Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem

JRPB, Vol. 8, No. 1, Maret 2020, Hal. 58-70

DOI: 10.29303/jrpb.v8i1.169
ISSN 2301-8119, e-ISSN 2443-1354
Tersedia online di http://jrpb.unram.ac.id/

RANCANG BANGUN PROTOTIPE SALURAN IRIGASI


SKALA LABORATORIUM

Design of Laboratory Scale Irrigation Channel Flow Prototype

Suhardi*)

Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember


Jl. Kalimantan No. 37, Kampus Tegalboto, Jember 68121, Indonesia

Email*): hardi.ftp@unej.ac.id

Diterima: Desember 2019


Disetujui: Februari 2020

ABSTRACT

Discharge measurements in irrigation canals can use a discharge measurement tool such as
crested weirs, current meter, and buoy. Discharge measurement using crested weirs aim to
efficiently manage irrigation water at the farm level. The type of crested weirs is width crested
weirs and sharp-crested weirs. The sharp-crested weirs consist of triangles, trapezium, and
rectangles. Based on the description, laboratory-scale irrigation channels prototype for
simulation and discharge measurement experiments are equipped with rectangular sharp-
crested weirs at the end of the channel. The aim of this study was the design of the prototype
of the irrigation canal, functional test and the performance test of the irrigation channel flow
prototype. The results showed that the prototype of the irrigation canal was functioning
properly and could be used for discharge measurement experiments. The irrigation channel
flow prototype performance test showed that the volumetric body was very accurate for
measuring actual discharge with R2 = 0.999. Meanwhile, the average calibration coefficient
of discharge measurements using the Kinsvater-charter equation was 0.868 and the general
equation was 0.983.

Keywords: rectangular sharp-crested, discharge, calibration coefficient, irrigation channel


flow prototype

ABSTRAK

Pengukuran debit di saluran irigasi dapat dilakukan dengan alat ukur debit berupa bangunan
ukur, current meter dan pelampung. Pengukuran debit mengunakan bangunan ukur ini
bertujuan untuk efisiensi pengelolaan air irigasi di tingkat petani. Jenis bangunan ukur yang
sering digunakan adalah bangunan ukur ambang lebar dan ambang tajam. Betuk bangunan
ukur ambang tajam terdiri dari segitiga, trapesium dan segi empat. Berdasarkan uraian
tersebut, prototipe saluran irigasi skala laboratorium dilengkapi dengan bangunan ukur
ambang tajam segi empat di bagian ujung saluran untuk simulasi dan percobaan pengukuran
debit. Tujuan dari penelitian ini adalah rancang bangun prototipe saluran irigasi, uji fungsional
dan uji kinerja protipe saluran irigasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prototipe saluran
irigasi berfungsi dengan baik dan dapat digunakan untuk percobaan pengukuran debit. Uji
kinerja prototipe saluran irigasi menunjukkan bahwa bak volumetrik sangat akurat untuk

58
JRPB, Vol. 8, No. 1, Maret 2020, Hal. 58-70

pengukuran debit aktual dengan R2 = 0,999. Sementara itu rata-rata koefisien kalibrasi
pengukuran debit menggunakan persamaan Kinsvater-carter adalah 0,868 dan persamaan
umum adalah 0,983.

Kata kunci: bangunan ukur segi empat, debit, koefisien kalibrasi, prototipe saluran irigasi

PENDAHULUAN trapesium digunakan untuk mengukur debit


aliran besar. Sementara bangunan ukur
Pengukuran debit secara tidak ambang tajam segitiga digunakan untuk
langsung pada saluran irigasi menggunakan mengukur debit aliran kecil dengan akurasi
bangunan ukur dengan tujuan untuk cukup tinggi (Sumirman & Lasminto, 2013).
efisiensi pembagian air di tingkat petani Masing-masing jenis bangunan ukur
dengan mempertimbangkan kebutuhan air mempunyai persamaan matematik.
tanaman yang harus diberikan. Bangunan Bangunan ukur ambang tajam segi empat
ukur debit yang sering digunakan antara lain sering menggunakan persamaan Rehbock,
bangunan ukur ambang tajam segi empat persamaan Kinsvater – Carter, dan
dan bangunan ukur trapesium. Bangunan persamaan Umum dengan persyaratan dan
ukur tersebut biasanya dipasang pada ketentuan yang berbeda. Ketiga persamaan
saluran primer, saluran sekunder maupun matematik tersebut diperuntukan pada
saluran tersier. Pada umumnya, posisi bangunan skala lapangan seperti yang
bangunan ukur debit tegak lurus terhadap tertuang dalam SNI 8137:2015. Oleh karena
arah aliran (Al Shaikhli & Kadhim, 2018). itu, uji kinerja prototipe saluran irigasi ini
Pengkuran debit saluran irigasi di bersifat laboratorium sehingga prototipe
laboratorium biasanya menggunakan bangunan ukur ini mempunyai perbedaan
prototipe saluran dengan dimensi saluran karakteristik fisik dengan bangunan yang
lebih kecil dari saluran sebenarnya. Oleh sebenarnya di lapangan (Pudyono, 2010).
karena itu, rancang bangun prototipe saluran Tujuan dari penelitian ini adalah (1)
irigasi sangat diperlukan untuk memenuhi merancang prototipe saluran irigasi untuk
kebutuhan simulasi dan percobaan pengukuran debit skala laboratorium; (2)
pengukuran debit di laboratorium. Struktur melakukan uji fungsional dan uji kinerja
dan dimensi prototipe saluran irigasi skala prototipe saluran irigasi dalam pengukuran
laboratorium disesuaikan dengan debit aktual dan pengukuran debit
ketersediaan ruangan. Dimensi prototipe menggunakan bangunan ukur ambang tajam
saluran irigasi yang ditempatkan di dalam segi empat dengan persamaan Kinsvater –
ruangan laboratorium berukuran lebih kecil Carter, dan persamaan umum. Uji kinerja
apabila dibandingkan dengan ukuran bangunan ukur perlu dilakukan untuk
prototipe yang ditempatkan di luar ruangan memastikan bangunan ukur dalam kondisi
laboratorium. Prototipe saluran irigasi yang baik dan akurat dalam pengukuran debit,
telah dikembangkan oleh Edijantno dkk., sehingga efisiensi pembagian air pada lahan
(2019) dilengkapi dengan bangunan ukur pertanian dapat tercapai sesuai kebutuhan
ambang tajam segi empat dan segi tiga air tanaman. Manfaat yang diperoleh dari
Bangunan ukur jenis ini telah banyak penelitian adalah tersedianya (1) prototipe
digunakan pada saluran irigasi di lapangan. saluran irigasi yang dapat digunakan untuk
Jenis bangunan ukur ambang tajam percobaan pengukuran debit skala
trapesium dan segitiga merupakan jenis laboratorium; (2) pengetahuan ilmiah
bangunan ukur lainnya yang sering tentang pengukuran debit teoritis
digunakan untuk pengukuran debit. Namun menggunakan bangunan ukur dan
demikian, ketiga jenis bangunan ukur ini pengukuran debit aktual.
mempunyai fungsi yang berbeda. Bangunan
ukur ambang tajam segi empat dan

59
JRPB, Vol. 8, No. 1, Maret 2020, Hal. 58-70

METODE PENELITIAN dan analisis strutural. Analisis fungsional


berfungsi untuk menghitung kebutuhan dari
Waktu dan Lokasi Penelitian komponen peralatan tersebut. Sementara itu
Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei analisis struktural berfungsi untuk
2019 sampai dengan Oktober 2019. menentukan bentuk struktur yang sesuai
Penelitian ini bertempat di Laboratorium dengan kebutuhan. (Susilo, 2009 dalam
Teknik Pengendalian dan Konservasi Suhardi, 2015).
Lingkungan Jurusan Teknik Pertanian Dalam perancangan suatu jaringan
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas irigasi perlu diperhatikan standar dan
Jember.
Mulai

Alat dan Bahan Penelitian


Penelitian ini menggunakan peralatan Studi pustaka

antara lain stopwatch, penggaris, gergaji Rancang bangun prototipe


besi, jangka sorong, prototipe bangunan saluran terbuka
ukur segi empat, dan gelas ukur kapasitas 1
Perakitan prototipe saluran
liter. Sementara bahan yang digunakan terbuka
adalah lem super sealant, aklirik, besi siku
berlubang, pipa pvc, dan selang plastik. Modifikasi

Alat berfungsi dan beroperasi Tidak


Tahapan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan Ya
beberapa tahapan seperti tampak pada Uji Kinerja
diagam alir penelitian pada Gambar 1.
Hasil dan
Desain Prototipe Saluran irigasi Pembahasan
Keberhasilan kegiatan rancang bangun
Kesimpulan
peralatan dipengaruhi oleh hasil analisis
perancangan itu sendiri. Analisis Selesai
perancangan sangat membantu dalam
Gambar 1. Diagram alir penelitian
penentukan kebutuhan komponen dari
peralatan tersebut. Secara umum analisis kriteria perencanaan, mengingat data-data
perancangan terdiri atas analisis fungsional dasar dan standar perhitungan jaringan

Gambar 2. Struktur prototipe saluran irigasi

60
JRPB, Vol. 8, No. 1, Maret 2020, Hal. 58-70

irigasi diberikan dalam kriteria perencanaan pertanian. Oleh karena itu, standar saluran
ini (Direktorat Jenderal Pengairan dan pembawa ini tidak diperbolehkan adanya
Pekerjaan Umum, 1986). Penetapan kriteria kebocoran agar tidak terjadi kehilangan air
perencanaan juga berfungsi untuk yang berdampak pada kekurangan air di
menentukan parameter-parameter yang lahan pertanian (Sisiwoyo, dkk., 2017). Di
diharapkan pada prototipe yang akan dibuat samping itu, standar saluran pembawa tidak
(Yusuf, dkk., 2017). diperbolehkan adanya endapan pada saluran
Struktur prototipe saluran irigasi skala (Direktorat Jenderal Sumber Daya Air,
laboratorium hasil desain tampak pada 2013). Endapatan yang terjadi pada saluran
Gambar 2. Kolam olak berukuran 30 cm x pembawa akan bedampak pada meluapnya
25 cm diharapkan mampu menampung air tanpa terkontrol (Susetyaningsih dan
olakan air yang terjadi akibat gesekan atau Permana, 2016). Sementara itu, bangunan
benturan diantara molekul-molekul air. ukur debit berfungsi untuk mengukur debit
Saluran pembawa dengan dimensi 15 cm x di saluran terbuka. Aliran yang terbentuk
15 cm didasarkan pada pertimbangan pada bangunan ukur ini harus terkontraksi
bahwa debit yang dialirkan ke saluran relatif penuh dengan aerasi sempurna sehingga
kecil sehingan dengan dimensi tersebut aliran tenang dan tidak terpengaruh oleh
tidak terjadi luapan air. Sementara itu, kondisi di udik dan dasar saluran. Dengan
panjang saluran pembawa dirancang 3 m demikian pengukuran debit menjadi akurat
dengan harapan aliran air pada saluran tidak (Badan Standardisasi Nasional, 2015).
bergolak karena jarak antara intake dan
bangunan ukur debit cukup panjang. Uji Kinerja
Pertimbangan lainnya adalah saluran 1. Perhitungan Debit
pembawa dengan panjang 3 m ini Uji kinerja terhadap prototipe saluran
diharapkan mampu mengalirkan air secara irigasi dilakukan dengan menghitung debit
perlahan-lahan ke bagian hilir dan tercapai aktual dan debit teoritis. Debit aktual
keseimbangan antara tahanan dan gaya berat dilakukan dengan mengukur volume yang
sehingga pada kondisi ini pula aliran tertampung dalam bak volumetrik pada
seragam terjadi. Dengan demikian kurun waktu tertentu. Sementara debit
pembacaan tinggi air di atas mercu pada teoritis dihitung menggunakan persamaan
papan duga menjadi stabil. bangunan ukur ambang tajam segi empat.
Pengukuran debit aktual dilakukan
Uji Fungsional dengan menampung dan mengukur volume
Uji fungsional dilakukan setelah air yang melewati mercu, kemudian
peralatan selesai dirakit. Uji fungsional mencatat waktu yang diperlukan untuk
dilakukan dengan cara pengamatan masing- menampung air tersebut (Waspodo, 2017).
masing komponen. (Yusuf, dkk., 2017). Debit aktual dapat dihitung dengan
Pengamatan fungsional pada komponen Persamaan 1.
prototipe saluran ini meliputi pengamatan
𝑉
pada kolam olak, saluran pembawa dan 𝑄 = 𝑇 ..................................................... (1)
bangunan ukur. Kolam olak berfungsi
mereduksi energi aliran. Dengan demikian, Dimana Q adalah debit aktual (m3/detik), V
kolam olak dinyatakan berfungsi apabila adalah volume air tertampung (m 3), dan T
energi aliran yang terjadi di kolam olak adalah waktu yang diperlukan untuk
tereduksi sedemikian rupa sehingga aliran menampung air (detik).
air yang masuk ke saluran tidak Sementara itu, pengukuran debit
menimbulkan gerusan pada dasar dan teoritis menggunakan persamaan Kinsvater
dinding saluran (Ulfiana, 2018). Saluran – Carter dan persamaan umum. Kedua
pembawa berfungsi sebagai saluran yang persamaan ini digunakan untuk mengukur
membawa air dari sumbernya ke lahan debit yang melalui bangunan ukur ambang

61
JRPB, Vol. 8, No. 1, Maret 2020, Hal. 58-70

tajam segi empat. Oleh karena itu, dimensi 20°C, H sebesar 0,001 m. Sementara itu ba
saluran pembawa, dimensi bangunan ukur, dapat dihitung dengan Persamaan 4.
dan tinggi muka air di atas mercu menjadi
parameter dalam perhitungan debit teoritis. ba = b + b ............................................ (4)
Dimensi prototipe bagunan ukur meliputi
lebar ambang tajam segi empat dan tinggi Dimana b adalah faktor koreksi yang
mercu diatas dasar saluran. Sementara itu, 𝑏
merupakan fungsi , untuk kondisi suhu air
𝐵
jarak antara tepi dinding saluran pembawa
normal dan harga b dapat ditentukan
merupakan lebar saluran seperti tampak
berdasarkan Gambar 5.
pada Gambar 3.

Gambar 3. Profil saluran dan bangunan ukur


segi empat (Sumber: SNI 8137:2015) Gambar 4. Pengukuran tinggi air di atas mercu
menggunakan papan duga
Keterangan: B = lebar saluran pembawa, p = tinggi
mercu dari dasar saluran, h = tinggi air dari mercu

Debit teoritis menggunakan


persamaan Kinsvater–Carter dapat dihitung
(Badan Standardisasi Nasional, 2015)
seperti ditunjukkan oleh Persamaan 2.
2
𝑄 = [ ] √2𝑔. 𝐶𝑑 . 𝑏𝑎 . (𝐻𝑒𝑓 )3/2 .................. (2)
3

Q adalah debit (m3/detik), g percepatan


gravitasi (m/det2), dan Hef adalah tinggi Gambar 5. Penentuan harga b
muka air efektif (m), ba adalah panjang (Sumber: SNI 8137, 2015)
bentang mercu ambang efektif (m) dan Cd
adalah koefisien debit. Hef dapat dihitung Sementara itu, nilai koefisien debit,
𝑏
dengan persaman 3. Cd dapat ditentukan berdasarkan harga 𝐵,
seperti ditunjukkan pada Tabel 1.
Hef = h + H ............................................... (3)
Tabel 1. Penentuan harga Cd (Bagus, dkk.,
Dimana h merupakan tinggi air di atas 2018)
mercu diukur menggunakan alat papan duga b/B Cd
yang ditempatkan pada posisi 4hmaks sampai 1,0 0,602 + 0,075 h/p
dengan 5hmaks di hulu bangunan ukur seperti 0,9 0,599 + 0,064 h/p
0,8 0,597 + 0,045 h/p
tampak pada Gambar 4. H adalah kondisi 0,7 0,595 + 0,030 h/p
kekentalan fluida dan tegangan permukaan. 0,6 0,593 + 0,018 h/p
Pada suhu air normal, 4°C sampai dengan 0,5 0,592 + 0,011 h/p
0,4 0,591 + 0,0058 h/p

62
JRPB, Vol. 8, No. 1, Maret 2020, Hal. 58-70

0,3 0,590 + 0,002 h/p


0,2 0,589 + 0,0018 h/p

Perhitungan debit teoritis ambang


tajam segi empat dapat juga dihitung
menggunakan Persamaan 5 (Anggrahini,
2005).

𝑄 = 1,71 𝑚. 𝑏. ℎ3/2 ............................ (5)


Gambar 6. Arsitektur JST
Dimana Q adalah debit (m3/detik), m
koefisien debit (0,9 – 1,30), dan h adalah
tinggi muka air (m), b adalah lebar mercu HASIL DAN PEMBAHASAN
(m).
Perancangan dan Perakitan
Kegiatan perancangan dan perakitan
1. Kalibrasi debit
ini dilakukan secara bertahap antara lain
Kalibrasi debit dilakukan untuk
sebagai berikut:
menyesuaikan antara debit teoritis dan debit
1. Perancangan prototipe saluran irigasi
aktual. Perbedaan debit aktual dan debit
teoritis ini sering terjadi dalam percobaan Pada tahap ini penentuan struktur dan
pemilihan bahan menjadi salah satu
pengukuran debit dengan bangunan ukur.
pertimbangan agar pekerjaan pemotongan
Oleh karena itu perlu dilakukan perhitungan
dan perakitan mudah dilakukan.
koefisien kalibrasi menggunakan Persamaan
Pertimbangan lainnya adalah harga bahan
6 berikut (Hidayah & Dermawan, 2015).
dan ketesediaan bahan di pasaran atau toko.
𝑄𝑎𝑐𝑡 Berdasarkan pertimbangan tersebut, bahan
𝐾= ........................................... (6) yang dipakai adalah: (a) besi siku berlubang
𝑄𝑡
yang berfungsi sebagai rangka struktur
Dimana K adalah koefisien kalibrasi, Qact prototipe saluran irigasi; (b) aklirik sebagai
adalah debit aktual, dan Qt debit hasil bahan dari stuktur saluran irigasi yang terdiri
perhitungan menggunakan persamaan dari kolam olak, saluran pembawa,
bangunan ukur segi empat. bangunan ukur, dan bak volumetrik; dan (c)
pompa air sebagai tenaga penggerak aliran
Validasi Perhitungan Debit dan Kalibrasi air.
Bangunan Ukur menggunakan Model
Jaringan Saraf Tiruan (JST) 2. Perakitan bahan
Debit dan koefisien kalibrasi Perakitan bahan harus memperhatikan
bangunan ukur hasil persamaan Kinsvater- ukuran masing-masing bagian struktur
carter dan persamaan umum divalidasi saluran irigasi sehingga proses perakitan
menggunakan model Jaringan Saraf Tiruan sesuai jadwal yang telah ditentukan.
(JST). Pada umumnya arsitektur JST terdiri Struktur prototipe saluran irigasi seperti
dari 3 layer: (1) input layer; (2) hidden layer; tampak pada Gambar 7.
(3) output layer (Elsafi, 2014). Data input
adalah debit aktual, sementara data target
adalah debit teoritis persamaan Kinsvater-
carter dan persamaan Umum. Pembagian
komposisi data model JST terdiri training
50%, validation 25%, dan testing 25%.
Arsitektur JST seperti tampak pada Gambar
6.

63
JRPB, Vol. 8, No. 1, Maret 2020, Hal. 58-70

Gambar 7. Prototipe saluran irigasi skala laboratorium

Uji Fungsi menunjukkan bahwa saluran pembawa


Uji fungsi ini dilakukan dengan cara tidak terjadi kebocoran. Sementara itu,
simulasi untuk memastikan bahwa bagian- kondisi aliran pada masing-masing debit
bagian prototipe saluran terbuka berfungsi dapat diuraikan bahwa pada tinggi air di atas
dengan baik. Bagian-bagian tersebut antara mercu 1,7 cm atau debit persamaan umum
lain: (a) kolam olak; (b) saluran pembawa; 0,205 liter/detik menunjukkan aliran air
(c) bangunan ukur; dan (d) bak volumetrik seragam mulai dari hulu sampai hilir.
seperti tampak pada Gambar 7. Uji fungsi Namun pada tinggi air di atas mercu 1,8 –
pada kolam olak, saluran pembawa dan 2,1 cm atau kisaran debit 0,223-0,281
bangunan ukur, serta bak volumetrik liter/detik kondisi aliran seragam tetapi
diuraikan sebagai berikut: sedikit bergelombang pada bagian hulu
1. Kolam olak berfungsi meredam energi saluran atau zona transisi. Dengan demikian
aliran air dari pompa sehingga aliran air dapat dikemukakan bahwa saluran
tidak bergolak. Berdasarkan hasil pembawa berfungsi dengan baik dan kondisi
pengamatan dapat dikemukakan bahwa tunak tercapai pada debit 0,205 liter/detik.
pada tinggi air di atas mercu 1,7 cm atau 3. Bangunan ukur yang terpasang pada
debit persamaan umum 0,205 liter/detik ujung saluran pembawa berfungsi mengukur
menunjukkan bahwa kolam olak berfungsi debit air yang melewati mercu. Bangunan
sempurna. Hal ini ditunjukkan bahwa aliran ukur dilengkapi dengan papan duga yang
seragam terjadi pada saluran di hilir atau dipasang di hulu bangunan ukur. Papan
dekat kolam olak. Namun pada tinggi air duga ini berfugsi mengukur tinggi air di atas
diatas mercu 1,8 – 2,1 cm atau kisaran debit mercu. Dengan demikian, pengukuran debit
0,223 – 0,281 liter/detik terdapat aliran menggunakan bangunan ukur dapat
sedikit bergelombang pada saluran di hilir dilakukan dengan pembacaan tingi air
atau dekat kolam olak yang disebut juga menggunakan papan duga (Ginanjar &
zona transisi. Dengan demikian dapat Hariati, 2015). Berdasarkan hasil
dikatakan bahwa kolam olak berfungsi pengamatan menunjukkan bahwa kondisi
dengan baik, dimana kecepatan aliran air aliran di udik bangunan ukur pada tinggi air
yang masuk ke saluran tereduksi sehingga di papan duga 1,7 cm – 2,1 cm adalah
pada kondisi ini tidak tejadi gerusan pada seragam sehingga pembacaan tinggi air
dasar dan dinding saluran. sangat akurat. Begitu pula kondisi aliran
2. Saluran pembawa berfungsi untuk pada bangunan ukur debit terjadi kontraksi
mendistribuskan air dari pompa air menuju penuh dan aerasi sempurna. Dengan
outlet. Pada saluran pembawa ini dilakukan demikian dapat dikatakan bahwa bangunan
pengamatan terhadap tingkat kebocoran dan ukur berfungsi dengan baik.
kondisi aliran. Hasil pengamatan

64
JRPB, Vol. 8, No. 1, Maret 2020, Hal. 58-70

4. Bak volumetrik berfungsi untuk Tabel 2. Pengukuran tinggi air dan volume bak
mengukur debit aktual, dimana pengukuran penampung
debit ini dilakukan dengan menghitung Volume
Tinggi air pada bak
volume air yang ditampung per satuan gelas ukur
volumetrik (cm)
waktu. Pada umumnya satuan yang (liter)
0 0 0
digunakan adalah liter/detik atau m3/detik.
1 1 0,9
Bak volumetrik ini berfungsi dengan baik
2 1,9 1,8
dan tidak terjadi kebocoran serta 3 2,8 2,9
pengukuran volume dapat dilakukan dengan 4 3,7 3,6
baik. 5 4,5 4,4
6 5,4 5,3
7 6,3 6,2
8 7 7,1

Gambar 8. Uji fungsi prototipe saluran irigasi

Uji Kinerja
Pengukuran Volume Aktual
Uji kinerja pada bak volumetrik
dilakukan dengan pengukuran debit aktual.
Pengukuran debit aktual dilakukan dengan
Gambar 9. Hubungan tinggi air pada bak
cara menghitung volume air yang penampung dengan volume terukur
tertampung dan mencatat waktu yang
diperlukan selama menampung air tersebut. Gambar 9 menunjukkan bahwa
Bak volumetrik dilengkapi dengan hubungan antara tinggi air dengan volume
pembacaan tinggi air yang berfungi untuk terukur menghasilkan persamaan 7 dengan
mengkonversi tinggi air menjadi volume. R2 = 0,999. Hal ini menunjukkan bahwa
Oleh karena itu, volume aktual pada bak pengukuran tinggi air pada bak volumetrik
volumetrik ini harus dikalibrasi terlebih dapat digunakan untuk menghitung volume
dahulu dengan gelas ukur. Volume air dari air tertampung dengan sangat baik.
gelas ukur dipindakan ke bak volumetrik,
kemudian dibaca tinggi air pada skala Y= 0,88x + 0,0578 ................................ (7)
pembacaan yang terpasang pada bak
volumetrik. Pembacaan data tinggi air pada Dimana Y adalah volume terukur (liter), X
bak volumetrik dilakukan dengan 2 kali adalah tinggi air pada bak volumetrik (cm).
ulangan. Skala pembacaan dilengkapi
dengan selang bening yang terhubung
dengan air di dalam bak volumetrik. Air di
dalam selang akan naik seiring dengan
penambahan volume air di dalam bak
volumetrik. Dengan demikian, pembacaan
ketinggian air menggunakan selang
meningkatkan akurasi pembacaan tinggi air.
Hasil kalibrasi volume dapat dilihat pada
Tabel 2 dan Gambar 9.

65
JRPB, Vol. 8, No. 1, Maret 2020, Hal. 58-70

Tabel 3. Perhitungan debit aktual pada bak volumetrik


Debit
Tinggi air Waktu Volume (liter/detik)
No
(cm) (detik) (Liter)
Ulangan rata-rata
1 3,8 0,938 0,247
I 0,275
1 3,1 0,938 0,303
1 3,1 0,938 0,303
II 0,289
1 3,4 0,938 0,276
1 4,3 0,938 0,218
III 0,226
1 4 0,938 0,235
1 4,2 0,938 0,223
IV 0,218
1 4,4 0,938 0,213

Perhitungan Debit Aktual dan Debit Teoritis menggunakan persamaan 2 dan persamaan
Perhitungan debit aliran air pada 5. Hasil perhitungan debit aktual dapat
prototipe saluran irigasi ini dilakukan dilihat pada Tabel 3.
dengan dua cara yaitu pengukuran debit Tabel 3 menunjukkan bahwa
secara langsung dan tidak langsung. pengukuran volume air di bak volumetrik
Pengukuran debit secara langsung dilakukan 8 kali pengulangan dengan waktu
menggunakan bak volumetrik dengan pengamatan yang berbeda dan tinggi air
pembacaan tinggi muka air dan waktu. ditetapkan 1 cm. Perbedaan waktu
Pembacaan waktu dilakukan selama pengamatan ini menghasilkan debit aktual
pengukuran tinggi air, sehingga dihasilkan yang berbeda pula. Sementara itu,
data tinggi air per satuan waktu. Data tinggi pengukuran tinggi air pada papan duga
muka air tersebut digunakan untuk dilakukan pada waktu dan pengulangan
menghitung volume aktual dengan yang sama dengan pengukuran volume
persamaan 7. Dengan demikian debit aktual aktual. Data tinggi air pada papan duga ini
dapat dihitung dalam satuan volume per digunakan untuk menghitung debit teoritis
waktu menggunakan Persamaan 1. seperti tampak pada Tabel 4 dan Tabel 5.
Sementara itu, pengukuran debit secara Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian
tidak langsung menggunakan prototipe yang dilakukan oleh Ginanjar dan Hariati
bangunan ukur segi empat. Pengukuran (2015) bahwa waktu pengamatan tinggi air
debit dilakukan dengan pembacaan tinggi akan berpengaruh terhadap debit aktual di
air pada papan duga. Perhitungan debit bak volumetrik.
dengan bangunan ukur segi empat ini

Tabel 4. Perhitungan debit dengan persamaan Kinsvater – Carter


No Tinggi air Kinsvater – Carter (liter/detik)
Cd
(cm) Ulangan Rata rata
2,1 0,59 0,318
I 0,318
2,1 0,59 0,318
2 0,59 0,296
II 0,296
2 0,59 0,296
1,8 0,59 0,252
III 0,252
1,8 0,59 0,252
1,7 0,59 0,232
IV 0,232
1,7 0,59 0,232

66
JRPB, Vol. 8, No. 1, Maret 2020, Hal. 58-70

Tabel 5. Perhitungan debit dengan persamaan Umum


No Tinggi air Pers. Umum (liter/detik)
Cd
(cm) Ulangan Rata-rata
I 2,1 0,59 0,281
0,281
2,1 0,59 0,281
2 0,59 0,261
II 0,261
2 0,59 0,261
1,8 0,59 0,223
III 0,223
1,8 0,59 0,223
17 0,59 0,205
IV 0,205
1,7 0,59 0,205

Tabel 4 dan 5 menunjukkan bahwa Tabel 6 menunjukkan bahwa koefisien


hasil perhitungan debit teoritis kalibrasi rata-rata persamaan Kinsvater-
menggunakan persamaan Kinsvater-carter carter terhadap debit aktual adalah 0,868.
dan persamaan umum berbeda dengan debit Sementara itu, koefisien kalibrasi rata-rata
aktual pada masing-masing pengulangan. antara debit teori berdasarkan persamaan
Debit aktual ini digunakan sebagai kontrol umum terhadap debit aktual adalah 0,983.
terhadap debit teoritis. Oleh karena itu, Hal ini menunjukkan bahwa perhitungan
adanya perbedaan antara debit aktual debit aktual dan debit teoritis menggunakan
dengan debit teoritis perlu dilakukan persamaan Kinsvater-carter dan persamaan
perhitungan koefisien kalibrasi umum sangat akurat. Hal yang sama
menggunakan persamaan 6. Hal ini juga dikemukakan oleh Suhardi (2019) bahwa
sejalan pendapat Suhardi (2019) yang hasil percobaan aplikasi persamaan
menyatakan bahwa debit hasil perhitungan Kinsvater-carter dan persamaan umum
dengan persamaan Kinsvater-carter dan pada bangunan ukur ambang tajam segi
persamaan umum berbeda dengan debit empat yang terpasang pada hydraulic bench
aktual. Hasil perhitungan koefisien sangat akurat dengan koefisien kalibrasi
kalibrasi dapat dilihat pada Tabel 6 berikut 0,89 dan 0,94.
ini.

Tabel 6. Koefisien kalibrasi debit


Debit teoritis dan aktual (lt/det) Koefisien kalibrasi
No
Kinsvater - carter Umum Aktual Kinsvater carter Umum
0,318 0,281 0,247 0,776 0,878
I
0,318 0,281 0,303 0,951 1,076
0,296 0,261 0,303 1,023 1,158
II
0,296 0,261 0,276 0,933 1,056
0,252 0,223 0,218 0,864 0,978
III
0,252 0,223 0,235 0,929 1,051
0,232 0,205 0,223 0,689 0,780
IV
0,232 0,205 0,213 0,779 0,882
Rata-rata 0,868 0,983

67
JRPB, Vol. 8, No. 1, Maret 2020, Hal. 58-70

Tabel 7. Kinerja model JST untuk memprediksi debit bangunan ukur dengan persamaan Kinsvater-
carter dan persamaan umum
MSE MSE
Persamaan Kinsvater- carter Persamaan Umum
Train 0,0001 Train 1,57e-18
Valid 0,0011 Valid 1,63e-04
Test 0,0044 Test 0,0002

Tabel 8. Debit bangunan ukur ambang tajam segi empat menggunakan persamaan teoritis dan model
JST
Debit teoritis (lt/det) Debit model JST (lt/det)
No
Kinsvater- carter Umum Kinsvater- carter Umum
0,318 0,281 0,412 0,274
I
0,318 0,281 0,307 0,261
0,296 0,261 0,307 0,261
II
0,296 0,261 0,283 0,261
0,252 0,223 0,246 0,215
III
0,252 0,223 0,254 0,223
0,232 0,205 0,387 0,343
IV
0,232 0,205 0,411 0,339

Validasi Perhitungan Debit Teoritis Tabel 8 menunjukkan bahwa debit


Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan bangunan ukur menggunaan persamaan
(JST) Kinsvater-carter dan persamaan Umum
Debit teoritis menggunakan persamaan relatif sama dengan debit hasil model. Hal
Kinsvater-carter dan persamaan umum ini menunjukkan bahwa kinerja pengukuran
divalidasi dengan model Jaringan Saraf debit prototipe bangunan ukur ambang
Tiruan (JST). Debit aktual sebagai data tajam segi empat menggunakan persamaan
input sementara debit teoritis sebagai target. Kinsvater-carter dan persamaan Umum
Hasil model menunjukkan bahwa kinerja sangat akurat. Tahap selanjutnya adalah
model sangat akurat pada tahap training, memvalidasi koefisien kalibrasi bedasarkan
validation dan testing dimana nilai Mean data debit teoritis dan aktual dengan debit
Square Error (MSE) dari target sangat kecil model JST dan debit aktual. Tujuan dari
seperti tampak pada Tabel 7 sementara debit validasi ini adalah mengetahui tingkat
bangunan ukur hasil pemodelan JST dapat akurasi koefisien kalibrasi persamaan
dilihat pada Tabel 8. Kinsvater-carter dan Persamaaan Umum
seperti tampak pada Tabel 9.

Tabel 9. Koefisien kalibrasi debit bangunan ukur ambang tajam segi empat model JST
Debit model JST (lt/det) Debit aktual Koef. Kalibrasi (K)
No (lt/det)
Kinsvater - carter Umum Kinsvater - carter Umum
0,412 0,274 0,247 0,599 0,902
I
0,307 0,261 0,303 0,986 1,158
0,307 0,261 0,303 0,986 1,158
II
0,283 0,261 0,276 0,974 1,056
0,246 0,215 0,218 0,887 1,013
III
0,254 0,223 0,235 0,924 1,051
0,387 0,343 0,223 0,693 0,780
IV
0,411 0,339 0,213 0,692 0,839
Rata-rata 0,843 0,995

68
JRPB, Vol. 8, No. 1, Maret 2020, Hal. 58-70

Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai DAFTAR REFERENSI


rata-rata koefisien kalibrasi berdasarkan
debit model JST dan rata-rata koefisien Al Shaikhli, H. I., & Kadhim, K. N. (2018).
kalibrasi berdasarkan debit teoritis relatif Development an Equations For Flow
sama yaitu 0,868 dan 0,843 pada persamaan Over Weirs Using MNLR and CFD
Kinsvater-carter, sementara persamaaan Simulation Approaches. International
Umum 0,983 dan 0,995. Hal ini Journal of Civil Engineering and
menunjukkan bahwa hasil kalibrasi Technology, 9(3), 70–79.
bangunan ukur ambang tajam segi empat
menggunakan persamaan Kinsvater-carter Anggrahini. (2005). Hidrolika Saluran
dan persamaan Umum sangat akurat. Terbuka. (Devita, Ed.). Surabaya:
Srikandi.
KESIMPULAN
Badan Standardisasi Nasional. (2015).
Berdasarkan hasil percobaan Pengukuran Debit pada Saluran
menggunakan prototipe saluran irigasi skala Terbuka Menggunakan Bangunan
laboratorium ini dapat dikemukakan bahwa Ukur Tipe Pelimpah Atas. BSNI.
kolam olak berfungsi dengan baik sehingga Jakarta. Diakses dari www.bsn.go.id.
aliran air pada saluran pembawa menjadi
stabil dan tidak berpotensi terjadi gerusan Bagus, A.M., Edijanto, & Soesanto, S.R.
pada dinding dan dasar saluran. Begitu pula (2018). Irigasi dan Bangunan Air.
dengan saluran pembawa tidak terjadi Modul kuliah Irigasi dan Bangunan
kebocoran sehingga fungsi saluran Air (RC18-4603). Departemen Teknik
pembawa untuk mengalirkan air cukup Sipil FTSLK-ITS. Surabaya. Diakses
efisien. Kinerja bangunan ukur ambang dari
tajam segi empat sangat baik, ditunjukkan https://www.researchgate.net/profile/
dari nilai koefisien kalibrasi persamaan Mohamad_Ansori/publication/32333
Kinsvater-carter terhadap debit aktual 0,868 5382_Irigasi_dan_Bangunan_air/link
dan koefisien kalibrasi persamaan Umum s/5afa8747a6fdccacab16aeb9/Irigasi-
terhadap debit aktual 0,983. Dengan dan-Bangunan-Air.pdf.
demikian dapat dikemukakan pula bahwa
persamaan Kinsvater-carter dan persamaan Direktorat Jenderal Pengairan, & Umum, D.
Umum dapat diimplementasikan untuk P.D. (1986). Kriteria Perencanaan
pengukuran debit dan kalibrasi bangunan Bagian Parameter Bangunan KP - 06.
ukur ambang tajam segi empat di saluran Bandung: CV. Galang Persada.
irigasi.
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
UCAPAN TERIMA KASIH (2013). Standar Perencanaan Irigasi
Kriteria Perencanaan Saluran KP-03.
Terimakasih kepada Ketua Jakarta.
Laboratorium Teknik Pengendalian dan
Konservasi Lingkungan (TPKL) Jurusan Edijantno, Lasminto, U., Andiek, M., Rartri,
Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Y., & Sumirman, E. (2019). Uji
Pertanian yang telah mendukung penelitian Kinerja Alat Ukur Ambang Tajam
rancang bangun prototipe saluran irigasi Berpenampang Majemuk. Prosiding
skala laboratorium ini. Pertemuan Ilmiah Tahunan HATHI,
1–11.

Elsafi, S.H. (2014). Artificial Neural


Networks (ANNS) For Flood

69
JRPB, Vol. 8, No. 1, Maret 2020, Hal. 58-70

Forecasting At Dongola Station In Jurnal Pendidikan Fisika Dan


The River Nile, Sudan. Alexandria Teknologi, 5(2), 1–9.
Engineering Journal, 53, 655–662. doi:10.29303/jpft.v5i2.1383.
doi:10.1016/j.aej.2014.06.010.
Sumirman, E., & Lasminto, U. (2013). Studi
Ginanjar, B., & Hariati, F. (2015). Analisis Perbandingan Aliran Alat Ukur Debit
Koefisien Debit Model Alat Ukur Ambang Tipis Penampang Segi Tiga
Celah Segiempat di Laboratorium Dengan Penampang. Prosiding
Hidrolika Teknik Sipil Universitas Ibn Seminar Nasional Aplikasi Teknologi
Khaldun Bogor. Jurnal Rekayasa Prasarana Wilayah (ATPW), 1–18.
Sipil, 4(2), 18–24.
Susetyaningsih, A. dan S. Permana. (2016).
Hidayah, S., & Dermawan, V. (2015). Uji Pengaruh Sedimentasi Terhadap
Proporsionalitas Debit Bangunan Bagi Penyaluran Debit Pada Daerah Irigasi
Tipe Numbak. Jurnal Irigasi, 10(2), Cimanuk. Jurnal Konstruksi Sekolah
69–82. Tinggi Teknologi Garut, 14(1),149–
153.
Pudyono. (2010). Pengaruh Pemasangan
Bangunan Peninggi Muka Air Ulfiana, D. (2018). Studi Efektivitas Pola
(Subweir) Terhadap Gerusan Yang Pemasangan Baffled Block pada
Terjadi di Hilir Bendung. Jurnal Peredam Energi dalam Mereduksi
Rekayasa Sipil, 4(2), 99–110. Energi Aliran. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember.
Sisiwoyo, H., Wahyudi, S.I., & Soedarsono.
(2017). Analisis Efisiensi Jaringan Waspodo. (2017). Analisa Head Loss
Saluran Irigasi. Prosiding Seminar Sistem Jaringan Pipa pada Sambungan
Nasional Inovasi dalam Pipa Kombinasi Diameter Berbeda.
Pengembangan Smart City, 1(1), Jurnal Suara Teknik Fakultas Teknik,
237–251. 8(1), 1–12.

Suhardi. (2015). Rekayasa Dan Uji Kinerja Yusuf, A., Sugandi, W. K., -, Z., & Tua, C.
Prototipe Destilator Skala F.G. (2017). Rancang Bangun Mesin
Laboratorium. Jurnal Agroteknologi, Pengolah Ganyong Multi Fungsi.
09(02). Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian
dan Biosistem, 5(2), 462–471. doi:
Suhardi. (2019). Aplikasi Persamaan 10.29303/jrpb.v5i2.61.
Rehbock, Kinsvater – Carter, dan
Persamaan Umum Pada Bangunan
Ukur Segi Empat Skala Laboratorium.

70

You might also like