Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 15

Sahrul :Konsep Hukum Jenis Pekerjaan Kegiatan penunjang.....

353

KONSEP HUKUM JENIS PEKERJAAN KEGIATAN PENUNJANG PADA


PENYERAHAN SEBAGIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KEPADA
PERUSAHAAN PEMBORONG

Sahrul

Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sultan Adam


E-mail: arulsam87@gmail.com

Abstract :
The aims of this thesis research are to study and analyze the types of supporting work at the
construction company according to article 65 paragraph (2) letter c of Avt Number 13 of 2003
concerning manpower; and also study and analyze the legal consequence if the type of main work is
managed by construction company. This is a normative legal research using two approaches i.e. statue
approach and conceptual approach.
The results of the research indiacate that firstly, the types of supporting work at the construction
company constitue company’s supporting work as a whole, meaning that the said activity constitutes the
activity to support and smoothen the performance of the main activity in line with activity flow of work
performance process determined by the association of business sector estabilished in accordance with de
statutory regulation. Secondly, there are two categories of the form of legal concept of the work type of
supporting activity at construction company i.e. the works which do not include into contruction company
are ship foreman, filed foreman, crane operator, head truck operator, marketing tally staff, loan analst,
account officer, customer service, collector, teller, back office, air traffic controller (ATC), aircraft
maintenance engineer, marshaller and AVSEC. The works which imclude in contruction company are
security, cleaning service, driver of official vehicle and operational official vehicle and waiter/ assistant
to the superior.

Keywords: Concept, Supporing Activity, Construction Company

Abstrak :
Tujuan dari penelitian tesis ini adalah untuk untuk mengetahui dan menganalisis apa yang menjadi
bentuk jenis pekerjaan penunjang pada perusahaan pemborongan menurut Pasal 65 ayat 2 huruf C
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang ketenagakerjaan dan juga Untuk mengetahui dan
menganalisis Apa akibat hukum jika jenis pekerjaan Pokok dikelola Perusahaan Pemborongan.
Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif dengan menggunakan dua cara pendekatan yakni
pendekatan perundang-undangan, pendekatan dan konseptual.
Menurut hasil dari penelitian tesis ini menunjukkan bahwa : Pertama, Jenis Pekerjaan Kegiatan
Penunjang Pada Perusahaan Pemborongan merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara
keseluruhan, artinya kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang mendukung dan memperlancar
pelaksanaan kegiatan utama sesuai dengan alur kegiatan proses pelaksanaan.pekerjaan yang ditetapkan
oleh asosiasi sektor usaha yang dibentuk sesuai peraturan perundang-undangan; Kedua, bentuk konsep
hukum jenis pekerjaan kegiatan penunjang pada perusahaan pemborongan ada 2 kategori yang dibahas
yaitu pekerjaan yang tidak masuk ke perusahaan pemborongan meliputi foreman kapal, foreman
lapangan, operator crane, operator head truck, petugas tally Marketing, Analis Kredit, Account Officer,
Customer Service, Collector, Teller, Back Office, Air traffic controller (ATC), Aircraft Maintenance
Engineer, Marshaller dan AVSEC kemudian pekerjaan yang masuk keperusahaan pemborongan meliputi
security, cleaning service, pengemudi kendaraan dinas jabatan dan kendaraan dinas operasional dan
pramusaji/ pramubakti.

Kata kunci: Konsep, kegiatan penunjang, perusahaan pemborongan.


354 Badamai Law Journal, Vol. 3, Issues 2, September 2018

PENDAHULUAN Terlepas dari pro dan kontra mengenai


A. Latar Belakang eksistensi kegiatan penyerahan sebagian
Dalam iklim perusahaan yang makin pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan
ketat, perusahaan berusaha untuk melakuan lain ini, secara legal formal, keberadaan
efisiensi biaya produksi (cost of penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan
1
production). Salah satu solusinya adalah kepada perusahaan lain telah mendapatkan
dengan menggunakan sistem tenaga kerja legalitasnya dalam Undang-Undang Nomor
outsourcing, dengan sistem ini perusahaan 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
dapat menghemat pengeluaran dalam Pengaturan Penyerahan sebagian
membiayai sumber daya manusia (SDM) pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan
yang bekerja di perusahaan bersangkutan. lain secara expresis verbiss tersurat dalam
Penyerahan sebagian pelaksanaan Pasal 64, Pasal 65, dan Pasal 66 Undang-
pekerjaan kepada perusahaan lain Undang Ketenagakerjaan tersebut.
merupakan pengalihan sebagian pekerjaan Ketentuan penyerahan sebagian pelaksanaan
oleh perusahaan (user) kepada perusahaan pekerjaan kepada perusahaan lain juga telah
penyedia jasa pekerja (provider). Persoalan dijabarkan dalam Peraturan Menteri Tenaga
mengenai penyerahan sebagian pelaksanaan Kerja dan Transmigrasi Nomor 19 Tahun
pekerjaan kepada perusahaan lain tersebut 2012 tentang Syarat-Syarat Penyerahan
cukup komplek karena menyangkut banyak Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada
aspek mulai dari aspek normatifnya sampai Pihak Lain.
pada aspek implementasinya. Aspek Yudi Winarno, salah seorang aktifis
normatif mulai dari permasalahan legislasi buruh di Jakarta mengatakan praktek kerja
sampai pada permasalahan uji materiil di outsourcing lebih dominan mengarah pada
Mahkamah Konstitusi. Sedangkan pelanggaran atas aturan-aturan
permasalahan implementasi adalah mulai ketenagakerjaan. Kondisi ini membuat
dari ragam tafsir atas implementasi norma pekerja sebagai bagian dari warga Negara
sampai pada penyalahgunaan lembaga tidak mendapatkan perlindungan dari
penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan Negara. Kepada KP Yudi mengungkapkan,
2
kepada perusahaan lain itu sendiri. pelanggaran dari penerapan system kerja

1
outsourcing (OS) dapat dengan mudah
Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan, Jakarta :
Sinar Grafika, Ed.I, Cet.II, 2011, hlm. 217.
ditemui, misalnya pada kasus PT. PLN
2
Penjelasan Peraturan Daerah Provinsi Jawa dimana pekerja outsourcing dipekerjakan
Timur Nomor 9 Tahun 2013 Tentang Penyerahan untuk mengerjakan pekerjaan inti, mulai dari
Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan layanan pekerjaan administratif, teknis –
Lain.
Sahrul :Konsep Hukum Jenis Pekerjaan Kegiatan penunjang..... 355

operasional, hingga bertugas menerima pekerja tetap di perusahaan BUMN tanpa


keluhan pelanggan. Dari data yang diterima syarat.
KP terkait OS ternyata banyak ditemukan Rekomendasi serupa juga diberikan
praktek OS di lingkup BUMN, seperti di PT. oleh beberapa Kepala Daerah, termasuk
Telkom, PT. Jamsostek, PT. PGN bahkan di Gubernur DKI yang pada waktu itu masih
PT. Pertamina. Meski kategori “sifat” dijabat oleh Joko Widodo (sekarang
pekerjaan dianggap masih dipertentangkan Presiden RI). Namun demikian, hingga saat
oleh para pengguna (BUMN) jasa pekerja ini rekomendasi tersebut masih diabaikan.
OS, tapi nyatanya justru pekerja OS menjadi “Bahkan ketika kini menjadi Presiden RI,
“garda terdepan” untuk mengerjakan seperti lupa dengan apa yang pernah
berbagai pekerjaan pokok dari BUMN direkomendasikannya,” ujar Judy.
tersebut. Mengacu pada relasi relasi kerja Berdasarkan kajian Federasi Serikat
dalam kegiatan produksi andil pekerja OS Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan
berperan utama dalam “menghidup- Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia
matikan” aktifitas tersebut. Lebih lanjut (KSPI), praktik outsourcing yang diduga
Yudi juga menjelaskan, pada sisi praktis menyimpang di BUMN disebabkan oleh
lainnya, pekerja OS seringkali beberapa hal. Pertama, akibat adanya
“dipanjangkan” waktu perjanjian kerjanya Permenakertrans Nomor 19 Tahun 2012
dengan akal-akalan jeda waktu diakhir masa yang memberi kewenangan kepada asosiasi
kerja. Cara pengalihan ini guna menghindari pengusaha untuk menentukan jenis
kewajiban untuk menetapkan pekerjanya pekerjaan inti dan penunjang. Padahal
menjadi pekerja PKWTT (pekerja Tetap).3 batasan ini sudah diatur dalam Undang-
Ketua Umum PP SPEE FSPMI Judy undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Winarno di Jakarta, menyebutkan bahwa Ketenagakerjaan. Kedua, tidak jelasnya
pada tanggal 24 Oktober 2013 Komisi IX pemborongan pekerjaan atau penyedia jasa
DPR-RI telah membentuk Panitia Kerja tenaga kerja di BUMN. Praktik outsourcing
Outsourcing BUMN, dan telah di BUMN dengan pembagian ‘subcon (sub
mengeluarkan surat Rekomendasi kepada contractor)’ dalam bentuk pemborongan
pemerintah agar segera menyelesaikan pekerjaan maupun penyedia jasa buruh saat
permasalahan outsourcing di BUMN dengan ini banyak yang menyimpang dan tidak
mengangkat pekerja outsourcing menjadi jelas. Banyak pekerjaan yang sifatnya inti
diserahkan kepada perusahaan
pemborongan, dan pekerjaan dan dilakukan
3
http://www.kspi.or.id/eksploitasi-buruh- oleh perusahaan penyedia jasa tenaga kerja.
outsourcing-di-bumn.html.diakses tanggal 10 Januari
2017.
356 Badamai Law Journal, Vol. 3, Issues 2, September 2018

Ketiga, Dewan Direksi di BUMN tidak belum ada ketetapan hukum), menjadi
bersedia melaksanakan Rekomendasi Panja pekerja tetap di BUMN tempat mereka
OS BUMN DPR-RI untuk mengangkat bekerja. Selain itu, buruh juga menuntut
seluruh pekerja outsourcing diangkat agar pekerja outsourcing BUMN yang di
sebagai pekerja tetap. Dalam hal ini, PHK dipekerjakan kembali. Sebagai contoh,
Jamdatun bahkan sudah memberikan pekerja outsourcing PLN yang di PHK di
pendapat hukum yang intinya jika pekerja area Bekasi, Cianjur, Banten dan Makasar.
outsourcing itu diangkat, tidak ada Tidak cukup dengan itu, buruh juga
pelanggaran undang-undang atau peraturan mendesak agar Menaker merevisi
yang lain. Keempat, praktik outsourcing di Permenakertrans No 19 Tahun 2012 dan
BUMN juga diindikasikan adanya ‘confilck mencabut Surat Edaran No 04/2012 agar
of interest’ dari oknum pejabat-pejabat di tidak memberi kewenangan kepada asosiasi
BUMN tersebut. Patut diduga adanya membuat alur kerja untuk menentukan core
praktik ‘perusahaan dalam perusahaan’ yang dan tidak core pekerjaan.4
dilakukan oleh oknum pejabat tersebut Dalam hal ini berkaitan dengan jenis
dengan perusahaan-perusahaan outsourcing Pekerjaan Penunjang Tentang Syarat
yang mendapatkan ‘tender’, melakukan Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan
pekerjaan di BUMN tersebut berdasarkan Kepada Perusahaan Pemborongan.
rekomendasi dari oknum pejabat-pejabat
BUMN. Sebab perusahaan outsourcing RUMUSAN MASALAH
(vendor) tersebut akan mengambil Apa yang Dimaksud Dengan Jenis
keuntungan dari biaya operasional yang Pekerjaan Kegiatan Penunjang Pada
diberikan oleh perusahaan BUMN cukup Perusahaan Pemborongan Menurut Pasal 65
besar dengan membayar upah murah bagi Ayat 2 Huruf C Undang Undang Nomor 13
pekerjanya. Disinyalir, sebagian besar Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan ?
perusahaan vendor tersebut pemilik danApa yang Menjadi Bentuk Konsep
sahamnya adalah mantan direksi BUMN Hukum Jenis Pekerjaan Kegiatan Penunjang
tersebut. Pada Perusahaan Pemborongan ?
Berdasarkan hal tersebut, FSPMI dan
KSPI mendesak Meneg BUMN
mengeluarkan instruksi kepada Perusahaan
BUMN untuk mengangkat seluruh pekerja
Outsourcing yang bekerja di vendor dan
4
http://kabarburuh.com/fspmi-desak-
afiliasinya (termasuk pekerja yang statusnya
pemerintah-selesaikan-kasus-outsourcing-di-
bumn/diakses tanggal 10 Januari 2017.
Sahrul :Konsep Hukum Jenis Pekerjaan Kegiatan penunjang..... 357

PEMBAHASAN pendelegasian suatu pekerjaan kepada pihak


JENIS PEKERJAAN KEGIATAN ketiga (perusahaan pemborongan pekerjaan)
PENUNJANG PADA PERUSAHAAN
yang mana perusahaan tersebut
PEMBORONGAN MENURUT PASAL
65 AYAT 2 HURUF C UNDANG menyediakan baik jasa tenaga kerjanya
UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003
maupun materialnya. Jadi perusahaan yang
TENTANG KETENAGAKERJAAN
memborongkan pekerjaan ini terima jadi
Tinjauan Mengenai Sistem Alih daya /
atau tidak mempermasalahkan berapa tenaga
Outsorching
kerja yang digunakan dan tidak
Alih daya terbagi atas dua suku kata
menyediakan alat, material dan sarana
yaitu “Out” yang artinya keluar dan
penunjang pekerjaan tetapi hanya
“Sourcing” yang artinya mengalihkan
memberikan jangka waktu selesainya
pekerjaan, keputusan atau tanggung
pekerjaan tersebut. Sebagai contoh adalah
jawab.Jadi alih daya adalah pangalihan tugas
pemborongan pengecatan gedung sekolah.
atau tanggungjawab kepada pihak luar.Alih
Berdasarkan Penelitian pada pasal tersebut,
daya dalam Bahasa Indonesia disebut “alih
maka diketahui hanya mendefinisikan
daya”.Alih daya berarti juga pemanfaatan
tentang pemborongan pekerjaan bahwa
tenaga kerja untuk memproduksi atau
didalamnya tidak ada pengaturan mengenai
melaksanakan suatu perusahaan, melalui
jenis pekerjaan kegiatan penunjang pada
perusahaan penyedia tenaga kerja ataupun
perusahaan pemborongan.
pendelegasian operasi dan manajemen
Undang-Undang Nomor 13 Tahun
harian dari suatu proses bisnis kepada pihak
2003 Tentang Ketenagakerjaan Outsourcing
luar atau perusahaan penyedia jasa.5
merupakan pemberian pekerjaan dari satu
Kitab Undang-Undang Hukum
pihak kepada pihak lainnya dalam 2 bentuk
PerdataPada Pasal 1601b KUHPerdata, yang
yaitu mengerahkan dalam bentuk jasa
dimaksud pemborongan pekerjaan adalah
pemborongan pekerjaan dan dalam bentuk
perjanjian, dengan mana pihak yang satu, si
penyediaan jasa tenaga kerja.
pemborong, mengikatkan diri untuk
Perjanjian pemborongan pekerjaan
menyelenggarakan suatu pekerjaan bagi
adalah perjanjian penyerahan pelaksanaan
pihak yang lain, pihak yang memborongkan,
pekerjaan dari perusahaan pemberi
dengan menerima suatu harga yang
pekerjaan kepada perusahaan lain yang
ditentukan.
dibuat secara tertulis. Pengaturan
Pemborongan pekerjaan menurut Pasal
outsourcing dalam bentuk pemborongan
1601b KUHPerdata merupakan
pekerjaan. ini terdapat di dalam Pasal 65
5 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.
M.Marwan dan Jimmy P. 2009. Kamus
Hukum. Surabaya: Reality Publisher. hlm. 648.
358 Badamai Law Journal, Vol. 3, Issues 2, September 2018

Tidak semua pekerjaan dapat dialihkan Perusahaan pemberi pekerjaan dapat


dengan outsourcing, hanya pekerjaan yang menyerahkan sebagian yaitu:
memenuhi syarat-syarat tertentu saja yang a. pelaksanaan pekerjaan kepada
dapat dialihkan kepada perusahaan lain. perusahaan penerima pemborongan.
Pasal 65 ayat 2 Undang-Undang Nomor 13 b. Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada
Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan perusahaan penerima pemborongan
menentukan bahwa pekerjaan yang dapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
diserahkan kepada perusahaan lain itu harus memenuhi syarat sebagai berikut:
memenuhi syaratsyarat sebagai berikut : 1) dilakukan secara terpisah dari kegiatan
a. dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama baik manajemen maupun kegiatan
utama pelaksanaan pekerjaan;
b. dilakukan dengan perintah langsung atau 2) dilakukan dengan perintah langsung atau
tidak langsung dari pemberi pekerjaan tidak langsung dari pemberi pekerjaan,
c. merupakan kegiatan penunjang dimaksudkan untuk memberi penjelasan
perusahaan secara keseluruhan tentang cara melaksanakan pekerjaan
d. tidak menghambat proses produksi agar sesuai dengan standar yang
secara langsung. ditetapkan oleh perusahaan pemberi
Berdasarkan Penelitian pada pasal pekerjaan;
tersebut, maka diketahui bahwa didalamnya 3) merupakan kegiatan penunjang
hanya mengatur syarat-syarat penyerahan perusahaan secara keseluruhan,
sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada artinyakegiatan tersebut merupakan
perusahaan pemborongan tetapi tidak secara kegiatan yang mendukung dan
tegas mengatur mengenai jenis pekerjaan memperlancar pelaksanaan kegiatan
kegiatan penunjang pada perusahaan utama sesuai dengan alur kegiatan proses
pemborongan. pelaksanaan.pekerjaan yang ditetapkan
Permenakertrans Nomor 19 tahun 2012 oleh asosiasi sektor usaha yang dibentuk
tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian sesuai peraturan perundang-undangan;
Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan dan
Lain. 4) tidak menghambat proses produksi secara
Dalam Pasal 3 Permenakertrans Nomor langsung, artinya kegiatan tersebut
19 tahun 2012 tentang Syarat-syarat merupakan kegiatan tambahan yang
Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan apabila tidak dilakukan oleh perusahaan
Kepada Perusahaan Lain pemberi pekerjaan, proses pelaksanaan
Sahrul :Konsep Hukum Jenis Pekerjaan Kegiatan penunjang..... 359

pekerjaan tetap berjalan sebagaimana 3) merupakan kegiatan penunjang


mestinya. perusahaan secara keseluruhan;
Penelitian pada pasal tersebut, maka 4) tidak menghambat proses produksi secara
diketahui bahwa didalamnya hanya langsung; dan
mengatur definisi dan syarat-syarat 5) perusahaan pemberi pekerjaan dan
penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan perusahaan penerima pekerjaan bersifat
kepada perusahaan pemborongan tetapi lintas kabupaten/kota.
tidak secara tegas mengatur mengenai jenis c. Pekerjaan penunjang yang dapat
pekerjaan kegiatan penunjang pada diborongkan sebagaimana dimaksud pada
perusahaan pemborongan. Pasal 6 ayat (1) harus memiliki karakteristik
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur (Pasal 8 ayat 1) :
Nomor 9 Tahun 2013 Tentang Penyerahan 1) kegiatan yang tidak berhubungan secara
Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada langsung dengan kegiatan proses
Perusahaan Lain produksi barang atau jasa;
a. Pelaksanaan Pemborongan Pekerjaan 2) kegiatan yang mendukung dan
Pasal 6 Ayat 1,2 Dan 3 : memperlancar pelaksanaan pekerjaan
1) Perusahaan dapat menyerahkan sebagian sesuai dengan alur kegiatan kerja
pelaksanaan pekerjaan melalui suatu perusahaan pemberi pekerjaan; dan
pemborongan pekerjaan kepada 3) kegiatan tersebut bukan merupakan salah
perusahaan penerima pemborongan. satu siklus/alur/tahapan atau bagian
2) Pekerjaan yang dapat diserahkan dalam proses produksi barang/jasa.
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Penelitian pada pasal tersebut, maka
adalah kegiatan penunjang. diketahui bahwa didalamnya hanya
3) Perusahaan penerima pemborongan mengatur definisi dan syarat-syarat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan
harus berbentuk badan hukum. kepada perusahaan pemborongan tetapi
b. Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada tidak secara tegas mengatur mengenai jenis
perusahaan penerima pemborongan harus pekerjaan kegiatan penunjang pada
memenuhi syarat sebagai berikut (Pasal 7) : perusahaan pemborongan.
1) dilakukan secara terpisah dari kegiatan Surat Edaran menteri Tenaga Kerja
utama baik manajemen maupun kegiatan Dan Transmigrasi Republik Indonesia
pelaksanaan pekerjaan; Nomor: Se.04/Men/VIII/2013 Tentang
2) dilakukan dengan perintah langsung atau Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri
tidak langsung dari pemberi pekerjaan; Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik
360 Badamai Law Journal, Vol. 3, Issues 2, September 2018

Indonesia Nomor 19 Tahun 2012 Tentang melalui perjanjian pemborongan pekerjaan


Syarat-Syarat Penyerahan Sebagian yang dibuat secara tertulis.
Pelaksanaan Pekerjaan Kepada Perusahaan Undang-Undang No.13 Tahun 2003
Lain Persyaratan Pemborongan Pekerjaan : tentang Ketenagakerjaan sebagai dasar
Merupakan kegiatan penunjang hukum diberlakukannya outsourcing di
perusahaan pemberi pekerjaan secara Indonesia, membagi outsourcing / alih daya
keseluruhan, artinya kegiatan tersebut menjadi dua bagian, yaitu: pemborongan
merupakan kegiatan yang mendukung dan pekerjaan dan penyediaan jasa
memperlancar pelaksanaan kegiatan utama pekerja/buruh. Pada perkembangannya
sesuai dengan alur kegiatan proses dalam draft revisi Undang-Undang No. 13
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan oleh Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
asosiasi sektor usaha yang dibentuk sesuai outsourcing /alih daya mengenai
peraturan perundang-undangan pemborongan pekerjaan dihapuskan, karena
lebih condong ke arah sub contracting
KONSEP HUKUM JENIS PEKERJAAN pekerjaan dibandingkan dengan tenaga
KEGIATAN PENUNJANG PADA kerja.
PERUSAHAAN PEMBORONGAN
Mengenai pengertian outsourcing / alih
Pengaturan hukum Perusahaan Penyedia daya dapat dapat dijumpai dalam beberapa
jasa Pekerja (PPJP) dan Pemborongan
pengertian menurut para pakar yaitu sebagai
Pekerjaan
Di dalam Undang-Undang No. 13 berikut :

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan tidak 1. Outsourcing / alih daya menurut Candra

menyebutkan secara tegas mengenai istilah Soewondo adalah pendelegasian operasional

dari outsourcing / alih daya. Tetapi dan manajemen harian dari suatu proses

pengertian dari outsourcing / alih daya ini bisnis kepada pihak luar (penyedia jasa).6

sendiri dapat dilihat dalam ketentuan pasal 2. Outsourcing / alih daya menurut Greaver

64 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 dalam Indrajit adalah tindakan mengalihkan

tentang Ketenagakerjaan, yang isinya atau menyerahkan aktivitas-aktivitas internal

menyatakan bahwa outsourcing /alih daya yang terjadi berulang kali dan hak-hak

adalah suatu perjanjian kerja yang dibuat pembuatan keputusan yang dimiliki suatu

antara pengusaha dengan tenaga kerja, perusahaan kepada jasa out side providers,

dimana perusahaan tersebut dapat sebagaimana yang tercantum dalam

menyerahkan sebagian pelaksanaan perjanjian kontrak.

pekerjaan kepada perusahaan lainnya

6
Candra Soewondo. Loc. Cit.
Sahrul :Konsep Hukum Jenis Pekerjaan Kegiatan penunjang..... 361

Dari pengertian outsourcing / alih daya permasalahan tersebut adanya kekaburan


diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan hukum.
yaitu pekerjaan outsourcing / alih daya Pada Bab III ini pembahasannya lebih
merupakan penyerahan aktifitas perusahaan mengarah pada contoh bentuk jenis
kepada pihak luar atau penyedia jasa yang pekerjaan kegiatan penunjang pada sebuah
7
tercantum dalam perjanjian kontrak. perusahaan pelayanan kepelabuhanan,
Dalam Undang-Undang No.13 tahun Pekerjaan mana yang boleh diserahkan
2003, yang menyangkut outsourcing/ alih kepada pihak pemborongan dan yang tidak
daya adalah pasal 64, pasal 65 (terdiri dari 9 boleh diserahkan. Sehingga diperoleh
ayat), dan pasal 66 (terdiri dari 4 ayat). Kepastian Hukum yang jelas mengenai
Dua jenis kegiatan yang dikenal contoh bentuk jenis pekerjaan kegiatan
sebagai outsourcing menurut Undang- penunjang pada sebuah perusahaan
UndangNomor 13 Tahun 2003 diatur dalam pemborongan. Adapun beberapa pokok
Pasal 64 Undang-Undang yang pembahasan dalam bab ini meliputi :
menyebutkan bahwa: “Perusahaan dapat Petugas Pelayanan Operasi Terminal
menyerahkan sebagian pelaksanaan Petikemas dan Jenis Pekerjaan yang bisa
pekerjaan kepada perusahaan lainnya diborongkan dan tidak bisa diborongkan.
melalui perjanjian pemborongan pekerjaan 1. Petugas Pelayanan Operasi Terminal
atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang Petikemas, perbankan dan di bandara
dibuat secara tertulis. a. Operasional Terminal Petikemas
Pelabuhan
Konsep hukum Jenis Pekeraan Kegiatan 1) Tugas dari masing-masing petugas
Penunjang pada perusahaan lapangan sebagai berikut :
Pemborongan
Pada Bab II sebelumnya Peneliti a) Foreman Kapal

membahas mengenai jenis pekerjaan bertugas diatas kapal memberi komando

kegiatan penunjang pada perusahaan kepada Operator CC (Container Crane)

pemborongan berdasarkan peraturan untuk melaksanakan bongkar atau muat

perundang-undangan yang berlaku yaitu barang dengan menggunakan HT (Handy

pasal Pasal 65 Ayat 2 Huruf C Undang Talkie).

Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang b) Foreman Lapangan

Ketenagakerjaan, hasil analisis peneliti bertugas di lapangan dermaga memberi

ternyata norma hukum mengenai komando kepada operator CC untuk


melaksanakan bongkar atau muat barang
7
Indrajit. 2003. Proses Bisnis Outsourcing,
dengan menggunakan HT. Perbedaan antara
Jakarta : Grasindo, , hlm.3
362 Badamai Law Journal, Vol. 3, Issues 2, September 2018

foreman kapal dan foreman lapangan kredit, dan pemantauan terhadap


terletak pada posisi dalam memberi kelancaran pembayaran debitur.
komando yakni diatas kapal dan di lapangan 4) Customer Service: Memberikan
dermaga. sosialisasi pada nasabah / calon nasabah
c) Operator Crane terkait produk bank.
bertugas mengoperasikan dan mengendali- 5) Collector : Menagih pembayaran
kan CC (Container Crane) pada saat pinjaman/kredit dari para nasabah.
mengangkat atau menurunkan petikemas 6) Teller: Melayani nasabah dalam
pada kegiatan bongkar atau muat. bertransaksi di Bank.
d) Operator Head Truck 7) Back Office: Melakukan pengecekan dan
bertugas mengoperasikan dan mengendali- memastikan transaksi yang dilakukan
kan truk pengangkut petikemas untuk oleh teller sudah benar dan sesuai, serta
kegiatan bongkar atau muat petikemas. membuat pembukuan perusahaan dari
e) Petugas Tally harian sampai tahunan.
mempunyai tugas melakukan kroscek c. Jenis pekerjaan dibagian bandara
kebenaran bongkar atau muat petikemas 1) Air traffic controller (ATC) berperan
dengan operation plan. sebagai polisi lalu lintas di udara. ATC
2) Petugas Penunjang dilapangan berwenang untuk mengatur lalu lintas dari
a) Pelayanan pengamanan (security) dan pesawat terbang. Lalu lintas yang dikontrol
Pencegahan bahaya kebakaran. oleh ATC adalah lalu lintas pada controlled
b) Pelayanan Kebersihan (Cleaning airspace.
Service). 2) Aircraft Maintenance Engineer adalah
c) Pengemudi Kendaraan dinas jabatan dan orang yang bertugas untuk menjaga status
kendaraan dinas operasional. airworthinees (kebaikan terbang) dari
d) Pramusaji/pramubakti (penyediaan pesawat terbang. Sebelum pesawat siap dan
makanan dan minuman /catering). bisa beroperasi (untuk diterbangkan), maka
b. Jenis pekerjaan dibagian perbankan AME harus melakukan pemeriksaan untuk
1) Marketing: Melakukan pemasaran memastikan kondisi pesawat baik terbang.
dengan mencari nasabah. 3) Marshaller seorang yang memberikan
2) Analis Kredit: Menganalisis penerima komando kepada pilot pesawat terbang
pinjaman, apakah bankable atau tidak. untuk memakirkan kendaraan raksasanya
3) Account Officer: Melakukan pemasaran, ketika pesawat terbang mendarat di landasan
melakukan analisa kelayakan pemberian pacu. Seorang marshaller, harus benar dan
tepat dalam memberikan tanda kepada pilot.
Sahrul :Konsep Hukum Jenis Pekerjaan Kegiatan penunjang..... 363

4) AVSEC Adalah Seorang Petugas 1) Pelayanan pengamanan (security) dan


Keamanan Penerbangan Yang Dididik Pencegahan bahaya kebakaran.
Untuk Menjadi Seorang Petugas Keamanan 2) Pelayanan Kebersihan (Cleaning
Penerbangan Yang Mampu Bekerja Sesuai Service).
Dengan Regulasi Yang Ditetapkan Secara 3) Pengemudi Kendaraan dinas jabatan
Internasional Maupun Nasional Dan Telah dan kendaraan dinas operasional.
Di Berikan Lisensi Atau Surat Ijin 4) Pramusaji/pramubakti (penyediaan
Kecakapan Personil (STKP) Dari makanan dan minuman /catering).
Pemerintah Untuk Melakukan Tugasnya Jenis pekerjaan tersebut Merupakan
Sebagai Seorang AVSEC Bandar. Kegiatan tambahan yang apabila tidak
2. Jenis Pekerjaan yang bisa dilakukan oleh perusahaan pemberi
diborongkan dan tidak bisa pekerjaan, proses pelaksanaan pekerjaan
diborongkan.
tetap berjalan sebagaimana mestinya. Sudah
Bedasarkan pembahasan mengenai
Sesuai dengan Pasal 3 Permenakertrans
Profil Perusahaan PT.Pelindo III, Petugas
Nomor 19 tahun 2012 tentang Syarat-syarat
Pelayanan Operasi Terminal Petikemas,
Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan
dibagian perbankan dan dibandara maka
Kepada Perusahaan Lain
diperoleh analisis mengenai konsep jenis
pekerjaan penunjang pada perusahaan
pemborongan. PENUTUP
Kegiatan tersebut Merupakan jenis Jenis Pekerjaan Kegiatan Penunjang
pekerjaan yang terus-menerus harus ada Pada Perusahaan Pemborongan merupakan
yang berpengaruh langsung terhadap kegiatan penunjang perusahaan secara
kelangsungan operasional sehingga bukan keseluruhan, artinya kegiatan tersebut
merupakan pekerjaan penunjang yang bisa merupakan kegiatan yang mendukung dan
diserahkan kepada perusahaan lain. Sudah memperlancar pelaksanaan kegiatan utama
Sesuai dengan Pasal 3 Permenakertrans sesuai dengan alur kegiatan proses
Nomor 19 tahun 2012 tentang Syarat-syarat pelaksanaan. Pekerjaan yang ditetapkan oleh
Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan asosiasi sektor usaha yang dibentuk sesuai
Kepada Perusahaan Lain. peraturan perundang-undangan.
Semua jenis pekerjaan yang sifatnya Bentuk konsep hukum jenis pekerjaan
tidak berhubungan langsung dengan proses kegiatan penunjang pada perusahaan
produksi dalam suatu perusahaan boleh pemborongan ada 2 kategori yaitu pekerjaan
masuk ke perusahaan pemborongan. yang tidak masuk ke perusahaan
a. Jenis Pekerjaan pemborongan meliputi foreman kapal,
364 Badamai Law Journal, Vol. 3, Issues 2, September 2018

foreman lapangan, operator crane, operator sendiri dan golongangolongan tertentu.


head truck, petugas tally Marketing, Analis Solidaritas dan perjuangan SP/SB harus
Kredit, Account Officer, Customer Service, mencerminkan kepentingan bersama dalam
Collector, Teller, Back Office, Air traffic rangka melindungi pekerja/buruh dari
controller (ATC), Aircraft Maintenance kesewenangan pengusaha. Perjuangan mana
Engineer, Marshaller dan AVSEC kemudian pada akhirnya diharapkan dapat
pekerjaan yang masuk keperusahaan meningkatkan tingkat kesejahteraan dan
pemborongan meliputi security, cleaning memberikan rasa aman dalam bekerja.
service, pengemudi kendaraan dinas jabatan Pengurus SP/SB harus memiliki kompetensi
dan kendaraan dinas operasional dan mengenai hukum ketenagakerjaan, baik
pramusaji/ pramubakti. yang menyangkut norma kerja maupun
Melihat banyaknya celah-celah yang norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja,
merupakan ketimpangan dalam sistem dengan demikian sebagai wakil
hukum ketenagakerjaan, disarankan Kepada pekerja/buruh pengurus SP/SB mampu
pemerintah khususnya Kementerian bernegosiasi dan mempertahankan
Ketenagakerjaan Republik Indonesia agar argumennya dalam mengevaluasi kebijakan-
merevisi setiap peraturan perundang-undang kebijakan perusahaan menyangkut
yang berkaitan dengan Tentang Syarat- kepentingan pekerja/buruh.
Syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Guna meminimalisir perselisihan
Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain dengan hubungan industrial dan melindungi
menambahkan pasal mengenai Jenis pekerja/buruh maka hukum ketenegakerjaan
Pekerjaan Kegiatan penunjang pada harus ditegakkan, oleh kerena itu perlu ada
perusahaan pemborongan, sehingga usaha meningkatkan kuantitas dan kualitas
terciptanya ketertiban hukum dalam pegawai pengawas ketenagakerjaan sebagai
menentukan pekerjaan mana yang bolehkan penegak hukum ketenagakerjaan, dengan
diserahkan dan yang tidak boleh diserahkan cara menambah personil pegawai pengawas
kepada pihak pemborongan. ketenagakerjaan, memberikan sarana
Sesuai dengan tujuan dan fungsinya, maupun fasilitas serta anggaran yang
Serikat Pekerja/Serikat Buruh harus memadai untuk pelaksanaan tugas dan
berperan aktif dalam memperjuangkan hak- fungsi pengawasan, serta peningkatan
hak pekerja/buruh termasuk hak-hak kompetensi pegawai pengawas
pekerja/buruh outsourcing. SP/SB harus ketenagakerjaan melalui pendidikan dan
merubah paradigma lama yang terpecah pelatihan.
belah, berbau politis dan mementingkan diri
Sahrul :Konsep Hukum Jenis Pekerjaan Kegiatan penunjang..... 365

Agar pengawasan dan pelayanan Revisi.Jakarta: PT. Raja Grafindo


dibidang ketenagakerjaan berjalan efektif di Persada.
daerah kabupaten/kota, Pemerintah harus Indrajit. 2003. Proses Bisnis Outsourcing.
mengkaji ulang Undang-Undang 23 tahun Jakarta : Grasindo,
2014 tentang pemerintahan daerah Jehani, Libertus. 2008. Hak-Hak Karyawan
Khususnya mengenai pengawasan Kontrak. Penerbit: Forum Sahabat,
ketenagakerjaan yang Semua pegawai Khakim, Abdul. 2007. Pengantar Hukum
pengawas kabupaten/kota seluruh Indonesia, Ketenagakerjaan Indonesia,
statusnya dialihkan ke provinsi 1 Oktober Berdasarkan Undang-Undang
2016 dan efektif Januari 2017. Nomor 13 Tahun 2003. Bandung :
. PT. Citra Aditya Bakti.
DAFTAR PUSTAKA Maimun. 2007. Hukum Ketenagakerjaan :
Bhakti, Yudha.Ardiwisastra. 2012. Suatu Pengantar. Jakarta : PT
penafsiran dan konstruksi hukum. Pradnya Paramita, Cet.II.
Bandung : PT.Alumni. Marzuki, Peter Mahmud. 2014. Penelitian
Damanik Sehat. 2006. Outsourcing & Hukum (Edisi Revisi).
Perjanjian Kerja menurut UU. Muhjad M.Hadin dan Nunuk Nuswardani.
No.13 Tahun 2003 tentang 2012. Penelitian Hukum Indonesia
Ketenagakerjaan. DSS Publishing. Kontemporer. Yogyakarta: Genta
Djumadi. 1995. Hukum Perburuhan Publishing.
Perjanjian Kerja Edisi Revisi. Pramudji dan Soesilo. 2008. Kitab Undang-
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Undang Hukum Perdata. t.tt. :
Douglas J. Goodman dan George Ritzer. Rhedbook Publisher.
2009. Teori Sosiologi, Dari Teori Soewondo, Candra. 2003. Outsourcing
Sosiologi Klasik Sampai Implementasinya di Indonesia.
Perkembaangan Mutakhir Teori Jakarta :Elok Media Kompetinso.
Sosial Postmodern. Penerjemah: Sutedi, Adrian. 2011. Hukum Perburuhan.
Nurhadi. Cetakan Kedua. Jakarta : Sinar Grafika (Ed.I,
FX. Djumialdji. 1995. Perjanjian Cet.II,).
Pemborongan, Jakarta : PT Rineka Tanya, Bernard L, dkk.. 2013. Teori hukum
Cipta, strategi manusia lintas ruang dan
Husni, Lalu. 2010. Pengantar Hukum generasi. Yogyakarta: Genta
Ketenagakerjaan Indonesia Edisi Publishing.
366 Badamai Law Journal, Vol. 3, Issues 2, September 2018

Triatmodjo, Bambang, 1996, Pelabuhan. http://kabarburuh.com/fspmi-desak-


Beta Offse: Yogyakarta. pemerintah-selesaikan-kasus-
Triyanto, Djoko. 2004. Hubungan Kerja di outsourcing-dibumn/. diakses
Perusahaan Jasa Konstruksi. tanggal 10 Januari 2017.
Bandung :Mandar Maju, http//www.makeproverty history.org. Jurnal
Tunggal Hadi Setia. Pokok-Pokok Hukum, Outsourcing (Alih Daya)
Outsourcing : Peraturan Menteri dan Pengelolaan Tenaga Kerja di
Ketenagakerjaan Dan Perusaahaan. di akses tanggal 10
Transmigrasi No 13/2012 Tentang Juni 2017.
Komponen Dan Pelaksanaan http://bumn.go.id/pelindo3/halaman/41/tenta
Tahapan Pencapaian ng-perusahaan.html diakses
KebutuhanHidup Layak tanggal 24 Juni 2017.
Widjaja, Amin Tunggal. 2008. Outsourcing
https://id.wikipedia.org/wiki/Pelabuhan_Ind
Konsep dan Kasus. t.tt. :
onesia_III diakses tanggal 24 Juni
Harvarindo.
2017.
Wijayanti, Asri. 2009. Hukum
http://www.blogger.com/navbar.org. Pan
Ketenagakerjaan Pasca Reformasi.
Mohamad Pain, di akses Tanggal
Jakarta : Sinar Grafika,
10 Juni 2017.
Yasar, Iftida. 2012. Outsourcing Tidak Akan
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Pernah Bisa Dihapus. Jakarta :
Indonesia Tahun 1945
Pelita Fikir Indonesia Cet.I.
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Jimmy P dan M.Marwan. 2009. Kamus
Staatsblad Nomor 23 tahun 1847
Hukum. Surabaya: Reality
(Burgerlijk Wetboek)
Publisher internet
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003
http://rri.co.id/post/berita/263375/daerah/pe
tentang Ketenagakerjaan
mecatan_karyawan_pelindo_iii_ali
Undang-Undang No.17 Tahun 2008 tentang
ans
Pelayaran
i_buruh_jatim_mengadu_ke_dprd_
Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No.
surabaya.html.Diakses 10 Januari
KEP/100/MEN/VI/2004 tentang
2017.
ketentuan pelaksanaan perjanjian
http://www.kspi.or.id/eksploitasi-buruh-
kerja waktu tertentu.
outsourcing-di-bumn.html.diakses
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
tanggal 10 Januari 2017.
Transmigrasi Nomor 19 Tahun
2012 tentang Syarat-Syarat
Sahrul :Konsep Hukum Jenis Pekerjaan Kegiatan penunjang..... 367

Penyerahan Sebagian Pelaksanaan


Pekerjaan Kepada Pihak Lain
Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur
Nomor 9 Tahun 2013 Tentang
Penyerahan Sebagian Pelaksanaan
Pekerjaan Kepada Perusahaan Lain
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor
27/PUU-XI/2011
Surat Edaran menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor:Se.04/Men/VIII/2013
Tentang Pedoman Pelaksanaan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja
Dan Transmigrasi Republik
Indonesia Nomor 19 Tahun 2012
Tentang Syarat-Syarat Penyerahan
Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan
Kepada Perusahaan Lain

You might also like