan oleh Sebastian Thrun dari
Online Learning, adalah metode
Standford University untuk sebuah pelatihan
pembelajaran dalam jaringan yang dapat
Artificial Intelligence (AI), yaitu sebuah
diikuti secara masif. Istilah tersebut pertama
pelatihan dengan akses terbuka yang diikuti
kali dicetuskan oleh Dave Cormier untuk
oleh 160.000 peserta dari 190 negara
sebuah kursus online Connectivism &
(Bozkurt et al., 2016). Hingga pada tahun
Connective Knowledge yang dikembangkan
2012, New York Times menyebutnya sebagai
DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
Dona Indra Wira Budianto. Title - Reaksi Peserta terhadap Penerapan MOOC dalam Diklat
LATSAR CPNS di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM | 138

“Year of MOOC” (tahun MOOC), untuk setelah eDX dan Coursera (Trehan et al.,
menggambarkan luasnya perkembangan 2017). India juga memiliki peserta MOOCs
MOOC yang ditandai dengan lahirnya banyak terbanyak dari Asia (Trehan et al., 2017).
penyedia pelatihan online yang mempelopori Begitu juga Eropa yang merupakan salah satu
penggunaan platform MOOC seperti pemain utama dalam digital learning yang
Coursera, IDX dan Udacity. terus mengembangkan MOOC (Schuwer et
al., 2015).
Tidak seperti pelatihan online lainnya,
komponen pembelajaran MOOC bersifat Saat ini beberapa platform MOOC juga
asynchronous sehingga memungkinkan telah tersedia dan berkembang cukup pesat
peserta untuk belajar secara fleksibel sesuai di Indonesia (Lubis et al., 2020; Nurhudatiana
waktu dan preferensi masing-masing et al., 2019). Salah satu platform yang
(Albelbisi, 2019; Safri et al., 2020). Pada memiliki jumlah pelatihan terbanyak adalah
umumnya, MOOC terdiri dari materi Indonesia X yang dalam menjalankan MOOC
pembelajaran (seringkali berupa buku teks, banyak berkolaborasi dengan berbagai
audio, video, dan lain-lain), evaluasi Universitas, institusi dan praktisi dari
pembelajaran (kuis, ujian, kuesioner, dan berbagai bidang (Lubis et al., 2020).
lain-lain) dan forum diskusi untuk Universitas di Indonesia banyak
memfasilitasi kolaborasi antar peserta menggunakan MOOC bahkan mendominasi
(Doherty et al., 2015; Husna, 2019). Semua di Indonesia (Lubis et al., 2020; Nurhudatiana
layanan di MOOC pada dasarnya gratis, et al., 2019). Selain itu, penggunaan MOOC
namun beberapa program juga ditawarkan juga telah diterapkan di beberapa lembaga
dalam versi berbayar atau berbayar ketika pemerintahan diantaranya Kementerian
peserta menginginkan sertifikat (Dillahunt et Keuangan dalam Kemenkeu Learning Center
al., 2014). nya (Hartati & Iskandar, 2021). Selain
Kementerian Keuangan, Badan Pengawasan
Hingga saat ini penggunaan MOOC terus Keuangan dan Pembangunan (BPKP) juga
berkembang dan semakin banyak platform telah mengembangkan MOOCs untuk diklat-
yang berkolaborasi dengan institusi-institusi diklat yang terkait dengan Pengawasan
pendidikan ternama di dunia untuk Pembangunan (Evianto, 2020).
menyediakan pelatihan-pelatihan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan Sejak tahun 2021, Lembaga Administrasi
(Lubis et al., 2020; Thomas & Nedeva, 2018). Negara (LAN) telah memanfaatkan MOOC
Perkembangan MOOC cukup signifikan dan dalam pelaksanaan Pelatihan Latsar (LATSAR)
menjanjikan tidak hanya negara maju tetapi bagi seluruh CPNS di Indonesia. MOOC yang
juga negara berkembang (Bozkurt et al., dikembangkan oleh LAN merupakan bagian
2017; Lubis et al., 2020; Schuwer et al., 2015; dari keseluruhan program pelatihan LATSAR.
Trehan et al., 2017). Sebagaimana dijelaskan Dari total 40 hari jumlah pelatihan LATSAR,
sebelumnya MOOC berkembang di awal dari terdapat 16 hari yang merupakan komponen
Amerika Serikat sebagai pelopor MOOC. MOOC tersebut dikombinasikan
perkembangan digital learning, dan tren dengan pelatihan daring yang dikembangkan
tersebut terus berkembang hingga saat ini oleh masing-masing lembaga pelatihan.
(Bozkurt et al., 2017; Daniel, 2012; Thomas & Pengimplementasian MOOC pada LATSAR
Nedeva, 2018). Perkembangan MOOCs di merupakan terobosan dari LAN untuk
Cina juga cukup menjanjikan, mereka menyajikan bentuk pembelajaran yang
memiliki platform MOOCs sendiri yang terstandar untuk seluruh Calon ASN di
bernama XuetangX. XuetangX memiliki seluruh Kementerian dan Lembaga di
peserta MOOCs terbesar ketiga di dunia lingkungan Pemerintah.
DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
139 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 28 Special Issue: Forum ASN Internasional
2021“Building an Agile and Global Minded Public Civil Servant”, Oktober 2021 Hal 137-148

Kementerian Hukum dan HAM et al., 2018; Schuwer et al., 2015). Peserta
(Kemenkumham) merupakan salah satu dengan berbagai latar belakang tersebut
instansi yang juga menyelenggarakan dapat berbagi wawasan dan perspektif di
LATSAR bagi para Calon ASN di lingkungan ruang kolabarasi yang difasilitasi oleh MOOC.
instansi tersebut dengan peserta yang Ketiga, MOOCs dapat memanfaatkan analitik
berjumlah lebih dari 60 ribu orang. Selain itu, pembelajaran, yaitu analisis yang
Kementerian tersebut merupakan salah satu mengevaluasi program pembelajaran secara
Kementerian yang memiliki pegawai tersebar lebih komprehensif dengan pemanfaatan
di seluruh wilayah Negara Republik Indonesia teknologi informasi (Shukor & Abdullah,
dengan tantangan tersendiri untum upaya 2019). Dalam proses pembelajaran masal,
pemenuhan pengembangan kompetensi perkembangan pembelajaran masing-masing
seluruh pegawai. Implementasi MOOC dalam peserta mungkin tidak dapat difasilitasi
diklat LATSAR yang di selenggarakan oleh secara tradisional, namun system mampu
Kemenkumham diharapkan bisa menjadi membantu untuk mengontrol dan dapat
gambaran peluang implementasi MOOC menemukan catatan anomali untuk
dalam skala yang lebih luas khususnya dalam kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan
mendukung upaya pengembangan intervensi untuk proses pembelajaran
kompetensi ASN di lingkungan selanjutnya.
Kemenkumham dimasa depan. Hal tersebut
tidak hanya terbatas bagi ASN internal Selain itu, beberapa penelitian
Kemenkumham tetapi juga ASN bidang menunjukkan bahwa pelatihan dalam MOOC
Hukum dan HAM dari berbagai Kementerian memiliki tingkat antusiasme peserta yang
dan Lembaga. cukup tinggi ditandai dengan banyak dan
terus bertambahnya peserta yang mengikuti
Sebagai metode yang relatif baru, program MOOC (Kala & Meet, 2021).
banyak yang belum mengetahui manfaat dari Antusiasme peserta berefek pada
MOOC. Berikut beberapa manfaat dari meningkatnya perhatian pihak-pihak
MOOC. Pertama, program yang bersifat penyelenggara pendidikan untuk membuka
terbuka dan gratis sehingga dapat lebih banyak akses pada Pendidikan (Thomas
memfasilitasi peserta tanpa batas dari & Nedeva, 2018). Peningkatan antuasiasme
seluruh dunia dan bahkan dapat mengakses peserta MOOC sudah terjadi pada awal-awal
kelas dari universitas terbaik yang memiliki tahun MOOC diselenggarakan. Pada masa
program MOOC (Daniel, 2012; Thomas & awal, salah satu MOOC yang populer adalah
Nedeva, 2018). Oleh karena itu, MOOC pelatihan tidak berbayar yang bertajuk
merupakan platform strategis untuk Learning How to Learn, MOOC dari
mencapai kesetaraan kesempatan dalam McMaster University dalam platform
Pendidikan (Dillahunt et al., 2014). Coursera (Oakley & Sejnowski, 2019). Kursus
Aksesibilitas ini juga dapat memberikan ini telah menarik hampir 2,5 juta orang dalam
manfaat bagi mereka yang bekerja dan ingin empat tahun sejak 2014. Fakta ini dapat
meningkatkan keterampilan sehingga tidak menggambarkan bahwa metode
perlu meninggalkan pekerjaan mereka, pembelajaran ini dapat memberikan dampak
sehingga MOOC bisa menjadi instrument yang jauh lebih luas jika dibandingkan
penting dalam mendukung longlive learning dengan kesempatan belajar lainnya.
sesuai dengan tujuan SDG (Kala & Meet,
2021). Kedua, karena peserta berasal dari Namun, beberapa penelitian menunjukkan
negara dan latar belakang yang berbeda, hal bahwa tingginya jumlah peserta tidak
ini dapat mendorong kolaborasi global (Bonk berbanding lurus dengan tingkat kelulusan
atau jumlah peserta yang menyelesaikan

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
Dona Indra Wira Budianto. Title - Reaksi Peserta terhadap Penerapan MOOC dalam Diklat
LATSAR CPNS di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM | 140

suatu pelatihan dengan menggunakan Manfaat selanjutnya adalah, sesuai


metode MOOC. Suatu penelitian terhadap dengan Rencana Pembangunan Jangka
pelatihan di Coursera menunjukkan bahwa Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024
jumlah peserta yang mengikuti secara aktif yang menargetkan ASN berkelas dunia pada
seluruh komponen pembelajaran tidak 2024, mengenalkan dan membiasakan
sampai 10 % dari total peserta (Albelbisi, dengan metode MOOC bisa menjadi
2019; Poellhuber & Roy, 2019). Sebagian jembatan untuk mengakrabkan ASN dengan
besar penelitian menunjukkan bahwa tingkat format pelatihan berkelas dunia. Dengan
penyelesaian tetap menjadi tantangan besarnya pertumbuhan MOOC baik di skala
terbesar dalam MOOCs karena tidak adanya nasional maupun internasional, sudah
keterikatan yang menjamin komitmen dari sewajarnya para ASN tidak hanya bergantung
pelajar (Albelbisi, 2019; Poellhuber & Roy, dengan pembelajaran yang disediakan dari
2019). Selain itu, tingginya jumlah peserta dalam organisasi. ASN bisa mengakses
juga dikaitkan dengan sifat pelatihan MOOC berbagai pelatihan baik secara gratis maupun
yang memerlukan kemampuan self regutaled berbayar dari berbagai pelatihan tersedia,
learning yang baik (Albelbisi, 2019). termasuk dari universitas-unversitas
Penelitian lain menunjukkan bahwa setelah ternama di dunia. Dengan hal tersebut,
sekitar sepuluh tahun pengembangan dan peluang untuk selalu update dengan
penyelenggaraan MOOC, platform MOOC perkembangan dan informasi global bisa
masih didominasi oleh kelompok pelajar semakin terfasilitasi.
yang berasal dari golongan privilese
(Dillahunt et al., 2014; Kala & Meet, 2021). 2. METODE PENELITIAN
Peserta didominasi mereka yang sudah Penelitian ini merupakan penelitian
berpendidikan, kaya, laki-laki, dan berasal kuantitatif dengan menggunakan kuesioner
dari negara maju (Dillahunt et al., 2014). Hal untuk mendapatkan data primer. Penelitian
ini menjadi tantangan dalam ini dilakukan terhadap peserta diklat LATSAR
penyelenggaraan MOOC karena salah satu CPNS dengan sampling 296 orang dari total
tujuan MOOC adalah demokratisasi dalam peserta Latsar Kementerian Hukum dan HAM
pendidikan. yang berjumlah 1.159 orang. Kuesioner
dibagikan secara digital dengan
Dalam konteks pelatihan ASN, MOOC
menggunakan google form. Kuesioner
bermanfaat utamanya dalam dua hal.
digunakan untuk mendapatkan data primer
Pertama, karena pelatihan dalam MOOC
dari peserta yang diharapkan memiliki
didesain untuk mengakomodir peserta
pendapat yang obyektif tentang MOOC
dengan jumlah yang sangat besar, metode
LATSAR. MOOC LATSAR CASN 2021
tersebut memungkinkan untuk memfasilitasi
dilaksanakan secara online sebagaimana
pengembangan kompetensi dalam jumlah
MOOC biasanya diselenggarakan, sehingga
besar pula. Hal tersebut tentu menjadi yang
peserta mengikuti LATSAR dari tempat
yang strategis dan potensial untuk
tinggalnya atau tempat dinasnya. MOOC
menangani capaian jumlah ASN yang
LATSAR Kementerian Hukum dan HAM yang
mendapatkan akses pengembangan
diselenggarakan oleh BPSDM Hukum dan
kompetensi. Terlebih, masih banyak lembaga
HAM terbagi menjadi empat gelombang
pemerintahan yang terkendala dalam
dengan rentang waktu pelaksanaan dari
pemenuhan kuantitas pengembangan
tanggal 21 April s.d. 29 Oktober 2021.
kompetensi bagi pegawaianya terutama
Lembaga ataupun Kementerian dengan Penelitian ini berfokus pada evaluasi
jumlah pegawai yang besar. terhadap reaksi peserta berupa persepsi
DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
141 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 28 Special Issue: Forum ASN Internasional
2021“Building an Agile and Global Minded Public Civil Servant”, Oktober 2021 Hal 137-148

peserta terhadap jalannya program program pengembangan Kompetensi


pembelajaran maupun persepsi peserta berbasis MOOC di lingkungan Kementerian
terhadap hasil pembelajaran. Evaluasi Hukum dan HAM.
merupakan elemen penting untuk
memastikan bahwa program pembelajaran
dapat mencapai hasil belajar yang 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
diharapkan (Kirkpatrick & Kirkpatrick, 2006).
3.1 Tujuan Pembelajaran
Model evaluasi empat tingkat Kirkpatrick
dipandang sebagai pendekatan yang Memahami tujuan pembelajaran di awal
komprehensif dan sistematis untuk proses pembelajaran merupakan tahapan
menyelaraskan kriteria untuk efektivitas penting dalam pelatihan berbasis daring. Hal
program pembelajaran dengan tersebut perlu menjadi perhatian khusus
mengadaptasi kerangka evaluasi pelatihan mengingat MOOC tidak memiliki sarana
dalam organisasi (Goh et al., 2018; Manalo, komunikasi langsung antara peserta dan
2014). Secara garis besar, terdapat empat pengajar maupun penyusun program. Dari
level dalam skema evaluasi Kirkpatrick. Level tabel 1, terlihat bahwa setidaknya 60%
1 berfokus pada reaksi peserta terhadap responden sangat setuju dengan statement
suatu program, level dua berfokus pada hasil pemahaman terhadap tujuan pembelajaran
belajar, level tiga berfokus pada perubahan yang disediakan di awal. Namun, meskipun
perilaku, dan level empat berfokus pada indeks kesetujuan secara keseluruhan
perubahan kelembagaan (Kirkpatrick & mencapai 90%, ternyata masih ada kurang
Kirkpatrick, 2006). Dari keempat level dari 1% responden yang menyatakan kurang
tersebut, level pertama dan kedua adalah setuju. Tentu hal tersebut perlu mendapat
yang paling relevan dengan penelitian ini, perhatian untuk bahan evaluasi lebih lanjut.
karena dapat membantu menjawab
pertanyaan penelitian terkait reaksi dan hasil
pembelajaran peserta.

Pertama, peneliti akan mengukur reaksi


peserta terhadap metode pelatihan tersebut.
Peneliti menanyakan dalam kuesioner
terhadap beberapa peserta untuk
mengeksplor pertanyaan terkait persepsi
mereka terhadap beberapa hal yaitu tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, proses
pembelajaran, portal MOOC serta sistem
penilaian. Kedua, peneliti mengevaluasi
capaian pembelajaran berupa peningkatan
pengetahuan. Mengingat hanya ada evaluasi
pada akhir pembelajaran, evaluasi yang kami
lakukan terhadap capaian pembelajaran
adalah berdsasarkan persepsi peserta
terhadap peningkatan pengetahuan yang
mereka dapatkan selama pelatihan.
Berdasarkan kuesioner tersebut, peneliti
dapat menghimpun informasi mengenai
tantangan dan peluang implementasi

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
Dona Indra Wira Budianto. Title - Reaksi Peserta terhadap Penerapan MOOC dalam Diklat
LATSAR CPNS di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM | 142

Tabel 1. Tujuan Pembelajaran


Sangat Setuju Netral Kurang Tidak Indeks
Setuju Setuju Setuju

Saya memahami tujuan 62,2% 34,1% 3,0% 0,7% 0,0% 91,6%


pembelajaran Latsar yang
diberikan pada awal kegiatan

Hasil pada pertanyaan tersebud 3.2 Materi Pembelajaran


mendukung penelitian sebelumnya yang
Pada pertanyaan mengenai materi
menyatakan meskipun tidak ada interaksi
pembelajaran, peserta juga memberikan
langsung antara pengajar dan peserta
respon yang cukup positif terhadap pertanyaan
pelatihan, peserta MOOC cukup memahami
yang diberikan. Dengan indeks sekitar 90% baik
tujuan pembelajaran yang disediakan pada
untuk materi berupa modul dan multimedia.
awal pembelajaran (Manalo, 2014). Hal
Peserta setuju bahwa materi berupa modul
tersebut merupakan awal yang baik dan
yang disediakan dalam desain pembelajaran
perlu mendapat perhatian terutama dalam
LATSAR cukup memadai dan mudah dipahami.
mengembangkan pelatihan berbasis MOOC,
Sedangkan materi berupa multimedia dirasa
sehingga peserta tetap dapat menjalankan
menarik dan relevan dengan tujuan
proses pembelajaran keseluruhan dalam
pembelajaran. Namun, masih ada peserta yang
skema belajar mandiri.
menyatakan netral, kurang setuju bahkan tidak
setuju. Hal tersebut bisa di eksplor lebih jauh
faktor-faktor yang kemungkinan bisa
mempengaruhi.
Tabel 2. Materi Pembelajaran
Sangat Kurang Tidak
Setuju Netral Indeks
Setuju Setuju Setuju
Saya merasa jumlah modul yang
1 disediakan cukup memadai untuk 59,1% 37,5% 2,7% 0,7% 0,0% 91,0%
memahami materi pembelajaran
Saya merasa modul pembelajaran yang
2 51,7% 40,5% 6,1% 1,7% 0,0% 88,4%
tersedia mudah dipahami
Saya merasa materi multimedia yang
3 55,1% 36,1% 6,4% 2,0% 0,3% 88,7%
tersedia (Video) menarik
Saya merasa materi multimedia yang
4 tersedia (Video) relevan dengan tujuan 56,4% 37,8% 5,1% 0,7% 0,0% 90%
pembelajaran

Hasil secara general terkait materi relevan mendapatkan persebaran yang cukup banyak
dengan beberapa penelitian yang dilakukan terhapad respon netral. Ia menyampaikan
sebelumnya bahwa materi yang disediakan bahwa dalam banyak pelatihan MOOC
dalam MOOC cukup memadai dan relevan nyatanya tidak semua peserta benar-benar
untuk mendukung pembelajaran (Goh et al., mengunduh materi yang disediakan sehingga
2018; Manalo, 2014). Namun, berbeda dengan mereka tidak dapat memberikan gambaran
data dalam penelitian ini, (Manalo, 2014) yang utuh terhadap materi tersebut. Selain itu,

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
143 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 28 Special Issue: Forum ASN Internasional
2021“Building an Agile and Global Minded Public Civil Servant”, Oktober 2021 Hal 137-148

peserta menggambarkan bahwa materi terhadap pembelajaran cukup memberikan


tersebut cukup ketika konteks pembelajarannya gambaran positif dari peserta pelatihan. Dengan
adalah materi dasar dan mereka mengutarakan indeks sekitar 86%, peserta merasa nyaman dan
perlu materi maupun pelatihan lanjutan ketika tidak mengalami kesulitan berarti dengan cara
ingin mendalami suatu topik (Goh et al., 2018). belajar tersebut. Selain itu, peserta juga merasa
antusias terhadap metode pembelajaran yang
3.3 Proses Pembelajaran
baru tersebut dan mungkin masih asing atau
Meskipun metode ini termasuk baru dan merupakan pengalaman pertama bagi sebagian
masih berkembang di Indonesia, reaksi besar peserta

Tabel 3. Proses Pembelajaran


Sangat Kurang Tidak
Pertanyaan Setuju Netral Indeks
Setuju Setuju Setuju
Saya merasa nyaman dengan durasi
48,3% 39,2% 9,5% 2,7% 0,3% 86,5%
pembelajaran
Saya tidak mengalami kesulitan berarti
dalam mengikuti program 48,0% 40,9% 8,8% 2,0% 0,3% 86,8%
pembelajaran
Saya merasa antusias dengan metode
pembelajaran MOOC 46,6% 39,5% 11,8% 2,0% 0,0% 86,1%

Pada poin reaksi terhadap proses 3.4 Sistem Penilaian


pembelajaran, hasil tersebut juga mendukung
Keselarasan konstruktif dalam program
penelitian sebelumnya bahwa peserta cukup
pembelajaran yang melibatkan keterkaitan tiga
nyaman dengan metode pembelajaran yang di
unsur yaitu kurikulum, pelaksanaan dan
sediakan dalam MOOC (Manalo, 2014).
evaluasi merupakan hal yang krusial dalam
Beberapa penelitian sebelumnya juga
setiap proses pembelajaran (Kirkpatrick &
menyatakan banyak peserta yang antusias dan
Kirkpatrick, 2006). Oleh karena itu, perlu
memiliki sikap positif dengan metode
dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah
pembelajaran MOOC (Wang et al., 2020; Yang &
pelaksanaan program mencapai hasil belajar
Su, 2017). Kenyamanan ataupun kemudahan
yang diharapkan. Sebagaiman tergambar pada
merupakan salah satu indicator penerimaan
table 4 peserta memberikan reaksi terhadap
terhadap teknologi baru. Dengan kenyamanan
satu proses evaluasi yang mereka kerjakan pada
yang dirasakan tersebut pula cenderung
akhir proses pembelajaran. Mereka
membuat peserta memiliki sikap positif untuk
memberikan respon yang positif terhadap
menerima teknologi baru termasuk dalam
tahapan tersebut.
pembelajaran digital (Wang et al., 2020; Yang &
Su, 2017).
Tabel 4. Sistem Penilaian
Sangat Kurang Tidak
Setuju Netral Indeks
Setuju Setuju Setuju
Saya percaya kriteria dan metodologi
evaluasi yang digunakan cukup dalam 49,3% 39,5% 7,4% 3,4% 0,3% 86,8%
mengukur hasil belajar

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
Dona Indra Wira Budianto. Title - Reaksi Peserta terhadap Penerapan MOOC dalam Diklat
LATSAR CPNS di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM | 144

Hasil tersebut tidak sama dengan sebagaimana dihasilkan dalam kuesioner bisa
penelitian sebelumnya dimana respon peserta menjadi gambaran yang cukup objektif.
terhadap metode evaluasi pembelajaran
3.5 Portal MOOC
cenderung netral (Manalo, 2014). Hal tersebut
dimungkinkan karena dalam MOOC secara Pada pertanyaan terhadap penggunaan
general, tidak ada kewajiban bagi peserta untuk portal MOOC, peserta juga memberikan respon
mengerjakan kuis maupun evaluasi yang positif ditandai dengan indeks diatas 90%
pembelajaran sehingga mereka tidak dapat pada pertanyaan kemudahan registrasi, log in
memberikan opini yang utuh terhadap metode dan pengoperasian portal. Namun, pada
evaluasi tersebut (Manalo, 2014). Sedangkan pertanyaan terakhir mengenai kemudahan
dalam MOOC LATSAR dalam penelitian ini, mendapatkan akses bantuan, mskipun indeks
mengingat pelatihan ini menjadi prasyarat dan kesetujuan mencapai 88%, masih cukup banyak
ada kewajiban bagi peserta untuk mengikuti peserta yang memberikan jawaban netral,
seluruh rangkaiaan pembelajaran, seluruh sampai tidak setuju.
peserta tentu mengikuti kuis atau evaluasi
tersebut. Dengan demikian, reaksi positif

Tabel 5. Portal MOOC


Sangat Kurang Tidak
Setuju Netral
Setuju Setuju Setuju Indeks
Saya dapat melakukan registrasi
1 dengan mudah 65,9% 31,8% 2,0% 0,0% 0,3% 92,6%
Saya dapat melakukan log in dengan
2 mudah 66,9% 30,1% 2,7% 0,0% 0,3% 92,6%
Saya dapat menggunakan/
mengoperasikan situs pelatihan
3 dengan mudah 64,2% 33,4% 1,7% 0,3% 0,3% 92,2%
Saya memiliki akses bantuan yang
4 cukup ketika mengalami kesulitan 54,4% 34,8% 8,8% 1,7% 0,3% 88,2%

Belum semua peserta merasa mudah menjadi pertimbangan untuk mengembangkan


dalam menggunakan portal MOOC perlu MOOC dikemudian hari dalam pengembanga
mendapatkan perhatian khusus. Hal tersebut kompetensi ASN pada umumnya. Penyediaan
mungkin juga dipengaruhi dengan tidak adanya forum diskusi bisa menjadi fitur penting bagi
forum diskusi sebagai media komukasi dan peserta untuk berkomunikasi dan
kolaborasi antar peserta dalam MOOC LATSAR berkolaborasi.
CPNS. Sebagaimana dibahas pada umumnya,
3.6 Penguasaan Materi
bahwa MOOC mementingkan kemampuan
peserta dalam hal belajar mandiri (Albelbisi, Sebagai tindak lanjut sistem penilaian yang
2019). Namun dalam mendesain MOOC salah telah dibahas sebelumnya, mengingat evaluasi
satu fitur esensial adalah forum diskusi yang di pembelajaran hanya diberikan pada tahapan
sediakan sebagai sarana antar peserta saling setelah proses pembelajaran, data tersebut
berkolaborasi, bertukas ide dan pengetahuan, tidak dapat digunakan untuk mengukur capaian
dan memungkinkan saling membantu dalam pembelajaran. Namun peneliti menanyakan
proses belajar (Bozkurt et al., 2016; Doherty et persepsi peserta terhadap perbedaan
al., 2015). Sehingga, ketiadaan fitur forum pengetahuan yang mereka alami antara
diskusi pada MOOC LATSAR CPNS belum sebelum dan setelah mengikuti pelatihan. Jika
memfasilitasi kolaborasi tersebut. Hal ini bisa disbandingkan dari dua tabel tersebut dapat
DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
145 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 28 Special Issue: Forum ASN Internasional
2021“Building an Agile and Global Minded Public Civil Servant”, Oktober 2021 Hal 137-148

dilihat bahwa peserta yang sebelumnya cukup tergambar dalam tabel Tabel 7. Hal tersebut
memiliki pengetahuan sebagaimana tergambar menunjukan peningkatan yang cukup berarti,
dalam Tabel 6 mendapatkan banyak dan menunjukan bahwa pelatihan metode
pengetahuan terkait topik dan di sediakan MOOC pun peserta mampu belajar dan
dalam pelatihan tersebut sebagaimana meningkatkan pengetahuan dengan baik.
Tabel 6. Penguasaan Materi Sebelum Pelatihan
Sebelum mengikuti pelatihan, seberapa banyak anda memiliki
No. Jumlah Indeks
pengetahuan yang disampaikan dalam pelatihan ini?
Saya tidak memiliki pengetahuan tentang materi tersebut
1 14,9%
sebelumnya
Saya memiliki sedikit pengetahuan tentang materi tersebut
2 41,6%
sebelumnya
Saya memiliki cukup pengetahuan tentang materi tersebut
3 37,5%
sebelumnya
Saya memiliki banyak pengetahuan tentang materi tersebut
4 4,4%
sebelumnya
Saya memiliki sangat banyak pengetahuan tentang materi tersebut
5 1,7%
sebelumnya
296 47,3%

Tabel 7. Penguasaan Materi Setelah Mengikuti Pelatihan


Setelah mengikuti pelatihan, seberapa banyak anda mendapatkan
No. Jumlah Indeks
pengetahuan yang disampaikan dalam pelatihan ini?
Saya tidak mendapat pengetahuan tentang materi tersebut setelah
1 0,7%
mengikuti pelatihan
Saya mendapatkan sedikit pengetahuan tentang materi tersebut
2 2,4%
setelah mengikuti pelatihan
Saya mendapatkan cukup pengetahuan tentang materi tersebut
3 15,9%
setelah mengikuti pelatihan
Saya mendapatkan banyak pengetahuan tentang materi tersebut
4 43,2%
setelah mengikuti pelatihan
Saya mendapatkan sangat banyak pengetahuan tentang materi
5 37,8%
tersebut setelah mengikuti pelatihan
83,0%

Hasil tersebut juga selaras dengan (Manalo, tidak begitu tampak signifikan, mengingat para
2014) dalam penelitiannya dimana peserta peserta LATSAR sudah memiliki pengalaman
menyampaikan bahwa mereka baik peserta kerja yang sama yaitu sekitar satu tahun pada
dengan bekal pengetahuan yang cukup maupun masing-masing unit kerja. Sehingga, sebagian
yang sama sekali tidak memiliki pengetahuan besar dari mereka telah memiliki pengetahuan
telah belajar dan mendapatkan peningkatan dasar yang cukup dan cenderung setara.
pengetahuan yang cukup signifikan setelah
belajar melalui metode MOOC. Hasil penelitian
tersebut perlu dipertimbangkan bahwa dengan 4. KESIMPULAN
kemampuan dasar yang berbeda, banyak
peserta yang merasakan manfaat belajar Dari penelitian ini dapat disimpulkan
dengan MOOC dalam hal pencapaian bahwa peserta pelatihan memberikan
pembelajaran (Manalo, 2014). Meskipun dalam respon positif terhadap MOOC LATSAR CPNS
MOOC dalam penelitian LATSAR peningkatan di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM.
Respon positif tersebut diberikan terhadap

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
Dona Indra Wira Budianto. Title - Reaksi Peserta terhadap Penerapan MOOC dalam Diklat
LATSAR CPNS di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM | 146

tujuan pembelajaran, materi pelatihan, diterapkan pada LATSAR tahun 2021. Hasil
proses pembelajaran, sistem penilaian dan tersebut juga dapat memberikan gambaran
kemudahan mengakses portal. Pada evaluasi bahwa MOOC berpotensi untuk diterapkan
level 2 mengenai capaian pembelajaran, pada pelatihan pelatihan lainnya dalam
peserta juga merasa meningkat upaya pengembangan kompetensi baik di
pengetahuannya mengenai topik yang lingkunagan Kementerian Hukum dan HAM
diajarkan jika membandingkan antara maupun pengembangan kompetensi ASN
pengetahuan sebelum dan sesudah secara luas. Hal tersebut dapat memberikan
mengikuti pelatihan MOOC tersebut. keuntungan dan bisa menjadi opsi solusi
untuk meningkatkan kuantitas serta kualitas
Secara umum, respon positif tersebut pembelajaran serta peningkatan kompetensi
bisa menggambarkan bahwa peserta yang dikalangan ASN.
didominasi oleh gegnerasi milenial tersebut
dapat menerima metode yang baru

5. DAFTAR PUSTAKA
Albelbisi, N. A. (2019). The role of quality factors in supporting self-regulated learning (SRL)
skills in MOOC environment. Education and Information Technologies, 24(2), 1681–
1698. https://doi.org/10.1007/s10639-018-09855-2
Bonk, C. J., Zhu, M., Kim, M., Xu, S., Sabir, N., & Sari, A. R. (2018). Pushing toward a more
personalized MOOC: Exploring instructor selected activities, resources, and
technologies for MOOC design and implementation. International Review of
Research in Open and Distance Learning, 19(4), 92–115.
https://doi.org/10.19173/irrodl.v19i4.3439
Bozkurt, A., Akgün-özbek, E., & Zawacki-Richter, O. (2017). Trends and patterns in massive
open online courses: Review and content analysis of research on MOOCs (2008-
2015). International Review of Research in Open and Distance Learning, 18(5), 118–
147. https://doi.org/10.19173/irrodl.v18i5.3080

Bozkurt, A., Honeychurch, S., Caines, A., Bali, M., Koutropoulos, A., & Cormier, D. (2016).
Community tracking in a cMOOc and nomadic learner behavior identification on a
connectivist rhizomatic learning network. Turkish Online Journal of Distance
Education, 17(4), 4–30. https://doi.org/10.17718/tojde.09231
Daniel, S. J. (2012). Making Sense of MOOCs: Musings in a Maze of Myth, Paradox and
Possibilit. Journal of Interactive Media in Education, 14(3), 1–20. papers://27281f87-
3b7a-4de6-820c-ad3b64393d15/Paper/p5173
Dillahunt, T., Wang, Z., & Teasley, S. D. (2014). Democratizing higher education: Exploring
MOOC use among those who cannot afford a formal education. International Review
of Research in Open and Distance Learning, 15(5), 177–196.
https://doi.org/10.19173/irrodl.v15i5.1841
Doherty, I., Harbutt, D., & Sharma, N. (2015). Designing and Developing a MOOC.
International Association OfMedical Science Educators.
https://doi.org/10.1007/s40670-015-0123-9
Evianto, E. (2020). Persepsi Peserta Atas Penyelenggaraan Massive Open Online Course (
Mooc ) Audit Berbasis Risiko. Cendekia Niaga, 4.

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
147 | Jurnal Administrastrasi Pendidikan, Volume 28 Special Issue: Forum ASN Internasional
2021“Building an Agile and Global Minded Public Civil Servant”, Oktober 2021 Hal 137-148

Goh, W. W., Wong, S. Y., & Ayub, E. (2018). The Effectiveness of MOOC Among Learners Based
on Kirkpatrick’s Model. Redesigning Learning for Greater Social Impact, 313–323.
https://doi.org/10.1007/978-981-10-4223-2
Hartati, I., & Iskandar, A. (2021). Widyaiswara ’ s Role in Apparatus Development in the
Pandemic and New Normal Era. Budapest International Research and Critics
Institute-Journal (BIRCI-Journal) Volume 4, No 2, 4(May), 2488–2496.
Husna, J. (2019). Implementasi MOOCs di Pendidikan Ilmu Perpustakaan dan Informasi
(Sebuah Peluang dan Tantangan di Indonesia). Anuva: Jurnal Kajian Budaya,
Perpustakaan, Dan Informasi, 3(3), 247–256.
Kala, D., & Meet, R. K. (2021). Trends and Future Prospects in MOOC Researches : A
Systematic Literature Trends and Future Prospects in MOOC Researches : A
Systematic Literature Review 2013 – 2020. CONTEMPORARY EDUCATIONAL
TECHNOLOGY, June. https://doi.org/10.30935/cedtech/10986
Kirkpatrick, D. L., & Kirkpatrick, J. D. (2006). Evaluating Training Programs : The Four Levels
(Vol. 9). Berrett-Koehler Publishers, Incorporated.
Lubis, A. H., Idrus, S. Z. S., & Rashid, S. A. (2020). The exposure of MOOC usage in Indonesia.
International Journal of Scientific and Technology Research, 9(2), 2716–2720.
Manalo, J. M. A. (2014). An Evaluation of Participants’ Levels of Satisfaction and Perceived
Learning Regarding the MOOC in @RAL Platform. Malaysian Journal of Distance
Education, 16(1), 101–121.
Nurhudatiana, A., Anggraeni, A., & Putra, S. (2019). An exploratory study of MOOC adoption
in Indonesia. ACM International Conference Proceeding Series, 97–101.
https://doi.org/10.1145/3337682.3337690
Oakley, B. A., & Sejnowski, T. J. (2019). What we learned from creating one of the world’s
most popular MOOCs. Npj Science of Learning, 4(1), 1–7.
https://doi.org/10.1038/s41539-019-0046-0
Pappano, L. (2012, 9 March 2019). The Year of MOOC. Retrieved from
https://myaccount.nytimes.com/auth/login?response_type=cookie&client_id=free
x&asset=RegiWall&redirect_uri=https%3A%2F%2Fwww.nytimes.com%2F2012%2F1
1%2F04%2Feducation%2Fedlife%2Fmassive-open-online-courses-are-multiplying-
at-a-rapid-pace.html

Poellhuber, B., & Roy, N. (2019). Understanding participant’s behaviour in massively open
online courses. International Review of Research in Open and Distance Learning,
20(1), 222–242. https://doi.org/10.19173/irrodl.v20i1.3709
Safri, S. N., Mohi, Z., & Hanafiah, M. H. (2020). Massive Open Online Course ( MOOC ): Our
saviour during COVID-19 pandemic ? Journal of Tourism, Hospitality & Culinary Arts
(JTHCA) 2020, 12 (3)(December), 120–128.
Schuwer, R., Gil-Jaurena, I., Aydin, C. H., Costello, E., Dalsgaard, C., Brown, M., Jansen, D., &
Teixeira, A. (2015). Opportunities and threats of the MOOC movement for higher
education: The European perspective. International Review of Research in Open and
Distance Learning, 16(6), 20–38. https://doi.org/10.19173/irrodl.v16i6.2153
Shukor, N. A., & Abdullah, Z. (2019). Using Learning Analytics to Improve MOOC Instructional
Design. International Journal of Emerging Technology in Learning, 14(2019), 6–17.
https://doi.org/https://doi.org/10.3991/ijet.v14i24.12185 Nurbiha

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |
Dona Indra Wira Budianto. Title - Reaksi Peserta terhadap Penerapan MOOC dalam Diklat
LATSAR CPNS di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM | 148

Thomas, D. A., & Nedeva, M. (2018). Broad online learning EdTech and USA universities:
symbiotic relationships in a post-MOOC world. Studies in Higher Education, 43(10),
1730–1749. https://doi.org/10.1080/03075079.2018.1520415
Tran, T., Ho, M. T., Pham, T. H., Nguyen, M. H., Nguyen, K. L. P., Vuong, T. T., Nguyen, T. H. T.,
Nguyen, T. D., Nguyen, T. L., Khuc, Q., La, V. P., & Vuong, Q. H. (2020). How digital
natives learn and thrive in the digital age: Evidence from an emerging economy.
Sustainability (Switzerland), 12(9), 1–24. https://doi.org/10.3390/su12093819
Trehan, S., Sanzgiri, J., Li, C., Wang, R., & Joshi, R. M. (2017). Critical Discussions on the
Massive Open Online Course (MOOC) in India and China. International Journal of
Education and Development Using Information and Communication Technology,
13(2), 141–165.
Wang, Y., Dong, C., & Zhang, X. (2020). Improving MOOC learning performance in China: An
analysis of factors from the TAM and TPB. Computer Applications in Engineering
Education, 28(6), 1421–1433. https://doi.org/10.1002/cae.22310
Yang, H.-H., & Su, C.-H. (2017). Learner Behaviour in a MOOC Practice-oriented Course: In
Empirical Study Integrating TAM and TPB Learner Behaviour in a MOOC Practice-
oriented Course: In Empirical Study Integrating. International Review of Research in
Open and Distributed Learning IRRODL, 18(5).
https://www.erudit.org/en/journals/irrodl/1900-v1-n1-
irrodl04896/1064917ar/abstract/

DOI: https://doi.org/10.17509/jap.v28i3 |
ISSN: p.1412-8152 e.2580-1007 |

You might also like