Artikel Strategi Penanganan Anak Jalanan Di Kota Semarang: Universitas Diponegoro

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 11

ARTIKEL

STRATEGI PENANGANAN ANAK JALANAN DI KOTA


SEMARANG
oleh

Dwi Ratih Chaeroti, Dyah Hariani, Aufarul Marom

Jurusan Administrasi Publik


Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Diponegoro
Jl. Prof. H. Soedarto, SH Tembalang Semarang Kode Pos 1269

ABSTRACT

Title : Strategies For Handling Street Children In The City Of Semarang


Constituent : Dwi Ratih Chaeroti
NIM : D2A607025
Majoring : Administrasi Publik

The Purpose of this study is to conduct and analysis the condition of handling of street
children in Social Agency of youth and sports of Semarang by using internal environment
analysis organization. Analysis of the internal and external environment organisation aiming
to found out the factors restridting developmentand support in the handling of street children.
In conducting the analysis the condition of the handling of the street children, the researchers
use a SWOT analysis (Strenght, Weaknes, Opportunities, threats). This research uses
qualitative research methods, descriptive by using informants from the Social Department of
Youth and Sports of Semarang, as well as the public, and members of NGOS.
The results of research strategies for handling in the form of a street children Social
Department of Youth and Sports of Semarang shows the condition handling street children
pertaining to the conditions outside the internal and external in department has been good
enough but that are still some disadvantages. To do the analysis afterwards, the internal and
external this environment out of the comes factors are the economy and supporters that
effects formularization strategy which will then in a test by using litmus test to measure the
strategies program that exist.
From the results of such research, it is recomanded that the strategic programmes have
been formulated are implemented consistently and further enhanced by opening the
possibility for the emergence of positive innovations in its implementation.

Key Words : Strategies, SWOT Analysis, Litmus Test


1
BAB 1 propinsi jawa tengah dan diperkirakan
jumlah anak jalanan yang relatif banyak.
PENDAHULUAN Pendirian RPSA di Provinsi jawa tengah,
didasarkan pada surat Keputusan Kanwil
1.1 LATAR BELAKANG Depsos Provinsi Jawa Tengah
No.329/A01/IV/1997. Program mendapat
Anak jalanan adalah salah satu dukungan dari APBN dan APBD provinsi
masalah sosial yang kompleks dan Jawa Tengah dan Kota Semarang. Pada
bertalian dengan masalah sosial lain, September 2005, dicanangkan program
terutama kemiskinan. Menangani anak penanganan para pengemis dan pengamen
jalanan tidaklah sederhana, oleh sebab itu dengan mengalokasikan dana 1 milyar per
penangananyapun tidak dapat tahun.
disederhanakan. Strategi intervensi Adapun langkah-langkah
maupun indikator keberhasilan kebijakan yang diambil pemerintah
penanganan anak jalanan dilakukan secara daerah khususnya pemerintah daerah
holistik mengcu kepada visi/grand design kota Semarang dalam menanggulangi
pembangunan kesejahteraan dengan serta menekan meningkatkan anak
memperhatikan karakteristik anak jalanan, jalanan, adalah : pemerintah daerah
fungsi dan model penanganan yang melalui Satpol PP aktif melakukan
diterapkan. razia anak jalanan (lihat pemberitaan
Suara Merdeka pada akhir Januari
menurut UU No . 23 Tahun 2003 yang
2012), Pemkot sendiri pada masa itu
di sebut anak terlantar adalah yang tidak
mulai aktif melakukan kampanye
dipenuhi kebutuhannya secara wajar, baik
pelarangan pemberian uang kepada
fisik, mental, spiritual, maupun sosial.
para pengemis dan pengamen. Pemkot
Dalam hal ini peran pemerintah sangat
menyatakan akan melanjutkan
dibutuhkan sebagaimana diamanatkan
kampanye tersebut dengan membuat
dalam pasal 4 UUD 1945 “ fakir miskin
Raperda Larangan Beri Uang Pada
dan anak terlantar dipelihara oleh negara”.
Anak Jalanan (lihat Suara Merdeka, 16
Hak-hak anak yang sebelumnya hanya
Juni 2006). Selain itu Pemkot
berupa Kepres No.36/1990. Undang-
mentargetkan akan menjadikan kota
undang ini bertujuan untuk menciptakan
Semarang bebas anak jalanan pada
suatu mata kehidupan dan penghidupan
tahun 2007. Ini terkait dengan
anak yang dapat menjamin pertumbuhan
kampanye Semarang Pesona Asia
dan perkembangan dengan wajar, baik
(SPA) yang akan dilangsungkan. Salah
secara mental,jasmani, rohani,maupun
satu upaya adalah mencoba
sosial.
mengentaskan 889 anak jalanan
Program yang dilakukan pemerintah
melalui program house parent. Anak-
kota Semarang yaitu mengajukan suatu
anak akan ditempatkan pada keluarga-
model untuk mengentaskan anak jalanan di
keluarga yang bersedia mengasuh
Indonesia yakni dengan model Rumah
mereka. (Radar Semarang, 11 Januari
Perlindunagan Sosial Anak (RPSA), yang
2007).
baru mulai dilakukan sekitar tahun 1998,
Selain bentuk tindakan dengan
sebagai salah satu dari lima kota yang
razia dalam penanganan anak jalanan,
menjadi pilot proyek yang didukung
pemerintah kota Semarang juga
pendanaannya oleh UNDP. Ini berlanjut
melakukan upaya-upaya yang telah
dengan program yang dikembangkan ke 12
dilakukan antara lain dengan
propinsi di Indonesia, termasuk propinsi
memberikan beasiswa dan pelatihan
jawa tengah. Kota Semarang dipilih
kewirausahaan. Disamping itu Dinas
sebagai salah satu Kota uji coba RPSA
Sosial Pemuda dan olahraga kota
karena Semarang merupakan ibu kota dari
2
Semarang juga melakukan strategi 1. Untuk mengetahui Strategi
penanganan anak jalanan di kota Penanganan Anak Jalanan di Kota
Semarang bekerja dengan empat Semarang .
RPSA, yaitu : RPSA Pelangi, RPSA 2. Untuk mengetahui faktor
Anak Bangsa, RPSA YKSS, dan pendukung dan penghambat
RPSA Gratama, menurut Bp Sulistyo penanganan Anak Jalanan di Kota
Budi, Staff Bagian Penyandang Semarang.
masalah Kesejahteraan Sosial Dinas
Sosial Pemuda dan Olahraga Kota I.2.2 KERANGKA PEMIKIRAN
Semarang. TEORITIS
Adapun bentuk kerjasama 1.2.1. Konsep Strategis
antara Dinsospora kota Semarang Definisi strategi menurut
adalah penjaringan anak jalanan yang Shirley (dalam Salusu, 2005)
dilakukan oleh keempat RPSA yang adalah dengan memakai istilah
dibagi menjadi empat wilayah determinan atau faktor yang
penjaringan yaitu : menentukan. Jadi, determinan-
 RPSA Pelangi yang melakukan determinan strategi menurutnya
penjaringan di wilayah Semarang ialah peluang ekstern, kendala-
Timur. kendala ekstern, kapabilitas
 RPSA Anak Bangsa yang internal dan nilai-nilai perorangan
melakukan penjaringan di wilayah dari pejabat-pejabat teras. Sebagai
Semarang Barat. kesimpulan, kebanyakan penulis
 RPSA YKSS melakukan tentang strategi umumnya sepakat
penjaringan di wilayah Semarang dan telah membahas:
Utara.
a. Tujuan dan sasaran
 RPSA Gratama yang melakukan
b. Lingkungan
penjaringan di wilayah Semarang
c. Kemampuan internal
Selatan.
d. Kompetisi
Namun demikian belum semua
e. Pembuat strategi
anak jalanan yang ada di kota
f. Komunikasi
Semarang dapat di tangani dengan baik
Berdasarkan definisi
bahkan yang sudah tertanganipun
tersebut, maka dapat disimpulkan
masih kembali lagi menjadi anak
definisi strategi yang lebih
jalanan. Tentunya ini masih menjadi
sederhana. Strategi ialah suatu seni
keprihatinan dari berbagai pihak yang
menggunakan kecakapan dan
berkompeten untuk melakukan upaya-
sumber daya suatu organisasi untuk
upaya yang lain.
mencapai sasarannya melalui
Dari uraian latar belakang yang
hubungannya yang efektif dengan
telah dijelaskan memberikan
lingkungan dalam kondisi yang
pertimbangan beberapa permasalahan
paling menguntungkan.
tersebut sehingga penulis ingin
mengadakan penelitian mengenai 1.1.1. Perencanaan Strategis
“Strategi Penanganan Anak Jalanan Menurut John Bryson
di Kota Semarang”. (Hessel, 2003:3) terdapat langkah-
langkah proses perencanaan
I.2 TUJUAN DAN KEGUNAAN
strategis yaitu:
PENELITIAN
I.2.1 TUJUAN PENELITIAN 1) Memprakarsai dan menyetujui
proses perencanan strategis.

3
Hal ini bertujuan untuk mencapai peluang dan ancaman yang berasal dari
persetujuan diantara pihak luar organisasi.
pengambil keputusan utama, baik
internal maupun eksternal tentang 1.3 METODOLOGI PENELITIAN
keseluruhan perencanaan strategis. 1.3.1 Desain Penelitian
Penelitian dengan judul
2) Mengidentifikasi mandat “Strategi Penanganan Anak Jalanan
organisasi bertujuan untuk di Kota Semarang” menggunakan
mengidentifikasi dan memperjelas metode penelitian kualitatif, metode
sifat dan arti mandat yang penelitian kualitatif didefinisikan
diberikan oleh otoritas eksternal, sebagai prosedur penelitian yang
baik formal maupun informal. menghasilkan data deskriptif
3) Visi,misi,tujuan dan nilai-nilai (Nawawi, 2005). Kemudian hasil
organisasi deskripsi secara kualitatif untuk
Tahap ini adalah langkah untuk mendapatkan gambaran mengenai
memperjelas apa yang menjadi keadaan subyek atau obyek
keinginan organisasi yang akan penelitian yang sesungguhnya di
menghasilkan analisis stakeholders lapangan.
dan pernyataan misi organisasi. 1.3.2 Lokasi Penelitian
Peneliti dengan judul
4) Menilai lingkungan internal dan “Strategi penanganan Anak jalanan
eksternal organisasi. di Kota Semarang” akan
lingkungan internal dan eksternal dilaksanakan pada Kantor Dinas
ini dimaksudkan untuk Sosial Pemuda dan olahraga Kota
mengidentifikasi kekuatan, Semarang.
peluang, kelemahan dan kekuatan I.3.3 Penetapan Informan
organisasi. Informan penelitian adalah
orang yang memberikan informasi.
5) Menilai kembali strategi dan
Karena tipe penelitian ini adalah
proses perencanaan strategis.
kualitatif, maka penentuan jumlah
responden yang dijadikan informan
1.1.2. Analisis Lingkungan Strategis
ditetapkan dengan menggunakan
Menurut Karyoso (2005:84)
tekhnik purposive sample.
secara umum analisis lingkungan adalah
Adapun informan dalam
proses yang digunakan perencanaan
penelitian ini adalah pihak-pihak
strategi untuk memantau sektor
yang terkait dengan tempat
lingkungan dalam menentukan dalam
penelitian diantaranya:
menentukan ancaman-peluang kekuatan-
a. Pegawai kantor Dinas Sosial
kelemahan organisasi. Jadi di dalam
Pemuda Dan Olah Raga kota
menganalisis lingkungan diperlukan
Semarang
analisis:
b. Pendamping anak jalanan,
a. Lingkungan Internal RPSA Kota Semarang.
Identifikasi dari berbagai faktor yang
berasal dari dalam organisasi yang I.3.4 Fenomena Penelitian
mencakup kekuatan dan kelemahan
Pada penelitian ini fenomena yang
organisasi
diteliti lebih ditekankan pada Penganan
b. Lingkungan Eksternal Anak Jalanan pada Pemerintah Kota
Dalam hal ini, diidentifikasi tentang Semarang. Faktor- faktor yang memenuhi
berbagai faktor yang menyangkut tujuan penelitian yaitu faktor internal dan
faktor eksternal Penanganan Anak Jalanan
4
pada Kota Semarang. Fenomena tersebut 2. Pengamatan (observation)
adalah: 3. Dokumentasi
berkaitan dengan penelitian ini.
Lingkungan strategis yang
mempengaruhi pelaksanaan Penanganan I.3.7 Teknik Analisis Data/ Informasi
Anak Jalanan Kota Semarang. Melalui penelitian ini akan
1. Lingkungan internal adalah doperoleh data kemudian dianalisis
faktor-faktor dalam berdasarkan kajian teoritis dengan
organisasi yang pertimbangan pendapat,pemikiran,
mempengaruhi penerapan persepsi dan interpretasi dari
Penanganan Anak Jalanan. pihak-pihak yang berkompeten
Berbagai kekuatan maupun dengan masalah
kelemahan yang dimiliki penelitian.kemudian kajian
Pemkot. dilanjutkan dengan melakukan
2. Lingkungan eksternal analisis dengan pendekatan
adalah faktor-faktor yang manajemen strategis. Analisis data
berasal dari luar organisasi merupakan tindak lanjut setelah
yang mempengaruhi melakukan pengumpulan data.
tercapainya proses
penanganan Anak Jalanan. (siagian, 2008:172). Analisis ini
dilandasi oleh keyakinan terhadap
I.3.5 Instrumen Penelitian asumsi bahwa strategi efektif akan
Instrumen utama penelitian mampu memaksimalkan kekuatan
kualitatif adalah peneliti itu sendiri dan mengeksploitasi peluang serta
sebagai alat utama pengumpul disaat bersamaan mampu
data agar lebih mudah dalam meminimalisir kelemahan dan
mengadakan penyesuaian terhadap berbagai ancaman.
kenyataan-kenyataan yang ada di
lapangan. Manusia sebagai alat
(human instrument) dapat
berhubungan dengan responden BAB II
dan mampu memahami, PEMBAHASAN
menggapai dan menilai makna
dari berbagai bentuk interaksi di 2.1. Analisis Strategi Penanganan Anak
lapangan. Selain itu, terkait Jalanan Di Kota Semarang
penggunaan salah satu teknik
Berdasarkan data yang telah
pengumpulan data kualitatif dalam
diperoleh pada sebelumnya dapat
penelitian ini yang berupa
dilihat bahwa strategi pemberdayaan
wawancara mendalam, maka
anak jalanan yang dilakukan oleh
penelitian ini juga menggunakan
dinas sosial adalah dengan
Instrumen penelitian berupa
bekerjasama dengan LSM.Dalam
pedoman wawancara (Interview
bentuk rumah singgah atau saat ini
Guide).
telah berganti nama menjadi rumah
I.3.6 Teknik Pengumpulan Data perlindungan sosial anak
Teknik atau cara yang
( RPSA ) yang berawal dari kerjasama
digunakan untuk memperoleh data
antara departemen sosial RI dengan
yang diperlukan bagi penelitian
UNDP untuk menangani kasus anak
ilmiah. Dalam penelitian ini teknik
jalanan di indonesia yaitu mengajukan
yang digunakan adalah:
suatu modal untuk mengentaskan anak
1. Wawancara (interview)
5
jalanan yakni dengan model rumah dan eksternal dari hasil penelitian yang
perlindungan sosial anak. telah dilakukan sebelumnya.
Dinsospora Kota Semarang
dalam melakukan pemberdayaa anak 2.2. Identifikasi Faktor Pendukung
jalanan bekerjasama dengan 4 RPSA dan Faktor Penghambat dalam
yaitu RPSA anak bangsa,RPSA Penanganan Anak Jalanan di Kota
pelangi,RPSA gratama,dan RPSA Semarang
YKSS.Bentuk kerjasama Dari ringkasan analisis lingkungan
DINSOSPORA dengan RPSA dalam internal dan eksternal, digunakan untuk
pemberdayaan anak jalanan kota mengidentifikasi faktor-faktor pendukung
semarang adalah penjaringan anak dan penghambat dalam penanganan anak
jalanan yang dilakukan oleh keempat jalanan di kota Semarang. Dengan analisis
RPSA yang dibagi menjadi lima lingkungan internal dan eksternal dapat
wilayah penjaringan yaitu diketahui kekuatan (streght), kelemahan
(weakness), peluang (opportunities) dan
 RPSA anak bangsa di wilayah
ancaman (threats), dimana kekuatan dan
semarang tengah dan semarang
peluang akan menjadi faktor pendukung
barat
terhadap strategi penanganan anak jalanan
 RPSA pelangi di wilayah dan faktor kelemahan dan ancaman akan
semarang timur menjadi faktor penghambat dalam
 RPSA gratama di wilayah penanganan anak jalanan di kota
semarang selatan Semarang.
 RPSA YKSS di wilayah
semarang utara 2.2.1. Faktor Pendukung
Faktor pendukung adalah faktor
Analisis yang dilakukan untuk yang menjadi sebab kelancaran dan
melihat kondisi penanganan anak jalanan suksesnya strategi yang dijalankan oleh
di kota Semarang melalui identifikasi Dinas Sosial Pemuda dan Olahraga Kota
lingkungan strategis. Analisis strategis Semarang. Faktor pendukung terdiri dari
terdiri atas analisis lingkungan internal dan kekuatan-kekuatan yang berasal dari
lingkungan eksternal. Analisis internal lingkungan lingkungan eksternal
berasal dari dalam organisasi dan organisasi. Uraian mengenai faktor
lingkungan eksternal berasal dari luar pendukung dalam penanganan anak
organisasi. dari hasil tersebut, digunakan jalanan akan dijelaskan sebagai berikut :
untuk mengidentifikasi kekuatan (streght), 1. Kesesuaian visi dan misi penanganan
kelemahan (weakness), peluang anak jalanan
(opportunities) dan ancaman (threats) 2. Pelaksanaan misi guna pencapaian visi
sebagai perumusan strategi penanganan 3. Adanya komitmen antar stakeholder
anak jalanan. 4. Stabilitas politik dan keinginan politik
Dalam perumusan strategi yang pemerintah kota
digunakan alat analisis SWOT, dimana
penggunaan alat analisis ini dilandasi oleh 2.2.2. Faktor Penghambat
keyakinan terhadap asumsi bahwa strategi Faktor ini berasal dari ancaman-
yang efektif akan mampu memaksimalkan ancaman dari lingkungan eksternal Dinas
kekuatan dan mengeksploitasi peluang Sosial Pemuda dan Olahraga Kota
serta mampu meminimalisir kelemahan Semarang serta kelemahan-kelemahan dari
dan berbagai ancaman. Berikut adalah lingkungan internal organisasi. Uraian
hasil ringkasan mengenai kondisi inernal mengenai faktor penghambat dalam

6
penanganan anak jalanan akan dijelaskan kerjasama dengan LSM dan organisasi
sebagai berikut : sosial.
1. Kuantitas sumber daya manusia Ancaman yang muncul dari
2. Minimnya anggaran dinas lingkungan eksternal adalah kurangnya
3. Kurangnya sarana dan prasarana keterlibatan masyarakat dalam penanganan
4. Kondisi perekonomian yang anak jalanan. Ancaman yang berasal dari
mendukung tumbuhnya anak jalanan lingkungan eksternal tersebut adalah
5. Budaya memberi yang dilakukan oleh merupakan hambatan yang akan
masyarakat kepada anak jalanan mengganggu kekuatan internal yang
6. Rendahnya keterlibatan masyarakat dimiliki dalam penanganan anak jalanan.
7. Belum adanya Perda yang mengatur Strategi S-T muncul dengan
penanganan anak jalanan memanfaatkan peluang yang ada untuk
menghindari ancaman yang berasal dari
2.3. Identifikasi Isu-isu Strategis lingkungan eksternal organisasi. Strategi
Upaya mengatasi permasalahan S-T yang diambil adalah dengan
penanganan anak jalanan di Kota memanfaatkan peran serta masyarakat
Semarang, yaitu dengan memperhatikan untuk dapat terlibat dalam penanganan
lingkungan internal yang berupakan anak jalanan.
kekuatan atau kelemahan dan lingkungan Kelemahan lingkungan internal
eksternal yang berupa peluang maupun dalam penanganan anak jalanan adalah
ancaman. Dengan menggunakan matriks kurangnya kuantitas (jumlah) sumber daya
SWOT akan ditentukan isu-isu strategis manusia, pegawai atau personil yang
Dinas Sosial Pemuda dan Olahraga Kota dimiliki Dinsospora, minimnya sarana dan
Semarang. prasarana serta minimnya anggaran dinas
Berdasarkan kekuatan internal yaitu dalam penanganan anak jalanan.
kesesuaian visi dan misi dengan kondisi, Kelemahan dari lingkungan internal
pelaksanaan misi guna pencapaian visi dan tersebut dapat diminimalisir atau diatasi
komitmen antar stakeholder dalam dengan pengambilan peluang dari
penanganan anak jalanan. Kekuatan lingkungan eksternal. Strategi W-O
internal dan peluang yang berasal dari muncul untuk mengatasi kelemahan yang
eksternal organisasi akan menciptakan berasal dari lingkungan internal dengan
strategi S-O. Dari hasil wawancara dengan memanfaatkan peluang yang ada di
informan bahwa adanya komitmen yang lingkungan eksternal. Strategi yang dapat
baik antar stakeholder yang berkenaan diambil adalah dengan penambahan atau
dengan penanganan anak jalan serta peningkatan kuantitas sumber daya
adanya kerja sama pemerintah dalam hal manusia atau personil serta penambahan
ini Dinsospora dengan beberapa LSM dan anggaran dinas dalam penanganan anak
organisasi sosial guna melakukan jalanan.
kegiatan-kegiatan yang berbentuk Dalam strategi W-T, dimana
sosialisasi dan pemberian bantuan serta strategi ini muncul untuk meminimalisir
himbauan-himbauan dalam rangka untuk kelemahan yang ada di lingkungan
menekan munculnya anak jalanan di kota internal, yaitu dengan menghindari
Semarang merupakan sebuah peluang ancaman di lingkungan eksternal
yang baik dengan didukung adanya organisasi. Dalam penanganan anak
kesesuaian visi dan misi dalam jalanan di kota Semarang, strategi W-T
penanganan anak jalanan. Maka adanya yang dilakukan adalah dengan
visi dan misi dalam penanganan anak mengusulkan adanya peraturan daerah
jalanan dapat dijadikan sebagai landasan (perda) yang secara khusus mengatur
dalam penanganan anak jalanan dengan pelaksanaan dan pengevaluasian dalam
diserta komitmen antar stakeholder dan penanganan anak jalanan. Dengan adanya

7
peraturan daerah mekanisme penanganan anak jalanan berada pada usia
anak jalanan menjadi lebih jelas dan produktif sehingga anak jalanan
sasaran yang ditetapkan dapat tersebut memiliki potensi.
direalisasikan dengan optimal
1. Strategi S-O 2. Strategi S-T
Strategi bersumber dari Strategi bersumber dari
Strenghts dan Opportunities, dimana strenghts dan threats, dimana
strategi ini diciptakan dengan merupakan strategi yang diciptakan
menggunakan kekuatan untuk dengan menggunakan kekuatan
memanfaatkan peluang yang ada. lingkungan internal untuk mengatasi
Strategi yang harus diterapkan adalah ancaman yang berasal dari lingkungan
memanfaatkan kesesuaian visi eksternal. Meskipun menghadapi
dan misi dalam penanganan anak ancaman, organisasi masih memiliki
jalanan yang digunakan sebagai kekuatan secara internal. Strategi yang
landasan dalam penanganan anak harus diterapkan adalah Strategi S-T
jalanan dengan diserta komitmen muncul dengan memanfaatkan peluang
antar stakeholder dan adanya yang ada untuk menghindari ancaman
kerjasama dengan LSM dan yang berasal dari lingkungan eksternal
organisasi sosial. organisasi. Strategi S-T yang diambil
adalah dengan memanfaatkan peran
Dengan adanya kesesuaian visi serta masyarakat untuk dapat terlibat
dan misi, komitmen antar stakeholder dalam penanganan anak jalanan.
serta kerjasama Dinsospora dengan Keterlibatan yang dapat dilakukan oleh
LSM dan organisasi sosial dalam masyarakat salah satunya dengan tidak
penanganan anak jalanan diharapkan membiasakan diri untuk memberikan
akan mampu memanfaatkan peluang uang kepada anak jalanan dan
yakni adanya peluang untuk pengemis di jalanan. Hal tersebut
mendukung pelaksanaan penanganan dipandang solusi alternatif yang efektif
anak jalanan. dalam meminimalisi tumbuhnya anak
jalanan dan pengemis. Kebiasaan
Dalam penanganan anak memberikan uang tersebut merupakan
jalanan Dinsospora diharapkan alasan mengapa anak jalanan
memberikan perhatian khusus dengan melakukan kegiatan dan bekerja di
memindahkan anak jalanan dari jalanan.
jalanan dengan menyelenggarakan Dalam penanganan anak
program keterampilan dan pelatihan- jalanan Dinsospora sangat
pelatihan sesuai kebutuhan anak membutuhkan adanya peran serta
jalanan agar dapat lebih kreatif dan keterlibatan masyarakat. Peran serta
mandiri, seperti ketrampilan menjahit, ini dapat dilakukan secara pribadi
otomotif dan mengemudi. Selain dengan menjadi relawan atau dapat
ketrampilan diharapkan pemerintah dilakukan secara berkelompok
kota juga memperhatikan pendidikan dengan bentuk LSM, organisasi
anak jalanan dengan melakukan kerja layanan sosial dan lain sebagainya.
sama dengan stakeholder yang lain Dengan adanya peran serta ini akan
yaitu Dinas Pendidikan Kota melalui dapat memberikan dampak langsung
program sekolah kesetaraan program dalam pencapaian tujuan sasaran
paket A, B, atau C sehingga anak yang ditetapkan oleh Dinsospora
jalanan memiliki kesempatan untuk dalam penanganan anak jalanan.
belajar dan memiliki masa depan yang
lebih baik. Hal ini karena kebanyakan

8
Sebaliknya Kurangnya pemerintah kota yang memiliki tujuan
keterlibatan masyarakat dapat mewujudkan kesejahteraan sosial
mempengaruhi keberhasilan program masyarakat kota Semarang.
Dinsospora menjadi kurang efektif dan
maksimal, maka sangatlah penting jika 4. Strategi W – T
masyarakat sekitar anak jalanan yang Strategi yang bersumber dari
akan diberdayakan juga diberi Weakness dan Threats ini adalah taktik
pengarahan agar membantu pertahanan yang diarahkan pada usaha
mensukseskan program dari memperkecil kelemahan internal dan
pemerintah Kota semarang dalam menfhindari ancaman eksternal.
penanganan masalah sosial khususnya Kelemahan yang bersumber dari
anak jalanan. lingkungan internal kemudian
3. Strategi W- O diminimalisir dan juga digunakan untuk
Strategi ini bersumber dari menghindari ancaman dari lingkungan
Weakness dan Opportunities, dimana eksternal yang ada dalam penanganan anak
W-O merupakan strategi yang jalanan di Kota Semarang. Strategi yang
diciptakan untuk meminimalkan diperoleh adalah sebagai berikut:
kelemahan untuk memanfaatkan
Pengusulan Pembuatan Peranturan
peluang.
Daerah yang mengatur tentang
Strategi yang dapat diambil penanganan anak jalanan di Kota
adalah dengan penambahan atau Semarang
peningkatan kuantitas sumber daya Strategi ini adalah untuk
manusia. Selain itu strategi yang memperkecil kelemahan yang berasal dari
yang lain adalah dengan lingkungan internal dan menghindari
mengusulkan penambahan anggaran ancaman yang berasal sari lingkungan
dinas dalam penanganan anak eksternal. Pembuatan peraturan daerah
jalanan. Minimnya anggaran dinas bertujuan untuk mengatur teknis
yang dimiliki pemerintah kota pelaksanaan, koordinasi, monitoring dan
Semarang khususnya Dinsospora evaluasi penanganan anak jalanan serta
yang dialokasikan dalam penanganan memperjelas peran dan tanggung jawab
anak tidak akan berjalan dengan
keluarga dan masyrakat.
optimal.
Dalam strategi ini, kelemahan
yang berasal dari lingkungan internal BAB III
adalah kuantitas sumber daya manusia
yang dimiliki Dinsospora kota PENUTUP
Semarang yang kurang memadai dapat
diminimalisir melalui pemanfaatan 3.1. Kesimpulan
peluang yang berasal dari lingkungan
eksternal yaitu adanya keinginan A. Analisis Lingkungan Strategis
politik dari pemerintah Kota Semarang Dari hasil analisis lingkungan
dan kondisi politik yang stabil di kota strategis, dapat diidentifikasi mengenai
Semarang akan memberikan dampak kekuatan dan kelemahan yang berasal dari
yang positif dalam penanganan anak lingkungan internal organisasi serta
jalan. Keinginan politik pemerintah peluang dan ancaman yang berasal dari
kota Semarang diwujudkan dengan lingkungan eksternal organisasi. peluang
penetapan Rencana Pembangunan dan kekuatan merupakan faktor
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) , pendukung dalam pelaksanaan penanganan
dimana RPJMD adalah produk politik anak jalanan sedangkan ancaman dan

9
kelemahan merupakan faktor penghambat isu penanganan anak jalanan di kota
dalam pelaksanaan penanganan anak Semarang yang harus mendapatkan
jalanan. perhatian dan solusi pemecahan :

3.1.1. Lingkungan Internal 1. Memanfaatkan kesesuaian visi dan


misi dalam penanganan anak jalanan
1. Kekuatan sebagai landasan dalam penanganan
a. Adanya kesamaan visi dan misi dari anak jalanan dengan diserta komitmen
Walikota Semarang dan visi dan antar stakeholder dan kerjasama
misi dari Dinas Sosial Pemuda dan dengan LSM dan organisasi sosial
Olahraga kota Semarang berkenaan 2. Memanfaatkan peran serta masyarakat
dengan penanganan anak jalanan di untuk dapat terlibat dalam penanganan
kota Semarang. anak jalanan.
b. Adanya kesesuaian visi dan misi 3. Penambahan sumber daya manusia
dinas sosial pemuda dan olahraga dan penambahan anggaran dinas.
kota Semarang dengan proses 4. Mengusulkan adanya peraturan daerah
penanganan yang telah dilakukan (perda) yang secara khusus mengatur
yaitu terwujudnya kesejahteraan pelaksanaan dan pengevaluasian
sosial masyarakat dalam penanganan anak jalanan.
c. Adanya komitmen yang tinggi antar
stakeholder atau dinas-dinas terkait B. Rekomendasi
dalam pelaksanaan penanganan Mengacu pada pengelolaan
anak jalanan terhadap empat isu strategis dalam
2. Kelemahan penanganan anak jalanan di Kota
a. Kuantitas sumber daya manusia Semarang yang telah diuraikan
yang kurang memadai dalam sebelumnya, berikut akan dikemukakan
penanganan anak jalanan beberapa saran-saran dalam rangka
b. Minimnya anggaran dinas yang meningkatkan keberhasilan dalam
dialokasi dalam pengelolaan dan pelaksanaan penanganan anak jalanan.
penanganan anak jalanan Adapun saran-saran yang diajukan adalah
sebagai berikut :
3.1.2. Lingkungan Eksternal
1. Memanfaatkan kesesuaian visi dan
1. Peluang misi dalam penanganan anak jalanan
a. Adanya keinginan politik sebagai landasan dalam penanganan
pemerintah kota Semarang dalam anak jalanan denga diserta komitmen
penanganan anak jalanan yang antar stakeholder dan adanya
diwujudkan dalam RPJMD dan kerjasama dengan LSM dan organisasi
adanya stabilitas politik yang sosial. Keberadaan anak jalanan
mendukung keamanan pelaksanaan sebagai suatu permasalahan perkotaan
penanganan anak jalanan perlu untuk mendapatkan perhatian
2. Ancaman serius dari semua pihak, terutama bagi
a. Belum adanya peraturan daerah instansi/dinas pemerintahan yang
(perda) yang mengatur secara terkait dalam pengambilan kebijakan
khusus dalam penanganan anak mengenai anak jalanan. Hal ini perlu
jalanan dikembangkan dengan tetap mengacu
b. Kurangnya keterlibatan masyarakat pada pola kemitraan dan kerjasama
dalam penanganan anak jalanan antar lembaga. Kegiatan prioritas yang
B. Isu-isu strategis perlu dilakukan dengan memberikan
Dari hasil analisis lingkungan pembinaan, pendidikan, pelatihan dan
eksternal dan internal diperoleh empat perhatian kepada anak-anak yang
10
bernasib tidak beruntung dan bekerja DAFTAR PUSTAKA
di jalanan.
2. Meningkatan peran serta dan Karyoso. 2005. Man`ajemen Perencanaan
keterlibatan masyarakat untuk dapat dan Penganggaran, Jakarta :
terlibat dalam penanganan anak PTIK Press
jalanan. Hal ini perlu dilakukan oleh
pemerintah kota dalam hal ini adalah Nawawi, H Hadari. 2005. Manajemen
Dinsospora untuk melakukan Strategik Organisasi Non Profit
kampanye dan sosialisasi yang dapat Bidang Pemerintahan.
menggugah kepedulian dan Yogyakarta: Gadjah Mada
keterlibatan masyarakat dalam University Press
pelaksanaan penanganan anak jalanan.
Salusu. 2005. Pengambilan Keputusan
3. Dalam rangka pencapaian visi dan misi
Stratejik Untuk Organisasi
dalam penanganan anak jalanan,
Publik dan Organisasi Non
Dinsospora hendaknya dapat
Profit. Jakarta : Grasindo.
melakukan penambahan sumber daya
manusia yang memiliki kompetensi Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen
dengan memanfaatkan keinginan Stratejik. Jakarta: PT Bumi
politik pemerintah kota Semarang dan Aksara
kondisi politik yang stabil.
4. Upaya mengatasi anak jalanan di Kota Salusu. 2005. Pengambilan Keputusan
Semarang dilaksanakan melalui Stratejik Untuk Organisasi
beberapa pendekatan diantaranya Publik dan Organisasi Non
ketersediaan peraturan daerah dan Profit. Jakarta : Grasindo.
pendekatan kebijakan mulai dari tahap
identifikasi sampai penanganan serta Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
pengevaluasian dalam penanganan Tangkilisan Hessel Nogi S. 2003.
anak jalanan secara serius. Oleh karena Manejemen Modern Untuk
itu, dalam optimalisasi penanganan Sektor Publik.
anak jalanan tersebut dapat dilakukan
mengusulkan ketersediaan peraturan Yogyakarta: baliriung & Co.
daerah (perda) yang secara khusus
mengatur pelaksanaan dan Radar Semarang 3 Maret 2011
pengevaluasian dalam penanganan
Suara Merdeka ,15 Januari 2007
anak jalanan.

11

You might also like