Professional Documents
Culture Documents
None 9f839ebf
None 9f839ebf
http://jurnal.stkippersada.ac.id/jurnal/index.php/JPE
JURKAMI Volume 3, no 2, 2018
ganda di sekolah dan di industri atau dunia Hal ini sesuai dengan roadmap
usaha, dalam bentuk kegiatan nyata. pengembangan SMK 2010-2014
Direktorat Jendral Pendidikan (Direktorat PSMK: 2009), teaching
Sekolah Menengah Kejuruan (Direktorat factory digunakan sebagai salah satu
PSMK) 2010-2014 menerangkan bahwa model untuk memberdayakan SMK
visi PSMK adalah terwujudnya Sekolah dalam menciptakan lulusan yang berjiwa
Menengah Kejuruan (SMK) yang dapat wirausaha dan memiliki kompetensi
menghasilkan tamatan berjiwa wirausaha keahlian melalui pengembangan kerjasama
yang siap kerja, cerdas, kompetitif dan dengan industri dan entitas bisnis yang
memiliki jati diri bangsa, serta mampu relevan. Dengan demikian, model
mengembangkan keunggulan lokal dan pembelajaran teaching factory diharapkan
dapat bersaing di pasar global. dapat dijadikan sarana untuk mencetak
Berdasarkan data Dirjen Pembinaan tenaga kerja yang berkompeten pada
SMK tahun 2013 80% tamatan SMK bidangnya.
belum mampu menciptakan lapangan Selain itu Roadmap SMK 2010-2014
pekerjaan sendiri karena tidak mempunyai mentargetkan diakhir tahun 2014 sebanyak
spirit kewirausahaan. Hal ini disebabkan 70% SMK memiliki unit pembelajaran
karena selama mengikuti pendidikan di usaha dalam model pembelajaran teaching
sekolah kejuruan pembelajarannya belum factory. Model Teaching factory
berorientasi pada dunia kerja/industri mengintegrasikan seluruh proses
masih sebatas transfer knowledge. Oleh pembelajaran untuk menghasilkan produk
karena itu, perlu dilakukan terobosan baru maupun jasa yang memiliki nilai jual
dan paradigma baru dengan model tinggi sehingga sekolah memiliki nilai
pembelajaran yang dinamakan teaching tambah. Program teaching factory saat ini
factory (Burhan Wijaya, 2013). merupakan terobosan baru bagi dunia
The Teaching Factory paradigm pendidikan kejuruan karena mampu
comprises the in dustrial project, the
menciptakan lulusan SMK yang
relevant educational approach and the
necessary ICT configuration for the berkompetensi dan siap kerja sesuai
facilitation of interaction between industry
tuntutan dunia kerja (Dadang Hidayat:
and academia. The current status of the
paradigm is tested on a real-life pilot, 2011)
between a university and a construction
Dalam konsep sederhana Teaching
equipment factory. The conclusions of the
pilot, show the promising nature of the factory merupakan suatu konsep
Teaching Factory and the numerous
pembelajaran dalam suasana
benefits accruing, both for academia and
industry (Rentzos, 2014) sesungguhnya, sehingga dapat
manajerial dan mampu menghasilkan diterapkan di Cal Poly ± San Luis Obispo
produk jadi yang mempunyai standar mutu USA ( Sema E. Alptekin : 2011) dengan
industri. Secara khusus tujuan langkah-langkah yang disesuaikan dengan
pembelajaran teaching factory antara lain: kompetensi keahlian: 1) Merancang
a) Mempersiapkan lulusan SMK menjadi produk; 2) Membuat prototype; 3)
pekerja dan wirausaha; b) Membantu Memvalidasi dan memverifikasi prototype
siswa memilih bidang kerja yang sesuai dan 4) Membuat produk masal.
dengan kompetensinya; c) Menumbuhkan Berdasarkan hasil penelitian Akhmad,dkk
kreatifitas siswa melalui learning by (2015), mengembangkan langkah-langkah
doing; d) Memberikan keterampilan yang pembelajaran Teaching Factory 6M
dibutuhkan dalam dunia kerja; e) (TEFA-6M) sebagai berikut: 1) Menerima
Memperluas cakupan kesempatan order; 2) Menganalisis order; 3)
rekruitmen bagi lulusan SMK; dan f) Menyatakan Kesiapan mengerjakan order;
Membantu siswa SMK dalam 4) Mengerjakan order; 5) Mengevaluasi
mempersiapkan diri menjadi tenaga kerja produk; dan 6) Menyerahkan order
dan membantu menjalin kerjasama dengan (disarikan dari Bahan Penyegaran
dunia kerja yang aktual; Kurikulum 2013 SMK tahun 2017).
Hasil tinjauan empiris menyebutkan Perubahan dunia kini memasuki era
bahwa The"teaching factory"in Singapore revolusi industri 4.0 atau revolusi industri
is a teaching model and teaching dunia keempat dimana teknologi informasi
thought,which is school-based, and its telah menjadi basis dalam kehidupan
prominent characteristics are:integrating manusia. Segala hal menjadi tanpa batas
theory into practice,integrating teaching (borderless) dengan penggunaan daya
environment into enterprise environment, komputasi dan data yang tidak terbatas
integrating specialty teaching into (unlimited), karena dipengaruhi oleh
industry requirement,emphasizing the perkembangan internet dan teknologi
combination of industry with learning, digital yang masif sebagai tulang
modeling field practice and outstanding punggung pergerakan dan konektivitas
industrial features (Pan Wei-Rong, LI- manusia dan mesin. Era ini juga akan
Jun. 2009). mendisrupsi berbagai aktivitas manusia,
Atas dasar uraian di atas, sintaksis termasuk di dalamnya bidang ilmu
pembelajaran teaching factory dapat pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta
menggunakan sintaksis PBET/PBT atau pendidikan tinggi. As industrial
dapat juga menggunakan sintaksis yang revolutions have moved from the
bercirikan student centered learning, yaitu didasarkan pada penelitian Fayolle and
model pembelajaran kewirausahaan Gailli (2013):
berbasis portofolio, dimana model Our main research results show that the
positive effects of an EEP are all the more
pembelajaran ini menggunakan
marked when previous entrepreneurial
pendekatan siswa aktif, multi metode exposure has been weak or inexistent.
Conversely, for those students who had
pengajaran dan multi sumber
previously significantly been exposed to
pembelajaran. entrepreneurship, the results highlight
significant countereffects of the EEP on
Pada mata pelajaran
those participants.
kewirausahaan dapat ditanamkan sikap
Daryanto (2012:24) menyebutkan
prilaku untuk membuka bisnis, agar
bahwa karakteristik mata pelajaran
mereka menjadi seorang wirausaha yang
kewirausahaan sebagai berikut: a)
berbakat. Adapun tujuan pembelajaran
Kewirausahaan adalah suatu proses dalam
kewirausahaan sebagai berikut:
mengerjakan sesuatu yang baru (kreatif)
1) Meningkatkan jumlah para wirausaha
dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat
yang berkualitas
dalam memberikan nilai lebih; b)
2) Mewujudkan kemampuan dan
Kewirausahaan adalah suatu nilai yang
kemantapan para wirausaha untuk
diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan
menghasilkan kemajuan dan
penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan
kesejahteraan masyarakat.
hasil bisnis; c) Berani mengambil resiko
3) Membudayakan semangat sikap,
dan percaya diri; d) Berjiwa
prilaku, dan kemampuan
kepemimpinan; e) Berorientasi ke depan
kewirausahaan dikalangan pelajar
dan mempunyai pemikiran yang kreatif;
danmasyarakat yang mampu, handal
dan f) Mempunyai komitmen yang tinggi
dan unggul.
dan tanggung jawab terhadap tugasnya.
4) Menumbuhkembangkan kesadaran dan
Berdasarkan pernyataan di atas dapat
orientasi kewirausahaan yang tangguh
disimpulkan bahwa pembelajaran mata
dan kuat terhadap para siswa dan
pelajaran kewirausahaan dapat
PDV\DUDNDW -DPDO 0D¶PXU
menumbuhkan jiwa jiwa wirausaha yang
Oleh sebab itu mata pelajaran
handal
kewirausahaan diberikan di SMK
bertujuan untuk membentuk manusia METODE PENELITIAN
secara utuh (holistik), sebagai insan yang Penelitian ini akan dilakukan dengan
memiliki karakter, pemahaman dan pendekatan kualitatif . Subyek penelitian
ketrampilan sebagai wirausaha. Hal ini
ini adalah siswa kelas XII Kria Tekstil persiapan rancangan dan mendiskusikan
SMK Negeri 6 Pontianak sejumlah 37 model pembelajaran teaching factory 6M;
orang dimana menjadi tempat uji (2) Melakukan validasi model dengan ahli
keefektifan penerapan model pembelajaran pembelajaran; (3) Melakukan uji coba
teaching factory 6 M dan 4 D. terbatas dengan ahli materi kewirausahaan;
Penelitian ini berupa Implimentasi (4) Evaluasi dan perbaikan; (4) Melakukan
pengembangan keefektifan model uji coba yang lebih luas; (5) Melakukan
pembelajaran teaching factory 6M. Tehnik FGD (masukan dari ahli pembelajaran,
pengumpulan data melalui observasi ahli materi, guru kewirausahaan, ketua
langsung, dan wawancara mendalam prodi, wali kelas, siswa); (6) Evaluasi dan
(Bogdan dan Taylor, 1993:27). Pendekatan perbaikan model pembelajaran teaching
penelitian digunakan Development factory 6M. Tahap Ketiga; penyempurnaan
Research (Borg & Gall, 1989:781-802) dari tahap tahap sebelumnya dan
yang diawali dengan pengembangan model melakukan evaluasi berbagai aspek yang
pembelajaran teaching factory 6M dan berorientasi pada model pembelajaran
dilanjutkan dengan tahapan implimentasi teaching factory 6M
membangun kelas wirausaha di SMK
HASIL DAN PEMBAHASAN
Negeri 6 Pontianak.
. Penelitian ini direncanakan melalui Berdasarkan data awal tentang
tiga tahap yaitu tahap pengembangan dan aspek penelitian, maka tim peneliti
perancangan, tahap uji coba dalam lingkup memutuskan untuk mengembangkan
terbatas dan tahap eksperimental yang model pembelajaran Teaching Factory
lebih luas. Teknik analisis data dengan menambahkan inovasi aspek 4D
menggunakan model analisis interaktif (Define, Design, Develop dan
(interactive model of analysis) yang Dissemination). Penambahan aspek 4D ini
memiliki tiga komponen yakni reduksi merupakan hasil pengkajian terhadap teori
data, penyajian data, dan penarikan dan kajian empiris yang telah ada tentang
kesimpulan (Miles & Huberman, 1985). Teaching Factory. Kajian teori dan empiris
Adapun rincian tahapan dapat diuraikan yang telah ada belum sesuai dengan
sebagai berikut: karakteristik siswa SMK 6 Pontianak
Tahap Pertama; merupakan Jurusan Kria Tekstil sehingga aspek 4D
identifikasi pengembangan model merupakah inovasi agar manfaat
pembelajaran teaching factory 6M. Tahap pembelajaran Teaching Factory lebih
Kedua; (1) Penyempurnaan draft awal,
optimal pada siswa. Adapun langkah- e. Merevisi hasil uji coba (main product
langkahnya sebagai berikut: revision); Hasil evaluasi dijadikan
a. Penelitian dan pengumpulan data dasar untuk memperbaiki atau
(research and information collecting); menyempurnakan model pembelajaran
pengukuran kebutuhan, studi literatur, Teaching Factory 6M dengan inovasi
penelitian dalam skala kecil dan 4D.
pertimbangan-pertimbangan dari segi f. Uji coba lapangan (main filed testing)
nilai yang dilaksanakan melalui Hasil revisi pertama model
penyebaran angket, observasi dan pembelajaran Teaching Factory 6M
wawancara kepada responden. dengan inovasi 4D selanjutnya diuji
b. Perencanaan (planning); menyusun coba pada kelompok yang lebih luas
rencana penelitian, meliputi yakni 3 sampai dengan 4 kelompok
kemampuan-kemampuan yang dengan 9 sampai 12 orang subjek uji
diperlukan pelaksanaan penelitian, coba. Data kuantitatif yang
rumusan tujuan yang hendak dicapai dikumpulkan pada tahap ini yakni
dengan penelitian tersebut, desain atau penampilan guru sebelum dan
langkah-langkah penelitian, pengujian sesudah menggunakan model yang
dalam lingkup terbatas. dicobakan serta aspek pembelajaran
c. Pengembangan draf produk (develop siswa (kognitif, afektif dan
preliminary from of product); Data psikomotorik).
awal dijadikan dasar untuk g. Penyempurnaan produk hasil uji
pengembangan bahan pembelajaran, lapangan (operational product
proses pembelajaran dan instrumen revision).; Penyempurnakan model
evaluasi model pembelajaran Teaching pembelajaran Teaching Factory 6M
Factory 6M dan inovasi 4D. dengan inovasi 4D berdasarkan hasil
d. Uji coba lapangan awal (preliminary uji lapangan pada kelompok kedua.
field testing); uji coba dilapangan h. Uji pelaksanaan lapangan (operational
pada 1 sampai 2 kelompok dengan 3 field testing); Hasil penyempurnaan
sampai dengan 6 subjek uji coba model pembelajaran Teaching Factory
(siswa SMK). Selama proses ujicoba 6M dengan inovasi 4D diujicobakan
diadakan pengamatan, wawancara dan pada lingkup yang lebih besar yakni 5
pengedaran angket sebagai bahan sampai dengan 8 kelompok melibatkan
monitoring dan evaluasi desain 15 sampai dengan 24 subjek penelitian.
pembelajaran yang telah disusun. Pengujian dilakukan melalui angket,
wawancara, dan observasi dan analisis sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat
hasilnya. perbedaan yang signifikan.
i. Diseminasi dan implementasi Berdasarkan hasil uji statistik,
(dissemination and implementation); Perbedaan Aspek Psikomotorik dapat
meliputi diseminasi (penyebarluasan diketahui bahwa nilai t hitung sebesar
informasi) tentang efektivitas model 30,500 dan t tabel sebesar 1,980 atau t
pembelajaran kepada pihak-pihak yang hitung > t tabel sehingga dapat
memerlukan serta implementasi disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
(pelaksanaan) model pembelajaran antara aspek psikomotorik siswa sebelum
kepada siswa SMK 6 Pontianak dengan sesudah penerapan model
Jurusan Tekstil. pembelajaran Teaching Factory 6M
Berdasarkan hasil uji statistik, Inovasi 4D. Adapun nilai signifikansi
Perbedaan Aspek Kognitif dapat diketahui sebesar 0,000 ( lebih kecil dari 0,05)
bahwa nilai t hitung sebesar 41,50 dan t sehingga dapat dinyatakan bahwa tingkat
tabel sebesar 1,980 atau t hitung > t tabel perbedaannya signifikan.
sehingga dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan Pelaksanaan model
terdapat perbedaan antara aspek kognitif pembelajaran Teaching Factory 6M
siswa sebelum dengan sesudah penerapan Inovasi 4D dari segi Konteks, maka dapat
model pembelajaran Teaching Factory 6M dinyatakan bahwa model pembelajaran
Inovasi 4D. Adapun nilai signifikansi Teaching Factory 6M Inovasi 4D memiliki
sebesar 0,041 lebih kecil dari 0,05) efektivitas dari segi konteks pembelajaran.
sehingga dapat dinyatakan bahwa tingkat Pembelajaran TeFA model 6 M meliputi:
perbedaannya signifikan. a. Menerima order
Berdasarkan hasil uji statistik, Pada langkah belajar ini peserta didik
Perbedaan Aspek Afektif dapat diketahui berperan sebagai penerima order dan
bahwa nilai t hitung sebesar 14,007 dan t berkomunikasi dengan pemberi order
tabel sebesar 1,980 atau t hitung > t tabel berkaitan dengan pesanan/layanan jasa
sehingga dapat disimpulkan bahwa yang diinginkan. Terjadi komunikasi
terdapat perbedaan antara aspek afektiv efektif dan santun serta mencatat
siswa sebelum dengan sesudah penerapan keinginan/keluhan pemberi order.
model pembelajaran Teaching Factory 6M b. Menganalisis order
Inovasi 4D. Adapun nilai signifikansi Siswa berperan sebagai teknisi untuk
sebesar 0,091 ( lebih kecil dari 0,05) melakukan analisis terhadap pesanan
pemberi order baik berkaitan dengan
TeFa 6M Inovasi 4D. Proses pembelajaran diterapkan oleh para guru SMK sebagai
yang efektif mempu meningkatkan kualitas upaya mengoptimalkan proses dan hasil
output pembelajaran. pembelajaran kewirausahaan guna
Kolaborasi yang tepat antara proses melahirkan generasi pengusaha di masa
Kegiatan Magang Usaha dengan yang akan datang.
Pengetahuan Kewirausahaan pada siswa
DAFTAR PUSTAKA
memberikan kontribusi terhadap Minat
Kewirausahaan siswa. Kolaborasi yang Agung Kuswantoro, Joko Widodo, Asih
Kuswardinah¸ 2012, Perencanaan
tepat antara ranah teoritis dengan ranah
Teaching Factory Dalam Upaya
aplikatif memberikan gambaran nyata Menanamkan Nilai Nilai
Enterpreneur di SMK Negeri 6
terhadap siswa bahwa mengelola usaha
Semarang. JERE 1 (2) (2012) .
adalah kegiatan yang memberikan banyak Journal of Educational Research
and Evaluation
manfaat bagi diri sendiri dan lingkungan
sekitar. Akhmad F. Amar, Dadang Hidayat, Amay
Suherman, 2015, Penerapan
Berdasarkan Pelaksanaan model Model Pembelajaran Teaching
pembelajaran Teaching Factory 6M Factory 6 langkah (model6M)
untuk meningkatkan motivasi
Inovasi 4D dari segi Produk, maka dapat berprestasi Siswa di SMK ,
dinyatakan bahwa model pembelajaran Journal of Mechanical
Engineering Education Vol.2
Teaching Factory 6M Inovasi 4D memiliki Desember 2015.
efektivitas dari segi produk model Andreas Hassim , 2016, Revolusi Industri
pembelajaran karena terbutkti mampu 4.0, | Jumat, 17 Juni 2016 | 7:14
http://id.beritasatu.com/home/rev
menambah kualitas dan hasil pembelajaran olusi-industri-40/145390
kewirausahaan dibandigkan dengan model
Attar, Aykut. 2015. Entrepreneurship,
konvensional. Knowledge, And The Industrial
SIMPULAN Revolution. Economics E-Journal.
Vol 9 2015-3.
Berdasarkan hasil uraian di atas
Borg. W & Gall, 1989, Educational
dapat disimpulkan bahwa model Research Introduction, New
pembelajaran Teaching Factory 6M York.
dengan inovasi 4D efektiv dalam Burhan R Wijaya , Model Pengelolaan
meningkatkan hasil pembelajaran Teaching Factory SMK, Jurnal
Penelitian Pendidikan Vol. 30
kewirausahaan dari segi konteks, input, Nomor 2 tahun 2013
proses dan produk pada siswa jurusan kria Dadang Hidayat M., 2011, Model
tekstil di SMK Negeri 6 Pontianak. Pembelajaran Teaching Factory
untuk Meningkatkan Kompetensi
Implikasi dari penelitian dapat langsung