Jurnal Kadarzi

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DUKUNGAN SUAMI, KONTROL

PERILAKU, DAN NIAT IBU DENGAN PERILAKU KADARZI IBU BALITA GIZI
KURANG

Aulidina Dwi Mustafyani1, Trias Mahmudiono1


1
Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga,
Nama Penulis Utama: Aulidina Dwi Mustafyani
E-mail: dina.auli@yahoo.co.id

ABSTRACT: Lack of knowledge and attitude might lead to a state of poor behavior in
society. Results of nutritional awareness family (KADARZI) survey in 2015 showed 24.09%
families and increased to 24.15% in 2016 of families who not aware of nutrition. The aim of
the study was to analyze the relationship between knowledge and intention with mother of
children under five malnutrition. This was a cross sectional study with 58 samples selected by
simple random sampling. Subject in this study was the mother of malnourished children under
five. The data were collected through interview using questionaires, and analyzed using
pearson correlation. Of the five indicators, families who weighing weight every months
(74.14%), consume a variety of foods (55.1%), iodized salt (100.0%), exclusive breastfeeding
(51.72%), and nutritional supplements (100.0%). Most families were having medium level
knowledge (53.4%) and poor knowledge (46.6%). There were association between family
income (p=0.040), knowledge (p=0.033) and intention (p=0.048) to the behavior of mother
towards KADARZI. While attitude, subjective norm, and perceived behavioral control did not
have relationship to the behavior of mother toward KADARZI. Knowledge and intention was
related to enactment of KADARZI.

Keywords: nutritional awareness family, nutritional awareness family behavior, children


under five malnutrition, knowledge, intention.

ABSTRAK: Salah satu faktor rendahnya perilaku kesehatan di masyarakat karena


pengetahuan dan sikapnya yang kurang. Hasil data survei KADARZI pada tahun 2015
keluarga yang belum KADARZI sebesar 24,09% dan meningkat pada tahun 2016 sebesar
24,15%. Untuk menganalisis hubungan antara pengetahuan dan niat ibu dengan perilaku
KADARZI ibu balita gizi kurang. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan
besar sampel 58 responden yang dipilih menggunakan simple random sampling. Subyek
dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita gizi kurang. Pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara menggunakan kuesioner. Uji statistika yang digunakan adalah uji pearson
correlation. Dari lima indikator KADARZI, keluarga yang menimbang berat badan setiap
bulan (74,14%), konsumsi aneka ragam makanan (55,17%), garam beryodium (100,0%), ASI
eksklusif (51,72%), dan suplemen gizi (100,0%). Pengetahuan sedang (53,4%) dan kurang
(46,6%). Pendapatan keluarga (p=0,040), pengetahuan ibu mengenai KADARZI (p=0,033)
dan niat ibu melakukan KADARZI (p=0,048) mempunyai hubungan yang signifikan dengan
perilaku KADARZI. Sedangkan sikap, dukungan suami, dan kontrol perilaku tidak
mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku KADARZI. Pengetahuan dan niat ibu
melakukan KADARZI mempunyai hubungan yang signifikan dengan perilaku KADARZI.

Kata Kunci: Keluarga sadar gizi, perilaku KADARZI, balita gizi kurang, pengetahuan, niat.

PENDAHULUAN pemberian makan anak balita sangat


berperan dalam mentukan status gizi anak
Pada masa balita dalam tumbuh (Dahlia dan Ruslianti, 2008). Perilaku
kembang anak akan terjadi pertumbuhan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
dasar yang akan mempengaruhi merupakan tindakan dalam menerapkan
perkembangan di masa mendatang. kelima indikator yaitu menimbangkan
Perkembangan anak membutuhkan berat badan setiap bulan, memberikan ASI
interaksi sosial yang sesuai dengan Eksklusif kepada bayi/balita, mengonsumsi
kebutuhan pada setiap tahap makanan beranekaragam, menggunakan
perkembangannya (Adriani dan garam beryodium, dan mengonsumsi
Wirjatmadi, 2012). Lingkungan sosial suplemen gizi (Octaviani dan Margawati,
terdekat dibutuhkan untuk membentuk 2012). Perilaku ibu dalam menerapkan
kepribadian anak. Peran keluarga akan lima indikator KADARZI akan
menentukan status gizi balita (Hariyadi dan dipengaruhi oleh niat, sedangkan niat akan
Ekayanti, 2011). dipengaruhi oleh sikap ibu tentang
Masalah gizi kurang di Indonesia KADARZI, dukungan anggota keluarga
masih tinggi. Pada tahun 2013 hasil atau lingkungan terdekat, dan persepsi ibu
Riskesdas menunjukkan bahwa prevalensi mengenai KADARZI (Ajzen, 1988).
gizi kurang di Indonesia sebesar 13,9% Pengetahuan KADARZI
(Kemenkes, 2013). Pada tahun 2015 merupakan salah satu faktor penting yang
provinsi Jawa Timur memiliki prevalensi harus dimiliki ibu balita sebagai orang
gizi kurang sebesar 5,0% dan Kota yang berperan dalam persipaan makanan
Surabaya memiliki prevalensi gizi kurang pada keluarga. Pengetahuan KADARZI
sebesar 4,26%. Sedangkan di Puskesmas yang baik menyebabkan ibu mampu
Sidotopo pada tahun 2015 memiliki menyusun menu yang baik untuk
prevalensi gizi kurang sebesar 26,51% dikonsumsi. Semakin baik pengetahuan
(Dinkes Prov. Jatim, 2015). Pada tahun KADARZI maka ibu akan semakin
2016 angka tersebut meningkat menjadi memperhitungkan jenis dan jumlah
28,8% (Puskesmas Sidotopo, 2016). makanan untuk dikonsumsi (Muctadi,
Salah satu faktor penyebab 2006).
rendahnya perilaku kesehatan masyarakat Pada tahun 2015 Provinsi Jawa
yaitu pengetahuan dan sikap masyarakat Timur memiliki prevalensi KADARZI
yang kurang (Notoatmodjo, 2007). Peran sebesar 86,6% (Bappenas, 2015),
ibu di dalam keluarga sangat sedangkan di Kota Surabaya memiliki
mempengaruhi dalam menyiapkan prevalensi KADARZI sebesar 91,89%
makanan. Sehingga pengetahuan ibu (Dinkes Prov. Jatim, 2015). Namun di
sangat diperlukan untuk memperbaiki gizi Puskesmas Sidotopo memiliki prevalensi
anggota keluarganya (Adriani dan KADARZI sebesar 75,91% (Dinkes Prov.
Wirjatmadi, 2012). Hal ini sesuai dengan Jatim, 2015), dan pada tahun 2016 angka
penelitian Karolina et al. (2012) bahwa ada tersebut menurun menjadi 75,85%
hubungan antara pengetahuan gizi ibu (Puskesmas Sidotopo, 2016). Prevalensi
dengan status gizi anak balita di Kabupaten tersebut masih di bawah target nasional
Gayo Luwes. yaitu 80% (Bappenas, 2015).
Pengetahuan ibu tentang gizi, cara Berdasarkan uraian di atas, peneliti
pemberian makan pada balita, dan jadwal tertarik untuk mengkaji lebih lanjut
mengenai hubungan pengetahuan dan niat setuju sampai sangat setuju (Francis et al,
ibu dengan perilaku Keluarga Sadar Gizi 2004). Dukungan suami diukur
(KADARZI) Ibu balita gizi kurang. Tujuan menggunakan 10 pertanyaan dengan range
penelitian ini adalah untuk mengetahui score 1-70 menggunakan skala theory of
hubungan pengetahuan, sikap, dukungan planned behavior 1-7 dari sangat tidak
suami, kontrol perilaku, dan niat ibu setuju sampai sangat setuju (Francis et al.,
dengan perilaku KADARZI ibu balita gizi 2004). Kontrol perilaku diukur
kurang di Kelurahan Sidotopo Kecamatan menggunakan 12 pertanyaan dengan range
Semampir Kota Surabaya. score 1-84 menggunakan skala theory of
planned behavior 1-7 dari sangat tidak
METODE PENELITIAN setuju sampai sangat setuju (Francis et al.,
2004). Niat diukur menggunakan 11
Penelitian ini merupakan penelitian pertanyaan dengan range score 1-77
analitik observasional dengan menggunakan skala theory of planned
menggunakan desain cross sectional. behavior 1-7 dari sangat tidak setuju
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan sampai sangat setuju (Francis et al., 2004).
Sidotopo, Kecamatan Semampir, Kota Perilaku KADARZI memiliki diukur
Surabaya pada bulan Juni sampai dengan menggunakan 5 pertanyaan dengan range
Juli 2017. Subyek dalam penelitian ini score 1-5, jika score 5 artinya KADARZI
adalah ibu yang memiliki balita gizi dan jika score <5 artinya TIDAK
kurang di wilayah Kelurahan Sidotopo. KADARZI (Depkes RI, 2008). Pada
Besar sampel diperoleh sebanyak 58 penelitian ini, karakteristik balita yaitu
responden dengan cara pemilihan sampel jenis kelamin menggunakan skala data
yaitu acak sederhana (simple random nominal dan usia balita menggunakan
sampling). Pengumpulan data pada skala data rasio didistribusikan dengan
penelitian ini dilakukan dengan wawancara quintil. Karakteristik ibu balita yaitu usia
menggunakan kuesioner. ibu dan pendapatan keluarga menggunakan
Variabel dependent yaitu perilaku skala data rasio didistribusikan dengan
KADARZI, sedangkan variabel quintil, sedangkan pendidikan ibu
independent yaitu pendapatan keluarga, menggunakan skala data ordinal.
pengetahuan ibu, sikap ibu, dukungan Analisis data terdiri dari analisis
suami ibu (subjective norm), kontrol univariat dan analisis bivariat. Analisis
perilaku ibu (perceived behavioral univariat untuk menggambarkan distribusi
control), dan niat ibu melakukan frekuensi dari variabel yang diteliti.
KADARZI. Selain itu data yang diambil Analisis bivariat untuk mengetahui
dalam penelitian ini yaitu karakteristik hubungan antara variabel independent dan
anak yang terdiri dari jenis kelamin dan dependent dengan menggunakan uji
usia balita, sedangkan karakteristik ibu pearson correlation, jika p<0,05 maka
balita yang terdiri dari usia ibu, pendidikan terdapat hubungan antara kedua variabel.
ibu, dan pendapatan keluarga.
Pengetahuan diukur menggunakan HASIL
20 pertanyaan dengan score pengetahuan
dikategorikan menjadi kurang (<60%), Karakteristik responden dalam
sedang (60%-80%), dan baik (>80%) penelitian ini meliputi karakteristik balita
(Khomsan, 2000). Sikap diukur yaitu jenis kelamin dan usia balita,
menggunakan 10 pertanyaan dengan range sedangkan karakteristik ibu balita meliputi
score 1-70 menggunakan skala theory of usia ibu, pendidikan, dan pendapatan
planned behavior 1-7 dari sangat tidak keluarga dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Karakteristik Responden

Variabel n %
Jenis Kelamin Laki-laki 21 36,2
Perempuan 37 63,8
Usia Balita (Bulan) 10-14 7 12
15-18 8 13,7
19-24 6 10,3
25-27 6 10,3
28-58 31 53,7
Usia Ibu (Tahun) 19-22 7 12
23-24 8 13,8
25-27 6 10,3
28-30 7 12,1
31-42 30 51,8
Pendidikan Ibu SD 11 19
SMP 26 44,8
SMA 21 36,2
Pendapatan Keluarga 500.000-750.000 7 12
>750.000-1.000.000 15 25,8
>1.000.000-1.250.000 5 8,6
>1.250.000-3.300.000 31 53,6

Penelitian ini diambil dari 58 balita Pendidikan merupakan salah satu


yang mempunyai status gizi kurang dan poin penting dalam kehidupan terutama
sebagian besar memiliki jenis kelamin pendidikan kesehatan. Pendidikan ibu
perempuan. Berdasarkan data Puskesmas balita gizi kurang di Kelurahan Sidotopo
Sidotopo, di Kelurahan Sidotopo tergolong rendah. Pendidikan gizi yang
mempunyai proporsi balita berjenis diperoleh ibu balita berasal dari petugas
kelamin perempuan lebih banyak kesehatan dan kader Posyandu. Semakin
dibandingkan balita laki-laki. tinggi pendidikan ibu, maka semakin
Balita yang berusia di bawah 24 mudah ibu balita menyerap informasi-
bulan rutin datang mengikuti penimbangan informasi kesehatan.
di Posyandu. Hal ini dikarenakan balita Dapat diketahui bahwa pendapatan
masih dalam tahap imunisasi lengkap. keluarga balita gizi kurang per kapita/bulan
Sebagian besar balita berusia di atas 24 berkisar antara Rp 500.000,00 sampai
bulan tidak rutin mengikuti penimbangan dengan Rp 3.300.000,00 dengan rata-rata
di Posyandu dengan alasan balita sedang Rp 1.347.413,79. Sebagian besar mata
tidur atau keluarga balita sedang pencaharian suami sebagai buruh,
berpergian sehingga pertumbuhan dan sedangkan sebagian besar ibu balita tidak
perkembangan balita tidak terpantau. bekerja. Ibu balita yang tidak memiliki
Responden dalam penelitian ini aktivitas di luar rumah tentunya
yaitu ibu balita gizi kurang. Ibu balita yang mempunyai kesempatan yang lebih besar
berusia produktif lebih sering datang ke dalam pengasuhan anaknya. Pendapatan
Posyandu daripada ibu balita yang berusia yang rendah menyebabkan daya beli yang
muda. Ibu balita yang berusia produktif rendah sehingga tidak mampu untuk
lebih matang dalam pembentukan pola membeli pangan yang beraneka ragam.
asuh anak yang akan berpengaruh terhadap
status gizi.
KADARZI
100

80

60

40

20

0
Menimbang Konsumsi Garam ASI Eksklusif Suplemen
BB Aneka Ragam Beryodium Gizi
Makanan

Gambar 1. Presentase Indikator KADARZI

Rata-rata perilaku KADARZI pada namun ibu tidak mengetahui cara


ibu yang memiliki balita gizi kurang di penyimpanan dan penggunaan dari garam
Kelurahan Sidotopo sebesar 3,7. Dari lima beryodium karena banyak terjual di toko-
indikator KADARZI, keluarga balita yang toko sekitar rumah. Seluruh balita di
menimbang berat badan di Posyandu setiap Kelurahan Sidotopo rutin mendapatkan
bulan (74,14%), keluarga yang vitamin A pada bulan Februari dan
mengonsumsi aneka ragam makanan Agustus, hal itu dikarenakan kader
(55,17%), keluarga yang menggunakan Posyandu yang memberikan langsung
garam beryodium (100,0%), ibu yang kepada balita melalui kunjungan rumah.
memberikan ASI eksklusif pada balita Angka tersebut sesuai dengan target
(51,72%), dan balita yang mengonsumsi nasional yaitu 100% (Dinkes Kota
suplemen gizi (100,0%). Pemberian ASI Surabaya, 2015).
eksklusif dan konsumsi aneka ragam Ibu yang mempunyai usia yang
makanan sebagian ibu balita sulit untuk cukup, maka tingkat kematangan dalam hal
menerapkan. Pada umumnya, ibu balita menyerap pendidikan kesehatan akan lebih
mengetahui lama pemberian ASI eksklusif baik. Rata-rata usia ibu balita gizi kurang
sekurang-kurangnya 6 bulan, namun sebesar 30,8. Perubahan usia dapat
sebagian ibu balita memberikan makanan menggambarkan kematangan seseorang,
selain ASI kepada bayi terlalu dini dengan dalam hal kemauan ibu berperilaku
alasan ASI sedikit keluar dan faktor sosial KADARZI.
budaya. Selain itu ibu balita tidak Pendapatan keluarga digunakan
menyediakan makanan beragam untuk memenuhi salah satu indikator
dikarenakan pendapatan keluarga yang KADARZI yaitu mengonsumsi makanan
rendah. Namun sebagian ibu mengatakan beraneka ragam. Rata-rata pendapatan
bahwa anak susah makan atau bahkan keluarga balita gizi kurang sebesar
tidak mau makan. 1347413,7. Sebagian besar suami ibu balita
Untuk melakukan penimbangan di bekerja sebagai buruh. Sedangkan,
Posyandu (D/S) keikutsertaan ibu balita sebagian besar ibu balita adalah ibu rumah
kurang, angka tersebut masih di bawah tangga. Ibu balita tidak bekerja dengan
target nasional yaitu 85% (Dinkes Kota alasan rendahnya pendidikan ibu sehingga
Surabaya, 2015). Penggunaan garam sulit untuk mendapatkan lapangan
beryodium pada ibu balita sudah baik, pekerjaan.
atau tidak menunjukkan perilaku mereka.
Dukungan suami (subjective norm) ibu
PENGETAHUAN balita mengenai KADARZI lebih banyak
pada indikator konsumsi makanan yang
Kurang beragam. Suami ibu lebih banyak yang
46,6% Sedang menyarankan untuk mengonsumsi
53,4% Baik makanan yang seimbang untuk keluarga
dan balitanya. Sedangkan untuk indikator
KADARZI yang lain sebagian suami ibu
tidak memberikan dukungan kepada ibu
balita dengan alasan tidak mengetahui.
Gambar 2. Presentase Pengetahuan Kontrol perilaku (perceived
behavioral control) ibu balita gizi kurang
Pengetahuan KADARZI ibu balita memiliki rata-rata sebesar 56,5. Semakin
menjadi salah satu faktor penting yang baik kontrol perilaku ibu mengenai
harus dimiliki ibu balita sebagai orang KADARZI maka akan semakin baik pula
yang berperan dalam persiapan makanan perilaku KADARZI ibu. Sebagian besar
keluarga. Rata-rata pengetahuan ibu balita ibu balita gizi kurang mengetahui
gizi kurang sebesar 58,01. Sebagian besar pentingnya berperilaku KADARZI karena
ibu balita memiliki pengetahuan yaitu mendapatkan pendidikan gizi dari petugas
dalam kategori sedang. Pengetahuan ibu kesehatan, namun kemauan ibu balita
yang rendah disebabkan karena ibu balita dalam menerapkannya masih kurang.
tidak rutin datang ke Posyandu. Niat ibu balita dalam melakukan
Pengetahuan gizi ibu balita diperoleh KADARZI memiliki rata-rata sebesar
melalui penyuluhan kesehatan yang 48,05. Semakin lama ibu memiliki niat
dilakukan petugas kesehatan atau kader dalam melakukan KADARZI maka
Posyandu. Penyuluhan kesehatan semakin besar kecenderungan peubahan
dilakukan setiap bulan di Posyandu yang perilaku KADARZI ibu. Sebagian besar
dihadiri oleh ibu balita dan kader ibu balita tidak memiliki pengetahuan yang
Posyandu. Di dalam keluarga, ibu berperan baik mengenai KADARZI, ibu balita tidak
mempersiapkan makanan. Pengetahuan ibu mendapatkan dukungan dari suami
tentang gizi sangat diperlukan dalam mengenai penerapan indikator KADARZI,
peningkatan status gizi anggota sikap dan kontrol perilaku ibu yang kurang
keluarganya. Pengetahuan dan mengenai KADARZI menyebabkan niat
keterampilan ibu dalam mempersiapkan ibu untuk melakukan KADARZI rendah.
makanan sangat diharapkan untuk Pendapatan keluarga (p=0,040),
memperbaiki status gizi anggota pengetahuan ibu mengenai KADARZI
keluarganya. (p=0,033) dan niat ibu melakukan
Sikap ibu mengenai KADARZI KADARZI (0,048) mempunyai hubungan
merupakan perasaan yang mendukung atau yang signifikan dengan perilaku
memihak maupun perasaan tidak KADARZI ibu balita gizi kurang.
mendukung atau tidak memihak terhadap Sikap ibu mengenai KADARZI
perilaku KADARZI. Rata-rata sikap ibu (p=0,871), dukungan suami (subjective
balita gizi kurang mengenai KADARZI norm) ibu tentang KADARZI (p=0,861),
sebesar 43,7. Ibu yang memiliki sikap yang dan kontrol perilaku (perceived behavioral
baik lebih memerhatikan kesehatan control) ibu mengenai KADARZI
keluarga terutama anak balita. (p=0,150) tidak mempunyai hubungan
Dukungan anggota keluarga sangat yang signifikan dengan perilaku
diperlukan untuk mempengaruhi kontrol KADARZI ibu balita gizi kurang.
perilaku seseorang untuk menunjukkan
Hasil uji statistika menggunakan uji dependent dengan variabel independent
pearson correlation antara variabel dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Pearson Correlation

Variabel N Mean SD Pearson p-value


Correlation
Perilaku KADARZI 58 3,7 1,2 - -
Usia Ibu 58 30,8 6,713 0,026 0,845
Pendapatan 58 1347413,7 568810,8 0,271 0,040
Pengetahuan 58 58,01 13,2 0,212 0,033
Sikap 58 43,7 5,2 -0,022 0,871
Subjective Norm 58 35,9 7,6 -0,024 0,861
Perceived Behavioral 58 56,5 5,02 0,191 0,150
Control
Niat 58 48,05 4,4 0,245 0,048

PEMBAHASAN gizi dan kesehatan untuk dipraktekan


dalam kehidupan sehari-hari.
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Berdasarkan hasil penelitian dari
merupakan sikap dan perilaku keluarga lima indikator KADARZI bahwa terdapat
yang dapat mencerminkan keadaan gizi masalah mengenai kurangnya kesadaran
yang baik yaitu mengkonsumsi makanan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif
beraneka ragam dan bergizi seimbang kepada bayi/balita dengan alasan ASI
(Arisman, 2010). Menurut Supariasa et al. sedikit keluar dan sosial budaya di
(2013) bahwa status KADARZI didasarkan masyarakat, dan kurangnya kesadaran ibu
melalui lima indikator yaitu menimbang untuk menyediakan makanan yang
berat badan balita secara teratur, beragam untuk keluarga.
memberikan ASI Eksklusif pada bayi dan Ibu yang memiliki pengetahuan
balita sekurang-kurangnya 0-6 bulan, kurang sebanyak 27 orang (46,6%) dan
menggunakan garam beryodium, pengetahuan yang sedang sebanyak 31
mengkonsumsi makanan beraneka ragam, orang (53,4%). Pemilihan pengolahan
dan mengkonsumsi suplemen gizi. pangan serta cara pemberian makanan
Berdasarkan hasil penelitian yang sehat dan bergizi untuk balita
Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) di diperlukan pengetahuan dan pendidikan
Kelurahan Sidotopo sebagian besar balita ibu yang tinggi. Pemahaman mengenai
berjenis kelamin perempuan (63,8%), pentingnya gizi dan kesehatan dapat lebih
dengan usia paling banyak berkisar 28-58 mudah diterima oleh ibu yang memiliki
bulan. Usia ibu balita sebagian besar pendidikan tinggi. Sebagian besar ibu
berkisar 31-42 tahun, pendidikan ibu balita gizi kurang di Kelurahan Sidotopo
mayoritas adalah tamat SMP (44,8%). memiliki pendidikan akhir tamat SMP.
Menurut penelitian Rahmawati (2006) Pengetahuan ibu yang rendah disebabkan
bahwa ibu yang memiliki pendidikan karena kurangnya informasi yang dapat
tinggi akan lebih mudah menerima pesan diserap responden karena tingkat
serta informasi gizi dan kesehatan untuk pendidikan ibu yang rendah yaitu tamat
balita. Menurut penelitian Fatma (2010) SMP. Sebaliknya jika pendidikan ibu
tentang Pengetahuan dan Praktek Keluarga tinggi maka semakin baik pengetahuan gizi
Sadar Gizi Ibu Balita bahwa dengan ibu, ibu yang berpendidikan tinggi
tingkat pendidikan yang rendah, responden cenderung mudah mengerti dan memahami
akan sulit menerima informasi-informasi informasi yang diberikan.
Berdasarkan hasil uji statistika Pabrik tentang KADARZI dengan Status
pendapatan keluarga berhubungan dengan Gizi Anak Balita di Kelurahan Pagersari
perilaku KADARZI (p=0,040). Hal ini dengan hasil penelitian terdapat hubungan
sejalan dengan penelitian Kadir dan antara pengetahuan dengan status gizi
Pakaya (2015) bahwa faktor yang balita (p=0,005 < α=0,05).
mempengaruhi penerapan perilaku Hasil uji statistika pengetahuan ibu
KADARZI adalah pendapatan keluarga. balita tentang KADARZI memiliki
Dengan kata lain semakin tinggi hubungan yang signifikan dengan perilaku
pendapatan keluarga maka semakin besar KADARZI (p=0,033). Hal ini sejalan
pula presentase penghasilan tersebut untuk dengan teori Notoatmodjo (2010) bahwa
membeli bahan makanan beragam. pengetahuan dapat diperoleh dari
Keluarga dengan pendapatan terbatas pengalaman seseorang dan informasi yang
kemungkinan besar kurang dapat bersumber dari media massa, buku,
memenuhi kebutuhan makanan terutama maupun tenaga kesehatan.
untuk memenuhi kebutuhan zat gizi Pengetahuan merupakan salah satu
anggota keluarganya (Fikawati dan Shafiq, faktor penentu perilaku kesehatan.
2012). Menurut Oktaviani dan Margawati Menurut penelitian Arbella et al. (2013)
(2012) pendapatan keluarga ikut bahwa terdapat hubungan antara
mempengaruhi KADARZI, hal ini karena pengetahuan ibu tentang KADARZI
salah satu indikator KADARZI adalah dengan perilaku KADARZI (p=0,001).
mengonsumsi aneka ragam makanan yang Semakin tinggi pengetahuan responden
erat kaitannya dengan kebutuhan pangan maka semakin besar kemungkinan untuk
yang juga dipengaruhi oleh pendapatan. melaksanakan indikator KADARZI,
Pengetahuan KADARZI sebaliknya semakin rendah pengetahuan
merupakan salah satu faktor penting yang responden maka semakin kecil untuk
harus dimiliki ibu balita sebagai orang menerapkan indikator KADARZI
yang berperan dalam persipan makanan (r=0,390;p<0,05) (Setiyaningsih, 2007).
pada keluarga. Pengetahuan KADARZI Perilaku yang didasari oleh pengetahuan
yang baik menyebabkan ibu mampu akan lebih bertahan daripada perilaku yang
menyusun menu yang baik untuk tidak didasari oleh pengetahuan (Azwar,
dikonsumsi. Semakin baik pengetahuan 2003). Hasil penelitian Suyahmi (2011)
KADARZI maka ibu akan semakin menunjukkan bahwa terdapat hubungan
memperhitungkan jenis dan jumlah antara pengetahuan tentang keluarga
makanan untuk dikonsumsi (Muctadi, mandiri sadar gizi dengan perilaku sadar
2006). gizi dengan kategori rendah (r=0,242;
Pengetahuan ibu balita gizi kurang p=0,049).
di Kelurahan Sidotopo masih rendah, hal Makanan yang beragam yaitu
ini disebabkan karena mayoritas makanan yang mengandung unsur zat gizi
pendidikan akhir ibu balita gizi kurang yang diperlukan oleh tubuh. Mengonsumsi
merupakan tamat SMP. Menurut aneka ragam makanan diperlukan untuk
Notoatmodjo (2012) pendidikan memenuhi kecukupan sumber tenaga,
mempengaruhi proses belajar seseorang, pembangun, dan pengatur (Sulistyoningsih,
semakin tinggi pendidikan maka semakin 2012). Dengan mengonsumsi aneka ragam
mudah seseorang untuk menerima makanan maka kekurangan zat gizi akan
informasi. Hal ini sejalan dengan dilengkapi oleh jenis makanan lain,
penelitian Alfiasari dan Hastuti (2010) sehingga diperoleh masukan gizi yang
bahwa pengetahuan ibu dipengaruhi oleh seimbang (Francin dan Paath, 2005).
pendidikan ibu. Hasil penelitian Oktaviani Perilaku KADARZI merupakan
dan Margawati (2012) tentang Hubungan suatu tindakan dalam menerapkan lima
Pengetahuan dan Perilaku Ibu Buruh indikator KADARZI. Perilaku KADARZI
terdorong berdasarkan niat seseorang, dan penelitian Marlina (2014) mengenai
terbentuknya niat seseorang ditentukan Hubungan Dukungan Suami dengan
oleh sikap terhadap perilaku KADARZI Perilaku Istri Melakukan Pemeriksaan Pap
tersebut. Sikap seseorang dipengaruhi oleh Smear di Puskesmas Umbulharjo II Kota
faktor internal yaitu faktor psikologis dan Yogyakarta Tahun 2014. diperoleh
faktor eksternal yaitu intervensi yang hubungan yang signifikan dengan p-value
diperoleh dari individu lain seperti 0,01 (p<0,05) menunjukkan bahwa
pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan dukungan suami yang kurang yaitu
(Walgito, 1994). dukungan informasi yang berupa ikut
Menurut Azwar (2003), faktor yang memberikan informasi, petunjuk-petunjuk,
sangat berpengaruh terhadap perubahan dan nasehat terkait pemeriksaan pap
perilaku adalah faktor eksternal yang smear. Dukungan suami ini dibutuhkan
diperoleh dari luar individu dan sadar atau untuk faktor pendukung yang berpengaruh
tidak seseorang dalam menghadapi sikap- terhadap perubahan perilaku istri.
sikap tertentu. Sikap seseorang ditentukan Dukungan suami (subjective norm)
oleh tiga komponen yaitu kepercayaan atau ibu tentang KADARZI memiliki rata-rata
keyakinan, ide dan konsep terhadap suatu sebesar 35,9. Berdasarkan hasil uji statistik
obyek, emosional terhadap suatu obyek, dukungan suami ibu tidak berhubungan
dan kecenderungan untuk bertindak (trend dengan perilaku KADARZI (p=0,861).
to be have) (Notoatmodjo, 2007). Kondisi ini menunjukkan bahwa peran
Sikap ibu balita mengenai dukungan suami terhadap perilaku
KADARZI memiliki rata-rata sebesar 43,7. KADARZI ibu masih kurang. Hal ini
Berdasarkan hasil uji statistika sikap ibu sejalan dengan penelitian Sartono dan
tentang KADARZI tidak berhubungan Utaminingrum (2012) menunjukkan bahwa
dengan perilaku KADARZI (p=0,871). Hal dukungan suami tidak berhubungan
ini sejalan dengan penelitian Septian dan dengan praktek pemberian ASI Eksklusif
Helmy (2013) bahwa tidak ada hubungan (p=1,000). Tetapi berbeda dengan
antara sikap keluarga dengan perilaku penelitian Rubinem (2012) bahwa ada
KADARZI (p>0,05). Selain itu sama hubungan yang bermakna antara ibu yang
halnya dengan penelitian Hartatik (2009) mendapatkan dukungan keluarga baik dan
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna dukungan keluarga kurang dengan
antar sikap ibu tentang ASI dengan pemberian ASI Eksklusif (p<0,05).
pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Menurut penelitian Trisnawati
Gunungpati Kecamatan Gunungpati. (2011) tentang Hubungan Persepsi Ibu
Berbeda dengan hasil penelitian Wowor et tentang Posyandu dengan Perilaku
al. (2013) tentang Hubungan Pengetahuan Kunjungan Balita Ke Posyandu Mawar di
dan Sikap dengan Pemberian ASI Dusun Soragan Ngestiharjo Kasihan
Eksklusif pada Ibu Menyusui di Puskesmas Bantul Yogyakarta diperoleh hubungan
Bahu Kota Manado bahwa terdapat antara persepsi ibu dengan perilaku
hubungan antara sikap dengan pemberian kunjungan ibu ke posyandu, menjelaskan
ASI Eksklusif pada ibu menyusui. Sikap bahwa ibu balita yang memiliki persepsi
yang kurang terhadap pemberian ASI yang tidak baik tentang Posyandu faktor
Eksklusif disebabkan karena pengaruh yang mempengaruhi yaitu tingkat sosial
lingkungan sekitar, dimana lingkungan responden.
sekitar sangat mempengaruhi seseorang Kontrol perilaku (perceived
untuk mengambil keputusan. behavioral control) ibu tentang KADARZI
Menurut Effendi dan Tjahjono memiliki rata-rata sebesar 56,5.
(2000) bahwa dukungan suami merupakan Berdasarkan hasil uji statistik persepsi ibu
upaya yang diberikan suami baik secara tidak berhubungan dengan perilaku
fisik, mental, maupun sosial. Hasil KADARZI (p=0,150). Hal ini tidak sejalan
dengan penelitian Maryani (2012) bahwa control) menunjukkan hubungan yang
seseorang semakin merasa bahwa dirinya tidak signifikan.
beresiko terhadap suatu penyakit maka Oleh karena itu, diperlukan
tindakan pencegahan yang dilakukan akan peningkatan pengetahuan ibu balita gizi
semakin baik pula. Jadi dapat diartikan kurang dengan memberikan pendidikan
bahwa semakin baik persepsi ibu mengenai Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)
KADARZI maka akan berpengaruh menggunakan media leaflet untuk
terhadap perilaku KADARZI. meningkatkan sikap, dukungan suami
Dalam penelitian Jatmika et al. (subjective norm), kontrol perilaku
(2014) tentang Dukungan Tenaga (perceived behavioral control), dan niat
Kesehatan Untuk Meningkatkan Niat Ibu sehingga perilaku KADARZI ibu balita
Hamil Dalam Memberikan ASI Eksklusif gizi kurang meningkat.
di Wilayah Kerja Puskesmas
Gondokusuman Kota Yogyakarta, bahwa DAFTAR PUSTAKA
responden yang memiliki sikap negatif
akan cenderung memiliki niat rendah Adriani, M, dan Wirjatmadi, B., 2012.
dalam pemberian ASI Eksklusif. Peranan Gizi dalam Siklus
Niat ibu dalam melakukan Kehidupan. Jakarta : Kencana
KADARZI memiliki rata-rata sebesar Prenada Media Group.
48,05. Berdasarkan hasil uji statistika niat Alfiasari, C., dan Hastuti, D., 2010. Nilai
ibu dalam melakukan KADARZI Anak, Stimulasi Psikososial, dan
memiliki hubungan yang signifikan dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia
perilaku KADARZI (p=0,048). Menurut 2-5 Tahun Pada Keluarga Rawan
teori Fishbein dan Ajzen (1975) bahwa niat Pangan di Kabupaten Banjarnegara
melakukan atau tidak suatu perilaku Jawa Tengah. Jurnal Ilmu
dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yaitu Kesehatan vol.3 no.1 Januari 2010
sikap, pengaruh sosial, dan norma hal. 27-34.
subyektif. Arbella, V.M., Erna, W., dan Rahayu, S.,
Kelebihan dari penelitian ini adalah 2013. Hubungan Pengetahuan dan
kejadian gizi kurang masih tinggi dan Sikap Ibu tentang Keluarga Sadar
pevalensi KADARZI di Kelurahan Gizi dengen Perilaku Sadar Gizi
Sidotopo belum mencapai target nasional Keluarga Balita di Desa
yaitu 80%, sehingga diperlukan penelitian Karangsono Kecamatan
publikasi untuk menarik penelitian lain Kwadungan Kabupaten Ngawi
agar dapat mengembangkan penelitian. Tahun 2013. Jurnal Kebidanan
Kekurangan dari penelitian ini adalah tidak vol.2 no.5 Oktober 2013. Hal 47-
ditelitinya faktor langsung dan tidak 56.
langsung yang berhubungan dengan status Arisman, 2010. Gizi Dalam Daur
gizi balita seperti penyakit infeksi dan pola Kehidupan. Jakarta: EGC.
asuh anak serta PHBS keluarga. Ajzen, I., 1988. From Intentions to Actions
: Attitude, Personality, & Behavior.
SIMPULAN Dorsey Press Chicago, tersedia di
(http://www.niu.edu/user/tj0bjs1/ps
Pendapatan keluarga, pengetahuan yc624/Ajzen%20Driver
dan niat memiliki hubungan yang %20(1992).pdf), [Diakses tanggal
signifikan dengan perilaku KADARZI ibu 10 Januari 2017].
balita gizi kurang, sementara sikap, Azwar, S., 2003. Sikap Manusia, Teori dan
dukungan suami (subjective norm), dan Pengukurannya. Yogyakarta:
kontrol perilaku (perceived behavioral Pustaka Pelajar.
Badan Penelitian dan Pengembangan An Introduction to Theory and
Kesehatan Kementerian Kesehatan Research. Addison-Wesley.
Republik Indonesia, 2013. Riset Francin, E., dan Paath, 2005. Gizi Dalam
Kesehatan Dasar Tahun 2013, Kesehatan Reproduksi. Jakarta :
tersedia di: EGC.
<http://www.depkes.go.id.> , Francis, J., Eccles, J., Martin, P., Marie,
diakses tanggal 11 September A.W., 2004. Contructing
2017]. Questionnaires Based in the Theory
Dahlia, M., dan Ruslianti, 2008. Menu of Planned Behavior, A Manual for
Sehat untuk Kecerdasan Balita. Health Services Researchers.
Jakarta : Agromedia. Centre for Health Services
Departemen Kesehatan RI, 2008. Pedoman Research University of Newcastle
Pemantauan Status Gizi (PSG) dan May 2004. Tersedia di:
Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). http://web.fkm.edu.rs/files/blogs/20
Jakarta. 10-11/Psihologija/Socijalna/TPB.p
Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2015. df. [Diakses pada tanggal 15 Maret
Laporan Bulanan Dinas Kesehatan 2017].
Kota Surabaya Tahun 2015. Hariyadi, D., dan Ekayanti, I., 2011.
Surabaya. Analisis Pengaruh Perilaku
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Keluarga Sadar Gizi terhadap
2015. Laporan Bulanan Dinas Stunting di Propinsi Kalimantan
Kesehatan Provinsi jawa Timur Barat. Jurnal Teknologi dan
Tahun 2015. Surabaya. Kejuruan vol. 34 no. 1 Pebruari
Badan Perencanaan Pembangunan 2011 hal. 71-80.
Nasional (BAPPENAS), 2015. Hartatik, T., 2009. Hubungan Pengetahuan
Rencana Pembangunan Jangka dan Sikap Ibu dengan Pemberian
Menengah Nasional (RPJMN) ASI Eksklusif di Kelurahan
2015-2019 Bidang Kesehatan. Gunungpati Kecamatan
Tersedia di: Gunungpati Kota Semarang Tahun
<http://www.depkes.go.id/resource 2009. Skripsi. Semarang:
s/download/rakerkesnas-2015/reg- Universitas Negeri Semarang.
barat/Paparan%20Bappenas.pdf.> Jatmika, S.E.D., Shaluhiyah, Z.,
[Diakses tanggal 12 Januari 2017]. Suryoputro, A., 2014. Dukungan
Effendi, R.W., dan Tjahjono, E., 2000. Tenaga Kesehatan Untuk
Hubungan Antara Perilaku Coping Meningkatkan Niat Ibu Hamil
dan Dukungan Sosial dengan Dalam Memberikan ASI Eksklusif
Kecemasan Pada Ibu Hamil Anak di Wilayah Kerja Puskesmas
Pertama. Jurnal Anima, 14, hal Gondokusuman Kota Yogyakarta.
214-227. Jurnal Promosi Kesehatan
Fatma, 2010. Pengetahuan dan Praktek Indonesia vol. 9 no. 2 Agustus 2014
Keluarga Sadar Gizi Ibu Balita. hal. 196-205.
Jurnal Gizi Kesehatan Masyarakat Jogiyanto, 2007. Sistem Informasi
Nasional vol. 4 no. 4 Februari Keperilakuan. Yogyakarta: Andi
2010 hal. 162-171. Offset.
Fikawati, S., dan Shafiq, A., 2012. Buku Kadir, S., dan Pakaya, S., 2015. Pengaruh
Panduan Sistem Pusat Karir. Penerapan Perilaku Keluarga Sadar
Jakarta: Dikti. Gizi (KADARZI) dengan Status
Fishbein, M., dan Ajzen, I., 1975. Belief, Gizi Balita. UNG Press hal. 21-26.
Attitude, Intention, and Behavior : Karolina, E.N., Ernawati, A., dan
Evawany, Y., 2013. Hubungan
Perilaku Kadarzi dengan Status Puskesmas Sidotopo, 2016. Laporan
Gizi Balita Usia 12-59 Bulan di Bulanan Puskesmas Sidotopo
Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2016. Surabaya.
Blangkejeran Kecamatan Rahmawati, 2006. Status Gizi dan
Blangkejeran Kabupaten Gayo Perkembangan Anak Usia Dini di
Lues Tahun 2012. Jurnal Gizi, Taman Pendidikan Karakter Sutera
Kesehatan Reproduksi dan Alam, Desa Sukamantri. Skripsi.
Epidemiologi Vol. 2 No. 2 (2013) Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Hal.1-10. Rubinem, 2012. Faktor-Faktor yang
Khomsan, A., 2000. Teknik Pengukuran Berhubungan dengan Perilaku
Pengetahuan Gizi. Bogor: Jurusan Pemberian ASI Eksklusif di
Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Puskesmas Srondol Kota Semarang
Keluarga IPB. Tahun 2012. Skripsi. Jakarta:
Marlina, E., 2014. Hubungan Dukungan Universitas Indonesia.
Suami dengan Perilaku Istri Sartono, A., dan Utaminingrum, H., 2012.
Melakukan Pemeriksaan Pap Hubungan Pengetahuan Ibu,
Smear di Puskesmas Umbulharjo II Pendidikan Ibu dan Dukungan
Kota Yogyakarta Tahun 2014. Suami dengan Praktek Pemberian
Skripsi. Yogyakarta: STIK ASI Eksklusif di Kelurahan
Aisyiyah Yogyakarta. Muktiharjo Kidul Kecamatan
Maryani, L., 2012. Hubungan Komponen Telogosari Kota Semarang. Jurnal
Health Belief Model (HBM) Gizi Universitas Muhamadyah
dengan Penggunaan Kondom pada Semarang vol. 1 no. 1 November
Anak Buah Kapal (ABK) di 2012 hal. 1-10.
Pelabuhan Belawan, Epi Treat Septian, D., dan Helmy, R., 2013.
Unit-Universitas Sumatera Utara. Pengetahuan dan Sikap Keluarga
Jurnal Precure vol. 1 no. 1 April dengan Perilaku, Keluarga Sadar
2013. Gizi (KADARZI). Jurnal
Muctadi, 2006. Prinsip Proses dan Keperawatan vol. IX no. 1 April
Teknologi Pangan. Bandung : 2013 hal. 49-56.
Alfabeta. Setiyaningsih, D., 2007. Hubungan antara
Notoatmodjo, S., 2007. Pendidikan dan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang
Perilaku Kesehatan. Jakarta : Keluarga Mandiri Sadar Gizi
Rineka Cipta. (KADARZI) dengan Status
Notoatmodjo, S., 2010. Promosi KADARZI pada Keluarga Anak
Kesehatan Teori dan Aplikasi. Usia 5-59 Bulan di Puskesmas
Jakarta : Rineka Cipta. Moyudan Kabupaten Sleman.
Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Skripsi. Yogyakarta: Universitas
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Gajah Mada.
Rineka Cipta. Suhardjo, 2008. Perencanaan Pangan dan
Octaviani, I.A., dan Margawati, A., 2012. Gizi. Jakarta : Bumi Aksara.
Hubungan Pengetahuan dan Sulistyoningsih, H., 2012. Gizi Untuk
Perilaku Ibu Buruh Pabrik tentang Kesehatan Ibu dan Anak.
KADARZI (Keluarga Sadar Gizi) Yogyakarta : Graha Ilmu.
dengan Status Gizi Anak Balita Supariasa, I.D.N., Bakri, B., Fajar, I.,
(Studi di Kelurahan Pagersari, 2013. Penilaian Status Gizi.
Ungaran). Journal of Nutrition Jakarta: EGC.
College vol. 1 no. 1 Tahun 2012 Suyahmi, 2011. Hubungan Pengetahuan
hal. 46-54. dan Sikap Ibu tentang Keluarga
Mandiri Sadar Gizi (KADARZI)
dengan Perilaku Sadar Gizi pada
Keluarga Balita Usia 6-59 Bulan di
Desa Buran Kecamatan Tasikmadu
Kabupaten Karanganyar. Skripsi.
Surakarta: Universitas
Muhamadyah Surakarta.
Trisnawati, 2011. Hubungan Persepsi Ibu
tentang Posyandu dengan Perilaku
Kunjungan Balita Ke Posyandu
Mawar di Dusun Soragan
Ngestiharjo Kasihan Bantul
Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta:
STIK Aisyiyah Yogyakarta.
Walgito, B., 1994. Psikologi Sosial, Suatu
Pengantar. Yogyakarta: Andi
Offset.
Wowor, M., Laoh, J.M., Pangemanan,
D.H.C., 2013. Hubungan
Pengetahuan dan Sikap dengan
Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu
Menyusui di Puskesmas Bahu Kota
Manado. Ejurnal Keperawatan
vol.1 no.1 Agustus 2013 hal. 1-7.

You might also like