Professional Documents
Culture Documents
1 PB
1 PB
1 PB
2021;9(2):437-445
Terakreditasi Nasional: SK Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan DOI: https://doi.org/10.35790/ecl.v9i2.34434
KemenRistekdikti RI No. 28/E/KPT/2019 Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic
1
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Sam
Ratulangi, Manado, Indonesia
2
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado, Indonesia
E-mail: rauelim@gmail.com
Abstract: Social distancing due to the covid-19 outbreak requires everyone to stay at home to
reduce the transmission of covid-19. However, staying at home tends to reduce physical activity
which is important to improve our health. This study was aimed to analyze the behavior of physical
activity during social distancing among young adults based on predisposing factor, enabling
factor, and reinforcing factor. This was a qualitative study with a case study using the depth-
interview method. There were six informants of youth members of GMIM Elim Kolongan,
Tomohon Satu obtained by using a purposive sampling technique based on the principles of
suitability and adequacy. The instrument was the researcher himself using interview guides,
notebooks, voice recorders, and cameras. Data were obtained from in-depth interview and direct
observation and were analysed by using content analysis. The results showed that based on
predisposing factor, physical activities were well implemented in terms of knowledge, attitudes,
beliefs, values, and perceptions to increase immunity. Based on enabling factors, physical
activities were well implemented since the informants had facilities for physical activities.
Moreover, based on reinforcing factors, physical activites were well implemented due to
supporting people about the importance of physical activity. In conclusion, during social
distancing the behavior of physical activity of young adults has been well implemented.
Keywords: physical activity; social distancing
Abstrak: Pembatasan sosial akibat adanya wabah covid-19 mewajibkan semua orang untuk
tinggal di rumah untuk mengurangi penularan covid-19. Tinggal di rumah berpeluang untuk tidak
melakukan aktivitas fisik yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis perilaku aktivitas fisik selama pembatasan sosial pada dewasa muda
berdasarkan peranan faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Jenis penelitian
ialah kualitatif dengan studi kasus menggunakan metode depth-interview. Informan berjumlah
enam orang anggota pemuda GMIM Elim Kolongan Wilayah Tomohon Satu. diambil
menggunakan teknik purposive sampling yang didasarkan pada prinsip kesesuaian
(approppiateness) dan kecukupan (adequacy). Instrumen penelitian ialah peneliti itu sendiri
dengan menggunakan pedoman wawancara, buku catatan, perekam suara, dan kamera.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi langsung. Analisis data
menggunakan content analysis. Hasil wawancara mendalam dan observasi dokumen menun-
jukkan bahwa aktivitas fisik berdasarkan faktor predisposisi berjalan baik dilihat dari penge-
tahuan, sikap, kepercayaan, serta nilai dan persepsi yang direspon untuk meningkatkan imunitas
tubuh. Aktivitas fisik berdasarkan faktor pemungkin berjalan dengan baik, dilihat dari informan
yang memiliki fasilitas untuk melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik berdasarkan faktor
pendorong berjalan baik karena terdapat dukungan dari orang sekitar tentang pentingnya aktivitas
fisik. Simpulan penelitian ini ialah perilaku aktivitas fisik selama pembatasan sosial pada dewasa
muda telah dilaksanakan dengan baik.
Kata kunci: aktivitas fisik; pembatasan sosial
437
438 e-CliniC, Volume 9, Nomor 2, Juli-Desember 2021, hlm. 437-445
simpulan penelitian yang tepat sangat karena memberikan manfaat yang baik pada
dipengaruhi oleh keabsahan data yang tubuh. Sehubungan dengan sikap dalam
diperoleh. Oleh karena itu tringulasi sangat melakukan aktivitas fisik selama pemba-
diperlukan untuk meyakinkan validitas data. tasan sosial, setiap informan memiliki
jawaban beragam, yaitu mulai dari tidak
HASIL PENELITIAN menganggap bahwa aktivitas ini sebagai
Hasil penelitian ini disajikan dalam rutinitas yang dilakukan selama pandemi
bentuk narasi dari hasil wawancara saja namun merupakan aktivitas rutin yang
mendalam terhadap informan tentang telah dilakukan sejak sebelum pandemi.
perilaku aktivitas fisik selama pembatasan Terdapat juga informan yang awalnya tidak
sosial pada anggota pemuda GMIM Kolo- melakukan aktivitas fisik namun pada masa
ngan Wilayah Tomohon Satu. pandemi karena efek kekhawatiran, kemu-
dian menjalankan olahraga. Terkait penilai-
Faktor Predisposisi (predisposing factor) an tentang melakukan aktivitas fisik selama
Hasil wawancara mendalam dan obser- pembatasan sosial, setiap informan memi-
vasi langsung menunjukkan bahwa keenam liki pandangan yang sama. Setiap informan
informan melakukan aktivitas fisik selama meyakini bahwa melakukan aktivitas fisik
pembatasan sosial. Jenis aktivitas fisik yang akan memberikan mafaat yang positif bagi
dilakukan mulai dari peregangan dan senam tubuh dan keseharian yang dilakukan.
di pagi hari, sit up, push up, jogging di
lingkungan sekitar, olahraga bulutangkis, Faktor Pemungkin (enabling factor)
memasak menu favorit, mencuci piring, Hasil wawancara mendalam dan obser-
sampai membersihkan rumah. Terkait dura- vasi langsung menunjukkan bahwa keenam
si ternyata aktivitas yang dilakukan sangat informan mengatakan bahwa tersedianya
bervariasi. Aktivitas mencuci piring dilaku- sarana dan prasarana dalam melakukan
kan hampir setiap saat. Berbeda dengan saat aktivitas fisik bukan merupakan masalah
informan memasak yang hanya dilakukan karena kebanyakan aktivitas fisik yang
ketika membantu orang tua atau dalam dilakukan ialah aktivitas sehari-hari sehing-
keadaan waktu luang. Peregangan, sit up, ga tidak memerlukan sarana dan pra sarana
push up, dan jogging dilakukan 3-4 kali yang sulit. Saat informan melakukan akti-
dalam seminggu, demikian pula dengan vitas fisik peregangan pagi hari dan senam,
olahraga bulutangkis. Masalah motivasi da- mereka hanya memerlukan sepatu dan
lam melakukan aktivitas fisik ialah ke-enam matras. Demikian pula saat berolahraga
informan meyakini motivasi tersebut harus bulutangkis, di lingkungan sekitar telah
datang dari diri sendiri dan lebih menitik tersedia lapangan bulutangkis dan tentunya
beratkan pada pentingnya olahraga dan dengan raket. Berbeda dengan ketika
aktivitas untuk tetap menjaga imunitas mencuci piring, pasti harus tersedia sabun.
tubuh. Setiap informan percaya bahwa Demikian pula kondisi di kantor, beberapa
dengan tetap menjaga imunitas tubuh akan informan mengatakan bahwa di kantor juga
dapat mencegah penularan virus di masa tersedia sarana dan pra sarana gym yang
pandemi ini. Terkait manfaat, seluruh infor- ditutup sementara waktu karena masa
man merasakan manfaat yang besar dari pandemi. Berkaitan dengan informasi yang
aktivitas fisik selama masa pembatasan diperoleh dalam melakukan aktivitas fisik,
sosial ini. Informan merasakan dengan keenam informan mengatakan bahwa
melakukan aktivitas fisik di pagi hari, tubuh informasi paling sering diperoleh dari
menjadi lebih segar dalam bekerja. Bahkan internet dan media sosial.
setelah pulang kerja, informan dapat tidur
dengan nyenyak serta dapat meningkatkan Faktor Pendorong (reinforcing factor)
imunitas dan dapat mengeluarkan kalori Hasil wawancara mendalam dan
dalam tubuh. Kondisi ini menjelaskan observasi langsung dari keenam informan
bahwa aktivitas fisik sangat diperlukan mengatakan bahwa keluarga sangat men-
Rau, Kaseke, Kairupan: Analisis perilaku aktivitas fisik … 441
dorong ketika mereka melakukan aktivitas (39,8%) untuk aktivitas mencuci, menye-
fisik dan sering menyarankan aktivitas apa trika; dan 34 responden (33%) untuk aktivi-
saja yang dapat menyehatkan tubuh. Terkait tas menyiapkan makanan, mencuci dan
dorongan dari pemerintah kelurahan, jawab- masak. Aktivitas fisik yang dilakukan ialah
an dari keenam informan beragam mulai latihan fisik, yaitu: 65 responden (63,1%)
dari adanya himbauan untuk melakukan dalam bentuk berjalan dan 47 responden
aktivitas fisik dan tidak pernah mendengar (45,6%) jogging atau lari dan gym.
himbauan tersebut namun mereka sering Permainan yang dilakukan yaitu 38 respon-
melihat perangkat kelurahan melakukan den (36,9%) bulutangkis, 34 responden
jalan pagi. Hal itu diyakini dapat memoti- (33%) berenang, 26 responden (25,2%)
vasi masyarakat dalam melakukan aktivitas untuk kriket, dan 30 responden (29,1%)
fisik walaupun di tengah pandemi. Terkait untuk zumba.12
dorongan dari pimpinan agama dan petugas Dalam hal motivasi melakukan
kesehatan untuk melakukan aktivitas fisik, aktivitas fisik selama masa pembatasan
keenam informan memiliki jawaban yang sosial informan menjawab bahwa yang
sama bahwa pimpinan agama dalam hal ini terpenting ialah motivasi dari diri sendiri
pendeta, sering memberikan motivasi untuk dan lebih menitik beratkan pada pentingnya
jemaatnya beraktivitas lewat renungan olahraga dan aktivitas untuk tetap menjaga
dalam ibadah di gereja dan petugas kese- imunitas tubuh. Setiap informan percaya
hatan sering mensosialisasikan untuk tetap bahwa dengan tetap menjaga imunitas tubuh
beraktivitas walaupun di tengah pendemi. akan mencegah penularan virus di masa
pandemi ini. Hal ini menunjukkan bahwa
BAHASAN informan sadar bahwa kondisi sehat itu
Faktor Predisposisi (predisposing factor) merupakan hal yang sangat penting.
Predisposisi merupakan faktor yang Faktor individu antara lain pengetahuan
menjadi dasar motivasi atau niat seseorang dan persepsi tentang hidup sehat, motivasi,
melakukan aktivitas fisik misalnya penge- kesukaan olahraga, serta harapan tentang
tahuan, sikap, kepercayaan, nilai, dan keuntungan melakukan aktivitas fisik akan
persepsi.11 Berdasarkan hasil wawancara memengaruhi seseorang untuk melakukan
dan observasi terhadap enam responden, aktivitas fisik. Individu yang mempunyai
diperoleh bahwa anggota pemuda GMIM motivasi dan harapan untuk mencapai
Elim Kolongan Wilayah Tomohon Satu kesehatan optimal, akan terus melakukan
tetap melakukan aktivitas fisik selama masa aktivitas fisik sesuai anjuran.13
pembatasan sosial. Aktivitas yang dilakukan Terkait manfaat, seluruh informan
bisa berupa apa saja seperti kegiatan harian merasakan manfaat yang besar dari aktivitas
mencuci piring, memasak makanan, mem- fisik selama masa pembatasan sosial ini.
bersihkan rumah, olahraga ringan yang Informan merasakan dengan melakukan
dilakukan seperti berjalan di sekitar rumah, aktivitas fisik di pagi hari, tubuh menjadi
melakukan peregangan, jogging, sit up, push lebih segar dalam bekerja. Kondisi ini
up, bahkan olahraga bulutangkis. Kondisi menjelaskan bahwa aktivitas fisik sangat
ini dilakukan agar selama masa pandemi diperlukan karena bermanfaat baik pada
setiap anggota tetap menjalankan kegiatan tubuh. Pandangan tersebut sejalan dengan
sehari-hari untuk menjaga kebugaran tubuh. Physical Activity Guidelines for American
Boopathirajan et al12 melakukan pene- (2018),14 yang menyatakan bahwa manfaat
litian terhadap dokter magang di Chennai melakukan aktivitas fisik ialah antara lain:
dan melaporkan bahwa dalam kegiatan menurunkan berbagai risiko kematian,
aktivitas fisik non-olahraga, sebanyak 72 penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan
responden (69,9%) berupa aktivitas untuk diabetes tipe 2, kanker, demensi, depresi,
belanja makanan, bahan makanan, dan disertai peningkatan kualitas hidup dan
pakaian; 47 responden (45,6%) untuk aktivi- kognisi, mengurangi kecemasan, dan dapat
tas membersihkan rumah; 41 responden tidur dengan lebih baik.
442 e-CliniC, Volume 9, Nomor 2, Juli-Desember 2021, hlm. 437-445
Kesehatan (revisi). Jakarta: Rineka tific Report (1st ed). Washington DC:
Cipta, 2014. U.S. Public Health Service, 2018.
8. IGA Dharmika Palguna, IPG Adiatmika, 15. Farradika Y, Umniyatun Y, Nurmansyah MI,
Dinata MK. Hubungan motivasi Jannah M. Perilaku aktivitas fisik dan
melakukan aktivitas fisik dengan tingkat determinanya pada mahasiswa Fakultas
aktivitas fisik mahasiswa program studi Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Muhamaddiyah Prof. Dr. Hamka.
Universitas Udayana. E-Jurnal Medika Arkesmas. 2019;4(1):134-42
Udayana. 2020;9(8):9-13. 16. Dewi IG, Wuryaningsih CE. Aktivitas fisik
9. Careijo L, Gullon P, Cebrecos A, Bilal U, masyarakat urban di Jakarta Selatan.
Santacruz JA, Badland H, et al. 2019. Hasanuddin Journal of Midwifery.
Acces to availability of exercise faci- 2019;1(1):21-7.
lities in Madrid: an equity perspective. 17. Abadini D, Wuryaningsih CE. Determinan
Int J Health Geogr. 1476-072x (1). aktivitas fisik orang dewasa pekerja
10. Siswanto B, Soegiyanto K S, Sugiharto, kantoran di Jakarta tahun 2018. Jurnal
Sulaiman. Peran orangtua dalam me- Promosi Kesehatan Indonesia. 2019;
ningkatkan olahraga prestasi. Seminar 14(1):15-28.
Nasional Pascasarjana 2019 Universitas 18. Friedman M. Buku Ajar Keperawatan
Negeri Semarang. Keluarga: Riset, Teori dan Praktek (5th
11. Pakpahan M, Siregar D, Susilawaty A, ed). Jakarta: ECG, 2017.
Tasnim, Ramdany MR, Manurung EI, et 19. Ramdhani G. Protokol Kewaspadaan Pence-
al. Promosi Kesehatan dan Perilaku gahan Wabah COVID-19 bagi Kegiatan
Kesehatan. Medan: Yayasan Kita Keolahragaan (p. 5). Jakarta: Kemente-
Menulis, 2021. rian Pemuda dan Olahraga Republik
12. Boopathirajan R, Raveendran A, Ayyalusamy Indonesia, 2020. Available from:
P. Study on practice of physical activity https://www.liputan6.com/news/read/4
among medical interns in a private 204986/protokol-kewaspadaan-
medical college hospital in Chennai. Int pencegahan-wabah-covid-19-bagi-
J Community Med Public Health. kegiatan-keolahragaan
2019;6(5):19237. 20. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pence-
13. Welis W, Rifki MS. Gizi untuk Aktivitas Fisik gahan dan Pengendalian Coronavirus
dan Kebugaran. Padang, Sukabina Disesase (COVID-19). Jakarta: Kemen-
Press, 2013. ISBN 978-602-2650-02-8. terian Kesehatan RI Direktorat Jenderal
14. U.S. Public Health Service. Physical Activity Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Guidelines Advisory Committee Scien- (P2P), 2020.