1 PB

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

eISSN 2337-5949 e-CliniC.

2021;9(2):437-445
Terakreditasi Nasional: SK Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan DOI: https://doi.org/10.35790/ecl.v9i2.34434
KemenRistekdikti RI No. 28/E/KPT/2019 Available from: https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/eclinic

Analisis Perilaku Aktivitas Fisik selama Pembatasan Sosial pada Dewasa


Muda

Elim P. E. Rau,1 Martha M. Kaseke,2 Bernabas H. R. Kairupan2

1
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Sam
Ratulangi, Manado, Indonesia
2
Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Manado, Indonesia
E-mail: rauelim@gmail.com

Abstract: Social distancing due to the covid-19 outbreak requires everyone to stay at home to
reduce the transmission of covid-19. However, staying at home tends to reduce physical activity
which is important to improve our health. This study was aimed to analyze the behavior of physical
activity during social distancing among young adults based on predisposing factor, enabling
factor, and reinforcing factor. This was a qualitative study with a case study using the depth-
interview method. There were six informants of youth members of GMIM Elim Kolongan,
Tomohon Satu obtained by using a purposive sampling technique based on the principles of
suitability and adequacy. The instrument was the researcher himself using interview guides,
notebooks, voice recorders, and cameras. Data were obtained from in-depth interview and direct
observation and were analysed by using content analysis. The results showed that based on
predisposing factor, physical activities were well implemented in terms of knowledge, attitudes,
beliefs, values, and perceptions to increase immunity. Based on enabling factors, physical
activities were well implemented since the informants had facilities for physical activities.
Moreover, based on reinforcing factors, physical activites were well implemented due to
supporting people about the importance of physical activity. In conclusion, during social
distancing the behavior of physical activity of young adults has been well implemented.
Keywords: physical activity; social distancing

Abstrak: Pembatasan sosial akibat adanya wabah covid-19 mewajibkan semua orang untuk
tinggal di rumah untuk mengurangi penularan covid-19. Tinggal di rumah berpeluang untuk tidak
melakukan aktivitas fisik yang dibutuhkan untuk meningkatkan kesehatan. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis perilaku aktivitas fisik selama pembatasan sosial pada dewasa muda
berdasarkan peranan faktor predisposisi, faktor pendukung, dan faktor pendorong. Jenis penelitian
ialah kualitatif dengan studi kasus menggunakan metode depth-interview. Informan berjumlah
enam orang anggota pemuda GMIM Elim Kolongan Wilayah Tomohon Satu. diambil
menggunakan teknik purposive sampling yang didasarkan pada prinsip kesesuaian
(approppiateness) dan kecukupan (adequacy). Instrumen penelitian ialah peneliti itu sendiri
dengan menggunakan pedoman wawancara, buku catatan, perekam suara, dan kamera.
Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi langsung. Analisis data
menggunakan content analysis. Hasil wawancara mendalam dan observasi dokumen menun-
jukkan bahwa aktivitas fisik berdasarkan faktor predisposisi berjalan baik dilihat dari penge-
tahuan, sikap, kepercayaan, serta nilai dan persepsi yang direspon untuk meningkatkan imunitas
tubuh. Aktivitas fisik berdasarkan faktor pemungkin berjalan dengan baik, dilihat dari informan
yang memiliki fasilitas untuk melakukan aktivitas fisik. Aktivitas fisik berdasarkan faktor
pendorong berjalan baik karena terdapat dukungan dari orang sekitar tentang pentingnya aktivitas
fisik. Simpulan penelitian ini ialah perilaku aktivitas fisik selama pembatasan sosial pada dewasa
muda telah dilaksanakan dengan baik.
Kata kunci: aktivitas fisik; pembatasan sosial

437
438 e-CliniC, Volume 9, Nomor 2, Juli-Desember 2021, hlm. 437-445

PENDAHULUAN kematian, serta kesehatan mental dan


Pembatasan sosial terjadi akibat wabah kesehatan fisik yang buruk. Pengangguran
Covid-19 berdampak terhadap banyak aspek menunjukkan perubahan gaya hidup men-
kehidupan. Dalam mencegah agar tidak ter- jadi cenderung sedenter yang mengakibat-
jadinya penularan wabah Covid-19 dilaku- kan aktivitas fisik yang rendah. Semakin
kan pembatasan sosial yang dinilai efektif banyak waktu luang, maka semakin banyak
untuk menurunkan jumlah kasus covid-19 waktu untuk melakukan aktivitas santai
namun hal ini mengganggu kegiatan ruti- seperti duduk-duduk santai saja.
nitas sehari-hari karena semua kegiatan Melakukan aktivitas fisik diyakini
harus dilakukan dari rumah saja. Tinggal di mampu meningkatkan daya tahan tubuh
rumah dalam watu lama dapat menyebabkan sehingga seseorang menjadi tidak mudah
peningkatan perilaku sedenter seperti terserang penyakit. Namun demikian,
duduk, berbaring, bermain game, menonton aktivitas fisik tersebut harus dilakukan
televisi, dan menggunakan perangkat seluler dengan tepat jika ingin memperoleh hasil
(screen time) sehingga membuat penge- yang optimal. Selama terjadi pandemi
luaran energi yang kurang dan berakibat Covid-19, sangat penting bagi siapa saja
pada peningkatan risiko penyakit tidak untuk tetap aktif sebagai upaya menjaga
menular.1 kesehatan tubuh. Saat pendemi Covid 19
Menurut World Health Organization sekarang ini, penting untuk menggunakan
(WHO), aktivitas fisik adalah semua per- waktu luang di rumah untuk menjaga
gerakan tubuh yang menggunakan otot kesehatan; salah satunya dengan tetap
skeletal yang selanjutnya menyebabkan berolahraga.6
energi yang keluar dari dalam tubuh. Kesehatan seseorang atau masyarakat
Keadaan tidak melakukan aktivitas fisik dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni
dapat menjadi salah satu penyebab terjadi faktor perilaku dan faktor di luar perilaku.
kematian yang tercermin pada data kematian Perilaku merupakan hasil dari segala macam
tertinggi keempat secara global sebanyak pengalaman serta interaksi sangat luas.
6% akibat tidak melakukan aktivitas fisik.2 Perilaku beraktivitas fisik adalah suatu
Aktivitas fisik di Indonesia menurut reaksi psikis seseorang terhadap lingkung-
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) an. Perilaku pada dasarnya berorientasi pada
2018 masih sangat kurang yaitu di bawah tujuan. Sebagai contoh, perilaku berolah-
50% atau 33,5%. Hal ini mengalami raga atau melakukan aktivitas fisik umum-
peningkatan dari data Riskesdas 2013 yang nya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk
sebelumnya yaitu hanya 26,1% masyarakat mencapai tujuan memperoleh tubuh yang
Indonesia yang melakukan aktivitas fisik. sehat dan bugar. Terdapat beberapa faktor
Provinsi Sulawesi Utara juga mengalami penyebab sebuah tindakan atau perilaku
peningkatan kurangnya aktivitas fisik yaitu yaitu faktor predisposisi (predisposing
dari 25,2% (2013) menjadi 33,5%.3 factor), faktor pendukung (enabling factor),
Penelitian oleh Nurmidin et al4 menya- dan faktor pendorong (reinforcing factor).7
takan bahwa terdapat pengaruh pandemi Faktor predisposisi merupakan faktor
covid-19 yang bermakna terhadap aktivitas yang menjadi dasar motivasi atau niat
fisik yang dilakukan oleh mahasiswa seseorang melakukan aktivitas fisik missal-
Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi nya pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai
Manado. Terlihat bahwa nilai rerata akti- dan persepsi, tradisi, dan unsur lain yang
vitas fisik sebelum pandemi (3017,49) lebih terdapat dalam diri individu maupun masya-
besar dari pada aktivitas fisik pada saat rakat yang berkaitan dengan aktivitas fisik.
pandemi (2289,90) yang didukung oleh nilai Faktor pendukung merupakan faktor-faktor
p=0,03 <0,05. Macassa et al mengungkap- yang memungkinkan atau yang memfasi-
kan bahwa pengangguran/orang yang tidak litasi perilaku atau tindakan melakukan
bekerja memiliki efek buruk terhadap aktivitas fisik misalnya sarana dan prasarana
kesehatan berupa peningkatan risiko misalnya fasilitas/sarana olahraga. Faktor
Rau, Kaseke, Kairupan: Analisis perilaku aktivitas fisik … 439

pendorong merupakan faktor-faktor yang ini didasarkan pada prinsip kesesuaian


mendorong atau memperkuat seseorang (approppiateness) dan kecukupan (ade-
melakukan aktivitas fisik dikarenakan ada- quacy). Prinsip kesesuaian yaitu informan
nya sikap pasangan (suami/isteri), orang tua, dipilih berdasarkan pengetahuan yang
teman sejawat, tokoh masyarakat, atau dimiliki yang berkaitan dengan topik
petugas kesehatan. penelitian. Prinsip kecukupan ialah jumlah
Palguna et al8 meneliti hubungan moti- informan tidak menjadi faktor penentu
vasi untuk melakukan aktivitas fisik dengan utama akan tetapi kelengkapan data yang
tingkat aktivitas fisik mahasiswa Program dipentingkan. Jadi berdasarkan prinsip ke-
Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedok- cukupan yang dimaksud, maka informan
teran Universitas Udayana, dan melaporkan dalam penelitian ini dibatasi menjadi enam
adanya suatu korelasi positif (p<0,05) yang orang yaitu wakil ketua pemuda, Badan
berarti terdapat hubungan antara motivasi Pekerja Majelis Jemaat, sekretaris pemuda,
seseorang untuk melakukan aktivitas fisik bendahara pemuda, koordinator rayon
dan tingkat aktivitas fisik tersebut. pemuda, dan anggota pemuda.
Suatu studi perspektif di Madrid ten- Instrumen yang digunakan yaitu pene-
tang akses dan ketersediaan fasilitas untuk liti itu sendiri dengan menggunakan pedo-
latihan di Madrid menunjukkan bahwa man wawancara (interview guide), buku
daerah dengan sosial ekonomi yang tinggi catatan, perekam suara, dan kamera. Pedo-
dalam hal ini perkotaan, lebih memiliki fasi- man wawancara menggunakan teknik
litas olahraga, yang tentunya dapat mem- wawancara mendalam (depth-interview
bangkitkan motivasi para pemuda untuk method) yaitu pertanyaan-pertanyaan yang
berolahraga jika tersedia fasilitas atau sarana dikemukakan kepada responden tidak dapat
dan pra sarana.9 dirumuskan secara pasti sebelumnya, me-
Penelitian lainnya oleh Siswanto et al10 lainkan bergantung dari kemampuan dan
di Semarang mengenai dukungan orang tua pengalaman peneliti untuk mengembangkan
kepada anak untuk melakukan aktivitas fisik pertanyaan-pertanyaan lanjutan sesuai ja-
melaporkan bahwa peran orang tua dalam waban responden. Data dalam penelitian ini
dukungan moril sangat penting dalam dikumpulkan melalui wawancara mendalam
meningkatkan prestasi olahraga. dan observasi langsung. Analisis data
Berdasarkan latar belakang yang telah menggunakan content analysis.
dipaparkan maka penulis terdorong untuk Langkah-langkah yang dilakukan yaitu
meneliti perilaku aktivitas fisik selama pengumpulan data, reduksi data, penyajian
pembatasan sosial yang dikhususkan pada data dalam bentuk narasi, dan pemeriksaan
organisasi pemuda sebagai generasi penerus keabsahan data dengan triangulasi sumber
bangsa dalam mendukung kebijakan peme- dan triangulasi metode. Tringulasi sumber
rintah menghadapi bencana covid-198 berarti membandingkan dan memeriksa
dengan mengkhususkan pada peranan faktor ulang derajat kepercayaan suatu informasi
predisposisi (predisposing factor), faktor yang diperoleh melalui sumber yang ber-
pendukung (enabling factor) dan faktor beda, misalnya membandingkan hasil peng-
pendorong (reinforcing factor). amatan dengan wawancara dan memban-
dingkan hasil wawancara dengan dokumen
METODE PENELITIAN yang ada. Tringulasi metode dilakukan
Penelitian ini dilakukan di Kota dengan cara membandingkan informasi atau
Tomohon selama bulan September 2020 data dengan cara yang berbeda. Sebagai-
dengan menggunakan metode kualitatif dan mana dikenal, dalam penelitian kualitatif
teknik purposive sampling. Populasi target peneliti menggunakan metode wawancara,
ialah seluruh pemuda GMIM Elim Kolo- obervasi, dan survei untuk memperoleh
ngan dan populasi terjangkau ialah perwa- kebenaran informasi yang handal dan
kilan dari komisi pemuda dan salah satu gambaran yang utuh mengenai informasi
anggota pemuda. Informan pada penelitian tertentu. Keberhasilan untuk mendapatkan
440 e-CliniC, Volume 9, Nomor 2, Juli-Desember 2021, hlm. 437-445

simpulan penelitian yang tepat sangat karena memberikan manfaat yang baik pada
dipengaruhi oleh keabsahan data yang tubuh. Sehubungan dengan sikap dalam
diperoleh. Oleh karena itu tringulasi sangat melakukan aktivitas fisik selama pemba-
diperlukan untuk meyakinkan validitas data. tasan sosial, setiap informan memiliki
jawaban beragam, yaitu mulai dari tidak
HASIL PENELITIAN menganggap bahwa aktivitas ini sebagai
Hasil penelitian ini disajikan dalam rutinitas yang dilakukan selama pandemi
bentuk narasi dari hasil wawancara saja namun merupakan aktivitas rutin yang
mendalam terhadap informan tentang telah dilakukan sejak sebelum pandemi.
perilaku aktivitas fisik selama pembatasan Terdapat juga informan yang awalnya tidak
sosial pada anggota pemuda GMIM Kolo- melakukan aktivitas fisik namun pada masa
ngan Wilayah Tomohon Satu. pandemi karena efek kekhawatiran, kemu-
dian menjalankan olahraga. Terkait penilai-
Faktor Predisposisi (predisposing factor) an tentang melakukan aktivitas fisik selama
Hasil wawancara mendalam dan obser- pembatasan sosial, setiap informan memi-
vasi langsung menunjukkan bahwa keenam liki pandangan yang sama. Setiap informan
informan melakukan aktivitas fisik selama meyakini bahwa melakukan aktivitas fisik
pembatasan sosial. Jenis aktivitas fisik yang akan memberikan mafaat yang positif bagi
dilakukan mulai dari peregangan dan senam tubuh dan keseharian yang dilakukan.
di pagi hari, sit up, push up, jogging di
lingkungan sekitar, olahraga bulutangkis, Faktor Pemungkin (enabling factor)
memasak menu favorit, mencuci piring, Hasil wawancara mendalam dan obser-
sampai membersihkan rumah. Terkait dura- vasi langsung menunjukkan bahwa keenam
si ternyata aktivitas yang dilakukan sangat informan mengatakan bahwa tersedianya
bervariasi. Aktivitas mencuci piring dilaku- sarana dan prasarana dalam melakukan
kan hampir setiap saat. Berbeda dengan saat aktivitas fisik bukan merupakan masalah
informan memasak yang hanya dilakukan karena kebanyakan aktivitas fisik yang
ketika membantu orang tua atau dalam dilakukan ialah aktivitas sehari-hari sehing-
keadaan waktu luang. Peregangan, sit up, ga tidak memerlukan sarana dan pra sarana
push up, dan jogging dilakukan 3-4 kali yang sulit. Saat informan melakukan akti-
dalam seminggu, demikian pula dengan vitas fisik peregangan pagi hari dan senam,
olahraga bulutangkis. Masalah motivasi da- mereka hanya memerlukan sepatu dan
lam melakukan aktivitas fisik ialah ke-enam matras. Demikian pula saat berolahraga
informan meyakini motivasi tersebut harus bulutangkis, di lingkungan sekitar telah
datang dari diri sendiri dan lebih menitik tersedia lapangan bulutangkis dan tentunya
beratkan pada pentingnya olahraga dan dengan raket. Berbeda dengan ketika
aktivitas untuk tetap menjaga imunitas mencuci piring, pasti harus tersedia sabun.
tubuh. Setiap informan percaya bahwa Demikian pula kondisi di kantor, beberapa
dengan tetap menjaga imunitas tubuh akan informan mengatakan bahwa di kantor juga
dapat mencegah penularan virus di masa tersedia sarana dan pra sarana gym yang
pandemi ini. Terkait manfaat, seluruh infor- ditutup sementara waktu karena masa
man merasakan manfaat yang besar dari pandemi. Berkaitan dengan informasi yang
aktivitas fisik selama masa pembatasan diperoleh dalam melakukan aktivitas fisik,
sosial ini. Informan merasakan dengan keenam informan mengatakan bahwa
melakukan aktivitas fisik di pagi hari, tubuh informasi paling sering diperoleh dari
menjadi lebih segar dalam bekerja. Bahkan internet dan media sosial.
setelah pulang kerja, informan dapat tidur
dengan nyenyak serta dapat meningkatkan Faktor Pendorong (reinforcing factor)
imunitas dan dapat mengeluarkan kalori Hasil wawancara mendalam dan
dalam tubuh. Kondisi ini menjelaskan observasi langsung dari keenam informan
bahwa aktivitas fisik sangat diperlukan mengatakan bahwa keluarga sangat men-
Rau, Kaseke, Kairupan: Analisis perilaku aktivitas fisik … 441

dorong ketika mereka melakukan aktivitas (39,8%) untuk aktivitas mencuci, menye-
fisik dan sering menyarankan aktivitas apa trika; dan 34 responden (33%) untuk aktivi-
saja yang dapat menyehatkan tubuh. Terkait tas menyiapkan makanan, mencuci dan
dorongan dari pemerintah kelurahan, jawab- masak. Aktivitas fisik yang dilakukan ialah
an dari keenam informan beragam mulai latihan fisik, yaitu: 65 responden (63,1%)
dari adanya himbauan untuk melakukan dalam bentuk berjalan dan 47 responden
aktivitas fisik dan tidak pernah mendengar (45,6%) jogging atau lari dan gym.
himbauan tersebut namun mereka sering Permainan yang dilakukan yaitu 38 respon-
melihat perangkat kelurahan melakukan den (36,9%) bulutangkis, 34 responden
jalan pagi. Hal itu diyakini dapat memoti- (33%) berenang, 26 responden (25,2%)
vasi masyarakat dalam melakukan aktivitas untuk kriket, dan 30 responden (29,1%)
fisik walaupun di tengah pandemi. Terkait untuk zumba.12
dorongan dari pimpinan agama dan petugas Dalam hal motivasi melakukan
kesehatan untuk melakukan aktivitas fisik, aktivitas fisik selama masa pembatasan
keenam informan memiliki jawaban yang sosial informan menjawab bahwa yang
sama bahwa pimpinan agama dalam hal ini terpenting ialah motivasi dari diri sendiri
pendeta, sering memberikan motivasi untuk dan lebih menitik beratkan pada pentingnya
jemaatnya beraktivitas lewat renungan olahraga dan aktivitas untuk tetap menjaga
dalam ibadah di gereja dan petugas kese- imunitas tubuh. Setiap informan percaya
hatan sering mensosialisasikan untuk tetap bahwa dengan tetap menjaga imunitas tubuh
beraktivitas walaupun di tengah pendemi. akan mencegah penularan virus di masa
pandemi ini. Hal ini menunjukkan bahwa
BAHASAN informan sadar bahwa kondisi sehat itu
Faktor Predisposisi (predisposing factor) merupakan hal yang sangat penting.
Predisposisi merupakan faktor yang Faktor individu antara lain pengetahuan
menjadi dasar motivasi atau niat seseorang dan persepsi tentang hidup sehat, motivasi,
melakukan aktivitas fisik misalnya penge- kesukaan olahraga, serta harapan tentang
tahuan, sikap, kepercayaan, nilai, dan keuntungan melakukan aktivitas fisik akan
persepsi.11 Berdasarkan hasil wawancara memengaruhi seseorang untuk melakukan
dan observasi terhadap enam responden, aktivitas fisik. Individu yang mempunyai
diperoleh bahwa anggota pemuda GMIM motivasi dan harapan untuk mencapai
Elim Kolongan Wilayah Tomohon Satu kesehatan optimal, akan terus melakukan
tetap melakukan aktivitas fisik selama masa aktivitas fisik sesuai anjuran.13
pembatasan sosial. Aktivitas yang dilakukan Terkait manfaat, seluruh informan
bisa berupa apa saja seperti kegiatan harian merasakan manfaat yang besar dari aktivitas
mencuci piring, memasak makanan, mem- fisik selama masa pembatasan sosial ini.
bersihkan rumah, olahraga ringan yang Informan merasakan dengan melakukan
dilakukan seperti berjalan di sekitar rumah, aktivitas fisik di pagi hari, tubuh menjadi
melakukan peregangan, jogging, sit up, push lebih segar dalam bekerja. Kondisi ini
up, bahkan olahraga bulutangkis. Kondisi menjelaskan bahwa aktivitas fisik sangat
ini dilakukan agar selama masa pandemi diperlukan karena bermanfaat baik pada
setiap anggota tetap menjalankan kegiatan tubuh. Pandangan tersebut sejalan dengan
sehari-hari untuk menjaga kebugaran tubuh. Physical Activity Guidelines for American
Boopathirajan et al12 melakukan pene- (2018),14 yang menyatakan bahwa manfaat
litian terhadap dokter magang di Chennai melakukan aktivitas fisik ialah antara lain:
dan melaporkan bahwa dalam kegiatan menurunkan berbagai risiko kematian,
aktivitas fisik non-olahraga, sebanyak 72 penyakit kardiovaskuler, hipertensi dan
responden (69,9%) berupa aktivitas untuk diabetes tipe 2, kanker, demensi, depresi,
belanja makanan, bahan makanan, dan disertai peningkatan kualitas hidup dan
pakaian; 47 responden (45,6%) untuk aktivi- kognisi, mengurangi kecemasan, dan dapat
tas membersihkan rumah; 41 responden tidur dengan lebih baik.
442 e-CliniC, Volume 9, Nomor 2, Juli-Desember 2021, hlm. 437-445

Mengenai sikap tentang melakukan ungkapkan sarana yang dipakai untuk


aktivitas fisik selama pembatasan sosial, mendukung aktivitas fisiknya seperti
setiap informan memiliki jawaban yang matras, raket, sepatu untuk jogging. Ketua
beragam. Mulai dari tidak menganggap BPMJ yang melakukan aktivitas fisik
bahwa aktivitas ini sebagai rutinitas yang dengan melakukan aktivitas tambahan
dilakukan selama pandemi saja, namun seperti membersihkan rumah, menyatakan
merupakan aktivitas rutin yang telah bahwa ia tidak menggunakan sarana khusus
dilakukan sejak sebelum pandemi. Terdapat untuk menunjang aktivitas yang dilakukan-
juga informan yang awalnya tidak melaku- nya. Hal ini berbeda dengan wakil ketua
kan aktivitas fisik, namun pada masa yang melakukan aktivitas fisik seperti
pandemi karena efek kekhawatiran, mulai jogging di pekarangan rumah; dengan kata
melakukan olahraga. Dengan kata lain dari lain ia memanfaatkan sarana lingkungan
yang awalnya tidak terbiasa hingga menjadi sekitar rumah untuk menujang aktivitasnya.
kebiasaan dan memahami langkah preventif Namun secara umum sarana yang dipakai
untuk melindungi diri dari serangan virus oleh informan merupakan sarana yang
Covid-19. Namun disadari bahwa tidak masih seadanya. Dengan kata lain, informan
semuanya merasa bahwa aktivitas itu pen- tidak terlalu mempersiapkan sarana
ting, karena terdapat informan yang menja- penunjang untuk melakukan aktivitas fisik.
wab bahwa bila tidak berangkat kerja, maka Pada penelitian yang dilakukan oleh
ia tidak melakukan peregangan. Hal ini Farradika et al15 terhadap mahasiswa
disebabkan karena kesadarannya masih Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
berupa upaya preventif ketika sedang mela- Muhamadiyah Prof. Dr. Hamka didapatkan
kukan aktivitas di luar rumah saja. Bera- bahwa terdapat hubungan bermakna antara
gamnya sikap yang ditunjukkan setiap aktivitas fisik dengan ketersediaan sarana
informan merupakan gambaran bahwa dan pra sarana olahraga baik di rumah atau
setiap orang memiliki persepsi tersendiri lingkungan sekitar. Responden yang mem-
dan bagaimana merespon pandemi ini. punyai sarana dan pra sarana olahraga di
Terkait penilaian tentang melakukan rumah dan lingkungan sekitar lebih
aktivitas fisik selama pembatasan sosial, cenderung melakukan aktivitas fisik sebesar
setiap informan memiliki pandangan yang 60,4% dibandingkan responden yang tidak
sama. Setiap informan meyakini bahwa memiliki sarana olahraga di rumah dan
melakukan aktivitas fisik selama pemba- lingkungan sekitar 47,8% .
tasan sosial akan memberikan mafaat positif Terkait sarana dan prasarana aktivitas
bagi tubuh dan keseharian yang dilakukan. fisik di kantor/lingkungan untuk melakukan
aktivitas fisik selama pembatasan sosial,
Faktor Pemungkin (enabling factor) para informan menyatakan bahwa kantor
Faktor enabling merupakan faktor- memiliki fasilitas-fasilitas yang mendukung
faktor yang memungkinkan atau yang mem- aktivitas fisik, seperti sarana olahraga dan
fasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor gym. Namun menurut pandangan informan,
pemungkin meliputi sarana dan prasarana selama masa pandemi fasiltas gym tidak
atau fasilitas atau sarana kesehatan. Untuk dapat digunakan karena berpotensi mebuat
berperilaku sehat, masyarakat memerlukan kerumunan dan menyalahi aturan protokol
sarana dan prasarana pendukung. Dalam kesehatan. Menurut Dewi dan Wuryaning-
konteks penelitian ini faktor enabling sih,16 faktor pemungkin untuk melakukan
berkaitan dengan sarana dan prasarana di aktivitas fisik ialah lingkungan seperti ruang
rumah, di kantor atau lingkungan, serta terbuka yang nyaman untuk melakukan
faktor informasi yang didapat. aktivitas fisik.
Sehubungan dengan sarana dan pra- Mengenai informasi yang didapat ten-
sarana aktivitas fisik di rumah dalam mela- tang melakukan aktivitas fisik selama
kukan aktivitas fisik selama pembatasan pembatasan sosial, informan memperoleh-
sosial, secara keseluruhan, responden meng- nya dari media sosial, internet, dan TV. Dari
Rau, Kaseke, Kairupan: Analisis perilaku aktivitas fisik … 443

media-media tersebut digambarkan tentang Terkait dukungan tokoh masyarakat


hal-hal yang perlu dilakukan terkait masyarakat (pemerintah desa/kelurahan)
aktivitas fisik pada masa pembatasan sosial. dalam melakukan aktivitas fisik selama
Dengan kata lain, media tersebut merupakan pembatasan sosial, menurut responden hal
corong pemberi informasi yang dibutuhkan ini merupakan bentuk dari himbauan kepada
responden. masyarakat untuk mentaati protokol
Hasil penelitian ini sejalan dengan kesehatan. Himbauan secara langsung ten-
penelitian yang dilakukan Abadini dan tang upaya melakukan aktivitas fisik belum
Wuryaningsih17 yang melaporkan bahwa pernah dilakukan, namun dukungan peme-
faktor-faktor yang berhubungan dengan rintah terhadap kegiatan tersebut terlebih
aktivitas fisik pekerja kantoran di Jakarta pada memberikan ruang seluas-luasnya bagi
ialah jenis kelamin laki-laki, dukungan masyarakat untuk beraktivitas sepanjang
teman, dan perceived barriers yang lemah. masih mematuhi protokol kesehatan.
Aktivitas fisik merupakan salah satu Bahasan yang telah dipaparkan sesuai
perilaku yang saat ini dikampanyekan dalam dengan pandangan bahwa pihak pemerintah
program pemerintah di bidang kesehatan. harus bekerjasama dengan pelayanan kese-
hatan dan perawatan, sekolah-sekolah dan
Faktor Pendorong (reinforcing factor) organisasi sosial untuk mendukung aktivitas
Faktor reinforcing merupakan faktor- fisik di rumah. Salah satu hal yang dapat
faktor yang mendorong atau memperkuat dilakukan ialah memromosikan aktivitas
terjadinya perilaku seseorang dikarenakan fisik dan olahraga agar tetap dilakukan
adanya sikap suami/istri, orang tua, tokoh secara ‘dalam jaringan’ (daring) maupun
masyarakat atau petugas kesehatan. Dalam ‘luar jaringan’ (luring), serta memperhati-
konteks penelitian ini faktor pendorong ter- kan jaga jarak dan protokol lainnya. Selain
diri dari sikap keluarga, tokoh masyarakat, itu dilakukan riset-riset kolaboratif antara
tokoh agama dan petugas kesehatan. pemerintah, komite olahraga, pemangku
Mengenai dorongan dari anggota kepentingan, dan pihak terkait lainnya untuk
keluarga dalam melakukan aktivitas fisik mendapatkan data, kemungkinan, berjalan-
selama pembatasan sosial, informan menya- nya aturan yang telah ditetapkan, dan umpan
takan bahwa keluarga pada dasarnya balik untuk menjaga dan terus memromo-
mendukung setiap aktivitas fisik yang sikan aktivitas fisik agar tercipta panduan
dilakukan. Dukungan tersebut berupa saran atau kebijakan baru yang baik.19
aktivitas yang dilakukan, mengingatkan Pemerintah bersama instansi terkait
untuk tidak bermalas-malasan hingga ikut dapat melakukan pengembangan kapasitas
dalam aktivitas fisik tersebut. Keadaan ini untuk memastikan munculnya kebijakan
sesuai dengan pandangan bahwa dukungan yang menguntungkan semua pihak, melaku-
keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan kan implementasi pada kebijakan, dan
keluarga terhadap anggota keluarganya, melakukan pendekatan mengenai aktivitas
baik berupa dukungan informasional, du- fisik/olahraga terbaik yang dapat dilakukan
kungan penilaian, dukungan instrumental, di masa pandemi ini. Edukasi aktivitas fisik
dan dukungan emosi. Keseluruhan elemen dengan panduan-panduan yang ada perlu
tersebut terwujud dalam bentuk hubungan dilakukan untuk melawan pandemi. Edukasi
interpersonal yang meliputi sikap, tindakan, dilakukan secara menyeluruh dari tingkat
dan penerimaan terhadap anggota keluarga, atas ke tingkat menengah kemudian ke
sehingga anggota keluarga merasa diper- tingkat bawah. Edukasi dapat dilakukan
hatikan. Mengenai dukungan orang tua dengan berbagai sumber dan media, melalui
terhadap anak untuk melakukan aktivitas daring ataupun luring dengan memperhati-
fisik telah dilaporkan oleh beberapa pene- kan protokol kesehatan.20
litian bahwa peran orang tua dalam Dalam hal dukungan atau sikap tokoh
dukungan moril sangat penting dalam agama (pendeta atau pimpinan agama)
meningkatkan prestasi olahraga.10,18 dalam melakukan aktivitas fisik selama
444 e-CliniC, Volume 9, Nomor 2, Juli-Desember 2021, hlm. 437-445

pembatasan sosial, menurut informan peran SIMPULAN


tokoh agama cukup penting apalagi pemuka Perilaku aktivitas fisik selama pem-
agama yang dapat memberikan dorongan batasan sosial pada dewasa muda berjalan
melakukan aktivitas fisik untuk membentuk dengan baik ditinjau dari faktor predisposisi,
imunitas tubuh. Selain dorongan berupa faktor pemungkin, dan faktor pendorong.
himbauan, dukungan yang diberikan tokoh
agama seperti pendeta disampaikan dalam Konflik Kepentingan
khotbah melalui live streaming dan ajakan Penulis menyatakan tidak terdapat
untuk melakukan aktivitas fisik. Bahasan ini konflik kepentingan dalam studi ini.
sejalan dengan yang disampaikan oleh para
tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, DAFTAR PUSTAKA
pimpinan tempat ibadah, dan pimpinan 1. Chen P, Mao L, Nassis GP, Harmer P,
majelis taklim atau pengajian mengenai Ainsworth BE, Li F. Coronavirus
pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat disease (COVID-19): The need to
desa dan para jamaahnya disamping edukasi maintain regular physical activity while
kepada masyarakat dan jaringannya tentang taking precautions. J Sport Health Sci.
2020;9(2): 103-4.
upaya pencegahan penularan COVID-19 di 2. WHO. 2017. A Guide for Population Based
dalam keluarga dan lingkungan. Hal ini Approaches to Increasing Levels of
dilakukan untuk membantu upaya pence- Physical Activity: Implementation of
gahan berkembangnya stigma sosial di the WHO Strategy on Diet, Physical
dalam masyarakat melalui penyampaian Activity and Health. Geneva: WHO,
informasi yang benar tentang COVID-19 2007. Available from: https://www.
dan dari sumber yang tepat.6 who.int/dietphysicalactivity/physical-
Terkait dukungan atau sikap petugas activity-promotion-2007.pdf
kesehatan dalam melakukan aktivitas fisik 3. Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta: Kemen-
selama pembatasan sosial, menurut infor- terian Kesehatan RI. Available from:
man lebih ke arah dukungan yang sifatnya https://www.litbang.kemkes.go.id/lapor
an-riset-kesehatan-dasar-riskesdas/
memberi saran tentang aktivitas apa yang
4. Nurmidin F, Fatimawali, Posangi J. Pengaruh
dapat dilakukan hingga konsumsi vitamin pandemi covid-19 terhadap aktivitas fisik
secara teratur. Hal ini berdasarkan latar dan penerapan prinsip gizi seimbang
belakangnya sebagai petugas kesehatan serta determinan aktivitas fisik pada
yang juga harus memastikan masyarakat mahasiswa Pascasarjana Ilmu Kesehatan
tetap dalam hidup sehat untuk menekan Masyarakat Unsrat. Indonesian Journal
penyebaran Covid-19. Bahasan yang telah of Public Health and Community
diuraikan sesuai dengan pandangan bahwa Medicine. 2020;1(4):30-31.
petugas kesehatan meyarankan untuk 5. Macassa GN, Alfredsson AJ, Barros H,
melakukan aktivitas fisik dengan intensitas Joaquim S, Stankunas M. Employment
rendah terlebih dahulu. Aktivitas fisik status and differences in physical
activity behavior during times of eco-
seperti berjalan dapat dilakukan selama 5-10
nomic hardship: results of a population-
menit, kemudian lambat laun ditingkatkan based study. Int J Med Sci Public
sampai 30 menit setiap kali kegiatan. Lebih Health. 2016;5(1):102-8.
aman dan lebih baik untuk melakukan 6. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2020.
aktivitas fisik dalam waktu yang singkat dan Protokol Kesehatan bagi Masyarakat di
diulang daripada langsung melakukan Tempat dan Fasilitas Umum dalam
aktivitas fisik dalam waktu yang lama. rangka Pencegahan dan Pengendalian
Aktivitas perlu dilakukan dengan baik untuk Corona Virus Disease 2019 (COVID-
mengurangi risiko cedera dan dapat memilih 19). Keputusan Menteri Kesehatan RI
aktivitas yang paling sukai. Aktivitas Nomor HK.01.07/MENKES/382/2020.
intensitas ringan-sedang akan membuat Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
individu dapat tetap bernapas dengan
7. Notoadmodjo. Promosi Kesehatan dan Perilaku
nyaman dan masih dapat bercakap-cakap.1
Rau, Kaseke, Kairupan: Analisis perilaku aktivitas fisik … 445

Kesehatan (revisi). Jakarta: Rineka tific Report (1st ed). Washington DC:
Cipta, 2014. U.S. Public Health Service, 2018.
8. IGA Dharmika Palguna, IPG Adiatmika, 15. Farradika Y, Umniyatun Y, Nurmansyah MI,
Dinata MK. Hubungan motivasi Jannah M. Perilaku aktivitas fisik dan
melakukan aktivitas fisik dengan tingkat determinanya pada mahasiswa Fakultas
aktivitas fisik mahasiswa program studi Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Muhamaddiyah Prof. Dr. Hamka.
Universitas Udayana. E-Jurnal Medika Arkesmas. 2019;4(1):134-42
Udayana. 2020;9(8):9-13. 16. Dewi IG, Wuryaningsih CE. Aktivitas fisik
9. Careijo L, Gullon P, Cebrecos A, Bilal U, masyarakat urban di Jakarta Selatan.
Santacruz JA, Badland H, et al. 2019. Hasanuddin Journal of Midwifery.
Acces to availability of exercise faci- 2019;1(1):21-7.
lities in Madrid: an equity perspective. 17. Abadini D, Wuryaningsih CE. Determinan
Int J Health Geogr. 1476-072x (1). aktivitas fisik orang dewasa pekerja
10. Siswanto B, Soegiyanto K S, Sugiharto, kantoran di Jakarta tahun 2018. Jurnal
Sulaiman. Peran orangtua dalam me- Promosi Kesehatan Indonesia. 2019;
ningkatkan olahraga prestasi. Seminar 14(1):15-28.
Nasional Pascasarjana 2019 Universitas 18. Friedman M. Buku Ajar Keperawatan
Negeri Semarang. Keluarga: Riset, Teori dan Praktek (5th
11. Pakpahan M, Siregar D, Susilawaty A, ed). Jakarta: ECG, 2017.
Tasnim, Ramdany MR, Manurung EI, et 19. Ramdhani G. Protokol Kewaspadaan Pence-
al. Promosi Kesehatan dan Perilaku gahan Wabah COVID-19 bagi Kegiatan
Kesehatan. Medan: Yayasan Kita Keolahragaan (p. 5). Jakarta: Kemente-
Menulis, 2021. rian Pemuda dan Olahraga Republik
12. Boopathirajan R, Raveendran A, Ayyalusamy Indonesia, 2020. Available from:
P. Study on practice of physical activity https://www.liputan6.com/news/read/4
among medical interns in a private 204986/protokol-kewaspadaan-
medical college hospital in Chennai. Int pencegahan-wabah-covid-19-bagi-
J Community Med Public Health. kegiatan-keolahragaan
2019;6(5):19237. 20. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pence-
13. Welis W, Rifki MS. Gizi untuk Aktivitas Fisik gahan dan Pengendalian Coronavirus
dan Kebugaran. Padang, Sukabina Disesase (COVID-19). Jakarta: Kemen-
Press, 2013. ISBN 978-602-2650-02-8. terian Kesehatan RI Direktorat Jenderal
14. U.S. Public Health Service. Physical Activity Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Guidelines Advisory Committee Scien- (P2P), 2020.

You might also like