Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Vol.1 No.

5 Oktober 2021 705


…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
PENGARUH PELEPASAN INFORMASI REKAM MEDIS DALAM MENJAMIN ASPEK
HUKUM KERAHASIAAN REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT FMC BOGOR

Oleh
Zaenal Abidin1),
Yuyun Yunengsih2)
1,2Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, Politeknik Piksi Ganesha

Jl.Jend Gatot Subroto No.301 Bandung, 40274 telepon (022) 87340030/fax (022) 87340086
Email: 1zaenal290891@gmail.com1, 2yoen1903@gmail.com

Abstrak
Health care facilities are responsible for protecting health information contained in medical
records against the possibility of loss, damage, counterfeiting and unauthorized access. Overall,
security, privacy, confidentiality and safety are devices that fortify information in medical
records. The purpose of this study was to review the effect of the release of medical record
information about the implementation of confidentiality, privacy and information security
standards about medical record documents at FMC Bogor Hospital. This type of research is
qualitative descriptive. The analysis of the data used is the distribution of frequency and also the
narrative of the results of the interview conducted. From the results of research conducted at
FMC Bogor Hospital has been optimal and has implemented SOP. Advice for hospital agencies
in maintaining the confidentiality and security of patient information at FMC Bogor Hospital,
preferably for recording loans or to release information for the 3rd party in documenting should
BOGOR FMC Hospital use computerized documenting to be safer and easier for data calculation,
documenting aims as a form of evidence in case of future demands.
Keywords : Medical Record Information Release System, Medical Record Confidentiality
Law, FMC Bogor Hospitals.

PENDAHULUAN serta mencakup berbagai tingkatan maupun


Rumah sakit adalah bagian integral dari jenis disiplin, dimana rumah sakit mampu
suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan melakasanakan fungsi yang profesional baik
menyediakan pelayanan paripurna dibidang teknis medis maupun administrasi
(komprehensif), penyembuhan penyakit kesehatan (Rustiyanto, 2010).
(kuratif), dan pencegahan penyakit (preventif) Berdasarkan Permenkes (2008), Rekam
kepada masyarakat (WHO, 2000). Rumah Medis adalah berkas yang berisi catatan dan
sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan dokumen antara lain identitas pasien, hasil
kesehatan yang memiliki peran penting dalam pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan,
upaya mempercepat peningkatan derajat serta tindakan dan pelayanan lain yang
kesehatan masyarakat. Menurut Undang- diberikan kepada pasien. Catatan merupakan
Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun tulisan-tulisan yang dibuat oleh dokter atau
(2009) tentang rumah sakit bahwa rumah sakit dokter gigi mengenai tindakan-tindakan yang
mempunyai kewajiban pelayanan kesehatan dilakukan kepada pasien dalam rangka
yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan pelayanan kesehatan.
efektif dengan mengutamakan kepentingan Salah satu penilaian dari pelayanan
pasien sesuai standar pelayanan rumah sakit. kesehatan dapat kita lihat dari pencatatan
Kompleksitas ini muncul karena rekam medis atau rekam kesehatan. Dari
pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai pencatatan rekam medis dapat
fungsi pelayanan, pendidikan, dan penelitian, menggambarkan kualitas pelayanan kesehatan
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
706 Vol.1 No.5 Oktober 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
yang diberikan pada pasien, serta pula dengan pemaparan isi rekam medis
meyumbangkan hal penting dibidang hukum haruslah dokter yang merawat pasien tersebut.
kesehatan, pendidikan, penelitian dan Berdasarkan latar belakang di atas, maka
Akreditasi Rumah Sakit (Thalal dan Hiswanil, peneliti merumuskan masalah penelitian yaitu
2011). “Pengaruh Sistem Pelepasan Informasi Rekam
Sarana kesehatan bertanggung jawab un Medis Dalam Menjamin Aspek Hukum
tuk melindungi informasi kesehatan yang Kerahasian Rekam Medis di Rumah Sakit
terdapat di dalam rekam medis terhadap FMC Bogor”.
kemungkinan hilang, rusak, pemalsuan dan Adapun yang menjadi tujuan dalam
akses yang tidak sah. Menjaga keamanan penelitian ini adalah untuk meninjau pengaruh
informasi, keakuratan informasi dan pelepasan informasi rekam medis tentang
kemudahan akses informasi menjadi tuntunan penerapan standar kerahasian, privasi dan
pihak organisasi pelayanan kesehatan dan keamanan informasi tentang dokumen rekam
praktisi kesehatan serta pihak ke-3 yang medis di Rumah Sakit FMC Bogor.
berwenang. Sedangkan pihak yang
membutuhkan informasi harus senantiasa LANDASAN TEORI
menghormati privasi pasien. Secara Ketentuan hukum yang menjamin
keseluruhan, keamanan (security), privasi kerahasiaan informasi yang ada dalam rekam
(privacy), kerahasian (confidentiality) dan medis yaitu:
keselamatan (safety) adalah perangkat yang a. Peraturan Pemerintah No 10 tahun 1966,
membentengi informasi dalam rekam medis. tentang wajib simpan rahasia kedokteran
Indonesia memiliki peraturan b. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
perundang-undangan yang mengatur Indonesia Nomor.269/ MENKES/
penyelenggaraan rekam medis dimuat di PER/III/2008 tentang rekam medis.
dalam Undang-Undang No. 23 tahun 1992 c. Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Kesehatan, Undang-Undang No 29 tahun 2014 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.
tentang praktek kedokteran, dan Permenkes (Pasal 44 ayat 3) Uji coba pada manusia
(2008). Selain itu juga terdapat ketentuan harus dilakukan dengan memperhatikan
perundang-undangan di bidang wajib simpan kesehatan dan keselamatan yang bersangkutan.
rahasia kedokteran yang berhubungan dengan Penelitian dan perkembangan yang
penyelenggaraan Manajemen Informasi menggunakan manusia sebagai subjek harus
Kesehatan (MIK), seperti pasal KUHP rahasia mendapat informed consent. Sebelum meminta
jabatan/pekerjaan, PP No. 10 tahun 1966 persetujuan subyek penelitian, peneliti harus
tentang wajib simpan rahasia kedokteran, dan memberikan informasi mengenai tujuan
kedua Undang-Undang di atas (Firdaus S, penelitian dan pengembangan kesehatan serta
2012). penggunaan hasilnya, jaminan kerahasian
Rekam medis harus menyajikan tentang identitas dan data pribadi, metode
informasi yang akurat dan lengkap tentang yang digunakan, resiko yang mungkin timbul
proses pelayanan medis dan kesehatan di dan hal lain yang perlu di ketahui oleh yang
rumah sakit, baik masa lalu, masa kini maupun bersangkutan dalam rangka penelitian dan
yang diperkirakan akan terjadi dimasa pengembangan kesehatan.
mendatang (Muninjaya AAG, 2016). d. Undang- undang Republik Indonesia
Berdasarkan uraian di atas prosedur Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
pelepasan informasi rekam medis harus Sakit.
disertai dengan ijin tertulis dari pasien selaku (Pasal 32) setiap pasien mempunyai hak
pemilik informasi dalam rekam medis, begitu mendapatkan privasi dan kerahasian penyakit
yang di derita termasuk data-data medisnya

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.1 No.5 Oktober 2021 707
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Teknik Sampling yang digunakan dalam
METODE PENELITIAN penelitian ini adalah Non Probability Sampling
Menurut Sugiyono (2016:9) metode (tidak acak), dengan menggunakan quota
deskriptif kualitatif adalah metode penelitian sampling yaitu peneliti mengumpulkan subjek
yang berdasarkan pada filsafat postpositivisme yang memenuhi persyaratan ataupun subjek
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang mudah ditemui hingga terpenuhinya
yang alamiah (sebagai lawannya adalah jumlah yang ditetapkan (Anggraeni, 2010).
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai Variabel adalah hal-hal yang menjadi
instrument kunci teknik pengumpulan data objek penelitian, yang ditatap dalam suatu
dilakukan secara trigulasi (gabungan), analisis kegiatan penelitian (Arikunto, 2010). Variabel
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil dalam penelitian ini adalah:
penelitian kualitatif lebih menekankan makna a. Permintaan informasi rekam medis oleh
daripada generalisasi. Penelitian deskriptif pihak ke-3:
kualitatifbertujuan untuk menggambarkan, - Asuransi
melukiskan, menerangkan,menjelaskan dan - Pendidikan/Penelitian
menjawab secara lebih rinci permasalahan - Kepolisian/pengadilan
yang akan diteliti dengan mempelajari b. Prosedur/aturan tentang pelepasan
semaksimal mungkin seorang individu, suatu informasi baik: - Intern - Ekstern
kelompok atau suatu kejadian. c. Penggunaan ijin tertulis pasien/wali
Metode yang digunakan dalam d. Keterlibatan unit rekam medis, petugas
penelitian ini adalah penelitian deskriptif rekam medis dan tenaga medis dalam
kualitatif, pendekatan penelitian menggunakan pelepasan informasi medis.
cross sectional, metode penelitiannya e. Hukum Kerahasiaan Rekam Medis
menggunakan observasi dan wawancara. Instrumen penelitian adalah alat atau
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
- Juli 2021. mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit mudah dan hasilnya lebih baik (cermat,
FMC Bogor khususnya di bagian rekam lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah
medis. Lokasi penelitian ditentukan dengan diolah (Saryono dan Mekar Dwi Anggraini,
pertimbangan bahwa Rumah Sakit FMC 2013). Instrumen yang digunakan dalam
Bogor telah melaksanakan pelayanan dasar penelitian ini dengan menggunakan kuesioner.
yang salah satunya adalah pelayanan rekam Analisis data yang digunakan adalah
medis. analisis univariat yang dilakukan terhadap tiap
Populasi merupakan keseluruhan sumber variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya
data yang diperlukan dalam suatu penelitian. analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan
Populasi dalam penelitian ini adalah petugas persentase dari tiap variabel. Data yang akan
rumah sakit yang berhubungan dengan sistem dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah
pelepasan informasi di Rumah Sakit FMC sebagai berikut:
Bogor. a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari
Sampel adalah sebagian dari populasi sumber pertama melalui observasi langsung
dengan cara tertentu sehingga dianggap bisa dilapangan.
mewakili suatu populasi. Dalam penelitian ini b. Data sekunder, data yang diperoleh dari
sampel yang di ambil adalah 4 orang, dimana sumber-sumber tertulis dokumen rekam
1 orang direktur Rumah Sakit FMC Bogor, 1 medis, yang berkaitan dengan strategi
orang kepala rekam medis, dan 2 orang peningkatan kompetensi petugas rekam
petugas penyimpan Rumah Sakit FMC Bogor. medis untuk sumber daya manusia aparatur.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
708 Vol.1 No.5 Oktober 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Metode dokumentasi yaitu mencari data FMC Bogor”. Data diperoleh dari 4 responden,
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa dari data wawancara yang di dapat, maka
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, penulis memperoleh hasil sebagai berikut :
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden
sebagainya (Arikunto, 2010).
1. Observasi atau pengamatan adalah suatu
prosedur berencana, yang antara lain
meliputi melihat dan mencatat jumlah dan
tariff aktivitas tertentu yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Proses dan syarat
pelepasan informasi pasien akan menjadi
objek observasi.
2. Wawancara dapat dilakukan secara
terstruktur maupun tidak terstruktur, dan
dapat dilakukan melalui tatap muka (face to
face) maupun dengan menggunakan
telepon. Pada penelitian ini wawancara
yang dilakukan adalah wawancara
terstruktur, dimana peneliti telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis sebagai
panduan dan wawancara melalui tatap Sumber : Data yang diolah dari wawancara
muka Menurut (Saryono 2010), Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
Dalam pengolahan data yang telah bahwa pelepasan informasi rekam medis di
terkumpulkan, ada beberapa langkah Rumah Sakit FMC Bogor sudah optimal dan
pengolahan data yang terdiri dari: sesuai dengan SOP Rumah Sakit FMC Bogor.
1. Editing data mengoreksi jawaban yang 1. Prosedur Pelepasan Informasi Rekam
telah diberikan responden, apabila ada data Medis
yang salah atau kurang segera dilengkapi. Pada dasarnya alur prosedur pelepasan
2. Coding data melakukan pengkodean informasi medis kepada pihak ketiga di Rumah
terhadap beberapa variabel yang akan Sakit FMC Bogor sudah optimal karena sudah
diteliti, dengan tujuan untuk mempermudah mempertimbangkan aspek kerahasiaan
pada saat melakukan analisis data. informasi medis yang terdapat dalam rekam
3. Tabulating/penyajian data suatu penyajian medis pasien yang merupakan rahasia
sistematik daripada data numerik, yang kedokteran dan wajib dijaga kerahasiaannya
tersusun dalam kolom. yang sudah ditetapkan oleh menteri kesehatan
Setelah pengumpulan data, maka dalam seperti yang tercantum dalam peraturan
penelitian ini dilakukan analisis data yang pemerintah No. 10 Tahun 1966 tentang wajib
digunakan adalah distribusi frekuensi dan juga simpan rahasia kedokteran. Dari hasil
narasi dari hasil wawancara yang dilakukan. observasi dan wawancara mendalam yang
telah dilakukan oleh peneliti di Rumah Sakit
HASIL DAN PEMBAHASAN FMC Bogor, diperoleh ada 7 macam alur
Dari penelitian yang dilakukan peneliti prosedur pelepasan informasi medis pasien
mengenai “Pengaruh Pelepasan Informasi kepada pihak ke-3 yaitu:
Rekam Medis Dalam Menjamin Aspek hukum
Kerahasiaan Rekam Medis Di Rumah Sakit

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.1 No.5 Oktober 2021 709
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
1. Prosedur pelepasan informasi kepada pihak Dari hasil wawancara dengan petugas
asuransi PPAT bahwa dalam pengeluaran informasi
Gambar 1. Prosedur Pelepasan Informasi medis pasien kepada pihak asuransi memang
Untuk Klaim Asuransi Yang Berkerjasama belum ada penggunaan ijin tertulis dari pasien.
Dengan Pihak Rumah Sakit Ini dikarenakan bahwa setiap pasien mendaftar
Sumber : Data yang diolah dari wawancara dengan cara pembayaran menggunakan
asuransi dan telah menyerahkan kepercayaan
kepada pihak PPAT dalam hal informasi medis
dan pembayaran biaya perawatan yang
diberikan.
Dalam klaim biaya pelayanan, pihak
PPAT Rumah Sakit FMC Bogor harus
melengkapi persyaratan yaitu:
a. Surat jaminan asli yang dibuat oleh pihak
asuransi.
b. Surat jaminan pelayanan dari rumah sakit.
c. Fotocopy kartu peserta asuransi
Keterangan: d. Rincian biaya perawatan.
Proses yang dilalui: e. Resume medis pasien.
Proses pilihan:
2. Prosedur Pelepasan Informasi Kepada Pihak
Prosedur diatas menunjukkan bahwa Pendidikan atau Peneliti
pihak pasien harus membawa lembar bukti
pelayanan dari IGD atupun poliklinik yang Gambar 2. Prosedur Pelepasan Informasi
menunjukkan bahwa pasien perlu dirawat inap untuk penelitian
kepada petugas pelayanan administrasi terpadu
(PPAT), petugas PPAT selanjutnya
membuatkan surat pengantar pengajuan klim
kepada PT asuransi dimana pasien menjadi
anggota PT asuransi tersebut, PT asuransi
mengeluarkan surat jaminan bahwa pasien
adalah anggota dari asuransi tersebut.
Melalui pasien atau keluarga pasien, Sumber : Data yang diolah dari wawancara
surat jaminan yang dikeluarkan pihak asuransi
di serahkan kepada PPAT untuk di arsipkan. Prosedur permintaan Informasi guna
Kemudian PPAT menerbitkan surat jaminan penelitian unit bagian rekam medis di Rumah
pelayanan, resume medis serta perinciaan Sakit FMC Bogor, dimana institusi pendidikan
biaya perawatan dimana pasien diberikan yang berkepentingan harus membawa surat
perawatan. Didalam ruang perawatan, petugas permintaan kerjasama dengan rumah sakit,
medis mengisi rekam medis dan surat jaminan selanjutnya pihak diklat rumah sakit
pelayanan, formulir perincian biaya serta memproses permintaan tersebut dengan
resume medis yang dilampirkan pihak PPAT. meminta disposisi dari direktur rumah sakit.
Setelah pasien pulang, berkas rekam medis Setelah disetujui, pihak Diklat
pasien kembali ke unit bagian rekam medis mengirimkan surat balasan kepada instansi
untuk disimpan dirak penyimpanan. Namun pendidikan untuk dapat melakukan penelitian
formulir rincian biaya perawatan dan resume di Rumah Sakit. Selanjutnya pihak diklat
medis diserahkan kembali ke pihak PPAT. menyerahkan surat disposisi kepada asisten
manajer rekam medis. Penelitian dapat

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
710 Vol.1 No.5 Oktober 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
dilakukan dengan persyaratan dalam membuka Tabel 2. Pihak yang Terlibat Pelepasan
informasi rekam medis, peneliti harus tetap Informasi Medis
berada di dalam ruangan tanpa boleh
membawa ke luar dari ruangan unit kerja
rekam medis.

3. Prosedur Pelepasan Informasi Kepada Pihak


Pengadilan atau kepolisian.
Prosedur pelepasan informasi kepada Dalam pelepasan informasi medis,
pihak ketiga dalam lingkup pengadilan terdiri kepala rekam medis atau bagian rekam medis
dari pelepasan informasi guna klaim jasa adalah unit yang memfasilitasi pelepasan
raharja dan permintaan visum Et Repertum. informasi medis pasien dalam hal klaim
Untuk prosedur pelepasan informasi guna asuransi, permintaan data pendidikan atau
klaim jasa Raharja dan permintaan visum et penelitian, dan permintaan keterangan medis
repertum, hampit sama dengan proses dan pelepasan informasi guna kepolisian dan
pelepasan informasi guna klaim asuransi dan pengadilan. Dokter dan tenaga kesehatan
permintaan resume medis, hanya saja untuk adalah petugas yang berhak membuka
permintaan visum et repertum, diharuskan ada informasi rekam medis pasien dalam
surat resmi dari pihak pemohonan yaitu permintaan klaim asuransi, surat keterangan
penyidik atau polisi yang diberi tanggung medis dan permintaa kepolisian dan
jawab langsung dari pihak pemohonan. pengadilan.
Pada wawancara yang telah dilakukan Diklat adalah bagian dari rumah sakit
diketahui bahwa dalam pelepasan informasi yang memfasilitasi kepangurusan persetujuan
rekam medis untuk keperluan visum et pendidikan dan penelitian didalam Rumah
repertum dan bukti pengadilan, pihak Sakit FMC Bogor. Namun semua pelepasan
pemohon yaitu penyidik harus meminta ijin informasi rekam medis haruslah
tertulis dari pasien, namun tetap harus sepengetahuan dari pimpinan seranan
menunjukan surat resmi dari kepolisian peleyanan kesehatan, sesuai dengan
maupun dari pengadilan yang ditunjukan PerMenKes Ri No.
kepada direktur rumah sakit. Pasien yang akan 269/MENKES/PER/III/2008 BAB V Pasal 14
di visum et repertum di Rumah Sakit FMC yang menyebutkan bahwa pemimpin serana
Bogor, seperti kasus pemerkosaan atau pelayanan kesehatan bertanggung jawab atas
pelecehan seksual, kasus hilang, rusak, pemalsuan dan penggunaan oleh
penganiayaan/kriminal, kasus kecelakaan, orang atau badan yang tidak berhak atas rekam
kasus keracunan, penganiayaan anak atau medis.
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan 5. Penggunaan ijin tertulis pasien dalam proses
kasus-kasus umum lainnya yang bersangkutan pengeluaran informasi medis kepada pihak ke-
dengan hukum. 3.
4. Pihak yang terlibat dalam proses permintaan Laporan atau catatan yang terdapat
informasi rekam medis pasien rawat inap dalam rekam medis adalah sebagai hasil
kepada pihak ke-3. pemeriksaan, pengobatan, observasi ataupun
Adapun orang ataupun pihak yang wawancara dengan pasien. Informasi yang
terlibat dalam proses pelepasan informasi tidak boleh disebarluaskan kepada pihak yang
medis pasien di Rumah Sakit FMC Bogor tidak berwenang, karena menyangkut
adalah: informasi medis individu pasien secara
langsung.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)
Vol.1 No.5 Oktober 2021 711
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Oleh karena itu diperlukan ijin tertulis Dalam hal penelitian hanya boleh
dari pasien pada setiap pengeluaran informasi dikeluarkan di ruang rekam medis.
medis yang ada. Sedangkan menurut hasil 3. Demi tertibnya pelayanan Rumah Sakit
observasi dan wawancara di sub bagian rekam FMC Bogor untuk keperluan riset
medis di Rumah Sakit FMC Bogor telah peminjaman ke urusan rekam medis
memiliki formulir tentang perijinan tertulis setelah ada ijin dari direktur.
dari pasien. 4. Petugas rekam medis mencatat berkas
rekam medis yang akan dipinjam dan
6. Keterlibatan sub bagian rekam medis rekam ditandatangani oleh peminjam.
medis memiki tanggung jawab dalam
menyimpan informasi megenai pasien serta PENUTUP
keterlibatan dalam pelepasan informasi yang Kesimpulan
harus dilaksanakan sesuai dengan SOP atau Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
peraturan yang sudah ditetapkan. bahwa sistem pelepasan informasi Rumah
Sakit FMC Bogor sudah optimal dan sudah
7. Prosedur yang dilakukan Rumah Sakit FMC melaksanakan SOP yang telah ada di Rumah
Bogor Dalam Menjamin Aspek Hukum Sakit FMC Bogor.
Kerahasiaan Pasien Saran
Dalam menjamin aspek kerahasian 1. Bagi Instansi Rumah Sakit
informasi medis pasien, Rumah Sakit FMC Bagi instansi rumah sakit agar dalam
Bogor khususnya pada sub bagian rekam menjaga kerahasian dan keamanan
medis, telah memiliki prosedur tetap tentang informasi pasien di Rumah Sakit FMC
penggunaan informasi rekam medis, Bogor, sebaiknya untuk pencatatan
peminjaman rekam medis dan prosedur peminjaman atau untuk melakukan
pengurusan surat keterangan dokter untuk pelepasan informasi untuk pihak ke-3
jamsostek, jasa raharja, asuransi dan informasi dalam mendokumentasikan sebaiknya
medis. Rumah Sakit FMC Bogor menggunakan
Isi dari prosedur tetap penggunaan pendokumentasian terkomputerisasi agar
informasi rekam medis di Rumah Sakit FMC lebih aman dan mudah untuk perhitungan
Bogor adalah: data, pendokumentasian bertujuan sebagai
a. Pengertian: Sebagai acuan dengan lengkap bentuk bukti apabila terjadi tuntutan kelak.
pelaksanaan penggunaan informasi rekam 2. Bagi Institusi Pendidikan
medis Diharapkan bagi institusi pendidikan
b. Tujuan: Memberikan informasi rekam akademi perekam informasi kesehatan di
medis pasien bogor untuk lebih memperbanyak referensi
c. Kebijakan: Penggunaan informasi rekam buku mengenai rekam medis dan agar
medis adalah milik Rumah Sakit, memperbanyak waktu dalam praktek kerja
sedangkan isi dari rekam medis adalah lapangan serta pembagian waktu.
milik pasien dan dijaga kerahasiaannya. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
d. Prosedur: Bagi penelitian selanjutnya hendaknya
1. Pada dasarnya rekam medis tidak boleh melakukan penelitian yang lebih cermat
dibawa keluar dari rumah sakit. Untuk sehingga hasil penelitian lebih bagus dari
pasien yang dirujuk ke rumah sakit lain yang sebelumnya.
harus menjaga kerahasiaan pasien
sedangkan resumenya dibuat oleh dokter.
2. Untuk kepentingan riset penelitian
dokter dapat meminjam rekam medis
setelah ada ijin tertulis dari direktur.

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
ISSN 2798-3471 (Cetak) Journal of Innovation Research and Knowledge
ISSN 2798-3641 (Online)
712 Vol.1 No.5 Oktober 2021
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA Kuantitatif dalam Bidang Kesehatan.
[1] Peraturan Menteri Kesehatan Republik Yogyakarta: Nuha Medika.
Indonesia. (2008). Peraturan Nomor: [16] Notoatmodjo S. (2010). Metodologi
269/MENKES/P ER/III/2008.tentang Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Rekam Medis. Jakarta: Departemen Cipta.
Kesehatan RI.
[2] Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
kesehatan, Jakarta.
[3] Undang-undang Republik Indonesia No.
29 Tahun 2014 tentang Praktik
Kedokteran. Jakarta.
[4] Peraturan Pemerintah No 10 tahun 1966,
tentang wajib simpan rahasia kedokteran.
[5] Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit.
[6] World Health Organization. (2000).
Pengertian Rumah Sakit. Jakarta: WHO.
[7] World Health Organization. (2006).
Medical Records Manual A Guide for
Developing Countries. Geneva: WHO.
[8] Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: PT Alfabet.
[9] Rustiyanto, Ery. 2010. Statistik Rumah
Sakit Untuk Pengambilan Keputusan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
[10] Thalal, M., & Hiswanil. (2011). Aspek
hukum dalam pelayanan kesehatan. Jurnal
IKM: Ilmu Kesehatan Masyarakat.
[11] Firdaus, Sunny Ummul. Rekam Medik
Dalam Sorotan Hukum Dan Etika.
Surakarta, Lembaga Pengembangan
Pendidikan (LPP) UNS dan UPT
Penerbitan dan Pencetakan (UNS Press).
2012.
[12] Muninjaya GAA. (2016). Manajemen
Kesehatan Edisi Ke-3. Jakarta: EGC.
[13] Arikunto S. (2010). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
[14] Anggraini, Yetti. 2010. Asuhan kebidanan
Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka
Rihama.
[15] Anggraeni,D.M & Saryono. (2013).
Metodelogi Penelitian Kualitatif dan

…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………..
Journal of Innovation Research and Knowledge ISSN 2798-3471 (Cetak)
ISSN 2798-3641 (Online)

You might also like