Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 6

Volume 1 Nomor 1, April 2021: h.

8 – 13 E-ISSN: XXXX - XXXX

Lisensi Creative Commons Atribusi-NonCommercial 4.0 Internasional

Kebijakan Bebas Visa Bagi Warga Negara Asing yang Masuk Secara
Ilegal dalam Prespektif Hukum Keimigrasian
Elvira Belinda Mantiri 1, Johanis Steny Franco Peilouw 2, Lucia Charlota Octovina Tahamata3
1,2,3 FakultasHukum Universitas Pattimura, Ambon, Indonesia.
: elvirabelindamantiri@gmail.com 1
: xxxxxxxxxxxxxxxx
Dikirim: 21/02/2021 Direvisi: 01/03/2021 Dipublikasi: 29/03/2021
ABSTRACT
Introductioan: This research discusses the issue of Free Visas made by the government in Presidential Regulation
No. 21 of 2016 concerning Visa Free that does have a positive impact such as the increase in the number of tourists
that is felt in economic growth, as well as foreign exchange countries. But it also has a negative impact, namely free
visas, visas made by citizens such as an overstay visit visa, or workers who enter to work in Indonesia illegally.
Purposes of the Research: Analyze and review visa-free policies for the entry and exit of foreign national)
Methods of the Research: This study uses a normative juridical method with the legal materials used in the study
are primary, secondary and tertiary with the use of literature study techniques in the form of international legal
regulations, scientific papers and literature
Results / Findings / Novelty of the Research: The Visa Free Policy made by the government does have a positive
impact such as the increase in the number of tourists is very much felt in economic growth, as well as the country's
foreign exchange. But it also has a negative impact, namely the abuse of visa-free committed by foreign nationals,
such as the abuse of an overstay visit visa, or foreign workers who enter to work in Indonesia illegally, this can also
affect the country's sovereignty, especially in the social and social fields. economy therefore the abuse of visa-free
must be a major concern for the government to be able to solve the problem.
Keywords: Visa Free, Foreign Citizens, Immigratio.

ABSTRAK
Latar Belakang: Penelitian ini membahas tentang masalah Bebas Visa yang dibuat oleh pemerintah dalam
Peraturan Presiden No 21 Tahun 2016 Tentang Bebas Visa memang memiliki dampak positif seperti
Meningkatnya jumlah wisatawan sangat dirasakan dalam pertumbuhan ekonomi, juga devisa negara.
Tetapi juga menimbulkan dampak negatif yaitu penyalahgunaan bebas visa yang dilakukan oleh warga
negara asing seperti penyalahgunaan visa izin kunjungan lewat batas waktu (overstay), atau Tenaga Kerja
Asing yang masuk bekerja di Indonesia secara Ilegal.
Tujuan Penelitian: Menganalisis dan mengkaji kebijakan bebas visa bagi masuk keluarnya warga negara
asing diatur dalam hukum keimigrasian.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif dengan bahan hukum yang
digunakan dalam penelitian adalah primer, sekunder dan tersier dengan penggunaan teknik studi
kepustakaan berupa peraturan hukum internasional, karya ilmiah dan literature.
Hasil/Temuan/Penelitian: Kebijakan Bebas Visa yang dibuat oleh pemerintah memang memiliki dampak
positif seperti Meningkatnya jumlah wisatawan sangat dirasakan dalam pertumbuhan ekonomi, juga
devisa negara. Tetapi juga menimbulkan dampak negatif yaitu penyalahgunaan bebas visa yang
dilakukan oleh warga negara asing seperti penyalahgunaan visa izin kunjungan lewat batas waktu
(overstay), atau Tenaga Kerja Asing yang masuk bekerja di Indonesia secara Ilegal hal tersebut juga dapat
mempengaruhi kedaulatan negara terkhususnya dalam bidang sosial maupun ekonomi oleh karena itu

8|SANISA: Jurnal Kreativitas Mahasiswa Hukum


Vol. 1 No. 1, April 2021
penyalahgunaan bebas visa harus menjadi perhatian utama bagi pemerintah untuk dapat menyelesaikan
masalah tersebut.
Kata Kunci: Bebas Visa, Warga Negara Asing, Keimigrasian.

A. Pendahuluan
Pemerintah telah membuat peraturan baru mengenai kebijakan bebas visa yang dituangkan
dalam Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 tentang Bebas Visa. Kebijakan bebas visa yang
dibuat oleh pemerintah ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian negara dalam bidang
pariwisata. Tetapi dalam kenyataanya banyak terjadi pelanggaran bebas visa kunjungan yang
dilakukan oleh warga negara asing yang masuk ke Indonesia.[1]
Permasalahan penyalahgunaan izin kunjungan dengan kehadirannya di wilayah Indonesia
yang dilakukan orang asing menjadi kesempatan yang paling mudah dilakukan oleh orang-orang
asing yang tidak bertanggungjawab seperti mencari pekerjaan, menetap untuk mengumpulkan
keuntungan- keuntungan pribadi, sedangkan Indonesia perlu melindungi hak-hak warga
negaranya dalam mendapatkan pekerjaan. Orang asing perlu memenuhi ketentuan-ketentuan
dan aturan-aturan untuk dapat berkerja di Indonesia dengan perlu mendaftarkan izin, dan
menjadi tenaga kerja yang memang pada bidang tertentu, hal ini menyebabkan negara harus
berhati-hati dalam mengambil langkah kebijakan demi keuntungan perekonomian, dan stabilitas
keamanan negara serta tidak menyebabkan kerugian hubungan antar negara.[1]
Imigrasi sebagai instansi yang berwenang dalam menjalankan tugas pemeriksaan imigrasi
seperti memberikan persetujuan, izin masuk, ataupun penolakan masuk orang asing ke suatu
negara, memberi batasan kedatangan (lama waktu kedatangan orang asing), dan menegaskan
kepada orang asing hal-hal apa yang dibolehkan dan tidak. [2]
Dalam penegakan hukumnya bagi pelaku Penyalahgunaan visa kunjungan dikategorikan
melanggar ketentuan Pasal 38 Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian dan
Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun 2016 tentang Bebas Visa Kunjungan
Peningkatan jumlah pelanggar izin kunjungan oleh orang asing yang berasal dari negara-
negara subyek bebas visa perlu kembali menjadi pertimbangan. Perlu adanya ketegasan
penegakan hukum keimigrasian untuk orang asing yang tidak mentaati aturan keberadaannya di
Indonesia demi mewujudkan kedaulatan dan martabat bangsa.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian hukum normatif. Tipe penelitian bersifat deskriptif
analitis yang mempelajari tujuan hukum, aturan hukum dan norma-norma, penelitian yang
dilakukan kepada pendekatan undang-undang [3]. Sumber bahan hukum terdiri dari primer,
tersier dan sekunder. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
melakukan penelitian kepustakaan, yaitu menganalisis bahan-bahan pustaka yang berhubungan
dengan penelitian.

C. Hasil Dan Pembahasan


Dalam rangka mencegah terjadinya pelanggaran penyalahgunaan bebas visa perlu
dilakukan pengawasan secara ketat dan konsiten. Pengawasan terhadap orang asing yang
melakukan kunjungan ke Indonesia sudah diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 21 Tahun
2016 tentang Bebas Visa Kunjungan. Visa kunjungan diberikan kepada orang asing berdasarkan
Perpres No. 21 tahun 2016 Tentang Bebas Visa Kunjungan, dengan tetap diawasi oleh Imigrasi.

9|SANISA: Jurnal Kreativitas Mahasiswa Hukum


Vol. 1 No. 1, April 2021
Visa kunjungan tersebut turut berpedoman dengan ketentuan UU No. 6 tahun 2011 pasal
38 izin masuk orang asing pemegang bebas visa kunjungan diberikan dalam rangka kunjungan
yang lingkupnya sebagai rohaniawan, tenaga ahli, pekerja, peneliti, pelajar, investor, lanjut usia,
dan keluarganya, serta orang asing yang terikat dalam perkawinan secara sah dengan warga
negara Indonesia, yang akan melakukan perjalanan bertempat tinggal dalam jangka waktu yang
terbatas
Pemberlakuan bebas visa menimbulkan tindakan pelanggaran seperti adanya
penyeludupan tenaga kerja asing illegal bahkan penyeludupan kejahatan perdagangan manusia
masuk ke Indonesia dengan hanya menggunakan visa kunjungan. Ketentuan penolakan
kedatangan orang asing berlaku kepada orang asing pemegang bebas visa kunjungan penting
untuk meningkatkan keamanan sehingga hukum disuatu negara perlu memusatkan aturannya
pada setiap orang yang masuk ke negaranya.
Terkait penolakan diberlakukan kepada orang asing yang melakukan pelanggaran,
pelanggaran tersebut bervariasi mulai dari pelanggaran administratif keterlambatan melapor
wajib lapor keberadaan yang telah melewati masa berlaku yang telah ditetapkan oleh pihak
kantor imigrasi sejak kehadiran orang asing masuk (overstay), penyalahgunaan izin tinggal
keimigrasian, izin visa kunjungan, dan tidak dapat menunjukkan paspor ketika petugas
melakukan pemeriksaan. Dampak negatif dari kebijakan bebas visa yaitu mudahnya ruang gerak
keluar dan masuk orang asing, hal itu dapat saja disalah gunakan dengan dimanfaatkan orang
asing yang tidak bertanggungjawab atas kehadirannya datang bertujan untuk mengungsi.
Beberapa kasus pelanggaran warga negara asing yang terjadi di Indonesia tentu harus
menjadi perhatian lebih untuk saat ini. Sistem pengawasan keimigrasian dan pengaturan
pemberian bebas visa kunjungan perlu untuk kembali dibenahi, karena akan berdampak pada
kesejahteraan dan keamanan nasional. Lembaga keimigrasian sebagai fasilitor kesejahteraan
masyarakat dan penjaga kedaulatan negara dirasakan lemah dengan diterapkannya bebas visa
karenatidak sesuai denganprinsip yang terkandung dalam kebijakan selektif keimigrasian.
Pelanggaran yang kerap kali dilakukan oleh warga negara asing yang berkunjungke
Indonesia adalah kunjungan lewat batas waktu (overstay) meskipun warga negara asing yang
berkunjung ke wilayah Indonesia memiliki izin hal tersebut tidak terlepas dari limit/ masa waktu
keberadaan yang telah ditentukan yaitu 60 (enam puluh) hari terhitung sejak pemberian izin
masuk, yang sering terjadi adalah orang asing melebihi batas waktu yang telah ditentukan.[4]
Upaya-upaya yang terus dilakukan keimigrasian dengan menerapkan pola pengawasan
keimigrasian terhadap orang asing meliputi empat waktu yang diantaranya adalah pada waktu
permohonan visa, masuk atau keluar wilayah Indonesia, pemberian Izin Tinggal; dan berada dan
melakukan kegiatan di wilayah Indonesia juga dengan berbagai macam cara untuk melakukan
pengawasan yang dilakukan keimigrasian guna mengurangi angka penyalahgunaan visa
kunjungan yaitu dengan memanfaatkan penggunaan teknologi sebagai sarana memantau
keberadaan orang asing seperti penggunaan aplikasi Pelaporan Orang Asing aplikasi guna
memudahkan petugas imigrasi mendapatkan informasi keberadaan orang asing secara real time,
walaupun tidak sepenuhnya penggunaan aplikasi berbasis online ini berjalan efektif.[5]
Penegakan hukum dalam pengawasan orang asing berawal dari keinginan untuk orang
asing turut serta mentaati peraturan-peraturan sebagaimana berlaku guna menghindari
pelanggaran seperti penyelundupan narkoba, dan beberapa barang terlarang lainnya dan apabila
rangkaian Intergrated Criminal Justice System tersebut dilanggar maka akan ditangani oleh pihak
berwajib kepolisian.[6] Upaya untuk menertibkan orang asing selama berada di Indonesia untuk
mematuhi aturan jangka waktu kehadirannya dan keberadaan serta kegiatan orang asing di
wilayah Indonesia, dilakukanlah pengawasan oleh Pemerintah melalui Dirjen Imigrasi

10 | S A N I S A : J u r n a l K r e a t i v i t a s M a h a s i s w a H u k u m
Vol. 1 No. 1, April 2021
Kementerian Hukum dan HAM. Pengawasan terhadap orang asing di Indonesia meliputi dua hal
yaitu masuk dan keluar orang asing ke dan dari wilayah Indonesia.
Pengawasan terhadap orang asing dilaksanakan Pemerintah dalam bentuk dan cara
sebagai berikut:[7]
1. Pengumpulan dan pengolahan data diri seperti paspor orang asing untuk masuk
atau keluarwilayah Indonesia;
2. Pendaftaran secara rinci sejak kehadiran orang asing yang berada di wilayah
Indonesia;
3. Pemerintah melaksanakan pengumpulan, pemantauan, dan pengolahan data dan
informasi mengenai kegiatan orang asing selama berada di wilayah Indonesia;
4. Menyusun dan menegaskan larangan masuk bagi nama-nama orang asing yang
tidak dikehendaki masuk atau keluar wilayah Indonesia karena alasan-alasan
ketertiban dan kedaulatan negara; dan
5. Kegiatan lainnya.
Penegakan hukum di Kantor Imigrasi dilaksanakan dalam bentuk pengawasan dan
melakukan tindakan administratif. Pengawasan orang asing dilaksanakan menurut Pasal 66 ayat
(2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian untuk mengawasi kegiatan orang
asing yang tinggal di wilayah Indonesia, baik kunjungan, tinggal sementara, maupun menetap.
Pengawasan Keimigrasian meliputi: pengawasan paling utama dilaksanakan saat orang asing
mengajukan permohonan pembuatan visa di Kedutaan Republik Indonesia diluar negeri. Setelah
diberikan permohonannya, pengawasan selanjutnya yaitu berupa memeriksa kelengkapan
administrasi seperti paspor dan visa, setiap orang asing wajib memberikan keterangan yang
diperlukan mengenai identitas diri dan atau keluarganya, melapor jika terjadi perubahan status
sipil (perubahan yang menyangkut perkawinan, perceraian, kematian, kelahiran anak, pindah
pekerjaan dan berhenti dari pekerjaan), serta perubahanalamat keberadaannyadi Tempat
Pemeriksaan Imigrasi yang ada di Bandar Udara atau aksesmasuk lain sepertipelabuhan.[8]
Pelanggaran hukum administratif yang dilakukan seperti overstay akan di proses juga
dengan tindakan administratif keimigrasian diluar proses peradilan yaitu sanksi administratif
yang ditetapkan Pejabat Imigrasi terhadap Orang Asing di luar proses peradilan. Tindakan
Administratif Keimigrasian dapat berupa: pencantuman dalam daftar pencegahan masuk
(berada) di wilayah Indonesia atau penangkalan; pembatasan, perubahan, atau pembatalan izin
tinggal; larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di wilayah Indonesia;
Keharusan untuk bertempat tinggal disuatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia; pengenaan
biaya beban; dan/atau deportasi dari wilayah Indonesia. Pengawasan yang dilakukan
keimigrasian bukan untuk membatasi hak-hak warga negara asing untuk melakukan kegiatan-
kegiatan kunjungannya, akan tetapi selektifitas yang dilakukan keimigrasian ini untuk menjaga
ketentraman bersama, dan dirasakan manfaatnya bagi orang asing yang masuk, dan rakyat
Indonesia tidak menjadi resah terhadap orang asing karena keberadaanya yang sah sehingga
tidak melakukan tindakan-tindakan membahayakan keamanan dan ketertiban
Bebas visa juga berdampak pada kejahatan peredaran narkoba berdasarkan laporan Badan
Narkotika Nasional (BNN) disampaikan bahwa sejak diberlakukan kebijakan bebas visa terjadi
peningkatan jumlah perdagangan narkotika yang signifikan dan peredaran minuman keras, dan
menyebabkan keresahan lain berupa terjadinya penyelundupan orang atau tenaga kerja ilegal
berupa masuknya buruh-buruh dari negara lain yang melaksanakan kegiatan seperti bekerja
secara tidak resmi.
Tindakan yang dilakukan pihak Imigrasi terhadap warga negara asing yang melakukan
pelanggaran keimigrasian yaitu Tindakan Keimigrasian dan penegakan hukum melalui proses

11 | S A N I S A : J u r n a l K r e a t i v i t a s M a h a s i s w a H u k u m
Vol. 1 No. 1, April 2021
peradilan projustisia. Tindakan keimigrasian secara administratif lebih efektif dan efesien, dalam
hal penegakan hukum terhadap perbuatan overstay apabila dilandasi atas asas subsidaritas
hukum pidana yakni mengedepankan prinsip ultimum remedium dalam hukum pidana maka
penyelesaian secara adminsitratif merupakan kebijakan tepat yang tertuju mengenai sasaran.
Tindakan yang apabila orang asing melanggar administratif keimigrasian yaitu dengan
mendenda dan mendeportasi hal tersebut sebagai bentuk penindakan tegas yang efektif dan
efisien untuk dilakukan.[5]
Imigrasi meminimalisasikan penyalahgunaan kehadiran overstay yang dilakukan oleh
orang asing, imigrasi yang dalam bidangnya menjalankan kebijakan selektif dalam bentuk
pemeriksaan keimigrasian. Langkah kebijakan bertujuan untuk tetap menjaga hubungan baik
antar negara dengan tidak merugikan perekonomian, dan stabilitas keamanan.
Dampak negatif lainnya seperti menurut Imam Santoso yaitu berupa kejahatan
kemanusiaan, penyelundupan narkotika, penjualan wanita dan anak, prostitusi, dan bentuk
kejahatan lainnya.[4]
Kebijakan keimigrasian khususnya dalam pengurusan pemberian visa dan izin
keimigrasian sangat berpengaruh apabila ditingkatkan. Dengan disahkannya Perpres No.21
tahun 2016 tentang Bebas Visa Kunjungan warga negara asing dalam rangka berkunjung. Tetap
tidak terlepas dari pedoman UU No. 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Orang asing yang
tercantum pada daftar penangkalan, tidak memiliki dokumen perjalanan sah dan berlaku,
dokumen imigrasi palsu, tidak memiliki Visa kecuali yang dibebaskan dari kewajiban memiliki
Visa, memberi keterangan yang tidak sesuai untuk meperoleh Visa, menderita penyakit menular
yang membahayakan dan berdampak pada kesehatan masyarakat umum, terlibat kejahatan
internasional, termasuk daftar pencarian sebagai pelaku pidana untuk ditangkap dan ditindak
secara tegas oleh keimigrasian dengan berpedoman Pasal 13 UU No.6 Tahun 2011 Tentang
Keimigrasian tindakan tersebut berupa penolakan untuk dapat masuk kewilayah Indonesia.[9]
Tahapan penindakan yang dilakukan oleh Imigrasi berawal dari pengawasan administrasi
dan pengawasan lapangan dengan melakukan penyelidikan dengan menerima keterangan dari
masyarakat atau instansi pemerintah, mendatangi tempat yang terduga kegiatan orang asing
yang overstay. Tindakan setelah menemukan orang asing yang melakukan penyalahgunaan izin
tersebut, keimigrasian berwenang menerapkan tindakan administratif keimigrasian sesuai Bab
VII UU No. 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian pasal 75 ayat (1) Imigrasi dapat melakukan
tindakan secara administratif kepada orang asing yang melanggar ketertiban umum dan
dipandang tidak menghormati aturan perundang-undangan.
Tindakan administratif yang dimaksud berupa, akan dicantumkan seseorang warga negara
asing yang menyalah gunakan izin tersebut akan dicantum kedalam daftar penangkalan dan
pencegahan keberadaanya; pembatasan, dirubah atau dibatalkan izin tinggal keberadaannya;
larangan berada di satu atau beberapa tempat di wilayah Indonesia, keharusan di tempatkan
disuatu tempat seperti di karantina Rudenim; pengenaan biaya beban; dan dilaksanakan
pendeportasian dari wilayah Indonesia.
Penindakan kebijakan-kebijakan kepada orang asing guna menghindari kemungkinan
terjadi ketidak sejahteraan Indonesia dengan tegas menselektif orang asing yang akan masuk.
Kebijakan keimigrasian ini juga bertujuan mewujudkan ketertiban umum dan keamanan nasional
dan menyangkal perbuatan yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
Indonesia saat ini mengeluarkan peraturan ditengah menghadapi pandemi COVID-19 salah
satunya adalah Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 8 Tahun 2020 tentang Penghentian
Sementara Bebas Visa Kunjungan Dan Visa Kunjungan Saat Kedatangan Serta Pemberian Izin
Tinggal Keadaan Terpaksa. Peraturan ini untuk sementara berhasil menekan angka pelanggaran

12 | S A N I S A : J u r n a l K r e a t i v i t a s M a h a s i s w a H u k u m
Vol. 1 No. 1, April 2021
dan penyalahgunaan kebijakan bebas visa oleh Warga Negara Asing (WNA) di Indoneisa tetapi
peraturan ini bersifat sementara karena setelah COVID-19 berakhir maka peraturan inipun tidak
berlaku lagi dan kemungkinan penyalahgunaan kebijakan bebas visa oleh WNA bisa kembali
terjad
Oleh karena itu Keimigrasian diharapkan dapat menerapkan pengawasan administrasi
maupun lapangan secara maksimal dan juga dapat menerapkan sanksi tegas kepada Warga
Negara Asing yang kedapatan menyalahgunaan kebijakan bebas visa baik itu dalam hal ijin
tinggal (Over Stay) ataupun Ijin Kerja (TKA) agar dengan demikian pemerintah dapat menekan
angka penyalahgunaan bebas visa oleh warga negara asing di Indonesia.

D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa Kebijakan Bebas Visa
yang dibuat oleh pemerintah memang memiliki dampak positif seperti Meningkatnya jumlah
wisatawan sangat dirasakan dalam pertumbuhan ekonomi, juga devisa negara. Tetapi juga
menimbulkan dampak negatif yaitu penyalahgunaan bebas visa yang dilakukan oleh warga
negara asing seperti penyalahgunaan visa izin kunjungan lewat batas waktu (overstay), atau
Tenaga Kerja Asing yang masuk bekerja di Indonesia secara Ilegal hal tersebut juga dapat
mempengaruhi kedaulatan negara terkhususnya dalam bidang sosial maupun ekonomi oleh
karena itu penyalahgunaan bebas visa harus menjadi perhatian utama bagi pemerintah untuk
dapat menyelesaikan masalah tersebut.

Referensi
[1] Soetopoprawiro K. Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia ( Sejarah Poloitik
Keimigrasian Indonesia). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 1994.
[2] Indra M. Perspektif Penegakan Hukum dalam Sistem Hukum Keimigrasian Indonesia.
Universitas Padjadjaran, 2008.
[3] Soekanto S, Mamudji S. Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat. Jakarta:
Rajawali Pers; 2015.
[4] Arif M. Keimigrasian di Indonesia Suatu Pengantar. Jakarta: Pusat Pendidikan, dan Latihan
Pegawai Departemen Kehakiman: Departemen Kehakiman RI; 1997.
[5] Hamidi J, Christian C. Hukum Keimigrasian Bagi Orang Asing Di Indonesia. Jakarta: Sinar
Grafika; 2015.
[6] Wijayanti H. Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian. Malang: Bayumedia Publishing;
2011.
[7] Santoso MI. Perspektif Imigrasi Dalam Pembangunan Ekonomi dan Ketahanan Nasional.
Jakarta: UI Press; 2004.
[8] Muljono EL. UU Keimigrasian Beserta Peraturan Pelaksanannya 1992 - 1998. Jakarta:
Harvarindo; 1999.
[9] Santoso MI. Implementasi Kebijakan Bebas Visa. Bandung: Nusa Media; 2011.

13 | S A N I S A : J u r n a l K r e a t i v i t a s M a h a s i s w a H u k u m
Vol. 1 No. 1, April 2021

You might also like