Professional Documents
Culture Documents
Gagasan Dasar Dan Pemikiran Pendidikan Islam K.H Ahmad Dahlan
Gagasan Dasar Dan Pemikiran Pendidikan Islam K.H Ahmad Dahlan
Gagasan Dasar Dan Pemikiran Pendidikan Islam K.H Ahmad Dahlan
ABSTRACT
The background of this study stems from the curiosity of researchers to
Muhammadiyah schools amounting to tens, hundreds or even thousands, of which
schools are the result of thinking K.H Ahmad Dahlan. More precisely not in school,
but the thought of his remarkable idea especially in the field of Islamic Education.
Islamic education has a major role in determining the fate of the nation. The
spread of education are considered less prevalent, especially in remote areas. For
that K.H Ahmad Dahlan (the founder of Muhammadiyah) contributed to provide
results embodiments thoughts in seeing problems arising in indigenous areas. The
purpose of this study is to find out what the basic idea behind the thought K.H
Ahmad Dahlan and what are his thoughts on Islamic Education. From the research
that has been done, the researchers found the results that the idea of K.H Ahmad
Dahlan are motivated by several things, including: (1) Concerns over indigenous
Muslims, (2) education gap, and (3) The fight against Christians. While thinking
KH Ahmad Dahlan in the world of Islamic education are: (1) Establish the school,
(2) Born “ulama-intellect” or “intellect-ulama”, (3) in cooperation with the Dutch
government, (4) Adopt the education system, and (5) Da’wah.
Gagasan Dasar dan Pemikiran... - Siti Arofah dan Maarif Jamu’in 115
di bumi Nusantara yang bertujuan gunakan pendekatan deskriptif
untuk memperbaharui pemahaman analisis, yaitu pencarian berupa
keagamaan (keislaman) di sebagian fakta, hasil dan ide pemikiran
besar dunia Islam saat itu yang seseorang melalui cara mencari,
masih bersifat ortodoks (kolot). menganalisis, membuat interpretasi
Kemudian hal yang terpenting pula serta melakukan generalisasi terhadap
setelah memperbaharui pemahaman hasil penelitian yang dilakukan.2
keagamaan adalah masalah pen- 1. Teknik Pengumpulan Data
didikan pada masyarakat. Melihat Untuk mendapatkan data,
fenomena yang terjadi seperti penulis memanfaatkan berbagai
kurangnya pendidikan agama di referensi buku, dokumen, sejarah,
sekolah-sekolah saat itu, bahwa dan lain-lain yang dianggap sesuai
pemerintah Indonesia tidak mungkin dengan permasalahan yang diteliti.
mampu mendirikan instansi pen- Sangat sulit memetakan konsep
didikan diseluruh pelosok nusantara, pemikiran K.H Ahmad Dahlan,
maka K.H Ahmad Dahlan melalui karena tidak satupun dokumen
pemikirannya tersebut ia mampu tertulis darinya. Namun setidaknya
mendirikan berbagai sekolah Islam ada buku-buku yang terkait dengan
yang dirasa sangat membantu tema penelitian.
tugas pemerintah. Sekolah-sekolah Metode pengumpulan data yang
tersebut tersebar di seluruh pelosok digunakan peneliti adalah metode
Indonesia mulai puluhan, ratusan, dokumentasi. Esterbeg mengatakan
sampai ribuan Sekolah Islam. bahwa metode dokumen adalah
Berdasarkan uraian di atas, segala sesuatu materi dalam bentuk
maka tujuan penelitian ini adalah tertulis yang dibuat oleh manusia.
untuk mengetahui apa gagasan Dokumen berguna jika peneliti ingin
dasar yang melatarbelakangi pe- mendapatkan informasi mengenai
suatu peristiwa tetapi mengalami
mikiran K.H Ahmad Dahlan dan apa
kesulitan untuk mewawancarai
saja pemikiran-pemikirannya pada
langsung para pelaku. Kondisi
Pendidikan Islam.
tersebut mungkin terjadi jika peneliti
melakukan studi pada peristiwa
METODE PENELITIAN masa lalu dimana para pelaku sudah
Jenis penelitian ini adalah meninggal.3
penelitian kepustakaan (library 2. Analisis Data
research), yaitu data yang diteliti Penelitian ini termasuk pe-
dari berbagai buku yang bersumber nelitian perpustakaan yang bertujuan
dari khasanah kepustakaan. Meng- untuk mengumpulkan data dan
2
Munzir, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarat: Rajawali Press, 1999), hlm. 62.
3
Santoso, Penelitian Kualitatif Dasar-dasar, (Jakarta: PT.Index, 2012), hlm. 61.
7
Alwi menjelaskan dalam bukunya bahwa; Pernyataan penting Dahlan ini dikutip oleh
banyak sarjana yang menulis hal tentang Muhammadiyah dan pendirinya. Lihat misalnya
Mukti Ali, The Muhammadiyah Movement, hlm.33. Begitu juga Hamka yang juga mengutip
pernyataan ini dalam karyanya K.H.Ahmad Dahlan (Jakarta:Sinar Pudjangga, 1952), hlm.17.
8
Muhammadiyah, http://www.Muhammadiyah.or.id/content-178, Diakses pada 20
Mei 2015.
Gagasan Dasar dan Pemikiran... - Siti Arofah dan Maarif Jamu’in 119
kesatuan ilmu yang tidak dapat Dalam madrasah tersebut K.H
dipisahkan satu sama lain. Atas Ahmad Dahlan menerapkan Q.S
jasa-jasa KH. Ahmad Dahlan dalam 96 ayat 1 yang menekankan kepada
membangkitkan kesadaran bangsa murid-muridnya untuk membaca.
ini melalui pembaharuan Islam Melalui pendidikan, Ahmad Dahlan
dan pendidikan, maka Pemerintah berpikir tidak ada lagi buta huruf,
Republik Indonesia menetapkannya mereka akan mudah menerima
sebagai Pahlawan Nasional dengan informasi lewat tulisan mengenai
surat Keputusan Presiden no. 657 agamanya. K.H. Ahmad Dahlan
tahun 1961. Dasar-dasar penetapan mengabdikan diri sepenuhnya
itu ialah: KH. Ahmad Dahlan dalam bidang pendidikan. Titik
telah mempelopori kebangkitan bidik pada dunia pendidikan mampu
umat Islam dengan menyadarkan mengantarkannya memasuki jantung
masyarakat akan nasibnya sebagai persoalan umat yang sebenarnya.
bangsa terjajah yang masih harus b. Lahir “ulama-intelek” atau
belajar dan berbuat. “intelek-ulama”.
Keinginannya mendirikan sekolah Cita-cita pendidikan yang
juga dilatarbelakangi kelemahan digagasnya adalah lahir manusia-
pesantren yang biasanya ikut mati manusia baru yang mampu tampil
jika kiainya meninggal. Untuk itu sebagai “ulama-intelek” atau “intelek-
tanggal 18 Nopember 1912 K.H ulama”, yaitu seorang muslim yang
Ahmad Dahlan mulai mendirikan memiliki keteguhan iman dan ilmu
sekolah (Madrasah Ibtidaiyah dan yang luas, kuat jasmani dan rohani.
Madrasah Diniyah) yang bertempat Ide K.H. Ahmad Dahlan tentang
di rumahnya dengan ukuran yang model pendidikan integralistik yang
sederhana. Madrasah tersebut mampu melahirkan muslim ulama-
merupakan madrasah pertama intelek masih terus dalam proses
pencarian. Dalam rangka menjamin
yang dibangun dan dikelola secara
kelangsungan sekolah yang ia
mandiri oleh pribumi. Meskipun
dirikan, maka atas saran murid-
berlabel sekolah Islami, namun
muridnya ia akhirnya mendirikan
pembelajarannya menggunakan
persyarikatan Muhammadiyah
dua ilmu, yaitu ilmu agama dan
tahun 1912.
ilmu umum. Madrasah tersebut
Metode pembelajaran yang
dilengkapi dengan fasilitas yang
dikembangkan K.H Ahmad Dahlan
cukup memadai seperti papan
bercorak kontekstual melalui pro-
tulis, meja dan kursi, yang mana
ses penyadaran. Contoh klasik
hal ini merupakan perombakan
adalah ketika ia menjelaskan surat
baru dari sistem pesantren sehingga
al-Ma’un kepada santri-santrinya
kontrapun muncul dan menganggap
secara berulang-ulang hingga
Dahlan kafir. santri itu menyadari bahwa surat
120 Tajdida, Vol. 13, No. 2, Desember 2015
itu menganjurkan supaya kita dengannya dapat bertahan saat itu.
memperhatikan dan menolong fakir- Sehingga K.H Ahmad Dahlan dapat
miskin, dan harus mengamalkan masuk lebih dalam pada lingkungan
isinya. Setelah para santri pendidikan kaum misionaris yang
mengamalkan perintah itu, baru diciptakan oleh pemerintah Belanda,
diganti surat berikutnya. yang saat itu lebih maju kedepan dari
Gagasan Abdul Mukti Ali, sistem pada sistem pendidikan pribumi
pendidikan dan pengajaran agama yang tradisional.
Islam di Indonesia ini yang paling Dari uraian tersebut di atas, ada
baik adalah sistem pendidikan yang beberapa catatan yang direntaskan
mengikuti sistem pondok pesantren oleh K.H Ahmad Dahlan,9 antara
karena didalamnya diresapi lain:
dengan suasana keagamaan. Dalam 1) Membawa pembaruan
semangat yang sama, belakangan dalam bentuk kelembagaan
ini sekolah-sekolah Islam tengah pendidikan yang semula
berpacu menuju peningkatan mutu sistem pesantren menjadi
pendidikan. Salah satu model sistem sekolah.
pendidikan terbaru adalah full day 2) Memasukkan pelajaran
school, sekolah sampai sore hari umum kepada sekolah-
tidak terkecuali di lingkungan sekolah keagamaan atau
Muhammadiyah. madrasah.
c. Kerjasama dengan pemerintah 3) Mengadakan perubahan
Belanda. dalam metode pengajaran,
K.H. Ahmad Dahlan dari yang semula
menerapkan sistem kooperatif menggunakan metode
dalam bidang pendidikan weton dan sorogan menjadi
dengan pemerintah Belanda. lebih bervariasi.
Keduanya sama-sama memperoleh 4) Mengajarkan sikap hidup
keuntungan. Pertama, dari terbuka dan toleran dalam
sikap non oposisional. Kedua, pendidikan.
mendukung program pembaharuan 5) Dengan Muhammadiyahnya
keagamaan termasuk di dalam K.H Ahmad Dahlan berhasil
bidang pendidikan. Sikapnya yang mengembangkan lembaga
akomodatif dan kooperatif memberikan pendidikan yang beragam
ketentuan mutlak untuk bertahan dari tingkat dasar hingga
hidup di tengah iklim yang sangat perguruan tinggi dan dari
tidak ramah terhadap gerakan yang berbentuk sekolah
nasionalis pribumi dan disaat tidak agama hingga yang ber-
satupun gerakan yang sebanding bentuk sekolah umum.
9
Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2005), hlm. 208.
Gagasan Dasar dan Pemikiran... - Siti Arofah dan Maarif Jamu’in 121
6) Berhasil memperkenalkan SIMPULAN DAN SARAN
manajemen pendidikan
Gagasan dasar K.H Ahmad
modern kedalam sistem
Dahlan bermula pada keprihatinan
pendidikan yang diran-
terhadap umat Islam pribumi yang
cangkannya.
saat itu semakin terpuruk karena
7) Mengadopsi sistem pen- kondisi dan situasi global ditambah
didikan. pendidikan yang dianggap
suatu kebutuhan utama belum
Pendidikan merupakan kunci terpenuhi. Perbedaaan strata sosial
melakukan perintah agama, membuat pendidikan semakin
salah satu jalan pintasnya dengan sulit didapatkan. Gagasan kedua
mengadopsi sistem pendidikan karena melihat adanya kesenjangan
model Barat. Melihat sistem pendidikan antara ilmu agama dan
pendidikan Belanda yang dianggap ilmu umum. Saat itu hanya ilmu
baik, maka jalan mudahnya adalah umum yang wajib diajarkan pada
mengadopsi sistem tersebut dan sekolah kolonial, sehingga membuat
menyempurnakannya dengan ilmu K.H Ahmad Dahlan berpikir ini
agama. harus dibenahi, karena ilmu yang
d. Dakwah. sempurna adalah ilmu agama dan
Menyeru atau mengajak ilmu umum.
merupakan aktivitas dakwah. Selain keprihatinan dan
Dengan dakwah, ada dinamika kesenjangan, gagasan ketiga adalah
kehidupan umat Islam menjadi lebih pertarungan melawan Kristen.
dinamis dan agama menjadi lebih Ahmad Dahlan menganggap bahwa
hidup. Sebaliknya, apabila tidak ada pendirian lembaga pendidikan
dakwah, maka tidak ada dinamika merupakan tujuan pokok melawan
kehidupan beragama. Karena Kristenisasi. Untuk itu sebab
itulah harus ada sekelompok orang mengapa dalam sekolah-sekolah
yang mengajak pada kebaikan dan Muhammadiyah, agama diajarkan
mencegah kemungkaran, dengan ini sebagai mata pelajaran wajib dan
Ahmad Dahlan telah mengamalkan ilmu umum sebagai penunjang.
surat Ali-Imran ayat 104. Setelah melihat gagasan-
Dalam kongres Islam besar di gagasan dasar tersebut, barulah
Cirebon Ahmad Dahlan menjelaskan muncul tindakan atas pemikiran
bahwa orang Islam itu bersifat dua, K.H Ahmad Dahlan. Diantaranya
yaitu: sifat guru dan sifat murid. mendirikan sekolah, sekolah yang
Dengan itu kewajiban orang Islam didirikan ini mengacu pada dua ilmu
adalah belajar dan mengajar. yang belum pernah ada sebelumnya,
Gagasan Dasar dan Pemikiran... - Siti Arofah dan Maarif Jamu’in 123
DAFTAR PUSTAKA