1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

Volume 14 No 2, Oktober 2021 Hlm.

88-94
http://journal.trunojoyo.ac.id/pamator
ISSN: 1829-7935

Tinjauan Dampak Pernikahan Dini dari Berbagai Aspek

Dini Fadilah1*
1
Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PGPAUD)
Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus UPI Cibiru Jl. Pendidikan No 15 Cileunyi Bandung 40625 Jawa Barat

*Email: dinifadilah882@upi.ac.id

Naskah diterima 24 Juli 2021, Revisi 15 September 2021, Terbit 29 Oktober 2021

DOI: doi.org/10.21107/pamator.v14i2.10590
Abstract
Marriage is a sacred activity carried out to unite men and women in legal ties of the household in the eyes of
religion and state. Marriage should be carried out by a man and woman who are of legal age and are
vulnerable to the age of 19 years and over. However, the tradition of early marriage or marriage under the
age of 19 is a common practice in Indonesian society and is even more prevalent. Early marriage is not
something that is allowed considering the many negative impacts it has, starting from physical, mental, social
and other health. The purpose of conducting this research and making this article is so that readers can
understand and know the impact of this early marriage. Thus, it is hoped that the Indonesian people will be
able to filter knowledge and news about early marriage, so that early marriage does not become a justifiable
scourge anymore. The method used in this research is a qualitative method with a descriptive analysis
approach assisted by various sources with clear facts. In fact, from the results of research through surveys
filled in by several people, many early marriages occur in their environment due to several factors, one of
which is pregnancy out of wedlock. With this early marriage, it can be categorized as a problem that could
destroy the future of the Indonesian nation.

Key words: marriage, social problems, young age

PENDAHULUAN mayoritas agama terbesar di Indonesia.


Pernikahan merupakan sebuah upacara Dalam pandangan Islam menikah
dalam menyatukan ikatan perkawinan merupakan ibadah dan sunnah dari
antara wanita dan pria secara sah di mata Rassulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
agama maupun hukum. Upacara pernikahan untuk menyempurnakan separuh agamanya
di Indonesia sendiri terdapat berbagai serta taat akan peraturan Allah SWT. Dalam
ragam ciri khas, sesuai dengan agama, adat Islam perintah untuk menikah berada pada
istiadat, serta suku budaya masing-masing. salah satunya ayat dalam Al-Qur’an surat
Di Indonesia pernikahan merupakan suatu An-Nissa ayat 22 serta pada beberapa
hal yang penting dan patut diperhatikan saat hadist yang shahih.
akan melakukannnya. Hal tersebut terbukti Umumnya pernikahan dapat terjadi
dengan adanya peraturan hukum khusus apabila kedua pihak baik pria maupun
yang dibuat pemerintah mengenai wanita sudah baligh atau sudah dewasa
pernikahan atau perkawinan. Undang- sehingga mampu mengemban tugas
undang Republik Indonesia No. 1 Tahun individu dalam rumah tangga. Di Indonesia
1974 mengatur mengenai perkawinan di pun usia seharusnya menikah yakni pria dan
Indonesia, dalam Undang-undang ini wanita yang sudah menginjak umur 19 tahun
memuat 14 peraturan perkawinan seperti hal tersebut seperti tercantum pada pasal 7
dasar perkawinana, syarat perkawinan, ayat 1 Undang-undang pernikahan Tahun
perjanjian perkawinan, hak dan kewajiban 1974. Namun, pernikahan di bawah umur 19
suami isteri, kedudukan anak, perwalian, tahun juga bukan merupakan topik yang
dan lain sebagainya. Selain di sahkan asing di telinga masyarakat Indonesia. Hal
secara legal oleh pemerintah dan dibuat tersebut sudah lama terjadi bahkan menjadi
peraturan hukum, pernikahan juga di atur sebagian tradisi di daerah tertentu.
dalam setiap agama di Indonesia contohnya Pada dasarnya pernikahan dini
saja diatur dalam agama islam, dengan merupakan ikatan janji suci yang dilakukan
Fadilah, D Tinjauan Dampak Pernikahan Dini 89

oleh wanita dan pria yang berusia kurang METODOLOGI


dari ketentuan dengan tujuan membina Pada penelitian ini metode yang
rumah tangga. Menurut Ramulyo (dalam digunakan adalah metode kualitatif dengan
Shufiyah 2018) pernikahan dini adalah tujuan agar bisa menggali lebih dalam
pernikahan yang berlangsung saat informasi dan sumber materi terkait judul
memasuki usia remaja, belum usia remaja, dan bahasan yang diambil penulis. Berbagai
atau baru berakhir usia remaja. Di Indonesia sumber yang digunakan dalam artikel ini
itu sendiri meski hukum perundang- antara lain diambil dari buku, pengisian
undangan menentang keras pernikahan survei online melalui google forms serta
dini, namun kasus ini acap kali bertambah di beberapa jurnal yang jelas. Kemudian
setiap tahunnya. Selain karena faktor tradisi observasi lapangan secara langsung yang
yang melekat, paksaan orang tua, faktor bertepat di kampung Panyadap Desa
ekonomi dan sosial atau yang lebih Panyadap Kecamatan Solokan Jeruk,
parahnya lagi faktor hamil di luar nikah Kabupaten Bandung dari hasil observasi
sering menjadi penyebab mengapa tersebut penulis mengumpulkan data
pernikahan dini dilakukan. Menikah pada melalui teknik observasi atau pengamatan
usia dini bukan suatu hal yang secara langsung, dan teknik wawancara
diperbolehkan, mengingat bahwa menikah kepada salah satu wanita yang sudah
berarti memikul tugas dan tanggung jawab memutuskan menikah dini.
baru, seperti mengurus keluarga, Pendekatan yang dipakai penulis dalam
bertanggung jawab mengurus anak, membuat artikel ini ialah pendekatan
menjamin kehidupan yang layak bagi anak. deskriptif analisis hal ini bertujuan agar
Itu semua bukan perkara yang mudah untuk pembaca mampu memahami dan mengerti
dilakukan, apalagi jika dilakukan pada usia mengenai judul yang diambil dengan
yang belum seharusnya. Dikhawatirkan jika deskripsi materi yang sudah paparkan dan
usia dini sudah mengemban tugas rumah ditulis oleh penulis. Tahapan yang dilakukan
tangga kesehatan psikis nya akan pada penelitian ini yang pertama
terganggu, bahkan bagi seorang wanita menentukan tema bahasan, mencari
pernikahan dini beresiko menyebabkan berbagai sumber yang relevan dengan judul,
keguguran di usia muda atau kematian ibu melakukan pemilihan materi dalam
dan anak. beberapa sumber, mengkaji ulang sumber
Terlepas dari berbagai dampak negatif yang di dapat, kemudian menuangkannya
yang ada, nyatanya tradisi menikah dini sulit ke dalam karya tulis ilmiah berbentuk artikel.
untuk dihilangkan. Lantas upaya harus
dilakukan untuk mencegah terjadinya HASIL PEMBAHASAN
pernikahan dini juga bisa dimulai dari Pernikahan merupakan sebuah ikatan
pemeritah. Pemerintah jangan hanya kesepakatan dua orang yang hidup bersama
membuat peraturan tertulis saja mengenai untuk mencapai sebuah tujuan dan bekerja
larang menikah di bawah usia 18 tahun, tapi sama dalam situasi apa pun hingga akhir
pemerintah juga harus melakukan tindakan hayat. Selain itu, pernikahan juga merupakan
khusus agar pernikahan dini tidak semakin sesuatu yang sakral dan tidak bisa
marak terjadi. Selain itu, permasalahan ini dipermainkan, sekali seumur hidup, dan
juga tidak bisa ditangani lebih dalam tanpa abadi hingga maut memisahkan. Menurut
adanya kesadaran dari masyarakat itu Muhyi (dalam Shufiyah, 2018) menjelaskan
sendiri, maka dari itu upaya mengedukasi bahwa dengan menikah berarti kita siap
masyarakat mengenai bahayanya mengemban berbagai amanah baru sebagai
pernikahan dini sangat penting dilakukan seorang istri dan suami. Maka dari itu di
terutama masyarakat yang tinggal dipelosok dalam pernikahan mempunyai tugas untuk
desa, dengan adat istiadat yang mewajibkan mencapai hak dan kewajiban masing-
hal tersebut. Jika permasalahan ini tidak masing, baik itu untuk istri maupun untuk
ditangani dan dibiarkan terus menerus suami. Pernikahan yang sukses dapat dilihat
dengan angka yang besar di setiap dari kesiapan suami dan isteri memikul tugas
waktunya, maka pemuda pemudi generasi masing-masing (Shufiyah, 2018). Pernikahan
bangsa akan lenyap, dan otomatis suatu bukan hanya tentang perempuan dan laki-
bangsa akan hancur. laki yang bukan mahram hidup bersama
90 Jurnal Pamator

serumah, tapi bagaimana dua orang yang pernikahan dini tersebut dengan berbagai
berbeda mampu menyatukan hati dan pikiran faktor penyebabnya. Meski bukan hal yang
membentuk kebahagiaan serta baru, kasus pernikahan dini di Indonesia
kesejahteraan keluarganya dengan waktu setiap tahunnya menduduki angka yang
yang lama. terbilang cukup tinggi. Misalnya pada data
Pernikahan itu sendiri dipandang dengan tahun 2018 pernikahan dini di Indonesia
berbagai macam jenis dalam prosesi mencapai angka 1.184.100 dengan esensi
acaranya, sesuai dengan adat istiadat, perempuan yang menikah di usia kurang
kebudayaan serta agama masing-masing lebih 18 tahun. Jumlah kasus terbanyak
masyarakat. Dengan adanya berbagai tradisi berada di pulau Jawa dengan 668.900
serta adat istiadat maka Indonesia mengikat perempuan yang menikah di usia belia.
pernikahan dengan peraturan Undang- Selanjutnya di masa pandemmi Covid-19 ini
undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun angka pernikahan dini semakin meningkat
1974 yang termuat kedalam beberapa bab karena pada Januari-Juni 2020, 34.000
dan pasal-pasal penting di antaranya ada 1) permohonann diajukan untuk pernikahan dini
Dasar perkawinan tercantum dalam UU dan 97% di antaranya dikabulkan, padahal di
perkawinan No. 1 Tahun 1974 Bab 1 pasal tahun sebelumnya yakni tahun 2019
sampai pasal 5, 2) syarat-syarat perkawinan, permohonan pernikahan dini mencapai
3) Hak dan kewajiban suami isteri yang diatur 23.700 pemohon (Pusparisa, 2020) kasus
oleh negara pada Undang-undang tersebut cukup membuat prihatin pada
perkawinan Bab 5 pasal 30 sampai 34, dan remaja bangsa Indonesia.
lainnya. Maraknya pernikahan dini tentunya tidak
Terlepas dari definisi dan peraturan lepas dari sebab akibat yang melatar
hukum mengenai pernikahan tersebut, ada belakangi hal tersebut, faktor nya bisa dari
permasalahan yang cukup serius yang diri sendiri seperti married by incident atau
ditimbuulkan dari menikah. Permasalahan dari luar seperti paksaan orang tua (Luthfiyati
tersebut dapat muncul akibat usia kedua atau dalam Mukharom dan Amri, 2020).
salah satu calon mempelai yang tidak sesuai Sedangkan menurut Noorkasiani (dalam
aturan dalam kata lain di bawah umur. Anwar dan Ernawati, 2017) pernikahan dini
Pernikahan dini ialah suatu ikatan janji yang yang terjadi di kota kebanyakan dipicu
dilakukan oleh laki-laki dan perempuan karena kecelakaan (married by incident)
dalam membangun rumah tangga dan tujuan akibat dari pergaulan bebas perkotaan.
bersama, tapi laki-laki dan perempuan di sini Pernikahan yang diakibatkan karena
berumur kurang dari 18 tahun atau tidak dorongan diri pribadi (internal) merupakan
sesuai dengan kriteria usia untuk menikah. faktor penting yang harus ditangani, banyak
Pernikahan dini menurut United Nation’s individu yang siap menikah di usia dini karena
Children’s Fund (UNICEF) menyatakan mereka beranggapan telah siap dalam
bahwa pernikahan usia dini merupakan segala hal baik fisik maupun mental.
pernikahan yang dilaksanakan secara resmi Timbulnya rasa ingin menikah pada usia
atau tidak resmi yang dilakukan laki-laki dan dini tentunya terdapat pemicu yang
perempuan sebelum usia 18 tahun (Noor et mendasari keinginan tersebut, pemicu
al., 2018). Sedangkan, menurut BKKBN tersebut bisa karena anak memperoleh suatu
pernikahan dini atau early marriage ialah hal mengenai pernikahan dini dari film atau
pernikahan yang dilakukan oleh sepasang media-media lain. Kemudian bisa juga
remaja lperempuan dan laki-laki berusia dipengaruhi oleh mindset mereka masing-
kurang dari 20 tahun yang sebetulnya belum masing yang beranggapan bahwa menikah di
siap menjalani bahtera rumah tangga. usia dini memberikan keuntungan tersendiri
Pernikahan dini juga dapat didefinisikan misalnya agar terhindar dari maksiat dan
sebagai ikatan lahir batin seorang pria dan zinah dan mereka sama sekali tidak merasa
wanita dengan menjadi suami isteri pada usia minder, malu, atau bahkan mereka tidak
yang masih sangat muda atau remaja merasa kurang percaya diri.
(Hanum dan Tukiman 2015). Faktor selanjutnya yang bisa terjadi
Kasus pernikahan dini bukan hal yang karena faktor eksternal dari luar contohnya
tabu untuk dibicarakan di Indonesia karena ekonomi mereka memiliki alibi yang kuat jika
hampir di setiap daerah terdapat kasus segera menikah meskipun di usia muda akan
Fadilah, D Tinjauan Dampak Pernikahan Dini 91

membantu ekonomi keluarga dan membuat ada beberapa anak yang tinggal dan diurus
hidup menjadi lebih baik lagi. Lalu hamil di oleh kakek neneknya ataupun kerabat
luar nikah (married by incident), sosial dan terdekat.
lingkungan yang mencangkup gaya Mengacu pada data yang diperoleh dapat
pacarana remaja zaman sekarang serta ditarik kesimpulan bahwa penyebab
pengaruh teknologi yang tidak baik. Tak pernikahan dini sering terjadi karena faktor
hanya itu, faktor budaya juga ikut andil dari hamil di luar nikah (married by incident).
terjadinya pernikahan dini seperti dalam Hamil di luar nikah pada dasanya merupakan
penelitian yang dilakukan di wilayah aib yang dilakukan seseorang, dan tidak
Kelurahan Kelayan Kecamatan Banjarmasin seharusnya dilakukan mengingat banyak
mengungkapkan bahwa sekitar 53,3% resiko yang akan terjadi setelah mengalami
budaya dan adat istiadat mempengaruhi incident tersebut. Bebas nya pergaulan,
pernikahan dini. kurangnya keimanan, kasih sayang, dan
Dari hasil penelitian yang dilakukan didikan orang tua tak jarang menjerumuskan
peneliti dengan teknik observasi, survei anak pada penyimpangan negatif. Apalagi
online melalui google forms, dan wawancara mengingat usia remaja ialah masa-masa
singkat dengan informan, menjelaskan ingin mencoba hal baru dan mencari
bahwa hampir 60% pernikahan dini sering identitasnya. Jika anak tidak didik dengan
terjadi di setiap wilayah di Indonesia. Dengan baik dan benar pergaulan anak menjadi
kategori banyak, sedanga, dan lumayan taruhannya, dan incident hamil di luar nikah
cukup banyak dijumpai di berbagai daerah. pun bisa terjadi. Dalam kasus hamil di luar
Berikut adalah hasil pengisian survei online nikah biasanya orang tua dan pihak keluarga
mengenai banyak nya kasus pernikahan dini akan segera menikahkan pasangan tersebut
di lingkungan sekitar. Data yang diperoleh karena takut menjadi cemoohan orang lain,
dari pengisian survei ini melibatkan beberapa mau tidak mau menikahkan anak meski anak
orang dari berbagai kalangan baik yang masih berusia muda. Padahal seharusnya
sudah menikah ataupun yang belum untuk kasus hamil di luar nikah pasangan
menikah, dari usia 15 tahun ke atas. Data tersebut tidak boleh dinikahkan terlebih
yang diambil ini berkenaan dengan seberapa dahulu sampai anak tersebut lahir, apalagi
banyak kasus pernikahan dini yang terjadi di jika merujuk pada syariat dan ajaran agama
likungan sekitar informan. islam.
Melalui teknik observasi yang dilakukan Selain faktor hamil di luar nikah, penyebab
peneliti ada kurang lebih 15 kasus yang paling miris dari data yang ditemukan peneliti
terjadi dalam kurun waktu kurang lebih 4 juga disebabkan karena adanya keinginan
tahun ke belakang. Penyebab terjadinya dari diri sendiri. Anak yang berusia kurang
pernikahan dini tersebut ditemukan dalam 11 dari 19 tahun bisa berpikiran untuk siap
kasus karena hamil di luar nikah, dan 4 di membangun dan membina rumah tangga
antaranya karena keinginan pribadi atau dan mengemban tugas baru yang tidak bisa
faktor internal. Dari ke-15 kasus tersebut dikategorikan mudah. Mindset ingin menikah
ditemukan adanya 6 kasus perceraian di usia muda juga di latar belakangi oleh lingkungan
muda, dan sisanya masih menjadi sepasang pergaulan yang bisa mendorong remaja
suami isteri. Usia yang terjadi pada kasus- berpikiran seperti itu, atau bisa jadi karena
kasus tersebut yakni dari rentan usia 14 – 19 teknologi yang sudah marak dan nikah muda
tahun. Dalam salah satu kasus di antaranya banyak dicontohkan artis sehingga para
ada perempuan yang mengalami kesulitan remaja ingin meniru hal tersebut, bahkan bisa
persalinan sampai terjadi pendaharahan dilandasi karena agama yang melarang dan
yang hebat dan harus dirujuk ke rumah sakit mengharamkan pacarana jadi dipilih
yang fasilitasnya lengkap. Dari hasil alternatif menikah dini sebagai solusinya.
pengamatan yang dilakukan peneliti kasus Apapun yang melatar belakangi keinginan
pernikahan dini yang terjadi di Desa sendiri untuk menikah dini, itu bukan suatu
Panyadap ini sedikitnya berdampak terhadap yang diperbolehkan mengingat banyak
kondisi anak mereka, pernikahan dini yang dampak buruk yang bisa terjadi.
berujung perceraian membuat anak terlantar Berbagai alibi dijadikan untuk melakukan
tak terurus baik oleh ayah ataupun ibunya pernikahan dini ini, namun masyrakat tidak
sendiri. Dengan demikian dari kasus tersebut tahu mengapa pernikahan dini ini sangat
92 Jurnal Pamator

dilarang keras dan dibantah oleh sebagian Perempuan yang menikah pada usia dini
besar orang. selain karena alasan mental kemudian mereka mengandung, dampak
psikis remaja yang belum matang, kesehatan yang ditimbulkan tidak hanya kepada sang
juga menjadi faktor utama dari terjadinya ibu, tetapi juga kepada anak yang akan
pernikahan dini. dilahirkan. Bayi yang dilahirkan oleh remaja
Menurut data observasi yang diperoleh memiliki resiko kematian yang lebih tinggi
peneliti ada satu kasus pernikahan dini yang dan kemungkinan meninggal di usia 1 tahun
disebabkan hamil diluar nikah beresiko ke bawah. Selain itu juga ibu yang melahirkan
mengancam nyawa ibu dan anak yang belum cukup usia berdampak pada bayi yang
dikandung. Mengingat usia yang sangat lahir secara premature dan kekurangan gizi.
muda untuk mengandung berdampak pada Menurut Mason (dalam Noor et al., 2018)
kesehatan reproduksi perempuan tersebut, penyebab tersebut karenakan perempuan
usia di bawah 19 tahun belum sanggup dan yang melahirkan pada usia dini masih dalam
belum siap untuk mengandung dan proses pertumbuhan dan pemenuhan gizi
melahirkan, ditambah lagi tulang panggulnya sehingga akan terbagi dengan pemenuhan
masih terlalu kecil sehingga beresiko buruk gizi janin. Untuk pola asuh yang diberikan
saat proses persalinan. Kasus tersebut pada anak pun akan berbeda, biasanya ibu
sampai harus membuat sang ibu dan anak muda akan mudah jengkel dan kesal
dilarikan ke rumah sakit. Perempuan yang menghadapi anak.
menikah muda ketika hamil sangat beresiko Kemudian dampak yang biasanya terjadi
mengalami keguguran. Apalagi bagi akibat pernikahan dini ialah perceraian
perempuan dengan usia antara 15-19 tahun beresiko lebih tinggi. Saat terjadi pernikahan
memiliki tingkat keguguran dan kematian dini salah seorang atau keduanya baik
saat melahirkan beresiko 2 kali lebih besar perempuan atau laki-laki menginjak usia
bagi ibu dan anak. Lalu, saat terjadinya kurang dari 19 tahun. Itu berarti proses
kehamilan pada remaja akan beresiko terjadi pemikiran dan kematangan emosinya masih
komplikasi persalinan seperti fistula obstetric, belum stabil. Masih belum terbiasa
infeksi, anemia, pendarahan, dan eclampsia. menghadapi permasalahan rumah tangga,
Persalinan pada kehamilan remaja juga atau bahkan bingung dan stress terhadap
meningkatkan resiko kelainan letak janin, permasalahan yang dihadapi dalam
kelainan panggul, kelainan kekuat saat membina rumah tangga. Kondisi tersebut
mengejan, dan lain sebagainya. Selain bisa menimbulkan kekerasan dalam rumah
dampak buruk yang terjadi pada calon ibu tangga dan perceraian lebih dini. Dari data
usia remaja, kehamilan di usia muda juga yang diperoleh peneliti ditemukan 6 kasus
akan berdampak pada kesehatan si bayi perceraian usia muda akibat pernikahan dini.
tersebut. Kemungkinan bayi premature, Hal tersebut memperkuat bahwa pernikahan
cacat fisik, dua kali lebih beresiko dari pada dini banyak membawa dampak negatif baik
orang yang mengandung saat usia dewasa, untuk pasangan tersebut, keluarga,
hal tersebut karena hormone pada ibu muda lingkungan, bahkan anak.
masih belum stabil dan sering mengalami Sekian banyak dampak yang ditimbulkan
stress. dari pernikahan dini, tak sedikit pun membuat
Tak hanya berdampak pada kesehatan orang-orang sadar akan bahaya
fisik dan mental, perempuan dan laki-laki permasalahan tersebut. Lantas sebagai
yang mengalami pernikahan dini dengan orang yang mengetahui dan mengerti terkait
tidak sadar mengubur hak mereka untuk bahaya menikah dini, harus mampu
belajar dan sekolah, serta untuk menggapai mengajak seluruh masyarakat stop
cita-cita mereka. Dampak ekonomi dan sosial melakukan pernikahan dini lagi. Berbagai
pun ikut memperburuk keadaan, seorang upaya bisa kita lakukan untuk merangkul
laki-laki harus bertanggung jawab mencari semua elemen masyarakat agar senantiasa
nafkah dan kehilangan lingkup sosialnya, peduli terkait masa depan remaja Indonesia.
begitu pun perempuan harus mengurus Contoh upaya yang harus dilakukan misalnya
keluarga dan hilang akan kesempatan mempertegas hukum larangan menikah di
bermain dengan teman sebayanya. usia muda, memberikan penyuluhan dan
Kemudian dampak lainnya juga bisa terjadi sosialisasi agar tidak melakukan pernikahan
kepada anak yang lahir dari pernikahan dini. dini, memberikan arahan dan himbauan
Fadilah, D Tinjauan Dampak Pernikahan Dini 93

mengenai dampak yang terjadi apabila bisa di lingkungan masyarakat atau


pernikahan dini tetap dilakukan, menjadikan lingkungan sekolah anak. Kemudian
pendidikan formal sebagai ajang edukasi melakukan penyuluhan dan sosialisasi
anak betapa bahayanya menikah di usia dini terhadap masyarakat yang masih menganut
sekaligus edukasi kesehatan reproduksi dan pernikahan di usia muda, dan memberikan
bahayanya, memberikan gambaran kasus arahan serta himbauan agar berhenti
terkait dampak yang terjadi akibat pernikahan melakukan pernikahan dini.
dini.
Meskipun melakukan upaya preventif atau DAFTAR PUSTAKA
pencegahan tidaklah mudah, tapi alangkah
lebih baiknya bekerja sama untuk
Adi, Pramana I N. Warjiman. Ibna, P L.
menyadarkan masyarakat, seperti membuat
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
suatu organisasi yang mendukung gerakan
Pernikahan Usia Dini pada Remaja
gerakan remaja sehat dan tidak menikah di
Wanita. Tersedia :
usia muda, mengedukasi semua masyarakat,
https://journal.stikessuakainsan.ac.id/inde
dan saling membantu menghentikan kasus
x.php/jksi/article/download/109/77#:~:text
pernikahan dini ini, karena jika bukan kita
=Terjadinya%20pernikahan%20dini%20di
yang sadar akan masalah ini, siapa yang
kalangan%20masyarakat,tua%20(Kumal
akan menyadarkan dan memecahkan
asari%2C%202014)
permasalahan tersebut.
Anwar, Chairanisa. Ernawati. (2017) Faktor-
KESIMPULAN Faktor yang Mempengaruhi Remaja Putri
Pernikahan dini merupakan suatu Melakukan Pernikahan Dini di Kemukiman
pernikahan yang tidak diperbolehkan karena Lambaro Angan Kabupaten Aceh Besar
melanggar batas usia untuk menikah, yang tahun 2017. Dalam ejurnal : Journal of
ketentuannya menikah harus pada umur Healthcare Technology and Medicine
lebih dari 20 tahun tapi dilakukan saat umur [online], vol 3 (2) halaman 140-153.
di bawah 20 tahun. Undang-undang RI No 1 Tersedia :
Tahun 1974 menegaskan bahwa pernikahan http://jurnal.uui.ac.id/index.php/JHTM/arti
dini tidak boleh dilaksanakan jika kedua cle/download/266/81
mempelai di bawah umur. Meski demikian, Hanum, Yuspa. Tukiman. (2015) Dampak
kasus pernikahan dini di Indonesia selalu Pernikahan Dini Terhadap Kesehatan Alat
meningkat setiap tahunnya. Dilihat dari Reproduksi Wanita. Dalam jurnal :
penyebabnya terdapat beberapa faktor yang Keluarga Sehat Sejahtera [online], vol 13
mempengaruhi terjadinya pernikahan dini. (26) halaman 36-43. Tersedia :
Faktor tersebut bisa karena, keinginan https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php
pribadi, kehendak orang tua, faktor /jkss/article/view/3596/3207
lingkungan, teknologi, ekonomi, serta budaya
dan adat istiadat. Mukharom. Amri. (2020) Mencegah
Alasan mengapa pernikahan dini itu Pernikahan Dini Demi Terwujudnya
dilarang karena dalam pernikahan dini Generasi Unggul di Sekolah Menengah
sangat berdampak negatif baik berdampak Kejuruan (SMK) Miftahul Ulum Kabupaten
kepada suami isteri itu sendiri, anak yang Semarang. Dalam Martabe : Jurnal
akan dilahirkan, keluarga, keadaan ekonomi, Pengabdian Masyarakat [online], vol 3 (1)
keadaan sosial, terhambatnya pendidikan, halaman 149-155. Tersedia :
dan lain sebagainya. Dampak yang http://jurnal.um-
ditimbulkam juga beragam mulai dari tapsel.ac.id/index.php/martabe/article/vie
kesehatan ibu yang mengandung saat usia w/1482
muda, kondisi anak yang lahir dari ibu muda, Noor, Syahdatiani, M. et al. (2018). Klinik
psikis pasangan tersebut, dan yang lebih Dana Sebagai Upaya Pencegahan
parahnya berdampak perceraian usia muda. Pernikahan Dini. Yogyakarta: CV Mine.
Upaya yang bisa dilakukan baik oleh
pemerintah dan masyarakat itu sendiri Pusparisa, Yosepha. (2020) Jutaan Anak
sangat banyak dimulai dari saling Perempuan Indonesia Lakukan
menasehati, mengedukasi satu sama lain, Pernikahan Dini. Tersedia:
94 Jurnal Pamator

https://databoks.katadata.co.id/datapublis ving/article/download/1362/1312&ved=2a
h/2020/09/11/jutaan-anakperempuan- hUKEwjGx5zK0cfvAhUXX30KHemJChA4
indonesia-lakukan-pernikahandini ChAWMAZ6BAgDEAI&usg=AOvVaw2vH
FVBCXVmeMT7ahrG2_Nh
Shufiyah, F. (2018) Pernikahan Dini Menurut
Hadis dan Dampaknya. Dalam ejournal Undang-undang Republik Indonesia No. 1
uin [online], vol 3 (1) halaman 48-68. Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Tersedia:
http://ejournal.uinsuka.ac.id/ushuluddin/Li

You might also like